asma syukron indri edit

28
BAB I KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. M Usia : 43 tahun Alamat : Kandudongkal 02/01 Jenis kelamin : Perempuan Status : Menikah Pekerjaan : Guru Pendidikan : Diploma 3 Tanggal masuk : 31 Januari 2013 Tanggal periksa : 4 Febuari 2013 Ruang Rawat : Bangsal Dahlia No. CM : 815858 B. ANAMNESIS 1. Keluhan utama : Sesak nafas 2. Keluhan tambahan : Batuk, pusing 3. Riwayat penyakit sekarang Pasien, Ny M masuk ke IGD RSMS dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2 hari. Sesak dirasakan mendadak setelah terkena asap mesin disel usaha milik suaminya di rumah, lalu Ny M berobat ke RSMS. Sesak dirasakan hingga sulit 1

Upload: yudityadwicahyal

Post on 03-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asma Syukron Indri EDIT

BAB I

KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Usia : 43 tahun

Alamat : Kandudongkal 02/01

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pekerjaan : Guru

Pendidikan : Diploma 3

Tanggal masuk : 31 Januari 2013

Tanggal periksa : 4 Febuari 2013

Ruang Rawat : Bangsal Dahlia

No. CM : 815858

B. ANAMNESIS

1. Keluhan utama :

Sesak nafas

2. Keluhan tambahan :

Batuk, pusing

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien, Ny M masuk ke IGD RSMS dengan keluhan sesak nafas yang

memberat sejak 2 hari. Sesak dirasakan mendadak setelah terkena asap

mesin disel usaha milik suaminya di rumah, lalu Ny M berobat ke RSMS.

Sesak dirasakan hingga sulit bicara dan sulit tidur, serta berbunyi “ngik-

ngik”. Sesak berlangsung sepanjang hari terus menerus dan sangat

mengganggu pasien. Sesak sering kambuh dimalam hari, sesak saat

berjalan, dan tidur terlentang. Sesak berkurang jika duduk dan istirahat.

Selama tiga bulan terakhir, sesak dirasakan Ny M hampir setiap hari,

dan sesak dirasakan mengganggu aktivitas. Sesak berkurang dengan

istirahat, dan Ny M tidak rutin meminum obat pengontol asma. Untuk

1

Page 2: Asma Syukron Indri EDIT

mencegah kekambuhan Ny M selalu menggunakan masker penutup

hidung di rumahnya.

Selain sesak, Ny M juga mengeluhkan batuk kering sejak saat

kambuhnya sesak. Batuk juga kambuh bila terkena debu, kapur, asap

rokok dan asap mesin disel. Ny M tidak meminum obat untuk meredakan

batuk.

4. Riwayat penyakit dahulu

a.Riwayat penyakit yang sama : diakui, 3 bulan yang lalu pasien berobat

ke poli paru karena sesak.

b.Riwayat hipertensi : ada

c.Riwayat TB : disangkal

d.Riwayat kencing manis : disangkal

e.Riwayat alergi : diakui, alergi debu, kapur,

asap rokok dan asap mesin disel.

f. Riwayat sakit ginjal : disangkal

g.Riwayat penyakit jantung : disangkal

h.Riwayat penyakit liver : disangkal

i. Riwayat mondok :diakui, 1 tahun lalu di rawat di

RS.Pemalang karena asma

5. Riwayat penyakit keluarga

a.Riwayat hipertensi : disangkal

b.Riwayat kencing manis : disangkal

c.Riwayat alergi : disangkal

d.Riwayat sakit ginjal : disangkal

e.Riwayat penyakit perdarahan : disangkal

6. Riwayat sosial dan exposure

a. Community

Ny M berkeluarga dengan memiliki 3 orang anak. Di rumah, ada

perokok, yakni suami pasien. Keluarga pasien berstatus sosial dan

ekonomi menengah ke atas.

2

Page 3: Asma Syukron Indri EDIT

b. Home

Ny M tinggal bersama suami dan anak – anaknya dalam satu rumah.

Rumah tersebut berdinding tembok, berlantai ubin dan memiliki

langit-langit dan beratap genting. Rumah memiliki jendela dan

ventilasi yang memadai, dan sering dibuka oleh Ny M. Rumah

berbatasan dengan jalan raya, sehingga menurut pasien aliran udara

menuju rumahnya berdebu. Pasien tidak memelihara binatang

peliharaan di rumahnya. Selama beraktivitas dirumah Ny M selalu

memakai masker untuk mencegah kambuhnya sesak nafas karena

setiap hari suami selalu memanaskan mesin disel di rumahnya dan

merokok 1 bungkus sehari.

c. Occupation

Ny M bekerja sebagai guru. Kebutuhan sehari-hari pasien tercukupi

dari Ny M dan dari penghasilan suami sebagai wiraswasta.

d. Personal habit

Ny M selalu menjaga kebersihan rumahnya. Selama beraktivitas

dirumah, Ny M selalu menggunakan masker untuk mencegah

kambuhnya sesak nafas.

e. Diet and drugs

Menu makan pasien sering terdiri dari sepiring nasi beserta lauk, sayur

dan buah. Pasien jarang mengkonsumsi susu.

C. PEMERIKSAAN FISIK

4 Febuari 2013

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital sign

a. Tekanan darah : 160/100 mmHg

b. Nadi : 88 ×/menit reguler-reguler,

isi dan tekanan cukup

c. Pernapasan : 28 ×/menit

d. Suhu : 36,5 °C

3

Page 4: Asma Syukron Indri EDIT

4. Tinggi badan : 160 cm

5. Berat badan : 85 kg

6. Status generalis

a. Pemeriksaan kepala

1) Bentuk kepala

Normocephal, simetris, venektasi temporalis (-)

2) Rambut

Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan terdistribusi merata.

3) Mata

Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema

palpebra (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor diameter 3 mm

4) Telinga

Discharge (-), deformitas (-)

5) Hidung

Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-)

6) Mulut

Bibir kering (-), bibir pucat (-), bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)

b. Pemeriksaan leher

Deviasi trakea (-) di garis tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-)

retraksi suprasternal (+), otot bantu napas (+) di kanan dan kiri

Palpasi: Pembesaran KGB (-)

c. Pemeriksaan thoraks

Paru

Inspeksi : Dinding dada tampak simetris dan tidak tampak

ketertinggalan gerak antara hemithoraks kanan dan kiri.

Ekspirasi memanjang (+), kelainan bentuk dada (-),

retraksi intercostalis (+).

Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri

Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri

Perkusi : Perkusi orientasi lapang paru sonor

Batas paru-hepar SIC V LMCD

Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Ronki basah halus di basal

4

Page 5: Asma Syukron Indri EDIT

paru -/- Ronki basah kasar -/- Wheezing +/+

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIV V 2 jari medial LMCS

Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V 2 jari medial LMCS

dan kuat angkat (-).

Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD

Batas atas kiri : SIC II LPSS

Batas bawah kanan : SIC IV LPSD

Batas bawah kiri : SIC V 2 jari medial LMCS

Auskultasi : S1 > S2 reguler; Gallop (-); Murmur (-).

d. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus (+) terdengar setiap 2-5 detik (normal)

Perkusi : Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-),

nyeri ketok angulus costo vertebrae (-/-)

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-)

Hepar-Lien: Tidak teraba

e. Pemeriksaan ekstremitas

Pemeriksaan Ekstremitas superior

Ekstremitas inferior

Dextra Sinistra Dextra SinistraEdema - - - -Sianosis - - - -Kuku kuning (ikterik)

- - - -

Akral dingin - - - -Reflek fisiologis

Bicep/tricepPatela

++

++

++

++

Reflek patologisReflek babinsky - - - -

Sensoris D=S D=S D=S D=S

5

Page 6: Asma Syukron Indri EDIT

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah lengkap

No Jenis Pemeriksaan Hasil Ket.31 Januari 2013

1 Hb 13,1 gr/dL Normal2 Leukosit 12.850 /ul (↑)3 Ht 41 % Normal4 Eritrosit 5,7 x 106 /ul (↑)5 Trombosit 295.000/ul Normal6 MCV 72,0 fl (↓)7 MCH 23,1 pg (↓)8 MCHC 32,0 % (↓)9 RDW 18,2 % (↑)10 MPV 8,9 fl Normal

Hitung Jenis1. Basofil 0,1 % Normal2. Eosinofil 1,2 % (↓)3. Neutrofil Batang 0,00 % (↓)4. Neutrofil Segmen 81,9% (↑)5. Limfosit 8,4 % (↓)6. Monosit 8,4 % (↑)

2. Kimia klinik dan elektrolit

No Jenis pemeriksaan 31 Januari 2013 Ket.1.2.3.4.5.6.

Ureum darahKreatinin darahGDSTotal ProteinAlbuminGlobulin

16,5 mg/dL0,79 mg/dL93 mg/dL6,53 g/dL3,55 g/dL2,98 g/dL

NormalNormalNormalNormalNormalNormal

7. Natrium 140 mmol/L Normal8. Kalium 3,0 mmol/L (↓)9. Klorida 101 mmol/L Normal

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah lengkap

No Jenis Pemeriksaan Hasil Ket.4 Febuari 2013

1 Hb 13,2 gr/dL Normal2 Leukosit 17.040 /ul (↑)3 Ht 41 % Normal4 Eritrosit 5,7 x 106 /ul (↑)5 Trombosit 417.000/ul Normal

6

Page 7: Asma Syukron Indri EDIT

6 MCV 72,0 fl (↓)7 MCH 23,2 pg (↓)8 MCHC 32,2 % (↓)9 RDW 18,5 % (↑)10 MPV 9,0 fl Normal

Hitung Jenis1. Basofil 0,2 % Normal2. Eosinofil 0,0 % (↓)3. Neutrofil Batang 0,00 % (↓)4. Neutrofil Segmen 90,1% (↑)5. Limfosit 3,3 % (↓)6.

1.

Monosit

LED

6,3 %

10mm/jam

Normal

Normal

7

Page 8: Asma Syukron Indri EDIT

F. RESUME

1. Anamnesis

a. Keluhan utama pasien adalah sesak nafas berbunyi “ngik-ngik” sejak 2

hari SMRS.

b. Pasien juga mengeluhkan batuk kering yang muncul bersamaan

dengan sesak.

c. Selama tiga bulan terakhir, sesak dirasakan pasien hampir setiap hari,

dan sesak dirasakan mengganggu aktivitas. Sesak berkurang dengan

istirahat, dan Ny M tidak rutin meminum obat pengontol asma. Untuk

mencegah kekambuhan Ny M selalu menggunakan masker penutup

hidung di rumahnya.

d. Tiga bulan yang lalu pasien pernah datang ke Poli Paru RSMS dengan

keluhan yang sama.

e. Pasien memiliki alergi debu, kapur, asap rokok dan asap mesin disel.

f. Rumah tinggal pasien di pinggir jalan raya dengan ventilasi yang

cukup dan jendela sering dibuka. Pasien tidak memelihara hewan di

rumahnya. Suami pasien perokok berat.

2. Pemeriksaan Fisik

Status generalis: dalam batas normal

Status lokalis

a. Pemeriksaan paru

Inspeksi : dinding dada simetris, ketertinggalan gerak (-),

ekspirasi memanjang (+) otot bantu nafas (+)

Palpasi : vokal fremitus lobus superior dextra = sinistra

vokal fremitus lobus inferior dextra = sinistra

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+

wheezing +/+

3. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium :

Neutrofil segmen meningkat

8

Page 9: Asma Syukron Indri EDIT

G. DIAGNOSIS KERJA

Asma akut sedang pada asma persisten sedang

H. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan faal paru

a. Spirometri

b. Arus Puncak Ekspirasi (APE)

2. Skin prick test

I. PENATALAKSANAAN

1. Farmakologi :

a. O2 3 liter/menit

b. IVFD D5% + Aminofilin 2 ampul/ 20tpm

c. Nebulizer Ventolin/6jam + Flixotide/12jam

d. Inj. Cefotaxim 2×1 gr iv

e. Inj. Methylprednisolon 3×125 mg iv.

f. Inj. Lasix 1x1 ampul

g. Inj. Stomacer 1x1

h. Terasma syr 3x1

i. Vectrine caps 3x1

j. Amlodipin 1x10 mg

k. Micardis 1x80 mg

l. Meptin mini 2x1

2. Non farmakologi :

a. Istirahat

b. Menghindari faktor pencetus

c. Edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga meliputi pencetus, terapi,

komplikasi penyakit, prognosis penyakit dan cara pencegahan

perburukan penyakit.

Rencana monitoring

a. Keadaan klinis pasien

9

Page 10: Asma Syukron Indri EDIT

b. Efek samping obat

J. PROGNOSIS

Ad fungsional : ad bonam

Ad vitam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

10

Page 11: Asma Syukron Indri EDIT

BAB II

PEMBAHASAN

Diagnosa kerja pasien (Ny. M) adalah asma akut sedang pada asma

persisten sedang Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, dan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Alasan Mendiagnosis Asma Akut Sedang Pada Asma Persisten Sedang

Anamnesis diagnosis asma ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga, riwayat alergi, serta identifikasi faktor-faktor pencetus. Diagnosis

asma didasari oleh gejala bersifat episodik yang seringkali reversibel dengan

atau tanpa pengobatan, yaitu berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di

dada, serta variabiliti yang berkaitan dengan cuaca. Selain itu, riwayat alergi

atau atopik pada pasien ataupun keluarga pasien dan penyakit lain yang

memberatkan perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit.

Dasar diagnosis asma pada kasus ini adalah ditemukannya keluhan sesak

napas disertai napas bunyi “ngik-ngik” sejak 2 hari sebelum masuk Rumah

Sakit . Sesak napas terjadi mendadak setelah terkena asap mesin disel.

Pasien 3 bulan yang lalu pernah datang ke Poli Paru RSMS karena sesak

dengan diagnosis asma. Pasien kerap merasa sesak bila muncul pencetus

seperti debu, kapur, asap rokok dan asap mesin.

Riwayat paparan terhadap pencetus pada pasien yang cukup banyak.

Faktor pencetus yang diidentifikasi diantaranya adalah debu, kapur, asap

rokok, dan asap mesin disel.

Pemeriksaan fisik ditemukan ekspirasi yang memanjang, auskultasi

terdengar wheezing. Adanya penggunaan otot-otot bantu napas. Pemeriksaan

fisik sistem tubuh lainnya normal. Pemeriksaan laboraturium terdapat netrofil

segmen meningkat menunjukkan pasien sedang mengalami infeksi akut.

Pasien Ny.M didiagnosis serangan asma akut sedang pada asma

persisten sedang. Gejala dan tanda yang menunjukkan serangan asma akut

sedang pada pasien ini adalah pasien tampak dalam posisi duduk, sesak napas

hingga sulit berbicara, napas 28x/menit, nadi 88 ×/menit, terlihat otot bantu

11

Page 12: Asma Syukron Indri EDIT

napas, dan didapatkan wheezing pada auskultasi paru. Keterangan tentang

klasifikasi berat serangan asma akut dapat dilihat pada tabel II.1.

Tabel II. 1 Klasifikasi berat serangan asma akut

Gejala dan Berat Serangan Akut KeadaanTanda Ringan Sedang Berat Mengancam

jiwaSesak napas Berjalan Berbicara Istirahat

  

Posisi Dapat tidur terlentang

Duduk Duduk membungkuk

 

Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata 

Kesadaran Mungkin gelisah

Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah, kesadaran menurun

Frekuensi napas <20/ menit 20-30/ menit > 30/menit 

Nadi < 100 100 –120 > 120 Bradikardia

Pulsus paradoksus -10 mmHg

+ / - 10 – 20 mmHg

+> 25 mmHg

-Kelelahan otot

Otot bantu napas dan retraksi suprasternal

- + + Torakoabdominal paradoksal

Mengi Akhir ekspirasi paksa

Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi

Silent Chest 

APE > 80% 60 – 80% < 60% 

PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg 

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg 

SaO2 > 95% 91 – 95% < 90% 

Sementara itu, klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran

klinis pada pasien ini adalah asma persisten sedang. Adapun klasifikasi

tersebut dapat dilihat pada tabel II.2.

12

Page 13: Asma Syukron Indri EDIT

Tabel II.2 Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum pengobatan)

Derajat Asma

Gejala Gejala Malam

Faal paru

I. Intermiten Bulanan    APE 80%  Gejala < 1x/minggu

Tanpa gejala di luar serangan

Serangan singkat 

2 kali sebulan

VEP1 80% nilai prediksiAPE 80% nilai terbaik

Variabiliti APE < 20%

II. Persisten Ringan

 Mingguan    APE > 80%

  Gejala > 1x/minggu, tetapi < 1x/ hari

Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

 

> 2 kali sebulan

VEP1 80% nilai prediksiAPE 80% nilai terbaik

Variabiliti APE 20-30% 

III. Persisten Sedang

 Harian    APE 60 – 80%

  Gejala setiap hari Serangan

mengganggu aktiviti dan tidur

Membutuhkan bronkodilator setiap hari

 

> 1x / seminggu

VEP1 60-80% nilai prediksiAPE 60-80% nilai terbaik

Variabiliti APE > 30%  

IV. Persisten Berat

 Kontinyu    APE 60%

  Gejala terus menerus Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

Sering VEP1 60% nilai prediksiAPE 60% nilai terbaik

Variabiliti APE > 30% 

Berdasarkan klasifikasi di atas, maka pasien pada kasus ini termasuk

mengalami asma persisten sedang karena sesak berlangsung sepanjang hari

terus menerus dan sangat mengganggu. Sesak sering kambuh dimalam hari

sehingga menyebabkan pasien sulit tidur, dan sesak berkurang pada posisi

duduk. Sesak membaik dengan bronkodilator.

Penderita asma akan mengalami bronkokontriksi, hipersekresi mukus,

dan vasodilatasi. Ketiga hal ini berkaitan dengan munculnya beberapa gejala,

salah satunya sesak napas. Bronkontriksi dapat diketahui dengan

ditemukannya wheezing pada auskultasi.

Terapi yang diberikan pada pasien untuk mengurangi gejala adalah:

13

Page 14: Asma Syukron Indri EDIT

a. O2 3 liter/menit

Tujuan diberikan untuk mempertahankan oksigenasi  jaringan yang

adekuat sehingga metabolisme intra selular berjalan lancar untuk

memproduksi fosfat berenergi tinggi sebagai motor. Pemberian oksigen 

untuk pasien dengan gangguan sirkulasi atau nafas akut sesuai dengan

ketentuan sebagai berikut, pasien mengalami gangguan nafas akut ringan

sehingga diberikan 3 liter/menit melalui kanul binasal atau nasal kateter.

b. IVFD D5% + Aminofilin 2 ampul/ 20tpm

Aminofilin berfungsi sebagai bronkodilator, memiliki 2

mekanisme aksi utama di paru yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan

menekan stimulan yang terdapat pada jalan nafas. Efek bronkodilatasi

disebabkan oleh adanya penghambatan 2 isoenzim yaitu

phosphodiesterase (PDE III) dan PDE IV. Sedangkan efek selain

bronkodilatasi berhubungan dengan aktivitas molekular yang lain. Teofilin

juga dapat meningkatkan kontraksi otot diafragma dengan cara

peningkatan uptake Ca melalui Adenosin-mediated Chanel. Dosis 0,3 –

0,9 mg/kg BB/jam. Sediaan 1 ampul 10 ml mengandung 240 mg

aminofilin.

c. Nebulizer Ventolin/6jam + Flixotide/12jam

Ventolin mengandung komposisi salbutamol sulfat dan

diindikasikan pada bronkospasme kronis yang tidak memberikan respon

terhadap terapi konvensional atau diberikan pada bronkospasme akut.

Ventolin merupakan β2-agonis selektif yang bersifat short-acting (4-6

jam) dan menyebabkan bronkodilatasi dengan onset cepat (5 menit) pada

obstruksi saluran napas reversibel.

Flixotide mengandung flutikason propianat yang berfungsi sebagai

anti inflamasi di paru-paru. Flixotide dapat meredakan gejala dan

eksaserbasi asma pada pasien yang sebelumnya diobati dengan

bronkodilator sendiri atau dengan terapi profilaksis lainnya.

d. Inj. Cefotaxim 2×1 gr iv

Cefotaxim merupakan antibiotik golongan sefalosporin.

Sefalosporin merupakan antibiotika bakterisid yang mekanisme kerjanya

14

Page 15: Asma Syukron Indri EDIT

mirip dengan golongan penisilin. Antibiotik-antibiotik lactam ini

menghambat pembentukan dinding sel bakteri pada tahap III dan tahap

akhir dengan berikatan pada satu atau lebih protein-protein pengikat

penisilin (PBPs) yang terdapat di membran sitoplasma di bawah dinding

sel bakteri yang rentan. Cefotaxim memiliki afinitas yang besar terhadap

PBPs Enterobacteriaceae. Cefotaxim digunakan untuk mengobati berbagai

jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam

nyawa. Dosis 1-2 gr i.v atau i.m. lakukan setiap 8 jam. Dosis maksimal

6gram/hari. Sediaan vial 1 gram.

e. Inj. Methylprednisolon 3×125 mg iv.

Methylprednisolone adalah suatu glukokortikoid sintetik dan

diabsorpsi secara cepat melalui saluran pencernaan. Methylprednisolone

bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang

responsif. Ikatan steroid-reseptor ini lalu berikatan dengan DNA yang

kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein. Beberapa efek penting

yang timbul akibat mekanisme tersebut yaitu berkurangnya produksi

prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi sel mast,

berkurangnya sintesis kolagen dan lain-lain. Dosis 30mg/KgBB. Sediaan

vial 125 mg.

f. Inj. Lasix 1x1 ampul

Lasix mengandung komposisi furosemide yang merupakan

senyawa diuretik dengan senyawa saluretik yang kuat efeknya terutama

menghambat reabsorbsi ion Na oleh sel pars asenden ansa Henle, selain itu

furosemide juga menurunkan resistensi vaskuler intra renal dan

menaikkan aliran darah ginjal. Penggunaan Lasix diindikasikan pada

edema, asites (pengumpulan cairan) pada hati, dan hipertensi ringan

sampai sedang. Efek sampingnya antara lain Kehilangan Ca, K, Na,

gangguan GI, nefrokalsinosis pada bayi prematur, metabolik alkalosis,

diabetes, syok anafilaktik, depresi sumsum tulang, reaksi alergi,

pankreatitis akut, gangguan pendengaran. Dosis 20-40 mg iv/im dosis

tunggal. Sediaan ampul 20 mg/ 2ml.

15

Page 16: Asma Syukron Indri EDIT

g. Inj. Stomacer 1x1

Stomacer mengandung komposisi omeprazole. Omeprazole

merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan ireversibel.

Mekanisme kerjanya adalah dengan mengontrol sekresi asam lambung

dengan cara menghambat pompa proton yang mentranspor ion H+ keluar

dari sel parietal lambung. Efek penghambatan ini terkait dengan dosis.

Penghambat pompa proton dapat meningkatkan risiko infeksi

gastrointestinal karena efek penekanan sekresi asam. Efek samping lain

yang dapat muncul adalah diare, konstipasi, sakit kepala, pusing,

mengantuk, insomnia, kembung, nyeri lambung, mual dan muntah. Dosis

40 mg iv/hari. Sediaan vial 40 mg.

h. Terasma syr 3x1

Tiap 5 ml mengandung Terbutalin Sulfat/ Terbutaline sulfate 1,5

mg, guaifenesin 50 mg. Indikasi untuk asma dan bronkospasme yang

bersifat reversibel yang berhubungan dengan hipersekresi mukus bronkus.

Dosis 2-3 kali sehari diberikan 2-3 sendok teh.

i. Vectrine caps 3x1

Vectrine mengandung komposisi Erdosteine yang merupakan

turunan tiol dan dikembangkan untuk pengobatan infeksi obstruktif kronis.

Erdosteine adalah agen mukolitik yang dapat mengencerkan mukus dan

sputum purulen. Erdosteine adalah prodrug, yang menjadi aktif setelah

proses metabolisme dimana gugus sulfihidril bebas dibentuk. Gugus

sulfihidril akan memecahkan ikatan disulfide yang mengikat serat-serat

glikoprotein di dalam mukus, yang menyebabkan sekresi bronkus menjadi

encer dan lebih mudah dikeluarkan. Dosis 2-3 kali sehari. sediaan kapsul

300 mg.

j. Amlodipin 1x10 mg

Amlodipin bekerja dengan menghambat masuknya kalsium ke

dalam otot polos pembuluh darah sehingga menyebabkan vasodilatasi dan

mengurangi tahanan perifer. Merupakan antihipertensi yang dapat bekerja

pula sebagai obat angina dan antiaritmia, sehingga merupakan obat utama

bagi penderita hipertensi yang juga penderita angina. Efek samping obat

16

Page 17: Asma Syukron Indri EDIT

berupa sakit kepala, pusing, edema, lelah, mengantuk, somnolensi, mual,

nyeri perut, kemerahan pada kulit, palpitasi, rasa hangat. Dosis bagi

dewasa: Hipertensi, angina: awal 1 x 5 mg/hari. Dapat dinaikan hingga

10mg/hari. Sediaan tablet 5 mg, 10 mg.

k. Micardis 1x80 mg

Micardis mengandung komposisi Telmisartan yang merupakan

salah satu Angiotensi Reseptor Blocker. Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) merupakan kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan

cara menginhibisi ikatan angiotensin II dengan reseptornya, yaitu pada

reseptor AT1 secara spesifik. Semua kelompok ARB memiliki afinitas

yang kuat ribuan bahkan puluhan ribu kali lebih kuat dibanding

angiotensin II dalam berikatan dengan reseptor AT1. Akibat

penghambatan ini, maka angiotensin II tidak dapat bekerja pada reseptor

AT1, yang secara langsung memberikan efek vasodilatasi, penurunan

vasopressin, dan penurunan aldosteron, selain itu, penghambatan tersebut

juga berefek pada penurunan retensi air dan Na dan penurunan aktivitas

seluler yang merugikan (misalnya hipertrofi). Dosis bagi dewasa maksimal

80 mg sehari. Sediaan tablet 80 mg.

l. Meptin mini 2x1

Meptin mengandung komposisi Procaterol HCl hemihydrate yang

berfungsi sebagai bronkodilator. Diindikasikan pada Sesak yang

berhubungan dengan asma bronkial, bronkitis seperti asma, bronkitis

kronik, bronkitis akut dan emfisema paru. Dosis bagi dewasa 2 kali sehari

1-2 tablet mini. Sediaan tablet mini 0,025 mg.

17

Page 18: Asma Syukron Indri EDIT

BAB III

KESIMPULAN

1. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan Ny.M menderita asma

akut sedang pada asma persisten sedang karena pasien tampak dalam posisi

duduk, sesak napas hingga sulit berbicara berlangsung sepanjang hari terus

menerus dan mengganggu, sering kambuh dimalam hari. Napas 28x/menit,

nadi 88 ×/menit, terlihat otot bantu napas, dan didapatkan wheezing pada

auskultasi paru.

2. Peningkatan neutrofil segmen pada hasil laboratorium menunjukkan adanya

tanda infeksi akut.

3. Terapi yang diberikan adalah bronkodilator untuk merelaksasikan otot

bronkus sehingga terjadi bronkodilatasi. Kortikosteroid juga diberikan sebagai

antiinflamasi, sedangkan antibiotik diberikan sebagai tatalaksana kausatif

infeksi saluran pernapasan.

18

Page 19: Asma Syukron Indri EDIT

DAFTAR PUSTAKA

1. PDPI. 2006. Asma: Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia. Jakarta: PDPI.

2. Sundaru, Heru dan Sukamto. 2006. Asma Bronkial. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

Penyakit Dalam FKUI.

3. Wilson, Lorraine M. 2006. Pola Obstruktif pada Penyakit Pernapasan.

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.

4. Yunus, Faisal. 1992. Uji Provokasi Bronkus. Pulmonologi Klinik. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

19