askep prostat fix

34
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN 4.1 Pengkajian Pengkajian pada klien dengan karsinoma prostat dibedakan menjadi 2 tahap, yakni pengkajian pre-op prostatektomi dan pengkajian post-op prostatektomi. A. Pengkajian Pre-op Pengkajian pada klien pre-op prostatektomi dilakukan sejak saat klien MRS sampai dengan saat klien akan menjalani operasi. Hal-hal yang perlu dikaji meliputi: 1. Data Umum (Subyektif) a. Identitas Pasien Nama :diisi dengan nama pasien. Tempat tanggal lahir :diisi dengan tempat tanggal lahir pasien. Umur : karsinoma prostat lebih sering terjadi pada laki- laki berusia diatas 50 tahun. Jenis kelamin : insiden banyak terjadi pada laki-laki. Agama : diisi dengan agama/ keyakinan pasien.

Upload: frandita-eldiansyah

Post on 28-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Prostat Fix

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan karsinoma prostat dibedakan menjadi 2

tahap, yakni pengkajian pre-op prostatektomi dan pengkajian post-op

prostatektomi.

A. Pengkajian Pre-op

Pengkajian pada klien pre-op prostatektomi dilakukan sejak saat klien

MRS sampai dengan saat klien akan menjalani operasi. Hal-hal yang perlu

dikaji meliputi:

1. Data Umum (Subyektif)

a. Identitas Pasien

Nama :diisi dengan nama pasien.

Tempat tanggal lahir :diisi dengan tempat tanggal lahir  pasien.

Umur : karsinoma prostat lebih sering terjadi pada

laki- laki berusia diatas 50 tahun.

Jenis kelamin : insiden banyak terjadi pada laki-laki.

Agama : diisi dengan agama/ keyakinan pasien.

Suku : karsinoma prostat lebih sering terjadi pada

orang kulit hitam seperti orang amerika dan afrika, dari pada orang

kulit putih.

Diagnosa Medis : kanker prostat

b. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama

Keluhan klien berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. Pasien

dengan kanker prostat biasanya datang dengan keluhan nyeri atau

gangguan rasa nyaman yang berkaitan dengan pola miksi serta

adanya gangguan dalam sistem reproduksi.

Page 2: Askep Prostat Fix

c. Riwayat kesehatan sekarang

Pada klien kanker prostat keluhan yang ada biasanya frekuensi

berkemih terganggu, disuria, pancaran melemah, rasa tidak puas

sehabis miksi, hesistensi, intermitten, dan waktu miksi memanjang

dan akhirnya menjadi retensi urin.

d. Riwayat kesehatan lalu :

1. Penyakit yang pernah dialami

Adanya riwayat penyakit yang berhubungan dengan system

perkemihan mungkin dapat berpengaruh, misalnya ISK yang

berulang. Penyakit kronis yang pernah diderita, operasi yang

pernah dijalani, serta adanya riwayat penyakit DM dan

Hipertensi.

2. Alergi

Pengkajian tentang riwayat alergi sangat diperlukan, kerena

berkaitan dengan terapi (khususnya terapi medis dan pemberian

diet) pada pasien selama dirawat di rumah sakit.

e. Riwayat psikososial :

1. Intra personal

Pada penderita karsinoma prostat yang akan menjalani operasi

pasti akan muncul kecemasan dalam dirinya, apalagi pada

pasien yang sama sekali belum pernah menjalani prosedur

operasi sebelumnya. Kecemasan ini muncul karena

ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan. Tingkat

kecemasan dapat dilihat dari perilaku klien, tanggapan klien

tentang sakitnya. Pada tahap ini, perawat sangat dibutuhkan

untuk memberikan edukasi pada klien terkait prosedur operasi

dan hal-hal yang harus dilakukan pasca operasi, perawat juga

perlu memperkuat koping klien serta memberi motivasi untuk

mengurangi kecemasan yang dirasakan klien.

Page 3: Askep Prostat Fix

2. Inter personal

Perawat mengkaji peran klien dalam keluarga dan dalam

masyarakat, serta kebiasaan kehidupan sehari-hari klien dalam

keluarga maupun masyarakat.

f. Riwayat penyakit keluarga

Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang

menderita penyakit kanker prostat. Anggota keluarga yang

menderita DM atau hipertensi.

g. Pengkajian pola fungsi kesehatan, yaitu :

a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Dikaji apakah pasien memiliki kebiasaan merokok, penggunaan

obat-obatan, alkohol, serta upaya-upaya yang biasa klien

lakukan untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Dikaji tentang pola makan klien sehari-hari: frekuensi makanan,

jenis makan, jenis dan kebiasaan minum sehari-hari, serta

adanya keadaan yang mengganggu pemenuhan nutrisi seperti

nausea, anoreksia, vomiting maupun stomatitis. Dalam pola

nutrisi biasanya tidak ada gangguan atau keluhan dari klien,

akan tetapi kebiasaan pola makan klien yang sering

mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi

khususnya lemak hewani memiliki resiko terkena kanker

prostat.

c. Pola eliminasi

Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar klien sebelum

dan saat MRS. Klien ditanya tentang pola berkemih,

frekuensinnya, ragu-ragu, urin menetes, kebiasaan BAK malam

hari (berapa kali klien harus bangun pada malam hari untuk

berkemih), kekuatan sistem perkemihan (apakah klien

mengedan untuk memulai dan mempertahankan berkemih).

Page 4: Askep Prostat Fix

Klien juga ditanya tentang adanya keluhan kesulitan BAB atau

konstipasi akibat prostusi prostat ke dalam rektum.

d. Pola tidur dan istirahat

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam

melakukan aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam

hal ini adalah setelah di diagnosa mengalami alergi) atau saat

menjalani perawatan di RS. Klien ditanya lamanya waktu tidur,

adanya waktu tidur yang berkurang karena sering berkemih

pada malam hari (nokturia). Klien dengan penyakit prostat

biasanya mengalami gangguan tidur karena adanya nokturia

atau nyeri pada bagian genitalia.

e. Pola aktivitas

Klien ditanya aktifitasnya sehari-hari, aktifitas penggunaan

waktu senggang, kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan

sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas

sebelum operasi tidak mengalami  gangguan, dimana klien

masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari sendiri.

f. Pola hubungan dan peran

Dikaji tentang bagaimana peran dan hubungan klien dengan

keluarga, pasien lain, perawat atau tenaga rumah sakit lain.

Apakah klien dapat menjalankan perannya dengan baik dalam

keluarga dan masyarakat, dan apakah perubahan peran yang

dialami klien saat sakit atau dirawat.

g. Pola persepsi dan konsep diri

Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan

keperawatan yang diberikan kepadanya. Perlu dikaji juga

informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau

dirasakan klien sebelum pembedahan. Biasanya muncul

kecemasan dalam menunggu acara operasinya. Tanggapan klien

tentang sakitnya dan dampaknya pada dirinya. Koping klien

Page 5: Askep Prostat Fix

dalam menghadapi sakitnya, apakah ada perasaan malu dan

merasa tidak berdaya.

h. Pola sensori dan kognitif

Pola sensori meliputi daya penciuman, rasa, raba, lihat dan

pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses

berpikir, isi pikiran, daya ingat dan waham. Pada klien biasanya

tidak terdapat gangguan atau masalah pada pola ini.

i. Pola reproduksi seksual

Dikaji tentang hubungan dengan pasangannya (istrinya), jumlah

anak yang dimiliki, serta pengetahuan klien tentang seksualitas.

Perlu dikaji pula keadaan pola seksualitas yang terjadi sekarang,

adanya masalah seksualitas yang dialami (terkait ejakulasi,

ereksi dan kepuasan), serta pola perilaku seksual. Pada pasien

kanker prostat biasanya terjadi penurunan libido dan minimnya

pengeluaran sperma.

j. Pola penanggulangan stress

Dikaji apakah pasien klien merasakan stress, apa penyebab

stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang

dialami. Pemecahan masalah biasanya dilakukan klien bersama

siapa. Apakah mekanisme penanggulangan stressor positif atau

negatif. Kemungkinan pasien akan mengalami kejenuhan

selama menjalani perawatan di rumah sakit karena hilangnya

waktu untuk rekreasi. Sehingga perawat maupun keluarga perlu

menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan dapat

menghilangkan kebosanan/ kejenuhan pasien.

k. Pola tata nilai dan kepercayaan

Dikaji tentang agama klien, dan bagaimana aktifitas

keagamaannya selama klien sakit. Bagaimana pendapat pasien

tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya

adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.

Page 6: Askep Prostat Fix

Pada pasien anak-anak atau bayi, kondisi spiritual tidak terlalu

memiliki pengaruh yang besar.

2.Data Obyektif.

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum: keadaaan penyakit, Tingkat kesadaran (GCS),

pernafasan tekanan darah, suhu tubuh dan nadi.

b. Keadaan fisik:

1. Kulit : Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah

kelainan pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien.

2. Kepala : Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah

penonjolan, nyeri kepala atau trauma pada kepala. Pada klien

kanker prostat terjadi alopesia dan rambut kering.

3. Wajah : Bentuk simetris atau tidak, adakah odema, otot rahang

bagaimana keadaannya, dan bagaimana keadaan otot wajahnya.

4. Mata : Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau

tidak.  Pada konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan

perdarahan. Sklera tampak ikterus atau tidak.

5. Telinga : Ada atau tidaknya sekret yang keluar, serumen atau

benda asing. Bagaimana bentuknya, apa ada gangguan

pendengaran.

6. Hidung : Bagaimana bentuknya, adakah pengeluaran sekret, apa

ada obstruksi atau polip, apakah hidung berbau dan adakah

pernafasan cuping hidung.

7. Mulut dan faring : Adakah karies gigi, bagaimana keadaan gusi

apakah ada perdarahan atau ulkus. Lidah tremor ,parese atau

tidak.  Adakah pembesaran tonsil.

8. Leher : dilihat apakah bentuk leher simetris, ada atau tidaknya

benjolan, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar limfa, dan

peningkatan JVP.

Page 7: Askep Prostat Fix

9. Thoraks : bagaimana bentuk thoraks, adakah gynecomasti.

10.Paru-paru: bentuk paru, kesimetrisan, jejas, udem, apakah ada

pencembungan atau penarikan. Pergerakan bagaimana, suara

nafasnya. Apakah ada suara nafas tambahan seperti ronchi ,

wheezing atau egofoni.

11.Jantung : bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).

Bagaimana dengan iktus atau getarannya, serta bunyi jantung.

12. Abdomen : bagaimana bentuk  abdomen, kesimetrisan, adanya

oedema. Pada klien dengan keluhan retensi  umumnya ada

penonjolan kandung kemih pada supra pubik, dan apakah ada

nyeri tekan. Pada klien biasanya terdapat hernia atau hemoroid,

hepar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaltik usus menurun atau

meningkat.

13. Genitalia dan anus : Pada klien biasanya terdapat hernia.

Pembesaran prostat dapat teraba pada saat rectal touché (colok

dubur). Pada klien yang mengalami retensi urine, apakah

terpasang kateter. Bagaimana bentuk skrotum dan testisnya. Pada

anus biasanya ada hemoroid.

14. Ekstremitas dan tulang belakang : Apakah ada pembengkakan

pada sendi, jari-jari tremor atau tidak. Apakah ada infus pada

tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda-tanda infeksi

seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. Bagaimana bentuk

tulang belakang (normal, lordosis, kifosis, skoliosis atau

malformasi lainnnya).

2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah

direncanakan, misalnya pemeriksaan radiologi, laboratorium, dan lain-

lain.

B. Pengkajian Post-op

Hal-hal yang perlu dikaji dan dilakukan pemantauan pada klien yaitu:

1. Status kesehatan

Page 8: Askep Prostat Fix

a. Keluhan Utama

Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien post operasi

prostektomi adalah keluhan rasa tidak nyaman, nyeri karena

spasme kandung kemih atau karena adanya bekas insisi pada waktu

pembedahan. Hal ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan

dari klien sendiri. Perawat dapat mengajarkan tekhnik pengontrolan

nyeri, misalnya dengan tekhnik relaksasi.

b. Kesadaran umum

Kaji kesadaran klien, GCS, ekspresi wajah, dan suara bicara.

c. Sistem tubuh

1. Sistem respirasi

Kaji bagaimana pernafasan klien, apakah ada sumbatan pada

jalan nafas atau tidak. Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi

nafas , irama nafas, suara nafas. Ada wheezing dan ronchi atau

tidak. Gerakan otot bantu nafas seperti gerakan cuping hidung,

gerakan dada dan perut. Adanya Tanda sianosis.

2. Sistem sirkulasi

Kaji nadi ( takikardi/ bradikardi, irama ), tekanan darah, suhu

tubuh, monitor jantung ( EKG ).

3. Sistem Pencernaan

Kaji frekuensi defekasi, inkontinensia alvi, konstipasi/

obstipasi, bagaimana dengan bising usus, sudah adakah flatus,

apakah ada mual dan muntah.

4. Sistem neurologi

Kaji keadaan atau kesan umum, GCS, adanya nyeri kepala.

5. Sistem muskuluskeletal

Kaji bagaimana aktifitas klien sehari-hari setelah operasi.

Bagaimana memenuhi kebutuhannya. Apakah terpasang infus 

dan dibagian mana dipasang serta keadaan disekitar daerah

yang terpasang infus. Kaji juga keadaan ekstrimitas klien,

kekuatan otot.

Page 9: Askep Prostat Fix

6. Sistem eliminasi

Kaji adanya ketidaknyamanan pada supra pubik,  kandung

kemih penuh. Masih ada gangguan miksi seperti retensi. Kaji

apakah ada tanda – tanda perdarahan, infeksi. Jenis kateter

yang dipakai, kaji kondisi kateter, bagaimana keadaan sekitar

daerah pemasangan kateter. Irigasi kandung kemih, warna urine

dan jumlah produksi urine tiap hari.

C. Terapi yang diberikan setelah operasi

Pantau TTV pasien secara intensif, pantau asupan cairan (infus), obat-

obatan yang diresepkan (misal antibiotik, analgesik), pantau cairan irigasi

kandung kemih, laksanakan terapi fisiologis yang disarankan untuk klien

post-op.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada pasien dengan karsinoma

prostat diantaranya :

4.2.1 Diagnosa pre-op:

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan penekanan

kanker pada kandung kemih/ uretra.

2. Gangguan eliminasi urin : frekuensi, nokturia, retensi, perasaan tidak

puas setelah berkemih berhubungan dengan obstruksi mekanik:

pembesaran prostat.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering berkemih di malam

hari.

4. Retensi urin : urin menetes, sensasi kandung kemih penuh

berhubungan dengan disfungsi vesica urinaria.

5. Konstipasi berhubungan dengan penekanan colon oleh kanker prostat.

6. Gangguan pola seksualitas berhubungan dengan ketidakmampuan

memuaskan pasangan.

7. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fungsional : sulit

untuk ejakulasi.

8. Ansietas berhubungan dengan prosedur terapi : operasi.

Page 10: Askep Prostat Fix

4.2.2 Diagnosa post-op

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka pada insisi

prostatektomi.

2. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi akibat

oedema bekuan darah prostatektomi.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pasca prostatektomi.

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan kulit pada

area insisi prostatektomi.

5. Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi berhubungan dengan

keterbatasan informasi.

6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive : pembedahan

dan pemasangan kateter.

Page 11: Askep Prostat Fix
Page 12: Askep Prostat Fix

4.3 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa KeperawatanTujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Rasional

1.1. Gangguan rasa nyaman:

nyeri akut berhubungan

dengan penekanan kanker

pada kandung kemih/

uretra.

Tujuan:

Klien mampu

mengungkapkan secara

verbal tidak merasa nyeri

dan merasa nyaman.

Kriteria Hasil:

a. Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama

1x24 jam:

a. Klien mengatakan

bahwa nyerinya

berkurang/hilang.

b. Tanda-tanda vital

dalam batas normal.

c. Wajah pasien rileks.

1. Kaji tanda-tanda vital

pada pasien.

2. Kaji tingkat nyeri pasien.

3. Berikan posisi yang

nyaman pada pasien.

4. Ajarkan nafas dalam

pada pasien.

5. Kolaborasi dengan tim

kesehatan dalam

pemberian analgesik.

1. Mengetahui perkembangan

lebih lanjut terhadap kondisi

pasien.

2. Mengetahui tingkat nyeri dan

lokasi nyeri pada pasien

3. Memberikan rasa nyaman pada

pasien..

4. Meberikan relaksasi pada

pasien.

5. Membantu menghilangkan rasa

nyeri yang dialami oleh pasien.

2. Gangguan eliminasi urin : Tujuan: 1. Kaji pola eliminasi 1. Mengetahui pola eliminasi

Page 13: Askep Prostat Fix

frekuensi, nokturia,

retensi, perasaan tidak

puas setelah berkemih

Pasien mampu

mengungkapkan secara

verbal bisa BAK dengan

adekuat.

Kriteria Hasil:

a. Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1 x

24 jam:

b. a. Klien dapat berkemih

dengan jumlah normal.

c. b. Distensi kandung

kemih tidak teraba.

pasien sebelum sakit.

2. Kaji pola eliminasi

pasien setelah menderita

kanker prostat.

3. Jelaskan pada pasien

tentang perubahan dari

pola eliminasi yang

terjadi pada pasien.

4. Anjurkan pasien minum

cukup sesuai intake 2,5

sehari.

5. Anjurkan pasien

berkemih sesuai

waktunya.

pasien sebelum sakit.

2. Mengetahui pola eliminasi

pasien setelah menderita kanker

prostat.

3. Meningkatkan pengetahuan

pasien sehingga pasien

kooperatif dalam tindakan

keperawatan.

4. Membantu meningkatkan cairan

pada pasien.

5. Meminimalkan retensi urine dan

distensi yang berlebihan pada

kandung kemih.

3. Gangguan pola tidur

berhubungan dengan

nyeri pasca prostatektomi.

Tujuan:

Pasien mengungkapkan

secara verbal istirahat

1. Kaji pola tidur pasien.

2. Jelaskan mengenai

penyebab dan

1. Mengetahui pola tidur pasien.

2. Meningkatkan pengetahuan

pasien sehingga pasien

Page 14: Askep Prostat Fix

1.

2.

dan tidur terpenuhi/tidak

terganggu.

Kriteria Hasil:

a. Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama

1x24 jam:

b. a. pasien mampu

istirahat dan tidur dengan

kuantitas dan kualitas

yang baik.

b. pasien menyatakan

bahwa ia sudah bisa

memenuhi kebutuhan

tidurnya.

pencegahan gangguan

tidur dan istirahat pada

pasien.

3. Ciptakan suasana yang

mendukung tidur dan

istirahat pasien.

Batasi minuman yang

mengandung kafein.

kooperatif terhadap tindakan

keperawatan.

3. Membantu mendukung istirahat

dan tidur pasien.

Membantu mengurangi

gangguan pada pasien.

4. Kurang pengetahuan:

tentang prostatektomi

berhubungan dengan

keterbatasan informasi.

3.

Tujuan:

Pasien mampu

memahami dan

menjelaskan mengenai

proses penyakitnya..

1. kaji pengetahuan yang

dimiliki pasien mengenai

penyakitnya.

2. berikan kesempatan pada

pasien untuk bertanya.

1. mengetahui pengetahuan yang

dimiliki oleh pasien.

2. agar pasien tahu mengenai

penyakitnya.

Page 15: Askep Prostat Fix

4.

5.

6.

Kriteria Hasil:

a. Setelah dilakukan asuhan

keperawtan selama 1 x

24 jam:

b. a. Pasien akan

melakukan perubahan

perilaku.

c. b. Pasien mengatakan

pemahaman mengenai

penyakit yang

dideritanya.

d. c. Pasien berpartisipasi

dalam program

pengobatannya.

c.

3. berikan informasi

mengenai penyakit yang

diderita oleh pasien.

4. Libatkan keluarga untuk

membantu klien

memahami proses

penyakitnya.

3. membantu pasien mengetahui

penyakit yang dideritanya.

4. Melibatkan keluarga agar

pemahaman pasien menjadi

maksimal

5. 7. Resiko infeksi Tujuan: 1. Kaji tanda-tanda vital, 1. Mengetahui perkembangan pada

Page 16: Askep Prostat Fix

berhubungan dengan

prosedur invasif:

pembedahan dan

pemasangan kateter.

Pasien tidak

menunjukkan tanda-

tanda infeksi.

Kriteria Hasil:

a. Tanda-tanda vital dalam

batas normal.

b. Klien tidak mengalami

infeksi.

e.

tanda-tanda shock dan

demam pada pasien.

2. Berikan perawatan

kateter dengan steril.

3. Anjurkan pasien

mengonsumsi cairan

2500-3000 ml sehari.

4. Observasi urine (warna,

jumlah, bau).

5. Kolaborasikan dengan

tim kesehatan mengenai

pemberian obat

antibiotik.

pasien.

2. Mencegah masuknya bakteri

penyebab infeksi.

3. Meningkatkan output urin.

4. Mengidentifikasi adanya infeksi

atau tidak.

5. Mencegah adanya infeksi dan

membantu proses

penyembuhan.

Page 17: Askep Prostat Fix

4.4 Implementasi dan Evaluasi

No

.

Hari, Tanggal, waktu No.Dx Implementasi Evaluasi Paraf

1. Senin, 15 November

2013, pukul 08.00 WIB

Dx. 1 1. Telah dilakukan

pengkajian tanda-tanda

vital pada pasien.

2. Telah dilakukan

pengkajian tingkat nyeri

pasien.

3. Telah diberikan posisi

yang nyaman pada

pasien

4. Telah diajarkan nafas

dalam pada pasien.

5. Telah dilakukan

kolaborasi dengan tim

kesehatan dalam

pemberian analgesik.

S: pasien mengatakan nyerinya

sudah berkurang

O: - pasien tampak terlihat tidak

kesakitan lagi

4.3.1 wajah pasien

terlihat rileks

A: masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

2. Selasa, 16 November Dx. 2 1. Telah dilakukan S: pasien mengatakan pola

Page 18: Askep Prostat Fix

2013, pukul 08.00 WIB pengkajian kebiasaan

klien dalam eliminasi

2. Telah dilakukan

pengkajian pola

eliminasi pasien sebelum

sakit

3. Telah dilakukan pengkaji

pola eliminasi pasien

setelah menderita kanker

prostat

6. Telah dijelaskan pada

pasien tentang perubahan

dari pola eliminasi yang

terjadi pada pasien.

7. Telah dianjurkan pasien

minum sampai 3000 ml

sehari.

4. Telah dianjurkan pasien

berkemih.

eliminasi kembali normal

O: - Klien dapat berkemih

dengan jumlah normal

4.3.2 Distensi kandung

kemih tidak teraba.

A: masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Page 19: Askep Prostat Fix

3.

4.

Rabu, 17 November

2013, pukul 08.00 WIB

Kamis ,18 November

Dx. 3

DX 4

1. Telah dilakukakn

pengkajian tanda-tanda

vital, tanda-tanda shock

dan demam pada pasien.

2. Telah diberikan

perawatan kateter dengan

steril.

3. Telah dianjurkan pasien

mengonsumsi cairan

2500-3000 ml sehari.

4. Telh dilakukan observasi

urine (warna, jumlah,

bau).

5. Telah berkolaborasi

dengan tim kesehatan

mengenai pemberian obat

antibiotik

1. Telah dikaji pola tidur

S: Pasien mengatakan bahwa

tidak ada rasa sakit lagi

O: -Tanda-tanda vital dalam

batas normal.

- Klien tidak mengalami

infeksi.

A: masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

S : Pasien mengatakan bahwa

Page 20: Askep Prostat Fix

5.

2013, pukul 08.00

Jum’at, 19 November

2013, pukul 8.00

DX 5

pasien.

2. Telah dijelaskan mengenai

penyebab dan pencegahan

gangguan tidur dan

istirahat pada pasien.

3. Telah diciptakan suasana

yang mendukung tidur

dan istirahat pasien.

4. Telah dibatasi minuman

yang mengandung kafein.

5. Telah dilakukan

kolaborasi dengan tim

kesehatan lain

1. Telah dilakukan

pengkajian pengetahuan

yang dimiliki pasien

mengenai penyakitnya.

2. Telah dikaji pola aktivitas

sudah bisa tidur tadi malam

O: Pasien terlihat dapat tidur

dengan keadaan baik tidak

ada gangguan apapun.

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

S : pasien mengatakan paham

mengenai penyakit yang

dialaminya

O: pasien terlihat berpartisipasi

dalam kegiatan program

Page 21: Askep Prostat Fix

pasien sehari-hari.

3. Telah diberikan informasi

mengenai penyakit yang

diderita oleh pasien.

4. Telah dianjurkan

meminimalkan aktivitas

berat pada pasien.

pengobatan

A : Masalah teratasi

P : Intervensi Dihentikan