askep hemoroid

Upload: rora-lusiana

Post on 14-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyakit pada saluran pencernaan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah saluran buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau dalam istilah medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai pendarahan, namun keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan. Umumnya perdarahan terjadi waktu buang air besar atau sesudahnya. Darah yang keluar biasanya merah muda segar dan bisa hanya menetes saja tetapi kadang juga sampai menyemprot. Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises penyakit yang biasanya terdapat daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada anus.Gejala radang dapat terjadi dengan ditandai adanya rasa nyeri yang terus menerus. Seringkali juga ditandai dengan adanye keluhan perasaan ingin buang air besar yang palsu. Atau seolah buang air besar tetapi tidak tuntas. Gejala lainnya yang muncul adalah keluarnya benjolan dari anus (prolaps). Mulanya prolaps terjadi waktu buang air besar dan kembali sendiri setelah selesai buang air besar. Lambat laun prolaps ini tidak dapat kembali sendiri dan harus ditekan dengan jari. Jika dibiarkan akhirnya benjolan ini akan terus menerus keluar dari anus.Hemoroid tidak pandang bulu. Baik laki-laki maupun perempuan punya risiko yang sama. Di sisi lain, risiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Usia puncak adalah 45-65 tahun. Pada orang dewasa hemoroid dapat ditemukan pada 80 % pasien, tapi pada umumnya tanpa gejala. Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi (peradangan) pembuluh vena (pembuluh darah balik) di daerah anus. Bila pelebaran venanya di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna dan bila di bawah mukosa (selaput lendir) disebut hemoroid interna. Keluhan yang sering muncul, antara lain: buang air besar sakit dan sulit, adanya benjolan di dubur, buang air besar berdarah segar dan menetes. Selain perdarahannya sendiri, ada kekhawatiran tentang penyakit yang lebih serius seperti kanker kolo-rektal (kanker usus besar). Namun penyakit hemoroid dapat diobati dengan obat-obatan dan secara bedah yang tergantung derajat penyakitnya.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep teori penyakit meliputi pengertian, klasifikasi jika ada, etiologi, patofisiologi, WOC, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis ?2. Bagaimana proses perawatan mulai dari pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi ?1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumMemahami asuhan keperawatan pada klien1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui dan memahami definisi hemoroid2. Mengetahui dan memahami patofisiologi hemoroid3. Mengetahui dan memahami WOC dari hemoroid4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada klien dengan hemoroid5. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hemoroid6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic dari hemoroid7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hemoroid1.2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Teoritis2.1.1 PENGERTIANHemoroid (wasir) adalah pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus pada lubang vena, dan arteri kecil. Hemoroid interna hanya melibatkan jaringan lubang anus bagian atas (Grace. Pierce A). Hemoroid dibedakan antara yang intern dan yang ekstern. Hemoroid intern adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid intern ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rectum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak primer tersebut.Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta.

2.1.2 ETIOLOGIHemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas. Peningkatan tekanan vena akibat mengedan (diet rendah serat) atau perubahan hemodinamik (misalnya selama hamil) menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus submukosa. Beberapa faktor etiologi diantaranya :a. Konstipasi atau diareb. Sering mengejanc. Kongesti pelvis pada kehamiland. Pembesaran prostate. Fibroma uterif. Tumor rektum.

2.1.3 KLASIFIKASIHemoroid interna dikelompokan dalam 4 derajat :a) Derajat satuTidak menonjol melalui anus dan hanya dapat ditemukan dengan protoskopi, lesi biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior dan tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan.b) Derajat duaDapat mengalami prolapsus melalui anus saat defekasi hemoroid ini dapat mengecil secara spontan atau dapat direduksi (dikembalikan ke dalam) secara manual.c) Derajat tigaMengalami prolapsus secara permanen (kadang dimana varises yang keluar tidak dapat masuk kembali) dengan sendirinya tapi harus didorong. Dalam hal ini mungkin saja varieses keluar dan harus didorong kembali tanpa perdarahan.d) Derajat empatAkan timbul keadaan akut, dimana varieses yang keluar pada saat defekasi tidak dapat didorong masuk kembali hal ini akan menimbulkan rasa sakit. Biasanya ini terdapat trombus yang diikuti infeksi dan kadang-kadang timbul peningkatan rektum.

2.1.4 PATOFISIOLOGIRektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna. Pada waktu rektum yang mengalami distensi berkontraksi, otot levator ani berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut dan anulus anorektal menghilang. Otot-otot sfingter interna dan eksterna berelaksasi pada waktu anus tertarik ke atas melebihi tinggi feses. Defekasi dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intra abdomen yang terjadi akibat kontraksi voluntar otot-otot dada dengan glotis di tutup dan kontraksi secara terus-menerus dari otot-otot abdomen. Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi voluntar otot-otot sfingter eksterna dan levator ani. Dinding rektum secara bertahap akan relaks dan keinginan untuk berdefekasi menghilang.Kegagalan pengosongan rektum pada saat terjadinya peristaltik massa merupakan penyebab umum dari konstipasi. Bila defekasi tidak sempurna, rektum relaksasi dan hasrat untuk defekasi hilang. Air tetap terus diabsorpsi dari massa feses, menyebabkan feses menjadi keras, sehingga defekasi selanjutnya lebih sukar. Akibat tekanan feses berlebihan menyebabkan kongesti vena hemoroidalis interna dan eksterna yang akhirnya bisa menyebabkan terjadinya hemoroid. Selain itu, hemoroid dapat juga diakibatkan oleh adanya anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media dan interna, sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan terjadinya hemoroid.Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada anus. Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam dua jenis, hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

2.1.5 MANIFESTASI KLINISGejala dan tanda pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa ada hubungannya dengan gejala rectum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid internal dan hanya timbul pada hemoroid eksternal yang mengalami trombosis. Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid intern akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yag keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Dapat hanya berupa gejala pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam. Perdarahan luas dan intensif dipleksus hemoroidalis menyebabkan darah di vena tetap merupakan darah arteri.Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awalnya penonjolan ini hanya terjadi pada saat defekasi dan disusul oleh reduksi spontan sesudah selesai defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut hemoroid intern ini perlu didorong masuk lagi. Akhirnya, hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udem dan radang.

2.1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan colok duburDiperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.2. AnoskopDiperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.3. ProktosikmoidoskopiUntuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.

2.1.7 PENATALAKSANAAN MEDIS1. SkeleroterapiSkeleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa di dalam jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dan garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anuskop. 2. Ligasi Dengan Gelang KaretHernoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anuskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap kedalarn tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dan ligaton dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama karet akan lepas sendirii. Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid tersebut. 3. Bedah BekuHemoroid dapat pula dibekukan dengan pendinginan pada suhu yang rendah sekali. Bedah beku ini tidak dipakai secara luas oleh karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan luasnya.4. HemoroidektomiTerapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemoroid derajat III atau IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. 5. Stapling Hemorrhoidectomy Tindakan operasi ini adalah tindakan yang amat minimal invasi, Stapler dimasukan kedalam anus yang sebelumnya dimasukkan alat dilator anus. Kemudian dilakukan penjahitan pada tempat hemoroid dan stapler dimasukkan sambil jahitan tadi diikat kencang. Stapler di tarik untuk memberi tempat ikatan betul-betul kencang. Setelah itu stapler dimasukkan maksimal, kemudian dilakukan stapling/pemotongan. Setelah stapling selesai, evaluasi pada staper line, jika masih ada perdarahan lakukan penjahitan. Tapi jika dilihat perdarahan tidak ada, operasi dinyatakan selesai. ( Syamsuhidajat, 1997)

2.2 KONSEP KEPERAWATANA. Pengkajian1. Biodata Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, kedudukan klien dalam keluarga, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, nomor rekam medik, alamat. Identitas orang tua atau penanggung jawab meliputi: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.2. Keluhan utamaKlien biasanya datang dengan keluhan nyeri pada waktu Buang Air Besar (BAB) disertai dengan keluarnya daging kecil di anus dan disertai darah segar. Darah dapat menetes keluar dari anus beberapa saat sesudah BAB. Pengeluaran lendir dialami oleh beberapa klien yang menderita hemoroid yang prolapsus.3. Riwayat Penyakit Sekarang Dikembangkan dari keluhan utama dengan memakai rumus PQRST yaitu: P : Paliatif, yaitu apa yang memperberat keluhan yang dialami klien?. Pada umumnya klien dibawa ke rumah sakit karena nyeri pada waktu BAB, duduk atau berjalan. Q : Quality, yaitu bagaimana keluhan tersebut dirasakan oleh klien (panas, pedih)?. Pada klien dengan hemoroid karakteristik nyeri tajam dan berdenyut, terus menerus atau berjangka waktu.R : Region, yaitu di manakah gangguan tersebut dirasakan?. Apakah gangguan tersebut menyebar ke daerah lain?. Nyeri pada anus adalah yang paling khas dari penyakit hemoroid. S : Scale, yaitu seberapa berat keluhan tersebut dirasakan?. Bagaimana keluhan tersebut mempengaruhi kemampuan fungsi dirinya?.T : Time, yaitu berapa lama keluhan itu dirasakan?. Apakah ada perbedaan intensitas keluhan misal : menghebat pada malam hari?.Nyeri dirasakan pada waktu BAB, berjalan atau ketika duduk.4. Riwayat kesehatan dahuluDikaji apakah sebelumnya pernah mengalami gangguan seperti susah BAB. Biasanya klien BAB tidak teratur. Kaji juga penggunaan obat-obatan dan apakah pernah dirawat di rumah sakit?.5. Riwayat kesehatan keluargaMeliputi penyakit yang pernah masih diderita anggota keluarga, penyakit menular, keturunan, jika ada penyakit yang diturunkan buat genogramnya.

B. Sering mengejan, duduk terlalu lama, prostate membesar, Faktor kongenitalTumor, obesitas, tidak ada katup di sistem portal, penyakit hati kronik, hipertensi kronik, diare, konstipasi, kongesti pelvisWOC

Dinding pembuluh darah yang lemah

Penyumbatan pembuluh darahKongesti vena hemoroidalis

Gangguan aliran balik

Merangsang ujung saraf kulitPembengkakan vena hemoroidalis

Hemoroid

Nyeri akut

Ruptur pembuluh darahProlaps saat defekasiTindakan operasiSuplay cairan dan elektrolit menurun

Inkontinentia analKerusakan jaringan kulit analPendarahanSuplai O2 menurun

AnemiaPenurunan peristaltik

Resti kekurangan volume cairanMetabolisme menurunKelemahan meningkatResti infeksiFeses keras

Energi menurunPruritusKonstipasi

KelemahanGangguan integritas kulitGangguan pola eliminasi

Intoleran aktivitas

C. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan pada pasien yang menerima perawatan pada gangguan daerah rectal meliputi :1) Nyeri akut berhubungan dengan intasi kulit/jaringan didaerah anus 2) Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi3) Risiko infeksi berhubungan dengan prolaps dan strangulasi didaerah anus4) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya pruritus pada daerah anus5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya massa atau prolaps pada anus ditandai oleh pasien sulit untuk berjalan maupun duduk6) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan anemia

D. IntervensiNoDiagnosa KeperawatanIntervensiRasional

1Nyeri akut berhubungan dengan intasi kulit/jaringan usus1. Dorong pasien untuk melaporkan nyeri1. Mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgesik

2. Kaji laporan nyeri catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri2. Perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan terjadinya komplikasi seperti perforasi, toksik.

3. Catat petunjuk non verbal seperti gelisah menolak untuk berhati-hati, selidiki perbedaan petunjuk verbal dan non verbal3. Bahasa tubuh/petunjuk nonverbal dapat secara psikologis dan fisiologik dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah.

Berikan tindakan nyaman seperti pijatan punggung, ubah posisi4. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan meningkatkan kemampuan koping

Berikan rendam duduk dengan tepat

Kolaborai dengan tim gizi dalam memodifikasi diet sesuai dengan kebutuhan misalnya makanan tinggi serat

8. Kolaborasi dalam pemberian obat seperti :AnalgesikAnodin supositoria5. Melindungi kulit dari asam usus, mencegah ekskoriasi

2Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi

Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltik usus

Anjurkan minum 2000-2500 ml/hari kecuali bila ada kontra indikasi

Berikan diet rendah sisa, tinggi serat, lunak sesuai toleransi

Kolaborasi dalam pemberian pelunak feses. Anjurkan defekasi sesegera mungkin bila dorongan terjadiDistensi dan hilangnya peristaltik usus merupakan tanda bahwa fungsi defekasi hilang yang kemungkinan berhubungan dengan kehilangan persarafan parasimpati usus besar dengan tiba-tiba.1. Membantu memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi.

Mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi

Makanan rendah sisa tinggi serat membantu memperbaiki konsistensi feses

Mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi

3Risiko infeksi berhubungan dengan prolaps dan strangulasi didaerah anus

Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu tubuh

Kaji tanda vital dengan sering, catat tidak membaiknya atau berlanjutnya hipotensi, penurunan tekanan nadi, takikardia, demam takipnea

Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan prolaps aseptik. Berikan perawatan paripurna.

Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat

Kolaborasi dalam memberikan antibiotik sesuai indikasi1. Adanya peningkatan suhu tubuh adalah karakteristik infeksi.

Tanda adanya syok septik, endotoksin sirkulasi menyebabkan vasodilatasi, kehilangan cairan dari sirkulasi dan rendahnya status curah jantung.

Menurunkan risiko infeksi (penyebaran bakteri)

Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas.

Mungkin diberikan secara profilaksi atau menurunkan jumlah organisme (pada

4Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya pruritus pada daerah anus

1. Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi dan pruritus

Gunakan krim kulit/ minyak sesuai yang direkomendasikan oleh dokter

Diskusikan pentingnya perubahan posisi yang sering, perlu untuk mempertahankan aktifitasArea ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif.Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan hemoroid2.

5Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya massa atau prolaps pada anus ditandai oleh pasien sulit untuk berjalan maupun duduk

1. Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesifik2. Catat respon-respon emosi/perilaku pada imobilisasi. Berikan aktivitas yang sesuai dengan pasien

Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik + 30 menit sebelum melakukan aktifitas

Berikan perawatan hemoroid dengan baik

1. Aktifitas, jenis prosedur yang kurang berhati-hati akan meningkatkan kerusakan daerah haemoroid

Imobilisasi yang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan. Aktivitas pengalihan membantu dalam memfokuskan kembali perhatian pasien dan meningkatkan koping dengan keterbatasan tersebut.

Menurunkan resiko iritasi pada hemoroid

Antisipasi terhadap nyeri dapat meningkatkan ketegangan otot. Obat dapat merelaksasikan pasien, meningkatkan rasa nyaman selama pasien melakukan aktivitas.

6Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan anemia

3. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor vital sign

Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian

Kolaborasi pemberian cairan IV 2.

E. ImplementasiLakukan implementasi sesuai intervensi yang akan diberikan

F. Evaluasi Dx 1Karakteria hasil yang diharapkan :1) Pasien melaporkan nyeri hilang/terkontrol 2) Pasien mampu mengungkapkan metode yang memberi penghilangan3) Pasien mampu mendemonstrasikan penggunakan intervensi terapeutik (misalnya keterampilan relaksasi dan menjaga kebersihan rektal untuk mencegah ekskoriasi)4) Pasien tampak rileks Dx 2Kriteria hasil yang diharapkan :1) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus Dx 3Kriteria hasil yang diharapkan :1) Meningkatkan penyembuhan iritasi pada daerah anus, bebas tanda infeksi dan mengurangi/menghilangkan inflamasi2) Pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh3) Tanda-tanda syok septik tidak terjadi Dx 4Kriteria hasil yang diharapkan :1) Pasien mengungkapkan rasa gatal pada anus berkurang atau hilang2) Pruritas dan kemerahan pada area anus tidak ada

Dx 5Kriteria hasil yang diharapkan :1) Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat2) Mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri3) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanHemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya adalah terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat menimbulkan cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan pengobatannya.

6