askep geriatri

Download ASKEP GERIATRI

If you can't read please download the document

Upload: firza-hyde-amro

Post on 02-Dec-2015

452 views

Category:

Documents


216 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRI1ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRIPADA NYONYA M DI WISMA TRESNAWERDHA WARGA TAMA INDRALAYA DISUSUN OLEHNAMA : RAHMA AGUSTINANIM : 20431 AKTINGKAT :III.AAKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SWJPALEMBANG TAHUN 2006/2007LAPORAN PENDAHULUANGERONTOLOGI1.DEFINISI Gerontologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai masalah usia lanjut, bagi para filsafat merupakan ilmu yang sangat mulia karena justru mendalami hakekat hidup secara mendasar (Dr. Hardywinoto, hal 3 ).Gerontologi merupakan mengenai ilmu pengetahuan yang mempelajari terjadinya proses menua pada manusia ( R. Boedhi Darmojo, hal 3 ).2.ETIOLOGIMenua dapat disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yang diuraikan dalam berbagai proses ( teori menua ), yaitu :a.Teori Genetik Clock Menurut teori ini merva sudah terprogram secara genetik yang sudah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Setiap individu mempunyai harapan hidup yang berbeda sesuai jam genetiknya. Sehingga apabila jam kita berhenti, klien akan meninggal dengan sendirinya meski tidak mengalami kecelakaan.b.Teori Eror CatastropeMenurut hipotesis ini, menua disebabkan oleh kesalahan kesalahan beruntun sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA RNA), maupun dalam proses transiasi ( RNA Protein/ Enzim) sehingga mengurangi fungsional sel.c.Teory ImunityMutasi berulang atau perubahan protein pasca translasi, dengan menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali diri sendiri (self reconition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel , maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang disebut dengan auto imun.d.Teori Free RadikalRadikal bebas terbentuk di alam batas bereaksi dengan DNA, protein asam lemak tak jenuh seperti dalam membaran sel. Walaupun sudah ada sistem penangkal, namun sebagian RB dapat lolos. Bahkan makin lanjut usia makin banyak RB terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati (oen, 1993).e.Teori Merva Akibat MetabolismeMenurut teori bahwa perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses degeneratif, terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang proliferasi sel, misalnya insulin dan hormon pertumbuhan.3.MANIFESTASI KLINISa.Menurut H.P Von Hahn (1975)1.adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh jam biologi (biological clock)2.terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal bebas dan adanya kesalahan di moekul DNAperubahan yang terjadi di dalam sel dapat primer akibat gangguan sistem pengaturan pertumbuhan atau secara sekunder akibat pengaruh dari luar selb.Menurut Vincent J. Cristofalo (1990)1.peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia2.terjadi perubahan kimia dalam sel dan jaringan tubuh yang mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal sebagai age pigment, serta perubahan di serat kolagen yang dikenal dengan cross-lirking.3.Terjadinya perubahan yang progresif dan merusak4.Menurunnya kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya5.Meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu.The Eror TheoryMutasi Progresif sel somatikPenurunan kemampuan selProses DegeneratifSistem Persyaratan SistemPenurunan faal otakaliran darah ke otak MuskulokeretalBerkurang Jumlah Neuron Syaraf Reabsorbsitulang meningkatBerkurangnya jumlahKalsium dan masa tulang berkurangGangguan MikroarsitekturtulangTulang keroposTrauma Resti fraktur4.perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjuta.Perubahan fisik 1.sel- Lebih sedikit jumlahnya.- Lebih besar ukurannya.- Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular.- Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati- Jumlah sel otak menurun - Terganggunya mekanisme perbaikan sel- Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5 10 % 2.sistem persyarafan- Berat otak menurun 10 20 %- Cepat menurunnya hubungan persyarafan- Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress - Mengecilnya syaraf panca inderaberkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin-Kurang sensitif terhadap sentuhan.3.Sistem Pendengaran-Presbiakusis ( Gangguan pada pendengaran ), hilangnya kemampuan (Daya ) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata,50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.-Membran Timpani atrofi menyebabkan Otosklerosis-Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.-Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/ stress.4.Sistem Penglihatan-Sfingter Pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.-Kornea lebih berbentuk skeris (Bola )-Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa ) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.-Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat dan susah melihat dalam cahaya gelap,-Hilangnya daya akomodasi-Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya.-Menurunnya daya membedakan warna biru/ hijau pada skala.5.Sistem Kardiovaskuler-Elastisitas dinding Aorta menurun,-Katup jantung menebal dan menjadi kaku,-Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya,-Kehilangan elastisitas pembuluh darah,kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk Oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmhg,-Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya Resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolik normal 170 mmhg, diastolik normal 90 mmhg.6.Sistem pengaturan temperatur Tubuh-Temperatur tubuh menurun ( Hipotermia) secara fisiologik 35C ini akibat metabolisme yang menurun,-Keterbatasan Refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.7.Sistem Respirasi-Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kekakuan otot,-Menurunnya aktivitas otot dari silia,-Paru paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dan kedalaman bernapas menurun,-Alveoli ukuran melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang-O pada arteri menurun menjadi 75mmhg,-CO pada arteri tidak berganti,-Kemampuan untuk batuk berkurang,-Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.8.Sistem Gastrointestiral-Kehilangan Gigi-Penurunan indra pengecapan -Kemampuan untuk batuk berkurang-Esofagus melebar-Penurunan sensitivitas lapar-Peristaltik lemah, timbul konstipasi-Fungsi absorpsi melemah-Liver mengecil.9.Sistem Genitourinaria-Fungsi ginjal berkurang-Otot otot vesika urinaria melemah-Pembesaran prostat-Atrofi Vulva-Vagina10.Sistem Endoktrin-Produksi hampir semua hormon menurun-Fungsi Paratiroid dan sekresinya tidak berubah-Berkurangnya produksi dari ACTN,TSN, FSH, dan LH-Menurunnya aktivitas Tiroid, menurunnya BMR-Menurunnya sekresi aldosteron dan hormon kelamin. 11.Sistem Kulit-Kulit mengerut akibat kehilangan jaringan lemak-Permukaan kulit kasar dan bersisik-Menurutnya respon terhadap trauma-Mekanisme proteksi kulit menurun -Kulit kepala dan rambut menipis -Berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi-Pertumbuhan kuku lambat-Kelenjar keringat berkurang fungsinya.12.Sistem Muskuloskeletal-Tulang kehilangan density dan rapuh-Kifosis-Pinggang, lutut dan jari jari pergelangan terbatas-Discus Intervertebralis menipis dan menjadi pendek-Persendian membesar dan menjadi kaku-Tendon mengerut, mengalami sklerosis-Atrofi serabut otot.b.Perubahan perubahan Psikososial-Merasakan atau sadar akan kematian (Serse of awareness of mortality)-Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempat-Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan-Penyakit kronis dan ketidakmampuan- Gangguan syaraf pancaindera, timbul kebutaan, dan ketulian-Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan-Rangkaian dari kehilangan, yaitu hubungan dengan teman teman dan keluarga-Hilangya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri.c.Perkembngan Spiritual-Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalm kehidupan-Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari hari.5.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa.Pemeriksaan dilakukan dengan cara Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi untuk mengetahui sistem tubuhb.Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik yaitu 1.Head to toe2.Sistem tubuh c.Wawancara/ interview6.PENATALAKSANAAN ( Theraphy)a.Memberikan peningkatan kesehatan (Health Promotion)b.Melakukan pencegahan penyakit (Preventif )c.Mengoptimalkan fungsi mental lansiad.Mengatasi atau melakukan pengobatan terhadap gangguan kesehatan yang umum.7.DIAGNOSA PERAWATAN PADA LANJUT USIAa.Perubahan sensori persepsi badan defisit neurologisb.Gangguan Thermoregulator badan terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder pada lansiac.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh badan Atropi mukosa lambungd.Perubahan pola stiminasibadan berkurangnya motilitas otote.Resti Fraktur badan gangguan mikro Arsitektur tulang f.Kerusakan mobilitas fisik badan penurunan masa ototg.Gangguan persepsi pendengaran badan perubahan ( Atrofi membran )h.Penurunan perfusi jaringan badan atrofi sel jantung dan penebalan katup jantung. 8.RENCANA KEPERAWATAN a.Perubahan sensori - persepsi badan Defisit NeurologisTujuan :Mempertahankan kemampuan sensori - persepsi klien lansia dalam merespon stimulus yang diterimaKriteria Hasil :-Klien mampu menstimulasi ingatan -Kemampuan panca indera baik-Klien lansia mampu membedakan antara realita dan kenyataan Intervensi :-Kaji derajat sensoriatau gangguan persepsi-Anjurkan klien lansia untuk menggunakan alat bantu, seperti alat bantu lihat atau dengar-Pertahankan hubungan orientasi realita dengan lingkungan-Berikan lingkungan yang tenang dan teraupetik-Berikan kenangan indah secara berkala-Ajak piknik sederhana , jalan jalan keliling Rumah Sakit, pantau aktivitas-Libatkan dalam aktivitas yang sesuai indikasi dalam keadaan tertentu.Rasionalisasi :-Mengidentifikasi adanya tanda tanda penerimaan sensori persepsi mengalami gangguan-Meningkatkan masukan sensori, membatasi atau menurunkan kesa;ahan interpretasi stimulasi-Membantu untuk menghindari masukan sensori penglihatan atau pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas yang tenang, konsisten.-Menstimulasi ingatan, membangkitkan memori, membantu pengungkapan diri melalui peristiwa masa lalu-Piknik menunjukan realita dan memberikan stimulasi sensori yang menyenangkan dan dapat menurunkan perasaan curiga atau halusinasi akibat perasaan terkenang.-Memberikan kesempatan terhadap stimulasi partisipasi dengan orang lain dan mungkin dapat mempertahankan beberapa tingkat dari interaksi sosial.b.Gangguan Termoregulator badan terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder pada lansia.Tujuan :Mempertahankan fungsi Termoregulator klien lansia Kriteria Hasil :-Suhu klien terjaga-Suhu lingkungan menunjangIntervensi :-Kurangi atau hilangkan sumber sumber kehilangan panas, misalnya : saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat dan keringkan segera setiap bagian tubuh.-Pantau suhu tubuh secara berkala-Jelaskan pada lansia mengapa mereka rentan cahaya panas dan dingin -Ajarkan teknik untuk menghindari kehilangan panas dirumah-Rujuk ke Hipotermi dan Hipertemi untuk intervensi perumahan -Lakukan pengontrolan suhu tubuh untuk menjaga keamanan lingkungan.Rasionalisasi :-Membantu mempertahankan keadaan Normotermi pada lansia-Mengidentifikasi status perkembangan suhu tubuh, mengetahui munculnya tanda tanda hipotermi dan hipertermi pada lansia-Menjelaskan pada lansia, mengenalkan kerentanan terhadap cuaca panas dan dingin dapat meningkatkan pengetahuan mereka terhadap resiko tinggi terjadinya perubahan suhu tubuh pada dirinya.-Membantu lansia untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik-Intervensi pencegahan yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah hipotermi dan hipertermi lebih lanjut-Suhu lingkungan yang nyaman dan terkontrol dapat membantu dan mempertahan suhu lansia pada keadaan Normotermi.c.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh badan atrofi mukosa lambungTujuan :Kebutuhan nutrisi klien terpenuhiKriteria Hasil :-Kelakuan baik-Status nutrisi baik-Tidak timbul adanya Malnutrisi Intervensi :-Kaji status nutrisi klien lanjut usia-Berikan makanan dalam kecil tapi sering-Bantu dan berikan dorongan klien lansia untuk makanRasionalisasi :Dengan mengkaji status nutrisi klien lansia diharapkan dapat mengobservasi penyimpangan normal-Diharapkan dapat memenuhi nutrisi yang kurang-Diharapkan dapat meningkatkan selera makan.d.Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan berkurangnya motilitas ususTujuan :Pola eliminasi normalKriteria Hasil :-Konsistensi feces padat lunak-Frekuensi BAB normalIntervensi :-Beri makan makanan yang berserat-Anjurkan 1 gelas air hangat diminum 30 menit sebelum makanRasionalisasi :-Diharapkan kebutuhan tubuh akan serat terpenuhi-Cairan ini dapat bersifat stimulus untuk evakuasi ususe.Resti Faktur berhubungan dengan gangguan Mikro Arsitektur tulangTujuan :Fraktur dapat dicegahKriteria Hasil :-Kebutuhan kalsiun dan kalium terpenuhi-Lingkungan meninjang keamanan klien lansiaIntervensi :-Kaji Lingkungan rumah terhadap potensial angkaMisalnya : Karpet yang tidak tertata dengan baik, lantai licin-Ciptakan lingkungan aman dengan pencahayaan baik-Informasi pasien lansia untuk terus mengkonsumsi, kalsium vitamin D yang cukup, berjemur dibawah sinar matahari dan melakukan olahraga untuk meminimalkan proses Osteoperosis.Rasionalisasi :-Dengan mengkaji lingkungan rumah terhadap potensial bahaya, diharapkan dapat menghndari bahaya-Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan memberikan pencahayaan dengan baik akan menghindari terjadinya fraktur pada lansia-Dengan memberikan informasi pasien lansia mengenai pentingnya konsumsi kalsium, vitamin D, berjemur dan berolahraga untuk mencegah Osteoporosisf.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan masa ototTujuan :Mobilitas fisik kembali normalKriteria Hasil :-Aktivitas normal pada lansia-Massa otot membaikIntervensi :-Anjurkan untuk melakukan rentang gerak aktif dapat mengurangi kekakuan pada otot-Dapat mengurangi kerusakan mobilitas fisik-Dengan mensejajarkan posisi dapat mencegah komplikasig.Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan perubahan ( Atrofi Membran ) pendengaranTujuan :Membantu penerimaan persepsi pendengaran klien lansiaKriteria Hasil : -Komunikasi dengan klien lansia berjalan lancar-Klien mengerti dengan apa yang dibicarakan orang lainIntervensi :-Ambil posisi didepan pasien jika berbicara-Usahakan berada ditempatkan yang terang jika berbicara dengan pasien (Bahasa bibir ) -Periksa alat bantu dengar seperti : Baterai, volume dan posisi-Beri alat bantu bila perlu-Ikut sertakan ahli jika terjadi kerusakanRasionalisasi :-Dengan mengambil posisi berbicara didepan pasien diharapkan pasien dapat mengerti dan jelas apa yang kita bicarakan-Dengan berada ditempat yang tenang pada saat berbicara didepan, pasien diharapkan dapat melihat dengan jelas gerakan bibir kita pada saat berbicara -Dengan memeriksakan alat bantu diharapkan klien dapat mendengar dengan baik saat berkomunikasi-Dengan memberi alat pasang bantu ditelinga pasien diharapkan dapat membantu pendengaran pasien.-Dengan mengikutsertakan ahli pendengaran diharapkan dapat memberikan alat dengar klien lansia yang rusak.h.Penurunan perfusi jaringan berhubungan Atrofi sel jantung dan penebalan katup jantung.Tujuan :Meminimalkan akibat penurunan perfusi jaringan pada klien lansia.Kriteria Hasil :-Klien lansia mampu melakukan aktivitas sehari hari tanpa disertai timbulnya sesak-Tidak terjadi komplikasi timbulnya suatu penyakitIntervensi :-Monitor vital sign-Tingkatkan atau dorong Tirah Baring dengan kepala tampat tidur ditinggikan 15-Bantu aktivitas pasien sesuai indikasi-Kolaborasi Tim Medis.Rasionalisasi :-Dengan monitor sign diharapkan dapat mengetahui keadaan dan tindakan yang akan dilakukan-Diharapkan dapat menurunkan tekanan darah yang kembali kejantung, yang memungkinkan oksigenasi, menurunkan dispnea dan kegagalan jantung-Diharapkan dapat membantu aktivitas klien secara bertahap-Dengan klaborasi Tim Medis dalam pemberian theraphy diharapkan mempercepat proses penyembuhan.9.DAFTAR PUSTAKA-Darmodjo, R. Boedhi. 1999. Geriatri, Jakarta : FKUI-Handywinoto. 1999. Gerontologi, Jakarta : Gramedia Pustaka Lampung -Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Jakarta : EGCASUHAN KEPERAWATAN GERIATRIPADA NY M DI WISMA TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYAA.PENGKAJIANI.Identitasa.Identitas klienNama : Ny MUmur : 68 thAgama : IslamSuku : JawaStatus Pernikahan : MenikahPendidikan : SDPekerjaan : IRTAlamat : Wisma Tresna Werdha warga tama, IndralayaTgl masuk wisma : 23 Februari 2005Tgl pengkajian : 18 April 2007b.Identitas Penanggung JawabNama : Tn sUmur : 65 thAgama : IslamSuku : JawaPendidikan : SDPekerjaan : PedagangHub. Dgn klien : Adik KandungAlamat : Tanjung RajaII. Riwayat Kesehatana.Keluhan UtamaKlien Masuk Wisma 2 tahun yang lalu, klien tidak memiliki keluarga lain, anak satu satunya dan suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Dikarenakan tidak ada yang mengurusnya dan kondisi kesehatan klien makin lama makin menurun , adik laki- laki klien mengirim klien ke wisma werdha warga tama atas persetujuan klien.b.Riwayat Kesehatan SekarangKondisi kesehatan klien mulai menurun, klien lansia mengalami kesulitan untuk mengingat kejadian dalam jangka panjang, penglihatan dan pendengaran klien mulsi berkurang. Dan klien mulai mengalami kesulitan dalm melakukan aktivitas sehari hari, dikarenakan sendi dan tulang tulangnya sering terasa linu dan nyeri.c.Riwayat Kesejahatan terdahuluSejak muda klien termasuk orang yang aktif dan jarang sakit. Klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang tergolong serius dan klien tidak pernah dirawat dirumah sakit.d.Riwayat kesehatan keluargaDidalam keluarga klien tidak terdapat riwayat penyakit infeksi, menular dan menahun lainnya. Anak dan suami klien meninggal bukan terkena penyakit tapi dikarenakan kecelakaan lalu lintas.III. Riwayat Psikologis sosial Spirituala.Riwayat PsikologisKlien mengatakan sedih karena tinggal di Wisma sendirian dan tidak memiliki keluarga. Klien lansia mengaku sering kangen dengan keadaan rumahnya, anak dan suaminya yang sudah meninggal.b.Riwayat SosialKlien mampu berinteraksi baik dengan lansia lain yang tinggal di Wisma Tresna Warga Tama, dan klien mampu mengikuti seluruh aktivitas yang diadakan di wisma.c.Riwayat SpiritualKlien selalu menjalankan ibadah sholat dan mengkaji, klien tidak pernah meninggalkan ibadah agama, klien lansia menganggap seluruh hal yang terjadi di kehidupannya ini terjadi atas kehendak Allah swt. Dan klien lansia menerima segala sesuatu yang sudah digariskan Allah untuknya.IV. Pola Aktivitas Sehari hariNoKegiatanSebelum masuk wismaSesudah masuk wisma1.2.Pola Nutrisi-Makan-Minum- BABKlien makan 3x sehari dengan menu seadanya, nafsu makan baik, porsi makan habisKlien minum 3 4 gelas perhari ( 1000 cc)Klien BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi feces padat lunak, warna feces kuning kecoklatan.Klien makan 3x sehari, menu lengkap disertai snack tambahan, nafsu makan klien lansia baik, porsi makan habis.Klien minum 3-4 gelas perhari, disertai satu gelas susu setiap pagi (1200cc).Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi feces padat lunak, warna feces kuning kecoklatan.345-BAKPola aktivitasPola IstirahatPersonal Hygiene-Mandi-Cuci Rambut-Ganti pakaianKlien BAK 3-4 x sehari, warna urine kuning jernih (1000cc)Klien mengalami kesulitan dlm melakukan aktivitas sehari terutama aktivitas yang cukup berat, hal ini dikarenakan penglihatan klien yang berkurang dan keadaan tubuh klien yang sudah tidak kuat lagi.Klien tidak terbiasa tidur siang, klien tidur malam 6-8 jam/hariKlien mandi 1-2 x sehari secara mandiri tanpa bantuanKlien cuci rambut 1-2x sehari secara mandiri tanpa bantuanKlien ganti pakaian 2x sehari secara mandiri tanpa bantuanKlien BAK 3-4 x sehari, warna urine kuning jernih (1000cc)DiWisma Tresna Werdha Warga Tama klien diberikan alat bantu untuk melihat seperti kaca mata, klien hanya melakukan aktivitas ringan saja, dan selebihnya dibantu oleh orang lain.Di Wisma klien tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 6-8 jam/hariKlien mampu mandi sendiri 2x sehari tanpa bantuanKlien mampu cuci rambut sendiri 2x sehari tanpa bantuan Klien mampu ganti pakaian sendiri 2x sehari tanpa bantuanV. Pemeriksaan Fisika.Tanda tanda UmumKesadaran : CompoginentisNadi : 86x/mntSuhu : 36,3 cRR : 26x/mntT/D : 140/90 mmhgBB : 43 kgMemory : kesulitan untuk mengingat kejadian kejadian dalam jangka waktu yang lama yang baru saja terjadi:.b.Tanda tanda Klinis1.KepalaBentuk : SimetrisWarna Rambut : Hitam, Keputih putihanKebersihan : Cukup bersih tidak terdapat ketombeEkspresi Wajah : Tenang2.MataBentuk : SimetrisPenglihatan : Terdapat gangguan melihat jarak jauhPupil : IsokorSklera : An IkterikKonjugtiva : An Anemis3.TelingaBentuk : SimetrisPendengaran : Terdapat gangguan pendengaranKebersihan : Cukp bersih, tidak terdapat serumen berlebihan4.HidungBentuk : SimetrisPenciuman:Tidak terdapat gangguan penciuman, dapat membedakan bau.5.Mulut dan tenggorokanGigi : Seluruh gigi klien sudah tanggal, klienmenggunakan gigi palsuBibir : Kering dan pecah pecahKebersihan : Cukup bersih6.LeherBentuk : SimetrisGerakan : Gerakan klien terbts dikarnakan penurunan tonus ototKebersihan : Cukup bersih, tidak ditemukan adanyaDistensi vena jugularis7.KulitTurgor : an elastis ( penurunan elastisitas kulit)Warna kulit : Sawo MatangPenyakit kulit : Tidak ditemukan adanya penyakit kulitKebersihan : Ditemukan adanya Hiperpigmentasi pada Kulit terutama pada wajah dan Ekstremitas8.Dada dan paru - paru Bentuk : SimetrisFrekuensi pernapasan : 26x/mntSesak nafas : Klien kadang sesak napas saat melakukanaktivitas beratBatuk : Batuk ( + )Sputum : Sputum ( - )9.CardiovascularFrekuensi Nadi : 86x/mntIrama Jantung : Tidak terdapat abnormalisasi bunyi jantungOedema Perifer : Tidak ditemukan adanya Oedema Perifer 10.AbdomenBentuk : Simetris Keadaan : Lemas datar Nyeri : Nyeri (-) pada abdomenBising Usus : Bising usus normal, 12x/mntHati : Tidak terasa adanya pembesaran hati11.System syarafAktivitas motorik : Aktivitas motorik klien lambat, klien tidak melakukan aktivitas berat Persepsi : Klien agak lambat melakukan / menerima respon yang diterimaTonus otot : Tonus otot klien menurun seiring dengan pertambahan usia.12.ExtremitasAtas : Aktivitas atau pergerakan klien mengalami penurunan dikarenakan adanya penurunan tonus ototBawah : Aktivitas atau pergerakan klien Mengalami penurunan dikarenakan Penurunan tonus otot.c.Data Penunjang-Segi Psikososial Klien lansia menunjukan tanda tanda meningkatnya ketergantungan fokus fokus diri lansia bertambah, memperlihatkan semakin sempitnya perhatian, membuktikan bukti nyata akan kasih sayang yang berlebihan.d.Theraphy1.Memenuhi kebutuhan fisik klien lansia2.Peningkatan keamanan dan keselamatan lansia dengan menciptakan Lingkungan yang menunjang3.Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif4.Mengurangi ketergantungan klien lansia5.Mencegah komplikasi penyakit dengan tindakan tindakan preventif, spt :- Nutrisi : Makanan + Suplemen tambahan- Personal Hygiene: Mandi, cuci rambut, ganti pakaian -Alat alat bantu Persepsi sensorik, spt : Alat bantu penglihatan dan pendengaran-Theraphy obat obatan :Paracetamol 3x1Vit.C 3x1Sangobion 3x1B.ANALISA DATANODataKemungkinan Penyebab Masalah1. 2.3.Ds :-Klien mengatakan penglihatannya kabur dan tidak bisa melihat benda 2x pada jarak jauh-Klien mengatakan ia mengalami kesulitan untuk mengingat hal hal pentingDo :-Rabun jauh (+)-Klien tidak mampu menyebutkan nama - nama yang sudah disebutkan sebelum nya.Ds :-Klien mengatakan kemampuan pendengarnya sendiri mulai berkurang , klien sulit menangkap bunyi bunyi dengan volume kecil.Do :-Klien sering tidak mendengar ketika dipanggil-Klien sering meminta diulangi saat diajak berbicaraDs :-Klien Mengatakan sulit sulit melakukan aktivitas sehari hari terutama aktivitas yang berat-Klien mengatakan merasakan nyeri dan linu pada extremitas terutama ekstremitas bagian bawahProses DegenaratifPenurunan faal otakBerkurangnya jumlah neuron syarafBerkurangnya jumlah aliran darah ke otakPenurunan konduksi sensoriDefisit neurologisPenurunan respon terhadap stimulusPerubahan persepsi sensoridegeneratif sistem pendengaranAtrofi membranOtoklerosisPenumpukan dan pengerasan serumenDegeneratif Osikel pendengaranPresbiakusisGangguan pendengaranDegeneratif Sistem MuskuloskeletalPenurunan Peningkatan massa otot Reasorbsi tulangPenurunan Penurunanketangksan Kalsium&motorik massa tulangKelemahan Gangguan MikroarsitekturTulangNyeri,linu pada persendianKeterbatasan pergerakanGangguan pola AKtivitasPerubahan Persepsi sensoriGangguan pendengaranC. PRIORITAS MASALAH1.Perubahan Persepsi - Sensori2.Gangguan Pendengaran3.Gangguan Pola AktivitasD.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Perubahan perubahan persepsi berhubungan dengan Defisit Neurologis2.Gangguan pendengaran berhubungan dengan Atrofi Membran pendengaran 3.Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan penurunan massa otot dan gangguan Mikro arsitektur tulang. ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRI PADA NY M Nama : Ny M Umur : 68 thnRuangan : Wisma VIIINo DiagnosaTujuanIntervensiRasionalisasi1.2.3.18 April 07Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan Defisit NeurologisDs :-Klien mengatakan penglihatannya kabur dan tidak bisa melihat benda- benda pada jarak jauh-Klien mengatakan ia mengalami kesulitan utk mengingat hal hal yang penting.Do :-Rabun Jauh ( + )-Klien tidak bisa menye- butkan nama nama yang sudah disebutkan sebelumnya-Klien sulit untuk mengingat hal hal tertentu18 April07Gangguan pendengaran berhubungan dengan atrofi membran pendengaran.Ds :Klien mengatakan kemampu an pendengarannya sudah mulai berkurang, klien sulit menangkap bunyi bunyi dengan volume kecilDo :-Klien sering tidak men dengar ketika dipanggil -Klien sering meminta diulangi ketika diajak berbicara.18 April07Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan penurunan massa otot dan kerusakan Mikro Arsitektur Tulang.Ds :-Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas sehari hari terutama aktivitas yang berat -Klien mengatakan mera sakan nyeri dan linu pada Extremitas bagian bawahDo :-Klien Tampak sulit ber aktivitas -Aktivitas k;lien terbatas, sebagian aktivitas klien dibantuTujuan jangka panjang : kemampuan sensori per sepsi klien dapat dipertahankan Tujuan jangka pendek :Dalam jangka waktu 1x24 jam klien lansia mendapatkan bantuan untuk meningkatkan sensori persepsi, spt :-Alat bantu penglihatan-Klien mampu mengingat hal hal tertentu dengan bantuan.Tujuan jangka panjang :Gangguan persepsi pende ngaran klien lansia ter atasiTujuan Jangka pendek :Dalam jangka waktu 1x24 Jam klien lansia mendapatkan bantuan da lam proses pendengaran, dengan kriteria hasil :-Klien lansia memahami tentang apa yang disampaikan orang lain.Tujuan jangka panjang :Gangguan pola aktivitas klien lansia teratasiTujuan Jangka pendek :Dalam jangka waktu 1x24 jam klien lasia mampu beraktivitas ringan dan seluruh kebutuhan fisik nya terpenuhi.-Kajian derajat sensori atau gangguan persepsi-Anjurkan klien untuk menggunakan alat bantu-Tingkatkan rangsangan panca indera melalui :Buku buku yang dicetak besar perubahan lingkungan.Berikan warna warna yang dapat dilihat dari klien.-Pertahankan orientasi realita dengan lingkungan-Ciptakan lingkungan yang tenang dan Teraupetik.-Rangsang klien untuk mengingat kenangan indah secara berkala-Ajak piknik sederhana, jalan keliling RS, pantau aktivitas-Libatkan dalam aktivitas yang sesuai indikasi dalam keadaan tertentu-Ambil posisi didepan klien jika berbicara -Usahakan berada ditempat yang terang jika berbicara dengan klien-Ulangi pembicaraan jika perlu-Beri alat bantu, bila perlu-Ikut sertakan ahli jika terjadi kerusakan yang berkelanjutan-Anjurkan klien untuk latihan rentang gerak-Lakukan mobilitas progresif-Posisi dalam kesejajaran tubuh-Berikan arah dan latihan gerak pada semua sendi (3x)-Lakukan latihan pasif dan aktif-Anjurkan dan berikan dorongan pada keluarga untuk memandirikan klien, contohnya :Membiarkan klien beraktivi tas ringan--Mengidentifikasi adanya tanda tanda gangguan dalam persepsi-sensori-Meningkatkan masukan sensori, membatasi atau menurunkan kesalahan interpretasi stimulasi-Peningkatan rangsang panca indera membantu meningkatkan rangsangan-Menurunkan kekacauan mental dan meningkatkan koping terhadap frustasi karena salah persepsi dan disorientasi-Membantu untuk menghindari masukan sensori penglihatan / pndengaran yg berlebihan dlm mengutamakan kuali tas yg tenang , konsisten.-Menstimulasi ingatan, membangkitkan memori, membantu pengungkapan diri melalui peristiwa yang lalu-Piknik menunjukan realita dan memberikan stimulasi sensori yang menyenang kan dan menurunkan perasaan curiga / halusinasi akibat perasaan terkenang-Memberikan kesempatan terhadap stimulasi partisipasi dengan orang lain dan mungkin dapat mempertahankan beberapa tingkat dari interaksi sosial-Dengan mengambil posisi didepan, Klien diharapkan klien dapat mengerti dan jelas apa yang kita bicarakan-Dengan berada ditempat yang terang dan tenang pada saat berbicara diharapkan klien dapat mendengar dengan baik saat berkomunikasi-Pengulangan pembicaraan menbantu klien saat berkomunikasi -Dengan memberi alat bantu ditelinga klien diharapkan dapat memban tu pendengaran klien-Mengikutsertakan ahli untuk mengetahuiadanya kerusakan yang berkelanjutan pada sistem pendengaran klien-Dengan melakukan rentang gerak aktif diharapkan dapat mengurangi kekakuan otot-Dapat membantu mengurangi kerusakan mobilitas fisik -Posisi yang tepat membantu mencegah komplikasi lanjutan-Membantu menurunkan timbulnya nyeri/ linu pada persendian-Latihan aktif dan pasif secara teratur membantu mempertahankan massa otot -Melatih dan meningkatkan tonus otot.NoTanggalNo. DiagnosaImplementasiParaf1.19 April0708.0019 April0708.0013-Mengkaji derajat sensori atau gangguan persepsi baik gang guan pada sistem penglihatan maupun daya ingat klien lansia dengan cara menyuruh klien untuk menyebutkan nama/ urutan angka yang baru saja disebutkan.-Menganjurkan klien mengguna kan alat bantu apabila terdapat gangguan persepsi sensori, seperti :Kacamata, alat bantu dengar-Meningkatkan rangsangan pan ca indera klien lansia, melalui :Buku buku yang dicetak besarPerubahan lingkunganBerikan warna warna yang dapat dilihat oleh klien-Mempertahankan Orientasi Realita dan lingkungan , bantu klien lansia untuk memahami dan mengenal lingkungan sekitar-Menciptakan lingkungan yang tenang dan Teraupetik, seperti:Pencahayaan ruang tertutupVentilasi cukup dan memadaiLantai rumah tidak licin-Merangsang klien lansia unutk mengingat kenangan atau kejadian kejadian masa lalu yang menyenangkan-Mengajak klien lansia untuk piknik sederhana dan jalan jalan keRS atau lari lari kecil keliling halaman-Melibatkan klien lansia dalam setiap aktivitas yang dilakukan dirumah jompo, sesuai indikasi dan pada waktu tertentu, seperti :Membentuk kelompok ro- banaMembentuk kelompok ketram pilan-Mengambil posisi didepan klien saat berbicara dengan klien lansia dan pastikan klien lansia meperhatikan kita saat berbicara untuk mencegah pengulangan-Mengusahakan agar berada ditempat yang terang jika berbicara dengan klien lansia, usahakan agar klien lansia mampu membaca bahasa bibir kita saat berbicara-Mengulangi pembicaraan bila perlu, bicaralah dengan volume suara yang jelas-Memberikan alat bantu dengar bila perlu, alat bantu disesuaikan kerusakan yang terjadi pada lansia -Mengikutsertakan ahli jka ter jadi kerusakan yang berkelan jutan pada sistem pendengaran klien lansia, Pastikan peng gunaan alat bantu sesuai indikasi-Menganjurkan klien untuk melakukan latihan rentang gerak, pastikan klien lansia paham tentang pentingnya latihan tersebut-Melakukan mobilitas progresif secara teratur 3x sehari, spi : jalan jalan keliling rumah jompo-Menjaga posisi klien dalam kesejajaran tubuh, usahakan klien lansia berada dalam posisi yang tepat saat beraktivitas -Memberikan arah dan latihan gerak pada sendi, seperti :ExtensiFlexiPenampilan-Melakukan latihan pasif dan aktif secara teratur dan berkelanjutan, seperti : melak sanakan senam lansia-Menganjurkan dan memberi kan dorongan klien lansia untuk memandirikan dirinya, contoh : membiarkan klien lansia ikut serta dalam setiap pelaksanaan aktivitas dirumah jompoNoTanggalNo. diagnosaEvaluasiParaf1.2.3.20 April 0710.00 wib20 April0710.00 wib20 April0710.00 wib123S : Klien lansia mengatakan dengan bantuan alat penglihat an dan huruf huruf yang dicetak tebal serta berwarna , klien mampu melihatnya dgn baikO : Klien lansia diberikan alat bantu lihat, memberikan buku dengan abjad dicetak tebal dan berwarnaA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkanS : Klien mengatakan tidak dapat menangkap suara dengan volume yang kecilO : Saat berbicara dengan klien lansia volume suara diperbesar dan sering diulangA : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan dgn Revisi dan ModifikasiS : Klien lansia mengatakan masih bisa beraktivitas ringanO : - Sebagian aktivitas klien lansia dibantu-Latihan rentang gerak / senam bagi lansia setiap rabu dan jumatA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan