askep dhf

165
DENGAN DHF GRADE I HARI KETUJU DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13 - 16 MEI 2013 LAPORAN KASUS Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali DIAJUKAN OLEH: ROBINUS RAMAN NIM : 10E10475 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Upload: upm-rsud-wangaya-denpasar

Post on 02-Jan-2016

308 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DHF

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP DHF

DENGAN DHF GRADE I HARI KETUJU

DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13 - 16 MEI 2013

LAPORAN KASUS

Diajukan sebagai salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan pendidikan pada

Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali

DIAJUKAN OLEH:

ROBINUS RAMAN

NIM : 10E10475

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

DENPASAR

2013

Page 2: ASKEP DHF

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH

RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13-16 MEI 2013”, telah mendapat

persetujuan pembimbing dan dapat diajukan kehadapan Tim Penguji Laporan

Kasus pada Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali.

Denpasar, Juni 2013

Pembimbing,

(Ns.Ni Putu Eny Trisnawathi,S.Kep)

NIP : 01194

Page 3: ASKEP DHF

PERNYATAAN PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH

RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13-16 MEI 2013”, telah disajikan

didepan dewan penguji pada tanggal 13 mei 2013 dan diterima serta disyahkan

oleh Dewan Penguji Ujian Akhir Program dan Ketua STIKES Bali

Denpasar, Juni 2013

Disahkan oleh :

Dewan Penguji Ujian Akhir Program

1. IGA Puja Astuti Dewi,S.Kp,M.Kep …………………...NIR : 00044

2. Wayan Murtini,S.Kep ..………………….. NIR. 196907071987112001

3. Ns.Ni Putu Eny Trisnawathi,S.Kep. ....…………………NIP. 01194

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Denpasar

Ketua,

Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.MM.NIP. 1951 0904 197903 1001

Page 4: ASKEP DHF

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kasus

ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan dari pengalaman belajar

yang didapatkan dilapangan dengan menggunakan proses keperawatan. Dalam

menyusun laporan kasus ini, penulis mengambil kasus “ASUHAN

KEPERAWATAN PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI

RUANG CENDRWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13 -16

MEI 2013”.

Dalam menyusun laporan kasus ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang

sangat berguna dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Oleh karena itu

perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Sutiawati Hartawan,M kes, selaku Kepala Badan Layanan Umum

Rumah Sakit Wangaya Denpasar beserta staf yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek dan mengambil kasus

untuk laporan kasus.

2. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Bali, beserta staf dosen yang telah banyak membina,

mendidik, membimbing penulis dari awal mengikuti pendidikan sampai saat

ini.

3. Ns I Gede Satria Astawa,S.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bali, beserta staf

Page 5: ASKEP DHF

yang telah memberikan ijin dan petunjuk kepada penulis dalam penyusunan

laporan kasus ini.

4. Ibu Wayan Martini, S.kep, selaku Kepala Ruangan Cendrawasih RSUD

Wangaya Denpasar beserta staf yang telah banyak memberikan bimbingan dan

kesempatan mengambil kasus.

5. Ibu Ns.Ni Putu Eny Trisnawathi,S.Kep, selaku pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk dan arahan dalam menyusun

laporan kasus.

6. Seluruh staf dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali Denpasar

atas segala bimbingannya selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Pasien NH beserta keluarga yang telah bersedia memberikan informasi dan

kerjasamanya, sehingga proses keperawatan berjalan.

8. Bapak, Ibu, adik, keluarga, dan Kakak tercinta yang telah memberikan

bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

9. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali

Denpasar dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak penulis harapkan,

guna kesempurnaan laporan kasus ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini bermanfaat

bagi semua pihak

Page 6: ASKEP DHF

Denpasar,13 Mei 2013

Penulis

Page 7: ASKEP DHF

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................ 4

C. Metode Penulisan .......................................................... 5

D. Sistematika Penulisan .................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN KASUS................. 6

A. Tinjauan Teoritis ........................................................... 6

1. Konsep Dasar Dengue Hemorhagic Fever............... 6

a. Pengertian .......................................................... 6

b. Patofisiologi ...................................................... 8

c. Pemeriksaan Diagnostik .................................... 11

d. Penatalaksanaan Medis ..................................... 12

Page 8: ASKEP DHF

e. Kriteria Untuk Pemulangan Pasien ................... 18

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF .............. 19

a. Pengkajian ......................................................... 19

b. Perencanaan ...................................................... 21

c. Pelaksanaan ....................................................... 30

d. Evaluasi .............................................................30

B. Tinjauan Kasus .............................................................. 33

1. Pengkajian ............................................................... 33

a. Pengumpulan Data............................................. 33

b. Analisa Data ...................................................... 49

c. Rumusan Masalah ............................................. 51

d. Analisa Masalah ................................................ 51

e. Diagnosa Keperawatan ..................................... 54

2. Perencanaan ............................................................. 55

a. Prioritas Diagnosa Keperawatan ....................... 55

b. Rencana Perawatan ........................................... 56

3. Pelaksanaan ............................................................. 63

4. Evaluasi ................................................................... 84

BAB III PEMBAHASAN ................................................................. 86

A. Pengkajian .................................................................... 86

B. Perencanaan ................................................................... 88

C. Pelaksanaan ................................................................... 89

D. Evaluasi ......................................................................... 90

Page 9: ASKEP DHF

BAB IV PENUTUP ........................................................................... 91

A. Kesimpulan .................................................................... 91

B. Saran .............................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ASKEP DHF

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1 ANALISA DATA PERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG

CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL

13 MAI 2013 49

2 RENCANA PERAWATAN PADA PASIEN NH DENGAN

DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH

RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13-16 MEI 2013 56

3 PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

NH DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG

CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL

13-16 MEI 2013 63

4 CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN PADA

PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI

RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13-16 MEI 2013 79

5 EVALUASI PERAWATAN PADA PASIAN NH DENGAN

DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH

RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 16 MEI 2013 83

Page 11: ASKEP DHF

DAFTAR BAGAN

BAGAN HALAMAN

1. WEB OF CAUTION DHF ...................................................................... 32

Page 12: ASKEP DHF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tercapainya kesehatan yang optimal tergantung pada potensi

biologis yang merupakan hasil interaksi antara keadaan pasien (imunitas,

usia, penyakit dasar kronik) dan lingkungan. Kedua faktor tersebut dapat

mempengaruhi terjadinya penyakit. Terutama penyakit infeksi salah satu

adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue

Hemorhagic Fever (DHF). Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi virus

dengue yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Penyakit ini

ditemukan nyaris diseluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik

dan subtropik. Indonesia menempati peringkat ketiga dalam hal insidensi

infeksi virus dengue dengan jumlah kematian menempati peringkat

pertama (2861 kasus). Penyakit akibat infeksi virus dengue ini telah

menyebar keseluruh propinsi di Indonesia dan sejak tahun 2001 telah

menjadi suatu penyakit endemik di beberapa kota besar dan kecil,

(Djunaedi, 2006). Sementara dari laporan kepala dinas kesehatan Provinsi

Bali Ketut Suarjaya menegaskan kasus penyakit demam berdarah di Bali

semakin tahun semakin menurun. Penurunan ini disebabkan peran

masyarakaat dan pemerintah daerah setempat yang sangat maksimal dalam

memerangi penyakit ini diseluruh Bali. Pada tahun 2012, perbandingan

insiden kasus hanya mencapai 60/100.000 penduduk. Dari data itu

Page 13: ASKEP DHF

diketahui 2354 kasus demam berdarah dengue duseluruh bali, hanya 3

orang yang meninggal dunia. Dibandingkan dengan tahun 2011, insiden

kasus mencapai 156 kasus/100.000 penduduk. Bahkan pada tahun-tahun

sebelumya, total kasus kematian bisa diatas 100 orang pertahun.

Penurunan ini bisa dipastikan karena menurut siklus, biasanya memasuki

musim hujan seperti Desember hingga Februari, total kasus meningkat

tajam. Sedngkan tahun 2012 dan sampai dengan pertengahan bulan januari

2013, jumlah kasus masih sangat sedikit dan sampai dengan saat ini belum

ada sepuluh kasus untuk seluruh Bali, walaupun jumlah kasus DHF sudah

menurun tapi masyarakat sering mengabaikan tanda dan gejala DHF,

sehingga bisa mengakibatkan syok ataupun kematian.

Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypty dan Aedes albopictus yang mana menyebabkan gangguan

pada pembuluh darah kapiler dan pada system pembekuan darah sehingga

mengakibatkan pendarahan. Biasanya ditandai dengan demam yang

bersifat bifasik selama 2-7 hari, petekie dan adanya manifestasi

pendarahan. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi kejadian Demam

Bedarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian

musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi.

Berdasarkan kejadian dilapangan dapat didentifikasi factor utama adalah

kurangnya pehatian sebagaian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air yang mengakibatkan

Page 14: ASKEP DHF

berkembangnya nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam Bedarah

Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga, dan masyarakat.

Kerugian ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya

waktu produktif. Dan jika dibandingkan dengan jumlah kasus DHF di

RSUD Wangaya cendrung meningkat setiap bulanya, dari catatan medic

RSUD Wangaya pada 3 bulan terakhir ( Februari – April 2013) dilihat dari

10 besar penyakit, DHF selalu menduduki peringkat teratas yakni pada

bulan Februari dari keseluruhan pasien 1.048 orang terdapat 100 orang

pasien dengan DHF, pada bulan Maret dari keseluruhan pasien 1.196

orang terdapat 121 orang pasien dengan DHF, pada bulan April dari

Jumlah jumlah keseluruhan pasien 1.301 orang terdapat 153 orang pasien

DHF. Dan khusus diruangan Cendrawasih dari 276 pasien rawat inap

terdapat 69 orang pasien dengan DHF pada tiga bulan terakhir(Februari s/d

April) dengan rincian sebagai berikut : pada bulan Februari dari

keseluruhan pasien 77 orang terdapat 23 orang pasien dengan DHF, bulan

Maret dari keseluruhan pasien 107 orang terdapat 21 orang pasien dengan

DHF, bulan April dari keseluruhan pasien 92 orang terdapat 25 orang

pasien dengan DHF.

Melihat tingginya tingkat kejadian penyakit DHF, bahaya yang

ditimbulkan serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga

kebersihan lingkungan dan besarnya pengaruh penyakit DHF terhadap

masyarakat maka penulis tertarik mengambil kasus tersebut dengan judul ;

“ASUHAN, KEPERAWATAN PADA PASIEN NH DENGAN DHF

Page 15: ASKEP DHF

GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH RSUD

WANGAYA DENPASAR, TANGGAL 13-16 MEI 2013” dengan harapan

laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat dijadikan pedoman bagi

pembaca dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien DHF.

A. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini yaitu :

1. Tujuan Umum

Agar dapat memperoleh gambaran umum tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien dengan DHF

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menyusun konsep dasar teori dan konsep dasar asuhan

keperawatan DHF.

b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien DHF Grade I hari kelima

di Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan pasien dengan DHF Grade I

hari kelima di Ruang cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pasien DHF Grade I hari

kelima di Ruang cendrawasih RSUD Wangaya.

e. Mampu mengevaluasi pasien dengan DHF Grade I hari kelima di

Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar.

Page 16: ASKEP DHF

B. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kasus ini adalah

metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data, wawancara observasi,

pemeriksaan fisik dan laporan dokumentasi keperawatan.

C. Sistematika Penulisan

Laporan kasus ini disusun dalam empat Bab dengan sistematika

penulisan yaitu : Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan

penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan. Bab II tentang

tinjauan teoritis dan tinjauan kasus DHF yang menguraikan pengertian,

klasifikasi DHF, patofisiologi DHF, serta teori asuhan keperawatan meliputi :

pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab III yaitu pembahasan,

membahas kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada

kasus, dan argumentasi masalah yang terjadi saat memberikan asuhan

keperawatan. Bab IV yaitu penutup yang menguraikan tentang kesimpulan

dan saran.

Page 17: ASKEP DHF

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Dengue Hemorhagic Fever

a. Pengertian

DHF(Dengue Haemorrhagic Fever) atau di kenal sebagai Demam

Berdarah diduga diambil namanya dari gejala penyakitnya yaitu

adanya demam/panas dan adanya pendarahan.(Arita Murwani,

2009)

Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic

Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes

albopictus.(H.Akhasin Zulkoni, 2011)

DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat

serotype virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis

utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,

hepatomegali dan tanda - tanda kegagalan sirkulasi sampai

timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari

kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (C.D.

Sucipto ,2011).

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa DHF

adalah penyakit fibris virus akut yang terdapat pada anak dan

Page 18: ASKEP DHF

dewasa yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypty yang ditemukan diseluruh belahan dunia terutama

di negara-negara tropik dan subtropik dengan gejala utama demam,

nyeri otot dan sendi, sakit kepala, nyeri tulang, ruam, leukopenia

yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.

DHF ini sangat bervariasi,mulai dari yang ringan (DF)

sampai yang berat (DHF).Tetapi untuk memudahkan batasanya

dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan menurut derajat

keganasan/beratnya penyakit.(Arita Murwani, 2009

1) Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-

spesifik; satu – satunya menisfestasi perdarahan

adalah tes torniket positif dan/atau mudah memar.

2) Derajat II : Perdarahan spontan selain manisfestasi pasien pada

Derajat I, biasanya pada bentuk perdarahan kulit

atau perdarahan lain.

3) Derajat III : Gagal sirkulasi dimanisfestasikan dengan nadi cepat

dan lemah serta penyempitan tekanan nadi atau

hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab

serta gelisah.

4) Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak

terdeteksi.

Page 19: ASKEP DHF

b. Patofisiologi

Virus Dengue adalah anggota dari group B Arbovirus yang

termasuk dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Dikenal

ada 4 jenis serotipe virus Dengue yaitu virus Dengue tipe 1

(DEN-1), virus Dengue tipe 2 (DEN-2), virus Dengue tipe 3

(DEN-3), dan virus Dengue tipe 4 (DEN-4) ditularkan ke

manusia melalui vektor nyamuk jenis Aedes Egypty dan Aedes

Albopictus. Virus yang masuk ke tubuh manusia melalui

gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Dengue

selanjutnya akan beredar dalam sirkulasi darah selama periode

sampai timbul gejala demam dengan masa inkubasi 4 – 6 hari

(minimal 3 hari sampai maksimal 10 hari) setelah gigitan

nyamuk yang terinfeksi virus Dengue. Pasien akan mengalami

keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala,

mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia di tenggorok,

timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem

retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah

bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan oleh

kongesti pembuluh darah di bawah kulit. DHF dapat terjadi bila

seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat

infeksi berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan

menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga

menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibodi

Page 20: ASKEP DHF

(kompleks virus antibodi) yang tinggi. Terdapatnya kompleks

virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan

pembentukan aktivasi sistem komplemen, agregasi trombosit

dan aktivasi koagulasi. Kompleks virus-antibodi akan

mengaktivasi sistem komplemen, yang berakibat dilepaskannya

anafilatoksin C3a dan C5a, histamin dan serotinin yang

menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh

darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding

tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam terjadinya

renjatan timbulnya agregasi trombosit menyebabkan pelepasan

trombosit oleh sistem retikuloendotelial dengan akibat

trombositopenia hebat sehingga terjadi koagulapati atau

gangguan fungsi trombosit yang menimbulkan renjatan/syok.

Renjatan yang berkepanjangan dan berat menyebabkan

diseminated intravaskuler coagulation (DIC) sehingga

perdarahan hebat dengan prognosis buruk dapat terjadi.

Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat

akhir terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam

proses aktivasi ini, plasminogen akan menjadi Plasmin yang

berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran

fibrin. Disamping itu akan merangsang sistem kinin yang

berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah. Hal ini berakibat mengurangnya volume

Page 21: ASKEP DHF

plasma, hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan

renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai

dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat

renjatan. Renjatan hipovolemia bila tidak segera diatasi dapat

berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

Manifestasi klinis yang mungkin muncul pada DHF adalah

demam atau panas, lemah, sakit kepala, anoreksia, mual, haus,

sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, pegal –

pegal pada seluruh tubuh, mukosa mulut kering, wajah

kemerahan (flushing), perdarahan gusi, lidah kotor (kadang-

kadang), petekie (uji turniquet (+), epistaksis, ekimosis,

hematoma, hematemesis, melena, hiperemia pada tenggorokan,

nyeri tekan pada epigastrik. Pada renjatan (derajat IV) nadi

cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin, gelisah, sianosis

perifer, nafas dangkal. Pada DHF sering dijumpai pembesaran

hati (hepatomegali), limpa (splenomegali), dan kelenjar getah

bening yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.

Adapun komplikasi dari penyakit DHF adalah Hipotensi,

Hemokonsentrasi, Hipoproteinemia, Efusi dan Renjatan / Syok

hipovolemia .(H.Akhasin Zulkoni,2011 , A.W.Sudoyo,2006,

WHO,2005)

Page 22: ASKEP DHF

c. Pemeriksaan Diagnostik

Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu : (Aru W Sudoyo, 2006)

1) Darah

Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari

ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua

kalinya. Pada saat suhu meningkat kedua kalinya sel limposit

relatif sudah bertambah.sel-sel eusinofil sangat berkurang. Pada

DHF umumnya dijumpai trombositopenia (<100.000/mm3) dan

haemokonsentrasi (kadar HCT 20% dari normal). Uji tourniquet

yang positif merupakan pemeriksaan penting pada pemeriksaan

kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, serta

hipokalemia, SGOT, SGPT, ureum dan PH darah mungkin

meningkat.

2) Air seni

Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

3) Sumsum tulang

Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi

hiperselular pada hari kelima dengan gangguan maturasi

sedangkan pada hari kesepuluh biasanya sudah kembali normal

untuk semua data.

4) Serologi

Uji serologi untuk infeksi dengue dapat dikategorikan menjadi:

Page 23: ASKEP DHF

a) Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil

pada masa akut dan konvalesen.

b) Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blood

yang mengukur antibodi.

d. Penatalaksanaan Medis(Arita Murwani , 2009)

1) Penatalaksanaan penderita DHF adalah :

a) Tirah baring atau istirahat baring.

b) Diet makanan lunak.

c) Minum banyak 50ml/kg BB dalam 4 – 6 jam pertama dapat

berupa : susu, teh manis, sirup, jus buah, dan oralit,

pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi

penderita DHF. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi,

memberikan cairan rumatan 80 – 100 ml/kg BB dalam 24

jam berikutnya.

d) Pemberian cairan intravena pada pasien DBD tanpa renjatan

dilakukan bila pasien terus menerus muntah sehingga tidak

mungkin diberikan makanan per oral atau didapatkan nilai

hematokrit yang bartendensi terus meningkat (>40 vol

%). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat

dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa

5% dalam 1/3 larutan Nacl 0,9%.

e) Cairan-cairan yang digunakan untuk penggantian volume

dengan cepat mencakup berikut ini :

Page 24: ASKEP DHF

(1) Kristaloid.

Larutan ringer laktat (RL) atau dektrose 5% dalam larutan

RL (D5/RL), larutan Ringer Asetat (RA) atau dektrose 5%

dalam larutan asetat (D5/RA), larutan garam faali

(D5/GF).

(2) Koloid.

Dekstran 40 dan plasma.

f) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,

pernapasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap

jam.

g) Periksa HGB, HCT dan trombosit setiap hari.

h) Pemberian obat antipiretik.

i) Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum,

perubahan tanda-tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan

laboratoriurn yang memburuk.

j) Monitor tanda-tanda pendarahan lebih lanjut.

k) Pemberian antibiotika bila terdapat kekhwatiran infeksi

sekunder.

l) Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi

dengan dokter).

2) Penatalaksanan Penderita DHF berdasarkan derajat keparahan

a) Penanganan DHF deraja I atau derajat II tanpa peningkatan

hematokrit

Page 25: ASKEP DHF

Pasien masih dapat minum.

(1) Beri minum banyak 1-2 liter/hari.

(2) Jenis minuman : air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu.

(3) Bila suhu > 380C beri parasetamol.

(4) Bila kejang beri antikonvulsif.

(5) Monitor gejala klinis dan laboratorium.

(6) Perhatikan tanda syok.

(7) Palpasi hati setiap hari.

(8) Ukur diuresis setiap hari.

(9) Awasi perdarahan.

(10) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam.

(11) Jika ada perbaikan klinis dan laboratorium pasien diijinkan

untuk pulang.

Pasien tidak dapat minum

(1) Jika pasien muntah terus-menerus maka lakukan

kolaborasi pemasangan IVFD NaCl 0,9% : Dekstrosa

5% (1:3), tetesan rumatan sesuai berat badan.

(2) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam, jika HCT

naik atau trombosit turun maka pemasangan IVFD NaCl,

0,9% berbanding dekstrosa 5% diganti dengan ringer

laktat dengan tetesan disusaikan.

b) Penanganan DHF derajat I dengan peningkatan HCT>20%.

Page 26: ASKEP DHF

(1) Pertama berikan cairan awal yaitu : RL/NaCI 0,9% atau

RL/DS/NaCl 0,9% + D5, 6-7 ml/kg BB/jam.

(2) Setelah itu monitor tanda-tanda vital/nilai HCT dan

tromboosit tiap 6 jam

(a) Jika ada perbaikan maka ada menunjukkan tanda-

tanda : tidak gelisah, nadi kuat, tekanan darah

stabil, diuresis cukup(12m/kg BB/jam), HCT turun (2

kali pemeriksaan).

(3) Jika sudah menunjukkan perbaikan tetesan dikurangi

menjadi 5ml/kg BB/jam.

(4) Setelah 1 jam berlalu dan kondisi pasien masi

menunjukan perbaikan maka tetesan di sesuaikan

menjadi 3 ml/kgBB/jam

(5) Setelah itu IVFD di stop pada 24-48 jam, bila tanda

vital/ HCT stabil, diuresis cukup.

(6) Jika pada saat menurunkan tetesan menjadi 5 ml/kg

BB/jam kemudian ditemukan tanda vital memburuk dan

HCT meningkat maka tetesan dinaikkan 10-15ml/kg

BB/jam tetesan dinaikkan secara bertahap. Kemudian

lakukan evaluasi 12-24 jam jika pada saat evaluasi

ditemukan tanda vital tidak stabil dengan tanda adanya

distres pernapasan dan HCT naik maka segera berikan

Page 27: ASKEP DHF

koloid 20-30m1/kgBB dan jika HCT menurun maka

lakukan transfusi darah segera 10ml/kgBB.

(7) Jika sudah ada perbaikan, maka lanjutkan tindakan dari

pengurangan tetesan 5ml/kgBB/jam dan seterusnya. Jika

tidak ada perbaikan yang ditunjukkan dengan tanda-

tanda: gelisah, distres pernapasan, frekwensi nadi

meningkat, tekanan nadi < 20 mmHg, diuresis kurang/

tidak ada.

(8) Jika tidak menunjukkan adanya perbaikan maka tetesan

akan dinaikkan 10-15ml/kgBB/jam secara bertahap.

(9) Kemudian dilakukan evaluasi 12-24 jam.

(10) Setelah dilakukan evaluasi didapatkan tanda vital tidak

Stabil yang di tunjukan dengan adanya distres pernapasan

dan peningkatan HCT, maka segera berikan koloid 20-30

ml/kgBB dan jika HCT menurun maka lakukan transfusi

darah segera 10 ml/kgBB.

(11) Jika sudah ada perbaikan maka lanjutkan tindakan dari

pengurangan dari tetesan 5ml/kgBB/jam dan seterusnya.

b) Penangan DHF derajat III dan IV

(1) Lakukan oksigenasi.

(2) Penggantian volume (cairan kristaloid isotonik) Ringer

Laktat/NaCl 0,9 % 20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam

30 menit).

Page 28: ASKEP DHF

(3) 30 menit kemudian lakukan evaluasi untuk mengetahui

apakah syok sudah teratasi.

(4) Kemudian pantau tanda vital setiap 10 menit dan catat

balance cairan intravena.

(5) Jika syok teratasi yang dapat ditunjukkan dengan tanda-

tanda :

(a) Kesadaran membaik.

(b) Nadi teraba kuat.

(c) Tekanan nadi>20 mmHg.

(d) Tidak sesak napas atau sianosis.

(e) Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam.

Kemudian cairan dan tetesan disesuaikan

10ml/kgBB/jam, setelah itu lakukan evaluasi ketat,

misalnya ukur tanda vital, tanda perdarahan, diuresis,

HGB, HCT, trombosit. Jika dalam 24 jam sudah

stabil, maka berikan tetesan 5ml/kgBB/jam kemudian

lanjutkan tetesan 3ml/kgBB/jam. Infus dihentikan

tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi. Jika syok

tidak teratasi yang ditunjukkan dengan tanda-tanda :

kesadaran menurun, nadi lambat/tidak teraba, tekanan

nadi<20 mmHg, ditress pernapasan/sianosis, kulit

dingin dan lembab, ekstremitas dingin dan periksa

kadar gula darah, kemudian lanjutkan

Page 29: ASKEP DHF

pemberian cairan 20ml/kgBB/jam, setelah itu

tambahkan koloid/plasma, dekstran 10-20 (maksimal

30) ml/kgBB/jam. Kemudian lakukan koreksi

asidosis, setelah 1 jam lakukan evaluasi untuk

mengetahui apakah syok sudah teratasi atau belum.

Jika syok belum teratasi yang ditunjukkan dengan

penurunan HCT atau HCT tetap tinggi/naik, maka

berikan koloid 20 ml/kgBB, kemudian dilanjutkan

dengan pemberian transfusi darah segar 10 ml/kgBB

diulang sesuai kebutuhan. Jika syok sudah teratasi

maka lanjutkan tindakan dari mengevaluasi ketat

tanda vital, tanda perdarahan, diuresis, HGB, HCT,

trombosit dan tindakan seterusnya.

d) Kriteria untuk pemulangan pasien

Kriteria berikut harus dipenuhi sebelum pasien yang

pulih dari DHF atau Dengue Syock Syndrome (DSS)

dipulangkan.

1)Tidak ada demam selama sedikitnya 24 jam tanpa

penggunaan terapi anti demam.

2) Kembalinya nafsu makan

3) Perbaikan klinis yang dapat terlihat

4) Haluaran urine baik

5) Hematokrit stabil

Page 30: ASKEP DHF

6) Melewati sedikitnya 2 hari setelah pemulihan dari syok

7) Tidak ada distres pernapasan dari efusi pleural atau asites

8) Jumlah trombosit lebih dari 50.000 per mm3

(Ngastiyah, 2005)

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan mencakup data yang di kumpulkan melalui wawancara,

pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan

laboraturium dan diagnostic serta melihat catatan sebelumnya.

Pengumpulan riwayat tersebut meliputi data subjektif

(“melaporkan”) dan obyektif (“menunjukan”) (Tarwoto dan

Wartonah 2006).

Data perawatan yang ditemukan pada pasien DHF

Aktivitas/Istirahat

Gejala : lemah, lelah

Tanda : dispnea, takipnea, lemah

Sirkulasi

Gejala : epitaksis, hematoma,ekimosis, petekie, hyperemia

pada tenggorokan, perdarahan gusi, hematemesis, melena

Tanda : nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan

gelisah

Makanan/cairan

Page 31: ASKEP DHF

Gejala : mual muntah, anoreksia, haus

Tanda : mukosa mulut kering,lidah kotor (kadang-kadang)

Neurosensori

Gejala : sakit kepala, suhu tubuh tinggi

Tanda : menggigil, wajah tampak kemerahan, takikardi.

Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri uluhati, nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal

pada seluruh tubuh, nyeri tekan pada epigastrik, sakit saat

menelan

Pernafasan

Gejala : nafas dangkal

Tanda : nadi cepat dan lema

b. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Lynda juall,2007)

adalah :

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler.

2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi virus dengue.

3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan faktor-

faktor pembekuan darah (trombsitopenia).

Page 32: ASKEP DHF

4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan menurunnya nafsu makan sekunder terhadap anoreksia,

mual-muntah.

5) Nyeri akut berhubungan dengan Inflamasi otot.

6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan

metabolisme sekunder terhadap infeksi virus.

7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan

sekunder akibat hospitalisasi

8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inforrnasi.

c. Perencanaan

Rencana keperawatan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan, menentukan hasil akhir perawatan klien, mengidentifikasi

tindakan keperawatan dan klien yang sesuai dan rasional ilmiahnya, dan

menetapkan encana asuhan keperawatan.

Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas

masalah berdasarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua adalah

rencana prioritas (Deden Dermawan, 2012)

Perencanaan ditulis sesuai dengan prioritas (mengancam

jiwa pasien):

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler.

Tujuan: Kebutuhan cairan pasien terpenuhi/adekuat

Page 33: ASKEP DHF

Kriteria hasil :

(a) Mukosa bibir lembab

(b) Pasien minum 6-8 gelas sehari

(c) Tanda-tanda vital suhu 36˚c, nadi 60-100x/menit, TD

120/80mmHg, Respirasi 24x/menit.

Tindakan Keperawatan :

a) Mengobservasi tanda – tanda vital tiap jam.

Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui dengan

cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.

b) Anjurkan pasien banyak minum ±1800 – 2000 ml/hari.

Rasional : Mencegah kehilangan caian tubuh.

c) Catat intake dan output cairan tiap 24 jam.

Rasional : Memberi informasi tentang keadekuatan volume

cairan dan kebutuhan pengganti.

d) Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena sesuai program

dokter.

Rasional : Untuk mempertahankan/mengganti cairan dalam

tubuh.

e) Kolaborasi dalam pemeriksaan lab HCT, PLT tiap 12 jam.

Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran plasma dalam

pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan

melakukan tindakan lebih lanjut.

Page 34: ASKEP DHF

2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi virus dengue.

Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal (36 – 37 oC).

Kriteria hasil :

1) Pasien mengatakan badannya tidak panas lagi.

2) Suhu tubuh dalam batas nomal (36 – 37˚C)

3) Nadi 80-100x/menit.

Tindakan keperawatan :

a) Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien.

b) Anjurkan pasien banyak minum yaitu ± 1,5 - 2 liter per hari

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan

penguapan tubuh meningkat sehingga perlu

diimbangi dengan asupan cairan yang

banyak/adekuat.

c) Libatkan keluarga untuk tindakan kompres hangat (pada

daerah axila, kening dan lipatan paha).

Rasional : Pemindahan panas secara konduksi

d) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.

Rasional : Dapat membantu menurunkan panas.

e) Observasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap nyeri

Page 35: ASKEP DHF

Rasional : Mengetahui respon pasien terhadap nyeri yang

dirasakan

Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk

menangani syok yang dialami pasien.

3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan faktor-

faktor pembekuan darah (trombositopenia).

Tujuan : Perfusi jaringan adekuat

Kriteria hasil :

1) Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan oleh

adanya nadi perifer/sama, warna kulit dan suhu normal,

tidak ada edema.

2) Peningktan prilaku/tindakan yang meningkatkan perfusi

jaringan.

3) Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.

Tindakan keperawatan :

a) Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Hipotensi dan bradikardi menandakan adanya

penurunan aliran darah, perubahan suhu kulit (lebih

dingin atau lebih hangat) menandakan adanya

gangguan dalam suplai darah kapiler.

b) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat.

Page 36: ASKEP DHF

Rasional : Aktivitas pasien yang tidak terkontrol, dapat

menyebabkan perdarahan sehingga terjadi penurunan

suplay darah.

c) Pantau frekuensi jantung dan irama.

Rasional : Fekuensi dan irama jantung dapat menentukan

adanya komplikasi.

d) Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.

Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk

kebutuhan sirkulasi.

4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

menurunnya nafsu makan sekunder terhadap anoreksia, mual,

muntah.

Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi (adekuat)

Kriteria hasil :

1) Pasien tidak lemah

2) Makanan habis 1 porsi setiap kali makan

3) Nafsu makan meningkat

4) Mual muntah tidak ada

Tindakan keperawatan :

a) Timbang berat badan tiap hari.

Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien

b) Beri HE pada pasien/keluarga tentang pentingnya Nutrisi bagi

tubuh.

Page 37: ASKEP DHF

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi

sehingga motivasi untuk makan meningkat.

c) Kaji makanan yang disukai pasien.

Rasional : Menambah/merangsang nafsu makan.

d) Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Rasional : Meningkatkan asupan nutrisi tanpa merangsang

muntah.

e) Sajikan makanan dalam keadaan hangat.

Rasional : Mengurangi mual dan meningkatkan nafsu makan.

f) Kolaborasi dalam pemberian obat anti emetik sesuai indikasi.

Rasional : Antiemetik mengurangi rasa mual dan muntah.

5) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi otot.

Tujuan : pasien merasa nyaman

Kriteria hasil :

1) Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks.

2) Dapat tidur/beristirahat adekuat.

Tindakan keperawatan :

a) Observasi tanda-tanda vital terutama nadi

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan indikator adanya

perubahan kenyamanan.

b) Observasi skala nyeri dan karakteristiknya.

Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien.

c) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.

Page 38: ASKEP DHF

Rasional : Tehnik distraksi dapat mengalihkan perhatian dari

nyeri/ ketidaknyamanan dan relaksasi dapat

memberikan rasa nyaman.

d) Berikan posisi yang nyaman pada pasien.

Rasional : Posisi yang nyaman membantu relaksasi tubuh.

e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

Rasional : Analetik mengurangi rasa nyeri.

6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme sekunder terhadap infeksi virus.

Tujuan : Pasien dapat memenuhi kebutuhan ADL

Kriteia hasil :

1) Pasien dapat memenuhi ADL sendiri

2) Pasien tidak lemah

3) Pasien tampak kooperatif

Tindakan keperawatan :

a) Kaji ulang kemampuan pasien melakukan ADLnya

Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien

dalam memenuhi kebutuhannya.

b) Observasi tanda – tanda vital terutama nadi tiap 6 jam.

Rasional : Nadi menurun merupakan salah satu indikasi

adanya penurunan aktivitas.

c) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.

Page 39: ASKEP DHF

Rasional : Memberikan suasana yang tenang dan menurunkan

kebutuhan energi.

d) Anjurkan pasien untuk mempertahankan tirah baringnya dan

banyak beristirahat.

Rasional : Menurunkan penggunaan energi.

e) Libatkan keluarga dalam membantu ADL pasien.

Rasional : Memenuhi ADL pasien.

7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan

sekunder akibat hospitalisasi

Rencana tujuan: ganggguan pola tidur teratasi

Kriteria hasil: pasien tidur 6-9 jam/hari, tidak mengantuk, segar tidak

lelah, tidak sayu dan nyeri hilang.

Rencana tindakan:

a) Ajarkan teknik relaksasi/nafas dalam menjelang tidur.

Rasional: meningkatkan rasa mengantuk/keinginan untuk tidur.

b) Tutup gordin atau tirai dan batasi pengunjung di ruang saat jam

tidur.

Rasional: member rasa nyaman dan perasaan tenang sehingga

memudahkan tidur pasien.

c) Anjurkan pasien untuk minum susu.

Rasional: susu mengandung asam amino tritopan yang merangsang

medulus spinalis untuk tidur.

d) Anjurkan keluarga/pengunjung berada di luar saat jam istirahat.

Page 40: ASKEP DHF

Rasional: memberi rasa nyaman dan perasaan tenang sehingga

memudahkan tidur pasien.

e) Catat jumlah jam tidur dan kualitas tidur pasien setiap hari.

Rasional: dapat diketahui kualitas tidur pasien.

f) Ajarkan untuk melakukan perawatan di malam hari seperti gosok

gigi dan cuci kaki.

Rasional: memberi rasa nyaman menjelang tidur

8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

Tujuan : Pengetahuan pasien/keluarga bertambah

Kiteria hasil :

1) Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit DHF,

penyebab dan penanggulangannya.

Tindakan keperawatan :

a) Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga.

Rasional : Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan

pasien/ keluarga tentang penyakit.

b) Beri penjelasan pada pasien/keluarga tentang penyakit,

penyebab dan pencegahannya.

Rasional : Agar pasien/keluarga mengerti tentang penyakit,

penyebab dan pencegahannya.

c) Beri kesempatan keluarga/pasien untuk menanyakan hal-hal

yang tidak diketahui.

Page 41: ASKEP DHF

Rasional : Mengurangi kecemasan dan memotivasi dalam

perawatan pasien.

c) Lakukan evaluasi setelah memberikan penjelasan

Rasional : Untuk mengetahui tentang informasi yang telah

diberikan apakah benar-benar sudah dimengerti atau

tidak.

e) Libatkan orang tua dalam perawatan pasien/keluarga.

Rasional : Memberi support dalam proses penyembuhan.

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah melaksanakan order keperawatan yang

disusun sesuai rencana pleh klien, perawat atau orang lain.

Implementasi dapat mencakup dengan tenaga perawatan kesehatan

lain dalam menjalankan tanggung jawab. (Deden Darmawan, 2012)

e. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan.

Membandingkan status kesehatan klien saat ini dengan hasil klien

yang diharapkan dan menentukan kemajuan klien atau kuangnya

kemajuan ke aah pencapaian hasil. Perawat membandingkan, menilai

dan mengevaluasi sebagai bagian dari berfikir krtis.Kriteria untuk

mengukur tingkat pencapaian klien dinyatakan dalam hasil jangka

pendek atau evaluasi.Evaluasi adalah poses berkesinambungan yang

terjadi selama pengkajian berkelanjutan dan implementasi asuhan

keperawatan. (Deden Darmawan, 2012)

Page 42: ASKEP DHF

Dalam proses keperawatan berdasarkan permasalahan

yang muncul maka hal-hal yang diharapkan pada evaluasi adalah sebagai

berikut :

1) Kebutuhan cairan pasien terpenuhi

2) Suhu tubuh menurun (dalam batas normal 36 – 37°C)

3) Perfusi jaringan perifer adekuat

4) Kebutuhan pasien akan nutrisi dapat terpenuhi

5) Rasa nyaman terpenuhi

6) Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri

7) Kebutuhan tidur pasien terpenuhi

8) Pengetahuan bertambah

Page 43: ASKEP DHF

BAGAN 1

WOC(WEB OF CAUTION)Virus dengue

Infeksi dengue

Terbentuk komplek antigen

antibodi

Mengaktivasi sistem komplemen

Melepaskan histamine

Permebilitas pembuluh darah

meningkat

Kebocoran plasma

Hipovolemik

Penjatan Hipovolemik dan

hipotensi

Agregasi trombosit

Trombositopeni

Risiko Pendarahan

- Akral dingin - Sianosis

Gangguan perfusi jaringan perifier

- Keluarga/pasien bertanya-tanya tentang penyakit (DHF)- Keluarga/pasien tampak gelisah

Kurang pengetahuan

Depresi Sumsum Tulang

- Perdarahan - Trombositopeni

Intoleransi aktivitas

Hipotalamus

- Suhu tubuh tinggi- kulit kemerahan- Demam- Menggigil

Hipertermia

Pasienterjaga

GangguanPola tidur

Perbanyak diri di hepar

Hepatomegali Gangguan rasa nyaman nyeri

- Mual- Muntah- Anoreksia

Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

- Mukosa bibir kering- Hemokonsentrasi

Kekurangan volume cairan

Page 44: ASKEP DHF

Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Mei 2013, pukul 13.30 wita,

di ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar dengan teknik observasi

pasien secara langsung, wawancara, pemeriksaan fisik dan catatan

keperawatan.

a. Pengumpulan Data

1) Identitas Pasien Penanggung

Nama : NH MA

Umur : 14 tahun 42 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki

Status : Pelajar Menikah

Agama : Hindu Hindu

Pendidikan : SMP SMP

Pekerjaan : Pelajar Swasta

suku Bangsa : Indonesia Indonesia

Alamat : Jln.Cokrominoto, Jln.Cokrominoto

no 34 Denpasar no 34 Denpasar

NO RM : 474902

Tanggal MRS : 13 Mei 2013

2) Alasan dirawat

a) Keluhan utama saat MRS (tanggal 13 Mei 2013)

Pasien mengeluh panas

Page 45: ASKEP DHF

b) Keluhan utama saat pengkajian (tanggal 13 Mei 2013)

Pasien mengeluh badannya panas

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan badannya mulai panas pada tanggal 3 Mei 2013

Pukul 20.00 wita, yaitu pada hari jumat. Panas pasien naik turun

hingga hari rabu tanggal 9 Mei 2013, selama dirumah pasien minum

obat paracetamol yang di beli oleh ibunya di warung, Kemudian pada

hari sabtu tanggal 11 mei 2013 pukul 08.00 wita, panas pasien

tidak kunjung sembuh, Pasien di ajak ke RSUD Wangaya untuk

melakukan pemeriksaan dan untuk mengetahui panyakit apa yang

sedang di deritanya. Sampai di RSUD wangaya pasien diantar ke

poliklinik Interna, di poliklinik interna pasien langsung di terima

oleh dokter dan perawat, di poliklinik interna petugas mengukur

vital sign pasien dengan hasil TD:110/70mmHg, S : 38’7˚c, R : 20

x/mnt, selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan lab, dari

pemeriksaan didapatkan hasil PLT:120 k/ul, HCT:40,3%, HB:13,5

G/DL,setelah hasil lab selesai, dokter mendiagnosakan pasien

dengan demam berdarah(DB) dan langsung disarankan untuk rawat

jalan karena ruangan penuh. Pasien mendapatkan therapi :

Parasetamol 3x500 mg, vitamin dan juga sirop. Pada hari senin

tanggal 13 mei 2013 pukul 11.00 wita, pasien dibawa kembali ke

RSUD wangaya karena pasien tidak kunjung sembuh, sampai di

RSUD wangaya pasien langsung ke poliklinik interna dan langsung

Page 46: ASKEP DHF

dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan juga perawat,dari pemeriksaan

diperoleh TTV, suhu : 38,70C, nadi 86x/menit, tekanan darah

120/80, respirasi 18x/menit dan Pemeriksaan lab. Dari

pemeriksaan lab didapatkan hasil PLT : 105 k/ul, HCT : 41,8%,

HB : 14,6 g/dl, WBC : 1,44k/ul. Pasien didiagnosakan DHF, Olleh

dokter pasien disarankan untuk rawat inap, keluarga menyetujuinya

dan pasien diterima di ruang Cendrawasih pada pukul 12.30 wita.

Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Diagnosa medik : DHF (grade 1) hari ke 5

Mendapatkan therapi :

a. Dipasang infus IVFD RL 30 tts/mnt pada tangan kiri,

b. Paracetamol 3x500 mg

c. Imboost 1x1 mg

d. Pranza 1x40 mg melalui iv.

4) Riwayat Penyakit Terdahulu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit DHF seperti

yang dideritanya saat ini, sebelumnya pasien hanya menderita

batuk, filek tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

5) Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan

Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita

penyakit yang sama dengan pasien (DHF) dan tidak ada yang

menderita penyakit keturunan seperti diabetes melitus, jantung,

asma, hipertensi dan penyakit keturunan lainnya

Page 47: ASKEP DHF

6) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial, Spiritual Anak

a) Bernafas

Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien

tidak mengalami kesulitan dalam bernafas, baik saat menarik

nafas maupun saat mengeluarkan nafas.

b) Makan dan minum

Makan : pasien mengatakan sebelum sakit, pasien bisa makan

3x sehari dengan menu nasi, lauk dan sayur,buah

dan saat sakit pasien mengatakan makan hanya ½

porsi dari 1 porsi yang diberikan. Pada saat

pengkajian pasien sudah makan bubur yang

diberikan di RS habis 1/2 porsi dari 1 porsi yang di

berikan dan tanpa ada makanan tambahan dari luar

RS.

Minum : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa

minum 7-12 gelas sehari (1400-2400 cc) dan

saat pengkajian pasien mengatakan sudah minum

minum air putih 6 -8 gelas, 1200-1600 cc

selama 24 jam dan dari cairan parenteral pasien

mendapatkan terapi IVFD RL 20 tts/mnt dalam 1

hari 1500 cc.

Page 48: ASKEP DHF

c) Eliminasi BAB dan BAK

BAB : Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari, dengan

konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses,

saat pengkajian pasien mengatakan sudah BAB

tadi pagi dengan warna kuning tidak ada darah

dalam feses (tidak pernah berwarna coklat

kehitaman).

BAK : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa

BAK 4-5x sehari dan setiap kali kencing 300 cc

dengan warna kuning dan bau pesing. Saat

pengkajian pasien mengatakan dari kemarin siang

pukul 13.00 wita sudah kencing 7 kali 2100

cc dengan warna kuning dan bau pesing, pasien

mengatakan tidak pernah mengalami keluhan saat

BAK, seperti rasa sakit saat berkemih.

d) Gerak dan Aktivitas

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa beraktivitas

seperti sekolah, dan bermain dengan teman-temannya dan saat

sakit pasien hanya berada di tempat tidur, saat pengkajian

pasien duduk ditempat tidur dan mengobrol dengan orang

tuanya, pasien tampak lemah ADL dibantu oleh keluarganya,

pasien mengatakan badannya lemas pasien mengatakan tidak

mampu beraktivitas secara mandiri.

Page 49: ASKEP DHF

e) Pengaturan Suhu Tubuh

Pasien mengatakan panasnya naik turun dari 11 hari yang lalu

tgl 3 mei 2013 pukul 20.00 wita. Pada hari rabu tanggal 8 mei

2013 pukul 08.00 wita, panas pasien belum juga membaik.

Kemudian pada hari senin tanggal 13 mei 2013 pukul 08.00

wita pasien panas, Pada saat pengkajian pasien dikeluhkan

badannya masih panas.

f) Istirahat dan tidur

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa tidur pukul

21.00 wita sampai pukul 06.00 wita dan biasa tidur siang pukul

13.30 sampai pukul 14.30 wita. Saat sakit dan saat pengkajian

pasien mengatakan tidur pukul 21.00 wita sampai pukul 06.00

wita, dan sudah dapat tidur siang, selama tidur pasien

mengatakan terbangun hanya saat ingin BAK, kebutuhan tidur

pasien yang sudah tercapai 8 jam sehari.

g) Rasa nyaman dan aman

(1) Rasa Nyaman

Pasien mengatakan badannya tidak sakit, pasien merasa

lemas, pasien mengatakan merasa sakit hanya saat dipasang

infus, saat pengkajian pasien tampak tenang, bercanda

dengan keluarga dan teman-temanya

Page 50: ASKEP DHF

(2) Rasa Aman

Pasien mengatakan merasa aman dengan keadaannya karena

sudah mendapat perawatan dari dokter, selain itu pasien

mengatakan selalu mendapatkan penjelasan tentang

perkembangan keadaannya.

h) Data Sosial

(1) Data Sosial Pasien

Hubungan pasien dengan orang tua baik, saat sakit pasien

dijaga oleh kedua orang tua dan tema-temanya, hubungan

tenaga kesehatan (dokter, perawat dan lainnya) dengan

pasien baik.

(2) Pengetahuan Pasien Tentang Kesehatan

Pengetahuan pasien tentang penyakitnya saat ditanya

pasien mengatakan hanya sedikit tahu tentang penyakitnya

(penyebab), pasien mengatakan khawatir dengan

keadaannya dan bertanya bagaimana keadaannya, apakah

penyakit yang dideritanya bisa mengancam nyawa dan

bagaimana cara mencegahnya, pasien mengatakan jika sakit

langsung berobat ke bidan, dokter dan RS.

(3) Rekreasi

Pasien mengatakan pada hari-hari tertentu pasien jalan-

jalan ke mall yang ada di Denpasar. Saat pengkajian pasien

Page 51: ASKEP DHF

hanya tidur dan duduk ditempat tidur karena masih perlu

perawatan.

(4) Lingkungan sosial

Pasien mengatakan rajin membersihkan lingkungan

didalam rumah maupun diluar rumahnya (pekarangan

sekitar rumahnya) pasien mengatakan tidak pernah

menggantung baju kotor di kamar tidurnya,dan pasien

mengatakan dibelakang rumahnya ada tempat pembuangan

sampah.

(5) Spiritual (agama dan kepercayaan)

Pasien beragama Hindu dan sembahyang 2x sehari, pagi

hari disekolahnya dan sore hari dirumahnya. Pada saat

pengkajian pasien mengatakan hanya berdoa ditempat

tidur.

h) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

(1) Kebersihan : Cukup

(2) Keadaan kulit : Elastis,Teraba hangat,tampak merah

pada kulit wajah.

(3) Kesadaran : CM (Compos mentis)E4 V5 M6

b) Ukuran – ukuran lain

(1) Berat badan sebelum sakit : 39 kg

(2) Berat badan saat pengkajian : 39 kg

Page 52: ASKEP DHF

(3) Tinggi badan : 155cm

c) Gejala Kardinal

(1) Suhu : 38,70C

(2) Nadi : 82 x/mnt

(3) Pernapasan : 20 x/mnt

(4) Tekanan darah : 110/70 mmHg

d) Keadaan Fisik

(1) Kepala : Bentuk bulat, benjolan tidak ada, nyeri tekan

tidak ada lesi tidak ada, penyebaran rambut

merata, kebersihan cukup

(2) Mata : Bentuk simetris, kunjungtiva merah muda, nyeri

tekan tidak ada, sklera putih.

(3) Hidung : Kebersihan cukup, mukosa hidung merah muda,

sekret tidak ada, epistaksis tidak ada.

(4) Mulut : Mukosa bibir kering, perdarahan pada gusi tidak

ada, karies gigi tidak ada, kebersihan mulut

cukup, lidah bersih,gigi lengkap.

(5) Telinga : Bentuk simetris, pendengaran baik, kebersihan

cukup, serumen tidak ada, nyeri tekan tidak

ada, kebersihan cukup, pendengaran saat ditest

dengan garputala baik.

Page 53: ASKEP DHF

(6) Leher : Pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan

pembesaran vena jugularis tidak ada, nyeri

tekan tidak ada.

(7) Thorak :

Jantung

Inspeksi: Bentuk dada simetris,iktus kordis

pada ICS 5 kiri mid klavilula sinistra

Palpasi: lokasi point of maksimal impulse

terletak pada ruang sela iga V kira-

kira 1 jari medial dari garis

midklavikular (medial dari apeks

anatomi).lebar iktus cordis yang

teraba adalah 1 cm,denyut apeks

jantung terba disela iga ke v 2 cm

medial garis midklavikular, pulsasi

kuat

Perkusi: Tidak pembesaran jantung, suara

Dulness.

Auskultasi: Suara S1 dan S2 tunggal regular.

Suara jantung vesikular pada seluruh

lapang jantung.

Page 54: ASKEP DHF

Paru-paru

Inspeksi: Bentuk dada kiri dan kanan simetris,

pergerakan dada kanan kiri

simetris,tidak ada retraksi otot

dada,tidak ada penggunaan otot

bantu nafas

Palpasi: Vokal fremitus sejajar +/+ antara paru

kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi: Suara resonan

Auskultasi : Bunyi nafas vesicular antara paru

kanan dan kiri Wheezing -/-, ronchi

-/-,vesikuler -/-

(8) Abdomen :

Inspeksi : Bentuk abdomen datar,bentuk simetris,

tidak ada lesiti,tidak ada asites

Auskultasi: Peristaltik usus 8x/menit

Palpasi : Tidak ada distensi abdomen,hepar

Prkusi : bunyi timpani

(9) Ekstremitas :

Atas : Petekie (+)

Kiri : Pergerakan terkoordinasi, terpasang IVFD

RL 30 tetes/mnt, nyeri otot tidak

ada,CRT < 2 detik.

Page 55: ASKEP DHF

Kanan : Pada tangan kanan pergerakan baik,

kebersihan cukup, tidak ada lesi, tidak

ada nyeri tekan, tidak ada oedem,CRT

< 2 detik

Bawah : Pergerakan terkoordinasi, oedema tidak

ada, nyeri otot tidak ada,CRT < 2 detik.

Kekuatan otot :

(10)Genetalia : Kebersihan cukup

(11)Anus : Kebersihan cukup lesi tidak ada.

e) Pemeriksaan Penunjang

Hasil DL pada tanggal 13 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal

WBC

RBC

HGB

HCT

MLV

MCH

MCHC

PLT

RDW-SD

PDW

1,44 -

5,12

14,6

41,8

81,6

28,5

34,9

105 -

38,7

13,1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

k/L

m/L

g/dl

%

fl

pg

g/dl

k/L

%

lfl

4.60-10.2

3.8-6.5

11.5-18

37-54

80-100

26-31

31-37

150-400

37-54

15.5-17.1

Page 56: ASKEP DHF

Parameter Results Flags Unit Normal

MDV

P-LCR

NEUT

LYM

MXD

MEU%

LYM %

MDX %

LED

16,4

11,8

37,7

0,12

0,38

0,79

0,17

0,00

0,09

-

-

tfl

%

k/L

k/L

k/L

%

%

%

Mm/jam

7.8-11

13-43

2.2-6.8

1-3.6

0.1-1.1

40-70

25-33

1.7-20

0-20

Hasil DL pada tanggal 14 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal

WBC

RBC

HGB

HCT

MLV

MCH

MCHC

PLT

RDW-SD

1,85

4,64

13,1

38,0

81,9

28,2

34,5

74-

38,4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

k/L

m/L

g/dl

%

fl

pg

g/dl

k/L

%

4.60-10.2

3.8-6.5

11.5-18

37-54

80-100

26-31

31-37

150-400

37-54

Page 57: ASKEP DHF

Parameter Results Flags Unit Normal

PDW

MDV

P-LCR

NEUT

LYM

MXD

MEU%

LYM %

MDX %

LED

13,1

18,4

12,4

43,4

0,09

0,23

0,95

0,48

0,02

0,11

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

lfl

tfl

%

k/L

k/L

k/L

%

%

%

Mm/jam

15.5-17.1

7.8-11

13-43

2.2-6.8

1-3.6

0.1-1.1

40-70

25-33

1.7-20

0-20

Hasil DL pada tanggal 15 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal

WBC

RBC

HGB

HCT

MLV

MCH

MCHC

PLT

3,90

4,80

13,5

40,3

84,0

28,1

35,5

81 -

-

-

-

-

-

-

-

-

k/L

m/L

g/dl

%

fl

pg

g/dl

k/L

4.60-10.2

3.8-6.5

11.5-18

37-54

80-100

26-31

31-37

150-400

Page 58: ASKEP DHF

Parameter Results Flags Unit Normal

RDW-SD

PDW

MDV

P-LCR

NEUT

LYM

MXD

MEU%

LYM %

MDX %

LED

40,5

13,4

20,1

13,5

49,1

0,11

0,83

2,11

0,62

0,05

0,28

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

%

lfl

tfl

%

k/L

k/L

k/L

%

%

%

Mm/jam

37-54

15.5-17.1

7.8-11

13-43

2.2-6.8

1-3.6

0.1-1.1

40-70

25-33

1.7-20

0-20

Hasil DL pada tanggal 16 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal

WBC

RBC

HGB

HCT

MLV

MCH

MCHC

4,06

4,58

12,9

38,2

83,4

28,2

38,8

-

-

-

-

-

-

-

k/L

m/L

g/dl

%

fl

pg

g/dl

4.60-10.2

3.8-6.5

11.5-18

37-54

80-100

26-31

31-37

Page 59: ASKEP DHF

Parameter Results Flags Unit Normal

PLT

RDW-SD

PDW

MDV

P-LCR

NEUT

LYM

MXD

MEU%

LYM %

MDX %

LED

102 -

40,0

13,2

16,8

12,2

42,9

0,12

0,57

2,50

0,70

0,08

0,20

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

k/L

%

lfl

tfl

%

k/L

k/L

k/L

%

%

%

Mm/jam

150-400

37-54

15.5-17.1

7.8-11

13-43

2.2-6.8

1-3.6

0.1-1.1

40-70

25-33

1.7-20

0-20

Analisa Data

TABEL 1

Page 60: ASKEP DHF

ANALISA DATA PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I

HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA

DENPASAR TANGGAL 13 MEI 2013

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan

1 2 3 4

1 Pasien mengatakan badanya

panas

- S : 38,70C

- TD : 120/70 mmHg

- N : 82 x/mnt

- Badan pasien teraba panas

- Wajah tampak kemerahan

- Bibir kering

Hipertermi

2 Pasien mengatakan minum

air putih dari kemarin pukul

13.00 wita, 6-8 gelas (

2100 cc) selama 24 jam.

- Mukosa bibir kering

- PLT : 105 K/ul

- HCT : 41,8 %

- HB : 14,6 g/dl

CM : infus :1500 cc

Minum : 1600 cc

Makan : 200 cc

Total CM = 3300 cc

CK =2100(7 x spontan)

BAB = 100 cc

Resiko

Kekurangan

volume

cairan

Page 61: ASKEP DHF

1 2 3 4

IWL =600 cc

Total CM-CK= 500 cc

3. - Pasien mengatakan hanya

sedikit tahu tentang

penyakitnya (penyebab)

- Pasien mengatakan

khawatir dengan

keadaannya apakah

penyakit yang dideritanya

dapat mengancam nyawa

dan bagaimana cara

pencegahannya gejala,

dan pengobatannya

- Pendidikan pasien SMP

- Pasien bertanya tentang

penyakit demam berdarah

(cara pencegahannya

gejala, dan pengobatannya.

Kurang

pengetahuan

4 - Pasien mengatakan lemas

- Pasien mengatakan tidak

mampu beraktifitas secara

mandiri

- ADL pasien dibantu oleh

keluarganya (makan,

minum, BAB, BAK)

- Pasien tidak dapat

beraktivitas secara mandiri.

- N : 82 x/mnt, TD = 120/70

mmHg, R = 18

x/mnt,Suhu:38’7 c

PLT : 105- HCT : 38,0

Intoleransi

aktivitas

Page 62: ASKEP DHF

1 2 3 4

HB : 14,6 G/dl

e. Rumusan Masalah

1) Hipertemia

2) Resiko kekurangan volume cairan

3) Kurang pengetahuan

4) Intoleransi aktivitas.

f. Analisa Masalah

1) P : Hipertermia

E : Tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap infeksi

virus dengue

S : Pasien mengatakan badanyanya panas naik turun dari 5 hari

yang lalu (tgl 8 Mei 2013), S = 38,70C, N : 82 x/mnt,

mukosa bibir kering, badan teraba panas.

Proses terjadi :

Masuknya virus kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

Aepypti akan mempunyai faktor imonologis, bila tubuh tidak

mampu melawannya akan menimbulkan peradangan dan salah satu

tandanya adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Resiko terjadi kejang

2) P : Resiko kekurangan volume cairan

Page 63: ASKEP DHF

E : Peningkatan permeabilitas kapiler

S : Pasien mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00

wita 7-8 gelas ( 1400-1600 cc), mukosa bibir kering,

PLT : 105 k/ul, HCT = 41,88%HB=14,6 g/dl (cairan masuk

3300 cc selama 24 jam, cairan keluar 2100cc(7x spontan),

BAB = 100 CC, IWL=585 cc=2800 selama 24 jam, cairan

masuk-cairan keluar = 500 cc.

Proses terjadi :

Karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler sehingga

menyebabkan kebocoran plasma divaskuler yang dapat

menyebabkan volume cairan berkurang dalam tubuh.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Akan menyebabkan kekurangan volume cairan

3) P : Kurang pengetahuan pasien tentang

penyakitnya

E : Kurang informasi

S : Pasien mengatakan hanya sedikit tahu tentang penyakitnya

(penyebab), Pasien mengatakan khawatir dengan

keadaannya apakah penyakit yang dideritanya mengancam

nyawa dan bagaimana cara pencegahannya, gejala dan

pengobatannya, pendidikan pasien SMP, pasien bertanya

tentang deman berdarah (cara pencegahannya, gejala dan

pengobatannya).

Page 64: ASKEP DHF

Proses terjadi :

Karena kurangnya informasi tentang penyakitnya sehingga pasien

tidak tahu tentang gejala, pencegahan dan pengobatan.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Pasien tidak kooperatif dalam perawatan dirinya

4) P : Intoleransi Aktivitas

E : Kelemahan

S : Pasien mengatakan badannya lemas, pasien mengatakan

tidak mampu beraktifitas secara mandiri, ADL pasien

(makan, minum, BAB, BAK) dibantu oleh keluarganya,

pasien tidak dapat beraktifitas secara mandiri, N =82 x/mnt,

TD : 120/70 mmHg, R : 18 x/mnt, S = 38,70C

Proses terjadi :

Karena adanya permiabilitas meningkat menyebapkan gangguan

immobility dari trombositopeni akibat hipovolemi, sehingga O2

yang masuk kedalam tubuh tidak adekuat untuk menunjang proses

metabolisme tubuh sehingga pasien mengalami kelemahan.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

ADL pasien tidak terpenuhi secara mandiri..

Diagnosa Keperawatan

1) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi virus dengue ditandai dengan pasien

mangatakan panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013),

Page 65: ASKEP DHF

suhu = 38,7oC, Nadi : 82 x/menit, mukosa bibir kering, badan

pasien teraba panas dan muka kemerahan.

2) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasien

mengatakan dari kemarin pukul 13.00 wita, minum air putih + 6-8

gelas (+ 1200-1600 cc), mukosa bibir kering, PLT 105 k/ul, HCT :

41,8%, HB=14,6 g/dl, cairan masuk 3300 cc, BAK : 2100 + BAB =

100 + IWL= 585 cc=2800 selama 24 jam. Cairan masuk-cairan

keluar = 500 cc.

3) Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya berhubungan

dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan

hanya sedikit tahu tentang penyakitnya (penyebab). Pasien

mengatakan khawatir dengan keadaannya, apakah penyakit yang

dideritanya dapat mengancam nyawanya. Pasien bertanya tentang :

pengertian, pencegahan, gejala dan pengobatan penyakitnya.

4) Intoleransi aktivitas b/d immobilty d/d pasien mengatakan

badannya lemas, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas

secara mandiri, ADL pasien dibantu oleh keluarga (makan, minum,

BAB, BAK, pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, N = 82

x/mnt, TD = 120/70 mmHG, R = 18 x/mnt, S = 38,70C. Terapi.

2. Perencanaan

a. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Page 66: ASKEP DHF

1) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi, virus dengue ditandai dengan pasien

panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013), S : 38,70C,

N = 82 x/mnt, mukosa bibir kering, badan pasien teraba panas.

2) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan d/d pasien mengatakan

badannya lemas, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas

secara mandiri, ADL pasien dibantu oleh keluarga (makan, minum,

BAB, BAK). Pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, N = 82

x/mnt, TD = 120/70 mmHG, R = 18 x/mnt, S = 38,7oC.

3) Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya berhubungan

dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan

hanya sedikit tahu tentang penyakitnya (penyebab). Pasien

mengatakan khawatir dengan keadaannya, apakah penyakit yang

dideritanya dapat mengancam nyawa. Pasien bertanya tentang

pencegahan gejala dan pengobatan penyakit anaknya.

4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasien

mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00 wita 6-8

gelas sehari kurang lebih 1200-1600cc, mukosa bibir kering, PLT

105 K/ul, HCT 41,8%, cairan masuk 3300 cc dan BAK: 2100 cc +

BAB : 100 +IWL=585 cc= 2800 cc selama 24 jam.

Page 67: ASKEP DHF

b. Rencana Perawatan

TABEL 2

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13 S/D 16 MEI 2013

Hr/tgl/Jam DX Kep Tujuan Rencana Tindakan Rasional

1 2 3 4 5

Senin,

13 Mei

2013 Pkl.

15.30

Wita

Hipertermi

berhubungan dengan

tidak efektifnya

termoregulasi

sekunder terhadap

infeksi, virus dengue

ditandai dengan

Setelah diberikan askep selama 3

x 24 jam diharapkan tidak terjadi

peningkatan suhu tubuh dengan

kriteria hasil :

1. Pasien mengatakan badanya

tidak panas lagi.

2. Suhu tubuh 36-37,50C

1. Observasi tanda-

tanda vital setiap 6

jam.

2. Kaji kharateristik

demam

3. Anjurkan pasien

banyak minum

1. Tanda vital merupakan

acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien.

2. Untuk mengidentifikasi

terjadinya demam

3. Peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan

Page 68: ASKEP DHF

pasien mengatakan

badanya panas naik

turun dari 5 hari

yang lalu (tgl 8 Mei

2013), S : 38,70C, N

= 82 x/mnt, mukosa

bibir kering, badan

pasien teraba panas.

3. Badan pasien teraba tidak

panas

2400-2500 per hari

4. Beri kompres

hangat pada

dahi,ketiak dan

lipatan paha.

5. Rencana dalam

pemberian obat

paracetamol 3x500

mg

tubuh meningkat sehingga

perlu diimbangi dengan

asupan cairan yang banyak

untuk mengganti cairan

tubuh yang hilang

4. Kompres hangat mem-

bantu untuk menurunkan

panas

5. Dapat membantu

menurunkan suhu tubuh

dan dapat mencegah

infeksi sekunder.

Senin, Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep selama 3 1. Kaji keluhan pasien 1. Untuk mengidentifikasi

Page 69: ASKEP DHF

13 Mei

2013 Pkl.

15.30

Wita

ber-hubungan

dengan kele-mahan

ditandai dengan

pasien mengatakan

badannya lemas,

pasien mengatakan

tidak mam-pu

beraktifitas secara

mandiri, ADL pasien

di bantu oleh

keluarga,TD

120/70mmHg dan,

Respirasi:18

kli/mnit,

Nadi:82x/mnt,Suhu

x 24 jam diharapkan pasien

dapat memenuhi kebutuhan

ADL secara mandiri dengan

kriteria hasil :

1. Pasien mengatakan badannya

tidak lemas lagi.

2. Pasien mengatakan mampu

beraktivitas secara mandiri

3. ADL pasien terpenuhi

4. S : 36-37,50C

TD : sistol 110/90mmHg

diastole 90/60 mmHg.

2. Kaji hal-hal yang

mampu tidak

mampu dilakukan

pasien dalam me-

menuhi kebutuhan

3. Bantu pasien untuk

mandiri dalam

memenuhi ADLnya

(makan, minum,

BAB, BAK)

4. Libatkan keluarga

dalam aktivitas dan

pemenuhan ADL

pasien

masalah pasien

2. Untuk mengetahui tingkat

ketergantungan pasien

dalam memenuhi

kebutuhannya

3. Dengan melatih keman-

dirian pasien (makan,

minum, BAB, BAK)

pasien tidak mengalami

ketergantungan pada

perawat.

4. Agar ADL pasien dapat

terpenuhi

Page 70: ASKEP DHF

38,7 C

Senin,

13 Mei

2013 Pkl.

15.30

Wita

Kurang pengetahuan

pasien tentang

penyakitnya

berhubusngan

dengan kurangnya

infor-masi ditandai

dengan Pasien

mengata-kan hanya

sedikit tahu tentang

penyakitnya

(penyebab). pasien

mengatakan

khawatir dengan

keadaannya, apakah

Setelah diberikan askep selama

2x15 mnt, diharapkan

pengetahuan Pasien tentang

penyakit bertambah dengan

criteria hasil :

1. Pasien mengerti tentang

penyakitnya.

2. Pasien tidak bertanya-tanya

lagi tentang penyakitnya

3. Pasien mengatakan sudah

tahu tentang penyebab gejala,

pencegahan dan pengobatan

penyakit DHF

4. pasien kooperatif saat

1. Kaji tingkat

pengetahuan pasien

tentang penyakit

DHF

2. Beri penjelasan

kepada pasien

tentang penyebab,

gejala dan

pencegahan

penyakit DHF

3. Beri kesempatan

pada pasien untuk

menanyakan hal-hal

yang tidak

1. Mengetahui sejauhmana

tingkat pengetahuan pasien

tentang penye-bab dan

pencegahan penyakit DHF

2. Agar pasien mengerti

tentang penyakit, penyebab

dan pencegahannya

3. Mengurangi kecemasan

dan memotivasi dalam

perawatan pasien

Page 71: ASKEP DHF

penyakit yang

dideritanya dapat

mengancam nyawa,

pasien bertanya

tentang pencegahan

gejala dan

pengobatan

penyakitnya.

diberikan asuhan

keperawatan

diketahui

4. Lakukan evaluasi

setelah memberikan

penjelasan pada

pasien

5. Libatkan keluarga

dalam perawatan

pasien

4. Untuk mengetahui tentang

informasi yang telah

disampaikan apakah benar-

benar sudah dimengerti

atau tidak

5. Dapat memberi support

dalam proses

penyembuhan pasien

Senin,

13 Mei

2013 Pkl.

15.30

Wita

Kekurangan volume

cairan berhubungan

dengan pasien

mengatakan minum

air putih dari

kemarin pukul 13.00

Setelah diberikan askep selama

3x 24 jam diharapkan kebutuhan

cairan pasien terpenuhi dengan

kriteria hasil

1. Pasien mau minum 7-10

gelas/hari 1400-2000 cc

1. Kaji keadaan umum

pasien dan TTV

2. Anjurkan pasien

untuk banyak

minum 2 ,5 liter per

1. Mengetahui ada tidaknya

penyimpangan dari

keadaan normal.

2. Asupan cairan sangat

diperlukan untuk

menambah cairan dalam

Page 72: ASKEP DHF

wita 7-8 gelas (

1400-1600cc)

selama 24 jam. PLT

105 k/ul, HCT

41,8%, CM = 3700

cc, BAK = 1500 cc

+ BAB : 100 + IWL

= 585cc = 2800 cc,

CM-CK = 500 cc.

2. Mukosa bibir lembab

3. PLT dalam batas

normal(150-400k/ul)

4. Pasien tidak menunjukkan

tanda-tanda dehidrasi

seperti:mukosa bibir kering,

turgor kulit tidak elastis,

mata cowong.

CM =CK

hari

3. Catat intake dan out

put cairan

4. Pantau hasil

pemeriksaan lab

(PLT, HCT, HB,

WBC), setiap 24

jam.

5. Kaji tanda-tanda

dehidrasi (mukosa

bibir kering, turgor

kulit tidak elastis)

6. Rencana dalam

pem-berian IVFD

RL 20 tetes/ menit,

tubuh.

3. Memberi informasi tentang

keadekuatan volume cairan

4. Untuk mengetahui tingkat

keparahan dalam tubuh

yang dialami pasien dan

untuk acuan melakukan

tindakan lebih lanjut.

5. Untuk mengetahui defisit

volume cairan tubuh

6. Untuk mempertahankan

dan mengganti cairan

dalam tubuh yang hilang

Page 73: ASKEP DHF

sesuai therapy akibat dari kebocoran

plasma

Page 74: ASKEP DHF

Pelaksanaan

TABEL 3

PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13-16 MEI 2013

Hr/tgl/Jam

Dx

Keperaw

atan

Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

1 2 3 4 5

Senin,

13 mei

2013

Pkl. 16.00

1, 2, 4 Mengkaji keadaan umum

pasien dan tanda-tanda

vital

DS : -

DO :

- Pasien tampak tidur

- S = 380C

- TD : 110/70 mmHG.

- Respirasi : 18 x/mnt

Mahasiswa

Pkl. 16.30 1 Memberi Obat oral

paracetamol 500 mg

DS :

- Pasien mengatakan

obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah diminum

dan tidak dimuntahkan

lagi

Mahasiswa

Pkl. 16.40 2 Mengkaji hal-hal yang DS : Mahasiswa

Page 75: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

mampu dan tidak mampu

dilakukan oleh pasien - Pasien mengatakan

hanya mampu duduk di

tempat tidur.

DO :

- BAB, BAK, makan,

minum pasien masih

dibantu oleh

keluarganya

Pkl. 17.00 1 Memberikan kompres air

hangat pada kening dan

lipatan aksila

DS :

DO :

- Pasien dikompres air

hangat pada kening dan

lipatan aksila, pasien

sangat kooperatif

Mahasiswa

Pkl. 18.15 3 Memberi HE tentang

pengertian , penyebap,

perawatan, pencegahan

dan pengobatan

Memberi kesempatan

pasien untuk bertanya

DS :

- Pasien mengatakan

hanya mengetahui

penyebap

DO :

- Pasien tampak

mendengar penjelasan

yang diberikan

DS : -

Mahasiswa

Page 76: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

DO :

- Pasien mau

mengutarakan

pendapat dan hal yang

belum dimengerti

Pkl. 18.30 3

4

Mengevaluasi tingkat

pengetahuan pasien

Menganjurkan pasien

untuk banyak minum

(1400 – 2000 cc) per hari

DS :

- Pasien mengatakan

sudah mengerti dengan

penjelasan yang

diberikan

DO :

- Pasien mampu

menjelaskan apa yang

sudah dijelaskan

DS :

- Pasien mengatakan

sudah minum 1 gelas,1

x minum 200 cc

DO :

- Mukosa bibir kering

Mahasiswa

Mahasiswa

Pkl. 21.00 1 Mengganti cairan infuse

IVFD RL 30 tetes//menit

DS :

DO :

- Infus sudah

Perawat

ruangan

Page 77: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

diganti,tetesan lancer

30 tetes/mnt,

- Mukosa bibir kering

Selasa

14 Mei

2013

Pkl. 05.00

1, 2,4 Mengukur tanda-tanda

vital dan keadaan umum

pasien

DS :

- Pasien mengatakan

badanya masih lemas

dan panas

DO :

- Keadaan umum

pasien masih lemah

- suhu : 380C

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 82 x/mnt,

- Repirasi : 20 x/mnt

Perawat

ruangan

Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus

IVFD RL 30 tetes/menit

DS : -

DO :

- Infus sudah diganti,

tetesan lancer 30

tetes/mnt.

- Mukosa bibir kering

Perawat

ruangan

Pkl. 08.00 1, 2, 4 Membersihkan lingkungan

dan tempat tidur pasien

DS :

DO :

- Lingkungan bersih dan

tempat tidur rapi

Mahasiswa

Page 78: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

Pkl. 08.00 3 Membantu pasien

memenuhi ADL (makan)

DS :

- Pasien mengatakan

belum mampu makan

secara mandiri

- pasien mengatakan

badannya masih lemas.

DO :

- Pasien lemah dan

berbaring di tempat

tidur

- Suhu : 36˚ c

- Respirasi : 20 x/mnt

- Nadi : 82 x/mnt

- TD : 100/70 mmHg

Mahasiswa

Pkl 09.00

wita

1 Memberi obat penurun

panas Paracetamol 500

mg(melalui oral)

DS :

- Pasien mengatakan

obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah diminum

dengan ai putih

- Reaksi alergi tidak ada

Mahasiswa

Pkl. 10.00 4 Mengobservasi dan DS : Mahasiswa

Page 79: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

mencatat nilai WBC,

HCT, HGB : PLT,LED

DO :

- WBC : 1,85k/ul

- HCT : 31,1%

- HGB : 10,2 g/dl

- PLT : 74k/ul

- LED : 15 mm/jam

Pkl. 11.00 1,2 Mengobservasi keadaan

umum pasien dan

mengukur TTV

DS :

- Pasien mengatakan

badanya sudak tidak

panas lagi

DO :

- Keadaan umum Bik

- suhu : 360C

- Respirasi : 20 x/mnt,

- nadi 82x/mnt

- TD = 110/70 mmHg

Mahasiswa

Pkl. 11.15 1 Menganjurkan pasien

banyak minum

DS :

- Pasien mengatakan

minum habis 1 gelas

200 cc

DO :

Mahasiswa

Page 80: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

- Mukosa bibir kering

Pkl. 12.00 1, 2, 4 Memberi obat

oral/paracetamol 500 mg

(melalui oral)

DS :

- Pasien mengatakan

Obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah di minum

dengan air , reaksi

alergi tidak ada

Mahasiswa

Pkl. 12.00 2 Melibatkan keluarga

dalam pemenuhan ADL

pasien

DS :

DO :

- Saat kekamar mandi

pasien dibantu oleh

keluarganya, keluarga

kooperatif dalam

perawatan pasien

Mahasiswa

Pkl. 13.00 4 Mengganti cairan infus

IVFD RL 30 tetes/menit.

DS :

DO :

- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer

30 tetes/mnt

- Mukosa bibir lembab

Mahasiswa

Pkl. 15.00 4 Menghitung cairan masuk

dan cairan keluar

DS : Mahasiswa

Page 81: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

DO :

- Cairan masuk

Minum + infus +

makan

= 1000 cc + 2700 cc +

100 cc = 3800 cc

BAK = 2200 (8 x

spontan) ,BAB = 100

cc, IWL:600 cc, CK =

2900 cc

CM-CK : 900 cc

kl. 15.30 2 Melibatkan keluarga

dalam merawat pasien

DS : -

DO :

- Dapat member support

dalam proses

penyembuhan pasien

Perawat

ruangan

Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda

vital

DS :

- Pasien mengatakan

badanya sudah tidak

panas lagi

DO :

- Tubuh pasien tidak

teraba hangat

Mahasiswa

Page 82: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

- Suhu = 36,5°C

- R= 20 x/mnt

- Nadi = 82 x/mnt

- TD = 100/70 mmHg

1 Memberi obat oral

paracetamol 500 mg

DS :

- Pasien mengatakan

obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah diminum

dengan air putih, reaksi

alergi tidak ada

Mahasiswa

Pkl. 18.00 1 Mengobservasi tanda-

tanda dehidrasi

DS :

DO :

- Tanda-tanda dehidrasi

(bibir kering, turgor

kulit kurang elastis)

tidak ada.

Perawat

ruangan

Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infuse

IVFD RL 30 tetes/menit.

DS :

DS :

- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer

30 tetes/mnt

Mahasiswa

Page 83: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

- Mukosa bibir lembab

Pkl. 24.00 1 Memberikan obat oral

paracetamol 500 mg

DS :

- Pasien mengatakan

obat sudah di minum

DO :

- Obat sudah diminum

- reaksi alergi tidak ada

Perawat

ruangan

Rabu

15-Mei-

2013

Pkl. 05.00

1, 2, 4

Mengobservasi keadaan

umum pasien dan

mengukur tanda-tanda

vital

DS : -

DO :

- Keadaan umum baik

- suhu : 360C

- Nadi : 82 x/mnt

- TD : 100/60

- Respirasi : 20 x/mnt

Perawat

ruangan

Pkl. 05.00

4

Mengganti cairan infus

IVFD RL 30 tetes/menit.

DS : -

DO :

- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer

30 tetes/mnt

Mahasiswa

Pkl. 07.00 1,2,4 Membersihkan lingkungan

dan tempat tidur

DS : -

DO :

- Lingkungan bersih dan

tempat tidur sudah rapi

Mahasiswa

Page 84: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

Pkl. 08.00 2 Memberi obat oral

paracetamol 500 mg

DS :

- Pasien mengatakan

obat sudah di minum

DO :

- Obat sudah diminum

- Reaksi alergi tidak ada

Mahasiswa

Pkl. 11.00 4 Mengobservasi dan

mencatat hasil

pemeriksaan lab (DL)

DS : -

DO :

- WBC : 3,90k/ul HCT :

40,3%, HGB : 13,5g/dl

PLT : 81k/ul

Mahasiswa

Pkl. 11.15 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda

vital

DS :

- Pasien mengatakan

badanya sudah tidak

panas lagi

DO :

- Suhu : 360C

- Nadi : 82x/mnt

- TD : 100/60 mmHg

- RR : 20 x/mnt

Mahasiswa

Pkl. 12.00 4 Mengobservasi adanya

tanda-tanda dehidrasi

DS : -

DO :

- Tanda-tanda dehidrasi

(mukosa bibir kering,

Mahasiswa

Page 85: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

turgor kulit tidak

elastis, mata cowong),

tidak ada

Pkl. 13.00 3 Mengkaji hal-hal yang

mampu dan tidak mampu

dilakukan oleh PS

DS :

- Pasien mengatakan

bisa makan, minum

sendiri, tapi belum bisa

ke kamar mandi

sendiri.

DO :

- Pasien tampak baring

ditempat tidur

Mahasiswa

Pkl. 13.30 4 Mengganti cairan infus

IVFD RL 30 tetes/menit.

DS : -

DO :

- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer

30 tetes menit

Mahasiswa

Pkl. 15.00 4 Menganjurkan pasien

banyak minum 1500 cc

sehari

DS :

- Pasien mengatakn

sudah minum 1 x

minum 200 cc

DO :

Mahasiswa

Page 86: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

- Mukosa bibir lembab

Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda

vital dan keadaan umum

pasien

DS :

- Pasien mengatakan

badanya sudah tidak

panas lagi

DO :

- Suhu = 36,80C

- R= 20 x/mnt

- Nadi = 80 x/mnt

- TD = 110/70 mmHg

Mahasiswa

Pkl. 16.00 1 Memberi obat oral :

Paracetamol 500

mg(melalui oral)

DS :

- Pasien mengatakan

obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah minum

- obat tidak dimuntahkan

- Reaksi alergi tidak ada

Mahasiswa

Pkl. 18.00 1,4 Menghitung CM-CK DS : -

DO :

- Cairan masuk :

Minum + infus +

makan

= 1400 cc + 2700 cc

+ 100 cc = 4700 cc

Mahasiswa

Page 87: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

BAK = 2000, BAB =

100, IWL : 585 cc,CK

= 2685 cc

CM-CK : 1515 cc

Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infus

RL 30 tetes/menit.

DS : -

DO :

- Cairan infus sudah

diganti, tetesan lancer

30 tetes/mn

Mahasiswa

Pkl. 22.00 1 Memberi obat oral :

paracetamol 500 mg

DS :

- Obat suda di minum

DO :

- Obat sudah diminum

dengan air, obat tidak

dimuntahkan, reaksi

alergi tidak ada

Perawat

ruangan

Kamis

16-Mei-

2013

Pkl. 05.00

1, 2, 4 Mengobservasi keadaan

umum pasien dan tanda-

tanda vital

DS :

- Pasien mengatakan

badanya sudah tidak

panas lagi

DO :

- Suhu = 360C

- Nadi = 80 x/mnt

Perawat

ruangan

Page 88: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

- TD = 110/70 mmHg

- R = 20 x/mnt.

- Keadaan umum pasien

baik

Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus

IVFD RL 30 tetes/menit.

DS : -

DO :

- Cairan infus sudah

diganti, tetesan lancar

30 tetes/mnt

Perawat

ruangan

Pkl. 07.00 4 Mengukur CM-CK : DS : -

DO :

- Cairan Masuk :

Minum + infuse +

makan

1600 +2000 + 100

= 3700 cc

Cairan Keluar :

BAK : 2100 cc, BAB =

100 cc IWL : 585 =

2785cc

CM-CK = 915 cc

Perawat

ruangan

Pkl. 07.00 2 Mengkaji hal-hal yang

mampu dan tidak mampu

dilakukan oleh pasien

DS :

- Pasien mengatakan

sudah bisa makan,

Perawat

ruangan

Page 89: ASKEP DHF

1 2 3 4 5

minum, BAB, BAK

secara mandiri, pasien

mengatakan badannya

tidak lemas lagi

DO :

- Pasien tampak dapat

melakukan aktivtas

- Suhu : 36 ˚ c

- Nadi : 80 x/mnt

- RR : 20 x/mnt

- TD : 110/70 mmHg

Pkl. 08.00 1, 2, 4 Mengobservasi keadaan

umum pasien

DS : -

DO :

- Keadaan umum pasien

sudah baik, pasien

diijinkan pulang

Mahasiswa

Pkl. 09.00 1 Mengobservasi dan

mencatat hasil

pemeriksaan lab (DL)

DS: -

DO:

- WBC:4.60, HB:12,5,

HCT:38,2, PLT:102

Perawat

ruangan

Page 90: ASKEP DHF

TABEL 4

CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13-16 MEI 2013

Page 91: ASKEP DHF

No. Hari/Tgl/JamDx

KeperawatanEvaluasi

1 2 3 4

1 Selasa

14-Mei-2013

Pkl. 15.00 wita

3 S : - Pasien mengatakan mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan mengerti

tentang penyakitnya.

- Pasien mampu menjelaskan penyebab

dan pencegahan penyakit DHF.

O : Pasien sangat aktif bertanya tentang

penyakit DHF yang belum dimengerti

pasien sangat kooperatif.

A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien

2 Selasa

14-Mei-2013

Pkl. 15.00 wita

1 S : pasien mengatakan badannya tidak panas

lagi

O : S : 36,20C, N : 82 x/mnt, badan tidak teraba

panas

A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai, masalah

teratasi.

P : Pertahankan kondisi pasien

3 Selasa

14-Mei-2013

2 S : Pasien mengatakan badannya masih lemah

O : ADL pasien masih dibantu oleh keluarga N

Page 92: ASKEP DHF

1 2 3 4

Pkl. 15.00 wita : 86 x/mnt, TD : 110/70 mmHg.

A : Tujuan, 1, 2, 3, 4 belum tercapai, masalah

belum teratasi.

P : Lanjutkan renpra untuk tujuan 1,2,3,4

4 Selasa

14-Mei-2013

Pkl. 15.00 wita

4 S : - Pasien mengatakan 1x minum 200 cc

dan dalam sehari pasien minum ± 5 gelas 1000

cc

O : Mukosa bibir lembab, suhu : 36,20C, PLT :

105, , HGB : 14,6 g/dl, WBC 1,44k/ul.

CM = 3800 cc, BAK = 2200 cc (8x

spontan)IWL=600 cc, CM-CK =900 cc.

A : Tujuan 1, 2, 4 tercapai, tujuan 3, 5 belum

tercapai masalah teratasi sebagian.

P : lanjutkan renpra 4 untuk tujuan 3

1 Rabu

15-Mei-2013

Pkl. 15.00 wita

4 S : Pasien mengatakan 1x minum 200 cc

dan dalam sehari minum 7 gelas 1400

cc.

CM = 4200 cc, BAK = 2000+BAB = 100

cc IWL=585 cc, CM – CK = 1,515 cc

O : Mukosa bibir lembab, tanda-tanda

dehidrasi tidak ada, PLT : 81 k/ul

Page 93: ASKEP DHF

1 2 3 4

A: Tujuan 1, 2, 4 tercapai, tujuan 3, 5 belum

tercapai masalah teratasi sebagian.

P : lanjutkan renpra untuk tujuan 3

2 Rabu

15-Mei-2013

Pkl. 15.00 wita

1 S : Pasien mengatakan badannya tidak panas

lagi

O : S : 360C, N : 80 x/mnt, badan tidak teraba

panas

A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

3 Rabu

15-6-2013

Pkl. 15.00 wita

2 S : Pasien mengatakan sudah bisa makan,

minum sendiri tapi belum bisa ke kamar

mandi sendiri

Pasien mengatakan badannya masih lemah

O : ADL pasien dibantu sebagian suhu : 360C,

Nadi : 80 x/mnt, R : 20 x/mnt, TD : 110/70

mmHg.

A : Tujuan, 1, 2, 3, belum tercapai, tujuan 4

tercapai

P : Lanjutkan renpra untuk tujuan 1,2 dan 3.

Page 94: ASKEP DHF

1 2 3 4

Page 95: ASKEP DHF

TABEL 5

EVALUASI PERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 16 MEI

No. Hari/Tgl/Jam Dx Evaluasi

1 Kamis

16-Mei-2013

Pkl. 09.00 Wita

4 S : Pasien mengatakan dari kemarin sore pukul 15.00

wita pasien minum 7-8 gelas (1600 cc).

O : Mukosa bibir lembap

PLT : 102 k/ul, tidak ada tanda-tanda dehidrasi

CM = infus + minum + makan

= 2000 cc + 1600 cc + 100 cc, total

CM = 3700 cc

BAK= 1600 cc + BAB = 100 cc + IWL=585cc =

total CK = 2785 cc

CM-CK = 3700 cc – 2785cc = 915 cc.

A : Tujuan 2, 4 tercapai, tujuan 1,3, 5 belum tercapai,

masalah teratasi sebagian

P : Anjurkan pasien kontrol kembali ke rumah sakit.

2 Kamis

16-Mei-2013

1 S : Pasien mengatakan tidak panas lagi

O : S : 360C, Nadi 80 x/mnt, badan pasien teraba tidak

Page 96: ASKEP DHF

No. Hari/Tgl/Jam Dx Evaluasi

Pkl. 09.00 Wita panas, kulit tidak kemerahan.

A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai, masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien

3 Kamis

16-Mei-2013

Pkl. 09.00 Wita

2 S : Pasien mengatakan sudah bisa memenuhi

ADLnya secara mandiri (makan, minum, BAB,

BAK), pasien mengatakan badannya tidak lemas

lagi.

O : ADL pasien terpenuhi suhu : 360C, Nadi : 80

x/mnt, TD : 110/70, R : 20 x/mnt.

A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai, masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien.

Page 97: ASKEP DHF

BAB III

PEMBAHASAN

Pembahasan adalah menghubungkan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada

kasus dengan mencoba menganalisa kesenjangan-kesenjangan yang terjadi. Pada bab ini penulis

akan membahas kesenjangan-kesenjangan tersebut secara umum, antara lain :

A. Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan keluhan pasien. Ditinjau dari teori pada penyakit DHF akan

ditemukan data-data sebagai berikut : panas atau demam, lemah, sakit kepala, nyeri pada

otot dan sendi, mual, muntah, anoreksia, lidah kotor, mukosa bibir kering, perdarahan

gusi, wajah kemerahan, bintik-bintik merah pada kulit (petekie), uji tourniquet positif,

epistaksis, hematemesis melena, hyperemia pada tenggorokan, nyeri perabaan pada

epigastik pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dam limfe, pada ranjatan (derajat

IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan gelisah, sianosis perifer.

Pasien tampak tegang. Pada kasus saat pengkajian didapat data : panas badan (suhu)

38,70C, mukosa bibir kering, uji tourniquet positif, pasien bertanya-tanya tentang

penyakitnya. Untuk data nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual muntah, anoreksia tidak

muncul pada kasus karena saat pengkajian pasien tidak mengeluh hal tersebut dan juga

mengingat manusia itu unik dan memilik ambang nyeri yang berbeda dan data nyeri

tekan pada epigastrik, pada palpasi teraba pembesaran hati dan limpe, nadi cepat dan

lemah, ekstremitas dingin, gelisah, dan sianosis perifer merupakan tanda terjadinya syok,

Page 98: ASKEP DHF

sehingga data tersebut tidak terdapat pada kasus, karena pada kasus pasien tidak

mengalami syok.

Pada teori ada sembilan masalah yaitu : kekurangan volume cairan,

hipertermi, , gangguan perfusi jaringan, gangguan rasa nyamanan nyeri, kebutuhab nutrisi

kurang dari kebutuhan, perubahan pola tidur, intoleransi aktivitas, kurang pengetahuan

dan resiko perdarahan.Pada kasus berdasarkan data yang ada dan diperoleh dari hasil

pengkajian ditemukan empat masalah, yaitu resiko kekurangan volume cairan,

hipertermi, intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan. Sedangkan tujuh masalah

keperawatan yang ada pada teori namun tidak ditemukan pada kasus yaitu : Masalah

gangguan ferfusi jaringan perifer tidak penulis angkat karena pada data tidak ditemukan

perubahan warna kulit (pucat, sianosis) akral dingin, capilar refyl time lebih dari 2 detik,

oedema dan yang lainnya. Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak

penulis angkat karena pada data tidak ditemukan mual, muntah dan penurunan nafsu

makan.). gangguan rasa nyamanan (nyeri) penulis tidak mengangkatnya karena tidak

ditemukannya tanda-tanda seperti : nyeri sendi dan otot, nyeri kepala, pasien tidak

meringis. Karena tidak ditemukannya data-data seperti : espistaksis perdarahan gusi,

hematemesis melena dan gejala perdarahan yang lain. Maka penulis tidak mengangkat

masalah keperawatan resiko perdarahan, sedangkan masalah perubahan pola tidur penulis

tidak mengangkat karena pada pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda seperti :

konjungtiva pucat, lingkaran hitam, disekitar mata, pasien tidak tampak ngantuk dan yang

lainnya.

Page 99: ASKEP DHF

B. Perencanaan

Perencanaan disusun berdasarkan prioritas yang ada, yaitu yang mengancam jiwa

pasien, maka dari itu ditemukan prioritas masalah keperawatan, diantaranya : prioritas

pertama yaitu Hipertermi dimana terjadi karena masuknya virus kedalam tubuh melalui

gigitan nyamuk aedes aegypty akan mempunyai factor atau minulogis bila tubuh tidak

mampu melawanya sehingga akan menimbulkan peradangan dan salah satu tandanya

adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi dan jika tidak ditanggulangi dapat

mengakibat kejang. Diagnosa intoleransi aktivitas iangkat karena diagnose ini

menekankan pada kelemahan yang dialami pasien merupakan akibat dari adanya virus

dalam darah akan menginfeksi seluruh system yang ada didalam tubuh termasuk sendi

dan sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk memproduksi trombosit sehingga

menimbulkan kelemahan. Keadaan nini menyebabkan pasien perlu istirahat mutlak.

Sedangkan kurang pengetahuan diangkat menjadi prioritas ketiga karena pasien kurang

mendapat informasi tentang penyakit sehingga pasien tidak mengetahui tentang penyakit

DHF, baik itu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan. Dan yang menjadi

prioritas keempat adalah resiko kekurangan volume cairan dimana karena adanya

kebocoran dan penurunan volume plasma berkibat terjadinya resiko kekuragan volume

cairan dalam bila tidak ditanggulangi pasien akan mengalami syok hipovolemia

dehidrasi.

Pada perencanaan hampir semua rencana keperawatan sudah sesuai dengan teori

yang ada.Karena perencanaan pada teori adalah sebagai acuan dalam perencanaan

kasus,jadi semua perencanan dapat dilaksanakan sesuai diagnose yang mencul pada

kasus.

Page 100: ASKEP DHF

C. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan

ditunjukkan untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu

rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan pasien. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien

NH sebagian sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana perawatan saat

melaksanakan asuhan keperawatan, penulis menambahkan rencana perawatan untuk

masing-masing diagnosa seperti pada kekurangan volume cairan yaitu observasi tanda-

tanda perdarahan, catat nilai PLT, HCT, HGB setiap hari dan observasi intake dan output

setiap 24 jam. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan

jumlah trombosit, hematokrit dan hemoglobin karena jika terjadinya peningkatan

hematokrit menunjukan adanya rembesan plasma yang dapat mengakibatkan perdarahan

dan syok hipovelemik. Rencana perawatan hipertermi didalam teori ada yang tidak

dicantumkan dalam kasus yaitu obsevasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap

nyeri. Dan yang terakhir adalah rencana diagnosa kurang pengetahuan didalam teori

sudah dicantumkan dalam kasus.

Tindakan yang dilakukan sudah didokumentasikan untuk menghindari duplikasi

tindakan pada pasien NH. Pelaksanaan yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik

walaupun ada beberapa hambatan, tetapi berkat kerjasama dengan dokter, perawat

ruangan dan tenaga kesehatan lainnya, semua dapat terlaksana dengan baik, dan proses

perawatan pasien NH berjalan lancar.

Page 101: ASKEP DHF

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai pada criteria

tujuan pada rencana keperawatan. Evaluasi keperawatan pada pasien NH berdasarkan

catatan harian pasien yang telah sesuai dengan rencana tujuan yang disusun dan pada hari

terakhir merupakan evaluasi terminasi dari hasil evaluasi keempat masalah dapat teratasi

dengan baik. Dari keempat masalah yang teratasi dapat dilihat dari perubahan yang

terjadi seperti : mukosa bibir lembab, PLT = 102 k/ul, suhu tubuh dalam batas normal

yaitu 360C badan pasien tidak teraba panas, suhu 360C, nadi 80 x/menit badan pasien

teraba tidak panas, kulit tidak kemerahan, pasien sudah bisa memenuhi ADLnya secara

mandiri (makan, minum, BAB, BAK) pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan

yang diberikan tentang penyakit DHF.

Page 102: ASKEP DHF

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dari bab-bab sebelumnya dapat dikatakan DHF adalah penyakit

fibris virus akut yang terdapat pada manusia yang disebabkan oleh virus dengue melalui

gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, sakit

kepala, nyeri tulang ruam, dan leucopenia yang biasanya memburuk setelah dua hari

pertama. Penerapan proses keperawatan pada pasien NH dengan DHF Grade I di ruang

Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar, secara umum sudah sesuai dengan tahap-tahap

dalam proses keperawatan. Dari hasil pengkajian masih ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dengan kasus. Karena data yang ditemukan saat pengkajian sangat ditentukan

oleh kondisi ataupun keadaan fisik pasien saat dikaji sehingga masalah keperawatan yang

muncul pada kasus juga disesuaikan dengan data yang muncul pada kasus.

Dalam perencanaan untuk memprioritaskan diagnosa keperawatan

berdasarkan masalah yang ada yaitu mengancam jiwa pasien dan sebagai prioritas

diagnosa keperawatan yang pertama adalah resiko kekurangan volume cairan dilanjutkan

dengan hipertermi, intoleransi aktivitas, dan kurang pengetahuan. Selanjutnya disusun

rencana keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini

direncanakan tindakan-tindakan berdasarkan teori, kondisi pasien dan kondisi di lapangan

yang nantinya tujuan yang diinginkan oleh penulis dapat dicapai sesuai dengan harapan.

Pelaksanaan tindakkan keperawatan pada dasarnya berpedoman pada

perencanaan yang telah disusun sesuai dengan kondisi, mengingat waktunya sangat

Page 103: ASKEP DHF

terbatas, pelaksanaan pada pasien NH dengan DHF Grade I di Ruang Cendrawasih

RSUD Wangaya Denpasar ditekankan pada pemberian cairan karena mengantisipasi dari

komplikasi yang ditimbulkan yaitu syok hipovolemik yang akan mengarah ke DSS. Pada

kasus semua rencana telah dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya kerjasama

antara penulis, perawat ruangan, dokter dan tim kesehatan yang lain serta dari pihak

pasien NH yang sangat kooperatif.

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan

keperawatan yang dilakukan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari empat masalah

yang muncul pada kasus, tujuan yang ingin dicapai pada masalah tersebut semuanya

dapat dicapai didasarkan pada rencana perawatan yaitu pada point kriteria tujuan.

B. Saran

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa

saran antara lain :

1. Kepada RSUD Wangaya Denpasar agar tetap mempertahankan dan meningkatkan

pelayanan khususnya tentang kasus DHF

2. Kepada perawat ruangan Cendrawasih untuk selalu meningkatkan kinerja untuk

mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.

3. Kepada pasien NH dan keluarga, untuk meningkatkan keberhasilan lingkungan dan

melanjutkan upaya-upaya dalam pencegahan penyakit DHF yang disarankan oleh

perawat.

Page 104: ASKEP DHF

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2007). BukuSakuDignosaKeperawatan.(Edisi 8). Jakarta: EGC.

Dermawan, Deden.(2012). Proses Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Doenges, M.E. (2012).Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC.

Lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124792 selasa,14 mei 2013 pukul 09.00 wita

Murwani,Arita. (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. (Edisi 2). Jakarata: ECG.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC.

(Zulkoni, H.A. (2011). Parasitologi. (Cetakan pertama). Yogyakarta : EGC.

Price, A.Sylvia.(2006). Patofisiologi.(Edisi 6). Jakarta: EGC.

Sucipto, C.D. (2011). Vektor Penyakit Tropis. (Cetakan pertama). Yogyakarta: EGC.

Sudoyo, dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: ECG.

WHO. (2005). Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. (Cetakan pertama). Jakarta: EGC.

Page 105: ASKEP DHF

Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit DHF

Sub. Topik : 1. Penyebab Penyakit DHF

2. Cara Pencegahan Penyakit DHF

3. Penatalaksanaan Penyakit DHF

Sasaran : Pasien NH

Tempat : Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Mei 2013

Waktu : Pukul 12.30– 13.00 Wita

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir penyuluhan diharapkan pasien SR mengetahui dan memahami tentang

penyakit DHF

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien NH dapat menyebutkan kembali

tentang :

a. Penyebab penyakit DHF

b. Cara pencegahan DHF

c. Penatalaksanaan DHF

B. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

Page 106: ASKEP DHF

C. Media

D. Materi

Terlampir

E. Evaluasi

1. Sebutkan penyebab DHF minimal 2 dan sebutkan ciri dari nyamuk Aedes Aegypti

minimal 3?

2. Sebutkan cara pencegahan penyakit DHF minimal 3?

3. Sebutkan Penatalaksanaan penyakit DHF minimal 3?

Page 107: ASKEP DHF

Lampiran 2

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Penyakit DHF

Adalah Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic Fever (DHF) ialah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypty dan Aedes albopictus.

Penyebab DHF

a. Virus Dengue

b. Vektor nyamuk Aedes Aegypti :

1) Nyamuk yang warnanya hitam dan belang-belang

2) Menggigit pada siang hari

3) Badannya mendatar saat hinggap

4) Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari)

5) Jarak terbang kurang dari 100 meter

6) Senang Menggigit manusia

2. Cara pencegahan

a. Memelihara lingkungan agar tetap bersih dan cukup sinar matahari

b. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu dengan 3M (menguras, menutup dan

mengubur)

c. Rapikan halaman dan jangan biarkan halaman tak terurus

d. Bersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancar (jangan biarkan selokan tergenang)

e. Tidak membiarkan kain-kain atau baju-baju tergantung

Page 108: ASKEP DHF

f. Untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti dewasa, bisa dilakukan dengan cara

menyemprotkan obat nyamuk dan fogging dengan obat pembasmi serangga (insektisida).

3. Penatalakanaan DHF

a. Minum dalam jumlah banyak

b. Boleh minum teh manis, air putih, susu, air jeruk, sirup, air kacang hijau atau air kelapa

muda dan boleh juga diberi es batu agar lebih menyegarkan.

c. Makan makanan yang lunak.

d. Bila badan panas kompres hangat pada ketiak, lipat paha, dada dan punggung.

e. Lebih banyak istirahat.

DAFTAR PUSTAKA

Zulkoni, H.A. (2011). Parasitologi. (Cetakan pertama). Yogyakarta : EGC.

Page 109: ASKEP DHF

Lampiran 3

DAFTAR SINGKATAN

- ADL : Activity Daily Living

- AGD : Analisa Gas Darah

- BAB : Buang Air Besar

- BAK : Buang Air Kecil

- DM : Diabetes Militus

- Hb : Hemoglobin

- IRD : Instalansi Rawat Darurat

- IVFD : Intra Vena Fluid Rate

- HCT : Hematokrit

- SGOT : Serum Glutamic Oksaloasetic

- SGPT : Serum Gluitamic Piruvic Transaminase

- HGB : Hemoglobione

- PLT : Platelet

- WBC : White Blood Cell

- MCV : M. corpuscular/cell volume (Volume rata-rata sel darah

merah)

- MCH : M. corpuscular/cell haemoglobin (jumlah hemoglobin yang

terdapat dalam setiap sel darah merah)

- MCHC : M. corpuscular/cell haemoglobin concentration (Perkiraan

jumlah hemoglobin dalam gram yang terdapat dalam 100ml packed red

cells)

Page 110: ASKEP DHF

- RDW-CV : Ring Deviation Width

- MPV : Mean Platelet Volume

- IgM : Imunoglobulin M

- IgG : Imunoglobulin G

- CM : Cairan masuk

- CK : Cairan keluar

- IWL : Intertisial Water Lose

- IMT : Indeks masa tubuh

- TD : Tekanan darah

- TB : Tinggi Badan

- BB : Berat Badan