askep dhf
DESCRIPTION
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DHFTRANSCRIPT
DENGAN DHF GRADE I HARI KETUJU
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 13 - 16 MEI 2013
LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali
DIAJUKAN OLEH:
ROBINUS RAMAN
NIM : 10E10475
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2013
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13-16 MEI 2013”, telah mendapat
persetujuan pembimbing dan dapat diajukan kehadapan Tim Penguji Laporan
Kasus pada Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali.
Denpasar, Juni 2013
Pembimbing,
(Ns.Ni Putu Eny Trisnawathi,S.Kep)
NIP : 01194
PERNYATAAN PENGESAHAN
Laporan kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13-16 MEI 2013”, telah disajikan
didepan dewan penguji pada tanggal 13 mei 2013 dan diterima serta disyahkan
oleh Dewan Penguji Ujian Akhir Program dan Ketua STIKES Bali
Denpasar, Juni 2013
Disahkan oleh :
Dewan Penguji Ujian Akhir Program
1. IGA Puja Astuti Dewi,S.Kp,M.Kep …………………...NIR : 00044
2. Wayan Murtini,S.Kep ..………………….. NIR. 196907071987112001
3. Ns.Ni Putu Eny Trisnawathi,S.Kep. ....…………………NIP. 01194
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Denpasar
Ketua,
Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.MM.NIP. 1951 0904 197903 1001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kasus
ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan dari pengalaman belajar
yang didapatkan dilapangan dengan menggunakan proses keperawatan. Dalam
menyusun laporan kasus ini, penulis mengambil kasus “ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI
RUANG CENDRWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13 -16
MEI 2013”.
Dalam menyusun laporan kasus ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
sangat berguna dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Oleh karena itu
perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr.Sutiawati Hartawan,M kes, selaku Kepala Badan Layanan Umum
Rumah Sakit Wangaya Denpasar beserta staf yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek dan mengambil kasus
untuk laporan kasus.
2. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Bali, beserta staf dosen yang telah banyak membina,
mendidik, membimbing penulis dari awal mengikuti pendidikan sampai saat
ini.
3. Ns I Gede Satria Astawa,S.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bali, beserta staf
yang telah memberikan ijin dan petunjuk kepada penulis dalam penyusunan
laporan kasus ini.
4. Ibu Wayan Martini, S.kep, selaku Kepala Ruangan Cendrawasih RSUD
Wangaya Denpasar beserta staf yang telah banyak memberikan bimbingan dan
kesempatan mengambil kasus.
5. Ibu Ns.Ni Putu Eny Trisnawathi,S.Kep, selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk dan arahan dalam menyusun
laporan kasus.
6. Seluruh staf dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali Denpasar
atas segala bimbingannya selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Pasien NH beserta keluarga yang telah bersedia memberikan informasi dan
kerjasamanya, sehingga proses keperawatan berjalan.
8. Bapak, Ibu, adik, keluarga, dan Kakak tercinta yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
9. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali
Denpasar dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak penulis harapkan,
guna kesempurnaan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini bermanfaat
bagi semua pihak
Denpasar,13 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................ 4
C. Metode Penulisan .......................................................... 5
D. Sistematika Penulisan .................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN KASUS................. 6
A. Tinjauan Teoritis ........................................................... 6
1. Konsep Dasar Dengue Hemorhagic Fever............... 6
a. Pengertian .......................................................... 6
b. Patofisiologi ...................................................... 8
c. Pemeriksaan Diagnostik .................................... 11
d. Penatalaksanaan Medis ..................................... 12
e. Kriteria Untuk Pemulangan Pasien ................... 18
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF .............. 19
a. Pengkajian ......................................................... 19
b. Perencanaan ...................................................... 21
c. Pelaksanaan ....................................................... 30
d. Evaluasi .............................................................30
B. Tinjauan Kasus .............................................................. 33
1. Pengkajian ............................................................... 33
a. Pengumpulan Data............................................. 33
b. Analisa Data ...................................................... 49
c. Rumusan Masalah ............................................. 51
d. Analisa Masalah ................................................ 51
e. Diagnosa Keperawatan ..................................... 54
2. Perencanaan ............................................................. 55
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan ....................... 55
b. Rencana Perawatan ........................................... 56
3. Pelaksanaan ............................................................. 63
4. Evaluasi ................................................................... 84
BAB III PEMBAHASAN ................................................................. 86
A. Pengkajian .................................................................... 86
B. Perencanaan ................................................................... 88
C. Pelaksanaan ................................................................... 89
D. Evaluasi ......................................................................... 90
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 91
A. Kesimpulan .................................................................... 91
B. Saran .............................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1 ANALISA DATA PERAWATAN PADA PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG
CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL
13 MAI 2013 49
2 RENCANA PERAWATAN PADA PASIEN NH DENGAN
DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 13-16 MEI 2013 56
3 PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
NH DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG
CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL
13-16 MEI 2013 63
4 CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN PADA
PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI
RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 13-16 MEI 2013 79
5 EVALUASI PERAWATAN PADA PASIAN NH DENGAN
DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD WANGAYA DENPASAR TANGGAL 16 MEI 2013 83
DAFTAR BAGAN
BAGAN HALAMAN
1. WEB OF CAUTION DHF ...................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tercapainya kesehatan yang optimal tergantung pada potensi
biologis yang merupakan hasil interaksi antara keadaan pasien (imunitas,
usia, penyakit dasar kronik) dan lingkungan. Kedua faktor tersebut dapat
mempengaruhi terjadinya penyakit. Terutama penyakit infeksi salah satu
adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Hemorhagic Fever (DHF). Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi virus
dengue yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Penyakit ini
ditemukan nyaris diseluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik
dan subtropik. Indonesia menempati peringkat ketiga dalam hal insidensi
infeksi virus dengue dengan jumlah kematian menempati peringkat
pertama (2861 kasus). Penyakit akibat infeksi virus dengue ini telah
menyebar keseluruh propinsi di Indonesia dan sejak tahun 2001 telah
menjadi suatu penyakit endemik di beberapa kota besar dan kecil,
(Djunaedi, 2006). Sementara dari laporan kepala dinas kesehatan Provinsi
Bali Ketut Suarjaya menegaskan kasus penyakit demam berdarah di Bali
semakin tahun semakin menurun. Penurunan ini disebabkan peran
masyarakaat dan pemerintah daerah setempat yang sangat maksimal dalam
memerangi penyakit ini diseluruh Bali. Pada tahun 2012, perbandingan
insiden kasus hanya mencapai 60/100.000 penduduk. Dari data itu
diketahui 2354 kasus demam berdarah dengue duseluruh bali, hanya 3
orang yang meninggal dunia. Dibandingkan dengan tahun 2011, insiden
kasus mencapai 156 kasus/100.000 penduduk. Bahkan pada tahun-tahun
sebelumya, total kasus kematian bisa diatas 100 orang pertahun.
Penurunan ini bisa dipastikan karena menurut siklus, biasanya memasuki
musim hujan seperti Desember hingga Februari, total kasus meningkat
tajam. Sedngkan tahun 2012 dan sampai dengan pertengahan bulan januari
2013, jumlah kasus masih sangat sedikit dan sampai dengan saat ini belum
ada sepuluh kasus untuk seluruh Bali, walaupun jumlah kasus DHF sudah
menurun tapi masyarakat sering mengabaikan tanda dan gejala DHF,
sehingga bisa mengakibatkan syok ataupun kematian.
Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypty dan Aedes albopictus yang mana menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan pada system pembekuan darah sehingga
mengakibatkan pendarahan. Biasanya ditandai dengan demam yang
bersifat bifasik selama 2-7 hari, petekie dan adanya manifestasi
pendarahan. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi kejadian Demam
Bedarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian
musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi.
Berdasarkan kejadian dilapangan dapat didentifikasi factor utama adalah
kurangnya pehatian sebagaian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air yang mengakibatkan
berkembangnya nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam Bedarah
Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Kerugian ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya
waktu produktif. Dan jika dibandingkan dengan jumlah kasus DHF di
RSUD Wangaya cendrung meningkat setiap bulanya, dari catatan medic
RSUD Wangaya pada 3 bulan terakhir ( Februari – April 2013) dilihat dari
10 besar penyakit, DHF selalu menduduki peringkat teratas yakni pada
bulan Februari dari keseluruhan pasien 1.048 orang terdapat 100 orang
pasien dengan DHF, pada bulan Maret dari keseluruhan pasien 1.196
orang terdapat 121 orang pasien dengan DHF, pada bulan April dari
Jumlah jumlah keseluruhan pasien 1.301 orang terdapat 153 orang pasien
DHF. Dan khusus diruangan Cendrawasih dari 276 pasien rawat inap
terdapat 69 orang pasien dengan DHF pada tiga bulan terakhir(Februari s/d
April) dengan rincian sebagai berikut : pada bulan Februari dari
keseluruhan pasien 77 orang terdapat 23 orang pasien dengan DHF, bulan
Maret dari keseluruhan pasien 107 orang terdapat 21 orang pasien dengan
DHF, bulan April dari keseluruhan pasien 92 orang terdapat 25 orang
pasien dengan DHF.
Melihat tingginya tingkat kejadian penyakit DHF, bahaya yang
ditimbulkan serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan dan besarnya pengaruh penyakit DHF terhadap
masyarakat maka penulis tertarik mengambil kasus tersebut dengan judul ;
“ASUHAN, KEPERAWATAN PADA PASIEN NH DENGAN DHF
GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH RSUD
WANGAYA DENPASAR, TANGGAL 13-16 MEI 2013” dengan harapan
laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat dijadikan pedoman bagi
pembaca dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien DHF.
A. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Agar dapat memperoleh gambaran umum tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan DHF
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menyusun konsep dasar teori dan konsep dasar asuhan
keperawatan DHF.
b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien DHF Grade I hari kelima
di Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pasien dengan DHF Grade I
hari kelima di Ruang cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pasien DHF Grade I hari
kelima di Ruang cendrawasih RSUD Wangaya.
e. Mampu mengevaluasi pasien dengan DHF Grade I hari kelima di
Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar.
B. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kasus ini adalah
metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data, wawancara observasi,
pemeriksaan fisik dan laporan dokumentasi keperawatan.
C. Sistematika Penulisan
Laporan kasus ini disusun dalam empat Bab dengan sistematika
penulisan yaitu : Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan. Bab II tentang
tinjauan teoritis dan tinjauan kasus DHF yang menguraikan pengertian,
klasifikasi DHF, patofisiologi DHF, serta teori asuhan keperawatan meliputi :
pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab III yaitu pembahasan,
membahas kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada
kasus, dan argumentasi masalah yang terjadi saat memberikan asuhan
keperawatan. Bab IV yaitu penutup yang menguraikan tentang kesimpulan
dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Dengue Hemorhagic Fever
a. Pengertian
DHF(Dengue Haemorrhagic Fever) atau di kenal sebagai Demam
Berdarah diduga diambil namanya dari gejala penyakitnya yaitu
adanya demam/panas dan adanya pendarahan.(Arita Murwani,
2009)
Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic
Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes
albopictus.(H.Akhasin Zulkoni, 2011)
DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat
serotype virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis
utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,
hepatomegali dan tanda - tanda kegagalan sirkulasi sampai
timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari
kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (C.D.
Sucipto ,2011).
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa DHF
adalah penyakit fibris virus akut yang terdapat pada anak dan
dewasa yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypty yang ditemukan diseluruh belahan dunia terutama
di negara-negara tropik dan subtropik dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan sendi, sakit kepala, nyeri tulang, ruam, leukopenia
yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.
DHF ini sangat bervariasi,mulai dari yang ringan (DF)
sampai yang berat (DHF).Tetapi untuk memudahkan batasanya
dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan menurut derajat
keganasan/beratnya penyakit.(Arita Murwani, 2009
1) Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-
spesifik; satu – satunya menisfestasi perdarahan
adalah tes torniket positif dan/atau mudah memar.
2) Derajat II : Perdarahan spontan selain manisfestasi pasien pada
Derajat I, biasanya pada bentuk perdarahan kulit
atau perdarahan lain.
3) Derajat III : Gagal sirkulasi dimanisfestasikan dengan nadi cepat
dan lemah serta penyempitan tekanan nadi atau
hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab
serta gelisah.
4) Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak
terdeteksi.
b. Patofisiologi
Virus Dengue adalah anggota dari group B Arbovirus yang
termasuk dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Dikenal
ada 4 jenis serotipe virus Dengue yaitu virus Dengue tipe 1
(DEN-1), virus Dengue tipe 2 (DEN-2), virus Dengue tipe 3
(DEN-3), dan virus Dengue tipe 4 (DEN-4) ditularkan ke
manusia melalui vektor nyamuk jenis Aedes Egypty dan Aedes
Albopictus. Virus yang masuk ke tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Dengue
selanjutnya akan beredar dalam sirkulasi darah selama periode
sampai timbul gejala demam dengan masa inkubasi 4 – 6 hari
(minimal 3 hari sampai maksimal 10 hari) setelah gigitan
nyamuk yang terinfeksi virus Dengue. Pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia di tenggorok,
timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah
bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan oleh
kongesti pembuluh darah di bawah kulit. DHF dapat terjadi bila
seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat
infeksi berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan
menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga
menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibodi
(kompleks virus antibodi) yang tinggi. Terdapatnya kompleks
virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan
pembentukan aktivasi sistem komplemen, agregasi trombosit
dan aktivasi koagulasi. Kompleks virus-antibodi akan
mengaktivasi sistem komplemen, yang berakibat dilepaskannya
anafilatoksin C3a dan C5a, histamin dan serotinin yang
menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding
tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam terjadinya
renjatan timbulnya agregasi trombosit menyebabkan pelepasan
trombosit oleh sistem retikuloendotelial dengan akibat
trombositopenia hebat sehingga terjadi koagulapati atau
gangguan fungsi trombosit yang menimbulkan renjatan/syok.
Renjatan yang berkepanjangan dan berat menyebabkan
diseminated intravaskuler coagulation (DIC) sehingga
perdarahan hebat dengan prognosis buruk dapat terjadi.
Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat
akhir terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam
proses aktivasi ini, plasminogen akan menjadi Plasmin yang
berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran
fibrin. Disamping itu akan merangsang sistem kinin yang
berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah. Hal ini berakibat mengurangnya volume
plasma, hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan
renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai
dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat
renjatan. Renjatan hipovolemia bila tidak segera diatasi dapat
berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.
Manifestasi klinis yang mungkin muncul pada DHF adalah
demam atau panas, lemah, sakit kepala, anoreksia, mual, haus,
sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, pegal –
pegal pada seluruh tubuh, mukosa mulut kering, wajah
kemerahan (flushing), perdarahan gusi, lidah kotor (kadang-
kadang), petekie (uji turniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena, hiperemia pada tenggorokan,
nyeri tekan pada epigastrik. Pada renjatan (derajat IV) nadi
cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin, gelisah, sianosis
perifer, nafas dangkal. Pada DHF sering dijumpai pembesaran
hati (hepatomegali), limpa (splenomegali), dan kelenjar getah
bening yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.
Adapun komplikasi dari penyakit DHF adalah Hipotensi,
Hemokonsentrasi, Hipoproteinemia, Efusi dan Renjatan / Syok
hipovolemia .(H.Akhasin Zulkoni,2011 , A.W.Sudoyo,2006,
WHO,2005)
c. Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu : (Aru W Sudoyo, 2006)
1) Darah
Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari
ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua
kalinya. Pada saat suhu meningkat kedua kalinya sel limposit
relatif sudah bertambah.sel-sel eusinofil sangat berkurang. Pada
DHF umumnya dijumpai trombositopenia (<100.000/mm3) dan
haemokonsentrasi (kadar HCT 20% dari normal). Uji tourniquet
yang positif merupakan pemeriksaan penting pada pemeriksaan
kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, serta
hipokalemia, SGOT, SGPT, ureum dan PH darah mungkin
meningkat.
2) Air seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3) Sumsum tulang
Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi
hiperselular pada hari kelima dengan gangguan maturasi
sedangkan pada hari kesepuluh biasanya sudah kembali normal
untuk semua data.
4) Serologi
Uji serologi untuk infeksi dengue dapat dikategorikan menjadi:
a) Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil
pada masa akut dan konvalesen.
b) Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blood
yang mengukur antibodi.
d. Penatalaksanaan Medis(Arita Murwani , 2009)
1) Penatalaksanaan penderita DHF adalah :
a) Tirah baring atau istirahat baring.
b) Diet makanan lunak.
c) Minum banyak 50ml/kg BB dalam 4 – 6 jam pertama dapat
berupa : susu, teh manis, sirup, jus buah, dan oralit,
pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi,
memberikan cairan rumatan 80 – 100 ml/kg BB dalam 24
jam berikutnya.
d) Pemberian cairan intravena pada pasien DBD tanpa renjatan
dilakukan bila pasien terus menerus muntah sehingga tidak
mungkin diberikan makanan per oral atau didapatkan nilai
hematokrit yang bartendensi terus meningkat (>40 vol
%). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat
dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa
5% dalam 1/3 larutan Nacl 0,9%.
e) Cairan-cairan yang digunakan untuk penggantian volume
dengan cepat mencakup berikut ini :
(1) Kristaloid.
Larutan ringer laktat (RL) atau dektrose 5% dalam larutan
RL (D5/RL), larutan Ringer Asetat (RA) atau dektrose 5%
dalam larutan asetat (D5/RA), larutan garam faali
(D5/GF).
(2) Koloid.
Dekstran 40 dan plasma.
f) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,
pernapasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap
jam.
g) Periksa HGB, HCT dan trombosit setiap hari.
h) Pemberian obat antipiretik.
i) Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan
laboratoriurn yang memburuk.
j) Monitor tanda-tanda pendarahan lebih lanjut.
k) Pemberian antibiotika bila terdapat kekhwatiran infeksi
sekunder.
l) Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi
dengan dokter).
2) Penatalaksanan Penderita DHF berdasarkan derajat keparahan
a) Penanganan DHF deraja I atau derajat II tanpa peningkatan
hematokrit
Pasien masih dapat minum.
(1) Beri minum banyak 1-2 liter/hari.
(2) Jenis minuman : air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu.
(3) Bila suhu > 380C beri parasetamol.
(4) Bila kejang beri antikonvulsif.
(5) Monitor gejala klinis dan laboratorium.
(6) Perhatikan tanda syok.
(7) Palpasi hati setiap hari.
(8) Ukur diuresis setiap hari.
(9) Awasi perdarahan.
(10) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam.
(11) Jika ada perbaikan klinis dan laboratorium pasien diijinkan
untuk pulang.
Pasien tidak dapat minum
(1) Jika pasien muntah terus-menerus maka lakukan
kolaborasi pemasangan IVFD NaCl 0,9% : Dekstrosa
5% (1:3), tetesan rumatan sesuai berat badan.
(2) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam, jika HCT
naik atau trombosit turun maka pemasangan IVFD NaCl,
0,9% berbanding dekstrosa 5% diganti dengan ringer
laktat dengan tetesan disusaikan.
b) Penanganan DHF derajat I dengan peningkatan HCT>20%.
(1) Pertama berikan cairan awal yaitu : RL/NaCI 0,9% atau
RL/DS/NaCl 0,9% + D5, 6-7 ml/kg BB/jam.
(2) Setelah itu monitor tanda-tanda vital/nilai HCT dan
tromboosit tiap 6 jam
(a) Jika ada perbaikan maka ada menunjukkan tanda-
tanda : tidak gelisah, nadi kuat, tekanan darah
stabil, diuresis cukup(12m/kg BB/jam), HCT turun (2
kali pemeriksaan).
(3) Jika sudah menunjukkan perbaikan tetesan dikurangi
menjadi 5ml/kg BB/jam.
(4) Setelah 1 jam berlalu dan kondisi pasien masi
menunjukan perbaikan maka tetesan di sesuaikan
menjadi 3 ml/kgBB/jam
(5) Setelah itu IVFD di stop pada 24-48 jam, bila tanda
vital/ HCT stabil, diuresis cukup.
(6) Jika pada saat menurunkan tetesan menjadi 5 ml/kg
BB/jam kemudian ditemukan tanda vital memburuk dan
HCT meningkat maka tetesan dinaikkan 10-15ml/kg
BB/jam tetesan dinaikkan secara bertahap. Kemudian
lakukan evaluasi 12-24 jam jika pada saat evaluasi
ditemukan tanda vital tidak stabil dengan tanda adanya
distres pernapasan dan HCT naik maka segera berikan
koloid 20-30m1/kgBB dan jika HCT menurun maka
lakukan transfusi darah segera 10ml/kgBB.
(7) Jika sudah ada perbaikan, maka lanjutkan tindakan dari
pengurangan tetesan 5ml/kgBB/jam dan seterusnya. Jika
tidak ada perbaikan yang ditunjukkan dengan tanda-
tanda: gelisah, distres pernapasan, frekwensi nadi
meningkat, tekanan nadi < 20 mmHg, diuresis kurang/
tidak ada.
(8) Jika tidak menunjukkan adanya perbaikan maka tetesan
akan dinaikkan 10-15ml/kgBB/jam secara bertahap.
(9) Kemudian dilakukan evaluasi 12-24 jam.
(10) Setelah dilakukan evaluasi didapatkan tanda vital tidak
Stabil yang di tunjukan dengan adanya distres pernapasan
dan peningkatan HCT, maka segera berikan koloid 20-30
ml/kgBB dan jika HCT menurun maka lakukan transfusi
darah segera 10 ml/kgBB.
(11) Jika sudah ada perbaikan maka lanjutkan tindakan dari
pengurangan dari tetesan 5ml/kgBB/jam dan seterusnya.
b) Penangan DHF derajat III dan IV
(1) Lakukan oksigenasi.
(2) Penggantian volume (cairan kristaloid isotonik) Ringer
Laktat/NaCl 0,9 % 20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam
30 menit).
(3) 30 menit kemudian lakukan evaluasi untuk mengetahui
apakah syok sudah teratasi.
(4) Kemudian pantau tanda vital setiap 10 menit dan catat
balance cairan intravena.
(5) Jika syok teratasi yang dapat ditunjukkan dengan tanda-
tanda :
(a) Kesadaran membaik.
(b) Nadi teraba kuat.
(c) Tekanan nadi>20 mmHg.
(d) Tidak sesak napas atau sianosis.
(e) Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam.
Kemudian cairan dan tetesan disesuaikan
10ml/kgBB/jam, setelah itu lakukan evaluasi ketat,
misalnya ukur tanda vital, tanda perdarahan, diuresis,
HGB, HCT, trombosit. Jika dalam 24 jam sudah
stabil, maka berikan tetesan 5ml/kgBB/jam kemudian
lanjutkan tetesan 3ml/kgBB/jam. Infus dihentikan
tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi. Jika syok
tidak teratasi yang ditunjukkan dengan tanda-tanda :
kesadaran menurun, nadi lambat/tidak teraba, tekanan
nadi<20 mmHg, ditress pernapasan/sianosis, kulit
dingin dan lembab, ekstremitas dingin dan periksa
kadar gula darah, kemudian lanjutkan
pemberian cairan 20ml/kgBB/jam, setelah itu
tambahkan koloid/plasma, dekstran 10-20 (maksimal
30) ml/kgBB/jam. Kemudian lakukan koreksi
asidosis, setelah 1 jam lakukan evaluasi untuk
mengetahui apakah syok sudah teratasi atau belum.
Jika syok belum teratasi yang ditunjukkan dengan
penurunan HCT atau HCT tetap tinggi/naik, maka
berikan koloid 20 ml/kgBB, kemudian dilanjutkan
dengan pemberian transfusi darah segar 10 ml/kgBB
diulang sesuai kebutuhan. Jika syok sudah teratasi
maka lanjutkan tindakan dari mengevaluasi ketat
tanda vital, tanda perdarahan, diuresis, HGB, HCT,
trombosit dan tindakan seterusnya.
d) Kriteria untuk pemulangan pasien
Kriteria berikut harus dipenuhi sebelum pasien yang
pulih dari DHF atau Dengue Syock Syndrome (DSS)
dipulangkan.
1)Tidak ada demam selama sedikitnya 24 jam tanpa
penggunaan terapi anti demam.
2) Kembalinya nafsu makan
3) Perbaikan klinis yang dapat terlihat
4) Haluaran urine baik
5) Hematokrit stabil
6) Melewati sedikitnya 2 hari setelah pemulihan dari syok
7) Tidak ada distres pernapasan dari efusi pleural atau asites
8) Jumlah trombosit lebih dari 50.000 per mm3
(Ngastiyah, 2005)
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan mencakup data yang di kumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
laboraturium dan diagnostic serta melihat catatan sebelumnya.
Pengumpulan riwayat tersebut meliputi data subjektif
(“melaporkan”) dan obyektif (“menunjukan”) (Tarwoto dan
Wartonah 2006).
Data perawatan yang ditemukan pada pasien DHF
Aktivitas/Istirahat
Gejala : lemah, lelah
Tanda : dispnea, takipnea, lemah
Sirkulasi
Gejala : epitaksis, hematoma,ekimosis, petekie, hyperemia
pada tenggorokan, perdarahan gusi, hematemesis, melena
Tanda : nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan
gelisah
Makanan/cairan
Gejala : mual muntah, anoreksia, haus
Tanda : mukosa mulut kering,lidah kotor (kadang-kadang)
Neurosensori
Gejala : sakit kepala, suhu tubuh tinggi
Tanda : menggigil, wajah tampak kemerahan, takikardi.
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri uluhati, nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal
pada seluruh tubuh, nyeri tekan pada epigastrik, sakit saat
menelan
Pernafasan
Gejala : nafas dangkal
Tanda : nadi cepat dan lema
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Lynda juall,2007)
adalah :
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler.
2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi
sekunder terhadap infeksi virus dengue.
3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan faktor-
faktor pembekuan darah (trombsitopenia).
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan menurunnya nafsu makan sekunder terhadap anoreksia,
mual-muntah.
5) Nyeri akut berhubungan dengan Inflamasi otot.
6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan
metabolisme sekunder terhadap infeksi virus.
7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan
sekunder akibat hospitalisasi
8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inforrnasi.
c. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah memprioritaskan diagnosa
keperawatan, menentukan hasil akhir perawatan klien, mengidentifikasi
tindakan keperawatan dan klien yang sesuai dan rasional ilmiahnya, dan
menetapkan encana asuhan keperawatan.
Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas
masalah berdasarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua adalah
rencana prioritas (Deden Dermawan, 2012)
Perencanaan ditulis sesuai dengan prioritas (mengancam
jiwa pasien):
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler.
Tujuan: Kebutuhan cairan pasien terpenuhi/adekuat
Kriteria hasil :
(a) Mukosa bibir lembab
(b) Pasien minum 6-8 gelas sehari
(c) Tanda-tanda vital suhu 36˚c, nadi 60-100x/menit, TD
120/80mmHg, Respirasi 24x/menit.
Tindakan Keperawatan :
a) Mengobservasi tanda – tanda vital tiap jam.
Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui dengan
cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.
b) Anjurkan pasien banyak minum ±1800 – 2000 ml/hari.
Rasional : Mencegah kehilangan caian tubuh.
c) Catat intake dan output cairan tiap 24 jam.
Rasional : Memberi informasi tentang keadekuatan volume
cairan dan kebutuhan pengganti.
d) Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena sesuai program
dokter.
Rasional : Untuk mempertahankan/mengganti cairan dalam
tubuh.
e) Kolaborasi dalam pemeriksaan lab HCT, PLT tiap 12 jam.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran plasma dalam
pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan
melakukan tindakan lebih lanjut.
2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi
sekunder terhadap infeksi virus dengue.
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal (36 – 37 oC).
Kriteria hasil :
1) Pasien mengatakan badannya tidak panas lagi.
2) Suhu tubuh dalam batas nomal (36 – 37˚C)
3) Nadi 80-100x/menit.
Tindakan keperawatan :
a) Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien.
b) Anjurkan pasien banyak minum yaitu ± 1,5 - 2 liter per hari
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang
banyak/adekuat.
c) Libatkan keluarga untuk tindakan kompres hangat (pada
daerah axila, kening dan lipatan paha).
Rasional : Pemindahan panas secara konduksi
d) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.
Rasional : Dapat membantu menurunkan panas.
e) Observasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap nyeri
Rasional : Mengetahui respon pasien terhadap nyeri yang
dirasakan
Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk
menangani syok yang dialami pasien.
3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan faktor-
faktor pembekuan darah (trombositopenia).
Tujuan : Perfusi jaringan adekuat
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan oleh
adanya nadi perifer/sama, warna kulit dan suhu normal,
tidak ada edema.
2) Peningktan prilaku/tindakan yang meningkatkan perfusi
jaringan.
3) Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Tindakan keperawatan :
a) Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Hipotensi dan bradikardi menandakan adanya
penurunan aliran darah, perubahan suhu kulit (lebih
dingin atau lebih hangat) menandakan adanya
gangguan dalam suplai darah kapiler.
b) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat.
Rasional : Aktivitas pasien yang tidak terkontrol, dapat
menyebabkan perdarahan sehingga terjadi penurunan
suplay darah.
c) Pantau frekuensi jantung dan irama.
Rasional : Fekuensi dan irama jantung dapat menentukan
adanya komplikasi.
d) Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk
kebutuhan sirkulasi.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya nafsu makan sekunder terhadap anoreksia, mual,
muntah.
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi (adekuat)
Kriteria hasil :
1) Pasien tidak lemah
2) Makanan habis 1 porsi setiap kali makan
3) Nafsu makan meningkat
4) Mual muntah tidak ada
Tindakan keperawatan :
a) Timbang berat badan tiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien
b) Beri HE pada pasien/keluarga tentang pentingnya Nutrisi bagi
tubuh.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi
sehingga motivasi untuk makan meningkat.
c) Kaji makanan yang disukai pasien.
Rasional : Menambah/merangsang nafsu makan.
d) Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Meningkatkan asupan nutrisi tanpa merangsang
muntah.
e) Sajikan makanan dalam keadaan hangat.
Rasional : Mengurangi mual dan meningkatkan nafsu makan.
f) Kolaborasi dalam pemberian obat anti emetik sesuai indikasi.
Rasional : Antiemetik mengurangi rasa mual dan muntah.
5) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi otot.
Tujuan : pasien merasa nyaman
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks.
2) Dapat tidur/beristirahat adekuat.
Tindakan keperawatan :
a) Observasi tanda-tanda vital terutama nadi
Rasional : Tanda-tanda vital merupakan indikator adanya
perubahan kenyamanan.
b) Observasi skala nyeri dan karakteristiknya.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien.
c) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Tehnik distraksi dapat mengalihkan perhatian dari
nyeri/ ketidaknyamanan dan relaksasi dapat
memberikan rasa nyaman.
d) Berikan posisi yang nyaman pada pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman membantu relaksasi tubuh.
e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
Rasional : Analetik mengurangi rasa nyeri.
6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme sekunder terhadap infeksi virus.
Tujuan : Pasien dapat memenuhi kebutuhan ADL
Kriteia hasil :
1) Pasien dapat memenuhi ADL sendiri
2) Pasien tidak lemah
3) Pasien tampak kooperatif
Tindakan keperawatan :
a) Kaji ulang kemampuan pasien melakukan ADLnya
Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien
dalam memenuhi kebutuhannya.
b) Observasi tanda – tanda vital terutama nadi tiap 6 jam.
Rasional : Nadi menurun merupakan salah satu indikasi
adanya penurunan aktivitas.
c) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.
Rasional : Memberikan suasana yang tenang dan menurunkan
kebutuhan energi.
d) Anjurkan pasien untuk mempertahankan tirah baringnya dan
banyak beristirahat.
Rasional : Menurunkan penggunaan energi.
e) Libatkan keluarga dalam membantu ADL pasien.
Rasional : Memenuhi ADL pasien.
7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan
sekunder akibat hospitalisasi
Rencana tujuan: ganggguan pola tidur teratasi
Kriteria hasil: pasien tidur 6-9 jam/hari, tidak mengantuk, segar tidak
lelah, tidak sayu dan nyeri hilang.
Rencana tindakan:
a) Ajarkan teknik relaksasi/nafas dalam menjelang tidur.
Rasional: meningkatkan rasa mengantuk/keinginan untuk tidur.
b) Tutup gordin atau tirai dan batasi pengunjung di ruang saat jam
tidur.
Rasional: member rasa nyaman dan perasaan tenang sehingga
memudahkan tidur pasien.
c) Anjurkan pasien untuk minum susu.
Rasional: susu mengandung asam amino tritopan yang merangsang
medulus spinalis untuk tidur.
d) Anjurkan keluarga/pengunjung berada di luar saat jam istirahat.
Rasional: memberi rasa nyaman dan perasaan tenang sehingga
memudahkan tidur pasien.
e) Catat jumlah jam tidur dan kualitas tidur pasien setiap hari.
Rasional: dapat diketahui kualitas tidur pasien.
f) Ajarkan untuk melakukan perawatan di malam hari seperti gosok
gigi dan cuci kaki.
Rasional: memberi rasa nyaman menjelang tidur
8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan : Pengetahuan pasien/keluarga bertambah
Kiteria hasil :
1) Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit DHF,
penyebab dan penanggulangannya.
Tindakan keperawatan :
a) Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga.
Rasional : Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan
pasien/ keluarga tentang penyakit.
b) Beri penjelasan pada pasien/keluarga tentang penyakit,
penyebab dan pencegahannya.
Rasional : Agar pasien/keluarga mengerti tentang penyakit,
penyebab dan pencegahannya.
c) Beri kesempatan keluarga/pasien untuk menanyakan hal-hal
yang tidak diketahui.
Rasional : Mengurangi kecemasan dan memotivasi dalam
perawatan pasien.
c) Lakukan evaluasi setelah memberikan penjelasan
Rasional : Untuk mengetahui tentang informasi yang telah
diberikan apakah benar-benar sudah dimengerti atau
tidak.
e) Libatkan orang tua dalam perawatan pasien/keluarga.
Rasional : Memberi support dalam proses penyembuhan.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melaksanakan order keperawatan yang
disusun sesuai rencana pleh klien, perawat atau orang lain.
Implementasi dapat mencakup dengan tenaga perawatan kesehatan
lain dalam menjalankan tanggung jawab. (Deden Darmawan, 2012)
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan.
Membandingkan status kesehatan klien saat ini dengan hasil klien
yang diharapkan dan menentukan kemajuan klien atau kuangnya
kemajuan ke aah pencapaian hasil. Perawat membandingkan, menilai
dan mengevaluasi sebagai bagian dari berfikir krtis.Kriteria untuk
mengukur tingkat pencapaian klien dinyatakan dalam hasil jangka
pendek atau evaluasi.Evaluasi adalah poses berkesinambungan yang
terjadi selama pengkajian berkelanjutan dan implementasi asuhan
keperawatan. (Deden Darmawan, 2012)
Dalam proses keperawatan berdasarkan permasalahan
yang muncul maka hal-hal yang diharapkan pada evaluasi adalah sebagai
berikut :
1) Kebutuhan cairan pasien terpenuhi
2) Suhu tubuh menurun (dalam batas normal 36 – 37°C)
3) Perfusi jaringan perifer adekuat
4) Kebutuhan pasien akan nutrisi dapat terpenuhi
5) Rasa nyaman terpenuhi
6) Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
7) Kebutuhan tidur pasien terpenuhi
8) Pengetahuan bertambah
BAGAN 1
WOC(WEB OF CAUTION)Virus dengue
Infeksi dengue
Terbentuk komplek antigen
antibodi
Mengaktivasi sistem komplemen
Melepaskan histamine
Permebilitas pembuluh darah
meningkat
Kebocoran plasma
Hipovolemik
Penjatan Hipovolemik dan
hipotensi
Agregasi trombosit
Trombositopeni
Risiko Pendarahan
- Akral dingin - Sianosis
Gangguan perfusi jaringan perifier
- Keluarga/pasien bertanya-tanya tentang penyakit (DHF)- Keluarga/pasien tampak gelisah
Kurang pengetahuan
Depresi Sumsum Tulang
- Perdarahan - Trombositopeni
Intoleransi aktivitas
Hipotalamus
- Suhu tubuh tinggi- kulit kemerahan- Demam- Menggigil
Hipertermia
Pasienterjaga
GangguanPola tidur
Perbanyak diri di hepar
Hepatomegali Gangguan rasa nyaman nyeri
- Mual- Muntah- Anoreksia
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
- Mukosa bibir kering- Hemokonsentrasi
Kekurangan volume cairan
Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Mei 2013, pukul 13.30 wita,
di ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar dengan teknik observasi
pasien secara langsung, wawancara, pemeriksaan fisik dan catatan
keperawatan.
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Pasien Penanggung
Nama : NH MA
Umur : 14 tahun 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki
Status : Pelajar Menikah
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Pelajar Swasta
suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Alamat : Jln.Cokrominoto, Jln.Cokrominoto
no 34 Denpasar no 34 Denpasar
NO RM : 474902
Tanggal MRS : 13 Mei 2013
2) Alasan dirawat
a) Keluhan utama saat MRS (tanggal 13 Mei 2013)
Pasien mengeluh panas
b) Keluhan utama saat pengkajian (tanggal 13 Mei 2013)
Pasien mengeluh badannya panas
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan badannya mulai panas pada tanggal 3 Mei 2013
Pukul 20.00 wita, yaitu pada hari jumat. Panas pasien naik turun
hingga hari rabu tanggal 9 Mei 2013, selama dirumah pasien minum
obat paracetamol yang di beli oleh ibunya di warung, Kemudian pada
hari sabtu tanggal 11 mei 2013 pukul 08.00 wita, panas pasien
tidak kunjung sembuh, Pasien di ajak ke RSUD Wangaya untuk
melakukan pemeriksaan dan untuk mengetahui panyakit apa yang
sedang di deritanya. Sampai di RSUD wangaya pasien diantar ke
poliklinik Interna, di poliklinik interna pasien langsung di terima
oleh dokter dan perawat, di poliklinik interna petugas mengukur
vital sign pasien dengan hasil TD:110/70mmHg, S : 38’7˚c, R : 20
x/mnt, selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan lab, dari
pemeriksaan didapatkan hasil PLT:120 k/ul, HCT:40,3%, HB:13,5
G/DL,setelah hasil lab selesai, dokter mendiagnosakan pasien
dengan demam berdarah(DB) dan langsung disarankan untuk rawat
jalan karena ruangan penuh. Pasien mendapatkan therapi :
Parasetamol 3x500 mg, vitamin dan juga sirop. Pada hari senin
tanggal 13 mei 2013 pukul 11.00 wita, pasien dibawa kembali ke
RSUD wangaya karena pasien tidak kunjung sembuh, sampai di
RSUD wangaya pasien langsung ke poliklinik interna dan langsung
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan juga perawat,dari pemeriksaan
diperoleh TTV, suhu : 38,70C, nadi 86x/menit, tekanan darah
120/80, respirasi 18x/menit dan Pemeriksaan lab. Dari
pemeriksaan lab didapatkan hasil PLT : 105 k/ul, HCT : 41,8%,
HB : 14,6 g/dl, WBC : 1,44k/ul. Pasien didiagnosakan DHF, Olleh
dokter pasien disarankan untuk rawat inap, keluarga menyetujuinya
dan pasien diterima di ruang Cendrawasih pada pukul 12.30 wita.
Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Diagnosa medik : DHF (grade 1) hari ke 5
Mendapatkan therapi :
a. Dipasang infus IVFD RL 30 tts/mnt pada tangan kiri,
b. Paracetamol 3x500 mg
c. Imboost 1x1 mg
d. Pranza 1x40 mg melalui iv.
4) Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit DHF seperti
yang dideritanya saat ini, sebelumnya pasien hanya menderita
batuk, filek tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
5) Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien (DHF) dan tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti diabetes melitus, jantung,
asma, hipertensi dan penyakit keturunan lainnya
6) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial, Spiritual Anak
a) Bernafas
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien
tidak mengalami kesulitan dalam bernafas, baik saat menarik
nafas maupun saat mengeluarkan nafas.
b) Makan dan minum
Makan : pasien mengatakan sebelum sakit, pasien bisa makan
3x sehari dengan menu nasi, lauk dan sayur,buah
dan saat sakit pasien mengatakan makan hanya ½
porsi dari 1 porsi yang diberikan. Pada saat
pengkajian pasien sudah makan bubur yang
diberikan di RS habis 1/2 porsi dari 1 porsi yang di
berikan dan tanpa ada makanan tambahan dari luar
RS.
Minum : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa
minum 7-12 gelas sehari (1400-2400 cc) dan
saat pengkajian pasien mengatakan sudah minum
minum air putih 6 -8 gelas, 1200-1600 cc
selama 24 jam dan dari cairan parenteral pasien
mendapatkan terapi IVFD RL 20 tts/mnt dalam 1
hari 1500 cc.
c) Eliminasi BAB dan BAK
BAB : Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari, dengan
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses,
saat pengkajian pasien mengatakan sudah BAB
tadi pagi dengan warna kuning tidak ada darah
dalam feses (tidak pernah berwarna coklat
kehitaman).
BAK : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa
BAK 4-5x sehari dan setiap kali kencing 300 cc
dengan warna kuning dan bau pesing. Saat
pengkajian pasien mengatakan dari kemarin siang
pukul 13.00 wita sudah kencing 7 kali 2100
cc dengan warna kuning dan bau pesing, pasien
mengatakan tidak pernah mengalami keluhan saat
BAK, seperti rasa sakit saat berkemih.
d) Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa beraktivitas
seperti sekolah, dan bermain dengan teman-temannya dan saat
sakit pasien hanya berada di tempat tidur, saat pengkajian
pasien duduk ditempat tidur dan mengobrol dengan orang
tuanya, pasien tampak lemah ADL dibantu oleh keluarganya,
pasien mengatakan badannya lemas pasien mengatakan tidak
mampu beraktivitas secara mandiri.
e) Pengaturan Suhu Tubuh
Pasien mengatakan panasnya naik turun dari 11 hari yang lalu
tgl 3 mei 2013 pukul 20.00 wita. Pada hari rabu tanggal 8 mei
2013 pukul 08.00 wita, panas pasien belum juga membaik.
Kemudian pada hari senin tanggal 13 mei 2013 pukul 08.00
wita pasien panas, Pada saat pengkajian pasien dikeluhkan
badannya masih panas.
f) Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa tidur pukul
21.00 wita sampai pukul 06.00 wita dan biasa tidur siang pukul
13.30 sampai pukul 14.30 wita. Saat sakit dan saat pengkajian
pasien mengatakan tidur pukul 21.00 wita sampai pukul 06.00
wita, dan sudah dapat tidur siang, selama tidur pasien
mengatakan terbangun hanya saat ingin BAK, kebutuhan tidur
pasien yang sudah tercapai 8 jam sehari.
g) Rasa nyaman dan aman
(1) Rasa Nyaman
Pasien mengatakan badannya tidak sakit, pasien merasa
lemas, pasien mengatakan merasa sakit hanya saat dipasang
infus, saat pengkajian pasien tampak tenang, bercanda
dengan keluarga dan teman-temanya
(2) Rasa Aman
Pasien mengatakan merasa aman dengan keadaannya karena
sudah mendapat perawatan dari dokter, selain itu pasien
mengatakan selalu mendapatkan penjelasan tentang
perkembangan keadaannya.
h) Data Sosial
(1) Data Sosial Pasien
Hubungan pasien dengan orang tua baik, saat sakit pasien
dijaga oleh kedua orang tua dan tema-temanya, hubungan
tenaga kesehatan (dokter, perawat dan lainnya) dengan
pasien baik.
(2) Pengetahuan Pasien Tentang Kesehatan
Pengetahuan pasien tentang penyakitnya saat ditanya
pasien mengatakan hanya sedikit tahu tentang penyakitnya
(penyebab), pasien mengatakan khawatir dengan
keadaannya dan bertanya bagaimana keadaannya, apakah
penyakit yang dideritanya bisa mengancam nyawa dan
bagaimana cara mencegahnya, pasien mengatakan jika sakit
langsung berobat ke bidan, dokter dan RS.
(3) Rekreasi
Pasien mengatakan pada hari-hari tertentu pasien jalan-
jalan ke mall yang ada di Denpasar. Saat pengkajian pasien
hanya tidur dan duduk ditempat tidur karena masih perlu
perawatan.
(4) Lingkungan sosial
Pasien mengatakan rajin membersihkan lingkungan
didalam rumah maupun diluar rumahnya (pekarangan
sekitar rumahnya) pasien mengatakan tidak pernah
menggantung baju kotor di kamar tidurnya,dan pasien
mengatakan dibelakang rumahnya ada tempat pembuangan
sampah.
(5) Spiritual (agama dan kepercayaan)
Pasien beragama Hindu dan sembahyang 2x sehari, pagi
hari disekolahnya dan sore hari dirumahnya. Pada saat
pengkajian pasien mengatakan hanya berdoa ditempat
tidur.
h) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
(1) Kebersihan : Cukup
(2) Keadaan kulit : Elastis,Teraba hangat,tampak merah
pada kulit wajah.
(3) Kesadaran : CM (Compos mentis)E4 V5 M6
b) Ukuran – ukuran lain
(1) Berat badan sebelum sakit : 39 kg
(2) Berat badan saat pengkajian : 39 kg
(3) Tinggi badan : 155cm
c) Gejala Kardinal
(1) Suhu : 38,70C
(2) Nadi : 82 x/mnt
(3) Pernapasan : 20 x/mnt
(4) Tekanan darah : 110/70 mmHg
d) Keadaan Fisik
(1) Kepala : Bentuk bulat, benjolan tidak ada, nyeri tekan
tidak ada lesi tidak ada, penyebaran rambut
merata, kebersihan cukup
(2) Mata : Bentuk simetris, kunjungtiva merah muda, nyeri
tekan tidak ada, sklera putih.
(3) Hidung : Kebersihan cukup, mukosa hidung merah muda,
sekret tidak ada, epistaksis tidak ada.
(4) Mulut : Mukosa bibir kering, perdarahan pada gusi tidak
ada, karies gigi tidak ada, kebersihan mulut
cukup, lidah bersih,gigi lengkap.
(5) Telinga : Bentuk simetris, pendengaran baik, kebersihan
cukup, serumen tidak ada, nyeri tekan tidak
ada, kebersihan cukup, pendengaran saat ditest
dengan garputala baik.
(6) Leher : Pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan
pembesaran vena jugularis tidak ada, nyeri
tekan tidak ada.
(7) Thorak :
Jantung
Inspeksi: Bentuk dada simetris,iktus kordis
pada ICS 5 kiri mid klavilula sinistra
Palpasi: lokasi point of maksimal impulse
terletak pada ruang sela iga V kira-
kira 1 jari medial dari garis
midklavikular (medial dari apeks
anatomi).lebar iktus cordis yang
teraba adalah 1 cm,denyut apeks
jantung terba disela iga ke v 2 cm
medial garis midklavikular, pulsasi
kuat
Perkusi: Tidak pembesaran jantung, suara
Dulness.
Auskultasi: Suara S1 dan S2 tunggal regular.
Suara jantung vesikular pada seluruh
lapang jantung.
Paru-paru
Inspeksi: Bentuk dada kiri dan kanan simetris,
pergerakan dada kanan kiri
simetris,tidak ada retraksi otot
dada,tidak ada penggunaan otot
bantu nafas
Palpasi: Vokal fremitus sejajar +/+ antara paru
kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: Suara resonan
Auskultasi : Bunyi nafas vesicular antara paru
kanan dan kiri Wheezing -/-, ronchi
-/-,vesikuler -/-
(8) Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen datar,bentuk simetris,
tidak ada lesiti,tidak ada asites
Auskultasi: Peristaltik usus 8x/menit
Palpasi : Tidak ada distensi abdomen,hepar
Prkusi : bunyi timpani
(9) Ekstremitas :
Atas : Petekie (+)
Kiri : Pergerakan terkoordinasi, terpasang IVFD
RL 30 tetes/mnt, nyeri otot tidak
ada,CRT < 2 detik.
Kanan : Pada tangan kanan pergerakan baik,
kebersihan cukup, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada oedem,CRT
< 2 detik
Bawah : Pergerakan terkoordinasi, oedema tidak
ada, nyeri otot tidak ada,CRT < 2 detik.
Kekuatan otot :
(10)Genetalia : Kebersihan cukup
(11)Anus : Kebersihan cukup lesi tidak ada.
e) Pemeriksaan Penunjang
Hasil DL pada tanggal 13 mei 2013
Parameter Results Flags Unit Normal
WBC
RBC
HGB
HCT
MLV
MCH
MCHC
PLT
RDW-SD
PDW
1,44 -
5,12
14,6
41,8
81,6
28,5
34,9
105 -
38,7
13,1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
k/L
m/L
g/dl
%
fl
pg
g/dl
k/L
%
lfl
4.60-10.2
3.8-6.5
11.5-18
37-54
80-100
26-31
31-37
150-400
37-54
15.5-17.1
Parameter Results Flags Unit Normal
MDV
P-LCR
NEUT
LYM
MXD
MEU%
LYM %
MDX %
LED
16,4
11,8
37,7
0,12
0,38
0,79
0,17
0,00
0,09
-
-
tfl
%
k/L
k/L
k/L
%
%
%
Mm/jam
7.8-11
13-43
2.2-6.8
1-3.6
0.1-1.1
40-70
25-33
1.7-20
0-20
Hasil DL pada tanggal 14 mei 2013
Parameter Results Flags Unit Normal
WBC
RBC
HGB
HCT
MLV
MCH
MCHC
PLT
RDW-SD
1,85
4,64
13,1
38,0
81,9
28,2
34,5
74-
38,4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
k/L
m/L
g/dl
%
fl
pg
g/dl
k/L
%
4.60-10.2
3.8-6.5
11.5-18
37-54
80-100
26-31
31-37
150-400
37-54
Parameter Results Flags Unit Normal
PDW
MDV
P-LCR
NEUT
LYM
MXD
MEU%
LYM %
MDX %
LED
13,1
18,4
12,4
43,4
0,09
0,23
0,95
0,48
0,02
0,11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
lfl
tfl
%
k/L
k/L
k/L
%
%
%
Mm/jam
15.5-17.1
7.8-11
13-43
2.2-6.8
1-3.6
0.1-1.1
40-70
25-33
1.7-20
0-20
Hasil DL pada tanggal 15 mei 2013
Parameter Results Flags Unit Normal
WBC
RBC
HGB
HCT
MLV
MCH
MCHC
PLT
3,90
4,80
13,5
40,3
84,0
28,1
35,5
81 -
-
-
-
-
-
-
-
-
k/L
m/L
g/dl
%
fl
pg
g/dl
k/L
4.60-10.2
3.8-6.5
11.5-18
37-54
80-100
26-31
31-37
150-400
Parameter Results Flags Unit Normal
RDW-SD
PDW
MDV
P-LCR
NEUT
LYM
MXD
MEU%
LYM %
MDX %
LED
40,5
13,4
20,1
13,5
49,1
0,11
0,83
2,11
0,62
0,05
0,28
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
%
lfl
tfl
%
k/L
k/L
k/L
%
%
%
Mm/jam
37-54
15.5-17.1
7.8-11
13-43
2.2-6.8
1-3.6
0.1-1.1
40-70
25-33
1.7-20
0-20
Hasil DL pada tanggal 16 mei 2013
Parameter Results Flags Unit Normal
WBC
RBC
HGB
HCT
MLV
MCH
MCHC
4,06
4,58
12,9
38,2
83,4
28,2
38,8
-
-
-
-
-
-
-
k/L
m/L
g/dl
%
fl
pg
g/dl
4.60-10.2
3.8-6.5
11.5-18
37-54
80-100
26-31
31-37
Parameter Results Flags Unit Normal
PLT
RDW-SD
PDW
MDV
P-LCR
NEUT
LYM
MXD
MEU%
LYM %
MDX %
LED
102 -
40,0
13,2
16,8
12,2
42,9
0,12
0,57
2,50
0,70
0,08
0,20
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
k/L
%
lfl
tfl
%
k/L
k/L
k/L
%
%
%
Mm/jam
150-400
37-54
15.5-17.1
7.8-11
13-43
2.2-6.8
1-3.6
0.1-1.1
40-70
25-33
1.7-20
0-20
Analisa Data
TABEL 1
ANALISA DATA PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I
HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA
DENPASAR TANGGAL 13 MEI 2013
No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
1 2 3 4
1 Pasien mengatakan badanya
panas
- S : 38,70C
- TD : 120/70 mmHg
- N : 82 x/mnt
- Badan pasien teraba panas
- Wajah tampak kemerahan
- Bibir kering
Hipertermi
2 Pasien mengatakan minum
air putih dari kemarin pukul
13.00 wita, 6-8 gelas (
2100 cc) selama 24 jam.
- Mukosa bibir kering
- PLT : 105 K/ul
- HCT : 41,8 %
- HB : 14,6 g/dl
CM : infus :1500 cc
Minum : 1600 cc
Makan : 200 cc
Total CM = 3300 cc
CK =2100(7 x spontan)
BAB = 100 cc
Resiko
Kekurangan
volume
cairan
1 2 3 4
IWL =600 cc
Total CM-CK= 500 cc
3. - Pasien mengatakan hanya
sedikit tahu tentang
penyakitnya (penyebab)
- Pasien mengatakan
khawatir dengan
keadaannya apakah
penyakit yang dideritanya
dapat mengancam nyawa
dan bagaimana cara
pencegahannya gejala,
dan pengobatannya
- Pendidikan pasien SMP
- Pasien bertanya tentang
penyakit demam berdarah
(cara pencegahannya
gejala, dan pengobatannya.
Kurang
pengetahuan
4 - Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan tidak
mampu beraktifitas secara
mandiri
- ADL pasien dibantu oleh
keluarganya (makan,
minum, BAB, BAK)
- Pasien tidak dapat
beraktivitas secara mandiri.
- N : 82 x/mnt, TD = 120/70
mmHg, R = 18
x/mnt,Suhu:38’7 c
PLT : 105- HCT : 38,0
Intoleransi
aktivitas
1 2 3 4
HB : 14,6 G/dl
e. Rumusan Masalah
1) Hipertemia
2) Resiko kekurangan volume cairan
3) Kurang pengetahuan
4) Intoleransi aktivitas.
f. Analisa Masalah
1) P : Hipertermia
E : Tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap infeksi
virus dengue
S : Pasien mengatakan badanyanya panas naik turun dari 5 hari
yang lalu (tgl 8 Mei 2013), S = 38,70C, N : 82 x/mnt,
mukosa bibir kering, badan teraba panas.
Proses terjadi :
Masuknya virus kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
Aepypti akan mempunyai faktor imonologis, bila tubuh tidak
mampu melawannya akan menimbulkan peradangan dan salah satu
tandanya adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Resiko terjadi kejang
2) P : Resiko kekurangan volume cairan
E : Peningkatan permeabilitas kapiler
S : Pasien mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00
wita 7-8 gelas ( 1400-1600 cc), mukosa bibir kering,
PLT : 105 k/ul, HCT = 41,88%HB=14,6 g/dl (cairan masuk
3300 cc selama 24 jam, cairan keluar 2100cc(7x spontan),
BAB = 100 CC, IWL=585 cc=2800 selama 24 jam, cairan
masuk-cairan keluar = 500 cc.
Proses terjadi :
Karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
menyebabkan kebocoran plasma divaskuler yang dapat
menyebabkan volume cairan berkurang dalam tubuh.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Akan menyebabkan kekurangan volume cairan
3) P : Kurang pengetahuan pasien tentang
penyakitnya
E : Kurang informasi
S : Pasien mengatakan hanya sedikit tahu tentang penyakitnya
(penyebab), Pasien mengatakan khawatir dengan
keadaannya apakah penyakit yang dideritanya mengancam
nyawa dan bagaimana cara pencegahannya, gejala dan
pengobatannya, pendidikan pasien SMP, pasien bertanya
tentang deman berdarah (cara pencegahannya, gejala dan
pengobatannya).
Proses terjadi :
Karena kurangnya informasi tentang penyakitnya sehingga pasien
tidak tahu tentang gejala, pencegahan dan pengobatan.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Pasien tidak kooperatif dalam perawatan dirinya
4) P : Intoleransi Aktivitas
E : Kelemahan
S : Pasien mengatakan badannya lemas, pasien mengatakan
tidak mampu beraktifitas secara mandiri, ADL pasien
(makan, minum, BAB, BAK) dibantu oleh keluarganya,
pasien tidak dapat beraktifitas secara mandiri, N =82 x/mnt,
TD : 120/70 mmHg, R : 18 x/mnt, S = 38,70C
Proses terjadi :
Karena adanya permiabilitas meningkat menyebapkan gangguan
immobility dari trombositopeni akibat hipovolemi, sehingga O2
yang masuk kedalam tubuh tidak adekuat untuk menunjang proses
metabolisme tubuh sehingga pasien mengalami kelemahan.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
ADL pasien tidak terpenuhi secara mandiri..
Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi
sekunder terhadap infeksi virus dengue ditandai dengan pasien
mangatakan panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013),
suhu = 38,7oC, Nadi : 82 x/menit, mukosa bibir kering, badan
pasien teraba panas dan muka kemerahan.
2) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasien
mengatakan dari kemarin pukul 13.00 wita, minum air putih + 6-8
gelas (+ 1200-1600 cc), mukosa bibir kering, PLT 105 k/ul, HCT :
41,8%, HB=14,6 g/dl, cairan masuk 3300 cc, BAK : 2100 + BAB =
100 + IWL= 585 cc=2800 selama 24 jam. Cairan masuk-cairan
keluar = 500 cc.
3) Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan
hanya sedikit tahu tentang penyakitnya (penyebab). Pasien
mengatakan khawatir dengan keadaannya, apakah penyakit yang
dideritanya dapat mengancam nyawanya. Pasien bertanya tentang :
pengertian, pencegahan, gejala dan pengobatan penyakitnya.
4) Intoleransi aktivitas b/d immobilty d/d pasien mengatakan
badannya lemas, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas
secara mandiri, ADL pasien dibantu oleh keluarga (makan, minum,
BAB, BAK, pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, N = 82
x/mnt, TD = 120/70 mmHG, R = 18 x/mnt, S = 38,70C. Terapi.
2. Perencanaan
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi
sekunder terhadap infeksi, virus dengue ditandai dengan pasien
panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013), S : 38,70C,
N = 82 x/mnt, mukosa bibir kering, badan pasien teraba panas.
2) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan d/d pasien mengatakan
badannya lemas, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas
secara mandiri, ADL pasien dibantu oleh keluarga (makan, minum,
BAB, BAK). Pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, N = 82
x/mnt, TD = 120/70 mmHG, R = 18 x/mnt, S = 38,7oC.
3) Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan
hanya sedikit tahu tentang penyakitnya (penyebab). Pasien
mengatakan khawatir dengan keadaannya, apakah penyakit yang
dideritanya dapat mengancam nyawa. Pasien bertanya tentang
pencegahan gejala dan pengobatan penyakit anaknya.
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasien
mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00 wita 6-8
gelas sehari kurang lebih 1200-1600cc, mukosa bibir kering, PLT
105 K/ul, HCT 41,8%, cairan masuk 3300 cc dan BAK: 2100 cc +
BAB : 100 +IWL=585 cc= 2800 cc selama 24 jam.
b. Rencana Perawatan
TABEL 2
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI
RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 13 S/D 16 MEI 2013
Hr/tgl/Jam DX Kep Tujuan Rencana Tindakan Rasional
1 2 3 4 5
Senin,
13 Mei
2013 Pkl.
15.30
Wita
Hipertermi
berhubungan dengan
tidak efektifnya
termoregulasi
sekunder terhadap
infeksi, virus dengue
ditandai dengan
Setelah diberikan askep selama 3
x 24 jam diharapkan tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh dengan
kriteria hasil :
1. Pasien mengatakan badanya
tidak panas lagi.
2. Suhu tubuh 36-37,50C
1. Observasi tanda-
tanda vital setiap 6
jam.
2. Kaji kharateristik
demam
3. Anjurkan pasien
banyak minum
1. Tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien.
2. Untuk mengidentifikasi
terjadinya demam
3. Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan
pasien mengatakan
badanya panas naik
turun dari 5 hari
yang lalu (tgl 8 Mei
2013), S : 38,70C, N
= 82 x/mnt, mukosa
bibir kering, badan
pasien teraba panas.
3. Badan pasien teraba tidak
panas
2400-2500 per hari
4. Beri kompres
hangat pada
dahi,ketiak dan
lipatan paha.
5. Rencana dalam
pemberian obat
paracetamol 3x500
mg
tubuh meningkat sehingga
perlu diimbangi dengan
asupan cairan yang banyak
untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang
4. Kompres hangat mem-
bantu untuk menurunkan
panas
5. Dapat membantu
menurunkan suhu tubuh
dan dapat mencegah
infeksi sekunder.
Senin, Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep selama 3 1. Kaji keluhan pasien 1. Untuk mengidentifikasi
13 Mei
2013 Pkl.
15.30
Wita
ber-hubungan
dengan kele-mahan
ditandai dengan
pasien mengatakan
badannya lemas,
pasien mengatakan
tidak mam-pu
beraktifitas secara
mandiri, ADL pasien
di bantu oleh
keluarga,TD
120/70mmHg dan,
Respirasi:18
kli/mnit,
Nadi:82x/mnt,Suhu
x 24 jam diharapkan pasien
dapat memenuhi kebutuhan
ADL secara mandiri dengan
kriteria hasil :
1. Pasien mengatakan badannya
tidak lemas lagi.
2. Pasien mengatakan mampu
beraktivitas secara mandiri
3. ADL pasien terpenuhi
4. S : 36-37,50C
TD : sistol 110/90mmHg
diastole 90/60 mmHg.
2. Kaji hal-hal yang
mampu tidak
mampu dilakukan
pasien dalam me-
menuhi kebutuhan
3. Bantu pasien untuk
mandiri dalam
memenuhi ADLnya
(makan, minum,
BAB, BAK)
4. Libatkan keluarga
dalam aktivitas dan
pemenuhan ADL
pasien
masalah pasien
2. Untuk mengetahui tingkat
ketergantungan pasien
dalam memenuhi
kebutuhannya
3. Dengan melatih keman-
dirian pasien (makan,
minum, BAB, BAK)
pasien tidak mengalami
ketergantungan pada
perawat.
4. Agar ADL pasien dapat
terpenuhi
38,7 C
Senin,
13 Mei
2013 Pkl.
15.30
Wita
Kurang pengetahuan
pasien tentang
penyakitnya
berhubusngan
dengan kurangnya
infor-masi ditandai
dengan Pasien
mengata-kan hanya
sedikit tahu tentang
penyakitnya
(penyebab). pasien
mengatakan
khawatir dengan
keadaannya, apakah
Setelah diberikan askep selama
2x15 mnt, diharapkan
pengetahuan Pasien tentang
penyakit bertambah dengan
criteria hasil :
1. Pasien mengerti tentang
penyakitnya.
2. Pasien tidak bertanya-tanya
lagi tentang penyakitnya
3. Pasien mengatakan sudah
tahu tentang penyebab gejala,
pencegahan dan pengobatan
penyakit DHF
4. pasien kooperatif saat
1. Kaji tingkat
pengetahuan pasien
tentang penyakit
DHF
2. Beri penjelasan
kepada pasien
tentang penyebab,
gejala dan
pencegahan
penyakit DHF
3. Beri kesempatan
pada pasien untuk
menanyakan hal-hal
yang tidak
1. Mengetahui sejauhmana
tingkat pengetahuan pasien
tentang penye-bab dan
pencegahan penyakit DHF
2. Agar pasien mengerti
tentang penyakit, penyebab
dan pencegahannya
3. Mengurangi kecemasan
dan memotivasi dalam
perawatan pasien
penyakit yang
dideritanya dapat
mengancam nyawa,
pasien bertanya
tentang pencegahan
gejala dan
pengobatan
penyakitnya.
diberikan asuhan
keperawatan
diketahui
4. Lakukan evaluasi
setelah memberikan
penjelasan pada
pasien
5. Libatkan keluarga
dalam perawatan
pasien
4. Untuk mengetahui tentang
informasi yang telah
disampaikan apakah benar-
benar sudah dimengerti
atau tidak
5. Dapat memberi support
dalam proses
penyembuhan pasien
Senin,
13 Mei
2013 Pkl.
15.30
Wita
Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan pasien
mengatakan minum
air putih dari
kemarin pukul 13.00
Setelah diberikan askep selama
3x 24 jam diharapkan kebutuhan
cairan pasien terpenuhi dengan
kriteria hasil
1. Pasien mau minum 7-10
gelas/hari 1400-2000 cc
1. Kaji keadaan umum
pasien dan TTV
2. Anjurkan pasien
untuk banyak
minum 2 ,5 liter per
1. Mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dari
keadaan normal.
2. Asupan cairan sangat
diperlukan untuk
menambah cairan dalam
wita 7-8 gelas (
1400-1600cc)
selama 24 jam. PLT
105 k/ul, HCT
41,8%, CM = 3700
cc, BAK = 1500 cc
+ BAB : 100 + IWL
= 585cc = 2800 cc,
CM-CK = 500 cc.
2. Mukosa bibir lembab
3. PLT dalam batas
normal(150-400k/ul)
4. Pasien tidak menunjukkan
tanda-tanda dehidrasi
seperti:mukosa bibir kering,
turgor kulit tidak elastis,
mata cowong.
CM =CK
hari
3. Catat intake dan out
put cairan
4. Pantau hasil
pemeriksaan lab
(PLT, HCT, HB,
WBC), setiap 24
jam.
5. Kaji tanda-tanda
dehidrasi (mukosa
bibir kering, turgor
kulit tidak elastis)
6. Rencana dalam
pem-berian IVFD
RL 20 tetes/ menit,
tubuh.
3. Memberi informasi tentang
keadekuatan volume cairan
4. Untuk mengetahui tingkat
keparahan dalam tubuh
yang dialami pasien dan
untuk acuan melakukan
tindakan lebih lanjut.
5. Untuk mengetahui defisit
volume cairan tubuh
6. Untuk mempertahankan
dan mengganti cairan
dalam tubuh yang hilang
sesuai therapy akibat dari kebocoran
plasma
Pelaksanaan
TABEL 3
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I DI RUANG CENDRAWASI
RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 13-16 MEI 2013
Hr/tgl/Jam
Dx
Keperaw
atan
Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
1 2 3 4 5
Senin,
13 mei
2013
Pkl. 16.00
1, 2, 4 Mengkaji keadaan umum
pasien dan tanda-tanda
vital
DS : -
DO :
- Pasien tampak tidur
- S = 380C
- TD : 110/70 mmHG.
- Respirasi : 18 x/mnt
Mahasiswa
Pkl. 16.30 1 Memberi Obat oral
paracetamol 500 mg
DS :
- Pasien mengatakan
obat sudah diminum
DO :
- Obat sudah diminum
dan tidak dimuntahkan
lagi
Mahasiswa
Pkl. 16.40 2 Mengkaji hal-hal yang DS : Mahasiswa
1 2 3 4 5
mampu dan tidak mampu
dilakukan oleh pasien - Pasien mengatakan
hanya mampu duduk di
tempat tidur.
DO :
- BAB, BAK, makan,
minum pasien masih
dibantu oleh
keluarganya
Pkl. 17.00 1 Memberikan kompres air
hangat pada kening dan
lipatan aksila
DS :
DO :
- Pasien dikompres air
hangat pada kening dan
lipatan aksila, pasien
sangat kooperatif
Mahasiswa
Pkl. 18.15 3 Memberi HE tentang
pengertian , penyebap,
perawatan, pencegahan
dan pengobatan
Memberi kesempatan
pasien untuk bertanya
DS :
- Pasien mengatakan
hanya mengetahui
penyebap
DO :
- Pasien tampak
mendengar penjelasan
yang diberikan
DS : -
Mahasiswa
1 2 3 4 5
DO :
- Pasien mau
mengutarakan
pendapat dan hal yang
belum dimengerti
Pkl. 18.30 3
4
Mengevaluasi tingkat
pengetahuan pasien
Menganjurkan pasien
untuk banyak minum
(1400 – 2000 cc) per hari
DS :
- Pasien mengatakan
sudah mengerti dengan
penjelasan yang
diberikan
DO :
- Pasien mampu
menjelaskan apa yang
sudah dijelaskan
DS :
- Pasien mengatakan
sudah minum 1 gelas,1
x minum 200 cc
DO :
- Mukosa bibir kering
Mahasiswa
Mahasiswa
Pkl. 21.00 1 Mengganti cairan infuse
IVFD RL 30 tetes//menit
DS :
DO :
- Infus sudah
Perawat
ruangan
1 2 3 4 5
diganti,tetesan lancer
30 tetes/mnt,
- Mukosa bibir kering
Selasa
14 Mei
2013
Pkl. 05.00
1, 2,4 Mengukur tanda-tanda
vital dan keadaan umum
pasien
DS :
- Pasien mengatakan
badanya masih lemas
dan panas
DO :
- Keadaan umum
pasien masih lemah
- suhu : 380C
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 82 x/mnt,
- Repirasi : 20 x/mnt
Perawat
ruangan
Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus
IVFD RL 30 tetes/menit
DS : -
DO :
- Infus sudah diganti,
tetesan lancer 30
tetes/mnt.
- Mukosa bibir kering
Perawat
ruangan
Pkl. 08.00 1, 2, 4 Membersihkan lingkungan
dan tempat tidur pasien
DS :
DO :
- Lingkungan bersih dan
tempat tidur rapi
Mahasiswa
1 2 3 4 5
Pkl. 08.00 3 Membantu pasien
memenuhi ADL (makan)
DS :
- Pasien mengatakan
belum mampu makan
secara mandiri
- pasien mengatakan
badannya masih lemas.
DO :
- Pasien lemah dan
berbaring di tempat
tidur
- Suhu : 36˚ c
- Respirasi : 20 x/mnt
- Nadi : 82 x/mnt
- TD : 100/70 mmHg
Mahasiswa
Pkl 09.00
wita
1 Memberi obat penurun
panas Paracetamol 500
mg(melalui oral)
DS :
- Pasien mengatakan
obat sudah diminum
DO :
- Obat sudah diminum
dengan ai putih
- Reaksi alergi tidak ada
Mahasiswa
Pkl. 10.00 4 Mengobservasi dan DS : Mahasiswa
1 2 3 4 5
mencatat nilai WBC,
HCT, HGB : PLT,LED
DO :
- WBC : 1,85k/ul
- HCT : 31,1%
- HGB : 10,2 g/dl
- PLT : 74k/ul
- LED : 15 mm/jam
Pkl. 11.00 1,2 Mengobservasi keadaan
umum pasien dan
mengukur TTV
DS :
- Pasien mengatakan
badanya sudak tidak
panas lagi
DO :
- Keadaan umum Bik
- suhu : 360C
- Respirasi : 20 x/mnt,
- nadi 82x/mnt
- TD = 110/70 mmHg
Mahasiswa
Pkl. 11.15 1 Menganjurkan pasien
banyak minum
DS :
- Pasien mengatakan
minum habis 1 gelas
200 cc
DO :
Mahasiswa
1 2 3 4 5
- Mukosa bibir kering
Pkl. 12.00 1, 2, 4 Memberi obat
oral/paracetamol 500 mg
(melalui oral)
DS :
- Pasien mengatakan
Obat sudah diminum
DO :
- Obat sudah di minum
dengan air , reaksi
alergi tidak ada
Mahasiswa
Pkl. 12.00 2 Melibatkan keluarga
dalam pemenuhan ADL
pasien
DS :
DO :
- Saat kekamar mandi
pasien dibantu oleh
keluarganya, keluarga
kooperatif dalam
perawatan pasien
Mahasiswa
Pkl. 13.00 4 Mengganti cairan infus
IVFD RL 30 tetes/menit.
DS :
DO :
- Cairan infus sudah
diganti,tetesan lancer
30 tetes/mnt
- Mukosa bibir lembab
Mahasiswa
Pkl. 15.00 4 Menghitung cairan masuk
dan cairan keluar
DS : Mahasiswa
1 2 3 4 5
DO :
- Cairan masuk
Minum + infus +
makan
= 1000 cc + 2700 cc +
100 cc = 3800 cc
BAK = 2200 (8 x
spontan) ,BAB = 100
cc, IWL:600 cc, CK =
2900 cc
CM-CK : 900 cc
kl. 15.30 2 Melibatkan keluarga
dalam merawat pasien
DS : -
DO :
- Dapat member support
dalam proses
penyembuhan pasien
Perawat
ruangan
Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda
vital
DS :
- Pasien mengatakan
badanya sudah tidak
panas lagi
DO :
- Tubuh pasien tidak
teraba hangat
Mahasiswa
1 2 3 4 5
- Suhu = 36,5°C
- R= 20 x/mnt
- Nadi = 82 x/mnt
- TD = 100/70 mmHg
1 Memberi obat oral
paracetamol 500 mg
DS :
- Pasien mengatakan
obat sudah diminum
DO :
- Obat sudah diminum
dengan air putih, reaksi
alergi tidak ada
Mahasiswa
Pkl. 18.00 1 Mengobservasi tanda-
tanda dehidrasi
DS :
DO :
- Tanda-tanda dehidrasi
(bibir kering, turgor
kulit kurang elastis)
tidak ada.
Perawat
ruangan
Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infuse
IVFD RL 30 tetes/menit.
DS :
DS :
- Cairan infus sudah
diganti,tetesan lancer
30 tetes/mnt
Mahasiswa
1 2 3 4 5
- Mukosa bibir lembab
Pkl. 24.00 1 Memberikan obat oral
paracetamol 500 mg
DS :
- Pasien mengatakan
obat sudah di minum
DO :
- Obat sudah diminum
- reaksi alergi tidak ada
Perawat
ruangan
Rabu
15-Mei-
2013
Pkl. 05.00
1, 2, 4
Mengobservasi keadaan
umum pasien dan
mengukur tanda-tanda
vital
DS : -
DO :
- Keadaan umum baik
- suhu : 360C
- Nadi : 82 x/mnt
- TD : 100/60
- Respirasi : 20 x/mnt
Perawat
ruangan
Pkl. 05.00
4
Mengganti cairan infus
IVFD RL 30 tetes/menit.
DS : -
DO :
- Cairan infus sudah
diganti,tetesan lancer
30 tetes/mnt
Mahasiswa
Pkl. 07.00 1,2,4 Membersihkan lingkungan
dan tempat tidur
DS : -
DO :
- Lingkungan bersih dan
tempat tidur sudah rapi
Mahasiswa
1 2 3 4 5
Pkl. 08.00 2 Memberi obat oral
paracetamol 500 mg
DS :
- Pasien mengatakan
obat sudah di minum
DO :
- Obat sudah diminum
- Reaksi alergi tidak ada
Mahasiswa
Pkl. 11.00 4 Mengobservasi dan
mencatat hasil
pemeriksaan lab (DL)
DS : -
DO :
- WBC : 3,90k/ul HCT :
40,3%, HGB : 13,5g/dl
PLT : 81k/ul
Mahasiswa
Pkl. 11.15 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda
vital
DS :
- Pasien mengatakan
badanya sudah tidak
panas lagi
DO :
- Suhu : 360C
- Nadi : 82x/mnt
- TD : 100/60 mmHg
- RR : 20 x/mnt
Mahasiswa
Pkl. 12.00 4 Mengobservasi adanya
tanda-tanda dehidrasi
DS : -
DO :
- Tanda-tanda dehidrasi
(mukosa bibir kering,
Mahasiswa
1 2 3 4 5
turgor kulit tidak
elastis, mata cowong),
tidak ada
Pkl. 13.00 3 Mengkaji hal-hal yang
mampu dan tidak mampu
dilakukan oleh PS
DS :
- Pasien mengatakan
bisa makan, minum
sendiri, tapi belum bisa
ke kamar mandi
sendiri.
DO :
- Pasien tampak baring
ditempat tidur
Mahasiswa
Pkl. 13.30 4 Mengganti cairan infus
IVFD RL 30 tetes/menit.
DS : -
DO :
- Cairan infus sudah
diganti,tetesan lancer
30 tetes menit
Mahasiswa
Pkl. 15.00 4 Menganjurkan pasien
banyak minum 1500 cc
sehari
DS :
- Pasien mengatakn
sudah minum 1 x
minum 200 cc
DO :
Mahasiswa
1 2 3 4 5
- Mukosa bibir lembab
Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda
vital dan keadaan umum
pasien
DS :
- Pasien mengatakan
badanya sudah tidak
panas lagi
DO :
- Suhu = 36,80C
- R= 20 x/mnt
- Nadi = 80 x/mnt
- TD = 110/70 mmHg
Mahasiswa
Pkl. 16.00 1 Memberi obat oral :
Paracetamol 500
mg(melalui oral)
DS :
- Pasien mengatakan
obat sudah diminum
DO :
- Obat sudah minum
- obat tidak dimuntahkan
- Reaksi alergi tidak ada
Mahasiswa
Pkl. 18.00 1,4 Menghitung CM-CK DS : -
DO :
- Cairan masuk :
Minum + infus +
makan
= 1400 cc + 2700 cc
+ 100 cc = 4700 cc
Mahasiswa
1 2 3 4 5
BAK = 2000, BAB =
100, IWL : 585 cc,CK
= 2685 cc
CM-CK : 1515 cc
Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infus
RL 30 tetes/menit.
DS : -
DO :
- Cairan infus sudah
diganti, tetesan lancer
30 tetes/mn
Mahasiswa
Pkl. 22.00 1 Memberi obat oral :
paracetamol 500 mg
DS :
- Obat suda di minum
DO :
- Obat sudah diminum
dengan air, obat tidak
dimuntahkan, reaksi
alergi tidak ada
Perawat
ruangan
Kamis
16-Mei-
2013
Pkl. 05.00
1, 2, 4 Mengobservasi keadaan
umum pasien dan tanda-
tanda vital
DS :
- Pasien mengatakan
badanya sudah tidak
panas lagi
DO :
- Suhu = 360C
- Nadi = 80 x/mnt
Perawat
ruangan
1 2 3 4 5
- TD = 110/70 mmHg
- R = 20 x/mnt.
- Keadaan umum pasien
baik
Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus
IVFD RL 30 tetes/menit.
DS : -
DO :
- Cairan infus sudah
diganti, tetesan lancar
30 tetes/mnt
Perawat
ruangan
Pkl. 07.00 4 Mengukur CM-CK : DS : -
DO :
- Cairan Masuk :
Minum + infuse +
makan
1600 +2000 + 100
= 3700 cc
Cairan Keluar :
BAK : 2100 cc, BAB =
100 cc IWL : 585 =
2785cc
CM-CK = 915 cc
Perawat
ruangan
Pkl. 07.00 2 Mengkaji hal-hal yang
mampu dan tidak mampu
dilakukan oleh pasien
DS :
- Pasien mengatakan
sudah bisa makan,
Perawat
ruangan
1 2 3 4 5
minum, BAB, BAK
secara mandiri, pasien
mengatakan badannya
tidak lemas lagi
DO :
- Pasien tampak dapat
melakukan aktivtas
- Suhu : 36 ˚ c
- Nadi : 80 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- TD : 110/70 mmHg
Pkl. 08.00 1, 2, 4 Mengobservasi keadaan
umum pasien
DS : -
DO :
- Keadaan umum pasien
sudah baik, pasien
diijinkan pulang
Mahasiswa
Pkl. 09.00 1 Mengobservasi dan
mencatat hasil
pemeriksaan lab (DL)
DS: -
DO:
- WBC:4.60, HB:12,5,
HCT:38,2, PLT:102
Perawat
ruangan
TABEL 4
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN PADA PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI
RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 13-16 MEI 2013
No. Hari/Tgl/JamDx
KeperawatanEvaluasi
1 2 3 4
1 Selasa
14-Mei-2013
Pkl. 15.00 wita
3 S : - Pasien mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan mengerti
tentang penyakitnya.
- Pasien mampu menjelaskan penyebab
dan pencegahan penyakit DHF.
O : Pasien sangat aktif bertanya tentang
penyakit DHF yang belum dimengerti
pasien sangat kooperatif.
A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
2 Selasa
14-Mei-2013
Pkl. 15.00 wita
1 S : pasien mengatakan badannya tidak panas
lagi
O : S : 36,20C, N : 82 x/mnt, badan tidak teraba
panas
A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai, masalah
teratasi.
P : Pertahankan kondisi pasien
3 Selasa
14-Mei-2013
2 S : Pasien mengatakan badannya masih lemah
O : ADL pasien masih dibantu oleh keluarga N
1 2 3 4
Pkl. 15.00 wita : 86 x/mnt, TD : 110/70 mmHg.
A : Tujuan, 1, 2, 3, 4 belum tercapai, masalah
belum teratasi.
P : Lanjutkan renpra untuk tujuan 1,2,3,4
4 Selasa
14-Mei-2013
Pkl. 15.00 wita
4 S : - Pasien mengatakan 1x minum 200 cc
dan dalam sehari pasien minum ± 5 gelas 1000
cc
O : Mukosa bibir lembab, suhu : 36,20C, PLT :
105, , HGB : 14,6 g/dl, WBC 1,44k/ul.
CM = 3800 cc, BAK = 2200 cc (8x
spontan)IWL=600 cc, CM-CK =900 cc.
A : Tujuan 1, 2, 4 tercapai, tujuan 3, 5 belum
tercapai masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan renpra 4 untuk tujuan 3
1 Rabu
15-Mei-2013
Pkl. 15.00 wita
4 S : Pasien mengatakan 1x minum 200 cc
dan dalam sehari minum 7 gelas 1400
cc.
CM = 4200 cc, BAK = 2000+BAB = 100
cc IWL=585 cc, CM – CK = 1,515 cc
O : Mukosa bibir lembab, tanda-tanda
dehidrasi tidak ada, PLT : 81 k/ul
1 2 3 4
A: Tujuan 1, 2, 4 tercapai, tujuan 3, 5 belum
tercapai masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan renpra untuk tujuan 3
2 Rabu
15-Mei-2013
Pkl. 15.00 wita
1 S : Pasien mengatakan badannya tidak panas
lagi
O : S : 360C, N : 80 x/mnt, badan tidak teraba
panas
A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
3 Rabu
15-6-2013
Pkl. 15.00 wita
2 S : Pasien mengatakan sudah bisa makan,
minum sendiri tapi belum bisa ke kamar
mandi sendiri
Pasien mengatakan badannya masih lemah
O : ADL pasien dibantu sebagian suhu : 360C,
Nadi : 80 x/mnt, R : 20 x/mnt, TD : 110/70
mmHg.
A : Tujuan, 1, 2, 3, belum tercapai, tujuan 4
tercapai
P : Lanjutkan renpra untuk tujuan 1,2 dan 3.
1 2 3 4
TABEL 5
EVALUASI PERAWATAN PADA PASIEN NH
DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI
RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 16 MEI
No. Hari/Tgl/Jam Dx Evaluasi
1 Kamis
16-Mei-2013
Pkl. 09.00 Wita
4 S : Pasien mengatakan dari kemarin sore pukul 15.00
wita pasien minum 7-8 gelas (1600 cc).
O : Mukosa bibir lembap
PLT : 102 k/ul, tidak ada tanda-tanda dehidrasi
CM = infus + minum + makan
= 2000 cc + 1600 cc + 100 cc, total
CM = 3700 cc
BAK= 1600 cc + BAB = 100 cc + IWL=585cc =
total CK = 2785 cc
CM-CK = 3700 cc – 2785cc = 915 cc.
A : Tujuan 2, 4 tercapai, tujuan 1,3, 5 belum tercapai,
masalah teratasi sebagian
P : Anjurkan pasien kontrol kembali ke rumah sakit.
2 Kamis
16-Mei-2013
1 S : Pasien mengatakan tidak panas lagi
O : S : 360C, Nadi 80 x/mnt, badan pasien teraba tidak
No. Hari/Tgl/Jam Dx Evaluasi
Pkl. 09.00 Wita panas, kulit tidak kemerahan.
A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
3 Kamis
16-Mei-2013
Pkl. 09.00 Wita
2 S : Pasien mengatakan sudah bisa memenuhi
ADLnya secara mandiri (makan, minum, BAB,
BAK), pasien mengatakan badannya tidak lemas
lagi.
O : ADL pasien terpenuhi suhu : 360C, Nadi : 80
x/mnt, TD : 110/70, R : 20 x/mnt.
A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan adalah menghubungkan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada
kasus dengan mencoba menganalisa kesenjangan-kesenjangan yang terjadi. Pada bab ini penulis
akan membahas kesenjangan-kesenjangan tersebut secara umum, antara lain :
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan keluhan pasien. Ditinjau dari teori pada penyakit DHF akan
ditemukan data-data sebagai berikut : panas atau demam, lemah, sakit kepala, nyeri pada
otot dan sendi, mual, muntah, anoreksia, lidah kotor, mukosa bibir kering, perdarahan
gusi, wajah kemerahan, bintik-bintik merah pada kulit (petekie), uji tourniquet positif,
epistaksis, hematemesis melena, hyperemia pada tenggorokan, nyeri perabaan pada
epigastik pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dam limfe, pada ranjatan (derajat
IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan gelisah, sianosis perifer.
Pasien tampak tegang. Pada kasus saat pengkajian didapat data : panas badan (suhu)
38,70C, mukosa bibir kering, uji tourniquet positif, pasien bertanya-tanya tentang
penyakitnya. Untuk data nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual muntah, anoreksia tidak
muncul pada kasus karena saat pengkajian pasien tidak mengeluh hal tersebut dan juga
mengingat manusia itu unik dan memilik ambang nyeri yang berbeda dan data nyeri
tekan pada epigastrik, pada palpasi teraba pembesaran hati dan limpe, nadi cepat dan
lemah, ekstremitas dingin, gelisah, dan sianosis perifer merupakan tanda terjadinya syok,
sehingga data tersebut tidak terdapat pada kasus, karena pada kasus pasien tidak
mengalami syok.
Pada teori ada sembilan masalah yaitu : kekurangan volume cairan,
hipertermi, , gangguan perfusi jaringan, gangguan rasa nyamanan nyeri, kebutuhab nutrisi
kurang dari kebutuhan, perubahan pola tidur, intoleransi aktivitas, kurang pengetahuan
dan resiko perdarahan.Pada kasus berdasarkan data yang ada dan diperoleh dari hasil
pengkajian ditemukan empat masalah, yaitu resiko kekurangan volume cairan,
hipertermi, intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan. Sedangkan tujuh masalah
keperawatan yang ada pada teori namun tidak ditemukan pada kasus yaitu : Masalah
gangguan ferfusi jaringan perifer tidak penulis angkat karena pada data tidak ditemukan
perubahan warna kulit (pucat, sianosis) akral dingin, capilar refyl time lebih dari 2 detik,
oedema dan yang lainnya. Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
penulis angkat karena pada data tidak ditemukan mual, muntah dan penurunan nafsu
makan.). gangguan rasa nyamanan (nyeri) penulis tidak mengangkatnya karena tidak
ditemukannya tanda-tanda seperti : nyeri sendi dan otot, nyeri kepala, pasien tidak
meringis. Karena tidak ditemukannya data-data seperti : espistaksis perdarahan gusi,
hematemesis melena dan gejala perdarahan yang lain. Maka penulis tidak mengangkat
masalah keperawatan resiko perdarahan, sedangkan masalah perubahan pola tidur penulis
tidak mengangkat karena pada pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda seperti :
konjungtiva pucat, lingkaran hitam, disekitar mata, pasien tidak tampak ngantuk dan yang
lainnya.
B. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas yang ada, yaitu yang mengancam jiwa
pasien, maka dari itu ditemukan prioritas masalah keperawatan, diantaranya : prioritas
pertama yaitu Hipertermi dimana terjadi karena masuknya virus kedalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty akan mempunyai factor atau minulogis bila tubuh tidak
mampu melawanya sehingga akan menimbulkan peradangan dan salah satu tandanya
adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi dan jika tidak ditanggulangi dapat
mengakibat kejang. Diagnosa intoleransi aktivitas iangkat karena diagnose ini
menekankan pada kelemahan yang dialami pasien merupakan akibat dari adanya virus
dalam darah akan menginfeksi seluruh system yang ada didalam tubuh termasuk sendi
dan sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk memproduksi trombosit sehingga
menimbulkan kelemahan. Keadaan nini menyebabkan pasien perlu istirahat mutlak.
Sedangkan kurang pengetahuan diangkat menjadi prioritas ketiga karena pasien kurang
mendapat informasi tentang penyakit sehingga pasien tidak mengetahui tentang penyakit
DHF, baik itu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan. Dan yang menjadi
prioritas keempat adalah resiko kekurangan volume cairan dimana karena adanya
kebocoran dan penurunan volume plasma berkibat terjadinya resiko kekuragan volume
cairan dalam bila tidak ditanggulangi pasien akan mengalami syok hipovolemia
dehidrasi.
Pada perencanaan hampir semua rencana keperawatan sudah sesuai dengan teori
yang ada.Karena perencanaan pada teori adalah sebagai acuan dalam perencanaan
kasus,jadi semua perencanan dapat dilaksanakan sesuai diagnose yang mencul pada
kasus.
C. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien
NH sebagian sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana perawatan saat
melaksanakan asuhan keperawatan, penulis menambahkan rencana perawatan untuk
masing-masing diagnosa seperti pada kekurangan volume cairan yaitu observasi tanda-
tanda perdarahan, catat nilai PLT, HCT, HGB setiap hari dan observasi intake dan output
setiap 24 jam. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
jumlah trombosit, hematokrit dan hemoglobin karena jika terjadinya peningkatan
hematokrit menunjukan adanya rembesan plasma yang dapat mengakibatkan perdarahan
dan syok hipovelemik. Rencana perawatan hipertermi didalam teori ada yang tidak
dicantumkan dalam kasus yaitu obsevasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap
nyeri. Dan yang terakhir adalah rencana diagnosa kurang pengetahuan didalam teori
sudah dicantumkan dalam kasus.
Tindakan yang dilakukan sudah didokumentasikan untuk menghindari duplikasi
tindakan pada pasien NH. Pelaksanaan yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik
walaupun ada beberapa hambatan, tetapi berkat kerjasama dengan dokter, perawat
ruangan dan tenaga kesehatan lainnya, semua dapat terlaksana dengan baik, dan proses
perawatan pasien NH berjalan lancar.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai pada criteria
tujuan pada rencana keperawatan. Evaluasi keperawatan pada pasien NH berdasarkan
catatan harian pasien yang telah sesuai dengan rencana tujuan yang disusun dan pada hari
terakhir merupakan evaluasi terminasi dari hasil evaluasi keempat masalah dapat teratasi
dengan baik. Dari keempat masalah yang teratasi dapat dilihat dari perubahan yang
terjadi seperti : mukosa bibir lembab, PLT = 102 k/ul, suhu tubuh dalam batas normal
yaitu 360C badan pasien tidak teraba panas, suhu 360C, nadi 80 x/menit badan pasien
teraba tidak panas, kulit tidak kemerahan, pasien sudah bisa memenuhi ADLnya secara
mandiri (makan, minum, BAB, BAK) pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan
yang diberikan tentang penyakit DHF.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dari bab-bab sebelumnya dapat dikatakan DHF adalah penyakit
fibris virus akut yang terdapat pada manusia yang disebabkan oleh virus dengue melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, sakit
kepala, nyeri tulang ruam, dan leucopenia yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. Penerapan proses keperawatan pada pasien NH dengan DHF Grade I di ruang
Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar, secara umum sudah sesuai dengan tahap-tahap
dalam proses keperawatan. Dari hasil pengkajian masih ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus. Karena data yang ditemukan saat pengkajian sangat ditentukan
oleh kondisi ataupun keadaan fisik pasien saat dikaji sehingga masalah keperawatan yang
muncul pada kasus juga disesuaikan dengan data yang muncul pada kasus.
Dalam perencanaan untuk memprioritaskan diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah yang ada yaitu mengancam jiwa pasien dan sebagai prioritas
diagnosa keperawatan yang pertama adalah resiko kekurangan volume cairan dilanjutkan
dengan hipertermi, intoleransi aktivitas, dan kurang pengetahuan. Selanjutnya disusun
rencana keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini
direncanakan tindakan-tindakan berdasarkan teori, kondisi pasien dan kondisi di lapangan
yang nantinya tujuan yang diinginkan oleh penulis dapat dicapai sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan tindakkan keperawatan pada dasarnya berpedoman pada
perencanaan yang telah disusun sesuai dengan kondisi, mengingat waktunya sangat
terbatas, pelaksanaan pada pasien NH dengan DHF Grade I di Ruang Cendrawasih
RSUD Wangaya Denpasar ditekankan pada pemberian cairan karena mengantisipasi dari
komplikasi yang ditimbulkan yaitu syok hipovolemik yang akan mengarah ke DSS. Pada
kasus semua rencana telah dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya kerjasama
antara penulis, perawat ruangan, dokter dan tim kesehatan yang lain serta dari pihak
pasien NH yang sangat kooperatif.
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan yang dilakukan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari empat masalah
yang muncul pada kasus, tujuan yang ingin dicapai pada masalah tersebut semuanya
dapat dicapai didasarkan pada rencana perawatan yaitu pada point kriteria tujuan.
B. Saran
Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa
saran antara lain :
1. Kepada RSUD Wangaya Denpasar agar tetap mempertahankan dan meningkatkan
pelayanan khususnya tentang kasus DHF
2. Kepada perawat ruangan Cendrawasih untuk selalu meningkatkan kinerja untuk
mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.
3. Kepada pasien NH dan keluarga, untuk meningkatkan keberhasilan lingkungan dan
melanjutkan upaya-upaya dalam pencegahan penyakit DHF yang disarankan oleh
perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2007). BukuSakuDignosaKeperawatan.(Edisi 8). Jakarta: EGC.
Dermawan, Deden.(2012). Proses Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Doenges, M.E. (2012).Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC.
Lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124792 selasa,14 mei 2013 pukul 09.00 wita
Murwani,Arita. (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. (Edisi 2). Jakarata: ECG.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC.
(Zulkoni, H.A. (2011). Parasitologi. (Cetakan pertama). Yogyakarta : EGC.
Price, A.Sylvia.(2006). Patofisiologi.(Edisi 6). Jakarta: EGC.
Sucipto, C.D. (2011). Vektor Penyakit Tropis. (Cetakan pertama). Yogyakarta: EGC.
Sudoyo, dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: ECG.
WHO. (2005). Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. (Cetakan pertama). Jakarta: EGC.
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Penyakit DHF
Sub. Topik : 1. Penyebab Penyakit DHF
2. Cara Pencegahan Penyakit DHF
3. Penatalaksanaan Penyakit DHF
Sasaran : Pasien NH
Tempat : Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Mei 2013
Waktu : Pukul 12.30– 13.00 Wita
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir penyuluhan diharapkan pasien SR mengetahui dan memahami tentang
penyakit DHF
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien NH dapat menyebutkan kembali
tentang :
a. Penyebab penyakit DHF
b. Cara pencegahan DHF
c. Penatalaksanaan DHF
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. Media
D. Materi
Terlampir
E. Evaluasi
1. Sebutkan penyebab DHF minimal 2 dan sebutkan ciri dari nyamuk Aedes Aegypti
minimal 3?
2. Sebutkan cara pencegahan penyakit DHF minimal 3?
3. Sebutkan Penatalaksanaan penyakit DHF minimal 3?
Lampiran 2
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Penyakit DHF
Adalah Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypty dan Aedes albopictus.
Penyebab DHF
a. Virus Dengue
b. Vektor nyamuk Aedes Aegypti :
1) Nyamuk yang warnanya hitam dan belang-belang
2) Menggigit pada siang hari
3) Badannya mendatar saat hinggap
4) Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari)
5) Jarak terbang kurang dari 100 meter
6) Senang Menggigit manusia
2. Cara pencegahan
a. Memelihara lingkungan agar tetap bersih dan cukup sinar matahari
b. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu dengan 3M (menguras, menutup dan
mengubur)
c. Rapikan halaman dan jangan biarkan halaman tak terurus
d. Bersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancar (jangan biarkan selokan tergenang)
e. Tidak membiarkan kain-kain atau baju-baju tergantung
f. Untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti dewasa, bisa dilakukan dengan cara
menyemprotkan obat nyamuk dan fogging dengan obat pembasmi serangga (insektisida).
3. Penatalakanaan DHF
a. Minum dalam jumlah banyak
b. Boleh minum teh manis, air putih, susu, air jeruk, sirup, air kacang hijau atau air kelapa
muda dan boleh juga diberi es batu agar lebih menyegarkan.
c. Makan makanan yang lunak.
d. Bila badan panas kompres hangat pada ketiak, lipat paha, dada dan punggung.
e. Lebih banyak istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkoni, H.A. (2011). Parasitologi. (Cetakan pertama). Yogyakarta : EGC.
Lampiran 3
DAFTAR SINGKATAN
- ADL : Activity Daily Living
- AGD : Analisa Gas Darah
- BAB : Buang Air Besar
- BAK : Buang Air Kecil
- DM : Diabetes Militus
- Hb : Hemoglobin
- IRD : Instalansi Rawat Darurat
- IVFD : Intra Vena Fluid Rate
- HCT : Hematokrit
- SGOT : Serum Glutamic Oksaloasetic
- SGPT : Serum Gluitamic Piruvic Transaminase
- HGB : Hemoglobione
- PLT : Platelet
- WBC : White Blood Cell
- MCV : M. corpuscular/cell volume (Volume rata-rata sel darah
merah)
- MCH : M. corpuscular/cell haemoglobin (jumlah hemoglobin yang
terdapat dalam setiap sel darah merah)
- MCHC : M. corpuscular/cell haemoglobin concentration (Perkiraan
jumlah hemoglobin dalam gram yang terdapat dalam 100ml packed red
cells)
- RDW-CV : Ring Deviation Width
- MPV : Mean Platelet Volume
- IgM : Imunoglobulin M
- IgG : Imunoglobulin G
- CM : Cairan masuk
- CK : Cairan keluar
- IWL : Intertisial Water Lose
- IMT : Indeks masa tubuh
- TD : Tekanan darah
- TB : Tinggi Badan
- BB : Berat Badan