askep dhf

10
F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF Pengkajian - Kaji riwayat Keperawatan - Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran ) Diagnose Keperawatan 1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam 2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan 4. Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus 5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak Perencanaan 1. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan 2. Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat 3. Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal 4. Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif Implementasi 1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan - Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam - Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun

Upload: desmondkristantokristanto

Post on 21-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP DHF

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF

Pengkajian

-          Kaji riwayat Keperawatan

-          Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah,

tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda

renjatan  ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan

lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan

kesadaran )

Diagnose Keperawatan1.      Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam

2.      Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual, muntah, tidak ada nafsu makan

4.      Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus

5.      Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

Perencanaan

1.      Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan

2.      Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat

3.      Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal

4.      Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif

Implementasi

1.      Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan

-          Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam

-          Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak

elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun

-          Mengobservasi dan mencatat intake dan output

-          Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh

-          Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh

-          Mempertahankan intake dan output yang adekwat

-          Memonitor dan mencatat berat badan

-          Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

Page 2: ASKEP DHF

-          Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss /

IWL )

2.      Perfusi jaringan Adekwat

-          Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi

denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )

-          Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban

dan warna )

-          Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas

seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

3.      Kebutuhan nutrisi adekwat

-          Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan

untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.

-          Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk

meningkatkan kualitas intake nutrisi 

-          Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan

teknik porsi kecil tetapi sering

-          Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan

skala yang sama

-          Mempertahankan kebersihan mulut pasien

-          Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk

penyembuhan penyakit

4.      Mempertahankan suhu tubuh normal

-          Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh

-          Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu

-          Lakukan “ tepid sponge”  ( seka ) dengan air biasa

-          Tingkatkan intake cairan

-          Berikan terapi untuk menurunkan suhu

5.      Mensupport koping keluarga Adaptif

-          mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga

terhadap situasi yang penuh stress

-          Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara

panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga

Page 3: ASKEP DHF

-          Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar

keberhasilannya dalam mengatasi keadaan

G. Pencegahan DHF

Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty

dengan cara:

-          Rumah selalu terang

-          Tidak menggantung pakaian

-          Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya

minimal 4 hari sekali

-          Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat

terkumpulnya air hujan

-          Tutup tempat penampungan air

Perencanaan pemulangan dan PEN KES

-          Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak

-          Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping

-          Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus

dilakukan untuk mengatasi gejala

-          Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

Page 4: ASKEP DHF

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Dengue Haemorhagic Fever

A. Pengertian

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang

tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie

Efendy,1995 ).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala

utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong

arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman,

1990).

DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan

terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).

B. Etiologi

1. Virus dengue sejenis arbovirus.

2. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan

di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat

wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif

terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.

Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang

paling banyak.

C. Patofisiologi

Page 5: ASKEP DHF

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan

antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen.

Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan

merupakan mediator kuat sebagai factor

meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan

fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran

gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya

volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan

dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan,

acidosis metabolic dan kematian.

D. Tanda dan gejala

1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari.

2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.

3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.

4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.

5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.

6. Sakit kepala.

7. Pembengkakan sekitar mata.

8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary

refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

E. Pemeriksaan penunjang

Darah

1. Trombosit menurun.

2. HB meningkat lebih 20 %

3. HT meningkat lebih 20 %

4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3

5. Protein darah rendah

6. Ureum PH bisa meningkat

7. NA dan CL rendah

Page 6: ASKEP DHF

Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

1. Rontgen thorax : Efusi pleura.

2. Uji test tourniket (+)

F. Penatalaksanaan

Tirah baring

Pemberian makanan lunak

Pemberian cairan melalui infus

Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik

Anti konvulsi jika terjadi kejang

Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR).

Monitor adanya tanda-tanda renjatan

Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

G. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan

dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak

wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.

Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.

1. Motorik kasar

o Loncat tali

o Memukul

o Badminton

o Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama

dan kehalusan.

2. Motorik halus

o Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan

o Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.

3. Kognitif

o Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi

o Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah

o Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal

o Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang.

Page 7: ASKEP DHF

4. Bahasa

o Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak

o Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung

dan kata depan

o Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal

o Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

sebelum melakukan Asuhan Keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan

dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :

o Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan

pasien.

o Kaji riwayat keperawatan.

o Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah,

hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan

kesadaran).

2. Diagnosa keperawatan yang Muncul

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada

nafsu makan.

3. Intervensi

Diagnosa 1. :

Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :

o Volume cairan tubuh kembali normal

Intervensi :

o Kaji KU dan kondisi pasien

o Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )

o Observasi tanda-tanda dehidrasi

o Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus

o Balance cairan (input dan out put cairan)

Page 8: ASKEP DHF

o Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak

o Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh

keringat.

Diagnosa 2. :

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

Tujuan Hipertermi dapat teratasi

Kriteria hasil :

o Suhu tubuh kembali normal

Intervensi :

o Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh

o Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak

o Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat

o Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat

dari katun.

o Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari

o kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

Diagnosa 3. :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, tidak ada nafsu makan.

Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :

o Intake nutrisi klien meningkat

Intervensi :

o Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi

o Timbang berat badan klien tiap hari

o Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi

sering

o Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual

o Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).

o Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.

o Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

Page 9: ASKEP DHF

D i p o s k a n o l e h   R e z a S y a h b a n d i J a s m a w i J a y a   d i   1 6 . 4 9