askep bursitis

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bunsitis adalah peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara langsung pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan bursa radiohumenal, sesuai urutan kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada keparahan penyakit. Bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis akut adalah terjadi secara mendadak.. bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang. B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dari bursitis ? 2. Apakah etiologi dari bursitis ? 3. Apa sajakah klasifikasi dari bursitis ? 4. Bagaimanakah patofisiologi dari bursitis ? 5. Bagaimanalah manifestasi klinis dari bursitis ? 6. Apa sajakah pemeriksaan penunjang dari bursitis ? 7. Apa sajakah diagnosa banding dari bursitis ? 8. Bagaimanakah penatalaksanan bursitis ? 9. Apa sajakah faktor resiko dari bursitis ? 10. Bagaimanakah komplikasi dari bursitis ? 11. Apa sajakah pencegahan penyakit bursitis ? 12. Bagaimanakah Konsep Keperawatan pasien dengan bursitis ? C. Tujuan Penulisan Masalah 1. Mahasiswa mengetahui definisi dari bursitis 2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari bursitis 3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari bursitis 4. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dari bursitis 1

Upload: appi-aprisal

Post on 06-Nov-2015

135 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

bursitis

TRANSCRIPT

2

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bunsitis adalah peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara langsung pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan bursa radiohumenal, sesuai urutan kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada keparahan penyakit. Bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis akut adalah terjadi secara mendadak.. bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang.

B. Rumusan Masalah1. Apakah definisi dari bursitis ?2. Apakah etiologi dari bursitis ?3. Apa sajakah klasifikasi dari bursitis ?4. Bagaimanakah patofisiologi dari bursitis ?5. Bagaimanalah manifestasi klinis dari bursitis ?6. Apa sajakah pemeriksaan penunjang dari bursitis ?7. Apa sajakah diagnosa banding dari bursitis ?8. Bagaimanakah penatalaksanan bursitis ?9. Apa sajakah faktor resiko dari bursitis ?10. Bagaimanakah komplikasi dari bursitis ?11. Apa sajakah pencegahan penyakit bursitis ?12. Bagaimanakah Konsep Keperawatan pasien dengan bursitis ?

C. Tujuan Penulisan Masalah1. Mahasiswa mengetahui definisi dari bursitis 2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari bursitis 3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari bursitis 4. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dari bursitis 5. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari bursitis 6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang dari bursitis 7. Mahasiswa mengetahui diagnosa banding dari bursitis 8. Mahasiswa mengetahui penatalaksanan bursitis 9. Mahasiswa mengetahui faktor resiko dari bursitis 10. Mahasiswa mengetahui komplikasi dari bursitis 11. Mahasiswa mengetahui pencegahan penyakit bursitis 12. Mahasiswa mengetahui Konsep Keperawatan pasien dengan bursitis BAB IIPEMBAHASANA. Konsep Medis1. DefinisiBursitis adalah peradangan bursa,adanya cairan mengisi rongga yg berbentuk kantong diantara dua jaringan lunak pada persendian. Bursa memungkinkan pergerakan sendi dan berfungsi sebagai bantalan sendi.(Barbara C. Long.1996: 2)Bursitis adalah pembesaran dan peradangan dalam salah satu bursa. Merupakan jenis penyakit yg termasuk rheumatism non artikuler.(depkes .1995)

2. EtiologiBursitis merupakan akibat sekunder dari trauma terus menerus dan strain, infeksi akut dan kronis sekitar sendi misal luka karena tembus akibat kondisi arthritis,akibat penyakit metabolik misal penimbunan asam urat dalam bursa akibat adanya neoplasma.(depkes.1995)

3. Klasifikasi penyakitMenurut (Robert M bennet, 1996) Bursitis di golongkan menjadi 2:a. Bursitis akutterjadi secara mendadak.Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.b. Bursitis kronisMerupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan menebak dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tanbah. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pregerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi)dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.

Klasifikasi Bursitis berdasarkan lokasinya :a. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.b. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang membengkak dan suntikan kortikosteroid local.c. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada tendon untuk menghindari risiko rupture.d. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.e. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai pada wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan kadang-kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior, distal garis sendi.f. Bursitis pre patellar (house maids knee dengan keluhan yang khas pada lutut, yaitu rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada bagian anterior lutut (patela). Penyebab yang paling sering karena lutut sering bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis pada lutut yang menimbulkan pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir lutut.g. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada posisi dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya jelas tetapi kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau perlu dapat diberi suntikan local kortikosteroid.h. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu :i. Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles.j. Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achillesk. Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis yang berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada Achilles dan dapat mengakibatkan rupture tendon.l. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini terutama di sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.m. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu :1) bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur, menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri istimewa pada malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan, rotasi internal atau kalau mendapat penekanan di daerah trokanter tersebut dijumpai otot-otot menegang kaku. Dan pada foto roentgen terlihat adanya deposit kalsium. Penanggulangan dengan suntikan local lidocain 1%.2) Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah lateral segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament inguinal,

4. PatofisiologiGaris synovial dari pundi bursa meradang, jadi lebih banyak cairan diproduksi, bursa bengkak. Kadang- kdang terkumpul sisa kalsium. Pembengkakan disertai nyeri dan terbatas nya gerakan sendi atau ekstremitas.(Barbara C.Long. 1996 : 2)

5. Manifestasi klinik Gejala utama pada bursitis pada umumnya berupa pembengkakan lokal, panas, merah dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.

6. Pemeriksaan Penunjang Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan adanya bursitis yaitu dengan radiografi. Pada daerah yang terserang biasanya menunjukkan adanya klasifikasi dalam bursa, tendon atau jaringan lunak yang berdekatan.

7. Diagnosa Bandinga. Sepsis atau sinflamasi : aspirasi dan biakanb. Mungkin sukar dibedakan antara bursitis dan arthritis inflamasi akut, selulitis, atau ostiomieolitis.c. Diagnosa sering ditegakkan berdasarkan lokasi nyeri pada tempat yang klasik.d. Sendi yang terserang biasanya mempunyai ruang gerak pasif yang hampir normal.8. Penatalaksanaana. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.b. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.c. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.d. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.e. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui pembedahan.f. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.g. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.

9. Faktor resikoa. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang.Hal ini dapat terjadi ketika berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang panjang.b. Hip cedera.Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul, pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka waktu yang lama.c. Spine penyakit.Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah) lumbal, dan masalah tulang lainnya.d. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain oleh lebih darisatu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul.e. Rheumatoid arthritis.Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan untuk menjadi meradang.f. BedahSebelumnya operasi.Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul dapat mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lendir.g. Tulang taji atau deposito kalsium.Ini dapat berkembang dalam tendon yang melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan menyebabkan peradangan.

10. Komplikasia. Terjadinya Bursitis kronisb. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera pada tendon sekitarnya.

11. Pencegahan Pencegahan ini bertujuan untuk menghindari perilaku dan aktivitas yang membuat peradangan pada bursa lebih buruk.a. Hindari aktivitas berulang yang menempatkan tekanan pada pinggul.b. Menurunkan berat badan jika perlu.c. Dapatkan sepatu memasukkan benar pas untuk kaki panjang perbedaan.d. Mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas dari otot-otot pinggul.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Bursitis1. Pengkajiana. Biodatab. Keluhan utamaNyeri, pembengkakan, panas, merah.c. Riwayat penyakit sekarangd. Riwayat penyakit dahulu.Apakah klien pernah menderita artitis rematoid, gout, apakah pernah cedera atau koma.e. Riwayat penyakit keluargaf. Pola mobilitas fisikg. Pola perawatan diri.Klien dalam pemenuhan perawatan diri (mandi, gosok gigi, mencuci rambut) mengalami keterbatasan karena nyeri tersebut.h. Konsep diriKlien dengan penyakit bursitis akut maupun kronis sering mengalami nyeri sehingga gambaran dirinya terganggu.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatana. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan agen injury1) Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang.2) Kriteria hasil:a) Klien mengatakan nyeri berkurang.b) Klien tampak dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyeri.

2. Berikan posisi yang nyaman.

3. Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian yang nyeri.4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.5. Kolaborasi pemberian aspirin.1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keafektifan program.2. Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri.3. Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.4. Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.5. Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

b. Inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.1) Tujuan :Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam.2) Kriteria hasil :a) Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuanb) Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas.INTERVENSIRASIONAL

1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari2. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan3. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan

4. Berikan lingkungan yang aman1. Klien menunjukkan kelemahannya berkurang dan dapat melakukan aktifitasnya

2. Menghemat energi untuk aktifitas

3. Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi dan seluruh fase penyakit yang penting mencegah kelemhan4. Menghindari cedera akibat kecelakaan

c. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu bergerak.1) Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu melakukan perawatan terhadap dirnya secara mandiri.2) Kriteria hasil :a) Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.b) Klien mampu mendemontrasikan perubahan teknik atau gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

INTERVENSIRASIONAL

1. Kajian keterbatasan klien dalam peraatan diri.

2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dan perawatan diri.

4. Konsul dengan ahli terapi okulasi.1. Mungkin dapat melanjutkan aktifitas umum dengan melakukan adaptasi yang dilakukan pada saaat ini.2. Mendukung kemandirian fisik / emosional.

3. Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.4. Berguna untuk menentukan alat bantu utnuk memenuhi kebutuhan individu.

3. ImplementasiPelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.Langkah-langkah persiapan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :1. Memahami rencana perawatan yang telah ditentukan.2. Menyiapkan tenaga atau alat yang diperlukan.3. Menyiapkan lingkungan yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan antara lain : langkah pelaksanaan, sikap yang meyakinkan, sistematika kerja yang tepat, pertimbangan hukum dan etika, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, mencatat semua tindakan keperawatan yang telah ditentukanImplementasi / pelaksanaan pada diagnosa keperawatan penyakitBursitismengacu pada perencanaan yang sudah dibuat.

4. EvaluasiTahap evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang yang telah ditentukan.Tujuannya adalah menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Bursitis adalah suatu penyakit peradangan pada bursa yang terdapat pada sendi-sendi tubuh dengan gejala berupa pembengkakan lokal, panas, merah dan nyeri.Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita bursitis adalah :1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan agen injury2. Inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.3. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu bergerak.

B. Saran Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.2. Jempormase, Ana. 2013, ASKEP BURSITIS tersedia di : http://anajem.blogspot.com/2013/04/askep-bursitis.html di-update tanggal 18 April 2013, diakses tanggal 29 Januari 20153. Hidayat, M Rizky 2012. ASKEP Bursitis, tersedia di: http://nersjomblo.blogspot.com/2012/09/askep-bursitis.html di-update : 14 September 2012 diakses pada tanggal 29 Januari 20154. Yahya, 2010, Asuhan Keperawatan Bursitis, tersedia di https://sailormanyahya.wordpress.com/2010/11/28/asuhan-keperawatan-bursitis-2/ di-update 28 November 2010, diakses 29 Januari 20151