askep thyphoid
DESCRIPTION
penyakitTRANSCRIPT
1.1 PENGKAJIAN
I. Data Umum
Nama : Anak ‘E’
Ruang : Hero
No. Registrasi : 00
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Alamat : -
Penanggung jawab : Ibu Sinta
Pendidikan terakhir : Sarjana
Pekerjaan : Wartawan
Golongan darah : O
Tanggal MRS : 3 Desember
Tanggal pengkajian : 3 Desember
Diagnosa medis : Thyphoid
II. Data Dasar
1. Keluhan Utama :
Badan panas yang terus menerus dan sudah berlangsung hampir 2 minggu. Pada
minggu pertama panas terjadi terutama menjelang sore dan dipuncaknya pada dini
hari yang diikuti dengan turun sampai normal saat menjelang pagi, nyeri
epigastrium, nyeri kepala, tidak nafsu makan.
2. Alasan masuk rumah sakit:
Ibu Sinta khawatir dengan kondisi anaknya yang semakin parah.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Thyphoid
4. Riwayat kesehatan dahulu:
Tidak ada.
5. Riwayat kesehatan keluarga:
Tidak ada.
III.Riwayat Antenatal & Post Natal
1. Riwayat selama kehamilan : Tidak ada.
2. Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada.
3. Kecelakan (jatuh)/tindakan yang pernah dilakukan : Tidak ada.
4. Tindakan operasi : Tidak ada.
5. Riwayat alergi : Tidak ada.
6. Imunisasi : 5x.
IV. Pengkajian Perkembangan (DDST atau KKA/ kartu kembang anak)
1. Motorik kasar : Normal.
2. Motorik halus : Normal.
3. Personal sosial : Normal.
4. Bahasa : Lancar
V. Riwayat Sosial
1. Pengasuh : Ayah dan ibu.
2. Hubungan : Orang tua.
3. Pembawaan secara umum : -
4. Lingkungan rumah : Damai dan tentram
VI. Pola Fungsi Kesehatan
1. Persepsi keluarga terhadap kesehatan manegemen kesehatan
Mereka sangat menjaga kesehatan dan mengerti tentang pentingnya kesehatan.
2. Pola aktifitas dan latihan
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi x
Berpakaian x
Eleminasi x
Mobilisasi di tempat
tidur
x
Pindah x
Ambulasi x
Naik tangga x
Makan dan minum x
Gosok gigi x
3. Pola istirahat dan tidur
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Jumlah jam tidur
siang
2 jam 1 jam
Jumlah jam tidur
malam
8 jam 4 jam
Pengantar tidur Menyanyi Tidak ada
Total tidur 10 jam 5 jam
Gangguan tidur Minta susu Demam/panas
4. Pola nutrisi- metabolik
1. Berat badan sebelum sakit dan saat sakit
Tanggal pemeriksaan BB sebelum sakit BB saat sakit
20 November 2014 21 kg 18 kg
2. Tinggi badan : 128 cm
3. Kebiasaan pemberian makanan
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 3x sehari 1x sehari
Jenis Nasi, Sayur, Lauk Bubur
Porsi Sedang Sedikit
Total konsumsi 3x 1x
Keluhan - Tidak nafsu
makan
4. Diit khusus : Tidak ada.
5. Tanda kecukupan nutrisi (NCHS atau menyesuaikan RS setempat)
Dehidrasi
Keterangan Intake output Tanda dehidrasi
cairan Susu, air Cairan -
Total produksi
urin
- - -
6. Pola eliminasi
Eliminasi urin
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5x sehari 2x sehari
Pancaran - -
Jumlah Sedang Sedikit
Bau Pesing Pesing
Warna Kuning Kuning pekat
Perasaan setelah BAK - -
Total produksi urin - -
Eliminasi Alvi
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
frekuensi 2x -
Konsistensi Sedang -
Bau - -
warna Coklat keemasan -
7. Pola kognitif dan persepsi sensori : Normal
8. Pola konsep diri : Normal
9. Pola mekanisme koping : Normal
10. Pola fungsi seksual-reproduksi : Normal
11. Pola hubungan-peran : -
12. Pola nilai dan kepercayaan : -
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Nilai khusus Shalat Shalat
Praktik ibadah Berdoa Berdoa
Pengetahuan tentang
praktik ibadah
selama sakit
-
13. Pola aktifitas bermain : Normal
VII. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1. Status kesehatan umum : Panas, nyeri epigastrium, dan nyeri
kepala.
Keadaan/ penampilan umum : Pucat, lemah, lesu, dan rewel.
Kesadaran : Compos mentis
BB sebelum sakit : 21 kg
BB saat ini : 18 kg
BB ideal : 21 kg
Perkembangan BB : Menurun
Status gizi : -
Tanda-tanda vital :
a. TD : 160/60mmHg
b. N : 88x/menit
c. Suhu : 39,4ºC
d. RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan fisik (B1-B6)
a. B1 (breathing) : Normal.
b. B2 (Bleeding) : Tekanan darah normal
c. B3 (Brain) : Compos mentis
d. B4 (Bladder) : Mengeluarkan ≤ 300 cc
e. B5 (Bowel) : Nyeri epigastrium.
f. B6 (Bone) : -
3. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala : Nyeri
b. Mata : Normal.
c. Mulut : Lidah khas (selaput putih kotor, ujung dan tepi
kemerahan serta tremor).
d. Hidung : Normal.
e. Abdomen : Nyeri epigastrium, hepatomegali, dan splenomegali.
f. Sirkulasi : -
g. Kulit : -
4. Pemeriksaan diagnostik
1. Laboratorium : -
2. Radiologi : -
5. Terapi
1. Oral : amoxilin, proris, chloramphenicol dan antipiretik
2. Parenteral : -
3. Lain-lain : -
1.2 DIAGNOSIS
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan nyeri tekan (peradangan pada
usus) dan nyeri kepala.
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan pada usus halus.
3. Gangguan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan absorpsi dinding usus.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun.
6. Ansietas berhubungan dengan dampak hospitalisasi.
ANALISA DATA
No
.
Data Problem Etiologi
1. DS : - anak mengeluh nyeri
epigastrium dan nyeri kepala.
DO : - Nyeri skala 7.
Gangguan rasa nyaman. Nyeri tekan pada
epigastrium dan
nyeri kepala akibat
panas yang tak
menurun.
2. DS : - anak dengan keluhan
tidak nafsu makan.
DO : - Lemas.
- BB menurun 3 kg.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan.
Perasaan tidak enak
dan anoreksia.
3. DS : - anak dengan keluhan
tidak BAB semenjak sakit.
DO : - Nyeri tekan pada
epigastrium.
Gangguan eliminasi BAB :
konstipasi.
Penurunan absorpsi
dinding usus.
4. DS : - anak dengan keluhan
panas.
DO : - suhu 39,4ºC
Hipertermia Proses inflamasi
pada usus halus.
5. DS :- anak dengan keluhan
rewel.
Ansietas Dampak
hospitalisasi.
DO :- Meronta dan menangis
menjerit-jerit
6. DS :-Anak dengan keluhan
tidak nafsu makan.
DO :- BB menurun.
Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik
1.3 INTERVENSI
No.
DX
Tujuan & kriteria hasil
(NOC)
Intervensi (NIC) Rasional
1. Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam,
pasien tidak mengalami
nyeri, antara lain
penurunan nyeri pada
tingkat yang dapat diterima
anak.
Kriteria hasil :
a. Pasien mengatakan
nyeri hilang /
berkurang (skala 0-
3)
b. Pasien tampak
tenang.
c. Pasien dapat
melakukan teknik
relaksasi.
d. Pasien dapat
melaporkan
1. Kaji karakteristik
nyeri dan skala nyeri.
2. Kaji factor yang dapat
menurunkan/meningk
atkan nyeri
3. Berikan obat yang
dianjurkan.
4. Ajarkan pasien teknik
pengendalian nyeri
alternative, seperti
hipnotis diri, umpan
balik biologis, dan
relaksasi.
1. Untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien dalam
mengurangi
pasien.
2. Untuk mengkaji
kembali yang
kontinu
memungkinkan
modifikasi
rencana
perawatan yang
perlu.
3. Untuk
mengurangi
nyeri.
4. Untuk
mengurangi
kesejahteraan fisik
dan psikologis.
Skala :
a. Ekstrim
b. Berat
c. Sedang
d. Ringan
e. Tidak ada
ketergantungan
terhadap
analgesic.
3. Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam,
konstipasi pasien menurun,
dengan pola eliminasi yang
diharapkan, feses lunak
dan berbentuk dan
mengeluarkan feses tanpa
bantuan.
Kriteria hasil :
a. Anak menunjukkan
pengetahuan
program defekasi
yang dibutuhkan
untuk mengatasi
efek samping obat.
b. Melaporkan
keluarnya feses
disertai
berkurangnya nyeri
dan mengejan.
Skala :
1. Campurkan sereal
kulit padi kedalam
sereal lain jika anak
tidak menyukainya.
Tawarkan jus buah
prem dan campurkan
dengan jus lain atau
air jika mereka tidak
menyukainya.
2. Ajarkan orang tua
ketika mereka baru
memulai latihan
eliminasi (toilet
training) untuk
mengawasi, menahan
defekasi secara
volunter yang
merupakan penyebab
umum konstipasi
pada anak.
3. Meningkatkan
keseimbangan cairan
1. Kebanyakan
pasien
mengalami
penurunan tonus
otot intestinal
dan penurunan
kekuatan otot
abdomen, yang
mengakibatkan
peristaltic
melambat, feses
kering, dan
penurunan
kemampuan
mengejan ketika
defekasi.
Makanan tinggi
serat menyuplai
bulk untuk
menciptakan
eliminasi yang
normal dan
a. Ekstream
b. Berat
b. Sedang
c. Ringan
d. Tidak Ada
dan mencegah
komplikasi akibat
kadar cairan yang
tidak normal atau
tidak diinginkan.
4. Konsultasikan dengan
ahli gizi untuk
meningkatkan serat
dan cairan
(kolaborasi).
meningkatkan
tonus otot
intestinal.
2. Penting untuk
berespons
terhadap
keinginan
defekasi secara
tepat waktu
untuk
mempertahankan
fungsi fisiologis
normal dan
untuk
menghindari
tekanan dan
ketidaknyamana
n pada saluran
pencernaan
bawah.
3. Asupan cairan
tidak adekuat
menyebabkan
feses keras dan
konstipasi.
Pemantauan
keseimbangan
cairan yang
adekuat dan
meningkatkan
eliminasi.
4. Untuk
menghindarkan
pasien
mengonsumsi
makanan yang
tidak
diperbolehkan.
5. Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam,
Diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria hasil :
a. Adanya peningkatan
BB sesuai tujuan
b. BB ideal sesuai
tinggi badan
c. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi.
Skala :
a. Selalu dilakukan
b. Sering dilakukan.
c. Kadang-kadang
dilakukan
d. Jarang dilakukan.
e. Tidak pernah
1. Berikan makanan
yang terpilih
2. Kaji kemampuan
klien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
3. Berikan makanan
sedikit tapi sering
4. Berikan makanan
selagi hangat dan
dalam bentuk
menarik.
5. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori.
1. Untuk
meningkatkan
nafsu makan
pasien.
2. Untuk mengkaji
zat gizi yang
dikonsumsi dan
suplemen yang
diperlukan.
3. Untuk
menurunkan
diare dan
meningkatkan
absorpsi.
4. Untuk
meningkatkan
nafsu makan
pasien.
5. Untuk mengkaji
zat gizi yang
dikonsumsi dan
suplemen yang
diperlukan.
6. Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam,
Selama proses
keperawatan diharapkan
cemas teratasi.
Kriteria hasil :
a. Klien tidak rewel.
b. Klien tidak ketakutan.
c. Klien tampak tenang.
d. Klien dapat diajak
bermain.
1. Berikan obat sesuai
yang diresepkan
untuk membantu
pasien.
2. Kurangi stressor
(termasuk membatasi
akses individu pada
pasien jika sesuai)
dan usahakan
menuntut pasien.
3. Dengarkan dengan
penuh perhatian. Kaji
pengetahuan pasien
mengenai situasi
yang dialaminya dan
beri dorongan kepada
pasien.
4. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi dan
berpartisipasi dalam
aktivitas yang ia rasa
menyenangkan.
5. Dukung upaya
anggota keluarga
untuk mengatasi
perilaku kecemasan
pasien. Berikan
kesempatan keluarga
untuk melakukan
1. Untuk
merilekskan
selama periode
ansietas.
2. Untuk
menciptakan
iklim yang tenag
dan terapeutik.
3. Untuk
mendiskusikan
alasan-alasan
munculnya
ansietas,
sehingga dapat
membantu
pasien
mengidentifikasi
perilaku
kecemasan dan
menyadarkan
penyebabnya.
4. Untuk
membangun rasa
control.
5. Untuk
menurunkan
ansietas keluarga
dan pasien.
kunjungan ekstra bila
bermanfaat.
2. Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam,
Pasien tidak mengalami
menunjukkan
peningkatkan suhu badan
secara berlebihan. Suhu
badan pasien normal 36-
37ºC.
Kriteria hasil :
a. Suhu tubuh dalam
rentang normal
b. Nadi dan RR dalam
rentang normal
c. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing, merasa
nyaman.
1. Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
sekali.
2. Monitor TD, N, RR.
3. Monitor warna dan
suhu kulit.
4. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
5. Ajarkan pada pasien
cara untuk mencegah
keletihan akibat
panas.
1. Untuk
meyakinkan
perbandingan
data yang akurat.
2. Peningkatan
denyut nadi,
penurunan
tekanan vena
sentral, dan
penurunan
tekanan darah
dapat
mengindikasikan
hipovolemia,
yang mengarah
pada penurunan
perfusi jaringan.
Kulit yang
dingin, pucat dan
burik dapat
diindikasikan
penurunan
perfusi jaringan.
Peningkatan
frekuensi
pernafasan
berkompensasi
pada hipoksia
jaringan.
3. Peningkatan
denyut nadi,
penurunan
tekanan vena
sentral, dan
penurunan
tekanan darah
dapat
mengindikasikan
hipovolemia,
yang mengarah
pada penurunan
perfusi jaringan.
Kulit yang
dingin, pucat dan
burik dapat
diindikasikan
penurunan
perfusi jaringan.
Peningkatan
frekuensi
pernafasan
berkompensasi
pada hipoksia
jaringan.
4. Tindakan itu
menghindari
kehilangan air,
natrium klorida,
dan kalium yang
berlebihan.
5. Tindakan
tersebut
meningkatkan
kenyamanan dan
menurunkan
temperature
tubuh.
4. Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam,
setelah dilakukan tindakan
keperawatan aktifitas
sehari-hari kembali normal
dan mengharapkan
penurunan rasa letih.
Kriteria hasil :
a. Melaporkan
kemampuan untuk
melakukan aktifitas
seharai-hari.
b. Mengharapkan
penurunan rasa letih.
1. Kaji derajat
kelemahan,
perhatikan
ketidakmampuan
untuk berpartisipasi
dalam aktifitas
sehari-hari.
2. Berikan lingkungan
tenang dan
1. Untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
klien dalam
melakukan
aktifitas.
1.4 IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/Jam No.DX Tindakan yang dilakukan
Hasil Tanda tangan
Minggu, 20 5 1. Memberikan 1. Pasien
November.
Jam 15.00
pereda nyeri
dengan
manipulasi
lingkungan (mis,
ruangan tenang,
batasi
pengunjung).
2. Memberikan
analgesik sesuai
ketentuan(kolabo
rasi).
3. Mencegah
adanya gerakan
yang
mengejutkan
seperti
membentur
tempat tidur.
4. Mengompreskan
air hangat pada
dahi.
menjelaskan
kadar dan
karakteristik
nyeri.
2. Pasien
mengungkapkan
rasa nyaman
berkurangnya
nyeri.
3. Pasien Pasien
merasa nyaman.
4. Pasien mencoba
metode non
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri.
Minggu, 20
November
Jam 16.00
2 1. Campurkan
sereal kulit padi
kedalam sereal
lain jika anak
tidak
menyukainya.
Tawarkan jus
buah prem dan
campurkan
1. Pasien
menguraikan
rencana untuk
memasukkan
perubahan
kebiasaannya
kedalam gaya
hidup untuk
membantu
dengan jus lain
atau air jika
mereka tidak
menyukainya.
2. Ajarkan orang
tua ketika
mereka baru
memulai latihan
eliminasi (toilet
training) untuk
mengawasi,
menahan
defekasi secara
volunter yang
merupakan
penyebab umum
konstipasi pada
anak.
3. Meningkatkan
keseimbangan
cairan dan
mencegah
komplikasi
akibat kadar
cairan yang tidak
normal atau tidak
diinginkan.
4. Konsultasikan
dengan ahli gizi
untuk
mempertahankan
eliminasi yang
normal.
2. Pasien
melaporkan
keinginan
defekasi, bila
memungkinkan.
3. Asupan cairan
dan serat pasien
dapat dikaji.
4. Pasien
mempertahankan
pola eliminasi
dalam batas
normal.
meningkatkan
serat dan cairan
(kolaborasi).
Minggu, 20
November.
Jam 17.00
1 1. Berikan makanan
yang terpilih
2. Kaji kemampuan
klien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
3. Berikan makanan
sedikit tapi
sering
4. Berikan makanan
selagi hangat dan
dalam bentuk
menarik.
5. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan
kalori.
1. Pasien
mengonsumsi
minimal …
kalori setiap
hari.
2. Pasien
mengonsumsi
minimal …
kalori setiap
hari.
3. Pasien
menoleransi …
ml.
4. Pasien terlihat
menikmati
makanannya.
Minggu, 20
November
Jam 18.00
3 1. Pertahankan
intake & output
yang adekuat
2. Monitor status
hidrasi
(membran
mukosa yang
adekuat)
1. Asupan cairan
pasien melebihi
haluaran. Asupan
… ml/24 jam.
Haluaran …
ml/24 jam.
2. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi.
3. Monitor status
hemodinamik
4. Monitor berat
badan
3. Volume cairan
tetap adekuat.
4. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi.
Minggu, 20
November.
Jam 19.00
4 1. Monitor suhu
minimal tiap 2
jam sekali.
2. Monitor TD, N,
RR.
3. Monitor warna
dan suhu kulit.
4. Tingkatkan
intake cairan dan
nutrisi.
5. Ajarkan pada
pasien cara untuk
mencegah
keletihan akibat
panas.
1. Suhu tetap
normal.
2. Suhu tetap
normal.
3. Suhu tetap
normal.
4. Keseimbangan
cairan tetap
stabil.
5. Pasien
menyatakan
peningkatan
kenyamanannya.
1.5 EVALUASI
Hari/Tgl/Jam Perkembangan Tanda tangan
Senin/21/06.00 S : Klien sudah tidak menangis lagi
O : Nyerinya hilang
A : Tujuan teratasi
P : Dihentikan
Senin/21/08.00 S : Klien tidak muntah lagi
O : Tidak terjadi distensi
A : Tujuan teratasi sebagian
P : Dilanjutkan
Senin/21/10.00 S : Klien tidak mengalami konstipasi lagi
O : Tidak terjadi perut kembung
A : Teratasi sebagian
P : Di lanjutkan
Senin/21/12.00 S : Klien sudah tidak demam lagi
O : Suhu 36 ºC
A : Tujuan Teratasi
P : Di hentikan
Senin/21/13.00 S : Klien sudah tidak muntah lagi
O : Berat badan normal 16 kg
A : Tujuan teratasi sebagian
P : Di lanjutkan