askep kasus
DESCRIPTION
kasus lansiaTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
NY. S DENGAN RIWAYAT JATUH
PENGKAJIAN
Hari : Senin, 16 Maret 2015
Oleh : Kelompok Perawat Gerontik
Methode : Wawancara, Observasi dan Pemeriksaan Fisik
A. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 69 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Tanggal masuk Panti : 24 Maret 1997
Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2004
Sumber Informasi : Klien, Pengasuh dan Catatan Medis Klien
Alamat sebelum masuk panti : Jl. Kamboja No. 213 Denpasar Timur
Pekerjaan sebelum masuk Panti : Pembantu rumah tangga
B. Struktur Keluarga
= laki laki meninggal = laki laki
= perempuan sakit = perempuan
= garis keturunan = garis perkawinan
....... = tinggal serumah
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 1
C. Riwayat Masuk Panti
1. Alasan masuk Panti
Ny. S tinggal sendirian dirumah dan mengalami kelamahan sehingga tidak
bisa merawat diri sendiri. Ny. S tidak mau tinggal bersama saudara-
saudara / keluarga yang lain karena merasa bisa hidup mandiri
2. Proses masuk Panti
Ny. Sudartinah dikirim oleh keponakannya masuk Panti Sosial Panti
Werdha Bakti, Tangtu, Denpasar Selatan, karena tidak mau tinggal dengan
kerabat / saudara yang lain.
3. Orang yang bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab adalah keponakannya yaitu Bp.Narjito
dengan alamat Jl. Kamboja No. 213 Denpasar Timur
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pengkajian yang dilakukan langsung kepada klien tidak didapatkan
riwayat penyakit keturunan. Di keluarga Ny. S tidak ada yang menderita
penyakit DM, Hipertensi, HIV/Aids, dan lain sebagainya.
E. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Ny. S mengeluh kakinya terasa lemas dan sulit untuk berjalan. Ny. S juga
mengeluhkan sulit untuk melakukan aktivitas karena terasa nyeri pada
lututnya. Ny. S mengatakan kesulitan untuk berpindah tempat atau
bergeser.
2. Apa yang sangat dipikirkan saat ini
Ny. S kadang-kadang memikirkan mengapa harus tinggal di Panti
sementara dirinya pernah ke Arab Saudi dan pernah menunaikan ibadah
haji. Ny. S kadang –kadang merasa sedih dengan kondisinya saat ini.
3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini
Tidak ada yang dipikirkan oleh Ny. S saat ini. Hanya saja kadang-kadang
ia merasa kangen dengan keponakan, anak, dan cucu-cucunya.
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 2
4. Riwayat penyakit dahulu
Berdasarkan pengkajian langsung ditemukan bahwa Ny. S pernah
mengalami jatuh sehingga kakinya cedera dan sulit untuk berjalan lagi.
F. Pola Sehat Fungsional
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Ny. S mengatakan kesehatan sangat penting dan berharga. Selama di Panti
Ny. S selalu berusaha menjaga kesehtannya dengan makan teratur dan
selalu mengikuti senam. Untuk pemeliharaaan kesehatan bila mengalami
sakit tergantung dari pelayanan poliklinik Panti (dari Puskesmas
setempat).
2. Pola Nutrisi
Ny. S makan 3 kali sehari sesuai menu dari Panti. Tetapi kadang-kadang
masih sering makan makanan dari luar karena membeli sendiri atau
mendapat kiriman dari ponakannya
3. Pola Eliminasi
Ny. S biasanya BAB 1 kali sehari, konsistensi lembek dan tidak ada
keluhan
BAK biasanya 6 – 8 kali sehari, tetapi 2 hari ini BAK tidak lancar, sedikit-
sedikit dan kadang-kadang seperti anyang-anyangan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Ny. S masih bisa melakukan aktivitas sendiri termasuk mandi, mencuci,
kebutuhan eliminasi, berpakaian dan makan minum.
Untuk berjalan Ny. S dibantu dengan menggunakan tongkat. Biasanya
setiap hari Ny. S masih mengikuti senam lansia tetapi selama 1 minggu ini
tidak bisa mengikuti karena sakit dan tidak bisa berjalan sampai ke
halaman Panti, sehingga hanya istirahat dan duduk-duduk saja di dalam
wisma.
5. Pola tidur dan istirahat
Ny. S biasa tidur siang pukul 12.00 – 14.00 WIB. Tidur malam tidak tentu
kadang-kadang dari sore hari atau bahkan baru bisa tidur malam hari.
Kualitas tidur kurang karena Ny. S jarang merasa bisa tidur drngan pulas.
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 3
Bila sore hari sudah tidur Ny. S terbangung pukul 01.00 dan tidak bisa
tidur lagi. Ny. S belum tahu bagaimana mengatasi kesulitan tidur ini dan
tidak tahu aktivitas yang dapat dilakukan bila tidak bisa tidur.
6. Pola Perceptual ( fisik dan fungsi )
Ny. S mengatakan kalau penglihatan dan pendengarannya masih berfungsi
dengan baik jadi masih bisa mendengar dan melihat dengan jelas. Masih
bisa merasakan makanan, asin, manis, pahit, mencium bau dengan baik
dan merasakan panas serta dingin pada kulit. Ny. S masih bisa merasakan
nyeri dengan baik pula
Untuk berjalan sulit karena pernah jatuh dan kaki sakit. Menggunakan
tripod walker untuk membantu berjalan. Ny. S saat ini sudah tidak terlalu
merasa terganggu karena harus menggunakan alat bantu bila berjalan.
7. Pola Persepsi diri
Ny. S mengatakan meskipun dirinya sudah tua tertapi sebetulnya masih
bisa mandiri karena memang sudah terbiasa hidup sendiri. Saudaranya
sudah ada yang meninggal, tetapi Ny. S masih bersyukur diberi umur
panjang Tetapi Ny. S tidak mau menjadi beban bagi kerabat / saudaranya
sehingga masih ingin tinggal dirumah sendiri. Hanya karena ternyata tidak
bisa untuk ditinggal sendiri maka keluarga mengirim Ny. S ke panti
wreda.
8. Konsep diri
Ny. S merasa dirinya meskipun sudah tua masih ingin berguna bagi
lingkungannya. Masif ingin mengikuti seluruh kegiatan panti, tetapi diluar
kemampuannya ternyata kondisinya tidak memungkinkan. Ny. S kadang
merasa jenuh dan merasa kesepian apalagi jika teringat kemampuannya
dulu sampai bisa menunaikan ibadah haji. Kadang-kadang Ny. S bertanya
pada diri sendiri mengapa keadaanya sangat berubah dan mengapa diakhir
waktu kehidupannya harus masuk panti dan tidak bisa tinggal sdirumah
seperti orang tua yang lain.
9. Pola Peran Hubungan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 4
Hubungan dengan kerabat / saudara-saudara baik, terbukti dari buku tamu
Ny. S masih sering dikunjungi keponakan-keponakannya, dan bila ingin
bertemu maka biasanya pengasuh menghubungi keluarga untuk datang.
Hubungan dengan sesame penghuni Panti kadang baik kadang kurang. Ny.
S merasa paling tua dan paling lama tinggal dip anti sehingga harus
dihormati oleh penghuni panti yang lain. Ny. S labih mudah tersinggung
bila ada yang tidak berkenan denga dirinya
10. Pola manajemen koping stress
Bila mendapat stressor maka koping yang digunakan adalah anger atau
marah-marah serta denial atau menyangkal.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Ny. S aktif melakukan ibadah sholat lima waktu dan lebih menyerahkan
diri kepada Yang Maha Kuasa, apalagi Ny. S pernah melakukan ibadah
haji.
G. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik, Compos mentis
Status gizi : cukup, tampak kurus ( kecil dan keriput )
Tanda Vital : Tekanan darah:180/80 mmHg Suhu:afebris
Nadi :76 x/menit, ireguler Respirasi:24 x/menit
Kepala : rambut bersih, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, serumen (-)
Dada : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, suara paru
. vesikuler, irama jantung ireguler
Abdomen : agak kembung, tidak teraba skibala, mengeluh
perut terasa tidak enak dan mual-mual
Ekstrimitas : tangan masih kuat, kedua kaki tampak lemah, tidak
terdapat luka
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 5
ANALISA DATA
NO
DATA MASALAH PENYEBAB
1. Data Obyektif :
1. Ny. S pernah jatuh dan sulit
untuk berjalan
2. Ny. S pernah mengalami
stroke
3. Bila berjalan Ny. S
menggunakan tongkat
4. Ny. S hanya duduk dan
istirahat di wisma
Data Subyektif :
1. Ny. S mengatakan bahwa
selama seminggu tidak pergi
dari wisma
2. Ny. S mengatakan bahwa
selama seminggu ini tidak
mengikuti sholat di mushola
ataupun senam lansia di
halaman panti.
Kerusakan
mobilitas
fisik
1. Penurunan
kekuatan otot,
control dan atau
masa
2. Kerusakan
musculoskeletal
dan
neuromuskuler
2Data Obyektif :
1. Ny. S berjalan menggunakan
tongkat
2. Ny. S berjalan sangat lambat
3. Ny. S berpegangn pada sisi
tempat tidur, kursi atau
tembok bila berpindah /
bergeser
Resiko untuk
jatuh
Fakto resiko :1. Riwayat
terjatuh
2. Penggunaan
alat Bantu
3. Umur lebih
dari 65 tahun
4. Adanya
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 6
4. Usia Ny. S 69 tahun
Data Subyektif
1. Ny. S mengatakan sulit untuk
berjalan dan berpindah tempat
2. Ny. S mengatakan sebelum
memakai tongkat pernah jatuh
sampai tidak bisa berjalan
3. Ny. S mengatakan saat ini
belum mampu untuk
mengikuti senam lansia atau
pergi ke mushola untuk sholat
masalah pada
kaki
5. Kerusakan
mobilitas fisik
6. Kerusakan
dalam berjalan
7. Penurunan
status mental :
kerusakan
pengujian
terhadap
kenyataan
ANALISA MASALAH
1. Data Fokus 1 :
P : Kerusakan mobilitas fisik
E : Penurunan kekuatan otot, control dan atau masa serta kerusakan
musculoskeletal dan neuromuskuler
S : Ny. S pernah jatuh dan sulit untuk berjalan, Ny. S pernah mengalami
stroke, Bila berjalan Ny. S menggunakan tongkat, Ny. S hanya duduk dan
istirahat di wisma. Ny. S mengatakan bahwa selama seminggu tidak pergi dari
wisma, Ny. S mengatakan bahwa selama seminggu ini tidak mengikuti sholat
di mushola ataupun senam lansia di halaman panti.
2. Data Fokus 2 :
P : Resiko untuk jatuh
E : Faktor risiko riwayat terjatuh, penggunaan alat bantu, umur lebih dari 65
tahun, adanya masalah pada kaki, kerusakan mobilitas fisik, kerusakan dalam
berjalan, serta penurunan status mental : kerusakan pengujian terhadap
kenyataan.
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 7
S : Ny. S mengatakan sulit untuk berjalan dan berpindah tempat, Ny. S
mengatakan sebelum memakai tongkat pernah jatuh sampai tidak bisa
berjalan, Ny. S mengatakan saat ini belum mampu untuk mengikuti senam
lansia atau pergi ke mushola untuk sholat, Ny. S berjalan menggunakan
tongkat, Ny. S berjalan sangat lambat, Ny. S berpegangn pada sisi tempat
tidur, kursi atau tembok bila berpindah / bergeser, Usia Ny. S 69 tahun.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari analisa data yang dilakukan dapat diangkat beberapa diagnosa yaitu :
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot,
control dan atau masa serta kerusakan musculoskeletal dan neuromuskuler.
2. Risiko untuk jatuh dengan faktor risiko riwayat terjatuh, penggunaan alat
bantu, umur lebih dari 65 tahun, adanya masalah pada kaki, kerusakan
mobilitas fisik, kerusakan dalam berjalan, serta penurunan status mental :
kerusakan pengujian terhadap kenyataan.
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 8
RENCANA TINDAKAN/ INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx TUJUAN RENCANA TINDAKAN
Kerusakan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
penurunan
kekuatan otot,
control dan
atau masa serta
kerusakan
musculoskeleta
l dan
neuromuskuler
Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 minggu
klien mengerti dan mampu
melakukan aktivitas dan
mobilitas secra optimal
Tujuan Jangka Pendek
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x2 jam
maka klien mampu untuk
melatih kekuatan otot dan
mampu mengontrol kondisi
musculoskeletal
Kriteria Hasil
Klien mengerti pentingnya
untuk latihan otot dn ROM
Klien melakukan latihan
otot dengan mandiri
Jelaskan perlunya melatih
kekuatan otot setiap hari
bagi kesehatan
Ajarkan cara-cara latihan
otot
Anjurkan untuk tetap
mengikuti senam lansia
setiap hari
Ajarkan ROM
Latih untuk melakukan
latihan ROM dan latihan
otot secara mandiri
Resiko untuk
jatuh dengan
faktor risiko
riwayat
terjatuh,
penggunaan
alat bantu,
umur lebih dari
65 tahun,
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 minggu
Ny. S tidak mengalami jatuh
( fall )
Tujuan khusus
Setelah dilakuakan 3 kali
kunjungan Ny. S mampu
Beri penjelasan tentang
resiko jatuh dan cara-
cara menghindari jatuh
Beri penjelasan cara-cara
menggunakan alat bantu
utnuk melakukan
kegiatan termasuk
berjalan atau aktivitas
lain
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 9
adanya
masalah pada
kaki, kerusakan
mobilitas fisik,
kerusakan
dalam berjalan,
serta
penurunan
status mental :
kerusakan
pengujian
terhadap
kenyataan
menghindari terjadinya jatuh
(fall) dengan kriteria
Mampu menyebutkan cara-
cara menghindari jatuh
Mampu menyebutkan cara-
cara menggunakan alat
bantu untuk berjalan
Ajarkan cara
menggunakan alat bantu
untuk melakukan
kegitan-kegiatan sehari-
hari sehingga tidak
terjadi jatuh ( fall )
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 10
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Dx
Hari/tgl
TUJUAN
KHUSUS
IMPLEMENTASI EVALUASI
2
Kami
s
10.06
2015
Ny. S mengerti
resiko jatuh pada
orang tua yaitu :
Usia lebih
dari 65 tahun
Kaki Ny. S
sakit dan sulit
untuk berjalan
Kemampuan
isik Ny. S
mulai
berkurang
Menjelaskan
resiko jatuh pada
lansia
S : Ny. S mengatakan usianya
sudah 69 tahun dan kakinya
sulit untuk berjalan
O :
Bila berjalan Ny. S harus
menggunakan walker
Ny. S sudah mengurangi
aktivitas sehari-hari
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2
Jum’a
t
11.06
2015
Ny. S mengerti
cara-cara
menghindari
resiko untuk jatuh
:
Menggunakan
alat bantu
untuk berjalan
Menghindari
jalan yang
tidak rata (spt
tangga, jalan
Mennjelasan
kepada Ny. S
perlunya
memakai alat
bantu dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
Menjelaskan
kepada Ny. S
untuk
mengurangi
S : Ny. S mengatakan bila
berjalan lebih yakin
menggunakan walker dari
pada berpegangan pada
tembok atau benda lain
O :
Ny. S menggunaka tripod
walker
Ny. S masih bisa berjalan
sendiri dengan walker
dengan bantuan minimal
dari orang lain.
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 11
licin )
Selalu
beristirahat
bila
mengalami
kelelahan saat
berakitvitas
resiko untuk
jatuh pada lansia A : Masalah taratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan
2
Sabtu
12.06
2015
Ny. S
melaksanakan
anjuran untuk
menjaga
kondisinya dan
mengerti akibat
yang terjadi yaitu
jatuh, bila tidak
melaksanakan
anjuran yang
diberikan
Memberikan
contoh alat bantu
berupa walker
dan cara
berpindah dari
satu tempat ke
tempat lain
sambil
berpegangan
pada tembok,
meja atau tempat
tidur
S : Ny. S sudah menggunakan
alat Bantu untuk berjalan.
O : Ny. S tampak istirahat
ditempat tidur saja
A : Masalah taratasi sebagian
P : Beri penguatan posisitf dan
terminasi kegiatan.
No
Dx
Hari/tgl
TUJUAN
KHUSUS
IMPLEMENTASI EVALUASI
1
Kami
s
10.06
Ny. S mampu
untuk melatih
kekuatan otot dan
mampu
mengontrol
Menjelaskan
perlunya melatih
kekuatan otot
setiap hari bagi
kesehatan
S : Ny. S mengatakan kakinya
sulit untuk berjalan
O :
Bila berjalan Ny. S harus
menggunakan tongkat
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 12
2015 kondisi
musculoskeletal
Mengajarkan
cara-cara latihan
otot
Ny. S sudah mulai
melakukan gerakan ringan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1
Jum’a
t
11.06
2015
Ny. S mengerti
pentingnya untuk
latihan otot dn
ROM
Menganjurkan
untuk tetap
mengikuti senam
lansia setiap hari
Mengajarkan
ROM
S : Ny. S mengatakan masih
sulit untuk mengikuti senam
lansia, Ny. S mengatakan
mampu untuk melakukan
gerakan ringan yang di
ajarkan.
O :
Ny. S menggunakan
tongkat.
Ny. S tampak dapat
melakukan gerakan ringan
yang di ajarkan oleh
perawat
A : Masalah taratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan
1
Sabtu
12.06
2015
Klien melakukan
latihan otot
dengan mandiri
Melatih untuk
melakukan
latihan ROM dan
latihan otot
secara mandiri
S : Ny. S mengatakan mampu
mengikuti gerakan yang
ringan dan kesulitan ntuk
mengikuti gerakan yang
agak berat.
O : Ny. S tampak mampu
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 13
mengikuti instruksi yang di
ajarkan oleh perawat, dan
Ny. S tampak aktif dalam
mengikuti semua instruksi
yang di ajarkan perawat.
A : Masalah taratasi sebagian
P : Beri penguatan posisitf dan
terminasi kegiatan.
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 14