askep abortus imminen.doc

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000). Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda- tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999) Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990) B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan abortus imminen? 2. Apa etiologi dari abortus imminen? 3. Apa manifestasi klinis abortus imminen? 4. Bagaimana patofisiologi abortus imminen? 5. Bagaimana pathway abortus imminen? 6. Apa pemeriksaan penunjang abortus imminen? 7. Apa masalah keperawatan abortus imminen? 8. Apa diagnose keperawatan abortus imminen? 9. Apa tujuan dari diagnose tersebut? 10. Bagaimana focus intervensi abortus imminen? 1

Upload: agus-budi-setiadi

Post on 25-Sep-2015

83 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangAbortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).

Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan abortus imminen?

2. Apa etiologi dari abortus imminen?

3. Apa manifestasi klinis abortus imminen?

4. Bagaimana patofisiologi abortus imminen?

5. Bagaimana pathway abortus imminen?

6. Apa pemeriksaan penunjang abortus imminen?

7. Apa masalah keperawatan abortus imminen?

8. Apa diagnose keperawatan abortus imminen?

9. Apa tujuan dari diagnose tersebut?

10. Bagaimana focus intervensi abortus imminen?

11. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus abortus imminen?C. Tujuan1. Untuk mengetahui definisi abortus imminen.

2. Untuk mengetahui etiologi abortus imminen

3. Untuk mengetahui manifestasi klinis abortus imminen

4. Untuk mengetahui patofisiologi abortus imminen

5. Untuk mengetahui pathway abortus imminen

6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang abortus imminen.

7. Untuk mengetahui masalah keperawatan abortus imminen.

8. Untuk mengetahui diagnose keperawatan abortus imminen.

9. Untuk mengetahui tujuan diagnose tersebut.

10. Untuk mengetahui focus intervensi abortus imminen.

11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus abortus imminen.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengetian

Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).

Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)

B. EtiologiAbortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X

b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna

c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol

2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun

3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.C. Manifestasi Klinis

1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat

3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi

4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus

5. Pemeriksaan ginekologi :

a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva

b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.D. PatofisiologiPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.Komplikasi :

1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi

2. pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati

2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion

Data laboratorium

1. Tes urine

2. hemoglobin dan hematokrit

3. menghitung trombosit

4. kultur darah dan urine

G. Masalah keperawatan 1. Kecemasan

2. Intoleransi aktifitas

3. Gangguan rasa nyaman dan nyeri

4. Defisit volume cairan

H. Diagnosa keperawatan 1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran konsepsi

2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan

4. Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri

I. Tujuan DX I: Mengurangii atau menghilangkan kecemasan

DX II: Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit

DX III: Mencegah terjadinya defisit cairan

DX IV: Mengurangi atau meminimalkan rasa kehilangan atau duka cita

DX V: Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan toleransinya

J. Fokus Intervensi1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi Intervensi :a. Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan

b. Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat

2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteriIntervensi

a. Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama lengkap. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama

b. Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas

c. Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat analgetik3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan Intervensi :a. Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa pengawasan

1) Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan, derajat aliran dan banyaknya

2) kaji adanya gumpalan

3) kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan

b. Monitor nilai HB dan Hematokrit4. Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi Intervensi :a. Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak dengan cara menghakimi

b. Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin

c. Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeriIntervensi

a. Menganjurkan pasien agar tiduran

b. Tidak melakukan hubungan seksualBAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Ny.N 27 tahun G1P0A0 dengan keluhan perdarahan bercak sejak kemarin spooting OUE menutup, nyeri perut. Pasien mengatakan HPHT 21 Januari 2015 dan cemas dengan kondisinya

A. Pengkajian

Tanggal masuk: 23 Maret 2015Jam masuk: 07.15 WIBRuang/Kelas

: VK

Kamar No.: Bersalin 2

Pengkajian Tanggal: 23 Maret 2015Jam

: 07.30 WIB

1. Identitas

Nama Pasien

: Ny.N

Nama Suami: Tn.Y

Umur

: 27 tahun

Umur

: 33 tahun

Suku/Bangsa

: Jawa

Suku/Bangsa: Jawa

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan: SMA

Pekerjaan

: Buruh

Pekerjaan: Buruh

Alamat

: Banyumas

Alamat

: Banyumas

Status Perkawinan: Kawin

2. Riwayat Keperawatana. Keluhan Utama

Perdarahan bercakb. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien rujukan dari Puskesmas Kembaran ke RSUD Margono Soekarjo melalui VK IGD dengan G1P0A0 HPHT 21 Januari 2015, HPL 28 Oktober 2015, usia kehamilan 8 minggu dengan keluhan perdarahan bercak sejak kemarin spooting OUE menutup, nyeri perut. Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya. TD : 140/90 mmHg, N : 82 x/menit, RR : 18 x/menit.c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mempunyai riwayat hipertensi.d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga.

3. Persepsi Terhadap Kehamilan

a. Mengapa ibu datang ke RS : Nyeri perut da nada bercak darah.b. Persepsi ibu terhadap kehamilan : Hamil merupakan anugerah dari dari Yang Maha Kuasa.c. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap sehari-hari? Tidak

d. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan : Lancar saat kelahiran, ibu dan bayi sehat.

e. Ibu tinggal dengan siapa : suami

f. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : Suamig. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Cemas

4. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi

1) Menarche: umu 13 tahunSiklus

: Teratur

2) Banyaknya: 50 cc

Lamanya: 7 hari

3) HPHT

: 21 Januari 2015Keluhan: Nyeri

4) HPL

: 28 Oktober 2015

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu

Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada riwayat abortus/keguguran sebelumnya.c. Kehamilan Sekarang

1) Diagnosa

: G1P0A0

2) Imunisasi

: TT1

3) ANC berapa kali : 2 kali

4) Keluhan selama hamil

a) Perdarahan Bercak

b) Nyeri perut

c) Cemas

d. Riwayat Keluarga Berencana

Melaksanakan KB: Tidake. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat yang pernah dialami ibu: Hipertensi

2) Pengobatan yang didapat

: Pergi ke Puskesmas

3) Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga

f. Kebutuhan Dasar Khusus

NoPola Kesehatan FungsionalSebelum SakitSelama Sakit

1.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanPasien selalu menjaga kesehatannya, makan teratur, istirahat.Ibu tetap berusaha menjaga kesehatanny, segera pergi ke puskesmas ketika terasa nyeri

2.Pola nutrisi dan metabolismePasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit dengan jenis makanan seperti nasi lauk sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak begitu suka minum susu. Dan tidak ada alergi atau pantangan makanan.Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu makanan dari rumah sakit dan hanya porsi habis.

3.Pola EliminasiBAK:Pasien mengatakan BAK 5 kali sehari berwarna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat BAKBAB:Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan warna kuning khas feses dan bau khas feses, konsistensi padat dan tidak ada keluhan saat BAB. BAK:Pasien mengatakan BAK 4 kali sehari berwarna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat BAKBAB:Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan warna kuning khas feses dan bau khas feses, konsistensi padat dan tidak ada keluhan saat BAB.

4.Pola aktivitas dan latihanPasien mengatakan makan, mandi, toileting dan berpakaian secara mandiri.Paasien mengatakan makan, mandi, toileting dan berpakaian dibantu perawat dan suaminya.

5.Pola tidur dan istirahatPasien mengatakan jarang tidur siang dan malam tidur sekitan 7 jam.Pasien mengatakan tidak tidur siang dan malam sekitar 5-6 jam.

6.Pola persepsi dan kognitifIbu tidak menggetahui masalah yang dideritanya.Pasien tidak mengetahui nyeri yang dialami dan bercak-bercak darah tersebut

7.Pola persepsi dan konep diriIbu sedikit tegang dan cemas dengan kondisi tersebut.Ibu sedikit tegang dan cemas dengan kondisi tersebut.

8.Pola hubungan dan peranPeran sebagai ibu rumah tangga dan aktivitas mandiri.Selama sakit aktivitas ibu dibantu.

9.Pola reproduksi seksualSelama hamil ibu terkadang melakukan aktivitas seksual.Selama sakit ibu tidak melakukan aktivitas seksual.

10.Pola penanggulangan stresSaat stress ibu menenangkan diri dengan berliburan. Saat stress ibu mencoba menenangkan diri dengan banyak istighfar.

11.Pola tata nilai dan kepercayaanIbu menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim dengan melaksanakan solat 5 waktu.Selama sakit ibu tidak melaksanakan solat 5 waktu.

1) Pola Personal HygineMandi

a) Frekwensi: 2x sehari

b) Sabun: Ya

Oral Hygine

a) Frekwensi: 2x sehari

b) Waktu: Setelah makan

Cuci rambut

a) Frekwensi: 3x/minggu

b) Shampo: Ya

2) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

a) Merokok

: Tidak

b) Minuman Keras

: Tidak

c) Ketergantungan Obat: Tidak

g. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: Baik

Kesadaran

: ComposmentisTekanan Darah: 140/90mmHgNadi

: 82x/menit

Respirasi

: 18x/menit

Suhu

: 37oC

Berat badan: 55kg

Tinggi badan: 150cm

1) Sistem Penglihatan

a) Posisi mata : ( ) simetris ( ) asimetris

b) Kelopak mata : ( ) normal( ) ptosis

c) Gerakan mata : () normal ( ) abnormal

d) Pergerakan bola mata : () normal ( ) abnormal

e) Konjungtiva : ( ) normal/merah ( ) anemis( ) sangat merah

f) Kornea : () normal( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan

g) Sclera : ( ) ikterik ( ) anikterik ( ) 2) Sistem Pernafasan

a) Jalan nafas : ( ) bersih ( ) sumbatan ( ) sputum ( ) lender ( ) darah ( ) lidah

b) Pernafasan : ( ) sesak () tidak sesak ( ) dengan aktifitas ( ) tanpa aktifitas

c) Suara nafas : ( ) vesikuler ( ) bronkovesikuler ( ) ronkhi ( ) wheezingd) Menggunakan otot otot bantu pernafasan : ( ) ya ( ) tidak

e) Lain lain : .

3) Sirkulasi Jantung

a) Kecepatan denyut apical : 82 x/menit

b) Irama : ( ) teratur ( ) tidak teratur

c) Kelainan bunyi jantung : ( ) mur mur ( ) gallop

d) Sakit dada : ( ) ya ( ) tidak

e) Timbul : ( ) saat beraktifitas ( ) tanpa aktifitas

f) Karakter : ( ) seperti di tusuk tusuk ( ) seperti terbakar ( ) seperti tertimpa benda berat

4) Sistem Pencernaan

Keadaan mulut :

a) Gigi : ( ) carries ( ) tidak

b) Memakai gigi palsu : ( ) ya () tidak

c) Lainya :

5) Sistem Uro Genital

BAK :

a) Pola rutin : 5 x/hari ( ) terkontrol ( ) tidak terkontrol

b) Jumlah : 850cc/24jam

c) Warna : ( ) kuning jernih ( ) kuning kecoklatan ( ) merah ( ) putih

d) Lainya : .

6) Sistem Integumen / Muskuloskeletal

a) Turgor kulit : Elastisb) Warna kulit : Sawo matang

c) Kontraktur pada persendian ekstremitas : Tidak

d) Kesulitan pada pergerakan : tidak

e) Lainnya : -

7) Dada dan Axillaa) Mammae membesar: Ya

b) Areolla Mammae

: HitamB. Analisa Data

Hari tanggalData Masalah etiologi

Senin, 23 Maret 2015DS:

Laporan secara verbal

DO: Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)

Nyeri akut

Agen biologis

Senin, 23 Maret 2015DO/DS:

Iritabilitas

Takut

Nyeri perut

Peningkatan TD, denyut nadi, RR

KecemasanKrisis situasional

Senin, 23 Maret 2015DS: Menyatakan secara verbal adanya masalah

DO: ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai

Kurang Pengetahuanabotus iminen

C. Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan: Agen biologisKecemasan berhubungan dengan Krisis situasional

Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan abotus iminenD. Intervensi

NoDiagnosaNOCNIC

1Nyeri akut berhubungan dengan:

Agen biologis

Pain Level,

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

Tidak mengalami gangguan tidur

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ...

Tingkatkan istirahat

Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

2Kecemasan berhubungan dengan

Krisis situasional

Anxiety ControlSetelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

Vital sign dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

Libatkan keluarga untuk mendampingi klien

Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi

Dengarkan dengan penuh perhatian

Identifikasi tingkat kecemasan

Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

3Kurang Pengetahuan

Berhubungan dengan abotus iminen

Kowlwdge : disease process

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil:

Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).

Perdarahan

Nekrosis

Hasil konsepsi terlepas dari uterus

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Perdarahan

Nyeri

Defisit volume cairan

Intervensi aktifitas

Hasil konsepsi keluar tidak sempurna

Merasa kehilangan

Cemas

Stress

Hasil konsepsi keluar sempurna

Gangguan rasa nyaman, nyeri

Gangguan istirahat dan tidur

PAGE 17