askeb pnc siska

Upload: faishal-amirullah

Post on 16-Jul-2015

384 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerpurium. Masa nifas (puerpurium) ada waktu yang dimulai setelah placenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Dimulai dengan kehamilan, persalinan dan dilanjutkan dengan masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Untuk itu pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi,

melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi. Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang terjadi pada masa nifas tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan juga psikologis atau kejiwaan. Sehingga, pemberian edukasi tentang informasi yang berkaitan dengan masa nifas sangat perlu diberikan pada ibu dalam masa nifas. Setiap masa nifas dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayinya pun sehat.

1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum a. Agar mahasiswa mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas. 1

b. Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas. 1.2.2. Tujuan khusus Agar mahasiswa mampu : y y y y y y y Melaksanakan pengkajian pada pasien PP fisiologis Mengidentifikasi masalah/diagnosa PP fisiologis Mengantisipasi masalah potensial PP fisiologis Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu PP fisiologis Merencakan tindakan dan rasionalisasi untuk PP fisiologis Melakukan rencana tindakan untuk PP fisiologis Mengevaluasi keefektifan askeb yang dilakukan untuk PP fisiologis

1.3. Manfaat Penulisan 1.3.1. Bagi Penulis Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi permasalahan pada klien serta melakukan tindakan dengan memberikan perawatan/rujukan 1.3.2. Bagi Klien Klien mendapatkan perawatan yang lebih intensif apabila terjadi penyulit dan komplikasi lain 1.3.3. Bagi Institusi Pendidikan Meningkatkan kemampuan mahasiswa Akademi Kebidanan dalam hal yang berhubungan dengan ibu nifas 1.4. Metode Penelitian y y Studi pustaka dengan implementasi ilmu kebidanan, synopsis obstetri, layanan kesehatan maternal dan neonatal, serta manajemen asuhan kebidanan Pemecahan masalah dengan menggunakan 7 langkah Varney

2

1.5. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Manfaat Penulisan 1.4. Metode Penulisan 1.5. Sistematika Penulisan BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.2. Askeb berdasarkan tinjauan teori BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1. Pengkajian data 3.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah 3.3. Antisipasi Masalah Potensial 3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera 3.5. Intervensi 3.6. Implementasi 3.7. Evaluasi BAB 4 PENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran DAFTAR PUSTAKA

3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa nifas adalah putih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil lama masa nifas ini adalah 68 minggu (Sinopsis Obstetri I, 2002: 115 ) Puerperium atau masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar Rustam, 1998 : 115) Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Sastrawinata Sulaiman, 1983 : 315) Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal yang meliputi 2 kejadian penting yaitu involusi uterus dan proses laktasi (IBG Manuaba, 1998 : 190) 2.1.2. Lochea Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut : a. Lochea Rubra (Kruenta) 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah 4

b. Lochea Sanguinolenta 3 sampai 7 hari Berwarna putih bercampur darah c. Lochea Serosa 7 sampai 14 hari Berwarna kekuningan d. Lochea Alba Setelah hari ke 14 Berwarna putih Perubahan Patologis (pengeluaran lochea) menunjukkan keadaan yang abnormal seperti : Perdarahan berkepanjangan Pengeluaran lochea tertahan (lochea statika) Lochea purulenta, berbentuk nanah Rasa nyeri yang berlebihan Dengan memperlihatkan bentuk perubahan, dapat diduga Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan Terjadi infeksi intrauteri (IBG Manuaba, 1998 : 193) 2.1.3. Periode Puerperium Nifas dibagi dalam 3 periode : Puerpurium dini Yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari Puerpurium intermedial Yaitu kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu

5

Remote Puerpurium Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi 2.1.4. Perubahan Perubahan Fisiologis 2.1.4.1. Involusi rahim Involusi terjadi karena masing masing sel menjadi lebih kecil, karena cytoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis, yang mana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorsi dan kemudian dibuang dengan air kencing. Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi : Involusi Bayi lahir Uri lahir 1 minggu 2 minggu 6 minggu 8 minggu Tinggi Fundus Uterus Setinggi pusat 2 jari diabwah pusat Pertengahan pusat sumpisis Tidak teraba diatas simpisis Bertambah kecil Sebesar normal Berat uterus 1000 gr 750 gr 500 gr 350 gr 50 gr 30 gr

2.1.4.2. Involusi tempat plasenta o Bekas luka implantasi plasenta cepat mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm o Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. 2.1.4.3. Perubahan pembuluh darah rahim Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan 6

lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas. 2.1.4.4. Perubahan pada serviks dan vagina Beberapa hari lagi setelah persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggirnya tidak rata tapi retak-retak karena robekan saat persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui 1 hari saja. Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru setelah involusi selesai. Ostium eksternum tidak sama dengan keadaan sebelum hamil, pada umumnya ostium lebih besar dan tetap retakretak dan ada robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir samping. 2.1.4.5. Sistem kardiovaskuler Selama kehamilan secara normal volume darah untuk

mengakomodasi penambahan aliran darah yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma

menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan. ( V Ruth B, 1996: 230) 2.1.4.6. Rasa Sakit Rasa sakit yang disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung 3 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik. ( Cunningham, 430 ) 2.1.4.7. Dinding perut dan peritonium Setelah persalinan dinding perut longgar, kadang kadang pada wanita athesis terjadi diaklesis dari otot-otot rektum abdominalis 7

sehingga sebagian dan dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari peritoneum, facia tipis dan kulit tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan. 2.1.5. Perawatan Masa Puerperium Perawatan puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini (early mobilization). Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan : o Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium o Mempercepat involusi alat kandungan o Melancarkan fungsi alat gastroentestinal dan alat perkemihan o Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut: 1. Mobilisasi Mobilisasi sangat dianjurkan karena setelah sehabis persalinan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, pada hari ke 2 di sarankan duduk-duduk, pada hari ke 4-5 jalan-jalan dst. Mobilisasi mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka. Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochia, mengurangi infeksi purperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan,

meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. ( Manuaba, 1998: 193) 2. Rawat gabung Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin. ( Manuaba, 1998:193) 8

3. Diet Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan 4. Miksi Ibu harus bersalin hendaknya kencing dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi spingter ani selama proses persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sangat sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi 5. Defekasi BAB harus dilakukan 3-4 hari post partum. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi dengan konsistensi keras maka dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal 6. Perwatan payudara Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Seorang ibu harus menjaga tangan dan putting susunya bersih untuk menghindari kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Hal ini juga menghindari putting susu yang sakit dan infeksi pada payudara. Seorang ibu harus mencuci kedua tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya. Ia juga harus mencuci tangan setelah BAK atau BAB atau setelah menyentuh sesuatu yang kotor. Ibu juga sebaiknya mencoba untuk membersihkan payudara dengan air sekali sehari. Sebaiknya jangan dioles dengan krim, minyak apapun maupun dengan alkohol. Dalam proses laktasi, ibu hendaknya mengetahui bagaimana tehnik menyusui yang benar agar bayi bisa menyusu dengan optimal.

9

7. Laktasi Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri. Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang

pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi. Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oksitosin yang merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise dan menghasilkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting dari puting susu. Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %, garam 0,1 0,2 %. Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan. Benyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang dikonsumsi ibu. ( Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983: 318 ) 8. Pemeriksaan pasca persalinan Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Pemeriksaan postnatal antara lain meliputi : a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, suhu, keluhan b. Keadaan umum : suhu badan, kondisi tubuh, selera makan c. Payudara : ASI, putting susu 10

d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum e. Sekret yang keluar, misal lochea, flour albus f. Keadaan alat-alat kandungan 9. Kembalinya datang bulan / menstruasi Dengan memberikan ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat individu. Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4-6 bulan. Dalam waktu 3 bulan sebelum menstruasi dapat menjamin bertindak sebagai kontrasepsi. 10. Mempersiapkan metode KB Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. Oleh karena itu penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan. (Bari Abdul,2000:129) 2.1.6. Perubahan Psikososial Pada Saat Post Partum Periode post partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, periode ini diuraikan oleh Reva Rubin dalam 3 tahap : a) Periode Taking-In Terjadi 1-2 hari PP, ibu baru mau pasif tergantung perhatiannya waktu bersalin dan melahirkan. Tidur tanpa gangguan sangat penting bila ibu ingin mencegah gangguan tidur, pusing iritabel dengan proses pengembalian ke normal, peningkatan nutrisi sangat dibutuhkan karena selera makan menandakan proses pengembalian kondidi ibu. b) Periode Taking-Hold Berlangsung 2-4 hari PP, ibu menjadi perhatian terhadap kemampuannya untuk menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap janin, dan ibu berusaha menguasai keterampilan perawatan bayi.

11

c) Periode Letting-Go Periode ini terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga, ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi. Teori Ramorat T. Mercer Penekanan pada stress ante partum dan pencapaian peran ibu. Menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan pengenalan yang lengkap tentang diri sendiri. Ada

beberapa tahap dalam pelaksanaan peran ibu. 1. Antipatory : masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian social dan psikologi terhadap peran barunya dengan mempelajari apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu 2. formal : dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu 3. Informal : Ibu mampu menemukan jalan yang baik untuk melaksanakan peran seorang ibu 4. Personal : Wanita yang telah mahir dalam melaksanakan perannya Teori Jean Ball Penekanan pada ibu agar mampu melaksanakan tugas sebagai ibu baik fisik dan psikologis. Factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan teori ini terbentuk 3 elemen. 1. Pelayanan Maternitas 2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga 3. Support terhadap kepribadian wanita Post partum depresi Adalah masalah yang hanya menimpa sebagian kecil wanita dan lebih parah dari pada post partum blues. Tanda dan gejala y y :

Tidak mau makan dan minum Mereka seakan tidak mau mengasuh bayinya dan dirinya.

12

Post partum blues Adalah masalah yang dialami setelah melahirkan seperti menangis, kelelahan, marah marah, sensitive takut bayinya mati, bayi menangis terus, tanda tandanya Sangat emosional Cemas Semangat hilang Khawatir Mudah tersinggung Sedih tanpa sebab Menangis berulang kali 2.1.7. Tanda tanda bahaya pada masa nifas a) Perdarahan Pervaginam banyak dan menggumpal - Kurang dari 24 jam PP penyebabnya 1. Sisa uri 2. Kontraksi lemah / inertia uteri 3. Perdarahan karena luka jalan lahir - Lebih dari 24 jam PP, penyebabnya ada sisa uri b) Loches Berbau Kemungkinan penyebabnya adalah : Keprostatis (lochea yang tertimbun pada vagina) c) Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa nyeri d) Kaki terasa sakit, merah dan bengkak e) Demam f) Rasa sakit waktu BAK g) Rasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya h) Kehilangan nasu makan dalam waktu lama i) Nyeri kepala yang terus-menerus :

13

2.1.8. Kunjungan Pada Masa Nifas 2.1.7.1. Kunjungan 6 - 8 jam PP Tujuan : y Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri y Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut y Memberikan konseling pada ibu/keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri y Pemberian ASI awal y Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir y Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia 2.1.7.2. Kunjungan 6 hari PP Tujuan : y Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal. y Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal y Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan cairan dan istirahat y Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit y Memastikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat menjaga bagi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari 2.1.7.3. Kunjungan 2 minggu PP Tujuan : y Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus (3 jari), tidak ada perdarahan abnormal y Menilai abnormal 14 adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan

y Memastikan

ibu

menyetujui

dengan

baik

dan

tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit y Memberikan KIE pada ibu tentang Asuhan Kebidanan terhadap bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari 2.1.7.4. Kunjungan 6 minggu PP Tujuan : y Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang mungkin dialami ibu ataupun bayinya y Memberikan konseling untuk KB secara dini 2.1.9. Masalah Masalah Pada Masa Nifas 2.1.8.1. Sub - Involusi Adalah pengembalian atau pengecilan uterus yang kurang baik atau terganggu. Gejala dapat berupa : a. Palpasi uterus teraba masih besar b. Fundus masih tinggi c. Lochea banyak, berbau Penanganan : a. Jika ada sisa plasenta dilakukan kuretase b. Berikan Antibiotik 2.1.8.2. Puting susu lecet Penyebab a. Tehnik menyusui salah b. Miliarsis pada mulut bayi c. Tali lidah (frenulum lingue) pendek d. Menghentikan penyusuan tidak hati-hati Penatalaksanaan a. Menyusui lebih sering 15

b. Monialisis

histamin

c. Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol 2.1.8.3. Payudara Bengkak (Ergogement) Penyebab : a. Menyusui tidak adekuat b. BH ketat c. Puting tidak bersih d. Menyusui tidak dijadwal e. Perawatan payudara teratur 2.1.8.4. Mastitis / Radang Pada Payudara Penyebab : a. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat b. Puting lecet c. BH ketat d. Diit jelek Gejala : a. Bengkak b. Nyeri c. Kemerahan d. Febris Penatalaksanaan : a. Menyusui diteruskan b. Kompres hangat c. BH longgar d. Istirahat cukup e. Antibiotik 2.1.8.5. Abses Payudara Merupakan kelanjutan/komplikasi mastitis Gejala : a. Ibu tampak sakit parah 16 bengkak

b. Payudara merah mengkilap Penatalaksanaan : a. Bayi disusukan pada payudara yang sehat saja b. Antibiotik

2.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT 2.2.1 DEFINISI Varney ( 1997 ) menjelaskan bahwa proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis serta menguntungkan, baik bagi klien maupun tenaga kesehatan. 2.2.2 Manajemen Kebidanan menurut Varney 1. Pengertian Proses pemecahan masalah Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam yang logis. Untuk pengambilan suatu keputusan Yang berfokus pada klien 2. Langkah-langkah I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk keadaan klien secara keseluruhan. II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan memulai rangkaian atau tahapan

mengantisipasi penanganannya. IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien. 17

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman. VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif. Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya). Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila 18

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benarbenar terjadi. Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Langkah VII: Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar -benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

19

BAB III TINJAUAN KASUS3.1 PENGKAJIAN Tanggal RS/BPS/Klinik : 09 Oktober 2010 : BPS jam : 15.00 WIB oleh : Siska

A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas Nama Umur Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Alamat : Ny. Y : 25 th : WNI : Islam : SMA : IRT : Nama Umur Bangsa Agama : Tn. J : 27 th : WNA : Islam

Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta -

Penghasilan : Alamat

: Dukuh Pakis Surabaya

: Dukuh Pakis Surabaya

2. Alasan Kunjungan saat ini / Keluhan : Ibu mengatakan merasakan mules pada perutnya setelah melahirkan tanggal 09-10-2010 pukul 10.45 WIB, ibu juga nerasakan nyeri pada luka jahitan 3. Riwayat Perkawinan RIWAYAT PERKAWINAN Status : Menikah / Belum Menikah / Pernah MenikahKawin keUmur Kawin (th) Lama Kawin (th) Jumlah anak Sebab Pindah Cerai Meninggal Sebab meninggal Tempat Meninggal

1

21

4

1

-

-

-

-

20

4. Riwayat Kebidanan 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu KehamilanSuami ke Hamil ke Usia Kehamilan Penyulit

PersalinanPenolong Jenis BBPB

AnakJenis KelaminL

NifasH/M laktasi KB

1

Aterm

-

-

Spt B

2900

/47

H

PASI

-

12

4.2 Riwayat persalinan sekarang a. Tempat melahirkan b. Penolong persalinan c. Jenis Persalinan : BPS TMM. Djamini Damun : Bidan : spontan Lain-lain d. Penyulit persalinan 4.3 Bayi y Lahir Tanggal y Berat Badan y Nilai APGAR y Cacat Bawaan y Masa Gestasi 5. Riwayat Kesehatan a) Riwayat penyakit yang pernah diderita ( peny menahun, PMS, dll ) - Ibu hamil Ibu mengatakan tidak pernah / sedang menderita penyakit menahun, menurun, menular seperti : jantung, DM, asma, hipertensi, TBC, typus, hepatitis, malaria, dll : Tidak ada Pukul : 10.45 WIB / Tindakan

: 09-10-2010 : 3600 gram :8-9 : Tidak ada : 37 / 38 minggu

Panjang badan : 49 cm

21

- Suami Ibu mengatakan suaminya tidak pernah / sedang menderita penyakit menahun, menurun, menular seperti : jantung, DM, asma, hipertensi, TBC, typus, hepatitis, malaria, dll - Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah / sedang menderita penyakit menahun, menurun, menular seperti : jantung, DM, asma, hipertensi, TBC, typus, hepatitis, malaria, dll b) Perilaku kesehatan Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah jamu, pijet, merokok, minum - minuman keras, memakai obat - obat terlarang 6. Riwayat psiko-sosial-budaya Ibu dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya begitu pula dengan suami dan keluarga, kehadiran bayi dapat diterima dengan baik oleh tetangganya 7. Pola kehidupan sehari-hari a. Pola Nutrisi Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3x / hari dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah dan minum 6 gelas air putih dan minum susu bumil Setelah bersalin : Ibu mengatakan makan 3x / hari dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah, minum 6 gelas air putih dan susu ibu menyusui b. Pola Eliminasi Selama hamil : Ibu mengatakan BAK 4 - 6 x / hari BAB 1x tiap pagi konsistensi lembek Setelah bersalin : Ibu mengatakan belum BAB, BAK 2 - 3 x / hari warna kuning jernih c. Pola Aktivitas Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah yang ringan seperti menyapu dan memasak 22

Setelah bersalin

: Ibu mengatakan masih istirahat belum melakukaun aktivitas seperti biasanya

d. Pola Istirahat / tidur Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 -2 jam, malam 6 -7 jam Setelah bersalin : Ibu mengatakan tidurnya kurang nyenyak karena nyeri pada luka jahitan e. Personal hygiene Selama hamil : Ibu mengatakan mandi, ganti CD dan pakaian 2x / hari, keramas 2 hari sekali Setelah bersalin : Ibu mengatakan mandi, ganti CD dan pakaian 2x / hari, ibu lebih sering ganti pembalut, keramas 2 hari sekali f. Hubungan seksual Selama hamil Setelah bersalin : Ibu mengatakan berhubungan 1x dalam sebulan : Ibu mengatakan belum berhubungan

B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan umum a. Kesadaran b. Keadaan umum c. Tanda tanda vital - TD - Suhu-

: Composmentis : Baik

: 120 / 80 mmHg : 368 C : 88 : 24X X

Nadi RR

/ menit / menit

2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Kepala Keadaan kulit kepala Warna rambut : baik, tidak ada ketombe : hitam / tebal 23

Rontok / tidak Muka Cloasma gravidarum Pucat Oedema Mata Bentuk Conjungtiva Sklera Palpebra Hidung Kebersihan Polip Telinga Bentuk Kebersihan Mulut Bentuk Bibir Gigi Lidah Mukosa mulut Leher Pemb. Kel tyroid Pemb. Vena jugularis Aksilla Pemb. Kel limfe Dada dan payudara Bentuk Pembesaran Hiperpigmentasi areola

: tidak

: tidak ada : tidak ada : tidak ada

: simetris : merah muda, tidak anemis : putih, tidak ikterus : tidak ada kelainan

: baik, tidak ada sekret : tidak ada

: simetris : baik, tidak ada serumen

: simetris : normal, tidak ada kelainan : baik, tidak ada karies : baik, tidak ada stomatitis : baik, kemerahan

: tidak ada : tidak ada

: tidak ada

: simetris : ada : positif 24

Papilla mamae Striae Kebersihan Abdomen Linea Striae Bekas luka operasi Punggung Posisi tlg belakang Genetalia Kebersihan / warna Kelainan Oedema Perineum Luka parut Anus Hemmoroid Varises Ekstermitas atas & bawah Simetris Varises Oedema b. Palpasi Dada & payudara Nyeri tekan Tumor / benjolan Keluaran Leher Pemb. Kel tyroid Pemb. Vena jugularis

: menonjol : tidak ada : baik

: alba : lividae : tidak ada

: normal, tidak ada kelainan

: baik, merah muda : tidak ada

Pengeluaran pervaginam : lochea : tidak ada

: tidak ada

: tidak ada : tidak ada

: simetris : tidak ada : tidak ada

: tidak ada : tidak ada : kolostrum

: tidak ada : tidak ada 25

Abdomen TFU Konsistensi Kontraksi Bekas luka Kandung kemih c. Auskultasi Ronchi / weezing d. Perkusi Reflex patella 3. Pemeriksaan penunjang a. Darah Haemoglobin b. Urine Albumin Reduksi c. Pemeriksaan lab.lain 3.2 Diagnosa / Assesment Tanggal / Jam 09 Okt 10 15.00 WIB Ny. Y P20002 Post Partum Fisiologis hari ke-1. Masalah : nyeri karena jahitan pada perineum. DS : Ibu mengatakan merasakan mules pada perutnya setelah melahirkan tanggal 0910-2010 jam 10.45 WIB, ibu juga merasakan nyeri pada luka jahitan. DO : - Persalinan tanggal 09-10-2010 jam 10.45 WIB - KU baik - Jenis persalinan spontan - TFU 2 jari di bawah pusat 26 Diagnosa Data Dasar : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan :ka

: 2 jr bawah pusat : keras : baik : tidak ada : kosong

: tidak adapositif

/ ki

/ positif

- UC : baik, keras - Jumlah perdarahan - TTVy y y y X X

50 cc

Nadi RR Suhu TD

: 88 : 24

/ menit / menit

: 368 C : 120 / 80 mmHg

- Terdapat luka jahitan pada perineum y Ibu merasakan nyeri y Pada waktu bergerak terasa sakit

3.3 Antisipasi Masalah Potensial Potensial terjadi infeksi pada luka jahitan 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera o Pemberian antibiotic ( kolaborasi dengan dokter ) o Perawatan luka dengan kasa betadin ( antiseptic ) o Meningkatkan kebersihan vulva : Jaga supaya tidak selalu lembab Sesering mungkin ganti pembalut 3.5 Intervensi Tanggal : 10 Oktober 2010 Jam 15.10 WIB

Diagnosa : Ny. Y P20002 Post Partum Fisiologis hari ke-1 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30 menit diharapkan ibu mengerti dan memahami masa nifas ibu berlangsung normal tanpa komplikasi Kriteria o KU o Kesadaran : : baik : compos mentis

27

o TTV : TD : 110/70 130/90 mmHg

Suhu : 36,5 37,5 rC Nadi : 70 90 x / menit RR o TFU o UC o Konsistensi o Perdarahan : 18 24 x / menit : 2 jari bawah pusat : baik : keras : normal

o Lochea rubra (merah segar) Tanggal / jam 09- 10 - 2010 15.10 WIB Diagnosa Ny. Y P20002 Post partum fisiologis hari pertama 2. Jelaskan pada ibu Dengan diberikan penjelasan pada ibu Intervensi 1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga Rasional Dengan dilakukannya pendekatan terapeutik diharapkan terjalin kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan nakes

tentang fisiologi masa tentang fisiologis masa nifas diharapkan nifas pemahaman ibu terhadap perubahan yang terjadi pada masa nifas 3. Observasi TTV, TFU, Untuk mengetahui KU ibu UC, perdarahan Dengan diberikan HE tentang mobilisasi dini diharapkan dapat melancarkan sirkulasi darah sehingga mempercepat proses involusi

4. Berikan HE pada ibu tentang a. Mobilisasi dini

28

b. Perubahan kebutuhan

Dengan diberikan HE tentang pemenuhan kebutuhan ibu diharapkan dapat memenuhi gizi ibu

c. Personal hygiene

Dengan diberikan HE tentang personal hygiene diharapkan ibu dapat menjaga kebersihan tubuhnya

d. Istirahat

Dengan diberikan HE tentang istirahat diharapkan ibu dapat menjaga staminanya Dengan diberikan HE tentang pemberian ASI pada bayinya diharapkan kebutuhan nutrisi bayi tercukup

e. Pemberian ASI pada bayinya

f. Ajarkan tentang perawatan payudara

Dengan diberikan HE tentang perawatan payudara diharapkan ASI lancer

5. Berikan motivasi dan dukungan moril

Agar ibu dapat menerima kehadiran bayinya dan mampu merawat bayinya dengan kasih sayang

29

6. Jelaskan mengenai nyeri dan jahitan perineum

Dengan penjelaskan secara detail ibu lebih tau mengenai nyeri yang dialami pada luka jahitannya dan merupakan reaksi normal

7. Anjurkan klien untuk membawa bayinya imunisasi

Untuk mendapatkan kekebalan tubuh bayi dari berbagai penyakit

8. Jelaskan bahaya yang mungkin terjadi pada masa nifas

Dengan dilakukan penjelasan tentang bahaya nifas diharapkan ibu segera mengambil tindakan apabila ada tanda bahaya

9. Berikan terapi

Untuk mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan

10.Anjurkan pada ibu untuk kontrol 3 hari lagi atau bila ada keluhan

Ibu dianjurkan untuk kembali 3 hari lagi atau bila ada keluhan diharapkan dapat memantau kemajuan masa nifas.

3.6 Implementasi Tanggal : 10 Oktober 2010 Jam 15.10 WIB

Diagnosa : Ny. Y P20002 Post Partum Fisiologis hari ke-1 1. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap klien dan keluarga 2. Menjelaskan pada klien mengenai perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas.

30

y Perubahan pada serviks dan vagina y Involusi uterus y Pengeluaran lochea y Pengeluaran ASI 3. Mengobservasi TTV y TTV - TD - Suhu-

: 120 / 80 mmHg : 368 C : 88 : 24 : baik, keras : 50 ccX X

Nadi RR

/ menit / menit

y CU y Perdarahan

4. Memberikan HE, tentang : o Makan dengan gizi seimbang, yaitu makan makanan yang mengandung zat besi, ikan, sayur, telur dan anjurkan untuk tidak berpantang makanan. o Perawatan payudara Mengopres kedua putting dengan kapas berminyak selama 3 menit untuk membersihkan kerak yang menempel pada areola. Menuangkan minyak pada telapak tangan lalu melakukan pengurutan payudara dengan kedua tangan tersebut. Mengguyur payudara dengan air dingin dan hangat secara bergantian kiri dan kanan. Mengeringkan kedua payudara dengan waslap kering. o Vulva hygiene dan perawatan luka perineum Membersihkan vulva setelah selesai BAB / BAK, dengan cara membasuh vulva dangan air dan sabun dari arah depan kebelakang. o Pemberian ASI eksklusif 5. Memberikan motivasi dan dukungan moril kepada ibu agar mau menerima kehadiran bayinya 6. Menjelaskan mengenai nyeri jahitan perineum kepada ibu, agar ibu lebih tahu bahwa nyeri yang dialami pada luka jahitannya dan merupakan reaksi normal 31

7. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya agar diimunisasi untuk mendapatkan kekebalan tubuh 8. Menjelaskan tanda tanda bahaya pada masa nifas o Tanda tanda bahaya masa nifas Perdarahan pervaginam menggumpal dan banyak Lochea berbau Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa nyeri Kaki terasa nyeri,sakit, merah dan bengkak Demam tinggi Rasa sakit waktu BAK 9. Memberikan terapi Asam mefenamat 2x1 Omemox Vitonal F 3x1 1x1

10. Menganjurkan kontrol 3 hari lagi tanggal 12 Oktober 2010 3.7 Evaluasi Tanggal S : 10 Oktober 2010 Jam 15.10 WIB : Ibu mengatakan mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas. O : KU TTV : baik : o TD o Suhu o Nadi o RR TFU UC Konsistensi Perdarahan A : 2 jari bawah pusat : baik : keras : 50 cc : 120 / 80 mmHg : 368 C : 88 : 24X X

/ menit / menit

: Ny. Y P20002 Post Partum Fisiologis hari ke-1 32

P

: Anjurkan pada ibu untuk minum obat yang telah diberikan sesuai dengan aturan Ibu boleh pulang Kontrol ulang 3 hari lagi tanggal 12 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu bila ada keluhan

33

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil. Lamanya masa nifas kurang dari 6 minggu atau 40 hari. Pada kasus ini memberikan gambaran tentang Asuhan masa nifas, mulai dari perubahan fisiologis dan psikologis. Untuk itu perlu dijelaskan tentang tujuan asuhan masa nifas. 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Penulis Untuk mencapai keberhasilan dalam Asuhan pada masa nifas diperlukan kerjasama untuk memecahkan masalah yang timbul dari pasien. 4.2.2 Bagi Petugas Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran penolong/bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan Asuhan pada masa nifas 4.2.3 Bagi Pembaca Apabila dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini terdapat kesalahan atau kekurangan diharapkan pembaca dapat memberikan saran atas kesalahan dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis Menilai seberapa jauh involusi uterus Melaksanakan screening yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengurangi/merujuk bila terjadi komplikasi memberikan pendidikan kesehatan (HE) tentang kesehatan, perawatan diri, nutrisi, laktasi, immunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat Memberikan KIE tentang KB

34

35