askeb inc (intra natal care)

57
ASUHAN KEBIDANAN Pada Ny.IGIPoooo UK 37/38 Minggu INPARTU KALA 1 FASE AKTIF DI RSIA IBI SURABAYA

Upload: irma-sari-fitriana

Post on 26-Nov-2015

259 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Wajib Leave Comment yah :)kesulitan download? contact me di :twitter: @irmafitrianaFB: Irma Sari Fitrianakunjungi blog :midwifenote.blogspot.comisinya yahud :DD

TRANSCRIPT

Page 1: Askeb INC (Intra Natal Care)

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny.“I” GIPoooo UK 37/38 Minggu

INPARTU KALA 1 FASE AKTIF

DI RSIA IBI SURABAYA

Page 2: Askeb INC (Intra Natal Care)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan antara 36-

42 minggu, baik melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan spontan belakang kepala, dengan

atau tanpa penyulit.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus

ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (APN 2008 : 37)

Faktor yang berpengaruh dalam menentukan jalannya persalinan yaitu, power,

passage, passanger, psikis, penolong dan posisi. Walaupun 85% persalinan berjalan normal,

namun 15% nya dijumpai komplikasi-komplikasi yang memerlukan penanganan khusus.

Antenatal care merupakan metode yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Selain

itu, diperlukan asuahan yang optimal untuk menuju persalinan yang diharapkan.

Atas dasar latar belakang ini, penulis akan menjelaskan tentang asuhan kebidanan

pada ibu bersalin sesuai dengan standart kompetensi kebidanan sehingga dapat memberikan

kualitas persalinan yang memadai.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis

dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen kebidanan kompetensi

di Indonesia.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data Subjektif dan Objektif pada

persalinan fisiologis

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada persalinan

fisiologis

3. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan

menyeluruh pada persalinan fisiologis

4. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang

menyeluruh sesuai kebutuhan ibu bersalin

5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada

persalinan fisiologis

Page 3: Askeb INC (Intra Natal Care)

1.2.3 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Menguraikan Latar Belakang, Tujuan, Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Teori

Menguraikan tentang konsep dasar Persalinan normal

BAB III Tinjauan Teori

Menguraikan tentang Pengkajian data Subjektif dan Objektif, Assessment dan

Planning

BAB IV Penutup

Menguraikan tentang Kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Askeb INC (Intra Natal Care)

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) pada usia

kehamilan antara 36-42 minggu, melalui jalan lahir, spontan belakang kepala, baik disertai

dengan penyulit atau tanpa penyulit.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus

ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (APN 2008 : 37)

Persalinan adalah proses membuka dan menpisnya serviks dari janin turun ke dalam

jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan

lahir. (Sarwono 2001)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup

bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1989 : 1)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi(janin dan uri) yang dapat hidup

ke dunia luar dari rahim melaluui jalan lahir / jalan lain. (Rustam Mochtar 2008 : 91)

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang

cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin

dari tubuh ibu. (Bagian obgin FK UNPAD Bandung 1983 : 221)

2.2 Klasifikasi

Bentuk-bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :

1. Persalinan spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan

lahir.

2. Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar, misal dengan vakum ekstraksi

atau sectiocaesaria.

3. Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan

rangsangan, misalnya dengan memberikan piticin/prostagalandin atau pemecahan

ketuban.

Page 5: Askeb INC (Intra Natal Care)

Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan

sebagai berikut :

1. Abortus

Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat

badan kuarang dari 500 gram.

2. Partus immaturus

Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan antara 22 - 28 minggu atau dengan

berat badan antara 500-999 gram.

3. Partus prematurus

Pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup pada usia kehamilan antara 28 - 37

minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000-2999 gram.

4. Partus maturus atau partus aterm

Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan 37 minggu dan 42 minggu atau bayi

Dengan berat badan 2500 gram atau lebih.

5. Partus post maturus atau partus serotinus

Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu.

Istilah –istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan adalah :

1. Gravida : Wanita yang sedang hamil

2. Primigravida : Wanita yang hamil untuk pertama kali.

3. Para : Wanita yang pernah melahirkan bayi aterm

4. Primipara : Wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak 1 x

5. Multipara : Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali.

dimana persalinan tersebut tidak lebih dari 5 x.

6. Grandlemultipara : wanita yang telah melahirkan janin aterm kebih dari 5 x

2.3 Etiologi/ penyebab terjadinya persalinan

Penyebab persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori-teori yang

kompleks antara lain faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh

prostaglandin, pengaruh pada tekanan di syaraf dan nutrisi.

2.3.1 Teori keregangan otot rahim

1. Otot rahim mempunyai kekuatan meregang dalam batas tertentu.

2. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan mulai.

3. Pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,

sehingga menimbulkan proses persalinan.

2.3.2 Teori penurunan progesteron

Page 6: Askeb INC (Intra Natal Care)

1. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi

penimbunan jaringan ikat pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

2. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif

terhadap oksitosin.

3. Otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron

tertentu.

2.3.3 Teori oksitosin

1. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.

2. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensivitas otot

rahim sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.

3. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat

meningkat aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

2.3.4 Teori prostalglandin

1. Konsentrasi prostalglandin meningkat saat hamil 15 minggu yang dikeluarkan oleh

desidua.

2. Pemberian prostalglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim

sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

3. Prostalglandin dianggap merupakan pemicu terjadinya persalinan.

2.3.5 Teori hipotalamus – pituitari dan glandula suprarenalis

1. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan

persalinan kareana tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh (linggin

1973).

2. Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan

kelinci berlangsung lebih lama.

3. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi

(mulainya) persalinan.

4. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari

dengan mulainya persalinan.

5. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.(manuaba 1998 : 159)

2.3.6 Teori plasenta sudah tua

Pada umur kehamilan 40 minggu mengakibatkan sirkulasi pada plasenta menurun

sehingga terjadi degenerasi trofoblas maka akan terjadi penurunan produksi hormon sehingga

persalinan dapat dimulai.

Page 7: Askeb INC (Intra Natal Care)

2.4 Tanda-tanda persalinan

2.3.1 Tanda –tanda permulaan persalinan

1. Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa menjadi lebih enteng

(lightening)

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena

kepala bayi sudah masuk pap yang disebabkan :

kontraksi braxton hicks

ketegangan dinding perut

ketegangan ligamentum rotundum

gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah

Masuknya kepala bayike PAP dirasakan ibu hamil :

terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang

dibagian bawah terasa sesak

terjadi kesulitan saat berjalan

sering miksi (sering kencing)

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara ketiga

”P” yaitu; Power (kekuatan his), Passage(jalan lahir normal) dan Passager (janin dan

plasenta). Pada multipara gambaranya tidak jelas kareana kepala janin baru masuk PAP

menjelang persalinan.

2. Terjadinya his permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks. Kontraksi ini dapat

dikemukakan sebagi keluhan, karena dirasakan sakit dan mengganggu. Kontraksi

braxton hicks terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron dan

memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil,

pengeluaran estrogen dan progesteron makian berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu. Sifat his permulaan

(palsu) :

rasa nyeri ringan di bagian bawah

datangnya tida teratur

tidak adanya prubahan pada serviks atau pembawa tanda

durasinya pendek

tidak bertambah bila beraktifitas

3. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun

Page 8: Askeb INC (Intra Natal Care)

4. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup serviks dilepaskan.

2.4.2 Tanda – tanda persalinan

1. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat :

pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan

sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatanya makin besar

mempunyai pengaruh terhadap pendataran atau pembukaan serviks

makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah

2. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :

pendataran dan pembukaan

pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3. Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan.

Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaanlengkap. Dengan pecahnya

ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

4. Pada pemerisaan dalam, dijumpai perubahan servik (perlunakan serviks, pendataran

serviks dan pembukaan serviks).

2.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

2.5.1 Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong anaka keluar, serupa

dengan tenaga waktu kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Tanpa mengejan,

anak tidak dapat keluar seperti pada pasien yang lumpuh. Otot-otot perutnya maka

persalinan harus dibantu dengan forsep setelah pembukaan lengkap dan ketuban

pecah. Tenaga ynag mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh

kontraksi otot dinding perut yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat.

Ibu melakukan kontraksi involuter dan volunter secara bersamaan untuk

mengeluarakan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunteer yang

disebutkekuatan primer menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi

usaha volunter dimulai untuk mendorong yang disebut kekuatan sekunder yang

membesar kekuatan kontraksi involunter.

Adapun power saat melahirkan disebabkan oleh :

His

Page 9: Askeb INC (Intra Natal Care)

Tenaga mengejan

1. His

His adalah kontraksi otot –otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir

pada kehamilansebelum persalinan dimulai. Sudah ada kontraksi rahim yang disebut

his palsu yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari pada kontraksi dari

braxton hicks. His pendahuluan ini tidak tertur dan menyebabkan nyeri yang

memencar dari pinggang ke perut bagian bawah dan lipatan paha. Tidak menyebabkan

nyeri yang memencar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan.

Lamanya kontraksi pendek dan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu,

bertentangan dengan his pesalinan yang makin lama makin kuat. Yang paling penting

ialah bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

His persalinan, walaupun itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang

fisiologis, akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya, bersifat nyeri.

Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot waktu kontraksi.

Tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim oleh serabut-serabut

otot-otot yang berkontraksi , regangan dari serviks karena kontraksi atau regangan

dan tarikan pada peritonium waktu kontraksi.

Perasaan nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita yang

ditentukan oleh keadaan jiwanya. Kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi

oleh kemauan, walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh

jari-jaritangan dapat menimbulkan kontraksi

Seperti kontraksi jantung, pada his juga ada “pace maker” yang memulai

kontraksi dan mengontrol frekuensinya. Kontraksi rahim bersifat berkala dan ynag

harus diperhatikan ialah :

Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45 detik sampai 7 detik.

Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35

mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah

jari kita dapat menekan dinding rahim kedalam.

Interval anatara dua kontraksi pada permulaan persalinan his timbul sekali

dalam 2 menit.

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :

His pembukaan ialah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks .

His pembukaan ialah his yang mendorong anak keluar dan biasanya disertai

dengan keinginan mengejan.

His pelepasan uri yang melepaskan uri.

Page 10: Askeb INC (Intra Natal Care)

2. Tenaga mengejan

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang

mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot

dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan abdominal. Tenaga ini

serupa dengan tenaga mengejan waktu kita ingin buang air besar tapi lebih kuat

lagi.

Rupanya waktu kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang

mengakibatkan bahwa pasien menutup glotisnya, mengontraksikan otot-otot

perutnya dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat

berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi

rahim. Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah placenta lahir.

Cara meneran yang baik adalah ketika kepala janin sudah memasuki PAP,

ketuban sudah pecah (bila belum harus dipecahkan dahulu). His akan timbul lebih

sering dan merupakan tenaga pendorong janin, disamping itu harus dipimpin

meneran pada waktu ada his dan beristirahat diantara kedua his, ada 2 cara

meneran :

Ibu dalam posisi bernaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku,

kepalanya sedikit ditekuk sehingga dagu mendekati dadanya dan ibu dapat

melihat perutnya.

Sikap seperti diatas tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan

tergantung pada letak punggung. Hanya satu dirangkul yakni kaki yang

berada di atas.

Adapun cara meneran yang tidak baik ialah bila kepala bayi belum masuk PAP,

pembukaan belum lengkap, ketuban belum pecah dan tidak ada his tetapi ibu disuruh untuk

meneran.

Passanger

Adalah penumpang yang meliputi janin, placenta dan juga selaput ketuban. Harus

dilahirkan melalui jalan lahir, oleh karena itu placenta dan selaput ketuban dianggapsebagai

penumpang yang menyertai janin.

Janin

1. Berat

Berat bayi normal antara 2500 – 4000 gram. Bayi laki-laki biasanya lebih berat dari

bayi wanita.

2. Panjang

Page 11: Askeb INC (Intra Natal Care)

Panjang bayi rata-rata 50 cm. Panjang bayi normal antara 45-55 cm. Bila ada

panjang bayi yang kurang atau melebihi panjang bayi normal maka dicurigai adanya

penyingat penting penyimpangan kromosom.

3. Ukuran kepala janin

Ukuran kepala janin sangat penting unutk mengetahui apakah janin bisa melewati

jalan lahir tanpa penyulit, selain itu ukuran kepala janin penting untuk mengetahui

resiko terjadinya CPD yang dapat mempersulit persalinan.

-Adapun ukuran kepala janin sebagai berikut :

Diameter occipito frontalis : 12 cm

Diameter suboccipito bregmatika : 9,5 cm

Diameter mento occipito : 13,5 cm

Diameter biparietalis : 9,25 cm

Diameter bitemporalis : 8 cm

- Ukuran sirkum ferensia (keliling)

Cirkum ferensia fronto occipitalis : 34 cm

Cirkum ferensia mento occipitalis : 35 cm

Cirkum ferensia suboksipito bregmatika : 32 cm

- Bidang

Plan fronto occipitalis : 34 cm

Plan maxio parientalis : 35 cm

Plan traiteo parientalis : 34 cm

(Rustam Muchtar,1998 : 67)

4. Letak janin

Yaitu hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang

(punggung ibu). Letak janin normal adalah membujur dengan kepala janin berada di

bawah.

5. Presentasi

Yaitu bagian terendah janin atau menunjukkan bagian janin yang menempati PAP.

Presentasi bayi yang normal adalah suboccipito bregmatika.

Air ketuban dan selaput ketuban

Ruangan yang dilapisi selaput janin (selaput ketuban) berisi air ketuban (liquor

amni)

1. Volume

Page 12: Askeb INC (Intra Natal Care)

Volumen air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 cc – 1500

cc. Bila kurang dari 1000 cc disebut oligohidramnion. Bila volume air

ketuban > 1500 cc disebut polihidramnion.

2. Bentuk

Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas, amis dan berasa

manis. Bila air ketuban berwarna hjau atau keruh mengindikasikan adanya

ketidaknormalan bayi dlam keadaan distres.

3. Komposisi

Terdiri atas 98 % air. Sisanya albumin seperti sel-sel epitel, rambut lanugo,

verniks caseosa dan garam-garam organis. Kadar protein kira-kira 2,6 gram/

liter terutama sebagai albumin. BD uir ketuban 1,007 – 1,025.

4. Diproduksi oleh kemcing janin, transudasi dari epitel amnion, asal campuran

(mixed origin) sekresi dari epitel amnion.

5. Perbedaan air ketuban dengan air kencing

Air ketuban bersifat alkalis, baunya anyir dan berwarna putih

kekeruhan.

Air kencing bersifat asam, baunya pesing dan kekuningan.

6. Cara mengenali air ketuban

Dengan kertas lakmus

Makrokospis (bau amis, adanya lanugo, rambut dan verniks)

Labolatorium (kadar urea / ureum rendah dibandingkan dengan kadar

urea dalam urin)

7. Faal air ketuban

Memungkinkan anak bergerak bebas dan tumbuh dengan bebas

kesegala arah karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya.

Hal ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat

disekitarnya maka pertumbuhan tentu terganggu.

Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar adan ibu

terhadap gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang,

pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.

Mempertahankan suhu yang tetap bagi janin.

Waktu persalinan membuka servik dengan mendorong selaput janin

kedalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri

yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang

membuka serviks.

Page 13: Askeb INC (Intra Natal Care)

Air ketuban teru menerus diganti. Artinya dibuat tapi jug dialirkan. Hidramnion

misalnya dapat terjadi karena pembuatan berlebihan atau pengaliran tidak sempurna.

Plasenta

Placenta adalah alat transportasi darah, nutrisi, O2 dan juga sisa buangan dari

ibu kepada janin. Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15x20 cm, tebal

2,5 cm sampai 3 cm. Berat placenta 500 gram. placenta terbentuk sempurna

pada minggu ke 16 dimana desidua parientalis dan desidua kapsularis telah

menjadi satu. Implantasi placenta terjadi pada fundus depan atau belakang.

Fungsi placenta dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Sebagai alat nutritif untuk mendapatkan vahan yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin.

b. Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme.

c.Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan membuang CO2.

d. Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI.

e.Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin.

f. Sebagai barier/ filter

Antara placenta dan janin dihubungankan oleh tali pusat. Panjangnya 25 sampai 25

sampai 60 cm. Diameternya 1-2,5 cm dan terdiri dari dua buah arteri umbilikalis dan satu

buah vena umbilikalis.

Passageway (jalan lahir)

Jalan lahir meliputi bagian keras untuk tulang-tulang panggul dan bagian lunak yaitu

otot-otot panggul.

Bentuk panggul

a. Ginekoid : panggul ideal, bulat 45 %

b. Android : panggul pria, segitiga 15 %

c. Antropoid : lonjong seperti telur 35 %

d. Platipeloid : panggul picak, menyempit arah muka belakang 15 %

Bagian-bagian panggul

1. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang :

2 tulang pangkal paha (Os Coxae)

1 tulang kelangkang (Os Sacrum)

1 tulang tungging (Os Coccigis)

2. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :

Page 14: Askeb INC (Intra Natal Care)

a. Pars muskularis levator ani, yang terdiri dari :

Muskulus pubococcygeus dari os pubis ke septum anococcygeum

Muskulus iliococcygeus dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os

cocygis dan septum anoccysigeum.

Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os sacrum

dan os cocygis.

b. Pars membranasea

Hiatus urogenitalis

- Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus

- Berbentuk segitiga

Diafragma urogenitalis

- Menutupi hiatus urogenitas.

-Dibagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina.

c. Regio perineum

Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul. Terbagi menjadi :

-Bagian anal (sebelah belakang) terdapat muskulus sfingter ani

eksternum yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian

bawah.

-Regio urogenitalis, terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus

tranversus perinei superfisialis.

2.5.3.3 Fungsi panggul wanita

1. Bagian Keras

- Panggul besar (Pelvis mayor), menyangga isi abdomen

- Panggul kecil (Pelvis minor), membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia

2. Baian lunak

- Membentuk lapisan dalam jalan lahir

- Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil atau nifas

- Saat persalinan, berperan dalam proses persalinan

2.5.3.4 Ukuran panggul

1. Pintu atas panggul (PAP)

PAP merupakan bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :

- Promontorium

- Sayap os sacrum

Page 15: Askeb INC (Intra Natal Care)

- Línea terminalis kanan dan kiri

- Ramus superior os pubis kanan dan kiri

- Pinggir atas simfisis pubis.

Pada pintu atas panggul ditentukan tiga ukuran penting yaitu ukuran muka belakang

(konjugata vera), ukuran lintang (diameter tranversa) dan ukuran serong (diameter

obliqua).

Konjugata vera

Diperhitungkan melalui pengukuran kunjugata diagonalis . panjang konjugata

diagonalis antara promontorium dan tepi bawah simpisis. Konjugata vera (CV) = CD

– 1,5 cm. Konjugata obstetrika : ukuran antara promontorium dengan tonjolan simfisis

pubis.

Ukuran melintang

Jarak antara kedua kedua línea terminalis (12,5 cm)

Ukuran obliqua

Jarak antara artikulasio sacro-iliaka menuju tubrkulum pubikum yang bertentangan.

Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup.

2. Bidang luas panggul

Bidang terluas dalam panggul wanita melintang antara pertengahan simfisis menuju

pertemuan tulang belakang (Os. Sacrum) kedua dan ketiga. Ukuran muka belakangnya

12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Dalam proses persalinan bidang ini tidak

menimbulkan kesukaran.

3. Bidang sempit panggul

Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir, membentang setinggi

tepi bawah simfisis menuju kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang

(Os. Sacrum) setinggi 1 sampai 2 cm diatas ujungnya. Ukuran muka belakangnya 11,5

cm dan ukuran melintangnya sebesar 10 cm. Bidang ini merupakan titik putar dari

pintu atas panggul menjadi pintu bawah. Pada kesempitan pintu bawah panggul, bidang

ini mengalami penyempitan.

4. Pintu bawah panggul

Pintu bawah panggul bukanlah merupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua

segitigadengan dasar yang sama.

Segitiga depan : dasarnya tuberosis ischiadika dengan dibatasi arkus pubis

Page 16: Askeb INC (Intra Natal Care)

Segitiga belakang : dasarnya tuberosis ischiadika dengan dibatasi oleh ligamentum

sacrotuberossom

Ukuran – ukuran pintu bawah panggul :

Ukuran muka belakang

Tepi bawah simfisis menuju ujung tulang kelangka (Os Sacrum) 11,5 cm.

Ukuran melintang

Jarak antara kedua tuberossis ischiadika kanan kiri sebesar 10,5 cm.

Diameter sagitalis posterior

Ujung tulang kelangkang ke pertengahan ukuran melintang 7,5 cm.

2.5.4 Psikis

Perubahan psikologi yang terjadi pada ibu bersalin meliputi :

2.5.4.1 kecemasan mengakibatkan peningkatan hormon seks yang terdiri dari :

a. β endorphin

b. adenocus ericotropin

c. cortisol

d. epinephrin

Hormon – hormon tersebut mempengaruhi otot-otot halus uterus yang dapat

mengakibatkan penurunan kontraksi uterus sehingga menimbulkan distosia.

2.5.4.2 kegelisahan / ketakutan dan respon endokrin akan mengakibatkan :

a. retensi Na

b. ekskresi K

Sehingga dapat mempengaruhi sekresi epinephrin dan dapat menghambat aktivitas

miometrium.

2.5.5 Penolong

Penolong selama persalinan memberikan pengaruh pada ibu yang bersalin untuk

melayani proses persalinan yang sebaik-baiknya.

2.6 Tahapan persalinan

2.6.1 kala I

Kala I merupakan kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

Page 17: Askeb INC (Intra Natal Care)

sehingga parturient masih dapat berjalan-jalan. Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu

fase laten dan fase aktif.

1. Fase laten

Pada fase ini pembukaan sangat lambat,ialah dari pembukaan nol hingga 3

cm. Waktu rata – ratanya 8 jam. Pada saat ini kontraksi mulai teratur tetapi lama nya

masih diantara 20-30 detik.

2. Fase aktif

Pada fase aktif pembukaan lebih cepat. Frekuensi dan lamanya kontraksi

uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih). Fase ini dapat lagi dalam :

a. Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 sampai 4 cm yang dicapai

dalam 2 jam.

b. Fase kemajuan maksimal dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2

jam.

c. Fase deselerasi (kurangnya kecepata) dari pembukaan 9 sampai 10 cm selama 2

jam.

Jadi lamanya kala I untuk primi 12 jam dan multi 8 jam. Untuk mengetahui

apakah persalinan dalam kala I berjalan sebagaimana mestinya atau tidak. Sebagai

pegangan kita ambil. Kemajuan pembukaan 1 cm sejam primi dan 2 cm sejam bagi

multi, walaupun ketentuan ini sebetulnya belum mutlak benar.

2.6.2 Kala II (kala persalinan)

Gejala – gejala kala II ialah :

1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datangnya tiap

2-3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan

keluarnya cairan yang kekuning-kuningan secara sekonyong-konyong dan

banyak. Ada kalanya ketuban pecah dalam kala I dan malahan selaput janin

dapat robek sebelum persalinan mulai.

2. Pasien mulai mengejan.

3. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar panggul.

Perineum menonjol, vulva menganga dan rektum terbuka. Di puncak his,

bagian kecil dari kepala nampak dalam vulva tetapi hilang lagi waktu his

berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak lebih besar lagi,

tatapi surut kembali kalau his berhenti.kejadian ini disebut kepala membuka

pintu. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran tersebut

Page 18: Askeb INC (Intra Natal Care)

tersebar dari kepala terpegang oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi.

Pada saat ini tonjolan yulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di

bawah simpisis. Saat ini disebut juga kepala keluar pintu, karena pada his

berikutnya extensi keluarlah ubun- ubun besar, dahi dan mulut pada

commisura posterior.

Pada saat ini, pada primigravida perineum biasanya tak dapat menahan regangan

yang kuat ini sehingga robek pada pinggir depannya. Setelah kepala lahir, ia jatuh kebawah

dan kemudian terjadi putaran paksi luar sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan

pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung keluar lendir dan cairan.

Pada his berikutnya, bahu belakang lahir terlebih dahulu kemudian bahu depan, disusul oleh

seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan putar paksi jalan lahir. Sesudah anak

lahir, sering keluar sisa cairan ketuban, yang tidak keluar saat ketuban pecah. Lamanya kala II

pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi kurang lebih 20 menit.

2.6.3 Kala III (kala pelepasan uri)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Tetapi setelah

beberapa menit timbul lagi. His ini dinamakan his pelepasan uri yang terletak pada segmen

bawah rahim atau bagian atas dari vagina. Tanda – tanda pelepasan placenta ialah :

1. Uterus menjadi bundar.

2. Perdarahan, terutama perdarahan yang sekonyong-konyong dan agak banyak

(perdarahan kurang lebih 250 cc, dianggap patologis jika lebih dari 500 cc).

3. Memanjangnya tali pusat yang lahir.

4. Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim.

2.6.4 Kala IV (observasi)

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan :

Tingkat kesadaran penderita

Pemeriksaan tanda-tanda vital : suhu, tekanan darah, nadi dan

pernapasan.

Kontraksi uterus

Terjadinya perdarahan

Page 19: Askeb INC (Intra Natal Care)

LAMANYA PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA

Primigravida Multigravida

Kala I

Kala II

Kala III

10 – 12 jam

1 – 1,5 jam

10 menit

6 – 8 jam

15 menit – 1 jam

10 menit

Jumlah

Kala IV

10 – 12 jam

2 jam

8 - 9 jam

2 jam

2.7 Mekanisme persalinan

Yang paling sering kita jumpai ialah presentasi belakang kepala dan kebanyakan

presentasi ini masuk dalam pintu atas panggul dengan sutura sgitalis melintang. Kepala akan

melakukan gerakan – gerakan tertentu saat persalinan terjadi. Gerakan utama tersebut adalah :

1. Turunnya kepala

2. Fleksi

3. Putaran paksi dalam

4. Extensi

5. Putaran paksi luar

6. Expulsi

2.7.1 Turunnya kepala

Turunnya kepala dapat dibagi dalam :

a. masuknya kepala dalam pintu atas panggul.

b. Majunya kepala.

Pembagian ini terutama berlaku pada primigravida :

1. Masuknya kepala dalam PAP

Masuknya kepala dalam PAP pada primigravida sudah terjadi bulan terakhir dari

kehamilan. Tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permmulaan persalinan.

Masuknya kepala kedalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan

dengan flexi yang ringan. Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir,

ialah tepat diantara sympisis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam

synclitismus. Kalau sutura sagitalis mendekati sympisis dan os pariental belakang

lebih rendah dari os pariental depan disebut asynclitismus posterior. Kalau sutura

sagitalis mendekati promontorium sehinggan os parientalis depan lebih rendah dari os

Page 20: Askeb INC (Intra Natal Care)

parientalis belakang. Pada pintu atas panggul biasanya kepala dalam asynclitismus

posterior yang ringan.

2. Majunya kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga

panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaiknya majunya

kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majnya kepala

ini bersamaan dengan gerakan-gerakan lain. Yang menyebabkan majunya kepala ialah

:

a.tekanan cairan intrauterin

b.tekanan langsung oleh fundus pada bokong

c.kekuatan mengejan

d.meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim

2.7.2 Flexi

Dengan majunya kepala biasanya juga flexi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas

lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya flexi ialah bahwa ukuran

kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)

menggantikan suboccipito frontalis. Flexi ini disebabkan karena anak didorong maju dan

sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, servik, dinding panggul atau

dasar pangggul.

2.7.3 Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga

bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan kebawah sympisis. Pada presentasi

belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang

akan memutar kedepan kebawah sympisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran

kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan

bentuk jalan lahir khususnya untuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Putaran paksi dalam tidak tejadi sendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya

kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke hadge III, kadang-kadang baru setelah

kepala sampai didasar panggul. Sebab- sebab putaran paksi dalam.

1. Pada letak flexi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.

2. Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah

depan atas dimana terdapat hiatus genetalis antara levator ani kiri dan kanan.

3. Ukuran terbasar dari bidang tengah panggul ialah diameter anterior.

Page 21: Askeb INC (Intra Natal Care)

2.7.4 Extensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ektensi

atau deflexi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah

panggul mengarah kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ektensi untuk

melaluinya. Kalau tidak terjadi ektensi, kepala akan tertekan pada perineum dan

menembusnya. Pada kepala bekerja dua kekuatan , yang satu men, desaknya kebawah dan

satunya disebabkan tahanan dasar, panggul yang menolakanya keatas. Resultennya ialah

kekuatan kearah depan atas. Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis maka

yang dapat majukarena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan subocciput,

maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut

dan akhirnya dagu dengan gerakan extensi.

2.7.5 Putaran Paksi luar

Setelah kepala lahir maka kepala anak memtar kembali kearah punggung anak untuk

menghilangkan torsi pada leher yang terjadi pada putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut

putaran resitusi (putaranbalasan = putaran paksi luar). Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga

belakang kepala berhadapan dengan tuberositas isciadikum sepihak (disisi kiri). Gerakan yang

terakhir in adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu

(diameter bisacromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah

panggul.

2.7.6 Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai bawah sympisis kemudian bahu depan

dan selanjutnya selurh badan anak akan lahir searah dengan paksi jalan lahir.

2.8 Partograf

Merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala 1 persalinan dan

informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah :

Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks melalui pemeriksaan dalam.

Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secra normal. Dengan demikian

juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.

Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan odisi ibu, kondisi bayi, grafik

kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,

Page 22: Askeb INC (Intra Natal Care)

pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan

yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam

medikibu bersalin dan bayi baru lahir.

Partograf harus digunakan :

Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan dan merupakan elemen

penting dari asuhan persalinan.

Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas, klinik

bidan swasta , rumah sakit dll)

Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan

persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya.

Kondisi ibu dan janin harus dinilai dan dicatat secara seksama yaitu :

1. Denyut jantung janin setiap setengah jam

2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap setengah jam

3. Nadi setiap setengah jam

4. Pembukaan serviks setiap 4 jam

5. Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam

6. Tekanan drah dan temperatur tubuh setiap 4 jam

7. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 jam sampai 4 jam

2.9 Episiotomi

Episiotomi adalah insisi pada perineumyang enyebabka terpotongnya selaput

lendir vagina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal.

Episiotomi rutin tidak dilakukan karena dapat menyebabkan :

Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan resiko hematoma

Kejadian laserasi derajat 3 dan 4 lebih banyak pada episuotomi rutin

dibandingkan dengan tanpa episiotomi.

Meningkatnya nyeri pasca persalinan didaerah perineum

Meningkatnya resiko infeksi

Episiotomi dilakukan jika terdapat indikasi sebagai berikut :

Kepala janin terlalu cepat lahir

Persalinan tidak sebagaimana mestinya

Sebelumnya pada perineum terdapat jaringan parut

Anak terlalu besar

Persalinan buatan

Page 23: Askeb INC (Intra Natal Care)

Arkus pubis sempit

Perineum kaku

Posisi oksipito posterior

Terdapat distosisa bahu

Tujuan episiotomi :

Mempercepat persalinan dengan melebarkan jalan lahir lunak/ mempersingkat kala II

Mempercepat tekanan pada kepala anak

Mengendalikan robekan perineum untuk memudahkan penjahitan

Menghindari robekan perineum spontan

Mengurangi kemungkinan ruptur perineum totalis

Macam-macam bentuk episiotomi :

1. Episiotomi medialis

Dari perineum labiorum pupendi posterior pada garis tengah perineum

Mudah dijahit

Anatomi/ fungsional sembuh dengan baik

Nyeri dalam nifas tidak seberapa

Dapat menjadi ruptur perineum totalis

2. Episiotomi mediolateralis

Dari frenulum labiorum sudutnya 45”

Lebih sulit dijahit

Anatomis / fungsional sembuh kurang sempurna

Jarang jadi ruptur perineum totalis

Penjahitan laserasi atau episiotomi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan

a. Derajat I : - mukosa vagina

- komisura posterior

- kulit perineum

Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan oposisi luka baik

b. Derajat II : - mukosa vagina

- komisura posterior

- kulit perineum

- otot perineum

Jahit dengan menggunakan teknik yang sesuai

Page 24: Askeb INC (Intra Natal Care)

c. Derajat III : - mukosa vagina

- komisura posterior

- kulit perineum

- otot perineum

- otot spingter ani

d. Derajat IV : - mukosa vagina

- komisura posterior

- kulit perineum

- otot perineum

- otot spingter ani

- dinding depan rektum

Penolong APN tidak dibekali ketrampilan untuk reparasi perineum derajat III dan

derajat IV. Segera rujuk ke fasilitas rujukan.

Page 25: Askeb INC (Intra Natal Care)

Konsep Asuhan Kebidanan pada Persalinan Normal

1. Pengkajian Data

Tanggal :

Jam :

Oleh :

MRS tanggal :

I. DATA SUBJEKTIF

1.1 Identitas

1. Nama ibu

menurut Christina, 1993: 4, nama penderita dan nama suaminya ditanyakan

untuk mengenali dan memanggil penderita dan agar tidak keliru dengan penderita lain.

2. Umur

menurut Christina, 1993: 4, kehamilan pertama kali yang baik antar usia 19-35

tahun dimana otot masih bersifat sangat elastis dan mudah diregang tetapi menurut

pengalaman, penderita 25-35 tahun masih mudah untuk melahirkan sehingga ada yang

mengubah pendapat diatas. Jadi melahirkan tidak saja umur 19-25 tahun. Primitua

dikatakan mulai umur 35 tahun.

3. Agama

menurut Depkes RI, 1995: 14, dinyatakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama pasien

akan memudahkan bila melakukan pendekatan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan.

4. Suku/bangsa

untuk megetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan

pasien.

5. Pendidikan

Page 26: Askeb INC (Intra Natal Care)

menurut Depkes RI, 1995: 14, untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau

taraf kemampuan berfikir ibu sehingga bidan bisa menyampaikan penyuluhan KIE

pada pasien dengan lebih mudah.

6. Pekerjaan

menurut Christina, 1993: 85, yang ditanyakan pekerjaan suami dan ibu sendiri,

untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi

7. Penghasilan

untuk mengetahui keadaan ekonomi, status ekonomi yang mempengaruhi

perilaku kesehatan pasien.

8. Alamat

menurut Christina, 1993: 84, untuk mengetahui dimana ibu tinggal dan

diperlukan bila mengadakan kunjungan ke ibu.

9. No. Telp

untuk memudahkan komunikasi

1.2 Keluhan utama

1. ibu merasakan kontraksi yang semakin lama semakin sering dan bertahan lama

2. ibu merasakan nyeri yang melingkar dari punggung memancar ke perut bagian

depan

3. keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir

4. keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir jika ketuban

sudah pecah

(UNPAD,1983)

1.3 Riwayat menstruasi

1. Menarche

Page 27: Askeb INC (Intra Natal Care)

menurut Rustam Mochtar, 1998: 86, menarche terjadi pada usia pubertas yaitu

12-16 tahun.

2. Siklus haid

Menurut Sarwono, 1999: 103, panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah

25-32 hari.

3. Lama haid

menurut Salmah, 2006:19, lama haid biasanya 3-5 hari, teratur/tidak.

4. Sifat darah

menurut FK UNPAD, 1983: 78, cairan haid berwarna merah, encer, tidak

membeku, terkadang membeku jika banyak

5. Dismenorrea

flour albus= sedikit, sedang, banyak, tidak gatal, tidak bau, warna putih

bening, kekentalan kental/encer.

6. HPHT

menurut Pusdiknakes, 1993: 63, bila hari pertama haid terakhir diketahui,

maka dapat memperhitungkan usia kehamilan dan kapan perkiraan persalinan.

7. TP

tafsiran persalinan/kapan perkiraan persalinan.

Page 28: Askeb INC (Intra Natal Care)

1.4 Riwayat obstetri yang lalu

N

o.

Kehamilan Persalinan Nifas KB K

et

Su

a

mi

ke

U

K

Peny

u

lit

jen

is

Pe

no

lon

g

BB

L

Hidu

p/

mati

Peny

u

lit

temp

at

penyul

it

AS

I

metod

e

pen

yuli

t

1.5 Riwayat kehamilan ini

Klien mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan ke.....dan UK ....

minggu. Keluhan pada TM I .............................. TM II ............................ TM III

........................ Klien kontrol kehamilan (ANC) di .................. beberapa kali ................

Pergerakan anak pertama kali pada UK ........ minggu dan gerak terakhir pada jam

.............

Imunisasi TT sebanyak ...... kali. Status emosional .......................... HE yang sudah

didapat …………………………..

1.6 Riwayat kesehatan klien

1. Hipertensi

Hipertensi essensial; TD 140/90-160/100, dan hipertensi ganas; TD sistol

>200mmHg. (Manuaba, 1998 : 273-274).

2. TB1

Perlu perlindungan dan pengawasan untuk mengurangi bahaya terhadap bayi.

3. Diabetes

Tanda gejala yang mudah dikenali 3p : poliuri, polipagi, polidipsia.

4. Jantung

Page 29: Askeb INC (Intra Natal Care)

Tanda adanya penyakit jantung berat: bising diastolik, perisaltik, bising

jantung, kardiomegali, bising jantung nyaring disertai thrill. (Sarwono, 2005 : 431-

432).

5. Asma

Gejala asma biasanya penderita mengeluh sesak, nafas berbunyi, nafas pendek,

dan batuk-batuk. (Sarwono, 2005: 490)

6. Ginjal

Terjadi bila ada gagal tumbuh, pucat, lidah kering, poliuri, hipertensi, protein

urine.

7. Hepatitis

Hepatitis virus dapat terjadi pada setiap kehamilan dan mempunyai pengaruh

buruk pada janin. (Sarwono, 2005: 503)

8. Gemeli

Gemeli juga dipengaruhi faktor keturunan, selain bangsa, umur, dan paritas.

(Manuaba, 1998: 72)

1.7 Riwayat kesehatan keluarga

1. Hipertensi

2. Ginjal

3. Asma

4. Diabetes

5. Hepatitis

1.8 Pola kehidupan sehari-hari

1. Pola nutrisi

Untuk mengetahui apakah pemenuhan nutrisi selama hamil sudah terpenuhi

atau belum dibandingkan dengan pola sebelumnya.

2. Pola eliminasi

Page 30: Askeb INC (Intra Natal Care)

- eliminasi uri : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu, apakan sering atau ada

masalah

- eliminasi alvi : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu

3. Pola istirahat

Untuk mengetahui frekuensi/ waktu istirahat ibu, apakah cukup/kurang.

4. Pola personal higyene

Untuk mengetahui bagaimana ibu bisa menjaga kesehatan.

5. Pola psikososial

Untuk mengetahui apakah klien bisa menerima kehadiran bayinya.

6. Pola aktifitas

Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh ibu sebelum/setelah MRS.

II. DATA OBJEKTIF

2.1 Keadaan umum

1. Kesadaran : composmentis/tidak

2.TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )

N =. . . ( N = 60 – 100 x/menit )

S =. . . ( 36 – 37 oC )

RR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )

3. Pengukuran:

BB: Peningkatan BB total adalah 12,5 Kg. (Salmah, 2006)

TB: Bumil dengan TB < 145, kemungkinan panggul sempit (Depkes RI, 1994: 10)

Lila: Lila < 23,5 merupakan indikator kuat untuk status gizi kurang (Depkes RI,

1994: 10)

Page 31: Askeb INC (Intra Natal Care)

2.2 Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi

a. Rambut: rambut yang normal tidak mudah dicabut (Depkes RI, 2000: 19)

b. Muka:

Oedem: tidak ada

Pucat: tidak pucat

Conjungtiva: merah muda

Sklera: putih

c. Mulut:

Bibir: lembab, tidak pucat

Caries: tidak ada caries

d. Leher: menurut Manuaba, 1998: 140

Pembesaran kelenjar tiroid: tidak ada

Pembesaran kelenjar limfe: tidak ada

Bendungan vena jugularis: tidak ada

e. Dada: menurut Manuaba, 1998: 103

Payudara: Bentuk: simetris

Areola: hiperpigmentasi

Colostrum: tidak ada/ada

Menurut Sarwono,2005: 95, hamil 12 minggu ke atas keluar kolostrum

yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai berekskresi

f. Abdomen (Sarwono, 2005: 97-98)

Linea alba: ada

Striae livide: ada/tidak

Striae albican: ada/tidak

Bekas SC: tidak ada

g. Genetalia

Oedem: tidak

Varises: tidak

Bartolinitis: tidak

Pembesaran kelenjar skene: tidak

Page 32: Askeb INC (Intra Natal Care)

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih

merah agak kebiruan, tanda Chadwick. Pada wanita harus sering mengeluarkan

cairan pervaginam lebih banyak keadaan dalam batas normal (tidak berbau,

berwarna, dan gatal).

h. Anus: hemoroid: tidak

i. Ekstremitas:

Atas: simetris: ya

Oedem: tidak

Varises: tidak

Bawah: simetris: ya

Oedem: tidak

Varises: tidak

Varises merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah vena yang

sering di jumpai pada ibu hamil sekitar vulva, vagina, paha dan tungkai bawah.

(Manuaba, 1998: 208)

Oedem tungkai terjadi akibat sirkulasi vena terganggu akibat tekanan uterus

yang besar pada vena-vena panggul. (Pusdiknakes, 2000: 37-38)

2. Palpasi

Leopold I: Menurut Speigelberg

Umur Kehamilan Tinggi fundus teri

22-28 minggu

28 minggu

30minggu

32 minggu

34 minggu

36 minggu

38 minggu

40 minggu

24-25 cm di atas symphisis

26,7 di atas symphisis

29,5 – 30 di atas symphisis

29,5 – 30 di atas symphisis

31 di atas symphisis

32 di atas symphisis

33 di atas symphisis

37,7 di atas symphisis

Page 33: Askeb INC (Intra Natal Care)

Variasi menurut Knebel: menentukan letak kepala atau bokong dengan satu

tangan difundus dan tangan lain diatas simphisis.

Leopold II: pada letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba

bagian keras dan memanjang seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba

bagian-bagian kecil janin.

Variasi menurut Budin: menentukan letak punggung dengan satu tangan

menekan di fundus.

Leopold III: menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian terbawah

sudah masuk PAP atau belum

Variasi menurut Ahlfeld: menentukan letak punggung dengan dengan

pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah perut.

Leopold IV: menentukan seberapa jauh bagian terendah janin masuk dalam PAP

Menurut WHO, penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari

(perlima). (Buku Panduan Kesehatan Maternal Neonetal, 2002)

Periksa Luar Periksa Dalam Keterangan

5/5

kepala di atas PAP,

mudah di gerakkan

H I- H II 4/5

sulit digerakkan, bagian

terbesar kepala belum

masuk panggul

H II – H III 3/5

bagian terbesar kepala

belum masuk panggul

H III + 2/5

bagian terbesar kepala

sudah masuk PAP

Page 34: Askeb INC (Intra Natal Care)

H III – H IV 1/5

kepala di dasar panggul

H IV 0/5

di perineum

3. Auskultasi

DJJ harus diantara 110-160 x per menit. (Salman,2006: 147)

4. Perkusi

Reflek patella: +/+

Normal jika tungkai bawah kan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila

gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini merupakan tanda pre eklampsi.

(Depkes RI, 2000: 20)

Bila reflek patella negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.

(Pusdiknakes, 1998: 68)

5. Pemeriksaan dalam

Untuk mengetahui kemajuan persalinan dengan melakukan pemeriksaan

langsung pada jalan lahir.

Tanggal: jam: oleh:

Perinium: elastis

Effacement: 0-100%

Pembukaan: 1-10 cm (evaluasi setiap 4 jam)

Primigravida: fase laten 1 cm/jam

Multigravida: fase laten 2 cm/jam

Ketuban: utuh/sudah pecah

Air ketuban: jernih

Page 35: Askeb INC (Intra Natal Care)

Presentasi: kepala

Hodge: I-III

Denominator: UUK depan

Pada pemeriksaan luar, konvergen berarti kepala belum masuk PAP, bila

divergen berarti bagian terbawah janin sudah masuk PAP. Bila sejajar berarti

separuh bagian depan/terbawah janin sudah masuk PAP.

TBJ= Rumus John-Tousak

BB=(MD-12)x155 gram

BB=berat badan janin

MD= jarak simphisis – fundus uteri

III. ASSESMENT

3.1 Diagnosa

GPAPIAH, usia kehamilan, hidup/mati, tunggal/kembar,

intrauterin/ekstrauterin, keadaan jalan lahir kesan baik, keadaan ibu dan janin baik

inpartu kala I/kala II.

3.2 Masalah

Masalah yang timbul pada ibu ketika menghadapi persalinan

3.3 Diagnosa potensial

3.4 Masalah potensial

IV. PLANNING

4.1 Kala I

1. Tujuan: untuk mengetahui batasan waktu normal pembukaan 0 sampai 10 cm. Pada

primigravida tidak boleh melebihi 12 jam, pada multigravida tidak lebih dari 8 jam.

Page 36: Askeb INC (Intra Natal Care)

2. Kriteria hasil:

a. Keadaan ibu:

Keadaan umum: baik

TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )

N =. . . ( N = 60 – 100 x/menit )

S =. . . ( 36 – 37 oC )

RR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )

Pada fase laten berlangsung hingga hampir 8 jam

Kontraksi mulai teratur lamanya sekitar 20-40 detik atau lebih 40 detik

Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, multigravida 8 jam

Pembukaan 1 cm/jam (primigravida), 2 cm/jam (multigravida)

b. Keadaan janin

DJJ normal 110-160 x per menit

Terjadi penurunan kepala janin, tidak terjadi Moulage

3. Rencana kala I

a. Kala I fase laten

1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga

R/ informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang diberikan

2) Jaga privasi ibu dengan menutup tirai, tidak menghadirkan orang tanpa setahu

ibu, dan membuka bagian genetalia ibu seperlunya

R/ memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu dapat mempercepat proses

persalinan

3) Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan

R/ dapat membentu mempercepat pembukaan servik

4) Anjurkan ibu untuk miring kekiri atau posisi yang nyaman

R/ posisi miring kiri mencegah terletaknya vena kava inferior sehingga

memperlancar siklus udara ibu

5) Penuhi kebutuhan makan minum dan support

Page 37: Askeb INC (Intra Natal Care)

R/ memenuhi kebutuhan fisik dan psikis ibu, memberikan rasa aman dan

nyaman

6) Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama

persalinan, sekitnya setiap 2 jam

R/ kandung kemih yang penuh dapat menghalangi penurunan kepala janin

7) Observasi fase laten

Tekanan darah setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam, nadi setiap 30-60 menit, DJJ

setiap 60 menit, kontraksi setiap 60 menit, pembukaan servik setiap 4 jam,

penurunan kepala setiap 4 jam.

R/ dengan observasi secara cepat kemajuan persalinan dapat diketahui adanya

komplikasi sesegera mungkin.

b. Kala I fase aktif

1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga

R/ informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang diberikan

2) Jaga privasi ibu dengan menutup tirai, tidak menghadirkan orang tanpa setahu

ibu, dan membuka bagian genetalia ibu seperlunya

R/ memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu dapat mempercepat proses

persalinan

3) Bantu ibu mengatasi kecemasannya dengan memberikan dukungan dan

mengajari ibu untuk menarik nafas panjang pada saat kontraksi

4) Anjurkan ibu untuk miring kekiri atau posisi yang nyaman

R/ posisi miring kiri mencegah terletaknya vena kava inferior sehingga

memperlancar siklus udara ibu

5) Penuhi kebutuhan makan minum dan support

R/ memenuhi kebutuhan fisik dan psikis ibu, memberikan rasa aman dan

nyaman

6) Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama

persalinan, sekitnya setiap 2 jam

R/ kandung kemih yang penuh dapat menghalangi penurunan kepala janin

7) Siapkan partus set dan obat-obatan yang diperlukan

Page 38: Askeb INC (Intra Natal Care)

R/ kelengkapan dan kesiapan alat-alat persalinan dapat mengurangi

keteledoran yang dapat terjadi

8) Observasi kala aktif pada lembar patograf

Tekanan darah setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam, nadi setiap 30 menit, DJJ setiap

30 menit, pembukaan servik setiap 4 jam, penurunan kepala janin setiap 4 jam.

R/ dengan menggunakan lembar patograf kemajuan persalinan dapat diketahui

dan komplikasi dapat diketahui sesegera mungkin serta menghindari

keterlambatan merujuk.

9) Libatkan keluarga atau suami dalam proses persalinan

R/ asuhan sayang ibu dalam melibatkan keluarga dapat memberikan rasa aman

dan nyaman sehingga persalinan lancar

10) Apabila pembukaan lengkap dan tanda gejala muncul sediakan alat, keluarga

dan diri, kemudian pimpin persalinan

R/ pimpinan persalinan yang benar akan mempercepat proses persalinan dan

mengurangi komplikasi yang terjadi

4.2 Kala II

a. Tujuan: proses dimulai dari mengejan pada pembukaan lengkap sampai bayi lahir

tidak boleh lebih dari 1 jam (multi) atau 2 jam (primi).

b. Kriteria hasil: lama persalinan kurang dari 1 jam (multi) dan 2 jam (primi) bayi lahir

spontan belakang kepala, keadaan ibu dan bayi baik.

Keadaan ibu:

TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )

N =. . . ( N = 60 – 100 x/menit )

S =. . . ( 36 – 37 oC )

RR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )

Kontraksi, his adekuat ( lebih kurang 3 kali dalam 10 menit) dan lamanya 40-60

detik

Keadaan janin:

Page 39: Askeb INC (Intra Natal Care)

Apgar Score: 7-10

1) Bunyi jantung lebih dari 100x per menit

2) Usaha bernafas spontan dan menangis 30 detik setelah lahir

3) Tonus otot pergerakan aktif

4) Reflek moro: baik, reflek menghisap: baik

5) Warna seluruh badan merah muda

c. Rencana pada kala II

1) Jelaskan pemeriksaan pada ibu

R/ informasi yang jelas dapat mengoptimalkan asuhan yang diberikan

2) Pimpin persalinan saat ada his maksimal selama 2 jam pembukaan lengkap

R/ pada primipara kala II harus berlangsung maksimal 2 jam

3) Berikan dukungan dan dampingi ibu

R/ dengan dukungan dan pendamping ibu merasa lebih aman dan nyaman

sehingga mempercepat persalinan

4) Berikan ibu minum manis atau asupan diantara 2 his

R/ mencegah dehidrasi serta memberikan tambahan energi

5) Ajarkan pada ibu cara meneran yang baik dan efisien dan mengikuti dorongan

alamiah

R/ cara meneran yang baik memeperlancar proses persalinan

6) Ajarkan pada ibu posisi yang nyaman untuk meneran

R/ posisi yang nyaman dan benar dapat memperlancar proses persalinan

7) Anjurkan ibu untuk beristirahat atau relaksasi saat tidak ada his

R/ dengan teknik relaksasi yang benar dapat menghemat tenaga ibu

8) Observasi DJJ dan his

R/ untuk menilai keadaan janin

d. Langkah-langkah memimpin persalinan

1) Setelah pembukaan lengkap kepala janin terlihat pada perut ibu dan mengambil

kain bersih melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah bokong ibu

2) Penolong membuka partus set dan memakai sarung tangan DTT pada ke 2

tangan

Page 40: Askeb INC (Intra Natal Care)

3) Saat sub occiput tampak dibawah simphisis tangan kanan melindungi perinium

dengan diatas lipatan kain dibawah bokong ibu. Sementara tangan kiri menahan

puncak kepala bayi agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat

4) Saat kepala lahir dan mengusap kasa atau kain bersih untuk membersihkan muka

bayi kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi kemudian

menunggu hingga kepala melakukan putaran paksi luar secara spontan

5) Kepala bayi menghadap kepaha ibu, kepala dipegang secara biparietal kemudian

ditarik cunam kebawah untuk melahirkan bahu depan dan gerakan kepala ke atas

dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan

6) Saat bahu posterior lahir geser tangan bawah (posterior) ke arah perinium dan

sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut

7) Saat badan bayi dan lengan lahir kemudian tangan kiri menelusuri punggung ke

arah bokong dan tungkai bawah bayi dengan selipkan jari telunjuk tangan kiri ke

atas lutut bayi

8) Setelah badan bayi lahir seluruhnya, letakkan bayinya diatas perut ibu dengan

kepala lebih rendah, bayi dikeringkan dan dibungkus kecuali tali pusat

9) Klem tali pusat 3 cm dari umbilikus bayi dan dari titik penjepitan tekan tali pusat

dengan 2 jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar tidak terpancar

pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke 2 jarak 2 cm

dari jepitan pertama pada sisi/mengarah ibu. Pegang tali pusat diantara ke 2 klem

tersebut dan satu tangan menjadi pelindungdari kulit bayi, tangan memotong tali

pusat.

10) Ganti handuk basah dengan handuk kering dan bersih

11) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi

12) Suntikan oksitosin 10 unit pada ibu. Biarkan bayi tetap diatas perut ibu dan

mencari putting susu ibu

13) Menunda semua tindakan, tanda lebih kurang 1,5 jam untuk bayi bisa melakukan

kontak dengan ibu

14) Jangan mandikan terlebih dahulu lebih kurang 6-24 jam untuk mencegah

hipotermi

15) Biarkan ibu dan bayi bersama-sama sampai bayi selesai menetek

16) Setelah lebih kurang 1-1,5 jam dan bayi sudah selesai menetek, lalu tetap

bungkus dengan handuk bersih. Lakukan pengukuran BB dan PB serta berikan

vitamin K pada paha kiri dan beri salep mata

Page 41: Askeb INC (Intra Natal Care)

17) Jika bayi belum melakukan inisiasi dini dalam 1 jam, posisikan bayi lebih dekat

dengan putting susu ibu dan biarkan kontak kulit selama 30-60 menit berikutnya

18) Jika bayi belum menyusui dini selama 2 jam pindahkan ke ruangan pemulihan

dari dada ibu. Lanjutkan asuhan BBL.

4.3 Kala III

a. Tujuan: untuk menghasilkan kontraksi yang efektif saat plasenta lahir sehingga

dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi perdarahan dalam waktu 30

menit.

b. Kriteria hasil:

Plasenta lahir lengkap, tidak lebih dari 30 menit

Kontraksi uterus baik, keras

Jumlah perdarahan < 500 cc

TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )

N =. . . ( N = 60 – 100 x/menit )

S =. . . ( 36 – 37 oC )

RR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )

c. Rencana

Lakukan manajemen aktif kala III meliputi:

Berikan oksitosin 10 unit IM 2 menit setelah bayi baru lahir, lakukan peregangan tali

pusat terkendali dan masase fundus.

1) Pindahkan klem ke dua yang telah dijepit pada waktu kala II pada tali pusat kira-

kira 5-10 cm dari vulva

2) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat diatas tulang pubis. Ini

bertujuan untuk meraba kontraksi uterus pada saat PTT. Setelah ada kontraksi

yang kuat, tegangkan tali pusat lalu tangan kiri menekan corpus uteri ke arah

dorso kranial. Lakukan secara hati-hati untuk menghindari inversio uteri.

3) Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi kuat kira-kira 2-3 menit

4) Pada saat uterus berkontraksi uterus menjadi bulat dan tali pusat bertambah

panjang, tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah dengan hati-hati,

Page 42: Askeb INC (Intra Natal Care)

bersamaan dengan itu lakukan penekanan uterus ke arah dorso kranial hingga

plasenta lepas dari implantasinya

5) Setelah plasenta lepas, anjurkan ibu untuk meneran sedikitdan tangan menerik

tali pusat ke arah bawah, kemudian ke atas hingga plasenta tampak pada vulva

kira-kira separuh. Kemudian pegang plasenta dengan ke 2 tangan dan lakukan

putaran searah jarum jam sehingga selaput plasenta terpilin

6) Tangan kanan memeriksa plasenta dan tangan kiri memijat perut ibu

7) Setelah plasenta lahir, memeriksa kontraksi uterus dan memastikan uterus

berkontraksi dengan baik

8) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Lakukan penjahitan

bila laserasi terjadi

9) Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu dan bayi (didada ibu paling

sedikit 1 jam). Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini dalam

waktu 30-60 menit.

10) Mengukur darah yang dikeluarkan dan bersihkan ibu

11) Buang alat-alat bekas pakai dan masukkan kedalam larutan klorin 0,5 %

12) Bereskan alat-alat ketempat yang disediakan

13) Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

profilaksis dan vitamin K 1 mg IM dipaha kiri antero lateral setelah 1 jam kontak

kulit ibu dan bayi

14) Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K)

secara IM dipaha kanan antero lateral

15) Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan

16) Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu didalam

1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.

4.4 Kala IV

a. Tujuan: setelah 2 jam PP tidak terjadi komplikasi

b. Kriteria hasil:

Perdarahan < 500 cc

Kontraksi uterus, keras

TFU 1-2 jari diatas pusat

TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )

Page 43: Askeb INC (Intra Natal Care)

N =. . . ( N = 60 – 100 x/menit )

S =. . . ( 36 – 37 oC )

RR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )

c. Rencana

1) Lanjutkan pemantauan/observasi kontraksi uterus dan mencegah perdarahan

pervaginam

2-3 kali setiap 15 menit, terutama pasca persalinan

setiap 15 menit pada 1 jam pertama PP

setiap 20-30 menit pada jam ke 2 PP

jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan asuhan yang sesuai untuk

penatalaksanaan atonia uteri

R/ dua jam pertama merupakan saat-saat yang memerlukan perhatian khusus

sehubungan dengan adanya komplikasi kala III

2) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

R/ ibu dan keluarga dapat mengobservasi keadaannya sendiri

3) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam

pertama PP dan 30 menit selama jam ke 2 PP

R/ kandung kemih yang penuh membuat uterus tidak berkontraksi dengan baik

4) Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI serta ajarkan ibu untuk

menyusui bayinya

R/ kebutuhan nutrisi dan kasih sayang anak terpenuhi

5) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini ditempat tidur seperti miring kanan miring

kiri

R/ mobilisasi penting untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah

trombosis vena

6) Berikan makanan dan minuman pada ibu

R/ mencukupi kebutuhan nutrisi ibu dan untuk memulihkan tenaga setelah

proses persalinan

7) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa TTV

8) Pemberian HE tentang:

Page 44: Askeb INC (Intra Natal Care)

Kebutuhan nutrisi

Kebutuhan istirahat

ASI eksklusif

Perawatan bayi sehari-hari

Kebersihan diri

Aktifitas sehari-hari

Tanda bahaya pada masa nifas, diantaranya perdarahan hebat dan tiba-tiba dari

vagina

R/ menambah pengetahuan ibu

V. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang dibuat dan disesuaikan

dengan kebutuhan pasien (prioritas).

VI. EVALUASI

Digunakan untuk mengukur keberhasilan tindakan yang dilakukan dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

Page 45: Askeb INC (Intra Natal Care)

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 24 Desember 2010

Pukul : 20.20 WIB

Oleh : Ewing Firmadani P.

Tempat : RSIA IBI Surabaya

No register :

I.1. DATA SUBYEKTIF

Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. J

Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun

Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Kemayoran Kauman 6 Alamat : Jl. Kemayoran Kauman 6

Surabaya Surabaya

Telp : - Telp : -

Status perkawinan

Kawin : 1 kali

Lama : 1 Tahun

1.2 Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak tadi malam pukul 20.20 WIB dan sudah

mengeluarkan darah dan lendir pukul 20.20 WIB

1.3 Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 Tahun

Sifat : encer

Siklus : 28 – 30 hari (teratur)

Lama : 1 minggu

Warna : merah segar

Bau : anyir

Page 46: Askeb INC (Intra Natal Care)

Dismenorrhea: kadang-kadang

Flour Albus : kadang-kadang ada ( sedikit, tidak gatal, sebelum menstruasi)

HPHT : 29 Februari 2010

TP : 6 Desember 2010

1.1 Riwayat Obstetri

No Kehamilan Persalinan Nifas KB Ket

1. HAMIL INI

1.2 Riwayat Kehamilan Sekarang

Klien mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan pertama dengan usia

kehamilan 37-38 minggu, dengan keluhan pada :

Trimester I : mual, pusing, muntah-muntah

Trimester II : -

Trimester III : muntah

Riwayat ANC

Tempat : RSIA IBI Surabaya

Sebanyak : 3 Kali

Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 4 bulan. Imunsasi TT

sebanyak 2 kali, status emosional baik, HE yang sudah didapat tentang nutrisi ibu hamil,

tanda-tanda persalinan, dan disarankan kembali datang ke RSIA IBI Surabaya saat

tanda-tanda persalinan mulai tampak.

1.3 Riwayat Kesehatan Pasien

Jantung : tidak Ginjal : tidak

Hipertensi : tidak Hepatitis : tidak

Asma : tidak TBC : tidak

DM : tidak Gemeli : tidak

1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

Jantung : tidak Ginjal : tidak

Hipertensi : tidak Hepatitis : tidak

Asma : tidak TBC : tidak

DM : tidak Gemeli : tidak

Page 47: Askeb INC (Intra Natal Care)

1.5 Pola Kehidupan Sehari-hari

1. pola nutrisi

Makanan terakhir pada tanggal 24 November 2010 jam 17.30 WIB

Menu : nasi, lauk, sayur

Porsi : sedang

Minum terakhir pada tanggal 24 November 2010 jam 20.00 WIB

Berupa : air putih

2. pola eliminasi

Terakhir BAK tanggal 24-11-2010 jam 19.00 WIB

Terakhir BAB tanggal 24-11-2010 Jam 15.30 WIB

3. pola aktivitas

Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga, antara lain meliputi; menyapu, mengepel,

memasak, mencuci pakaian, dll.

4. pola istirahat

Terakhir istirahat pada tanggal 23 November 2010 jam 23.00 WIB

Selama 5 jam

Selama his ibu tidak bisa istirahat karena nyeri

5. pola aktivitas seksual

Terakhir melakukan hubungan seksual pada Agustus 2010

6. pola kebiasaan saat hamil

Merokok : tidak obat-obatan : vitamin

Alkhohol : tidak jamu-jamuan : tidak

Narkoba : tidak binatang peliharaan : tidak

1.6 Riwayat Sosial Budaya

Ibu biasa bersalin di bidan

Kebiasaan keluarga jika menghadapi persalinan : tidak ada ritual apapun

II. DATA OBYEKTIF

2.1 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Kesadaran : Composmentis

Tensi : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x / menit

RR : 20 x / menit

Suhu : 36,6 C

Page 48: Askeb INC (Intra Natal Care)

2.2 Pemeriksaan Umum

2.2.1 Inspeksi

1.) Muka

Oedeme : tidak

Pucat : tidak

2.) Mata

Kelopak Mata : oedeme : tidak

Sklera : Putih

Konjungtiva : merah muda

3.) Mulut

Keadaan mulut : kebersihan : cukup

Keadaan bibir : lembab

Lidah : bersih

Gigi : ceries gigi : tidak ada

4.) Leher

Bendungan vena jugularis : tidak

Pembesaran kelenjar limfe : tidak

Pembesaran kelenjar tyroid : tidak

5.) Dada

Bentuk dada : simetris

6.) Payudara

Kebersihan payudara : cukup

Areola mamae : hiperpigmentasi

Puting susu : menonjol

7.) Perut

Pembesaran ke arah : depan

Striae : livide Linea : nigra

Bekas operasi : tidak Gerak janin : (+) baik

8.) Panggul

-Distansia Spinarum : 23 cm

-Distansia Cristarum : 26 cm

-Konjugata Eksterna : 20 cm

-Lingkar Panggul : 80 cm

9.) Genetalia

1. vulva dan vagina

Page 49: Askeb INC (Intra Natal Care)

varises : tidak oedeme : tidak

keluaran : lendir condiloma aquminata : tidak

condiloma lata: tidak kebersihan : cukup

2. Perineum

Bekas luka episiotomi : tidak ada

10) Anus

Haemorroid : tidak

11) Ekstremitas

Atas : oedeme : tidak Bawah : oedeme : tidak

Varices : tidak

2.2.2 Palpasi

2.2.2.1 Leher

Bedungan vena jugularis : tidak

Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak

Pembesaran Kelenjar Tyroid : tidak

2.2.2.2 Payudara

Massa : tidak

Colostrum : belum keluar

Kebersihan puting susu : baik

2.2.2.3 Abdomen

Leopold I : TFU 29 cm,di bagian fundus teraba bagian lunak, besar, tidak

melenting.

Leopold II : pada sebelah kanan teraba bagian keras dan memanjang seperti papan

dan disisi yang berlawanan teraba bagian-bagian kecil.

Leopold III : pada bagian terbawah teraba bulat, melenting, dan tidak dapat

digerakkan

Leopold IV : divergen

Palpasi WHO : 4/5

His : 3 x 20 selama 30”

2.2.3 Auskultasi

DJJ : 140 x/ menit

Page 50: Askeb INC (Intra Natal Care)

Terdengar jelas di : perut bagian kanan pusar

2.2.4 Perkusi

Reflek patella tendon sebela kiri / kanan : +/+

2.3 Pemeriksaan Khusus

VT tanggal 25 November 2010 jam 04.04 , oleh Bidan Ewing lengkap, effacement

100%. Konsistensi lembut, ketuban (-), presentasi kepala, denuminator UUK, hodge II,

molase (+).

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Darah : Hb : - gr%

Gol. Darah : -

Urine : Reduksi : -

Albumin : -

III. ASSESSMENT

3.1 diangnosa aktual

GIP00000, UK 37/38 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intrauterine. Inpartu kala I

fase aktif, KU ibu baik, KU bayi baik.

3.2 masalah

-

3.3 diagnosa potensial

-

IV. PLANNING

1. Menjelaskan pada pasien dan keluarga hasil dari pemeriksaan

R/ informasi yang jelas dan lengkap akan memudahkan pemberian asuhan.

2. Menjaga privasi ibu dengan menutup tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa

sepengetahuan ibu serta membuka bagian tubuh ibu seperlunya pada waktu pmeriksaan.

R/ memberi rasa nyaman dan aman pada ibu dan dapat mempercepat proses persalinan.

3. Memberikan dukungan pada ibu.

R/ dukungan yang diberikan akam memperbaiki psikis ibu sehingga persalnan erjalan

lancar.

4. Melibatkan suami atau keluarga sebagai pendamping persalinan.

Page 51: Askeb INC (Intra Natal Care)

R/ suami/ keluarga dapat memberikan semangat dan dukungan pada ibu.

5. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih secara rutin sedikitnya 2x.

R/ kandung kemih yang kosong akan mempercepat proses penurunan kepala janin.

6. Memberikan posisi yang nyaman bagi ibu, jika ibu memilih posisi berbaring sebagai posisi

yang nyaman, menganjurka ibu untuk miring ke kiri.

R/ posisi yang nyaman sat bersalin termasuk asuhan sayang ibu dan berbaring miring ke kii

untuk menghindari supine hypotensi syndrome.

7. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.

R/ nutrisi penting untuk mengasilkan tenaga yang cukup untuk meneran.

8. Menganjurkan ibu untuk mengambil nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkannya

lewat mulut pada waktu his.

R/ napas panjang dapat mengurangi rasa sakit waktu his dan membuat ibu rileks.

9. Menyiapkan partus set, heacting set, obat-obatan yang diperlukan, pakaian ibu dan bayi

R/ kesiapan alat-alat untuk pertolongan persalinan dapat memperlancar asuhan.

10.Mengajarkan ibu cara meneran yang benar saat kontraksi dan istirahat jika tidak ada

kontraksi.

R/ cara meneran yang benar saat kontraksi akan menjadikan persalinan lancar dan istirahat

jika tidak ada kontraksi dimaksudkan untuk mengumpulkan tenaga untuk mengejan lagi.

Page 52: Askeb INC (Intra Natal Care)

KALA I

Lembar Observasi Persalinan

Tgl Jam His DJJ

(x/mnt)

S/N/TD Keterangan

x/10

mnt

lamanya

24/11

2010

23.30

03.10

06.30

11.30

3 x 10

4 x 10

3 x 10

2 x 10

35”

40”

35”

35”

12-11-11

12-11-11

12-11-11

11-12-11

S : 36,6 º C

N : 76 x/ mnt

TD:127/83

mmHg

S : Px mengatakan

perutnya masih terasa

mules

O : k/u baik

TD : 127/83 mmHg

N : 76 x/ mnt

VT Ø 1 cm ket : (+)

Eff : 50 %

Cort : 12-11-11

A : G1P000 Kala 1 fase

laten

P : - Observasi evaluasi

4 jam sekali

- - Persiapan persalinan

VT Ø : 3-4 cm

Ket : (+)

Eff : 50 %

Gerak janin (+)

VT Ø : 3-4 cm

Ket : (+)

Eff : 50 %

Gerak janin (+)

S : Px mengatakan perut

nya kenceng- kenceng

O : k/u baik

T : 120/70 mmHg

Page 53: Askeb INC (Intra Natal Care)

25/11

2010

04.15 3 x 10 40” 11-12-11 TD : 120/70

N : 80 x/mnt

N : 80 x/ mnt

Cort : (+) 11-12-11

His (+)

A : G1P000 Kala 1 fase

laten

P : Observasi evaluasi

S : Px mengatakan

perutnya kenceng-

kenceng

O : VT Ø 7 cm

Ket (+)

Eff 75%

Hodge I

TD : 120/70 mmHg

Cort : (+) 11-12-11

A : G1P000 Kala 1 fase

aktif

P : Observasi, CPHB

VT Ø lengkap

Ket : (+)

Eff : 100 %

Hodge : IV

Page 54: Askeb INC (Intra Natal Care)

KALA II

Tgl / jam Keterangan

25-11-2010 Setelah pembukaan lengkap dan melihat adanya tanda persalinan (doran,

teknus, perjol,vuka). Memasang handuk di atas perut ibu dan mengambil

underpad beserta duk steril dan meletakkannya d bawah bokong ibu. Setelah

kepala membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, membuka partus set dan

memakai sarung DTT pada kedua lengan. Saat oksiput tampak di bawah

sympisis. Tangan kanan melindungi perineum dengan dialasi duk yang sudah

dilipat 1/3 bagian. Sementara tangan kiri menaan puncak kepala bayi agar tidak

terjadi defleksi secara maksimal saat kepala lahir secara berurutan mulai dari

ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Lap bagian muka bayi

dengan duk untuk membersihkan muka bayi. Menunggu kepala janin hingga

melakukan putaran paksi luar secara spotan. Setelah kepala bayi menghadap

salah satu paha ibu maka kedua tangan memegang kepala bayi secara

bipariental. Menarik dengan lembut ke bawah dan distal untuk melahirkan

bahu depan, kemudian menari dengan lembut ke bawah dan distal untuk

melahirkan bahu belakang dan seluruh dada dapat lahir. Saat bahu belakang

lahir, menggeser tangan kanan ke arah perineum dan menyangga bahu dengan

menyelipkan jari telunjuk tangan kiri diantara tungkai bayi. Setelah bayi lahir

seluruhnya menilai keadaan bayi. Kemudian meletakkannya diatas perut ibunya

dengan kepala lebih rendah, mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak tangan

dan membungkusnya dengan kain yang kering, kecuali talipusatnya.

Bayi lahir : Spontan B

Jam : 04.25

Jenis kelamin : perempuan

BB/PB : 2600 gram/46 cm

Anus : Ada

Kelainan Kongenital : TidakAda

Page 55: Askeb INC (Intra Natal Care)

Penilaian Apgar Skore

No. Kategori Menit I Menit II

1.

2.

3.

4.

5.

Frekuensi nadi

Warna kulit

Tonus otot

Reaksi rangsang

Pernapasan

1

2

2

1

1

2

2

2

1

1

Jumlah 7 8

KALA III

Tgl / Jam Keterangan

25 – 11 - 2010 Penolong memeriksa fundus untuk memastikan adanya bayi kedua. Penolong

memberi tahu bahwa ibu akan disuntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3

bagian paha luar. Mengklem tali pusat 3 cm dari umbilikus bayi dan 2 cm dari

titik penjepit pertama. Kemudian memotong tali pusat dengan melindungi

kulit bayi dengan satu tangan. Mengganti handuk basah dengan handuk

kering lalu menengkurapkan bayi di antara payudara ibu untuk melakukan

IMD. Memindahkan klem tal pusat 5-10 cm di depan vulva kemudian

melakukan pengecekan tanda-tanda plasenta lepas. Lalu tangan kanan

melakukan penegangan tali pusat, tangn kiri melakukan dorongan ke arah

dorso kranial. Tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke

atas hingga plasenta tampak pada vulva. Penolong memegang plasenta

kemudian melakukan putaran searah jarum jam. Setelah plasenta lahir,

masase fundus untuk merangsang kontraksi. Kemudian mengecek

kelengkapan plasenta, mulai dari sisi maternal dan kelengkapan kotiledon dan

selaput amnion. Pada sisi fetal dan insersi tali pusatnya. Plasenta lahir

lengkap dengan :

Berat : 500 garam

Ukuran 15 x 13 x 2 cm

Panjang tali pusat 50 cm

Insersi : lateral

Page 56: Askeb INC (Intra Natal Care)

KALA IV

Jam

Ke

Waktu T N S TFU Kontraksi

Uterus

Kandung

Kemih

perdarahan

I 05.00 120/80 80 36,5 2 JBP Baik kosong -

05.15 120/80 78 2 JBP Baik Kosong 20 cc

05.30 120/80 80 2 JBP Baik Kosong 15 cc

05.45 120/80 72 2 JBP Baik Kosong 20cc

II 06.15 120/80 76 36,5 2 JBP Baik Kosong 15 cc

06.45 120/80 80 2 JBP Baik Kosong -

Memberikan konseling pada ibu tentang :

1. Tanda bahaya masa nifas

2. Pentingnya mobilisasi dini

3. Memasase fundus/perut

4. Personal hygiene

5. Asi ekslusif

6. Perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat

Page 57: Askeb INC (Intra Natal Care)

BAB IV

PENUTUP

4.1Kesimpulan

Persalinan adalah suatu peristiwa/proses yang fisiologis yang pasti terjadi pada setiap

wanita.

Faktor yang berpengaruh dalam menentukan jalannya persalinan yaitu, power,

passage, passanger, psikis, penolong dan posisi. Walaupun 85% persalinan berjalan normal,

namun 15% nya dijumpai komplikasi-komplikasi yang memerlukan penanganan khusus.

Antenatal care merupakan metode yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Selain

itu, diperlukan asuahan yang optimal untuk menuju persalinan yang diharapkan.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapakan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan laporan ini. Penulis

berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.