askeb dengan mola hydatidosa

21
AKBID BM PALEMBANG ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prinsip Dasar Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi tetjadi dari villi koriles disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi olehjaringan seperti rangkaian buah anggur. Kehamilan molajuga merupakan suatu kondisiyang tidak umum dan menjadi komplikasi yang ditakuti pada kehamilan. Istilah medis untuk kehamilan mola adalah mola hydatidosa, suatu kehamilan mola adalah kondisi yang tidak normal dari plasenta disebabkan oleh tetjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu saat fertilisasi. Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahimya bayi yang sempuma, tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat tetjadi pada berbagai tahap. ( Sarwono Prawirohardjo, 2003 ) 1.2. Masalah 1. Pendarahan pada kehamilan muda disertai dengan gejala mirip preeklamsi 2. Resiko tinggi untuk menjadi keganasan (k:oriokarsinoma) ( Sarwono Prawirohardjo, 2003 ) 1.3. Insidens Frekuensi mola umumnya pada wanita Asia lebih tinggi (1 atas 20 kehamilan) daripada wanita dinegara-negara barat (1 atas 200 kehamilan). Soejones, dkk (1976) melaporkan 1 : 85 kehamilan, RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 1 : 31 persalinan dan 1 : 49 kehamilan, Luat A Siregar (Medan) 1982 : 11-16 per 1000 kehamilan, Soetomo (Surabaya) 1 : 80 persalinan, Djamhoer M (Bandung) : 9-21 per 1000 kehamilan. Tidak ada ras atau etnis khusus yang menjadi predileksi bagi suatu kehamilan mola, meskipun pada negara-negara Asia menunjukan angka 15 kali lebih tinggi dibandingkan Amerika wanita Asia yang tinggal di Amerika tidak menampakan

Upload: arikbliz

Post on 12-Jun-2015

6.423 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prinsip Dasar

Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak

berkembang menjadi embrio tetapi tetjadi dari villi koriles disertai dengan degenerasi

hidropik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal,

tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi olehjaringan seperti rangkaian

buah anggur. Kehamilan molajuga merupakan suatu kondisiyang tidak umum dan

menjadi komplikasi yang ditakuti pada kehamilan. Istilah medis untuk kehamilan mola

adalah mola hydatidosa, suatu kehamilan mola adalah kondisi yang tidak normal dari

plasenta disebabkan oleh tetjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu saat

fertilisasi. Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahimya bayi yang

sempuma, tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian seringkali perkembangan

kehamilan mendapat gangguan yang dapat tetjadi pada berbagai tahap. ( Sarwono

Prawirohardjo, 2003 )

1.2. Masalah

1. Pendarahan pada kehamilan muda disertai dengan gejala mirip preeklamsi

2. Resiko tinggi untuk menjadi keganasan (k:oriokarsinoma)

( Sarwono Prawirohardjo, 2003 )

1.3. Insidens

Frekuensi mola umumnya pada wanita Asia lebih tinggi (1 atas 20 kehamilan)

daripada wanita dinegara-negara barat (1 atas 200 kehamilan). Soejones, dkk (1976)

melaporkan 1 : 85 kehamilan, RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 1 : 31 persalinan

dan 1 : 49 kehamilan, Luat A Siregar (Medan) 1982 : 11-16 per 1000 kehamilan,

Soetomo (Surabaya) 1 : 80 persalinan, Djamhoer M (Bandung) : 9-21 per 1000

kehamilan. Tidak ada ras atau etnis khusus yang menjadi predileksi bagi suatu

kehamilan mola, meskipun pada negara-negara Asia menunjukan angka 15 kali lebih

tinggi dibandingkan Amerika wanita Asia yang tinggal di Amerika tidak menampakan

Page 2: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 2

adanya perbedaan angka kehamilan mola dibandingkan dengan grup etnis lainnya. Mola

hydatidosa sering terjadi pada wanita usia reproduktif. Wanita dewasa muda atau

perimenopause beresiko tinggi untuk kehamilan mola. Wanita dengan usia lebih dari 35

tahun 2 kali lipat lebih beresiko, dan wanita dengan usia lebih dari 40 tahun beresiko 7

kali lipat dibandingkan dengan wanita yang usianya Iebih muda. ( Sarwono

Prawirohardjo, 2003 )

1.4. Etiologi

Walaupun penyakit ini sudah dikenal sejak abad ke-6, tetapi sampai sekarang

belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Berbagai teori telah diajukan, misalnya :

1. T eori infeksi

2. Teori defisiensi makanan, terutama protein tinggi

3. Teori kebangsaan

( Sarwono Prawirohardjo, 2003 )

1.5. Penanganan Khusus

1. Segera Iakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi

berlangsung berikan infus 10 Iu oksitosin dalam 500 ml Ns dan RL dengan

kecepatan 40-60 tetes per menit.

2. Pengosongan dengan aspiresi vakum lebih aman dari kuretase tajam

3. Kenali dan tangani komplikasi penyerta seperti tirikoksikosis atau krisis tiroid

baik sebelum, slama, dan setelah prosedur evekuasi

4. Anemia sedang cukup diberikan sulfas 600 mg/hari untuk anemia berat

lakukantransfusi

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kejadian kehamilan mola

hydatidosa

Page 3: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 3

1.6.2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan masukan dan informasi bagi

mahasiswa dan menambah bahan perpustakaan di Akademi Kebidanan Budi Mulia.

Page 4: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 4

BABII

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Mola Hydatidosa

1. Mola hydatidosa adalah penyakit wanita dalam masa reproduksi tetapi kalau

terjadi kehamilan pada wanita yang berumur lebih dari 45 tahun, kehamilan mola

l0 x lebih besar di bandingkan dengan gravidae antara 20 - 40 tahun.

2. Kejadian di rumah sakit besar di Indonesia kira-kira 1 diantara 80 persa1inan

dinegara lain, misalnya :

a. USA : 1 : 2.000 kehamilan

b. Hongkong : 1 : 530 kehamilan

c. Taiwan : 1 : 125 kehamilan

Telah diterangkan bahwa kejadian dipengaruhi oleh umur dan ada kemungkinan

juga oleh status sosial ekonomi (obstretri patologi edisi 2)

3. Mola hydatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan

trokobias plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kristik

villi dan perubahan hidropik sehingga tampak membengkak, edomatous, dan

vaksikuler kelainan ini merupakan neoplasma troboblas yangjinak (benigna).

4. Mola hydatidosa adalah kondisi yang tidak normal dari plasenta, disebabkan

oleh terjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu saat fertilasi (Ilmu

Kandungan, Sarwono : edisi 2)

2.2. Patogenesis

Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit

trofoblas. Pertama missed abortion yaitu mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (

missed abortion ), karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi

penimbunan eairan dalam jaringan mesenkim dari viii dan akhirnya terbentuklah

gelembung-gelembung. Menerut Reynolds, kematian mudigah itu disebabkan

kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal

ini yang menyebabkan gangguan angiogenesis. Kedua teori Neoplasme dari Park yang

menyatakan bahwa yang abnormal adalah sel-sel trofoblas yang mempunyai fungsi

yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi cairan yang berlebihan kedalam viii,

Page 5: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 5

sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan

kematian mudigah. Ada juga teori sitogenetika, yaitu mola hidatidosa komplit berasal

dari genom paternal (genotype 46xx sering, 46xy jarang, tapi 46xxnya bersal dari

reproduksi haploid sperma dan tanpa kromoson dari ovum). Mola parsial mempunyai

69 kromoson terdiri dari kromoson 2 haploid paternal dan 1 haploid maternal (triploid,

69xxx atau 69xxy dari 1 haploid ovum dan lainnya reduplikasi haploid paternal dari

satu sperma atau fertilisasi dispermia. ( www.google, Sayudi, 2004 )

2.3. Klasiflkasi

Perkembangan penyakit trofoblas ini amat menarik dan ada tidaknya janin telah

digunakan untuk menggolongkannya menjadi bentuk mola yang komplit (klasik) dan

parsial (inkomplit). ( www.google, 2004 )

1. Mola Hydatidosa Komplit ( Klasik)

Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan

hampir seluruh viIi khorialis berubah menjadi kumpulan gelembung yang jernih

yang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yang lebih mudah terlihat

sampai beberapa em dan bergantung dalam beberapa em dan bergantung dalam

beberapa kelompok dari tangkai yang tipis. Massa tersebut dapat tumbuh eukup

besar sehingga memenuhi uterus yang besarnya biasa meneapai ukuran uterus

kehamilan normal lanjut,.

Struktur histologiknya ditandai oleh :

a. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma vilus

b. Tidak adanya pembuluh darah dalam viIi yang membengkak

c. Proliferasi epitel trofoblas hingga mencapai derajat yang beragam

d. Tidak ditemukan janin dan amnion

2. Mota Hydatidosa Inkomplit ( Parsial)3

Secara makroskopik tampak gelembung mola yang disertai janin atau bagian dari

janin. Umumnya janin mati pada bulan pertama atau ada juga yang hidup sampai

cukup besar atau bahkan aterm. Perubahan hidatidosa bersifat fokal serta belum

begitu jauh dan masih terdapat janin atau sedikitnya kantong amnion. Pada

sebagian viIi yang biasanya avaskuler terjadi pembengkakan hidatidosa yang

Page 6: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 6

berjalan lambat, sementara viIi lainnya yang vaskuler dengan sirkulasi darah

fetus-plasenta yang masih berfungsi tidak mengalami perubahan. Bila ada mola

yang disertai janin ada 2 kemungkinan, pertama kehamilan kembar dimana 1

janin tumbuh normal dan hasil konsepsi yang 1 lagi mengalami mola parsial.

2.4. Gejala Klinis

Gejala yang dapat ditemukan pada mola hydatidosa adalah sebagai berikut :

1. Adanya tanda-tanda kehamilan disertai dengan perdarahan. Perdarahan ini biasa

intermitten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok

atau kematian karena perdarahan ini, maka umumnya mola hidatidosa masuk RS

dalam keadaan anemia. Perdarahan uterus abnormal yang bervariasi dari spotting

sampai perdarahan hebat merupakan gejala yang paling khas dari kehamilan mola

dan pertama kali terlihat antara minggu keenam dan kedelapan setelah amenore.

Sekret berdarah yang kontinyu atau intermitten dapat berkaitan dengan keluarnya

vesikel-vesikel yang menyerupai buah anggur

2. Hiperemesis gravidarum, yang ditandai dengan nausea dan vomiting yang berat

3. Tanda-tanda pre-eklampsia pada Trimester I

4. Tanda-tanda tirotoksikosis, adanya hipertiroidisme dimana sekitar 7 % pasien

dengan takikardi, tremor dan kulit yang hangat.6

mola yang disertai tirotoksikosis

mempunyai prognosis yang lebih buruk, baik dari segi kematian maupun

kemungkinan terjadinya keganasan. Biasanya penderita meninggal karena krisis

tiroid

5. Kista lutein unilateral/bilateral

Mola hidatidosa sering disertai dengan kista lutein. Umumnya kista imi segera

menghilang setelah jaringan mola dikeluarkan, tetapi ada juga kasus-kasus dimana

kista lutein baru ditemukan pada waktu follow up. Kasus mola dengan kista lutein

mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk mendapatkan degenerasi keganasan

dikemudian hari dari pada kasus-kasus tanpa kista.

6. Umumya uterus lebih besar dari usia kehamilan

7. Tidak dirasakan tanda-tanda adanya gerakan janin, balottement kecuali pada mola

parsial

8. Kadar gonadotropin chorion tinggi dalam darah dan urin

Page 7: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 7

9. Emboli paru. Penyulit lain yang mungkin terjadi ialah emboli sel trofoblas keparu-

pam. Sebetulnya pada tiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke peredaran

darah kemudian keparu-paru tanpa memberikan gejala apa-apa tetapi pada mola

kadang-kadang jumlah sel trofoblas ini demikian banyak sehingga dapat

menimbulkan emboli paru-paru akut yang bisa menyebabkan kematian.

10. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada), yang

mempakan diagnosa pasti.

2.5. Diagnosis

1. Anamnesis

a. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari

kehamilan biasa

b. Kadangkala ada tanda toksemia gravidarum

c. Terdapat beberapa perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, wama

tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.

d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan sehamsnya

e. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada)

yang merupakan diagnosa pasti.

2. Pemeriksaan Fisis

Inspeksi :

a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yang

disebut muka mola (mola face)

b. Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas

Palpasi :

a. Uterus membesar tidak sesuai dengan umur kehamilan, terasa lembek

b. Tidak terba bagian-bagianjanin dan ballotement,juga gerakanjanin

c. Adanya fenomena harmonika : darah dan gelembung mola keluar dan fundus

uteri turun lalu naik lagi karena terkumpulnya darah bam

Auskultasi :

a. Tidak terdengar denyut jantung janin

b. T erdengar bising dan bunyi khas

Page 8: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 8

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan β -hCG atau Serum, misalnya Galli Mainini pada mola hidatidosa

kadar gonadotropin dalam darah dan urin sangat meningkat maka reaksi Galli

Mainini dilakukan secara kuantitatif

b. Foto thoraks, ada gambaran emboli udara atau matastase ke paru

c. USG menunjukan gambaran badai salju (snow flake pattern)

d. Pemeriksaan sonde uterus (Hanifa), dimana sonde mudah masuk ke dalam

Cavum uteri, pada kehamilan biasanya ada tahanan oleh janin

e. Tes Acosta Sison, dengan tang abortus gelembung mola dapat dikeluarkan

f. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis

g. Pemeriksaan histologik :

Mola hydatidosa komplit : gambaran proliferasi trofoblas, degenerasi

hidrofik viIi khorialis dan berkurangnya vaskularisasi / kapiler dalam

stromanya

Mola hydatidosa parsial : gambaran edema vilinya fokal dan proliferasi

trofoblasnya ringan dan terbatas pada lapisan

2.6. Penatalaksanaan

Terapi mola hydatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu :

1. Perbaiki keadaan umum

a. Koreksi dehidrasi

b. Transfusi darah bila ada anemia (Hb ≤ 8 gr%)

c. Bila ada gejala pre-eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai

dengan protokol penanganan di bagian Obgin FK-UH

d. Bila ada gejala tiroktoksikosis dikonsulkan ke Bagian Penyakit Dalam

2. Pengeluaran jaringan mola

Ada 2 cara yaitu :

a. Kuretase

1. Dilakukan setelah keadaan umum diperbaiki dan setelah pemeriksaan

persiapan selesai (pemeriksaan darah rutin, kadar β - hCG serta foto

thoraks), kecuali bilajaringan mola sudah keluar spontan.

Page 9: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 9

2. Bila kanalis servikalis belum terbuka, maka dilakukan pemasangan

laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam kemudian.

3. Sebelum kuretase terlebih dahulu siapkan darah 500 cc dan pasang infus

dengan tete san oksitosin 10 IU dalam 500 cc Dextrose 5%

4. Kuretase dilakukan sebanyak 2x dengan interval minimal 1 minggu

5. Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi

b. Histerektomi

Tindakan ini dilakukan pada wanita dengan :

1. Umur ≥ 35 tahun

2. Anak hidup ≥ 3 orang

3. Terapi profilaksis dengan sitostatika

Diberikan pada kasus mola dengan risiko tinggi akan tetjadi keganasan misalnya

pada umur tua dan paritas tinggi yang menolak ootuk dilakukan histerektomi atau

kasus mola dengan hasil histopatologi yang mencurigakan. Biasanya diberikan

Methotrexate atau Actinomycin D.

Kadar β -hCG serum> 20.000 IU/ml setelah 4 minggu kuret

Peningkatan kadar β - hCG yang progresif post kuret

Pemeriksaan f3 -hCG yang masih positif 4-6 minggu post kuret

Adanya metastase (otak, ginjal, hepar, traktus gastro intestinal atau paru-paru)

4. Pemeriksaan tindak lanjut

a. Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya kemungkinan keganasan setelah mola

hidatidosa, lama pengawasan berkisar 1 sampai 2 tahun

b. Selama pengawasan penderita dianjurkan memakai kontrasepsi kondom, pil

kombinasi atau diafragma dan pemeriksaan fisis dilakukan setiap kali pada saat

penderita datang control

c. Pemeriksaan kadar β -hCG dilakukan setiap minggu sampai ditemukan kadar β -

hCG normal 3x berturut-turut

d. Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai kadar β -hCG normal

selam 6x berturut-turut

Page 10: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 10

e. Bila terjadi remisi spontan (kadar β -hCG, pemeriksaan fisis dan foto thoraks

setelah satu tahun semuanya normal) maka penderita tersebut dapat berhenti

menggunakan kontrasepsi dan hamil lagi

f. Bila selama masa observasi kadar β -hCG tetap atau bahkan meningkat atau pada

pemeriksaan klinis, foto thoraks ditemukan adanya metastasis maka penderita

harus dievaluasi dimulai pemberian kemoterapi.

Page 11: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 11

04

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

MOLA HYDATIDOSA

Tanggal Pengkajian : 10 September 2009 Pukul : 11.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

a. Biodata

Nama Pasien : Ny. Sulastri Nama Suami : Tn. Rawin S.

Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Palembang / Indonesia Suku/Bangsa : Palembang/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw.04 Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw.

Palembang Palembang

b. Keluhan Utama :

Pada tanggal 10 September 2009 pukul 10.00 WIB ibu datang ke BPS mengaku

hamil 3 bulan anak pertama ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh

mual, muntah dan perdarahan

c. Data Kebidanan

1. Haid

Menarche : 15 tahun Teratur/tidak : Teratur

Siklus : 27 hari Sifat darah : Encer

Lamanya : 7 hari Disminorhoe : Tidak ada

Banyaknya : 2 x ganti pembalut

2. Status Perkawinan

Kawin : Ya, 1 kali

Usia kawin pertama : 24 tahun

Lamanya perkawinan : 2 tahun

Page 12: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 12

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

No Tgl

Partus

Tempat

Partus

Umur

Kehamilan

Jenis

Persalinan

Penolong Penyulit Keadaan Keterangan

Nifas Anak

1 Ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang

G P A : G2P0A0

HPHT : 5 Juli 2009

TP : 12 April 2010

ANC : 5 kali di bidan

Imunisasi : 2 x TT

Keluhan : Mual - muntah

5. Riwayat KB

Pernah mendengar tentang KB : Pernah

Pernah Menjadi askeptor KB : Tidak pernah

Jenis Kontrasepsi yang digunakan : Tidak pernah

Alasan berhenti menjadi akseptor KB : Tidak pernah

d. Data Kesehatan

1. Pribadi

Penyakit / Kelainan yang pernah dialami : Tidak ada

Operasi yang pernah dialami : Tidak ada

2. Keluarga

Penyakit / kelainan dalam keluarga : Tidak ada

Keturunan kembar : Tidak ada

e. Data Kebiasaan Sehari – Hari

1. Nutrisi

Makan : 3 kali sehari

Page 13: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 13

Jumlah / porsi : 1 piring ( nasi, 1 mangkuk sayur, lauk

pauk, susu)

Pantangan : Tidak ada

Keluhan : Mual – muntah, perdarahan

2. Eliminasi

Pola BAK : 5 x sehari

Pola BAB : 1 x sehari

Keluhan : Tidak ada

3. Olahraga yang sering dilakukan : Tidak ada

4. Istirahat / Rekreasi

Tidur siang : ± 2 jam

Tidur malam : ± 8 jam

Keluhan : Tidak ada

5. Personal Hygiene

Mandi : 2 x sehari

Sikat gigi : Setiap kali mandi dan setelah makan

f. Data Psikososial

1. Pribadi

Alasan datang ke petugas kesehatan : Ingin memeriksakan

kehamilan

Harapan terhadap persalinan : Normal dan lancar

Rencana tempat melahirkan : Klinik bersalin / bidan

Persiapan yang telah dilakukan : Perlengkapan bayi dan

materiil

Rencana menyusui : Sendiri

Rencana perawatan anak : Sendiri

Alat kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

Rencana jumlah anak : ± 3 orang

2. Keluarga

Tanggapan suami / keluarga terhadap kehamilan : Sangat diharapkan

Dorongan yang diberikan suami / keluarga : Moril, spiritual

Page 14: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 14

3. Budaya

Adat / kebiasaan yabng sering dijalankan selama kehamilan : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik

KU : Baik Suhu : 36oC

Kesadaran : Composmentis TB : 155 cm

TD : 120/70 mmHg BB Sebelum Hamil : 47 Kg

Nadi : 82 x/menit BB sesudah hamil : 49 Kg

RR : 24 x/menit Lila : 23,5 cm

b. Pemeriksaan Obstetri

1. Inspeksi/palpasi

Kepala

Mata : Sklera bening, konjungtiva merah muda

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum

Mulut : Bersih, tidak ada caries

Leher

Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid

Tumor : Tidak ada

Payudara / mamae

Pembesaran : Simetris

Areola mammae : Hyperpigmentasi

Puting susu : Menonjol

Colostrum : Belum keluar

Perut

Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan

Linea alba / nigra : Linea Alba

Striae albican / livide : Striae albican

Kelainan : Tidak ada

Genetalia Eksterna

Labia mayora / minora : Simetris, tidak ada kelainan

Page 15: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 15

Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan kelenjar

bartholini

Pengeluaran vagina

Jenis secret : Tidak ada

Warna : Tidak ada

Bau : Tidak ada

Ekstremitas

Tungkai : Simetris

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

2. Palpasi

Leopold I : 3 jari diatas symphisis

Leopold II : Belum dilakukan

Leopold III : Belum dilakukan

Leopold IV : Belum dilakukan

TBJ : Belum dilakukan

3. Auskultasi

Lokasi DJJ : Belum pernah dilakukan

Frekuensi DJJ : Belum terdengar

4. Perkusi

Refleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)

c. Pemeriksaan panggul

Distansia spinarum : 26 cm

Distansia cristirum : 28 cm

Conjungata eksterna : 19 cm

Lingkar panggul : 84 cm

Page 16: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 16

d. Pemeriksaan Laboratorium

1. Darah

Hb : 12 gr%

Gol. Darah : B

2. Urine

Protein : Negatif

Glukosa : Negatif

C. ANALISA DATA/ASSESMENT

a. Diagnosa : G2P0A0 hamil 12 minggu dengan mola hidatidosa

b. Masalah : Mual – muntah > 3 kali sejak 2 hari yang lalu

c. Kebutuhan : 1. Informasi tentang keadaan ibu dan janin

2. Informasi tentang fisiologi kehamilan

3. Beri informasi tentang gizi seimbang

4. Informasi tentang perawatan payudara

5. Informasi tentang tanda – tanda kehamilan

6. Informasi tentang personal hygiene

7. Informasi tentang control ulang

d. Diagnosa Potensial :

e. Tindakan segera : 1. Memberikan konseling tentang kehamilan dan

perubahan pada masa kehamilan

2. Memberikan obat – obatan untuk mengurangi

mual muntah, seperti metaclopramide, antihistamin

dan anti reflux medication, medianen BG, antesida

dan anti mulas

D. PLANNING

1. Beri informasi tentang keadaan ibu dan janin

Memberikan informasi kepada ibu tentang keadaan ibu dan janin dalam

keadaan baik dan diperoleh hasil yaitu TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/m, RR :

20 x/m, Temp : 36oC.

Page 17: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 17

2. Beri informasi tentang fifiologi kehamilan

Memberikan informasi tentang fisiologi kehamilan bahwa mual – muntah yang

berlebihan merupakan suatu yang tidak wajar dan dianjurkan untuk memeriksa

keadaan janin

3. Beri informasi tentang gizi seimbang

Memberikan informasi kepada ibu tentang gizi seimbang seperti makan –

makanan yang bergisi sepetti makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna.

4. Beri informasi tentang perawatan payudara

Memberikan informasi kepada ibu tentang perawatan payudara seperti

membersihkan payudara setiap mandi, memakai BH yang menopang payudara,

membersihkan susu dengan baby oil.

5. Beri informasi tentang tanda – tanda bahaya kehamilan

Memberikan informasi kepada ibu mengenai tanda – tanda bahaya kehamilan

seperti perdarahan pervaginam, mual – muntah yang berlebihan, panas tinggi

dan mempersiapkan surat rujukan melahirkan

6. Beri informasi tentang personal hygiene

Memberikan informasi kepada ibu tentang personal hygiene untuk menjaga

kebersihan diri terutama daerah genetalia pakaian dalam bila terasa lembab

7. Beri informasi tentang kunjungan ulang

Memberikan informasi kepada ibutentang kunjungan ulang pada tanggal yang

telah ditentukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin

E. EVALUASI

1. Ibu mengerti tentang apa yang diberikan dan dijelaskan oleh bidan tentang

keadaan ibu dan janin.

2. Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bidan tentang fisiologi kehamilan

3. Ibu mengerti tentang gizi seimbang

4. Ibu mengerti tentang perawatan payudara

5. Ibu mengerti tentang tanda – tanda bahaya kehamilan

6. Ibu mengerti tentang personal hygiene

7. Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan ulang

Page 18: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 18

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Mola Hydatidosa

Molahidatidosa dalam kehamilan merupakan penyakit wanita dalam masa

reproduksi. Tetapi kalau terjadi kehamilan pada wanita yang berumur lebih dari 45

tahun. Kehamilan mola 10 x lebih dasar bila dibandingkan gravida antara 20 – 40 tahun.

Yang termasuk dalam kategori kehamilan mola hidatidosa yaitu terdapat gejala – gejala

hamil muda yang kadang – kadang lebih nyata dari kehamilan biasa. Kadangkala ada

tanda tolsemia gravidarum, terdapat beberapa perdarahan yang sedikit atau banyak,

tidak teratur, pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) keluar jaringan mola seperti

buah anggur atau mata ikan.

Pada tanggal 11 Januari 2009 pukul 11.00 WIB Ny. Su;astir dengan mengeluh

sering mual – muntah berlebihan umur 26 tahun, agama Islam, bertempat tinggal di

jalan A. Yani Rt. 01/Rw. 04 Palembang dating ke bidan ingin memeriksakan

kehamilannya. Ibu mengaku bahwa haid terakhir adalah 5 Juli 2009, kemudian bidan

melakukan pemeriksaan dan didapat hasil riwayat kehamilan sekarang 5 Juli 2009 ; TP

12 April 2010, usia kehamilan 12 minggu ANC 2 kali, pemeriksaan fisik keadaan

umum ibu : baik, tekanan darah 120/80 mmHg, RR : 24 x/m, nadi : 82 x/m, suhu 36oC,

tinggi 155 cm, BB sekarang 49 kg, LILA : 23,5 cm ; pemeriksaan kebidanan infeksi

konjungtiva agak pucat, auskultasi DJJ (-), frekuensi lokasi (-), perkusi, reflek patella

ka/ki (+/+), pemeriksaan Hb : 12 gr%. Ibu tidak pernah mengalami riwayat operasi, data

kebiasaan sehari – hari pola makan ibu teratur,dan tidak ada keluhan mengenai nutrisi,

personal hygiene ibu sering melakukan dan menjaga kebersihan diri, hubungan ibu

dengan keluarga rukun, pada kehamilannya ini ibu sangat mengharapkan.

Pelaksanaan Terhadap Pasien

1. Seorang petugas kesehatan harus menjelaskan tentang keadaan umum ibu dan

janin TD : 120/80 mmHg, suhu : 36oC, nadi : 82 x/m, RR : 24 x/m.

2. Memberikan informasi tentang fisiologi kehamilan kepada ibu, keadaan ibu

sedang lesu disertai mual – muntah itu meruoakan suatu hal yang wajar, pada

usia kehamilan awal perut ibu akan membesar sesuai dengan usia kehamilan.

Page 19: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 19

3. Beri informasi tentang nutrisi dan gizi

Memberi informasi kepada ibu tentang nutrisi dan gizi seimbang. Menganjurkan

ibu untuk mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, seperti Nasi, lauk pauk,

sayur, daging, buah dan susu dan makan makanan yang mengandung vitamin

dan mineral.

4. Beri informasi tentang personal hygiene

Memberi iformasi kepada ibu tentang personal hygiene dan menganjurkan ibu

untuk mengganti pakaian dalam bila terasa lembab.

5. Memberi informasi kepada ibu tentang jadweal control ulang.

Page 20: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahimya bayi yang sempurna

Tetapi akan kenyataannya tidak selalu demikian, seringkali perkembangan kehamilan

mendapat gangguan yang dapat teIjadi pada berbagai tahap. Tergantung pada tahap

mana ganguan itu teIjadi, maka kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik,

prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan konggenital, kesemuanya

merupakan kegagalan fungsi reproduksi. Demikian pula dengan penyakit tropoblas pada

hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Pada keadaan ini janin tidak berkembang

menjadi janin yang tidak sempuma, melainkan berkembang menjadi keadaan patologik

yang teIjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik pada

jonjot korion, sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hydatidosa. Pada

umumnya penderita mola hydatidosa akan baik kembali, tetapi ada diantaranya

mengalami degenerasi berupa koriokarsinoma, penyakit tropoblastik gestasional

meliputi beberapa proses penyakit yang berasal daro plasenta. Ini meliputi kehamilan

mola, tumor tropoblatik palsenta, choriocarcinoma, dan mola invesif.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Petugas Kesehatan

Agar lebih meningkatkan pemberian pengetahuan dan tanda-tanda

bahaya bagi kehamilan mola hydatidosa sehingga dapat menolong persalinan

dengan baik, sehingga ibu dan anak yang dilahirkan juga dalam kondisi yang

baik serta tidak ditemukannya kemungkinan buruk .

5.2.2. Bagi Pendidikan

Agar makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan merupakan

informasi yang lengkap dan bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan

terhadap kehamilan mola hydatidosa.

Page 21: Askeb Dengan Mola Hydatidosa

AKBID BM PALEMBANG

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 21

DAFTAR PUSTAKA

Martadisoebrata D. Penyaldt kelainana plasenta dan selaput janin dalam ilmu

kebidanan. Editor Winkjosatro.

Mochtar R. Penyaldt troJoblas dalam sonopsis obstretri . Editor H. Saifuddin AB,

Rachimhadi T. Edisi ke tiga, Jakarta.

Lukas R. Djuana AA. Mola Hydatidosa dalam pedoman diagnosis dan terapi obstretic

dan ginekologi. Editor Manoe IMSM, Rauf S, Usmani H. Ujung Pandang :

bagian obstretric dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,

1999.p. 108-11

http://www.Americanpregnancy.org.htm.molarpregnancy