asesmen sd

12

Click here to load reader

Upload: wila-dantika

Post on 03-Jul-2015

955 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: asesmen SD

MID SEMESTER ASESMEN PEMBELAJARAN SD

Nama: Maluidin Nur Secha

Nim: 1401409209

Rombel:

Mata Kuliah: Asesmen Pembelajaran SD

Dosen Pengampu: Dr. Ali Sunarso, M.Pd.

1. Jelaskan perbedaan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan evaluasi berikut ini, dan

lengkapi dengan contoh-contohnya !

a. Asesmen dengan evaluasi,

b. Penilaiaan dengan pengukuran,

c. Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif

d. Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

Jawab:

a. Perbedaan Asesmen dengan evaluasi

1. Asesmen merupakan proses mendapatkan informasi dalam bentuk apapun

yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik

yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah

maupun kebijakan-kebijakan sekolah.

Contoh:

Guru membuat alat pengukuran berupa instrumen tes yang diberikan terhadap siswa.

Setelah diadakan tes, guru merefleksi hasil tes tersebut untuk dapat menentukan

apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum.

2. Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil

pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut

dengan

kriteria tertentu

Contoh:

Asesmen dilakukan terhadap siswa dari serangkaian kegiatan pembelajaran selama 1

semester, dengan berbagai pertimbangan, maka pada akhirnya data-data yang

terkumpul guru untuk mengambil keputusan untuk menaikkan atau tidak menaikkan

siswa.

Page 2: asesmen SD

b. Penilaiaan dengan pengukuran

Penilaian adalah segala prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai belajar siswa dan pembentukkan nilai serta pertimbangan mengenai

kemajuan belajar siswa.

Contoh kegiatan penilaian:

Menggunakan instrumen tes berupa tes tertulis, tes untuk kerja, maupun tes

secara lisan untuk menilai kemampuan siswa tentang materi tertentu.

Pengukuran adalah proses pemberian angka pada hasil tes atau prosedur penilaian

lain sesuai dengan aturan tertentu.

Contoh kegiatan pengukuran:

Nilai ipa intan pada ulangan harian pertama adalah 87.

c. Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif

Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok

bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok

bahasan tertentu.

Contoh:

Ulangan harian.

Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,

(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang

dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan

merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.

Contoh:

Ujian akhir semester ganjil atau genap

d. Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

Ranah Kognitif: suatu bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan daya pikir.

Contoh :

Ada suatu bak mandi dengan panjang 1m, lebar 1,5m,dan tinggi

1,5m,membutuhkan berapa lamakah agar bak tersebut terisi air penuh

Ranah Afektif: bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan sikap.

Contoh:

Guru menilai keaktifan siswa dalam pembelajaran, apakah suka berpendapat,

bertanya, maupun menjawab pertanyaan.

Ranah Psikomotorik: bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan gerakan

tubuh atau keterampilan

Contoh :

Siswa dinilai guru dalam menggunakan mikroskop.

Page 3: asesmen SD

2. Langkah pengambilan keputusan adalah inti kerja melakukan suatu asesmen terhadap obyek

yang dievaluasi.

a. Apakah wujud keputusan yang maksud tersebut ? beri contohnya !

b. Apakah ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat

guru mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga)?

c. Apakah ciri-ciri butir suatu tes disebut baik, jelaskan !

d. Mengapa evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran ?

Jawab :

a. Wujud keputusan yang dimaksud adalah tindakan selanjutnya yang akan diambil atau

dilakukan setelah melakukan penilaian. Tindakan selanjutnya tersebut harus disesuaikan

dengan hasil penilaian.

Contoh :

Guru memutuskan untuk menaikkan atau tidak menaikkan siswa.

b. Ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru

mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga).

Persamaan

Kedua proses evaluasi tersebut sama-sama menghasilkan keputusan guru untuk

memberi keputusan atas penilaian yang telah dilakukan, seperti naik atau tidak

naiknya siswa dan baik atau kurang baiknya kinerja para pegawai di institusi.

Perbedaan

Perbedaannya terletak pada subyek yang diberikan keputusan, yaitu siswa dan

pegawai di institusi tertentu.

c. Ciri-ciri butir suatu tes disebut baik:

Valid

Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal

dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksional khusus dan tujuan

pengukuran yang telah ditetapkan.

Relevan

Tes yang relevan mengandung soal-soal yang dapat mengukur kemampuan belajar

sesuai dengan tingkat kemampuan yang ditetapkan dalam indikator pencapaian hasil

belajar (Ranah kognitif, afektif dan psikhomotor).

Spesifik

Soal harus direncanakan sedemikian rupa agar jawabannya pasti dan tidak

menimbulkan ambivalensi atau spakulasi dalam memberikan jawaban.

Representatif

Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan materi yang jelas cakupannya, dan

bersifat komprehensif dalam pengertian materi tes harus mencakup seluruh materi

Page 4: asesmen SD

pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan (sub pokok bahasan) idealnya harus

terwakili dalam soal tes.

Seimbang

Dalam proses pengajaran dosen akan tahu persis, bahwa setiap pokok bahasan

memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, soal tes dikatakan seimbang bila pokok

bahasan yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan

terpaksa hal tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai dengan

memberikan bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat kesulitan

yang berbeda.

Sensitif

Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran soal, butir tes yang baik harus memiliki

sensitivitas untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi dengan

yang tidak, hal ini tidak akan tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa

tidak dapat mengerjakan, atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat

mengerjakan dengan benar.

Fair

Tes hasil ujian hendaklah bersifat terbuka dalam pengertian tidak mengandung

jebakan, jelas cakupan materinya, kejalasan norma yang dipakai serta kriteria

keberhasilannya. Dalam pelaksanaannya obyektif, tidak merugikan kelompok

tertentu.

Praktis

Dalam pengertian bahwa tes tidak sulit untuk dilaksanakan dilihat dari segi

pembiayaan maupun pelaksanaanya. Tes yang baik harus efisien dan mudah untuk

dilaksanakan.

d. Evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran karena tujuan diadakannya

evaluasi setelah proses pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai yang tercantum dalam RPP telah tercapai atau belum,

sehingga diperlukan alat indikator keberhasilan, yaitu melalui adanya evaluasi pengajaran

yang isinya selaras dengan tujuan pembelajaran.

3. Seorang guru bila hendak mengajar harus memiliki Sillabus (kurikulum), RPP,

mendeskripsikan SK, KD, dan indikator

a. Seberapa pentingkah peranan silabus, RPP, KD, SK dan indikator yang kita ketahui

sebelum mengajar ? jelaskan!

b. Apakah tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif, ranah

afektif dan psikomotorik ? bila ada persamaan dan perbedaan dari ketiga ranah tersebut

jelaskan dan beri contohnya !

Page 5: asesmen SD

c. Apakah kurikulum itu ?dan apa pula yang dimaksud indikator dan kompetensi ? jelaskan!

d. Sebutkan jenis-jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi ! jelaskan

masing-masing !

Jawab:

a. Silabus, RPP, KD, SK dan indikator sangat penting untuk diketahui sebelum mengajar

karena semua itu merupakan pedoman bagi seorang guru dalam melakukan proses

pembelajaran, terutama dalam menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tujuan pembelajaran yang tercantum di dalam RPP haruslah selaras dengan isi silabus,

SK, KD, dan indikator. Adanya RPP berfungsi untuk mempermudah guru menjalankan

pembelajarn agar tidak melenceng dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Ada perbadaan tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif,

ranah afektif dan psikomotorik.

Tingkatan Domain Kognitif

Tingkat DeskripsiI. Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa,

tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.

Contoh kegiatan belajar: mengemukakan arti, menamakan,

membuat daftar, menentukan lokasi, mendeskripsikan sesuatu,

menceritakan apa yang terjadi, menguraikan apa yang terjadi.II. Pemahaman Arti: Pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan

antar-data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.

Contoh kegiatan belajar: mengungkapkan gagasan/pendapat dengan

kata-kata sendiri, membedakan, membandingkan, mengintepretasi

data, mendiskripsikan dengan kata-kata sendiri, menjelaskan

gagasan pokok, menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.III. Aplikasi Arti: menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau

menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kegiatan belajar: menghitung kebutuhan, melakukan

percobaan, membuat peta, membuat model, merancang strategi.IV. Analisis Arti: Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian,

atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut.

Contoh kegiatan belajar: mengidentifikasi faktor penyebab,

merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh

Page 6: asesmen SD

informasi, membuat grafik, mengkaji ulang.V. Sintesis Arti: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan

atau konsep atau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi

suatu hal yang baru.

Contoh kegiatan belajar: membuat desain, mengarang komposisi

lagu, menemukan solusi masalah, memprediksi, merancang model

mobil-mobilan, pesawat sederhana, menciptakan produk baru.VI. Evaluasi Arti: Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk,

bermanfaat-tak bermanfaat.

Contoh kegiatan belajar: mempertahankan pendapat, beradu

argumentasi, memilih solusi yang lebih baik, menyusun kriteria

penilaian, menyarankan perubahan, menulis laporan, membahas

suatu kasus, menyarankan strategi baru.Tingkatan Domain Afektif

Tingkat Deskripsi

I. Penerimaan

(Receiving)

Arti: Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap

fenomena dan stimuli atau menunjukkan perhatian yang terkontrol

dan terseleksi.

Contoh kegiatan belajar: sering mendengarkan musik, senang

membaca puisi, senang mengerjakan soal matematika, ingin

menonton sesuatu, senang membaca cerita, senang menyanyikan

lagu.II. Responsi

(Responding)

Arti: Menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu

dengan/tentang fenomena, setuju, ingin, puas meresponsi

(menanggapi).

Contoh kegiatan belajar: mentaati aturan, mengerjakan tugas,

mengungkapkan perasaan, menanggapi pendapat, meminta maaf

atas kesalahan, mendamaikan orang yang bertengkar, menunjukkan

empati, menulis puisi, melakukan renungan, melakukan introspeksi.III. Acuan nilai

(Valuing)

Arti: Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai,

Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti,

Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen

terhadap suatu nilai.

Page 7: asesmen SD

Contoh kegiatan belajar: mengapresiasi seni, menghargai peran,

menunjukkan keprihatinan, menunjukkan alasan perasaan jengkel,

mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik, melakukan upaya

pelestarian lingkungan hidup, menunjukkan simpati kepada korban

pelanggaran HAM, menjelaskan alasan senang membaca novel.IV. Organisasi Arti: Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam satu sistem,

Menentukan saling hubungan antar nilai, Memantapkan suatu nilai

yang dominan dan diterima di mana-mana.

Tingkatan: Konseptualisasi suatu nilai dan Organisasi suatu sistem

nilai.

Contoh kegiatan belajar: bertanggung jawab terhadap perilaku,

menerima kelebihan dan kekurangan pribadi, membuat rancangan

hidup masa depan, merefleksi pengalaman dalam hal tertentu,

membahas cara melestarikan lingkungan hidup, merenungkan

makna ayat kitab suci bagi kehidupan.V. Karakterisasi

(menjadi

karakter)

Arti: Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter, Nilai-nilai

tertentu telah mendapat tempat dalam hirarki nilai individu,

diorganisasi secara konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah

laku individu.

Contoh kegiatan belajar: rajin, tepat waktu, berdisiplin diri, mandiri

dalam bekerja secara independen, objektif dalam memecahkan

masalah, mempertahankan pola hidup sehat, menilai masih pada

fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan, menyarankan

pemecahan masalah HAM, menilai kebiasaan konsumsi, dan

mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar-teman.Tingkatan Domain Psikomotor

Tingkat DeskripsiI. Gerakan

refleks

Arti: Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,

Responsi terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya: melompat,

menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala,

menggenggam, memegang.

Contoh kegiatan belajar: mengupas mangga dengan pisau,

memotong dahan bunga, menampilkan ekspresi yang berbeda,

meniru gerakan polisi lalu lintas, juru parkir, meniru gerakan daun

berbagai tumbuhan yang diterpa angin.II. Gerakan Arti: Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui

Page 8: asesmen SD

dasar

(Basic

fundamental

movements)

praktik, Gerakan ini terpola dan dapat ditebak.

Contoh kegiatan belajar: Contoh gerakan tak berpindah; bergoyang,

membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar.

Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan,

meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari,

memanjat.

Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting,

menggambar dengan crayon, memegang dan melepas objek, blok,

atau gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.III. Gerakan

persepsi

(Perceptual

abilities)

Arti: Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan

perseptual.

Contoh kegiatan belajar: menangkap bola, mendrible bola,

melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil

menjaga keseimbangan, memilih satu objek kecil dari sekelompok

objek yang ukurannya bervariasi, membaca, melihat terbangnya

bola pingpong, melihat gerak pendulum, menggambar simbol

geometri, menulis alfabet, mengulangi pola gerak tarian, memukul

bola tenis, pingpong, membedakan bunyi beragam alat musik,

membedakan suara berbagai binatang, mengulangi ritme lagu yang

pernah didengar, membedakan berbagai tekstur dengan meraba.IV. Gerakan

kemampuan

fisik

(Psysical

abilities)

Arti: Gerak lebih efisien, Berkembang melalui kematangan dan

belajar.

Contoh kegiatan belajar: menggerakkan otot/sekelompok otot

selama waktu tertentu, berlari jauh, mengangkat beban, menarik-

mendorong, melakukan push-ups, kegiatan memperkuat lengan,

kaki, dan perut, menari, melakukan senam, melakukan gerak

pesenam, pemain biola, pemain bola.V. Gerakan

terampil

(Skilled

movements)

Arti: Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak, terampil, tangkas,

cekatan melalukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).

Contoh kegiatan belajar: melakukan gerakan terampil berbagai

cabang olahraga, menari, berdansa, membuat kerajinan tangan,

menggergaji, mengetik, bermain piano, memanah, skating,

melakukan gerak, akrobatik, melakukan koprol yang sulit.VI.Gerakan

indah dan

kreatif

(Nondiscursive

communication

Arti: Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan, Gerak estetik:

gerakan gerakan terampil yang efisien dan indah, Gerak kreatif:

gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan

peran.

Contoh kegiatan belajar: kerja seni yang bermutu (membuat patung,

Page 9: asesmen SD

) melukis, menari balet, melakukan senam tingkat tinggi, bermain

drama (acting), keterampilan olahraga tingkat tinggi.

c. Kurikulum, Indikator, dan Kompetensi

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh

perubahan perilaku yang dapat diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk

menyusun alat penilaian.

Kompetensi adalah adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara

konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

dimiliki oleh peserta didik.

d. Ada 5 jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi yaitu:

Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok

bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok

bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat dipakai sebagai umpan balik

bagi pengajar mengenai proses pengajaran.

Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,

(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang

dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan

merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.

Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan siswa

dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya, dilakukan untuk keperluan

pemberian bimbingan belajar dan pengajaran remidial, sehingga aspek yang dinilai

meliputi kemampuan belajar, aspek-aspek yang melatarbelakangi kesulitan belajar

yang dialami anak serta berbagai kondisi khusus siswa.

Evaluasi penempatan (placement), yaitu penilaian yang ditujukan untuk

menempatkan siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, misalnya dalam

pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada kerja kelompok dan pemilihan

kegiatan tambahan. Aspek yang dinilai meliputi bakat, minat, kesanggupan, kondisi

phisik, kemampuan dasar, keterampilan dan aspek khusus yang berhubungan dengan

proses pengajaran.

Evaluasi Seleksi, yakni penilaian yang ditujukan untuk menyaring atau memilih

orang yang paling tepat pada kedudukan atau posisi tertentu. Evaluasi ini dilakukan

kapan saja diperlukan. Aspek yang dinilai dapat beraneka ragam disesuaikan dengan

Page 10: asesmen SD

tujuan seleksi, sebab tujuannya adalah memilih calon untuk posisi tertentu, karena itu

analisis dari evaluasi ini biasanya menggunakan kriteria yang bersifat relatif atau

berdasar norma kelompok.

4. Penskoran tes bentuk pilihan ganda ada 3 macam, yakni ; penskoran tanpa ada koreksi

jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot.

a. Pada suatu soal tes matapelajaran IPS kelas 5 bentuk pilihan ganda ada 40 butir. Aliya

dapat menjawab benar 10. Berapakah score Aliya yang diperoleh jika menggunakan

penskoran tanpa ada koreksi ?

b. Pada suatu soal tes matapelajaran PKn kelas 4 bentuk pilihan ganda ada 50 butir, tiap

butir terdiri 4 opsi pilihan. Jika dalam evaluasi tersebut Armahedi dapat menjawab benar

30 butir, menjawab salah 12, dan tidak dijawab ada 8 butir, berapakah score Armahedi

yang diperoleh ?

Jawab:

4. a) Penskoran tanpa ada koreksiDiketahui : N = 40 ; B=10Ditanya : Skor Aliya?Penyelesaian : Skor Aliya = B x 100

N= 10 x 100

40= 25

a. Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0

Diketahui : B = 30; S = 12 ; P = 4 ; N = 50

Ditanya : Skor Armahedi?

Penyelesaian :

x 100

x 100

Page 11: asesmen SD

5. Buatlah contoh model penilaian portofolio lengkapilah dengan tabel fisualisasi sehingga guru-

guru teman sejawat saudara dapat memahami kinerja saudara dari tampilan kolom-kolom yang

saudara pola perbandingan antara asesmen kinerja dengan tes konvensional !

Jawab:

Contoh Penilaian Portofolio

Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaAlokasi Waktu : 1 SemesterSampel yang dikumpulkan : KaranganNama Siswa : _________________ Kelas : X/1

No. SK/KD Periode

Aspek yang dinilai Ket

Tata bahasa

Kosa kata

Kelengkapan gagasan

Sistematika penulisan

1 Menulis karangan deskriptif

2 Membuat resensi buku

Catatan: karya siswa sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan aspek yang dinilai

Perbandingan antara Asesmen kinerja dengan tes konvensional

No. Asesmen Kinerja Tes Konvensional1. Mementingkan kemampuan siswa dalam

menerapkan pengetahuannya menjadi

unjuk kerja yang dapat diamati atau

produk yang dihasilkan.

1. Lebih mengutamakan pemahaman

konsep siswa.

2. Membutuhkan waktu yang banyak untuk

membuat dan melaksanakan tetapi

menghasilkan format penilaian yng dapat

digunakan berulang-ulang pada siswa

yang sama atau siswa baru.

Membutuhkan waktu yang banyak

untuk pelaksanaannya, lebih cepat dan

dapat digunakan untuk siswa dengan

jumlah banyak secara serentak, tetapi

digunakan hanya sekali untuk

sekelompok siswa.3. Memungkinkan untuk mendiagnosis dan

meremidiasi kinerja siswa dan memeta-

kan kemajuan siswa sepanjang waktu.

Memungkinkan untuk mendiagnosis

dan meremidiasi kinerja siswa tetapi

hanya untuk soal uraian terbuka (open

ended).4. Menuntut siswa untuk berfikir tingkat

tinggi

Memfokuskan pembelajaran pada

materi pelajaran.

Page 12: asesmen SD

6. Buatlah contoh model implementasi instrumen non-tes yang meliputi : asesmen kinerja,

rubrik, dan portofolio untuk kelas yang saudara ajar, dengan contoh-contoh nyata !