asesmen berbasis kompetensi by indra maipita

29
EVALUASI HASIL BELAJAR (Assesmen Berbasis Kompetensi) Indra Maipita A. Pendahuluan Implikasi dari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Universitas Negeri Medan membutuhkan perubahan- perubahan mendasar sistem pendidikan di Unimed di antaranya: (1) perilaku belajar mahasiswa; (2) perilaku mengajar dosen; (3) sistem penilaian; (4) penataan sarana dan prasarana; (5) penataan kelembagaan dan aturan akademik; serta (6) ekspansi tempat belajar. Sebab pembaruan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti dengan perubahan praktik-praktik pembelajaran di kelas (KBM) yang dengan sendirinya akan mengubah praktik-praktik penilaian. Dalam pendidikan terdapat dua pengertian penilaian, yakni: Pertama, penilaian (assesment) yang merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar peserta didik (perseorangan atau sekelompok), dan mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Kedua, penilaian (evaluasi) yang berarti kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara keseluruhan. Pada kajian ini penulis membatasi diri pada penilaian dengan menggunakan arti penilaian sebagai “assessmentyaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan 1

Upload: indra-maipita

Post on 10-Jun-2015

2.821 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Implikasi dari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Universitas Negeri Medan membutuhkan perubahan-perubahan mendasar sistem pendidikan di Unimed di antaranya: (1) perilaku belajar mahasiswa; (2) perilaku mengajar dosen; (3) sistem penilaian; (4) penataan sarana dan prasarana; (5) penataan kelembagaan dan aturan akademik; serta (6) ekspansi tempat belajar. Sebab pembaruan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti dengan perubahan praktik-praktik pembelajaran di kelas (KBM) yang dengan sendirinya akan mengubah praktik-praktik penilaian.

TRANSCRIPT

Page 1: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

EVALUASI HASIL BELAJAR

(Assesmen Berbasis Kompetensi)

Indra Maipita

A. Pendahuluan

Implikasi dari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

di Universitas Negeri Medan membutuhkan perubahan-

perubahan mendasar sistem pendidikan di Unimed di antaranya:

(1) perilaku belajar mahasiswa; (2) perilaku mengajar dosen; (3)

sistem penilaian; (4) penataan sarana dan prasarana; (5)

penataan kelembagaan dan aturan akademik; serta (6) ekspansi

tempat belajar. Sebab pembaruan kurikulum akan lebih

bermakna bila diikuti dengan perubahan praktik-praktik

pembelajaran di kelas (KBM) yang dengan sendirinya akan

mengubah praktik-praktik penilaian.

Dalam pendidikan terdapat dua pengertian penilaian, yakni:

Pertama, penilaian (assesment) yang merupakan kegiatan untuk

memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar

peserta didik (perseorangan atau sekelompok), dan

mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Kedua, penilaian (evaluasi) yang berarti kegiatan yang dirancang

untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara

keseluruhan.

Pada kajian ini penulis membatasi diri pada penilaian dengan

menggunakan arti penilaian sebagai “assessment” yaitu kegiatan

yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi

tentang hasil belajar mahasiswa pada tingkat kelas selama dan

setelah kegiatan belajar mengajar (KBM). Data atau informasi

dari penilaian yang dilakukan harus dapat dijadikan bukti yang

dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program

pendidikan.

1

Page 2: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan

termasuk perencanaan suatu program substansi pendidikan

termasuk kurikulum dan penilaian (assessment) dan

pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan tenaga

pengajar (dosen), pengelolaan (manajemen) pendidikan, dan

reformasi pendidikan secara keseluruhan.

Pada KBK, penilaian mutlak perlu diarahkan pada penggunaan

cara dan instrumen yang bervariasi. Dalam konteks ini, penilaian

mahasiswa mutlak perlu dilatihkan untuk:

(a) Mengungkapkan pemahamannya dalam bentuk kalimat

sendiri, baik lisan maupun tulisan.

(b) Menyatakan gagasan, khususnya dalam bentuk gambar,

grafik, diagram, atau simbol-simbol lainnya.

(c) Mengembangkan keterampilan fungsional (sosial, proses,

praktis, dan sebagainya) dalam berinteraksi dengan

lingkungan fisik maupun sosial.

(d) Menggunakan lingkungan alam (alam, sosial, dan budaya)

sebagai sumber dan media belajar.

(e) Penilaian perlu dilakukan dengan pemberian tugas

membuat laporan penelitian, ringkasan, atau tulisan ilmiah.

(f) Ranah penilaian perlu diperluas (tidak hanya ranah kognitif

saja, tetapi mencakup ranah afektif dan psikomotor).

(g) Penilaian menggunakan alat dan cara yang bervariasi dalam

mengumpulkan informasi untuk menilai kemajuan belajar

mahasiswa.

Penilaian berbasis kompetensi merupakan suatu proses

pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil

belajar mahasiswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,

pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan

konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK mengidentifikasi

pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan

melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan

telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar mahasiswa

dan pelaporan. Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan

kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian

berbasis kelas (PBK). PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja

2

Page 3: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

mahasiswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek),

kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil).

B. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Penilaian dalam PBK

Secara khusus penilaian (assesment) bertujuan untuk

memberikan:

1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar mahasiswa

secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan

kegiatan belajar yang dilakukannya;

2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina

kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing

mahasiswa maupun terhadap seluruh mahasiswa di kelas;

3. Informasi yang dapat digunakan oleh dosen dan

mahasiswa untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa,

menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk melaksanakan

kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan;

4. Motivasi belajar mahasiswa dengan cara memberikan

informasi tentang kemajuannya dan merangsangnya untuk

melakukan usaha pemantapan atau perbaikan;

5. Informasi semua aspek kemajuan setiap mahasiswa

dan pada gilirannya dosen dapat membantu pertumbuhannya

secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi

yang utuh.

Fungsi evaluasi dalam KBK bagi mahasiswa dan dosen adalah

untuk membantu: (a) mahasiswa dalam mewujudkan dirinya

dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah

yang lebih baik dan maju; (b) mahasiswa mendapat kepuasan atas

apa yang telah dikerjakannya; (c) dosen untuk menetapkan

apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai; dan

(d) dosen membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.

Dari jabaran di atas, seharusnya evaluasi dapat meningkatkan

mutu pembelajaran. Secara garis besar, posisi evaluasi dalam

peningkatan mutu pembelajaran diperlihatkan oleh bagan

berikut:

3

Berbagi & Pengolahan Inforamasi

InternalisasiMekanisme

Balikan Evaluasi

Page 4: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Berbagi & Informasi termasuk di dalamnya kegiatan

perkuliahan, seminar, tugas praktikum, tugas penelitian, self

instruction system, dan lain-lain. Sebagai pemantapan,

mahasiswa diberikan latihan, response, tugas rumah, kerja

kelompok, diskusi dan sebagainya, ini kita sebut dengan

internalisasi. Langkah selanjutnya adalah mekanisme balikan,

merupakan pembahasan hasil internalisasi, pemberian catatan

evaluasi pada lembar hasil kerja, komentar terhadap

internalisasi dan sebagainya.

Mekanisme ini akan memberikan feed back terhadap dosen

dan mahasiswa atas apa yang telah diajarkan oleh dosen dalam

pengolahan informasi dan dikerjakan oleh mahasiswa dalam

internalisasi. Komponen terakhir adalah evaluasi hasil dan

evaluasi proses secara keseluruhan, terdiri dari assessmen

berdasarkan test, tanpa test dan assesmen diri.

Materi evaluasi harus dirancang sedemikian sehingga penguji

yang berbeda dapat memberikan nilai yang sama, dengan kata

lain ujian kompetensi harus betul-betul dapat menguji

kompetensi mahasiswa. Kegiatan evaluasi perkuliahan untuk

mata kuliah paralel harus dilakukan secara serentak oleh Tim

dosen atau Tim Quality Assurance yang ditugaskan untuk

kendali mutu. Materi ujian kompetensi seharusnya

dikembangkan pada saat awal dan juga dipikirkan rencana

proses evaluasi sebelum implementasi KBK. Proses evaluasi

komprehensif untuk kontrol kualitas (Quality Controll) oleh

Tim Quality Assurance sebaiknya dilakukan setiap tahun sesuai

bagan di bawah ini.

4

Mhs (Input)

Kuliah Tahun 1

Tes

(QC)

Kuliah Tahun ke-n

Tes

(QC)

Ujian Skripsi

Lulusan(output)

Sertifikasi

Page 5: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Karena itu, penilaian harus diarahkan agar memenuhi prinsip-

prinsip umum penilaian sebagai berikut.

1. Valid

Penilaian dalam PBK harus mengukur apa yang seharusnya

diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat

atau sahih.

Contoh, apabila dalam pelaksanaan kurikulum digunakan

pendekatan eksperimen maka kegiatan melakukan percobaan

harus menjadi salah satu objek yang dinilai. Ketika

merencanakan penilaian, dosen memerlukan jaminan bahwa

semua kegiatan telah berorientasi pada usaha untuk

menyediakan informasi yang relevan dengan Kompetensi dan

Indikator Pencapaian Hasil Belajar.

2. Mendidik

Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap

pencapaian hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu penilaian

harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan

yang memotivasi bagi mahasiswa yang berhasil dan sebagai

pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang

kurang berhasil.

3. Berorientasi pada kompetensi

Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud

dalam kurikulum.

4. Adil dan objektif

Penilaian harus adil terhadap semua mahasiswa dan tidak

membeda-bedakan latar belakang mahasiswa yang tidak

berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Objektivitas

penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor

pelaksana, kriteria untuk skoring dan pembuatan keputusan

pencapaian hasil belajar. Suatu tugas harus adil dan objektif

5

Page 6: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

untuk laki-laki dan perempuan, mahasiswa dengan latar

belakang budaya yang berbeda, menggunakan bahasa yang

dapat dipahami serta mempunyai kriteria yang jelas dalam

membuat keputusan atau menerapkan angka atau nilai.

5. Terbuka

Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan

sehingga keputusan tentang keberhasilan mahasiswa jelas bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus

menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh

gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar

mahasiswa. Hasil penilaian perlu dianalisis dan ditindaklanjuti.

Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses

pembelajaran.

7. Menyeluruh

Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa harus dilaksanakan

menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif,

psikomotorik, dan afektif serta berdasarkan pada berbagai

teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil

belajar mahasiswa. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa

meliputi aspek pengetahuan, sikap atau nilai, dan

keterampilan, serta materi secara representatif sehingga

hasilnya dapat diintegrasikan dengan baik.

8. Bermakna

Penilaian hendaknya mudah dipahami dan bisa ditindaklanjuti

oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian

mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi

mahasiswa yang mengandung informasi keunggulan dan

kelemahan, minat, dan tingkat penguasaan mahasiswa dalam

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Selain harus memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian,

pelaksanaan penilaian berbasis kompetensi harus senantiasa

memegang prinsip-prinsip khusus sebagai berikut.

6

Page 7: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

(1) Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya

kesempatan yang terbaik bagi mahasiswa untuk menunjukkan

apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasi-

kan kemampuannya.

Implikasi dari prinsip ini adalah:

a. pelaksanaan penilaian hendaknya dalam suasana yang

bersahabat dan tidak mengancam;

b. semua mahasiswa mempunyai kesempatan dan perlakuan

yang sama dalam menerima program pembelajaran

sebelumnya dan selama proses penilaian;

c. mahasiswa memahami secara jelas apa yang dimaksud

dalam penilaian; dan

d. kriteria untuk membuat keputusan atas hasil penilaian

hendaknya disepakati dengan mahasiswa.

(2) Setiap dosen harus mampu melaksanakan prosedur penilaian

dan pencatatan secara tepat .

Implikasi dari prinsip ini adalah:

a. prosedur penilaian harus dipahami dengan jelas oleh dosen;

b. prosedur penilaian dan catatan harian hasil belajar

mahasiswa hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian

dari KBM, dan tidak harus mengambil waktu yang

berlebihan;

c. catatan harian harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami,

dan bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran;

d. menggunakan informasi yang diperoleh untuk menilai

semua pencapaian belajar mahasiswa dengan berbagai

cara;

e. menilai pencapaian belajar mahasiswa yang bersifat positif

untuk pembelajaran selanjutnya yang direncanakan oleh

dosen dan mahasiswa;

f. mengklasifikasikan dan menentukan kesulitan belajar

sehingga mahasiswa mendapatkan bimbingan dan bantuan

belajar yang sewajarnya;

g. hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan

keberlanjutan pencapaian belajar mahasiswa;

7

Page 8: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

h. menilai semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran,

misalnya efektifitas KBM dan kurikulum;

i. konsekuensinya, dosen harus selalu meningkatkan

keterampilannya dalam melakukan penilaian melalui diskusi

pengalaman dan membandingkan metode dan hasil

penilaian; dan

C. Penilaian Kompetensi, Lulusan, dan Acuan Penilaian

Berdasarkan Kepmen Diknas No.232/U/2000 dan

045/U/2002, kurikulum pendidikan tinggi memuat 5 kelompok

mata kuliah, yaitu :

1. Kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK),

mata kuliah yang berisi pembentukan mental manusia

Indonesia.

2. Kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK),

mata kuliah yang berisi bahan-bahan keilmuan yang akan

ditransfer sesuai bidang masing-masing.

3. Kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB), mata

kuliah yang berisi tentang cara/teknik bagaimana

mentransfer ilmu yang didalami sesuai bidang masing-

masing.

4. Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB), mata kuliah

yang berisi tentang inovasi yang sifatnya pengembangan

keterampilan.

5. Kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB),

mata kuliah berisi tentang bentuk-bentuk aplikasi dari ke-

empat kelompok di atas.

Jika dikaitkan dengan ketiga ranah yang ada dalam pendidikan,

yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotor, maka kelompok mata

kuliah MPK didominasi oleh ranah afektif, MKK didominasi oleh

ranah kognitif, MKB didominasi oleh ranah psikomotor, MPB

didominasi oleh ranah afektif dan MBB terdiri dari ranah kognitif,

psikomotor, dan efektif dengan jumlah yang proporsional.

Penilaian kompetensi dalam KBK merupakan penilaian

kompetensi dasar mata kuliah dan penilaian kompetensi lulusan.

8

Page 9: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Penilaian yang dilakukan harus sesuai dengan kelompok mata

kuliah dan ketiga ranah tersebut. Penilaian kompetensi dasar

merupakan penilaian terhadap pencapaian standar kompetensi

minimal mata kuliah. Sebab, kompetensi dasar merupakan

pernyataan minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap,

dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan dan

sub pokok bahasan dari suatu mata kuliah.

Karena di dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 ditetapkan

bahwa penilaian di Perguruan Tinggi masih tetap menggunakan

kategori A, B, C, D, dan E, maka dalam hal ini perlu ditetapkan

secara institusional kategori nilai yang menggambarkan bahwa

mahasiswa dinyatakan kompeten. Dalam bebeberapa kali diskusi

pengembangan KBK di Unimed, disepakati sementara bahwa

standar nilai minimal seorang mahasiswa dikatakan kompeten

adalah C. Ini berarti, mahasiswa yang belum mencapai kategori

nilai C belum dikatakan kompeten, dan diwajibkan untuk

mengikuti ujian kompetensi mata kuliah tersebut di lain waktu.

Untuk meluluskan mahasiswa dalam suatu program studi

diperlukan kompetensi lulusan program studi. Kompetensi

lulusan suatu program studi dapat dijabarkan dari visi dan misi

yang ditetapkan. Acuan untuk merumuskan kompetensi lulusan

adalah struktur keilmuan mata kuliah, perkembangan psikologi

mahasiswa, dan persyaratan yang ditentukan oleh pengguna

lulusan. Dalam hal ini ketentuan yang sama juga digunakan pada

penetapan nilai standar kompetensi dasar dari seorang lulusan.

Contoh penilaian dapat digambarkan sebagai berikut:

Seseorang dikatakan lulus dari suatu program studi bila telah

kompeten pada 10 mata kuliah yang tersedia. Jika distribusi nilai

pada masing-masing mata kuliah seperti tertera pada Tabel 1

berikut, kita dapat menghitung rata-rata perolehannya sebagai

lulusan.

9

Page 10: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Tabel 1. Contoh Perolehan Nilai Seorang Mahasiswa Pada Semua Mata Kuliah dari Suatu Program Studi.

No.

Mata Kuliah SksNilai Juml

ahHuruf Nilai

1 A 2 A 4 8

2 B 4 A 4 16

3 C 2 C 2 4

4 D 2 C 2 4

5 E 2 A 4 8

6 F 3 C 2 6

7 G 2 B 3 6

8 H 4 A 4 16

9 I 3 B 3 9

10 J 6 C 2 12

Total 30 89

Nilai kumulatif = = = 3,0 = B

Sehingga mahasiswa dapat dinyatakan kompetensi dengan nilai

B.

Seorang mahasiswa dinyatakan tidak kompeten bila tidak

mencapai nilai minimal C.

Perlu diperhatikan, bahwa bila satu di antara 10 mata kuliah di

atas mahasiswa tidak kompeten, maka otomatis mahasiswa

tersebut dinyatakan tidak kompeten sebagai lulusan.

Sehingga lulusan dapat digolongkan atas 2 kategori, yakni “lulus

kompeten” dan “lulus tidak kompeten”.

Acuan yang digunakan dalam penilaian hasil belajar dapat

menggunakan dua kriteria yaitu kriteria mutlak atau penilaian

acuan patokan (PAP) dan kriteria relatif atau penilaian

acuan norma (PAN) sesuai dengan kepentingannya. Bila

penilaian dilakukan untuk mengetahui kedudukan individu

mahasiswa dibandingkan dengan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan, maka sebaiknya digunakan kriteria mutlak (PAP);

sedang bila digunakan untuk mengetahui kedudukan individu

10

Page 11: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

dalam kelompoknya, sebaiknya digunakan kriteria relatif (PAN).

Namun demikian, untuk menyatakan seseorang kompeten atau

tidak hendaknya digunakan penilaian dengan kriteria mutlak

(PAP). Penjelasan tentang hal ini secara skematis ditunjukkan

pada Gambar 1 berikut.

PerlakuanInstruksional

untukmencapai

tingkah lakudan

kompetensi

Untukmewujudkanpenguasaankonsep dantingkah laku

Diagnosis Kemampuan

SifatAcuan

PenilaianStandarTujuan Fungsi

Kriteria

PAP

Keduduk-an

individudibanding

kandengan KD

yang ditentu-

kan

Penye-suaianperlakukan thdindividu

agar menca-pai KD

Seleksiperlakuan utkmenca-pai KD

Kriteriamutlak

Norma Kelom-

pok(PAN)

Mengeta-hui Ke-dudukanindividudalam

kelompok

Mengukurpenyesuaian ind. thdmateri inst

Ind.dlmkelompok

Seleksiterhdpindividu

Kriteriamutlak

Gambar 1. Acuan Penilaian dalam KBK

PAP = Penilaian Acuan Patokan PAN = Penilaian Acuan Norma KD = Kompetensi Dasar

Penilaian otentik perlu dilakukan terhadap keseluruhan

kompetensi yang telah dipelajari mahasiswa melalui kegiatan

pembelajaran. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin

dicapai, ranah yang perlu diniliai meliputi ranah kognitif,

psikomotor, dan afektif.

1. Ranah kognitif

Kompetensi ranah kognitif meliputi tingkatan menghafal,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi.

11

Page 12: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

a Tingkatan hafalan mencakup kemampuan menghafal verbal

atau menghafal parafrase materi pembelajaran berupa

fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

b Tingkatan pemahaman meliputi kemampuan

membandingkan (menunjukkan persamaan dan perbedaan),

mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi, dan

menyimpulkan.

c Tingkatan aplikasi mencakup kemampuan menerapkan

rumus, dalil atau prinsip terhadap kasus-kasus nyata yang

terjadi di lapangan.

d Tingkatan analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi,

mengolongkan, memerinci, mengurai suatu objek.

e Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan

berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk

bangunan, mengarang, melukis, menggambar, dan

sebagainya.

f Tingkatan evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai

(judgement) terhadap objek studi menggunakan kriteria

tertentu, misalnya menilai kesesuaian suatu bangunan

dengan bestek.

2. Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang dicapai

meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin, gerakan rutin.

Penilaian terhadap pencapaian kompetensi tersebut, adalah

sebagai berikut:

a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan

mahasiswa dalam menggerakkan sebagian anggota badan.

b. Tingkatan gerakan semi rutin meliputi kemampuan

melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan

seluruh anggota badan.

c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan

gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan sampai

pada tingkatan otomatis.

b. Ranah Afektif

12

Page 13: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu

dinilai, yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan

minat mahasiswa terhadap mata kuliah dan proses

pembelajaran. Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam

pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respon, presiasi,

penilaian, dan internalisasi.

Berbagai jenis tingkatan ranah afektif yang dinilai adalah

kemampuan mahasiswa dalam:

a. memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang

dihadapkan kepadanya;

b. menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang

mempunyai nilai etika dan estetika;

c. menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak

adil, indah tidak indah terhadap objek studi;. dan

d. menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika dan

estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

Penilaian perlu pula dilakukan terhadap daya tarik, minat,

motivasi, ketekunan belajar, dan sikap mahasiswa terhadap mata

kuliah tertentu beserta proses pembelajarannya.

Banyak ahli pendidikan di Indonesia berpandangan, bahwa

merosotnya kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan

hilangnya unsur softskill dalam PBM. Pengembangan softskill

(keterampilan hidup) berpijak pada pemikiran bahwa hasil belajar

aspek ini merupakan penguasaan berbagai kompetensi dasar dan

diperoleh melalui berbagai pengalaman belajar. Hasil samping

yang positif atau bermanfaat ini disebut juga nurturant effects.

Sehubungan dengan itu, penilaian terhadap keterampilan hidup

tersebut perlu dilakukan. Perlu dinilai seberapa jauh – melalui

pengalaman belajar yang telah dilaksanakan – mahasiswa telah

memiliki kecakapan hidup yang sesuai dengan kebutuhannya

untuk bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di

lingkungan keluarga dan masyarakat.

Jenis-jenis keterampilan hidup yang perlu dinilai antara lain

meliputi:

1. Keterampilan diri (Keterampilan personal )

13

Page 14: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME

Motivasi berprestasi

Komitmen

Percaya diri

Mandiri

2. Keterampilan berpikir rasional

Berpikir kritis dan logis

Berpikir sistematis

Terampil menyusun rencana secara sistematis

Terampil memecahkan masalah secara sistematis

3. Keterampilan sosial

Keterampilan berkomunikasi lisan/tulis

Keterampilan bekerjasama, kolaborasi, lobi

Keterampilan berpartisipasi

Keterampilan mengelola konflik

Keterampilan mempengaruhi orang lain

4. Keterampilan akademik

Keterampilan merancang, melaksanakan, dan melaporkan

hasil penelitian ilmiah

Keterampilan membuat karya tulis ilmiah

Keterampilan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil

penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses

maupun produk.

5. Keterampilan vokasional

Keterampilan menemukan algorithme, model, prosedur

untuk mengerjakan suatu tugas

Keterampilan melaksanakan prosedur

Keterampilan mencipta produk dengan menggunakan

konsep, prinsip, bahan, dan alat yang telah dipelajari.

D. Bentuk dan Instrumen Penilaian dalam PBK

1. Bentuk Penilaian

14

Page 15: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Bentuk penilaian berkaitan erat dengan bentuk teknik

penilaiannya. Misalnya data untuk penilaian penempatan

dihimpun dengan menggunakan teknik penilaian berupa tes

pada awal mata kuliah yang disebut tes penempatan. Hasilnya

diolah untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah

dimiliki mahasiswa.

Data untuk penilaian diagnostik dihimpun menggunakan tes

diagnostik. Hasilnya diolah untuk mengetahui kesulitan belajar

yang dihadapi mahasiswa, termasuk kesalahan pemahaman

konsep. Tes ini dilakukan apabila sebagian besar mahasiswa

gagal dalam pembelajaran.

Data untuk penilaian formatif dihimpun menggunakan tes

formatif dalam bentuk kuis, pertanyaan lisan ataupun ulangan

harian sepanjang semester. Datanya diolah dan digunakan

untuk untuk memperoleh masukan tentang tingkat

keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Data penilaian

sumatif dihimpun melalui tes sumatif pada akhir

semester/akhir tahun. Hasilnya diolah dan digunakan untuk

menentukan keberhasilan belajar mahasiswa untuk mata

kuliah tertentu.

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar

penentuan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam penguasaan

kompetensi dasar diperlukan adanya tagihan-tagihan. Setiap

jenis tagihan memerlukan seperangkat alat penilaian.

Misalnya, untuk mengetahui penguasaan ranah kognitif oleh

mahasiswa melalui ulangan harian dapat digunakan tes tulis

dan tes lisan, sedangkan untuk mengukur ranah psikomotor

dilakukan tes perbuatan berupa tes identifikasi, tes simulasi,

atau yang lainnya.

Seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat

digunakan antara lain sebagai berikut ini.

1. Kuis: digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip

dari kuliah yang lalu secara singkat, bentuknya berupa isian

singkat, dan dilakukan sebelum kuliah.

15

Page 16: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

2. Pertanyaan lisan di kelas: digunakan untuk mengungkap

penguasaan mahasiswa tentang pemahaman konsep,

prinsip, atau teorema.

3. Ulangan harian: dilakukan secara periodik pada akhir

pengembangan kompetensi, untuk mengungkap penguasaan

pemahaman, sampai evaluasi, atau untuk mengungkap

penguasaan pemakaian alat atau suatu prosedur.

4. Tugas individu: dilakukan secara periodik untuk

diselesaikan oleh setiap mahasiswa dan dapat berupa tugas

rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkap

kemampuan aplikasi sampai evaluasi atau untuk

mengungkap penguasaan hasil latihan dalam menggunakan

alat tertentu, melakukan prosedur tertentu.

5. Tugas kelompok: digunakan untuk menilai kemampuan

kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah. Jika

mungkin kelompok mahasiswa diminta melakukan

pengamatan atau merencanakan sesuatu proyek

menggunakan data informasi dari lapangan.

6. Ulangan semester : digunakan untuk menilai ketuntasan

penguasaan kompetensi pada akhir program semester.

Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang

mencerminkan kompetensi dasar yang dikembangkan dalam

semester yang bersangkutan. Dari aspek kognitif untuk

mengungkap mengingat sampai evaluasi. Untuk aspek

psikomotor dilakukan ujian praktik. Untuk aspek afektif

dilakukan dengan pengumpulan data/hasil pengamatan

dalam kurun waktu 1 semester.

7. Ulangan kenaikan : digunakan untuk mengetahui

ketuntasan mahasiswa untuk menguasai materi dalam satu

tahun ajaran. Pemilihan komptensi ujian harus mengacu

pada kompetensi dasar, berkelanjutan, memiliki nilai

aplikatif, atau dibutuhkan untuk belajar pada bidang lain.

Untuk keterampilan psikomotor dilakukan ujian praktik.

Untuk aspek afektif dilakukan dengan pengumpulan

data/hasil pengamatan dalam kurun waktu 1 semester

16

Page 17: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

8. Laporan kerja praktik atau laporan praktikum: dipakai

untuk mata kuliah yang ada kegiatan praktikumnya.

9. Responsi atau ujian praktik: dipakai untuk mata kuliah

yang ada kegiatan praktikumnya untuk mengetahui

penguasaan akhir baik dari aspek kognitif maupun

psikomotor.

2. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian ada yang berbentuk tes dan ada yang

berbentuk nontes. Instrumen berbentuk tes merupakan semua

alat penilaian yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi

benar dan salah, misalnya instrumen untuk mengungkap aspek

kognitif dan psikomotor. Instrumen nontes hasilnya tidak dapat

dikategorikan benar salah, dan umumnya dipakai untuk

mengungkap aspek afektif.

a. Alat penilaian Berbentuk Tes

Bentuk tes ada yang berupa tes nonverbal (perbuatan) dan

verbal. Tes nonverbal dipakai untuk mengukur kemampuan

psikomotor. Tes verbal dapat berupa tes tulis dan dapat

berupa tes lisan. Tes tulis dapat dikategorikan menjadi dua,

yaitu tes objektif dan tes non-objektif.

1) Tes untuk Mengukur Ranah Kognitif

Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di

kelas atau berupa tes tulis. Tes lisan berupa pertanyaan lisan

yang digunakan untuk mengetahui daya serap mahasiswa

terhadap masalah yang berkaitan dengan kognitif. Tes tertulis

dilakukan untuk mengungkap penguasaan mahasiswa dalam

aspek/ranah kognitif mulai dari jenjang pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, sampai evaluasi.

Bentuknya dapat berupa isian singkat, menjodohkan, pilihan

ganda, pilihan berganda, uraian objektif, uraian non-objektif,

hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau

kombinasinya.

17

Page 18: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

Ranah kognitif juga dapat diukur menggunakan portfolio.

Portfolio adalah kumpulan tugas/pekerjaan seseorang. Dalam

bidang pendidikan, portfolio diartikan sebagai kumpulan dari

tugas-tugas mahasiswa. Hal yang penting pada penilaian yang

didasarkan pada portofolio adalah mampu mengukur

kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, mahasiswa

menilai kemajuannya sendiri, mewakili sejumlah karya

mahasiswa.

Penilaian porfolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya

mahasiswa berkaitan dengan mata kuliah tertentu. Semua

tugas yang dikerjakan mahasiswa dikumpulkan, dan di akhir

satu unit program pembelajaran diberikan penilaian. Dalam

menilai dilakukan diskusi antara mahasiswa dan dosen untuk

menentukan skornya. Prinsip penilaian portfolio adalah

mahasiswa dapat melakukan penilaian sendiri kemudian

hasilnya di bahas. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas

mengarang, atau mengerjakan soal. Jadi portfolio adalah suatu

metode pengukuran dengan melibatkan mahasiswa untuk

menilai kemajuannya berkaitan dengan mata kuliah terkait.

2) Tes untuk Mengukur Ranah Psikomotor

Tes untuk mengukur aspek psikomotor adalah tes untuk

mengukur penampilan/perbuatan atau kinerja (performance)

yang telah dikuasai mahasiswa. Berikut adalah contoh-contoh

tes penampilan atau kinerja:

a) Tes paper and pencil: walaupun bentuk aktivitasnya

seperti tes tulis, namun yang menjadi sasarannya adalah

kemampuan mahasiswa dalam menampilkan karya, misal

berupa desain alat, desain grafis dan sebagainya.

b) Tes identifikasi: lebih ditujukan untuk mengukur

kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi sesuatu hal,

misal menemukan bagian yang rusak atau yang tidak

berfungsi dari suatu alat.

c) Tes simulasi: dilakukan jika tidak ada alat yang

sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan

penampilan mahasiswa, sehingga dengan simulasi tetap

18

Page 19: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

dapat dinilai apakah seseorang sudah menguasai

keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau

berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat.

d) Tes petik kerja (work sample): dilakukan dengan alat

yang sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui

apakah mahasiswa sudah menguasai atau terampil

menggunakan alat tersebut.

Tes penampilan/perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes

simulasi, ataupun petik/unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh

datanya dengan menggunakan daftar cek (check-list) ataupun

skala penilaian (rating scale). Daftar cek lebih praktis jika

digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah besar atau

jika perbuatan yang dinilai memiliki risiko tinggi, sedangkan

skala penilaian cocok untuk menghadapi subjek yang sedikit.

Perbuatan yang diukur memakai skala penilaian dengan

rentangan dari sangat tidak sempurna sampai sangat

sempurna. Jika dibuat skala 5, maka skala 1 paling tidak

sempurna dan skala 5 paling sempurna.

b. Alat penilaian Berbentuk Nontes

Komponen afektif ikut menentukan keberhasilan belajar

mahasiswa. Paling tidak ada dua komponen afektif yang

penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat terhadap suatu

mata kuliah. Sikap mahasiswa terhadap mata kuliah bisa

positif bisa negatif atau netral. Hal ini tidak dapat

dikategorikan benar atau salah. Dosen memiliki tugas untuk

membangkitkan dan meningkatkan minat mahasiswa terhadap

mata kuliah, serta mengubah dari sikap negatif ke sikap

positif. Beberapa jenis skala sikap misalnya skala Likert, skala

Thurstone dan skala perbedaan semantik untuk mengetahui

sikap terhadap suatu hal, baik berupa mata kuliah ataupun

kegiatan. Skala Bogardus untuk mengetahui sikap sosial

mahasiswa. Skala Chapin untuk mengetahui tingkat

keterlibatan mahasiswa dalam organisasi.

Keterlibatan atau sikap mahasiswa terhadap kegiatan juga

dapat dinilai dengan memanfaatkan teman sekelompok (peer

19

Page 20: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

assessment). Hasil penilaian antar teman dapat dipakai untuk

dijadikan pertimbangan dalam memberikan saran-saran agar

mahasiswa lebih termotivasi juga agar mau lebih baik

berinteraksi sesama teman.

3. Langkah- langkah Pengembangan Assesmen Berbasis Kompetensi

  Langkah-langkah Keterangan

 Identifikasi standar kompetensi lulusan Desain instruksional:

  Identifikasi kompetensi utama * TIUPerumusan Identifikasi kompetensi pendukung * Analisis instruksionalKompetensi dan kompetensi lainnya * TIK  Identifikasi pengalaman belajar * Pengalaman Belajar  untuk setiap kompetensi  Penjabaran Menjabarkan kompetensi khusus dijabarkan secara individual oleh Kompetensi (TIK) dosen berdasarkan taksonomi    tujuan pembelajaranPenyusunan Menentukan strategi asessmen, yang  Strategi terdiri dari:  Assesmen dan - metode asessmen (prosedur)  Kisi-kisi - bentuk (jenis) instrumen    - butir instrumen  Pengembangan mengembangkan butir instrumen  

butir instrumenmenelaah dan merevisi butir instrumen

expert judgement dari rekan sejawad

(termasuk rubrik, melakukan ujicoba instrumen  Pedoman melakukan analisis empiris kualitas  skoring) instrumen  

Contoh Jenis Assesmen dan Bentuk Instrumen

Kompetensi Jenis assesmen

Penguasaan kognitif untuk perolehan pengetahuan (ingatan, pemahaman)

- test tertulis (objektif, uraian)- Test lisan- Presentasi lisan-laporan assesmen mandiri (self assesmen)- Unjuk kerja (berbicara, membaca, menyimak, dll)

Penguasaan kognitif tingkat tinggi (aplikasi, analisis, evaluasi, kreasi)

- Studi kasus- Produk (karya)- Interview- Catatan pinggir (analitic memos/anecdotal record)- Laporan (dokumentasi) pemecahan masalah- Jurnal efektif- Simulasi komputer- Observasi pemecahan masalah

Keterampilan Psikomotor - Unjuk kerja

20

Page 21: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

- Tulisan bebas (opinion paper, diary, argumentative paper)- Observasi dalam kontek autentic- Non-test (angket)

Contoh Rubrik Holistik

Skor

Deskripsi

4 Respon terhadap tugas sangat spesifik, informasi yang diberikan akurat dan memperlihatkan pemahaman yang utuh. Respon dikemukakan dalam suatu tulisan lancar dan hidup. Jawaban singkat dan jelas, kesimpulan atau pendapat mengalir secara logis. Secara menyeluruh respon lengkap dan meuaskan.

3 Respon sudah menjawab tugas yang diberikan. Informasi yang diberikan akurat dan ditulis dengan lancar. Uraian bertele-tele.

2 Respon kurang memuaskan. Walaupun informasi yang diberikan akurat, tetapi tidak ada kesimpulan atau pendapat. Ada masalah dengan alur berfikir yang ditawarkan (kurang logis, misalnya)

1 Respon tidak menjawab tugas yang diberikan. Banyak informasi yang hilang dan tidak akurat. Tak ada kesimpulan atau pendapat. Secara menyeluruh respon tidak akurat dan tidak lengkap

Contoh Rubrik Analitik

Skor

Grafik Spesifikasi Rasional

4 Gambar dan grafik yang disajikan benar

Semua sfesifikasi yang diberikan benar

Rasional yang diberikan jelas dan “straighfoward”

3 Sebagian besar gambar dan penjelasan yang diberikan benar

Semua sfesifikasi yang diberikan benar

Penjelasan sudah ada tetapi masih kurang lengkap

2 Beberapa gambar disajikan tetapi tidak semua penjelasannya benar

Hanya sebagian spesifikasi benar

Rasional yang diberikan tidak lengkap

1 Gambar dan penjelasan yang diberikan sangat terbatas dan hanya sebagian yang benar

Spesifikasi yang diberikan pada umumnya salah

Rasional yang diberikan tidak benar

Contoh Rubrik Kognitif

Kategori

Skor

Deskripsi

A 100/4

Menunjukkan pemahaman yang akurat dan komprehensif tentang konsep serta dapat menymbangkan pemahaman baru

21

Page 22: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

dalam beberapa aspek dari konsep yang menjadi tugasnya.B 80/3 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap dan akurat

terhadap konsep atau generalisasiC 60/2 Memperlihatkan pemahaman yang tidak menyeluruh tentang

konsep dan generalisasi, bahkan dalam beberapa hal masih ada kesalah pahaman

D 40/1 Memperlihatkan kesalahan konsepsi yang nyata dalam pokok bahasan yang ditugaskan

Contoh Rubrik Psikomotor

Kategori

Skor

Deskripsi

A 100/4

Menunjukkan mastery dalam suatu keterampilan tanpa kesalahan dan dilakukan secara otomatis

B 80/3 Menunjukkan kemampuan untuk mentransfer keterampilan dari suatu bidang ke bidang lain tanpa kesukaran yang berarti

C 60/2 Masih ada kesalahan walaupun tidak fatal dalam kinerja keterampilan

D 40/1 Menunjukkan berbagai kesalahan fatal dalam melakukan keterampilan

E. Penutup

Pada kenyataannya tidak ada satupun metode dan teknik

penilaian yang dapat mengumpulkan informasi prestasi dan

kemajuan belajar mahasiswa secara lengkap. Pengukuran

tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran atau

informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan

sikap seorang mahasiswa. Hasil tes juga tidak mutlak dan tidak

abadi karena mahasiswa terus berkembang sesuai dengan

pengalaman belajar yang dialaminya.

Perlu dilaksanakan teknik penilaian yang menghargai

keterampilan atau kemampuan lain yang dimiliki mahasiswa.

Penetapan salah satu teknik (misalnya hanya obyektif tes) akan

menghambat pencapaian tujuan-tujuan kurikulum secara utuh.

Teknik penilaian seperti itu sering kurang memberikan

informasi atau catatan yang cukup tentang umpan balik (feed

back) untuk mendiagnosis atau untuk memodifikasi pengalaman

belajar. Dosen hendaknya mengembangkan teknik penilaian yang

berbeda untuk mengukur jenis-jenis kompetensi yang beragam

dari setiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat

22

Page 23: Asesmen Berbasis Kompetensi by Indra Maipita

menghasilkan rujukan terhadap pencapaian mahasiswa dalam

aspek kognitif, sikap, dan keterampilan, sehingga dapat

menghasilkan profil siswa secara utuh.

Semua penilaian itu tertuju pada satu kata, “mutu”. Mutu dalam

pengertian awam adalah kesesuaian antara kondisi hasil didik

dengan keinginan dan kebutuhan stakeholder (pihak-pihak

berkepentingan dengan) pendidikan. Pihak yang paling

berkepentingan dengan hasil didik adalah orang tua peserta didik

dan para calon pemakai hasil didik. Calon pemakai hasil didik

dapat berupa industri dan lembaga-lembaga bisnis, instansi

pemerintahan, dan masyarakat dalam arti luas.

F. Sumber Bacaan

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Academic Ranking of World Universities by Shanghai Jiao Tong University (China), http://ed.sjtu.edu.cn/rank/2004/top500list.htm. Diakses : 5 Desember 2004-12-06

International Institute for Management development, World Competitiveness Yearbook 2004. http://www02.imd.ch/wcy. Diakses : 6 Desember 2004.

Kepmendiknas No. 232/U/2000, Tentang Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi.

Marre, Katy E. Tanpa Tahun, Continuous Quality Improvement Perspective in the Self-Study. Dayton, Ohio: Associate Vice President for Graduate Studies & Research University of Dayton Dayton,Ohio

Mukhlisah, 2004. Strategi Penjaminan Mutu Pendidikan. http://www.pikiranrakyat.com. Diakses: 24 Nopember 2004.

----------, 2003. Beberapa Teknik Evaluasi Belajar. http://www.sabda.org. Diakses: 24 Nopember 2004.

World University Ranking by The Times Higher Education Supplement (U.K.), http://www.thes.co.uk/worldrankings/ . Diakses : 5 Desember 2004-12-06

Ranking by CEST (Switzerland), http://adminsrv3.admin.ch/cest_ccs/. Diakses : 5 Desember 2004-12-06.

Rustam Sehar, Evaluasi Hasil Belajar, Makalah Seminar KBK Unimed, 30 September 2004.

23