artikel pilihan media indonesia 11 februari 2014
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
1/43
Seluruh Anggota DPR Papua Barat Terpidana
MARCEL KELEN
Para anggota DPR Papua Barat menerima ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk
kontrak rumah dan beli mobil. Menurut Chairul Fuad, terdakwa terbukti memperkayadiri tanpa mengingat masyarakat.
WAJAH tegang Chairul Fuad perlahan-lahan mengendur. Ketua Majelis Hakim Pengadilan
Tipikor Jayapura, Papua, ini akhirnya tersenyum lebar di penghujung sidang maraton kasus
korupsi sebesar Rp22 miliar yang menyeret 44 anggota DPR Papua Barat, kemarin.
Sebelumnya jumlah terdakwa mencapai 46 orang, tetapi dua orang telah meninggal dunia.
Rombongan terdakwa yang kemarin menjalani persidangan, yakni Ketua DPR Papua Barat
Yosep Yohan Auri, Wakil Ketua I DPR Robert Nauw, Wakil Ketua II Jimmy Idjie, dan 41
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1 -
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
2/43
anggota DPR Papua Barat. Mereka divonis penjara satu tahun dan enam bulan, berikut denda
dengan besaran bervariasi.
Jaksa mendakwa ke-44 anggota DPR Papua Barat tersebut menerima dana Rp22 miliar dari
BUMD, PT Papua Doberai Mandiri (Padoma) pada September 2010. Dana sebesar itu untuk
memenuhi kebutuhan pribadi mereka seperti mengontrak rumah, membeli kendaraan, dan
biaya mengunjungi konstituen. Permintaan itu menjelang Idul Fitri, Natal, dan tahun baru.
Manajemen PT Padoma meluluskan permintaan itu karena sebelumnya sudah ada
pembicaraan antara Ketua DPR Papua Barat Yosep Yohan Auri, Wakil Ketua I Robert Nauw,
Sekda Papua Barat Marthen Luther Rumadas, dan Direktur PT Padoma Achmad Suhadi.
Pencairan pinjaman dilakukan dalam dua tahap. Pertama sebesar Rp15 miliar dan tahap
kedua Rp7 miliar.
Untuk terdakwa (Auri) majelis menjatuhkan pidana penjara selama satu tahun tiga bulandipotong masa tahanan dan denda Rp50 juta atau dua bulan kurungan serta membayar biaya
perkara Rp5.000, kata Chairul Fuad dalam persidangan dengan terdakwa Auri dan Direktur
PT Padoma Achmad Suhadi.
Menurut Chairul Fuad, terdakwa terbukti memperkaya diri tanpa mengingat masyarakat.
Padahal dana yang mereka terima itu sejatinya digunakan PT Padoma untuk berinvestasi
demi kesejahteraan rakyat Papua Barat.
Sebagai ketua dewan, Auri menerima kucuran dana paling gede, yakni Rp1,7 miliar.
Adapun setiap wakil ketua DPRD sebesar Rp600 juta, 10 anggota DPRD mendapat Rp500
juta, dan 31 lainnya terima Rp450 juta per orang.
Saat mendengar vonis hakim, Auri terhenyak lalu menjatuhkan punggungnya di sandaran
kursi terdakwa. Ketua DPR Papua Barat itu tampak tidak percaya. Saya belum mau
berkomentar, ujar Auri tersenyum kecut.
Adapun Achmad Suhadi dijatuhi hukuman setahun penjara berikut denda.
Berkekuatan tetap
Dalam menyikapi vonis bersalah terhadap seluruh anggota DPR Papua Barat karena kasus
korupsi, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi belum mengetahui apakah mereka ditahan
atau tidak.
Menurut dia, kalau tidak ditahan tentu masih bisa bekerja sampai keputusan berkekuatan
hukum tetap. Namun jika telah ditahan akan ada proses pergantian antarwaktu anggota yang
bersangkutan.
Dulu di Sumatra Barat pernah terjadi tetapi bebas semua. Kalau masalah hukum saya tidakbisa komentar, kita hormati saja proses hukum, kata Gamawan.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
3/43
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
4/43
Ikhtiar Keras Berantas Mafia Beras
Terang benderang kasus penyelundupan beras itu tidak cukup hanya ditangani pidana
biasa. KPK sudah seharusnya ikut terjun mengusut.
Silakan tanggapi Editorial ini melalui: http://www.metrotvnews.com
SEMAKIN jelas mengapa kasus impor pangan ilegal terus berulang di negeri ini. Ia terjadi
bukan hanya karena ulah importir, melainkan juga lantaran aturan yang sengaja dibikin kabur
oleh pemerintah sendiri.
Contoh paling jelas ialah kasus impor beras kelas medium yang baru-baru ini terungkap.Tidak tanggung-tanggung, beras asal Vietnam itu lebih dari 16 ribu ton. Jumlah itu akan lebih
fantastis jika dihitung juga yang sudah bocor ke pasaran sejak bulan lalu.
Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Ketentuan Impor dan Ekspor Beras, beras kelas medium semestinya hanya dapat diimpor
Perum Bulog. Importir hanya boleh mendatangkan beras yang terkait dengan kesehatan atau
dietarydan konsumsi khusus atau segmen tertentu.
Penyelundupan begitu mulus karena aturan limbung tersebar sejak awal hingga akhir proses
impor. Pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, kode beras khusus dan berasumum dimasukkan ke satu kode yang sama. Aturan itu memberi celah bagi importir nakal
untuk memasukkan beras khusus dengan kode beras umum.
Celah makin longgar ketika rekomendasi impor beras yang dikeluarkan Kementerian
Pertanian tidak dilengkapi persyaratan impor yang harus dipenuhi importir. Kompak dengan
Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan juga tidak menyempurnakan rekomendasi
itu.
Malah, Kemendag mengeluarkan surat persetujuan impor (SPI) tanpa disertai uraian
komprehensif. SPI yang mengherankan itulah yang diberikan kepada 58 importir yang
tersangkut kasus beras Vietnam kali ini. Keanehan makin berlipat karena dalam SPI tersebut
pos tarif beras tidak disesuaikan dengan BTKI 2012.
Yang juga mengherankan jatah impor beras jatuh ke importir umum atau importir nonberas.
Jika beras telah datang ke Indonesia, lolosnya beras haram itu ke pasar sudah menjadi
pekerjaan yang lebih mudah karena beras tersebut masuk kategori berisiko rendah. Dengan
begitu, pengecekan fisik tidak dilakukan. Yang ada hanyalah pengecekan surat-surat.
Kalaupun kemudian tertahan, jaringan mafia masih akan punya beribu cara untuk meloloskanbarang ilegal mereka. Lihat saja kasus bawang putih ilegal tahun lalu. Setelah ditahan di
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
5/43
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, bawang itu akhirnya dilegalkan masuk pasar dengan
alasan stabilisasi harga.
Ibarat rumah yang dipenuhi tikus, negara ini bukannya memberantas, malah memberi makan
parasit pengerat itu. Bukannya memberantasnya, pejabat di kementerian terkait importasi
beras diduga terlibat dengan mengubah pos tarif beras Vietnam. Dua badan usaha milik
negara pun ditengarai ikut memuluskan importasi ilegal beras tersebut.
Terang benderang kasus penyelundupan beras itu tidak cukup hanya ditangani pidana biasa.
Komisi Pemberantasan Korupsi sudah seharusnya ikut terjun mengusut. Kasus
penyelundupan itu harus dijadikan momentum untuk menumpas mafia pangan. Termasuk
para pejabat kotor yang ikut menari bersama para tikus penyelundup.
Sudah terlalu sering dan terlalu lama penyelundupan berbagai komoditas pangan strategis
terjadi di negeri ini. Bukan saja merugikan petani dalam negeri, ulah kotor jaringanpenyelundup itu membuat negara kita tidak pernah sampai pada cita-cita kemandirian
pangan.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
6/43
Wamendag Curiga Pos Tarif Beras Dimainkan
WAKIL Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengisyaratkan adanya
modus penyelewengan importasi beras dengan memanfaatkan celah pos tarif (harmonized
system/HS).
Bayu mengusulkan kembali pemisahan pos tarif untuk beras biasa dan beras khusus. Selain
itu, pihaknya akan memerinci uraian pada surat persetujuan impor (SPI).
Paling tidak kita pakai berlapis. Kalau HS kan dari permenkeu (peraturan menteri
keuangan), sedangkan kalau dari Kementerian Perdagangan akan diperinci SPI-nya dengan
kemasan, negara asal, dan sebagainya sehingga tidak bercampur antara beras premium dan
medium, ujar Wamendag di Jakarta, kemarin.
Ia juga akan meminta informasi negara asal importasi dan meminta penyurvei lebih intensif
memeriksa dan mengujipreshipment.
Sumber Media Indonesia mengungkapkan usulan Wamendag memisahkan pos tarif tersebut
didasari dugaan adanya main mata antara petugas survei, aparat Bea dan Cukai, serta
importir. Menurutnya, praktik mencurangi pos tarif itu biasa dilakukan petugas survei saat
mengecek barang impor. Pos tarif itu bisa dimainkan dan sudah banyak pegawai penyurvei
yang bertugas di pelabuhan dikenai sanksi mulai pemindahan tugas hingga pemecatan,
ungkap sumber.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Aria Bima mendukung upaya pemisahan HS agar
impor beras lebih mudah diawasi. Kenapa tidak dipisah jika memang lebih efektif dan
efisien.
Terkait temuan 800 ton beras wangi Vietnam padahal dokumen impor tertulis thai hom
mali/beras premium Thailand, Wamendag akan memberikan sanksi tegas kepada importir
yang terbukti melanggar.
Ketiga importir yang melakukan importasi ialah CV PS, CV KFI, dan PT TML. Namun, saat
ini Kemendag masih menunggu hasil audit dari Ditjen Bea dan Cukai.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas berharap Badan Pemeriksa
Keuangan segera mengaudit importasi beras Vietnam.
Jika ada unsur dugaan tindak pidana korupsi, kirim ke KPK dan akan kami proses, kata
Busyro. (Wib/EB/X-9)
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
7/43
Pengenaan Denda terhadap AAG Prematur
PAKAR hukum pidana Andi Hamzah menilai putusan Mahkamah Agung yang mengenakan
syarat khusus kepada Asian Agri Group (AAG) dengan denda dua kali pajak terutang
prematur.
Pasalnya, dalam hal dasar pengenaan denda, yaitu pajak terutang, belum pernah ada putusan
Pengadilan Pajak yang berkekuatan hukum tetap atau jumlahnya belum pasti.
Disebut prematur karena seharusnya menunggu putusan Pengadilan Pajak. Tapi karena ada
niat baik damai, daripada ribut-ribut, dibayarlah denda itu, ujar Andi saat dihubungi di
Jakarta, kemarin.
Saat ini, tambahnya, fakta surat ketetapan pajak (SKP) kurang bayar dan SKP kurang bayartambahan masih dalam banding di Pengadilan Pajak.
Menurut Andi, putusan MA yang menetapkan syarat khusus kepada 14 perusahaan yang
tergabung dalam AAG dinilai keliru karena yang menjadi terdakwa ialah Suwir Laut.
Yang keliru ialah adanya putusan pidana bersyarat telah melakukan pidana dan diharuskan
membayar denda. Kalau sudah membayar, mestinya kan sudah tidak dipenjara lagi, tandas
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Jayabaya itu. Apalagi, kata dia, dalam putusan
hakim itu syaratnya juga belum jatuh tempo.
Namun, menurut Andi, solusi pembayaran denda berdasarkan putusan MA itu merupakan
penyelesaian di luar pengadilan yang lebih mengarah ke hukum perdata. Pembayaran denda
itu merupakan solusi yang lazim secara perdata. Setelah ada kesepakatan membayar denda,
mestinya pidananya juga selesai.
Andi menambahkan, pembayaran syarat khusus denda oleh 14 perusahaan AAG memang tak
bisa dilepaskan dari pernyataan Kejaksaan Agung soal sita aset 14 perusahaan jika tidak
membayarnya.
Jadi, eksekusi putusan MA yang mengenakan syarat umum kepada Suwir Laut dua tahun
pidana penjara, dengan masa percobaan tiga tahun, dan syarat khusus 14 perusahaan yang
tergabung dalam Asian Agri Group membayar denda dua kali pajak terutang, tegas Andi,
harus dipatuhi meskipun aspek keadilannya masih bisa dipertanyakan. (*/P-4)
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
8/43
Bahaya Revisi KUHAP dan KUHP
HERA KHAERANI
Politik hukum pidana yang dianut pemerintah ialah hukum melalui kodifikasi.
TIDAK hanya Rancangan Undang-Undang Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (RUU KUHAP), RUU Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU
KUHP) yang saat ini dibahas DPR juga dipandang bermasalah. Jika dibiarkan, KUHAP dan
KUHP nantinya berpeluang melemahkan upaya memberantas korupsi.
Pengamat dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar berpandangan,
penting sekali untuk mempertanyakan dasar pertimbangan dari penghapusan unsur
penyelidikan dalam RUU KUHAP. Jika alasannya hanya efisiensi biaya, baginya itu tidak
masuk akal.
Sebaliknya dengan menghilangkan penyelidikan, harga yang harus ditanggung justru lebih
besar karena tanpa tahap tersebut, banyak koruptor bisa lolos dari jeratan hukum Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Hal itu terkait dengan KPK yang tidak mempunyai kewenangan menghentikan penyidikan
(SP3). Lembaga antirasywah tersebut dipastikan bakal kesulitan menuntut perkara jika tidak
didahului dengan validasi bukti-bukti tindak pidana korupsi dalam ranah penyelidikan.
Jika pertimbangannya mengamputasi kewenangan KPK, ini merupakan konspirasi paling
jahat dari para koruptor berbulu penyelenggara negara. Bagi mereka, tampaknya korupsi
sudah menjadi napas hidup, cetus Abdul.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas Shinta Agustina menambahkan, RUU KUHAP
bisa melenyapkan eksistensi KPK dan pengadilan tindak pidana korupsi. Itu disebabkan RUU
KUHAP tidak menyebut institusi selain subsistem SPP yang umum ada, yaitu kepolisian,
kejaksaan, dan pengadilan.
Ia melihat pelemahan terhadap pemberantasan korupsi semakin keras. Hal itu terlihat dalam
beberapa ketentuan RUU KUHAP, di antaranya ialah ketentuan tentang hakim pemeriksa
pendahuluan (HPP). Kewenangan HPP sangat besar, tidak hanya dapat menentukan upaya
paksa dan penyadapan, tetapi juga dapat menentukan suatu perkara akan diadili atau tidak.
Suatu proses hukum yang telah dilakukan oleh penyidik, termasuk KPK, akan berhenti
begitu saja hanya karena HPP menyatakan perkara tersebut tidak layak untuk diteruskan ke
pengadilan, ungkap Shinta.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
9/43
Padahal dengan kondisi sekarang saja, tambahnya, pemberantasan korupsi juga terganjal oleh
masih adanya hakim nakal.
Berbagai pengaturan dalam RUU KUHP dan RUU KUHAP jelas membunyikan lonceng
senjakala bagi pemberantasan korupsi, bukan hanya bagi KPK, tukas Shinta.
Hilang kewenangan
Pakar hukum dari Universitas Parahyangan Bandung Agustinus Pohan mengkhawatirkan soal
penyadapan untuk kepentingan proses peradilan pidana, yang sebelumnya dapat
dikecualikan, dalam RUU KUHAP disyaratkan adanya izin terlebih dahulu dari HPP tanpa
kecuali.
Selain itu, penyuapan terhadap pegawai negeri dan hakim, misalnya, dalam RUU KUHP
dinyatakan bukan tindak pidana korupsi, melainkan tindak pidana jabatan.
Agustinus menekankan betapa RUU KUHP tidak lagi sejalan dengan apa yang telah dijalani
selama 55 tahun terakhir. RUU KUHP tidak mengualifikasi semua kejahatan penyuapan baik
aktif (penyuap) maupun pasif (penerima suap) sebagai tindak pidana korupsi.
Dengan sendirinya, KPK akan kehilangan kewenangannya dalam menangani penyuapan
terhadap pegawai negeri dan hakim, termasuk seperti dalam kasus hakim Mahkamah
Konstitusi (Akil Mochtar), tandas Agustinus.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
10/43
Hentikan Wacana Dana Saksi Parpol
AKHMAD MUSTAIN
Sikap Bawaslu sudah jelas dan tegas. Pemerintah seharusnya menghentikan keinginan
mencairkan dana saksi parpol.
KETUA Badan Pengawas Pemilu Muhammad mengimbau agar pemerintah dan DPR
menghentikan wacana pengalokasian bantuan dana saksi parpol. Selain, tidak ada
pembahasan lanjutan, juga dengan waktu yang singkat, cukup sulit mewujudkan pengelolaan
anggaran yang akuntabel.
Mengenai dana saksi, saya sudah sampaikan, rapat terakhir di Kemenko Polhukam, pada
butir keempat kesimpulan, akan dibicarakan kemudian, artinya memang ditunda. Kita lihat
sampai saat ini tidak ada pertemuan lanjutan. Pemerintah dan DPR tidak tegas memberikan
keputusan itu, ujarMuhammad saat ditemui di Jakarta, kemarin.
Ia menjelaskan, dengan waktu pelaksanaan Pemilu 2014 yang tinggal dua bulan, dan
mengingat teknis pengelolaan anggaran tersebut belum juga dibahas, tentu sangat terlambat
jika pembahasan tersebut dilanjutkan. Ia menegaskan, Bawaslu sudah memutuskan tidak
bersedia mengelola dana saksi parpol. Pasalnya, dengan tanggung jawab yang besar untuk
pengelolaan dana saksi parpol, sangat potensial fungsi Bawaslu akan terbengkalai.
Kami sudah hitung kekuatan kami. Kalau mau dilanjutkan, biarkan jadi tanggung jawab
pemerintah dan DPR yang pikirkan, bukan Bawaslu, tegas Muhammad.
Pemerintah mengisyaratkan lampu hijau untuk menggelontorkan dana tambahan pengawasan
kepada Bawaslu sebesar Rp1,5 triliun. Dari total dana itu, Rp800 miliar untuk bimbingan
teknis dan honor saksi mitra PPL, dan Rp700 miliar untuk honor saksi setiap parpol di setiap
TPS.
Sebelumnya, Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan jadi atau tidaknya kebijakan itu
digolkan tergantung pada keputusan Bawaslu. Menurut Mendagri, kemungkinan peraturan
presiden soal dana saksi parpol akan dibuat terpisah dari perpres mitra PPL dan linmas. Saat
ini, perpres dana saksi masih dibahas untuk dirumuskan posisi hukum yang tepat agar tidak
ada masalah.
Saat menanggapi sikap Bawaslu itu, Komisi Pemberantasan Korupsi memberikan apresiasi.
Sikap itu sejalan dengan pendapat KPK bahwa akuntabilitas distribusi dana saksi parpol
masih dipertanyakan, terang Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Adnan Pandu Praja
dalam rakornas pengawasan pemilu legislatif di Jakarta, kemarin.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
11/43
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
12/43
Menanti Giliran untuk Disidang
PENANTIAN panjang, itulah yang dialami Ahmad Jauhari hingga akhirnya kembali disidang
di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Kemarin, sidang lanjutan terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan kitab suci Alquran dalam
APBNP 2011 dan 2012 itu kembali digelar. Meski dijadwalkan dimulai pukul 14.00 WIB,
sidang untuknya baru digelar 5,5 jam berikutnya, pukul 19.30.
Saat membuka sidang, Hakim Ketua Anas Mustaqim mengatakan, Karena sidang padat,
akhirnya baru bisa dimulai.
Kemarin memang menjadi hari yang terbilang padat di Pengadilan Tipikor Jakarta.Selain perkara Jauhari yang mantan pejabat pembuat komitmen di Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, ada 12 sidang kasus kejaksaan yang
digelar sejak pagi.
Meski perkara korupsi pengadaan kitab Alquran di Kemenag itu menjadi satu-satunya kasus
yang ditangani KPK yang dijadwalkan sidang hari ini, perkaranya tidak lantas diprioritaskan
untuk disidang. Sama dengan perkara yang ditangani kejaksaan, Jauhari yang tahanan KPK
harus antre giliran di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Persoalan antre sidang dan pelaksanaan yang jauh molor dari jadwal bukanlah masalah baru
di Pengadilan Tipikor Jakarta. Meski semangat menberantas korupsi dan mengadili koruptor
tinggi, keterbatasan jumlah hakim dan ruang sidang yang hanya ada empat membuat sistem
tambal sulam hakim masih terus terjadi.
Dalam sidang kali ini, enam saksi didatangkan. Semuanya dari pihak perusahaan yang
mengikuti lelang proyek pengadaan kitab Alquran di Kemenag yang kini menjerat Jauhari
sebagai terdakwa.
Keenam saksi tersebut ialah Ali Jufrie Direktur PT Adhi Aksara Abadi Indonesia (A3I),Abdul Kadir Alaidrus Direktur PT Sinergi Pustaka Indonesia, Imam Sati yang dulu bekerja di
A3I, Euis Novita Widyawati staf keuangan PT A3I dan PT Sinergi Pustaka Indonesia,
Murdaningsih Direktur Pemasaran PT Macanan, dan Marsio Direktur Operasional PT
Macanan.
Awalnya PT Macanan dinyatakan menang tender karena penawarannya memang paling
rendah. Namun, kemenangan itu dipengaruhi isu perbedaan agama, yakni pemiliknya bukan
muslim dan dibilang akan berbahaya bila dibiarkan mencetak kitab Alquran. Macanan juga
dikatakan merusak harga. Di sisi lain, PT A3I dan Sinergi merupakan perusahaan yang
sebelumnya menang tender di Kemenag.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
13/43
Kedua perusahaan akhirnya bersepakat dengan Fahd el Fouz, Zulkarnaen Djabar, dan Dendy
Prasetia. (Hera Khaerani/P-4)
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
14/43
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
15/43
Oke, pencanangan boleh pencanangan. UU dan peraturan pelaksanaannya itu sudah mengatur
dengan jelas dan mereka yang diberikan hak itu ialah mereka yang memenuhi peraturan yang
ada.
Selalu bisa terjadi bahwa manakala ada persyaratan dilanggar oleh narapidana yang
melanggar, (pembebasan bersyarat) akan dicabut.
Jaminan Corby tidak lari dari Indonesia?
Lo, kan semua sudah diatur. Ada iparnya yang menjamin. Kalau dia lari dari Indonesia, kita
tinggal minta kepada aparat dan dia akan langsung masuk daftar pencarian orang.(P-4)
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
16/43
Jangan Goda Jenderal Aktif
POLITISI mulai menggoda TNI aktif untuk kembali ke politik praktis. Sikap seperti itu
dinilai mengkhianati salah satu amanah reformasi yang telah menggariskan TNI profesional
sebagai alat negara dan netral dalam politik.
Kita jangan mengajak kembali jenderal TNI aktif kembali ditarik ke politik, termasuk
mewacanakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebagai calon presiden, ujar Wakil Ketua
Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin (F-PDIP) seusai Raker Komisi I DPR RI dan
Panglima TNI, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Tubagus mengatakan hal itu menanggapi
nama Jenderal TNI Moeldoko yang diusulkan PPP sebagai salah satu dari sembilan bakal
capres pada Musyawarah Kerja Nasional PPP di Bandung, pada 7-9 Februari 2014.
Menurut Hasanuddin, pada era Orde Baru, ABRI hanya mengenal politik negara, tapi
kemudian Presiden Soeharto (alm) menggeser peran dan fungsi ABRI ke politik praktis
melalui dwi fungsinya sebagai kekuatan sosial dan politik.
Hasilnya, ABRI saat itu menjadi tidak netral. Maka pada peralihan dari era Orde Baru ke
Reformasi, salah satu amanahnya mengembalikan ABRI ke barak dan tidak terlibat dalam
politik praktis.
Karena itu, imbuh Hasanuddin, seluruh elemen masyarakat, terutama partai politik, agar
bersama-sama menjaga tidak mengajak kembali TNI ke politik. Mantan Sekretaris Militer
pada era Presiden Megawati Soekarnoputri itu menegaskan jangan menjerumuskan lagi TNI
ke politik praktis untuk kedua kalinya.
Biarkan TNI maju dan berkembang menjadi tentara profesional dan pejuang demi tegaknya
NKRI, tegasnya.
Di sisi lain, Jenderal TNI Moeldoko menanggapi usulan PPP yang memunculkan namanya
dalam bursa bakal capres, dia balik bertanya, apakah dirinya pantas diusung sebagai capres.
Namun, Moeldoko segera menambahkan, dirinya tidak menutup komunikasi dengan semua
parpol peserta pemilu.
Dia juga menegaskan belum ada elite parpol yang meminta kesediaannya untuk diusung
sebagai bakal capres.
Ingin Selalu Perbaharui Nawaitu
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
17/43
SOSOK calon legislatif muda satu ini, Lathifa Al Anshori, 22, yakin betul suatu pekerjaan
berangkat dari nawaitualias niat. Termasuk untuk menghindari perilaku korupsi sebagai
politikus Senayan nantinya, katanya, harus selalu memantapkan niat.
Kalau mau masuk ke hati pemilih, jangan memanjakan rakyat dengan hal-hal yang tidak
baik. Kalau dimulai dari niat tidak akan korupsi, pasti bisa. Dan, niat itu harus terus
diperbarui. Kalau niat korupsi saja tidak ada, berharap dapat apa pun tidak mau, ujar calegdari Partai NasDem Daerah Pemilihan DKI Jakarta II nomor urut 2 ini dalam sebuah diskusi
di Jakarta, Minggu (9/2).
Sejak awal, alumnus Cairo University ini sudah berniat berkampanye dengan biaya murah,
sebisa mungkin berhemat dan tidak merogoh kocek di luar batas kemampuan untuk merayu
konstituen.
Biaya politik bisa lebih murah ketika kita menahan lifestyle. Saya bisa berhemat, misalnya,
dengan tidak menginap di hotel saat turun ke masyarakat, tetapi menginap di rumah warga.
Dengan turun langsung dan berdialog, justru kita bisa lebih memahami kondisi di lapangan
dan bisa mengobrol banyak, tuturnya.
Ia menuturkan pengalamannya yang mendadak dikirimi proposal meminta sumbangan dari
berbagai pihak, setelah ia ditetapkan sebagai caleg. Namun, ia berani menolaknya.
Kalau dituruti, itu namanya bertransaksi juga. Memang jadi banyak yang minta santunan,
tapi niatnya juga sudah beda. Saya bilang, jangan miringkan niat saya untuk berbuat baik.
Saya tidak akan tunduk pada norma yang ada di kepala Anda, tegasnya.
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Ingin-Selalu-Perbaharui-Nawaitu-11022014005003.shtml?Mode=1 -
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
18/43
Dalam kesempatan itu, sejarawan JJ Rizal berpendapat, demokrasi bisa berjalan baik ketika
capres dan caleg tidak terbebani masa lalu dan tidak korupsi. Kita butuh orang-orang yang
tidak lumpuh akal sehat dan hati nurani. Dan, itu dipunyai anak-anak muda yang penuh
semangat, kata Rizal.
Jurus lain dilakukan caleg dari Partai NasDem untuk Dapil NTT I (Flores-Lembata-Alor)
Jhonny G Plate. Dia bertemu tokoh masyarakat NTT yang ada di Bali. Para tokoh, para
pengusaha, para dosen, mahasiswa diajak bertemu untuk berbicara banyak soal pembangunan
NTT ke depan.
Saya tidak mau berbicara politik di sini. Saya hanya ingin menyerap aspirasi masyarakat
NTT yang tinggal di Bali tentang apa sebenarnya yang paling dibutuhkan masyarakat NTT
saat ini, ujarnya di Denpasar, Minggu (9/2) malam.
Ada beberapa poin penting yang disampaikan dalam pertemuan itu. Menurut Plate, puluhantahun para pemimpin asal NTT hanya menjadi pengemis APBN. Tidak ada inovasi
pembangunan dari para pemimpin itu sendiri. Wilayah NTT tidak bisa dibangun hanya
dengan cara mengemis APBN.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
19/43
Caleg Muda Diharapkan Mereformasi Parlemen
NURULIA JUWITA SARI
Ada lima indikator untuk tidak memilih caleg yang diragukan komitmen anti-
korupsinya. "Mereka tidak bisa melawan atau menghindarinya sendiri-sendiri. Karena
itu, perlu kesadaran kolektif dan terbangunnya kelompok muda parlemen" Veri
Junaidi Aktivis Perludem
MENJELANG Pemilu 2014, isu yang tak kalah pentingnya dengan calon presiden muda
adalah calon legislatif muda. Terlebih di tengah wajah kusam Dewan Perwakilan Rakyat,
karena sejumlah politikusnya tersandung kasus korupsi.
Peneliti dari Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Veri Junaidi optimistis caleg
muda, usia di bawah 40 tahun, bisa menghapus stigma buruk lembaga legislatif dari korupsi.
Namun demikian, tindak pidana korupsi yang dilakukan para politikus parlemen selama ini
sistematis dan melibatkan kelompok.
Karena itu, lanjutnya, kesadaran kolektif dibutuhkan bagi para caleg muda untuk membentukkekuatan baru melawan korupsi.
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Caleg-Muda-Diharapkan-Mereformasi-Parlemen-11022014005016.shtml?Mode=1 -
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
20/43
Mereka tidak bisa melawan atau menghindarinya sendiri-sendiri. Karena itu perlu kesadaran
kolektif dan terbangunnya kelompok muda parlemen yang berkomitmen bersama untuk
melawannya. Yang pasti harus dimulai sejak sekarang, yakni tidak melakukan politik uang,
ujar Veri saat dihubungi kemarin.
Ia memandang Pemilu 2014 menjadi momentum penting untuk melakukan regenerasi di
parlemen. Sebab para tokoh tua, terutama incumbent, dinilai tidak memiliki kinerja yang
positif dan banyak yang terjerat kasus korupsi. Para darah muda itu diharapkan bisa
melakukan perbaikan dan terhindar dari politik transaksional, terutama dalam proses
pembuatan kebijakan yang banyak menjadi ruang untuk korupsi. Tokoh tua lebih dikenal
karena ketokohannya dan punya pendanaan yang cukup baik. Caleg muda justru modalnya
lebih besar, yakni energi untuk terjun langsung ke lapangan menemui pemilih. Mereka juga
bisa mengampanyekan perubahan yang tidak dilakukan tokoh tua. Persoalan di Indonesia
sudah akut, membutuhkan orang-orang muda untuk memberi perubahan, ungkapnya.
Namun ia khawatir, tidak semua anak muda yang terjaring dalam rekruitmen parpol memiliki
kapasitas dan integritas sesuai harapan publik.
Masih banyak parpol yang merekrut tidak secara baik, sehingga para pemuda hanya menjadi
simbol belaka, pungkas Veri.
Ideologi kuat
Di tempat terpisah, peneliti senior Founding Father House (FFH) Dian Permata berpendapat
para politikus muda yang duduk di parlemen harus memiliki ideologi kuat. Sehingga dia
tidak mudah tergoda untuk memperkaya diri dengan jalan pintas, kata Dian.
Para caleg muda memiliki banyak keuntungan dalam pertarungan mengisi kursi parlemen.
Apatisme masyarakat atas tingkah laku anggota DPR periode saat ini membuat harapan
publik bertumpu pada orang-orang muda yang sama sekali baru.
Caleg muda diharapkan bisa mengubah wajah DPR. Dari sisi etos kerja anak muda lebih
bersemangat dan energik. Mereka bisa menembus dosa utang besar parlemen saat ini akan
tunggakan legislasi, katanya.
Secara lebih tegas, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengimbau
rakyat jangan memilih caleg yang terindikasi korupsi.
ICW sudah merilis 36 caleg yang diragukan komitmen antikorupsinya, katanya.
Indikatornya, kata Donal, ada lima, pertama, yaitu politikus yang namanya pernah disebut
dalam keterangan saksi atau dakwaan JPU terlibat serta atau turut menerima sejumlah uang
dalam sebuah kasus korupsi.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
21/43
Kedua, politikus bekas terpidana kasus korupsi. Ketiga, politikus yang pernah dijatuhi sanksi
atau terbukti melanggar etika dalam pemeriksaan oleh Badan Kehormatan DPR.
Keempat, kata Donal, politisi yang mengeluarkan pernyataan di media yang tidak
mendukung upaya pemberantasan korupsi.
Kelima, politikus yang mendukung upaya revisi UU KPK yang berpotensi memangkas dan
melemahkan kewenangan lembaga KPK, ungkapnya. (X-5)
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
22/43
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
23/43
Di sisi lain, pemerintah membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan)
guna mengintegrasikan tugas tiga matra TNI, yakni Angkatan Darat, Angkata Laut, dan
Angkatan Udara dalam menjaga pertahanan NKRI secara berkelanjutan. Anggota Komisi I
DPR Evita Nursanti mengatakan pembentukan Kogabwilhan merupakan implementasi
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi TNI.
Rencana ini diimplementasikan bulan Juni sebagaimana disampaikan Menhan pada rapat
kerja lalu di Komisi I, kata Evita seusai rapat kerja Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal
Moeldoko, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Politikus PDIP itu menjelaskan
kogabwilhan merupakan kebutuhan penting karena menyangkut sebaran ancaman dan
dinamika global yang kian dinamis. Harus digarisbawahi, pengaktifan kogabwilhan tersebut
harus mampu menjaga setiap jengkal wilayah NKRI, terutama daerah perbatasan, jelasnya.
Jika melihat pengembangan modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan), kata dia,
upaya memperkuat kogabwilhan akan terlihat pada penguatan perbatasan.
Misalnya, pengadaan tank untuk pengamananperbatasan di Papua dan pengadaan kapal
perang baru untuk pengamanan maritim, paparnya. (*/P-3) [email protected]
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
24/43
Pemberantasan Narkoba antara Komitmen dan Kenyataan
HM PrasetyoMantan JAM Pidum Kejaksaan Agung, Praktisi hukum/advokad
Pemberian grasi atau pengampunan oleh seorang Presiden RI kepada siapa pun pelaku
kejahatan narkoba, termasuk Corby, menjadi sebuah mimpi buruk bagi upaya
pemberantasan narkoba di Indonesia. Sudah seharusnya dalam menggunakan hak
tersebut, presiden juga mendengarkan suara masyarakat.
PEMBEBASAN bersyarat yang diterima narapidana kasus narkoba asal Australia Schapelle
Leigh Corby suka tidak suka menimbulkan kontroversi di sebagian masyarakat. Corby
diputuskan bersalah menyelundupkan 4,1 kilogram ganja, dan diganjar hukuman 20 tahunpenjara di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali.
Kemarin, dia menikmati udara segar di luar jeruji besi kendati belum sepenuhnya bebas. Dari
20 tahun yang harus dijalani, Corby sudah mendapatkan diskon lima tahun dari Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, pada Mei 2012. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana terlukanya
masyarakat ketika Corby seolah mendapatkan perlakukan khusus. Korting masa hukuman
dan kini pembebasan bersyarat setelah sudah sembilan tahun mendiami sel.
Pemberian remisi, hingga grasi oleh Presiden, selanjutnya pembebasan bersyarat yang
diperhitungkan setelah pemotongan hukumannya menjadi 15 tahun, dikhawatirkan justru
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Pemberantasan-Narkoba-antara-Komitmen-dan-Kenyataan-11022014007022.shtml?Mode=1 -
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
25/43
akan semakin mendorong dan merangsang sindikat peredaran narkotika internasional untuk
meningkatkan operasinya di Indonesia.
Bukti yang terungkap di persidangan memberikan keyakinan saya bahwa Corby merupakan
bagian dari jaringan sindikat internasional itu.
Saat masih dalam proses penanganan perkaranya, begitu pun saat sedang menangani kasus
serupa oleh sembilan warga negara Australia yang dikenal dengan kasus Bali Nine, pernah
Wakil Dubes Australia di Indonesia mendatangi saya yang ketika itu menjabat Jaksa Agung
Muda Tindak Pidana Umum (JAM Pidum) Kejaksaan Agung. Dia menyampaikan
`imbauannya' agar warga negaranya tersebut tidak dijatuhi pidana mati. Silakan dengan
pidana penjara berapa lamanya, tapi jangan hukuman mati.
Dijelaskan kepada mereka bahwa beberapa UU dan hukum positif di Indonesia masih
diperlakukan hukuman mati. Hukuman yang dimaksud disesuaikan dengan jenis kejahatandan dampak yang ditimbulkan sesuai UU dan kejahatan yang bersangkutan. Demikianlah
akhirnya Corby divonis 20 tahun penjara, sedangkan beberapa pelaku Bali Nine antara lain
Sukumaran dijatuhi pidana mati.
Tidak konsisten
Pemberian remisi bahkan pengampunan/grasi, merupakan hak prerogatif presiden yang tiada
pihak mana pun dapat mencegahnya. Namun, menurut saya, penggunaannya haruslah
dilakukan secara selektif. Manfaat, pengaruh, dan dampak ikutan serta lainnya harus
mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat. Dapat dibayangkan betapa narkotika sudah
demikian merusak sendi-sendi kehidupan bangsa dan jutaan masa depan generasi muda.
Fakta memperlihatkan bahwa dewasa ini Indonesia bukan lagi sekadar menjadi salah satu
sasaran daerah pemasaran, melainkan cenderung sudah dijadikan pusat jaringan peredaran
bahkan menjadi negara produsen narkotika jenis sabu, ekstasi, dll.
Menjadi sebuah pertanyaan, mengapa hal tersebut sampai demikian? Menurut saya, hal
tersebut tiada lain disebabkan pertama, law enforcementatau penegakan hukum yang sering
tidak konsisten, bahkan lemah. Kedua, adanya berbagai kebijakan yang diperlakukan
berlindung pada peraturan perundangan dan hak serta kewenangan yang melekat pada sebuahjabatan. Seperti halnya remisi, pembebasan bersyarat bahkan grasi yang semestinya
diperlakukan secara cermat, bermanfaat, dan tidak serta-merta seperti yang dirasa adil bagi
masyarakat.
Bandingkan dengan penegakan hukum dan sikap tegas terhadap mereka yang dinyatakan
bersalah melakukan kejahatan yang sama di Malaysia. Jika melebihi hitungan gram seperti
yang ditentukan aturan perundangan mereka, pelakunya bisa dijatuhi hukuman mati.
Hukuman itu dilaksanakan dengan konsisten dan tidak pernah terdengar adanya kompromi
ataupun perlakuan istimewa dari penguasa.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
26/43
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
27/43
BPJS dan Angka Keramat 2014
Badrul MunirDokter Spesialis Saraf RS Saiful Anwar Malang
(Evaluasi Pelaksanaan BPJS Kesehatan)
Upaya pemerintah memberi madu ke rakyatnya berupa jaminan kesehatan nasional
bisa berubah menjadi racun manakala tidak dibarengi dengan persiapan yang matang
dan sistem yang sempurna.
TAHUN 2014 merupakan angka keramat bagi bangsa Indonesia. Begitu keramatnya tahun ini
seolah tidak ada tahun sebelum dan sesudahnya. Lihatlah betapa aktivitas media massa
memberitakan pernak-pernik pemilu, mulai DPC/DPT, calon anggota legislatif, hingga survei
elektabilitas partai dan calon presiden/ wakil presiden.
Pemilu 2014 juga sangat mahal dengan perkiraan menelan dana Rp50 triliun, yang tentunya
bersumber dari APBN. Biaya itu belum termasuk biaya caleg dan partai politik yang
menanggung sendiri ongkos keikutsertaan mereka dalam kontes lima tahunan ini, seperti
untuk biaya kampanye dan sosialisasi.
Bagi partai pemerintah yang sekarang berposisi sebagai petahana (incumbent), berbagai
langkah politis juga dilakukan. Kebijakan populis yang menyentuh langsung diputuskan
menjelang tahun keramat ini dengan harapan simpati publik bersemi kembali seperti pemilusebelumnya. Salah satu kebijakan populis yang diambil oleh pemerintah ialah pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di awal 2014, dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai pelaksananya. Kebijakan yang sangat penting dan
mendasar bagi rakyat Indonesia itu telah diresmikan oleh Presiden SBY di akhir Desember
2013.
Para pengamat menilai kebijakan program itu sangat baik. Sayangnya, belum direncanakan
secara matang dan menyeluruh serta sosialisasi yang belum maksimal. Bahkan program yang
terkesan dipaksakan dan menjadikan masyarakat seperti kelinci percobaan itu
memunculkan masalah krusial di lapangan.
Penulis tidak dapat membayangkan sebuah sistem yang rencananya melayani kesehatan 121
juta-140 juta warga Indonesia dan mengelola aset iuran dana jaminan Rp39 triliun per tahun
yang direncanakan hanya dalam beberapa bulan sebelum di-launching, tanpa sosialisasi yang
masif terhadap masyarakat dan pelayan kesehatan. Suatu langkah yang cukup berisiko
menuai kegagalan dan menyengsarakan masyarakat (baca: pasien) daerah di Indonesia baik
di kota besar apalagi di daerah pelosok. Kegaduhan tersebut mungkin belum terpantau secara
jelas oleh media massa.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
28/43
Sebagai praktisi kesehatan, penulis bisa merasakan betapa sistem baru itu membuat `kalang
kabut pelayanan kesehatan' di lapangan. Kegaduhan itu tergambar dari satu penelitian selama
Januari 2014. Sebuah penelitian ilmiah yang mengkaji penyelenggaraan jaminan sosial
kesehatan nasional dianalisis dari pemberitaan media massa nasional dan lokal di seluruh
Indonesia dan memberi data yang menarik. Pemberitaan positif JKN selama Januari 2014sebesar 60%, tetapi cenderung menurun dari minggu pertama dan kedua dengan rata-rata
penurunan 16%. Sebaliknya pemberitaan negatif JKN awal Januari 40% dan cenderung
meningkat pada minggu pertama dan kedua dengan rata-rata 15,9%, yang memberi sinyal
potensi masalah semakin besar bila tidak segera dicarikan solusinya.
Kegaduhan merata mulai sistem pelayanan kesehatan (health care delivery system), sistem
pembiayaan kesehatan (health care financing), hingga sistem pembayaran kesehatan (health
care reimbursement) yang pada ujungnya membingungkan masyarakat yang selama ini sudah
terlayani dengan sistem ansuransi sebelumnya (Askes, Jamsostek, Jamkesmas, dan lainnya)
Kegaduhan itu muncul karena ketidaksiapan pemerintah dan BPJS Kesehatan (baca PTAskes) dalam melaksanakan amanat UU ini.
Hal yang sangat fundamental berupa regulasi operasional seperti peraturan pemerintah,
peraturan presiden, dan peraturan menteri kesehatan terlambat dikeluarkan dan
disosialisasikan.
Sebagai contoh di sistem pembiayaan kesehatan, berdasarkan UU No 24/2011 tentang BPJS
dinyatakan bahwa peserta Jamsostek otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan, sehingga
tanpa mendaftar sebenarnya mereka sudah tercatat sebagai peserta. Namun, kenyataan di
lapangan berbeda. Peserta Jamsostek harus mendaftar sendiri sebagai peserta BPJS
Kesehatan. Bahkan para pengusaha masih dibingungkan tentang jumlah iuran dan tata cara
pembayarannya. Hal yang sama juga terjadi pada peserta Askes dan Asabri, Jamkesmas, dan
lainnya.
Di sistem pelayanan kesehatan juga menimbulkan kegaduhan luar biasa. Sistem rujukan yang
baru dan bertingkat tidak disosialisasikan lebih dulu sebelum dilaksanakan sistem JKN ini
sehingga para pasien kebingungan dan pontang-panting mengurus tata cara mencari rujukan
demi mendapatkan pelayanan kesehatan. Rujukan yang berjenjang dan terbagi menjadi tiga
tingkatan, yang pada awalnya ditujukan untuk mengaktifkan sistem rujukan, menjadi sesuatuyang `menyiksa dan menambah penderitaan' pasien JKN.
Abaikan profesi kesehatan
Sistem pembayaran JKN dengan INA-CBG'S yang terbagi dalam tiga regio dan tiga kelas
juga bukan tanpa masalah. Penerapan tarif yang dilakukan BPJS sepertinya terburu-buru dan
tidak melibatkan organisasi profesi kesehatan sehingga besaran pembiayaan kacau-balau dan
banyak mendapat protes dari rumah sakit dan organisasi profesi. Sebagai contoh, biaya
operasi kandungan (caesar) kelas 3 regional A Rp5.484.728 lebih rendah daripada circumsisi
(khitan) Rp15.633.431. Padahal tingkat kesulitan dan risiko medis operasi caesarjauh lebih
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
29/43
tinggi daripada mengkhitan. Tidak mengherankan jika beberapa rumah sakit berniat
mengundurkan diri dari sistem ini.
Pemerintah dan BPJS Kesehatan harus segera membenahi secara holistis dan sistematis serta
mengajak semua pihak agar permasalahan BPJS Kesehatan tidak membuat masyarakat
semakin menjadi `korban'. Upaya pemerintah memberi madu ke rakyatnya berupa jaminan
kesehatan nasional bisa berubah menjadi racun manakala tidak dibarengi dengan persiapan
yang matang dan sistem yang sempurna.
TRANSPARANSI
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
30/43
Gaji Kepala Dinas Dibuka untuk Umum
Sebuah pengumuman ditempel di depan pintu ruangan kerja Kepala Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Mamuju, Nehru Sagena. Papan pengumuman itu berisi daftar
gaji sang kepala dinas. Tidak sedikit orang yang lewat di sana akan berhenti dan melihat
sejenak berapa gaji seorang kepala dinas.
Masyarakat yang berkunjung ke kantor dinas itu pun ikut pula melihat daftar gaji yang
dipasang di sana.
Wah, baru kali ini ada yang buka-bukaan soal penghasilan, komentar seorang warga.
Nehru memang menggagas pemasangan daftar gaji beserta tunjangan yang ia terima.
Ia pun memang menghendaki gaji dan tunjangannya diketahui anak buahnya.
Langkah itu diikuti anak buahnya. Semua pegawai negeri sipil (PNS) di dinas tersebut
memasang daftar gaji di papan pengumuman maupun di pintu ruang kerja.
Nehru telah memasang daftar gaji itu sejak Desember tahun lalu. Setelah satu bulan berjalan,
anak buahnya mulai memasang daftar gaji mereka. Mulai dari kepala bidang hingga kepala
seksi.
Tidak ada perintah untuk memasang, saya memberi contoh saja dengan memasang sendiri
lebih awal. Setelah satu bulan berjalan, akhirnya satu per satu pegawai di sini ikut memasang.Termasuk kepala bidang dan kepala seksi juga ikut memasang, ujar Nehru saat ditemui di
ruang kerjanya, kemarin.
Dalam daftar gaji yang dipasang di pintu depan ruang kerja, terurai jelas berapa besar gaji
pokok, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan beras, pajak, dan pemotongan untuk
asuransi kesehatan. Di bagian akhir tertera penerimaan bersih dan tunjangan.
Nehru mengungkapkan tujuan utama memasang daftar gaji dan tunjangan ialah mendorong
tata kelola pemerintahan agar lebih baik, dan ditandai dengan birokrasi yang bersih,
transparan serta terukur. Ia pun yakin pemasangan daftar gaji itu bisa menjadi salah satu pintu
untuk pembuktian terbalik terhadap para pejabat atau PNS.
Dengan transparansi, masyarakat akan mudah mengetahui besarnya pendapatanyang
diterima dan bisa membandingkan dengan kekayaan yang dimiliki, tegasnya.
Transparansi gaji dan tunjangan sebetulnya sudah dilakukan pasangan Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, pasangan
tersebut datang dari kalangan politisi. Sementara itu, langkah yang dilakukan di kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Mamuju dimulai dari kalangan PNS.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
31/43
Perubahan lain yang dilakukan ialah masalah pengurusan administrasi kependudukan seperti
KTP dan kartu keluarga, yang juga dilakukan transparan. Termasuk layanan KTP keliling
dengan memakai mobil.
Di kantor tersebut, dipasang papan pengumuman mana saja pelayanan yang gratis dan yang
harus membayar. Kalau layanan yang berbayar seperti surat keteranganpindah, harus
membayar Rp5.000 per orang sesuai ketentuan berlaku, jelasnya.
(Farhan Matappa/N-3)
Sentralisasi Guru Diajukan
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
32/43
CRI QANON RIA DEWI
Penarikan guru dari daerah ke pusat bertujuan memecahkan berbagai masalah seperti
kekurangan guru di daerah terpencil dan macetnya tunjangan sertifikasi guru.
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal mengambil alih
kembali kebijakan pengelolaan guru dari pemerintah daerah. Pasalnya, kebijakan
desentralisasi guru yang ada saat ini lebih banyak menimbulkan masalah di daerah-daerah.
Selama ini guru dikelola oleh pemerintah daerah, kabupaten/kota. Dasarnya Undang-
Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Setelah dipelajari, banyak persoalan yang
muncul, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh di Bengkulu,Minggu (9/2).
Nuh mengutarakan persoalan tersebut, antara lain posisi guru ketika pemilihan kepala daerah
dikaitkan dengan politik, sulitnya pemerataan distribusi guru, dan tersendatnya penyaluran
dana untuk tunjangan sertifikasi guru.
Menurut mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) itu, penarikan kebijakan
guru ke pusat atau sentralisasi guru merupakan bagian dari revisi UU No 32/2004 terkait
bidang pendidikan yang akan diajukan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Ia menambahkan, jika kebijakan guru ditarik ke pusat, pihaknya akan leluasa mengatasi
masalah pemerataan kebutuhan guru di berbagai daerah. Artinya, ada daerah yang jumlah
gurunya berlebihan bisa dialihkan ke daerah lain yang tengah mengalami kekurangan guru,
seperti di daerah terpencil.
Jadi, nantinya guru yang dikirim ke daerah yang kekurangan guru bisa jadi sebagai promosi
untuk naik jabatan, terang Nuh.
Dalam revisi UU Nomor 32/2004 bidang pendidikan juga akan terdapat penetapan kewajiban
pemerintah pusat, pemerintah provisi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Dalam revisi UU nanti akan dipilah mana yang jadi urusan pemerintah kabupaten/kota,
urusan provinsi dan urusan pusat, dan mana yang jadi urusan bersama, tukas Nuh.
Yang jelas, pembinaan profesi dan karier serta perlindungan yang baik bagi guru.
Apabila tidak, kami khawatir guru sama saja keluar dari mulut harimau masuk ke mulut
buaya. Seperti yang terjadi saat ini, pengelolaan guru di pusat buruk dari sisi pendataan, juga
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
33/43
peningkatan kualifikasi yang tidak jelas. Pemerintah pusat sering tumpang tindih antara pihak
ditjen dan BPSDM di Kemendikbud, pungkas Sulistiyo.
Pada kesempatan berbeda, pemerhati pendidikan Musni Umar berharap rencana pemerintah
yang bakal mengambil alih pengelolaan guru ke pusat melalui revisi UU No 32 Tahun 2004
tersebut dapat melahirkan guru yang kredibel dan profesional. (Bay/H-2)
KUA Usul Tarif Nikah Segera Diputuskan
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
34/43
PEMERINTAH diminta segera mengesahkan peraturan pemerintah (PP) terkait biaya nikah.
Hal itu untuk memastikan apa yang diterima petugas kantor urusan agama (KUA) bukanlah
gratifikasi.
Itu dikatakan Kepala KUA Kebayoran Baru, Jaksel, TB Zamroni kepada Media Indonesia, di
Jakarta, kemarin.
Ia menegaskan, dengan kepastian pengesahan PP, pihak KUA tidak bingung lagi
menjalankan tugas terutama terkait biaya yang dikenakan bagi yang menikah. Sebab sebelum
PP itu disahkan, butuh waktu sosialisasi kepada masyarakat. Belum lagi datangnya
permohonan menikah dari masyarakat. Proses penyesuaian itu bisa menimbulkan tanda tanya
di masyarakat karena merasa belum menerima informasi sebelumnya.
Inilah, yang kami hindari. Kami ini hanya pelaksana kebijakan. Kami akan melaksanakan
semua aturan yang dibuat dan telah memiliki kekuatan hukum. Aturan baru, kalau sudah
dianggap terbaik dari segi perundang-undangan, akan dilaksanakan. Kami akan sosialisasikan
jika sudah menjadi PP, ungkap Zamroni yang juga seorang penghulu itu.
Proses sosialisasi itu antara lain melalui pemberitahuan di kantor KUA, website,dan rapat-
rapat koordinasi di tingkat kecamatan dengan aparat pemerintah terkait.
Sosialisasi juga melalui ajang silaturahim warga seperti majelis taklim dan pengajian, kataZamroni.
Saat dimintai konfirmasi, Inspektur Jendral Kementerian Agama (Kemenag) M Jasin
mengatakan PP itu diharapkan bisa selesai bulan ini. Berdasar kesepakatan terakhir
Kemenag, Kemendagri, Kemenko Kesra, dan Kemenkeu diputuskan biaya nikah di KUA
sebesar Rp50 ribu dan luar KUA serta luar jam kerja sebesar Rp600 ribu. Keduanya masuk
penerimaan negara bukan pajak.
Adapun masyarakat yang terbukti memenuhi kriteria miskin akan dibebaskan dari biaya-
biaya, kata Jasin.
Dengan besaran biaya nikah yang baru, dia memperkirakan para penghulu atau petugas KUA
dapat mengantongi imbalan atau jasa pencatatan nikah sekitar Rp7 juta per bulan. (Vei/H-2)
Iklan Rokok tidak Faktual
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
35/43
KETUA Kaukus Kesehatan DPR Sumarjati Arjoso menilai iklan rokok yang ditayangkan
saat ini tidak sesuai dengan fakta yang ada. Iklan rokok menampilkan perokok sebagai sosok
pemberani, macho,dan kuat. Padahal sebaliknya, kebiasaan merokok menyebabkan
impotensi dan rentan terhadap berbagai penyakit kronis.
Dia berpendapat agar iklan rokok ditiadakan di televisi, daring, dan media cetak. Lebih
setuju tidak ada lagi iklan rokok, karena iklan itu pembodohan, ujarnya di Jakarta, kemarin.
Meski iklan rokok menampilkan peringatan kesehatan, kata Sumarjati hal itu tidak memadai
karena peringatan itu hanya ditampilkan dalam durasi singkat, beberapa detik saja.
Sementara itu, terkait dengan rencana penggunaan peringatan kesehatan bergambar (pictorial
health warnings/PHW) sebagai iklan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan merevisiPeraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 28/2013 tentang Pencantuman Peringatan
Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Dalam permenkes
terdapat lima PHW. Yakni gambar kanker mulut, orang merokok dengan asap membentuk
tengkorak, kanker tenggorok, orang merokok dengan anak di dekatnya, dan paru-paru yang
menghitam karena kanker.
Namun, gambar orang merokok dengan anak di dekatnya dan gambar orang merokok
dengan asap membentuk tengkorak tidak sesuai dengan PP No109/2012 karena
memperlihatkan bentuk rokok. Jadi akan direvisi, ujar Kepala Pusat Promosi Kesehatan
Kemenkes Lily S Sulistyowati.
Kabid Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia S Rahmat M Arifin mengatakan pihaknya
belum bisa mengambil keputusan. Tiga gambar yang ada terlalu menyeramkan,
dikhawatirkan membuat masyarakat terganggu. Ia lebih setuju iklan rokok sama sekali tidak
ditayangkan di televisi, media cetak, dan daring. (Ant/H-3)
Jasa untuk Bidan Perlu Diubah
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
36/43
CORNELIUS EKO SUSANTO
Hanya bidan yang bekerja sama dengan dokter praktik mandiri dan puskesmas yang
dapat mengklaim pembayaran.
IKATAN Bidan Indonesia (IBI) meminta skema pembayaran jasa layanan bidan dalam
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diubah. Pembayaran klaim JKN yang hanya
diberikan kepada bidan yang telah bekerja sama dengan dokter praktik mandiri dan
puskesmas dianggap merugikan para bidan.
Mekanisme kerja sama antara bidan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan masih belum jelas, ujar Ketua IBI Emi Nurjasmi, di Jakarta, kemarin.
Semenjak sistem JKN digulirkan pada 1 Januari 2014, skema pembayaran klaim bidan yang
melayani persalinan dan program Keluarga Berencana (KB) berubah.
Pada program terdahulu, dalam memberikan layanan KB dan persalinan, bidan praktik
mandiri tidak perlu menjalin lagi kerja sama dengan puskesmas atau dokter pratama. Klaim
pelayanan bisa langsung diminta kepada dinas kesehatan setempat oleh para bidan.
Dengan berlakunya JKN, sesuai dengan Perpres No 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan,
untuk mendapatkan dana klaim dari BPJS Kesehatan selaku pengelola JKN, mereka harus
menjalin kerja sama dengan puskesmas dan dokter mandiri.
Oleh Emi, kebijakan itu dinilai merugikan para bidan dalam memberikan layanan dan pada
muaranya dapat mengancam keberhasilan program KB secara nasional. Pasalnya, dari sekitar
200 ribu bidan yang terdaftar di IBI, sekitar 43.163 di antaranya merupakan bidan yang
berpraktik mandiri.
Dalam menanggapi keluhan tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Fasli Jalal berkomentar masalah terkait dengan bidan sampai saat ini
masih dibahas.
Kita (BKKBN) juga berharap segera ada kepastian soal manfaat dan model pembayaran
yang diterima bidan saat memberikan pelayanan KB, kata Fasli.
Pada kesempatan itu, Fasli berpendapat, untuk bidan praktik mandiri, mekanisme
pembayarannya sebaiknya tidak menggunakan model kapitasi. Jasa medis bidan sebaiknya
dibayar per kunjungan (fee for services) seperti saat bidan melayani program Jaminan
Persalinan (Jampersal) dahulu.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
37/43
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 69/2013 tentang pengaturan biaya untuk fasilitas
kesehatan primer dan lanjutan, terdapat delapan praktik kebidanan yang semuanya masuk
nonkapitasi.
Itu, antara lain, pemeriksaan ibu hamil (antenatal care/ANC) sebesar Rp25 ribu, persalinan
normal Rp600 ribu, penanganan perdarahan pascakeguguran melalui persalinan normal
dengan tindakan emergensi dasar sebesar Rp750 ribu, dan pemeriksaan pascamelahirkan
sebesar Rp25 ribu.
Terpaku pada dokter
Diwajibkannya bidan bekerja sama dengan dokter dan puskesmas disesalkan Deputi Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto Witjaksono.
Menurut dia, kebijakan itu menunjukan fokus pelayanan kesehatan di dalam BPJS hanyaterpaku pada peran dokter. Padahal, dalam pelayanan KB, sejatinya bidan menjadi ujung
tombak. Pasalnya, 80% wanita yang ikut KB memilih bidan untuk melayani kebutuhan ber-
KB.
Dalam menanggapi hal itu, Kepala Departemen Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi
mengatakan, soal kewajiban bidan harus menjalin kerja sama, hal itu berdasarkan Perpres No
12/2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Kita hanya menjalankan peraturan. Saat ini peraturan tersebut juga tengah dibahas untuk
direvisi, tuturnya. (H-3) cornel @mediaindonesia.com
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
38/43
NINING INDRA SHALEH
Pentingnya Peran Perempuan di Kancah Politik
NURUL HIDAYAH
Perempuan Indonesia memiliki potensi yang besar. Namun, masih terbentur berbagai
kendala.
MUNDUR saat karier tengah berada di puncak, bagi sebagian besar orang akan terasa eman-
eman, alias sayang. Namun, tidak bagi Nining Indra Shaleh, yang memutuskan mundur
setelah mengabdi selama 33 tahun di sekretariat jenderal (setjen) DPR RI. Padahal, ia kala itu
memegang tampuk kekuasaan selaku sekjen.
Sebelum memutuskan untuk berhenti berkarier setelah 33 tahun, sudah ada pertimbangan
yang masak, katanya.
Ia mengaku pernah membaca berbagai buku yang mengatakan sebaiknya kita berhenti pada
saat berada di puncak, termasuk saat berada di puncak karier. Agar bisa meninggalkan kesan
yang baik dan manis bagi semua orang, katanya.
Perempuan yang dijuluki Srikandi Senayan itu menjadi sekjen termuda, yakni pada usia 52
tahun pada 2008. Ia mundur setelah lima tahun memegang kekuasaan dan berhasil mengubah
wajah DPR menjadi lembaga negara yang akuntabel dan bersih dalam pengelolaan keuangan
negara.
Hal itu dibuktikan dengan penghargaan Wajar tanpa Pengecualian (WTP) atas audit laporan
keuangan oleh BPK RI selama 4 tahun berturut-turut mulai 2009 hingga 2012. Termasuk
menerima penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilannya menyusun laporan
keuangan dengan capaian standar tertinggi dan terbaik dalam sistem pelaporan keuangan
pemerintah.
Tidak hanya itu, Nining pun berhasil mendapatkan penghargaan dari KIP atas kebebasan
informasi publik pada lembaga negara setingkat Setjen DPR RI selama 2 tahun berturut-turut.
Nining memang bertekad menjadikan Setjen DPR RI sebagai lembaga yang terbuka untuk
publik.
Kita kan malu, kebebasan informasi publik itu dibuat di lembaga dewan. Masak lembaga
yang membuatnya tidak memberikan informasi secara terbuka, ungkapnya.
Karier Nining memang berhenti, tetapi ia telah meninggalkan kesan yang baik bagi
penerusnya di kelembagaan Setjen DPR RI.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
39/43
Resmi mengundurkan diri, Nining tidak tinggal diam. Ia memutuskan langsung aktif di partai
politik dan memutuskan berlabuh ke Partai NasDem. Ibu tiga anak itu tertarik masuk politik
untuk mengabdikan diri ke masyarakat, termasuk masyarakat di Cirebon, tempat ia dilahirkan
dan dibesarkan.
Saya memilih Partai NasDem karena diberikan peran yang cukup besar di partai tersebut
sekalipun saya ini wanita, katanya.
Selaku Wakil Sekjen DPP Partai NasDem, dirinya menjadi lebih leluasa untuk berperan aktif
khususnya memajukan perempuan di Indonesia.
Tidak hanya itu, Nining pun meyakini kedudukannya di tubuh partai tidak menggeser siapa
pun. Bedakalau saya masuk partai yang sudah lama jenjang pengaderannya. Nanti bisa-bisa
saya rusak, katanya.
Nining mengaku kedudukannya saat ini membuatnya sering berkeliling Indonesia dan
mencari tokoh-tokoh perempuan yang berintegrasi.
Ternyata banyak sekali perempuan di daerah yang memiliki potensi dan berintegrasi,
katanya.
Sayangnya, mereka tidak bisa berperan karena berbagai kendala. Termasuk masalah dana.
Memang di politik itu dibutuhkan cost political, kata Nining.
Padahal, lanjut Nining, peran perempuan dalam pembangunan di Indonesia sudah dicetuskandalam kongres perempuan Indonesia pertama di Surabaya pada 1928. Melalui kongres itu,
pintu bagi wanita Indonesia untuk berperan sebesar-besarnya dalam pembangunan di
Indonesia semakin terbuka lebar.
Peran itu kian terbuka dengan UU No 12 tahun 2003 tentang Pemilu yang dalam penetapan
calon legislatif (caleg) harus memperhatikan keterwakilan perempuan sebesar 30%. Namun,
saat itu caleg perempuan sering kali ditempatkan di nomor sepatu.
Aturan itu kian diperkuat dengan UU No 8 tahun 2012 yang tidak hanya memperhatikan
kuota perempuan 30% dalam caleg. Itu pun kembali diperkuat dengan setiap 3 calon harus
ada calon anggota legislatif perempuan, kata Nining.
Nining berharap semakin banyak perempuan yang berkiprah dalam dunia politik. Karena
keputusan politik itu lahir melalui keputusan parlemen.
Pintu masuknya harus melalui partai politik, katanya. Dengan aktif di parlemen, akan
semakin banyak keputusan yang dibuat terutama yang berpihak kepada perlindungan wanita
dan anak-anak.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
40/43
Tidak semata kuota dan popularitas, tapi juga kualitas caleg perempuan. Saya tidak
memusuhi artis. Banyak kok artis yang berkualitas dan mereka terjun ke dunia politik,
katanya.
Sayangnya, lanjut Nining, banyak partai yang mengambil caleg perempuan dari kalangan
artis hanya berdasarkan pertimbangan populer, bukan kapasitas, dan profesionalitas. Duduk
di parlemen itu tidak gampang,katanya.
Saat ditanyakan tentang kiat dan strategi untuk bisa terpilih menjadi wakil rakyat dari dapil
Jawa Barat VIII, Nining mengaku menggunakan jaringan keluarga besarnya, terutama yang
di kawasan Kabupaten Cirebon di wilayah timur, mulai Ciledung, Sindanglaut, Pabuaran, dan
lainnya. Nining pun mengaku sering kali mendapatkan pertanyaan menarik saat dirinya
menggelar sosialisasi.
Ada yang menanyakan perempuan baru dikasih kuota 30% saja sudah banyak yang korupsi,gimana kalau dikasih 100%, katanya menirukan pertanyaan yang keluar dari salah satu
warga saat talk showdi salah satu radio. Nining pun menyatakan jika itu merupakan kasus
personal.
Namun, sebagai perempuan yang memperjuangkan betul agar perempuan bisa berkiprah
dalam pembangunan, saya sangat menyayangkannya, katanya.
Tindakan tersebut menurut Nining sudah mencederai perjuangan pendahulu kita yang
menginginkan agar perempuan selain berjuang juga bisa menjaga amanah. Amanah itu yang
harus kita jaga bersama, katanya.
Nining tidak ingin masyarakat yang memilih perempuan sebagai perwakilan mereka di
parlemen kecewa. Karenanya, ia pun mengimbau kepada perempuan yang saat ini berjuang
untuk tetap bisa menjaga kepercayaan jika nantinya telah diberikan. Jangan nodai
perjuangan wanita yang jalannya sudah panjang ini, katanya. (M-5)
BIODATA
Nama: Nining Indra Shaleh
Tempat, Tanggal Lahir: Sindang Laut, Cirebon, 13 April 1955
Suami: Kol (Purn) TNI-AL Drs H Rusdi Ridwan Dipl Cart
Anak: 1. Rani Purwanti K 2. Rozanna Indrawardani 3. dr Reza Irawan
Pendidikan: S-2: Universitas Satya Gama Jakarta (selesai 2000) S-1 : Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (selesai 1980) SMA Negeri 2Cirebon (1974) SMP negeri 3 Cirebon (1971) SD Negeri 27 Kebon Baru Cirebon (1968)
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
41/43
Tanda Penghargaan : Satyalencana Karya Satya XXX pada 2011 Satyalencana Karya
Satya XX pada 2007 Satyalencana Karya Satya X pada 1999
Mogok Sekolah Sebulan
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
42/43
Sang bapak selalu mengajarkan kepada dirinya untuk bersosialisasi dan membaur
dengan masyarakat tanpa membedakan kedudukan, jabatan, strata sosial, dan lainnya.
NINING Indra Shaleh memang berjuang untuk maju sebagai calon legislatif. Namun, bukan
berarti ia tidak memiliki cerita tersendiri saat sekolah.
Ia ingat sempat mogok sekolah selama sebulan saat di sekolah menengah atas (SMA).
Penyebabnya, karena Nining remaja enggan untuk masuk ke jurusan paspal (fisika sekarang).
Padahal nilai saya memang sangat cukup untuk masuk jurusan itu, kata Nining.
Sang ibu menginginkan Nining menjadi seorang dokter, tapi ia tolak. Ia hanya ingin masuk
jurusan sos (sosial sekarang). Karena tak juga dikabulkan, Nining pun memutuskan mogok
sekolah selama sebulan.
Akhirnya, sang ibu mengalah dan meminta kepala sekolah memindahkannya ke sosial.
Kepala sekolah saya saat itu sampai bilang baru kali ini ada yang minta dipindahkan ke
sosial, biasanya mereka menghadap justru untuk meminta masuk jurusan paspal, katanya.
Setelah itu ia melanjutkan ke ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) jurusan Ilmu Pemerintahan
Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada 1980.
Ayah
Ia mengaku tertarik kehidupan sosial di masyarakat. Mungkin minat itu tumbuh dariseringnya bapak saya mengajak saya berkeliling desa, kata Nining.
Sang ayah, Moch Saleh Paindra yang sempat menjabat sebagai wedana di Ciledug, Sindang
Laut,dan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, sering mengajaknya turun ke daerah.
Saya ingat dengan motor DSA-nya saya diajak Bapak melihat pilwu (pemilihan kuwuatau
kepala desa) di desa-desa, katanya. Tradisi itu sudah dimulai sejak ia duduk di bangku SD
hingga ia hafal prosedurnya. Satu calon ada yang mengambil gambar padi, pisang atau
lainnya, katanya.
Sang bapak pun selalu mengajarkan kepada dirinya untuk bersosialisasi dan membaur dengan
masyarakat tanpa membedakan kedudukan, jabatan, strata sosial, dan lainnya. Semua
manusia sama, kata Nining.
Sejak itu, Nining sangat tertarik dengan kehidupan sosial. Padahal sang bapak seusai menjadi
wedana sempat menjabat sebagai petinggi di Kabupaten Indramayu dan Sekretaris Residen
Cirebon, dan terakhir menjadi Bupati Majalengka 1978-1983.
Sang bapak pun menjadi idola Nining kecil hingga kini. Beliau orangnya sederhana danselalu ikhlas jika mengerjakan sesuatu, katanya.
-
8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014
43/43
Ajaran itulah yang selalu dipegang teguh Nining hingga kini. Termasuk saat menjadi Sekjen
di DPR RI. Kalau saya macam-macam, bisa. Saya kuasa pemegang anggaran saat itu,
katanya. Namun Nining enggan bermain-main dengan uang rakyat. Karenanya, transparansi
dalam penggunaan anggaran pun tetap dikedepannya.
Sekalipun sukses dalam karier, Nining mengaku tetap berusaha menjadi istri dan ibu yang
baik di rumah.
Perempuan yang sukses itu tidak hanya dalam karier, tapi juga mampu sukses membina
rumah tangga, katanya.
Mengenai visi dan programnya jika terpilih menjadi anggota DPR RI, Nining mengaku akan
memajukan kehidupan perdesaan. Agar kesenjangan antara kota dan desa tidak terlalu jauh,
katanya.
Otonomi desa, lanjut Nining, akan dikembangkan dengan dana pembangunan yang diberikan
oleh pemerintah. Namun, desa, lanjut Nining, harus mempersiapkan diri, termasuk sumber
daya manusia (SDM). Persiapan itu di antaranya bisa dilakukan melalui program
pendampingan yang akan diberikan kepada pengurus desa. Nantinya diharapkan
pembangunan di perdesaan bisa berjalan dan desa pun memiliki badan usaha milik desa.
Karenanya, jika terpilih saya ingin duduk di Komisi II yang mengurusi permasalahan ini,
katanya. (NL/M-5)