artikel pilihan media indonesia 11 februari 2014

Upload: ekho109

Post on 03-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    1/43

    Seluruh Anggota DPR Papua Barat Terpidana

    MARCEL KELEN

    Para anggota DPR Papua Barat menerima ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk

    kontrak rumah dan beli mobil. Menurut Chairul Fuad, terdakwa terbukti memperkayadiri tanpa mengingat masyarakat.

    WAJAH tegang Chairul Fuad perlahan-lahan mengendur. Ketua Majelis Hakim Pengadilan

    Tipikor Jayapura, Papua, ini akhirnya tersenyum lebar di penghujung sidang maraton kasus

    korupsi sebesar Rp22 miliar yang menyeret 44 anggota DPR Papua Barat, kemarin.

    Sebelumnya jumlah terdakwa mencapai 46 orang, tetapi dua orang telah meninggal dunia.

    Rombongan terdakwa yang kemarin menjalani persidangan, yakni Ketua DPR Papua Barat

    Yosep Yohan Auri, Wakil Ketua I DPR Robert Nauw, Wakil Ketua II Jimmy Idjie, dan 41

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Seluruh-Anggota-DPR-Papua-Barat-Terpidana-11022014001009.shtml?Mode=1
  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    2/43

    anggota DPR Papua Barat. Mereka divonis penjara satu tahun dan enam bulan, berikut denda

    dengan besaran bervariasi.

    Jaksa mendakwa ke-44 anggota DPR Papua Barat tersebut menerima dana Rp22 miliar dari

    BUMD, PT Papua Doberai Mandiri (Padoma) pada September 2010. Dana sebesar itu untuk

    memenuhi kebutuhan pribadi mereka seperti mengontrak rumah, membeli kendaraan, dan

    biaya mengunjungi konstituen. Permintaan itu menjelang Idul Fitri, Natal, dan tahun baru.

    Manajemen PT Padoma meluluskan permintaan itu karena sebelumnya sudah ada

    pembicaraan antara Ketua DPR Papua Barat Yosep Yohan Auri, Wakil Ketua I Robert Nauw,

    Sekda Papua Barat Marthen Luther Rumadas, dan Direktur PT Padoma Achmad Suhadi.

    Pencairan pinjaman dilakukan dalam dua tahap. Pertama sebesar Rp15 miliar dan tahap

    kedua Rp7 miliar.

    Untuk terdakwa (Auri) majelis menjatuhkan pidana penjara selama satu tahun tiga bulandipotong masa tahanan dan denda Rp50 juta atau dua bulan kurungan serta membayar biaya

    perkara Rp5.000, kata Chairul Fuad dalam persidangan dengan terdakwa Auri dan Direktur

    PT Padoma Achmad Suhadi.

    Menurut Chairul Fuad, terdakwa terbukti memperkaya diri tanpa mengingat masyarakat.

    Padahal dana yang mereka terima itu sejatinya digunakan PT Padoma untuk berinvestasi

    demi kesejahteraan rakyat Papua Barat.

    Sebagai ketua dewan, Auri menerima kucuran dana paling gede, yakni Rp1,7 miliar.

    Adapun setiap wakil ketua DPRD sebesar Rp600 juta, 10 anggota DPRD mendapat Rp500

    juta, dan 31 lainnya terima Rp450 juta per orang.

    Saat mendengar vonis hakim, Auri terhenyak lalu menjatuhkan punggungnya di sandaran

    kursi terdakwa. Ketua DPR Papua Barat itu tampak tidak percaya. Saya belum mau

    berkomentar, ujar Auri tersenyum kecut.

    Adapun Achmad Suhadi dijatuhi hukuman setahun penjara berikut denda.

    Berkekuatan tetap

    Dalam menyikapi vonis bersalah terhadap seluruh anggota DPR Papua Barat karena kasus

    korupsi, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi belum mengetahui apakah mereka ditahan

    atau tidak.

    Menurut dia, kalau tidak ditahan tentu masih bisa bekerja sampai keputusan berkekuatan

    hukum tetap. Namun jika telah ditahan akan ada proses pergantian antarwaktu anggota yang

    bersangkutan.

    Dulu di Sumatra Barat pernah terjadi tetapi bebas semua. Kalau masalah hukum saya tidakbisa komentar, kita hormati saja proses hukum, kata Gamawan.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    3/43

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    4/43

    Ikhtiar Keras Berantas Mafia Beras

    Terang benderang kasus penyelundupan beras itu tidak cukup hanya ditangani pidana

    biasa. KPK sudah seharusnya ikut terjun mengusut.

    Silakan tanggapi Editorial ini melalui: http://www.metrotvnews.com

    SEMAKIN jelas mengapa kasus impor pangan ilegal terus berulang di negeri ini. Ia terjadi

    bukan hanya karena ulah importir, melainkan juga lantaran aturan yang sengaja dibikin kabur

    oleh pemerintah sendiri.

    Contoh paling jelas ialah kasus impor beras kelas medium yang baru-baru ini terungkap.Tidak tanggung-tanggung, beras asal Vietnam itu lebih dari 16 ribu ton. Jumlah itu akan lebih

    fantastis jika dihitung juga yang sudah bocor ke pasaran sejak bulan lalu.

    Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2008 tentang

    Ketentuan Impor dan Ekspor Beras, beras kelas medium semestinya hanya dapat diimpor

    Perum Bulog. Importir hanya boleh mendatangkan beras yang terkait dengan kesehatan atau

    dietarydan konsumsi khusus atau segmen tertentu.

    Penyelundupan begitu mulus karena aturan limbung tersebar sejak awal hingga akhir proses

    impor. Pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, kode beras khusus dan berasumum dimasukkan ke satu kode yang sama. Aturan itu memberi celah bagi importir nakal

    untuk memasukkan beras khusus dengan kode beras umum.

    Celah makin longgar ketika rekomendasi impor beras yang dikeluarkan Kementerian

    Pertanian tidak dilengkapi persyaratan impor yang harus dipenuhi importir. Kompak dengan

    Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan juga tidak menyempurnakan rekomendasi

    itu.

    Malah, Kemendag mengeluarkan surat persetujuan impor (SPI) tanpa disertai uraian

    komprehensif. SPI yang mengherankan itulah yang diberikan kepada 58 importir yang

    tersangkut kasus beras Vietnam kali ini. Keanehan makin berlipat karena dalam SPI tersebut

    pos tarif beras tidak disesuaikan dengan BTKI 2012.

    Yang juga mengherankan jatah impor beras jatuh ke importir umum atau importir nonberas.

    Jika beras telah datang ke Indonesia, lolosnya beras haram itu ke pasar sudah menjadi

    pekerjaan yang lebih mudah karena beras tersebut masuk kategori berisiko rendah. Dengan

    begitu, pengecekan fisik tidak dilakukan. Yang ada hanyalah pengecekan surat-surat.

    Kalaupun kemudian tertahan, jaringan mafia masih akan punya beribu cara untuk meloloskanbarang ilegal mereka. Lihat saja kasus bawang putih ilegal tahun lalu. Setelah ditahan di

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    5/43

    Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, bawang itu akhirnya dilegalkan masuk pasar dengan

    alasan stabilisasi harga.

    Ibarat rumah yang dipenuhi tikus, negara ini bukannya memberantas, malah memberi makan

    parasit pengerat itu. Bukannya memberantasnya, pejabat di kementerian terkait importasi

    beras diduga terlibat dengan mengubah pos tarif beras Vietnam. Dua badan usaha milik

    negara pun ditengarai ikut memuluskan importasi ilegal beras tersebut.

    Terang benderang kasus penyelundupan beras itu tidak cukup hanya ditangani pidana biasa.

    Komisi Pemberantasan Korupsi sudah seharusnya ikut terjun mengusut. Kasus

    penyelundupan itu harus dijadikan momentum untuk menumpas mafia pangan. Termasuk

    para pejabat kotor yang ikut menari bersama para tikus penyelundup.

    Sudah terlalu sering dan terlalu lama penyelundupan berbagai komoditas pangan strategis

    terjadi di negeri ini. Bukan saja merugikan petani dalam negeri, ulah kotor jaringanpenyelundup itu membuat negara kita tidak pernah sampai pada cita-cita kemandirian

    pangan.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    6/43

    Wamendag Curiga Pos Tarif Beras Dimainkan

    WAKIL Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengisyaratkan adanya

    modus penyelewengan importasi beras dengan memanfaatkan celah pos tarif (harmonized

    system/HS).

    Bayu mengusulkan kembali pemisahan pos tarif untuk beras biasa dan beras khusus. Selain

    itu, pihaknya akan memerinci uraian pada surat persetujuan impor (SPI).

    Paling tidak kita pakai berlapis. Kalau HS kan dari permenkeu (peraturan menteri

    keuangan), sedangkan kalau dari Kementerian Perdagangan akan diperinci SPI-nya dengan

    kemasan, negara asal, dan sebagainya sehingga tidak bercampur antara beras premium dan

    medium, ujar Wamendag di Jakarta, kemarin.

    Ia juga akan meminta informasi negara asal importasi dan meminta penyurvei lebih intensif

    memeriksa dan mengujipreshipment.

    Sumber Media Indonesia mengungkapkan usulan Wamendag memisahkan pos tarif tersebut

    didasari dugaan adanya main mata antara petugas survei, aparat Bea dan Cukai, serta

    importir. Menurutnya, praktik mencurangi pos tarif itu biasa dilakukan petugas survei saat

    mengecek barang impor. Pos tarif itu bisa dimainkan dan sudah banyak pegawai penyurvei

    yang bertugas di pelabuhan dikenai sanksi mulai pemindahan tugas hingga pemecatan,

    ungkap sumber.

    Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Aria Bima mendukung upaya pemisahan HS agar

    impor beras lebih mudah diawasi. Kenapa tidak dipisah jika memang lebih efektif dan

    efisien.

    Terkait temuan 800 ton beras wangi Vietnam padahal dokumen impor tertulis thai hom

    mali/beras premium Thailand, Wamendag akan memberikan sanksi tegas kepada importir

    yang terbukti melanggar.

    Ketiga importir yang melakukan importasi ialah CV PS, CV KFI, dan PT TML. Namun, saat

    ini Kemendag masih menunggu hasil audit dari Ditjen Bea dan Cukai.

    Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas berharap Badan Pemeriksa

    Keuangan segera mengaudit importasi beras Vietnam.

    Jika ada unsur dugaan tindak pidana korupsi, kirim ke KPK dan akan kami proses, kata

    Busyro. (Wib/EB/X-9)

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    7/43

    Pengenaan Denda terhadap AAG Prematur

    PAKAR hukum pidana Andi Hamzah menilai putusan Mahkamah Agung yang mengenakan

    syarat khusus kepada Asian Agri Group (AAG) dengan denda dua kali pajak terutang

    prematur.

    Pasalnya, dalam hal dasar pengenaan denda, yaitu pajak terutang, belum pernah ada putusan

    Pengadilan Pajak yang berkekuatan hukum tetap atau jumlahnya belum pasti.

    Disebut prematur karena seharusnya menunggu putusan Pengadilan Pajak. Tapi karena ada

    niat baik damai, daripada ribut-ribut, dibayarlah denda itu, ujar Andi saat dihubungi di

    Jakarta, kemarin.

    Saat ini, tambahnya, fakta surat ketetapan pajak (SKP) kurang bayar dan SKP kurang bayartambahan masih dalam banding di Pengadilan Pajak.

    Menurut Andi, putusan MA yang menetapkan syarat khusus kepada 14 perusahaan yang

    tergabung dalam AAG dinilai keliru karena yang menjadi terdakwa ialah Suwir Laut.

    Yang keliru ialah adanya putusan pidana bersyarat telah melakukan pidana dan diharuskan

    membayar denda. Kalau sudah membayar, mestinya kan sudah tidak dipenjara lagi, tandas

    Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Jayabaya itu. Apalagi, kata dia, dalam putusan

    hakim itu syaratnya juga belum jatuh tempo.

    Namun, menurut Andi, solusi pembayaran denda berdasarkan putusan MA itu merupakan

    penyelesaian di luar pengadilan yang lebih mengarah ke hukum perdata. Pembayaran denda

    itu merupakan solusi yang lazim secara perdata. Setelah ada kesepakatan membayar denda,

    mestinya pidananya juga selesai.

    Andi menambahkan, pembayaran syarat khusus denda oleh 14 perusahaan AAG memang tak

    bisa dilepaskan dari pernyataan Kejaksaan Agung soal sita aset 14 perusahaan jika tidak

    membayarnya.

    Jadi, eksekusi putusan MA yang mengenakan syarat umum kepada Suwir Laut dua tahun

    pidana penjara, dengan masa percobaan tiga tahun, dan syarat khusus 14 perusahaan yang

    tergabung dalam Asian Agri Group membayar denda dua kali pajak terutang, tegas Andi,

    harus dipatuhi meskipun aspek keadilannya masih bisa dipertanyakan. (*/P-4)

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    8/43

    Bahaya Revisi KUHAP dan KUHP

    HERA KHAERANI

    Politik hukum pidana yang dianut pemerintah ialah hukum melalui kodifikasi.

    TIDAK hanya Rancangan Undang-Undang Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

    Pidana (RUU KUHAP), RUU Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU

    KUHP) yang saat ini dibahas DPR juga dipandang bermasalah. Jika dibiarkan, KUHAP dan

    KUHP nantinya berpeluang melemahkan upaya memberantas korupsi.

    Pengamat dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar berpandangan,

    penting sekali untuk mempertanyakan dasar pertimbangan dari penghapusan unsur

    penyelidikan dalam RUU KUHAP. Jika alasannya hanya efisiensi biaya, baginya itu tidak

    masuk akal.

    Sebaliknya dengan menghilangkan penyelidikan, harga yang harus ditanggung justru lebih

    besar karena tanpa tahap tersebut, banyak koruptor bisa lolos dari jeratan hukum Komisi

    Pemberantasan Korupsi.

    Hal itu terkait dengan KPK yang tidak mempunyai kewenangan menghentikan penyidikan

    (SP3). Lembaga antirasywah tersebut dipastikan bakal kesulitan menuntut perkara jika tidak

    didahului dengan validasi bukti-bukti tindak pidana korupsi dalam ranah penyelidikan.

    Jika pertimbangannya mengamputasi kewenangan KPK, ini merupakan konspirasi paling

    jahat dari para koruptor berbulu penyelenggara negara. Bagi mereka, tampaknya korupsi

    sudah menjadi napas hidup, cetus Abdul.

    Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas Shinta Agustina menambahkan, RUU KUHAP

    bisa melenyapkan eksistensi KPK dan pengadilan tindak pidana korupsi. Itu disebabkan RUU

    KUHAP tidak menyebut institusi selain subsistem SPP yang umum ada, yaitu kepolisian,

    kejaksaan, dan pengadilan.

    Ia melihat pelemahan terhadap pemberantasan korupsi semakin keras. Hal itu terlihat dalam

    beberapa ketentuan RUU KUHAP, di antaranya ialah ketentuan tentang hakim pemeriksa

    pendahuluan (HPP). Kewenangan HPP sangat besar, tidak hanya dapat menentukan upaya

    paksa dan penyadapan, tetapi juga dapat menentukan suatu perkara akan diadili atau tidak.

    Suatu proses hukum yang telah dilakukan oleh penyidik, termasuk KPK, akan berhenti

    begitu saja hanya karena HPP menyatakan perkara tersebut tidak layak untuk diteruskan ke

    pengadilan, ungkap Shinta.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    9/43

    Padahal dengan kondisi sekarang saja, tambahnya, pemberantasan korupsi juga terganjal oleh

    masih adanya hakim nakal.

    Berbagai pengaturan dalam RUU KUHP dan RUU KUHAP jelas membunyikan lonceng

    senjakala bagi pemberantasan korupsi, bukan hanya bagi KPK, tukas Shinta.

    Hilang kewenangan

    Pakar hukum dari Universitas Parahyangan Bandung Agustinus Pohan mengkhawatirkan soal

    penyadapan untuk kepentingan proses peradilan pidana, yang sebelumnya dapat

    dikecualikan, dalam RUU KUHAP disyaratkan adanya izin terlebih dahulu dari HPP tanpa

    kecuali.

    Selain itu, penyuapan terhadap pegawai negeri dan hakim, misalnya, dalam RUU KUHP

    dinyatakan bukan tindak pidana korupsi, melainkan tindak pidana jabatan.

    Agustinus menekankan betapa RUU KUHP tidak lagi sejalan dengan apa yang telah dijalani

    selama 55 tahun terakhir. RUU KUHP tidak mengualifikasi semua kejahatan penyuapan baik

    aktif (penyuap) maupun pasif (penerima suap) sebagai tindak pidana korupsi.

    Dengan sendirinya, KPK akan kehilangan kewenangannya dalam menangani penyuapan

    terhadap pegawai negeri dan hakim, termasuk seperti dalam kasus hakim Mahkamah

    Konstitusi (Akil Mochtar), tandas Agustinus.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    10/43

    Hentikan Wacana Dana Saksi Parpol

    AKHMAD MUSTAIN

    Sikap Bawaslu sudah jelas dan tegas. Pemerintah seharusnya menghentikan keinginan

    mencairkan dana saksi parpol.

    KETUA Badan Pengawas Pemilu Muhammad mengimbau agar pemerintah dan DPR

    menghentikan wacana pengalokasian bantuan dana saksi parpol. Selain, tidak ada

    pembahasan lanjutan, juga dengan waktu yang singkat, cukup sulit mewujudkan pengelolaan

    anggaran yang akuntabel.

    Mengenai dana saksi, saya sudah sampaikan, rapat terakhir di Kemenko Polhukam, pada

    butir keempat kesimpulan, akan dibicarakan kemudian, artinya memang ditunda. Kita lihat

    sampai saat ini tidak ada pertemuan lanjutan. Pemerintah dan DPR tidak tegas memberikan

    keputusan itu, ujarMuhammad saat ditemui di Jakarta, kemarin.

    Ia menjelaskan, dengan waktu pelaksanaan Pemilu 2014 yang tinggal dua bulan, dan

    mengingat teknis pengelolaan anggaran tersebut belum juga dibahas, tentu sangat terlambat

    jika pembahasan tersebut dilanjutkan. Ia menegaskan, Bawaslu sudah memutuskan tidak

    bersedia mengelola dana saksi parpol. Pasalnya, dengan tanggung jawab yang besar untuk

    pengelolaan dana saksi parpol, sangat potensial fungsi Bawaslu akan terbengkalai.

    Kami sudah hitung kekuatan kami. Kalau mau dilanjutkan, biarkan jadi tanggung jawab

    pemerintah dan DPR yang pikirkan, bukan Bawaslu, tegas Muhammad.

    Pemerintah mengisyaratkan lampu hijau untuk menggelontorkan dana tambahan pengawasan

    kepada Bawaslu sebesar Rp1,5 triliun. Dari total dana itu, Rp800 miliar untuk bimbingan

    teknis dan honor saksi mitra PPL, dan Rp700 miliar untuk honor saksi setiap parpol di setiap

    TPS.

    Sebelumnya, Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan jadi atau tidaknya kebijakan itu

    digolkan tergantung pada keputusan Bawaslu. Menurut Mendagri, kemungkinan peraturan

    presiden soal dana saksi parpol akan dibuat terpisah dari perpres mitra PPL dan linmas. Saat

    ini, perpres dana saksi masih dibahas untuk dirumuskan posisi hukum yang tepat agar tidak

    ada masalah.

    Saat menanggapi sikap Bawaslu itu, Komisi Pemberantasan Korupsi memberikan apresiasi.

    Sikap itu sejalan dengan pendapat KPK bahwa akuntabilitas distribusi dana saksi parpol

    masih dipertanyakan, terang Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Adnan Pandu Praja

    dalam rakornas pengawasan pemilu legislatif di Jakarta, kemarin.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    11/43

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    12/43

    Menanti Giliran untuk Disidang

    PENANTIAN panjang, itulah yang dialami Ahmad Jauhari hingga akhirnya kembali disidang

    di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

    Kemarin, sidang lanjutan terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan kitab suci Alquran dalam

    APBNP 2011 dan 2012 itu kembali digelar. Meski dijadwalkan dimulai pukul 14.00 WIB,

    sidang untuknya baru digelar 5,5 jam berikutnya, pukul 19.30.

    Saat membuka sidang, Hakim Ketua Anas Mustaqim mengatakan, Karena sidang padat,

    akhirnya baru bisa dimulai.

    Kemarin memang menjadi hari yang terbilang padat di Pengadilan Tipikor Jakarta.Selain perkara Jauhari yang mantan pejabat pembuat komitmen di Direktorat Jenderal

    Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, ada 12 sidang kasus kejaksaan yang

    digelar sejak pagi.

    Meski perkara korupsi pengadaan kitab Alquran di Kemenag itu menjadi satu-satunya kasus

    yang ditangani KPK yang dijadwalkan sidang hari ini, perkaranya tidak lantas diprioritaskan

    untuk disidang. Sama dengan perkara yang ditangani kejaksaan, Jauhari yang tahanan KPK

    harus antre giliran di Pengadilan Tipikor Jakarta.

    Persoalan antre sidang dan pelaksanaan yang jauh molor dari jadwal bukanlah masalah baru

    di Pengadilan Tipikor Jakarta. Meski semangat menberantas korupsi dan mengadili koruptor

    tinggi, keterbatasan jumlah hakim dan ruang sidang yang hanya ada empat membuat sistem

    tambal sulam hakim masih terus terjadi.

    Dalam sidang kali ini, enam saksi didatangkan. Semuanya dari pihak perusahaan yang

    mengikuti lelang proyek pengadaan kitab Alquran di Kemenag yang kini menjerat Jauhari

    sebagai terdakwa.

    Keenam saksi tersebut ialah Ali Jufrie Direktur PT Adhi Aksara Abadi Indonesia (A3I),Abdul Kadir Alaidrus Direktur PT Sinergi Pustaka Indonesia, Imam Sati yang dulu bekerja di

    A3I, Euis Novita Widyawati staf keuangan PT A3I dan PT Sinergi Pustaka Indonesia,

    Murdaningsih Direktur Pemasaran PT Macanan, dan Marsio Direktur Operasional PT

    Macanan.

    Awalnya PT Macanan dinyatakan menang tender karena penawarannya memang paling

    rendah. Namun, kemenangan itu dipengaruhi isu perbedaan agama, yakni pemiliknya bukan

    muslim dan dibilang akan berbahaya bila dibiarkan mencetak kitab Alquran. Macanan juga

    dikatakan merusak harga. Di sisi lain, PT A3I dan Sinergi merupakan perusahaan yang

    sebelumnya menang tender di Kemenag.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    13/43

    Kedua perusahaan akhirnya bersepakat dengan Fahd el Fouz, Zulkarnaen Djabar, dan Dendy

    Prasetia. (Hera Khaerani/P-4)

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    14/43

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    15/43

    Oke, pencanangan boleh pencanangan. UU dan peraturan pelaksanaannya itu sudah mengatur

    dengan jelas dan mereka yang diberikan hak itu ialah mereka yang memenuhi peraturan yang

    ada.

    Selalu bisa terjadi bahwa manakala ada persyaratan dilanggar oleh narapidana yang

    melanggar, (pembebasan bersyarat) akan dicabut.

    Jaminan Corby tidak lari dari Indonesia?

    Lo, kan semua sudah diatur. Ada iparnya yang menjamin. Kalau dia lari dari Indonesia, kita

    tinggal minta kepada aparat dan dia akan langsung masuk daftar pencarian orang.(P-4)

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    16/43

    Jangan Goda Jenderal Aktif

    POLITISI mulai menggoda TNI aktif untuk kembali ke politik praktis. Sikap seperti itu

    dinilai mengkhianati salah satu amanah reformasi yang telah menggariskan TNI profesional

    sebagai alat negara dan netral dalam politik.

    Kita jangan mengajak kembali jenderal TNI aktif kembali ditarik ke politik, termasuk

    mewacanakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebagai calon presiden, ujar Wakil Ketua

    Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin (F-PDIP) seusai Raker Komisi I DPR RI dan

    Panglima TNI, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Tubagus mengatakan hal itu menanggapi

    nama Jenderal TNI Moeldoko yang diusulkan PPP sebagai salah satu dari sembilan bakal

    capres pada Musyawarah Kerja Nasional PPP di Bandung, pada 7-9 Februari 2014.

    Menurut Hasanuddin, pada era Orde Baru, ABRI hanya mengenal politik negara, tapi

    kemudian Presiden Soeharto (alm) menggeser peran dan fungsi ABRI ke politik praktis

    melalui dwi fungsinya sebagai kekuatan sosial dan politik.

    Hasilnya, ABRI saat itu menjadi tidak netral. Maka pada peralihan dari era Orde Baru ke

    Reformasi, salah satu amanahnya mengembalikan ABRI ke barak dan tidak terlibat dalam

    politik praktis.

    Karena itu, imbuh Hasanuddin, seluruh elemen masyarakat, terutama partai politik, agar

    bersama-sama menjaga tidak mengajak kembali TNI ke politik. Mantan Sekretaris Militer

    pada era Presiden Megawati Soekarnoputri itu menegaskan jangan menjerumuskan lagi TNI

    ke politik praktis untuk kedua kalinya.

    Biarkan TNI maju dan berkembang menjadi tentara profesional dan pejuang demi tegaknya

    NKRI, tegasnya.

    Di sisi lain, Jenderal TNI Moeldoko menanggapi usulan PPP yang memunculkan namanya

    dalam bursa bakal capres, dia balik bertanya, apakah dirinya pantas diusung sebagai capres.

    Namun, Moeldoko segera menambahkan, dirinya tidak menutup komunikasi dengan semua

    parpol peserta pemilu.

    Dia juga menegaskan belum ada elite parpol yang meminta kesediaannya untuk diusung

    sebagai bakal capres.

    Ingin Selalu Perbaharui Nawaitu

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    17/43

    SOSOK calon legislatif muda satu ini, Lathifa Al Anshori, 22, yakin betul suatu pekerjaan

    berangkat dari nawaitualias niat. Termasuk untuk menghindari perilaku korupsi sebagai

    politikus Senayan nantinya, katanya, harus selalu memantapkan niat.

    Kalau mau masuk ke hati pemilih, jangan memanjakan rakyat dengan hal-hal yang tidak

    baik. Kalau dimulai dari niat tidak akan korupsi, pasti bisa. Dan, niat itu harus terus

    diperbarui. Kalau niat korupsi saja tidak ada, berharap dapat apa pun tidak mau, ujar calegdari Partai NasDem Daerah Pemilihan DKI Jakarta II nomor urut 2 ini dalam sebuah diskusi

    di Jakarta, Minggu (9/2).

    Sejak awal, alumnus Cairo University ini sudah berniat berkampanye dengan biaya murah,

    sebisa mungkin berhemat dan tidak merogoh kocek di luar batas kemampuan untuk merayu

    konstituen.

    Biaya politik bisa lebih murah ketika kita menahan lifestyle. Saya bisa berhemat, misalnya,

    dengan tidak menginap di hotel saat turun ke masyarakat, tetapi menginap di rumah warga.

    Dengan turun langsung dan berdialog, justru kita bisa lebih memahami kondisi di lapangan

    dan bisa mengobrol banyak, tuturnya.

    Ia menuturkan pengalamannya yang mendadak dikirimi proposal meminta sumbangan dari

    berbagai pihak, setelah ia ditetapkan sebagai caleg. Namun, ia berani menolaknya.

    Kalau dituruti, itu namanya bertransaksi juga. Memang jadi banyak yang minta santunan,

    tapi niatnya juga sudah beda. Saya bilang, jangan miringkan niat saya untuk berbuat baik.

    Saya tidak akan tunduk pada norma yang ada di kepala Anda, tegasnya.

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Ingin-Selalu-Perbaharui-Nawaitu-11022014005003.shtml?Mode=1
  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    18/43

    Dalam kesempatan itu, sejarawan JJ Rizal berpendapat, demokrasi bisa berjalan baik ketika

    capres dan caleg tidak terbebani masa lalu dan tidak korupsi. Kita butuh orang-orang yang

    tidak lumpuh akal sehat dan hati nurani. Dan, itu dipunyai anak-anak muda yang penuh

    semangat, kata Rizal.

    Jurus lain dilakukan caleg dari Partai NasDem untuk Dapil NTT I (Flores-Lembata-Alor)

    Jhonny G Plate. Dia bertemu tokoh masyarakat NTT yang ada di Bali. Para tokoh, para

    pengusaha, para dosen, mahasiswa diajak bertemu untuk berbicara banyak soal pembangunan

    NTT ke depan.

    Saya tidak mau berbicara politik di sini. Saya hanya ingin menyerap aspirasi masyarakat

    NTT yang tinggal di Bali tentang apa sebenarnya yang paling dibutuhkan masyarakat NTT

    saat ini, ujarnya di Denpasar, Minggu (9/2) malam.

    Ada beberapa poin penting yang disampaikan dalam pertemuan itu. Menurut Plate, puluhantahun para pemimpin asal NTT hanya menjadi pengemis APBN. Tidak ada inovasi

    pembangunan dari para pemimpin itu sendiri. Wilayah NTT tidak bisa dibangun hanya

    dengan cara mengemis APBN.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    19/43

    Caleg Muda Diharapkan Mereformasi Parlemen

    NURULIA JUWITA SARI

    Ada lima indikator untuk tidak memilih caleg yang diragukan komitmen anti-

    korupsinya. "Mereka tidak bisa melawan atau menghindarinya sendiri-sendiri. Karena

    itu, perlu kesadaran kolektif dan terbangunnya kelompok muda parlemen" Veri

    Junaidi Aktivis Perludem

    MENJELANG Pemilu 2014, isu yang tak kalah pentingnya dengan calon presiden muda

    adalah calon legislatif muda. Terlebih di tengah wajah kusam Dewan Perwakilan Rakyat,

    karena sejumlah politikusnya tersandung kasus korupsi.

    Peneliti dari Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Veri Junaidi optimistis caleg

    muda, usia di bawah 40 tahun, bisa menghapus stigma buruk lembaga legislatif dari korupsi.

    Namun demikian, tindak pidana korupsi yang dilakukan para politikus parlemen selama ini

    sistematis dan melibatkan kelompok.

    Karena itu, lanjutnya, kesadaran kolektif dibutuhkan bagi para caleg muda untuk membentukkekuatan baru melawan korupsi.

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Caleg-Muda-Diharapkan-Mereformasi-Parlemen-11022014005016.shtml?Mode=1
  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    20/43

    Mereka tidak bisa melawan atau menghindarinya sendiri-sendiri. Karena itu perlu kesadaran

    kolektif dan terbangunnya kelompok muda parlemen yang berkomitmen bersama untuk

    melawannya. Yang pasti harus dimulai sejak sekarang, yakni tidak melakukan politik uang,

    ujar Veri saat dihubungi kemarin.

    Ia memandang Pemilu 2014 menjadi momentum penting untuk melakukan regenerasi di

    parlemen. Sebab para tokoh tua, terutama incumbent, dinilai tidak memiliki kinerja yang

    positif dan banyak yang terjerat kasus korupsi. Para darah muda itu diharapkan bisa

    melakukan perbaikan dan terhindar dari politik transaksional, terutama dalam proses

    pembuatan kebijakan yang banyak menjadi ruang untuk korupsi. Tokoh tua lebih dikenal

    karena ketokohannya dan punya pendanaan yang cukup baik. Caleg muda justru modalnya

    lebih besar, yakni energi untuk terjun langsung ke lapangan menemui pemilih. Mereka juga

    bisa mengampanyekan perubahan yang tidak dilakukan tokoh tua. Persoalan di Indonesia

    sudah akut, membutuhkan orang-orang muda untuk memberi perubahan, ungkapnya.

    Namun ia khawatir, tidak semua anak muda yang terjaring dalam rekruitmen parpol memiliki

    kapasitas dan integritas sesuai harapan publik.

    Masih banyak parpol yang merekrut tidak secara baik, sehingga para pemuda hanya menjadi

    simbol belaka, pungkas Veri.

    Ideologi kuat

    Di tempat terpisah, peneliti senior Founding Father House (FFH) Dian Permata berpendapat

    para politikus muda yang duduk di parlemen harus memiliki ideologi kuat. Sehingga dia

    tidak mudah tergoda untuk memperkaya diri dengan jalan pintas, kata Dian.

    Para caleg muda memiliki banyak keuntungan dalam pertarungan mengisi kursi parlemen.

    Apatisme masyarakat atas tingkah laku anggota DPR periode saat ini membuat harapan

    publik bertumpu pada orang-orang muda yang sama sekali baru.

    Caleg muda diharapkan bisa mengubah wajah DPR. Dari sisi etos kerja anak muda lebih

    bersemangat dan energik. Mereka bisa menembus dosa utang besar parlemen saat ini akan

    tunggakan legislasi, katanya.

    Secara lebih tegas, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengimbau

    rakyat jangan memilih caleg yang terindikasi korupsi.

    ICW sudah merilis 36 caleg yang diragukan komitmen antikorupsinya, katanya.

    Indikatornya, kata Donal, ada lima, pertama, yaitu politikus yang namanya pernah disebut

    dalam keterangan saksi atau dakwaan JPU terlibat serta atau turut menerima sejumlah uang

    dalam sebuah kasus korupsi.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    21/43

    Kedua, politikus bekas terpidana kasus korupsi. Ketiga, politikus yang pernah dijatuhi sanksi

    atau terbukti melanggar etika dalam pemeriksaan oleh Badan Kehormatan DPR.

    Keempat, kata Donal, politisi yang mengeluarkan pernyataan di media yang tidak

    mendukung upaya pemberantasan korupsi.

    Kelima, politikus yang mendukung upaya revisi UU KPK yang berpotensi memangkas dan

    melemahkan kewenangan lembaga KPK, ungkapnya. (X-5)

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    22/43

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    23/43

    Di sisi lain, pemerintah membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan)

    guna mengintegrasikan tugas tiga matra TNI, yakni Angkatan Darat, Angkata Laut, dan

    Angkatan Udara dalam menjaga pertahanan NKRI secara berkelanjutan. Anggota Komisi I

    DPR Evita Nursanti mengatakan pembentukan Kogabwilhan merupakan implementasi

    Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi TNI.

    Rencana ini diimplementasikan bulan Juni sebagaimana disampaikan Menhan pada rapat

    kerja lalu di Komisi I, kata Evita seusai rapat kerja Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal

    Moeldoko, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Politikus PDIP itu menjelaskan

    kogabwilhan merupakan kebutuhan penting karena menyangkut sebaran ancaman dan

    dinamika global yang kian dinamis. Harus digarisbawahi, pengaktifan kogabwilhan tersebut

    harus mampu menjaga setiap jengkal wilayah NKRI, terutama daerah perbatasan, jelasnya.

    Jika melihat pengembangan modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan), kata dia,

    upaya memperkuat kogabwilhan akan terlihat pada penguatan perbatasan.

    Misalnya, pengadaan tank untuk pengamananperbatasan di Papua dan pengadaan kapal

    perang baru untuk pengamanan maritim, paparnya. (*/P-3) [email protected]

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    24/43

    Pemberantasan Narkoba antara Komitmen dan Kenyataan

    HM PrasetyoMantan JAM Pidum Kejaksaan Agung, Praktisi hukum/advokad

    Pemberian grasi atau pengampunan oleh seorang Presiden RI kepada siapa pun pelaku

    kejahatan narkoba, termasuk Corby, menjadi sebuah mimpi buruk bagi upaya

    pemberantasan narkoba di Indonesia. Sudah seharusnya dalam menggunakan hak

    tersebut, presiden juga mendengarkan suara masyarakat.

    PEMBEBASAN bersyarat yang diterima narapidana kasus narkoba asal Australia Schapelle

    Leigh Corby suka tidak suka menimbulkan kontroversi di sebagian masyarakat. Corby

    diputuskan bersalah menyelundupkan 4,1 kilogram ganja, dan diganjar hukuman 20 tahunpenjara di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali.

    Kemarin, dia menikmati udara segar di luar jeruji besi kendati belum sepenuhnya bebas. Dari

    20 tahun yang harus dijalani, Corby sudah mendapatkan diskon lima tahun dari Presiden

    Susilo Bambang Yudhoyono, pada Mei 2012. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana terlukanya

    masyarakat ketika Corby seolah mendapatkan perlakukan khusus. Korting masa hukuman

    dan kini pembebasan bersyarat setelah sudah sembilan tahun mendiami sel.

    Pemberian remisi, hingga grasi oleh Presiden, selanjutnya pembebasan bersyarat yang

    diperhitungkan setelah pemotongan hukumannya menjadi 15 tahun, dikhawatirkan justru

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/11/ArticleHtmls/Pemberantasan-Narkoba-antara-Komitmen-dan-Kenyataan-11022014007022.shtml?Mode=1
  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    25/43

    akan semakin mendorong dan merangsang sindikat peredaran narkotika internasional untuk

    meningkatkan operasinya di Indonesia.

    Bukti yang terungkap di persidangan memberikan keyakinan saya bahwa Corby merupakan

    bagian dari jaringan sindikat internasional itu.

    Saat masih dalam proses penanganan perkaranya, begitu pun saat sedang menangani kasus

    serupa oleh sembilan warga negara Australia yang dikenal dengan kasus Bali Nine, pernah

    Wakil Dubes Australia di Indonesia mendatangi saya yang ketika itu menjabat Jaksa Agung

    Muda Tindak Pidana Umum (JAM Pidum) Kejaksaan Agung. Dia menyampaikan

    `imbauannya' agar warga negaranya tersebut tidak dijatuhi pidana mati. Silakan dengan

    pidana penjara berapa lamanya, tapi jangan hukuman mati.

    Dijelaskan kepada mereka bahwa beberapa UU dan hukum positif di Indonesia masih

    diperlakukan hukuman mati. Hukuman yang dimaksud disesuaikan dengan jenis kejahatandan dampak yang ditimbulkan sesuai UU dan kejahatan yang bersangkutan. Demikianlah

    akhirnya Corby divonis 20 tahun penjara, sedangkan beberapa pelaku Bali Nine antara lain

    Sukumaran dijatuhi pidana mati.

    Tidak konsisten

    Pemberian remisi bahkan pengampunan/grasi, merupakan hak prerogatif presiden yang tiada

    pihak mana pun dapat mencegahnya. Namun, menurut saya, penggunaannya haruslah

    dilakukan secara selektif. Manfaat, pengaruh, dan dampak ikutan serta lainnya harus

    mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat. Dapat dibayangkan betapa narkotika sudah

    demikian merusak sendi-sendi kehidupan bangsa dan jutaan masa depan generasi muda.

    Fakta memperlihatkan bahwa dewasa ini Indonesia bukan lagi sekadar menjadi salah satu

    sasaran daerah pemasaran, melainkan cenderung sudah dijadikan pusat jaringan peredaran

    bahkan menjadi negara produsen narkotika jenis sabu, ekstasi, dll.

    Menjadi sebuah pertanyaan, mengapa hal tersebut sampai demikian? Menurut saya, hal

    tersebut tiada lain disebabkan pertama, law enforcementatau penegakan hukum yang sering

    tidak konsisten, bahkan lemah. Kedua, adanya berbagai kebijakan yang diperlakukan

    berlindung pada peraturan perundangan dan hak serta kewenangan yang melekat pada sebuahjabatan. Seperti halnya remisi, pembebasan bersyarat bahkan grasi yang semestinya

    diperlakukan secara cermat, bermanfaat, dan tidak serta-merta seperti yang dirasa adil bagi

    masyarakat.

    Bandingkan dengan penegakan hukum dan sikap tegas terhadap mereka yang dinyatakan

    bersalah melakukan kejahatan yang sama di Malaysia. Jika melebihi hitungan gram seperti

    yang ditentukan aturan perundangan mereka, pelakunya bisa dijatuhi hukuman mati.

    Hukuman itu dilaksanakan dengan konsisten dan tidak pernah terdengar adanya kompromi

    ataupun perlakuan istimewa dari penguasa.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    26/43

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    27/43

    BPJS dan Angka Keramat 2014

    Badrul MunirDokter Spesialis Saraf RS Saiful Anwar Malang

    (Evaluasi Pelaksanaan BPJS Kesehatan)

    Upaya pemerintah memberi madu ke rakyatnya berupa jaminan kesehatan nasional

    bisa berubah menjadi racun manakala tidak dibarengi dengan persiapan yang matang

    dan sistem yang sempurna.

    TAHUN 2014 merupakan angka keramat bagi bangsa Indonesia. Begitu keramatnya tahun ini

    seolah tidak ada tahun sebelum dan sesudahnya. Lihatlah betapa aktivitas media massa

    memberitakan pernak-pernik pemilu, mulai DPC/DPT, calon anggota legislatif, hingga survei

    elektabilitas partai dan calon presiden/ wakil presiden.

    Pemilu 2014 juga sangat mahal dengan perkiraan menelan dana Rp50 triliun, yang tentunya

    bersumber dari APBN. Biaya itu belum termasuk biaya caleg dan partai politik yang

    menanggung sendiri ongkos keikutsertaan mereka dalam kontes lima tahunan ini, seperti

    untuk biaya kampanye dan sosialisasi.

    Bagi partai pemerintah yang sekarang berposisi sebagai petahana (incumbent), berbagai

    langkah politis juga dilakukan. Kebijakan populis yang menyentuh langsung diputuskan

    menjelang tahun keramat ini dengan harapan simpati publik bersemi kembali seperti pemilusebelumnya. Salah satu kebijakan populis yang diambil oleh pemerintah ialah pelaksanaan

    program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di awal 2014, dengan Badan Penyelenggara

    Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai pelaksananya. Kebijakan yang sangat penting dan

    mendasar bagi rakyat Indonesia itu telah diresmikan oleh Presiden SBY di akhir Desember

    2013.

    Para pengamat menilai kebijakan program itu sangat baik. Sayangnya, belum direncanakan

    secara matang dan menyeluruh serta sosialisasi yang belum maksimal. Bahkan program yang

    terkesan dipaksakan dan menjadikan masyarakat seperti kelinci percobaan itu

    memunculkan masalah krusial di lapangan.

    Penulis tidak dapat membayangkan sebuah sistem yang rencananya melayani kesehatan 121

    juta-140 juta warga Indonesia dan mengelola aset iuran dana jaminan Rp39 triliun per tahun

    yang direncanakan hanya dalam beberapa bulan sebelum di-launching, tanpa sosialisasi yang

    masif terhadap masyarakat dan pelayan kesehatan. Suatu langkah yang cukup berisiko

    menuai kegagalan dan menyengsarakan masyarakat (baca: pasien) daerah di Indonesia baik

    di kota besar apalagi di daerah pelosok. Kegaduhan tersebut mungkin belum terpantau secara

    jelas oleh media massa.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    28/43

    Sebagai praktisi kesehatan, penulis bisa merasakan betapa sistem baru itu membuat `kalang

    kabut pelayanan kesehatan' di lapangan. Kegaduhan itu tergambar dari satu penelitian selama

    Januari 2014. Sebuah penelitian ilmiah yang mengkaji penyelenggaraan jaminan sosial

    kesehatan nasional dianalisis dari pemberitaan media massa nasional dan lokal di seluruh

    Indonesia dan memberi data yang menarik. Pemberitaan positif JKN selama Januari 2014sebesar 60%, tetapi cenderung menurun dari minggu pertama dan kedua dengan rata-rata

    penurunan 16%. Sebaliknya pemberitaan negatif JKN awal Januari 40% dan cenderung

    meningkat pada minggu pertama dan kedua dengan rata-rata 15,9%, yang memberi sinyal

    potensi masalah semakin besar bila tidak segera dicarikan solusinya.

    Kegaduhan merata mulai sistem pelayanan kesehatan (health care delivery system), sistem

    pembiayaan kesehatan (health care financing), hingga sistem pembayaran kesehatan (health

    care reimbursement) yang pada ujungnya membingungkan masyarakat yang selama ini sudah

    terlayani dengan sistem ansuransi sebelumnya (Askes, Jamsostek, Jamkesmas, dan lainnya)

    Kegaduhan itu muncul karena ketidaksiapan pemerintah dan BPJS Kesehatan (baca PTAskes) dalam melaksanakan amanat UU ini.

    Hal yang sangat fundamental berupa regulasi operasional seperti peraturan pemerintah,

    peraturan presiden, dan peraturan menteri kesehatan terlambat dikeluarkan dan

    disosialisasikan.

    Sebagai contoh di sistem pembiayaan kesehatan, berdasarkan UU No 24/2011 tentang BPJS

    dinyatakan bahwa peserta Jamsostek otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan, sehingga

    tanpa mendaftar sebenarnya mereka sudah tercatat sebagai peserta. Namun, kenyataan di

    lapangan berbeda. Peserta Jamsostek harus mendaftar sendiri sebagai peserta BPJS

    Kesehatan. Bahkan para pengusaha masih dibingungkan tentang jumlah iuran dan tata cara

    pembayarannya. Hal yang sama juga terjadi pada peserta Askes dan Asabri, Jamkesmas, dan

    lainnya.

    Di sistem pelayanan kesehatan juga menimbulkan kegaduhan luar biasa. Sistem rujukan yang

    baru dan bertingkat tidak disosialisasikan lebih dulu sebelum dilaksanakan sistem JKN ini

    sehingga para pasien kebingungan dan pontang-panting mengurus tata cara mencari rujukan

    demi mendapatkan pelayanan kesehatan. Rujukan yang berjenjang dan terbagi menjadi tiga

    tingkatan, yang pada awalnya ditujukan untuk mengaktifkan sistem rujukan, menjadi sesuatuyang `menyiksa dan menambah penderitaan' pasien JKN.

    Abaikan profesi kesehatan

    Sistem pembayaran JKN dengan INA-CBG'S yang terbagi dalam tiga regio dan tiga kelas

    juga bukan tanpa masalah. Penerapan tarif yang dilakukan BPJS sepertinya terburu-buru dan

    tidak melibatkan organisasi profesi kesehatan sehingga besaran pembiayaan kacau-balau dan

    banyak mendapat protes dari rumah sakit dan organisasi profesi. Sebagai contoh, biaya

    operasi kandungan (caesar) kelas 3 regional A Rp5.484.728 lebih rendah daripada circumsisi

    (khitan) Rp15.633.431. Padahal tingkat kesulitan dan risiko medis operasi caesarjauh lebih

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    29/43

    tinggi daripada mengkhitan. Tidak mengherankan jika beberapa rumah sakit berniat

    mengundurkan diri dari sistem ini.

    Pemerintah dan BPJS Kesehatan harus segera membenahi secara holistis dan sistematis serta

    mengajak semua pihak agar permasalahan BPJS Kesehatan tidak membuat masyarakat

    semakin menjadi `korban'. Upaya pemerintah memberi madu ke rakyatnya berupa jaminan

    kesehatan nasional bisa berubah menjadi racun manakala tidak dibarengi dengan persiapan

    yang matang dan sistem yang sempurna.

    TRANSPARANSI

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    30/43

    Gaji Kepala Dinas Dibuka untuk Umum

    Sebuah pengumuman ditempel di depan pintu ruangan kerja Kepala Dinas Kependudukan

    dan Catatan Sipil Kabupaten Mamuju, Nehru Sagena. Papan pengumuman itu berisi daftar

    gaji sang kepala dinas. Tidak sedikit orang yang lewat di sana akan berhenti dan melihat

    sejenak berapa gaji seorang kepala dinas.

    Masyarakat yang berkunjung ke kantor dinas itu pun ikut pula melihat daftar gaji yang

    dipasang di sana.

    Wah, baru kali ini ada yang buka-bukaan soal penghasilan, komentar seorang warga.

    Nehru memang menggagas pemasangan daftar gaji beserta tunjangan yang ia terima.

    Ia pun memang menghendaki gaji dan tunjangannya diketahui anak buahnya.

    Langkah itu diikuti anak buahnya. Semua pegawai negeri sipil (PNS) di dinas tersebut

    memasang daftar gaji di papan pengumuman maupun di pintu ruang kerja.

    Nehru telah memasang daftar gaji itu sejak Desember tahun lalu. Setelah satu bulan berjalan,

    anak buahnya mulai memasang daftar gaji mereka. Mulai dari kepala bidang hingga kepala

    seksi.

    Tidak ada perintah untuk memasang, saya memberi contoh saja dengan memasang sendiri

    lebih awal. Setelah satu bulan berjalan, akhirnya satu per satu pegawai di sini ikut memasang.Termasuk kepala bidang dan kepala seksi juga ikut memasang, ujar Nehru saat ditemui di

    ruang kerjanya, kemarin.

    Dalam daftar gaji yang dipasang di pintu depan ruang kerja, terurai jelas berapa besar gaji

    pokok, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan beras, pajak, dan pemotongan untuk

    asuransi kesehatan. Di bagian akhir tertera penerimaan bersih dan tunjangan.

    Nehru mengungkapkan tujuan utama memasang daftar gaji dan tunjangan ialah mendorong

    tata kelola pemerintahan agar lebih baik, dan ditandai dengan birokrasi yang bersih,

    transparan serta terukur. Ia pun yakin pemasangan daftar gaji itu bisa menjadi salah satu pintu

    untuk pembuktian terbalik terhadap para pejabat atau PNS.

    Dengan transparansi, masyarakat akan mudah mengetahui besarnya pendapatanyang

    diterima dan bisa membandingkan dengan kekayaan yang dimiliki, tegasnya.

    Transparansi gaji dan tunjangan sebetulnya sudah dilakukan pasangan Gubernur dan Wakil

    Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, pasangan

    tersebut datang dari kalangan politisi. Sementara itu, langkah yang dilakukan di kantor Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil Mamuju dimulai dari kalangan PNS.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    31/43

    Perubahan lain yang dilakukan ialah masalah pengurusan administrasi kependudukan seperti

    KTP dan kartu keluarga, yang juga dilakukan transparan. Termasuk layanan KTP keliling

    dengan memakai mobil.

    Di kantor tersebut, dipasang papan pengumuman mana saja pelayanan yang gratis dan yang

    harus membayar. Kalau layanan yang berbayar seperti surat keteranganpindah, harus

    membayar Rp5.000 per orang sesuai ketentuan berlaku, jelasnya.

    (Farhan Matappa/N-3)

    Sentralisasi Guru Diajukan

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    32/43

    CRI QANON RIA DEWI

    Penarikan guru dari daerah ke pusat bertujuan memecahkan berbagai masalah seperti

    kekurangan guru di daerah terpencil dan macetnya tunjangan sertifikasi guru.

    KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal mengambil alih

    kembali kebijakan pengelolaan guru dari pemerintah daerah. Pasalnya, kebijakan

    desentralisasi guru yang ada saat ini lebih banyak menimbulkan masalah di daerah-daerah.

    Selama ini guru dikelola oleh pemerintah daerah, kabupaten/kota. Dasarnya Undang-

    Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Setelah dipelajari, banyak persoalan yang

    muncul, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh di Bengkulu,Minggu (9/2).

    Nuh mengutarakan persoalan tersebut, antara lain posisi guru ketika pemilihan kepala daerah

    dikaitkan dengan politik, sulitnya pemerataan distribusi guru, dan tersendatnya penyaluran

    dana untuk tunjangan sertifikasi guru.

    Menurut mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) itu, penarikan kebijakan

    guru ke pusat atau sentralisasi guru merupakan bagian dari revisi UU No 32/2004 terkait

    bidang pendidikan yang akan diajukan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Ia menambahkan, jika kebijakan guru ditarik ke pusat, pihaknya akan leluasa mengatasi

    masalah pemerataan kebutuhan guru di berbagai daerah. Artinya, ada daerah yang jumlah

    gurunya berlebihan bisa dialihkan ke daerah lain yang tengah mengalami kekurangan guru,

    seperti di daerah terpencil.

    Jadi, nantinya guru yang dikirim ke daerah yang kekurangan guru bisa jadi sebagai promosi

    untuk naik jabatan, terang Nuh.

    Dalam revisi UU Nomor 32/2004 bidang pendidikan juga akan terdapat penetapan kewajiban

    pemerintah pusat, pemerintah provisi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam

    penyelenggaraan pendidikan.

    Dalam revisi UU nanti akan dipilah mana yang jadi urusan pemerintah kabupaten/kota,

    urusan provinsi dan urusan pusat, dan mana yang jadi urusan bersama, tukas Nuh.

    Yang jelas, pembinaan profesi dan karier serta perlindungan yang baik bagi guru.

    Apabila tidak, kami khawatir guru sama saja keluar dari mulut harimau masuk ke mulut

    buaya. Seperti yang terjadi saat ini, pengelolaan guru di pusat buruk dari sisi pendataan, juga

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    33/43

    peningkatan kualifikasi yang tidak jelas. Pemerintah pusat sering tumpang tindih antara pihak

    ditjen dan BPSDM di Kemendikbud, pungkas Sulistiyo.

    Pada kesempatan berbeda, pemerhati pendidikan Musni Umar berharap rencana pemerintah

    yang bakal mengambil alih pengelolaan guru ke pusat melalui revisi UU No 32 Tahun 2004

    tersebut dapat melahirkan guru yang kredibel dan profesional. (Bay/H-2)

    KUA Usul Tarif Nikah Segera Diputuskan

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    34/43

    PEMERINTAH diminta segera mengesahkan peraturan pemerintah (PP) terkait biaya nikah.

    Hal itu untuk memastikan apa yang diterima petugas kantor urusan agama (KUA) bukanlah

    gratifikasi.

    Itu dikatakan Kepala KUA Kebayoran Baru, Jaksel, TB Zamroni kepada Media Indonesia, di

    Jakarta, kemarin.

    Ia menegaskan, dengan kepastian pengesahan PP, pihak KUA tidak bingung lagi

    menjalankan tugas terutama terkait biaya yang dikenakan bagi yang menikah. Sebab sebelum

    PP itu disahkan, butuh waktu sosialisasi kepada masyarakat. Belum lagi datangnya

    permohonan menikah dari masyarakat. Proses penyesuaian itu bisa menimbulkan tanda tanya

    di masyarakat karena merasa belum menerima informasi sebelumnya.

    Inilah, yang kami hindari. Kami ini hanya pelaksana kebijakan. Kami akan melaksanakan

    semua aturan yang dibuat dan telah memiliki kekuatan hukum. Aturan baru, kalau sudah

    dianggap terbaik dari segi perundang-undangan, akan dilaksanakan. Kami akan sosialisasikan

    jika sudah menjadi PP, ungkap Zamroni yang juga seorang penghulu itu.

    Proses sosialisasi itu antara lain melalui pemberitahuan di kantor KUA, website,dan rapat-

    rapat koordinasi di tingkat kecamatan dengan aparat pemerintah terkait.

    Sosialisasi juga melalui ajang silaturahim warga seperti majelis taklim dan pengajian, kataZamroni.

    Saat dimintai konfirmasi, Inspektur Jendral Kementerian Agama (Kemenag) M Jasin

    mengatakan PP itu diharapkan bisa selesai bulan ini. Berdasar kesepakatan terakhir

    Kemenag, Kemendagri, Kemenko Kesra, dan Kemenkeu diputuskan biaya nikah di KUA

    sebesar Rp50 ribu dan luar KUA serta luar jam kerja sebesar Rp600 ribu. Keduanya masuk

    penerimaan negara bukan pajak.

    Adapun masyarakat yang terbukti memenuhi kriteria miskin akan dibebaskan dari biaya-

    biaya, kata Jasin.

    Dengan besaran biaya nikah yang baru, dia memperkirakan para penghulu atau petugas KUA

    dapat mengantongi imbalan atau jasa pencatatan nikah sekitar Rp7 juta per bulan. (Vei/H-2)

    Iklan Rokok tidak Faktual

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    35/43

    KETUA Kaukus Kesehatan DPR Sumarjati Arjoso menilai iklan rokok yang ditayangkan

    saat ini tidak sesuai dengan fakta yang ada. Iklan rokok menampilkan perokok sebagai sosok

    pemberani, macho,dan kuat. Padahal sebaliknya, kebiasaan merokok menyebabkan

    impotensi dan rentan terhadap berbagai penyakit kronis.

    Dia berpendapat agar iklan rokok ditiadakan di televisi, daring, dan media cetak. Lebih

    setuju tidak ada lagi iklan rokok, karena iklan itu pembodohan, ujarnya di Jakarta, kemarin.

    Meski iklan rokok menampilkan peringatan kesehatan, kata Sumarjati hal itu tidak memadai

    karena peringatan itu hanya ditampilkan dalam durasi singkat, beberapa detik saja.

    Sementara itu, terkait dengan rencana penggunaan peringatan kesehatan bergambar (pictorial

    health warnings/PHW) sebagai iklan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan merevisiPeraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 28/2013 tentang Pencantuman Peringatan

    Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Dalam permenkes

    terdapat lima PHW. Yakni gambar kanker mulut, orang merokok dengan asap membentuk

    tengkorak, kanker tenggorok, orang merokok dengan anak di dekatnya, dan paru-paru yang

    menghitam karena kanker.

    Namun, gambar orang merokok dengan anak di dekatnya dan gambar orang merokok

    dengan asap membentuk tengkorak tidak sesuai dengan PP No109/2012 karena

    memperlihatkan bentuk rokok. Jadi akan direvisi, ujar Kepala Pusat Promosi Kesehatan

    Kemenkes Lily S Sulistyowati.

    Kabid Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia S Rahmat M Arifin mengatakan pihaknya

    belum bisa mengambil keputusan. Tiga gambar yang ada terlalu menyeramkan,

    dikhawatirkan membuat masyarakat terganggu. Ia lebih setuju iklan rokok sama sekali tidak

    ditayangkan di televisi, media cetak, dan daring. (Ant/H-3)

    Jasa untuk Bidan Perlu Diubah

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    36/43

    CORNELIUS EKO SUSANTO

    Hanya bidan yang bekerja sama dengan dokter praktik mandiri dan puskesmas yang

    dapat mengklaim pembayaran.

    IKATAN Bidan Indonesia (IBI) meminta skema pembayaran jasa layanan bidan dalam

    program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diubah. Pembayaran klaim JKN yang hanya

    diberikan kepada bidan yang telah bekerja sama dengan dokter praktik mandiri dan

    puskesmas dianggap merugikan para bidan.

    Mekanisme kerja sama antara bidan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

    Kesehatan masih belum jelas, ujar Ketua IBI Emi Nurjasmi, di Jakarta, kemarin.

    Semenjak sistem JKN digulirkan pada 1 Januari 2014, skema pembayaran klaim bidan yang

    melayani persalinan dan program Keluarga Berencana (KB) berubah.

    Pada program terdahulu, dalam memberikan layanan KB dan persalinan, bidan praktik

    mandiri tidak perlu menjalin lagi kerja sama dengan puskesmas atau dokter pratama. Klaim

    pelayanan bisa langsung diminta kepada dinas kesehatan setempat oleh para bidan.

    Dengan berlakunya JKN, sesuai dengan Perpres No 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan,

    untuk mendapatkan dana klaim dari BPJS Kesehatan selaku pengelola JKN, mereka harus

    menjalin kerja sama dengan puskesmas dan dokter mandiri.

    Oleh Emi, kebijakan itu dinilai merugikan para bidan dalam memberikan layanan dan pada

    muaranya dapat mengancam keberhasilan program KB secara nasional. Pasalnya, dari sekitar

    200 ribu bidan yang terdaftar di IBI, sekitar 43.163 di antaranya merupakan bidan yang

    berpraktik mandiri.

    Dalam menanggapi keluhan tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

    Nasional (BKKBN) Fasli Jalal berkomentar masalah terkait dengan bidan sampai saat ini

    masih dibahas.

    Kita (BKKBN) juga berharap segera ada kepastian soal manfaat dan model pembayaran

    yang diterima bidan saat memberikan pelayanan KB, kata Fasli.

    Pada kesempatan itu, Fasli berpendapat, untuk bidan praktik mandiri, mekanisme

    pembayarannya sebaiknya tidak menggunakan model kapitasi. Jasa medis bidan sebaiknya

    dibayar per kunjungan (fee for services) seperti saat bidan melayani program Jaminan

    Persalinan (Jampersal) dahulu.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    37/43

    Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 69/2013 tentang pengaturan biaya untuk fasilitas

    kesehatan primer dan lanjutan, terdapat delapan praktik kebidanan yang semuanya masuk

    nonkapitasi.

    Itu, antara lain, pemeriksaan ibu hamil (antenatal care/ANC) sebesar Rp25 ribu, persalinan

    normal Rp600 ribu, penanganan perdarahan pascakeguguran melalui persalinan normal

    dengan tindakan emergensi dasar sebesar Rp750 ribu, dan pemeriksaan pascamelahirkan

    sebesar Rp25 ribu.

    Terpaku pada dokter

    Diwajibkannya bidan bekerja sama dengan dokter dan puskesmas disesalkan Deputi Keluarga

    Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto Witjaksono.

    Menurut dia, kebijakan itu menunjukan fokus pelayanan kesehatan di dalam BPJS hanyaterpaku pada peran dokter. Padahal, dalam pelayanan KB, sejatinya bidan menjadi ujung

    tombak. Pasalnya, 80% wanita yang ikut KB memilih bidan untuk melayani kebutuhan ber-

    KB.

    Dalam menanggapi hal itu, Kepala Departemen Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi

    mengatakan, soal kewajiban bidan harus menjalin kerja sama, hal itu berdasarkan Perpres No

    12/2013 tentang Jaminan Kesehatan.

    Kita hanya menjalankan peraturan. Saat ini peraturan tersebut juga tengah dibahas untuk

    direvisi, tuturnya. (H-3) cornel @mediaindonesia.com

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    38/43

    NINING INDRA SHALEH

    Pentingnya Peran Perempuan di Kancah Politik

    NURUL HIDAYAH

    Perempuan Indonesia memiliki potensi yang besar. Namun, masih terbentur berbagai

    kendala.

    MUNDUR saat karier tengah berada di puncak, bagi sebagian besar orang akan terasa eman-

    eman, alias sayang. Namun, tidak bagi Nining Indra Shaleh, yang memutuskan mundur

    setelah mengabdi selama 33 tahun di sekretariat jenderal (setjen) DPR RI. Padahal, ia kala itu

    memegang tampuk kekuasaan selaku sekjen.

    Sebelum memutuskan untuk berhenti berkarier setelah 33 tahun, sudah ada pertimbangan

    yang masak, katanya.

    Ia mengaku pernah membaca berbagai buku yang mengatakan sebaiknya kita berhenti pada

    saat berada di puncak, termasuk saat berada di puncak karier. Agar bisa meninggalkan kesan

    yang baik dan manis bagi semua orang, katanya.

    Perempuan yang dijuluki Srikandi Senayan itu menjadi sekjen termuda, yakni pada usia 52

    tahun pada 2008. Ia mundur setelah lima tahun memegang kekuasaan dan berhasil mengubah

    wajah DPR menjadi lembaga negara yang akuntabel dan bersih dalam pengelolaan keuangan

    negara.

    Hal itu dibuktikan dengan penghargaan Wajar tanpa Pengecualian (WTP) atas audit laporan

    keuangan oleh BPK RI selama 4 tahun berturut-turut mulai 2009 hingga 2012. Termasuk

    menerima penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilannya menyusun laporan

    keuangan dengan capaian standar tertinggi dan terbaik dalam sistem pelaporan keuangan

    pemerintah.

    Tidak hanya itu, Nining pun berhasil mendapatkan penghargaan dari KIP atas kebebasan

    informasi publik pada lembaga negara setingkat Setjen DPR RI selama 2 tahun berturut-turut.

    Nining memang bertekad menjadikan Setjen DPR RI sebagai lembaga yang terbuka untuk

    publik.

    Kita kan malu, kebebasan informasi publik itu dibuat di lembaga dewan. Masak lembaga

    yang membuatnya tidak memberikan informasi secara terbuka, ungkapnya.

    Karier Nining memang berhenti, tetapi ia telah meninggalkan kesan yang baik bagi

    penerusnya di kelembagaan Setjen DPR RI.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    39/43

    Resmi mengundurkan diri, Nining tidak tinggal diam. Ia memutuskan langsung aktif di partai

    politik dan memutuskan berlabuh ke Partai NasDem. Ibu tiga anak itu tertarik masuk politik

    untuk mengabdikan diri ke masyarakat, termasuk masyarakat di Cirebon, tempat ia dilahirkan

    dan dibesarkan.

    Saya memilih Partai NasDem karena diberikan peran yang cukup besar di partai tersebut

    sekalipun saya ini wanita, katanya.

    Selaku Wakil Sekjen DPP Partai NasDem, dirinya menjadi lebih leluasa untuk berperan aktif

    khususnya memajukan perempuan di Indonesia.

    Tidak hanya itu, Nining pun meyakini kedudukannya di tubuh partai tidak menggeser siapa

    pun. Bedakalau saya masuk partai yang sudah lama jenjang pengaderannya. Nanti bisa-bisa

    saya rusak, katanya.

    Nining mengaku kedudukannya saat ini membuatnya sering berkeliling Indonesia dan

    mencari tokoh-tokoh perempuan yang berintegrasi.

    Ternyata banyak sekali perempuan di daerah yang memiliki potensi dan berintegrasi,

    katanya.

    Sayangnya, mereka tidak bisa berperan karena berbagai kendala. Termasuk masalah dana.

    Memang di politik itu dibutuhkan cost political, kata Nining.

    Padahal, lanjut Nining, peran perempuan dalam pembangunan di Indonesia sudah dicetuskandalam kongres perempuan Indonesia pertama di Surabaya pada 1928. Melalui kongres itu,

    pintu bagi wanita Indonesia untuk berperan sebesar-besarnya dalam pembangunan di

    Indonesia semakin terbuka lebar.

    Peran itu kian terbuka dengan UU No 12 tahun 2003 tentang Pemilu yang dalam penetapan

    calon legislatif (caleg) harus memperhatikan keterwakilan perempuan sebesar 30%. Namun,

    saat itu caleg perempuan sering kali ditempatkan di nomor sepatu.

    Aturan itu kian diperkuat dengan UU No 8 tahun 2012 yang tidak hanya memperhatikan

    kuota perempuan 30% dalam caleg. Itu pun kembali diperkuat dengan setiap 3 calon harus

    ada calon anggota legislatif perempuan, kata Nining.

    Nining berharap semakin banyak perempuan yang berkiprah dalam dunia politik. Karena

    keputusan politik itu lahir melalui keputusan parlemen.

    Pintu masuknya harus melalui partai politik, katanya. Dengan aktif di parlemen, akan

    semakin banyak keputusan yang dibuat terutama yang berpihak kepada perlindungan wanita

    dan anak-anak.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    40/43

    Tidak semata kuota dan popularitas, tapi juga kualitas caleg perempuan. Saya tidak

    memusuhi artis. Banyak kok artis yang berkualitas dan mereka terjun ke dunia politik,

    katanya.

    Sayangnya, lanjut Nining, banyak partai yang mengambil caleg perempuan dari kalangan

    artis hanya berdasarkan pertimbangan populer, bukan kapasitas, dan profesionalitas. Duduk

    di parlemen itu tidak gampang,katanya.

    Saat ditanyakan tentang kiat dan strategi untuk bisa terpilih menjadi wakil rakyat dari dapil

    Jawa Barat VIII, Nining mengaku menggunakan jaringan keluarga besarnya, terutama yang

    di kawasan Kabupaten Cirebon di wilayah timur, mulai Ciledung, Sindanglaut, Pabuaran, dan

    lainnya. Nining pun mengaku sering kali mendapatkan pertanyaan menarik saat dirinya

    menggelar sosialisasi.

    Ada yang menanyakan perempuan baru dikasih kuota 30% saja sudah banyak yang korupsi,gimana kalau dikasih 100%, katanya menirukan pertanyaan yang keluar dari salah satu

    warga saat talk showdi salah satu radio. Nining pun menyatakan jika itu merupakan kasus

    personal.

    Namun, sebagai perempuan yang memperjuangkan betul agar perempuan bisa berkiprah

    dalam pembangunan, saya sangat menyayangkannya, katanya.

    Tindakan tersebut menurut Nining sudah mencederai perjuangan pendahulu kita yang

    menginginkan agar perempuan selain berjuang juga bisa menjaga amanah. Amanah itu yang

    harus kita jaga bersama, katanya.

    Nining tidak ingin masyarakat yang memilih perempuan sebagai perwakilan mereka di

    parlemen kecewa. Karenanya, ia pun mengimbau kepada perempuan yang saat ini berjuang

    untuk tetap bisa menjaga kepercayaan jika nantinya telah diberikan. Jangan nodai

    perjuangan wanita yang jalannya sudah panjang ini, katanya. (M-5)

    [email protected]

    BIODATA

    Nama: Nining Indra Shaleh

    Tempat, Tanggal Lahir: Sindang Laut, Cirebon, 13 April 1955

    Suami: Kol (Purn) TNI-AL Drs H Rusdi Ridwan Dipl Cart

    Anak: 1. Rani Purwanti K 2. Rozanna Indrawardani 3. dr Reza Irawan

    Pendidikan: S-2: Universitas Satya Gama Jakarta (selesai 2000) S-1 : Fakultas Ilmu Sosial

    dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (selesai 1980) SMA Negeri 2Cirebon (1974) SMP negeri 3 Cirebon (1971) SD Negeri 27 Kebon Baru Cirebon (1968)

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    41/43

    Tanda Penghargaan : Satyalencana Karya Satya XXX pada 2011 Satyalencana Karya

    Satya XX pada 2007 Satyalencana Karya Satya X pada 1999

    Mogok Sekolah Sebulan

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    42/43

    Sang bapak selalu mengajarkan kepada dirinya untuk bersosialisasi dan membaur

    dengan masyarakat tanpa membedakan kedudukan, jabatan, strata sosial, dan lainnya.

    NINING Indra Shaleh memang berjuang untuk maju sebagai calon legislatif. Namun, bukan

    berarti ia tidak memiliki cerita tersendiri saat sekolah.

    Ia ingat sempat mogok sekolah selama sebulan saat di sekolah menengah atas (SMA).

    Penyebabnya, karena Nining remaja enggan untuk masuk ke jurusan paspal (fisika sekarang).

    Padahal nilai saya memang sangat cukup untuk masuk jurusan itu, kata Nining.

    Sang ibu menginginkan Nining menjadi seorang dokter, tapi ia tolak. Ia hanya ingin masuk

    jurusan sos (sosial sekarang). Karena tak juga dikabulkan, Nining pun memutuskan mogok

    sekolah selama sebulan.

    Akhirnya, sang ibu mengalah dan meminta kepala sekolah memindahkannya ke sosial.

    Kepala sekolah saya saat itu sampai bilang baru kali ini ada yang minta dipindahkan ke

    sosial, biasanya mereka menghadap justru untuk meminta masuk jurusan paspal, katanya.

    Setelah itu ia melanjutkan ke ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) jurusan Ilmu Pemerintahan

    Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada 1980.

    Ayah

    Ia mengaku tertarik kehidupan sosial di masyarakat. Mungkin minat itu tumbuh dariseringnya bapak saya mengajak saya berkeliling desa, kata Nining.

    Sang ayah, Moch Saleh Paindra yang sempat menjabat sebagai wedana di Ciledug, Sindang

    Laut,dan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, sering mengajaknya turun ke daerah.

    Saya ingat dengan motor DSA-nya saya diajak Bapak melihat pilwu (pemilihan kuwuatau

    kepala desa) di desa-desa, katanya. Tradisi itu sudah dimulai sejak ia duduk di bangku SD

    hingga ia hafal prosedurnya. Satu calon ada yang mengambil gambar padi, pisang atau

    lainnya, katanya.

    Sang bapak pun selalu mengajarkan kepada dirinya untuk bersosialisasi dan membaur dengan

    masyarakat tanpa membedakan kedudukan, jabatan, strata sosial, dan lainnya. Semua

    manusia sama, kata Nining.

    Sejak itu, Nining sangat tertarik dengan kehidupan sosial. Padahal sang bapak seusai menjadi

    wedana sempat menjabat sebagai petinggi di Kabupaten Indramayu dan Sekretaris Residen

    Cirebon, dan terakhir menjadi Bupati Majalengka 1978-1983.

    Sang bapak pun menjadi idola Nining kecil hingga kini. Beliau orangnya sederhana danselalu ikhlas jika mengerjakan sesuatu, katanya.

  • 8/12/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Februari 2014

    43/43

    Ajaran itulah yang selalu dipegang teguh Nining hingga kini. Termasuk saat menjadi Sekjen

    di DPR RI. Kalau saya macam-macam, bisa. Saya kuasa pemegang anggaran saat itu,

    katanya. Namun Nining enggan bermain-main dengan uang rakyat. Karenanya, transparansi

    dalam penggunaan anggaran pun tetap dikedepannya.

    Sekalipun sukses dalam karier, Nining mengaku tetap berusaha menjadi istri dan ibu yang

    baik di rumah.

    Perempuan yang sukses itu tidak hanya dalam karier, tapi juga mampu sukses membina

    rumah tangga, katanya.

    Mengenai visi dan programnya jika terpilih menjadi anggota DPR RI, Nining mengaku akan

    memajukan kehidupan perdesaan. Agar kesenjangan antara kota dan desa tidak terlalu jauh,

    katanya.

    Otonomi desa, lanjut Nining, akan dikembangkan dengan dana pembangunan yang diberikan

    oleh pemerintah. Namun, desa, lanjut Nining, harus mempersiapkan diri, termasuk sumber

    daya manusia (SDM). Persiapan itu di antaranya bisa dilakukan melalui program

    pendampingan yang akan diberikan kepada pengurus desa. Nantinya diharapkan

    pembangunan di perdesaan bisa berjalan dan desa pun memiliki badan usaha milik desa.

    Karenanya, jika terpilih saya ingin duduk di Komisi II yang mengurusi permasalahan ini,

    katanya. (NL/M-5)