artikel pilihan kompas 20 juni 2014

133
Wiranto: Penculikan Inisiatif Prabowo Sendiri Suryo: Wiranto Tidak Jujur JAKARTA, KOMPAS — Mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal (Purn) Wiranto, Kamis (19/6), menegaskan, penculikan aktivis pada 1998 oleh Komando Pasukan Khusus, yang melibatkan Prabowo Subianto, bukan perintah atasan, melainkan inisiatifnya sendiri. Namun, penjelasan Wiranto dibantah Letjen (Purn) Suryo Prabowo yang ditunjuk Prabowo untuk menjadi juru bicaranya. Menurut Suryo, Wiranto tidak jujur. ”Itu bohong,” kata mantan Kepala Staf Umum TNI itu. Dalam jumpa pers di Jakarta, Wiranto yang didampingi Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura M Fariza Irawadi menambahkan, penculikan mahasiswa dan aktivis merupakan inisiatif Prabowo dari hasil analisis keadaan saat itu. ”Penculikan dilakukan mulai Desember 1997 sampai Februari 1998 dan Panglima ABRI adalah (alm) Jenderal Feisal Tanjung. Saat kasus terungkap, sekitar Maret 1998, saya menggantikan posisi

Upload: ekho109

Post on 21-Jul-2016

78 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diambil dari print.kompas.com

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Wiranto: Penculikan Inisiatif Prabowo Sendiri Suryo: Wiranto Tidak Jujur

JAKARTA, KOMPAS — Mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal (Purn) Wiranto, Kamis (19/6), menegaskan, penculikan aktivis pada 1998 oleh Komando Pasukan Khusus, yang melibatkan Prabowo Subianto, bukan perintah atasan, melainkan inisiatifnya sendiri.

Namun, penjelasan Wiranto dibantah Letjen (Purn) Suryo Prabowo yang ditunjuk Prabowo untuk menjadi juru bicaranya. Menurut Suryo, Wiranto tidak jujur. ”Itu bohong,” kata mantan Kepala Staf Umum TNI itu.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Wiranto yang didampingi Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura M Fariza Irawadi menambahkan, penculikan mahasiswa dan aktivis merupakan inisiatif Prabowo dari hasil analisis keadaan saat itu.

”Penculikan dilakukan mulai Desember 1997 sampai Februari 1998 dan Panglima ABRI adalah (alm) Jenderal Feisal Tanjung. Saat kasus terungkap, sekitar Maret 1998, saya menggantikan posisi beliau. Kebijakan Panglima TNI saat itu, untuk menghadapi para aktivis dan demonstran mengedepankan cara-cara persuasif, dialogis, dan komunikatif, serta menghindari tindakan bersifat kekerasan atau represif. Aksi penculikan itu jelas tidak sesuai dengan kebijakan pimpinan,” ujar Wiranto yang kini Ketua Umum DPP Partai Hanura.

Wiranto mengatakan tidak tahu-menahu siapa yang dimaksud atasan oleh Prabowo saat debat calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu lalu. Saat menjawab pertanyaan

Page 2: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

calon wapres Jusuf Kalla soal peristiwa 1998, Prabowo hanya mempersilakan menanyakan langsung kepada atasannya.

”Siapa itu, yang pasti bukan saya ataupun Jenderal Feisal Tanjung yang benar-benar tidak pernah memberikan perintah atau merestui langkah-langkah kekerasan atau penculikan saat menghadapi masyarakat,” ucap Wiranto yang membagikan delapan lembar penjelasan tertulisnya.

Soal istilah diberhentikan atau dipecat dengan tidak hormat, Wiranto mengaku tak ingin terjebak pada istilah. ”Secara normatif, seorang prajurit diberhentikan dari dinas keprajuritan pasti ada sebabnya. Diberhentikan dengan hormat jika yang bersangkutan habis masa dinasnya, meninggal, atau sakit parah sehingga tak bisa melaksanakan tugasnya, cacat akibat operasi tempur atau kecelakaan atau permintaan sendiri,” katanya.

Istilah diberhentikan dengan tidak hormat karena perbuatannya melanggar Sapta Marga dan Sumpah Prajurit atau melanggar hukum sehingga tak pantas sebagai prajurit TNI. “Pemberhentian Prabowo sebagai Pangkostrad disebabkan keterlibatannya dalam penculikan saat menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus sehingga perbuatannya dianggap melanggar Sapta Marga, Sumpah Prajurit,” kata Wiranto.

Tentang pembentukan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), dilakukan untuk memastikan seberapa jauh keterlibatan Pangkostrad. Selanjutnya, DKP secara bulat merekomendasikan Prabowo dipecat dari dinas keprajuritan.

Sejauh ini, berdasarkan catatan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), sebanyak 23 orang diduga diculik selama 1997-1998. Dari jumlah itu, sebanyak 9 orang sudah kembali, 13 orang hingga kini masih dinyatakan hilang, serta seorang di antaranya ditemukan meninggal.

Wiranto, dalam kesempatan itu, juga menjawab 10 persoalan yang selama ini muncul pada 1997-1998, seperti persaingannya dengan Prabowo dan kerusuhan di Jakarta.

Konspirasi

Menurut Suryo, apa yang disampaikan Wiranto melengkapi yang sudah disampaikan sejumlah jenderal lainnya. ”Lengkap sudah, Luhut Panjaitan, Agum Gumelar, Hendropriyono, Fachrul Razi, Samsul Jalal, dan Wiranto berkonspirasi,” kata Suryo.

DKP, tambah Suryo, adalah produk politik Wiranto pribadi untuk membunuh karakter dan mematikan karier Prabowo. Hal itu juga untuk kepentingan Wiranto. ”DKP cacat hukum. Seharusnya, sesuai SK Panglima ABRI No 838/III/1995 pada 27 November 1995 tentang Petunjuk Administrasi DKP, dalam ketentuan nomor 7, pembentukan DKP hanya bisa dilakukan setelah ada putusan hukum. Putusan ini dijatuhkan pengadilan militer. Hingga kini, Prabowo juga tidak pernah diadili lewat pengadilan militer,” ucap Suryo.

Page 3: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Soal pemberhentian Prabowo, Suryo mengatakan, sudah ada penjelasan tertulis dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu sebagai anggota DKP.

Menyusul penjelasan Wiranto, Tim Advokasi Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa melaporkan Wiranto kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Habiburokhman, Ketua Tim Advokasi Prabowo-Hatta, mengatakan, perkataan Wiranto dikategorikan sebagai kampanye hitam dan fitnah. Dalam laporannya, Habiburokhman melampirkan bukti rekaman televisi yang berisikan pernyataan Wiranto dalam acara jumpa pers. Namun, komisioner Bawaslu, Nelson Simanjuntak, meminta laporan sebaiknya disampaikan Prabowo langsung. ”Tim advokasi sebenarnya tidak bisa mewakili pernyataan Prabowo, baik dalam pelaporan maupun saat pengadilan,” katanya.

Viva Yoga Mauladi, anggota tim sukses Prabowo-Hatta, juga mempersilakan Wiranto mendatangi Komnas HAM jika memang memiliki bukti hukum baru untuk membuktikan keterlibatan Prabowo.

Sementara itu, peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, Wahyudi Djafar, meminta kejaksaan segera memanggil dan memeriksa Wiranto. Koordinator Badan Pekerja Kontras Haris Azhar mengatakan, selama ini, hasil pemeriksaan DKP tidak pernah masuk ke ranah hukum. Oleh karena itu, Ketua Badan Pengurus Setara Institut Hendardi mendesak Prabowo dipanggil untuk menjalani sidang pengadilan HAM.

Dari Fiji, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto membenarkan adanya keputusan DKP yang merekomendasikan pemecatan Prabowo dan surat keputusan presiden yang memberhentikan Prabowo dengan hormat. (edn/iam/ryo/osa/fer/ong/ato/apa/A14)

Page 4: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Mantan Kakanwil Agama Papua Ditahan

JAYAPURA, KOMPAS — Kejaksaan Tinggi Papua menahan Melianus Adi sebagai tersangka dugaan korupsi penyalahgunaan dana bantuan rehabilitasi yang dikucurkan Kantor Wilayah Agama Provinsi Papua Tahun Anggaran 2012 senilai Rp 6,7 miliar.

Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis (19/6), di kantor Kejati Papua, Melianus menjalani pemeriksaan dari pukul 10.00 hingga pukul 18.00 WIT. Melianus adalah tersangka ketiga yang berperan sebagai Pejabat Sementara Kepala Kanwil Agama Provinsi Papua saat proyek itu dilaksanakan. Sebelumya, pada 12 Juni lalu, Kejati Papua telah menahan dua tersangka lain, yakni Andi Tamma, kontraktor proyek, dan Gerson Wenda, pejabat pembuat komitmen.

”Berdasarkan hasil pemeriksaan, Melianus terindikasi mengubah dana tender proyek tersebut seolah-seolah sebagai bantuan bagi 45 sekolah madrasah di enam kabupaten, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Nabire, Sarmi, Keerom, dan Merauke,” kata Asisten Pidana Khusus Kejati Papua Mamik Suligiono.

Penggabungan perkara

Kepala Kejati Papua Eliezer S Maruli Hutagalung mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menggabungkan perkara pidana yang dikenakan kepada Bupati Biak Numfor Yesaya Sombuk.

Pada 16 Juni, Yesaya bersama lima orang lainnya tertangkap tangan KPK menerima uang suap terkait dengan dana pembangunan daerah tertinggal di salah satu hotel di Jakarta.

Sehari kemudian, Kejati Papua juga menetapkan Yesaya sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan dana bantuan rehabilitasi ruang kelas rusak berat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai Rp 10,2 miliar pada 2012. Dana itu ditujukan bagi 25 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Supiori.

Sementara itu, di Ambon, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah (Polda) Maluku menemukan dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur tahun 2010 senilai Rp 14,8 miliar. Besarnya kerugian negara sedang dihitung Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Maluku.

”Kami telah menemukan adanya perbuatan melawan hukum dalam proyek itu. Untuk memastikannya, kami telah meminta tim ahli dari dinas pekerjaan umum menghitung kualitas bangunan,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Maluku Komisaris Besar Sulistiono, di Ambon, kemarin.

Page 5: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Di Banda Aceh, Kejati Aceh menahan seorang tersangka korupsi di Aceh Utara, yakni Melodi Thaher, Rabu (18/6) sore. ”Saat ini, tersangka ditahan di Rumah Tahanan Kelas IIB Kajhu, Kabupaten Aceh Besar,” ujar Kepala Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Kejati Aceh Amir Hamzah. (FLO/FRN/DRI)

Page 6: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Hakim Tolak Nota Keberatan Anas

JAKARTA, KOMPAS — Majelis hakim menolak nota keberatan atau eksepsi yang diajukan Anas Urbaningrum dan penasihat hukumnya. Dengan demikian, persidangan perkara korupsi proyek pembangunan kompleks olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, dan tindak pidana pencucian uang dengan terdakwa Anas dilanjutkan hingga putusan akhir atau vonis.

Putusan sela dibacakan majelis hakim yang diketuai Haswandi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (19/6).

Dalam persidangan pekan lalu, Anas dan penasihat hukumnya yang dipimpin Adnan Buyung Nasution mengajukan eksepsi terhadap dakwaan jaksa. Lewat eksepsinya, mereka berpendapat dakwaan jaksa penuntut umum tidak disusun dengan cermat, jelas, dan lengkap. Akibatnya, dakwaan itu tidak dapat diterima atau batal demi hukum.

Jaksa penuntut umum mendakwa Anas dengan tiga hal. Pertama, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu didakwa melakukan korupsi dengan cara menerima gratifikasi terkait proyek Hambalang pada tahun 2010. Adapun dakwaan kedua dan ketiga mengenai tindak pidana pencucian uang.

Pendapat berbeda

Majelis hakim yang beranggotakan lima orang tidak bersuara bulat dalam menolak eksepsi terdakwa. Dua hakim anggota, yakni Slamet Subagyo dan Joko Subagyo, mengajukan pendapat berbeda (dissenting opinion).

Menurut Slamet dan Joko, jaksa di Komisi Pemberantasan Korupsi tak berwenang melakukan penuntutan TPPU. Pertimbangannya, Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU hanya memberi wewenang kepada Jaksa KPK untuk melakukan penyidikan TPPU. UU itu tidak mengatur secara eksplisit wewenang jaksa KPK untuk melakukan penuntutan perkara TPPU.

Karena Jaksa KPK tidak diberi kewenangan secara eksplisit untuk melakukan penuntutan TPPU, menurut Slamet dan Joko, prosesnya harus dikembalikan kepada lembaga kejaksaan. Hal ini diperkuat Pasal 72 Ayat (5) Huruf c UU No 8/2010 yang menyatakan, surat permintaan untuk memperoleh keterangan terkait TPPU harus ditandatangani Jaksa Agung atau kepala kejaksaan tinggi.

Selama ini, saat melakukan penuntutan TPPU, Jaksa Penuntut Umum KPK memperoleh izin dari unsur pimpinan KPK.

Page 7: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

”Persidangan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi," kata Hakim Ketua Haswandi setelah pembacaan putusan sela. Karena saksi yang akan dihadirkan cukup banyak, Haswandi menjadwalkan sidang Anas digelar dua kali seminggu, setiap Senin dan Kamis.

Anas berharap, dalam persidangan ke depan, majelis hakim mempertimbangkan fakta-fakta yang tersaji di persidangan. ”Saya mengharapkan persidangan yang adil. Saya ingin diadili, bukan dihakimi atau dijaksai,” kata Anas. Dalam persidangan sebelumnya, Anas pernah menyebut dakwaan jaksa bersifat spekulatif dan imajiner.

Page 8: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Ketua DPR DipilihPDI-P Tetap Ingin Penetapan Berdasarkan Perolehan Kursi

JAKARTA, KOMPAS — Hingga Kamis (19/6), mekanisme penetapan pimpinan DPR belum juga disepakati oleh Panitia Khusus DPR yang membahas Rancangan Undang-Undang Perubahan atas UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Alasannya, ketua DPR diusulkan dipilih.

Padahal, dalam RUU MD3 yang disusun Badan Legislasi DPR, kelima unsur pimpinan DPR ditetapkan berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak pada pemilu legislatif. Jika ketentuan itu tetap digunakan, dari hasil pemilu legislatif, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendapat kursi terbanyak, 109 kursi. Oleh karena itu, PDI-P akan memperoleh posisi Ketua DPR periode 2014-2019. Adapun posisi empat wakil ketua DPR diduduki pemenang pemilu berikutnya, yaitu Golkar (91 kursi), Partai Gerindra (73 kursi), Partai Demokrat (61 kursi), dan Partai Amanat Nasional (49 kursi).

Wakil Ketua Pansus RUU MD3 Fahri Hamzah mengatakan, ada dua pandangan soal mekanisme penetapan unsur pimpinan DPR. ”Ada yang lewat pemilihan, tetapi ada yang ingin lewat penetapan sesuai perolehan kursi terbanyak di DPR,” kata Fahri, Kamis.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menjelaskan, usulan penetapan unsur pimpinan DPR dengan voting didasarkan pada pertimbangan, unsur pimpinan DPR merupakan representasi anggota. Itu juga agar mekanisme cek serta keseimbangan DPR dan pemerintah dapat terjaga.

Peluang transaksional

Wakil Ketua Pansus RUU MD3 dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani menyatakan, sebagian anggota DPR mengusulkan unsur pimpinan ditetapkan lewat pemilihan. Selain ingin memiliki hak memilih, mereka juga berhak dipilih jadi unsur pimpinan DPR.

Sejauh ini, Fraksi PDI-P tetap mempertahankan Pasal 26 Ayat (1) UU MD3, yang menyebutkan unsur pimpinan DPR ditetapkan berdasarkan urutan kursi terbanyak. ”Tak perlu diubah karena ini untuk menjaga keadilan dalam kompetisi pemilu legislatif,” kata anggota pansus asal Fraksi PDI-P, Arif Wibowo.

”Penetapan unsur pimpinan DPR berdasarkan kursi juga bisa menutup peluang transaksi. Kalau pimpinan ditetapkan lewat voting, hal itu membuka peluang transaksional,” ujar Arif.

Page 9: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Menanggapi usulan yang berbeda, Fahri memberikan jalan tengah. Menurut dia, partai pemeroleh kursi terbanyak pertama hingga kelima otomatis dapat satu kursi pimpinan. Namun, mereka harus mengajukan beberapa nama calon untuk bisa dipilih. (NTA)

Page 10: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Prabowo Enggan Menanggapi WirantoOleh: Antonius Ponco Anggoro

JAKARTA, KOMPAS — Calon presiden Prabowo Subianto enggan menanggapi pernyataan Jenderal (Purn) Wiranto yang mengatakan bahwa penculikan aktivis pada periode 1997-1998 atas inisiatif Prabowo sendiri, bukan perintah atasan.

”Tidak usah terlalu banyak tanggapan. Tanggapan sudah banyak,” ujar Prabowo, seusai menghadiri acara pemaparan visi dan misi ekonomi dan pasar modal Indonesia di hadapan pelaku dan pengamat pasar modal, Jumat (20/6), di Jakarta.

Sehari sebelumnya, Wiranto yang politikus Partai Hanura dan mantan Panglima ABRI menyampaikan keterangan pers mengenai polemik tentang Dewan Kehormatan Perwira yang memeriksa mantan Panglima Kostrad dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letjen (Purn) Prabowo Subianto terkait kasus penculikan aktivis.

Dalam pernyataannya, Wiranto menegaskan bahwa penculikan aktivis oleh Kopassus, yang melibatkan Prabowo, bukan perintah atasan, melainkan inisiatif Prabowo sendiri.

Prabowo mempersilakan rakyat untuk menilainya. ”Biarkan, biar rakyat yang menilai dan menjawabnya nanti tanggal 9 Juli,” katanya. Tanggal 9 Juli adalah hari pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres).

Dalam kegiatan kampanyenya, Jumat, Prabowo menemui pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Dan malam hari, pukul 19.00, Prabowo akan menghadiri paparan capres dan cawapres di hadapan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan pengusaha di Djakarta Theatre, Jakarta.

Kalla di Kalimantan

Calon presiden Jusuf Kalla (JK), Jumat (20/6) ini, menyambangi Kalimantan Selatan sebagai bagian dari perjalanan kampanye pilpres. Pasangan Joko Widodo dan JK itu pun mendapat dukungan dari alim ulama se-Kalimantan Selatan.

Deklarasi dukungan itu disampaikan di Hotel Gran Tulip, Banjarmasin, Jumat pagi. Deklarasi dukungan disampaikan oleh KH Kamuli, Imam Besar Masjid Al Karomah, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Sementara itu, JK, atas nama pasangan capres-cawapres nomor urut dua, menerima secara simbolis dukungan tersebut.

Page 11: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Sehari sebelumnya, JK berkunjung ke Nusa Tenggara Timur kemudian terbang ke Nusa Tenggara Barat untuk mengumpulkan dukungan. Adapun pada Senin-Rabu JK bertemu dengan ratusan alim ulama di Jawa Timur.

Jumat sore, JK akan terbang pulang ke Jakarta untuk menghadiri dialog terbuka dengan Kadin, yang dijadwalkan pada Jumat malam. (A Haryo Damardono)

Page 12: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Inggris di Bibir JurangOleh: Yulvianus Harjono

SAO PAULO, JUMAT (20/6) — Nasib Inggris di Piala Dunia Brasil kini di bibir jurang, menyusul kekalahan dramatis dari Uruguay, 1-2, di Stadion Corinthians, Sao Paulo, Kamis (19/6) atau Jumat dini hari WIB. Striker Luis Suarez yang baru tampil sejak cedera menderanya menjadi pahlawan Uruguay di laga Grup D itu dengan memborong dua gol.

Kemenangan atas Inggris, salah satu tim unggulan, membuka asa Uruguay untuk lolos dari ”grup neraka” itu. Kemenangan itu sekaligus meneruskan tradisi apik juara dunia dua kali itu, yaitu tidak pernah kalah dua kali berturut-turut di fase penyisihan grup Piala Dunia.

Sebaliknya, bagi tim ”Tiga Singa”, kekalahan itu membenamkan mereka di dasar klasemen Grup D, dengan perolehan nilai nol. Inggris terancam angkat koper, menyusul sang juara bertahan, Spanyol. Hasil laga itu juga mengulangi sejarah buruk di Piala Dunia 1958, tidak lolos dari babak penyisihan grup. Serupa dengan Uruguay, sepanjang sejarah keikutsertaan di Piala Dunia, Inggris tidak pernah kalah berturut-turut di dua laga perdana.

Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan juara dunia 1966 itu dari tersisih lebih awal di Brasil. Namun, nasib mereka tergantung tim lain. Steven Gerrard dan kawan-kawan mau tak mau harus berharap bahwa seteru mereka, Italia, mampu mengalahkan tim ”kuda hitam”, Kosta Rika, pada laga yang akan dilangsungkan Jumat malam waktu Indonesia. Jika berakhir seri, Inggris dipastikan pulang kampung.

Lalu, agar bisa lolos ke babak 16 besar, di pertandingan pamungkas, tim ”Tiga Singa” harus menundukkan Kosta Rika, seraya berharap Italia menaklukkan Uruguay. ”Harapan kian tipis. Jika hasilnya seri, peluang kami akan lebih baik. Sekarang kami butuh Italia memenangkan

Page 13: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

dua laga tersisa. Tentu saja tidak ada garansi,” kata Hodgson, seusai laga, mengenai peluang timnya ke babak 16 besar.

Menurut Hodgson, Inggris sebetulnya tampil cukup baik. ”Kami adalah tim yang menghasilkan kemajuan. Namun, skor menentukan segalanya. Kedua skor (laga melawan Uruguay dan Italia) negatif. Sulit untuk berkata-kata,” ujarnya, mengomentari hasil akhir laga.

Hodgson menyatakan, dalam laga melawan Uruguay, terutama di babak kedua, timnya lebih unggul dalam penguasaan bola dan menciptakan sejumlah peluang matang. Barisan penyerang mereka, seperti Wayne Rooney dan Daniel Sturridge, memiliki sejumlah peluang emas mencetak gol, masing- masing di menit ke-53 dan menit ke-77.

Namun, kedisiplinan barisan bek dan kegemilangan kiper Uruguay Fernando Muslera seolah membentuk benteng yang sulit ditembus para pemain Inggris. Mereka hanya mampu mencetak gol balasan melalui kaki Rooney pada menit ke-74. Itu merupakan gol perdana Rooney di ajang Piala Dunia. ”Mereka sangat kokoh, dan kami tidak mampu mencetak gol,” ujar Hodgson.

Dalam laga itu, Hodgson memasang line-up pemain yang sama saat kalah 1-2 dari Italia. Namun, mengakomodasi kritik media Inggris, Hodgson mengubah sejumlah posisi pemain. Rooney, misalnya, kembali ditempatkan di posisi idealnya, yaitu sebagai penyerang lubang yang bebas bergerak di belakang Sturridge. Posisinya di sayap kiri diisi Danny Welbeck, yang sebelumnya beroperasi di kanan.

Namun, meskipun bermain di suhu yang cukup ideal bagi mereka, yaitu 12 derajat celsius, Inggris lagi-lagi mengawali laga dengan gugup. Pada menit ke-26, mereka nyaris kebobolan jika saja kiper Joe Hart tidak sigap menangkap bola melengkung hasil sepak pojok Suarez.

Inggris mulai menguasai permainan, terutama di lini tengah, di pertengahan babak pertama. Rooney hampir membuat pendukung Inggris bersorak pada menit ke-30. Menyambut bola hasil tendangan bebas Gerrard, Rooney yang tak terkawal menanduk keras bola ke gawang. Namun, sayang, bola membentur mistar gawang.

Mimpi buruk

Delapan menit berselang, petaka terjadi bagi Inggris. Berawal dari serangan balik cepat dan menerima umpan silang matang dari Edinson Cavani, ujung tombak Luis Suarez yang terlepas dari kawalan Phil Jagielka menanduk bola, melengkung ke tiang jauh gawang Inggris. Kiper Joe Hart tak mampu membendungnya. Gol.

Gol itu pun membuktikan ampuhnya duet Cavani dan Suarez ketimbang Cavani dan Diego Forlan pada laga sebelumnya melawan Kosta Rika.

Page 14: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Suarez lagi-lagi membuktikan ketajamannya sebagai spesialis pengoyak gawang pemain Inggris, enam menit jelang laga bubar. Memanfaatkan tendangan jauh dari kiper Muslera yang tidak mampu disundul atau disapu pemain Inggris, Suarez berlari kencang ke sisi kanan kotak penalti Inggris sebelum melepaskan tembakan sangat keras yang lagi-lagi mengoyak gawang Hart.

Suarez menjelma sebagai mimpi buruk bagi Hodgson yang beberapa hari menjelang laga meragukan kehebatan Suarez yang sempat absen satu bulan akibat cedera. Hodgson menebar perang urat saraf. Ia mengatakan, timnya tidak merisaukan pulihnya Suarez dari cedera lutut. Prestasi penyerang Liverpool sebagai top skorer di Liga Inggris musim lalu dengan 31 gol kurang berarti jika tak unjuk gigi di Piala Dunia.

Namun, dua menit seusai merayakan gol keduanya, Suarez harus ditandu ke pinggir lapangan. Ia sempat terlihat kesakitan. Belum diketahui, apakah cedera lututnya itu kambuh.

”Saya menikmati momentum kemenangan yang sempat saya impi-impikan. Setelah sempat menderita dan menerima kritik, ini hasil yang sangat bagus,” ujar Suarez yang dinobatkan sebagai pemain terbaik pada laga itu.

Menurut pelatih Uruguay Oscar Tabarez, laga itu ibarat film laga menegangkan yang berakhir sempurna untuk timnya. (BBC/AP/AFP/The Guardian)

Page 15: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Nasib Tragis bagi Sang Juara Bertahan

RIO DE JANEIRO, KOMPAS — Stadion Maracana bergemuruh menyusul tiupan peluit wasit asal Amerika Serikat, Mark Geiger, yang mengakhiri laga antara Spanyol dan Cile, Rabu (18/6). Teriakan suporter Cile yang sangat ekspresif selama 90+6 menit itu membuat wajah-wajah sedih suporter Spanyol semakin muram.

Di lapangan, bomber Cile, Alexis Sanchez, mengejar gelandang Spanyol, Andres Iniesta, yang berjalan lesu menuju lorong ruang ganti. Sanchez menepuk bahu rekannya di klub Barcelona (Spanyol) itu dari belakang.

Kolega di klub kebanggaan masyarakat Catalan itu kemudian berpelukan dan terlihat bertukar kata-kata simpatik. Sanchez yang tampil brilian dalam laga yang dimenangi Cile 2-0 itu berlaku sportif. Ia meninggalkan rekan-rekannya yang berkumpul di tengah lapangan, berangkulan, dan melompat kegirangan karena memastikan lolos ke babak 16 besar.

Sanchez memilih mengungkapkan simpatinya kepada Iniesta yang akan pulang ke Spanyol lebih awal setelah menjalani laga tak menentukan dengan Australia, 23 Juni, yang juga sudah tersingkir. Momen ini mengungkap wajah manusiawi sepak bola yang juga sangat ”sadis” saat di lapangan karena yang ada hanya kalah atau menang.

Sisi manusiawi itu pula yang terjadi pada tim Spanyol. Ini mungkin akhir dari sebuah kejayaan, akhir dari generasi emas yang telah menggetarkan dunia sejak ”La Furia Roja” menjadi juara Eropa 2008 dan 2012 serta juara dunia 2010.

”Dalam sepak bola, semua berubah. Spanyol bermain sangat bagus selama bertahun-tahun, sangat luar biasa pada Piala Eropa 2008, 2012, dan Piala Dunia 2010. Namun, tim yang sukses hari ini bisa gagal di kemudian hari karena generasi sukses tidak abadi,” ujar pelatih tim Cile Jorge Sampaoli dalam konferensi pers.

Mungkin ini akhir dari sebuah generasi emas Spanyol dan menjadi tanda untuk mengevaluasi pembinaan pemain dan pengelolaan tim nasional. Mungkin pula ini saatnya mengganti pelatih. Setelah kembali ke Spanyol, topik itu akan menjadi pembahasan federasi sepak bola kerajaan Spanyol.

Apalagi, seperti dilaporkan kantor berita AFP, banyak publik di Madrid berpendapat bahwa kegagalan Spanyol di Brasil karena kesalahan pelatih yang tak mau memakai tenaga pemain muda. Beberapa dari mereka berkomentar, Casillas dan kawan- kawan tidak lagi memiliki motivasi karena telah meraih gelar juara berbagai turnamen besar.

”Saya tidak ingin langsung merefleksi. Kami membutuhkan waktu untuk memikirkan ini. Saat sesuatu yang negatif seperti ini terjadi dalam Piala Dunia, selalu membawa konsekuensi.

Page 16: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Namun, saya tidak ingin masuk ke analisis,” ujar pelatih Spanyol Vicente del Bosque yang menjawab pertanyaan seperlunya, tidak seperti biasanya yang selalu mengeksplorasi jawaban secara detail.

”Ada waktu yang panjang untuk memikirkan ini, untuk berkaca, dan mengambil keputusan. Kami harus melakukannya dengan tenang hingga keputusan tepat bisa diambil,” ujarnya.

Mantan pelatih Real Madrid itu mengakui, anak-anak asuhnya bermain kurang berani dalam dua laga melawan Belanda dan Cile. Padahal, mereka menjalani 25 hari di pemusatan latihan dengan sangat bagus. Mereka berlatih dengan bagus dan memiliki momen bersama yang menyenangkan. ”Jika memikirkan apa yang terjadi dalam 25 hari bersama-sama, saya tidak percaya kami akan tersingkir di putaran pertama,” kata Del Bosque.

Del Bosque mengatakan, timnya mendapat pesan yang sangat mendukung setelah kalah 1-5 dari Belanda. Pesan simpatik itu sangat menyenangkan. Akan tetapi, pada laga kedua melawan Cile, skuad ”La Furia Roja” tidak mampu memberikan kegembiraan kepada suporter.

Spanyol kemasukan tujuh gol dalam dua laga dan hanya memasukkan satu gol dari penalti Xabi Alonso. Permainan mereka yang mengalir bisa dihentikan dua tim, Belanda dan Cile, yang memasang lima gelandang untuk menekan lini kreatif Spanyol. Hanya dalam dua laga itu mereka dipastikan tersingkir.

Spanyol kini berada dalam daftar yang sama dengan Italia, Brasil, dan Perancis, para juara bertahan yang tersingkir pada fase grup. Italia, juara dunia 1938 dan 2006, tersingkir pada fase grup 1950 dan 2010. Juara 1962, Brasil, gagal pada Piala Dunia 1966, sedangkan Perancis (juara 1998) tersingkir pada fase grup 2002.

Cile agresif

Cile menyingkirkan Spanyol dengan gaya permainan yang agresif. Lini tengah mereka selalu bergerak mengejar bola. Namun, hal yang terpenting adalah mentalitas pemain yang tidak banyak melakukan pelanggaran konyol. ”Ya, benar, saya pikir tim ini lebih dewasa dan mungkin lebih matang daripada tim sebelumnya. Sejak kualifikasi, kami menjalankan sistem permainan yang sama dan mereka percaya diri dengan sistem itu,” ujar Sampaoli.

Permainan agresif Cile menggenjot adrenalin puluhan ribu suporter. Mereka memerahkan Maracana di dalam dan luar stadion. Suporter Cile benar-benar ”pedas” dengan teriakan ”Ci Ci Ci Le Le Le, Viva Cile!” yang terus bergemuruh sepanjang laga. Suporter Spanyol yang lebih sedikit terisolasi dalam raungan pendukung Cile.

Yang menarik, bukan hanya suporter Cile yang berpesta, melainkan juga warga Brasil. Mereka terkejut sekaligus senang akan tersisihnya Spanyol yang awalnya diprediksi sebagai kandidat juara. ”Kami senang karena satu tim kuat sudah tidak bermain lagi. Ini setidaknya akan menguntungkan Brasil,” kata Mendes, pengelola restoran di Vila Isabel, Rio de Janeiro.

Page 17: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Sebaliknya, suporter Spanyol berjalan lesu saat keluar dari Stadion Maracana. Dan, sekali lagi, Maracana terbukti menjadi tempat yang tidak bersahabat bagi Spanyol. Di tempat ini, Spanyol pernah dihabisi Brasil, 1-6, di Piala Dunia 1950. Tahun lalu, mereka juga dipecundangi tuan rumah, 0-3, di partai puncak Piala Konfederasi.

(BBC/AFP/OTW)

Page 18: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Huru-hara Nodai Pesta Kemenangan CileOleh: Yulvianus Harjono

SANTIAGO, JUMAT — Pesta kemenangan Cile atas Spanyol dinodai kerusuhan. Ribuan suporter turun ke jalan dan membuat huru-hara dengan merusak sedikitnya 527 bus kota di jantung Kota Santiago, Cile, Kamis (19/6). Sebelumnya, di Brasil, sekitar 200 suporter Cile tanpa tiket membuat keributan ketika mencoba menerobos Stadion Maracana.

Setelah Cile memastikan diri lolos ke babak 16 besar Piala Dunia Brasil sekaligus memulangkan sang juara bertahan Spanyol, ribuan pendukung Cile berpesta dengan turun ke jalan di Santiago, ibu kota Cile. Kawasan Santiago de Chile, Plaza Italia, di pusat kota Santiago berubah menjadi lautan suporter Cile.

Mereka membawa bendera dan kostum merah kebanggaan Cile. Sebagian berpesta dengan minuman keras dan membakar makanan. Namun, perayaan itu tidak terkendali serta berujung kekacauan, bahkan huru-hara. Api dan asap muncul di sejumlah tempat di kota itu.

Bahkan, seperti dilaporkan kantor berita AFP, mereka bertindak anarkistis dengan merusak 527 bus umum di Kota Santiago. Jumlah itu sekitar 8 persen dari total armada bus yang dioperasikan Transantiago, perusahaan transportasi publik yang kerap dikritik warga karena tarifnya mahal tetapi pelayanannya buruk.

Kepala Dinas Transportasi Kota Santiago Guillermo Munoz, melalui stasiun televisi lokal Chilevision, mengatakan, para pengacau itu juga sempat menyerang 41 sopir bus serta membajak enam bus. Huru-hara itu mengakibatkan transportasi dan lalu lintas Santiago lumpuh.

Sebagian besar warga terjebak, tidak bisa bepergian dan pulang ke rumahnya masing-masing seusai menyaksikan pertandingan malam itu. Pejabat setempat menyatakan, mereka akan menindak para pengacau itu. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada pengacau yang ditangkap.

Terancam sanksi

Aksi brutal di Santiago semakin menggenapi citra ganas suporter Cile. Apalagi, kurang dari 24 jam sebelumnya, suporter Cile di Brasil membuat ulah dengan menerobos Stadion Maracana melalui ruang pusat media. Akibatnya, beberapa bagian ruang pusat media rusak. Sebanyak 85 perusuh dari Cile ditangkap dan terancam diusir dari Brasil dalam 72 jam.

FIFA dalam pernyataan resminya mengecam perilaku brutal suporter Cile. Badan sepak bola dunia ini juga menegaskan akan mencegah kejadian serupa terulang lagi. ”Peristiwa di

Page 19: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Maracana adalah hal memalukan. Mereka (para penerobos) terancam dideportasi,” ujar Direktur Keamanan FIFA Ralf Mutschke.

Jumlah suporter Cile yang menerobos masuk ke ruang pers Stadion Maracana sempat simpang siur. Namun, Asosiasi sepak bola Cile menyatakan, jumlah mereka mencapai 200 orang. Mereka terancam dilarang menyaksikan langsung laga timnas Cile di dalam dan luar negeri.

”Kami kini tengah mencari cara menghukum orang-orang ini sehingga mereka hanya bisa menonton (timnas Cile di rumah),” ujar Presiden Asosiasi Sepak Bola Cile Sergio Jadue.

Barbeku

Selain soal suporter brutal, Pemerintah Cile juga dipusingkan dengan kebiasaan warga berpesta barbeku memakai arang saat menonton laga Piala Dunia melalui layar kaca. Ketika timnas Cile bertanding melawan Australia, 13 Juni lalu, jutaan warga Kota Santiago berpesta barbeku dengan membakar ribuan kilogram arang. Akibatnya, menurut badan lingkungan setempat, asap yang dihasilkan dari pembakaran itu menyelimuti kota dengan radius 40 kilometer.

Pemerintah mengimbau warga agar menghentikan kebiasaan itu. ”Warga mestinya tidak membakar arang karena itu memperburuk kualitas udara,” ujar Claudio Orrego, pejabat Cile. (AFP/Bloomberg)

Page 20: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Italia-Kosta Rika: Panas Tak Boleh Jadi Alasan

NATAL, KAMIS — Pelatih tim nasional Italia Cesare Prandelli menekankan kepada timnya untuk menang pada laga di Grup D melawan Kosta Rika, di Stadion Pernambuco, Kota Recife, Brasil, Jumat (20/6). Suhu udara yang panas dan lembab di Recife tidak boleh menjadi alasan untuk kalah.

Prandelli mengatakan, Azzuri telah siap menghadapi tim dari Amerika tengah itu. Timnya telah berlatih secara intensif dan banyak menghabiskan waktu di sauna di pusat pelatihan mereka di Florence.

Recife adalah kota berpenduduk 3,7 juta jiwa dan berada di pantai timur Brasil. Karena itu, suhu udara rata-rata di daerah itu tergolong panas dan lembab. Suhu udara di bulan Juni-Juli tergolong ”dingin” karena curah hujan yang tinggi dan suhu udara berkisar 20 derajat hingga 27 derajat celsius.

”Kami sudah tahu sejak jauh-jauh hari bahwa kami akan bertemu dengan Kosta Rika dalam kondisi seperti ini. Kami telah beradaptasi, jadi tidak ada alasan apa pun untuk esok. Kami tidak takut kepanasan. Yang harus kami takutkan adalah lawan,” ujar Prandelli.

Italia mengawali laga pembuka melawan Inggris yang berbuah kemenangan dengan skor 2-1 pada 14 Juni lalu di Manaus. Sementara Kosta Rika juga memecundangi Uruguay dengan skor 3-1 di Fortaleza.

Los Ticos yang dilatih oleh Jose Luis Pinto itu untuk sementara unggul dari Italia di Grup D berdasarkan selisih gol. Mereka akan diuntungkan dengan kondisi cuaca yang hangat dan lembab, yang sudah biasa mereka hadapi sehari-hari.

”Kami sangat menghargai Italia, tetapi kami mengharapkan keuntungan dari kondisi iklim yang berat ini. Kami biasa bermain di tengah cuaca yang panas,” kata gelandang Kosta Rika Christian Bolanos.

Hal senada juga dikatakan Miguel Cubero bahwa timnya harus menang. Tidak ada kompromi sekalipun untuk hasil seri. ”Saat kami bermain seri di sepak bola biasanya kami akan tersingkir. Kami akan berupaya meraih kemenangan,” ujar gelandang Kosta Rika itu.

Dengan keunggulan Uruguay atas Inggris 2-1, kemenangan Italia nantinya akan mengamankan tiket bagi mereka untuk melangkah ke-16 Besar. Italia, Uruguay, dan Kosta Rika saat ini mengantongi tiga poin. Hanya Inggris yang belum mengoleksi satu poin pun karena kekalahan berturut-turut melawan Italia dan Uruguay.

Page 21: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Penyerang Italia Mario Balotelli, yang menghasilkan gol saat bertanding melawan Inggris, mengaku menyaksikan pertandingan ketika Kosta Rika melawan Uruguay. ”Mereka adalah tim yang bagus, dan kami akan menunjukkan hormat sebagai sesuatu yang pantas mereka terima, dan melakukan yang terbaik,” ujar Balotelli.

Dia juga mengatakan tidak merasakan adanya tekanan apa pun. Meski demikian, dia menyadari Piala Dunia jauh lebih berharga ketimbang Ballon d’Or atau Liga Champions. Berada di Brasil sudah merupakan hal yang istimewa baginya. ”Saya ingin memenangkan Piala Dunia,” ujar mantan pemain Manchester City itu.

Prandelli menambahkan, Los Ticos memiliki sistem yang bagus, dan mereka sangat mengakomodasi kemampuan individu. Mereka juga memiliki pemain yang berkualitas. ”Mereka memiliki manajemen seperti tim-tim Eropa dan bermain seperti Amerika selatan. Mereka suka bermain sangat dalam dan memiliki pemain yang tidak takut bermain satu lawan satu,” ujar Prandelli.

Meski demikian, Italia tidak akan meremehkan Kosta Rika. Tim itu memiliki amunisi lengkap dan kuat. Italia mempersiapkan perubahan taktik selama pertandingan berlangsung jika dibutuhkan.

Prandelli akan merombak bagian pertahanan dan berharap kiper Gianluigi Buffon yang telah pulih dari cedera ketika melawan Inggris dapat menggantikan Salvatore Sirigu, dengan catatan jika dia datang pada latihan dan menjalani sesi fisioterapi tanpa hambatan.

”Gigi telah berlatih sangat baik tiga hari ini. Dia masih mengalami sedikit bengkak, tetapi kami akan melihat hasil dari fisioterapi hari ini. Kalau dia dapat mengikuti latihan dengan baik, dia akan ada dalam pertandingan besok,” ujar Prandelli. (AFP/UTI)

Page 22: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Jepang Membuyarkan PeluangOleh: Mohammad Final Daeng

NATAL, JUMAT — Jepang membuyarkan kesempatan besar untuk mendongkrak peluang mereka lolos dari babak penyisihan Grup C Piala Dunia 2014. Dalam pertandingan di Estadio das Dunas, Natal, Jumat (20/6) pagi WIB, tim ”Samurai Biru” ditahan imbang tanpa gol oleh Yunani.

Jepang yang tampil menyerang sepanjang laga gagal memanfaatkan situasi untuk meraih kemenangan. Padahal, Yunani bermain dengan 10 orang sejak menit ke-38, saat Konstantinos Katsouranis diganjar kartu merah.

Dengan hasil ini, langkah Jepang untuk melaju ke babak 16 besar kian berat. Mereka mengemban misi wajib menang melawan Kolombia dengan selisih gol sebesar-besarnya dalam partai terakhir 24 Juni nanti. Jika menang sekalipun, nasib Jepang masih bergantung pada laga Yunani versus Pantai Gading, yang juga akan digelar pada waktu bersamaan.

Hasil imbang Jepang-Yunani ini juga memastikan satu tiket perdelapan final dari Grup C menjadi milik Kolombia, yang pada pertandingan beberapa jam sebelumnya mengalahkan Pantai Gading 2-1. Adapun Jepang, Yunani, dan Pantai Gading harus saling merebut kemenangan pada partai terakhir demi meraih satu tempat tersisa di 16 besar.

Pelatih Jepang Alberto Zaccheroni seusai laga mengatakan, dirinya frustrasi karena anak asuhnya tak memanfaatkan kecepatan untuk mengeksploitasi kekurangan pemain Yunani. ”Kami bermain terlalu lambat. Ini bukan hasil positif, kami benar- benar butuh kemenangan,” kata dia.

Sementara itu, pelatih Yunani Fernando Santos memuji penampilan brilian anak-anak asuhannya. ”Mereka bekerja keras setelah kartu merah itu. Tanpa kartu merah, kami mungkin bisa menang,” ujar dia.

Jepang memulai laga dengan komposisi tak jauh berbeda saat melawan Pantai Gading pada partai perdana. Zaccheroni hanya mengganti dua pemain, yakni bek Masato Morishige dengan Yasuyuki Konno dan penyerang Yoshito Okubo yang menggeser Shinji Kagawa.

Pelatih Fernando Santos juga tak banyak mengubah susunan tim seusai kekalahan dari Kolombia 0-3 pada pertandingan pertama. Dia hanya merombak komposisi lini depan dengan memasukkan stiker Konstantinos Mitroglou dan sayap kanan Ioannis Fetfatzidis menggantikan posisi Dimitris Salpingidis dan Theofanis Gekas.

Inisiatif serangan

Page 23: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Dalam laga yang dipimpin wasit Joel Aguilar asal El Salvador itu, Jepang langsung menggempur Yunani sejak babak pertama dimulai. Tusukan-tusukan, baik dari tengah maupun sayap, secara efektif dilancarkan barisan serangan Jepang yang diisi Keisuke Honda, Yuya Osako, Shinji Okazaki, dan Okubo.

Peluang emas pertama bagi Jepang datang di menit ke-21 saat Osako melepaskan tendangan dari garis luar kotak penalti. Namun, bola kencangnya melengkung tipis di sisi kiri gawang Yunani.

Digempur terus-menerus, barisan Yunani panik. Malapetaka menimpa mereka pada menit ke-38 saat kapten Konstantinos Katsouranis diusir wasit setelah menerima kartu kuning keduanya malam itu. Katsouranis mengganjal keras gelandang Makoto Hasebe setelah sebelumnya dia juga menekel Osako pada menit ke-27.

Kepincangan di lini tengah itu segera dikompensasi Santos dengan memasukkan pemain veteran Georgios Karagounis. Namun, pergantian ini harus mengorbankan penyerang Fetfatzidis untuk memberikan jalan bagi gelandang berusia 37 tahun itu.

Meski bermain dengan 10 orang, Yunani berhasil mencuri peluang di akhir babak pertama lewat Vasileios Torosidis. Pemain bertahan itu melepaskan tembakan hasil bola muntah di dalam kotak penalti Jepang. Beruntung, refleks kiper Eiji Kawashima jitu sehingga sukses mementahkan bola ke sisi kiri gawang.

Hasil 0-0 mengakhiri babak pertama. Di babak kedua, Jepang berupaya meningkatkan dominasi dengan memasukkan gelandang serang berpengalaman, Yasuhito Endo, menggantikan gelandang bertahan Hasebe. Zaccheroni juga memasang penyerang sayap Manchester United Shinji Kagawa yang ditukar dengan Osako.

Sejak itu, serangan Jepang semakin agresif. Berulang kali Honda, Endo, dan Uchida mengancam gawang kiper Yunani Orestis Karnezis. Namun, penyelesaian akhir yang berantakan membuat papan skor tetap nihil hingga pertandingan berakhir.

Salah satu peluang terbaik untuk membobol Yunani datang dari kaki Okubo pada menit ke-68. Namun, penyerang itu gagal menceploskan bola ”empuk” yang diperolehnya di depan gawang meskipun bebas dari kawalan bek Yunani. (AP/REUTERS/AFP/FIFA)

Page 24: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

”Kami Terlalu Takut untuk Jatuh”

TERSINGKIRNYA Spanyol secara mengenaskan dari Piala Dunia 2014 setelah menelan kekalahan kedua di Grup B, yaitu 0-2 dari Cile, membuat pelatih Spanyol Vicente del Bosque sangat berduka dan kecewa.

”Ini hari yang menyedihkan bagi kami semua. Saya hanya bisa meminta maaf karena kegagalan ini. Kami tidak cukup baik melawan Cile,” ujarnya.

Spanyol menjadi juara bertahan pertama yang secara beruntun kalah dalam dua laga pertama pada putaran pertama atau grup. Spanyol hanya mencetak satu gol (itu pun dari titik penalti) dan kemasukan tujuh gol.

Del Bosque yang berusia 63 tahun menyadari konsekuensi yang akan dia terima atas kegagalan mengejutkan tersebut. ”Namun, ada banyak waktu di depan untuk berkaca dari kegagalan ini dan untuk memutuskan. Kita perlu tetap tenang dan mencari apa yang terbaik untuk sepak bola Spanyol, termasuk diri saya,” ujarnya.

Mantan pelatih Real Madrid itu menilai, timnya bermain terlalu lambat, terlalu kaku sejak menit-menit awal duel melawan Cile. ”Kami terlihat seperti tim yang sangat takut akan kalah,” papar pelatih tersukses itu. Del Bosque mengantarkan Spanyol menjadi juara dunia untuk pertama kali pada 2010 dan juara Piala Eropa 2012.

Del Bosque mengakui, timnya rendah diri melawan Belanda dan Cile. Spanyol kehilangan tingkat keyakinan diri dan daya juang yang selama ini menjadi kunci kesuksesannya.

”Kami melakukan banyak sekali kesalahan dan tidak memiliki keutuhan yang sebelumnya membantu kami memenangi sangat banyak pertandingan. Kami tidak lagi memiliki perasaan yang sama seperti dulu di lapangan. Mental kami tidak siap, secara fisik kami juga sedikit kedodoran,” kata Del Bosque.

Pelatih Spanyol yang banyak mempertahankan pemain dari tim yang memenangi Piala Dunia 2010 itu tidak pernah menduga timnya harus meninggalkan Piala Dunia pada putaran pertama.

Tak banyak berubah

Seusai kalah 1-5 dari Belanda, Del Bosque mengungkapkan rencana perombakan susunan tim utama saat melawan Cile.

Page 25: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kenyataannya, dia praktis tidak melakukan perubahan berarti, dengan tetap mempertahankan Iker Casillas sebagai penjaga gawang dan Diego Costa sebagai ujung tombak. Del Bosque hanya mengganti Gerard Pique dengan Javi Martinez dan Xavi dengan Pedro.

Sejak sebelum Piala Dunia Brasil digelar, penampilan tim asuhan Del Bosque itu memang kurang meyakinkan. Gaya permainan tiki-taka yang dijadikan andalan sudah bisa dibaca banyak lawan. Tiki-taka juga membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan stamina yang prima. Kedua hal itu sudah terlihat menurun seiring dengan bertambahnya usia para pemain.

Diego Costa (Atletico Madrid) dan David Silva (Manchester City) yang bermain di lini depan juga belum menyatu dengan gaya tiki-taka sehingga tak ada kesinambungan permainan antara lini tengah dan lini depan Spanyol. (AP/AFP/Reuters/OKI)

Page 26: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Akhir Era Generasi Emas ”La Furia Roja”

PAGI hari seusai Spanyol dikalahkan 1-5 oleh Belanda, akhir pekan lalu, surat kabar ”Marca” memberi judul halaman muka: ”Fix This”. Pada Rabu (18/6), seusai Spanyol dikalahkan Cile, 0-2, ”Marca” kembali menulis judul di halaman mukanya dengan kata yang sederhana: ”The End”.

Berita Marca telah mempresentasikan ungkapan kekecewaan dan kesedihan masyarakat Spanyol atas kegagalan tim kesayangan mereka di Brasil. Sang juara bertahan tersingkir secara tragis. Banyak yang meyakini kegagalan ini adalah tanda berakhirnya era generasi emas ”La Furia Roja”.

Xavi Hernandez, David Villa, Iker Casillas, Andres Iniesta, Sergio Ramos, Gerard Pique, Xabi Alonso, dan Fernando Torres adalah para pemain yang tujuh tahun terakhir selalu membela Spanyol. Pada masa tujuh tahun itu pula mereka mempersembahkan gelar juara Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012.

Gaya tiki-taka dengan permainan umpan-umpan pendek cepat menjadi merek dagang tim Spanyol. Permainan Spanyol sulit ditaklukkan. Mereka dalam posisi yang nyaman.

Namun, setiap masa pasti ada akhirnya. Alarm tanda bahaya bagi Spanyol sebenarnya sudah menyala saat dikalahkan Brasil, 0-3, di final Piala Konfederasi 2013, yang merupakan turnamen pemanasan Piala Dunia.

Laga persahabatan melawan Cile, September 2013, juga menjadi tanda lain. Ketika itu mereka baru menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dalam tambahan waktu setelah 90 menit.

Kegagalan Barcelona musim ini juga menjadi pertanda karena 7 dari 23 pemain inti Spanyol berasal dari klub itu. Ditambah kelelahan pemain dari Real Madrid dan Atletico Madrid yang memiliki waktu singkat untuk istirahat. Kedua tim bertarung di final Liga Champions, kurang dari tiga pekan sebelum kick off Piala Dunia.

Terkait dengan kondisi ini, pelatih Vicente del Bosque mendapat kritik tajam. Dia dianggap sudah terlalu nyaman dengan pemain senior. Del Bosque seakan lupa tim lain telah banyak berbenah dan belajar bagaimana menaklukkan Spanyol. ”Del Bosque terlambat membuat perubahan dan regenerasi pemain,” kata pengamat sepak bola Spanyol, Ernest Macia.

Mantan pemain Belanda, Clarence Seedorf, menilai, pemain Spanyol sudah tidak dalam performa terbaik. Seedorf mengkritik kebijakan Del Bosque yang ”melupakan” Alvaro Negredo dan Jesus Navas. Padahal, keduanya bermain bagus musim ini dan membantu Manchester City menjuarai Liga Inggris.

Page 27: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Habisnya performa pemain senior tergambar jelas dari statistik pertandingan. Saat melawan Cile, akurasi umpan tercatat 81,7 persen. Ini merupakan akurasi terendah Spanyol di ajang Piala Dunia sejak mereka kalah dari Korea Selatan di perempat final Piala Dunia 2002. Iniesta pun hanya melepas 52 umpan (terendah) dalam enam penampilannya pada laga Piala Dunia sebelumnya.

Piala Dunia 2014 menjadi catatan sejarah kelam Spanyol. Namun, mereka bisa bangkit. Gelar juara Eropa U-21 tahun 2013 bisa menjadi modal. Begitu pula keberhasilan tim U-19 yang dua tahun berturut-turut juara Eropa. Nama-nama seperti Jese, Alvaro Morata, Gerard Deulofeu, Isco, dan Daniel Carvajal adalah pemain potensial generasi emas Spanyol berikutnya. (BBC/EUROSPORT/FOOTBALLESPANA/OTW)

Page 28: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

”Bonek” Cile Terobos Maracana

SUPORTER Cile memang ganas. Satu jam menjelang laga antara Spanyol dan Cile di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Rabu (18/6) sore waktu Brasil, puluhan suporter berkostum merah menjebol pagar besi pembatas stadion.

Mereka menerobos masuk dan menggedor pintu kaca menuju ruang kerja jurnalis di sayap selatan. Pintu kaca yang dikunci dari dalam dan dijaga oleh tiga anggota satpam berbadan besar itu hanya bertahan dalam hitungan detik sebelum jebol.

Suporter Cile yang tak punya tiket itu menghambur masuk mencari jalan menuju tribun stadion untuk menyaksikan timnya melawan Spanyol pada laga kedua Grup B Piala Dunia 2014. Teriakan para suporter berusia muda itu menggemparkan ratusan jurnalis internasional—termasuk wartawan Kompas, Agung Setyahadi—yang sedang mempersiapkan peralatan untuk meliput pertandingan.

Para suporter bermodal nekat atau ”bonek” itu menemui jalan buntu karena gerbang besi menuju tribun media masih digembok. Gerbang khusus dari ruang kerja media ke tribun itu baru dibuka sekitar 30 menit menjelang pertandingan.

Puluhan suporter Cile itu kebingungan. Mereka kemudian menyusuri lorong di balik ruang kerja media yang disekat dengan papan kayu. Lorong ini bisa tembus ke dalam stadion.

Sebagian suporter berhasil lolos ke tribun kemudian menghilang dalam lautan merah pendukung timnas Cile. Namun, FIFA dan panitia lokal dalam pernyataan pers dua jam kemudian menyatakan, tidak ada yang lolos masuk ke tribun.

Sekitar 50 orang dihadang anggota satpam dan terjebak di dalam lorong. Mereka berusaha melarikan diri dengan menjebol papan partisi hingga loker-loker tempat fotografer menyimpan peralatan kerjanya ambruk.

Anggota satpam stadion akhirnya bisa menghentikan kebrutalan ”bonek” Cile itu. FIFA dalam pernyataan pers resmi menyebutkan, sekitar 85 suporter Cile ditangkap dan diserahkan ke kepolisian. Mereka akan diusir dari Brasil dalam 72 jam.

Suporter membeludak

Kejadian itu berawal dari membeludaknya suporter Cile di sekitar Stadion Maracana. Ribuan suporter yang tidak memiliki tiket berusaha masuk stadion dengan segala cara. Ada yang mencoba memanjat pagar stadion atau menerobos pintu masuk.

Aksi mereka sulit dicegah karena anggota satpam stadion jumlahnya sedikit. ”Jumlah mereka (suporter) terlalu banyak dan tidak bisa ditahan petugas keamanan. Di depan juga tidak ada

Page 29: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

polisi. Yang ada di depan tadi petugas keamanan sipil,” ujar Geraldo Veiga, petugas di ruang media.

Selain nekat, ”bonek” Cile juga beringas. Sebagian dari mereka berusaha merampas tanda pengenal wartawan peliput Piala Dunia 2014, termasuk milik wartawan dari Indonesia, Benedictus Gerendo Pradigdo.

”Saya melawan orang yang akan merampas kartu pers dan cepat pergi. Saya kemudian menuju sisi utara. Di sana ada lagi suporter Cile yang berusaha merampas tanda pengenal pers saya. Saya langsung pergi dan masuk ke ruang media. Di luar tadi situasinya bahaya sekali,” ujar Endo.

Ini bukanlah kejadian pertama suporter menerobos masuk Maracana. Pada laga pertama Argentina melawan Bosnia-Herzegovina di stadion yang sama, puluhan suporter Argentina memanjat pagar besi dan menerobos masuk ke stadion.

Peristiwa suporter menerobos Maracana menjadi isu utama FIFA karena berpotensi mengancam keamanan penonton. FIFA pun mengubah topik pembahasan media briefing yang dilakukan setiap pagi dari tema kesehatan ke keamanan dan tiket. Intinya, FIFA ingin proses pengamanan mesti ditingkatkan karena Maracana akan menjadi tempat penyelenggaraan partai final Piala Dunia 2014.

Page 30: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Era Baru Perancis di Brasil

PERANCIS memasuki era baru di Piala Dunia 2014. Di bawah polesan pelatih Didier Deschamps, ”Les Bleus” tampil kompak dan percaya diri saat menumpas Honduras tiga gol tanpa balas di Grup E, Minggu (15/6). Kemenangan atas Swiss di Stadion Arena Fonte Nova, Salvador, Brasil, Sabtu (21/6) pukul 02.00 waktu Indonesia, akan mengantar Perancis ke babak 16 besar.

Nasib ”Les Bleus” di Piala Dunia 2014 berubah 180 derajat dibandingkan dengan nasibnya di Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Mereka bangkit dari periode kelam saat tersingkir di penyisihan grup dan hanya mampu menempati peringkat ke-29 dari 32 tim.

Raihan tiga angka atas Honduras berdampak positif terhadap hubungan antarpemain serta antara pemain dan staf pelatih. Para penggawa tim ”Ayam Jantan” ini semakin menyadari pentingnya kekompakan untuk meraih kesuksesan di Piala Dunia Brasil.

Hubungan Karim Benzema dengan pelatih Didier Deschamps yang memanas dua tahun lalu, misalnya, kini mulai ”mencair”. Ia mencetak dua gol saat diberi kepercayaan menjadi penyerang utama melawan Honduras. ”Saya senang ia (Deschamps) kembali memercayai saya. Kini saatnya membayar kepercayaan itu,” kata pemain Real Madrid tersebut.

Bek kiri Patrice Evra juga tidak memusingkan soal kebijakan Deschamps yang memilih penjaga gawang Hugo Lloris sebagai kapten baru ”Les Bleus”. ”Posisi kapten memang membanggakan. Namun, itu bukan prioritas saya. Kemenangan tim jauh lebih penting,” katanya.

Suasana yang harmonis mengingatkan Deschamps dengan tim Perancis pada Piala Dunia 1998. Kala itu, dengan kekompakan yang terjaga, ”Les Bleus” menjadi juara dunia di rumah sendiri. ”Kami tak hanya berteman baik satu sama lain, tetapi juga mau berkorban tanpa pamrih. Itu membuat tim kuat dan sulit dikalahkan,” kata Deschamps, yang waktu itu menjadi kapten tim.

Ia melihat, tim yang dipimpinnya saat ini mirip dengan skuad terbaik Perancis 16 tahun silam. Itu jadi modal penting ketika menghadapi Swiss. Perancis butuh kemenangan untuk memastikan tempat di 16 besar.

Peluang itu cukup terbuka mengingat Perancis beradaptasi dengan lebih baik pada Piala Dunia kali ini. Saat mereka tampil meyakinkan atas Honduras, Swiss justru menang susah payah pada laga pertama melawan Ekuador. Kemenangan 2-1 didapat lewat gol Haris Seferovic di pengujung laga.

Page 31: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Namun, Deschamps mengingatkan para pemain agar tidak jemawa. Dalam tiga pertemuan melawan Swiss di ajang kualifikasi dan putaran final Piala Dunia, semuanya berakhir imbang. Duel terakhir kedua tim di babak penyisihan Grup G Piala Dunia 2006 berakhir tanpa gol.

”Tidak mudah mengalahkan Swiss yang diperkuat oleh sejumlah pemain berpengalaman. Namun, kami dalam kondisi terbaik meraih kemenangan,” kata Deschamps.

Impian Swiss

Meski bakal menjalani misi sulit, Swiss memendam impian menaklukkan ”Les Bleus”. Mimpi itu bukan tak mungkin menjadi kenyataan karena Swiss menjadi tim yang lebih tangguh ketimbang empat tahun lalu.

Tim peringkat keenam dunia ini memiliki atlet yang bermain di kompetisi Eropa, seperti Stephan Lichtsteiner, Gokhan Inler, Valon Behrami, dan Xherdan Shaqiri. Mereka jadi tim yang solid di bawah arahan pelatih berpengalaman Ottmar Hitzfeld.

Pada Piala Dunia 2010, Swiss menjadi satu-satunya tim yang mampu mengalahkan sang juara Spanyol. Pada laga perdana Grup H, Swiss menang 1-0 lewat gol tunggal Gelson Fernandes. Sayang, mereka gagal melaju ke babak 16 besar setelah takluk 0-1 dari Cile dan bermain tanpa gol dengan Honduras.

”Kami sudah melupakan kegagalan itu. Kini kami lebih matang dan siap menyamai prestasi gemilang pada Piala Dunia 1954,” ujar kapten tim Swiss, Gokhan Inler. Kala menjadituan rumah enam dekade silam, Swiss melaju hingga perempat final. Itu menginsipirasi tim yang datang sebagai unggulan pada Piala Dunia tahun ini.

Penyerang Swiss, Haris Seferovic, menggambarkan timnya dengan skuad yang lapar kemenangan. Salah satunya keinginan menang atas Perancis. ”Mereka hebat dalam menyerang. Akan tetapi, justru di situ pula titik lemah mereka karena terlalu ingin menyerang,” ujarnya.

Dengan strategi disiplin saat bertahan, lalu menekan lewat serangan balik, Swiss bertekad mengejutkan ”Les Bleus”. (afp/fifa/reuters/riz)

Page 32: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Gol Depay Loloskan Belanda

PORTO ALEGRE, RABU — Gol tendangan jarak jauh pemain pengganti, Memphis Depay, pada menit ke-68 meloloskan Belanda ke babak 16 besar Piala Dunia Brasil 2014. Tim ”Oranye” meraih kemenangan kedua dengan mengalahkan Australia, 3-2, Rabu (18/6), di Stadion Beira-Rio, Porto Alegre.

Kemenangan Belanda atas Australia itu diraih dengan tidak mudah karena para pemain ”Socceroos” menunjukkan perlawanan yang gigih. Dengan tempo permainan yang cepat, mereka terus mengajak para pemain Belanda beradu kekuatan fisik. Pada babak pertama, Tim Cahill dan kawan-kawan bahkan mendominasi permainan.

Akan tetapi, seperti pada laga melawan Spanyol, perubahan taktik yang dilakukan pelatih Louis van Gaal memasuki babak kedua menjadi salah satu kunci keberhasilan Belanda.

”Saya tidak terkejut karena saya yakin Australia adalah tim yang tangguh untuk dilawan, terorganisasi dengan baik, dan pelatih mereka (Ange Postecoglou) sangat bagus. Dia membiarkan timnya menyerang, terus menekan lawan, dan itu bisa menyulitkan tim mana pun,” ungkap Van Gaal.

Pelatih Belanda itu malah terkejut dengan permainan anak-anak asuhnya yang buruk dalam penguasaan bola. Oleh karena itulah, setelah babak pertama berakhir, pelatih Belanda itu mengganti formasi 5-3-2 yang digunakan pada babak pertama dengan pola 4-3-3 pada babak kedua.

”Saya merasa pada babak pertama Australia adalah tim yang paling mendominasi dan saya ingin mengubah itu. Saya mengambil risiko dan pada waktu istirahat saya menjelaskan formasi 4-3-3. Ini adalah formasi alami yang semua pemain Belanda telah terbiasa, dan kami bisa selalu berpindah ke sistem itu,” tutur pelatih Belanda itu.

Berhasil

Upaya Van Gaal terbukti berhasil. Pada babak kedua, Belanda bisa mengimbangi penguasaan bola. Para pemain Belanda pun bisa lebih banyak menciptakan peluang mencetak gol.

Setelah bermain imbang 1-1 hingga akhir babak pertama, Australia unggul lebih dahulu melalui tendangan penalti Mile Jedinak. Tendangan penalti tersebut diberikan wasit setelah bola yang akan diumpankan Oliver Bozanic mengenai tangan pemain belakang Belanda, Daryl Janmaat.

Page 33: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Robin van Persie kemudian membalasnya dalam sebuah serangan balik Belanda yang terencana baik. Akan tetapi, tendangan jarak jauh Depay-lah yang kemudian menentukan kemenangan Belanda.

Baik Belanda maupun Australia mendapatkan sejumlah peluang untuk menambah gol, tetapi sama-sama gagal diselesaikan dengan baik oleh barisan penyerang kedua tim.

Kemenangan Belanda juga harus ditebus mahal dengan absennya Van Persie pada laga ketiga Belanda. Van Persie mendapatkan kartu kuning pada laga melawan Australia, yang merupakan kartu kuning kedua setelah diganjar kartu kuning pada laga melawan Spanyol.

Meski tersingkir, Postecoglou bangga dengan penampilan anak-anak asuhnya. Ia yakin pasukan pemain mudanya akan menjadi kekuatan menakutkan pada Piala Dunia mendatang.

”Orang-orang sebelumnya mengatakan kami tidak akan bisa mencetak gol dan kami hanya bisa berusaha dan bertahan. Saya rasa, pada dua laga, kami menunjukkan perlawanan sengit. Kami baru memulai perjalanan ini dan target kami adalah kembali empat tahun lagi,” tegas pelatih Australia itu. (AFP/Reuters/OKI)

Page 34: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kroasia Berpeluang, Kamerun PulangKroasia Berpeluang, Kamerun Pulang

Kroasia menyalakan kembali harapan mereka di Piala Dunia Brasil dengan menggunduli Kamerun, 4-0, pada laga Grup A di Stadion Arena Amazonia, Manaus, Kamis (19/6) pagi WIB. Dengan kemenangan itu, Kroasia menduduki peringkat ketiga klasemen setelah Brasil, sang pemuncak klasemen, dan Meksiko di urutan kedua.

Adapun tim ”Singa Kamerun” yang belum mendapat poin dipastikan tersingkir dari penyisihan grup meskipun masih menyisakan satu laga melawan Brasil.

Kemenangan Kroasia atas Kamerun penting untuk menjaga semangat tim ”Negeri Balkan” itu menghadapi laga terakhir di Grup A melawan Meksiko, Senin (23/6). Kroasia hanya memiliki selisih satu poin dari Brasil dan Meksiko yang mengantongi poin empat. Kroasia butuh kemenangan atas Meksiko untuk maju ke babak 16 besar.

Striker Kroasia, Mario Mandzukic, yang absen pada laga pertama saat ditaklukkan Brasil, 1-3, mencetak dua gol pada menit ke-61 dan ke-73. Mandzukic dilarang bertanding pada laga pertama karena mendapat kartu merah saat laga kualifikasi Piala Dunia. Dua gol sebelumnya dicetak Ivica Olic pada menit ke-11 dan Ivan Perisic pada menit ke-48.

Kamerun terpaksa bermain dengan kekuatan 10 orang setelah gelandang Alex Song diusir dari lapangan pada menit ke-40 karena memukul Mandzukic dari belakang. Tanpa pemain Barcelona itu, ”Singa Kamerun” kelabakan menghadapi Kroasia.

Pelatih Kamerun Volker Finke sangat kecewa dengan permainan kacau balau anak asuhnya. Selain ulah Alex Song, bek Benoit Assou-Ekotto menanduk rekan setimnya, Benjamin Moukandjo, setelah mereka bertengkar di lapangan.

Sebelum berangkat ke Brasil, pemain Singa Kamerun meributkan bonus. Mereka menolak berangkat sebelum ada jaminan. ”Perilaku pemain sangat buruk. Itu sebabnya kebobolan empat gol,” kata Finke.

Pada laga itu, Mandzukic layak disebut sebagai bintang lapangan. Penampilan striker Bayern Muenchen yang bermain seperti tak kenal lelah itu menjadi inspirasi bagi rekan setimnya.

”Kami harus menang (pada pertandingan selanjutnya). Kami akan bertanding tanpa rasa takut, karena satu-satunya jalan (menuju 16 besar) adalah mengalahkan Meksiko yang sangat kuat,” kata Mandzukic.

Page 35: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Impian terbesar skuad Kroasia adalah mengulang sukses Piala Dunia 1998 ketika Kroasia merebut peringkat ketiga. Waktu itu, Kroasia berjaya dengan ujung tombak Davor Suker yang kini menjadi presiden asosiasi sepak bola Kroasia.

Pelatih Kroasia Niko Kovac memuji penampilan Mandzukic sebagai penyerang subur. Kovac sedang menggodok persiapan menghadapi Meksiko yang disebutnya sebagai ”pertandingan final”. (AFP/AP/REUTERS/WAD)

Page 36: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Jaksa Agung Pidanakan PemfitnahPimpinan ”Obor Rakyat” Mangkir

JAKARTA, KOMPAS — Jaksa Agung Basrief Arief geram dan menegaskan, transkrip pembicaraan dirinya dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak benar. Ia menilai pemberitaan ataupun penyebaran transkrip palsu itu sebagai fitnah. Basrief melaporkan media online Inilah.com dan kelompok Progres 98 ke Markas Besar Polri.

”Saya nyatakan berita (transkrip pembicaraan) ini tidak benar dan ini merupakan fitnah,” kata Basrief dalam jumpa pers di Kejaksaan Agung, Kamis (19/6).

Bersamaan dengan pernyataan itu, laporan pengaduan kepada kepolisian disampaikan dengan Nomor B108/A/L.1/06-2014. Laporan terkait pemberitaan online Inilah.com bersumber dari Progres 98, yang memberitakan adanya transkrip rekaman pembicaraan dirinya dan Megawati.

Seperti diberitakan sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Progres 98, yang dipimpin Faizal Assegaf, mendatangi Kejaksaan Agung. Mereka meminta klarifikasi terkait transkrip rekaman pembicaraan Megawati dan Basrief soal proyek bus transjakarta.

Karena pemberitaan itu sudah menjurus pada fitnah, Basrief mengadukan tindak pidana tersebut ke polisi agar diproses hukum, bukan melalui mekanisme Dewan Pers. Disinggung proses hukum dugaan korupsi pengadaan bus transjakarta, Basrief menjelaskan, proses hukum belum menyangkut atau menjurus ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. ”Kami selaku penegak hukum mendasarkan pada fakta hukum,” katanya.

Fitnah ketiga transjakarta

Basrief mengatakan, transkrip itu merupakan fitnah ketiga yang ditujukan kepadanya. Dua fitnah sebelumnya adalah surat panggilan palsu dari kejaksaan kepada Joko Widodo, 14 Mei 2014, dan instruksi Jaksa Agung yang dipalsukan terkait penanganan kasus dugaan korupsi bus transjakarta. Dua kasus itu sudah dilaporkan ke polisi agar diproses.

”Ini betul-betul fitnah yang disampaikan dalam situasi dan kondisi politik seperti ini. Bagi Saudara-saudara yang senang membuat kegaduhan, memfitnah ke sana-sini, tolonglah berhenti. Jangan jadikan negeri ini negeri fitnah,” lanjutnya.

Tak ada pembicaraan

Page 37: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto juga akan melaporkan Faizal Assegaf ke polisi. Bambang merasa difitnah terkait pengakuan Faizal yang menyatakan telah menerima dokumen transkrip percakapan Megawati dengan Basrief dari utusannya. Pelaporan ke polisi masih menunggu rapat unsur pimpinan KPK pekan depan. ”Saya serius mengusulkan untuk melaporkan kasus ini ke polisi. Tapi, ini harus diputuskan pimpinan,” kata Bambang, kemarin.

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas juga mengatakan, tak ada rekaman pembicaraan yang disebut-sebut terjadi antara Megawati dengan Basrief dan tersadap KPK.

Sementara itu, untuk penerbitan dan penyebaran selebaran Obor Rakyat, yang merugikan Joko Widodo, yang saat ini diproses secara hukum di Mabes Polri, penanggung jawab Obor Rakyat Setyardi Budiono mangkir dari pemeriksaan di Mabes Polri, kemarin. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengatakan, penyidik melayangkan surat panggilan kedua untuk pemeriksaan Setyardi pada Senin. Adapun Darmawan Sepriyossa selaku pembuat Obor Rakyat dijadwalkan diperiksa pada Jumat (20/6) ini. (WHY/BIL/ILO)

Page 38: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Prabowo Istirahat Dua HariJokowi Temui Nelayan dan Pedagang di Tempat Pelelangan Ikan

JAKARTA, KOMPAS — Mengklarifikasi sejumlah isu mengenai ketidakmunculan Prabowo Subianto dalam kampanye dua hari terakhir, Ketua Umum Gerindra Suhardi menyatakan, Prabowo beristirahat. Adapun Joko Widodo melanjutkan rangkaian kampanyenya dengan menemui nelayan di Tegal.

”Prabowo istirahat saja, menghabiskan waktu dengan keluarga. Kita ini kan kerja keras setiap hari. Jadi, perlu juga ada pendinginan,” ujar Suhardi saat dikonfirmasi, Kamis (19/6).

Wakil Ketua Bidang Penggalangan dan Kampanye Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Idrus Marham membantah informasi Prabowo sakit. Kemarin, Prabowo menghabiskan waktu untuk wawancara khusus dengan beberapa media massa. Prabowo terakhir terlihat kampanye di Makassar dan Manado, Selasa.

Meski Prabowo tidak berkampanye, Suhardi mengatakan, tim terus bergerak berkampanye. ”Tim terus bekerja karena tidak mungkin Prabowo-Hatta bekerja sendirian,” ujar Suhardi.

Di Rumah Polonia, sejumlah artis dan seniman mendeklarasikan dukungan melalui kelompok Artis dan Seniman Indonesia Bangkit dan Bergerak untuk Prabowo-Hatta. Mereka menilai keduanya saling melengkapi. Artis yang hadir antara lain Elvy Sukaesih, Ozy Syahputra, Ian Kasela, Iis Sugianto, dan Eddies Adelia.

Perbaiki sistem

Dalam rangkaian kampanyenya, Jokowi mendatangi dan mendengarkan para nelayan dan pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Tegalsari, Kota Tegal, Jawa Tengah. Dalam dialog, Jokowi berjanji membantu memecahkan persoalan nelayan, seperti masalah solar, perizinan, pendidikan, dan kesehatan dengan memperbaiki sistem. Kedatangan Jokowi disambut antusias meskipun kondisi lokasi becek setelah diguyur hujan.

Kampanye di Tegal merupakan rangkaian kampanye yang dilakukan Jokowi di wilayah pantai utara Jawa setelah sebelumnya di Brebes, Jawa Tengah.

Pasangan Jokowi, Jusuf Kalla, kemarin, berkampanye di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan sejumlah pemimpin partai pendukung, JK menyebutkan, masyarakat Indonesia timur tidak hanya pandai berkelahi. Mereka punya sejumlah potensi sumber daya alam yang selama ini berperan besar menyumbang kebutuhan

Page 39: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

nasional. Keberagaman karakter masyarakat Indonesia sebagai kekayaan bangsa harus dikelola untuk membangun bangsa.

Di depan sekitar 15.000 warga, yang memadati gedung dan di luar gedung, JK menyanyikan lagu ”Bolele Bo” dengan versi yang berbeda, yakni ”Bae sonde bae, Jokowi-JK lebih bae”.

Di Tanah Datar, Sumatera Barat, tim pemenangan Jokowi-JK mendeklarasikan tim relawan. (APA/WIE/FER/ZAK/KOR)

Page 40: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

ASPIRASI DAERAH

Awang Faroek Ishak, Gubernur Kalimantan Timur 

Tingkatkan Koordinasi

SUMBER daya alam yang melimpah di Kalimantan Timur, seperti minyak, gas, dan batubara, belum berkorelasi positif dengan kesejahteraan penduduk provinsi itu. Kalimantan Timur sebenarnya bisa berkembang lebih cepat, tetapi hal tersebut membutuhkan lebih banyak ruang gerak dan kepercayaan dari pemerintah pusat. Berikut petikan wawancara Kompas dengan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.

Bagaimana hubungan antara pemerintah pusat dan Provinsi Kalimantan Timur?

Sejumlah hal mesti ditegaskan, misalnya tentang kewenangan gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di provinsi. Ada dua peraturan pemerintah (PP) yang mengatur kewenangan gubernur itu, yakni PP Nomor 19 Tahun 2010 dan PP Nomor 23 Tahun 2011. Namun, dalam pelaksanaannya, belum sepenuhnya berjalan. Ada yang bisa dikerjakan dengan lebih cepat serta efektif oleh provinsi, tetapi masih dilakukan pusat.

Apa yang perlu dievaluasi?

Koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah harus ditingkatkan. Pusat perlu banyak berdialog dengan daerah. Pengangkatan kepala kantor wilayah di daerah seharusnya dikonsultasikan lebih dahulu ke gubernur, tetapi hal itu tidak dilakukan. Padahal, gubernur adalah orang yang melantiknya.

Harapan untuk pemerintahan mendatang?

Banyak peraturan perundang-undangan yang bertentangan sehingga membingungkan daerah. Ini harus diakhiri dengan melakukan revisi UU. Kemudian, soal sumber daya alam, Kalimantan Timur punya sumber energi. Namun, listrik masih byarpet. Dalam pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki daerah, hendaknya gubernur diberikan kewenangan yang besar. Gubernur dapat mengelola sumber daya alam dengan lebih baik untuk peningkatan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi sumber daya alam di berbagai bidang.

Page 41: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Pemerintahan mendatang juga harus melakukan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.

Menurut Anda, bagaimana kabinet yang ideal?

Kabinet mendatang adalah kabinet ahli, harus diisi oleh orang-orang yang ahli, baik itu dari kalangan parpol atau di luar parpol. Setiap menteri dilihat keahlian, kompetensi, dan pengalamannya. Indonesia adalah negara besar, penduduknya pun banyak. Masa mencari beberapa puluh orang saja kita tidak bisa? Seharusnya bisa. (Lukas Adi Prasetyo)

Page 42: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Penyelenggara Menjadi Penentu

JAKARTA, KOMPAS — Profesionalitas dalam menangani dokumen pemilu menjadi hal penting untuk mencegah kecurangan pada Pemilu Presiden 2014. Terkait hal ini, pengawasan terhadap penyelenggara pemilu harus menjadi prioritas.

”Petugas tempat pemungutan suara yang tidak mengumumkan hasil pemilu secara transparan harus dikategorikan sebagai tindak pidana,” kata anggota Badan Pengawas Pemilu, Daniel Zuchron, di Jakarta, Kamis (19/6).

Wakil Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu Jojo Rohi menyatakan, pengawasan pemilu terutama dibutuhkan terhadap pola kecurangan yang signifikan memengaruhi hasil suara. Hal itu di antaranya saat penghitungan di tingkat TPS, rekapitulasi di PPS dan PPK, serta pergerakan kotak suara dari setiap level.

Anggota tim kampanye nasional Jokowi-JK, Enggartiasto Lukita, mengatakan, kerawanan permainan suara terjadi dari TPS-TPS sampai kecamatan. ”Karena itu, di setiap TPS kami menempatkan satu saksi dalam dan tiga saksi luar,” katanya.

Selain itu, lanjut Enggartiasto, tim Jokowi-JK juga membekali saksi-saksi dengan strategi pengawasan, seperti dengan membuat laporan langsung melalui foto atau pesan singkat hasil penghitungan suara di TPS-TPS.

Viva Yoga Mauladi, selaku tim sukses Prabowo-Hatta, menyatakan, timnya juga siap meletakkan saksi di setiap TPS, PPS, PPK, dan tingkat kabupaten/kota agar suara pemilih tidak dimanipulasi.

”Daftar pemilih tetap juga menjadi salah satu titik rawan karena pemilih bisa saja tidak mendapatkan undangan pemilu. Apalagi, kini jumlah TPS akan dirampingkan,” ujar Viva.

Pelanggaran

Kemarin, Program Pemantauan Pemilu MataMassa melaporkan 82 temuan pelanggaran Pemilu Presiden 2014 ke Bawaslu. Pelanggaran itu antara lain 32 pelanggaran administrasi dan 16 pelanggaran pidana.

”Dari 82 kasus yang ada, 57 kasus sudah selesai diverifikasi. Dari jumlah itu, 16 laporan dugaan pelanggaran administrasi untuk pasangan Jokowi-JK dan 23 laporan untuk Prabowo-Hatta,” kata Penanggung Jawab MataMassa Umar Idris.

Pelanggaran administrasi antara lain berupa penayangan iklan TV yang melebihi waktu yang diizinkan. Selain itu, ada juga laporan kampanye di sekolah, kampanye membawa anak-anak,

Page 43: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

dan pemasangan alat peraga yang tidak pada tempatnya. ”Khusus pelanggaran tindak pidana semuanya berisikan kampanye jahat yang menyerang kubu Jokowi-JK,” kata Umar.

Umar menyatakan, sebagian besar kampanye jahat tersebar melalui internet, seperti situs-situs media online dan media sosial. Di dunia nyata, kampanye jahat melalui poster, SMS, selebaran, dan penyampaian langsung melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. Pelanggaran dilaporkan terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jember, dan Nusa Tenggara Timur. (OSA/ILO/RYO/ANA/A06/A14/FER)

Page 44: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Transmigrasi Andalan Pemerataan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus menjadikan transmigrasi sebagai salah satu program andalan untuk memacu pemerataan pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama dengan 30 kepala daerah berkomitmen penuh menyukseskan program transmigrasi untuk membangun pusat-pusat perekonomian baru di daerah.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar bersama 17 gubernur dan 13 bupati/wali kota meneguhkan komitmen tersebut dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama (MOU) di Jakarta, Kamis (19/6). Kepala daerah tersebut adalah tujuh provinsi dan delapan kabupaten/kota pengirim transmigran serta 10 provinsi dan lima kabupaten/kota penerima transmigran.

”Program transmigrasi terbukti mampu menerobos isolasi daerah, mengubah lahan telantar menjadi sumber kesejahteraan, dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah sehingga menciptakan manfaat ekonomi riil. MOU ini merupakan asas legalitas untuk menjamin kepastian hukum atas komitmen pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan transmigrasi,” kata Muhaimin.

Selama 63 tahun, pemerintah menempatkan sedikitnya 2,2 juta kepala keluarga dalam program transmigrasi. Mereka mendapatkan rumah, lahan pekarangan, lahan kehidupan, serta tunjangan hidup pada awal-awal menempati unit permukiman transmigrasi (UPT).

Berkembang

Kini dua UPT berkembang menjadi ibu kota provinsi, 104 UPT berkembang menjadi ibu kota kabupaten/kota, 383 UPT menjadi ibu kota kecamatan, dan 1.183 UPT menjadi desa definitif. Adapun 3.330 eks UPT juga berkembang menjadi permukiman umum.

Direktur Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Jamaluddien Malik menambahkan, beberapa UPT itu berkembang menjadi sentra produksi pangan, perkebunan, dan komoditas unggulan. Oleh karena itu, dukungan pemerintah daerah pengirim dan penerima transmigran mutlak dibutuhkan.

”Kerja sama antardaerah sangat penting demi memadukan sumber daya manusia dan alam untuk kesejahteraan rakyat,” kata Jamaluddien. (ham)

Page 45: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Selisih Transaksi Bukan Kerugian

JAKARTA, KOMPAS — Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, dan sejumlah instansi lain sepakat transaksi lindung nilai valuta asing perlu dilakukan oleh badan usaha milik negara untuk memberi kepastian. Selisih yang mungkin timbul dari transaksi lindung nilai tak akan dianggap sebagai kerugian negara.

Demikian hasil rapat koordinasi mengenai transaksi lindung nilai antara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Bank Indonesia (BI) serta sejumlah instansi terkait lainnya, Kamis (19/6), di Jakarta. Hadir dalam rapat koordinasi itu antara lain Ketua BPK Rizal Djalil dan Gubernur BI Agus Martowardojo.

Kepala Satuan Tugas Pendalaman Pasar BI Tresna W Suparyono mengatakan, selisih yang mungkin timbul dari transaksi lindung nilai tidak akan dianggap sebagai kerugian negara jika memenuhi beberapa syarat. ”Transaksi lindung nilai harus dilakukan dengan konsekuen, transparan, dan pelaku tidak menyalahgunakan wewenang,” kata Tresna.

Transaksi lindung nilai (hedging) adalah transaksi pembelian valuta asing dengan harga tertentu dan masa tertentu antara pengusaha dan bank, bank dan bank lain, serta bank dan BI. Ini dilakukan supaya pembeli mendapatkan kepastian harga, tidak seperti harga valuta asing di pasar spot yang fluktuatif. Harga yang ditetapkan dalam transaksi bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah daripada harga referensi di pasar spot.

”Saat ini, transaksi valuta asing di Indonesia baru 5 miliar dollar AS per hari dengan 70 persen di antaranya transaksi spot. Ini yang menyebabkan nilai tukar rupiah sangat fluktuatif, bahkan nilai tukar paling fluktuatif di kawasan Asia Tenggara,” ujar Tresna.

Mengutip siaran pers BPK, hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat menunjukkan ada kenaikan utang luar negeri pada tahun 2012 senilai Rp 393 triliun, dari Rp 1.981 triliun menjadi Rp 2.375 triliun.

Sebagian kenaikan tersebut, yakni Rp 163,24 triliun atau 41,43 persen, disebabkan selisih kurs. pemerintah harus membayar kenaikan akibat ada selisih kurs tersebut tanpa adanya sedikit pun mendapatkan tambahan manfaat

Mengingat porsi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembelian valuta asing di pasar valuta asing domestik sangat dominan, BPK berpendapat bahwa penerapan transaksi lindung nilai oleh BUMN amat penting untuk segera dilaksanakan. Pertamina dan PLN saja, porsinya mencapai 30 persen dari total pembelian valuta asing oleh korporasi. (AHA/LAS)

Page 46: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kuota BBM Mengikat Ketat Industri Masih Gunakan BBM Bersubsidi

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat bahwa kuota bahan bakar minyak bersubsidi tahun 2014 sifatnya mengikat. Artinya, pemerintah mesti konsisten melaksanakan usaha pengendalian konsumsi sehingga kuota 46 juta kiloliter tidak terlampaui.

”Kalau tidak ada paksaan bahwa volume tidak boleh lewat di atas 46 juta kiloliter, saya yakin apa pun kebijakan pengendalian BBM tidak akan dijalankan secara serius. Nah, menurut saya, ini adalah saat yang tepat untuk otoritas di bidang BBM bersubsidi untuk benar-benar menjalankan tugasnya menjaga kuota 46 juta kiloliter,” kata Wakil Menteri Keuangan II Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, Kamis (19/6).

Subsidi bahan bakar minyak (BBM) selama ini diberikan dengan kuota atau jatah maksimal dari sisi volume. Namun, realisasinya hampir selalu melampaui kuota. Ruang itu diberikan dalam salah satu pasal dalam undang-undang APBN tahun berjalan yang intinya adalah alasan realisasi kuota jebol diterima sebagai salah satu variabel pembengkakan anggaran.

Dalam APBN 2014, ruang itu disediakan pada Pasal 13. Namun, dalam APBN-P 2014, pemerintah dan DPR sepakat ruang itu ditutup. Pembengkakan anggaran hanya dimungkinkan jika disebabkan faktor harga minyak dunia dan kurs rupiah.

Bambang menyatakan, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi pada Juli dengan pihak-pihak terkait untuk menjelaskannya. Ia tidak menyebutkan pihak mana yang dimaksud. Bisa jadi salah satunya adalah tim ekonomi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih. ”Ini untuk memberikan keyakinan bahwa bukannya pemerintah sekarang ingin meninggalkan bom waktu untuk pemerintahan berikutnya. Namun, justru kita ingin saat ini melakukan pengendalian BBM bersubsidi secara lebih serius,” kata Bambang.

Jalankan aturan

Tahun 2013, kuota BBM bersubsidi adalah 48 juta kiloliter. Realisasinya 46,4 juta kiloliter dengan catatan ada kenaikan harga BBM bersubsidi. Meski tahun ini tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, Bambang yakin, realisasi konsumsi tidak melampaui kuota. Kuncinya adalah pada keseriusan menjalankan aturan ataupun rencana yang telah ada.

Aturan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan BBM. Amanatnya antara lain adalah kendaraan operasional industri kehutanan, perkebunan, dan pertambangan dilarang

Page 47: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

menggunakan BBM bersubsidi. ”Masih bisa diintensifkan karena di lapangan masih kejadian pertambangan dan kehutanan banyak memakai BBM bersubsidi,” kata Bambang.

Pendiri ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, berpendapat, Kementerian ESDM akan mengandalkan realisasi premium yang biasanya di bawah kuota. Maka kuota solar bersubsidi yang biasanya jebol terkompensasi.

Pengendalian lain yang diyakini besar dampaknya adalah intensifikasi pencegahan penyelundupan BBM bersubsidi. Beberapa kali Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggagalkan usaha penyelundupan BBM bersubsidi melalui kapal. (LAS)

Page 48: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Menutup LokalisasiOleh: TRI AGUNG KRISTANTO

Sejarah pelacuran di dunia ini amatlah panjang. Bahkan, dari banyak buku yang mengulas tentang hal ini, termasuk buku berjudul Pelacuran di Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya (Terence H Hull dkk, 1997), menyatakan, pelacuran merupakan salah satu pekerjaan yang terkuno.

Di sejumlah kota di Indonesia pun bermunculan lokalisasi pelacuran, seperti Kramat Tunggak di Jakarta, Saritem di Bandung, Sanggrahan di Yogyakarta, Silir di Solo, dan Dolly di Surabaya. Lokasi itu hanyalah yang ternama, karena banyak pula lokalisasi yang tidak cukup dikenal masyarakat, atau tidak pernah dinyatakan sebagai lokalisasi oleh pemerintah, seperti Pasar Kembang di Yogyakarta. Sebagian besar dari lokalisasi yang disebutkan itu kini sudah ditutup oleh pemerintah. Terakhir, pada 18 Juni lalu, Pemerintah Kota Surabaya, yang didukung Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial, menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, yang disebut-sebut sebagai kawasan ”lampu merah” terbesar di Asia Tenggara.

Sebelum menutup lokalisasi Jarak dan Dolly, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menutup empat lokalisasi lain di ibu kota Jatim itu, yakni lokalisasi Dupak Bangunsari, Tambak Asri, Klakah Rejo, dan Sememi. Langkah itu dilakukan meskipun diwarnai dengan penolakan, karena Risma ingin mewujudkan generasi yang lebih baik di kotanya. Ia tidak ingin membiarkan pelanggaran hak asasi manusia terjadi, termasuk hak asasi pekerja seks komersial (PSK) yang menjadi korban perdagangan manusia.

Langkah Risma menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, serta lokalisasi lainnya, tidak semena-mena, karena ia menyiapkan pula ”jalan keluar” bagi PSK dan mucikari yang selama ini bekerja di lokalisasi. Pemerintah Kota Surabaya melakukan sosialisasi, memberikan kompensasi, termasuk menggandeng pemprov dan pemerintah pusat untuk memberikan dana kompensasi. Penutupan itu pun diwarnai dengan deklarasi oleh warga yang terkena kebijakan itu. Langkah itu lebih manusiawi kalau, misalnya, dibandingkan dengan langkah Pemprov DKI Jakarta saat menutup Kramat Tunggak, sebagai lokasi rehabilitasi sosial wanita tuna susila (WTS) tahun 1997, hanya memasang papan pengumuman penutupan.

Sebelum ditutup, lokalisasi Jarak dan Dolly, yang sudah ada sejak 1967, sedikitnya dihuni oleh 1.449 PSK dan 311 mucikari. Kementerian Sosial memberikan bantuan modal Rp 5,05 juta untuk setiap mantan PKS. Adapun Pemprov Jatim memberikan Rp 5 juta kepada mantan mucikari, dan Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan Rp 16 miliar untuk mengalihfungsikan wisma, tempat PSK dan mucikari bekerja, sebagai sentra industri rumahan dan perdagangan (Kompas, 20/6). Namun, nasib warga yang hidup dari keberadaan lokalisasi, seperti pedagang makanan/minuman, tukang cuci, tukang ojek, dan tukang parkir, memang belum terwadahi dalam kompensasi itu.

Page 49: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kebijakan Risma, dan pemerintah daerah lain yang berani menutup lokalisasi, harus dihargai, sebagai sikap yang tidak mendua. Di satu sisi menyatakan prostitusi sebagai perbuatan melanggar hukum, tetapi ”tutup mata”, bahkan menerima retribusi untuk keuangan daerah. Namun, kebijakan ini tidak boleh berhenti pada ”menutup” saja, tetapi juga harus diikuti perkembangan kehidupan mantan warga di lokalisasi itu. Jangan sampai tutup di Surabaya, marak di daerah yang lain. Hak asasi mereka untuk mendapatkan, setidak-tidaknya, penghidupan yang layak harus tetap didukung oleh masyarakat. Jangan sampai mereka, terutama mantan PSK yang ada, menjadi korban kembali.

[email protected]

Page 50: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Presiden agar Ambil Langkah Antisipasi

YOGYAKARTA, KOMPAS — Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Albert Hasibuan, berencana melaporkan sejumlah aksi intoleransi dan kekerasan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa waktu terakhir kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuan pelaporan itu agar Presiden mengambil langkah tegas untuk mencegah berulangnya aksi-aksi kekerasan tersebut.

Albert Hasibuan mengatakan hal itu seusai bertemu dengan beberapa korban kekerasan dan intoleransi serta aktivis lembaga swadaya masyarakat di Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, Kamis (19/6). ”Dalam sejumlah kasus itu, saya melihat negara tidak hadir. Inilah yang bakal saya sampaikan secara resmi ke Presiden Yudhoyono,” kata dia.

Setelah membaca laporan itu, Albert berharap, Presiden Yudhoyono akan mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Selain mendorong penegakan hukum oleh kepolisian, Presiden juga diharapkan dapat mencari solusi untuk menghentikan aksi kekerasan di kemudian hari.

Seperti diberitakan, beberapa waktu lalu terjadi paling tidak dua aksi intoleransi dan kekerasan di Kabupaten Sleman, DIY. Kasus pertama terjadi pada Kamis (29/5) malam, saat rumah Direktur Galang Press Julius Felicianus (54) di Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, diserang sekelompok orang. Penyerangan yang dilakukan saat beberapa umat Katolik berdoa bersama itu membuat lima orang terluka.

Minggu (1/6) siang, puluhan orang merusak sebuah bangunan yang dipakai umat Kristen untuk beribadah. Bangunan milik pendeta berinisial NL itu terletak di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman. Tak ada korban luka dalam peristiwa itu, tetapi kaca dan sejumlah bagian bangunan itu rusak.

Albert mengatakan, berulangnya aksi kekerasan di DIY sangat mengkhawatirkan karena warga Yogyakarta dikenal sebagai masyarakat yang toleran. Hal yang lebih mengkhawatirkan, dalam beberapa kasus, aparat penegak hukum terlihat tidak adil dengan memihak kepada salah satu kelompok. Akibatnya, sering kali proses hukum terhadap pelaku kekerasan berjalan lambat.

Albert juga akan menyampaikan kepada Presiden tentang perlunya merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tentang pendirian tempat ibadah. Alasannya, SKB itu sering dianggap sebagai penyebab konflik dalam pendirian tempat ibadah.

Page 51: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Direktur LBH Yogyakarta Samsudin Nurseha mengatakan, aksi intoleransi dan kekerasan di DIY kian mengkhawatirkan karena terus terjadi. Pada tahun ini saja sudah ada tujuh kasus, tetapi kepolisian belum berhasil mengungkap secara tuntas semua kasus tersebut. (hrs)

Page 52: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Teknologi Kedokteran

Hernia Menurunkan Produktivitas Kerja 

JAKARTA, KOMPAS - Hernia atau melemahnya dinding perut kerap dianggap sepele. Padahal, masalah kesehatan itu bisa mengganggu produktivitas kerja penderita. Untuk mempercepat pemulihan, kini dikembangkan metode operasi minimal invasif pada pasien.

Menurut Ketua Perhimpunan Hernia Indonesia Barlian Sutedja, Kamis (19/6), di Jakarta, hernia atau dikenal turun berok, terjadi saat dinding perut melemah. Akibatnya, beberapa bagian perut, seperti usus, menjulur ke luar. ”Meski hernia dianggap sepele, sebenarnya (hal itu) amat memengaruhi sosial dan ekonomi seseorang, misalnya mengganggu produktivitas kerja,” ujar Berlian.

Potensi seseorang terkena hernia akan naik seiring bertambahnya usia. Penyebabnya, jaringan penyangga melemah atau ada penyakit yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat. Kebiasaan merokok, pekerjaan yang memberi tekanan terlalu berat pada perut, ataupun kegemukan bisa membuat hernia muncul lagi. ”Ini karena ada kelainan pembentukan jaringan kolagen,” ucapnya.

Bagi pasien hernia yang kambuh atau pernah menjalani operasi dengan sayatan besar di perut, Barlian menyarankan pemakaian metode operasi laparoskopi lewat sayatan kecil berkisar 0,5 sentimeter-1 sentimeter. Dengan teknik itu, jala plastik (mesh) dimasukkan ke rongga perut.

Sementara itu, dr Hannu Paajanen, MD PhD, ahli bedah dari Kuopio University Hospital, Finlandia, menyatakan, teknik Lichtenstein kini dikembangkan untuk operasi hernia demi mempercepat pemulihan. Jadi, lem khusus dipakai untuk merekatkan jala plastik (mesh). Jala plastik biasanya direkatkan dengan jahitan.

”Ini teknik aman, cepat, dan sederhana. Ada dua tipe perekat, yakni perekat fibrin dan cyanoacrylate,” kata dia. Teknik Lichtenstein adalah salah satu cara memulihkan hernia dengan jala plastik ukuran 10 sentimeter x 15 sentimeter. Caranya ialah meletakkan jala polipropilena di bawah kulit di lokasi hernia untuk menutup dinding perut terbuka.

Sejauh ini, kejadian infeksi dalam luka akibat pemakaian lem perekat mesh jarang ditemukan. Meski demikian, pemakaian lem sebaiknya hanya untuk operasi hernia kecil atau sebesar kepalan tangan. Untuk menghindari komplikasi, sebaiknya pakai jala plastik lebar dan lem atau benang bedah yang bisa diserap tubuh serta hindari hematoma (kumpulan darah di luar pembuluh darah). ”Yang lebih penting adalah teknik bedahnya dibandingkan mesh itu sendiri,” katanya.

Page 53: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Di Finlandia, di mana terdapat 12.000 kasus hernia per tahun, 85 persen operasi memakai teknik Lichtenstein. Di Amerika Serikat ada sekitar 1 juta kasus hernia per tahun. (A12)

Page 54: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Komitmen Produsen Rokok Rendah

JAKARTA, KOMPAS — Jumlah produsen rokok yang siap memuat peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok amat minim. Padahal, kewajiban pencantuman peringatan bergambar dan informasi kesehatan pada kemasan rokok akan diberlakukan pada 24 Juni 2014.

Hal itu berarti, pemerintah selaku pembuat aturan pengendalian tembakau dan masyarakat yang berhak atas informasi kesehatan telah dilecehkan oleh industri rokok.

Demikian disampaikan Koordinator Pengembangan Program Kesehatan Bentuk Gambar Aliansi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara-Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Widyastuti Soerojo, Kamis (19/6), di Jakarta.

Pemuatan peringatan kesehatan bergambar adalah amanat Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. ”Kewibawaan hukum dipertaruhkan. Apakah industri rokok akan mematuhi dan memenuhi hak informasi kesehatan bagi masyarakat atau tidak,” ujarnya.

Deputi II Badan Pengawas Obat dan Makanan Tengku Bahdar Johan Hamid dalam jumpa pers memaparkan, jumlah perusahaan rokok yang siap memuat peringatan kesehatan bergambar sesuai PP amat minim. Dari 672 perusahaan rokok dengan 3.393 merek rokok, baru 41 perusahaan (6,1 persen) dan 208 merek (6,2 persen) yang siap memuat peringatan kesehatan bergambar.

Produsen rokok yang siap antara lain grup PT Bentoel International Investama dan China Tobacco Human Industry, PT Menara Kartika Buana, PT Philip Morris, dan PT HM Sampoerna.

Menurut Bahdar, tak ada lagi pengunduran waktu pemuatan peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok. Jika masih ditemukan kemasan rokok yang belum memuat peringatan kesehatan bergambar, Badan POM akan menindak tegas sesuai aturan. ”Tak ada lagi toleransi. Tanggal 24 Juni bungkus rokok harus sudah memuat peringatan kesehatan bergambar,” kata dia.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, industri rokok telah diberi waktu amat lama, 18 bulan, untuk menyesuaikan dengan PP No 109/2012. Jika belum mematuhi PP itu, artinya industri rokok tak peduli pada kesehatan masyarakat.

Bagi Widyastuti, tindakan industri terus menunda pemuatan peringatan kesehatan bergambar adalah bagian dari strategi yang biasa mereka lancarkan terhadap kebijakan yang merugikan

Page 55: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

mereka. Selain menunda, industri rokok juga kerap melemahkan dan menghilangkan kebijakan pengendalian tembakau.

Menurut Dina Kania, National Professional Officer for Tobacco Free Initiative WHO Indonesia, aksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) penting bagi Indonesia jika tak ingin dikucilkan negara lain terkait kebijakan pengendalian tembakau. (ADH)

Page 56: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Tendangan Bola Si Lumpuh

SEORANG laki-laki yang mengalami kelumpuhan pada bagian bawah tubuh mendapat kehormatan melakukan tendangan bola pertama secara simbolis pada acara pembukaan Piala Dunia Brasil 2014 di Sao Paulo, Brasil, Kamis (12/6) waktu setempat. Momen itu disaksikan ratusan juta orang di berbagai belahan dunia. Bagaimana cara dia menendang bola?

Juliano Pinto mungkin tak pernah menyangka bisa menendang bola lagi. Jangankan menendang bola, berdiri saja ia tak mampu. Laki-laki berusia 29 tahun itu mengalami kelumpuhan di bagian bawah tubuhnya.

Namun, Piala Dunia Brasil membuat pria itu bisa berdiri lagi. Bahkan, ia mampu menendang bola di hadapan puluhan ribu orang di Arena Corinthians, Sao Paulo, dan ratusan juta pasang mata yang tak sabar menanti ajang kompetisi sepak bola dunia itu resmi dibuka.

Dengan kostum robotik eksoskeleton, alat penggerak robotik yang bisa bergerak sesuai perintah otak, ia mampu berdiri di sisi lapangan selama lima detik. Lalu, ia menendang Brazuka, bola resmi Piala Dunia 2014, ke arah bocah pemungut bola (ball boy) yang langsung membawa Brazuka ke tengah lapangan.

Maka, pesta sepak bola sejagat raya itu resmi digelar. Penduduk dunia bersorak. Miguel Nicolelis yang mengembangkan eksoskeleton pun memekik gembira lewat akun Twitter-nya, ”Kita berhasil!”.

Sayangnya, adegan orang lumpuh menendang bola itu tak tertangkap banyak jaringan televisi di dunia sehingga menuai kritik di media sosial. Sejumlah komentar menyebut, penyelenggara acara meminggirkan adegan itu dan lebih tertarik menampilkan atraksi penyanyi Jennifer Lopez yang memesona.

Eksoskeleton

Keberhasilan pasien lumpuh melakukan tendangan perdana Piala Dunia 2014 itu bukan hasil kerja instan. Miguel Nicolelis, ilmuwan saraf Brasil di Universitas Duke, North Carolina, Amerika Serikat, mengembangkan alat penggerak robotik selama satu dekade terakhir. Misi itu diberi nama Proyek Berjalan Lagi (The Walk Again Project). Sekitar 150 peneliti turut ambil bagian dalam proyek itu.

Penelitian tersebut diuji coba pertama kali pada 2003. Hasilnya, muncul kesimpulan, monyet bisa mengontrol gerakan lengan virtual dengan menggunakan aktivitas otaknya.

Page 57: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Alat penggerak itu belakangan dinamai eksoskeleton. Untuk membuatnya, Nicolelis dibantu ilmuwan dan para ahli teknik internasional. Sistem kerja robot dikerjakan Gordon Cheng dari Universitas Teknik Muenchen, Jerman. Beberapa peneliti Perancis juga urun rembuk mengembangkan eksoskeleton. Sementara itu, Nicolelis fokus pada sistem pembaca cara kerja otak manusia untuk menggerakkan komponen robot.

Bentuk eksoskeleton seperti kostum robotik, yang terdiri dari helm, ransel pengolah sinyal, dan alat penggerak kaki. Cara kerjanya, helm yang terhubung puluhan kabel dipasang di kepala pasien untuk menangkap sinyal otak. Sinyal itu dikirim ke sistem komputer di bagian eksoskeleton yang diletakkan di ransel pada punggung pasien.

Selanjutnya, sinyal otak diolah menjadi sinyal hidrolik untuk menggerakkan kaki. Alat itu digerakkan sebuah baterai di dalam bagian mirip ransel dan dapat beroperasi selama dua jam. ”Ide dasar sistem kerja alat ini adalah merekam aktivitas otak, yang kemudian menerjemahkan perintah bagi sistem robot untuk bergerak,” kata Gordon Cheng, awal Mei lalu.

Nicolelis menjelaskan, ketika alat itu bergerak dan menyentuh tanah, sinyal itu mengirim getaran elektrik ke lengan pasien. Dalam penggunaan waktu secara berkala, secara teoretis, pergerakan kaki dengan getaran di tangan bisa memberi sensasi pada pasien seakan-akan memiliki kaki yang berfungsi normal dan dapat digunakan untuk berjalan.

Setelan robotik itu diberi nama Bra-Santos Dumont. Nama itu kombinasi kata Brasil dan Alberto Santos-Dumont, perintis aviasi yang lahir di negara bagian selatan Brasil, Minas Gerais.

Sebelum diperagakan di pentas Piala Dunia, Nicolelis telah melatih delapan pasien untuk mencoba eksoskeleton di laboratorium rehabilitasi robot saraf di Sao Paulo. Semua pasien yang mengalami kelumpuhan pada organ bawah itu berusia di atas 20 tahun dan yang tertua berusia 35 tahun.

Maret lalu, alat itu disimulasikan dalam pertandingan sepak bola di Sao Paulo. Tujuannya, untuk melihat pengaruh sinyal ponsel terhadap alat itu. Meskipun sistem kerja eksoskeleton terganggu dengan kehadiran gelombang elektromagnetik ponsel, alat itu tak bermasalah selama gangguan itu dalam jarak antara lapangan dan tribun penonton.

Untuk keperluan pembukaan Piala Dunia, Nicolelis menyeleksi sejumlah pasien lumpuh yang menjadi sukarelawan penelitian. Seorang dari mereka, Juliano Pinto, akhirnya terpilih sebagai penendang bola pertama yang resmi menandai dimulainya laga Piala Dunia Brasil.

”Ini pertama kali eksoskeleton dikendalikan aktivitas otak dan memberi umpan balik kepada para pasien. Demonstrasi di stadion benar-benar di luar rutinitas kami dalam pengembangan robotik,” kata Nicolelis kepada AFP.

Page 58: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

”Kehadiran alat ini di Piala Dunia Brasil hanya permulaan. Di masa mendatang, alat ini akan memberi pendekatan baru bagi penanganan pasien lumpuh,” lanjutnya.

Semoga di Piala Dunia berikutnya, kita melihat pasien lumpuh tak hanya menendang bola, tetapi juga bermain sepak bola. (THE GUARDIAN/BBC/A07)

Page 59: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

El Nino, ”Bocah Lelaki” yang Ditakuti

Fenomena alam El Nino, yang bila terjadi berarti musim kemarau panjang di Indonesia, sebenarnya bukan hal baru. Rekam jejaknya pernah menakutkan: kekeringan di mana-mana serta kebakaran hutan dan lahan berskala luas. Panen produk pangan pun gagal, yang berarti merugikan petani ataupun konsumen.

Tahun 1997 merupakan salah satu dari tahun menakutkan akibat dampak El Nino itu. Kebakaran hutan dan lahan yang diikuti kabut asap hingga Malaysia dan Singapura menempatkan Indonesia sebagai penghasil karbon dioksida ketiga terbesar di dunia. Dari sisi pangan, para petani menjerit rugi karena gagal panen, sedangkan konsumen menjerit karena harga-harga bahan pangan melambung.

Dari sisi politik, negara-negara tetangga memprotes pemerintah yang dinilai gagal mengendalikan dampak kebakaran hingga mengekspor asap. Dengan kata lain, dampak El Nino turut mengganggu pergaulan regional.

Sesungguhnya, El Nino bukanlah sumber masalah. Sebab, fenomena alam itu terjadi bergenerasi. Permasalahannya, perubahan lingkungan karena ulah manusialah yang membuat dampaknya makin buruk. Hutan-hutan di atas lahan gambut dibuka. Setelah itu, kanal-kanal dibangun untuk mengatur level muka air yang sebelumnya ”terjebak” dalam ketebalan gambut.

Tanpa perlindungan lebatnya hutan dan ketebalan gambut yang menyimpan air, lahan gambut adalah serasah kering yang rentan terbakar. Itulah yang terjadi di wilayah Riau, Sumatera Selatan (Sumsel), Sumatera Utara (Sumut), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Maka, musim kemarau berkepanjangan adalah masa kewaspadaan tingkat tinggi harus dilakukan.

Di lapangan, fakta yang terjadi, pembukaan lahan untuk perkebunan baru atau penanaman baru masih dilakukan dengan cara membakar. Selain hemat, cara itu dinilai bagus bagi tanah yang hendak ditanami.

Terkait antisipasi kedatangan El Nino, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan secara khusus menegaskan bahwa tiga provinsi, yakni Riau, Sumut, dan Sumsel, agar meningkatkan kewaspadaan hingga tingkat kelurahan. Semua tak lepas dari prediksi kedatangan El Nino yang diperkirakan akan dimulai pada Juli 2014.

Fenomena Pasifik

El Nino merupakan fenomena perairan di kawasan Samudra Pasifik. Itu terjadi ketika ”kolam panas” (warm pool) di Samudra Pasifik pada garis ekuator bergeser ke timur. Saat kemarau

Page 60: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

panjang terjadi di Indonesia dan negara lain di wilayah barat Samudra Pasifik, termasuk Brasil—yang kini tuan rumah Piala Dunia—di kawasan timur, yakni Peru, sedang dilanda hujan lebat.

Ada syarat kemunculan El Nino, yang di antaranya diukur dari variabel penyimpangan (anomali) suhu muka laut dari rata-ratanya. Menurut pakar meteorologi-klimatologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Zadrach Ledoufij Dupe, anomali suhu muka air laut harus sama atau lebih besar dari 0,5 derajat celsius dan terjadi enam bulan berturut-turut. Anomali diukur dari rata-rata suhu muka laut 30 tahun terakhir (Kompas, 11 Juni 2014).

Ada tiga jenis El Nino yang dikaitkan level kekuatannya. Jika anomali 0,5-1 derajat celsius, maka digolongkan El Nino lemah. Jika anomali suhu 1-1,5 derajat celsius, artinya menunjukkan level moderat. Dan, jika penyimpangan di atas 1,5 derajat celsius, itu termasuk El Nino kuat.

Yang terjadi pada 1997-1998, anomali suhu muka laut pada kisaran 2,9 derajat celsius. Itu disebut-sebut sebagai salah satu El Nino terkuat yang pernah ada.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, selaku lembaga yang memiliki otoritas memantau perkembangan cuaca dan iklim, hingga kini belum bisa memastikan apa yang akan terjadi. Yang bisa disampaikan, anomali suhu muka laut di Samudra Hindia sebelah timur India dan barat Sumatera relatif hangat dibandingkan dengan rata-ratanya. Namun, kondisi itu masih masuk kategori normal. Setidaknya, itu pantauan hingga pertengahan Juni 2014.

Bila kondisi itu tidak berubah, kekuatan El Nino pada tahun ini tidak akan separah fenomena pada 1997. Kemungkinan baru mulai muncul antara Juli dan Agustus.

Antisipasi

Di tengah prediksi fenomena El Nino yang belum bisa dipastikan, pemerintah harus bersiap-siap menghadapinya. Dari sisi peringatan, pemerintah sudah menyampaikan melalui menteri kehutanan. Sejumlah pertemuan dan rapat koordinasi juga dilakukan.

Namun, semua itu belum memberi sinyal kuat adanya kesiapan secara teknis di lapangan. Yang muncul masih lebih pada seruan-seruan agar daerah bersiap, termasuk bagi industri-industri perkebunan berskala besar, seperti kebun kelapa sawit.

Pada pertemuan yang digelar Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Rabu (18/6), disampaikan, tiga helikopter disiagakan di Riau, Kalteng, dan Sumsel untuk mengantisipasi kebakaran hutan.

Disiapkan juga pesawat untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berupa hujan buatan. Hal itu disampaikan Deputi Menkokesra Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan

Page 61: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kerawanan Sosial Willem Rampangilei di sela seminar ”Uji Publik Prosedur Operasi Standar Nasional Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan”.

Disebutkan pula, 2.500 personel TNI dan Polri disiagakan di pusat untuk membantu pemadaman kebakaran. Mereka siap digerakkan apabila Badan Penanggulangan Bencana Daerah provinsi meminta.

Pertemuan itu juga mengenalkan rancangan Prosedur Operasional Standar Nasional Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, yang dipaparkan di hadapan sejumlah kepala daerah dan perwakilan beberapa kementerian. Permasalahannya, semua rencana itu tidak ditunjang anggaran yang memadai.

Menurut Willem, anggaran yang ada saat ini masih untuk kebutuhan kedaruratan, bukan pencegahan. Idealnya, alokasi anggaran yang ada untuk langkah-langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Terlepas dari benar-tidaknya prediksi kedatangan El Nino (dalam bahasa Indonesia berarti bocah lelaki kecil) dan level kekuatannya, kemarau di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir adalah bencana.

Awal 2014 ini adalah cermin, betapa kemarau tanpa El Nino pun, daerah dan pemerintah pusat kewalahan mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Tanpa terobosan mencegah kebakaran, baik teknis di lapangan maupun penegakan hukum yang bisa berefek jera bagi pembakar lahan, maka kedatangan ”bocah lelaki kecil” itu akan selalu menakutkan.

Page 62: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Spektrum Keahlian SMK Diperbarui

JAKARTA, KOMPAS — Spektrum keahlian sekolah menengah kejuruan tengah diperbarui untuk memenuhi kebutuhan industri atau perusahaan. Program keahlian atau jurusan yang sudah dianggap ketinggalan zaman dilebur menjadi satu program keahlian baru.

Hal itu dikemukakan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin, Kamis (19/6), di Jakarta. ”Pembaruan ini tetap berwawasan lokal, melihat kekayaan lokal yang kita punya,” ujarnya.

Perubahan mendesak dilakukan mengingat perkembangan dunia industri dan teknologi kian pesat. Untuk memenuhi kebutuhan dunia industri saat ini, mulai 2015 akan ada program keahlian baru yang dibuka di SMK, antara lain energi terbarukan, mekatronika (gabungan mekanika, elektronika, dan teknologi informasi), dan otomasi industri.

Program keahlian atau jurusan yang sudah ketinggalan zaman lalu dilebur menjadi satu dan diperbarui. Program keahlian itu antara lain teknik radio (kini menjadi audio-video) dan teknik instalasi listrik (kemungkinan dilebur menjadi teknik pengendalian jaringan listrik). Dengan peleburan itu, program keahlian di SMK menjadi hanya 128 dari semula 300 program keahlian.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga terpaksa menutup program keahlian yang tidak ada peminatnya, misalnya pedalangan Sunda. Namun, jika di kemudian hari ada peminat, program keahlian itu bisa saja dibuka kembali. (LUK)

Page 63: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Yayasan Pembina Fakultas Pertanian UGM Membantah

YOGYAKARTA, KOMPAS — Yayasan Pembina Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, membantah dugaan korupsi dalam penjualan lahan seluas 4.000 meter persegi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penjualan lahan itu tidak menyalahi aturan dan tidak merugikan keuangan negara karena lahan tersebut bukan merupakan aset negara.

”Sejak dibeli, lahan itu tidak pernah dimasukkan sebagai aset Universitas Gadjah Mada sehingga penjualannya sama sekali tidak salah. Negara juga tidak dirugikan,” kata kuasa hukum Yayasan Pembina Fakultas Pertanian (Faperta) UGM, Heru Lestarianto, Kamis (19/5), di Yogyakarta.

Seperti diberitakan, Kejaksaan Tinggi DIY menetapkan tiga mantan pengurus dan satu pengurus Yayasan Pembina Faperta UGM sebagai tersangka dalam kasus penjualan lahan di Dusun Plumbon, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Menurut Kejati DIY, lahan itu dibeli pada 1963 oleh Panitia Pembangunan Gedung UGM menggunakan uang negara.

Namun, pada kurun 2003-2007, Yayasan Pembina Faperta UGM menjual lahan itu ke sebuah pengembang perumahan dengan nilai Rp 1,2 miliar. Kejati DIY menilai hal itu melanggar aturan dan merugikan negara.

Keempat tersangka tersebut adalah S, mantan Ketua Yayasan Pembina Faperta UGM; Ty, pengurus Yayasan Pembina Faperta UGM; serta KS dan Tk, mantan pengurus Yayasan Pembina Faperta UGM. Mereka adalah dosen Faperta UGM dan S berstatus guru besar UGM.

Heru mengatakan, berdasarkan keterangan kliennya, lahan itu dibeli dengan uang hasil iuran para dosen Faperta UGM. Sekitar tahun 2000, muncul surat dari rektor UGM yang menyatakan lahan itu tidak termasuk aset UGM. Karena itu, lahan tersebut kemudian dikelola Yayasan Pembina Faperta UGM yang didirikan para dosen Faperta UGM.

Menurut Heru, lahan itu dipakai untuk kegiatan penelitian mahasiswa Faperta UGM. Namun, karena sejumlah alasan, lahan tersebut dijual dengan nilai Rp 1,2 miliar.

Dekan Faperta UGM Jamhari mengatakan, lahan itu dijual karena tidak cocok untuk penelitian. Uang hasil penjualan lahan dipakai untuk membeli lahan lain yang lebih cocok

Page 64: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

untuk penelitian. Penjualan lahan itu diputuskan melalui rapat Yayasan Pembina Faperta UGM. (hrs)

Page 65: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Rakhine Usung Gaya Apartheid

KYAUKPYU, KAMIS — Kampanye untuk mengisolasi warga minoritas, terutama etnis Rohingya, dalam kondisi mirip era kebijakan rasis apartheid semakin menguat di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat.

Selama ini, wilayah Rakhine berkali-kali diguncang kerusuhan berdarah bernuansa sektarian sejak 2012, yang menewaskan ratusan orang warga minoritas dan memaksa lebih dari 140.000 orang mengungsi.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah aktivis dan politisi dari kelompok masyarakat etnis dan agama mayoritas di Rakhine dilaporkan menggelar kampanye pembatasan warga minoritas. Mereka mendesak Pemerintah Myanmar membatasi akses bantuan kesehatan dan kemanusiaan terhadap jutaan warga etnis Rohingya di Myanmar.

Gerakan ala apartheid itu digagas dan diusung Jaringan Sosial Rakhine (RSN), organisasi payung bagi kelompok-kelompok aktivis serta partai politik yang baru terbentuk, Partai Nasional Arakan (ANP).

”Kami khawatir negeri ini kehilangan identitasnya. Kami warga Rakhine akan menjadi penjaga terkuat pintu barat Myanmar,” ujar Nyo Aye, pimpinan jaringan kerja perempuan Rakhine, yang juga bagian dari RSN.

Manfaatkan demokrasi

Langkah politis untuk menekan warga etnis minoritas tersebut diyakini sebenarnya menjadi salah satu cara para pemimpin Rakhine memanfaatkan reformasi demokrasi di negeri itu demi kepentingan kelompoknya.

Mereka menuntut ”jatah” pemerintahan otonomi lokal, yang juga berarti pendapatan daerah bernilai miliaran dolar AS, terutama dari anggaran pembangunan infrastruktur dan minyak serta gas bumi.

”Selama ini muncul banyak kampanye aktif, baik untuk mengisolasi warga Rohingya maupun untuk mengusir mereka dari daerah yang mereka klaim sebagai tanah air orang Rakhine,” ujar Matthew Smith, Direktur Eksekutif Fortify Rights, lembaga nonprofit pemantau Rakhine.

Menurut Smith, dukungan bahkan ditunjukkan para pemimpin Rakhine yang selama ini dikenal bersikap moderat.

Page 66: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Sementara itu, Win Myaing, juru bicara pemerintah Negara Bagian Rakhine, membantah ada krisis kemanusiaan di wilayahnya. Keberadaan warga Rohingya di kamp-kamp pengungsian, menurut dia, bukan karena mereka menjadi korban kerusuhan, melainkan karena warga Rohingya itu ”senang” tinggal di sana.

Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Kyung-Wha Kang, menyerukan adanya ”kondisi mengerikan” di kamp-kamp pengungsian warga Rohingya di sana. ”Saya menyaksikan sendiri penderitaan yang belum pernah saya lihat,” ujar Kyung. (AFP/REUTERS/DWA)

Page 67: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Felipe VI, Raja Baru Spanyol

MADRID, KAMIS — Pangeran Felipe, putra mahkota Spanyol, pada Kamis (19/6) diambil sumpahnya sebagai Felipe VI, Raja Spanyol, dalam upacara yang relatif sederhana. Spanyol berharap Raja Felipe VI bisa mengantar negara itu memasuki era baru terlebih ketika pihak monarki banyak mendapat sorotan karena adanya berbagai persoalan.

Setelah dinobatkan, Raja Felipe VI segera menyerukan agar warga Spanyol tetap bersatu dan menghargai perbedaan kultural di antara setiap wilayah. Saat mengakhiri pidatonya, Felipe kemudian mengucapkan kata ”terima kasih” dengan menggunakan empat bahasa yang ada di Spanyol, yakni Castilia Spanyol, Basque, Catalan, dan Galicia.

Felipe menjadi Raja setelah ayahnya, Juan Carlos, turun takhta pada awal Juni. Juan Carlos, yang bertakhta selama 39 tahun, mundur menyusul serangkaian skandal yang menyebabkan banyak warga Spanyol, terutama generasi muda, mempertanyakan peranan monarki di Spanyol.

Tantangan terbesar bagi Felipe adalah untuk menggunakan peranan simboliknya sebagai pendorong dialog antara para pemimpin Spanyol dan wilayah Catalonia. Di wilayah kaya di timur laut Spanyol ini tengah berkembang gerakan untuk memerdekakan diri dari Madrid.

Di depan Parlemen Spanyol, raja berusia 46 tahun dengan mengenakan seragam militer lengkap bersumpah setia kepada konstitusi Spanyol. Sebelum bertemu para pejabat pemerintah yang berkumpul di parlemen, Felipe menyampaikan pidato yang lumayan panjang dan menyerukan persatuan nasional.

”Ada ruang untuk kita semua dalam persatuan dan perbedaan di Spanyol,” kata Felipe dalam pidatonya. Ia menekankan agar semua warga Spanyol menghargai perbedaan budaya dan bahasa yang ada di Spanyol. Ini merupakan pesan yang sangat jelas bagi warga di wilayah Catalonia dan Basque yang ingin lepas dari Spanyol.

Dingin

Penggunaan multibahasa yang disampaikan Felipe saat menutup pidatonya itu hanya direspons dingin oleh para pemimpin wilayah Catalonia dan Basque. Mereka hanya duduk mendengarkan pidato di parlemen dan menahan diri saat bertepuk tangan.

Setelah upacara penobatan sebagai Raja Spanyol, Felipe bersama istrinya, Ratu Letizia, kemudian diarak menggunakan mobil Rolls-Royce terbuka melalui pusat kota Madrid. Mereka diarak sepanjang jalan yang didekorasi dengan warna merah dan bunga kuning, yang merupakan bendera Spanyol.

Page 68: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Ribuan warga Spanyol berjubel di sepanjang jalan yang dilewati arak-arakan raja baru Spanyol tersebut di kota Madrid, termasuk wisatawan asing. Mereka melambaikan bendera Spanyol dan meneriakkan yel-yel ”Hidup Raja”.

Ratusan bus di Madrid juga didekorasi dengan bendera Spanyol. Istana membagikan 100.000 bendera untuk warga yang menyambut raja baru Spanyol tersebut di sepanjang perjalanan menuju resepsi pesta penobatan di Istana Kerajaan Spanyol, yang biasa digunakan untuk upacara istimewa.

Keamanan diperketat di pusat kota Madrid. Beberapa helikopter terus mengitari pusat Madrid untuk pengamanan. Polisi pun menyisir dari rumah ke rumah di sepanjang rute perjalanan Raja Felipe VI. Sebanyak 7.000 polisi dan 120 penembak jitu dikerahkan untuk mengamankan jalanan di pusat Madrid.

”Raja Spanyol yang baru akan berkontribusi dengan kepribadiannya dan ide-idenya, serta banyak orang berharap dia bisa mengubah Spanyol. Saya pribadi sangat berharap terjadi persatuan yang lebih baik untuk Spanyol,” kata Alba (20), warga Spanyol yang menanti perarakan Raja Felipe VI bersama ibu dan adiknya. (REUTERS/AFP/LOK)

Page 69: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Menemukan Gotong Royong di Kota London

BANGUNAN  kuno berumur ratusan tahun berderet menghiasi pemandangan begitu keluar Bandar Udara Heathrow menuju pusat kota London, Inggris. Satu-dua pusat perbelanjaan bercorak modern menjulang di sisi kiri-kanan jalan raya, tetapi tidak sampai mengurangi keanggunan negeri itu sebagai pusat peradaban di Eropa. Tidak tampak antrean kendaraan disertai ingar-bingar klakson dan asap knalpot seperti yang lazim ditemukan di Tanah Air.

Di tepi Sungai Thames, di kawasan Stamford Street, berderet bangunan rumah petak berikut kafe yang dikelola pekerja lapisan menengah ke bawah. Di kolong jembatan rel kereta api, kawasan King James Street, berlangsung aktivitas daur ulang minyak jelantah untuk dijadikan biodiosel ramah lingkungan. Adapun di dekat perpustakaan umum, di area Dalston Lane, sebuah kafe menyuguhkan sandwich dengan selada yang dipetik langsung dari taman kafe itu.

Kesibukan bisnis dan perputaran modal di kota London tetap memberi ruang bersahabat bagi tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis komunitas. Tempat-tempat tersebut terkelola dalam konsep kewirausahaan sosial dan menjadi bagian dari target studi banding yang diselenggarakan British Council Indonesia, akhir Mei lalu. Berkolaborasi dengan Arthur Guinness Fund, British Council bermaksud membandingkan pola dan corak kewirausahaan sosial di negeri yang sudah mapan dengan perkembangan serupa di Tanah Air.

Kegiatan ini menyertakan pelaku kewirausahaan dari Indonesia, yakni Gamal Albinsaid, perintis klinik asuransi sampah di Malang, Jawa Timur, dan Seterhan Akbar, perintis koperasi angkutan kota di Bandung, Jawa Barat. Tak ketinggalan unsur pemerintah, yakni Adhi Putra Alfian, dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN).

Sekilas, kewirausahaan sosial di jantung perekonomian dunia tersebut memiliki benang merah dengan aktivitas serupa di Indonesia, meski terpisah jarak hampir separuh lingkar Bumi. Baik di Inggris maupun di Indonesia, aktivitas kewirausahaan sosial umumnya dimotori kalangan yang berkomitmen membawa perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Keduanya bercorak gotong royong dengan merespons isu-isu global.

Bedanya, kewirausahaan di London dan juga Inggris pada umumnya sudah berjalan masif dan terstruktur dalam kebijakan pemerintah dan swasta disertai dukungan dari universitas. Kondisi ini sudah berjalan sejak 30 tahun terakhir dan sudah teruji dalam berbagai krisis global.

Komersial dan publik

Page 70: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Sebagai contoh, Coin Street Community Builders (CSCB) sejak tahun 1980-an berhasil menyulap kawasan kumuh di tepi Sungai Thames menjadi lokasi hunian kaum pekerja lokal dengan memanfaatkan bangunan-bangunan tua. Kawasan seluas 5 hektar tersebut dikelola dengan konsep komersial, tetapi tetap menyediakan ruang publik, termasuk taman bermain untuk anak.

Restoran dan kafe dengan panorama perairan sungai hadir berdampingan secara harmoni dengan hunian warga. Tetap tersedia ruang bersepeda atau jalan-jalan santai untuk menikmati suasana tanpa terganggu jubelan wisatawan dari sejumlah negara.

Christine Jakovski, pengelola CSBC, mengakui, uang sewa perumahan dikelola melalui koperasi dan ditopang perbankan. Hasil usaha digunakan untuk mengembangkan kawasan komersial, tetapi sebagian besar keuntungannya digunakan kembali untuk menambah hunian dan kapasitasnya.

Penjelasan Christine sejalan dengan teori yang dikembangkan di Universitas Northampton. Dalam penjelasan pimpinan kampus dan para pakar, antara lain Dr Ian Brooks, FrTimothy Curtis, dan Chris Durkin, terungkap bahwa kewirausahaan sosial menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan sosial, termasuk permukiman, kemiskinan, dan pengangguran. Studi kewirausahaan di kampus tersebut mendorong mahasiswa tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang peduli terhadap persoalan masyarakat secara inklusif.

Setelah dibekali teori di kampus, mahasiswa diarahkan memiliki pengalaman praktis di lapangan dalam bentuk penelitian dan usaha konkret. Intinya, sekitar 85 persen dari keuntungan wirausaha sosial diarahkan kembali untuk pengembangan komunitas dan itu menantang lulusan untuk berpikir kreatif.

Kreativitas yang merespons isu global juga tampak pada pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar biodiesel untuk kebutuhan taksi. Aktivitas Nigel Jelison bersama karyawannya yang tak sampai 10 orang dan bekerja di kolong jembatan kereta api itu rata-rata menghasilkan 10.000 liter biodiesel per hari. Proses pengolahan minyak nabati tersebut diawali dengan menghimpun minyak goreng buangan dari restoran dan rumah tangga sekitar. Setelah dinetralkan dan disuling, minyak goreng yang tadinya kecoklatan berubah menjadi bening dan siap dipakai menggerakkan mesin kendaraan tanpa jelaga.

”Harganya lebih murah 10 poundsterling dari bahan bakar fosil dan dijamin tenaga mesin tetap stabil,” ujar Nigel. Nigel dan komunitasnya tersebut tak sekadar bermain di ranah komersial, tetapi bahkan juga merespons isu global yang diresahkan banyak orang.

Lain lagi cara yang ditempuh Paul Smyth. Untuk membangun kesadaran lingkungan dan pemanfaatan ruang, tiga tahun terakhir dia membuat kafe berkonsep taman dengan membidik kaum muda sebagai pengunjung. Kafe bernama The Farm Shop itu terletak di Dalston Lane, tak jauh dari deretan toko buku dan perpustakaan. Menu utamanya adalah sandwich yang bahan bakunya berupa daun selada yang dipetik dari taman. Meja dan kursi berdempetan

Page 71: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

dengan jejeran pot berisi aneka tanaman sayur. Bahkan salah satu ruang ditata menyerupai rumah pembibitan. Paul sengaja mematok harga yang terjangkau bagi pelajar, yakni rata-rata 4 poundsterling per menu.

Informasi seputar inovasi dari komunitas-komunitas tersebut disebarkan melalui media massa. Di area inilah, Tim West bermain melalui penerbitan Pioneer Post dengan moto Connecting social innovators across the globe.

Kepala Investasi Sosial dan Keuangan Kantor Kabinet Inggris Kieron Boyle menegaskan, kewirausahaan sosial adalah paradigma yang sudah dianut oleh semua kalangan di negeri tersebut. Pemerintah dan swasta bersinergi menjadi penjamin keberlanjutan kewirausahaan sosial. Sebab, pada dasarnya muara dari itu semua adalah perbaikan kehidupan masyarakat yang menopang capaian kerja pemerintah dan menggairahkan perekonomian.

Manajer Program Senior British Council Indonesia Ari Sutanti menilai bahwa semangat kewirausahaan sosial pun sebetulnya punya akar yang kuat di Tanah Air. Ia merujuk pada sejarah koperasi yang hadir sebelum era kemerdekaan dan dijalankan organisasi kemasyarakatan. Ia juga menaruh harapan atas maraknya aktivitas berbasis komunitas yang dimotori anak-anak muda terdidik. Mereka bukan hanya berorientasi menamatkan studi lalu bekerja untuk diri sendiri, melainkan juga memikirkan lingkungan sekitar. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan kewirausahaan sosial sebagai gerakan masif, terstruktur, dan berkelanjutan....

Page 72: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Mengangkat Kehidupan Selebritas Filipina ke Layar AsiaOleh: Rony Ariyanto Nugroho

PERCAKAPAN santai antara si kembar Richard dan Raymond Gutierrez beserta kekasih Richard, Sarah Lahbati, menjadi pembuka. Mereka tengah membahas pola makan Richard. Inilah adegan awal pemutaran cuplikan episode perdana acara kehidupan nyata (”reality show”) ”It Takes GUTZ To Be A Gutierrez” di Century City Mall, Makati City, Filipina, beberapa waktu lalu.

Setting meja bar kecil, dengan latar belakang jejeran botol anggur mahal, di ruangan privat sebuah resto papan atas menjadi tempat perbincangan itu.

Tak seberapa lama berselang, adegan berganti dengan kedatangan Ruffa yang memasuki rumah keluarga Gutierrez, menyapa sang ayah, Eddie Gutierrez, yang mengenakan kaus polo putih bergaris ungu salem. Sang ibu, Annabelle Rama, tampil dengan gaya rambut pirang berpotongan pendek model bob. Cengkerama keluarga dengan canda ringan mengalir, sesekali terpotong profile shot Ruffa dan Annabelle, yang menceritakan singkat kehidupan keluarganya itu.

Inilah tayangan reality show produk stasiun televisi hiburan E! dan kehidupan selebritas di Filipina, yang bisa jadi hubungan simbiosis mutualisme. Kedua belah pihak diuntungkan. Selebritas membutuhkan perangkat industri hiburan, terutama E! yang berjaringan luas, untuk mendongkrak popularitasnya. Begitu pula acara ”paket selebritas lengkap”, seperti keluarga Gutierrez yang semua berkecimpung di dunia hiburan dan tersohor di Filipina, akan membawa nilai lebih bagi sebuah stasiun televisi. Mungkin saja rating akan meningkat.

Pasar Asia Tenggara, seperti Indonesia, yang saat ini juga terjangkau jaringan televisi E! melalui saluran berbayar diyakini akan menerima tayangan itu. Masyarakat Indonesia dikenal sangat menikmati dan mudah mengonsumsi budaya baru. Tayangan yang memadukan pembauran modernitas dalam pop, seperti reality show, akan mudah populer.

Sosiolog David Chaney dalam buku Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensif, menyebutkan, ”Pada akhir modernitas milik kita menjadi sebuah budaya tontonan (a culture of spectacle).” Acara ini adalah bagian darinya. Nilai secara tersirat akan disampaikan sebagai suguhan drama kehidupan nyata selebritas dengan penyampaian, siapa pun berhak menikmati, mempelajari, atau menirunya sebagai bagian hidup dan gaya hidup.

Ke seluruh Asia

Page 73: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kehidupan selebritas keluarga Gutierrez oleh jaringan E! dijadikan tayangan yang diputar perdana pada 1 Juni 2014. Christine Fellowes, Asia Pacific Managing Director Universal Network International, induk jaringan E!, mengatakan, kehidupan keluarga aktor ternama Filipina itu layak ditayangkan. Mereka memiliki drama kehidupan nyata yang beraneka ragam. ”Popularitas mereka di Filipina tak diragukan lagi. Kami membawanya ke seluruh Asia,” ujar dia.

Jorge Eduardo Pickett Gutierrez atau Eddie Gutierrez, kepala keluarga klan selebritas itu, merupakan aktor legendaris. Gayanya yang mirip, bahkan identik, dengan penyanyi legendaris Elvis Presley kian membuatnya tersohor di Filipina. Annabelle Rama juga seorang mantan model dan artis. Layaknya beberapa selebritas di Indonesia, ia pun menjajal peruntungan di dunia politik. Namun, Annabelle gagal dalam pemilihan anggota parlemen di wilayah Cebu.

Ruffa Gutierrez, anak perempuan dalam keluarga itu, adalah aktris, model, sekaligus ratu kecantikan. Si kembar Richard ”Chard” dan Raymond ”Mond” juga selebritas. Mereka menjadi model, aktor, dan presenter meskipun memiliki pribadi yang berbeda. Chard lebih memilih gaya hidup sporty, sementara Mond lebih modis.

Chard menuturkan, meski keluarganya adalah keluarga selebritas, berhadapan dengan kamera tentu saja tak setiap hari. Oleh karena itu, Mond menambahkan, pada awal perekaman reality show itu mereka pun canggung. ”Di mana pun kami saat di rumah, kami selalu melihat kamera yang tertuju ke arah kami. Itu membuat kami canggung. Namun, kami lama-kelamaan terbiasa,” ujar Mond, yang juga pemilik kafe kelas atas di Makati City.

Dalam kehidupan keseharian, keluarga selebritas pun tidak ubahnya keluarga biasa. Saat ditanya mengenai nilai dari tayangan itu, Ruffa menjawab, ”Kami juga orang biasa seperti kalian. Kami memiliki masalah dalam kehidupan, dan tidak seutuhnya hanya dalam keglamoran. Tayangan ini benar adanya, tanpa ada naskah apa pun.” Venice dan Lorin, putri Ruffa dari perkawinannya dengan pengusaha asal Turki, Yilmaz Bektas, pun terlibat dalam reality show ini.

Sesungguhnya, suguhan kehidupan nyata selebritas dalam tayangan televisi sudah tidak asing lagi. Beberapa selebritas dunia, seperti rocker legendaris kelompok Black Sabbath, Ozzy Osbourne; vokalis kelompok musik rock Kiss, Gene Simmons; dan model Kim Kardashian mempertontonkan kehidupan nyata keluarganya melalui tayangan serupa. Kali ini, melalui jaringan E!, kehidupan keluarga selebritas Filipina menjadi sepenggal contoh kehidupan kaum jetset Asia.

Page 74: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Bunda, Beri Kami Ketenangan…

SISWA Taman Kanak- kanak Aisyiyah Bustanul Athfal satu per satu maju membacakan puisi yang mereka tulis di hadapan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pekan lalu. Risma pun terdiam. Dia sesekali menitikkan air mata saat mendengar puisi yang berisi permohonan supaya lokalisasi Dolly segera ditutup.

”Bunda, kami ingin hidup tenang, seperti teman- teman yang lain. Bantu kami, ya Bunda, demi masa depan. Saya ingin seperti Bu Risma menjadi wali kota. Semoga Ibu sabar.” Itulah salah satu puisi singkat yang ditulis Faistin Aprilia Agustin (6), siswi TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA), dalam selembar kertas bergambar tokoh kartun Shaun the Sheep.

Begitu pun dengan Jenit, siswi lainnya. Ia merasa terganggu di rumah. Ia menulis, ”Bunda, saya takut kalau malam hari banyak orang mabuk dan suara musik yang keras. Kami tak bisa belajar, Bunda.”

Sekitar 30 siswa TK ABA 22, 23, dan 24 cabang Kecamatan Sawahan, Surabaya, dan anak- anak Panti Asuhan Muhammadiyah Putat Jaya, Surabaya, khusus menemui Risma. Mereka ingin mengungkapkan ketidaknyamanan mereka sebagai anak-anak yang tinggal dan belajar di kawasan lokalisasi Dolly. Mereka mendukung langkah Risma untuk menutup lokalisasi tersebut. Dan, Rabu (18/6) malam, lokalisasi itu akhirnya ditutup.

”Mereka menulis puisi itu dan kami hanya mengarahkan,” kata Ketua Majelis Pendidikan TK ABA Nur Hasanah. Anak-anak itu kemudian menyerahkan puisi mereka kepada Risma, memeluk wali kota itu, dan kembali pulang.

Menurut Hasanah, keberadaan lokalisasi sangat mengganggu anak-anak secara psikologis. Anak-anak sering bertanya kepada gurunya mengenai tingkah laku pekerja seks komersial (PSK). Namun, guru hanya menjawab, kelak anak-anak itu akan mengerti sendiri.

Bahkan, Hasanah menyebutkan, ada pula siswa yang merupakan anak dari PSK. Secara otomatis, si anak dapat meniru tingkah laku orangtuanya.

Dolly-Jarak

Dolly yang disebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara menyatu dengan permukiman di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Kawasan itu melingkupi lima RW dengan penduduk lebih dari 15.000 jiwa. Tak mengherankan, kegelisahan anak-anak itu pun terjadi.

Page 75: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Akses menuju Dolly berupa jalan yang pas untuk berpapasan dua mobil. Sebelum mencapai gang Dolly, orang harus melewati Jalan Jarak yang juga memiliki wisma prostitusi, sehingga banyak yang menyebut lokalisasi Dolly-Jarak sebagai satu kesatuan.

Layaknya sebuah permukiman, wisma berjajar berdampingan dengan rumah warga. Padahal, wisma itu memiliki desain yang hampir sama, memakai kaca depan berukuran besar di depan, sehingga PSK yang dipajang dapat dilihat dengan jelas. Sambil menunggu pelanggan, PSK itu duduk di sebuah sofa besar dengan pakaian minim dan tidak jarang merokok.

Pemandangan itulah yang menurut Hasanah dan guru lainnya tidak patut dilihat anak-anak. ”Anak-anak panti asuhan pun tidak diperbolehkan keluar saat malam hari,” kata dia.

Setelah mendengar puisi anak-anak, Risma bertemu dengan perwakilan warga asli Dolly dan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Dianto Bachriadi, di Balai Kota Surabaya. Warga yang rata-rata pengurus RT dan RW itu juga mengungkapkan keresahan yang sama.

Ketua RT 003 RW 012, Kelurahan Putat Jaya, Antonius Sarino mengatakan, citra Dolly amat buruk sehingga banyak saudaranya, terutama perempuan, tidak berani datang ke rumahnya sendirian. ”Biasanya mereka minta dijemput karena takut dikira PSK,” papar dia.

Tokoh masyarakat di bekas lokalisasi Dupak Bangunsari, M Jafar, yang hadir dalam pertemuan itu memiliki cerita menyedihkan. Saat putrinya berulang tahun ke-17, ia mengadakan pesta di rumah. Namun, tak ada satu pun dari orang yang diundang datang karena rumahnya berada di lokalisasi.

”Di mana hak asasi anak saya yang sebenarnya berhak mendapatkan lingkungan yang nyaman dan aman,” kata M Jafar, sambil menangis mengingat kisah itu. Suasana pertemuan itu pun dipenuhi rasa haru. Risma juga menangis dan menutup wajahnya saat mendengar cerita warganya.

Paling sulit

Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota Surabaya berupaya menutup semua lokalisasi di kota itu. Ada lima lokalisasi, yaitu Dupak Bangunsari, Klakah Rejo, Moroseneng, Tambak Asri, dan Dolly-Jarak. Empat lokalisasi telah ditutup dan Pemkot Surabaya menghadapi tantangan berat untuk menutup Dolly-Jarak.

”Ini (Dolly-Jarak) paling sulit karena ada hambatan penolakan. Sementara lokalisasi lain relatif mudah karena banyak warganya yang mendukung,” kata Risma. Hambatan itu berupa penolakan dari sekelompok orang yang mengaku sebagai warga Dolly.

Penolak itu terdiri dari PSK, mucikari, pemilik wisma, dan pedagang di kawasan Dolly-Jarak. Sejak pertengahan Mei lalu, mereka terus mengadakan aksi penolakan berupa unjuk rasa, mimbar bebas, dan pertunjukan teater.

Page 76: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Dalam beberapa aksi, ratusan PSK dilibatkan. Mereka berorasi dan menghujat Risma. Mereka menuding Risma tak berperasaan karena jika Dolly ditutup, PSK akan kehilangan penghasilan dan menderita. Kata-kata kasar terhadap Risma pun terlontar.

PSK menolak menerima bantuan modal usaha dari pemerintah sebesar Rp 5 juta per orang. Mereka beralasan, bantuan itu tak berguna karena dalam sebulan mereka bisa mendapatkan Rp 15 juta lebih. Pemilik wisma mampu meraup lebih dari Rp 60 juta per bulan.

Akibat ada pro dan kontra, situasi memanas dan ikut meresahkan warga lain. Ketua RT 005 RW 012, Kelurahan Putat Jaya, Yono mengungkapkan, sebagian besar kelompok yang menolak adalah warga dari luar Surabaya. Warga asli Dolly yang mendukung penutupan pun takut karena terintimidasi.

Yono bercerita, dirinya pernah didatangi puluhan orang karena kerap bertemu dengan pihak Pemkot Surabaya. Yono dituding ikut mendukung penutupan Dolly. ”Selama ini kami diam karena kami menghormati langkah Pemkot Surabaya dan tak menentang warga yang kontra. Namun, kalau sampai meresahkan, kami tidak bisa tinggal diam,” tegas dia.

Warga asli Dolly berencana mengadakan aksi damai di kantor Kelurahan Putat Jaya. Namun, aksi itu batal karena warga yang menolak penutupan Dolly juga mendatangi kantor kelurahan.

Melanggar HAM

Dianto menyampaikan, lokalisasi memiliki banyak bentuk pelanggaran HAM, terutama menjadi pasar perdagangan manusia. Di sisi lain, banyak warga yang menggantungkan nasib di tempat itu dan menjadi hak asasi, yang juga tidak boleh dilanggar. Penutupan Dolly harus dilakukan dengan konsep matang sehingga tidak ada satu warga pun yang haknya dilanggar.

Namun, dalam kasus ini, Risma menilai, hak anak-anak yang lebih banyak dilanggar. Mereka berhak memiliki lingkungan yang sehat agar masa depannya lebih baik. Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Pemkot Surabaya saat ini.

Bukan berarti faktor ekonomi diabaikan karena pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemkot Surabaya bekerja sama untuk mengalihfungsikan lokalisasi Dolly. Wisma prostitusi bakal diubah menjadi sentra industri rumahan, sentra pedagang kaki lima, atau fasilitas pembelajaran, seperti perpustakaan dan ruang internet.

”Saya akan membangun gedung enam lantai di Dolly yang didedikasikan untuk warga,” kata Risma. Lantai satu untuk usaha dagangan basah (sayur atau daging), lantai dua untuk usaha dagangan kering. Sementara lantai tiga dan empat untuk perpustakaan dan ruang komputer. Adapun lantai lima untuk taman bermain anak dan lantai enam untuk balai RT/RW.

Page 77: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Rencana pemberdayaan manusia itu diawali dengan deklarasi penutupan Dolly pada 18 Juni 2014 dan dipimpin oleh Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie. Risma ingin memenuhi asa anak-anak yang menginginkan lingkungan yang tenang dan aman. (Herpin Dewanto)

Page 78: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kegiatan Penambangan yang “Tersembunyi”

ONGGOKAN  pasir berwarna hitam menumpuk mirip deretan gunung di depan Pantai Rukuramba, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Di sebelah kiri tambang itu terdapat delta seluas sekitar 5.000 meter persegi, menjulur masuk jauh ke daratan, melewati jembatan penyeberang ruas jalan Trans-Flores.

Sekitar 100 meter dari tambang itu terdapat permukiman warga, yakni Desa Rukuramba dan Nangaba, ibu kota Kecamatan Ende. Berdiri pula kantor polsek dan kantor camat di Nangaba. Penduduknya sekitar 12.000 jiwa.

Namun, kawasan tambang seluas sekitar 10 hektar itu sangat sulit dikunjungi. Empat anggota satuan pengamanan (satpam) berjaga di pintu gerbang dan di sebelah timur kawasan. Mereka melarang setiap orang masuk ke dalam kawasan tambang itu.

”Anda mendapat izin dari siapa untuk masuk dalam kawasan tambang? Siapa pun tidak diizinkan masuk, apalagi mengambil gambar dalam kawasan itu. Jika ada tamu penting, harus ada persetujuan dari bos,” kata Paul, salah seorang anggota satpam itu.

Kawasan tambang pasir besi yang dikelola PT GM itu diberi pagar keliling. Menurut anggota satpam, pimpinan perusahaan bernama Yuwono tidak ada di tempat. Sudah tiga bulan, Yuwono di Surabaya. Tambang itu pun tidak beroperasi lagi, tetapi tumpukan pasir mirip deretan gunung berdiri di sepanjang pantai lokasi tambang.

Semua pertanyaan yang diajukan Kompas kepada anggota satpam selalu dijawab dengan ”tidak tahu”. Misalnya sejak kapan perusahaan itu beroperasi, sudah berapa kali mengirim pasir besi ke luar daerah, dan berapa karyawan yang bekerja di dalam perusahaan itu.

Terdapat empat kubangan air di sebelah timur dan beberapa lubang yang dibiarkan terbuka di bagian lokasi tambang. Kubangan air itu adalah hasil pertemuan Sungai Nangaba dengan air laut di delta itu. Sebelumnya tidak ada kubangan semacam itu karena tidak ada pengerukan pasir.

Seorang warga Desa Rukuramba mengatakan, perusahaan itu bekerja sangat tertutup. Kapal pengangkut pasir besi setiap akhir bulan datang memuat pasir besi dan dibawa ke luar Ende.

”Oleh karena ada penolakan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat terkait penambangan itu, pengangkutan pasir pun diduga dilakukan pada malam hari. Namun, perusahaan selama ini selalu mengatakan tidak ada kegiatan lagi, apalagi pengiriman pasir ke luar Ende,” katanya.

Page 79: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Ia mengatakan, perusahaan itu sudah beroperasi selama tiga tahun dari 10 tahun masa kontrak. Meski jangka waktu operasi relatif lama, tak ada sosialisasi kegiatan kepada masyarakat, apalagi melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Gelombang merusak

Sungai Nangaba mengalir di sisi tambang atau berada antara permukiman warga Nangaba dan lokasi tambang. Sungai itu membentuk delta seluas hampir 1 hektar. Namun, lokasi tambang terbentang dari delta Nangaba menuju arah barat sepanjang hampir 1 kilometer dengan lebar ke arah darat sekitar 500 meter.

Pada areal tambang sekitar 50 hektar yang dikuasai perusahaan terdapat kantor, dermaga pengangkut pasir besi, tempat penyimpanan alat berat, dan pemondokan karyawan. Areal itu diberi pagar pembatas dari arah ruas jalan raya Trans-Flores.

Sejumlah warga mengatakan, gelombang pasang pada Februari lalu menyebabkan empat rumah warga di Desa Berahi sekitar 500 meter dari lokasi tambang hancur. Selama ini, gelombang tidak pernah merusak rumah warga.

”Kami perkirakan kerusakan Pantai Rukuramba dan Nangaba sebagai penyebab kehancuran rumah warga tadi. Pengerukan pasir besi menggunakan alat pengeruk khusus mungkin mampu menerobos sampai jauh ke daratan,” kata mereka.

Di lokasi tambang, tanah di bagian atas masih kelihatan utuh, tetapi di dalam diduga sudah berongga sampai jauh ke daratan. Pengerukan pasir dengan alat isap dari dalam laut telah menyedot semua jenis pasir dan batu kerikil dalam tanah untuk dimanfaatkan sebagai barang dagangan.

Izin tak dicabut

Direktur Flores Institute for Resources Development Vinsen Sango mengatakan, izin usaha pertambangan (IUP) dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Ende tahun 2009 bagi kegiatan operasional yang dimulai tahun 2010. Sebanyak 20 IUP tambang, 5 di antaranya IUP eksplorasi pasir besi, dari pantai utara sampai Ende.

”Namun, kegiatan penambangan dan pemberian IUP itu sangat tertutup. Tidak diketahui DPRD dan masyarakat. Tahun 2010, saat pemerintah mengajukan rancangan peraturan daerah (raperda) tentang pertambangan dan dibahas DPRD, baru ketahuan ada 20 IUP tadi,” ungkap Vinsen.

Saat itu terjadi aksi masyarakat menolak tambang. Pesertanya dari LSM, masyarakat sipil, tokoh agama, dan akademisi peduli lingkungan. Mereka membentuk kelompok diskusi Forum Peduli Kesejahteraan Masyarakat Ende (Fopekeme) terkait pengelolaan sumber daya alam Ende.

Page 80: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kelompok Fopekeme melakukan dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Ende. DPRD menegaskan, tak tahu ada IUP itu. Oleh karena itu, disepakati kegiatan penambangan di Ende dihentikan, termasuk tambang pasir besi di Rukuramba.

”Bupati mengatakan menampung aspirasi itu, tetapi tak pernah merealisasikan pencabutan IUP tambang. Tahun 2012 terbentuk koalisi rakyat advokasi tambang, yang dilanjutkan dengan aksi penolakan tambang oleh 3.000 warga yang berdiam di sekitar lokasi tambang, termasuk warga Wolotopo dan Ndona. Mereka berjalan kaki dari lokasi tambang di Rukuramba dan Nangaba ke Gedung DPRD. Tuntutan mereka cuma satu, menolak kegiatan tambang,” kata Vinsen.

Atas tekanan itu, DPRD Ende menyepakati tuntutan warga, yakni menolak IUP dan raperda tentang tambang di Ende. Namun, hal itu belum menghentikan aktivitas penambangan pasir besi di Rukuramba. Pada awal tahun 2013, sebanyak 8.000 warga Ende dari 18 kecamatan melakukan aksi penolakan di Gedung DPRD Ende lagi.

Kalangan perusahaan menyebutkan, aktivitas pertambangan sudah berhenti sejak Desember 2012, tetapi hingga tahun 2014 masih terpantau selalu ada tumpukan pasir baru di lokasi pertambangan. Diduga ada kegiatan penambangan pada malam hari karena siang hari kegiatan di lokasi itu tampak sepi.

Persoalan yang muncul adalah sistem pengambilan pasir besi dengan cara penyedotan dari laut dengan alat berat berdiameter 2,5 meter. Alat berat ini menembus masuk jauh ke daratan dan diduga melewati ruas jalan Trans-Flores. Namun, tidak banyak orang yang tahu, sejauh mana tingkat kedalaman penyedotan itu dan seberapa luas terowongan yang terbentuk.

”Harus ada tim khusus yang melakukan penelitian pasca eksplorasi. Perusahaan mengatakan, kegiatan itu baru sebatas eksplorasi, tetapi diduga sudah dilakukan pengiriman pasir besi ke luar daerah. Penambangan sudah merusak lingkungan sekitar,” ungkap Vinsen.

Ia mengatakan, potensi pasir besi di Ende dan Sikka memang sangat tinggi. Berdasarkan hasil penyelidikan Tim Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tahun 2008, nilai kadar Fe (besi) total di kawasan itu di atas 56 persen, dengan kandungan titanium dioksida (TiO2) lebih kecil dari 2 persen.

”Kualitas pasir besi di Ende dan Sikka sangat bagus. Bentuk pasirnya halus, kelabu tua, dan kelabu muda,” ujar Vinsen. Pasir besi itu seharusnya memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada warga setempat. (KORNELIS KEWA AMA)

Page 81: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

TAJUK RENCANA

Pemilu dan Nasib Bangsa

PEMILU Presiden 9 Juli 2014 bukan hanya sekadar memilih presiden dan wakil presiden 2014-2019, melainkan juga mempertaruhkan nasib bangsa.

Kesuksesan Indonesia mengantarkan transisi kekuasaan secara damai pada 20 Oktober 2014 akan mengantarkan Indonesia ke negara dengan demokrasi matang. Gelombang demokrasi yang digulirkan pada 1998 yang dilalui dengan susah payah dan pengorbanan harus bisa digenapkan dengan tahap konsolidasi demokrasi.

Kesuksesan transisi kekuasaan itu akan ditentukan pada proses menuju Pemilu Presiden 9 Juli yang diikuti dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dalam upaya mewujudkan pemilu berintegritas itulah segala potensi kecurangan, sebagaimana diangkat harian ini, Kamis, 19 Juni 2014, harus ditekan seminimal mungkin.

Dalam suasana yang terbuka, dengan kemajuan teknologi komunikasi yang bersifat serentak, rekam jejak calon presiden mudah diketahui dengan cepat serta segala bentuk kecurangan atau penyimpangan dengan cepat tersebar dan melampaui batas teritorial negara. Tersebarnya berbagai model penyimpangan itu akan memengaruhi persepsi publik soal pemilu itu sendiri.

Kita mengharapkan pada tahap kampanye sekarang yang dibutuhkan adalah narasi bagaimana mengantarkan Indonesia ke tujuan negara, seperti tertera dalam Pembukaan UUD 1945, dan bagaimana pula narasi itu bisa diwujudkan oleh calon pemimpin dengan mencermati segala rekam jejaknya. Kampanye hitam melalui selebaran, anjuran untuk menerima uang saat pencoblosan, hanya akan menciptakan suasana tidak kondusif menyongsong 9 Juli dan menjauhkan bangsa dari cita-cita kemerdekaan.

Potensi kecurangan bisa dilakukan ketika kepala daerah menjadi anggota tim sukses pasangan calon presiden-calon wakil presiden. Dengan modal kekuasaan yang dimilikinya, kepala daerah bisa menggunakan pengaruhnya untuk mengarahkan warganya melalui aparat di bawahnya untuk memilih calon tertentu. Upaya memobilisasi pilihan rakyat dengan menggunakan instrumen kekuasaan ataupun dengan pengaruhnya yang lain pada akhirnya hanya akan mengerdilkan demokrasi itu sendiri.

Berkaca pada pemilu legislatif, tercatat ada 7.184 laporan pelanggaran administrasi, terdapat 935 pelanggaran pada tahap pemutakhiran data pemilih, terdapat 4.581 pelanggaran tahap kampanye, serta 992 pelanggaran pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara.

Kita sependapat dengan pandangan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno untuk tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Segala bentuk kampanye hitam dan fitnah

Page 82: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

harus dihindarkan untuk mencegah pertikaian. Untuk itu, otoritas penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Polri, harus menunjukkan kewibawaan dan otoritasnya guna menegakkan aturan-aturan dan hukum pemilu.

Page 83: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

TAJUK RENCANA

Tiongkok dan Vietnam Masih Tegang

PERTEMUAN antara pejabat tinggi Tiongkok dan Vietnam di Hanoi, terkait sengketa wilayah di Laut Tiongkok Selatan, diyakini tak akan berhasil.

Sejak awal pertemuan, tampak jelas bahwa kedua pihak tidak menunjukkan sikap bersahabat. Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh, yang merangkap sebagai Menteri Luar Negeri, dan anggota Dewan Negara Tiongkok, Yang Jiechi, sama-sama tidak tersenyum saat bersalaman sebelum pertemuan dimulai, Rabu (18/6).

Dalam pertemuan di antara keduanya, Tiongkok menekankan, Vietnam harus mengganti kerugian akibat kerusuhan anti Tiongkok di sejumlah kota di Vietnam. Tiongkok juga meminta Vietnam menghentikan intervensi dan perilakunya yang melecehkan.

Tiongkok mengacu pada benturan antara kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok dan kapal-kapal penjaga pantai Vietnam di perairan di sekitar wilayah tumpang tindih klaim kedua negara di Laut Tiongkok Selatan.

Benturan itu diawali oleh penempatan anjungan pengeboran minyak Tiongkok di perairan yang diklaim Vietnam masuk dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE)-nya. Tiongkok yang menganggap wilayah yang diklaim Vietnam itu sebagai wilayahnya mengirimkan kapal-kapal penjaga pantainya ke wilayah tersebut untuk berpatroli di sana. Merasa wilayah itu adalah wilayah ZEE-nya, Vietnam pun mengirimkan kapal-kapal penjaga pantainya ke sana.

Terjadilah ”perang urat saraf” di antara kedua negara tersebut. Namun, kali ini Tiongkok terkena batunya. Berbeda dengan Filipina, yang memilih untuk tidak berkonfrontasi dengan Tiongkok di Beting Thomas Second, gugus kepulauan di Laut Tiongkok Selatan, Vietnam malah memilih untuk berkonfrontasi. Kapal penjaga pantai Vietnam menabrak, atau mencoba menabrak, kapal penjaga pantai Tiongkok. Vietnam mengatakan, langkah itu dilakukan sebagai tindak balasan atas ulah kapal Tiongkok yang menabrak dan menenggelamkan kapal nelayan Vietnam.

Hubungan kedua negara pun menegang. Di beberapa kota di Vietnam terjadi aksi unjuk rasa menentang perilaku Tiongkok yang berlanjut dan berkembang menjadi kerusuhan anti Tiongkok.

Uniknya, Tiongkok yang selama ini menolak membawa masalah sengketa di Laut Tiongkok Selatan ke forum internasional tiba-tiba mengadukan Vietnam ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Vietnam memang berbeda. Negara yang pernah mengalahkan Perancis dan Amerika

Page 84: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Serikat memang tidak dapat ditekan oleh negara lain, sebesar atau sekuat apa pun negara itu. Itu sebabnya, agresivitas Tiongkok dihadapi Vietnam dengan sikap yang sama.

Kita berharap sikap Vietnam ini menyadarkan Tiongkok untuk tidak bersikap agresif, khususnya di perairan tumpang tindih klaim di Laut Tiongkok Selatan.

Page 85: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Demi Taman Bunga IndonesiaOleh: Mochtar Pabottingi

DI pengujung Mei kembali terjadi dua aksi kekerasan atas rumah ibadah atau kegiatan beribadah. Semua terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kali ini, kedua laku zalim itu menimpa saudara-saudara kita dari umat Katolik. Setiap kali yang demikian terjadi kita sungguh prihatin. Lagi-lagi ini menuntut kita semua—para pelaku, aparat keamanan, pemuka agama setempat, dan seluruh komponen masyarakat—untuk kembali merenungkan keniscayaan, arti, etika, dan tujuan pendirian negara kita, terutama pada hari-hari menjelang pesta demokrasi guna membawa bangsa kita ke jalan kehidupan politik yang luhur.

Sangat perlu ditekankan Republik Indonesia adalah kolektivitas negara-bangsa yang tumbuh dari dan menghormati keberagaman; suatu keniscayaan di mana pun di zaman modern. Di pengujung abad ke-19, Ernest Renan sudah merumuskan bahwa bangsa pasti beragam. Sejak Sumpah Pemuda 1928, beragam suku, ras, daerah, dan agama telah bertekad bersatu setara. Hanya di bawah prinsip kebangsaan kita bisa hidup, berkiprah, serta maju bersama secara adil dan bermartabat. Meninggalkan prinsip itu berarti merisikokan lenyapnya rasa-rasio kebajikan persatuan serta rahmat hidup bersama dalam kehangatan keadaban dan perdamaian.

Impian tunggal

Bersyukurlah kita bahwa Indonesia ditegakkan kukuh oleh para Bapak Bangsa di atas prinsip kesatuan dalam keberagaman. Melanjutkan tradisi Bhinneka Tunggal Ika yang sejak abad ke-14 sudah bersemi di Nusantara, dengan prinsip itu pula para Bapak Bangsa bersama-sama membayangkan, memperjuangkan, dan mengantar kita ke alam Indonesia merdeka. Pada 1924, Bung Hatta sudah mencanangkan bahwa kita mustahil merdeka tanpa menjalin persatuan lintas suku, etnis-ras, dan agama. Di atas tekad itu pulalah Bung Karno merumuskan Pancasila. Cerdas menangkap keniscayaan sejarah, mereka semua memiliki impian tunggal: keindonesiaan sebagai taman bunga.

Indonesia memang berevolusi, dibentuk, diperjuangkan, dan dipertahankan secara multisuku bangsa, multiagama, multibahasa (dengan satu bahasa persatuan), multisuku budaya, bahkan multiras. Kita mustahil merdeka dan tetap mempertahankan kemerdekaan hingga kini tanpa menjunjung prinsip keberagaman dalam berbangsa. Tanpa itu mungkin sudah sejak puluhan tahun lalu Indonesia terhapus dari peta sejarah.

Begitu kita semua kembali ke dalam kubangan primordial masing-masing itu sekaligus berarti pengerdilan inklusivisme dan pembesaran laku ”seperti katak dalam tempurung”.

Page 86: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Simpulnya adalah pencampakan Pancasila. Pepatah leluhur ”bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” bukanlah omong kosong. Sekali kita pecah, perpecahan akan menggelinding bagai bola salju dan menggilas kita semua ke dalam kemusnahan. Prospek terbesar dari pembubaran bangsa tak lain adalah kembalinya kita ke alam penjajahan sepenuhnya oleh negara-negara atau kekuatan-kekuatan ekonomi-politik raksasa.

Di sini gagasan Bung Hatta kembali bergema: hanya dengan persatuan kita bisa merebut kemerdekaan. Makna ikutannya, hanya dengan persatuan pula kita bisa mempertahankan kemerdekaan. Dan persatuan yang kita maksud selalu adalah persatuan dalam keikhlasan menerima dan bertolak dari sikap saling menerima, saling peduli, dan saling memuliakan harkat lintas sekat-sekat primordial.

Hidup di dalam keberagaman bukanlah pilihan. Itu keniscayaan. Itu hukum Tuhan. Seniscaya dan sehukum dengan matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Umat manusia berbeda-beda bukan hanya dalam arti bahwa Tuhan memang menciptakan mereka demikian, melainkan juga bahwa Tuhan mengodratkan kimiawi jiwa manusia untuk gandrung dan bolak-balik pada hasrat akan kesamaan dan hasrat akan perbedaan itu. Selain itu, setiap saat bergantung pada tingkat kematangan atau kekerdilan akal budinya.

Dibawakan ke iman Islam, Allah menegaskan—di dalam Al Quran—bahwa andai kata Dia menciptakan umat manusia hanya sebagai satu umat, mereka akan tetap saling bertikai. Penyebabnya tak lain adalah hawa nafsu untuk mendaku Tuhan sebagai milik umat atau golongan sendiri. Dalam hal ini, Al Quran kembali memancarkan cahaya kearifannya: ”Tak boleh ada paksaan dalam agama. Kebenaran sudah tampak terang benderang dibandingkan dengan kesesatan”.

Dalam konteks inilah pesan terdalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebetulnya tak lain adalah kemahapengasihan Tuhan meliputi seluruh umat dan makhluk. Lantaran zat atau eksistensi-Nya tak terbatas, Dia mustahil didaku sendiri oleh umat atau golongan mana pun. Sebab, begitu suatu umat mendaku Tuhan sebagai miliknya sendiri, pada saat itu pula mereka melecehkan Tuhan sebagai bisa dimiliki dan karena itu terbatas. Pada saat itu pula iman mereka tersesat. Tuhan yang lebih dekat dari urat leher kita itu adalah ”Ada” yang mustahil terjangkau, apalagi terangkum oleh makhluk-Nya yang mana pun.

Sejarah umat Islam sendiri, terutama begitu Rasulullah SAW wafat, beratus tahun bersimbah darah pertikaian karena dorongan hawa nafsu pendakuan Islam untuk pihak sendiri. Dan di dunia Muslim kenyataan hitam kelam ini berlangsung hingga kini. Contoh paling mutakhir adalah perilaku Boko Haram di Nigeria dan saling bantai Sunni-Syiah di Irak. Sulit mencari yang lebih biadab, yang lebih tak Islami daripada rangkaian laku keji dan nista demikian.

Kembali ke Pancasila

Di Tanah Air, masih ingatkah kita bagaimana warga Muhammadiyah pernah pecah ke dalam dua kubu: Partai Amanat Nasional dan Partai Matahari Bangsa? Atau bagaimana sesama

Page 87: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

warga nahdliyin, dari Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Kebangkitan Ummat ”saling bunuh” pada Pemilu 1999? Kita bisa memastikan bahwa kaum Muslimin bukanlah satu-satunya umat beragama yang tiada hentinya saling bertikai, baik terbuka maupun diam-diam. Mayoritas penyebabnya tak lain adalah laku saling mengafirkan ataupun tarikan kepentingan-kepentingan materi.

Satu-satunya jalan untuk membangun ”Taman Bunga Keindonesiaan” bukan hanya menolak terjebak dalam penajaman perbedaan primordial, melainkan juga kembali kepada semangat Pancasila. Kita dituntut mewujudkan secara ideal setiap sila di dalamnya yang memberikan ruang hidup setara dan bermartabat bagi segenap warga-bangsa.

Di sini sangatlah penting bagi kita untuk sepakat dalam dua penempatan filosofis atas Pancasila. Pertama, setiap sila di dalamnya harus diterima dalam artinya yang lapang dan inklusivistik. Kedua, kelima sila di dalamnya juga harus diterima dalam keterpaduan atau konvergensinya satu sama lain, bukan dalam hierarki atau potensi keterpecahan dan divergensinya. Kedua penempatan filosofis ini pula yang membuat Pancasila diterima oleh semua pihak dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

Penyerangan terhadap umat ataupun rumah ibadah agama apa pun, yang secara konstitusional memiliki hak hidup di negeri kita, pastilah sangat tak patut dan bisa mengancam keselamatan republik kita. Apalagi di tengah suasana pemilihan umum presiden. Begitu pula penggunaan metafor ”perang” yang sungguh tidak pada tempatnya dalam kaitan dengan mekanisme utama demokrasi tersebut karena metafor demikian sangat mudah tergelincir atau menggelincirkan.

Pemilihan umum haruslah kita jadikan momentum untuk menjernihkan kembali ideal-ideal kita bernegara dan berbangsa. Dengan demikian, kita dapat memilih pasangan kandidat kepresidenan yang paling setia membela prinsip keberagaman, inklusivisme, dan semangat persaudaraan sebangsa. Sebab, hanya dengan jalan itu bangsa kita bisa selamat.

Hanya dengan kehangatan solidaritas kebangsaan kita bisa menemukan modus vivendi bagi koeksistensi kita pada ranah dan bidang apa pun. Segenap memori teror yang masih atau berpeluang melekat pada diri kita masing-masing, apalagi pada salah satu atau pada kedua pasangan kandidat kepresidenan, segenap tanda-tanda masih bertahannya militerisme atau kecenderungan otoriter, setiap indikasi pengkhianatan pada amanat Reformasi, haruslah dihadapkan pada tuntutan transparansi dan dimintai pertanggungjawaban sebelum terlambat.

Saat menyongsong Pilpres 2014, momentum bagi ”Taman Bunga Keindonesiaan” akan lebih mudah tercapai jika semua warga negara memilih secara bertanggung jawab. Patut ditekankan bahwa dalam iman agama mayoritas di negeri ini (yang di tingkat menengah ke bawah banyak dijadikan ladang kampanye sarat fitnah), memilih tak lain adalah bersaksi. Salah satu pesan sentral Tuhan dalam Al Quran tak lain agar kita berlaku seperti tuntutan untuk menegakkan timbangan dalam jual-beli, kita pun dituntut bersaksi secara adil dan

Page 88: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

benar dalam soal-soal yang jauh lebih besar. Sebab, pada hari kemudian semua timbangan dan kesaksian akan dituntut pertanggungjawabannya.

Hanya dengan tingkat kewaspadaan demikian bangsa kita bisa tetap terjamin melangkah menuju ”Taman Bunga Keindonesiaan”.

Mochtar Pabottingi, Profesor Riset LIPI

Page 89: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Tentang TRIMSOleh: Iwan Pranoto

PEMISAHAN dan pemagaran IPA, IPS, teknologi, dan seni menjadi bukan saja cara berpikir usang, melainkan juga merugikan. Saat ini, seni merupakan elemen utama dalam gelombang inovasi.

Perusahaan kamera klasik Leica adalah satu contoh perusahaan yang tetap berkembang meski terkena gempuran revolusi digital. Pabrik pembuat kamera yang digunakan para wartawan ternama ini mampu bertahan. Tidak saja karena foto klasik Che Guevara yang terkenal itu diambil dengan kamera Leica, tetapi pabrik kamera ini juga tetap berinovasi sampai hari ini.

Beberapa pekan lalu, Leica merayakan 100 tahun kiprahnya dalam fotografi dengan menciptakan desain kamera baru. Inovasi tersebut hasil kolaborasi lintas disiplin. Keunggulan Leica dalam sains dan teknologi perlensaan, keindahan sentuhan seni perancang mobil Audi, dan kemudahan tatap muka sistem operasi buatan rekayasawan Apple berkolaborasi. Kolaborasi itu merupakan ilustrasi bagaimana ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan seni berpadu menggagas inovasi hari ini.

Seni dan ilmu kemanusiaan 

Pada awal milenium telah disadari bahwa iptek dan matematika akan menjadi motor pengembangan ekonomi dan pembangunan. Khususnya gagasan yang diberi nama STEM (science, technology, engineering, and mathematics) yang diajukan Presiden Qualcomm Inc, Harvey White.

Gagasan ini mendorong lahirnya rangkaian kebijakan nasional di beberapa negara maju. Salah satunya adalah dorongan penguatan pendidikan bidang matematika dan IPA mulai dari SD sampai pendidikan tinggi. Di AS, misalnya, Presiden George W Bush pada 2007 mengesahkan perundangan STEM Initiative. Dan, dalam skala antarnegara, organisasi ekonomi OECD melalui Programme for International Student Assessment (PISA) membangun kesadaran atas perlunya STEM. Hal ini karena semua industri mulai dari konstruksi, keuangan, pelestarian lingkungan, sampai bidang jasa makin hari kian butuh kepakaran STEM.

Namun, empat tahun lampau, Harvey White mengoreksi STEM. Seperti Steve Jobs, beliau yakin bahwa STEM tak cukup. Inovasi dan kreativitas membutuhkan unsur seni dan ilmu kemanusiaan. Harvey White mengusulkan menambahkan arts sehingga STEM menjadi STEAM. Ini bukan sekadar jargon baginya. Di perusahaan berteknologi tinggi yang dikelolanya, seni bukan sekadar pelengkap. Pekerjanya secara eksplisit disyaratkan untuk belajar seni, selain sains.

Page 90: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Dalam tulisan ini, STEAM diterjemahkan sebagai teknologi, rekayasa, ilmu pengetahuan, matematika, dan seni (TRIMS).

Dalam pendidikan klasik, kegiatan berkesenian merupakan unsur yang tak terpisahkan. Seperti dalam pendidikan liberal arts, yang bertujuan agar pelajar mengembangkan dirinya untuk menjadi warga negara yang berpikir merdeka dan peduli, seni adalah salah satu wahananya.

Ke dalam diri murid, seni efektif menyuburkan kreativitas murid dan sikap inovatifnya. Adapun bagi dunia iptek kreativitas dari kegiatan berkesenian berdampak terhadap peningkatan penemuan baru dalam iptek. Seperti kata Carl Sagan, tumbukan antara kreativitas dan rasa skeptis yang menghasilkan penemuan tak terduga dalam sains.

Jika kreativitas dan pemikiran kritis telah disadari merupakan kemampuan utama hari ini, berkesenian harus merasuk di semua jenjang pendidikan. Seni bukan disiplin pelengkap. Meski tak perlu ada pembelajaran khusus yang memadukan seni dan sains, iklim berkesenian harus merasuk ke pelajaran lain. Sains membutuhkan ”kegeniusan dan kesintingan” seni. Sebaliknya seni perlu berani dirasuki ”kedeterministikan” sains alam. Iptek dan matematika butuh unsur estetika dan sebaliknya seni butuh unsur rasionalitas.

Bagi Indonesia sekarang, kebijakan pendidikan umum yang menyegregasi keilmuan dan menomorduakan pendidikan seni perlu dikenali, dihentikan, dan dikoreksi.

Secara khusus, di tingkat pendidikan menengah perlu dipertanyakan apakah kebijakan pemisahan atau penjurusan di SMA tak terlalu dini untuk dunia hari ini. Jika kebijakan pemisahan ini bertentangan dengan kecenderungan dunia yang membutuhkan jenis manusia baru, seperti pengacara yang menguasai UU, paham bermatematika sekaligus kreatif menulis kontrak, sebaiknya kebijakan usang itu ditinjau ulang. Kebijakan yang memberikan porsi matematika lebih kecil daripada IPS dibanding IPA teramat absurd. Hari ini, ilmu ekonomi sampai ilmu politik melibatkan matematika yang tak kurang dari ilmu biologi. Kebijakan sejenis ini dan dampaknya perlu direnungkan lebih dalam.

Di pendidikan tinggi, perguruan tinggi di Indonesia yang merumahi TRIMS dan sudah mengelola kolaborasinya teramat sedikit. Lulusan TRIMS yang generalis sama dibutuhkannya dengan yang spesialis karena permasalahan dunia semakin kompleks membutuhkan lintas perspektif. Karena itu, program studi (prodi) S-1 di perguruan tinggi yang terlalu spesialis sempit perlu ditinjau. Prodi S-1 sebaiknya bersifat generalis agar lulusannya mudah menyeberang dan membangun karya hasil perpaduan antardisiplin.

Namun, jenjang S-2 dan S-3 memang sifatnya harus spesialis, apalagi S-2 keprofesian. Kita tetap ingin dilayani apoteker yang spesialis. Garda depan riset perguruan tinggi pada jenjang pascasarjana, bukan S-1, demikian ditekankan mantan Mendikbud Wiranto Arismunandar.

Prodi S-1 yang terlalu spesialis akan merugikan dan menyusahkan lulusannya. Mereka sulit menyesuaikan dan menemukan pekerjaan di dunia kerja yang senantiasa berubah cepat. Jenis

Page 91: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

pekerjaan yang benar-benar baru dan belum dikenal sebelumnya, seperti manajer media sosial, pakar generasi milenium, pakar sustainabilitas  (keberlanjutan) bermunculan di dekade terakhir ini. Lulusan S-1 harus ”siap belajar” memasuki lahan pekerjaan baru tersebut dan yang akan bermunculan lainnya. Moto lulusan ”siap kerja” menjadi absurd karena mustahil perguruan tinggi hari ini menyiapkan kecakapan khusus untuk pekerjaan yang baru muncul 10 tahun mendatang.

Inovatif lintas disiplin

TRIMS bukanlah tentang mengajarkan semua disiplin, melainkan juga upaya sistematis membangun budaya inovatif, berpikir kreatif, berperspektif jamak, dan mau melintas disiplin dalam memahami permasalahan dunia dan menyelesaikannya. Akademisi di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia sudah memelopori kegiatan yang menjalin komunikasi antar-keilmuan dasar, kemanusiaan, dan rekayasa. Kolaborasi untuk inovasi ini perlu disuarakan lebih luas.

Dalam buku Creating Innovators (Wagner, 2012) dikemukakan, sikap berinovasi tumbuh melalui kegiatan yang mengutamakan play, passion, and purpose, (bermain, kasmaran, dan bermakna).  Artinya, setiap pembelajaran perlu dijiwai kehendak bermain, didorong kasmaran belajar seperti keingintahuan, dilandasi keyakinan kebermaknaan seperti keyakinan diri dapat membuat sebuah perubahan. Ilustrasi terbaik untuk kebermaknaan adalah bagaimana Steve Jobs memilih kata-katanya guna mengungkapkan cita-citanya dalam berkarya. Dia ingin membuat a ding in the universe atau membuat sebuah ”cuilan” di semesta. Karyanya diharapkan mampu ”mencuil” semesta.

Sementara itu, ke dalam, pendidikan TRIMS memfasilitasi proses pemanusiaan diri dan pengembangan sikap. Melalui pendidikan TRIMS, murid mengembangkan sikap kolaborasi sebagai lawan dari pencapaian individu, pemberdayaan diri sebagai lawan dari penyerap pengetahuan, pemberani mengambil risiko sebagai lawan dari penghindar risiko, dan bermotivasi intrinsik sebagai lawan dari belajar untuk lulus ujian dan menyembah indeks prestasi.  

Iwan Pranoto, Guru Besar Matematika ITB

Page 92: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Memahami Revolusi MentalOleh: Sudarsono Hardjosoekarto

LEBIH  dari 10 tahun sebelum capres Jokowi menyampaikan gagasan tentang Revolusi Mental (Kompas, 10 Mei 2014), saya sudah mengemukakan hal itu pada artikel berjudul ”Presiden sebagai Pemimpin Pembelajaran” (Kompas, 8 November 2003).

Saat itu, saya mengupas kepemimpinan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad berdasarkan studi systems thinking yang dilakukan Prof Kim Dong-hwan dari Chung Ang University, Korsel.

Sama dengan calon presiden Joko Widodo, saya menggunakan istilah revolusi mental untuk menggambarkan kebutuhan pemimpin nasional sebagai pemimpin pembelajaran. Saat itu, saya katakan, ”Itulah sebabnya setiap negara dan bangsa memerlukan pemimpin pembelajaran, yakni pemimpin yang telah mengalami revolusi mental atau shift of paradigm. Pemimpin yang bukan hanya pandai membawa dirinya menjadi pembelajar sepanjang hayat, melainkan juga membangun seluruh organisasi bangsa menjadi organisasi pembelajaran (learning organization) dan sekaligus membimbing bangsanya menjadi bangsa pembelajar.”

Trisakti Bung Karno

Esensi revolusi mental adalah proses pembelajaran dan perubahan, yakni perubahan dari cara berpikir lama (linier thinking) ke cara berpikir baru (system thinking). Pentingnya revolusi mental ini dikemukakan oleh CK Prahalad, ”If you don’t change, you die.” Juga ditegaskan oleh Peter Drucker bahwa ”The greatest danger in times of turbulence is not the turbulence… it is to act with yesterday’s logic.” Maksudnya adalah ”Yang paling berbahaya dalam situasi krisis bukanlah krisis itu sendiri, tetapi justru tindakan yang dilandasi cara berpikir yang ketinggalan zaman”.

Capres Jokowi mengupas Trisakti Bung Karno sebagai tawaran untuk menyelesaikan krisis nasional saat ini. Dalam revolusi mental yang merupakan cerminan proses pembelajaran, tiga hal harus dilakukan.

Pertama, meninggalkan paradigma lama (to unlearn) yang menjadi penyebab sekaligus kendala penyelesaian krisis. Kedua, menggali dan kemudian menghidupkan kembali paradigma lama (to relearn) yang masih dapat diandalkan untuk menyelesaikan krisis. Ketiga, mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan paradigma baru (to learn) untuk menjawab krisis multidimensi dan tantangan bangsa yang makin kompleks.

Jelas bahwa tawaran penyelesaian krisis nasional dengan Trisakti Bung Karno barulah satu aspek saja, yakni to relearn dari revolusi mental. Masih harus dielaborasi lebih lanjut

Page 93: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

bagaimana strategi to unlearn dan sekaligus to learn sebagai satu kesatuan triple loop learning, sebagai wujud revolusi mental, bagi bangsa dan pemimpin pembelajaran.

Ketidakberdayaan

Selain strategi triple loop learning yang harus diurai dengan jelas, aplikasi revolusi mental juga harus mengantisipasi potensi ketidakberdayaan belajar (learning disability). Paling tidak ada 7 butir yang harus diantisipasi menurut Peter Senge, yakni (1) I am my position, (2) the enemy is out of there, (3) the illusion of taking charge, (4) the fixation on events, (5) the parable of boiled frog, (6) the delusion of learning from experience, dan (7) the myth of the management team.

”Saling menyalahkan” adalah contoh penyakit the enemy is out of there. Maka menyembuhkan penyakit ”semua orang lain salah, yang benar hanya diri sendiri” adalah salah satu contoh revolusi mental itu.

Demikian juga, I am my position adalah penyakit serius yang harus masuk agenda penyembuhan, termasuk, antara lain, ”Saya anggota DPRD dipilih oleh tiga puluh ribu pemilih, jadi untuk apa saya harus ikut pelatihan?”

Mempertimbangkan banyaknya potensi ketidakberdayaan belajar, sering dikatakan bahwa proses pembelajaran dan revolusi mental tidaklah mudah. Learning is a painful process. Karena itu, revolusi mental memerlukan contoh nyata keteladanan pemimpin.

Jauh hari, saya sudah mengemukakan pentingnya disiplin dialog seorang pemimpin. Dialog adalah metode komunikasi untuk memperoleh kecendekiaan kolektif (collective intelligence) dan kesepahaman (shared meaning) yang optimal. Dengan dialog akan diperoleh keseimbangan antara mencari tahu (inquiry) dan memberi tahu (advocacy).

Pemimpin yang telah mengalami revolusi mental adalah pemimpin yang telah meninggalkan cara-cara debat kusir, bahkan telah naik kelas melampaui diskusi terampil, menunjukkan kecanggihan dalam dialog, yakni antara lain mau dan mampu mendengarkan hal-hal yang tidak ingin didengarkan.

Capres Jokowi menawarkan revolusi mental menjadi gerakan nasional. Untuk itu, praktik nyata dan keteladanan pemimpin sangat perlu: mulai dari diri sendiri, keluarga, tempat kerja, tempat tinggal, meluas sampai kota dan negara. Lebih dari itu, gerakan nasional ini harus ditopang perombakan sistem pendidikan secara keseluruhan.

Basis pendidikan

Pertama, tata ulang pendidikan umum nasional. Target-target kuantitatif, sampai karut-marut ujian nasional, memberi kesan kuat bahwa pendidikan dari usia dini sampai pendidikan tinggi kita bersifat traumatis dan diwarnai kekerasan, baik fisik maupun simbolik. Dalam kurikulum kita tidak ada yang memastikan bahwa proses belajar-mengajar harus membahagiakan siswa.

Page 94: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Kedua, reformulasi pendidikan kedinasan, pendidikan aparatur sipil negara, dan pendidikan pejabat publik. Saat ini masih terdapat kesenjangan dalam pendidikan pejabat publik. Siapakah yang melakukan pendidikan politik dan kebangsaan, sebagai landasan revolusi mental, bagi kader parpol?

Kiprah parpol dalam melakukan pendidikan kadernya sejak diundangkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Parpol nyaris tidak terdengar. Bila kader parpol menjadi kepala daerah atau anggota DPRD, memang ada fasilitas pelatihan seperti yang diatur dalam UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Namun, bagaimana dengan pendidikan institusional politik dan kenegaraan bagi anggota DPR dan DPD?

Sudarsono HardjosoekartoGuru Besar Sosiologi Organisasi FISIP UI; Sekjen DPD

Page 95: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

Inang Baru Perguruan Tinggi Bukan SolusiOleh: Budi Widianarko

Di tengah kerinduan sebagian kalangan perguruan tinggi untuk memiliki inang baru pengganti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saya sepakat dengan rumusan hasil diskusi Forum Rektor Indonesia bekerja sama dengan Kompas. ”...persoalannya bukan lagi sebatas perguruan tinggi di bawah kementerian yang mana. Namun, lebih soal perumusan tata kelola yang memampukan perguruan tinggi untuk lebih lentur dan lincah menjalankan perannya dan menghadapi ragam tantangan tersebut. Tanpa kelincahan dan fleksibilitas, perguruan tinggi akan terus menghadapi masalah serupa apa pun kementeriannya”, (Kompas, 9/6/14).

Tuntutan inang baru hanya karena perguruan tinggi (PT) menjalankan fungsi riset adalah argumen yang tidak kokoh. Apalagi ketika dibandingkan dengan negara-negara lain. ”Sebagai perbandingan, negara-negara yang maju industrinya memasangkan pendidikan tinggi dengan riset teknologi dan inovasi dalam satu kementerian. Sebut saja, Perancis dengan Ministry of Higher Education and Science, Jerman dengan Federal Ministry of Education and Research, serta Jepang dengan Ministry of Education, Culture, Sport, Science, and Technology”, (Kompas, 9/6/2014).

Dari contoh yang ditampilkan, hanya Perancis yang memiliki kementerian yang secara eksplisit menggunakan frasa ”pendidikan tinggi”. Sisanya tetap menggunakan kata ”pendidikan” yang dilengkapi dengan unsur-unsur lain sesuai konteks masing-masing.

Dari penelusuran cepat di situs web, penulis menemukan beberapa negara yang menggunakan frasa ”pendidikan tinggi” untuk nama kementerian yang jadi inang PT, yaitu Malaysia, Sri Lanka, Afganistan, Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, Kenya—selain Perancis. Adapun sejumlah negara yang maju dalam penelitian justru nama kementeriannya diawali dengan kata ”pendidikan”, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Denmark, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan Finlandia, salah satu ”raksasa” riset dan inovasi, menggunakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ministry of Education and Culture) seperti Indonesia. Jadi jelaslah bahwa nama kementerian bukanlah isu utama.

Masalah utama PT kita adalah pengaturan berlebihan yang mengunci kelincahan dan kelenturan. PT kita disibukkan oleh perkara prosedural yang menyita energi, seperti pengisian Pangkalan Data Perguruan Tinggi sebagai laporan semesteran, laporan kinerja dosen, pengurusan jabatan akademik dosen, dan terakhir Sistem Informasi Pengembangan Karir Dosen (SIPKD). Sungguh ironis, Indonesia sebagai negara demokrasi, rezim pendidikan tingginya dilanda ”jawatanisasi” menjadi sentralistik dan otoriter.

Kisah PTS

Page 96: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

”Jawatanisasi” (Satryo Soemantri Brodjonegoro, Kompas, 8/3/2013) bukan hanya melanda PT negeri (PTN). Meski bertolak belakang dengan watak keswastaannya, PT swasta (PTS) juga larut dalam arus besar ”jawatanisasi”. Bagi PTN, otonomi adalah harapan PTN, sedangkan bagi PTS itu hanya ilusi. Jangankan guru besar, ”sekadar” mengangkat asisten ahli—jabatan fungsional akademik terendah—sekalipun, PTS tidak berwenang.

Dari perdebatan otonomi PT, PTS memang cenderung terpinggirkan. Padahal, Elfindri (Kompas, 21/3/2013) menunjukkan 70 persen mahasiswa menuntut ilmu di PTS. Ada kesan dengan kekuatan anggaran yang meraksasa, pemerintah mengabaikan PTS. Padahal, PTS telah hadir sebagai penyedia akses pendidikan tinggi ketika anggaran pendidikan masih sangat terbatas. Bahkan tidak sedikit PTS yang lahir lebih dahulu ketimbang PTN dan menjadi lahan persemaian ilmu pengetahuan hingga kini.

Menurut Elfindri, meningkatkan akses dengan cara memperbesar daya tampung PTN (bukan menguatkan PTS) adalah langkah yang sangat keliru. Pemerintah hanya mengandalkan asumsi bahwa PTS yang lebih dari 3.000 itu biar beroperasi melalui mekanisme pasar. Pemerintah menjalankan peran bak ”satpam” yang aktif dalam ”operasi” penertiban belaka.

Pengelompokan

Meskipun Satryo Soemantri Brodjonegoro (Kompas, 8/3/1013) yakin bahwa otonomi lembaga pendidikan tinggi dan otonomi profesi insan kependidikan akan menghapus dikotomi lembaga pendidikan negeri dengan swasta, terlalu naif jika otonomi sepenuh-penuhnya diberikan kepada semua PTS (lebih dari 3.500) tanpa terkecuali.

Adalah terlalu naif pula jika otonomi penuh diberikan kepada semua PTN tanpa memperhitungkan status perkembangannya. Pemberian otonomi semestinya dilakukan berjenjang, sesuai kondisi obyektif kinerja dan mutu PT. Ini memang tantangan berat, terutama ketika faktor politis masih sering menjadi faktor pertimbangan pengambilan keputusan.

Keragaman ukuran, kinerja, dan mutu dari ribuan PTS dan hampir 100 PTN tentu saja harus disikapi oleh pemerintah dengan strategi pengembangan yang jelas dan konsisten. Demi daya saing PT Indonesia, terutama riset, pemerintah seharusnya berani mengelompokkan PT berdasarkan kinerja dan mutu.

Tahun 2007, pemerintah berani menetapkan ”50 promising Indonesian Universities”. Tiga tahun sebelumnya Jerman menetapkan sembilan PT elite untuk menjadi ”pemain utama” pendidikan tinggi global, tentu saja melalui proses seleksi yang rumit dan panjang (baca Barbara M Kehm, IHE-fall 2009). Yang berbeda adalah, kesembilan PT lantas mendapat suntikan dana besar selama lima tahun dari Federal Ministry of Education (bukan Higher Education) and Research.

Di Indonesia, pengelompokan 50 PT tidak ditindaklanjuti dengan dukungan habis-habisan dari pemerintah berupa sumber daya dan otonomi akademik. Padahal, hanya dengan

Page 97: Artikel Pilihan Kompas 20 Juni 2014

pengelompokan kinerja riset PT bisa dipacu, karena sungguh mustahil memacu ribuan PT sekaligus. Tanpa keberanian meneruskan prakarsa pengelompokan lengkap dengan peta-jalannya, daya saing PT kita tidak akan beranjak dari sekarang.

Budi Widianarko

Rektor Unika Soegijapranata