artikel media pembelajaran matematika
TRANSCRIPT
A. Pengertian Media Pembelajaran Matematika
Kata ‘media’ berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Association of education and
communication technology (1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Menurut Criticos (1996) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan menurut Blake dan
Horalsen dalam Latuheru (1988) media merupakan saluran komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan.
Haryanto mengemukakan bahwa “istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud untuk pengajaran, maka media itu
disebut media pengajaran”. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Gagne dan Briggs (1975) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder,
kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan
computer.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Briggs (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Sedangkan National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Sedangkan media pendidikan matematika yang lebih cenderung disebut alat peraga
(manipulative materials) matematika dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga yang
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam
GBPP bidang studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar
mengajar. Dengan kata lain alat peraga matematika adalah alat yang digunakan untuk
mempermudah menjelaskan konsep matematika. 1
GURUKOMUNIKAT
OR
Suatu benda dalam pembelajaran matematika
dapat menjadi alat peraga, alat, alat pembelajaran, atau
tidak mempunyai arti apa-apa. Yang dimaksud alat peraga
adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika.
Adapun yang dimaksud alat adalah alat untuk menghitung, menggambar,
mengukur, dsb., seperti kalkulator, komputer, mistar, jangka, busur derajat, klinometer, dsb.
Sedangkan yang dimaksud alat pembelajaran yaitu alat bantu yang digunakan untuk
memperlancar pembelajaran matematika, seperti OHP, komputer, papan tulis, spidol/ kapur,
dsb. Suatu benda dikatakan tidak mempunyai arti apa-apa akan terjadi jika benda tersebut
tidak dikaitkan dengan topik dalam pembelajaran
Matematika merupakan ilmu abstrak yang berkaitan dengan pola dan aturan serta
bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. oleh
karena itu dibutuhkan suatu media pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam
memahami materi matematika dan membantu guru dalam menjelaskan konsep matematika
yang abstrak. Jadi media pembelajaran matematika adalah alat atau bahan yang digunakan
untuk memudahkan guru dalam menjelaskan konsep matematika yang abstrak dan
memudahkan siswa dalam memahami materi matematika sehingga dapat merangsang
perhatian, fikiran, perasaan, kemampuan dan kemauan peserta didik dalam mempelajari
matematika.
B. Kedudukan Media Pembelajaran Matematika
2
PESANCOMMUNIC-
MESSAGE
SISWAKOMUNIKAN
MEDIA(CHANNEL)
Dari bagan di atas, terlihat bahwa
kedudukan media pembelajaran dalam
proses pmbelajaran matematika adalah
sebagai fasilitas, alat pembelajaran dan
peragaan. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu
sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran. Tanpa media media pembelajaran komunikasi tidak akan
terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal.
Kedudukan media pembelajaran sebagai fasilitas, yaitu fasilitas pembelajaran yang
digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Dengan media pembelajaran ini, diharapkan dapat memfasilitasi setiap kemampuan dan
keterampilan siswa sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Selain itu, media
pembelajaran dapat memfasilitasi siswa yang memiliki tipe belajar berbeda-beda seperti tipe
belajar Audio Visual, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran matematika.
Kedudukan media pembelajaran sebagai alat pembelajaran dan peragaan yaitu media
pembelajaran digunakan guru sebagai alat peraga dalam menjelaskan materi matematika yang
abstrak. Melalui media pembelajaran, materi yang disampaikan bisa terlihat lebih konkret
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi matematika. Media pembelajaran
sebagai alat pembelajaran dan peragaan dapat membantu siswa dalam mengkontruksi
pemahamannya sehingga kesalahan konsep dapat dihindari. Oleh karena itu, keberadaan
media pembelajaran dalam menjelaskan konsep matematika sangat penting, terutama bagi
siswa sekolah dasar yang tahap perkembangannya masih dalam operasional konkret.
C. Rasional Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Matematika
Beberapa alasan mengapa dalam proses pembelajaran matematika diperlukan media
pembelajaran, diantaranya:
1. Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan3
FASILITAS-ALATPEMBELAJARAN
PERAGAAN(MANUAL-TIK)
Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak
disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat
dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut
Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak
harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep-konsep
matematika.
2. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami
Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi matematika
tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu dengan alat
pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak
hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus
melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai,
konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila
disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal
oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu
alasan melakukan tiap langkah tersebut.
3. Hirarki matematika ketat dan kaku.
Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk dapat
menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari
atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan
kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan
dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar tersebut, diikuti
kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus
mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau
pengetahuan diatasnya.
Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam pemecahan masalah
membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya,
yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan
media agar dapat menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya
bersifat siatematis dan cenderung kaku.
4. Aplikasi matematika kurang nyata
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata,
bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah kumpulan angka dan
simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar matematika dapat diaplikasikan 4
ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam
mempelajari konsep-konsep dalam matematika.
5. Belajar matematika perlu fokus
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku
sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari matematika. Maka
dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan materi matematika,
sedangkan kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya.
Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh
karena itu guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika.
Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau gagasannya dalam
pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak bosan.
6. Citra pembelajaran matematika kurang baik
Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang baik, mereka
berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan
banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi
matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik
oleh siswa. Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai
dari penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan
dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian
contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak sebagai latihan.
Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak siswa yang
menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-rumus dan angka-
angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa sudah menyerah dan
merasa tidak akan mampu menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, hal ini
mengakibatkan siswa menjadi tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Maka dari itu alat peraga dapat membantu guru untuk mengubah
paradigma yang selama ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa
khususnya.
7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi
matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan bagi siswa dalam
pembelajaran matematika. maka untuk memahami konsep dan prinsip masih
diperlukan pengalaman melalui obyek konkret (Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep
diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkret, kemudian 5
dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran
matematika, peranan media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu
konsep atau prinsip.
8. Motivasi siswa dalam mempelajari matematika sangat rendah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini, dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas dasar hal tersebut, maka pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD)
hingga dewasa untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Namun, dalam kenyataannya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari
matematika sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
menganggap bahwa matematika merupakan salah satu peljaran yang sulit dipelajari.
Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaran dalam proses pembelajaran
matematika untuk memudahkan siswa dalam mempelajari matematika, sehingga
melalui penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar motivasi siswa dapat
meningkat.
Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika, pembelajaran
matematika di sekolah dalam penyajiannya harus diupayakan dengan cara yang lebih
menarik bagi siswa. Matematika sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik.
Namun, seringkali hal tersebut tidak dihadirkan dalam proses pembelajaran
matematika. Akibatnya siswa mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika
hanya dikenal oleh siswa sebagai kumpulan rumus, angka, dan simbol belaka.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari pendekatan
yang digunakan oleh guru. Dan pendekatan tersebut biasanya dipengaruhi oleh
pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan oleh apa yang diyakini paling baik
untuk proses pembelajaran matematika di kelas. Guru yang memandang matematika 6
sebagai produk yang sudah jadi akan mengarahkan proses pembelajaran siswa untuk
menerima pengetahuan yang sudah jadi. Guru akan cenderung mengisi pikiran siswa
dengan sesuatu yang sudah jadi. Sementara, guru yang memandang bahwa
matematika merupakan suatu proses akan lebih menekankan aspek proses daripada
aspek produk dalam pembelajaran matematika. (Marpaung, 1998).
Akhirnya, yang menjadi permasalahan psikologis adalah bahwa pendidikan
matematika di negeri ini sudah terlanjur dan banyak “luka psikologis” yang diderita
siswa berkaitan dengan pendidikan matematika. Untuk dapat menyembuhkan luka
psikologis tersebut maka peran seorang guru sangat besar dalam hal ini, sehingga
minat siswa terhadap matematika tumbuh subur kembali. Pendidikan matematika di
sekolah hanya akan berlangsung dengan baik dan sampai pada tujuannya jika ada
sinergi dari banyak pihak, seperti siswa, guru, orang tua, dan pihak lain yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses pembelajaran matematika di
sekolah. Antara saatu komponen dan komponen lain yang terlibat dalam pendidikan
matematika diharapkan dapat saling menginspirasi agar pembelajaran matematika di
sekolah menjadi lebih menyenangkan, lebih mengasyikkan, lebih dinamis, dan
humanis.
Dengan berbagai usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran
matematika di sekolah ini, maka diharapkan matematika tidak lagi dipandang secara
parsial oleh siswa, guru, masyarakat, atau pihak lain. Melainkan mereka dapat
memandang matematika secara utuh yang pada akhirnya dapat memacu dan
berpartisipasi untuk membangun peradaban dunia demi kemajuan sains dan teknologi
yang dapat memberikan manfaat bagi umat manusia. Media pembelajaran matematika
dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam
tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi
siswa dan partisipasi siswa dominan. Contoh : dengan menggunakan media flash
sajian materi lebih menarik serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk
pun akan terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk
mereka.
D. Persyaratan Pembuatan Media Pembelajaran Matematika
Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran matematika,
diantaranya adalah :
1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat),7
2. Bentuk dan warnanya menarik,
3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit),
4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak,
5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram,
6. Sesuai dengan konsep pada matematika,
7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit
pemahaman matematika),
8. Peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa,
9. Bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu
dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan,
dipasangkan, dicopot (diambil dari susunannya).
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.
11. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar
yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa,
bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar),
12. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap
media pembelajaran,
13. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya
pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, pemilihan media harus
mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan
lingkungan fisik tempat siswa belajar.
Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah
1. Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa
2. Pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas
kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu
benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar
siswa
3. Tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media
memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan
belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media
untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi
pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar
mengajar8
5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan
masing-masing media
6. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persyaratan pembuatan media
pembelajaran yang baik adalah:
1. Media pembelajaran yang dibuat harus meragakan konsep. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2. Media pembelajaran yang dibuat harus menjelaskan aturan. Media harus tepat untuk
mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.
3. Media pembelajaran yang dibuat harus memudahkan pemahaman siswa. Media yang
digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa dan dapat menunjang dan
membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Media pembelajaran yang dibuat murah dan mudah dibuat. Jika tidak tersedia waktu,
dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media
yang mahal dan memakan waktu yang lama bukanlah jaminan sebagai media yang
terbaik. Sehingga guru dapat memilih media yang ada, mudah diperoleh dan mudah
dibuat sendiri oleh guru..
5. Media pembelajaran yang dibuat harus mudah digunakan. Media yang dipilih
sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang ada di
lingkungan sekitarnya, dan mudah dibawa dan dipindahkan ke mana-mana.
6. Media pembelajaran yang dibuat harus fisibel. Maksudnya adalah media
pembelajaran yang dibuat dapat menggambarkan konsep abstrak matematika sehingga
menjadi lebih konkret atau nyata.
E. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran Matematika
1. Tujuan Media Pembelajaran Matematika
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan
peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. Menurut
Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah:
a. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat guna dan berdaya guna9
b. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi
materi kepada anak didik
c. Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik
d. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak
dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik
e. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang
satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik.
Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan
media adalah:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan
motivasi.
b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi.
d. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah:
a. Efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Variasi metode pembelajaran.
d. Peningkatan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Fungsi Media Pembelajaran Matematika
Dalam sistem pembelajaran modern, maka metode, prosedur dan teknik yang
diterapkan dalam mengajar bidang studi mempunyai tujuan agar supaya proses
pembelajaran efektif. Media di sini mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, karena media tersebut mempunyai banyak
fungsi.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kegunaan berbagai media pembelajaran
oleh Edgar Dale, YD Finn dan F.Hoban dari Amerika Serikat, dapat ditarik
kesimpulan bahwa media audio visual aids (AVA) apabila dipergunakan secara baik
dan benar akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:
a. Dapat memberikan pemikiran yang abstrak maupun konkrit.
b. Dapat memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain.
c. Dapat memperoleh perbendaharaan siswa (tidak verbalistik).10
d. Mempertinggi perhatian siswa.
e. Memberikan realitas, sehingga mendorong adanya self-activity.
f. Memberikan hasil belajar yang permanen.
Menurut Derek Rowtree, media pembelajaran (media pembelajaran edukatif)
mempunyai fungsi:
a. Membangkitkan motivasi belajar
b. Dapat mengulang apa yang telah dipelajari
c. Menyediakan stimulus belajar
d. Mengaktifkan respon peserta didik (siswa)
e. Menggalakan latihan yang serasi
f. Memberikan balikan dengan segera
Mc.Know mengemukakan bahwa media pembelajaran mempunyai 4 (empat)
fungsi yaitu:
a. Memberikan kejelasan (Clarification)
b. Memberikan rangsangan (Stimulation)
c. Memberikan motivasi belajar
d. Mengubah titik berat pendidikan formal yang mementingkan kebutuhan
kehidupan siswa dibandingkan dengan penekanan pada instruksional akademis.
Levie & Lentz (1982) mengemukakan enam fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu:
a. Fungsi Etensi
Fungsi etensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau meyertai teks pelajaran.
b. Fungsi Efektif
Fungsi efektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah
social atau ras.
c. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
menunjukkan bahwalambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian
tujuan untuk dapat memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.11
d. Fungsi Kompensatoris
Fungsi ini terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikaninformasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan demikian, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerimadan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau secara verbal.
e. Fungsi Psikomotoris
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu
kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.
f. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon
pembelajaran.
Disamping keempat pendapat tersebut, masih banyak pendapat lain misalnya
bahwa fungsi media dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik
(siswa) dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya. Disamping
menambah pengalaman yang nyata dan menambah variasi dalam menyajikan.
Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media
pembelajaran pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi siswa sehingga dapat
menarik perhatiannya. Media mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak dan
memungkinkan untuk berbuat sesuatu. Selain itu media memberikan kepada siswa besar
dibandingkan dengan cara tradisional, serta media lebih konkrit dan mudah untuk
dipahami.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran matematika
adalah:
a. Untuk membantu sajian materi
Dengan media pembelajaran matematika pengajaran dapat menarik dan
memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan dan
materi matematika yang menjadi prasyarat yang menunjang materi lainnya akan
mengendap, melekat dan dipahami siswa sehingga ketika memasuki materi pokok
materi prasyarat tidak perlu diulang untuk diajarkan. Misalnya : materi persamaan,
jika menggunakan alat peraga mereka akan lebih antusias dalam belajar, yang
mengakibatkan pemahaman siswa akan melekat, sehingga ketika memasuki materi 12
pertidaksamaan materi tentang persamaan tidak usah diajarkan kembali hanya
diriview saja.
b. Untuk meningkatkan motivasi belajar
Media pembelajaran matematika dapat mendorong keinginan siswa untuk
mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan
oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan.
Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik serta antusias
siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan terkalahkan, karena gambar,
suara dan video akan lebih menarik untuk mereka.
c. Untuk memudahkan pemahaman siswa
Artinya dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi
lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi
mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on
bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode
eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan
tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan
mereka tahu alasan melakukan tiap langkah tersebut.
d. Untuk mengkonkritkan konsep
Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak
disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat
dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : dalam
satuan matematika, misalnya 1000 cm3 = 1 liter, kita gunakan pendekatan dengan
menghitung volume kubus yang rusuknya 10 cm, setelah diperoleh volumenya,
kemudian kita masukan air kedalam kubus dengan rusuk 10cm tersebut, air yang
tertampung akan sebanyak 1 liter, jadi 1 liter = 1000cm3
3. Manfaat Media Pembelajaran Matematika
Menurut Latuheru (1988) secara umum manfaat penggunaan media
pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a. Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik
terhadap materi pengajaran yang disajikan.
b. Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik
berdasarkan latar belakang sosil ekonomi.
c. Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman
belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.13
d. Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara
teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka
e. Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk
berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan
f. Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1) obyek yang
terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) obyek yang
kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang terlalu
cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4) kejadian atau
peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto,
maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang terlalu luas
(misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan
dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi
verbalitas.
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu
pelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman yang nyata.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
f. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan bahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
h. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru
dan murid.
i. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya
secara realita dan teliti.
j. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.
14
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata –
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif siswa.
d. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
F. Jenis-Jenis dan Macam-Macam Media Pembelajaran Matematika
1. Manual
Adapun karakteristik media manual yaitu :
• Penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual
• Bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
• Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada
tingkat usia berapa saja
• Mengandung pesan yang bersifat interpretative
Contoh dari media manual diantaranya:
a. Alat ukur (meter)
Dengan media manual seperti penggaris dan busur derajat, siswa belajar untuk
menggunakan alat ukur tersebut misal dalam menghitung panjang dan besar sudut
dalam koordinat polar.
b. Alat permainan
Permainan ini merupakan teknik yang dapat memotivasi para siswa, khususnya
untuk materi yang berulang-ulang dan mebosankan. Permainan mungkin hanya
melibatkan satu orang, atau sekelompok siswa. Permainan sering kali
mensyarakan siswa untuk menggunakan keterampilan problem solving atau untuk
mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam tingkat akurasi dan efisiensi yang
tinggi.
c. Skema konsep
Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) adalah
sesuai dengan cara kerja otak berupa pikiran. Yang produknya berupa peta
konsep. Dengan demikian belajar akan efektif dengan cara membuat peta konsep,
15
sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada
yang terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya
bahasa masing-masing. Sehingga dalam media pembelajaran matematika
diperlukan skema konsep untuk memudahkan siswa dalam belajar matematika.
d. Peragaan rumus
Alat peraga juga dapat dipakai untuk memeragakan rumus yang ada dalam materi
matematika. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam menghafal, memahami
dan mengaplikasikan rumus tersebut.
e. Gambar-diagram
Penyajian gambar dan diagram pada media pembelajaran diperlukan ketika sesuai
dengan materi. Hal ini akan mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran
matematika, misalkan diagram pada materi statistika, gambar pada materi bangun
ruang.
f. Media Cetak
Media cetak merupakan media yang disiapkan di atas kertas untuk
pengajaran dan informasi, dengan menggunakan media ini pembelajaran akan
berjalan dengan mudah karena materi yang akan diajarkan sudah tersedia.
Adapun beberapa jenis media cetak, yaitu:
a. Buku pelajaran yaitu buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang
memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan
ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik
dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
b. Diktat yaitu materi pelajaran yang disusun oleh guru.
c. Makalah yaitu salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas tentang suatu
tema tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan.
2. Media Elektronik
Media yang digunakan dengan bantuan alat-alat elektronik, misalnya
kartulator, OHP, TV, DVD ,VCD dan komputer. Dalam penggunaan media
elekronik biasanya data disusun dalam benuk video, gambar, gambar animasi atau
sebuah film pendek. Penggunaan media elektronik biasanya digunakan sebagai
penekanaan pada materi mata pelajaran yang penting yang harus dimengerti oleh
siswa, misalnya dengan menggunakan video guru dapat menjelaskan bagaimana
pengaplikasian rumus intergral pada saat proses terbang pada pesawat. Atau dengan 16
menggunakan MATLAB guru dapat mengajarkan membuat bangun intergral dengan
menentukan titik kordinatnya.
Adapun karakteristik dari media elektronik (microsoft power point/macro
media flash) diantaranya:
a. Media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai
kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang
bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
b. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan
operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan
bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang
telah tersedia..
contoh media elektronok, yaitu:
a. OHP
Media pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan siswa
adalah melalui media OHP, Overhead Projector (OHP), yang diterjemahkan
projektor lintas kepala adalah projektor yang dipergunakan untuk
memprojeksikan objek diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi
diterima oleh layar atau alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang
dimaksud adalah filem transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan
atau gambar, sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan
tulisan atau gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat
berupa benda yang tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk
tertentu yang bila diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan.
Penggunaan media pembelajaran melalui visualisasi alat peraga
berbasis OHP dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Komputer
Dengan perkembangannya yang semakin canggih, maka sampai saat
ini banyak dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu
manfaat komputer adalah dalam bidang pendidikan misalnya multimedia.
Dimana dengan pemanfaatan multimedia, proses pembelajaran lebih
bermakna, karena mampu menampilkan teks, warna, suara, video, gerak,
gambar serta mampu menampilkan kepintaran yang dapat menyajikan proses
interaktif.17
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga bermanfaat dalam
pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran berbantuan komputer, dalam
penggunaannya menurut Sudjana dan Rivai (1989) terdapat beberapa model
pembelajaran berbantuan komputer, yaitu model latihan dan praktek (drill and
practice), model tutorial (tutorials), model penemuan (problem solving),
model simulasi (simulations) dan model permainan (game).
Menurut Ruseffendi, 1984 (dalam Didi, 1991) penggunaan komputer
dalam pembelajaran matematika banyak peranannya, baik sebagai alat hitung
maupun sebagai alat penyampaian materi pelajaran. Sebagai alat hitung,
komputer dapat melakukan perhitungan untuk mencari: logaritma,
perbandingan trigonometri, operasi hitung, dan sebagainya. Sedangkan
sebagai alat/media penyampaian materi pelajaran, komputer dapat diprogram
untuk membantu siswa dalam belajar (pembelajaran individu). Dalam
pembelajaran matematika, komputer banyak digunakan untuk menyampaikan
materi yang memerlukan gerak (animasi), gambar, teks, dan warna. Semua
fasilitas tersebut ada pada komputer, dan sernua fasilitas tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep abstrak dalam matematika
menjadi konkret
Ada beberapa program komputer yang digunakan sebagai media
pembelajaran matematika, yaitu;
a. Microsoft Excel yang disingkat Excel adalah program aplikasi yang
banyak digunakan untuk membantu menghitung, menganalisa, dan
menyajikan data secara otomatis sehingga ia sangat cocok digunakan
sebagai media pembelajaran topik Statistika ,Peluang, Matrix dll.
b. Microsoft Powerpoint adalah sebuah program yang dapat digunakan untuk
mepresentasikan materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan
menggunakan powerpoin ini pendidik dapat menambahkan aplikasi
pembelajaran matematika seperti gambar model instrumen, grafik,
diagram, dan memungkinkan juga menambahkan audio agar pembelajaran
lebih menarik perhatian siswa.
c. Media Peta Konsep bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa
dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan
pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan
masalah (Pandley,dkk. 1994). Peta konsep merupakan media pendidikan 18
yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari
inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai
hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan
dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran. Peta konsep
merupakan media yang akan mengarahkan siswa agar memperoleh
pelajaran bukan hanya sekedar menghafal melainkan juga
mengindentifikasi konsep yang diperoleh, dengan kata lain peta konsep
menyediakan skema-skema untuk menganalitis stimulus-stimulus baru
dan untuk menentukan hubungan dalam di dalam dan di antara kategori-
kategori dalam suatu materi pelajaran.
d. Media pelajaran matematika merupakan sarana untuk menyampaikan
informasi pelajaran matematika, namun dalam prakteknya dalam proses
pembelajaran juga memerlukan alat peraga.
e. Alat peraga adalah alat atau peraga yang digunakan untuk memperagakan
fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata
/kongkrit. Dalam proses pembelajaran alat peraga terbagi menjadi dua
bentuk yaitu alat non material dan alat material. Alat non material berupa
perintah, suruhan, larangan dan nasehat, dll, sedangkan alat material yaitu
alat yang berbentuk seperti bangun balok, segitiga, prisma, jajar genjang,
bola, globe, dll.
c. Internet
Salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan
adalah internet, selain untuk browshing dan chating, internet juga
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang efektif dan
efisien. Aplikasi dalam internet yang digunakan dalam pengembangan
media pembelajaran salah satu contohnya adalah blog dan e-learning.
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) media
pembelajaran dapat digolongkan yaitu :
a. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip,
atau overhead proyektor.
b. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang
tidak bersuara.
c. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
d. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.19
e. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah
sebagai berikut :
a. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media
Visual dan media Audio Visual.
b. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya
liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan
tempat dan media pengajaran individual.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media
sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
d. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua
dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
G. Contoh Media Pembelajaran Matematika
- Materi: Operasi pada Bilangan Bulat
- Alat dan Bahan:
1. Kertas dengan 2 warna yang berbeda (misal
warna biru dan warna merah)
2. Gunting
3. Spidol
- Cara Pembuatan:
1. Gunting kertas berbentuk persegi panjang berukuran 7 x 4 cm.
2. Beri tanda positif (+) pada kartu berwarna biru dan beri tanda negatif (-) pada
kartu berwarna merah.
- Cara penggunaan:
Guru menjelaskan aturan main, yaitu untuk sebuah kartu yang biru (positif)
dipasangkan dengan kartu yang merah (negative) maka hasilnya adalah 0 (nol).20
• Contoh (1 ) untuk Soal : 5 + (-2) = ...
Caranya ambil 5 buah kartu biru dan dua buah kartu merah, pasangkan masing-
masing satu
kartu biru
dengan satu
kartu
merah,
hasilnya kartu yang tidak mempunyai pasangan yaitu kartu biru sebanyak 3
buah, berarti jawabannya 3 positif.
Jadi 5 + (-2) = 3
Ilustrasi penggunaan kartu pada soal (1)
• Contoh (2) untuk soal: 5 - (-
3) = ...
Caranya ambil 5 buah kartu biru, karena mau dikurang -3 belum ada kartu
merah, ambil 3 pasang kartu (3 kartu biru dan 3 kartu merah) yang nilainya
tetap nol karena berpasangan, karena pengurangan berarti ambil ke 3 buah kartu
merah (-3) yang sudah bergabung tadi, sehingga hasilnya bersisa kartu biru ada
8 buah, maka jawabannya adalah positif 8.
21
Karena dikurang ambil 3 kartu merah sehingga bersisa 8 kartu biru,
Jadi 5 - (-3) = 8 atau 5 - (-3) = 5 + 3 = 8
Setelah guru memberikan beberapa contoh dengan kasus yang berbeda, guru
memberikan siswa soal-soal sebagai latihan. Kemudian guru mengkonfirmasi jawaban siswa
dan guru bersama-sama dengan siswa memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah
dipelajari.
22