artikel makanan kelompok 3

26
ARTIKEL TATA BOGA Nama Anggota : Anisa Ratna Amalia (05) Dian Rahmawati (08) Diananta Wahyu P (09) Nuraini Eka K (20) Vivi Wijayanti (25) SMP NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Upload: b-di-sable

Post on 24-Jul-2015

337 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

ARTIKEL

TATA BOGA

Nama Anggota : Anisa Ratna Amalia (05) Dian Rahmawati (08) Diananta Wahyu P (09) Nuraini Eka K (20) Vivi Wijayanti (25)

SMP NEGERI 1 KEBUMEN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Tapai

Page 2: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan".Dalam proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain.. Tapai hasil fermentasi dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengketUmumnya, tapai diproduksi oleh industri kecil dan menengah sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut.

Pembuatan tapai

Dalam pembuatan tapai ketan, beras ketan perlu dimasak dan dikukus terlebih dahulu sebelum dibubuhi ragi. Campuran tersebut ditutup dengan daun dan diinkubasi pada suhu 25-30 °C selama 2-4 hari sehingga menghasilkan alkohol dan teksturnya lebih lembut.

Untuk membuat tapai singkong, kulit singkong harus dibuang terlebih dahulu. Singkong dicuci lalu dikukus dan ditempatkan pada keranjang bambu yang dilapisi daun pisang. Ragi disebar pada singkong dan lapisan daun pisang yang digunakan sebagai alas dan penutup. Keranjang tersebut kemudian diperam pada suhu 28 – 30 °C selama 2 – 3 hari.

Selain rasanya yang manis dan aroma yang memikat, tapai juga dibuat dengan beberapa warna berbeda. Warna tersebut tidak berasal dari pewarna buatan yang berbahaya, melainkan berasal dari pewarna alami. Untuk membuat tapai ketan berwarna merah, digunakan angkak, pigmen yang dihasilkan oleh Monascus purpureus. Sedangkan tapai ketan warna hijau dibuat menggunakan ekstrak daun pandan.

Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih; menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak berhasil dibuat.

Pengaruh konsumsi tapai bagi kesehatan

Keunggulan tapai

Page 3: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat.

Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut.

Di beberapa negara tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia.. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.

Kelemahan tapai

Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV3. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.

Istilah tapai di berbagai daerah

Sebagian besar tapai yang ada di Indonesia dibuat dari fermentasi beras ketan (Oryza sativa glutinosa) atau singkong (Manihot esculenta). Masyarakat Jawa Barat lebih mengenal tapai singkong dengan sebutan peuyeum, sedangkan masyarakat Jawa Timur lebih sering menyebutnya tape puhung. Tapai juga dikenal di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara. Makanan ini memiliki nama lokal yang berbeda–beda di setiap negara; contohnya tapai pulut (Malaysia), basi binubran (Filipina), chao (Kamboja), lao-chao atau chiu niang (Cina), dan khao-mak (Thailand).

Produk olahan tapai

Selain dapat dikonsumsi secara langsung, tapai dapat dijadikan olahan lain atau dicampur dengan makanan dan minuman lainnya. Contohnya: tapai pulut untuk campuran cendol dan es campur, atau dapat juga diolah kembali menjadi wajik dan dodol. Sedangkan tapai singkong selain bisa dijadikan campuran cendol, es campur atau es doger, dapat pula diolah menjadi makanan gorengan rondo royal (tapai goreng), colenak, dll. Tape juga nikmat disantap bersama tetel (istilah jawa untuk ulenan ketan putih) atau di Sunda biasa disebut ulen.

Sega Jamblang

Page 4: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Sega Jamblang (Nasi Jamblang dalam Bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat kota Cirebon, Jawa Barat. Nama Jamblang berasal dari nama daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi. Penyajian makanannya pun bersifat prasmanan. Menu yang tersedia antara lain sambal goreng (yang agak manis), tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe. Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama. Keberadaan Sega Jamblang sebagai makanan khas Cirebon, tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok salah satu pedagangnya yang cukup tersohor, yaitu MANG DUL. Nasi Jamblang Mang Dul cukup dikenal oleh masyarakat Cirebon, bukan hanya bagi masyarakat kebanyakan, tetapi juga menyentuh kalangan pejabat. Hampir semua Kepala Daerah, baik itu walikota atu bupati Cirebon, pernah singgah di warung Sega Jamblang Mang Dul. Bahkan beberapa selebritis ibukota, jika singgah di Kota Cirebon, selalu menyempatkan mampir ke warung nasi ini. Sentra makanan Sega jamblang di Kota Cirebon saat ini terletak di wilayah Gunung Sari, sekitar Grage Mall. Warung ini tidak pernah tutup alias buka 24 jam. Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi untuk para pekerja buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan Pekalipan.

Pempek

Page 5: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya.

Sejarah

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.

Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.

Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan

Page 6: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.

Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.

Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis (skripsi satu mahasiswa di Riau [email protected]), ikan lele serta ikan tuna putih.

Satu adonan aneka rupa

Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan, bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola penyajian. Di antaranya adalah Laksan, Tekwan, Model,dan Celimpungan. Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah yang mengandung kuping gajah, kepala udang, bengkuang,serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng dan bumbu lainnya. Varian baru juga sudah mulai dibuat orang, misalnya saja kreasi Pempek Susan di Jelambar yang membuat pempek keju,pempek baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di wajan anti lengket.

Page 7: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Lumpia semarang

Lumpia semarang adalah makanan semacam rollade yang berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang.

Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang, Jawa Tengah.[rujukan?] Makanan ini mulai dijajakan dan dikenal di Semarang ketika pesta olahraga GANEFO diselenggarakan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.[rujukan?]

Variasi

Dewasa ini, terdapat enam jenis lumpia semarang dengan cita rasa yang berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–Wasih dan yang terakhir adalah lumpia Jalan TanggaMus (Ny. Mechtildis Tyastresna Halim) lumpia nya bulat-bulat dan gurih

Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar.

Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (68), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.

Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.

Page 8: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan ayam.

Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia sendiri di Semarang.

Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut, sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.

Harga

Harga lumpia yang dijual para pedagang tersebut berbeda-beda. Kios lumpia Gang Lombok milik Siem Swie Kiem, misalnya, menjual dengan harga Rp 10.000 per biji (goreng/basah). Kios di Jalan Pemuda milik Mbak Lien menjual dengan harga Rp 8.000 per biji. Sedangkan pedagang-pedagang lumpia lain menjual dengan harga sekitar Rp 7.000 per biji.

Page 9: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Getuk

Getuk (bahasa Jawa: gethuk) adalah makanan ringan yang terbuat dengan bahan utama ketela pohon atau singkong. Getuk merupakan makanan yang mudah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pembuatan getuk dimulai dari singkong di kupas kemudian kukus atau perebusan, setelah matang kemudian ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling lalu diberi pemanis gula dan pewarna makanan. Untuk penghidangan biasanya ditaburi dengan parutan buah kelapa.

Getuk dikenal ada dua macam,

1. Getuk, pada saat singkong yang sudah masak pada waktu suhu masih panas ditaburi potongan-potongan kecil gula jawa sehingga berwarna coklat tidak merata tumbukan getuk ini bentuknya kasar.

2. Getuk lindri, adalah dengan cara singkong masak digiling halus dengan gula pasir, dibubuhi pewarna makanan dan vanili dan setelah itu dicetak kecil-kecil memanjang dan dirapatkan memanjang ini serupa dengan mie hingga berbentuk memajang dengan ketebalan sekitar 2cm lebar 4cm, setelah itu dipotong-potong berbentuk panjang sekitar 5cm dan lebar 4cm

Sebuah lagu campursari yang dipopulerkan oleh Nurafni Octavia menggunakan nama makanan ini sebagai judulnya.

Getuk berdasarkan bahan pembuatnya

Getuk singkong , getuk yang terbuat dari bahan baku singkong Getuk ubi , getuk yang terbuat dari bahan baku ubi rambat Getuk talas , getuk yang terbuat dari bahan baku talas Getuk pisang , getuk yang terbuat dari bahan baku pisang

Page 10: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

BREM

Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan, merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam.Sensasi makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa 'semriwing' di lidah.

Bentuk brem

Dikenal beberapa bentuk brem yang dikenal di pasaran, berupa makanan dan minuman. Brem berupa makanan terkenal dari Madiun dan Wonogiri, sedangkan yang berupa cairan berasal dari pulau Bali dan Nusa Tenggara.

Panganan

Bentuk pertama yang lebih dulu dikenal adalah makanan tradisional khas yang berasal dari kecamatan Caruban, Kabupaten Madiun, dan berasal dari dua desa penghasil: Bancong dan Kaliabu. Brem dikemas berbentuk lempengan agak kekuningan, rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5 cm x 0,5 cm. Untuk lebih memaksimalkan pemasarannya, brem kini dikemas dalam bentuk kecil kecil seukuran permen, sehingga mudah untuk dikantongi. Biasanya pada sekitar tahun 80-an, brem dalam bentuk ini dijual asongan oleh para pedagang di sekitar stasiun-stasiun di kereta api di daerah Jawa Timur.

Brem bentuk kedua berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, berbentuk lempeng pipih bundar dengan diameter rata-rata 5 cm dan ketebalan sekitar 0,3 cm. Brem asal Wonogiri berwarna putih dan proses pengeringannya melalui dijemur langsung dibawah panas terik matahari selama tiga hari.

Minuman

Selain itu ada juga Brem yang berbentuk cair berasal dari Bali dan Nusa Tenggara, brem asal bali berwarna putih seperti susu sedangkan yang berasal dari Nusa Tenggara berwarna merah

Cara Pembuatan

1. Tapai dari beras ketan yang berkadar air banyak di peras. Kemudian, air tapai ditampung dalam suatu wadah.

2. Air tapai tersebut dipanaskan diatas api sambil terus diaduk.3. Teruskan pemanasan tersebut hingga air tapai mengental.4. Setelah air tapai mengental, tuangkan ke dalam Loyang atau cetakan sampai menjadi dingin.5. Sesudah di dinginkan, adonan yang mengeras dapat dipotong-potong dan siap dikonsumsi.

Page 11: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

BAKPIA

Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari dialek Hokkian (Hanzi: 肉餅 ), yaitu dari kata "bak" yang berarti daging (umumnya daging babi) dan "pia" yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia.

Bakpia termasuk salah satu masakan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta. Mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Kemudian rasa-rasa dari bakpia dikembangkan menjadi cokelat, keju, kumbu hijau, dan kumbu hitam.

Di desa Pathok, dulunya penduduk tidak mengenal istilah "merek", sehingga bakpia yang dijual hingga saat ini berlabel "nomor rumah produsen", misalnya nomor 75. Kemudian barulah muncul beberapa merek bakpia yang bukan dari nomor rumah, seperti Djava dan lain-lain.

Lezatnya rasa bakpia menjadikan kue ini menjadi salah satu favorit para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Bakpia bisa didapatkan di toko bakpia atau toko yang menjual oleh-oleh khas Jogja.

Cara Pembuatan

Bahan:Bahan Untuk Kulit Bakpia Pathuk Yogyakarta:

100 gr tepung terigu garam secukupnya minyak kelapa secukupnya

Bahan Untuk Isi Bakpia Pathuk Yogyakarta:

1,5 kg Kacang hijau tanpa kulit 800 gr gula pasir garam secukupnya

Cara Membuat Kulit Bakpia Pathuk Yogyakarta:

1. Campur terigu, garam dan minyak. Uleni sampai menjadi adonan yang lembut, tidak lengket di tangan dan mudah dibentuk

2. Ambil sedikit adonan (kurleb sebesar ukuran kelereng)3. Lebarkan tipis eperti membuat kulit martabak telur

Page 12: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Cara Membuat isi Bakpia Pathuk Yogyakarta:

1. Rendam kacang hijau tanpa kulit selama 3 jam. kemudian tiriskan2. Rebus kacang hijau tanpa kulit tersebut sampai empuk.Buang airnya.3. Haluskan kacang hijau tanpa kulit beserta gula pasir dan garam dengan menggunakan blender4. Ambil sedikit adonan isi, bentuk bulat-bulat.

Penyelesaian dalam membuat bakpia pathuk Yogya:

1. Ambil selembar kulit yang sudah dilebarkan tipis2. Isi dengan adonan isi3. Tutup dan bentuk menjadi bulat agak gepeng, pastikan semua adonan isi telah tertutup dengan

kulit.4. Tata di loyang yang telah dioles margarin tipis.5. Panggang sampai berwarna kuning kecoklatan dan matang

 

Page 13: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

GUDEG

Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.

Ada berbagai varian gudeg, antara lain:

Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.

Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer. Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih.

Cara Pembuatan

Bahan-bahan:5 potong ayam1 bungkus santan bubuk (dicairkan dengan 2 liter air)1 bh nangka kaleng5 butir telur

Bumbu :5 sdt gula pasir2 lbr daun salam2 iris lengkuasGaram secukupnya

5 siung bawang putih5 buah bawang merah1 sdm ketumbar5 butir kemiri1 ons gula jawa (menurut selera)

Cara membuat :1. Haluskan semua bumbu, kecuali daun salam, lengkuas dan gula jawa.2. Rebus ayam setengah mateng dan buang airnya (untuk menghilangkan lemak)3. Rebus telur dan kupas kulitnya.4. Masukkan semua bumbu, nangka, telur dan santan kedalam panci, rebus sampai berwarna merah dan air habis (sekitar 2-3 jam), sesekali aduk supaya warna merah merata.

5. Kira-kira setengah jam sebelum air habis masukkan ayam dan aduk.6. Setelah air habis dan gudeg berwarna merah matikan api, pisahkan gudeg, telur dan ayam.7. Siap dihidangkan dengan ditambah sambal goreng krecek (kalau ada)

catatan : jika air sudah habis tapi gudeg belum merah bisa ditambahkan air lagi, tapi sebaiknya tambahkan air panas.

Page 14: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

TAHU GIMBAL

Makanan khas Kota Semarang yang terdiri dari tahu goreng, rajangan kol mentah, lontong, tauge, telur, dan gimbal (udang yang digoreng dengan tepung) dan dicampur dengan bumbu kacang yang khas karena menggunakan petis udang. Beda dengan saus kacang untuk pecel madiun yang agak kental. Saus untuk Tahu gimbal agak sedikit encer. Ada pun yang khas dari tahu gimbal adalah gimbal itu sendiri. Gimbal adalah semacam bakwan goreng yang berisi udang. Gimbal digoreng garing dengan perpaduan rasa yang pas antara gurih, manis, dan pedas. Sama seperti tahu atau lontong, gimbal di potong-potong kecil-kecil dengan gunting khusus. Di kota semarang banyak sekali penjual tahu gimbal kalau malam di sepanjang Jl. Pahlawan, sekitar Taman KB, dan depan Masjid Baiturrahman. Harga seporsi untuk tahu gimbal lengkap sekitar Rp.10.000

Cara Pembuatan

Bahan:

2 buah tahu putihminyak gorengGimbal Udang:100 g udang kupas kecil100 g tepung terigu150 ml air2 sdm daun bawang iris halus1 siung bawang putih, parut1 sdt merica bubuk1 sdt garamSaus, aduk rata:100 ml air3 sdm kecap manisHaluskan:50 g kacang tanah goreng1 siung bawang putih4 buah cabai rawit merah

1 sdt gula pasir1 sdt garamPelengkap:150 g daun kol, iris halus2 batang seledri, iris halus2 sdm bawang merah goreng

Cara membuat:

* Potong-potong tahu, goreng setengah kering, tiriskan.* Saus : Larutkan bumbu halus dengan air dan kecap hingga rata. Sisihkan.* Gimbal Udang: Aduk udang dengan bahan lainnya hingga rata.

* Goreng sesendok demi sesendok hingga matang dan kering ke dua sisinya. Tiriskan.* Susun tahu goreng dan gimbal di atas piring saji.* Beri pelengkapnya.* Siram Sausnya. Sajikan segera.

Page 15: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Pangsit Sumatera Utara

Pangsit adalah makanan berupa daging cincang yang dibungkus lembaran tepung terigu. Setelah

direbus sebentar, pangsit umumnya dihidangkan di dalam sup. Selain direbus, pangsit juga digoreng

dengan minyak goreng yang banyak hingga seperti kerupuk. Pangsit (wonton) termasuk salah satu

jenis dim sum.

Isi pangsit umumnya dibuat dari udang, daging babi, atau sayuran. Di Indonesia, isi pangsit terutama

dibuat dari udang atau campuran daging ayam dan udang dengan tambahan jahe, bawang bombay,

atau bawang putih yang dicincang. Bumbu untuk isi pangsit bisa berupa kecap asin, saus tiram,

dan minyak wijen.

Kulit pangsit dibuat dari adonan tepung terigu, air, dan garam dapur. Adonan ditipiskan dan dipotong-

potong berukuran persegi. Selain bisa dibuat sendiri, kulit pangsit bisa dibeli dalam kemasan berisi 10

hingga 20 lembar. Sewaktu membuat siomay (bukan tahu bakso), kulit pangsit dipakai sebagai

pembungkus daging cincang.

Di Indonesia juga dikenal goreng kulit pangsit tanpa isi. Berbagai makanan Indonesia yang memakai

pangsit, misalnya: pangsit kuah, pangsit goreng, pangsit goreng kuah, mi pangsit, dan cwie mie. Pada

hidangan mi pangsit kuah, pangsit sering dihidangkan terpisah dalam mangkuk kecil.

[sunting]Asal usul

Di Xiamen (Fujian) dan sekitarnya, serta Taiwan, makanan ini disebut 扁食 (biǎn shí) atau pian

sit dalam bahasa Hokkien. Di Fujian, makanan serupa namun berukuran lebih kecil disebut 扁肉燕 (pinyin: biǎn ròu yàn). Isinya campuran daging babi dan ubi jalar.

Di sebagian besar negara-negara di dunia, nama umum untuk pangsit adalah wonton.

Kata wonton (雲呑) berasal dari nama makanan ini dalam bahasa Kanton. Dalam bahasa Mandarin,

makanan ini ditulis sebagai 餛飩 (pinyin: húntun). Di Sichuan dan Chongqing, pangsit disebut 抄手 (chāo shǒu), dan dihidangkan di dalam sup pedas berbumbu la you dan andaliman.

Page 16: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Tempoyak Jambi

 adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan

yang biasanya dikonsumsi sebagai laukteman nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung (hal ini

jarang sekali dilakukan, karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak

itu sendiri). Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan.

Tempoyak dikenal di Indonesia (terutama di Palembang Sumatera dan Kalimantan), serta Malaysia.

Sejarah tempoyak

Tempoyak diriwayatkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan sehari-hari penduduk Terengganu.

Ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke Terengganu (sekitar tahun 1836), ia

mengatakan bahwa salah satu makanan kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak.[1] Berdasarkan sejarah yang ada dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas

dari Malaysia.

Cara pembuatan

Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau maupun

durian monthong (kurang bagus karena terlalu banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih

diusahakan agar yang sudah masak benar, biasanya yang sudah nampak berair. Kemudian daging

durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi sedikit garam. Setelah selesai, lalu ditambah

dengan cabe rawit yang bisa mempercepat proses fermentasi. Namun proses fermentasi tidak bisa

terlalu lama karena akan memengaruhi rasa akhir.

Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Diusahakan untuk

disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas (bukan freezer-nya) namun

fermentasi akan berjalan lebih lambat.

Tempoyak yang berumur 3-5 hari cocok untuk dibuat sambal karena sudah asam namun masih ada

rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan Teri, ikan mas, ikan

mujairataupun ikan-ikan lainnya.

Page 17: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

MOCHI SUKABUMI

Mochi (Jepang: 餅; Hanzi: (麻糬)) adalah kue Jepang yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk

sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat. Di Jepang, kue ini sering dibuat dan

dimakan pada saat perayaan tradisional mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang. Namun

demikian, jenis kue ini dijual dan dapat diperoleh di toko-toko kue di sepanjang tahun.

Mochi di Indonesia

Di Indonesia, khususnya kue mochi buatan Kota Sukabumi yang biasa dijajakan para pengasong di

beberapa titik persimpangan jalan besar di Kota Bogor, kue mochi berisi adonan kacang.

Dikemas dalam keranjang bambu yang diberi merek dalam tulisan kuo-i yang dibaca swang sie yang

artinya banyak kebahagiaan, setiap keranjang kue mochi biasanya berisi 10 buah mochi berukuran

sebesar kelereng, dengan harga mulai Rp 5.000 sampai Rp 7.500 per renteng yang berisi empat

keranjang bambu.

Di Sukabumi sendiri, kue mochi yang terkenal adalah kue mochi yang dibuat di Jalan Otista No.39.

Kue mochi ini bentuknya bulat, bertabur tepung sagu, dan terasa kenyal. Jika digigit, rasa manisnya

akan terasa.

Di tempat itu dijual dua jenis kue mochi, yaitu kue mochi tanpa isi yang disebut kiathong dan kue

mochi yang diisi dengan adonan kacang. Kue mochi dari tempat itu dibuat tanpa pewarna dan tanpa

pengawet, sehingga tidak dapat disimpan lama-lama, harus segera dimakan.

PEPES KARAWANG

Page 18: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Pepes merupakan suatu cara mengolah bahan makanan (biasanya untuk ikan) dengan bantuan daun pisang untuk membungkus ikan beserta bumbunya. Cara membuatnya adalah bumbu dan rempah dihaluskan dan ditambah daun kemangi, tomat, dan cabai dibalur/dibalut bersama ikan mas yang sudah dibersihkan. Semua lalu dibungkus dengan daun pisang dan disemat dengan 2 buah bambu kecil di setiap ujungnya. Bungkusan ini lalu dibakar (dipepes) di atas api atau bara api dari arang sampai mengering.

TAHU SUMEDANG JAWA BARAT

Page 19: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Tahu Sumedang adalah tahu khas yang berasal dari daerah Sumedang, Jawa Barat

Sejarah

Bermula dari kreativitas yang dimiliki oleh istri Ongkino, yang memang semenjak awal sebagai orang

yang pertama kali memiliki ide untuk memproduksi Tou Fu (dari bahasa Tionghoa, Hokkian "tau hu",

yang berarti sama) yang lambat laun menjadi berubah nama menjadi "Tahu".

Tahun demi tahun, Ongkino beserta istri tercinta terus menggeluti usaha mereka hingga sekitar

tahun 1917 anak tunggal mereka Ong Bung Keng menyusul kedua orang tuanya ke tanah

Sumedang. Bung Keng kemudian melanjutkan usaha kedua orang tuanya yang sampai keduanya

memilih kembali ke tanah kelahiran mereka di Hokkian, Republik Rakyat Cina.

Melalui alih generasi Ong Bung Keng, anak tunggal Ongkino, terus melanjutkan usaha yang

diwariskan dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun. Di balik kemasyhuran

tahu Sumedang ada pula kisah yang berbau mistik, seperti apa yang diceritakan cucu dari Ongkino,

Suryadi. Sekitar tahun 1928, konon suatu hari tempat usaha sang kakek buyutnya, Ong Bung Keng,

didatangi oleh Bupati Sumedang, Pangeran Soeria Atmadja yang kebetulan tengah melintas dengan

menggunakan dokar dalam perjalanan menuju Situraja.

Kebetulan, sang Pangeran melihat seorang kakek sedang menggoreng sesuatu. Pangeran Soeria

Atmadja langsung turun begitu melihat bentuk makanan yang amat unik serta baunya yang harum.

Sang bupati, Pangeran Soeria Atmadja kemudian bertanya kepada sang kakek, "Maneh keur

ngagoreng naon? (Kamu sedang menggoreng apa?)". Sang kakek berusaha menjawab sebisanya

dan menjelaskan bahwa makanan yang ia goreng berasal dari Tou Fu China. Karena penasaran,

sang bupati langsung mencoba satu. Setelah mencicipi sesaat, bupati secara spontan berkata

dengan wajah puas, "Enak benar masakan ini! Coba kalau kamu jual, pasti laris!".

Tak lama setelah kejadian ini, Tahu Sumedang digemari oleh penduduk Sumedang dan kemudian

sampai ke seluruh Indonesia

GETUK GORENG BANYUMAS

Page 20: ARTIKEL Makanan Kelompok 3

Getuk goreng adalah penganan khas Sokaraja yang manis dan gurih, dibuat dari singkong dan

dibumbui gula kelapa. Getuk goreng ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh

Sanpirngad, seorang penjual nasi keliling di daerah Sokaraja. Pada saat itu getuk yang dijual tidak

laku, sehingga beliau mencari akal agar getuk tersebut masih bisa dikonsumsi. Kemudian, getuk yang

tidak habis dijual pada hari itu dia goreng dan dijual lagi. Ternyata, makanan baru tersebut digemari

oleh para pembeli.[1]

Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja. Getuk yang

digoreng juga bukan lagi getuk yang tidak laku dijual, melainkan sengaja dibuat untuk digoreng.

SERABI BANDUNG

Serabi kadang disebut srabi atau surabi merupakan salah satu makanan ringan atau jajanan pasar

yang berasal dari Indonesia. Serabi serupa denganpancake (pannekoek atau pannenkoek) namun

terbuat dari tepung beras (bukan tepung terigu) dan diberi kuah cair yang manis (biasanya dari gula

kelapa). Kuah ini bervariasi menurut daerah di Indonesia. Daerah yang terkenal dengan kue

serabinya adalah Jakarta, Bandung, Solo, Pekalongan dan Purwokertoyang masing-masing memiliki

keunikan tersendiri. [1][2]Ada juga surabi Arab yang terkenal karena keunikannya yang terdapat di

kota bogor [3] .

Cara pembuatan

Bahan utama pembuatan kue serabi adalah tepung beras atau terigu dan santan. Secara umum kue

serabi berasa manis dengan aroma manis gula merah yang khas.[4]

Page 21: ARTIKEL Makanan Kelompok 3