makalah makanan fungsional kelompok 5.docx

21
MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL VITAMIN E Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Makanan Fungsional Kelompok 5 Dea Prahasti Rachmi / 1210702014 Hanna Hanifa / 1210702028 Novarina/ 1210702043 Toti Mariah Toyibah / 1210702056

Upload: ulfah-rahardi

Post on 21-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL

VITAMIN E

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Makanan Fungsional

Kelompok 5

Dea Prahasti Rachmi / 1210702014

Hanna Hanifa / 1210702028

Novarina/ 1210702043

Toti Mariah Toyibah / 1210702056

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2013

Page 2: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin E merupakan nutrisi esensial pada makanan manusia dan hewan. Vitamin E

memiliki dua jenis senyawa, yaitu tokoferol dan tokotrienol, yang memiliki ciri terdapat

cincin 6-chromanol dan rantai samping isoprenoid. Anggota dari setiap jenis ditunjukkan

dengan alpha( α)-, beta( β)-, gamma( γ)-, dan delta( δ), merujuk pada posisi dari kelompok

metal yang menempel pada inti senyawa. Tokoferol dan tokotrienol dibedakan oleh ekor

fenilnya, dimana menunjukkan sifat terlarut pada tokoferol dan tidak terlarut pada

tokotrienol.

Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1992, kemudian setelah 40 tahun

kemudian barulah Vitamin E dapat disintesis dari tumbuhan. Sejak saat itu, Vitamin E terus

diuji hingga pada tahun 2002, WHO dan IOM di Amerika Serikat merekomendasikan

referensi konsumsi minimal per hari Vitamin E bagi penduduk dunia, karena telah

ditemukan salah satu fungsi dari Vitamin E adalah sebagai antioksidan bagi tubuh yang

ditransportasikan dalam darah oleh plasma lipoprotein dan eritrosit.

Berdasarkan temuan-temuan informasi tersebut, tercetus keingintahuan tentang

keberadaan senyawa kecil yang penting dalam senyawa besar Vitamin E, sehingga Vitamin

E dapat begitu berguna bagi tubuh. Maka dibuatlah makalah yang membahas secara rinci

tentang Vitamin E, yaitu tentang definisi, senyawa fungsional pada Vitamin E, aktivitas

biologis, implikasi dalam tubuh, dan sumber Vitamin E.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah definisi dari Vitamin E?

Terbagi menjadi golongan apa saja Vitamin E tersebut?

Bagaimana aktivitas biologis dari Vitamin E?

Bagaimana implikasi Vitamin E dalam tubuh?

Darimanakah sumber - sumber Vitamin E dapat diperoleh?

Page 3: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

1.3. Tujuan

Mengetahui definisi Vitamin E

Mengetahui golongan Vitamin E

Mengetahui aktivitas biologis Vitamin E

Mengetahui implikasi Vitamin E dalam tubuh

Mengetahui sumber - sumber Vitamin E

Page 4: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

BAB II

ISI

2.1. Definisi Vitamin E

Secara kimiawi, kata Vitamin E merujuk pada kelompok senyawa delapan lemak

terlarut yang disintesis oleh tanaman.

2.2. Golongan Vitamin E

2.2.1. Tokoferol

Tokoferol merupakan zat penting dan unik. Penting karena vitamin ini mempunyai

sifat anti oksidan sehingga zat gizi ini dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit

degeneratif. Disebut unik, karena tokoferol dimasukkan dalam kelompok vitamin, walaupun

sebenarya tidak mempunyai fungsi sebagai kofaktor untuk reaksi enzim seperti lazimnya

fungsi vitamin umurnnya.

Tokoferol merupakan deretan komponen organik yang terdiri fenol termetil.

Tokoferol komersial diperoleh dari sumber alami seperti minyak kelapa sawit dan minyak

bekatul (Anonymous, 2007a). Susanto dan Widyaningsih (2004), menambahkan bahwa

tokoferol merupakan antioksidan yang utama dalam lemak dan minyak dan dapat mencegah

ketengikan. Tokoferol juga berperan pada fertilisasi atau tingkat kesuburan dan pembentukn

jaringan tulang.

Tabel 1. Jenis-jenis tokoferol

Form R1 R2 R3 Structure

alpha-Tocopherol Me Me Me

beta-Tocopherol Me H Me

gamma-Tocopherol H Me Me

delta-Tocopherol H H Me

Page 5: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

Tokoferol, terutama α-tokoferol telah diketahui sebagai antioksidan yang mampu

mempertahankan integritas membran. Senyawa tersebut dilaporkan bekerja

sebagai scanvenger radikal bebas oksigen, peroksi lipid dan oksigen singlet. Berdasarkan

jumlah gugus metil pada inti aromatik, dikenal 4 tokoferol yaitu α, δ, β, γ. Diantara ke

empat bentuk tokoferol tersebut, yang paling aktif adalah α-tokoferol. Oleh sebab itu,

aktivitas Vitamin E diukur sebagai α-tokoferol (Winarsi, 2005).

Madhavi et al. (1996) menjelaskan bahwa tokoferol merupakan kelompok senyawa

kimia termasuk didalamnya tokoferol dan tokotrienol yang terdistribusi di dalam jaringan

tanaman, khususnya kacang-kacangan, minyak sayur, buah-buahan, dan sayuran. Beberapa

sumber tokoferol pada beberapa makanan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tokoferol adalah suatu antioksidan yang sangat efektif, yang dengan mudah

menyumbangkan atom hidrogen pada gugus hidroksil (OH) dari struktur cincin ke radikal

bebas sehingga radikal bebas menjadi tidak reaktif. Adanya hidrogen yang disumbangkan,

tokoferol sendiri menjadi suatu radikal, tetapi lebih stabil karena elektron yang tidak

berpasangan pada atom oksigen mengalami delokalisasi ke dalam struktur cincin aromatik

(Silalahi, 2002).

Menurut Evans and Addis (2002), tokoferol merupakan antioksidan fenolik yang

terdapat secara alami dalam minyak nabati dan berperan menjaga kualitas minyak dengan

cara mengakhiri reaksi berantai radikal bebas. Konsentrasi tokoferol merupakan faktor

penting yang mempengaruhi aktivitas antioksidan dalam minyak curah. Secara umum,

aktivitas antioksidan tertinggi pada konsentrasi rendah dan menurun atau berubah menjadi

prooksidan pada konsentrasi yang tinggi.

α-tokoferol mempunyai aktivitas Vitamin E dan kemampuan sequenching oksigen

singlet lebih tinggi dari β, γ, dan δ-tokoferol, sedangkan γ-tokoferol mempunyai

kemampuan penangkapan nitrogen dioksida dan radikal peroksida nitrit yang lebih baik.

Efisiensi penangkapan radikal hidroksil, alkoksil, dan peroksil oleh α-tokoferol sekitar 1010,

108, 106/M/detik (Lee et al.,2004).

Vitamin E bekerja sebagai antioksidan karena ia mudah teroksidasi. Dengan

demikian dapat melindungi senyawa Iain dari oksidasi. Karena fungsinya sebagai

antioksidan inilah, Vitamin E merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak, lipid

perosida, dan radikal babas serta manggantikan rangkai herantai dari radikal babas.

Page 6: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

Pada sel membraan, Vitamin E akan mencgah oksidasi lemak khususnya Poly

Unsaturated Fatty Acid {PUFA), serta senyawa lain seperti vitamin A. Vitamin E pada

mitokondria sal akan melindungi bagian metabolik yang akan mentransformasi bahan bakar

energi ke dalam ATP. Dalam jaringan lamak tubuh antiakaidan dan Vitamin E menyerang

lipid peroksida yang marupakan hasil dari reaksi antara lipid dan radikal babas. Lipid

peroksida dianggap berbahaya karena dicurigai sebagai penyebab penyakit degeneratif.

Menurut Kulas and Ackman (2001), urutan aktivitas antioksidan dalam sistem lipida

dari tokoferol adalah δ-tokoferol > γ-tokoferol > α-tokoferol. α-tokoferol merupakan

homolog tokoferol yang mempunyai aktivitas Vitamin E paling tinggi. Sedangkan aktivitas

antioksidan tokoferol secara in vivo adalah α-tokoferol > β-tokoferol > γ-tokoferol > δ-

tokoferol (Liu andTan, 2002).

Vitamin E merupakan antioksidan potensial yang berperan sebagai antikanker (Ng et

al., 2004). Walaupun Vitamin E (baik tokoferol maupun tokotrienol) merupakan antioksidan

yang potensial, aktivitas antikanker Vitamin E tidak berhubungan dengan aktivitas

antioksidan. Peran Vitamin E sebagai anti tumor adalah memodulasi sejumlah jalur

penyampaian sinyal intraseluler pasca proses mitogenesis dan apoptosis (Packer, 1991).

Peran tokotrienol sebagai antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan tokotrienol

(Yamashita et al., 2002).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tokotrienol mempunyai aktivitas

antioksidan yang lebih tinggi. α-tokotrienol mempunyai aktivitas penangkapan radikal

peroksil pada membran liposomal dan aktivitas antikanker yang lebih tinggi. Penelitian

terbaru menunjukkan bahwa tokotrienol lebih mampu mencegah kematian sel-sel syaraf

yang diinduksi glutamal (Musalmah et al., 2005).

Page 7: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

Gambar 2. Reaksi tokoferol dengan redikal bebas

(Sumber: Watson and Preddy, 2009)

Fungsi terpenting Vitamin E adaiah sebagai antioksidan. Adapun fungsi Vitamin E

yang Iain dapat menstirnulasi respon imunologi. Kemarnpuan peningkatan imunnlogi

terlihat daiam peningkatan kekebalan tubuh.. Dari beberapa penelitian mengernukakan,

bahwa kejadian infeksi akan berkurang bilamana kadar Vitamin E dalam tubuh meningkat.

Salain itu Vitamin E dalam tubuh dapat manghambat konversi nitrit dalam asap rokok

manjadi nitrosarnin dalam perut. Nitrosarnin dikenal sebagai promotor tumor kanker yang

berbahaya.

Menurut Meydani (2000), bahwa tokoferol dapat menurunkan penyakit jantung,

mencegah penyakit Alzheimer dan mencegah kanker. Sedangkan γ-tokoferol dapat

menurunkan kadar nitrogen dioksida lebih baik dibandingkan tokoferol yang lain. Nitrogen

dioksida berperan dalam penyakit arthritis, penyakit neurologis dan karsinogenesis

(Watkins et al., 1999).

Beberapa fungsi lain tokoferol terhadap kesehatan adalah dapat mencegah penyakit

jantung, mencegah penyakit Alzheimer, dan mencegah kanker. Selain itu menurut, Vitamin

E dapat melindungi kulit dari sinar ultraviolet, dapat menyembuhkan luka, berfungsi sebagai

Page 8: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

antioksidan, serta melindungi tubuh akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A

dari kerusakan (Meydani, 2000).

Vitamin E (seperti d-alfa-tokoferol) yaitu 300 mg/ hari untuk orang dewasa

ditetapkan oleh SCF (Scientific Committee for Food) pada tahun 2003 (SCF, 2003).

Sedangkan menurut FCC (Food Chemixal Codex) (1996) yaitu:

115 mg/g alpha-tocopherol (101 mg/g minimum)

5 mg/g beta-tocopherol (<1 mg/g minimum)

45 mg/g gamma-tocopherol (25 mg/g minimum

12 mg/g delta-tocopherol (3 mg/g minimum)

2.2.2. Tokotrienol

Tokotrienol adalah komponen Vitamin E alami selain tokoferol. Menurut hasil

penelitian Podda et al. (1996), bahwa tokotrienol memiliki aktivitas antioksidan pada

jaringan kulit hingga 15 kali lipat dibandingkan dengan tokoferol. Hasil penelitian

Neseretnam et al. (1998) menyatakan bahwa tokotrienol memiliki aktivitas inhibisi terhadap

pertumbuhan sel kanker payudara manusia. Dibanding dengan tokoferol, tokotrienol

memiliki aktivitas menurunkan kolesterol (Qureshi et al., 1996). Dari hasil penelitian

tersebut, terlihat bahwa tokotrienol bermaanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun tokotrienol

tidak dapat disintesis oleh tubuh, sehingga diperlukan asupan makanan yang mengandung

tokotrienol. Tokotrienol ialah salah satu kumpulan Vitamin E selain tokoferol di mana

komposisinya paling tinggi di dalam kelapa sawit yaitu 80% berbanding 20% tokoferol

(Nafeeza et al. 2002).

Dalam EFSA (2008) dijelaskan bahwa tokotrienol tersedia di alam hanya dalam

kadar yang rendah, dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada kelapa sawit. Dengan

demikian dapat diramalkan bahwa asupan dari sumber makanan normal akan dibatasi.

Tocotrienol biasanya tergabung dalam kapsul softgel menyediakan hingga 1.000 mg per

tocotrienol dalam dosis harian. Hal ini akan mengakibatkan asupan harian 16,7 mg

tocotrienol / kg bb / hari untuk 60 kg orang. Tocotrienol hampir tidak terdeteksi dalam

plasma manusia normal (Hayes et al, 1993.; O'Byrne et al., 2000).

Perbedaan struktur tokoferol dan tokotrienol menyebabkan adanya perbedaan

aktivitas antioksidan. Pada tokotrienol terlihat adanya tiga buah ikatan rangkap yaitu pada

Page 9: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

C3, C7 dan C11 rantai isoprenoid. Ketiga ikatan rangkap ini menyebabkan pergerakan

tokotrienol yang lebih bebas, serta lebih efisien dalam melintasi membran sel dibanding

tokoferol, terutama jaringan yang dipenuhi lapisan jenuh seperti otak dan hati (Suzuki et al.,

1993). Tokotrienol tahan terhadap pemanasan hingga suhu 2000C (Rucker et al., 2002).

Perbedaan ketidakjenuhan rantai samping tokoferol dan tokotrenol menyebabkan terjadinya

berbedaan titik leleh (Martini dan Anon, 2000).

Gambar 3. Rumus struktur tokotrienol

(Sumber: Watson and Preddy, 2009)

Tokotrienol dapat menggantikan aktivitas tokoferol sebagai Vitamin E. Setiap

miligram α-tokotrienol setara dengan satu tokoferol equivalen. Nilai faktor aktivitas relatif

α-tokotrienol adalah 0.3. Nilai ini berarti setiap miligram α-tokotrienol equivalen dengan 0.3

miligram α-tokoferol (Rucker et al., 2002). Dosis α-tokoferol sebanyak 10-30 mg per hari

dapat menjaga konsentrasi Vitamin E dalam cairan plasma dalam jumlah yang konstan

(Packer & Cadenas, 2002). Nilai Acceptable Daily Intake (ADI) sebesar 0.15-2 mg/kg

bb/hari dihitung sebagai α-tokoferol. Artinya, penggunaan tokotrienol dianggap aman bila

dikonsumsi 300 mg per hari (Herlina, 2012).

Page 10: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

2.3. Sumber Vitamin E

Tabel 2. Kandungan Tokoferol dan Tokotrienol pada Beberapa Bahan Pangan (Ong,

1993; Sheppard et al, 1993)

2.4. Aktivitas biologis

Vitamin E terletak dalam fosfolipid bilayer membran sel. Hal ini sangat efektif dalam

mencegah lipid ber-oksidasi yang melibatkan kerusakan oksidatif PUFA. Peningkatan kadar

lipid produk peroxida-tion berhubungan dengan berbagai penyakit dan kondisi klinis.

Meskipun Vitamin E terletak dalam sel dan membran organel di mana ia dapat mengerahkan

efek maksimum pelindungan, konsentrasinya mungkin hanya satu molekul untuk setiap

Page 11: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

2000 molekul fosfolipid. Hal ini menunjukkan bahwa setelah reaksi dengan radikal bebas

dapat dengan cepat regenerasi, mungkin dengan antioksidan lainnya.

Penyerapan Vitamin E dari usus tergantung pada pankreas, sekresi empedu, dan

pembentukan misel. Kondisi untuk penyerapan yang seperti orang-orang untuk diet lemak,

yaitu emulsifikasi, solubilisasi dalam campuran empedu misel garam, serapan oleh enterosit,

dan sekresi ke dalam sirkulasi melalui sistem limfatik. Emulsifikasi berlangsung awalnya

dalam perut dan kemudian di usus kecil di hadapan pankreas dan sekresi empedu. Hasil

agregat misel campuran Vitamin E mol-ecules, melarutkan Vitamin E, dan kemudian

mengangkut ke perbatasan membran enterocyte, oleh difusi pasif. Dalam ente-rocyte,

tokoferol dimasukkan ke dalam kilomikron dan disekresi ke dalam ruang intraseluler dan

sistem limfatik dan kemudian ke dalam darah.

Ester Tokoferol, hadir dalam makanan olahan dan vitamin supplemen, harus

dihidrolisis di usus kecil sebelum mengalami penyerapan. Vitamin E diangkut dalam darah

oleh lipoprotein plasma dan ery-throcytes. Kilomikron membawa tokoferol dari enterocyte

ke hati, di mana mereka dimasukkan ke dalam sel-sel parenkim sebagai sisa-sisa

chylomicron. Katabolisme kilomikron berlangsung di sirkulasi sistemik melalui aksi

lipoprotein seluler, lipase. Selama proses ini toco-pherol dapat ditransfer ke high density

lipoprotein (HDL). Tocopherol kadar HDL-nya dapat mentransfer ke lipoprotein beredar

lainnya, seperti LDL dan sangat low-density lipoprotein (VLDL). Selama konversi VLDL

ke LDL dalam sirkulasi, a-tokoferol tetap dalam inti lipid dan dengan demikian tergabung

dalam LDL. Kebanyakan a-tokoferol kemudian memasuki sel-sel jaringan perifer dalam

lipoprotein utuh melalui LDL jalur reseptor, meskipun beberapa dapat diambil oleh situs

mengikat membran mengakui apolipoprotein AI dan A-II hadir pada HDL.

Meskipun proses penyerapan semua homolog tokoferol dalam diet adalah serupa,

bentuk yang menonjol dalam darah dan jaringan. Hal ini disebabkan dengan tindakan

protein mengikat yang istimewa pilih bentuk di atas bentuk lain. Mekanisme ini selektif

menjelaskan mengapa Vitamin E homolog memiliki perbedaan kemampuan antioksidan

yang nyata dalam sistem biologis dan mereka mengilustrasikan perbedaan penting antara

efektivitas antioksidan vitro suatu zat dalam stabilisasi, misalnya, produk makanan dan

dalam Potensi vivo sebagai antioksidan.

 

Page 12: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

2.5. Implikasi dalam tubuh

Kekurangan Vitamin E dapat menyebabkan beberapa akibat bagi tubuh, seperti

adanya gangguan pada saraf periferal, degenerasi akson caliber besar pada saraf sensori,

meningkatnya kerapuhan sel eritrosit, dan meningkatnya produksi etana dan pentane dalam

tubuh. Sedangkan kelebihan Vitamin E, sejauh ini berdasarkan penelitian yang ada tidak

berdampak apapun dalam tubuh karena Vitamin E dapat dengan mudah dikeluarkan tubuh.

Page 13: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

BAB III

KESIMPULAN

Vitamin E merupakan nutrisi esensial pada makanan manusia dan hewan. Vitamin E

memiliki dua jenis senyawa, yaitu tokoferol dan tokotrienol, yang memiliki ciri terdapat

cincin 6-chromanol dan rantai samping isoprenoid. Anggota dari setiap jenis ditunjukkan

dengan alpha( α)-, beta( β)-, gamma( γ)-, dan delta( δ), merujuk pada posisi dari kelompok

metal yang menempel pada inti senyawa. Tokoferol dan tokotrienol dibedakan oleh ekor

fenilnya, dimana menunjukkan sifat terlarut pada tokoferol dan tidak terlarut pada

tokotrienol.

Tokoferol, terutama α-tokoferol telah diketahui sebagai antioksidan yang mampu

mempertahankan integritas membran. Senyawa tersebut dilaporkan bekerja

sebagai scanvenger radikal bebas oksigen, peroksi lipid dan oksigen singlet. Tokotrienol

adalah komponen Vitamin E alami selain tokoferol. Tokotrienol memiliki aktivitas

antioksidan pada jaringan kulit hingga 15 kali lipat dibandingkan dengan tokoferol.

Tokotrienol juga memiliki aktivitas inhibisi terhadap pertumbuhan sel kanker payudara

manusia. Dan dibanding dengan tokoferol, tokotrienol memiliki aktivitas menurunkan

kolesterol lebih tinggi, namun ketersediaan tokotrienol lebih rendah dibandingkan tokoferol.

Vitamin E dapat diperoleh dari biji-bijian seperti kacang tanah dan beberapa jenis

minyak, seperti minyak sawit dan minyak zaitun. Vitamin E homolog memiliki perbedaan

kemampuan antioksidan yang nyata dalam sistem biologis dan terdapat perbedaan penting

antara efektivitas antioksidan vitro suatu zat dalam stabilisasi, misalnya, produk makanan

dan dalam Potensi vivo sebagai antioksidan.

Kekurangan Vitamin E dapat menyebabkan beberapa akibat bagi tubuh, seperti

adanya gangguan pada saraf periferal, degenerasi akson caliber besar pada saraf sensori,

meningkatnya kerapuhan sel eritrosit, dan meningkatnya produksi etana dan pentane dalam

tubuh. Sedangkan kelebihan Vitamin E, berdasarkan penelitian yang ada hingga sekarang,

tidak memiliki dampak apapun dalam tubuh karena Vitamin E dapat dengan mudah

dikeluarkan tubuh.

Page 14: MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL Kelompok 5.docx

DAFTAR PUSTAKA

EFSA. 2008. Opinion on Mixed Tocopherols, Tocotrienol Tocopherol and Tocotrienols as

Source for Vitamin E Added as a Nutritional Substance in Food Supplements : Scientific

Opinion of the Panel on Scientific Panel on Food Additives, Flavourings, Processing

Aids and Materials in Contact with Food. The EFSA Journal. Vol. 640 : 1 - 34.

Hayes, K. C., Pronczuk, A. and Liang, J. S. 1993. Differences in the plasma transport and tissue

concentrations of tocopherols and tocotrienols: observations in humans and hamsters.

Proc Soc Exp Biol Med. Vol. 202 : 353-9.

Martini, S. and M. C. Anon. 2000. Determination of Wax Concentration in Sunflower Seed Oil.

JAOCS. Vol. 77 : 1087-1092.

Nafeeza, M.I., Fauzee, A.M., Kamsiah J. & Gapor, M.T. 2002. Comparative effects of a

tocotrienol rich fraction and tocopherol in aspirin-induced gastric lesion in rats. Asia

Pacific Journal of Clinical Nutrition. Vol. 11(4): 309-313.

Nesaretnam K., Stephen R., Dils R. and Dabre P., 1998. Tocotrienols inhibit the growth of

human breast cancer cells irrespective of estrogen receptor status. Lipids. Vol. 33 : 461-

469.Packer, L. and Cardenas, E. 2002. Handbook of Antioxidants. Marcel Dekker : Ney

York.

Podda, M., Weber, C., Traber, M. G. and Packer, L. 1996. Simultaneous Determination of Tissue

Tocopherols, Tocotrienol, Ubiquinols and Ubiquinones. Journal of Lipid Research. Vol.

37 : 893 -901.

Rucker, R. B., Suttie, J. W., Mac Cormick D. B. and Machlin L. J. 2002. Handbook of Vitamin.

Marcel Dekker : New York.

Qureshi A. A., Pearce, B. C., Nor, R. M., Gapor A., Peterson, D. M. and Elson C. E. 1996.

Dietary alpha-tocopherol attenuates the impack of gamma-tocotrienol on hepatic 3-

hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase activity in chickens. Journals of

Nutrition. Vol 131(2) : 223-230.

Suzuki, Y, J., Tsuchiya, M., Wassal, S. R., Choo, Y. M., Govil, J. G., Kagan, V. E., and Packer,

L. 1993. Structural and Dynamic Membrane Propetrties of Alpha-Tocopherol and Alpha-

Tocotrienol : Implikation to the Molecular Mechanism of Their Antioxidant Potency .

Biophys Acta. Vol. 1166 : 163 – 170.