makanan fungsional dan diabetes

18
A. SERAT PANGAN (SP) Bagian tumbuhan yang dapat dimakan atau analog dengan karbohidrat, yang tahan terhadap pencernaan dan absorpsi di dalam usus halus manusia dan mengalami fermentasi sebagian atau seluruhnya didalam usus besar (AACC, 2001). Komponen SP adalah polisakarida (termasuk Inulin) , karbohidrat analog, oligo sakarida (termasuk FOS), lignin dan bahan yang terkait dengan dinding sel tanaman (waxes, cutin, suberin). *Karbohidrat analog: dekstrin, pati resisten, karbohidrat sintetis Dahulu dipercaya bahwa pati itu dicerna dengan sempurna karena di mulut terdapat kelenjar air mulut dan pada usus terdapat amilase. Namun semua itu berubah semenjak ditemukannya pati pada kolon. Seharusnya apabila pati dicerna dengan sempurna, pati tidak akan terdapat pada kolon. Sehingga muncul namanya pati resisten. Salah satu pati resisten ada pada pisang. Pisang termasuk laksatif agent, semua serat pangan (SP) dan pati resisten (RS) termasuk laksatif agent sih. Oke ...balik lagi ke pisang, jadi kenapa molekul pati pada pisang bisa resisten? Karena berikatan dengan fosfat membentuk ester jadi enzimnya tidak mengenali substrat tersebut. B. RESISTANT STARCH (RS) Definisi : jumlah pati & hsl pencernakan pati yang tidak diabsorpsi di dlm usus halus individu yang sehat (BNF, 1992). Klasifikasi pati berdasar kecernaannya: 1. Rapidly Digestible Starch (RDS) : cepat tercerna, contoh makanan berpati yang baru saja dimasak 2. Slowly Digestible Starch (SDS) : lambat tapi komplit; misal serealia mentah 3. Resisitant Starch (RS) : tidak tercerna/resisten Klasifikasi Resistan Starch : 1. RS-1: Pati yang secara fisik sulit dicerna (misal krn ukuran besar) ; contoh serealia utuh/digiling tidak halus 2. RS-2: Granula pati resisiten; misal kentang dan pisang mentah SERAT PANGAN DAN DIABETES Sekar, Lala, MJ, Lulut, Sari, Anggy, Sarah, Yashinta, Zata, Nita, Mia

Upload: nuzulul

Post on 13-Sep-2015

285 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Bagian tumbuhan yang dapat dimakan atau analog dengan karbohidrat, yang tahan terhadap pencernaan dan absorpsi di dalam usus halus manusia dan mengalami fermentasi sebagian atau seluruhnya didalam usus besar (AACC, 2001). Komponen SP adalah polisakarida (termasuk Inulin) , karbohidrat analog, oligo sakarida (termasuk FOS), lignin dan bahan yang terkait dengan dinding sel tanaman (waxes, cutin, suberin).*Karbohidrat analog: dekstrin, pati resisten, karbohidrat sintetis

TRANSCRIPT

  • A. SERAT PANGAN (SP)

    Bagian tumbuhan yang dapat dimakan atau analog dengan karbohidrat,

    yang tahan terhadap pencernaan dan absorpsi di dalam usus halus manusia dan

    mengalami fermentasi sebagian atau seluruhnya didalam usus besar (AACC,

    2001).

    Komponen SP adalah polisakarida (termasuk Inulin) , karbohidrat analog,

    oligo sakarida (termasuk FOS), lignin dan bahan yang terkait dengan dinding sel

    tanaman (waxes, cutin, suberin).

    *Karbohidrat analog: dekstrin, pati resisten, karbohidrat sintetis

    Dahulu dipercaya bahwa pati itu dicerna dengan sempurna karena di

    mulut terdapat kelenjar air mulut dan pada usus terdapat amilase. Namun

    semua itu berubah semenjak ditemukannya pati pada kolon. Seharusnya apabila

    pati dicerna dengan sempurna, pati tidak akan terdapat pada kolon. Sehingga

    muncul namanya pati resisten.

    Salah satu pati resisten ada pada pisang. Pisang termasuk laksatif agent,

    semua serat pangan (SP) dan pati resisten (RS) termasuk laksatif agent sih. Oke

    ...balik lagi ke pisang, jadi kenapa molekul pati pada pisang bisa resisten?

    Karena berikatan dengan fosfat membentuk ester jadi enzimnya tidak mengenali

    substrat tersebut.

    B. RESISTANT STARCH (RS)

    Definisi : jumlah pati & hsl pencernakan pati yang tidak diabsorpsi di dlm

    usus halus individu yang sehat (BNF, 1992).

    Klasifikasi pati berdasar kecernaannya:

    1. Rapidly Digestible Starch (RDS) : cepat tercerna, contoh makanan

    berpati yang baru saja dimasak

    2. Slowly Digestible Starch (SDS) : lambat tapi komplit; misal serealia

    mentah

    3. Resisitant Starch (RS) : tidak tercerna/resisten

    Klasifikasi Resistan Starch :

    1. RS-1: Pati yang secara fisik sulit dicerna (misal krn ukuran besar) ;

    contoh serealia utuh/digiling tidak halus

    2. RS-2: Granula pati resisiten; misal kentang dan pisang mentah

    SERAT PANGAN DAN DIABETES

    Sekar, Lala, MJ, Lulut, Sari, Anggy, Sarah, Yashinta, Zata, Nita, Mia

  • 3. RS-3: Pati teretrogradasi (resisten krn proses pengolahan) misal: corn

    flakes, rotitawar, lempeng

    4. RS-4: Pati modifikasi : pati butirat

    Kebanyakan sih fungsi dari RS itu untuk meningkatkan efek gizi dari suatu

    bahan makanan.

    Pengolahan akan membentuk RS 3, karena struktur kristalin dari pati

    akan berubah. Namun itu juga tergantung dari cara pengolahannya.

    RS 3 dan RS 4 sebenarnya mirip, sama sama dari pengolahan. Tetapi

    ada bedanya, kalau RS 3 terbentuk karena tidak disengaja, sedangkan RS 4

    karena memang disengaja.

    Pati butirat adalah pati yang bereaksi dengan butirat. Biasanya digunakan

    sebagai filler. Pati akan berikatan dengan butirat kemudian ketika pati

    dikonsumsi, pati akan difermentasi dikolon. Secara natural pati yang

    difermentasi di kolon akan menghasilkan SCFA butirat. Pati butirat yang

    memang sudah mengandung butirat menghasilkan lagi butirat, jadi butiratnya

    kan tambah banyak. Fungsi dari pati butirat sendiri sebagai anti kanker kolon.

    Ada satu penelitian yang menyebutkan bahwa prevalensi kanker kolon di

    Amerika dan di Jepang lebih tinggi yang di Amerika. Padahal pola makan kedua

    penduduk di negara itu sama, why? jawabannya adalah karena orang Jepang

    masih sering mengonsumsi RS.

    Sifat Fisik dan Kimiawi

    1. Menaikkan viskositas digesta

    2. Terfermentasi di dlm usus besar

    3. Mengikat molekul organik

    4. Menaikkan kapasitas pengikatan air

    C. INULIN DAN FOS

    FOS: frukto-oligo-sakarida yang mengandung unit oligosakarida 2-10,

    dihubungkan dengan ikatan Glikosidik (IUB-IUPAC Joint Commission on

    Biochemical Nomenclature, 1982).

    Inulin dan FOS tidak dicerna dalam usus halus, shg merendahkan nilai

    kalori dan menstimulir bifidobacteria

    Ikatan (2-1) glikosida ini tahan terhadap pencernaan enzim, dan

    merupakan sifat yang spesifik pada inulin.

    Beda inulin dan FOS ada pada rantainya. FOS masih tergolong pendek.

    Penelitiannya dari Prof. Marsono, susu dan inulin bisa mengurangi kenaikan

    kadar kolesterol dan juga menyehatkan kolon, cuma efeknya ya suka kentut dan

    kebelakang ~

    Ikatan tahan terhadap enzim amilase karena amilase hanya mengenali ikatan

    .

    Struktur Kimia

    o Inulin dibagi menjadi dua yaitu:

  • 1. Inulin dg ujung glukosa secara kimia disebut : -D-glucopyranosyl-[

    D-fruktofuranosyl ] (n-1)- D-fruktofuranosida -------- disingkat :

    GpyFn.

    2. Inulin tanpa gugus glukosa : beta-fruktopyranosyl-[D-

    fruktopuranosyl](n-1)-D-fruktofuranosida -------------disingkat FpyFn.

    o G = glukosa, F = fruktosa, Py = pyranosyl, n = jumlah residu fruktosa

    Gambar struktur kimia

    *n or m : number of fructose units

    Sifat Dan Sumber

    o FOS Sedikit manis, pleasant flavor dan mudah larut dalam air

    o Karena rantainya lebih panjang, inulin lebih sulit larut dibanding dengan

    FOS

    o Kandungan kalori inulin 1-2 kcal/gram, karena lebih rendah jadi inulin

    sering ditambahkan ke makanan

    o Sedikit tercerna dlam usus halus, terfermentasi dalam kolon

    o Bifidogenik (meningkatkan bakteri bifido)

    o Terdapat dalam : onion, leeks, garlic, bananas, asparagus, artichokes;

    Digunakan sebagai suplemen atau makanan fungsional

    *FOS cocok sebagai tambahan serat pada berbagai macam pangan

    Manfaat Inulin

    1. Meningkatkan pertumbuhan mikroflora

    2. Memacu bifidobakteri

    3. Menjaga kesetimbangan mikroflora

    4. Meningkatkan absorbsi Ca dan Mg

  • Karena inulin yang terfermentasi akan menghasilkan SCFA kemudian akan

    menurunkan pH, kalau pHnya turun solubilitas Ca meningkat dan disertai

    dengan peningkatan dari absorbsi. Selain meningkatkan absorbsi Ca, bakteri

    patogen juga tidak dapat bertahan hidup pada pH rendah, sementara bakteri

    probiotik lebih tahan.

    5. Efek pd kesehatan kolon :

    o Mengurangi konstipasi

    o Menambah frekuensi ke belakang

    o Melunakan feses

    o Menaikkan kadar air feses

    6. Efek pd bifidogenik dan prebiotik :

    o Meningkatkan bifidobakteri, laktobasili

    o Menurunkan enterobakteri & clostridium perfringen

    o Mempengaruhi TAG, LDL & HDL kolesterol

    KOMPONEN BIOAKTIF PENURUN GLUKOSA DARAH :

    1. Serat pangan

    2. Pati resisten

    3. Oligosakarida

    4. Asam amino

    5. Fitat

    INDEKS GLIKEMIK DAN DIABETES

    A. RESPON GLUKOSA

    Pencernaan karbohidrat dan absorpsi glukosa akan mengakibatkan

    perubahan kadar glukosa darah -------> RESPON GLUKOSA

    Makanan yang tidak sama akan memberikan RESPON GLUKOSA yang

    berbeda pula

    B. PENGERTIAN INDEKS GLIKEMIK

    luas area di bawah kurva glukosa darah setelah makan makanan yang

    diuji yang mengandung 50gr setara available KH, dinyatakan dalam % terhadap

    luas area curva Glukosa darah setelah makan 50 gr glukosa pada hari yang

    berbeda dan pada orang yang sama. (Indeks Glikemik itu merupakan parameter

    pangan menandai baik atau tidaknya pangan tersebut terhadap kadar glukosa

    darah.)

    Ratio luas curva respon Glukosa makanan terhadap standar (GLUKOSA

    ATAU ROTI TAWAR) yang mengandung 50 gram atau 25 gram setara

    gula (IG rendah, respon glukosa juga rendah)

    Apabila kita mengonsumsi makanan ber-IG rendah kenaikan gula

    darah rendah.

  • Contoh kurva respon glukosa :

    Kriteria indeks glikemik :

    1. Rendah < 55

    2. Intermediet 55 70

    3. Tinggi > 70

    Pengaruh IG pada glukosa darah :

    o IG menggambarkan respon glukosa

    o IG rendah diperoleh dari respon glukosa yang rendah pula

    o Respon glukosa rendah kenaikan glukosa rendah

    Faktor yang mempengaruhi nilai IG :

    o Faktor makanan, seperti ukuran partikel, kerusakan integritas dinding

    sel, ketersediaan pati, ratio amilosa/amilopektin, adanya komponen

    lain seperti lemak, protein dan serat panmgan serta zat anti gizi (BNF,

    1990)

    o faktor non-makanan seperti kecepatan pengosongan perut, sekresi

    insulin dan sensitivitas insulin (BNF, 1990)

    C. BEBAN GLIKEMIK (GLICEMYC LOAD)

    Pertama dikenalkan oleh peneliti di Universitas Havard (1997)

    Konsep BG menggambarkan potensi makanan dlm meningkatkan kadar

    glukosa darah lebih komplit dibandingkan IG karena bukan hanya

    berdasar kualitas (IG) tapi juga kuantitas (porsi). Karena meskipun IG

    rendah ketika kita makan dengan porsi yang banyak juga akan sama

    saja

    BG berbanding lurus dengan kandungan KH

    GL mempertimbangkan:

    o Jumlah yang dikonsumsi

    o Kadar available KH bahan

    80

    90

    100

    110

    120

    0 30 60 90 120

    Kad

    ar

    glu

    ko

    sa s

    eru

    m, m

    g/d

    L

    waktu sampling

    Respon glukosa

    StandarKc. Merah

  • GL menggambarkan secara overall pengaruh konsumsi karbohidrat thd

    kadar glukosa dan respon insulin.

    Perhitungan Glycemic Load (GL):

    GL = GI/100 x Net CHO

    *Net CHO adalah jumlah karbohidrat dalam makanan

    Dalam menghitung GL selain IG juga harus diperhatikan seberapa besar

    porsinya.

    Contoh:

    Nasi IG = 80

    Satu porsi = 186 gr

    Net CHO = 52

    maka, GL = 80/100 x 52 = 41,6

    Klasifikasi makanan berdasarkan Beban Glikemik (BG)

    1. BG rendah (20)

    D. KEMUNGKINAN MEKANISME SERAT PANGAN MENURUNKAN

    GLUKOSA DARAH

    Kemampuan RS menghasilkan glukosa rendah

    RS bersifat viscous sehingga menghambat absorpsi glukosa

    Selain itu RS juga menunda pengosongan perut dan mempercepat

    transit diusus halus,

    Propionat menghambat glukoneogenesis, sehingga mengurangi level

    asam lemak dalam darah kemudian menaikkan kebutuhan glukosa dan

    menghambat resistensi insulin

    Asam amino leucine dan arginine, alanine, phenilalanine, metionine,

    lysine dan isoleucine dapat menstimulir ekskresi insuline

    Protein dapat membantu regenerasi sel beta pankreas yang mengalami

    kerusakan

    Fitat dapat mengikat Ca pada amilase sehingga aktivitasnya menurun,

    kemudian menurunkan ketersediaan glukosa

    Fitat juga berikatan dgn pati atau komplek protein-pati --> kecernaan

    pati menurun --> membatasi ketersediaan glukosa

  • kenapa sih RS IGnya rendah? Karena RS available karbohidratnya sedikit jadi

    available gula juga rendah, sudah begitu kecernaannya rendah. Nah kalau

    available gulanya rendah kan penyerapan gula juga sedikit.

    GLYEMIC INDEX OF FOODS

    Food IG

    Grain and cereal Products

    White bread 100

    Whole-wheat bread 99

    Brown rice 96

    White rice 83

    White spaghetti 66

    Whole-wheat spaghetti 61

    Rye bread 58

    Breakfast Cereals

    Cornflakes 119

    Weetabix 109

    Shredded wheat 97

    All Bran 73

    Oatmeal 85

    Fruits

    Raisins 93

    Banana 79

    Orange Juice 67

    Orange 66

    Grapes 62

    59Aple 53

    Pear 47

    Peach 40

    Grapefruit 36

    Plum 34

    Vegetables

  • Bake potato 135

    Instant potatoes 116

    New potatoes 81

    Yams 74

    Frozen peas 74

    Sweet potato 70

    Dried Legumes

    Canned baked beans 60

    Kidney beans 54

    Butter beans 52

    Chickpeas 49

    Lentils 43

    Soybeans 20

    Dairy products

    Ice cream 52

    Yoghurt 52

    Whole milk 49

    Skim milk 46

    Sweeteners

    Maltose 152

    Glucose 138

    Honey 126

    Sucrose 86

    Fructose 30

    Kan sering tuh pasien diabetes mengganti nasi menjadi kentang, itu benar atau

    salah?

    Kalau ditinjau dari IGnya salah. IG kentang tidak lebih rendah daripada white

    rice, mungkin kalau diterapkan di western yang pola makannya beda dengan

    kita (nggak pakai nasi) benar. Tapi akan beda masalah juga ketika kuantitas dari

    kentang dan white rice itu juga diperhatikan. kan kentang lebih mahal dari nasi,

    jadi orang makan kentang lebih sedikit daripada nasi, nah itu bisa diperhatikan.

    IG MAKANAN SUMBER PATI (Marsono, 1999)

    BAHAN IG

    Roti tawar (standar) 100

    Sorghum 160

    Nasi putih 80

    Pisang kapok 92

    Sukun 90

    Uwi 73

    Singkong 78

    INDEKS GLIKEMIK UMBI-UMBIAN (Marsono, 2000)

    BAHAN IG

    Roti tawar (standar) 100

    Kimpul 95

    Gembili 90

  • Garut 14

    Ganyong 105

    Ubi jalar 179

    Sekedar tahu!

    tadi kan semuanya penelitiannya Prof. Marsono tentang indeks glikemik.

    Cara penelitiannya Prof. Marsono respondennya gimana sih? Kan IG diukur dari

    rasio respon glukosa terhadap standar nah cara nyari responden yang respon

    glukosanya bagus gimana?

    Dulu Prof. Marsono nyari responden penelitiannya syaratnya standar aja;

    10 orang sehat, dengan kadar gula puasa, post-pradial, dan lalalalanya standar.

    Namun sekarang itu belum cukup. Jadi Prof. Marsono nyari respondennya

    dengan cara meneliti rasio responden nya terlebih dulu. Calon responden itu

    diberikan minuman glukosa, setelah itu diamati setiap 30 menit, dilihat dari

    responnya.

    Grafik dari respon responden itu bermacam macam. Contoh grafiknya kayak di

    bawah ini (contoh aja lho)

    Meskipun awal dan akhirnya sama, tapi kan

    ada yang naik turun drastis banget tuh, kayak

    begitu nggak bagus, soalnya nanti mengacaukan

    rata rata.

    Indeks Glikemik juga dipengaruhi dari kecernaan patinya lho, dan itu

    nanti juga dipengaruhi dari cara pengolahannya. Coba dibandingkan antara IG

    dari bahan asli dan olahannya.

    Kalau kecernaan pati itu rendah, IG juga makin rendah. Dengan kata lain

    pati resisten IG juga pasti rendah dong.

    IG KACANG-KACANGAN (Marsono et al., 2001, ** Marsono et al., 2004)

    Standar: roti tawar = 100

    BAHAN IG

    Kacang merah* 26

    Kc hijau* 76

    Kc tolo* 51

    KC gude* 35

    Kc kedelai* 31

    Kc kapri* 30

    Kc panjang** 86

    Kc buncis** 43

    IG PRODUK OLAHAN UMBI (*Marsono et al., 2005, ** Marsono et al.,

    2006)

  • BAHAN IG

    Roti tawar (standar) 100

    Pati garut kukus* 82

    Pati garut panggang* 88

    Tepung garut kukus* 70

    Tepung garut panggang** 37

    Roti tawar Substitusi tepung garut** 51

    Roti tawar substitusi tepung ubi jalar** 88

    Kue kering tepung garut** 27

    Kue kering tepung ubi jalar** 85

    Garut IGnya bagus, tapi kan garut jarang disukai, maka dari itu Prof.

    Marsono mencoba memodifikasi pengolahan dari garut. Caranya gimana? Garut

    dibuat tepung, kan kalau sudah dibuat tepung akan lebih mudah diolah ke

    bentuk lainnya.

    Terus Prof. Marsono mengamati apa pengaruh dari proses pengolahan,

    tepung garut kukus dan tepung garut panggang. Hasilnya yang dipanggang lebih

    rendahnya.

    Jadi pemanggangan meningkatkan RS, kecernaan patinya turun dan IGnya turun

    juga.

    IG JAGUNG DAN PRODUK OLAHAN JAGUNG (Marsono et al. 2007)

    BAHAN IG

    Roti tawar 100

    Jagung Kuning 72

    Jagung Putih 94

    Jagung Pulut 104

    Jagung Bisma 68

    Jagung Lamuru 80

    Jg Srikandi Kuning 95

    Jg Srikandi Putih 104

    Jagung Brondong 96

    JSP Kuning 89

    JSP Putih 89

    JSP Pulut 92

    Mie jagung 82

  • .

    A. Definisi Antioksidan

    Definisi: substansi atau komponen kimia yang menghambat terjadinya

    oksidasi

    Menurut Gordon (2001), antioksidan adalah substansi tertentu yang dapat

    menunda, memperlambat, atau mencegah kerusakan pada bahan makanan

    akibat oksidasi.

    Substansi ini dapat terbentuk secara alami (sistem biologis) atau

    ditambahkan pada produk dan selama proses pengolahan (sistem pangan)

    Antioksidan tidak akan meningkatkan kualitas bahan pangan, tapi

    mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpannya (sistem

    pangan) (Reische et al., 2002).

    Oksidasi bisa terjadi pada sistem pangan dan sistem biologis. Maka Antioksidan

    juga bisa berperan dalam sistem pangan dan sisitem biologis.

    Dalam sistem biologis: terdapat proses oksidasi normal yang menghasilkan

    radikal bebas yang reaktif. Radikal bebas kehilangan satu pasangan proton yang

    menyebabkannya lebih reaktif. Antioksidan merupakan substansi yang

    melindungi sel-sel tubuh dari efek oksidasi.

    B. Syarat Antioksidan dalam Pengolahan Pangan

    non toksik,

    efektif dalam konsentrasi rendah,

    stabil selama penyimpanan,

    dapat bertahan selama proses pengolahan (carry through effect),

    tidak mahal.

    Penggunaan antioksidan tergantung dari kesesuaiannya dengan produk dan

    peraturan yang mengikatnya.

    C. Klasifikasi Antioksidan

    1. Antioksidan primer: mengakiri runtutan reaksi radikal bebas (tokoferol,

    BHA, BHT, TBHQ dsb)

    2. Antioksidan Sekunder: mendekomposisi hidroperoksida lemak menjadi

    produk yang stabil (dilauryl thiopropionate & thiodipropionic acid)

    3. Oxygen Scavenger: mengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi

    oksidasi (Vit C, ascorbyl palmitate)

    4. Antioksidan Enzim: enzim yang berperan mencegah terbentuknya radikal

    bebas (SOD, GSH-Px, Catalase, dll.)

    ANTIOKSIDAN

    Sekar, Lala, MJ, Lulut, Sari, Anggy, Sarah, Yashinta, Zata, Nita, Mia

  • 5. Chelator/Sequestrants: mengikat logam yang mampu mengkatalisa

    reaksi oksidasi (citric acid, amino acid, fitat, EDTA, phospholipid, dll.)

    Oksidasi Lipid

    Yang Paling Rawan: lemak/minyak

    Faktor Pemicu adalah oksigen bebas, cahaya, panas, logam, atau

    kombinasinya

    Mekanisme autoksidasi lemak dibagi menjadi 3 tahap,

    o Inisiasi

    AUTOOKSIDASI SAFA:

    Diawali dengan terbentuknya RADIKAL ALKYL (R*) setelah atom

    hidrogen pada gugus -metilen pada asam lemak tidak jenuh (SAFA) lepas.

    RH R + H+

    o Propagasi

    R + O2 ROO

    ROO + RH ROOH + R

    Radikal bebas autokatalitik

    Hidrogen peroksida menurunkan stabilitas lemak

    ROOH RO + OH

    RO + RH ROH + R

    o Terminasi radikal bebas bereaksi dengan radikal bebas lain

    sehingga menghasilkan produk yang bersifat netral.

    R + R R-R

    2 RO ROOR

    ROO + R ROOR

    RO + R ROR

    ROO + ROO ROOR + O2

    Selain itu ada pula,

    o Secondary Initiation ketika hasil reaksi oksidasi yang telah

    dinetralkan kembali bereaksi menjadi radikal bebas

    ROOH R + OH

    2ROOH R + ROO + H20

  • Radikal bebas sebenarnya telah

    ada ketika Unsaturated Fatty Acid

    (UnSAFA) terkena pengaruh dari O2 ,

    panas, cahaya dan trace element, hal

    ini tidak disadari oleh konsumen.

    Namun konsumen baru melakukan

    penolakan pada suatu produk setelah

    terjadi off flavor/odor, ketengikan.

    D. FUNGSI ANTIOKSIDAN DALAM SISTEM PANGAN

    Mencegah atau memperlambat terbentuknya radikal bebas alkil pada tahap

    awal

    Menghambat propagasi rantai radikal bebas

    Memperlambat laju reaksi kimia dari reaksi oksidasi lemak

    E. JENIS ANTIOKSIDAN

    Senyawa yang melepaskan

    hidrogen

    Penstabil oksigen singlet

    Pengikat logam

    Enzim

    Pengikat oksigen

    F. MACAM ANTIOKSIDAN

    Sintetik:

    o Butylated Hydroxyanisole (BHA)

    o Butylated Hydroxytoluene (BHT)

    o Tertiary-Butylhydroquinone (TBHQ)

    o Propyl Gallate (PG)

    o Octyl gallate (OG)

    o Dodecyl gallate (DG)

    Alami:

    o Vit E: Tocoferol & tocotrienol

    o Vit C

    o carotenoid & Vit A

    o Flavonoid

    o Fitat

    o Asam sitrat

    o Se

    G. PEMILIHAN ANTIOKSIDAN

    Efektif pd konsentrasi rendah

    Kompatibilitas dengan produk/substrat

    Tidak berpengaruh pada bau/rasa

    Tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan

    Memenuhi aturan yang berlaku (jenis dan konsentrasi)

    Murah/terjangkau

    H. RADIKAL BEBAS

    Atom, molekul atau ion yang kehilangan satu atau lebih pasangan elektron

  • Reaksi free radikal dgn non radikal menghasilkan free radikal baru -

    reaksi berantai

    Free radikal sangat reaktif dan dapat merusak komponen sel: dpt merusak

    membran sel atau DNA yang mengakibatkan peroksidasi dan perubahan

    struktur DNA. Perubahan struktur DNA dapat merubah sifat sel sehingga sel

    bisa menjadi sel kanker.

    I. SUMBER RADIKAL BEBAS DALAM BAHAN BIOLOGIS

    Polutan

    Makanan & minuman

    Radiasi

    Ozon

    Pestisida

    J. PENGUKURAN AKTIVITAS RADIKAL BEBAS PD BAHAN MAKANAN

    Produk hasil oksidasi hidroperoksida lemak

    Hidroperoksida

    Kehilangan PUFA

    Radikal bebas

    Aroma

    K. EFEK KESEHATAN RADIKAL BEBAS

    L. PENGARUH RADIKAL BEBAS PADA JARINGAN

  • M. MACAM RADIKAL BEBAS PD OKSIDASI

    H Atom hidrogen Radikal bebas paling sederhana

    R Alkil Radikal bebas berupa rantai karbon

    O2 - Anion Superoksida Radikal dengan oksigen sebagai pusat. Reaktivitas terbatas

    HO Hidroksil radikal dengan oksigen sebagai pusat yang

    sangat reaktif. Menyerang semua molekul yang

    ada dalam tubuh

    RO2 Peroksil Radikal dengan oksigen sbg pusat

    RO Alkosil Terbentuk saat pemecahan peroksida organic

    N. MACAM RADIKAL BEBAS 1 O2 Singlet oksigen

    NO/NO2 Nitrogen monoksida/ Nitrogen dioksida

    O. PERLINDUNGAN TERHADAP RADIKAL BEBAS:

    VITAMIN C:

    1. Menonaktifkan singlet oxygen

    2. Menstabilkan hydroxyl radical

    3. Menstabilkan superoxide anion

    Beta carotene: menonaktifkan (quencher) singlet oxygen yang paling efektif

    VITAMIN E

    1. Menonaktifkan singlet oxygen

    2. Menstabilkan hydroxyl radical

    3. Menstabilkan superoxide anion

    4. Mencegah peroksidasi membran lipid

    P. RADIKAL BEBAS DARI DALAM TUBUH

    Superoxide: utk pertahanan ------- efek sakit radang kolon

    Nitric oxide: mengatur tek darah ----- berlebihan toksik (misal stroke)

    FR dapat merusak DNA & RNA ---- pertumbuhan & perkembangan sel terganggu ----

    jaringan abnormal - kanker.

    Q. PERLINDUNGAN THD RADIKAL BEBAS

    ENZIM

    Superoxide dismutase (SOD), Glutation perixidase/reductase (GSH-Px/Rx),

    Peroxidase, Catalase, Phospholipase A2 (PLA-2)

    NUTRIEN PENYUSUSN ENSIM, seperti Cu, Zn, Se, Mn, Fe

    ANTIOKSIDAN dlm makanan, alami, buatan

    R. PERAN ANTIOKSIDAN

  • Antioksidan mencegah radikal bebas (FR) merusak komponen sel seperti lipid, protein,

    dan DNA sehingga kerusakan jaringan dapat dicegah.

    S. ANTIOKSIDAN DALAM SISITEM BIOLOGIS

    AO dalam sistem biologis memberikan pertahanan terhadap oksidasi/melawan kerusakan

    oksidatif. Ada 4 cara pertahanan:

    1. Preventive antioxidant menghambat terbentuknya senyawa oksigen reaktif

    dengan pengkelatan metal atau dirusak pembentukannya

    2. Radical-scavenging antioxidant menangkap radikal bebas (antioksidan primer)

    3. Repair and de novo enzymes memperbaiki kerusakan yang terjadi dan

    merekonstruksi membran

    4. Adaptation membentuk enzim antioksidan yang tepat dan mentransfernya pada

    saat yang tepat dan dengan konsentrasi yang sesuai

    T. MACAM ANTIOKSIDAN BERDASAR SUMBERNYA

    ANTIOKSIDAN ALAMI seperti Vit. E, Vit. C, carotenoids, Flavonoid/Isoflavon, phenol,

    Cathechins, asam amino, phytat, Ekstrak

    ANTIOKSIDAN BUATAN (PADA SISTEM PANGAN): BHA (Butylated hydroxyanisole),

    BHT (Butylated hydroxytoluene), PG (propyl gallate), dsb

    U. SUMBER ANTIOKSIDAN ALAMI

    Vit E : minyak sawit, kuning telur, susu, sayuran, sereal, kecambah

    Vit C: buah dan sayur

    Carotenoid: wortel, tomat, jeruk, minyak sawit

    Flovonoid/isoflavon: sayur & buah, kedelai, jeruk, bawang merah

    Phenol dan turunaannya: sereal, buah

    Cathechins: teh hijau

    Phytat: kacang-kacangan, sereal

    V. RADIKAL BEBAS DAN KANKER

    Radikal bebas merusak DNA dan RNA

    Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak normal

    Jaringan tidak berfungsi secara normal

    Resiko kanker

    W. RADIKAL BEBAS DAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

    Teori Respon to Injury

    Arteriogenesis dimulai dengan pembentukan luka pada pembuluh darah sebagai

    akibat serangan radikal bebas. Tubuh menutup luka tersebut dengan kolesterol

    teroksidasi, sehingga mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.

    LIPID HYPOTHESIS:

    penyempitan pembuluh darah terjadi karena timbunan lipid (khususnya kolestrol)

    dalam pembuluh darah.

    Rekomendasi diet untuk mengurangi RESIKO TIMBULNYA PJK:

    a. Kurangi asupan makanan berlemak

    b. Kurangi asupan lemak jenuh

    c. Kurangi asupan kolesterol

  • Meskipun demikian, berdasarkan penelitian epidemiologi :

    90% pasien yg meninggal krn arterosklerosis ternyata kadar kolesterolnya < 250

    mg/dL

    adanya masyarakat (Inggris dan Perancis) yang konsumsi lemaknya tinggi dan kadar

    kolesterolnya tinggi insiden PJK cukup rendah

    Hal ini menunjukkan bahwa kolesterol bukan satu-satunya faktor resiko terjadinya PJK.

    Namun disini radikal bebas juga berperan dalam kejadian penyakit jantung koroner.

    X. PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS ANTIOKSIDAN

    Margarine/minyak tinngi beta karotene atau tinngi vitamine E

    Jus anggur tinggi antioksidan

    Roti umbi ungu. (masih dalam penelitian lebih lanjut)

    The difference between a successful person and others is not a lack of strength,

    not a lack of knowledge, but rather in a lack of will."

    Vincent T. Lombardi