artikel anshori ganjil

23
213 IMPLEMENTASI KURIKULUM BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH PROGRAM UMUM Moh. Anshori [email protected] Abstrak Di antara aspek terpenting dalam penentuan kualitas pendidikan adalah kualitas kurikulum yang didesain. Sejauh mana kurikulum disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan sebagai dasar di dalam perumusannya, sejauh itu pula kualitas yang akan muncul. Namun demikian, aspek lain yang tak kalah penting adalah implementasi kurikulum itu sendiri dalam tataran aplikasi praksis. Implementasi kurikulum merupakan ujung tombak bagi terwujudnya tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum untuk dibentuk. Sehingga sebaik apapun kurikulum didesain, ketika dalam implementasinya tidak menyiratkan secara jelas dan tegas point-point yang ada dalam desain kurikulum, maka tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Arab madrasah aliyah program umum (IPA dan IPS) memiliki karakteristik tersendiri yang harus dapat terintegrasikan secara holistik dalam implementasinya. Namun pada prakteknya ternyata idealisme akademis tersebut seringkali hanya “teori” atau bahkan “impian” semata. Buktinya adalah masih langkanya keluaran madrasah aliyah program umum yang memiliki kapasitas kebahasaan arab standar dengan 4 aspek kemampuan bahasa arab yang meliputi istima’, kalam, qira’ah dan kitabah. Kata Kunci: implementasi, desain kurikulum, dan madrasah aliyah program umum A. PEMBAHASAN 1. Pengertian Miller and Siller 1 mendefinisikan kata implementasi dengan tiga pendekatan, yaitu; pertama, implementasi didefiniskan sebagai kegiatan. Kedua, sebagai suatu usaha meningkatkan proses interaksi antara pengembang dan guru. Ketiga, implementasi merupakan sesuatu yang terpisah dari komponen kurikulum. Sedangkan Susilo 2 menjelaskan bahwa implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau

Upload: onny-khaeroni

Post on 04-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel Anshori Ganjil

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Anshori Ganjil

 

213

IMPLEMENTASI KURIKULUM BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH PROGRAM UMUM

Moh. Anshori

[email protected] Abstrak

Di antara aspek terpenting dalam penentuan kualitas pendidikan adalah kualitas kurikulum yang didesain. Sejauh mana kurikulum disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan sebagai dasar di dalam perumusannya, sejauh itu pula kualitas yang akan muncul. Namun demikian, aspek lain yang tak kalah penting adalah implementasi kurikulum itu sendiri dalam tataran aplikasi praksis. Implementasi kurikulum merupakan ujung tombak bagi terwujudnya tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum untuk dibentuk. Sehingga sebaik apapun kurikulum didesain, ketika dalam implementasinya tidak menyiratkan secara jelas dan tegas point-point yang ada dalam desain kurikulum, maka tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

Kurikulum mata pelajaran Bahasa Arab madrasah aliyah program umum (IPA dan IPS) memiliki karakteristik tersendiri yang harus dapat terintegrasikan secara holistik dalam implementasinya. Namun pada prakteknya ternyata idealisme akademis tersebut seringkali hanya “teori” atau bahkan “impian” semata. Buktinya adalah masih langkanya keluaran madrasah aliyah program umum yang memiliki kapasitas kebahasaan arab standar dengan 4 aspek kemampuan bahasa arab yang meliputi istima’, kalam, qira’ah dan kitabah. Kata Kunci: implementasi, desain kurikulum, dan madrasah aliyah program umum

A. PEMBAHASAN 1. Pengertian Miller and Siller1 mendefinisikan kata implementasi dengan tiga pendekatan, yaitu; pertama, implementasi didefiniskan sebagai kegiatan. Kedua, sebagai suatu usaha meningkatkan proses interaksi antara pengembang dan guru. Ketiga, implementasi merupakan sesuatu yang terpisah dari komponen kurikulum. Sedangkan Susilo2 menjelaskan bahwa implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau

Page 2: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

214

inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap.3 Beberapa definisi di atas menegaskan bahwa implementasi kurikulum dimaknai sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.4 Juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran, melibatkan siswa-guru dan dalam konteks persekolahan.5

Implementasi kurikulum merupakan ujung tombak bagi terwujudnya tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum untuk dibentuk.6 Sehingga sebaik apapun kurikulum didesain, ketika dalam implementasinya tidak menyiratkan secara jelas dan tegas point-point yang ada dalam desain kurikulum, maka tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Arab madrasah aliyah program umum (IPA dan IPS) memiliki karakteristik tersendiri yang harus dapat terintegrasikan secara holistik dalam implementasinya. Namun pada prakteknya ternyata idealisme akademis tersebut seringkali hanya “teori” atau bahkan “impian” semata.7 Buktinya adalah masih langkanya keluaran madrasah aliyah program umum yang memiliki kapasitas kebahasaan arab standar dengan 4 aspek kemampuan bahasa arab yang meliputi istima’, kalam, qira’ah dan kitabah.8 2. Paparan dan Analisa

Secara mendasar ada beberapa hal yang harus dipedomani dalam implementasi kurikulum, yaitu terkait erat dengan komponen-komponen kurikulum. Implementasi kurikulum pada dasarnya adalah aktifitas mengimplementasikan komponen-komponennya. Sebagaimana diketahui bahwa komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, strategi, pembelajaran, organisasi kurikulum dan evaluasi.

Untuk mengetahui lebih lanjut bentuk implementasi kurikulum bahasa arab madrasah aliyah program umum (IPA dan IPS), dibawah ini dipaparkan ketentuan-ketentuan pokok yang menjadi dasar pijakan dalam implementasi kurikulum bahasa arab di madrasah aliyah program umum; - Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah

Aliyah Program Umum (IPA dan IPS)9 a) Menyimak Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas

Page 3: Artikel Anshori Ganjil

 

215

umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam. b) Berbicara

Mengungkapkan secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam. c) Membaca

Membaca dan memahami makna wacana tertulis paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, hari-hari besar Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam. d) Menulis

Mengungkapkan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, hari-hari besar Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam. - Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Program Umum

(IPA, IPS)10 Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang

diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhasap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur'an dan al- hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.

Untuk itu, bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Pada tingkat pendidikan lanjut (advanced), dikonsentrasikan pada kecakapan

Page 4: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

216

membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.

Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan sebagai berikut: a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik

lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira'ah), dan menulis (kitabah).

b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.11

- Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Program

Umum12 Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas bahan

yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 13 - Standar Kompetensi (SK) dan Standar Kompetensi Dasar (KD) Mata

Pelajaran Bahasa Arab Madarasah Aliyah Program umum (IPA dan IPS)14

a. Kelas X, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menyimak Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan kehidupan keluarga

Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frase atau kalimat) dalam suatu konteks dengan tepat tentang التعارف dan العائلية الحياة Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat tentang التعارف dan الحياة العائلية

Page 5: Artikel Anshori Ganjil

 

217

Berbicara Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan kehidupan keluarga

Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat tentang التعارف dan العائلية الحياة Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar tentang التعارف dan الحياة العائلية

Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan kehidupan keluarga

Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat dan wacana tulis dengan benar tentang perkenalan dan kehidupan keluarga Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat tentang perkenalan dan kehidupan keluarga Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana tulis secara tepat tentang perkenalan dan kehidupan keluarga

Menulis Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan kehidupan keluarga

Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat tentang perkenalan dan kehidupan keluarga Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar tentang perkenalan dan kehidupan keluarga

Keterangan Tema-tema tersebut menggunakan bentuk kata والمعرفة النكرة dan struktur kalimat المبتدأ بروالخ

Page 6: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

218

b. Kelas X, Semester 2

Menyimak Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan pekerjaan

Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat ) dalam suatu konteks dengan tepat tentang hobi dan pekerjaan Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat tentang hobi dan pekerjaan

Berbicara Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan pekerjaan

Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat tentang hobi dan pekerjaan Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan sesuai konteks dengan lafal yang tepat tentang hobi dan pekerjaan Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar tentang hobi dan pekerjaan

Membaca Memahami wacana tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan pekerjaan

Melafalkan atau membaca nyaring kata, kalimat dan wacana tulis secara tepat dan benar tentang hobi dan pekerjaan Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat dan benar tentang hobi dan pekerjaan Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana tulis secara tepat tentang hobi dan pekerjaan

Page 7: Artikel Anshori Ganjil

 

219

Menulis Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan pekerjaan

Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat dan benar tentang hobi dan pekerjaan Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar tentang hobi dan pekerjaan

Keterangan Tema-tema tersebut menggunakan struktur kalimat الجر حروف بعض ومعانيها الكثيرة الورود dan العطف

c. Kelas XI, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menyimak Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang remaja dan kesehatan

Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat ) dalam suatu konteks dengan tepat tentang remaja dan kesehatan Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat tentang remaja dan kesehatan

Berbicara Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang remaja dan kesehatan

Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan tentang remaja dengan lafal yang tepat tentang remaja dan kesehatan Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat tentang remaja dan kesehatan Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar tentang remaja dan kesehatan

Page 8: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

220

Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang remaja dan kesehatan

Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat dan wacana tulis dengan benar tentang remaja dan kesehatan Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat tentang remaja dan kesehatan Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana tulis secara tepat tentang remaja dan kesehatan

Menulis Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang remaja dan kesehatan

Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat tentang remaja dan kesehatan Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar tentang remaja dan kesehatan

Keterangan Tema-tema tersebut menggunakan struktur kalimat والمنعوت النعت dan اإلضافة

d. Kelas XI, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menyimak Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang fasilitas umum dan pariwisata

Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat ) dalam suatu konteks dengan tepat tentang fasilitas umum dan pariwisata Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat tentang fasilitas umum dan pariwisata

Page 9: Artikel Anshori Ganjil

 

221

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Berbicara Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang fasilitas umum dan pariwisata

Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan sesuai konteks dengan lafal yang tepat tentang fasilitas umum dan pariwisata Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar tentang fasilitas umum dan pariwisata

Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang fasilitas umum dan pariwisata

Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat dan wacana tulis secara tepat dan benar tentang fasilitas umum dan pariwisata Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat dan benar tentang fasilitas umum dan pariwisata Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana secara tepat tentang fasilitas umum dan pariwisata

Menulis Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang fasilitas umum dan pariwisata

Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat dan benar tentang fasilitas umum dan pariwisata Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar tentang fasilitas umum dan pariwisata

Keterangan Tema-tema tersebut di atas menggunakan struktur kalimat جملة فعلية

Page 10: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

222

e. Kelas XII, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menyimak Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat ) dalam suatu konteks dengan tepat tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan secara tepat tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Berbicara Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan sesuai konteks dengan lafal yang tepat tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat, dan wacana tulis dengan benar tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat dan benar tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana tulis secara tepat tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Page 11: Artikel Anshori Ganjil

 

223

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menulis Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat dan benar tentang Kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam

Keterangan Tema-tema tersebut menggunakan struktur kalimat المضارع الفعل المضارع الفعل dan المنصوب المجزوم

f. Kelas XII, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menyimak Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat ) dalam suatu konteks dengan tepat tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami Menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan tentang wawasan Islam secara tepat tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Page 12: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

224

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Berbicara Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan sesuai konteks dengan lafal yang tepat tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat dan wacana tulis dengan tepat dan benar tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat dan benar tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

3 Menemukan makna dan gagasan atau ide wacana tulis dengan tepat tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Page 13: Artikel Anshori Ganjil

 

225

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Menulis Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat dan benar tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar tentang hari-hari besar Islam dan kisah-kisah Islami

Keterangan Tema-tema menggunakan struktur kalimat رفع األسماء dan نصب األسماء

a) Implementasi Tujuan

Mengacu pada paparan di atas, bahwa tujuan pendidikan bahasa arab di madrasah aliyah program umum (IPA, IPS) terformulasikan dalam bentuk standar kompetensi lulusan, standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kompetensi yang diupayakan untuk diperoleh adalah kemampuan berbahasa arab secara menyeluruh, meliputi 4 kompetensi berbahasa, yaitu istima’, kalam, qiraah dan kitabah. Namun demikian, sangat disangsikan penguasaan 4 kompetensi tersebut dengan jumlah alokasi waktu hanya 2 jam per minggunya. Karena ketika mengacu pada pendapat Ali al-Hadidi yang membuat jenjang pengajaran bahasa Arab ke dalam empat tingkat, masing-masing tingkatnya dibutuhkan 250 jam @ 60 menit.15. Al-Hadidi membuat rincian sebagai berikut:

No. Tingkat Belajar Reguler

Belajar di Lab/Latihan

Jumlah

1. 2. 3. 4.

Dasar Menengah Lanjutan Akhir

200 Jam 200 Jam 200 Jam 200 Jam

50 Jam 50 Jam 50 Jam 50 Jam

250. Jam 250. Jam 250. Jam 250. Jam

Jumlah 800 Jam 200 Jam 1000 Jam

Page 14: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

226

Dengan alokasi waktu seperti di atas, Al-Hadidi memprediksikan bahwa siswa untuk Tingkat Menengah saja sudah menguasai sekitar 2000 kosakata dengan kemampuan membaca koran, mendengarkan siaran radio atau televisi, dan menulis surat yang berbahasa Arab, serta mampu berkomunikasi dengan penutur Arab.16 Sementara pada Tingkat Akhir siswa mampu mengikuti perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan atau perguruan tinggi di negara-negara Arab dengan modal 4000 kosakata.17

Namun dalam implementasinya pembelajaran Bahasa Arab di madrasah aliyah, khususnya di program IPA dan IPS permasalahan yang terus berjalan sampai saat ini adalah masalah alokasi waktu yang tersedia dalam kurikulum yang sangat tidak memadai untuk memberikan dasar kemampuan bahasa Arab, yakni hanya 2 jam pelajaran dalam seminggu. Tabel berikut ini menunjukkan perbandingan waktu pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah yang sangat minim, tidak proporsional dan seimbang, juga ketika dibandingkan dengan Bahasa Inggris.18

Program MA Program Umum

MA Program Bahasa

MA Program Keagamaan

Kelas X XI XII X XI XII X XI XII

Semester 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Alokasi Waktu B. Arab (jam)

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

4

4

4

4

Alokasi Waktu B. Inggris (jam)

4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

Padahal, sesungguhnya masih ada celah untuk sedikit mereduksi

kekurangan alokasi waktu tersebut, yaitu dengan memanfaatkan alokasi waktu kurlok (kurikulum lokal) yang biasanya diisi dengan selera masing-masing kepala madrasah/sekolah, kita isi dengan mata pelajaran bahasa Arab, mulai dari tingkat dasar (ibtidai’) sampai dengan tingkat menengah (tsanawi).

Disamping kelemahan diatas, masih juga terdapat kegamangan –meskipun beberapa aspek sudah tercover- bahwa tujuan pembelajaran bahasa arab yang dilakukan secara operasoional dapat memenuhi spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai, yakni:

Page 15: Artikel Anshori Ganjil

 

227

a. Menggambarkan hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik, “ what will the student be able to do as result of the teaching that he was unable to do before”.

b. Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik. c. Menggambarkan kondisi-kondisi lingkungan yang menunjang perilaku

peserta didik. Terlepas dari rangkaian tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana dipaparkan diatas, bahwa, kurikulum sangat terkait erat dengan filsafat yang melandasinya. Jika kurikulum dikembangkan dengan menggunakan dasar filsafat klasik (perenialisme, esensialisme, eksistensialisme) sebagai pijakan utamanya, maka tujuan kurikulum lebih banyak diarahkan kepada pencapaian penguasaan materi dan cenderung menekankan pada upaya pengembangan aspek intelektual atau aspek kognitif. Apabila kurikulum yang dikembangkan menggunakan filsafat progesivisme, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada proses pengembangan dan aktualisasi diri dan lebih berorientasi pada upaya pengembangan afektif. Pengembangan kurikulum dengan menggunakan filsafat konstruktivisme sebagai dasar pijakannya, maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upaya pemecahan ma salah sosial yang krusial dan kemampuan bekerja sama. Sementara kurikulum yang dikembangkan dengan menggunakan dasar filsafat teknologi pendidikan dan pendidikan teknologis, maka tujuan pendikan lebih diarahkan pada pencapain kompetensi. Kurikulum bahasa arab madrasah aliyah program umum tidak hanya berpijak dan berdasar pada satu filsafat, teori pendidikan atau model kurikulum tertentu secara konsisten dan konsekwen. Nampak bahwa yang digunakan sebagai landasan pijak adalah model eklektik, dengan mengambil hal-hal yang terbaik dan memungkinkan dari seluruh aliran filsafat yang ada, sehingga dalam menentukan tujuannya nampak lebih fleksibel. b) Implementasi Materi19 Pada prinsipnya penentuan materi pembelajaran juga tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan yang dipakai. Pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih memperhatikan kebutuhan, minat dan kehidupan peserta didik.Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi akan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari masalah sosial yang krusial dan diramu sedemikian rupa untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi.

Page 16: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

228

Mengacu pada dasar diatas, perbedaan dasar filsafat yang dijadikan sebagai pijakan akan menjadi perbedaan dalam penentuan isi materi pembelajaran. Dalam konteks ini materi bahas arab madrasah aliyah program umum cenderung fleksibel dan akomodatif, karena itu dasar pijakan yang dipakai adalah model eklektif. Sementara itu dalam kaitannya dengan penentuan materi pembelajaran bahasa arab dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pendidik memiliki wewenang dalam menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dsan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap pembelajaran. Namun dalam aplikasinya, materi pembelajaran bahasa arab Madrasah Aliyah program IPA dan IPS sebagaimana dapat dinyatakan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar diatas, masih dihadapkan pada lemahnya mengaktualisasikan prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam menentukan materi20, yaitu: - Sahih (valid) - Tingkat kepentingan - Kebermaknaan - Layak dipelajari - Menarik minat - Bersifat umum dan universal Demikian juga halnya dengan sekuens susunan materi pembelajaran yang masih lemah dalam aplikasinya. Sekuens materi seyogyanya disusun sedemikian rupa secara proporsional, utuh dan korelatif unsur-unsur berikut21: 1. Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung

urutan waktu. 2. Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung

hubungan sebab-akibat. 3. Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung

struktur materi. 4. Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi

pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke masalah mengapa.

Page 17: Artikel Anshori Ganjil

 

229

5. Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.

6. Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut : (a) pembatasan masalah; (b) penyusunan hipotesis; (c) pengumpulan data; (d) pengujian hipotesis; dan (e) interpretasi hasil tes.

7. Dalam mengajarnya, guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat interprestasi hasilnya (e). Pada kasempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan seterusnya.

8. Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir.

c) Implementasi Strategi Pembelajaran22 Dalam paparan sebelumnya telah dijelaskan bahwa filsafat dan teori pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum akan memunculkan penentuan tujuan dan materi pembelajaran yang tersendiri. Hal ini juga memiliki konsekwensi dalam penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Jika tujuan pembelajarannya adalah untuk penguasaan aspek intelektual –sebagaimana yang dikembangkan dalam kalangan penganut filsafat klasik- maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat pada guru. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran umumnya bersifat penyajian secara masal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu pembelajaran cenderung bersifat tekstual. Sayangnya, model seperti inilah yang seringkali dijumapai dan dilihat dalam pembelajaran bahasa arab di madrasah aliyah, khususnya program umum.

Page 18: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

230

Seharusnya strategi pembelajaran bahasa arab yang diterapkan di madrasah aliyah minimal menganut pandangan kelompok progesivisme. Karena menurut pandangan kelompok ini, yang seharusnya aktif dalam proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kelompok konstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok. Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual.23 Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan dinamikan kelompok. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, pendidik berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sebagai guider, pendidik melakukan pembimbingan para peserta didiknya secara personal.24 d) Implementasi Organisasi Kurikulum Terdapat beberapa model pengorganisasian kurikulum, yaitu: - Mata pelajaran terpisah - Mata pelajaran berkorelasi - Bidang Studi - Program yang berpusat pada anak/ peserta didik - Inti Masalah - Eklektik

Dari beberapa model pengorganisasian kurikulum diatas, nampaknya kurikulum bahasa arab madrasah aliyah program umum masih menganut model yang pertama, yaitu mata pelajaran terpisah. Sehingga kemudian dampak yang ditimbulkan adalah rangkaian pemahaman yang parsial, tidak utuh, dan tidak berkorelasi secara integral.

Padahal, kalau mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Kelompok-

Page 19: Artikel Anshori Ganjil

 

231

kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri. e) Implementasi Evaluasi

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat pencapaian dan ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang dimaksud. Evaluasi kurikulum juga dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, akan tetapi juga mencakup relevansi, efisiensi, kalaikan program. Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi yang menjadi fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kaualitas dan kuantitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi berbeda antara dimensi kuantitatif dan kaulitatif. Instrumen yang digunakann untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes diagnostik, dll. Sedangkan untuk dimensi kaualitatif dapat menggunakan questionnare, inventori, interview, dan sebagainya.25

Di samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context, Input, Process dan Product)26 yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi,yaitu pada aspek-aspek berikut: 1. Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-

jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan.

2. Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti : dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan yang digunakan dan sebagainya.

Page 20: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

232

3. Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, penglolaan program, dan lain-lain.

4. Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup : jangka pendek dan jangka lebih panjang. Namun, seringkali dalam evaluasi kurikulum bahasa arab masih

dilakukan secara serampangan, tidak mendalam dan belum mampu menguak aspek-aspek substantif dan integral (menyangkut CIPP) yang seharusnya menjadi bagian terpenting dalam aktifitas evaluasi. Dampaknya yang timbul adalah sebagaimana yang bisa disaksikan sampai detik ini adalah masih lambatnya dan bahkan sulitnya peningkatan kualitas pembelajaran sebagai sebuah proses dan produksi output yang mempunyai kapasitas kemampuan berbahasa arab yang ideal.

B. PENUTUP

Implementasi kurikulum bahasa arab madrasah aliyah program umum (IPA dan IPS) masih menyisakan banyak masalah, baik terkait dengan komponen-komponen kurikulum itu sendiri, mapun terkait dengan unsur-unsur lain yang terkait didalamnya, yakni pendidik, peserta didik, proses dan kebijakan yang digariskan. Sehingga, untuk perbaikan kualitas output sesuai dengan yang diharapakan secara langsung maupun tidak langsung berarti pembenahan secara menyeluruh dan integral terhadap semua komponen kurikulum dan semua aspek yang terkait dengannya.

                                                             

Endnoote:

1) Miller,J.P and Seller,W., Curriculum..., hal. 246-247. 2)Susilo, Mohammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen

Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 174

3)Dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something into effect”. Dalam definisi Fullan, implementation as the process of putting into practice an idea, program, or set of activities new to the people attemping or expected to change. Lihat Fullan, M., The Meaning of Educational Change (Toronto: Ontorio Institute for Studies in Education Press, 1982), hal. 54.

4)Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 5

5)Bahkan Fullan & Park secara detail menjelaskan implementasi kurikulum sebagai sebuah dampak perubahan yang multidimensi dan komplek yang menyangkut; materials, teaching approach, and beliefs. Fullan & Park juga

Page 21: Artikel Anshori Ganjil

 

233

                                                                                                                                            mengidentifikasikan kualitas perubahan terkait dengan implementasi kurikulum. Lihat Fullan,M., Park, P., Curriculum Implementation (Toronto: Ontorio Ministry of Education, 1981), hal. 24-26.

6)Miller,J.P and Seller,W., Curriculum Perspective and Practice (New York & London: Longman Inc., 1985), hal. 13-14 

7)Bandingkan antara rumusan yang digariskan dalam Permenag No. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dengan realita pembelajaran Bahasa Arab pada madrasah aliyah khususnya program umum yang masih banyak terjadi kesenjangan.

8)Padahal dalam Standar Kompetensi Lulusan mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Program umum ditegaskan bahwa kemampuan yang ditekankan mencakup 4 kemampuan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qiraah), dan menulis (kitabah). Lihat Permenag No. 2 tahun 2008.

9)Departemen Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama No.2 tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

10)Ibid 11)Ibid 12)Ibid 13)Bandingkan dengan tawaran materi yang diintrodusir oleh Krashen dan

Terrell yang menggunakan tiga tahap sebagai dasar bagi para pembelajar yang mencakup pengenalan diri (personalization), penggunaan topik, dan situasi yang dikenal. Lihat Krashen, S.D. and Tracy D. Terrell,The Natural Approach: Language Acquisition in the Classroom. (New York: Pergamon Press,1983), hal.73.

14)Departemen Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama No.2 tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

15)Alî al-Hadîdî, Musykilat Ta’lîm al-Lughah al-’Arabiyyah li Ghair al-Arab, (Kairo: Dâr al-Katib al-’Arabî), 1966, h. 125.

16)Dalam pengajaran Bahasa Arab di Madrasah disebutkan sejumlah 1500 kosakata lebih dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang diprogramkan meliputi tema tentang kegiatan sehari-hari dan kajian keislaman. Rasionalisasi penguasaan 1500 kosakata tersebutadalah 300 kata pada jenjang Ibtidaiyah dan700 kata pada jenjang Tsanawiyah, serta750 kosakata pada jenjang Aliyah Lihat Departemen Agama RI..Kurikulum 2005: Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005), hal.145.

17)Bandingkan dengan klasifikasi yang dibuat oleh Rusydi Ahmad Thu’aimah yang membagi tingkatan pembelajaran Bahasa Arab menjadi 3, yaitu tingkatan ibtida’, mutawassith dan mutaqaddim dengan dengan interval masing-masing tingkatan dalam penguasaan mufradat masing-masing tingkatan 750-1000, 1000-1500, 1500-2000. Rusydi Akhmad Thu’aimah, Ta’lim al-Arabiyyah Li Ghoiri al-Nathiqina Biha (Rabath; Isisco, 1989), hal. 49

18)Lihat Peraturan Menteri Agama No 2 tahun 2008 tentang Strandar Kompetensi Lulusan dan standar isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Bab V Tabel Struktur Kurikulum Madrasah.

19)Saylor mengintrodusir beberapa elemen yang masuk dalam ruang lingkup materi, yakni facts, observations, data, perceptions, sensibilities, designs, and solution drawn from what the mind of men have comprehended from experience and

Page 22: Artikel Anshori Ganjil

al-Ittijȃh                                   Vol. 02 No. 02 (Juli-Desember 2010)  

234

                                                                                                                                            those constructs of mind that recognize and rearrange these products of experience into lore, concepts, generalizations, principles, plans, and solutions.Lihat Saylor,J.G., Alexander ,W., & Lewis, A., Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (New York:Holt, Rinehart and Wiston, 1981), haL.160

19)Seperti dinyatakan oleh Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-Arabiyyah Li Ghoiri al-Nathiqina Biha (Rabath; Isisco, 1989), hal.65-69

20)Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya: Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek.( Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. 1997)

21)Dalam bentuk lain Rusydi Ahmad Thu’aimah menjelaskan berbagai model pembelajaran bahasa arab, diantaranya Thariqah al-Nahw wa al-Tarjamah, Al-Thariqah al-Mubasyarah, Thariqah al-Sam’iyyah al-Syafahiyyah, Thariqah al-Qiraah, Al-Thariqah al-Ma’rifiyyah. Lihat Thu’aimah, Rusydi Ahmad, Ta’lim al-Arabiyyah, hal.127-144

22)Pembelajaran kontekstual dicirikan oleh upaya pengaitan antara materi dengan konteks kehidupan sehari-hari. Lihat Johnson, Elaine.. Contextual Teachingand Learning: What it is and Why It s Hereto Stay. 2005. http//www.horizonshelpr.org/contextual/hlm/ diakses tanggal 5 Mei 2010.

23)Karena pada dasarnya mahir berbahasa Arab, tidak serta merta menjamin bisa mengajar bahasa Arab, karena dalam pengajaran bahasa Arab terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, minimal disamping menguasai materi kebahasaan yang akan diajarkan, juga harus memahami bagaimana jiwa dan mentalitas anak yang akan menerima materi kebahasaan itu, demikian pula mengetahui metode serta media yang sesuai yang digunakan dalam menyampaikan materi. Lihat Nabîh Ibrahîm Ismâîl, al-Usus al-Nafsiyyah li Ta’lîm al-Lughah al-’Arabiyyah Li Ghair al-Nâthiqînâ bihâ, (Kairo, Maktabah Anglo, 1982), hal.22.

24)Miller,J.P and Seller,W., Curriculum Perspective and Practice (New York & London: Longman Inc., 1985), hal. 296-307

25)Model CIPP diintrodusir oleh Stufflebeam et. All. Secara detail Miller dan Seller membreakdown model CIPP. Lihat Miller,J.P and Seller,W., Curriculum Perspective and Practice, hal. 309-320. Moh. Anshori, S.Ag., M.Fil.I., dosen Bahasa Arab pada Fakultas Dakwah

IAIN Sunan Ampel Surabaya, sedang mengikuti program Doktoral (S3) Bahasa Arab di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

  

   

     

 

Page 23: Artikel Anshori Ganjil

 

235