arsitektur_bangunan

43
M.K.ARSITEKTUR BANGUN KOLONIAL ( HJO,IPN, TLH ) Apakah arsitektr it ! Asitektr dari bahasa Yunani architekton” yang terdiri dari “arkhe” = asli, awal, autentik, utama – dan kata “ tekton ”= stabil , kokoh. Be"erapa #e$i%isi arsitektr& 1).Seni dan teknik membangun yang digunakan untk memenuhi kebutuhan praktis dan ekspresif !n"y"lopaedia #ritani"a, 1$%1 ').Seni ilmu bangunan termasuk peren"anaan , peran"angan, konstruks dan penyelesaian ornamen ).Seni ilmu bangunan dan teknologi yang berkaitan dengan bangunan * pen"iptaan ruang untuk kegunaan manusia+ ).-egiatan atau proses membangun bangunan )./embangun bangunan dilihat dari segi keindahan dan konstru '). Si$at, karakter ata a a "a% %a% *).Ba% %a% ata seke+ -p k "a% %a% 0), Seni bangunan eriksa & #anhart 2.3. and 4ess Stein, 1$ $, The American Dictionary . 5ew York & 6andom 7ouse+ ramono 8tmadi, BeberapaPatokan Perancangan Bangunan Candi . 1$($ ) 8rsitektur atau senibangun adalahmembangun dilihat darisegi keindahan, sedangkan membangun bangunan dari segi konstruksi ilmu bangunan. -eduanya tidak dapat dipisahkan se"ara tegas. #isanya suatubangunan akan men"akup unsure9unsur konstruksimaupun keindahan. :alam prakteknya keduanya sukar dipisahkan sebab pada umumnya konstruksi mempengaruhi keindahan se"ara keseluruhan

Upload: rheza-gutawa-putra

Post on 04-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tetk

TRANSCRIPT

M.K.ARSITEKTUR BANGUN KOLONIAL (HJO,IPN, TLH ) Apakah arsitektur itu ?Asitektur dari bahasa Yunani architekton yang terdiri dari arkhe = asli, awal, autentik, utama dan kata tekton= stabil , kokoh.Beberapa definisi arsitektur:1).Seni dan teknik membangun yang digunakan untk memenuhi kebutuhan praktis dan ekspresif ( Encyclopaedia Britanica, 1961 : 276 )2).Seni ilmu bangunan termasuk perencanaan , perancangan, konstruksi dan penyelesaian ornamen3).Seni ilmu bangunan dan teknologi yang berkaitan dengan bangunan & penciptaan ruang untuk kegunaan manusia;4).Kegiatan atau proses membangun bangunan5).Membangun bangunan dilihat dari segi keindahan dan konstruksi;6). Sifat, karakter atau gaya bangunan7).Bangunan atau sekelompok bangunan8), Seni bangunan( Periksa : Banhart C.L. and Jess Stein, 1959, The American Dictionary. New York : Random House; Pramono Atmadi, Beberapa Patokan Perancangan Bangunan Candi. 1979 )

Arsitektur atau seni bangun adalah membangun dilihat dari segi keindahan, sedangkan membangun bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan. Keduanya tidak dapat dipisahkan secara tegas. Bisanya suatu bangunan akan mencakup unsure-unsur konstruksi maupun keindahan. Dalam prakteknya keduanya sukar dipisahkan sebab pada umumnya konstruksi mempengaruhi keindahan secara keseluruhan ( Periksa : Korevaar A, Biijs A, Gout L. Stijnene M, ( 195$ ), Bouwkundige Encyclopedie ( eerste deel )Dari definisi-definisi arsitektur di atas mana yang paling relevan dengan kajian arkeologi .?

Dilain pihak Watterson mengatakan, Artchitecture is an historical of art; architecture is always expressive of times;architecture is not only an art , it is also a science , for first of all it is building, and as building it must be understand. The form and the decoration of building grow from it function , as well as from its historical background , and these must be understood in order to fully understand and appreciate the building itself . So the history of architecture is the story of many great building and the man who designed and built them, and its is the story of the growth of the techniques of construction and the developmentof the art of planning and design. ( Joseph Wtterson, Architecture, A. Short History. New Yoyk : W,W.Norton & Company, Inc.)

Kajian arsitektur dalam arkeologi dapat diarahkan dalam tiga hal :1). kajian terhadap bangunannya sebgai wujud fisik;2). kajian terhadap konsep, idea tau gagasan yang mendasari ( melatari ) pembangunan/pendirian arsitektur yang bersangkutan;3). kajian terhadap fungsi dan penggunaan karya arsitektur.Komponen-komponen yang perlu mendapatkan perhatian jika meneliti karya arsitektur antara lain : ekologi ( geografis, budaya ),bahan, struktu/konstruksi, ornament.data sejarah dll.

Arsitektur adalah bagian yang paling universal dan ekspresif dari karya seni ( art ) , sebab arsitektur tidak hanya mengekspresikan arsiteknya, juga manusia dan zamannya. Suatu bangunan tidak dapat dipahami hanya dengan mengamati bentuk dan dekorasinya, tetapi perlu diketahui masalah-masalah yang terkait dengannya seperti masalah fungsi, konstruksi, waktu/zaman dan sipembuatnya. Dalam artsitektur ada hubungan antara : bentuk dan fungsi. bahkan bentuk mengikuti fungsi ( form follows function ) atau the function should determine the form, hubungan antara bentuk/gaya dengan sipembuatnya,hubungan antara bentuk dengan zaman ( arsitektur mencerminkan jiwa zamannya ( zeigiest )

Arsitektur dapat mengungkapkan zamannya, oleh karena itu pengetahuan sejarah arsitektur dapat membantu kita. Selain pada dokumen tertulis, manusia selalu mengekspresikan dirinya pada bangunan( arsitektur)

Arsitektur tidak hanya sebuah karya seni, juga sebagai ilmu tentang bangunan karena itu harus dimengerti pula tentang : bentuk, dekorasi, fungsi dan latar belakang sejarah, tujuan pembangunan, konstruksinya, cara dan teknik membangunnya.

Sebagai disiplin Ilmu, arsitektur merupakan perpaduan antara teknologi dan seni dan dalam arsitektur ada tiga aspek yang harus disentesakan yaitu : firmitas ( kekuatan-konstruksi ); utilitas ( kegunaan-fungsi ), dan venustas ( estetika keindahan ). Keindahan banyak ditentukan oleh bentuk, bahan/material yang digunakan dan dekorasi.

Ada 3 kondisi yang harus dimuiliki oleh bangunan yang baik, yaitu: firmness, commodity dan delight. Firmness berkaitan dengan structural soundness, commodity berkaitan dengan functionality dan delight berkaitan dengan aestetically or attractive appearance (Periksa:EdwardWinters,Aesthetics&Architecture.London:Continuum International Publishing Group, 2007)

Arsitektur mencerminkan : 1) zaman, variablenya : bahan. Konstruksi,, gaya bangunan dan penataan tuang, 2) budaya, variablenya : ornament, konstruksi dan bentuk bangunannya ( atap ); 3). Sipembuat/arsiteknya, variablenya : gaya bangunan, bahan, konstruksi dan lokasi.

Pemahaman seorang arkeolog tentang arsitektur tentu berbeda dengan seorang arsitek. Arkeolog berbicara tentang arsitektur lebih banyak membahas ( mendeskripsikan ) tentang bangunan itu sendiri, terutama ciri-ciri fisik ( denah, bentuk dan gaya bangunan ( bentuk/gaya atap, bentuk/gaya tiang, order, motif hias ), yang dapat mengacu pada zamannya/kronologi, sipembuatnya, dan fungsinya di masa lalu.

Apakah yang dimaksud dengan gaya atau styl itu ? Gaya atau style adalah tanda-tanda peradaban , dalam konteks yang lebih luas gaya adalah suatu jiwa zaman ( zeitgeist ) karena manusia tidak mungkin menciptakan suatu obyek tanpa merefleksi lingkungan budaya atau system social dimana ia menjadi bagiannya. Henk Baren membuat penggolongan pengertian gaya menjadi 4 macam sebagai berikut ( Soekiman, 2000: 83 )1) Gaya obyektif ( obyective style ), yaitu gaya dari benda atau obyek atau barangnya sendiri;2) Gaya subyektif ( persoonlijk style ) yaitu gaya yang dimiliki oleh seniman/arsitek, desainer, pelukis, yang menjadi ciri khas karyanya; 3) Gaya Nasional ( national style ), yaitu gaya yang menjadi watak/penanda kebudayaan suatu bangsa, misalnya : gaya Amerika, gaya Eropa, gaya Jepang, gaya Cina dll.4) Gaya Technische Style, gaya khas yang menjadi keistemewaan teknik tertentu seperti bahan, material yang digunakan misalnya kayu pada rumah joglo, atap rumbia dan konstruksi bambu pada arsitektur Bali, dll. Kapan Arsitektur itu muncul /lahir dalam kehidupan manusia ? Bagaimana asal usul arsitektur ? 1). Pada saat manusia berhasil mewujutkan kehadiran Tuhan di dunia. Obyek arsitektur yang pertama adalah bentukan/konstruksi yang berfungsi sebgai tempat pemujaan atau karya-karya monumental untuk kepentingan umum.2).Pada saat manusia sadar akan kehadirannya di dunia dan mulai terarah pada lingkungannya. Obyek artsitektur yang pertama adalah bentukan /konstruksi yang berfungsi sebgai hunian, setiap bangunan dapat disebut sebagai karya artsitektur.Salah satu diantara bangunan kuno yang terkenal adalah Stonehange, dibangun pada sekitar 1600 SM di Salisbury Plain, Inggris Selatan. Apakah bangunan itu kuil atau makam belum diketahui secra pasti , tetapi Stonehange dapat dipandang sebgai awal atau permulaan arsitektur

Apa manfaat mempelajari peninggalan arsitektur ? Peninggalan arsitektur memberi kita berbagai pengetahuan tentang : gaya seni dan perkembangannya; teknologi struktur; penataan ruang, desain bangunan; sistem pemukiman. Sedangkan dari perspektif Sejarah Kesenian, data arsitektural mewakili : perkembangan pemikiran; oreintasi seni dan tehnologi.

Awal peradaban ?Awal peradaban ditemukan di Mesir, Mesopotamia dan pulau-pulau di sebelah timur laut Medeteranian sekitar 7.000 tahun yang lalu . Monumen tertua di Mesir adalah Piramid Cheops ( + 2570 BC ).Orang Mesir Kuno membangun menggunakan system post and lintel ( tiang dan balok ) dalam system ini penempatan tiang relative dekat karena balok-balok batu paling panjang 12-13 kaki , sehingga dihasilkan ruang yang sempit dan panjang . Sistem ini disebut : hypostyle hall dan konstruksi seperti itu masih dilanjutkan pada zaman Yunani Kuno. Dalam system/konstruksi seperti ini atap yang menggunakan papan-papan batu didukung seluruhnya oleh kolom, kolom dan tembok berhubungan satu sama lain, menyebabkan ruangan & lantai sempit, karena dua barisan tiang ( kolom ) yang tingginya sekitar 25 kaki. Atap bangunan rata dan bertingkat, atap bagian tengah bangunan lebih tinggi dari atap sisi yang lain. Sistem post and lintel kemudian berkembang/digantikan system corbelling yang kemudian berkembang menjadi lengkungan ( arch ). Orang-Orang Chaldean menemukan bentuk lengkungan ( arch ) melalui perkembangan corbel, yaitu serangkaian proyeksi balok-balok batu atau bata yang dipasang lebih menonjol dari balok batu ( bata ) dibawahnya dari dua sisi ( arah ) dan akhirnya bertemu di tengah.( lihat visual )

Arsitektur klasik dan tradisional ?apa bedanya ? Arsitek klasik dibangun karena dorongan agama dan kekuasaan, konsepnya jelas dan kongkrit , terbentyuk oleh pengalaman dan dipelajari, misalnya tentang : proprsi, komposisi, dan keindahan. Arsitektur klasik adalah gaya arsitektur yang mengutamakan kesimetrisan bentuk ruang, maupun unsure bangunan dan order . Arsitektur tradisional didasarkan pada intuisi dan kebiasaan yang diwariskan , konsepnya abstrak , berdasarkan hal-hal yang bertsifat ritual, religious-magis, kepercayaan yang dianut dan mengikat.

Dari perspektif ilmu /sejarah /kesenian data arsitektural mewakili : 1). Perkembangan pemkiran, 2).Orientasi seni; 3).tehnologi;

Kerangka sederhana perkembangan arsitektur ke dalam pembabakan sejarah seni Eropa : 1). Pra-klasik; 2). Klasik; 3). Renaisanse; 4).Neo-klasik; 5). Modern

Sejarah Arsitektur Eropa ( Menurut Yulianto Sumalyo ) 1). Gaya Klasik ( Yunani dan Romawi ) 1.1.Klasik Yunani berkembang sekitar 3000-300 SM, cirinya bahan menggunakan batu yang dipahat dalam bentuk tiang ( colum, post ) dan balok ( beam, lintel ), teknik memotong dan memahat batu sudah mencapai tingkatan yang sangat tinggi. Karya arsitektur pada umumnya berupa kuil dan bangunan religious lainnya; Kuil Yunani adalah tempat patung dewa , denahnya segi 4, dengan tiang-tiang pada keempat sisinya, atap rendah yang ditempatkan pada platform rendah dan bertingkat; ruangan sempit karena di dalamnya banyak kolom ( ingat : hypostyle hall ) Orang Yunani menciptakan colum atau order gaya Dorik, Ionik dan Korinthian dengan ciri masing-masing. Kolum ( order ) gaya Dorik cirinya : tinggi 4-6 X diameternya sehingga nampak tambun, disertai dengan galur-galur sederhana,tinggi entablaturenya 2 1/6 X diameter,terdiri dari : architrave, frieze dan cornice. Tiang ini berdiri diatas flatform ( tanpa base ), kebanyakan meniru bangunan kayu, Sebaliknya kolom ( order ) gaya Ionik nampak lebih langsing, tinggi 8-9 X diamternya,tinggi entablature-nya 2,5 X diameternya, galur-galurnya lebih dalam dan base-nya kaya dengan moudul ( pelipit ), pada capitalnya terdapat sepasang motif flute ( spiral, rumah keong, tanduk domba ) Ada pendapat bahwa capital Ionik ini adalah modifikasi lutos Mesir yang dibawa oleh orang-orang Asia Minor dan merupakan penyederhanaan dari kulit kerang ( lingkar spiral ). Kolom ( order ) gaya Korinthian hampir sama dengan kolom ( order ) Ionik ( lansing ) tingginya 10 X diamternya , tetapi kapitalnya lebih rumit, terdapat ukiran daun acanthus. Menurut Vitruvius, penulis Sejarah Arsitektur abad ke-XVI, ornament kepala kolom Corinthian mendapat inspirasi dan pengamatan terhadap keranjang bunya pada makam suku Corintin . Kolom Corinthian sudah ada sejak 500 tahun SM, sehingga kolom/order ini banyak terdapat di seluruh kekuasaan Romawi. Prinsip-prinsip dasar arsitektur Yunani adalah : balance, symmetry, proporsi secara matematik dapat dibenarkan dan secra emosional memuaskan.( Proporsional )1.2, Klasik Romawi melanjutkan gaya Yunani, berkembang sekitar 300 SM-365 M, cirinya penggunaan elemen Yunani untuk dekorasi , banyak menggunakan bentuk lengkung, lingkaran dan kubah. Menurut Joseph Watterson orang Romawi adalah tukang, decorator dan perencana yang agung, bagi mereka arsitektur adalah dekorasi dari apa yang mereka bangun, sedangkan bagi orang Yunani arsitektur adalah bangunan itu sendiri . Orang Romawi menemukan teknik-teknik konstruksi, salah satu diantaranya adalah (1) penggunaan beton. Kontribusi lainnya adalah(2) system konbstruksi lengkungan ( arch ) dan kubah ( dome ) sehingga menghasilkan elemen baru dalam arsitektur, yaitu : ruang. Keuntungan dari koinstruksi pelengkung ini ialah tidak diperlukan lagi batu-batu besar ( monolith ) seperti konstruksi order Yunani. Ditemukan juga (3) konstruksi kubah dengan pelengkung patah silang diagonal ( vault rib/intersecting vault ) . Orang-orang Romawi mengatapi ruangan dengan dengan membangun kubah tong ( barrel vault ), kubah rusuk ( groined vault ) dan kubah ( dome ). Jauh sebelum orang Romawi menggunakan beton ( concrete ) mereka sudah mengadopsi/mengambil lengkungan ( arch ), kubah 1/2 tong ( primitive vault ) dan kubah ( dome ) yang mereka temukan di Syria, mereka kembangkan menjadi satu point dimana mereka dapat menutupi ( mengatapi ) ruangan berukuran panjang 100 kaki dan lebar 80 kaki dengan atap dari batu, 100 kaki di atas lantai. Jadi konstruktif genius orang Romawi adalah memperkenalkan suatu elemen baru dalam arsitektur, yaitun elemen ruang ( the element of space ) Pada masa-masa awal orang-orang Romawi membangun dengan balok-balok batu yang besar tanpa mortar, meminjam penggunan order dari Yunani dan meminjam penggunaan lengkungan dari orang-orang Etruscan. Dengan dikembangkannya penggunaan beton, mereka tetap menggunakan bentuk lengkungan dan kubah. (5) mereka menciptakan dua jenis kolom ( order) yang mereka ciptakan , yaitu kolom ( order ) Tuskan dan kolum ( order ) Komposit. Order Tuskan merupakan penyederhanaan dari order Dorik ( tanpa lekukan/alur ) sehingga tampak menjadi lebih ringan dengan menghilangkan flutes, triglyps dan seluruh ornament. Mereka menciptakan order Komposit yang lebih kaya dengan ornament, kapitalnya merupakan penggabungan antara Order Ionik dan Order Corinthian. Semua order-order diatas ( Tuskan, Dorik, Ionik, Corinthian,dan Komposit ) ditempatkan di atas pedestal ( umpak ) agar/sehingga menjadi lebih tinggi dan nampak lebih langsing. Orang orang Romawi juga menemukan (6) penggunaan pilaster ( tiang semu ) dan penggunaan plester secra meluas. 2). Gaya Gereja Kristen Awal : kelanjutan dari gaya Romawi dan berkembang sekitar 313-800 M, Ciri umum selain penggunaan pelengkung, digunakan juga atap pelana ( atap bersisi miring dua ) , denah gereja silang ( salib ) Yunani, kolom berderet ( arcade ) , halaman depan yang terbuka dikelilingi deretan kolom dari sebuah gang yang disebut Atrium ( ingat Museum Nasional ), pada bagian tengahnya biasanya terdapat air mancur ( ingat: shan pda masjid TimurTengah dan India ) dan penggunaan jendela atas ( clere-story ) sebagai sarana pencahayaan . Demikian juga kaca warna dan mozaik mulai digunakan. Ciri dari Gereja Kristen Awal, denahnya mengadopsi Basilica( pada umumnya segi 4 ), kolum-kolum berjarak lebar, dengan tiga atau lima- aisled , altar ditempatkan pada apse.Pada setiap sisi ditambahkan ruang sayap, sebagai ruangan untuk pendeta menyebabkan denah gereja berbentuk salib ( cruciform ). Ruangan( space ) yang saling berpotongan ini disebut bema dan merupakan ciri transept pada gereja-gereja Yunani/Gothic. Tukang-tukang bangunan pada Gereja Awal banyak menggunakan material bangunan dari bangunan Romawi Kuno, terutama ornament arca, Sebagian besar kolum marmer berwarna diambil dari kuil ( temples ).3).Gaya Bisantine ( Byzantium ) , berkembang pada masa Konstantin Agung ( 330-1453 M ) penggunaan pelengkung kubah dan bearing wal; denah gereja polygonal ( segi enam atau segi delapan ) dan idak memiliki atrium; kubah untuk menututup ruangan; ditemukan tehnik konstruksi dengan pendentive yang ditumpangi kubah; kubah-kubah bulat ditempatkan di atas base segi empat dan bahan bangunan dari bata4).Gaya Carolingian dan Romanesk. Carolingian adalah wilayah kekuasaan imperium Charlemage ( 768-814 ) yang meliputi Perancis, Jerman dan Belanda. Gereja-gereja Carolingian memiliki apse ganda ( double ) dan diapit oleh menara kembar di kiri-kanannya, di puncak atap ada lantern. Setelah Charlemage muncul gaya Romanesk ( abad ke-9-10 ) di Italia. Romanesk adalah gaya seni pengaruh agama Nasrani pada masa Karel Agung ketika kebudayaan Eropa dikuasai oleh kaum Viking dari Norwegia dan Skandinavia. Ciri bangunannya : langit-langit melengkung dan menyilang dengan atap kubah, denah segi empat sederhana dengan empat tiang penopang , bentuknya masif, kokoh dan bersahaja. Wajah depan ( faade ) ramai dengan hiasan berupa deretan tiang-tiang berpelengkung bertingkat-tingkat dan ada gable pada ujung atap pelana. Tempat berkembang di Gereja-gereja di Perancis, Belanda, Italia dan Jerman. Contoh di Indonesia misalnya Gereja Katolik di Surabaya. 5).Gaya Gotik ( abad ke-12-15 ) : merupakan perbaikan teknologi Romanesk oleh Arsitek Perancis ( abad ke- 12-16 ). Ciri-ciri bangunannya : bentuk tidak massif, ringan, atap berbentuk pelengkung silang-runcing ( rib vault ) atau pelengkung iga ( pointed arch ); tiang-tiang penopang lebih kecil sehingga memungkinkan lengkung bisa lebih besar dan sinar matahari lebih banyak masuk. Umumnya mempunyai konstruksi tinggi ( vertikalisme ) dengan kubah-kubah runcing . Oleh karena itu arsitektut Gothik disebut : Arsitektur Runcing ( pointed architecture ). Tempat berkembangnya Perancis, Belanda, Inggris dan Jerman . Jendela-jendela lancip ( lancet ), hiasan lain menggunakan kaca mosaic ( stained glass ) yang dicat bakar ( patri ) dengan motif orang-orang Kudus ( Suci ). Di Indonesia contohnya Gereja Katedral, Jakarta.6).Gaya Renaissance, ( abad ke-XV ). Renaisanse artinya : kelahiran kembali atau sering diterjemahkan dengan: pencerahan, dipandang sebagai awal jaman modern , karena berpengaruh kuat /langsung pada budaya, pola pikir, seni dan arsitektur. Digunakan jendela-jendela bulat/rose window ( bulls eye atau oculus ), tata ruang memperlihatkan pengaruh Gaya Kristen Awal dengan adanya pengaruh basilica pada gereja dan digunakannya jendela-jendela setengah lingkaran ( true arch ) sebagai bukti pengaruh Romawi, bangunan cendrung melebar ke samping ( horizontalisme ), dekorasi pelengkung setengah lingkaran yang merupakan elemen arsitektur Romawi, konsep modular ( pengulangan )7).Gaya Barok: suatu istilah yang diterapkan untuk seni dan arsitektur orang Eropa pada abad 17-abad 18. Dalam penulisan sejarah seni , istilah Barok sekarang dipakai untuk menggambarkan gaya seni Eropa antara Mannerist dan gaya Rococo dari abad ke- 16 ( 1600 ) sampai abad ke-18 ) Gaya seni yang tidak terikat pada pola hias gereja . Sifat gaya : bebas,naturalis , individualis , meriah lentur dan memberi kesan mewah ( mahal ). Tempat berkembangnya di Italia, Belanda, Perancis, Jerman, Spanyol sampai dengan abad ke-18 ). Contoh di Indonesia : gereja Protestan di Semarang.8).Gaya Rococo , gaya seni yang hampir sama dengan Barok tetapi lebih bersifat tambahan , popular, tak bermutu tinggi . Gaya Rococo merupakan kemunduran dari Gaya Barok. Ciri-ciri : tambahan hiasan dan ukiran yang sangat ramai dan berlebihan pada komposisi dasar . Berkembang di Eropa ( 1720-1780 ) terutama di Perancis, Jerman dan Belanda. Dalam seni lukis, lukisan Rococo secara tipical lembut ( delicate ), terang/cerah, dan tidak karuan/semberono.9).Gaya Klasisisme/Neo -Klasik ( abad ke-18-19) , gaya seni klasik Romawi pada bangunan misalnya : Arc de Triumphs. Ciri arsitektur klasik : megah, kokoh,, monumental, tapi hiasan sederhana. Muncul sebgai sebagai reaksi pada gaya Rococo dan ekses gaya barok yang menggunakan hiasan yang berlebihan Kehadiran orang/bangsa Eropa di Indonesia ( Portugis, Belanda, Inggris ) memperkenalkan bermacam-macam gaya seni/arsitektur modern misalnya :Gaya Art & Craft, yaitu gaya desain pada abad ke-19-awal abad ke-20 sebgai reaksi terhadap revolusi Industri, cirinya sangat menghargai seni & kerajinan. Gaya ini kemudian berkembang menjadi dua : Art Deco dan Art Nouveau ( Belanda : Nieuwe Kunst ) dirintis oleh : Berlage. Gaya Art Nouveau/Nieuwe Kunst berkembang/pecah menjadi dua ( De styl dan Amsterdam school ( 1915-1935 ) . Art Nouveau gaya dekorasi yang berkembang di Eropa Barat dan Amerika serikat ( 1890 PD.I ) merupakan perkembangan dari Art & Craft. Karakternya menggunakan garis-garis asimetri ( unsure garis lengkung ) mendapat inspirasi dari alam ( pada bentuk tanaman ) , terutama pada seni ornament/seni terapan , dekorasi dan ilustrasi dan pengaruhnya juga terlihat pada pelukis dan pematung. Mengambil nama dari sebuah gallery, Lart Nouveau yang dibuka di Paris pada tahun 1895, tetapi akarnya dari Inggris . Art Deco adalah gaya desain dan dekorasi interior di Eropa dan Amerika pada tahun 1920-1930 dan merupakan perkembangan dari Art & Craft . Karakterister Art Devo : bentuk geometric kuat, bunga- bungaan , wanita telanjang ( nudes ) dengan warna-warna yang bersemangat/cerah/terang .Materail yang digunakan adalah : gading dan batu permata ( jade ). Adapun ciri-ciri bangunan kolonial di Indonesia 1). Memiliki gang beratap mengelilingi ruang-ruang pada bagian luarnya sebagai penghubung dan isolasi panas dan sinar matahari; 2). Atap besar dengan kemiringan yang tajam, kadang-kadang terdiri 2 lapis dengan celah-celah untuk mengalirkan panas/udara; 3).plafond tinggi untuk menghindari panas dalam ruangan;4).dinding dipenuhi jendela berukuran besar;5).ukuran jendela dan pintu besar dan tinggi.6).dinding tembok /ruangan tebal untuk meredm panas matahari. 7).kadang-kadang menggunakan : 1). Lucarne/dormer, jendela-jendela kecil di atas kemiringan atap, berfungsi dekoratif atau teknis misalnya sebagai sarana ventilasi dan pencahayaan ( terdiri dari : gable dormer; hipped dormer; twin dormer; dormer in mansard roof dan dormer with balcony );2).Tympanum , yaitu konstruksi segi tiga atau setengah lingkaran di atas pintu atau jendela; 3).Ada gable ( Bld: gevel ) atau penadah angin, yaitu bentuk segi tiga hingga mengikuti konstruksi atap , berdiri tegak pada ujung-ujung bangunan dengan 2 sisi miring atau konstruksi segi tiga diujung-ujung atap pelana ( jenisnya : Funnel shaped gable; Stepped gable;, Bell-shaped gable; Gambrel gable dan Curvilinear gable ); 4).Ada menara kecil/copula/louver/louvre/lantern pada atap ;5) Ada cerobong atap semu ( topgevel ) di atas atap .

Dalam perkembangan selanjutnya budaya kolonial saling mempengaruhi dengan budaya local ( akulturasi ), kemudian muncul suatu budaya baru yang disebut budaya Indis. Menurut Djoko Soekiman, ciri-ciri budaya Indis di Indonesia dapat dilacak dalam : bahasa ( bahasa pizjin ), pakaian( raja pribumi ), perabot rumah tangga ( barang mebel ), bangunan rumah tinggal ( landhuis) . Periksa dan baca : bukunya Djoko Soekiman )

Apakah arsitektur Indis itu ? Apa ciri-cirinya ?Arsitektur Indis adalah gaya arsitektur yang merupakan perpaduan arsitektur eropa dengan arsitektur local karena penyesuaian dengan iklim di Indonesia ( iklim tropis ). Ciri khasnya adalah atap yang curam sehingga vulome para-para menjadi besar, plafon tinggi, lubang udara dibagian atas pintu dan jendela ( tebeng,fanlight atau bovenlicht ) dipahat tembus ( terwangan, kerawangan ); serambi di depan dan di belakang agak dalam ( pengaruh rumah Jawa ) dan penempelan lempeng-lempeng batu-batu alam pada bagian luar bawah bangunan seperti rumah tinggal di Menteng ( Periksa : Adolf Heuken, Menteng, Kota Taman pertama di Indonesia. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2001 ) Menurut Helen Jusuf (1984) ada 4 pembabakan bangunan colonial di Indonesia :1). Abad XVI 1800 M dengan ciri-ciri sebgai berikut :-oreintasinya belum jelas;-belum beradaptasi dengan kondisi setempat;-hadir pada masa VOC ( 1602 1799 )- serupa dengan bangunan yang ada di negeri Belanda;-bangunannya tinggi, jendela dari kaca, ventilasi dan ukiran jendela kecil2).Tahun 1800 1902 dengan ciri-ciri sebagai berikut :-bangunan terkesan megah;-gaya neo-klasik;- bangunannya terdiri dari kolom-kolom;- ornamennya seperti pada masa klasik Eropa;- bentuk bangunan seperti istana; -bangunannya kokoh;3). Tahun 1902 1920 dengan ciri-ciri sebagai berikut : -gaya seni bangunan modern, berorientasi ke Belanda;-arsitek-arsitek terkenal berasal dari Belanda datang bekerja di Indonesia/Jawa.4).Tahun 1920 1940 , muncul gerakan pembaharuan , muncul gaya campuran, sehingga muncul berbagai aliran dan gaya . Bangunan bergaya campuran ini disebut Eklektik.

Apa gaya eklektik itu ? apa cirri-cirinya ?Gaya Eklektik , gaya arsitektur yang merupakan peralihan dari klasik ke modern, cirinya bentuk banyak didominasi oleh bentuk kubus, unsur klasik masih terlihat dan berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Menurut Afifah Harisah, gaya bangunan campuran seperti ini terutama dapat dilihat pada banyak bangunan peninggalan jaman Belanda yang disebut dengan arsitektur Indische ( Afifah Harisah, 2007 ). Sedangkan menurut Sumalyo, eklektisisme adalah karya arsitektur yang mengabungkan elemen-elemen terbaik dari masa lampau dalam satu bangunan atau dalam satu kompleks bangunan. Eklektisisme adalah bagian dari Neo-klasikisme dalam pengertian bahwa di dalam eklektisisme juga terjadi pengulangan elemen-elemen lama.

Dengan demikian ada dua aliran dalam seni bangunan colonial di Indonesia :1).dibawa dari negara asalnya , bangunan Eropa yang didirikan di negeri tropis;2).dibawa dari negeri asalnya kemudian disesuaikan dengan iklim tropis;

Pengaruh arsitektur Belanda pada arsitektur colonial Belanda di Indonesia: 1).atap pelana dan penggunaan gevel/gable ( jenisnya : gambrel-gable; curvilinear-gable; stepped-gable; funnel shaped-gable dan bell shaped-gable )2).penggunaan tower, copula, louvre3).penggunaan dormer/lucarne,( jenisnya : gable-dormer; hipped-dormer; twin-dormer; dormer with balcony dan dormer- mansard roof )4).penggunaan cerobong asap semu ( top-gevel )

Oleh karena itu maka setelah tahun 1920 ( abad XX) ada dua aliran baru dalam perkembangan arsitektur di Hindia Belanda , yaitu :1). Arsitektur Indis dengan tokoh-tokoh antara lain : Maclaine Pont, Thomas Karsten dll;2) Arsitektur Modern disesuaikan dengan teknologinya dengan berbagai gaya yang berkembang di Eropa dan Amerika . Tokohnya antara lain G.C. Citroen, C.P. Soemaker dll. Gaya ini disebut International style ( Belanda : Nieuwe Bouwen ). Di eropa pada awal abad ke-20 muncul berbagai gaya arsiktektur : misalnya Art Nouveau di Belgia atau disebut juga De Styl atau Amterdam styl

Perkembangan gaya arsitektur colonial di Hindia Belanda tidak sama.Menurut Koento ( 2008 ) gaya arsitektur bangunan colonial di kota Bandung pada tempo dulu ( 1920-1940 ) adalah : Indische Empire Stijl, Romantic Klasik dan Gaya Art Nouveau & Art Deco. Demikian pula di Surabaya gaya arsitektur sebelum tahun 1870 adalah Empire Styl,( contohnya : White House di Weltevreden ) , yaitu gaya gaya Neo-klasik yang melanda Perancis pada waktu itu dan gaya ini tidak dikenal di Belanda. Di Indonesia diperkenalkan oleh : Daendels, sedangkan setelah tahun 1900 berkembang gaya : Art and Craft Ciri-ciri gaya Art & Craft antara lain: bentuk gable/gevel pada tampak depan dominan; ada tower-tower pada pintu masuk; gallery keliling bangunan untuk penyesuaian iklim; orientasi bangunan sedapat mungkin menghindari arah-timur barat; bentuk ramping ; ventilasi lebar; menggunakan hiasan-hiasan detail setempat sehingga terkesan sebagai gaya eklektisme, suatu gaya yang berkembang setelah PD.I )

Kalau kita mengambil contoh di Batavia/Jakarta maka arsitektur colonial mengalami proses perkembangan, sesuai dengan proses adaptasi dengan iklim tropis, berjalan dalam tiga tahapan : a). pada awalnya orang-orang Eropa ( Belanda ) mendirikan bangunan menggunakan bahan bangunan seadanya ( kayu. bongkahan karang, daun rumbia dll ). Banguan itu didirikan untuk pertahanan ( benteng ) atau sebagai tempat naungan sementara ( loji ); b). pada periode ke-2 ( abad 17 paruh pertama abad ke-18 ), bangunan sudah permanen dari batu; material bangunan sebagai diimpor dari Eropa ( misalnya: bata yang berwarna kuning ); bentuk dan gaya bangunan masih mengikuti yang ada di negeri asalnya ( Eropa ) ; meskipun demikian masih ada yang memiliki ruang bawah tanah /basement tempat menyimpan makanan/minuman atau sebagai penjara/sel tahanan; bangunan didirikan berdempet-dempet tanpa halaman seperti bangunan Toko Merah di Jln. Kali Besar Timur. Pada waktu itu sudah ada rumah-rumah Vila ( landhuis )c). periode akhir, abad ke-19 sampai perempatan pertama abad ke-20 yang merupakan gaya arsitektur campuran antara struktur dan teknologi Barat dengan gaya dan tata ruang rumah/arsitektur tradisional ( misalnya Jawa, ), Gaya ini disebut Indische Style dengan ciri-ciri : ruang utama berpola simetris; ada bangunan bukan inti ( service ) misalnya dapur, kamar budak, kamar mandi dipisahkan ( ditempatkan ) di belakang ( bijgebouwnen ); halaman luas dan berkeliling; jumlah jendela, pintu dan ventilasi diperbanyak namun ukurannya lebih kecil ; ornament-ornamen khas, bangunan tidak bertingkat, serambi berkeliling untuk meredam panas matahari;

Selain itu di Jakarta ada perbedaan antara gaya bangunan kolonial di Kota Lama dengan bangunan di daerah Ommelanden misalnya di Weltevreden, Meester Cornelis atau di Menteng. Bangunan-bangunan colonial di situs Kota Lama Jakarta , secara kronologis dapat dibagi menjadi :1) Bangunan-bangunan abad ke-18 ( 1701-1800 ) dengan ciri-ciri : bertembok tebal; atapnya tinggi, tapi tidak terlalu curam; jendela besar; daun jendela dari kayu utuh;2) Bangunan-bangunan abad ke-19 ( 1801-1900 ) dengan ciri-ciri : atap tinggi dan curan; mempunyai tembok pembatas yang menonjol pada bagian atap; antar bangunan berhimpitan;3) Bangunan-bangunan abad ke-20 ( 1901-1940 )Untuk wilayah Weltevreden , penggolongan seperti di atas ( Kota Lama ) bisa dilakukan, tetapi untuk wilayah Meester Cornelis dan Menteng atau Kebayoran tmungkin tidak bisa, mengingat Meester Cornelis, Menteng sebagai wilayah pemukiman colonial muncul pada abad ke- 19 atau awal abad kep-20. Setelah tahun 1920 ada dua aliran baru dalam perkembangan arsitektur di Hindia Belanda , yaitu :1). Arsitektur Indis dengan arsitek-arsitek nya antara lain : Maclaine Pont, Thomas Karsten dll;2) Arsitektur Modern disesuaikan dengan teknologinya dengan berbagai gaya yang berkembang di Eropa dan Amerika . Tokohnya antara lain G.C. Citroen, C.P. Soemaker dll. Gaya ini disebut juga aliran International Stijl ( Belanda : Nieuwe Bouwen ). Di eropa pada awal abad ke-20 muncul berbagai gaya arsiktektur : misalnya Art Nouveau di Belgia atau disebut juga De Stijl atau Amsterdam stijl

Menurut Adolf Heuken, arsitektur rumah tinggal di kawasan Menteng memiliki ciri khas , antara lain dapat dilihat pada bentuk atap, teras dimuka rumah dan dekorasi pada pintu, jendela dan lobang angin. Beberapa gaya diterapkan pada tipe-tipe rumah antara lain :1) klasisme- indische; 2).gaya tradisional Barat; 3). Art-Deco; 4). Amsterdam School; 5).gaya Villa/bungalow/Landhuis; 6). Gaya modern. Rumah-rumah tinggal di Menteng terdiri dari 6 tipe.1), tipe rumah Tosari, terdapat di Jln. Kusumaatmadja ( dulu : Tosariweg ), Sumenep, Sukabumi, Padalarang dll . Dibangun di lahan hijau dengan taman di halaman depan. Atap berbentuk perisai, terdiri dari atap utama ( besar ) dan anak atap dibagian depan dan samping dengan sudut kemiringan 45 derajat. Ada teras ( beranda ) di depan, pintu dan jendela dihiasi kaca timah berpola geometris. Pada bagian belakang terdapat bangunan dengan atap tersendiri , yaitu dapaur, kamar mandi, kamar opembantu dan garasi. 2), tipe rumah Madura; berukuran lebih besar dan lebih mewah dibandingkan dengan tipe sebelumnyha, tata letak lebih bervariasi dan ruangan lebih banyak. Terdapat juga paviliun dengan fasilitas tersendiri, sedangkan garasi ditempatkan antara pavilion dengan ruang-ruang belakang. Bentuk atap perisai dengan ukuran yang lebih besar, Tipa rumah seperti ini terdapat di Jln. Moh, Yamin, Sutan Syahrir dan Jln. Teuku Umar. 3). tipe rumah bertingkat, dibangun sekitar 1930-an , terdiri dari rumah bertingkat tipe sederhana dan rumah bertingkat tipe mewah. Pada rumah tipe sederhana , berbentuk kotak,tembok luar tanpa dekorasi, tapi pintu dan jendela menggunakan kaca patri ( stained-glas ). Sebaliknya rumah bertingkat tipe mewah dilengkapi dengan teras depan , balkon dan pada beberapa rumah dijumpai profil plesteran yang menghiasi ruang utama. Rumah ini dibangun di Jl. Teuku Umar, Imam Bonjol dan Jln. Diponegoro. 4). Tipe rumah vila , berlantai satu ditutupi dengan ubin PC ( Portland Cement ), dengan kombinasi warna ( merah-putih dan putih hijau ) mirip dengan pola dekoratif Victorian Styl di Inggris ( 1837-1901 ) Bentuk. simetris, dihiasi dengan kaca berpatri, profil-profil plesteran dan batu-batu kerawang bermotif (?); Atap kadang-kadang berbentuk perisai,, bagian depannya beratap pelana sebagai tambahan. 5), tipe rumah dengan bentuk khusus, terdiri dari: a) rumah-rumah beratap curam; b) rumah-rumah beratap mansard, dan c) rumah beratap pelana dekoratif6), tipe rumah yang dinspirasi oleh De Style, pada umumnya atapnya rata dari flat beton.

Catatan: dasar penggolongannya lokasi, bentuk atap gaya bangunan dll Elemen-elemen bangunan yang khas bagi rumah Menteng dapat dilacak pada : ubin, lubang angin, kaca patri, interior rumah, tiang-tiang dekoratif, hiasan atap dan lain-lain. Salah satu contoh arsitektur kolonial adalah bangunan rumah tinggal ( woonhuis) Rumah tinggal permanen pada periode 1700- 1820 mengalami perkembangan dalam 3 ( tiga ) gaya arsitektur1).Nederlandse stijl ( 1700-1770 ) dengan ciri-ciri sebgai berikut :- berderet-deret mengikuti pinggir kali, jalan atau kanal;- denah memanjang ke belakang , dua lantai;-atap bangunan sejajar dengan tembok ( tanpa overstek );-ciri-ciri /tipe rumah Belanda. 2).Nederlandse Indische stijl ( 1750-1800 ) dengan ciri-ciri sbg berikut: - mulai disesuaikan dengan iklim tropis;-dilengkapi dengan overstek sehingga ukuran atap menjadi lebih besar dan lebih panjang dari tembokatau ukuran ruangan;-bangunan dua lantai , pintu dan jendela lebih tinggi dan lebih besar .Contohnya : Landhuis Reiner de Klerk ( 1760 )3). Indische Stijl ( 1790-1820 ) dengan ciri-ciri sebagai berikut :- mengadopsi rumah tradisional Jawa;- ukuran rumah besar ( satu lantai );- atap tinggi ( curam ) dan besar.Contoh : Landhuis Citerep ( 1820 ), Landhuis Japan ( ), Landhuis Cilitan ( 4). Neo-klasik ( sampai abad ke-19 ) dipopulerkan oleh : Daendels ( 1811-1816 ) sering disebut juga dengan : Empire styl(Lebih jauh periksa dan baca : Gemeente Museum Helmond, Het Indische Bouwen : Architecture en Stedebouw in Indonesie. Nederland :Studio Olyken, (TT)

Salah satu jenis rumah tinggal ( woonhuis ) adalah rumah vila ( landhuis atau country house ) aau rumah kebun ( tuin huis ). Menurut gayanya landhuis-landhuis ini dibedakan menjadi :1).Gaya Indis Tua ( Oud Indische Stijl ), ciri-cirinya sebgai berikut :-atap rendah, teritisan menjorok ke depan;-serambi luas; lantaui rendah;-lorong membagi dua bangunan di dalam rumah;Contoh : landhuis Simplicitas, landhuis Teluk Pecung; tapos, Cilodong, Pondok Petung, Japan dan Rustenburg. Catatan : menurut Djoko Soekiman, gaya ini meniru unsur rumah pribumi yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan: ketinggian bangunan, keluasan rumah, kebutuhan cahaya, dan keteduhan di dalam rumah.2).Gaya Belanda Tua/Kuno ( Oud Hollandsche Stijl ), cirri-cirinya sebgai berikut -rumah besar dan bertingkat;-diatas atap ada uilenziolder ( rumah kecil seperti perwujudan burung hantu/kukubeluk) sebagai hiasan atau penyejuk ruangan;-pada halaman belakang dibangun tempat tinggal untu para budak ( tidak dikenal di Belanda )-tertutup seperti rumah di Negara belanda yang berhawa dingin;Contoh rumah Reiner de Klerk ( 1760 )3).GayaKompeni ( Compagniestijl ), dengan ciri-ciri sebgai berikut :-gaya Oud Holland tetgapi ada bagian yang dirubah disesuaikan dengan iklim tropis;-rumah seperti ini biasanya merupakan tempat tinggal penguasa/pejabat; -bangunan bertingkat dengan ukuran besar;-lantai bawah sisi depan dan belakang terbuka ( ciri utama gaya Indis );-lantai bangunan atas tertutup ( ciri gaya Eropa )Catatan : masih ada satu gaya lain yaitu bangunan-bangunan yang perusahaan Perumahan Koptapraja ( Gemeentelijk Woningbedrif) , oleh Jawatan Kereta Api dan Onderneming ( perkebunan ); ketiga gaya tersebut di atas tidak ada kaitannya dengan kronologi .( Periksa : Djoko Sukiman, Kebudayaan Indis Dan Gaya hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa. ( abad ke-XVIII Sampai Medio Abad XX), 1996.

Sebaliknya J.R van Diessen membagi gaya landhuis-landhuis yang dibangun pada abad ke-18 yang berlokasi antara Kota Lama-Cilincing , sepanjang Molenvliet dan Jakartaweg sebagai berikut :1),Halfopen Hollands-Javaanse ( gaya Belanda-Jawa setengah terbuka ), dengan ciri-ciri sebagai berikut :-denah segi empat; berlantai dua ( verdieping );-ada gallery di depan atau di belakang- terbuka;-adap tasi yang pertama dengan iklim tropis;Contoh : landhuis Grogol, landhuis Cengkareng ( 1762 ),landhuis Tanjung Oost dan landhuis Pondok Gede ( 1775 );Catatan : gaya ini sebenarnya sama atau hampir sama dengan:Compagniestijl. 2). Gesloten Hollandse stijl ( gaya Belanda tertutup ) dengan ciri-ciri sebgai berikut :-denah segi empat panjang dan verdieping;-tanpa gallery, tertutupContohnya : landhis Reiner de Klerk ( 1760 ), Istana Negara ( dulu : landhuis : J.A van Braam di Rijswik dll.)Catatan : gaya ini sama dengan Oud Hollandse Stijl3). Javaanse stijl ( Gaya Jawa ) dengan ciri-ciri sebgai berikut :-berbasiskan artsitektur keraton-keraton di Jawa;-atapnya piramid ( limasan ), rendah, teritisan mengarah ke depan;-serambi luas , lantai rendah, sebuah lorong ( gang ) membagi dua seluruh bangunan dalam rumahContoh : landhuis Cilincing (), landhuis Cililitan Besar(); landhuis Cimanggis( ) dan landhuis Japan()Catatan : menurut hemat saya, gaya ini sama/hampir sama dengan Oud Indische Stijl; ketiga gaya( stijl ) tersebut di atas tidak ada hubungannya dengan kronologi . Periksa : J.R. van Diessen, Jakarta/Batavia, Het Centrum van her Nederlandse koloniale rijk in Azie en zijn cultuurhistorische nalatenschap. Canteeleer bv. De Bilt, 1989 .

Sebaliknya V.I. van de Wall dalam bukunya: Oude Hollandsche Bouwkunst in Indonesie.( MCMXLII )mengatakan bahwa rumah-rumah vila ( landhuis ) abad ke-17 sampai abad ke-19 di Batavia ada 3 gaya atau stijl :1). Hollandsche stijl ( gaya Belanda/bangunan rumah kolonial ) dengan ciri-ciri sebagai berikut :-mengikuti gaya vila Belanda dengan satu serambi;-atap miring , pintu dan jendela tinggi dan besar;-bangunannya bertingkat tanpa halaman.Contoh : Toko Merah2).Hollandsch-Indonesische stijl ( gaya Belanda-Indonesia ) dengan cirri-ciri sebgai berikut :-bentuk sudah mulai beradaptasi dengan pola local;-penambahan serambi dan mulai digunakannya ruang simetris;-ventilasi ditambah jumlahnya;-halaman rumah mulai diperhatikan;-sebagian bertingkat;3). Indonesischen stijl ( gaya Indonesia ) dengan ciri-ciri sebgai berikut :- ruang pokok simetris;-bangunan bukan inti ( service ) seperti dapur, ruang budak, kamar mandi dipisahkan dan ditempatkan di belakang;-halaman berkeliling;-jumlah jendela , pintu dan ventilasi diperbanyak , namun ukurannya lebih kecil;-tidak bertingkat dan serambi rumah berkeliling.Catatan : ketiga gaya tersebut tidak ada kaitannya dengan kronologi

Tipe-tipe rumah colonial1. Rumah tanpa halaman :1) peniruan rumah/bangunan Eropa; 2) pintu masuk dibagian depan berdaun ganda;3) ada cerobong atap semu; 4) bertingkat & tangga naik; 5) berjejer/kopel; 6) memanjang ke belakang.2. Tipe rumah colonial perkembangan pertama : 1) penyesuaian terhadap iklim; 2) penambahan komponen ( serambi depan & belakang ), 3).koridor di kanan kiri, bangunan samping untuk dapar; 4)ada serambi depan dengan tiang-tiang bergya eropa.3. Rumah colonial Belanda abad ke-19: 1) menerapkan unsure-unsur Belanda/Eropa; 2), rumah peristirahatan/landhius.4. Rumah gaya Indis : 1) meneru arsitektur tradisional Indonesia yang lebih sesuai dengan iklim; 2). Rumah besar dengan halaman luas, tembok tebal untuk meredam panas matahari, dan disemen putih, 3) atap pelana , pintu dan jendela besar i

Gereja BasilicaBasilicaDenah bangunan gereja pada awalnya mengikuti basilica, yaitu salah satu bangunan terpenting bangsa Romawi yang berfungsi tempat pengadilan dan pertukaran bisnis. Denahnya segi empat, bagian ( ruang ) tengah yang panjang dan beratap tinggi disebut nave (gereja : ruang utama jemaat ), dipisahkan/dibatasi oleh satu atau dua barisan kolom pada sisi kiri dan kanan yang membentuk aisle ( gereja : ruang tambahan jemaat );,posisi atap aisle lebih rendah dari atap nave sehingga pada clerestory ( tembok/dinding nave di atas atap aisle ) memungkinkan ditempatkannya jendela yang disebut clerestory window ( lihat gambar ). Pintu masuk utama berada pada salah satu ujung bangunan ( bagian depan ) sedangkan pada ujung yang lain ( belakang ) tegak lurus dengan pintu utama terdapat ruangan setengah lingkaran dengan lantai yang ditinggikan. Ruangan itu disebut apse, di dalamnya terdapat kursi/podium tempat duduk para magistrat. Di depan apse terdapat altar dimana upacara korban dilaksanakan sebelum transaksi bisnis. Biasanya terdapat barisan kolom atau balustrade memisahkan tribun dari ruang public. Sebelum Raja Constantine meninggal, ia membagi kekaisaran Romawi untuk kedua anaknya menjadi Romawi Barat ) berpusat di Roma dan Romawi Timur (Byzantium ) berpusat di Constantinople . Pada abad ke-7 M bishop Roma diakui/diterima sebgai kepala gereja ( Paus ) sehingga Paus menjadi penguasa Eropa. Posisinya sebgai kepala gereja yang bersifat universal memberikannya kekuasaan dan prestise hampir sama dengan kaisar/raja . Sementara itu di Romawi Timur ( Byzantine ) kaisar merangkap sebgai kepala gereja, berakhir sampai dengan penaklukan orang orang Turki ( kerajaan Osmani ). Pada tahun 1054 gereja Roma terpisah dengan gereja Byzantine sehingga ada dua gereja yaitu Gereja Katolik Romawi ( Gereja Barat ) dan Gereja Katolik Yunani ( Gereja Timur ) .Sebab utamanya karena Gereja Timur ( Gereja Byzantine ) melarang penggunaan patung manusia ( Ikonoklasme ) meskipun diizinkan dalam lukisan dan mozaik, ketika aturan ini ingin diterapkan di Italia mendapatkan perlawanan dari orang-orang Itali para pencinta patung yang sudah sejak sebelumnya ( sebelum memeluk Kristen )) tidak dapat meninggalkan( memisahkan ) patung dalam sistem pemujaan mereka.Aturan tersebut memiliki 2 efek langsung di bidang seni, yaitu: berbondong-bondongnya seniman patung ( pematung) ke Barat dan disisi lain dilibatkannya motif hias baru, yakni motif pohon hidup dan figur-figur geometris. Pembuatan ornamen-ornamen dengan teknik pahat inipun berkembang didorong dengan penemuan alat bor ( drill ), dengan alat ini lubang-lubang yang dalam pada batu dapat dibuat untuk memberikan efek dan latar belakang yang gelap. Menurut Joseph Watterson, seni Byzantine adalah seni abad pertengahan di Timur, seperti halnya Gothic yang merupakan seni abad pertengan di Barat. Bangunan gereja diseluruh kekaisaran Romawi pada mulanya mengadopsi denah basilica dengan menempatkan altar di ruang apse, Sebuah ruangan kecil ditambahkan di sayap kiri-kanan untuk memberikan keluasan kepada pendeta sehingga denah gereja berbentuk salib ( cruciform ) . Ruangan yang memotong itu disebut bema, yang merupakan asal muasal ( embrio ) transept pada gereja-gereja Gothic ( Yunani ).Dengan bertambahnya jumlah pendeta dan ritual berkembangnya menjadi lebih rumit dan rinci, maka bema perlu diperluas, meninggikan lantainya dan dipisahkan dengan ruang public oleh pagar kayu dengan sebuah mimbar pada setiap sisinya.. Bagian gereja yang terletak antara sanctuary ( altar ) dan nave ini disebut : choir, sedangkan pagar kayu yang memisahkannya dengan nave ( ruang publik ) disebut : cancelli ( dari kata chancel ). Pada gereja-gereja tua barisan tiang-tiang yang memisahkan nave dengan aisle amat rapat karena dihubungan satu sama dengan entablature batu. Tetapi pada gereja-gereja yang lebih muda tiang-tiang ini dihubungkan oleh lengkungan-lengkungan sehingga menghasilkan ruang-ruang ( space )yang lebih lebar atau jarak antara setiap kolom menjadi lebih renggang.Dinding tembok di atas kolom menjulang tinggi mencapai kayu atap dan nave mendapatkan cahaya melalui jendela-jendela clerestory. Di bagian depan gereja terdapat sebuah atrium , diperoleh dari atrium-atrium rumah pribadi; bagian atau sisi atrium yang menyambung dengan gereja disebut narthex,( ruangan atau kamar peralihan antara luar dan dalam ) merupakan ruang/kamar depan (vestibule ) dari sebuah gereja berfungsi sebagai ruang pertemuan ( rapat ) Dewan Gereja. Di tengah-tengah atrium terdapat kolam atau pancuran tempat membersihkan diri sebelum masuk ke gereja.Inilah adalah asal usul air suci yang ditempatkann pada narthex gereja Ramawi saat ini. Tukang bangunan yang membangunan gereja pada awalnya menggunakan material bangunan dari bangunan-bagunan Romawi terutama patung ornamen dan kolom ( tiang ) marmer berwarna yang diambil dari kuil-kuil, jika terlalu pendek tiang-tiang ini ditambahkan pada bagian base-nya dan jika terlalu panjang dipotong. Pada ruang apse biasanya terdapat a gigantic head ( kepala yang menyeramkan atau masker ) atau patung Kritus dengan latarbelakang emas. Tokoh lain yang sering direpresentasikan adalah orang-orang Suci dan para rasul ( apostle ). Gereja-gereja tertua dalam arsitektur gaya Romannes pada umumnya rendah, gelap, dindingnya tipis terbuat dari bata atau batu-batu kecil, pintu dan jendela kecil dengan lengkung bulat, tiang-tiangnya berat dan gemuk ( tambun ) dengan kepala tiang ( capital ) yang tanggung. Denahnya mengikuti basilica dengan apse setengah lingkaran . Bema diperluas kesamping ( sayap kiri dan sayap kanan ) sehingga denah gereja berbentuk salib ( cruciform plan ), Ruang sayap kiri-kanan itu disebut : transcepts. Banyak gereja memiliki atap dari kayu ( timber ) pada bagian nave-nya, dindingnya tinggi untuk menempatkan jendela ( clerestory window ) . Atap aisle yang rendah juga berbentuk pelengkung ( vault ) baik kubah tong ( barrel vault ) atau lengkung rusuk ( groined vault ). Dalam perkembangan selanjutnya, denah bangunan gereja tanpa atrium, Denahnya berbentuk segi empat ( simetris atau asimetris ), salib, bulat, polygonal, Sedangkan atapnya atap pelana ( atap yang memiliki dua sisi miring ) tanpa atau dengan overstek atau overhang, ada yang curam ada yang landai. Ada juga yang beratap kubah, limasan , tumpang dengan ciri lokal local.

Element-element yang harus ada ( atribut ) pada bangunan gereja di Indonesia -ruang jemaat ( nave dan aisle ),batas antara nave dan aisle adalah barisan tiang,( bukan tembok ), pada bangunan gereja tidak dikenal ruang serambi, ada ruang sayap( kiri kanan ) jika denahnya salib tetapi tidak dibatasi dinding ( tembok ) dengan nave atai aisle.-altar atau sanctuary biasanya lebih tinggi, kadang-kadang ditempatkan dalam apse, apse kadang-kadang lebih dari satu )-ruang organ, pada beberapa gereja di Jawa organ diganti dengan seperangkat gamelan;-bangku jemaat yang ditempatkan pada nave, aisle, ruang sayap-mimbar tempat pendeta berkhotbah, -menara lonceng,kadang-kadang menara ini ditempatkan di atap ( menyembul dari atap )-simbul-simbol suci ( salib, patung Yesus disalib, Perawan Maria dll )

Istilah atau nama-nama yang dihubunghkan dengan benteng benteng antara lain : Casteel/castle( puri ); fort, vesting ( benteng ), redoute( kubu ), stare shan ( pagar berbintang ) dll. Benteng sudah dikenal sejak 7000 SM.Jenis benteng : 1). benteng permanen/permanent fortifications; 2). benteng lapangan/field fortifications; 3).benteng bastion /bastion fort; 4).benteng Vauban/Vauban fort; 5).benteng polygonal/polygonal fort ( segi lima, segi enam, segi delapan ). Di Indonesia benteng dapat digolongkan menurut pembuatnya : benteng Portugis ( B. Belgica di Banda Neira ), benteng Belanda ( B. Speelwijk di Banten, Fort de Kock di Bukittinggi, Roterdam di Makasar, Vredeburg di Yogyakarta, Vastenbur di Surakarta, Wiiliam di Ungaran dan Salatiga ), Inggris ( B. Malborough di Bengkulu ) dan Jepang ( B. Pendem di Cilacap, B. Ancol di Jakarta ), benteng Inggris ( B. Malborought di Bengkulu ), benteng Jepang ( B. Pendem di Cilacap ) Fungsi benteng : sarana pertahanan dan tempat latihan militerElemen-elemen yang harus ada ( atribut )pada bangunan benteng kolonial di Indonesia :1) Bastion: tembok pada sudut-sudut benteng (bagian yang menjorok keluar dari dinding benteng ) biasanya denahnya segi 5 ( setengah bastion ), segi empat, setengah lingkaran, jumlah bergantung pada denah benteng itu sendiri. ( tiga, empat, lima, enan, delapan dsbnya )2) Courtine/gordijn : tembok penghubung antar bastion3) Pintu gerbang/pintu masuk/keluar;4) Persenjataan biasanya meriam-meriam yang ditempatkan pada bastion5) Tower atau menara pengintai;6) Parit buatan berair ( water caseel ) yang mengelilingi benteng- tetapi hal ini sangat bergantung pada lokasi benteng.7) Tempat reservoir air ( untuk benteng di pulau-pulau kecil ditengah laut seperti di kep. Seribu dan Maluku;8) Bangunan di dalam benteng bergantung jenis benteng ( perkantoran, penjara, toko obat, kamar prajurit dan komandan; hospital, rumah obat, arsenal, gereja dan kadang-kadang di halaman benteng ditemukan makam )Menurut Vincent J.H. Houben, Kraton and Kumpeni, Surakarta and Yogyakarta 1830-1870, (1994 ) ada tiga tipe pertahanan/benteng militer yang dibangun sekitar wilayah Kasuhunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dan pada titik-titik tertentu di wilayah di dalamnya. Pertama, benteng masonry ( masonry fort ) berasal dari masa VOC ( 1760-1831 ). Benteng benteng itu dibangun di Semarang, Ambarawa, Salatiga, Boyolali, Surakarta, Klaten, Yoyakarta. Kedua, benteng/kubu dari tanah ( earthen redoubts/ type of military bastion ) benteng-benteng yang dibangun semasa Perang Diponegoro ( ingat Benteng Stelsel ) misalnya di Sentolo, Delanggu, Wanosobo, Karangbolong dan Karanganyar . Ketiga rumah blok dari bata ( brick blockhouse ) dibangun di Kedhung Kebo, Banyumas, Pacitan, Madium dan Kediri. Apakah benteng jenis dua dan tiga masih ada, perlu disurvai lagi.

Daftar Pustaka ;-Afifah Harisyah dkk., Eklektisisme Dan Arsitektur Eklektik, Prinsip dan konsep Desain. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2007.-Joseph Waterson, Architecture, A. Short History. New York : W. Norton & Company, Inc., (tt)-ED. Cuypers, De Moderne Ambtenaarswoning in Nederlandsch-Indie,NION, Vierde Jaargang, 1919-1920 : 117-124.-Soerjo Winoto, De regentwoning,, NION, Vierde Jaargang, 1919-1920 : 131-148.-Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis di Jawa,( Abad XVIII Sampi Medio XX), 1996.-J.R. van Diessen, Jakarta/Batavia, Het Centrum van het Nederlandse koloniale rijk in Azie en zijn cultuurhistorische nalatenschap. Cantecleert bv., de Bilt, 1989.Edward Winters, Aesthetics and Artchitecture.London : Continuum International Publishing Group, 2007.Stephen Calloway ( general Editor ), The Elements of Style, An Practical Encyclopedia of Interior Architectural Details From 1485 To The Present. Simon & Schuster.A.Straton, The Orders of Architecture . London : Studio Eds., 1986 V.I. Van De Wall, Oude Hollandsche Bouwkunst In Indonesie, Bijrage tot de Kennis van de Hollandsche Koloniale Bouwkunst In de XVII de en XVIIOde Eeuw. De Sikkel, Antwerpen Uit. Mij. W. De Haan N.V. te Utrecht MCMXLII.-------------------------------,Batavias oude landhuizen, Nederland Indie Oud en Nieuw, 1931:Handinoto, Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940. Yogykarta : Penerbit Andi, 1996.Yulianto Sumalyo,Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada Press, 1995. -------------------,Arsitektur Klasik Eropa..Yogyakarta : Gadjah Mada Press, 2003. H.R. Breuning, Het voormalige Batavia, Een Hollande stedestichting in de tropen , Anno 1619. Allert De Lange, Amsterdam, 1954.Michael Raebun ( ed. ) Architecture Of Western World. New York : Crescent Books, (tt).

A.H. Mohr, Vestingbouwkundige Termen. Stichting Menno Van Coehoorn De Walburg Pers (tt).Novida Abbas, ---------------------------------------------------------------,

-----------------------------------------------BATAS MATERI----------------------------------------------------------

SOAL UAS. Arsitektur Bangunan Umum dan Kolonial

1. Sebutkan Ciri-ciri Order bergaya Dorik dan Ionik. Sebutkan masing-masing dua buah bangunan di Jakarta yang menggunakan order Dorik dan Ionik itu.2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan istilah atau konsep dibawah ini A.Dormer, B. Gable. C. Tympanum, D. Bovenlicht, E.Cupola, F.Atap Mansard, G. Atap PelanaBerikan masing-masing satu contoh dimana atau pada bangunan apa elemen arsitektur kolonial diatas dapat ditemukan di Jakarta. 3. Apa yang dimaksud dengan arsitektur Indis itu ? Sebutkan ciri-cirinya dan berikan contoh bangunan yang bergaya Indis itu di Jakarta,4. Menurut V.I. van De Wall ada 3 stijl ( gaya ) bangunan rumah tinggal di Hindia Belanda. Sebutkan ciri-cirinya dan berikan contoh.5. Casteel dan Fort adalah bangunan pertahanan, secara fisik dan fungsi memiliki persamaan dan perbedaan. Jelaskan persamaan dan perbedaan tersebut.

SOAL UAS .IKI.C. KOLONIAL1. Tinggalan arkeologi kolonial yang paling banyak dijumpai di Indonesia dibangun oleh bangsa : A. Belanda, B. Inggris, C. Portugis, D. Jepang.

2. Orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Nusantara adalah orang : A. Belanda, B. Portugis, C. Venesia, D. Inggris.

3. Orang asing yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang : A. Arab, B. Cina, C. Itali, D. Belanda.4. Orang Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1596 dan berlabuh di : A. Karangantu, B. Teluk Banten, C. Jayakarta, D. Sunda Kalapa.

5. Salah satu wujud bangunan kolonial di Indonesia adalah bangunan pertahanan . Dibawah ini adalah bangunan-bangunan pertahanan masa kolonial, tapi ingat ada satu yang bukan, yaitu : A. casteel. B. fort, C, vesting D. winkel

6. Di Banten terdapat sebuah benteng tinggalan Belanda, yakni : benteng Speelwijk. Benteng ini pernah dikaji oleh seorang mahasiswa Arkeologi UI sebagai bahan skripsi. Mantan mahasiswa tersebut adalah : A. Anton Heristiadi, B. Dany Hendrawan, C. K.C. Crucq. D. Yudi Wahyudin.

7. Anda tentu masih ingat bahwa benteng Speelwijk yang dibangun dari batu bongkaran tembok keliling kota Banten memiliki denah : A. segi 5 dengan 5 bastion, B. segi 6 dengan 6 bastion, C. segi 3 dengan 3 bastion , D. Semua jawaban salah

8. Dalam kompleks masjid Agung Banten terdapat sebuah bangunan bergaya kolonial . Bangun tersebut adalah : A. Tiyamah. B.Menara Masjid Agung; C. Meriam Ki Amuk, D. Semua jawaban benar

9. Pada moncong Merian Ki Amuk yang ditempatkan di depan Museum Situs Banten Lama terdapat sebuah inskripsi Arab berbunyi : Akibatul Khairi Salamatul Iman . Inskripsi tersebut dibaca oleh : A. K. Crucq, B. K.C. Crucq; C. V.I.van de Wall , D. W.F. Stutterheim

10. Kota Jayakarta berhasil direbut oleh Kompeni dari tangan penguasa pribumi pada tanggal 30 Mei, kemudian berganti nama menjadi Batavia. Peristiwa itu berlangsung pada tahun : A). 1527, B). 1619; C). 1719 , D). 1811.

11. Gedung Museum Sejarah Jakarta yang dibangun pada tahun 1707-1710 , dulunya adalah : Stadhuis. Menurut fungsinya stadhuis termasuk bangunan :A. pemerintahan; B. pertahanan , B. C. pendidikan, D.pergudangan.

12. Bangunan di atas ( soal no: 11) pernah dikaji oleh mantan mahasiswa arkeologi UI sebagai bahan skripsinya. Mantan mahasiswa itu adalah : A. Joris Totupoly, B. IGAN Aryaputra; C. Nuruddin; D. Ageng Budiman...13. Salah satu jenis tinggalan arkeologi kolonial adalah bangunan pendidikan ( sekolah ). Di Jakarta bangunan pendidikan masa kolonioal yang telah beralih fungsi menjadi museum adalah : A.Museum Kebangkitan Masional, B. Museum Sejarah Jakarta, C. MuseumTekstil, D. Museum Sumpah Pemuda.

14. Salah satu wujud tinggalan masa kolonial adalah rumah sakit. Dibawah ini adalah gedung rumah sakit yang dibangun oleh Belanda, tapi ada satu yang bukan yaitu :A.RS.Dr, Soetomo, Surabaya; B. RS.Dr. Pringadi Medan C.RS, Dr. Sardjito, Yogyakarta, D. RS.Dr. Hasan Sadikin, Bandung

15.Gedung museum yang dulu pernah berfungsi sebagai gedung STOVIA, adalah : gedung A. Museum Sejarah Jakarta; B. Museum Kebangkitan Bangsa; C. Museum Taman Prasasti, D. Museum Keramik.

16,Museum yang dulu pernah berfungsi sebagai gedung Raad van Indie adalah A.Museum Keramik, B. Museum Sejarah JakartaC. Museum Kebangkitan Bangsa, D. Museum Tekstil.

17. Bangunan di bawah ini yang dulu pernah berfungsi sebagai gedung Volksraad adalah : A, Gedung Deparlu; B. Gedung Eks, BP7 Pusat; C.Gedung Pertamina; D. Gedung Perla.

18. Bangunan dibawah ini yang dulu pernah berfungsi sebagai gudang adalah :A. Museum Bahari; B. Museum Sejarah JakartaB. Museum Wayang , D. Museum Tekstil

19. Gedung museum yang dulu pernah berfungsi sebagai rumah tinggal adalah : A. Museum Tekstil; B. Museum Sejarah Jakarta; C. Museum Kebangkitan Bangsa; D. Museum Gedung Gajah,. 20. Di bawah ini adalah bangunan-bangun yang dulunya adalah landhuis di wilayah Weltevreden, tetapi ada satu yang bukan yaitu : A. Istana Merdeka, B. Istana Negara C. Bekas Gedung Arsip; D. Gedung Departemen Keuangan

21.Salah satu tinggalan arkeologi yang dibangun oleh orang Cina di Indonesia adalah klenteng. Dibawah ini adalah pakar-pakar asing yang pernah meneliti klenteng di Jawa, tapi ada satu yang bukan, yaitu :A. Dennys Lombard; B. Henri Borel, C. J.L.J.F, Ezerman D.K.C.Crucq

22. Diantara pakar di atas ( soal No: 21 ) salah satu diantaranya pernah mengakaji dan menulis Klenteng Koam Iem Tao-Kak-Sie atau Klenteng Talang, Cirebon. Pakar tersebut adalah :A. Dennys Lombard, B. Claude Salmon, C.J.L.J.F.Ezerman, D.K.C.Crucq.

23. Di Semarang terdapat sebuah klenteng tua yang sering dihubungkan dengan Cheng Ho atau Dampo Hawang. Klenteng tersebut adalah klenteng: A. Sam-Po-Kong ; B. Da-Bo-Gong , C. Kwan Im Bio; D. Kwee Lak Kwa

24.Di Pecinan, Semarang terdapat sejumlah klenteng tua yang dibangun pada abad ke-18 dan abad ke-19. Dibawah ini adalah klenteng-klenteng tua yang dibangun pada abad ke-18, tapi ada satu yang bukan, yaitu klenteng A.Gedung Batu, B.Tjien Hien Kee, C. Kwee Lak Kwa; D, Kae Kak Sie

25. Anda tentu masih ingat bahwa nama benteng yang dibangun oleh orang Belanda di Makasar adalah:A. Amsterdam; B. Roterdam; C, Belgica D. Durstede.

26. Benteng Malborough di Bengkulu adalah salah satu contoh benteng yan dibangun oleh: A. Belanda; B. Inggris, C. Portugis ; D. Jepang. 27. Sedangkan benteng Belgica di Maluku adalah salah contoh benteng yang dibangun oleh bangsa : A. Belanda; B. Inggris, C. Portugis ; D. Jepang.

28. Di Bukittinggi terdapat sebuah benteng yang dibangun oleh orang Belanda, yaitu bentengA.Van der Capelen, B. Fort de Kock, C. Van den Bosch, D. Vastenburg.

29. Salah satu wujud bangunan kolonial adalah menara. Anda tentu tahu bahwa menara Jam Gadang yang sangat terkenal itu di Sumatera terdapat di kota : A. Padang, B. Batu Sangkar. C. Bukittinggi; D.Padang Pariaman. 30.Di bawah ini adalah gereja-gereja tua di Weltevreden, tapi awas ada satu yang bukan, yaitu :A. Gereja Katedral; B. Willemkerk, B. Gereja Tugu, D. All Saints Church

31. Di kota Surabaya, tepatnya di Jalan Pemuda terdapat sebuah gedung yang didirikan oleh Dirk van Hoogendorp. Bangunan itu sekarang adalah :A. Rumah Sakit Katolik St,Vincentius; B. Gedung Grahadi; C. SMA Santa Maria; D. Bank Pembangunan Daerah.

32, Dibawah ini adalah rumah sakit yang sudah berdiri sejak zaman Belanda di kota Medan, tapi ada satu diantaranya milik misionaris Katolik yang dibangun pada tahun 1929, yaitu :A. RS.Dr. Pringadi, B.RS.Elisabeth,B. C.RS.Bethesda, D.RS. Bukit Barisan. 33, Pakar asing yang banyak menulis tinggalan kolonial di kota Surabaya antara lain: A.Ir. Lemei, B.GC. Citroen, C.GH.Von Faber; D. Ir. Handinoto.

34.Di Bandung terdapat sebuah bangunan kolonial yang sampai sekarang berfungsi sebagai kantor gubernur Provinsi Jawa Barat. Bangunan itu adalah : A. Gedung Merdeka, B. Gedung Sate C. Museum Asia Afrika, D. Hotel Preanger.

35. Di bawah ini adalah bangunan-bangunan kolonial yang berlokasi di Jalan Asia-Afrika, Bandung, salah diantarnya dulu adalah Societet Concordia. Bangunan itu adalah : A, Museum Asia-Afrika, B. Gedung Merdeka, C. Hotel Savoy Homann, D. Hotel Preanger

36, Sebuah bangunan di kota Bandung yang memperlihatkan ciri-ciri arsitektur Eropa dan Indonesia dan saat ini menjadi landmark Provinsi Jawa Barat adalah :. A Gedung Merdeka, B. Gedung Sate; C. Gedung Boscha; D. Museum Geologi.

37.Sebuah gereja yang syarat dengan symbol-simbol Jawa dibangun di Kediri pada tahun 1936 oleh Macline Pont. Gereja tersebut adalah gereja : A. Pohsarang; B. Belenduk, C. Pugeran , D. Kainonia.

38. Pada tahun yang sama ( soal no; 37 ) di kota Semarang dibangun sebuah gereja berdenah segi delapan beratap kubah. Gereja tersebut adalah A. gereja Pohsarang, B. gereja Belenduk, C, Hantjekerk ; D. gereja Bethel:

39. Menurut Vincent J.H. Houben, benteng terdiri dari benteng masonary,kubu dari tanah dan rumah blok dari bata. Dikaitkan dengan klasifikasi benteng oleh Houben diatas, maka benteng Speelwijk termasuk dalam kelompok : A.benteng masonary, B. kubu dari tanah, C. rumah blok dari bata; D. semua jawaban benar

40.Salah satu tinggalan arkeologi kolonial adalah menara mercu suar untuk memandu kapal yang sedang berlayar. Di pantai Anyer, Banten terdapat sebuah menara suar yang masih dioprasikan oleh Departemen perhubungan. Mercu suar tersebut dibangun pada tahun A. 1783, B. 1883, C. 1873, D. 1773.

41. Menera mercu suar tersebut di atas ( soal no; 40 ) dibangun oleh A. Portugis, B. Belanda, C. Inggris ; D. Jepang

42, Sedangkan di Tanjung Kelian ( Bangka Barat ) terdapat menara mercu suar yang dibangun pada tahun 1862 oleh : A.Portugis, B. Belanda,, C. Inggris, D. Jepang.

43.Di bawah ini adalah jembatan yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda di Surabaya yaitu : A. Jembatan Merah; B. Jembatan Gubeng, C. Jembatan Wonokromo, D,Semua jawaban benar

44.Di Sumatera terdapat sebuah bangunan masa kolonial yang diberi nama Gedung Negara Triangga atau Istana Bung Hatta. Anda tentu masih ingat bahwa gedung/bangunan tersebut terdapat di kota ; A.Padang, B. Batu Sangkar; C. Bukittinggi; D. Medan.

45.Istana Buitenzorg dibangun pada tahun 1745, oleh gubernur jendral VOC: A. Baron van Imhoff, B. van der Capellen, C. van der Parra, D.J.P.Coen

46.Di Jakarta terdapat museum yang dulunya adalah sebuah hotel. Museum tersebut adalah : A. Museum Wayang, B. Museum Keramik, C. Museum Joang, D. Museum Tekstil.

47. Dibawah ini adalah Istana Presiden, dulunya adalah landhuis , tetapi ada satu yang bukan landhuis, yaitu : A, Istana Merdeka. B. Istana Bogor, C. Gedung Agung di Yogyakarta, D. Istana Cipanas.

48.Di Situs Kota Lama ( Batavia ) terdapat sebuah museum yang dibangun di atas bongkaran gereja .Museum tersebut adalah museum : A.Keramik, B. Wayang, C. Sejarah Jakarta D. Bank Mandiri

49. Di Situs Kota lama terdapat sebuah museum yang menempati bangunan stadhuis. Museum tersebut adalah: A. Museum Keramik, B.Museum Wayang, C. Museum Sejarah Jakarta D. Museum Bank Mandiri

50.Kalau kita ingin menempatkan lokasi Museum Nasional dalam satu kawasan tertentu, kawasan yang paling tepat adalah : A.kawasan Koningplein , B.kawasan Weltevreden, C. kawasan Menteng, D. semua jawaban salah