aplikasi bauran pemasaran produk gadai emas bsm ib...
TRANSCRIPT
APLIKASI BAURAN PEMASARAN PRODUK GADAI
EMAS BSM iB PADA BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU CINERE DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Achmad Syahrully Bachri
NIM : 108053000016
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Achmad Syahrully Bachri
Aplikasi Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cinere dalam Menghadapi
Persaingan
Tumbuh suburnya Bank Syariah di Indonesia dalam dekade 10 tahun
terakhir membuat masing-masing Bank Syariah membuat produk inovatif untuk
menarik nasabah. Salah satu produk inovatif Bank Syariah yang sedang digemari
nasabah adalah produk Gadai Emas, hal ini pula yang membuat Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere mengeluarkan Produk Gadai Emas BSM iB.
Berkembangnya Produk Gadai Emas BSM iB yang mampu mencatatkan fee
based income besar bagi perusahaan, menarik perusahaan lain mengeluarkan
produk sejenis, hal inilah yang membuat persaingan antar perusahaan tidak dapat
dihindarkan, salah satu cara dalam menghadapi persaingan tersebut adalah dengan
menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix)
Penelitian ini memiliki dua perumusan masalah, pertama, bagaimana
pengaplikasian konsep bauran pemasaran pada produk Gadai Emas BSM iB di
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere ?, dan kedua, seberapa besar kemampuan
konsep bauran pemasaran produk Gadai Emas BSM iB dalam menghadapi
persaingan ?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam menjawab
perumusan masalah pertama dan pendeketan kuantitatif dalam menjawab
perumusan masalah kedua, dengan Pendekekatan Kualitatif sebagai paradigma
utama, dan kuantitatif sebagai paradigma pendukung. Sedangkan teknik
mengumpulkan data dengan Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan
Kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk
memaparkan temuan perumusan masalah pertama dan teknik analisis
IFAS,EFAS,dan Diagram Analisis SWOT dalam memaparkan temuan perumusan
masalah kedua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian konsep bauran
pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB teaplikasi pada 7 variabel, yaitu variabel
produk, harga,tempat,promosi,orang,proses,dan layanan konsumen. Hasil analisis
IFAS, EFAS,dan Diagram Analisis SWOT menunjukkan nilai + 0,27 dan berada
pada kuadran II, yang berarti Produk Gadai Emas BSM iB memiliki kemampuan
dalam menghadapi persaingan di tengah ancaman dari produk sejenis dipasaran.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. Segala puji bagi Allah yang telah
menganugerahkan berbagai karunia dan nikmat kepada para hamba-Nya. Dia
membukakan akal pikiran dan pemahaman kepada segenap makhluk-Nya.
Shalawat beserta salam tidak lupa dihaturkan untuk Nabi Muhammad
SAW, yang mampu membawa kita dari jaman gelap gulita menuju jaman terang
benderang. Tak lupa juga untuk para keluarganya, sahabat,serta para pengikutnya
yang tetap beristiqamah di jalan-Nya.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana strata satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tujuan penulisan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan moril dan materiil dari banyak pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan H. Mulkanasir, BA.,Spd., MM selaku
ketua jurusan dan sekretaris jurusan Manajemen Dakwah , yang telah
membantu penulis menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah.
3. H. Mulkanasir, BA., Spd., MM selaku dosen pembimbing yang tidak
pernah bosan dalam memberikan begitu banyak masukan kepada penulis
dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta
memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat dalam
penyelesaian skripsi.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberi cahaya berupa ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis
menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
vii
membantu penulis dalam mencari referensi mengenai teori bauran
pemasaran dan persaingan.
6. Bank Syariah Mandiri KCP Cinere yang telah memberikan data-data
penelitian, terutama untuk ibu Siti Syamsiah selaku Officer Gadai Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere yang telah banyak meluangkan waktunya
ditengah kesibukan pencapaian target akhir tahun perusahaan.
7. Orang tuaku ( Alm ) H. Niman Satiri , BA dan Hj. Amsanih yang begitu
baik hati dan tegar dalam segala hal, ikhlas mengasuh, membimbing,
memberikan segenap cintanya dan tidak terlupa selalu menyertai do’a
dalam setiap langkahku.
8. Kakak-kakakku dan adikku tercinta, Ida Kumalawati S.E, Ahmad Saroni
S.Kom, Ita Lestari S.pd, Iin Satiri S.Pd, Achmad Maulana S.Si, dan
Ammy Fajar Dillah yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi yang
tinggi untuk menyelesaikan skripsi ini
9. Siti Aulia, selaku pengisi hari-hari penulis yang tidak pernah berhenti
menanyakan kapan lulus ?, memberikan motivasi yang tiada henti setiap
harinya.
10. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Dakwah A 2008,
Abdul Rahman Hakim, Sopyan Sahuri, Ade Priatna, Entak Saeroji
S.Kom.I, Ibnu Banyu Ardhi S.Kom.I, Moch.Zaenal, Ipin Aripin, Abdus
Somad S.Kom.I, Anis Priyani S.Sos.I, Mardianah S.Kom.I, Sumiyati
S.Kom.I, Andriansyah (pua), Shidiq, Restika Harman Haris S.Kom.I,
Husin Hilmi, Nur Hikmah S.Kom.I, Ditto Santoso S.Kom.I, Moch. Fawzi,
dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi
hormat saya, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaiakan
skripsi ini.
11. Sahabat sejati BANGSAL X-5 Altilery, Bintang, Teddy, Jupe, Dody,
Hardoets, Ary, Polenk, Angga, Ikhdal, dan lain-lain yang tidak dapat
penulis sebutkan, pada akhirnya kita semua akan sukses guys.
12. Ibu Lailani S.Pd dan Bpk. Markus S.Ag, selaku guru SMAN 74 Jakarta
yang menjadi sosok icon motivator.
viii
13. Teman-teman, kakak-kakak, bapak-bapak, adik-adik seorganisasi
Corruption Preventing Alliance (CPA) UIN Jakarta, DPC Cilandak dan
DPRt Lebak Bulus Partai NasDem, DPW Jak-Sel dan DPC Cilandak
Garda Pemuda NasDem, Kader Inti o250 Partai NasDem, dan PAC PP
(Pemuda Pancasila) Lebak Bulus..Salam Restorasi, dan Pancasila Abadi.
14. KH. Samsudin (Jonggol), selaku Orang tua dan Guru yang mengajarkan
bagaimana bermasyarakat
15. Dan teman-teman KKN 60 2011 Desa Sukarasa, terimakasih untuk kalian
yang mengajarkan penulis bagaimana menjadi seorang pemimpin dan
sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a dan ucapan
terimakasih, semoga Allah SWT menerima amal baik dan memberi balasan
yang setimpal atas segala jerih payahnya dan semoga kita semua dalam
lindungan-Nya. Amiin.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, baik saran maupun kritik dari para pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan untuk selanjutnya.
Akhirnya penulis panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang sangat
mendalam dan semoga skripsi ini bermanfaaat bagi penulis pada khususnya
dan kepada semua pihak pada umumnya.
Jakarta, 31 Januari 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9
E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 19
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Bauran Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran ................................................................. 20
2. Pengertian Bauran Pemasaran .................................................... 22
3. Unsur-unsur Bauran Pemasaran .……….................................... 25
a. Produk .................................................................................... 25
b. Harga ...................................................................................... 29
c. Promosi ................................................................................... 33
d. Tempat .................................................................................... 36
e. Orang ...................................................................................... 38
f. Proses ...................................................................................... 39
g. Layanan Konsumen ................................................................ 40
B. Persaingan
1. Pengertian Persaingan ................................................................. 41
2. Macam-macam Persaingan ......................................................... 42
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU ( KCP) CINERE
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri KCP Cinere ................. 45
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri KCP Cinere .......................... 47
C. Nilai-nilai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere ............................... 49
D. Struktur Organisasi ......................................................................... 50
x
BAB IV ANALISIS APLIKASI BAURAN PEMASARAN PRODUK
GADAI EMAS BSM iB PADA BANK SYARIAH MANDIRI
KCP CINERE DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN
A. Aplikasi Konsep Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas
BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
1. Produk ........................................................................................ 53
2. Harga .......................................................................................... 56
3. Promosi ...................................................................................... 57
4. Tempat ........................................................................................ 62
5. Orang .......................................................................................... 63
6. Proses .......................................................................................... 63
7. Layanan Konsumen ................................................................ 64
B. Analisis Kemampuan Konsep Bauran Pemasaran Produk Gadai
Emas BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dalam
Menghadapi Persaingan .................................................................. 66
1. Profil Responden ........................................................................ 76
a. Analisis IFAS .......................................................................... 80
b. Analisis EFAS ......................................................................... 84
c. Diagram Analisis SWOT ......................................................... 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 92
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Matrix IFAS
Tabel 1.2 : Matrix EFAS
Tabel 4.1 : Fitur Produk Pembiayaan BSM Gadai Emas
Tabel 4.2 : Perbandingan Fitur : Objek Gadai Jenis Perhiasan
Tabel 4.3 : Perbandingan Fitur : Maksimal Pembiayaan
Tabel 4.4 : Perbandingan Biaya Ijarah
Tabel 4.5 : Profil Responden : Perbandingan Jenis Kelamin
Tabel 4.6 : Profil Responden : Perbandingan Usia
Tabel 4.7 : Profil Responden : Perbandingan Penghasilan
Tabel 4.8 : Identifikasi Faktor Internal
Tabel 4.9 : Analisis IFAS Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB
Tabel 4.10 : Identifikasi Faktor Eksternal
Tabel 4.11 : Analisis EFAS Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Gambar 4.1 : Prosedur Pembiayaan Produk BSM Gadai Emas
Gambar 4.2 : Minat Konsumen Terhadap Sebuah Brand
Gambar 4.3 : Efektifitas Jenis Promosi
Gambar 4.4 : Profil Responden : Perbandingan Pendidikan Terakhir
Gambar 4.5 : Profil Responden : Perbandingan Status Menikah
Gambar 4.6 : Profil Responden : Perbandingan Pekerjaan
Gambar 4.7 : Digram Analisis SWOT Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas
BSM iB
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998,
reformasi di segala bidang tidak dapat dielakkan. Dari runtuhnya masa
orde baru, kebebasan pers dalam menyampaikan aspirasi, hingga
pengauditan terhadap lembaga-lembaga pemerintah pada saat itu. Semua
itu dilakukan untuk membuat suatu perubahan, perubahan ke arah yang
lebih baik, karena masa orde baru dianggap telah gagal dalam mengemban
amanah rakyat, yaitu untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat
sesuai dengan UUD 1945.
Krisis ekonomi yang melanda indonesia juga menyadarkan bahwa
sistem ekonomi konvesional yang selama ini digunakan tidak mampu
menjadi benteng dalam menyelamatkan perekonomian negara dari terpaan
krisis. Sejak saat itulah, muncul pemikiran menggunakan sebuah sistem
ekonomi baru sebagai alternatif. Sebuah sistem ekonomi yang mampu
tahan terhadap terpaan krisis, yaitu sistem ekonomi syariah. Dan hadirnya
sistem ekonomi syariah turut memunculkan lembaga keuangan syariah
(bank syariah) sebagai salah satu penggerak perekonomian syariah.
Menilik sejarah, konsep tentang bank syariah adalah relatif baru
bagi masyarakat Dunia, termasuk umat Islam Indonesia. Walaupun para
tokoh Islam telah memikirkan konsep dasar bagi Bank Syariah yang bebas
riba, namun baru pada tahun 1992 Indonesia memiliki sebuah bank
2
Syariah, yaitu Bank Muamalat. Bank ini diprakarsai oleh Majels Ulama
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dengan dukungan nyata dari
eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)1. Namun,
dikarenakan Praktik sistem Bank Syariah yang masih baru pada saat itu,
wajar bila kurang dimengerti oleh masyarakat dan dipandang dengan
penuh rasa ingin tahu dan keraguan.
Ditengah-tengah kepailitan terhadap perbankan nasional setelah
krisis yang melanda itulah muncul pula sebuah Bank Syariah yang
merupakan hasil konversi dari Bank Susila Bakti yang merupakan Bank
Konvensional milik Bank Mandiri, Bank tersebut berubah nama menjadi
Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999.2 Bank Syariah Mandiri hadir,
tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme
usaha dengan nilai-nilai Islam, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Harmonisasi antara idealisme usaha dan nilai-nilai Islam inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di
perbankan Indonesia.
Hadirnya Bank Syariah Mandiri belum sepenuhnya menyadarkan
masyarakat Indonesia (masyarakat Islam) akan manfaat dan tujuan adanya
Bank Syariah. Kesadaran masyarakat akan hadirnya Bank Syariah dengan
berbagai manfaat dan tentunya bebas riba, datang setelah dikeluarkannya
fatwa MUI No.1 Tahun 2004 tentang RIBA, sejak saat itulah mulai
banyak Bank-bank konvensional mengeluarkan Unit Usaha Syariah atau
1http://www.muamalatbank.com/home/about/profile ,artikel diakses pada 12
November 2012 2http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/ artikel diakses pada
29 April 2012
3
banyak Bank-bank konvesional mengeluarkan Unit Usaha Syariah atau
bahkan mendirikan Bank Umum Syariah sebagai respon positif dari
keinginan masyarakat luas, yang mulai beralih ke Bank-bank Syariah
dalam melakukan kegiatan perbankan.
Banyaknya Bank Syariah tentu memunculkan sebuah problem baru
secara bisnis, yaitu hanya Bank yang mengerti kebutuhan konsumenlah
yang akan tetap survive dan terus berkembang dalam dunia perbankan
syariah di Indonesia. Tentunya untuk terus berada pada jalur tersebut,
dibutuhkan usaha bisnis yang baik, mampu menarik minat konsumen.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen itulah, sangat diperlukan
penganekaragaman jenis produk yang ditawarkan, tidak hanya produk
menabung, tetapi lebih dari itu. Memaksimumkan pilihan (ragam produk)
dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga
nasabah memiliki beragam pilihan pula.3
Salah satu produk yang ada di Bank Syariah Mandiri adalah jenis
produk pembiayaan. Produk pembiayaan dibutuhkan untuk dapat
memenuhi kebutuhan nasabah akan dana untuk pendidikan, talangan haji,
kepemilikan rumah, dan sebagainya. Namun, salah satu produk
pembiayaan yang paling diminati nasabah pada Bank Syariah Mandiri saat
ini adalah produk Gadai Emas BSM iB.4
Produk Gadai Emas BSM iB pada Bank Syariah Mandiri hadir
sebagai produk untuk menolong nasabah yang membutuhkan uang dalam
3M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung :
Alfabeta, 2010), h.12 4Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah, selaku OG (officer gadai) Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere, Depok 27 Oktober 2012
4
waktu cepat dan mendesak, bukan produk yang diperuntukkan untuk
investasi. Hukum dari produk gadai sendiri berdasarkan Al-Qur’an Surat
Al-Baqarah ayat 283 yang berbunyi :
Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).
akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para
saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Produk Gadai Emas BSM iB pada Bank Syariah Mandiri
menggunakan akad Qardh sebagai prinsip gadai, menggunakan akad gadai
dalam pengikatan objek gadai, dan menggunakan akad Ijarah dalam jasa
penitipan objek gadai. Penggunaan akad qardh sendiri berdasarkan pada
Al-Qur’an surat Al-Hadiid ayat 11 yang berbunyi :
5
Artinya : “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan)
pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak.”
Produk Gadai Emas BSM iB pada Bank Syariah Mandiri terus
menunjukkan tren positif, hal ini dilihat dari Produk Gadai Emas BSM iB
yang mampu mencatatkan fee based income terbesar pada 2011 dengan
membukukan Rp. 2,2 trilliun untuk gadai emas.5
Melihat tren positif dan kebutuhan nasabah akan jenis produk
Gadai Emas BSM iB ini, hampir semua lembaga keuangan syariah di
Indonesia mengeluarkan produk sejenis. Dengan semakin banyaknya Bank
Syariah yang mengeluarkan produk serupa, maka persaingan antar bank
Syariah akan semakin kompetitif. sehingga upaya pemasaran yang baik
dalam menghadapi persaingan menjadi syarat mutlak dalam hal tersebut.
Terlebih lagi munculnya aturan Bank Indonesia mengenai produk Gadai
Emas yang baru, memuat bahwa pembiayaan maksimal yang bisa
dikeluarkan oleh Bank yang memiliki produk gadai emas maksimal Rp.
250 juta, sehingga pasar akan produk ini semakin kecil, yang hanya
menyisir kelas menengah ke bawah. Namun, kualitas produk yang bagus
akan menjadi penentu di tengah persaingan produk sejenis di pasaran.
Perusahaan selain harus membuat produk yang bagus, mereka
5http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/04/20/m2qaqj-
gadai-emas-sumbang-fee-based-income-terbesar-di-bsm, artikel diakses pada 1 mei 2012
6
harus memberi informasi kepada konsumen mengenai keunggulan produk
dengan hati-hati memposisikan produk di dalam benak para konsumen.6
Perusahaan juga harus memikirkan bagaimana harga dari produk terebut
dapat menarik dan dijangkau oleh nasabah sesuai dengan segmen dari
produk tersebut, sekaligus bagaimana pendistribusian dari produk tersebut
agar nasabah/masyarakat mudah dalam menjangkaunya, semuanya itu
akan bermuara pada strategi pemasaran, karena itu diperlukan pemikiran
yang matang dalam pembuatan strategi pemasaran.
Seperti diketahui strategi pemasaran adalah himpunan asas yang
secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna
mencapai sasaran pasar yang dituju (target market) dalam jangka panjang
dan tujuan perusahaan jangka panjang (objectives), dalam situasi
persaingan tertentu.7 Pada strategi pemasaran inilah terdapat strategi
acuan/bauran pemasaran (marketing mix), dimana bauran pemasaran
merupakan serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh
perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.8
Bauran pemasaran menetapkan komposisi terbaik dari ketujuh komponen
atau variabel pemasaran. Ketujuh variabel pemasaran tersebut adalah :
a. Product (produk)
b. Place (tempat)
c. Price (harga)
d. Promotion (promosi)
6Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran : Jilid dua, Edisi
kedelapan (Jakarta : Erlangga, 2001) h. 153 7Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2004) h. 198 8M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h.14
7
e. People (orang)
f. Process (proses)
g. Customer Service (layanan konsumen)
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian guna untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian ketujuh
variabel pemasaran tersebut terhadap produk Gadai Emas BSM iB di
tengah persaingan akan jenis produk tersebut dipasar perbankan syariah
yang semakin kompetitif. Maka itu penulis menuangkannya dalam sebuah
skripsi yang berjudul “Aplikasi Bauran Pemasaran Produk Gadai
Emas BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Cinere Dalam Menghadapi Persaingan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam skripsi ini penulis hanya menyoroti bagaimana
pengaplikasian dari bauran pemasaran suatu produk Bank Syariah,
dimana pada penelitian ini produk yang diteliti adalah Produk Gadai
Emas BSM iB. Peneliti meneliti pengaplikasian dari produk Gadai
Emas BSM iB pada 7 variabel bauran pemasaran, yaitu variabel
Produk, Variabel Harga, variabel tempat, variabel promosi, variabel
orang, variabel proses, dan variabel layanan konsumen.
Pembatasan masalah dari sisi persaingan dibatasi dengan tidak
melihat persaingan dari semua aspek perusahaan, melainkan hanya
pada aspek kemampuan persaingan bauran pemasaran yang dimiliki
8
oleh Produk Gadai Emas BSM iB dibandingkan dengan beberapa
pesaing yang memiliki produk sejenis.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, perumusan masalah
yang penulis lakukan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaplikasikan konsep bauran pemasaran pada
Produk Gadai Emas BSM iB di Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere ?
b. Seberapa besar kemampuan konsep bauran pemasaran Produk
Gadai Emas BSM iB pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
dalam menghadapi persaingan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setiap karya tulis yang bernilai ilmiah pastinya memiliki tujuan yang
akan dicapai, begitu pula skripsi ini yang memiliki tujuan secara umum,
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian konsep bauran
pemasaran pada produk Gadai Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan konsep bauran
pemasaran produk Gadai Emas BSM iB yang diterapkan Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere dalam menghadapi persaingan.
Ada pun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
9
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi peminat dan peneliti lebih lanjut tentang bauran pemasaran dalam
konteks sebagai strategi bisnis dalam menghadapi persaingan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman / alat
bagi para pengambil keputusan dalam menentukan strategi apa yang
harus diambil dalam menghadapi persaingan bisnis, terutama dengan
melihat dari segi bauran pemasaran.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengambil dari berbagai
sumber, penelitian dan penulisan skripsi merupakan karya ilmiah yang di
susun dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana Strata 1 (S1), oleh
karena itu dalam penulisan skripsi ini tidak menuntut kemungkinan adanya
kesamaan dalam penulisannya dengan skripsi-skripsi terdahulu.
Sejauh peninjauan penulis pada skripsi-skripsi terdahulu belum ada
judul yang penulis ajukan seperti ini, akan tetapi dalam hal pembahasan
bauran pemasaran dan persaingan terdapat beberapa, di antaranya sebagai
berikut:
1. Judul, “Aplikasi strategi bisnis jasa asuransi Syariah dalam
menghadapi persaingan bebas (studi Pt. asuransi Takaful keluarga)”,
penulis Sofia Indra. Skripsi ini melihat dari strategi bisnis secara
keseluruhan perusahaan PT. Asuransi Takaful Keluarga, persaingan
10
yang dihadapi di skripsi ini persaingan dalam ruang global (bebas)
dengan perusahaan lain secara Internasional.
2. Judul, “Analisis Bauran Pemasaran Produk Murabahah Pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Tangerang”, penulis Ahmad Sodaqoh
Alhamidi. Skripsi ini hanya melihat bagaimana bauran pemasaran
yang ada pada produk Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Tangerang.
Berbeda dengan penelitian-penelitian serta skripsi terdahulu, pada
penelitian ini penulis lebih membahas pada aplikasi bauran pemasaran
yang dilakukan Bank Syariah Mandiri dalam menghadapi persaingan,
namun yang dilihat penulis disini adalah bukan aplikasi bauran
pemasaran perusahaan secara keseluruhan, namun hanya pada segmen
produk BSM Gadai Emas.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif sebagai paradigma utama dan pendekatan kuantitatif
sebagai paradigma pelengkap. Pada perumusan masalah pertama, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Bogdan dan Taylor,
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.9 Pendapat lainnya dari Denzin dan Lincoln yang
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 4
11
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang
ada.10
Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan
adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
Penggunaan pendekatan kuantitatif digunakan dalam menjawab
perumusan masalah kedua. Kuantitatif sebagai pelengkap sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Glaser dan Strauss, yaitu bahwa dalam
banyak hal, kedua bentuk data tersebut diperlukan, bukan kuantitatif
menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk tersebut digunakan bersama
dan, apabila dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk
keperluan penyusunan teori.11
1. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian merupakan hal tepenting guna
mengetahui dan menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian yang
dilakukan. Dalam hal ini penulis menggunakan:
a. Data Primer
Data primer adalah data lapangan yang diperoleh dari sumber
pertama seperti hasil observasi dan wawancara. Dalam data primer ini,
penulis melakukan observasi sendiri di lapangan, dan melakukan
wawancara dengan pihak-pihak terkait.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen berupa buku-buku, majalah, brosur serta sumber informasi
10ibid., h.5
11ibid., h. 38
12
yang memiliki relevansi dan terkait dengan penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini, penulis melakukannya dengan
beberapa cara, yaitu :
a. Observasi
Obsevasi merupakan cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
dijadikan objek pengamatan.12
Observasi yang dilakukan meliputi :
1) Pengamatan terhadap pelayanan konsumen yang dilakukan oleh
petugas gadai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere.
2) Pengamatan terhadap media promosi yang digunakan Bank
Syariah Mandiri pada produk BSM Gadai Emas, hal ini untuk
mengetahui media promosi apa saja yang digunakan dan
mengetahui apakah promosi tersebut berhasil secara konsep
Promosi Bauran Pemasaran.
3) Pengamatan terhadap tata letak gedung Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere secara geografis, dan tata letak ruangan gedung.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pencarian data dengan cara Tanya
jawab langsung kepada narasumber. Penulis melakukan wawancara
12Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, ( Jakarta : Bumi
Aksara , 2007), hal. 173
13
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai objek
penelitian penulis.
Narasumber yang akan diwawancarai adalah Ibu Siti
Syamsiah, selaku Officer Gadai (OG) Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere. Pemilihan wawancara berdasarkan kemampuan,
pengetahuan, dan jabatan beliau. Wawancara ini untuk melihat
bagaimana pengaplikasian konsep bauran pemasaran yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Cinere pada produk Gadai
Emas BSM iB.
c. Dokumentasi
Untuk melengkapi data-data yang diperoleh, penulis
menambahkan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data.
Adapun dokumentasinya berupa kajian dari berbagai literatur baik
itu buku, majalah, koran, jurnal atau sumber lain.
Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi :
1) Brosur produk pembiayaan Gadai Emas BSM iB.
2) Laporan tahunan 2011 Bank Syariah Mandiri.
3) Data intern Bank Syariah Mandiri KCP Cinere mengenai
Produk Gadai Emas BSM iB.
4) Media cetak maupun media online yang memuat berita tentang
Produk Gadai Emas BSM iB.
5) Jumlah Nasabah produk Gadai Emas BSM iB
14
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Cinere , Jl. Cinere Raya Blok A no.38 Limo-Depok
Telp. (021) 7548031 Fax. 7548032, pemilihan tempat penelitian ini
didasarkan bahwa data-data yang penulis butuhkan untuk penelitian ini
berada di sana.
4. Teknik Analisis Data
Metode analisis data digunakan untuk mengolah dan menganalisis
data-data penelitian untuk mendapatkan hasil yang benar-benar valid
reliable dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun dalam penelitian
ini, untuk menjawab dua perumusan masalah, peneliti menggunakan
dua teknik analisis yang berbeda.
Perumusan masalah pertama, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif, yaitu cara untuk memecahkan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (orang, lembaga, masyarakat,dll) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang terlihat atau sebagaimana adanya.
Perumusan masalah kedua, penulis menggunakan teknik analisis
IFAS dan EFAS.
a. Analisis IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Analisis IFAS digunakan untuk menganalisis lingkungan internal
perusahaan, melalui pendekatan fungsional sehingga dapat
diidentifikasikan sejauh mana kekuatan dan kelemahan di daerah-
daerah fungsional perusahaan, dan juga untuk memberikan suatu
15
basis bagi pengidentifikasian dan pengevaluasian hubungan di antara
daerah-daerah tersebut.
IFAS Matrix berdasarkan Freddy Rangkuti dikembangkan dalam
6 tahap, yaitu :13
1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1
2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00.)
3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut trerhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat
positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
+1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya
dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan
variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)
13Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis : cet.keempat
belas (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 24
16
5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaiman perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Tabel 1.1
Matrix IFAS
Faktor-faktor Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x Rating komentar
Kekuatan :
1. .......................
2. .......................
Kelemahan :
1. ......................
2. ......................
Total 1,00
Adaptasi dari Freddy Rangkuti, 2006
b. Analisis EFAS (External Factors Analysis Summary)
Alat untuk mengumpulkan data dan menganalisis berbagai hal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial budaya, demografi lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, informasi tentang persaingan
di pasar industri dimana perusahaan itu berada.
17
EFAS matrix berdasarkan Freddy Rangkuti dikembangkan dalam
6 tahap, yaitu :14
1) Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman)
2) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategis.
3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4(outstanding) sampai dengan 1
(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi
perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor
peluang besifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating
+4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai
rating ancaman adalah kebalikannya.
4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
14ibid.,h.22
18
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Tabel 1.2
Matrix EFAS
Faktor-faktor strategi
eksternal
Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
Peluang :
1. ..................
2. ..................
Ancaman :
1. ..................
2. ..................
Total 1,00
Adaptasi dari Freddy Rangkuti, 2006
5. Metode Penarikan Sampel
Sampel penelitian ini adalah nasabah bank syarah mandiri KCP
cinere yang mengunakan produk gadai emas BSM iB. metode
penarikan sampel adalah secara purposive sampling, yang dilakukan
dengan cara mengambil subjek atas tujuan tertentu (random). Jumlah
responden yang akan dijadikan sampel hanya 30 orang saja, hal ini
dilakukan karena beberapa pertimbangan diantaranya keterbatasan
waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
lebih besar.
19
F. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis menyusunnya ke dalam
beberapa bab dan masing-masing memiliki sub bab-sub bab, dengan
penyusunan sebagai berikut:
Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan bagaimana sistematika
penulisan.
Bab kedua menjelaskan tentang apa itu pengertian pemasaran,
pengertian bauran pemasaran, unsur-unsur bauran pemasaran, pengertian
persaingan, dan macam-macam persaingan.
Bab ketiga merupakan bab yang membahas mengenai, sejarah
berdirinya Bank Syariah Mandiri KCP Cinere, Visi dan Misi Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere, Nilai-nilai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere, dan
Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Cinere.
Bab keempat menjelaskan tentang pengaplikasian konsep bauran
pemasaran produk Gadai Emas BSM iB pada Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere dan analisis kemampuan bauran pemasaran produk Gadai Emas
BSM iB Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dalam menghadapi
persaingan.
Pada bab kelima penulis membuat kesimpulan bahasan pada bab-
bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran yang diperlukan.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bauran Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Dalam menjalankan sebuah usaha tentu tidak lepas dari sebuah
kegiatan untuk mengenalkan produk dari usaha yang dimiliki kepada
masyarakat atau konsumen. Pengenalan produk tersebut harus bisa
menarik minat masyarakat atau konsumen sehingga membeli produk
yang ditawarkan. Sehingga diperlukan pemasaran yang baik dalam
tujuannya untuk mengenalkan produk perusahaan dan menarik minat
masyarakat.
Menurut Indriyo, pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang mengusahakan produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan
disenangi oleh pasar.1 Pengertian ini menitik beratkan pemasaran
sebagai sebuah kegiatan promosi semata. Sedangkan Menurut Basu
Swastha dan Ibnu Sukotjo, pemasaran adalah sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.2
Pemasaran dapat diartikan juga sebagai suatu proses perencanaan
1Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran ( Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta,1995), h.1
2Bayu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Edisi III (
Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1998), h. 179
21
dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide,
barang, dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu
memuaskan tujuan hidup dan organisasi.3 Pemasaran diartikan juga
sebagai suatu proses social manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai
(product of value) dengan orang atau kelompok lain.4 Definisi ini
berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini : kebutuhan, keinginan, dan
permintaan ; produk ; nilai, biaya , dan kepuasan ; pertukaran,
transaksi dan hubungan ; pasar serta pemasaran dan pemasar. Pendapat
ini sejalan dengan pernyataan Philip Kotler yang menyatakan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yag mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.5
Asosiasi Pemasaran Amerika memberikan definisi formal yaitu
pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk mencipatakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai
kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.6
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu
3Charles W. Lamb, dkk., Marketing (Jakarta : Salemba Empat,2001), h. 6
4Indo Yama Nasrudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen ,
cet. I (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h. 89 5Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium I, Jilid ke-satu (Jakarta :
Pehallindo, 2002) h. 9 6Philip Kotler, Marketing Management (New Jersey : Prentice Hall, 2000), h. 8
22
proses sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi
kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan
keputusan yang optimal kepada pelanggan.
2. Pengertian Bauran Pemasaran
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan
berkembang, tentu untuk mencapai tujuan itu akan selalu berkaitan
dengan kegiatan mencari laba, baik kegiatan mempertahakan laba atau
meningkatkan laba atau keuntungan. Usaha ini hanya dapat dilakukan
apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan
penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta
usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian
pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat
menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran,
sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat
dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan.9
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang
menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata
lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing
9Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran ( Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,
2004), h. 168
23
tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan
yang selalu berubah.10
Salah satu strategi pemasaran yang sering
digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan tersebut
adalah Bauran Pemasaran (Marketing Mix).
Marketing mix merupakan kombinasi variable atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para
pembeli atau konsumen. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan
variable yang dapat dikendalikan oeh perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen dalam pasar sasaranya.
Menurut Catherine Hayden, bauran pemasaran adalah kombinasi
pilihan kebijaksanaan tentang produk yang akan dijual, cara promosi,
produk, harga produk, dan tempat pemasaran produk. Keempat
pertimbangan ini : produk, promosi, harga, dan tempat sering disebut
sebagai 4 P. bauran pemasaran 4 P dapat diberlakukan sebagai daftar
periksa kebijaksanaan pemasaran bisnis.11
Pengertian lain adalah yang menyatakan bauran pemasaran (marketing
mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagi unsur suatu
program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi
strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan
sukses.12
10ibid, h.168-169
11Catherine Hayden, Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi
(Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 1991), cet. 1, hal. 200 12
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta :
Salemba Empat,2006), h.70
24
Bauran pemasaran yang dikenal selama ini merupakan bauran
pemasaran untuk produk barang, sedangkan untuk produk jasa bauran
pemasaran yang ada dianggap kurang memadai. Hal ini terkait dengan
perbedaan karakteristik barang dan jasa, oleh karena itu selain Bauran
pemasaran produk barang yang dikenal sebagai 4P : Product, Price,
Place, dan Promotion, Para pakar pemasaran menambahkan tiga unsur
lagi sebagai pelengkap, yaitu : People, Process, dan Customer
Service.13
Dengan demikian, unsur bauran pemasaran jasa terdiri atas tujuh
hal, yaitu :
a. Product (produk) : Jasa seperti apa yang ingin ditawarkan.
b. Price (harga) : bagaimana strategi penentuan harga.
c. Promotion (promosi) : bagaimana promosi yang harus
dilakukan.
d. Place (tempat) : bagaimana sistem penyampaian jasa yang
diterapkan.
e. People (orang) : jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan
terlibat dalam pemberian jasa.
f. Process (proses) : bagaimana proses dalam operasi jasa
tersebut.
g. Customer Service (layanan konsumen) : tingkat jasa yang
bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen.
13ibid., h. 70
25
3. Unsur-unsur Bauran Pemasaran
a. Produk
Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu
perusahaan bila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha
tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena itu, setiap
perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan
penjualan dan share pasarnya, perlu mengadakan usaha
penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah
yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna dan daya
pemuas serta daya tarik yang lebih besar.14
Produk yang
dimaksudkan adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
produsen untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi
kebutuhan dan memberikan kepuasannya. Jadi, produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang
meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi,
dan gagasan atau buah pikiran.15
Definisi lain mengatakan bahwa
produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.16
Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan
unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi
pemasaran lainnya.17
Keputusan perusahaan dalam memilih jenis
14Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 199
15Ibid., h.200
16Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 70
17Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h.200
26
produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan
harga dari produk tersebut dipasaran, bagaimana sistem
penyalurannya hingga sampai ke konsumen, serta kegiatan promosi
yang dibutuhkan untuk produk tersebut hingga dikenal dan
menarik minat masyarakat untuk memiliki produk tersebut.
Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang
acuan/bauran produk (product mix), merek dagang (brand), cara
pembungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat
mutu/kualitas dari produk, dan pelayanan (services) yang
diberikan.18
1) Merk Dagang (brand)
Merk adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi
dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan
mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual
atau kelompok penjual dan yang membedakannya dari saingan.
Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan
merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang
mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu
hendaklah mudah diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan.
2) Kemasan (packaging)
Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang
penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai
pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat
18Ibid., h. 204-218
27
menyenangkan dan menarik pelanggan. Oleh karena itu,
kemasan ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara
memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus,
etiket, warna dan lain-lain agar dapat menarik perhatian para
konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut
mutu dan kualitasnya baik.
3) Kualitas (mutu) produk
Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas
suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan
konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran
yang dilakukan perusahaan.
4) Pelayanan (services)
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula oleh
baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan
dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan
dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu
penawaran produk, pelayanan dalam pembelian/penjualan
produk itu, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual,
yang mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang
ditanggung oleh penjual, pemasangan (instalasi) produk itu dan
asurnsi atau jaminan risiko rusaknya barang dalam perjalanan
atau pengangkutan, dan pelayanan setelah/purna penjualan,
yang mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka
28
waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh
konsumen, perbaikan dan pemeliharaan (service) dari produk
itu apabila rusak.
5) Bauran Produk (product mix)
Pada umumnya perusahaan menghasilkan dan memasarkan
lebih dari satu jenis produk, sehingga masing-masing
perusahaan tersebut sebelum memulai usahanya telah
mengambil keputusan tentang kebijakan produk yang akan
ditanganinya. Keputusan itu berkaitan dengan penentuan
kombinasi produk apa saja yang akan diproduksi dan
dipasarkan oleh perusahaan.
Dalam pembahasan acuan/bauran produk (product mix), perlu
diperhatikan pengertian istilah product item dan product line,
disamping product mix itu sendiri.
Product item adalah jenis produk tertentu, yang mempunyai
cirri-ciri spesifik menurut ukuran, harga, penampilan
(appearance) atau atribut lainnya, yang biasanya berada dalam
product line, dan mempunyai nama tersendiri dalam daftar
barang yang dihasilkan atau dijual oleh perusahaan.
Product line adalah sekumpulan produk dalam product mix,
yang sangat erat hubungannya untuk memenuhi suatu
kebutuhan yang sama, atau digunakan bersama-sama, atau
dijual pada kelompok konsumen tertentu dan dipasarkan
melalui saluran distribusi yang sama.
29
Product mix adalah kombinasi dari semua produk (product
line dan product item) yang ditawarkan atau dijual perusahaan
kepada pembelinya.
b. Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.19
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang
menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya
hanya unsur biaya saja. Karena menghasilkan penerimaan
penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat
keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh
perusahaan.20
Dengan kata lain, strategi penentuan harga (pricing)
sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan
mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk
membeli.21
Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting
terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan
perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam keadaan
persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama sangat
terasa dalam pasar pembeli (buyers market), peranan harga sangat
penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi
perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar perusahaan,
19David W. Cravens, Pemasaran Strategis , jilid 2 (Jakarta : Erlangga, 1996), h.8
20Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h.223
21Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h.72
30
di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan.22
Keputusan tentang penetapan harga suatu produk harus
dipikirkan secara masak dan cermat, mengingat peran harga dalam
pemasaran yng cukup vital. Agar keputusan tentang harga bisa
menemui sasaran maka beberapa pertimbangan dan tujuan
penetapan harga harus dipikirkan secara masak-masak. Tujuan
penentuan harga adalah sebagai berikut :23
1) Untuk bertahan hidup, terutama di pasar persaingan sempurna
dengan tingkat persaingan yang tinggi. Umumnya perusahaan
akan bersikap mengambil jalan aman dengan menentukan
harga rendah dengan tujuan produknya laku di pasar.
Keputusan untuk menetapkan harga rendah ini harus hati-hati
bila tidak diikuti dengan perhitungan biaya yang akurat, maka
bisa berdampak pada kerugian.
2) Untuk memaksimalkan laba, untuk mendapatkan laba
maksimal maka perusahaan harus memperhatikan dua hal yaitu
volume dan harga. Bila dengan harga rendah mengakibatkan
volume penjualan tinggi sehingga secara keseluruhan
meningkatkan laba maka penentuan harga rendah dapat
dibenarkan. Demikian pula bila penetapan harga tinggi tetapi
masih diikuti dengan volume penjualan yang memadai
sehingga meskipun harga jual tinggi tetapi masih bisa didapat-
22Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h.223
23Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank ( Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2010) h.115-116
31
kan laba tinggi maka penetapan harga tinggi dapat dibenarkan.
3) Untuk memperbesar pangsa pasar (market share). Perusahaan
dapat menetapkan harga rendah dengan tujuan dapat
mengambil pangsa pasar lebih besar. Harga rendah disini juga
dimaksudkan dengan sesuatu yang mempunyai kualitas tertentu
yang dijual dengan harga relatif rendah dibanding pesaing atau
dengan harga tertentu dengan fasilitas (termasuk hadiah) yang
lebih banyak.
4) Untuk menjaga citra sebagai produk dengan kualitas baik.
Biasanya perusahaan akan menetapkan harga tinggi. Umumnya
harga tinggi berarti kualitas tinggi.
5) Karena pesaing. Untuk beberapa perusahaan yang tidak
mempunyai database yang baik, biasanya penentuan harga
dengan melihat pesaing.
Untuk menetapkan harga terdapat berbagai macam metode
yang biasa digunakan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut :24
1) Penentuan Harga Biaya-Plus (cost-plus Pricing)
Penentuan harga dilakukan dengan menaikkan (markup)
harga sekian persen dari total biayanya.
2) Penentuan Harga Berdasarkan Tingkat Pengembalian (rate of
return pricing)
Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengem-
24Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h.75
32
balian atas investasi (return of investment-ROI) atau
pengembalian atas aktiva (return of assets-ROA) yang
ditergetkan. Penentuan harga ini disebut juga penentuan harga
berdasarkan sasaran pengembalian.
3) Penentuan harga paritas persaingan (competitive Parity
Pricing)
Penentuan harga dilakukan berdasarkan harga yang
ditentukan oleh pemimpin pasar. Hampir sama dengan taktik
ini adalah parity pricing (going rate), yaitu penentuan harga
dibuat sama dengan harga rata-rata yang ditetapkan oleh pasar.
4) Penentuan harga rugi (loss leading pricing)
Penentuan harga awal ditentukan pada harga yang rendah-
bahkan kadang merugi-dengan tujuan jangka pendek, yaitu
mendapat posisi di pasar atau meningkatkan pangsa pasar.
Hampir sama dengan taktik ini adalah stay out pricing, yaitu
penentuan harga yang rendah (di bawah BEP) dengan tujuan
untuk menurunkan tingkat masuknya pesaing baru ke dalam
pasar.
5) Penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)
Penentuan harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang
dipersepsikan oleh segmen konsumen tertentu. Penentuan
harga ini disebut pendekatan pasar (market-driven approach),
dimana tindakan dilakukan untuk memperkuat positioning jasa
dan manfaat yang diterima oleh konsumen dari jasa itu.
33
6) Penentuan harga relasional (relationship pricing)
Penentuan harga didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan atas seluruh jasa yang disediakan untuk
konsumen dan atas potensi keuntungan di masa depan dalam
jangka waktu tertentu, seringkali dalam seluruh hidup
konsumen. Relationship pricing merupakan pendekatan pasar
terorientasi (market-oriented approach) dari penentuan harga
berdasarkan nila (value-based pricing). Penentuan harga
berdasarkan nilai bertujuan untuk membantu memposisikan
jasa dan menampilan fakta di mana para konsumen mau
membayar lebih manfaat yag dirasakan oleh produk utama dan
produk sampingan. Sebuah pendekatan yang biasanya
digunakan perusahaan untuk meningkatkan produk sampingan
dan mencapai peningkatan harga adalah dengan jaminan jasa
yang tidak bersyarat.
c. Promotion
Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya membujuk
orang untuk menerima produk, konsep, dan gagasan. Strategi
promosi berarti “sebuah program terkendali dan terpadu dari
metode komunikasi dan material yang dirancang untuk
manghadirkan perusahaan dan produk-produknya kepada calon
konsumen; menyampaikan ciri-ciri produk yang memuaskan
kebutuhan untuk mendorong penjualan yang pada akhirnya
34
memberikan kontribusi pada kinerja laba jangka panjang.25
Definisi lain menyebutkan, usaha perusahaan untuk mempengaruhi
dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli,
melalui pemakaian segala unsur acuan promosi disebut promosi.26
Tujuan kegiatan promosi adalah memberitahukan dan
mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang keberadaan
produk, tentang kemanfaatan, tentang keunggulan, tentang atribut-
atribut yang dimiliki, tentang harga, dimana dan cara
memperolehnya.27
Pada umumnya bauan promosi (promotion mix) terdiri dari
iklan (advertising), promosi penjualan sales (sales promosi),
publisitas (publicity), dan penjualan personal (personnel selling).28
Berikut ini akan diuraikan masing-masing bauran promosi :
1) Iklan, bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang dan jasa
nonpribadi yang dibiayai oleh sponsor tertentu.29
Bentuk
promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan, atau gambar,
atau kata-kata yang tertuang dalam bentuk brosur, spanduk,
baliho (billboard), Koran, majalah, televisi, radio, atau media-
media publik lainnya seperti internet, televisi kabel, TV
bandara, TV kereta api, dan lain-lain.30
2) Promosi Penjualan , merupakan bentuk promosi yang ditujukan
25Harper W.Boyd, dkk., Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Srategis
dengan orientasi global, Edisi 2 (Jakarta : Erlangga, 2000), h.65
26Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 265
27Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, h.134
28Ibid.,h.135
29Harper W.Boyd, dkk.,Manajemen Pemasaran, h.65
30Sentoto Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, h.135
35
untuk meningkatkan penjualan secara langsung melalui
kegiatan-kegiatan potongan harga, pemberian hadiah baik
langsung maupun secara undian untuk produk tertentu, pada
tempat tertentu dan pada waktu tertentu.31
Bentuk promosi yang
dilakukan dalam bentuk kupon, sayembara, perlombaan,
sampel produk, tukar tambah, dan pameran.32
3) Publisitas, adalah bentuk promosi yang ditujukan untuk
meningkatkan citra perusahaan dengan memberitakan atau
menyiarkan kegiatan positif perusahaan melalui kegiatan
sponsorship atau kegiatan-kegiatan amal dan sosial.33
Meskipun mempunyai kesamaan dengan iklan yaitu disiarkan
dan diberitakan dalam media massa, publisitas lebih netral
karena tidak memuat pesan-pesan propaganda untuk
mengkonsumsi produk.34
4) Penjualan Personal, merupakan bentuk promosi dengan
melakukan kegiatan penjualan langsung secara personal secara
pribadi kepada konsumen.35
Definisi lain menyebutkan
penjualan personal adalah suatu proses membantu dan
membujuk satu atau lebih calon konsumen untuk membeli
barang atau jasa bertindak sesuai ide tertentu dengan
menggunakan prensentasi oral ( komunikasi tatap muka ).36
31Ibid., h.135
32Harper W.Boyd, dkk., Manajemen Pemasaran, h.66
33Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, h.135
34Ibid., h.139-140
35Ibid., h.135
36Harper W.Boyd, Manajemen Pemasaran, h.65
36
Bentuk promosi yang dilakukan bisa dalam bentuk presentasi
penjualan dan rapat-rapat penjualan.
d. Place
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan
kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian
produk smpai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu
yang tepat.37
Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar
sasaran adalah dua kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan
saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada
konsumen dan dimana terjadinya.38
1) Lokasi
Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus
bermarkas dan melakukan operasi kegiatannya, dalam hal ini
ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :39
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila
keadannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan
konsumen sehingga mudah dijangkau, dangan kata lain
harus strategis.
b) Pemberi jasa mendatangi konsumen : dalam hal ini lokasi
37Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h.233
38Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h.91
39Ibid., h.73-74
37
tidak terlalu penting, tetapi harus diperhatikan adalah
penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung :
berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui
sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam
hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama
komunikasi antara kedua belah pihak terlaksana dengan
baik.
2) Saluran Distribusi
Saluran distribusi mencakup siapa yang berpatisipasi dalam
menyampaikan jasa. Ada tiga partisipan dalam distribusi jasa,
yaitu :40
a) Penyedia jasa
b) Perantara (intermediary)
c) Konsumen
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan
harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian
jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain :
a) Penjual langsung (direct sales)
b) Agen (agent) atau bloker
c) Agen/bloker penjual atau pembeli
d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak
40
Ibid., h.93
38
(contracted services deliverers)
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung
pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.41
e. Orang
Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka “orang”
yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam “orang” ini berarti
berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen
sumber daya manusia.42
Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek
„orang” yang mempengaruhi konsumen, yaitu :43
1) Contactors : “orang” di sini berinteraksi langsung dengan
konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.
2) Modifiers : “orang” di sini tidak secara langsung
mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan
dengan konsumen, contoh : resepsionis.
3) Influencers : “orang” di sini mempengaruhi konsumen dalam
keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak
dengan konsumen.
4) Isolateds : “orang” di sini tidak secara langsung ikut serta
dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan
41Ibid.,h.74
42Ibid., h.77
43Ibid., h.77
39
konsumen. Contoh : karyawan bagian administrasi penjualan,
SDM, dan pemprosesan data.
f. Proses
Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya
terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan
hal-hal rutin lain, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen.44
Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu : 45
1) Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-
langkah dan tahapan proses.
2) Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya
perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.
Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat
alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar, yaitu :
1) Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya,
peningkatan produktivitas, dan kemudahan distribusi.
2) Menambah keragaman, berarti memperbanyak kustomisasi dan
fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya
harga.
3) Mengurangi kompleksitas, berarti cenderung terspesialisasi.
4) Menambah kompleksitas, berarti lebih cenderung ke penetrasi
pasar dengan cara menambah jasa yang diberikan.
44Ibid., h.74
45Ibid., h.74
40
g. Layanan Konsumen
Layanan konsumen (customer service) pada hakikatnya
adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan
kepuasan konsumen, melalui pelayanan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.46
Layanan konsumen pada
pemasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi
dan logistik, di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk
mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk
memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan
pratransaksi, saat transaksi, dan pascatransasksi.47
Strategi layanan konsumen menurut Christopher Lovelock
mencakup hal-hal sebagai berikut :48
1) Identifikasi misi jasa.
2) Penentuan sasaran dari layanan konsumen.
Bagaimana perusahaan menentukan sasaran apa saja yang ingin
dicapai oleh perusahaan.
3) Perumusan stategi layanan konsumen.
Bagaimana perusahaan merumuskan strategi seperti apa yang
akan diterapkan oleh perusahaan.
4) Implementasi.
Bagaimana perusahaan mengimplementasikan strategi yang
telah dirumuskan secara langsung kepada konsumen.
46Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, h.179
47Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h.74
48Ibid., h.140
41
B. Persaingan
1. Pengertian Persaingan
Pengertian persaingan berasal dari bahasa inggris yaitu
competition, yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing,
pertandingan, dan kompetisi, sedangkan dalam kamus manajemen,
persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak atau lebih perusahaan
yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan
menawarkan harga atau syarat yang paling menguntungkan.
Persaingan ini dapat terdiri dari beberapa bentuk potongan harga,
iklan, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan segmentasi pasar.49
Persaingan di dalam ekonomi memiliki beberapa pengertian :
pertama, persaingan menunjukkan banyaknya perusahaan yang
menawarkan atau memasok barang atau jasa tertentu ke pasar. Banyak
sedikitnya perusahaan yang menawarkan ini akan menunjukkan bentuk
struktur dari pasar barang atau jasa (market structure). Contoh : jika
banyak perusahaan yang berskala kecil dan saling bersaing di dalam
menawarkan produk tertentu, pasar produk ini ini disebut berbentuk
persaingan sempurna. Jika hanya terdapat beberapa perusahaan
berskala besar yang menawarkan produk tertentu, bentuk pasar disebut
oligopoli dan contoh-contoh lainnya. Pengertian kedua, persaingan
merupakan suatu proses di mana masing-masing perusahaan berupaya
memperoleh pembeli atau langganan bagi produk yang dijualnya,
misalnya dengan melakukan diferensiasi daripada produk, promosi,
49B.N. Maribun, Kamus manajemen (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal.
276
42
variasi harga dan sebagainya.50
Berbagai cara dilakukan perusahaan dalam usahanya menarik dan
memikat pembeli agar bisa memenangkan persaingan. Cara-cara
tersebut : (1) menekan harga (price competition), penjual berusaha
memperoleh pembeli dengan menjual produk lebih murah dari
saingannya; (2) melakukan persaingan yang disebut persaingan bukan
melalui harga (nonprice competition), misalkan melakukan diferensiasi
produk yang dijual, merek dagang, promosi dan lain-lainnya; dan (3)
cara yang ketiga ialah berusaha berproduksi dengan lebih efisien (low
cost production).51
2. Macam-macam Bentuk Persaingan
a. Persaingan Sempurna
Bentuk pasar persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :52
1) Terdapat banyak pembeli dan penjual dari produk tersebut dan
sama kuat sehingga tidak bisa mempengaruhi harga.
2) Produk yang diperdagangkan homogen.
3) Setiap peserta ekonomi mengetahui benar kondisi pasarnya
(pengetahuannya sempurna).
4) Mobilitas dari sumber dayanya mudah keluar masuk.
Banyaknya pembeli dan penjual yang sama kuat dan barang
yang diperdagangkan homogen ( syarat 1 dan 2 ) merupakan syarat
50Legowo, Persaingan Usaha dan Pengambilan Keputusan Manajerial (Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia, 1996), h. 5-6 51
Ibid,. h.6 52
Ibid,. h.7
43
utama dalam persaingan sempurna.
b. Persaingan Monopolistik
Sesuai dengan namanya di dalam pasar yang berbentuk
persaingan monopolistik ini mengandung unsur persaingan dan
monopoli.53
Unsur persaingan atau kompetisi terlihat pada
banyaknya penjual yang menjual produk yang didiferensiasi atau
diferensiasi produk (product differentiation) sehingga setiap
penjual tidak bisa mempengaruhi penjual lainnya (misalnya dalam
harga). Unsur monopoli terlihat karena setiap produk yang dijual
oleh penjual berbeda dengan produk yang dijual oleh penjual
lainnya. Namun demikian kekuatan monopoli dari penjual ini
menjadi terbatas karena produk yang dijual mempunyai hubungan
substitusi yang kuat. Sehingga jika seorang penjual menaikkan
harga produkya, maka akan menurunkan jumlah penjualannya,
karena pembeli akan lari membeli barang substitusinya.
c. Oligopoli
Oligopoli adalah salah satu bentuk pasar persaingan di mana
beberapa perusahaan atau penjual menjual produk atau jasa yang
homogen (distandardisasi) atau didiferensiasi.54
Perusahaan tersebut hanya ada dua disebut duopoli. Jika
produknya benar-benar homogen disebut oligopoli murni (pure
oligopoly). Jika produknya didiferensiasi disebut dengan oligopoli
diferensiasi (differentiated oligopoly).
53Ibid,. h.9
54Ibid,. h.9-10
44
Jumlah perusahaan yang hanya sedikit dalam pasar berbentuk
oligopoli ini, maka tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan
mempengaruhi perusahaan lainnya dalam indsutri itu dan
sebaliknya. Misalnya perusahaan otomotif Honda memberi
potongan harga dalam penjualan produknya, maka Toyota dan
Mitsubishi akan mengikuti dengan potongan harga dari produknya.
Karena persaingan harga ini akan menimbulkan perang harga,
biasanya dalam pasar berbentuk oligopoli lebih suka bersaing
dengan apa yang disebut “Nonprice Competition”, antara lain
melalui gencarnya advertensi, diferensiasi dari produk, pelayanan
atau servis yang lebih baik dan lain-lain.55
d. Monopoli
Monopoli adalah salah satu bentuk pasar persaingan di mana
seluruh penawaran dari produk tertentu dipegang oleh satu
penjual.56
Hanya satu perusahaan yang menjual produk tertentu
tanpa ada produk substitusinya, sehingga perusahaan ini sekaligus
merupakan industri dari seluruh perusahaan yang terdapat di pasar.
Persaingan dalam dunia bisnis bukan hal yang tabu, melainkan
sudah alamnya. Tanpa persaingan, bisnis tidak akan maju karena tidak
ada pacuan untuk memberikan yang terbaik kepada para pelanggan
atau konsumen.
55Ibid,. h.10
56Ibid,. h.11
45
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU CINERE
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri
Kriris multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998
membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan
syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvesional terkena imbas dari
krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep
yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang
berkepanjangan.
Disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,
pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger)
4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Bank Exim, dan Bapindo, menjadi satu bank yang kokoh dengan nama PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999.1 Kebijakan
penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sebagai pemilik mayoritas Bank Susila Bakti (BSB). PT Bank Susila Bakti
merupakan salah satu bank konvesional yang dimiliki oleh yayasan
kesejahteraan pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota
Prestasi.2 Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT Bank Susila Bakti juga
melakukan merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor
asing.
1PT Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2011 (Jakarta : BSM, 2011), h. 34
2PT Bank Syariah Mandiri, “Sejarah Bank Syariah Mandiri,” artikel diakses pada 29
April 2012 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/
46
Menindak lanjuti dari pemikiran pengembang sistem ekonomi syariah,
pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi peluang
bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi
serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan
untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok
perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut momentum yang tepat untuk melakukan
konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank konvesional menjadi bank
syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha PT
Bank Susila Bakti bertransformasi dari bank konvesional menjadi bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris : Sutjipto,SH
, No. 23 tanggal 8 September 1999.3
Perubahan kegiatan usaha PT Bank Susila Bakti menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur
BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank
Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
3PT Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2011 (Jakarta : BSM, 2011), h. 34
47
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.4
Sejalan dengan hadirnya Bank Syariah Mandiri, maka sebagai salah
satu pengembangan perusahaan dibukalah Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Cinere. Bank Syariah Mandiri KCP Cinere hadir
sebagai wujud dari keinginan masyarakat sekitar Cinere yang
menginginkan bertransaksi secara syariah namun tidak perlu
menghabiskan waktu untuk mendatangi Kantor Cabang.5
Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme
usaha dengan nilai-nilai Islami. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai
bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai Islami inilah
yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia.
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Dalam rangka mendukung penciptaan tujuan perusahaan, maka Bank
Syariah Mandiri memandang perlu untuk menetapkan Visi dan
menguatkan Misi Perusahaan. Penguatan misi perusahaan dilakukan
dengan cara menyesuaikan rumusan Misi yang ada sebelumnya dengan
kondisi saat ini.
Direksi Bank Syariah Mandiri melalui Surat Edaran No. 10/001/UMM
tanggal 30 Januari 2008 tentang Visi, Misi, dan BSM Shared Values
“ETHIC” telah mensosialisasikan Visi, Misi, dan BSM Shared Values
4PT Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2011 (Jakarta : BSM, 2011), h. 35
5Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah, selaku Officer Gadai Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere, Depok, 27 Oktober 2012
48
kepada seluruh jajaran BSM.6 Lebih lanjut, diharapkan seluruh jajaran
BSM mengetahui, memahami, dan melaksanakan Visi, Misi, dan BSM
Shared Values.
1. Visi
“Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”
a. Bank Syariah Terpercaya
Untuk menjadi bank syariah terpercaya dilakukan dengan terus
menjaga kompetensi dan intergritas. Kompetensi
diimplementasikan dengan meningkatkan keahlian sesuai tugas
yang diberikan dan tuntutan profesi bankir. Integritas
diimplementasikan dengan manaati kode etik profesi dan berfikir
serta berprilaku terpuji.
b. Pilihan Mitra Usaha
Untuk menjadi bank pilihan mitra usaha dilakukan dengan
senantiasa menjaga usaha baik aspek bisnis maupun aspek syariah.
Aspek bisnis diimplementasikan dengan menyediakan diantaranya :
produk yang menarik, pricing yang kompetitif, business process
yang prudent dan efisien, serta infrastruktur yang memadai. Aspek
syariah diimplementasikan dengan menjalankan fungsi Dewan
Pengawas Syariah sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan.
6PT Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2011, h.42
49
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam
lingkungan kerja yang sehat.
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
C. Nilai-nilai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Dalam mendukung pencapian Visi dan Misi Perusahaan, Bank
Syariah Mandiri merumuskan nilai-nilai utama (Shared Values)
perusahaan yang disebut BSM Shared Values melalui Surat Edaran
Direksi No. 10/001/UMM tanggal 30 Januari 2008 tentang Visi, Misi, dan
BSM Shared Values “ETHIC”.7 Nilai-nilai perusahaan BSM terdiri atas
Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, dan Customer Focus.8
1. Excellence (Imtiyaaz)
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu
dan berkesinambungan dengan menerapkan karakter Perfection,
Ownership, Prudence, dan Competence.
2. Teamwork („Amal Jama‟iy)
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi menerapkan
karakter Trust, Result, Respect, dan Effective Communication.
7PT Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2011, h. 44
8Bukhori Muslim, “Pembiayaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2011), h.46
50
3. Humanity (Insaaniyah)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang religius dengan
menerapkan karakter Sincerity, Universality, dan Social
Responsibillity.
4. Integrity (Shidiq)
Memahami dan menaati kode etik profesi dan berfikir serta
berperilaku terpuji dengan menerapkan karakter Honesty, Discipline,
dan Responsibillity.
5. Customer Focus (Tafdhillu Al-„Umalaa)
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan
internal) untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang
terpercaya dan menguntungkan dengan menerapkan karakter Good
Governance, Innovation, dan Customer Satisfying.
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Maju atau mundurnya perkembangan suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya tergantung dari organisasi yang dibentuk
oleh perusahaan itu sendiri, seperti diketahui bahwa suatu organisasi
dibentuk dari orang-orang yang diharapkan dapat saling bekerja sama dan
saling melengkapi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan oleh
perusahaan. Apabila orang-orang yang berbeda dalam perusahaan tersebut
tidak terkoordinasi secara efektif, maka dapat menimbulkan dampak
negatif kelangsungan hidup perusahaan.
51
Struktur organisasi dari suatu perusahaan merupakan hal yang sangat
penting, karena dapat memberikan penjelasan kepada para anggotanya
mengenai fungsi-fungsi serta hubungan antara wewenang dan tanggung
jawab yang dimiliki, sehingga pada hekekatnya struktur organisasi
merupakan pola tertentu dalam melaksanakan aktivitasnya, karena struktur
organisasi tersebut dapat menggambarkan mengenai siapa (orang dan
jumlah orang) dan pekerjaan (tugas) yang dilakukan serta mengenai arus
komunikasi dalam mengerjakan segala sesuatu (menjalankan tugas yang
menyangkut hak dan kewajiban). Struktur organisasi antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain belum tentu sama, hal ini disebabkan
dalam penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan spesifikasi dari
perusahaan.
Adapun bentuk-bentuk organisasi yang dapat diketahui antara lain :
1. Organisasi Lini atau garis (Lini Organisasi)
2. Organisasi Fungsional atau staf
3. Organisasi Lini dan Staf
4. Organisasi Fungsional dan staf
Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cinere,
menggunakan bentuk organisasi lini atau garis yang mana kekuasaan
tersebut mengalir dari atas ke bawah. Untuk lebih jelasnya mengenai
struktur organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Cinere, maka dapat dilihat pada gambar berikut :
52
GAMBAR 3.1
STRUKTUR ORGANISASI
BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CINERE
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Dari gambar terlihat bahwa struktur organisasi yang digunakan
oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cinere adalah
menurut sistem garis dimana kekuasaan tertinggi ada pada Kepala KCP,
yaitu kekuasaan berjalan dari tingkat atas ke bawah dan tanggung jawab
dari bawah ke atas.
Officer Operation merupakan bagian yang mengatur segala
aktivitas sehari-hari Bank dari sisi operasi yang membawahi Customer
Service, Teller, dan Back Office. Account officer adalah bagian yang
mengatur mengenai pembiayaan yang bersifat umum selain pembiayaan
gadai. Sedangkan Officer Gadai adalah bagian yang khusus mengatur
mengenai pembiayaan dalam segmen gadai, officer gadai membawahi
penaksir gadai.
Kepala KCP
Officer Gadai Occount Officer Officer Operation
Customer Service Teller Back Office PMS Lending PMS Funding Penaksir
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Aplikasi Konsep Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB
Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Dalam kegiatan memasarkan suatu produk tentu tidak terlepas dari
yang namanya bauran pemasaran (marketing mix), seperti yang telah
diungkapkan pada bab sebelumnya bahwa bauran pemasaran merupakan
kombinasi variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat
mempengaruhi pembeli atau konsumen. Hal ini tidak terkecuali untuk
produk perbankan syariah, yaitu produk Gadai Emas BSM iB pada Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere yang juga memiliki bauran pemasaran untuk
produknya.
Bauran pemasaran produk Gadai Emas BSM iB pada Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere teraplikasi di dalam tujuh kombinasi
variabel, yaitu variabel produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan
layanan konsumen, yang dimana ketujuh variabel tersebut saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan dan sasaran produk perusahaan.
1. Produk
Pengaplikasian konsep variabel produk pada Produk Gadai
Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri KCP Cinere termuat ke dalam
tiga unsur, yaitu :1
1Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah, selaku OG (officer gadai) Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere, Depok, 27 Oktober 2012.
54
a. Memunculkan merek (brand) yang kuat
Merek disini adalah nama produk yang digunakan oleh
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dalam mengenalkan produk
kepada masyarakat luas. Produk gadai emas pada bank syariah
mandiri bernama Gadai Emas BSM iB, dimana BSM merujuk
pada nama besar Bank Syariah Mandiri dan Gadai Emas merujuk
pada jenis produk pembiayaan yang ditawarkan.
b. Mengemas Produk dengan fitur-fitur yang menarik
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere mengemas Produk
Gadai Emas BSM iB dengan berbagai fitur yang menarik
masyarakat sebagai calon nasabah. Fitur-fitur tersebut seperti
yang tertuang pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Fitur Produk Gadai Emas BSM iB
No. ketentuan Keterangan
1 Peruntukkan Perorangan
2 Tujuan Gadai Untuk membiayai keperluan
dana jangka pendek dan tidak
dimaksudkan untuk tujuan
investasi
2 Objek Gadai Emas berupa perhiasan, Emas
batangan dengan kadar 16
sampai dengan 24 karat
3 Nilai Pembiayaan Minimal Rp. 500.000,- dan
55
maksimal Rp. 250 Juta per
nasabah
4 Maksimal Pembiayaan -85% dari nilai taksiran untuk
golongan A ( Perhiasan yang
tidak dapat dilakukan uji berat
jenis )
-90% dari nilai taksiran untuk
golongan B, yaitu :
a. Perhiasan (padat,tidak
bermata, tidak berongga dan
dapat diuji Berat Jenis
b. LM / Dinar Antam, LM Non
Antam, dan LM / Dinar Peruri
5 Jangka Waktu 4 bulan dan dapat digadai ulang
(diperpanjang) maksimal 2x
perpanjangan
6 Biaya -Administrasi (dibayar di awal)
-Biaya Pemeliharaan (dibayar
akhir periode)
7 Pengikatan -Prinsip gadai menggunakan
akad qardh
-pengikatan objek gadai
menggunakan skim gadai
-jasa penitipan objek gadai
56
menggunakan skim ijarah
8 Syarat Gadai Ulang -Penaksir telah melakukan
penilaian ulang atas barang
jaminan
-Nasabah telah melunasi biaya
pemeliharaan
Sumber : Brosur Produk Pembiayaan Gadai Emas BSM iB
c. Pelayanan (service) yang baik
Bank syariah mandiri KCP Cinere tidak hanya berhenti
pada penguatan merek produk dan fitur-fitur yang menarik, tetapi
juga memperhatikan standar layanan berupa service excellence
yang dapat memuaskan pelanggan akan produk yang mereka
miliki.
Pengaplikasian pelayanan dalam memuaskan pelanggan
mencakup pelayanan sewaktu Bank menawarkan produk Gadai
Emas BSM iB, pelayanan saat nasabah membeli produk Gadai
Emas BSM iB, dan jaminan akan produk Gadai Emas BSM iB
dengan memberikan asuransi pada objek gadai yang dimiliki oleh
nasabah.
2. Harga
Pengaplikasian variabel harga pada produk Gadai Emas BSM
iB dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dengan prinsip
kehati-hatian, hal ini terjadi karena harga akan mempengaruhi
57
keputusan konsumen untuk membeli, senada dengan yang dikatakan
oleh Lupiyoadi dan Hamdani pada bab sebelumnya.
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere mengaplikasikan variabel
harga ke dalam 3 bentuk, yaitu :2
a. Biaya administrasi yang murah dan dibuat dengan prinsip adil,
dimana biaya administrasi berlaku trering atau berjenjang
disesuaikan dengan berapa gram berat objek gadai yang
dibawa oleh nasabah, sehingga biaya administrasi bisa
berbeda-beda antara satu nasabah dengan nasabah lain, anatara
nasabah besar dengan nasabah kecil.
b. Biaya ijarah (pemeliharaan) yang murah dan dibuat dengan
prinsip adil, dimana biaya ijarah dibedakan dari jenis objek
gadai, untuk emas golongan A biaya ijarah dikenakan sebesar
1,3% dan untuk Emas Golongan B dikenakan biaya ijarah
sebesar 1,13%.
c. Harga emas sesuai dengan HDE (Harga Dasar Emas) yang
ditetapkan oleh PWD (Pawning Division) dan perubahannya
dilakukan pada H+1 apabila HDE Bank Syariah Mandiri
diperkirakan menyentuh limit yang ditetapkan BI.
3. Promosi
Pengaplikasian variabel promosi pada produk Gadai Emas
BSM iB dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere secara
gencar , sehingga calon nasabah mengetahui tentang keberadaan
2Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 10 November 2012.
58
produk, manfaaat dari produk, dan keunggulan fitur-fitur yang
dimiliki oleh Produk Gadai Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere.
Pengaplikasian variabel promosi pada produk pembiayaan
BSM Gadai Emas dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
dalam bentuk :3
a. Iklan
Dalam bentuk ini, Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
membuat Giant Banner berukuran 3x3 meter yang ditempatkan di
depan gedung, giant banner ini berisi tentang sekilas produk
pembiayaan BSM Gadai Emas, info potongan harga dan info
bagaimana mendapatkan produk pembiayaan BSM Gadai Emas,
dibuat pula standing banner yang ditempatkan di Banking Hall
ruang gedung di samping pintu masuk Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere. Selain banner, Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
juga mencetak brosur dengan target warga perumahan sekitar dan
pasar. Brosur ini disebarkan melalui jasa loper koran, hal ini
dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu dengan range per dua
minggu atau satu bulan sekali dengan jumlah brosur tersebar satu
rim per bulan. Tidak hanya berbentuk banner dan brosur, tetapi
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere juga menggunakan teknologi
dalam promosinya, yaitu dengan menggunakan short message
service (SMS) dan Broadcast Blackberry Messangers (BBM).
3Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 27 Oktober 2012.
59
Untuk sms dinamakan SMS Blast, baik SMS Blast maupun
Broadcast BBM dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere kepada nasabah prospek dan nasabah existing. Melalui
SMS Blast dan Broadcast BBM ini, promosi menjadi lebih update
tidak hanya mengenai info promo atau diskon tertentu, tetapi
setiap terjadi perubahan harga emas di pasaran nasabah akan
langsung diinformasikan.
b. Promosi Penjualan
Dalam bentuk ini, Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
mengaplikasikan dalam bentuk potongan harga yang dibuat pada
waktu tertentu. Program promosi yang dibuat oleh Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere untuk produk Gadai Emas BSM iB, yaitu :
1) Program Edu Emas
Periode : 1 Mei 2012 – 30 Juni 2012
Peserta : Orang tua murid, Mahasiswa, Guru, Staff Lembaga
Pendidikan, dan Anggota Koperasi
Fitur program :
Cashback Rp. 20.000,-
Bingkisan senilai Rp. 20.000,- (berupa alat tulis) bagi
50 transaksi gadai pertama
Bebas biaya pemeliharaan 1 periode terakhir (15
hari), khusus untuk fasilitas gadai 4 bulan dan
pelunasan atau perpanjangan tidak melebihi tanggal
jatuh tempo
60
2) Program Ketupat Emas Merdeka
Periode : 1 Juli 2012 – 31 September 2012
Fitur Program :
Free Administrasi
Bingkisan senilai Rp. 20.000,- (berupa alat tulis) bagi
50 transaksi gadai pertama
Bebas biaya pemeliharaan 1 periode terakhir (15
hari), khusus untuk fasilitas gadai 4 bulan dan
pelunasan atau perpanjangan tidak melebihi tanggal
jatuh tempo
3) Program Rejeki Milad
Periode : 1 Oktober 2012 – 31 Oktober 2012
Fitur Program :
Free Administrasi
Voucher belanja senilai Rp. 20.000,- bagi 50 transaksi
gadai pertama
Special price :
- Biaya pemeliharaan 1.25% terhadap nilai taksiran
(untuk jaminan Golongan A)
- Biaya pemeliharaan 1.1% terhadap nilai taksiran
(untuk jaminan Golongan B)
4) Program Promosi Akhir Tahun
Periode : 29 November 2012 – 31 Desember 2012
Fitur Program :
61
Free Administrasi
Berlaku khusus untuk gadai dengan nilai pembiayaan
lebih dari Rp. 100.000.000,-
Special Price :
- Biaya pemeliharaan 1.1% terhadap nilai taksiran
(untuk jaminan Golongan A)
- Biaya pemeliharaan 0.9% terhadap nilai taksiran
(untuk jaminan Golongan B)
c. Publisitas
Dalam bentuk ini, Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
mengaplikasikannya dalam bentuk spanduk event. Spanduk event
dibuat berdasarkan peringatan akan hari besar umat islam atau
momen tertentu seperti pulang kampung.
d. Penjualan Personal
Dalam bentuk ini, Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
mengaplikasikannya pada program croselex dan sahabat emas
BSM. Program croselex adalah sebuah program promosi produk
Gadai Emas BSM iB dengan memanfaatkan jaringan yang
dimiliki karyawan internal BSM baik karyawan tetap maupun
karyawan koperasi. Sedangkan sahabat emas BSM adalah sebuah
program promosi dengan memanfaatkan skema member get
member dimana peserta yang menjadi sahabat emas BSM akan
diberikan Insentif untuk setiap referrral yang diberikan.
62
4. Tempat
Pengaplikasian variabel tempat pada produk pembiayaan BSM
Gadai Emas dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
dengan menempatkan counter pelayanan Produk Gadai Emas BSM iB
terpisah dari pelayanan produk lain yang berada di lantai satu kantor.
Counter pelayanan Produk Pembiayaan BSM Gadai Emas terletak di
lantai 2, dengan penataan lay out yang terbuka, dan terdapat sebuah
meja dekat jendela sebagai tempat juru taksir.
Lokasi secara Geografis Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
dekat dengan komplek – komplek perumahan, yaitu Bumi Karang
Indah, Villa Delima, Villa Cinere Mas, Komplek AL, Puri Cinere,
Komplek Blok A, Komplek Blok M, Bukit Cinere, Graha Cinere 1-4,
Griya Cinere 1-2, Mega Pesanggrahan, dan Villa Mutiara Cinere.
Lokasi Bank Juga terletak di dekat pasar dan mall, yaitu Mall Cinere,
Pasar Segar Cinere, Living Plaza Cinere, Pasar Pondok Labu, dan
Pasar Gandul. Bank juga terletak di antara Institusi, yaitu Kampus
UPN Veteran Jakarta, RS Puri Cinere, RS Prikasih, dan Kemenhan.
Terdapat beberapa komunitas disekitar bank, yaitu Kelompok
Pengajian Nabila, Kelompok Pengajian Masjid Imam Bonjol, dan
Kelompok Pengajian Masjid Raya Cinere. Terdapat pula sekolah-
sekolah yang berada disekitar lokasi bank, yaitu Lazuardi Hayati, Al
Jabr Islamic School, Ar Rahman Islamic School, Miftahul Ulum
Addiniyah, TKIA Al Kautsar, SDIT Darojatul Ulum, Avicenna, Cita
63
Persada, dan Dian Didaktika. Lokasi Bank juga terletak di daerah
perkantoran.
5. Orang
Pengaplikasian variabel orang pada produk Gadai Emas BSM
iB dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dalam bentuk
manajemen Divisi Human Capital (DHC) yang dibuat berdasarkan
pedoman dari Bank Syariah Mandiri Pusat.4 Manajemen DHC
mencakup bagaimana melakukan proses seleksi dan pelatihan
terhadap karyawan untuk divisi gadai, yaitu pelatihan juru taksir.
Bank Syariah Mandiri Pusat juga membuat pertemuan dengan
karyawan divisi gadai untuk terus memotivasi setiap karyawan dalam
melakukan yang terbaik demi mencapai target perusahaan.
6. Proses
Pengaplikasian variabel proses pada produk Gadai Emas BSM
iB dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dalam
perwujudan prosedur transaksi produk pembiayaan BSM Gadai Emas
yang memiliki catatan waktu kurang lebih 20 menit per transaksi.5
Proses prosedur produk Gadai Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.
4Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 10 November 2012.
5Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 27 Oktober 2012.
64
Gambar 4.1
Prosedur Pembiayaan Produk BSM Gadai Emas Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere
Sumber : Data Sekunder Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
7. Layanan Konsumen
Pengaplikasian variabel layanan komsumen pada produk
pembiayaan BSM Gadai Emas dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere dengan membagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap
pratransaksi, saat transaksi, dan pascatransaksi.6
a. Pratransaksi
Pada tahap ini petugas gadai Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere menjelaskan secara detail produk gadai emas beserta
6Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 10 November 2012
Nasabah
BSM
Punya Rekening
Tidak
Hubungi CS
Untuk buka rekening
Ya
Petugas Gadai Emas
-Penjelasan Produk Gadai Emas
-Penaksir Melakukan Penaksiran Emas
-Officer Gadai Mereview taksiran dan menghitung jumlah pinjaman
Nasabah setuju
Batal
Akad
Penyimpanan emas
-Isi Formulir, menyerahkan KTP
-Bank memberikan pembiayaan
Nasabah tidaksetuju
65
Syarat dan ketentuannya dan memberikan informasi mengenai
program promosi yang sedang berlangsung,
b. Saat Transaksi
Pada tahap ini petugas gadai Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere memberikan pelayanan yang cepat dan akurat, dari segi
penaksiran objek gadai. Pada tahap ini, juru taksir akan menaksir
objek gadai yang dibawa oleh nasabah dan nantinya hasil taksir
itu akan direview kembali oleh officer gadai dan officer gadai
akan menghitung berapa jumlah pinjaman yang dapat diberikan
kepada nasabah sesuai Harga Dasar Emas Bank Syariah Mandiri
yang dilihat dari nilai taksir objek gadai tersebut.
c. Pascatransaksi
Pada tahap ini Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
menjalin hubungan baik dengan nasabah, hubungan baik itu
terwujud dalam bentuk memberikan informasi untuk setiap
promo terbaru produk Gadai Emas BSM iB, dan pada beberapa
jalur promosi seperti SMS Blast dan Broadcast BBM akan
diberikan informasi terkini setiap adanya perubahan Harga Dasar
Emas (HDE) Bank Syariah Mandiri, sehingga tidak hanya
menjaga hubungan baik dengan nasabah, namun hal ini juga dapat
menarik nasabah apabila harga emas berada pada level tinggi.
66
B. Analisis Kemampuan Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas BSM
iB Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere Dalam Menghadapi
Persaingan
Bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB Pada Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere dibuat dalam rangka memasarkan produk
kepada masyarakat luas secara efektif dan efisien, namun secara tidak
tersirat bauran pemasaran produk ini dibuat sebagai langkah antisipasi
menghadapi persaingan akan gempuran-gempuran produk sejenis di
pasaran.
Kemampuan bauran pemasaran Produk Pembiayaan Gadai Emas
BSM iB Bank Syariah Mandiri KCP Cinere akan terlihat saat bauran
pemasaran ini berhadapan dengan bauran pemasaran produk sejenis dari
lembaga keuangan syariah lainnya, dengan kata lain jika kemampuan
bauran pemasaran produk tersebut lemah maka produk tersebut akan
dikalahkan oleh produk sejenis yang dimiliki lembaga keuangan syariah
lainnya, begitupun sebaliknya jika bauran pemasaran produk tersebut kuat
maka produk tersebutlah yang akan mengalahkan produk sejenis yang
dimiliki lembaga keuangan syariah lain, untuk itu dilakukan analisis
terhadap kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dalam menghadapi persaingan.
67
1. Produk
Kemampuan bauran pemasaran dari sisi variabel produk dilihat
dari dua aspek, yaitu kekuatan brand dan fitur yang disediakan.
a. Kekuatan brand
Pengaplikasian brand atau merek Gadai Emas BSM iB
untuk produk gadai emas yang dimiliki Bank Syariah Mandiri KCP
Cinere memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi
persaingan, hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Minat Konsumen Terhadap Sebuah Brand
Sumber : Data divisi gadai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere pada bulan
oktober 2012
Dari data di atas terlihat bahwa merek Gadai Emas BSM iB
lebih unggul dengan perolehan 20 % dibanding dengan merek dari
tiga kompetitornya yaitu Gadai BRI Syariah 15 %, Danamon
Soluasi Emas 10 %, dan Syariah Mega Emas sebesar 15 % , namun
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Syariah Mega Emas
Danamon Solusi Emas
Gadai BRI Syariah
Gadai Emas BSM iB
Pegadaian Syariah
68
masih kalah bersaing dengan pegadaian syariah yang mampu
menguasai 40 % minat konsumen terhadap suatu brand.
Merek Gadai Emas BSM iB bisa lebih unggul dikarenakan
promosi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
secara gencar kepada penduduk sekitar.7
b. Fitur yang disediakan
Pengaplikasian beberapa fitur pada produk Gadai Emas
BSM iB masih memiliki kelemahan dalam persaingan, hal ini
dilihat dari objek gadai yang dapat digadaikan di Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere pada jenis perhiasan. Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere sampai saat ini hanya menerima jenis perhiasan
berupa emas kuning dan emas merah, hal inilah yang membuat
kesempatan bagi pesaing dalam mengambil konsumen dalam
segmen ini. Maksimal pembiayaan juga menjadi fitur yang
memiliki kelemahan dibandingkan pesaingnya, seperti yang
disebutkan sebelumnya bahwa maksimal pembiyaan produk
pembiayaan Gadai Emas BSM iB hanya 85 % dari nilai taksiran
untuk golongan A dan 90 % dari nilai taksiran untuk golongan B.
Kekurangan kita adalah pada jenis emas yang bisa kita terima dan
maksimal pembiayaan yang kecil dibanding beberapa pesaing.8
Contoh perbandingan fiturnya terlihat pada tabel 4.2 dan 4.3.
7Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 19 November 2012
8Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah,tanggal 19 November 2012
69
Tabel 4.2
Perbandingan Fitur : Objek Gadai Jenis Perhiasan
No. Nama Produk Objek Gadai
(perhiasan)
1 Gadai Emas BSM iB Emas kuning dan emas merah
2 Danamon Solusi Emas Emas kuning, emas merah dan
emas putih
Sumber : website resmi Bank Syariah Mandiri dan Danamon Syariah
Tabel 4.3
Perbandingan Fitur : Maksimal Pembiayaan
No. Nama Produk Maksimal Pembiayaan
1 Gadai Emas BSM iB - 85 % dari nilai taksiran
untuk emas golongan A
(Perhiasan)
- 90 % dari nilai taksiran
untuk golongan B
(lempengan atau gold bar)
2 Gadai BRI Syariah - 90 % dari nilai taksir
(perhiasan)
- 93 % dari nilai taksir
(lempengan atau gold bar)
Sumber : website resmi Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah
70
2. Harga
Kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB pada
variabel harga dilihat dari sisi biaya ijarah (pemeliharaan). Persaingan
produk gadai emas bukan terletak pada biaya administrasi yang
ditetapkan, melainkan biaya ijarah yang akan dibebankan pada
nasabah, hal ini terjadi karena biaya administrasi hanya terjadi sekali
dalam setiap periode gadai, namun biaya ijarah akan terus
diakumulasikan sepanjang nasabah masih melakukan gadai di Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere dengan perhitungan per 15 hari.9 Contoh
perbandingan biaya ijarah anatara produk Gadai Emas BSM iB
dengan produk Syariah Mega Emas, seperti pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4
Perbandingan Biaya Ijarah
No. Nama Produk Biaya Ijarah
1 Gadai Emas BSM iB - 1,3 % / bulan untuk jenis
perhiasan
- 1,13 % / bulan untuk
Lantakan, LM atau Dinar
2 Syariah Mega Emas - 1,5 % / bulan untuk jenis
perhiasan
- 1,75 % / bulan untuk
Lantakan
Sumber : Website resmi Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah
9Wawancara dengan Siti Syamsiah, tanggal 19 November 2012
71
Dari tabel di atas didapatkan bahwa biaya Ijarah Produk Gadai Emas
BSM iB lebih ringan dibanding dengan Produk Syariah Mega Emas,
hal ini seperti yang dikatakan Officer Gadai Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere, “Kekuatan Produk Gadai Emas BSM IB yang selalu kita
tekankan pada setiap nasabah adalah biaya Ijarah yang lebih murah
dibandingkan produk gadai lembaga keuangan syariah lainnya”,
dalam artian bahwa dari segi harga, produk Gadai Emas BSM iB
memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi persaingan.
3. Promosi
Kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB pada
variabel promosi dalam menghadapi persaingan terlihat dari
pengaplikasian pada empat bentuk promosi yang digunakan dan telah
disebutkan sebelumnya, dari keempat bentuk tersebut diketahui bahwa
bentuk promosi iklan menjadi bentuk yang memiliki kemampuan baik
di dalam menghadapi gencarnya persaingan dari produk sejenis milik
lembaga keuangan syariah lainnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar
efektifitas promosi 4.3
72
Gambar 4.3
Efektifitas Jenis Promosi
Sumber : Data divisi gadai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere bulan
November 2012
Dari gambar 4.3 didapatkan data bahwa keberhasilan
pengaplikasian variabel promosi untuk Produk Gadai Emas BSM iB
pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere terbaik ada pada SMS blast
dengan perolehan 25 %, disusul dengan BBM, Brosur, dan Giant
Banner masing-masing memperoleh 20 %, diikuti promosi penjualan
yang mampu memproleh 8 %, lalu disusul Croselex dan Spanduk
Event dengan perolehan masing-masing 5 %, Standing Banner dan
sahabat emas yang hanya mampu menyumbang masing-masing 3 %
dan 2 %.
Data tersebut juga menggambarkan kekuatan bentuk promosi,
dimana iklan (giant banner, standing banner, brosur, SMS Blast,
Broadcast BBM) menjadi kekuatan terbesar promosi, yaitu 80 %,
promosi penjualan menyumbang 8 %, disusul penjualan personal
15%3%
5%
20%25%5%
2%
17%8%
Jenis Promosi
Giant Banner
Standing Banner
Spanduk Event
BBM
SMS Blast
Croselex
Sahabat Emas
Brosur
Promosi Penjualan
73
(croselex dan sahabat emas) yang mampu menyumbang 7 %, dan
ditempat terakhir ditempati oleh publisitas (spanduk event) dengan
menyumbang 5 %.
4. Tempat
Kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere pada variabel tempat dalam menghadapi
persaingan masih kurang baik, karena belum maksimalnya Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere dalam menggarap pasar yang tersedia.
Pada sub bab sebelumnya disebutkan bahwa Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere terletak di daerah perumahan dan pasar, dimana terdapat
banyak daerah perumahan dan empat pasar. Nasabah Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere untuk Produk Pembiayaan BSM Gadai Emas
sampai saat ini masih didominasi oleh segmen warga perumahan,
sedangkan untuk nasabah yang berasal dari kalangan pasar masih
sangat kurang, padahal segmen ini memiliki potensi yang besar dari
sisi low end.
Kurang maksimalnya Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
menggarap potensi nasabah pasar yang tersedia dapat menjadi peluang
bagi pesaing lain yang secara tempat kurang bagus namun baik dalam
melihat peluang yang ada.
5. Orang
Kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB pada
variabel orang terletak pada manajemen Divisi Human Capital (DHC)
yang baik secara kualitas, yaitu meliputi proses seleksi dan pelatihan
74
dalam menciptakan sumber daya insani yang professional. Manajemen
sumber daya insani yang baik inilah yang membuat produk Gadai
Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri KCP Cinere bisa terus dipercaya
oleh nasabah, yang secara tidak langsung kepercayaan itu menjadi
keunggulan dalam menghadapi persaingan produk serupa di pasaran.
Namun, kekurangan pada variabel orang terletak dalam kurangnya
sumber daya insani secara kuantitas yang dimiliki, kekurangan sumber
daya insani inilah yang berimbas kepada proses transaksi yang sedikit
lebih lama dibandingkan pesaingnya.
Kemampuan Sumber daya insani yang baik secara kualitas menjadi
keunggulan dalam menghadapi persaingan, namun sumber daya insani
yang kurang secara kuantitas menjadi kelemahan dalam menghadapi
persaingan.11
6. Proses
Kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB pada
variabel proses masih kurang baik hal ini karena aplikasi proses
transaksi pembiayaan yang masih berada pada catatan waktu 20 menit
per transaksi, seperti yang dikatakan oleh Officer Gadai Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere, bahwa “ Kelemahan produk ini pada sisi proses,
karena sampai saat ini masih berada pada catatan 20 menit per
transaksi, dimana pada lembaga keuangan syariah lainnya, seperti
pegadaian syariah, proses per transaksi hanya memakan waktu kurang
11Wawancara pribadi dengan Siti Syamsiah, tanggal 19 November 2012
75
dari 15 menit.”12
Hal ini menjadi sebuah tantangan dalam menghadapi
persaingan produk serupa dipasaran, dalam menghadapi segmen
nasabah yang tidak memiliki waktu banyak dan menuntut proses yang
efisien bagi mereka.
7. Layanan Konsumen
Kemampuan bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB pada
variabel layanan konsumen sangat baik, hal ini dilihat dengan
pengaplikasian ke dalam tiga tahap, seperti yang disebutkan pada sub
bab sebelumnya. Karyawan pada divisi gadai dituntut untuk dapat
memberikan service yang maksimal, dengan berusaha mengerti
keinginan nasabah, bahkan hingga melakukan jemput bola sebagai
bagian dari pelayanan konsumen yang maksimal, namun walau begitu
tetap menjunjung etika yang ada, agar tidak menjadi overservice.13
Untuk membantu melihat penggambaran mengenai kemampuan
dari bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere dalam menghadapi persaingan secara kuantitatif, maka
peneliti menggunakan analisis SWOT yang dijabarkan melalui tabel IFAS
(Internal Factor Analysis Summary), EFAS (External Factor Analysis
Summary), dan Diagram Analisis SWOT.
Analisis SWOT dipilih sebagai alat analisis lebih lanjut, karena
analisis SWOT merupakan analisis kondisi internal maupun eksternal
12Wawancara pribadi dengan siti syamsiah, tanggal 19 November 2012
13Wawancara pribadi dengan siti syamsiah, tanggal 19 November 2012
76
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja.14
Bauran pemasaran sendiri
merupakan bagian dari strategi pemasaran, sehingga analisis SWOT dapat
digunakan dalam penelitian ini, hanya penelitian bukan pada Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere sebagai organisasi, melainkan pada bagian yang
dimiliki Bank Syariah Mandiri KCP Cinere, yaitu Produk Gadai Emas
BSM iB, yang berfokus pada bauran pemasarannya.
Penggunaan analisis SWOT secara kuantitaif berdasarkan
pernyataan Freddy Rangkuti, “ Data SWOT kualitatif dapat dikembangkan
secara kuantitatif melalui perhitungan yang telah dimodifikasi dari analisis
SWOT yang dikembangkan Pearce dan Ribonson (1988).15
Perkembangan
ini dimaksudkan agar dapat diketahui pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya, dalam penelitian ini posisi dari produk Gadai Emas BSM
iB dalam menghadapi ancaman atau persaingan.
1. Profil Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap nasabah Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere yang menggunakan produk Gadai Emas BSM iB kurang
lebih 308 Nasabah, adapun jumlah responden yang diambil adalah 10
persen dari nasabah yaitu sebanyak 30 orang.
Hasil dari data lapangan menunjukkan 83.3 % dari jumlah
responden berjenis kelamin wanita, sedangkan sisanya yaitu sebanyak
14M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen
Syari’at (Jakarta : Khairul Bayan, 2002), cet.ke-1, h.83 15
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), cet.ke-8, h.19
77
16.7 % berjenis kelamin pria. Seperti terlihat pada gambar 4.5 sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Perbandingan Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Responden f %
1. Pria 5 16.7
2. Wanita 25 83.3
Total 30 100
Usia responden rata-rata masih cukup muda. 6.67 % responden
berusia sekitar 18 tahun-25 tahun, 60 % berusia sekitar 26 tahun- 35
tahun, 26.7 % berusia kitar 36 tahun-45 tahun, dan 6.67 % masing-
masing berusia diatas 46 tahun. Seperti terlihat pada gambar 4.6
berikut ini :
Tabel 4.6
Perbandingan Usia Responden
No. Usia Responden f %
1. 18 tahun – 25 tahun 2 6.67
2. 26 tahun – 35 tahun 18 60
3. 36 tahun – 45 tahun 8 26.7
4. > 46 tahun 2 6.67
Total 30 100
78
Gambar 4.4 menunjukkan pendidikan terakhir responden. Rata-rata
pendidikan terakhir responden adalah Sarjana (66.7%) dan Diploma 3/
BA (16.7%), sedangkan responden lainnya berpendidikan terakhir
Diploma 1 / 2 (13.3%) dan SMA / Aliyah (3.3%)
Gambar 4.4
Perbandingan Pendidikan Terakhir Responden
Kebanyakan dari responden berstatus sudah menikah (83.3%) dan
tidak ada dari mereka yang berstatus belum menikah sedangkan
13.3% responden berstatus janda dan 3.3% responden berstatus duda.
Seperti terlihat pada gambar 4.5 berikut :
0 5 10 15 20 25
SMA/Aliyah
Diploma 1 / 2
Diploma 3 /BA
Sarjana
Pendidikan Terakhir Responden
79
Gambar 4.5
Perbandingan Status Menikah Responden
Gambar 4.6 menunjukkan pekerjaan responden. Karyawan swasta
adalah pekerjaan responden yang paling dominan (30%), setelah itu
Ibu Rumah Tangga (26.7%), sedangkan sisanya adalah Pedagang
(20%), PNS (16.7%) dan Guru (6.7%).
Gambar 4.6
Perbandingan Pekerjaan Responden
0
5
10
15
20
25
30
Belum Menikah Sudah Menikah Duda Janda
Status Menikah
0
2
4
6
8
10
IRT Karyawan Swasta
Guru Pedagang PNS
Pekerjaan Responden
80
Tabel 4.7 menyajikan informasi tentang penghasilan responden
per bulan. penghasilan responden per bulan cukup inggi, hal ini
terlihat dari grafik bahwa separuh lebih responden berpenghasilan
sekitar Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 2.500.000. 30 % dari
responden berpenghasilan Rp. 1.000.0000 – 2.500.000, dan 28%
berpenghasilan Rp. 500.000- 1.000.000, sedangkan sisanya
berpenghasilan dibawah Rp. 500.000 dan diatas Rp. 2.500.000
Tabel 4.7
Perbandingan Penghasilan Responden
No. Penghasilan per bulan f %
1. < Rp. 500.000 0 0
2. Rp. 500.000 < Rp. 1.000.000 8 26.7
3. Rp. 1.000.000 < Rp. 2.000.000 5 16.7
4. Rp. 2.000.000 < Rp. 3.000.000 15 50
5. >Rp. 3.000.000 2 6.67
Total 30 100
a. Analisis IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Metode IFAS digunakan peneliti untuk menganalisis faktor
internal dalam kerangka kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) bauran pemasaran yang dimiliki oleh Produk Gadai
Emas BSM iB Bank Syariah Mandiri KCP Cinere.
1) Kekuatan (strength)
a) Brand yang kuat
81
b) Biaya ijarah yang murah
c) Promosi dari iklan yang gencar
d) Lokasi bank yang strategis
e) Sumber daya insani yang professional
f) Proses pembayaran bisa menggunakan auto debet
g) Layanan konsumen yang baik
2) Kelemahan (weakness)
a) Nilai taksir yang masih kecil
b) Keanekaragaman objek gadai jenis perhiasan yang masih
kurang
c) Kurangnya memaksimalkan bentuk promosi selain iklan
d) Kurangnya sumber daya insani pada divisi gadai
e) Kurangnya memaksimalkan keunggulan lokasi bank yang
strategis
f) Belum adanya sistem pembayaran secara angsuran
g) Proses transaksi yang masih dibawah pesaing
Setelah faktor-faktor internal perusahaan diketahui, maka
selanjutnya akan dilakukan pemberian bobot dan rating pada
masing-masing faktor tersebut, pada tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Identifikasi Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
1) Brand yang kuat, diberi bobot
0,05 dan rating 3 karena brand
menunjukkan jati diri
perusahaan
1) Nilai taksir yang masih kecil,
diberi bobot 0,1 dan rating 2,
karena dapat berdampak pada
jumlah nasabah baru
82
2) Biaya Ijarah yang murah, diberi
bobot 0,1 dan rating 4, karena
biaya Ijarah merupakan salah
satu kunci keberhasilan produk
2) keanekaragaman objek gadai
jenis perhiasan yang masih
kurang, diberi bobot 0,1 dan
rating 2, karena keanekaragaman
mempengaruhi segmentasi
nasabah
3) Promosi dari iklan yang gencar,
diberi bobot 0,1 dan rating 3,
karena promosi penting untuk
mengenalkan produk kepada
calon nasabah
3) Kurangnya memaksimalkan
bentuk promosi selain iklan,
diberi bobot 0,05 dan rating 3,
karena akan mengurangi
keefektifan promosi
4) Lokasi bank yang strategis,
diberi bobot 0,15 dan rating 3,
karena lokasi memudahkan
nasabah untuk mendatangi bank
dan mengetahui keberadaan
bank
4) Kurangnya sumber daya insani
pada divisi gadai, diberi bobot
0,05 dan rating 3, karena akan
berdampak pada kinerja
perusahaan
5) Sumber daya insani yang
professional, diberi bobot 0,05
dan rating 3, karena
keprofessionalan akan
meningkatkan kepercayaan
nasabah
5) Kurangnya memaksimalkan
keunggulan lokasi bank yang
strategis, diberi bobot 0,06 dan
rating 3, karena akan berdampak
pada jumlah nasabah baru
6) Pembayaran melalui autodebet,
diberi bobot 0,03 dan rating 2,
karena autodebet dapat
memudahkan nasabah dalam
pembayaran yang belum
memiliki waktu untuk
mendatangi bank secara
langsung
6) Belum adanya sistem
pembayaran dengan sistem
angsuran, diberi bobot 0,11 dan
rating 3, karena akan berdampak
pada fleksibilitas nasabah
7) Layanan konsumen yang baik,
diberi bobot 0,05 dan rating 4,
karena layanan konsumen akan
membuat nasabah menjadi
nyaman dalam bertransaksi
7) Proses transaksi yang masih di
bawah pesaing, diberi bobot 0,05
dan rating 3, karena akan
berdampak pada produktifitas
nasabah Sumber : Responden Nasabah Produk Gadai Emas BSM iB Pada Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere
Setelah faktor internal diidentifikasi dan diberi bobot serta
nilai pada masing-masing faktor, maka dapat dibuat analisis
internal, seperti pada tabel 4.9 sebagai berikut :
83
Tabel 4.9
Analisis IFAS Bauran Pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB Pada
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strength)
1. Brand yang kuat
2. Biaya Ijarah yang murah
3. Promosi dari iklan yang gencar
4. Lokasi bank yang strategis
5. Sumber daya insani yang
professional (kualitas)
6. Proses pembayaran bisa
menggunakan auto debet
7. Layanan konsumen yang baik
Kelemahan (weakness)
1. Nilai taksir yang masih kecil
2. Keanekaragaman objek gadai jenis
perhiasan yang masih kurang
3. Kurangnya memaksimalkan bentuk
promosi selain iklan
4. Kurangnya sumber daya insani pada
divisi gadai (kuantitas)
5. Kurangnya memaksimalkan
keunggulan lokasi bank yang
strategis
6. Belum tersedianya proses
pembayaran melalui sistem angsuran
7. Proses transaksi masih dibawah
pesaing
0,05
0,1
0,1
0,15
0,05
0,03
0,05
0,1
0,05
0,05
0,05
0,06
0,11
0,05
3
4
3
3
3
2
4
2
2
3
3
3
3
3
0,15
0,4
0,3
0,45
0,15
0,06
0,2
0,2
0,1
0,15
0,15
0,18
0,33
0,15
Total 1,0 2,97 Sumber : Analisis Data Kuesioner Responden Nasabah Produk Gadai Emas
BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Keterangan :
Bobot :
0,00-0,05 = Pengaruh Kecil
0,06-0,10 = Pengaruh Sedang
0,11-0,15 = Pengaruh Besar
0,16-0,20 = Pengaruh Sangat Besar
84
Rating pada matrix IFAS :
1= memiliki kekuatan yang sangat kecil atau kelemahan yang sangat
besar
2= memiliki kekuatan yang sedikit atau kelemahan yang besar
3= memiliki kekuatan yang besar atau kelemahan yang kecil
4= memiliki kekuatan yang sangat besar atau kelemahan yang sangat
kecil
Hasil analisis IFAS bauran pemasaran produk Gadai Emas BSM iB
pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere yang disajikan pada tabel 4.9
menunjukkan skor utama sebesar 2,97. Jumlah tersebut berada di atas
rata-rata 2,5 hal ini menunjukkan kondisi internal bauran pemasaran
lebih condong ke arah kekuatan, dimana kekuatan yang dimiliki lebih
besar dibandingkan kelemahan yang ada.
b. analisis EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)
metode EFAS digunakan peneliti untuk menganalisis faktor eksternal
dalam kerangka peluang (opprtunities) dan ancaman (threats) produk
pembiayaan BSM Gadai Emas Bank Syariah Mandiri KCP Cinere.
1) Peluang (opportunities)
a) Harga emas yang cenderung meningkat
b) Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim untuk melakukan
akses dengan perbankan syariah
c) Kebutuhan akan biaya hidup yang semakin tinggi
d) Adanya platform pembiayaan yang diatur BI sehingga semua
lembaga keuangan syariah sama
85
2) Ancaman (threats)
a) Makin banyaknya pesaing pada jenis produk ini
b) Menurunnya minat masyarakat akibat pemberitaan kurang baik
terhadap produk sejenis
Setelah faktor-faktor eksternal diketahui, selanjutnya akan
dilakukan pemberian bobot dan rating pada masing-masing faktor
tersebut, pada tabel 4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.10
Identifikasi Faktor Eksternal
Peluang Ancaman
1) Harga emas yang cenderung
meningkat, diberi bobot 0,2 dan
rating 2, karena akan
mengakibatkan perilaku investasi
emas di masyarakat
1) Makin banyaknya pesaing
pada jenis produk ini, diberi
bobot 0,2 dan rating 2, karena
menyebabkan semakin
meningkatnya persaingan.
2) Meningkatnya kesadaran
masyarakat muslim untuk
melakukan akses dengan
perbankan syariah, diberi bobot
0,1 dan rating 2, karena dapat
memperluas pasar produk di
masyarakat luas
2) Pemberitaan kurang baik pada
produk sejenis, diberi bobot 0,1
dan rating 3, karena
pemberitaan ini dapat
berdampak pada kepercayaan
nasabah
3) Kebutuhan akan biaya hidup
yang semakin tinggi, diberi bobot
0,3 dan rating 3, karena biaya
hidup yang tinggi memerlukan
biaya yang tinggi pula, dan dalam
keadaan mendesak gadai menjadi
salah satu solusinya
4) Adanya platform pembiayaan
yang diatur BI, diberi bobot 0,1
dan rating 2, karena dapat
meningkatkan daya saing dan
mencegah persaingan tidak sehat
Sumber : Responden Nasabah Produk Gadai Emas BSM iB Pada Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere
86
Setelah faktor eksternal diidentifikasi dan diberi bobot serta
nilai pada masing-masing faktor, maka dapat dibuat analisis
eksternal, seperti pada tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 4.11
Analisis EFAS Produk Gadai Emas BSM iB Pada Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere
Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang (opportunities)
1. Harga emas yang cenderung
meningkat
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakta muslim untuk
melakukan akses dengan
perbankan syariah
3. Kebutuhan akan biaya hidup
yang semakin tinggi
4. Adanya platform pembiayaan
yang diatur BI
Ancaman (threats)
1. Makin banyaknya pesaing pada
jenis produk ini
2. Pemberitaan yang kurang baik
pada produk sejenis
0,2
0,1
0,3
0,1
0,2
0,1
3
2
3
3
2
3
0,6
0,2
0,9
0,3
0,4
0,3
Total 1,0 2,7 Sumber : Analisis Data Kuesioner Responden Nasabah Produk Gadai Emas
BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Keterangan :
Bobot :
0,00-0,05 = Pengaruh Kecil
0,06-0,10 = Pengaruh Sedang
0,11-0,15 = Pengaruh Besar
0,16-0,20 = Pengaruh Sangat Besar
87
Rating pada matrix IFAS :
1= memiliki peluang yang sangat kecil atau ancaman yang sangat
besar
2= memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar
3= memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil
4= memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat
kecil
Berdasarkan analisis EFAS Produk Gadai Emas BSM iB pada
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere yang disajikan pada tabel 4.11
menunjukkan total skor 2,7. Jumlah tersebut berada di atas rata-rata
2,5, hal ini menunjukkan bahwa produk Gadai Emas BSM iB pada
Bank Syariah Mandiri KCP Cinere mampu merespon dengan baik
peluang-peluang yang ada dan dapat menghindari ancaman-ancaman
yang terjadi. Peluang yang ada merupakan hal yang menjadi
kelemahan dari pesaing atau merupakan hal yang belum di
maksimalkan dan dilihat oleh pesaing, sehingga pada hal ini Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere memiliki keunggulan dalam melihat
pasar yang ada untuk produk BSM Gadai Emas. Ancaman yang ada
merupakan bentuk dari keadaan lingkungan yang membuat setiap bank
syariah berkompetisi dalam mendapatkan nasabah.
88
c. Diagram analisis SWOT
Gambar 4.7
Diagram Analisis SWOT Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan
BSM Gadai Emas Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Sumber : Pengolahan data sekunder Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Penjelasan analisis SWOT
Diagram 4.7 menggambarkan bahwa meskipun menghadapi
berbagai ancaman, Produk Pembiayaan BSM Gadai Emas Bank
Syariah Mandiri KCP Cinere ini masih memiliki kekuatan dari segi
internal. Kekuatan dari segi internal di sini adalah bauran pemasaran
yang dimiliki oleh produk ini. Dari gambar tersebut dapat diperoleh
data sebagai berikut :
1) Kemampuan bauran pemasaran yang ditunjukkan dari
kelemahan dan kekuatan internal menunjukkan skor 2,97,
sedangkan persaingan yang di tunjukkan oleh ancaman dan
peluang menunjukkan skor 2,7. Hasil ini menunjukkan skor
BERBAGAI PELUANG
KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
KELEMAHAN INTERNAL
1
2
3
4
1
2
3
4
2,7
2,97
I
II
III
IV
Mendukung Startegi
Agresif
Mendukung Strategi
Diversifikasi
Mendukung Strategi
Defensif
Mendukung Strategi
Turn Around
89
kekuatan dan kelemahan internal lebih besar dibandingkan
dengan ancaman dan peluang yang ada, dengan selisih
keduanya sebesar + 0,27 ( 2,97 – 2,7 ). Selisih tersebut
menunjukkan kemampuan bauran pemasaran dalam
menghadapi persaingan sebesar + 0,27 yang berarti bauran
pemasaran yang dimiliki oleh Produk Pembiayaan BSM Gadai
Emas Bank Syariah Mandiri KCP Cinere memiliki
kemampuan yang positif dalam menghadapi persaingan
dengan produk sejenis dipasaran.
2) Hasik skor berada di kuadran II , kuadran ini mendukung
strategi diversifikasi. Kuadran ini menunjukkan bahwa bauran
pemasaran yang diaplikasikan pada Produk Pembiayaan BSM
Gadai Emas dalam kondisi baik, namun menghadapi sejumlah
tantangan berat, sehingga diperkirakan roda produk akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu
pada bauran pemasaran yang ada. Oleh karena itu, diperlukan
diversifikasi produk dalam rangka memperkuat posisi produk
dipasaran di dalam menghadapi persaingan. Diversifikasi
produk didefinisikan sebagai suatu perluasan pemilihan barang
dan jasa yang dijual oleh perusahaan dangan jalan menambah
produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, mode,
ukuran, jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka
memperoleh laba maksimal.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai
berikut :
1. Dalam memasarkan Produk Gadai Emas BSM iB, Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere menggunakan Bauran Pemasaran (marketing
mix), yang dilihat dari tujuh variabel, yaitu variabel produk, variabel
harga, variabel tempat, variabel promosi, variabel orang, variabel
proses, dan variabel layanan konsumen. Pengaplikasian terbaik dari
ketujuh variabel tersebut ada pada variabel promosi dan variabel
harga, untuk pengaplikasian yang masih harus dibenahi ada pada
variabel proses dan variabel produk.
2. Berdasarkan analisis IFAS dan EFAS, menunjukkan bahwa
kemampuan bauran pemasaran dalam menghadapi persaingan sebesar
+ 0,27 yang berarti bauran pemasaran Produk Gadai Emas BSM iB
pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere memiliki kemampuan positif
(baik) dalam menghadapi persaingan dengan produk sejenis dipasaran.
Berdasarkan analisis diagram SWOT menunjukkan bahwa meskipun
menghadapi berbagai ancaman dari pesaing, namun produk ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Kekuatan dari segi internal di
sini adalah bauran pemasaran yang memiliki kelebihan dibandingkan
pesaingnya.
91
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, ada beberapa saran
yang dapat disampaikan dalam mengurangi berbagai kelemahan Produk
Gadai Emas BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri KCP Cinere adalah
sebagai berikut :
1. Pada pengaplikasian bauran pemasaran perlu adanya pembenahan
pada beberapa variabel. Pada variabel produk, perlu adanya
penganekaragam produk jenis emas yang dapat digadai, pada variabel
proses perlu adanya perbaikan waktu transaksi per nasabah, dan pada
variabel orang perlu adanya perbaikan dari sisi kuantitas.
2. Berdasarkan analisis diagram SWOT, menunjukkan bahwa Produk
Gadai Emas BSM iB terletak pada kuadran II, menunjukkan perlu
adanya diversifikasi produk untuk memantapkan posisi dalam
menghadapi persaingan dengan produk sejenis.
92
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Al Arif, M. Nur Rianto. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung :
Alfabeta, 2010
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers, 2010
Boyd, Harper W. Menajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis Dengan
Orientasi Global, Edisi 2. Jakarta : Erlangga, 2000
Ciptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia, 2007
Cravens, David W. Pemasaran Strategis, Jilid 2. Jakarta : Erlangga, 1996
Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial : dasar-dasar aplikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo, 2010
Gitosudarmo, Indriyo. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta,
1995
Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen : Strategi Memenangkan Perang Bisnis.
Malang : Bayumedia Publishing, 2005
Hayden, Catherine. Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 1991
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran : Plus 36 Topik Riset Pemasaran Siap
Terap. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2005
Keegan, Warren J. Manajemen pemasaran Global. Jakarta : Prenhallindo,1996
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium I jilid ke-satu. Jakarta :
Prehalindo, 2002
------------------. Marketing Management. New Jersey : Prentice Hall, 2000
Kristanto, Jajat. Manajemen Pemasaran Internasional : Sebuah Pendekatan
Strategi. Jakarta : Erlangga, 2011
Kotler, Philip. Dkk. Prinsip-prinsip pemasaran. Jakarta : Erlangga 2011
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta :
Prenhallindo, 1997
93
Kartajaya, Hermawan. Siasat Bisnis : Menang dan Bertahan di Abad Asia Pasifik.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997
Lamb, Charles W. dkk. Marketing. Jakarta : Salemba Empat, 2001
Legowo. Persaingan Usaha dan Pengambilan Keputusan Manajerial. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia, 1996
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani,A. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta :
Salemba Empat, 2006
Maribun, B.N. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2007
Nasrudin, Indo Yama dan Fauzan, Hemmy. Pengantar Bisnis dan Manajemen.
Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006
Pearce, John A. dan Robinson, Richard B. Manajemen Strategis : Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian, Ed-10. Jakarta : Salemba Empat, 2008
PT.Bank Syariah Mandiri. Laporan Tahunan 2011. Jakarta : BSM, 2011
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2006
Siagian, Sondang P. Manajemen Strategi. Jakarta : Bumi Aksara, 1995
Swastha, bayu dan Sukotjo, Ibnu. Pengantar Bisnis Modern : Edisi III.
Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1998
Timpe, A. Dale. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Elex Media Komputindo, 1990
Wahjono, Sentot Imam. Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010
Wirodiharjo, Saroso. Pokok-pokok Ilmu Tata Niaga ( Marketing ). Jakarta :
Pembangunan, 1964
Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, M. Karebet. Pengantar Manajemen
Syari’at. Jakarta : Khairul Bayan, 2002
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara, 2007
94
Dokumen Elektronik :
Bank Muamalat. “Sejarah Bank Muamalat.” Artikel diakses pada 12 November
2012 dari http://www.muamalatbank.com/home/about/profile
Bank Syariah Mandiri. “Sejarah Bank Syariah Mandiri.” Artikel diakses pada 29
April 2012 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-
perusahaan/ Republika Online. “Gadai Emas Sumbang Fee Based Income Terbesar di BSM.”
Artikel diakses pada 1 Mei 2012 dari
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-
ekonomi/12/04/20/m2qaqj-gadai-emas-sumbang-fee-based-income-
terbesar-di-bsm
Skripsi :
Muslim, Bukhori. Pembiayaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Bekasi. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum : UIN Jakarta, 2011
Wawancara Pribadi :
Wawancara Pribadi dengan Siti Syamsiah. Depok, 27 Oktober 2012
Wawancara Pribadi dengan Siti Syamsiah. Depok, 10 November 2012
Wawancara Pribadi dengan Siti Syamsiah. Depok, 19 November 2012
LEMBAR KUESIONER
1. Terimakasih sebelumnya atas kesediaan Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini.
2. Kuesioner ini sangat berguna bagi peneliti sebagai data dalam penulisan skripsi
yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Peneliti mengharapkan agar pengisian kuesioner ini benar-benar sesuai dengan
pendapat dan hati nurani anda.
4. Terima kasih atas kerjasamanya.
Hormat Saya,
Achmad Syahrully Bachri
A. Identitas nasabah
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
1. SD/SDI 4.Diploma (1/2)
2.SMP/Tsanawiyah 5. Diploma 3/BA
3.SMA/Aliyah 6.sarjana (SI/S2/S3)
Status nikah :
1. Belum menikah 3.Duda/janda mati
2.menikah 4.duda/janda cerai
Pekerjaan :
1. Dosen 7. Guru
2. Pengusaha 8. Pedagang
3. Karywan swasta 9. PNS
4. Dokter 10. Hakim
5. Pelajar/mahasiswa 11. Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain
Penghasilan :
1. <Rp.500.000
2. Rp.500.000<Rp.1.000.000
3. Rp.1.000.000<Rp.2.000.000
4. Rp.2.000.000<Rp.3.000.000
5. > Rp. 3.000.000
PETUNJUK :
1. Bacalah setiap indikator dengan baik dan teliti
2. Pilihlah salah satu rating yang telah tersedia dari setiap indikator yang
dianggap paling tepat oleh Bapak/Ibu/Sdr/i dengan menggunakan skala
berikut:
a. Untuk kekuatan dan peluang :
1 = memiliki kekuatan yang sangat sedikit atau peluang yang sangat
sedikit
2 = memiliki kekuatan yang sedikit atau peluang yang sedikit
3 = memiliki kekuatan yang besar atau peluang yang besar
4 = memiliki kekuatan yang sangat besar atau peluang yang sangat
besar
b. Untuk kelemahan dan ancaman :
1 = memiliki kelemahan yang sangat besar atau ancaman yang sangat
besar
2 = memiliki kelemahan yang besar atau ancaman yang besar
3 = memiliki kelemahan yang sedikit atau ancaman yang sedikit
4 = memiliki kelemahan yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat
sedikit
3. Bapak/Ibu/Sdr/i hanya memberikan ceklist ( √ ) pada salah satu kotak saja di
setiap butir indikator
No. Faktor Indikator 1 2 3 4
1 Kekuatan
A Brand yang kuat
B Biaya Ijarah yang murah
C Promosi dari iklan yang gencar
D Lokasi bank yang strategis
E Sumber daya insani yang professional
(kualitas)
F Proses pembayaran bisa menggunakan auto
debet
G Layanan konsumen yang baik
2 Kelemahan
H Nilai taksir yang masih kecil
I Keanekaragaman objek gadai jenis perhiasan
yang masih kurang
J Kurangnya memaksimalkan bentuk promosi
selain iklan
K Kurangnya sumber daya insani pada divisi
gadai (kuantitas)
L Kurangnya memaksimalkan keunggulan
lokasi bank yang strategis
M Belum tersedianya proses pembayaran
melalui sistem angsuran
N Proses transaksi masih dibawah pesaing
3 Peluang
O Harga emas yang cenderung meningkat
P
Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim
untuk melakukan akses dengan perbankan
syariah
Q Kebutuhan akan biaya hidup yang semakin
tinggi
R Adanya platform pembiayaan yang diatur BI
4 Ancaman
S Makin banyaknya pesaing pada jenis produk
ini
T Pemberitaan yang kurang baik pada produk
sejenis
Responden,
( ..................................... )
Catatan Observasi : No.1
Waktu : tanggal 1 November 2012 , Jam : 10.10 – 11.15 WIB
Disusun jam : 15.00 WIB
Tempat : Counter Gadai Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Subjek Penelitian : Petugas Gadai
Layanan konsumen yang baik
Subjek penelitian bertinggi badan kurang lebih sekitar 165 cm, dengan
berat badan kurang lebih sekitar 55 kg, berkulit putih dan berlesung pipi. Subjek
penelitian menggunakan baju berwarna biru yang dipadukan dengan setelan
celana panjang berwarna senada. Menggunakan kerudung berwarna putih dengan
sebuah bros berwarna emas. Mennggunakan sepatu berhak kurang lebih sekitar
3cm -5cm.
Subjek penelitian selalu berdiri saat menyambut nasabah baru,
mempertemukan kedua tangannya di depan dadanya, lalu membungkukkan
sedikit badannya, lalu tangan kananya menunjuk ke bangku didepan mejanya
dengan maksud mempersilahkan duduk dan mengucapkan “Assalammu”aikum
Bapak/Ibu ada yang bisa saya bantu ?”, subjek penelitian selalu menaruh kedua
tangannya di atas meja. Saat nasabah selesai subjek penelitian akan kembali
berdiri, lalu menyodorkan tangannya ke depan sebagai wujud ajakan berjabat
tangan dengan nasabah
Subjek penelitian memiliki gaya berbicara yang lembut, dengan nada
bicara yang kecil, dengan sesekali melakukan penekanan pada beberapa kata.
Subjek penelitian selalu melihat kepada nasabah yang berbicara, senyum selalu
dilakukan subjek penelitian dengan penekanan lebih pada setiap memulai kalimat.
Tanggapan pengamat :
Subjek penelitian terlihat menggunakan prinsip 3S (Salam, Sapa, Senyum)
dalam menyambut nasabah. Pemilihan petugas gadai dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere dengan menempatkan petugas yang proposional secara fisik.
Cara berpakaian menunjukkan subjek penelitian yang rapih dan bersih.
Sedangkan cara berbicara menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
pengetahuan yang tinggi dan cakap dalam berkomunikasi dengan nasabah.
Catatan Observasi : No.2
Waktu : tanggal 6 November 2012 , Jam : 14.00 – 14.30 WIB
Disusun jam : 21.00 WIB
Tempat : Gedung Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Subjek Penelitian : Media Promosi Produk Gadai Emas BSM iB
Bauran promosi produk Gadai Emas BSM iB
Terdapat sebuah giant banner yang menutupi seperempat bagian muka
dari gedung Bank Syariah Mandiri KCP Cinere, berwarna dasar putih dengan list
hijau dan setiap tulisan berwarna hitam, berisi informasi mengenai biaya-biaya
gadai emas, syarat pengajuan, dan diskon. Saat memasuki gedung dan membuka
pintu, terdapat sebuah standing banner kurang lebih sekitar ½ m x 1 m, berwarna
dasar putih dengan tulisan berwarna hitam, penekanan kata dengan menggunakan
huruf besar, berisi info tentang Produk Gadai Emas BSM iB, secara tidak
langsung info-info yang ada sama dengan yang terdapat di giant banner.
Terdapat brosur-brosur mengenai produk Gadai Emas BSM iB di setiap
meja customer service dan teller Bank Syariah Mandiri KCP Cinere yang
diletakkan berdiri di sebuah etalase kecil.
Tanggapan pengamat :
Promosi yang digunakan berjenis iklan, dari promosi yang dilakukan
terlihat Produk Gadai Emas BSM iB menjadi primadona di Bank Syariah Mandiri
KCP Cinere.
Catatan Observasi : No.3
Waktu : tanggal 9 November 2012 , Jam : 14.00 – 16.30 WIB
Disusun jam : 22.00 WIB
Tempat : Gedung Bank Syariah Mandiri KCP Cinere dan Lingkungan Gedung
Subjek Penelitian : Lay Out Gedung dan Letak Geografis Gedung
Variabel tempat Bank Syariah Mandiri KCP Cinere
Pelayanan Produk Gadai Emas BSM iB terpisah dari pelayanan produk
lain, terletak di lantai dua gedung, terdapat dua buah meja, satu meja penaksir,
dan satu meja officer gadai. Meja penaksir berada di dekat jendela gedung.
Gedung Bank Syariah Mandiri KCP Cinere berbatasan dengan komplek –
komplek perumahan, yaitu Bumi Karang Indah, Villa Delima, Villa Cinere Mas,
Komplek AL, Puri Cinere, Komplek Blok A, Komplek Blok M, Bukit Cinere,
Graha Cinere 1-4, Griya Cinere 1-2, Mega Pesanggrahan, dan Villa Mutiara
Cinere. Lokasi Bank Juga terletak di dekat pasar dan mall, yaitu Mall Cinere,
Pasar Segar Cinere, Living Plaza Cinere, Pasar Pondok Labu, dan Pasar Gandul.
Bank juga terletak di antara Institusi, yaitu Kampus UPN Veteran Jakarta, RS Puri
Cinere, RS Prikasih, dan Kemenhan. Terdapat beberapa komunitas disekitar bank,
yaitu Kelompok Pengajian Nabila, Kelompok Pengajian Masjid Imam Bonjol,
dan Kelompok Pengajian Masjid Raya Cinere. Terdapat pula sekolah-sekolah
yang berada disekitar lokasi bank, yaitu Lazuardi Hayati, Al Jabr Islamic School,
Ar Rahman Islamic School, Miftahul Ulum Addiniyah, TKIA Al Kautsar, SDIT
Darojatul Ulum, Avicenna, Cita Persada, dan Dian Didaktika. Lokasi Bank juga
terletak di daerah perkantoran.
Tanggapan pengamat :
Peletakan counter pelayanan yang terpisah dari pelayanan lainnya
memperlihatkan produk ini menjadi salah satu unggulan dari Bank Syariah
Mandiri KCP Cinere dalam mendapatkan income. Peletakkan meja penaksir dekat
jendela untuk menunjang kegiatan menaksir objek gadai.
Letak gedung Bank Syariah Mandiri KCP Cinere menunjukkan prospek
yang bagus dalam menarik nasabah, dan memudahkan dalam melakukan promosi.