analisis swot pecel lele lela (efas dan ifas)

61
Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Selasa, 07 Januari 2013 M.K. Manajemen Strategi Dosen : Sanitianing ANALIS SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA “Frenchise Lele Lela” Jln. Sudirman No.22 Bogor Disusun oleh: Kelompok 1 1. Desty Dwi Anandya J3J111130 2. Dian Anggita J3J111188 3. Maria Fransisca Saragih J3J211244 4. M. Rusydi Hasibuan J3J111021 5. Mandala syaputra J3J111034

Upload: dian-anggita

Post on 29-Nov-2014

11.876 views

Category:

Education


11 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Selasa, 07 Januari 2013

M.K. Manajemen Strategi Dosen : Sanitianing

ANALIS SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA

“Frenchise Lele Lela”

Jln. Sudirman No.22 Bogor

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Desty Dwi Anandya J3J111130

2. Dian Anggita J3J111188

3. Maria Fransisca Saragih J3J211244

4. M. Rusydi Hasibuan J3J111021

5. Mandala syaputra J3J111034

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

PRAKARTA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas segala

Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya. laporan ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami tentang

“Analis Swot Frenchise Pecel Lele Lela”. Kelompok kami mengucapkan terima

kasih kepada dosen Manajemen Strategi yang telah membantu dalam

pembelajaran, sehingga pengerjaan laporan ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan laporan ini, tentu kami masih terdapat kekurangan dan

kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca demi tercapai kesempurnaan dalam laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan

dan membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu

pengetahuan terutama dalam mata kuliah Manajemen Strategi.

2

Page 3: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan.............................................................................................................1

1.3 Metode Pengumpulan Data............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman...................................................2

2.2 Lingkungan Ekstrenal Dan Internal...............................................................3

2.3 Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman.....................22

iii

Page 4: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAnalisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan

untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi

bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT

(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan

penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak

dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah

berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian

menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah

bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)

dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan

(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang

(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu

menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara

mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)

menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami variabel dan deskriptor yang mempengaruhi pada setiap kasus yang ada.

2. Mahasiswa mampu merumuskan formulasi strategi pada suatu kasus perusahaan.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder,

Data primer berupa wawancara dengan melakukan penyebaran kuesioner

kepada praktisi dan akademisi dengan menggunakan teknik Delphi.

Sedangkan data sekunder untuk melengkapi laporan, berupa teori yang

diperoleh dari handout Manajemen Strategi.

iii

Page 5: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman

1. Sejarah Pendirian

Bentuk kepemilikan pecel lele lela secara keseluruhan adalah PT Lele

Lela Internasional yang berada di Jakarta. Dalam pengembangan usahanya

pendiri pecel lele lela mencari owner yang bersedia membeli franchise

miliknya untuk dapat mengembangkannya menjadi cabang pecel lele lela

di berbagai daerah.

Pembentukan cabang Pecel lele lela Jln Sudirman Bogor berawal dari

franchise yang dibeli oleh owner dari pendiri pecel lele lela pusat yaitu

Rangga Umara pada tahun 2009. Merek, resep menu utama, desain resto,

SOP pelaksanaan diperoleh langsung dari pendiri pecel lele lela.

Pemilik/owner franchise pecel lele lela membentuk struktur organisasi

untuk menjalankan kegiatan usahanya agar berjalan dengan lancar.

Pemilik membentuk manajer, yang dipilih sesuai dengan syarat yang telah

ditentukan. Pemilik melakukan training kepada manajer, dimana training

dilakukan langsung oleh pecel lele lela yang ada dipusat di Jakarta.

Kemudian manajer membentuk karyawan sesuai dengan syarat

penerimaan yang telah ditentukan dan di training langsung ditempat resto

pecel lele lela Jln Sudirman no.22 Bogor.

2. Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi pecel lele lela sudirman adalah organisasi garis/lini.

Organisasi lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan

wewenang lini dalam organisasinya. Dimana;

- Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung

melalui suatu garis wewenang

- Jumlah karyawan tidak terlalu banyak

- Pucuk pimpinannya adalah pemilik usaha

3. Struktur Organisasi

Dari ukuran yang belum terlalu besar maka struktur organisasi 

Pecel  Lele Lela di Jln Sudirman No 22 Bogor hanya meliputi -

2

Page 6: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

owner/pemilik, manajer, dan satu level dibawahnya yaitu karyawan yang

terdiri dari koki, pelayan, dan kasir.

Bagan 1 struktur organisasi

4. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Brand Nasional dan Pemimpin pasar usaha pecel lele

modern di Indonesia

Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan

manfaat yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mitra usaha

dan karyawan

Membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia

internasional

Misi

Menyediakan berbagai variasi produk hidangan lele yang enak dan

unik

Memberikan kualitas pelayanan yang sangat baik, dengan

mengutamakan QSV = Quality, Service & Value

Senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk

memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra usaha.

2.2 Lingkungan Ekstrenal Dan Internal

2.2.1 Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor

di luar perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis/

bahkan ancaman bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan eksternal

iii

Owner/Pemilik

Manajer Restoran

chef (koki)delivery Crew

(staf Pengantar)Waiters/waiterss

(pelayan)cashier (kasir)

Page 7: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam

bentuk, fungsi dan keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategi,

analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis

kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan

untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh karena itu manajer puncak

membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.

Istilah lingkungan bisnis memiliki yang luas karena menunjukkan

seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi (Kuncoro, 2006).

Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan sifatnya tidak dapat

diprediksi dengan tetap dan cepat sekali mengalami perubahan. Ada banyak

faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu

perusahaan dan pada akhirnya struktur organisasi serta proses internalnya.

Menurut Jauch dan Gluech (1999), analisis lingkungan eksternal

adalah suatu proses yang digunakan perencana dalam menentukan peluang

ancaman terhadap perusahaan.

Analisis Faktor Eksternal Pecel Lele Lela Sudirman

1. Lingkungan Mikro

Bahan baku lele, ayam, beras dan es batu dipasok oleh pemasok

langganan dengan standar mutu dan harga yang telah disepakati. Untuk

sayur, bahan-bahan minuman dan bumbu utama masakan dibelanjakan

sendiri di pasar. Rata-rata kebutuhan lele hidup per hari sebanyak 250 ekor

ditampung dalam bak penampungan ukuran panjang 1,5 m x Lebar 0,5 m x

Tinggi 1 m. Lele yang dipergunakan dengan ukuran rata-rata 2 ons per ekor.

Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan

terputus. Sasaran pelanggan adalah golongan pendapatan kelas menengah

keatas, karena suasana tempat dan mutu produk yang berkualitas baik.

Konsumen yang berkunjung pun mengatakan tidak mempermasalahkan

harga, yang penting mutu produk dan Kenya-manan tempat dipertahankan

atau ditingkatkan lagi.

Pesaing ketat yaitu restoran sejenis seperti pedagang pecel lele tenda

yang berjualan di pinggir jalan sekitar lokasi dan restoran-restoran di

4

Page 8: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

sekitar lokasi Sudirman yang menawarkan produk berbeda dan unik untuk

menarik minat konsumen.

2. Lingkungan Makro

Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia,

menyebabkan kenaikan harga bahan baku berdampak pada naiknya biaya

produksi. Kondisi perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi perkem-

bangan restoran, khususnya di Jakarta. Perkembangan teknologi yang telah

dilakukan antara lain di bidang komunikasi, yaitu penggunaan telepon.

Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan

transaksi khususnya untuk pembeli-an dan penjualan. Pembelian dikaitkan

dengan transaksi terhadap pemasok sementara pen-jualan dikaitkan dengan

konsumen yang melakukan pembelian melalui pesan antar (delivery order

atau DO). Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan restoran

dalam hal keuangan adalah dengan menggunakan laptop untuk mencatat

dan menghitung aliran kas masuk maupun keluar. Pemanfaatan teknologi

dalam produksi antara lain dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk

adonan), blender (penghancur dan pengaduk makanan) dan lain-lain.

Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut dapat mempermudah dan

mempercepat dalam proses produksi. Pecel Lele Lela telah mendapat

sertifikasi halal dari LP POM MUI, sehingga dengan demikian semua

produk yang dihasilkan dijamin kehalalannya. Dalam melaksanakan

usahanya, restoran ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu

telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), memiliki akta notaris,

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), memperoleh izin dari Instansi terkait.

Gaya hidup masyarakat modern cenderung konsumtif dan sering

beraktivitas di luar rumah menyebabkan peningkatan permintaan akan

produk makanan jadi. Peningkatan permintaan makanan ini juga diiringi

dengan perubahan orientasi terhadap makanan yang semula hanya bersifat

sebagai pemuas kebutuhan konsumsi menjadi bersifat peningkatan harga

diri (prestige).

3. Lingkungan Industri

iii

Page 9: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Kemampuan pendatang baru, baik dari segi keuangan, format bisnis

maupun teknologi banyak yang lebih baik. Hal ini menimbulkan persepsi

konsumen mengenai mutu produk pendatang baru sangat baik dan dapat

menjadi ancaman bagi restoran. Adanya inovasi, diferensiasi dan

diversifikasi produk, serta didukung dengan kualitas dan kuantitas produk,

serta pelayanan yang baik, mutlak sangat diperlukan untuk membedakan

Restoran Pecel Lele Lela Cabang Sudirman, dengan restoran lainnya.

Hidangan lele yang menjadi produk andalan dapat digantikan dengan

produk lainnya yang dianggap lebih sehat dan prestisius. Dengan adanya isu

mengenai cara budidaya lele yang jorok dan makanan kelas rendah dapat

mengakibatkan persepsi negatif konsumen tentang hidangan pecel lele,

sehingga dengan mudah konsumen berpindah ke restoran lain yang

menawarkan produk dengan mutu dan harga lebih bersaing.

Kekuatan tawar menawar pemasok di Restoran Pecel Lele Lela ini

lemah dibandingkan pihak restoran. Restoran menggunakan bahan baku

yang mudah diperoleh dari pemasok lokal di wilayah Bogor, sehingga

restoran dapat mencari pemasok lainnya, jika mutu bahan baku yang

diberikan pemasok menurun atau memberikan harga tinggi. Hubungan

dengan pemasok terjalin baik, karena tidak pernah terjadi permasalahan

dalam hal mutu produk, man bahan baku.

Hubungan yang baik juga akan menguntungkan pemasok, karena

dalam suatu sistem agribisnis ikan lele, terjaminnya pasokan dan kepastian

pemasaran dari produk yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang

sangat berperan dalam menjamin kesuksesan dan kesinambungan usaha

(Nugroho, 2007).

Kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat akan mengakibatkan

adanya persaingan usaha restoran di Jakarta meningkat, sehingga konsumen

memiliki banyak alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini

akan berpengaruh pada kinerja restoran dalam menghasilkan laba.

Berdasarkan kenyataan yang ada, maka diferensiasi dan diversifikasi

produk merupakan salah satu hal penting yang harus dilaksanakan.

Keberagaman jenis masakan dan keunikan cita rasa sebagai alternatif

6

Page 10: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

konsumen dalam memilih menu makanan, sehingga konsumen tidak pindah

ke restoran lain. Strategi produk dan harga yang dibuat oleh pihak restoran

memiliki pengaruh yang besar dalam persaingan antar industri sejenis. Pada

dasarnya konsumen ingin mendapatkan produk bermutu, tetapi dengan

harga terjangkau. Pihak restoran dalam mengatasi perma-salahan ini, dapat

melakukan pengembangan produk untuk mencegah kejenuhan konsumen

yangada dan juga untuk meraih pangsa pasar yang baru.

Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pecel Lele Sudirman

1. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi

iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi,

semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan

seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan

bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik

lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa

faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kondisi

ekonomi suatu daerah atau Negara adalah siklus bisnis, ketersediaan

energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa,

pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita. 

Ancaman

a. Inflasi

Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang, artinya kenaikan

harga barang akan mempengaruhi usaha pecel lele lela. Misalnya bahan

pokok seperti beras dan bahan lain juga akan ikut naik dan tentu akan

berpengaruh terhadap usaha lele lela dimana menyebabkan produsen

mau tidak mau harus menaikan harga produk yang dijual atau memilih

mengurangi porsi makanan yang dijual.

a. Perubahan nilai tukar (melemahnya nilai rupiah)

Berdasarkan data Setneg (2008-2012), Pelemahan nilai tukar

rupiah yang semakin berlanjut pada awal tahun 2013 hingga mendekati

Rp.10.000/US$ di satu sisi membuat harga produk ekspor Indonesia

bertambah kompetitif dan di sisi lain dapat menahan pembelian

iii

Page 11: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

domestik terhadap produk impor yang harganya semakin tinggi. Namun

nilai tukar rupiah harus dijaga agar tidak menembus angka psikologis

tersebut mengingat kondisi perekonomian ke depan masih dibayang-

bayangi dengan ancaman kenaikan harga minyak dunia. Melemahnya

nilai tukar tersebut akan berpengaruh terhadap usaha lele lela.

b. Pengaruh harga barang

Perekonomian yang mengancam kenaikan harga BBM, akan

mengakibatkan harga barang lain juga ikut meningkat, sehingga hal ini

akan mempengaruhi biaya variable usaha lela menjadi meningkat.

Peluang

c. Pendapatan perkapita

Berdasarkan data setnag (2008-2012), Peningkatan pendapatan per

kapita menjadi US$ 3.660 membuat Indonesia masuk ke dalam kategori

negara berpendapatan menengah, hal ini dapat menjadi peluang bagi

usaha lela, karena pendapatan menigkat menjadi menengah ke atas,

kemungkinan akan meningkatkan permintaan pecel lele lela juga.

d. Supply tenaga kerja

Adanya Peningkatan pendapatan per kapita mengharuskan untuk

mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan

memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia terampil, hal ini

juga akan menyebabkan Meningkatnya persaingan di dunia pekerjaan,

namun ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, untuk lebih mudah

mendapakan tenaga kerja yang terampil.

e. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012

mengalami peningkatan sebesar 6,5 % disbanding tahun sebelumnya.

Hal ini akan menja di peluang bagi usaha lela untuk dapat

mengembangkan usahanya.

2. Faktor Politik

Peluang

a. Kestabilan pemerintahan

8

Page 12: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Kestabilan pemerintah merupakan faktor yang berpengaruh, karena

kestabilan pemerintah merupakan ukuran mutlak terhadap indikator

indikator lain dalam suatu negara. Kestabilan bisa berpengaruh dalam

hal ekonomi, dalam hal politik, maupun hal lain yang turut berpengaruh

dalam suatu usaha termasuk usaha pecel lele lela ini.

b. Kebijakan perkreditan

Kebijakan perkreditan berpengaruh disaat usaha lele lela

membutuhkan modal tambahan, dan salah satu yang bisa dilakukan

adalah dengan melakukan pengkreditan dengan bank. Dimana dalam

permintaan kredit tentu saja ada hal-hal yang harus diperhatikan sesuai

dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

c. Kebijakan lingkungan hidup

Limbah yang dihasilkan usaha lele berupa limbah minyak yang

berasal dari sisa penggorengan, limbah yang dihasilkan menjadi

peluang usaha lela karena limbah dijual kembali sebagai bahan bakar

pada bus trans pakuan.

Ancaman

d. Kebijakan mengenai upah

Kebijakan upah misalnya saja seperti kebijakan pemerintah dalam

menentukan upah minimum kota/upah minimum regional. Tinggi

rendahnya upah otomatis akan mempengaruhi pembelian/permintaan

konsumen, begitupun dengan permintaan terhadap lele lela. Hal ini

menjadi ancaman bagi usaha lela, mengingat upah yang diberikan

masih berada di bawah dari UMR yaitu Rp 850.000,- /bulanya.

e. Kebijakan Penyesuaian Harga

Berdasarkan data setnag, Penyesuaian harga BBM yang dilakukan

secara seksama, baik waktu, tahapan dan besarannya mengingat akan

diikuti oleh kenaikan berbagai harga secara luas. Di sisi

lain administered inflation sudah pasti akan meningkat akibat kebijakan

kenaikan harga listrik sebesar 15% (secara bertahap/triwulan) dan

kenaikan upah minimum provinsi (UMP). ini dapat menjadi ancaman

iii

Page 13: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

bagi usaha lela, karena dapat meningkatkan biaya operasional usaha

lela.

3. Faktor Teknologi

Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya mencakup penemuan-

penemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau

metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya

bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, meliputi mendesain,

menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang

diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti

perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada

produk atau jasa yang dihasilkan atau cara operasinya. 

Peluang

a. Teknologi di bidang produksi

Penggunaan teknologi yang sesuai dengan produksi menjadi peluang

bagi usaha lele lela untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan

kepuasan konsumen. Penggunaan exhaust yang berfungsi sebagai

penghisap asap hasil produksi.

b. Temuan-temuan baru

Adanya teknologi baru menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk

dapat meningkatkan produktivitas.

c. Perkembangan teknologi informasi

Berkembangnya teknologi informasi, mempermudah usaha lele lela

dalam memasarkan produknya. Lele lela dapat memasarkan produk

nya dengan mudah melalui media social dengan menggunakan biaya

yang murah.

Ancaman

d. Adanya teknologi baru

Adanya teknologi baru yang meningkatkan produktivitas pesaing

menjadi acaman bagi usaha lele lela.

4. Faktor Sosial/Budaya

Peluang

a. Gaya hidup

10

Page 14: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Gaya hidup seseorang biasanya mempengaruhi permintaan dan

konsumsi orang tersebut. Gaya hidup sendiri dipengaruhi oleh

misalnya saja kekayaan atau pendapatan seseorang. Adanya

peningkatan gaya hidup masyarakat menjadi mengah ke atas

merupakan peluang usaha lele lela untuk memperluas dalam

memperoleh pelanggannya.

b. Konsumerisme

Tingkat konsumerisme juga mempengaruhi usaha ini, karena jika

konsumerisme meningkat permintaan juga akan ikut meningkat,

begitupun sebaliknya. Berdasarkan data Republika.co.id (2011) Rata-

rata permintaan pecel lele 100 ton perhari dengan tingkat penawaran

yang masih krang dari 100 ton. ini menunjukkan adanya peluang

usaha lele lela untuk dapat meningkatkan produktivitasnya.

c. Memiliki citra merek yang kuat

Citra merek pecel lele lela dapat menjadi peluang bagi usaha lele lela,

di bandingkan dengan usaha pecel lele sejenis lainnya.

d. Mobilitas sosial

jika mobilitas yang terjadi adalah mobilitas ke atas, misalnya saja

dengan kenaikan jabatan, kenaikan gaju atu hal lain yang sifatnya

positif tantu akan berpengaruh baik dengan usaha karena permintaan

akan meningkat.

Ancaman

e. Mobilitas sosial

Namun jika yang terjadi mobilitas ke bawah, seperti penurunan

jabatan, bangkrut, pemecatan dan hal negatif lain tentu akan menjadi

ancaman bagi usaha karen permintaan konsumen yang menurun.

f. Pesaing baru

Munculnya pesaing baru yang lebih unggul dapat menjadi ancaman

bagi usaha lele lela.

2.2.2 Lingkungan Internal

Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya

saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal

iii

Page 15: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

perusahaan spenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang

diketahuinya dapat diperbaiki.

 Menurut Porter; Analisa internal dikenal dengan rantai nilai yang

memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan

keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai

nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan

harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.

Analisis Faktor Internal Pecel Lele Lela Sudirman

1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Jumlah Pekerja/Karyawan

Jumlah karyawan mempengaruhi faktor internal perushaam. Restoran

Pecel Lele Lela ini memiliki 14 orang jumlah karyawan, terdiri dari;

- 1 orang manajer,

- 1 orang Asisten Manajer,

- 1 orang kepala dan asisten kepala dapur

- 4 orang juru masak

- 1 orang kepala dan asisten kepala frontline

- 6 orang anggota frontline.

Jumlah pekerja yang ada, masih mampu untuk menjalankan kegiatan

operasional dengan lancar pada restoran pecel lele lela sudirman.

b. Job Description

Pada restoring pecel lele lela sudirman, masing-masing pekerja

sudah mempunyai deskripsi pekerjaan sesuai tugas dan  tanggung

jawabnya. Deskripsi pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan 

dalam melakukan pekerjaan, efektivitas dan juga optimalisasi dalam

melakukan  pekerjaan.

Tugas dan fungsi dari masing-masing bagian pada struktur 

organisasi Pecel Lele Lela di Bogor adalah sebagai berikut:

Pemilik /owner

Pemilik pecel lele lela Jln Sudirman No. 22 merupakan orang

yang memiliki resto pecel lele lela. pemilik membeli franchisee dari

12

Page 16: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

pendiri pecel lele lela yaitu Rangga Umara. Pemilik memiliki hak yang

kuat atas restoran Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22.

Tugas dan tanggung jawab pemilik;

- Melakukan pemeriksaan pembukuan keuangan

- Melakukan pemeriksaan tindakan yang dijalankan oleh manajer restoran

- Bertanggungjawab dalam melakukan pembayaran PBB, izin usaha dan

pembayaran hutang pada bank (Bank NISP).

- Pemilik  tidak diwajibkan selalu ada setiap hari pada restoran Pecel Lele

Lela di Jln Sudirman  dikarenakan kesibukannya mengurus bisnis yang

lainnya.

Manajer Restoran

Manajer dari pecel lele lela ini merupakan orang yang diangkat

langsung oleh pemilik dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan

menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah

ditentukan oleh pusat pecel lele lela.

Tugas dan tanggung awab

- Manajer restoran bertanggung jawab atas kelancaran administrasi dan 

operasional

- Mengkoordinir segala keselarasan kegiatan di unit restoran dan  dapur

dari segala aspek operasionalnya, termasuk juga terhadap pengontrolan 

pembiayaan dari target hasil usaha yang selaras dengan tujuan

perusahaan.

- Manajer bertanggung jawab dalam memberikan gaji dan bonus kepada

karyawan sesuai dengan SOP yang telah disepakati antara pemilik dan

manajer.

- Manajer juga bertanggung jawab dalam menerima kritik dan saran yang

diberikan konsumen terhadap pelayanan, produk dan kinerja karyawan.

Chef (Koki)

Koki merupakan orang yang diangkat manajer yang telah memenuhi

syarat yang telah ditentukan dan melakukan tugas dan tanggung

jawabnya di dapur sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

Tugas dan tanggung jawab

iii

Page 17: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

- Chef bertanggung jawab atas persediaan bahan baku untuk mengolah

makanan sesuai dengan kebutuhan dan  keinginan menu, berdasarkan

resep standar dan biaya pembuatan makanan yang telah ditentukan.

- Chef bertanggung jawab dalam menyediakan (memasak) makanan sesuai

dengan pesanan konsumen yang terdapat pada menu yang telah

disediakan.

- Chef bertanggung jawab dalam mempertahankan kualitas rasa dan

kebersihan makanan sesuai dengan SOP resep standar yang telah

ditentukan.

- Chef bertanggung jawab dalam merawat peralatan dan menjaga

kebersihan dapur.

Waiter/waiteress (Pelayan)

Pelayan adalah orang yang diangkat oleh manajer yang telah

memenuhi syarat yang telah ditentukan dan melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

Tugas dan tanggung jawab

- Pelayan  bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan 

meja yang rapih.

- Pelayan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan resto, meja dan

kursi.

- Pelayan bertanggung jawab dalam membersihkan peralatan makan

setelah digunakan oleh konsumen.

- Pelayan bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam penghidangan

makanan dan  minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap

konsumen yang datang ke  restoran sesuai standar pesanan dari

konsumen.

Delivery Crew (Staf Pengantar)

Delivery dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai Delivery

Crew.

Tugas dan tanggung jawab

- Delivery crew bertugas mempersiapkan perlengkapan delivery dan

kondisi motor  dalam keadaan baik.

14

Page 18: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

- Delivery crew bertugas memastikan bahwa makanan yang dibawa sesuai

pesanan  konsumen, dan menyampaikan laporan keluhan konsumen.

Kasir

Kasir di pecel lele lela dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai

petugas kasir.

Tugas dan tanggung jawab

Tugas dan tanggung jawab kasir yaitu memberikan bill kepada konsumen

serta bertanggung jawab untuk menerima pembayaran.

c. Tingkat Pendidikan Pekerja/Karyawan

Jenjang pendidikan yang dimiliki pada pekerja pecel lele lela

sudirman tergolang menengah. Latar belakang pendidikan karyawan

paling rendah tingkat SMP dan paling tinggi tingkat Sarjana (Strata 1).

Namun, untuk meningkatkan kualitas pekerjanya, pecel lele lela

sudirman terlebih dahulu melakukan training sebelum penerimaan

karyawan-karyawannya. Semua karyawan baru juga diberikan waktu

untuk di training selama 10 hari untuk teori di pusat Pecel Lele Lela dan

enam hari praktek di tempat kerja.

d. Sistem Gaji

Sistem penggajian yang diterima oleh seluruh karyawan secara bulanan.

Setiap karyawan diberikan gaji pokok, uang transportasi, uang makan,

seragam, bantuan kesehatan, bonus, bantuan pinjaman untuk Down

Payment (DP) kendaraan bermotor, pemberian THR (Tunjangan Hari

Raya) satu kali gaji serta pemberian parsel pada hari raya.

2. Aspek Pemasaran

a. Market-share Pecel Lele Lela

Market-Share adalah presentase (share) yang dapat kita capai dari

jumlah keseluruhan konsumen (market) yang bisa memakai/atau

membeli produk kita pada suatu wilayah tertentu.

Sedangkan untuk permintaan pecel lele didaerah bogor diperoleh dari

data Jabodetabek = 100.000 kg /hari (Republika.co.id,2011)

Maka, untuk permintaan pecel lele di daerah Bogor (jumlah penduduk

3,39% dari jumlah jabodetabek) dapat diasumsikan sebesar

iii

Page 19: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

3,39 % x 100.000=¿3390 kg/hari. Sedangkan pada pecel lele lela yang

berada di Jln. Sudirman No. 22, mampu menyediakan pecel lele sebesar

53 kg/ hari. Maka untuk market-share pecel lele lela tersebut untuk

daerah bogor, dapat diperoleh sekitar 1,56 %

Diperoleh dari: 53 kg/hari

3.390 kg/harix100 %=1,56 %

Kesimpulannya

bahwa Pecel Lele Lela cabang Jl. Sudirman no.22 Bogor mampu

menyediakan 1,56% dari permintaan total Pecel lele di Kota Bogor.

1. Segmentasi Pasar Pecel Lele Lela

Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah:

Aspek demografi

Pecel lele lela dapat dikonsumsi oleh semua umur. Selain memiliki

cita rasa yang enak dan lezat juga terdapat kandungan gizi yang

mendukung peningkatan kesehatan masyarakat. Pecel lele lela juga

menempatkan dirinya untuk kalangan menengah keatas.

2. Menetapkan pasar Sasaran (targeting)

Setelah segmen-segmen diketahui,selanjutnya perusahaan perlu

mengevaluasi dan dilanjutkan dengan memutuskan beberapa segmen pasar

yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani.

Target pasar pecel lele lela pada umumnya anak-anak muda yang

mengadakan perkumpulan, mengadakan diskusi-diskusi kecil, keluarga,

perkumpulan arisan, orang-orang perkantoran. Mereka yang merasa bahwa

restoran pecel lele lela tepat untuk berkumpul sambil menikmati kelezatan

pecel lele lela.

3. Menentukan Posisi Pasar (positioning)

16

1.56%

98.44%

Saleslele lelapermintaan pe-cel lele kota bogor

Page 20: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki,

selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam

segmen tersebut.

Pecel lele lela menempatkan atau memposisikan pasar yaitu dengan

memfokuskan bahwa pecel lele lela memiliki kandungan gizi yang

mendukung peningkatan kesehatan masyarakat dan produk yang

dimilikinya mempunyai sesuatu nilai yang lebih dari produk sejenis

lainnya, sesuai dengan visinya adalah “Menjadi Brand Nasional

kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat yang seluas-luasnya

bagi seluruh masyarakat, mitra usaha dan karyawan serta membawa

makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional”.

Bauran Pemasaran

Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang

mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

mix).Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan

harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran

yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.Namun kini hal

tersebut semakin berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion,

dan price. Namun juga mengenai place, people, process, dan physical

evidence.

Berikut uraian strategi bauran pemasaran yang dilakukan pada Restoran

Pecel Lele Lela.

a. Produk (product)

Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan

ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau

dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Penentuan Logo dan moto

Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan

serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam

melayani masyarakat. logo dan moto harus dirancang dengan benar

(Kasmar dan Jakfar, 2003).

iii

Page 21: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Pada resto pecel lele lela Sudirman logo dan moto ditentukan oleh

pecel lele lela pusat. Logo pada pecel lele lela bergambar kartun lele

dengan tulisahan “pecel lele lela” dibawahnya, seperti pada (Gambar 1.)

Gambar 1. Logo Pecel Lele Lela

Sedangkan moto pada pecel lele lela, “Bersama Kami PECEL LELE

AKAN MENDUNIA”.

Merek

Merek pecel lele lela ditentukan oleh pusat pecel lele lela yang

kemudian berlaku pada resto pecel lele lela sudirman. Merek pecel lele lela

merupakan singkatan dari pecel lele lebih laku. Untuk menarik perhatian,

merek pecel lele lela di dkaitkan dengan pengunjung yang bernama Lela

(tanpa sambungan apapun) bisa “makan gratis seumur hidup” di pecel lele

lela. tidak hanya pemilik nama lela, pengunjung yang sedang berulang

tahun juga bisa “makan gratis” di pecel lele lela hanya dengan

menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya.

Di restoran Pecel Lele Lela tersedia berbagai macam produk olahan

yang berbahan baku ikan lele. Produk olahan dari ikan lele ini sangat

diminati oleh konsumen, menu yang disajikan di pecel lele lela sangat

beragam (Lampiran 1.) mulai dari lele original, lele siram saus (lele yang

digoreng kering dan di siram beragam pilihan saus), lele goreng tepung,

sampai lele fillet (lele tanpa tulang, kepala, dan buntut yang disajikan

dengan beragam pilihan sambal/saus/kuah).

b. Harga (price)

Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing

mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

18

Page 22: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknyya produk

yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal

terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak berlakunya produk

tersebut di pasar.

Pecel lele lela Jln. Sudirman dalam menentukan harga produk

olahannya berdasarkan pusat pecel lele lela, yaitu dengan penetapan harga

berdasarkan biaya dengan markup sebesar 49,83%.

c. Tempat (place)

Untuk dapat menikmati hidangan yang tersedia pada menu pecel lele lela,

konsumen dapat mengunjungi berbagai resto pecel lele lela termasuk resto

pecel lele lela yang berada dijalan Sudirman No.22 Bogor dengan luas

± 4,5 x16 m. Selain pada resto pecel lele lela, konsumen juga dapat

menikmati menu pecel lele lela melalui delivery order, yaitu dengan

layanan pemesanan antar. Hanya dengan menelepon ke resto (0251-

9706060) akses dari jam 09.30 sampai dengan jam 21.00 WIB. Konsumen

dapat memesan menu apa saja yang tersedia di pecel lele lela, dengan

kondisi;

- Pemesanan maksimum 5 km dari pecel lele lela sudirman

- Tanpa minimum pemesanan

d. Promosi (promotion)

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam

aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen,

yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang

produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung

maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian.

Pecel lele lela jalan Sudirman No.22 Bogor mempromosikan

usahanya pada masyarakat luas melalui papan nama yang berada pada

resto pecel lele lela sudirman. pecel lele lela juga melakukan promosinya

melalui media social (facebook dan twitter), namun promosi ini dilakukan

oleh pihak pusat untuk memperkenalkan setiap cabang pecel lele lela

termasuk pecel lele lela Sudirman,Bogor.

e. Orang (people)

iii

Page 23: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

People merupakan aset utama dalam Restoran Pecel Lele Lela,

terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi.

Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan

menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan, knowledge

(pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal

perusahaan dan pencitraan yang baik di luar.

Dalam pelayanannya, pecel lele lela sudirman menjalankan SOP

sesuai dengan yang diterapkan pada pecel lele lela pusat kepada pegawai

dalam bentuk memberikan kata sapaan kepada setiap pelanggan yang

berkunjung ke pecel lele lela. Seperti ;”selamat pagi, selamat datang di

pecel lele lela”. Selalu pagi di lele lela, adalah kesan yang timbul saat

menikmati pecel lele lela. Hal ini meruapakan bagian untuk membangun

semangat kepada para pelanggan maupun pegawai pecel lele lela sendiri.

Selain itu pegawai pecel lele lela juga menggunakan seragam (kaos)

sebagai penunjang dalam melayani konsumen.

f. Bukti Fisik (physical evidence)

Bangunan merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang

menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen.Perhatian

terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lighting system, dan

tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat

mempengaruhi mood pengunjung.

Dekorasi yang terdapat pada pecel lele lela sudirman mengikuti

SOP yang ditentukan oleh pecel lele lela pusat. Yaitu dengan dekorasi

warna ruangan yang merupakan perpaduan antara warna hijau, kuning dan

putih. Warna yang ditentukan merupakan pencitraan pada pecel lele lela

untuk menciptakan suasan fresh dan meningkatkan mood pengunjung.

Selain itu, pecel lele lela sudirman juga menyediakan tempat yang

nyaman, dengan fasilitas seperti wastafel, toilet, mushola, tv, kipas angin,

serta tempat parkir yang luas.

g. Proses (process)

Dalam proses penyediaan pesanan makanan dari pelanggan, pecel

lele lela melakukan proses produksi/pembuatan pada tempat/ruangan

20

Page 24: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

dapur tertutup, sedangkan pada proses penyediaan pesanan minuman dari

pelanggan, pecel lele lela sudirman melakukan proses produksi/pembuatan

pada ruangan yang terbuka seperti yang terlihat pada layout (Lampiran).

Kesimpulan bahwa dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, pecel Lele Lela

dikatakan layak untuk menjalani usahanya karena sudah memenuhi kriteria

aspek pasar dan pemasarannya.

3. Aspek Keuangan

- Modal usaha pecel lele lela memakai uang pribadi owner dan pinjaman

kepada BPR.

- Pencatatan keuangan dalam restoran ini dilakukan dengan baik oleh

manajer yang bertugas mencatat dan bertanggung jawab dalam aktivitas

keuangan.

- Pencatatan dilakukan pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran,

penjualan, pembelian bahan baku dan lain-lain. Pencatatan ini dilakukan

setiap hari dan akan dilaporkan pada manajer setiap harinya. Sistem

pencatatan keuangan dilakukan menggunakan komputer dan tulis tangan,

untuk sistem pembayaran menggunakan mesin hitung.

4. Aspek Produksi dan Operasi

- Melakukan kontrol kualitas mulai dari pengadaan bahan baku proses

pengolahan sampai denga penyajian ke meja konsumen dilakukan untuk

menjaga kualitas produk.

- Sistem penggunaan bahan baku oleh bagian pengolahan masakan

menggunakan pola first in first out (FIFO) sesuai tanggal produksi yang

tercantum pada bahan baku sehingga diharapkan tidak ada bahan baku

yang habis masa umur pakainya.

- Untuk efisiensi dan kelancaran tugas memasak, seluruh personil yang

bertugas di dapur bisa memasak menu yang ditawarkan restoran. Setelah

konsumen melakukan order pada waiter/waitress, pesanan diteruskan

pada bagian dapur, kasir dan bartender. Setelah makanan selesai dibuat,

waiter/ waitress akan melakukan pemeriksaan terakhir terhadap daftar

makanan/minuman yang dipesan agar tidak ada kesalahan kemudian akan

mengantarkan kepada pemesannya.

iii

Page 25: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

2.3 Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman

2.3.1 Penentuan Variabel Faktor Eksternal

a) Variabel dan Deskriptor Eksternal

1. Variabel politik, deksriptornya;

- Kestabilan pemerintahan

- Kebijakan perkreditan

- Kebijakan lingkungan hidup

- Kebijakan mengenai upah

- Kebijakan penyesuaian harga

- Kebijakan mengenai keamanan makanan

- Kebijakan pajak dan tarif

- Kebijakan mengenai izin usaha

- Kebijakan mengenai keamanan berusaha

2. Variabel ekonomi, deksriptornya;

- Pertumbuhan ekonomi

- Kemudahan mendapatkan dana dan kredit

- Nilai tukar mata uang

- Supply tenaga kerja

- Tingkat Inflasi

- Pengaruh harga barang

- Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya

3. Variabel sosial/budaya dan demografi, deksriptornya;

- Gaya hidup

- Tingkat konsumerisme

- Citra merek yang kuat

- Munculnya pesaing

- Sikap terhadap kualitas/mutu produk

4. Variabel teknologi, deksriptornya;

- Kecepatan dalam mengakses informasi

- Perkembangan teknologi dibidang produksi

- Ketepatan penggunaan teknologi

22

Page 26: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

- Perkembangan teknologi dibidang pemasaran

- Temuan teknologi baru

b) Penentuan Variabel Faktor Eksternal

Penentuan variabel faktor eksternal dilakukan berdasarkan teknik

Delphi. Teknik Delphi merupakan Suatu tahapan analisis data yg

dikembangkan oleh Rand Corporation tahun 1950-an

“Delphi technique is forecasting aid based on concensus of a panel

expert”, dimana Teknik Delphi mengembangkan pendapat para ahli

mengenai suatu permasalahan tertentu sampai akhirnya didapat suatu

konsensus mengenai permasalahan tersebut.

c) Klasifikasi Ekspert (Pakar)

Dalam penentuan variabel faktor eksternal dengan menggunakan

teknik delphi, memerlukan beberapa dari Ekspert (pakar). Klasifikasi

ekpert terdiri dari praktisi dan akademisi.

a. Praktisi

Menduduki posisi manajerial di perusahaan dan mempunyai wewenang

membuat keputusan strategis. Praktisi yang berperan dalam pengisian

kuesioner yang dilakukan oleh kelompok 1 mengenai pengaruh faktor

eksternal pada resto Pecel Lele Lela berjumlah 5 orang, yang terdiri dari;

- Manajer Pecel lele lela

- Penanggung jawab usaha sejenis yaitu; owner pecel lele Malabar,

supervisor resto Dapur Geulis, owner Rumah Makan Malabar, owner

Rumah Makan Djogja.

b. Akademisi

Peneliti, pengamat, konsultan yang memberikan kontribusi penting

kepada organisasi.

Akademisi yang berperan dalam pengisian kuesioner yang dilakukan

oleh kelompok 1 mengenai faktor pengaruh eksternal pada resto pecel

lele lela berjumlah 6 orang. Akademisi yang berperan adalah dosen

Diploma IPB yang terdiri dari;

- Firman Muhammad Basar (dosen program keahlian gizi)

- Eddy Setyo M (dosen program keahlian gizi)

iii

Page 27: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

- Elah Nurlaela (dosen program keahlian gizi)

- Tita Nopitawati, M.Si (dosen program keahlian perikanan)

- Purana Indrawan (dosen manajemen agribisnis)

- Rahmat Saleh (dosen akuntansi)

d) Ringkasan Data Dari Kuesioner

Ringkasan data dari kuesioner berisi rata-rata, median atau kuartil

dari jawaban para ahli yang disesuaikan dengan kondisi dan teori untuk

faktor eksternal pada resto Pecel Lele Lela.

Dengan ketentuan Pembobotan nilai jawaban :

Sangat Penting = 5

Penting = 4

Sedang/tidak penting = 3

e) Responden Pakar

Kasus ; resto pecel lele lela sudirman

Wawancara ; 11 orang pakar bidang makanan yang berhasil ditemui

Peneliti ; kelompok 1

1. Firman Muhammad Basar

Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi

2. Tita Nopitawati, M.Si Dosen Diploma IPB Program Keahlian Perikanan

3. Purana Indrawan Dosen Diploma IPB Program Keahlian MAB

4. Eddy Setyo M Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi

5. Elah Nurlaela Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi

6. Rahmat Saleh Dosen Diploma IPB Program Keahlian Akuntansi

7. Tedy Praktisi manajer Pecel Lele Lela Sudirman

8. Murti Praktisi Owner Rumah Makan Malabar

9. Iwan Praktisi Owner Rumah Makan Djogja

10.

Putri Ferayanti Praktisi supervisor Resto Dapur Geulis

11.

Sudarsono Praktisi Owner Pecel Lele Malabar

24

Page 28: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Hasil Analisis Gabungan (Setelah Pembobotan)

Variabel dan Deskriptornya

Skor Kepentingan1. Politik

a. Kestabilan pemerintahan 4 Penting

b. Kebijakan perkreditan 4 Penting

c. Kebijakan lingkungan hidup 4 Penting

d. Kebijakan mengenai upah 4,5 Sangat Penting

e. Kebijakan penyesuaian harga 4,2 Penting

f. Kebijakan mengenai keamanan makanan 4,7 Sangat Penting

g. Kebijakan pajak dan tarif 4,4 Penting

h. Kebijakan mengenai izin usaha 4,5 Sangat Penting

i. Kebijakan mengenai keamanan berusaha 4,7 Sangat penting

Rata – Rata Skor 4,33 Penting

Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan

2. Ekonomi

a. Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya 4,3 Penting

b. Pengaruh harga barang 4,8 Sangat Penting

c. Tingkat Inflasi 4,4 Penting

d. Supply tenaga kerja 4,3 Penting

e. Nilai tukar mata uang 4,1 Penting

f. Kemudahan mendapatkan dana dan kredit 4,1 Penting

g. Pertumbuhan ekonomi 4,3 Penting

Rata - Rata Skor 4,32 Penting

Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan

3. Teknologi

a. Kecepatan dalam mengakses informasi 4.3 Penting

b. Perkembangan teknologi dibidang produksi 4,5 Sangat Penting

c. Ketepatan penggunaan teknologi 4,2 Penting

iii

Page 29: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

d. Perkembangan teknologi dibidang pemasaran 4,5 Sangat penting

e. Temuan teknologi baru 4,2 Penting

Rata – Rata Skor 4,34 Penting

Variabel dan Deskriptornya

Skor Kepentingan4. Sosial/Budaya dan Demografi

a. Gaya hidup 4 Penting

b. Tingkat konsumerisme 4,4 Penting

c. Citra merek yang kuat 4,4 Penting

d. Munculnya pesaing 4,6 Sangat Penting

e. Sikap terhadap kualitas/mutu produk 4,6 Sangat Penting

f. Trend yang berkembang di masyarakat 4 Penting

Rata – Rata Skor 4,33 Penting

Skor Tiap Aspek

Masing – masing skor pada setiap aspek di tabel hasil analisis

gabungan di jumlah dan dibagi dengan jumlah keseluruhan skor dan hasil

yang di dapat di hitung dalam bentuk presentase.

Aspek Skor Bobot (%)

Politik 4,32 (4.32/17.3) = 24.9

Ekonomi 4,33 (4.33/17.3) = 25

Teknologi 4,34 (4.34/17.3) = 25

Sosial/Budaya & demografi 4,33 (4.33/17.3) = 24.9

Jumlah 17,3 100 %

2.3.2 Formulasi Strategi Pecel Lele Lela

1) Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

26

Page 30: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Penentuan eksternal pada pecel lele lela di dasarkan pada teknik

Delphi yang telah dilakukan sebelumnya, berdasarkan pandangan dari

praktisi dan akademisi yang telah berpengalaman dibidangnya. Deskriptor

yang yang terdapat pada eksternal (peluang dan ancaman) di peroleh dari

skor tertinggi dengan tingkat kepentingan “sangat penting” pada masing-

masing variabel yang berkaitan dengan keadaan eksternal pecel lele lela

Sudirman saat ini.

a. Peluang (Opportunity)

Variabel sosial/budaya dan demografi

1. (Tingkat konsumerisme dan sikap kualitas mutu)

Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan

2. (Gaya hidup)

Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar

Variabel ekonomi

3. (Supply tenaga kerja)

Tersedianya tenaga kerja

Variabel Teknologi

4. (Perkembangan teknologi dibidang pemasaran)

Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi

dalam kegiatan pemasaran/promosi.

5. (Perkembangan teknologi dibidang produksi)

Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.

6. (Kebijakan mengenai keamanan makanan)

Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.

b. Ancaman (Threat)

Variabel sosial/budaya dan demografi

1. (Munculnya pesaing)

Persaingan usaha sejenis

2. (Trend yang berkembang di masyarakat)

Perubahan selera konsumen

Variabel ekonomi

3. (Pengaruh harga barang)

iii

Page 31: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Kenaikan harga bahan baku

4. (Pertumbuhan ekonomi)

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha

makanan.

Variabel Lingkungan

5. (Kebijakan lingkungan hidup)

Adanya isu pencemaran lingkungan

6. (Kebijakan mengenai izin usaha)

Tinggi nya biaya perizinan usaha

Variabel Politik

Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon

2) Internal

Penentuan internal pada pecel lele lela di dasarkan pada hasil

wawancara kepada manajer pecel lele lela sudirman pada beberapa aspek

(finansial, manajemen, SDM, produksi serta pasar dan pemasaran) yang

dapat mempengaruhi keadaan internal pecel lele lela sudirman saat ini.

a. Kekuatan (Strenght)

1. Brand Image

2. Tenaga terlatih

Pegawai yang ada di pecel lele lela sudirman sudah terlatih, karena

sebelum masuk menjadi pegawai, dilakukan training terlebih dahulu,

untuk mendidik para calon pegawai agar lebih terlatih dan siap bekerja

dengan baik.

3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa

4. Kebersihan dan kenyamanan tempat

5. Memiliki lokasi yang strategis

6. Keramahan dan kesopanan karyawan

b. Kelemahan (Weakness)

1. Kegiatan Promosi kurang gencar

2. Pengorganisasian kerja kurang teratur

Hal ini disebabkan karena masih ada pekerja yang bertugas merangkap,

pelayan sekaligus menjadi kasir.

28

Page 32: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

3. Tidak ada paket-paket makanan dan diskon khusus

4. Tempat parkir terbatas

Hal ini disebabkan karena frenchise pecel lele lela Sudirman terletak pada

ruko-ruko sehingga penggunaan parkir untuk umum.

5. Kurang menerapkan kemajuan teknologi

Teknologi yang digunakan dalam pengolahan produksi masih tergolong

sederhana/semi modern.

2.3.3 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal(external strategic factors analysis summary: EFAS)

Penyusunan matriks EFE

Identifikasi faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman

- Pembobotan terhadap masing-masing faktor berkaitan dengan

pengaruhnya terhadap faktor strategis, mulai dari 1,00 (sangat penting)

sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk

keseluruhan faktor adalah 1,00.

- Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya

terhadap kondisi sistem. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor).

- Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (semakin besar

peluang semakin besar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan

untuk ancaman dilakukan sebaliknya (semakin besar ancaman semakin

kecil nilai rating).

- Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk

menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor. Jumlah skor

terbobot menentukan kondisi eksternal sistem. Jika total skor terbobot

≥ 2,5 berarti sistem mampu merespon kondisi eksternal yang ada.

Identifikasi faktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan

- Pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 (sangat

penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk

keseluruhan faktor adalah 1,00.

iii

Page 33: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

- Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya

terhadap permasalahan. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor).

- Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif (semakin besar

kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan

untuk kelemahan dilakukan sebaliknya.

- Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk

menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor.

- Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi internal sistem. Jika

nilai total skor terbobot ≥2,5 berarti kondisi internal sistem memiliki

kekuatan untuk mengatasi situasi.

Penentuan Nilai Bobot Dengan Menggunakan Metode AHP

Penentuan nilai bobot Pecel Lele Lela Sudirman dilakukan dengan

menggunakan matriks banding berpasangan metode AHP (lampiran)

Metode ini digunakan agar nilai bobot yang diperoleh dapat

mengurangi tingkat subjektivitas sehingga hasilnya menjadi lebih objektif.

Tingkat objektivitas nilai bobot dapat dilihat dari nilai rasio

inkonsistensinya.

Faktor-faktor Internal Kunci Bobot RatingNilai

terbobot

Kekuatan :

Brand Image 0.10 4 0.40

Tenaga Terlatih 0.13 3.5 0.45

Kelezatan dan Cita Rasa 0.09 4 0.36

Lokasi Strategis 0.05 4 0.19

Kebersihan dan Kenyamanan Tempat 0.18 3 0.54

Keramahan dan Kesopanan Karyawan 0.18 3.5 0.62

Kelemahan :

Kegiatan Promosi Kurang Gencar 0.07 1 0.07

Pengorganisasian Kurang teratur 0.07 2 0.15

Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus 0.06 2 0.12

Tempat Parkir Terbatas 0.02 1 0.02

Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi 0.06 1.5 0.09

30

Page 34: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Jumlah 1.00 3.00

Faktor-Faktor Eksternal Kunci Bobot RatingNilai

TerbobotPeluang:Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan

0.04 3 0.12

Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar

0.05 3.5 0.16

Tersedianya tenaga kerja 0.08 3 0.24Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi.

0.04 3.5 0.15

Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.

0.06 3 0.18

Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.

0.13 4 0.53

Ancaman:Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon 0.09 1.5 0.13 Tinggi nya biaya perizinan usaha 0.01 3 0.04Adanya isu pencemaran lingkungan 0.10 3 0.31Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan.

0.12 2 0.24

Perubahan selera konsumen 0.07 1.5 0.11Persaingan usaha sejenis 0.07 1.5 0.10Kenaikan harga bahan baku 0.17 2 0.35

Jumlah 1.04 2.66

Bagan 2 Formulasi Strategi

iii

Page 35: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

BAB IIIKESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dan IFAS, koordinat dari faktor

internal dan ekstrnal terdapat pada titik (3,00 ; 2,66) yaitu pertumbuhan melalui

integrasi horizontal yang artinya strategi berfokus pada produk. strategi yang

sebaiknya dilakukan oleh Pecel Lele Lela Sudirman adalah dengan menciptakan

varian menu baru, membuat paket paket menu baru dengan diskon khusus. Selain

itu, Pecel Lele Lela Sudirman bisa juga menjalin hubungan kemitraan dengan

usaha makanan atau minuman lainnya untuk memperbanyak varian menu,

sehingga konsumen tidak merasa bosan.

32

Page 36: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

LAMPIRAN

Metode AHP

1. Matriks Banding Berpasangan Faktor Internal

Brand Image

Tenaga Terlatih

Kelezatan dan Cita

Rasa

Lokasi Strategis

Kebersihan dan

Kenyamanan Tempat

Keramahan dan

Kesopanan Karyawan

Kegiatan Promosi Kurang Gencar

Pengorganisasian Kurang teratur

Tidak Ada Paket

Makanan dan Diskon Khusus

Tempat Parkir

Terbatas

Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi

dalam pengolahan

produksi

Bobot

Brand Image 1 1/3 1/3 3 1/5 1/9 7 3 3 5 2 0.10

Tenaga Terlatih 3 1 3 1/5 1/5 1/7 7 9 5 1 3 0.13

Kelezatan dan Cita Rasa 3 1/3 1 3 1/5 1/5 3 3 3 3 3 0.09Lokasi Strategis 1/3 5 1/3 1 1/5 1 1/5 1/3 1/3 3 1/3 0.05Kebersihan dan Kenyamanan Tempat 5 5 5 5 1 1 1 9 5 5 3

0.18

Keramahan dan Kesopanan Karyawan 9 7 5 1 1 1 1 1/7 7 7 5

0.18Kegiatan Promosi Kurang Gencar 1/7 1/7 1/3 5 1 1 1 3 1 2 3

0.07Pengorganisasian Kurang Teratur 1/3 1/9 1/3 3 1/9 7 1/3 1 4 2 1/5

0.07

Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus 1/3 1/5 1/3 3 1/5 1/7 1 1/4 1 3 5

0.06

Tempat Parkir Terbatas 1/5 1 1/3 1/3 1/5 1/7 1/2 1/2 1/3 1 1/30.02

Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi dalam pengolahan produksi

½ 1/3 1/3 3 1/3 1/5 1/3 5 1/5 3 10.06

Total 1.00

iii

Page 37: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

2. Matrik Banding Berpasangan Faktor Eksternal

Komponen

Meningkatnya kesadaran

konsumen tentang manfaat lele bagi

kesehatan

Peralihan gaya hidup

masyarakat yang

cenderung makan diluar

Tersedianya tenaga

kerja

Kemajuan teknologi

dalam informasi

Akses teknologi

berdampak pada Bahan baku yang

mudah didapat

Produk aman dan

halal dikonsumsi,

dan memiliki sertifikat

halal

Kenaikan tarif BBM, listrik dan

telepon

Tinggi nya biaya

perizinan usaha

Adanya isu pencemara

n lingkungan

Meningkatnya pertumbuhan

ekonomi, menyebabkan menjamurnya

usaha makanan

Perubahan selera

konsumen

Persaingan usaha sejenis

Kenaikan harga bahan baku

Bobot

Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan

1 3 1/3 2 1/3 1/5 1/5 3 1/3 1/4 3 1/4 1/5 0.04

Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar

1/3 1 1/5 1/5 5 1/7 1/3 3 1/5 5 1/4 1/3 1/7 0.05

Tersedianya tenaga kerja

3 5 1 3 1/2 1/3 1/2 5 1/3 3 1/3 5 1/3 0.08

Kemajuan teknologi dalam informasi

½ 5 1/3 1 1/2 1/3 1/3 3 1/5 3 1/3 1/2 1/5 0.04

Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat

3 1/5 2 2 1 1 5 3 1/7 3 1/3 1/3 1/4 0.06

Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal

5 7 3 3 1 1 4 3 1/3 5 5 3 5 0.13

Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon

5 3 2 3 1/5 1/4 1 9 5 1/3 1/5 1/3 1/9 0.09

Tinggi nya biaya perizinan usaha

1/3 1/3 1/5 1/3 1/3 1/3 1/9 1 1/5 1/3 1/3 1/7 1/9 0.01

Adanya isu pencemaran lingkungan

3 5 3 5 7 3 1/5 5 1 3 1/2 1/4 1/5 0.10

34

Page 38: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan

4 1/5 1/3 1/3 1/3 1/5 3 1/3 1/3 1 1/5 1/3 1/7 0.03

Perubahan selera konsumen

1/3 4 3 3 3 1/5 5 1/3 2 5 1 5 9 0.12

Persaingan usaha sejenis

4 3 1/5 2 3 1/3 3 1/7 4 3 1/5 1 1/50.07

Kenaikan harga bahan baku

5 7 3 5 4 1/5 9 9 5 7 1/9 5 10.17

Total 1.00

iii

Page 39: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Tabel Matriks SWOTSetelah menganalisis aspek internal eksternal, dan melihat juga dari hasil IFAS dan EFAS maka strategi yang bisa dilakukan adalah

sebagai berikut :

INTERNAL

EKSTERNAL

Strength (S)

1. Brand Image

2. Tenaga terlatih

3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa

4. Kebersihan dan kenyamanan tempat

5. Memiliki lokasi yang strategis

6.Keramahan dan kesopanan

karyawan

Weaknesses (W)

1. Kegiatan Promosi kurang gencar

2. Pengorganisasian kerja kurang teratur

3. Tidak ada paket-paket makanan dan

diskon khusus

4. Tempat parkir terbatas

5. Kurang menerapkan kemajuan

teknologi

Oppurtunities (O)

1. Konsumerisme

2. Gaya hidup

3. Supply tenaga kerja)

4. Meningkatnya kesadaran

konsumen tentang manfaat lele bagi

kesehatan

5. Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar

Strategi SO

a. Menciptakan variasi menu baru

b. Memanfaatkan teknologi untuk

meningkatkan mutu layanan dan

keamanan pangan

c. Meningkatkan layanan

Strategi WO

a. Melakukan promosi sendiri melalui

internet, penyebaran leaflet, dan radio

lokal

b. Membuat paket hemat dan pemberian

diskon

36

Page 40: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

6. Tersedianya tenaga kerja7. Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi.8. Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.9. Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.

Threats (T)

1. Tinggi nya biaya perizinan usaha2. Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon3. Adanya isu pencemaran lingkungan4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan.5. Perubahan selera konsumen6. Persaingan usaha sejenis7. Kenaikan harga bahan baku

Strategi ST

a. Menjaga brand image

b. Konsisten mempertahankan

kelezatan dan cita rasa

c. Mengoptimalkan layanan kepada

konsumen

Strategi WT

a. Memanfaatkan kemajuan teknologi

untuk efisiensi dan peningkatan mutu

produk dan pelayanan.

b. Mrningkatkan koordinasi kerja antar

karyawan.

c. Menjalin hubungan baik dengan

lingkungan

iii

Page 41: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

38

Page 42: Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

iii