antropologi makalah kel.10-1

14
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari s budaya, perilaku, keanekaragaman, dan sebagainya. Pendidikan dapat diartika sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan d diperoleh melalui lembaga formaldan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak ke dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat, pendidikan memiliki fungsi yang sangat b dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan. Analisis Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Pengertian Antropologi Pendidikan 2. Bagaimana hubungan Antropologi tersebut dengan pendidikan 3. Pengertian Kurikulum, serta 4. Peranan Antropologi dalam Pengembangan Kurikulum Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai antropologi serta hubungannya dengan pendidikan juga peranan antropo dalam pengembangan kurikulum. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi salah satu tugas antropologi pendidikan.

Upload: ayusityamurti

Post on 22-Jul-2015

415 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan sebagainya. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat, pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan. Analisis Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:1. Pengertian Antropologi Pendidikan 2. Bagaimana hubungan Antropologi tersebut dengan pendidikan

3. Pengertian Kurikulum, serta 4. Peranan Antropologi dalam Pengembangan Kurikulum Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai antropologi serta hubungannya dengan pendidikan juga peranan antropologi dalam pengembangan kurikulum. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi salah satu tugas antropologi pendidikan.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Antropologi Pendidikan Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. *William A. Havilan: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. *David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. *Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

1

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Jadi dapat disimpulkan bahwa Aqntropologi Pendidikan adalah suatu ilmu yang membahas tentang manusia dan sikap yang dimilikinya baik itu dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya yang bermanfaat dalam ilmu pengetahuannya. B. Hubungan Antropologi dengan Pendidikan Antropologi pendidikan adalah cabang spesialisasi yang termuda dalam antropologi. Antropologi sebagai kajian manusia dan cara-cara hidup mereka, yang muncul pada saat lahirnya gagasan oleh semangat etnografi, arkeologi, geologi dan terutama di dorong oleh semangat Darwinisme. Dengan didorong oleh konsep evolusi organisme, mulailah berkembang Antropologi dengan pandangan bahwa pada dasarnya semua kebudayaan manusia berkembang melalui tahap-tahap yang menjurus kearah kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Eropa dan Amerika. Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan Pada dasarnya, antropologi pendidikan mestilah merupakan sebuah kajian sistematik, tidak hanya mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, tetapi juga tentang asumsi yang dipakai antropolog terhadap pendidikan dan asumsi yang dicerminkan oleh praktek-praktek pendidikan.(Imran Manan, 1989). Dengan mempelajari metode pendidikan kebudayaan maka antropologi bermanfaat bagi pendidikan. Dimana para pendidik harus melakkan secara hati-hati.

1

Hal ini disebabkan karena kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat unik, sukar untuk dibandingkan sehingga harus ada perbandingan baru yang bersifat tentatif. Setiap penyeldikan yang dilakukan oleh para ilmuwan akan memberikan sumbangan yang berharga dan mempengaruhi pendidikan. C. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berlari/berlari cepat. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga (adopsi dari bidang olahraga) pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarah yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai dengan finish.

Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai satu tujuan pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan. Sebagai tanda atau bukti bahwa seseorang peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan adalah dengan sebuah ijazah atau sertifikat.

Latar Belakang Kurikulum, ialah tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih peserta didik secara professional sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya kepada pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga untuk melaksanakan tugas tersebut guru harus berpedoman pada suatu alat yang disebut kurikulum. Pengertian secara umum kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pengajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan belajar mengajar (UU No. 2 Tahun 1989). D. Peran Antropologi dalam Pengembangan Kurikulum. Kurikulum sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar), hendaknya dapat mencakup pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh siswa dalam kegiatan belajar di sekolah.

1

pengalaman-pengalaman ini mencakup tujuan khusus, bahan ajaran, strategi mengajar, media dan sumber belajar. Antropologi dalam hal ini menjadi disiplin ilmu yang dapat menelaah permasalahan terkait isu-isu penting bagi kurikulum yang ditimbulkan dari perkembangan budaya, khususnya budaya Indonesia. Adapun tiga fakta dalam budaya Indonesia sebagai Negara berkembang yang menimbulkan isu-isu bagi kurikulum adalah: 1. Kebudayaan Indonesia berubah demikian cepat, mengakibatkan permasalahan, mata pelajaran apalagi yang paling baik diberikan untuk mempersiapkan orang untuk hidup dalam sebuah dunia yang dinamis?. 2. Kebudayaan Indonesia yang terus berkembang tersebut tumbuh menjadi kompleks, dan permasalahnnya bagaimanakah cara lembaga-lembaga pendidikan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang makin terspesialisasi yang diperlukan kebudayaan namun tetap memelihara kesinambungan budaya? 3. Banyaknya penduduk Indonesia yang dilahirkan dengan kesempatan terbatas untuk memasuki kebudayaan kelas menegah yang dominan, permasalahannya bagaimanakah kita mendidik mereka untuk berpartisipasi lebih banyak dalam kebudayaan yang lebih luas? PERAN ANTROPOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. KURIKULUM UNTUK SUATU KEBUDAYAAN YANG BERUBAH Masalah : Dalam sebuah kebudayaan yang stabil, pengetahuan biasanya disampaikan secara vertical dari anggota-anggota masyarakat yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda. Bahkan dalam kebudayaan Indonesia yang dinamis, pendidikan formal mengikuti pola tersebut. Pengetahuan yang telah diuji coba oleh yang tua, guru yang berpengalaman, disampaikan kepada yang muda siswa yang belum berpengalaman. Namun karena perubahan kebudayaan yang kian cepat, maka dituntut pengetahuan baru tersebut berjalan dengan kecepatan yang makin tinggi. Hingga banyak pengetahuan yang disampaikan tanpa memandang umur.Contohnya: Teknisi muda menjelaskan peralatan baru kepada orang-orang tua, Orang-orang modern harus belajar terus menerus sebab

1

pengetahuan baru tidak henti-hentinya merubah kehidupan. Sementara waktu berlalu siklus penemuan diikuti oleh masa belajar yang semakin sering dan bertambah cepat. Dalam kebudayaan yang berubah-ubah maka tingkat perubahan masyarakat membuat pendidik menemukan kesulitan dalam menyesuaikan kurikulum terhadap apa yang dinamakan tuntutan masyarakat, sebab mereka tak tahu pasti apa dan seberapa lama tuntutan itu akan berlangsung. Kurikulum tidak dapat dirubah dalam sekejap, lebih-lebih lagi dalam masyarakat demokratis setiap perubahan yang diusulkan harus diperdebatkan. Perubahan yang terlalu radikal akan melemahkan hubungan berbagai kelompok umur yang dididik dengan matapelajaran yang berbeda. Sains dan teknologi adalah salah satu kekuatan utama pendorong perubahan kurikulum. Berbagai dampak dari sains dan teknologi bagi kita antara lain:-

Memperbaiki pengetahuan kita dan penguasaan terhadap dunia fisik Mengakumulasikan fakta-fakta yang telah cukup besar dan semua harus dipertimbangkan supaya dapat bertindak Menciptakan pekerjaan baru dan menghancurkan pola kerja lama Mengharapkan otomatisasi merubah seluruh pola kerja Mempengaruhi pengaturan-pengaturan social(transportasi, komunikasi) mendekatkan dunia

-

Mengembang pesatkan urbanisasi dan industry Meningkatkan spesialisasi pengetahuan dan fungsi

Kesemua hal tersebut disebabkan berbagai faktor antara lain pertambahan penduduk, peningkatan waktu senggang, kemakmuran, bentuk-bentuk hiburan, perluasan tanggung jawab pemerintah, peningkatan interdependensi antar negara. Dan sekolah sekarang harus mendidik siswa-siswanya sehingga mereka dapat menyesuaikan diri terhadap kejadian-kejadian dimasa depan yang tidak dapat diramalkan yang pasti akan terjadi dalam hidup mereka.

1

SOLUSI KAUM PROGRESIF Pendidik Progresif mempertahankan bahwa untuk menyesuaikan pendidikan dengan umum dan khusus kepada kebudayaan masa kini. Dari pendidikan umum, siswa harus mendapatkan latihan intelektual dan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk mengerti keadaan sekarang dan perubahan-perubahan masa depan. Siswa juga harus memperoleh hirarki nilai-nilai tidak absolute, tetapi agak terbuka terhadap revisi-revisi berdasarkan hirarki tersebut siswa dapat membuat keputusan. Dengan pendidikan khusus, siswa akan belajar bagaimana menilai berbagai situasi budaya pada waktu bersamaan sehingga dia belajar teknik-teknik bagaimana mengambil keputusan. Menurut kaum progresif kurikulum sekolah lanjutan menetapkan ilmu social penting yang dapat menggambarkan dunia dewasa ini lebih baik dari bentuk-bentuk pelajaran dalam masalah-masalah yang bersifat masa kini. Ilmu sosial dinilai kaum progresif lebih lincah dari bidang ilmu lain dan dengan demikian jadi contoh terbaik dari sifat berubah yang terus menerus dari pengetahuan masa kini. Ilmu alamiah yang diajarkan disekolah-sekolah harus sejalan dengan garis utama pemikiran alamiah masa kini. Satu usul dari kaum progresif adalah siswa harus diperkenalkan pada konsep-konsep ilmiah masa kini, dan cara berfikir ilmiah mulai dari sekolah dasar, bukan disekolah ilmiah. Pembersihan pra-konsep siswa juga dilaksanakan melalui Cognitive Therapy Lawrence K Frank. Akhirnya menurut pandangan progresif, kurikulum harus berkembang terus menerus, sekolah harus mengajarkan mata pelajaran baru sebagai pengisi fungsifungsi perubahan dalam masyarakat yang berlipat ganda. SOLUSI KAUM KONSERVATIF Pendidik Konservatif mempertahankan bahwa dalam masa-masa perubahan yang cepat pendidikan harus bertindak sebagai kekuatan yang menstabilisasikan. Meskipun cepat menjadi using, banyak pengetahuan tetap memiliki nilai dan juga banyak yang memerlukan kualifikasi bukan dibuang. Aliran konservatif memandang kita tidak boleh membuang disiplin yang telah diakui, seperti sejarah. Kekacauan yang ada dalam kebudayaan kita tidak dapat menjadi alasan untuk membingungkan

1

anak-anak.

Malah

semakin

cepat

tingkat

perubahan,

anak-anak

semakin

memerlukan sejumlah pengetahuan dan prinsip-prinsip yang secara radikal tidak perlu berubah. Disiplin ilmu umum, menurut kaum konservatif dapat dapat memberi kejerihan pemikiran, fikiran yang bebas, dan tumpukan pengetahuan yang perlu bagi penilaian budaya perubahan secara tenang dan rasional. Penekanan kaum progresif terhadap pentingnya IPS mendapat kritikan keras dari kaum konservatif, kritik yang paling utama terhadap kaum progresif ialah bahwa IPS, sebagaimana ditafsirkan sekolah lanjutan gagal menanamkan kekuatan pemikiran yang berdisiplin karena mereka memberikan fakta-fakta tanpa prinsipprinsip teori yang diperlukan murid-murid untuk memahaminya. Bruner mengemukakan keberatan bahwa, dengan memperkenalkan pengetahuan kepada siswa secara induktif sebelum mengajarkan kepada mereka secara formal di SLTA, kita barangkali mungkin melumpuhkan pikiran-pikiran orisinil tetapi tidak lazim. Kita memerlukan bukti-bukti factual untuk menyelesaikan masalah ini. Pendidikan bersifat konservatif yang bertujuan mengekalkan hasil-hasil prestasi kebudayaan, yang dilakukan oleh pemuda-pemudi sehinga dapat menyesuaikan diri pada kejadian-kejadian yang dapat diantisipasikan di dalam dan diluar kebudayaan serta merintis jalan untuk melakukan perubahan terhadap kebudayaan. 2. SEKOLAH MENGAJARKAN KESELURUHAN KEBUDAYAAN Masalah : Dengan penduduk yang banyak, kompleksitas dan spesialisasi yang semakin besar, dan peningkatan konsentrasi kekuasaan, peradaban industri modern, secara progresif telah mengurangi cakupan pengalaman pribadi. Karena fungsi-fungsi baru meminta keahlian yang lebih besar, hal tersebut secara meningkat membatasi rentang kegiatan dalam mana siapapun mungkin dapat memperoleh pengetahuan cukup untuk dapat berperan serta. Isu-isu umum sekarang semakin banyak dan kompleks sehingga pengalaman biasa seseorang tidak bisa menjadi ukuran untuk menghargai/ menilainya. Media massa memiliki kekuasaan untuk menyeimbangkan sampai ke derajat pengurangan dalam cakupan pengalaman pribadi tersebut, tetapi mereka belum menggunkannnya secara cukup.

1

Tanggung jawab pendidikan untuk mempersiapkan individu- individu dengan pengertian tentang elemen-elemen penting dari kebudayaannya karena pengalaman pribadinya saja tidak akan langsung memberitahunya beberapa konsep-konsep kebudayaan sebagai satu keseluruhan, yakni dengan cara mensintesakan pengetahuan. Sekolah modern menerapkan siswanya menggunakan waktu mereka dengan guru didalam kelas. Hal tersebut juga berdampak terhadap pecahnya pengetahuan yang mereka kumpulkan, namun dalam waktu bersamaan mereka menyatukan beberapa pengetahuan ini yang berperan sebagai suatu kerangka referensi. SOLUSI KAUM PROGRESIF Menurut kaum progresif menggunakan pendekatan sekolah dasar yang lebih umum sampai ke tingkat lanjutan melalui penggunaan kurikulum inti dalam pendidikan umum. Sebuah program inti menghindari pemisahan subjek matter tradisional dan berusaha menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang perlu bagi warga Negara masyarakat demokrasi dengan memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama kebudayaan masa kini. Sistem inti memungkinkan para siswa mengeksplorasi banyak bidang pengetahuan dan mensintesakan penemuanpenemuan mereka agar dapat memcahkan masalah yang dianggap berhubungan langsung dengan kondisi hidup mereka. Theodore Brameld, mengusulkan suatu kurikulum umum yang dipadukan dalam bentuk tatanan urutan kebudayaan yang dikemukakan oleh antropologi. Brameld menyarankan bahwa kurikulum harus difokuskan kepada hubungan-hubungan manusia dalam tiga bidang budaya: 1) family, sex, dan hubungan orang demi orang, 2) agama, kelas, kasta, dan kelompok-kelompok status, 3) kawasan daerah, bangsa-bangsa dan system-sistem dan keseluruhan kebudayaan. Brameld juga menyarankan agar menyusun kurikulum ini disekitar hal-hal yang bersifat teratur secara lintas budaya yang telah ditemui oleh para antropolog.

1

SOLUSI KAUM KONSERVATIF Menurut kaum konservatif, bahwa kebudayaan masa kini terlalu luas dan kompleks untuk dimengerti melalui penelitian berbagai masalahnya. Menurut mereka siswa pertama-tama harus menangkap prinsip-prinsip umum dari berbagai cabang ilmu kedalam fenomena alam dan budaya telah dibagi-bagi untuk maksud penelitian, yaitu prinsip disiplin intelektual yang utama. Kaum konservatif setuju dengan kaum progresif tentang kebutuhan akan sebuah kurikulum yang terpadu untuk mengatasi masalah fragmentasi pengetahuan dan kebudayaan dewasa ini. Kaum konservatif percaya bahwa pendidikan harus melalui tahap-tahap yang berbeda. Disekolah dasar, pengalaman anak sebagian besar belum terdifferensiasi, sehingga guru berangsur-angsur memimpinnya untuk menganalisa pengalaman ini menjadi elemen-elemen yang bisa dikendalikan. Sekolah lanjutan mengeksplorasi berbagai disiplin ilmu. Tidak ada mata pelajaran terpadu sebelum siswa-siswa sampai ke tingkat senior atau sebelum masuk perguruan tinggi. Karena dimulai ketika murid-murid secara intelektual belum begitu matang, mata pelajaran terpadu disekolah lanjutan sekarang biasanya lebih cenderung untuk mensurvey fakta-fakta daripada menyelidiki cara bagiamana fakta-fakta ditemukan dan diorganisasikan. Mereka gagal secara total melatih berfikir yang berdisiplin. Sesuai dengan pernyataan fungsi sekolah menurut Arthur Bestor, sebagai berikut: Sekolah adalah untuk menolong orang muda agar dapat sementara berdiri terpisah dari sebuah komplek masalah ketika ia menganalisanya dan menyusun strategi untuk menghadapi berbagai elemen-elemennya. Dalam proses menganalisa ini disiplin ilmu, yang berbeda ini memainkan peranan yang penting. Mereka membagibagi masalah hidup yang ada menjadi problem-problem yang terpisah-pisah yang dapat diselesaikan oleh metode-metode khusus yang tepat. Mereka menyediakan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan pemecahan yang rasional dan terkoordinasi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan. 3. MENDIDIK ORANG-ORANG YANG KURANG BERUNTUNG SECARA

BUDAYA

1

Mendidik orang-orang yang kurang beruntung secara budaya, menjadi masalah yang telah lama terjadi di Indonesia. Factor yang terkait dalam hal ini antara lain masalah arus urbanisasi, menurunnya kualitas pusat kota yang disebabkan berbagai dampak dari urbanisasi. Banyak dari penduduk menjadi tanggung jawab pemerintah, mendapat bantuan pemerintah. Kebanyakan orang-orang yang miskin budaya disebabkan karena orang-orang tersebut umumnya berasal dari kelas bawah yang secara akademis terbelakang, maupun orangtua yang tidak sanggup memberi mereka latar belakang dan persiapan yang perlu bagi pelajar formal. Beberapa contoh program-program bagi yang secara cultural tidak beruntung. a. Guidance Demonstration Project di kota New York tahun 1956 b. Higher Horizons c. Proyek Four Foundation: Great Cities Grey Areas Programs d. Proyek ABLE tahun 1961 Program-program tersebut berhasil karena persoalan pokok yang harus diputuskan bukanlah tingkat kelas, melainkan fasilitas sekolah, kesiapan staff pengajar, standar program yang cocok untuk semua komunitas. Masing-masing sekolah harus mendisain kebutuhannya sendiri berdasarkan kepemimpinan local dan kebutuhan local, walaupun umumnya program-program dasar. Penilaian terhadap program ini: 1. Sejauh mana kurikulum cocok dengan perhatian dan masalah-masalah masa kini murid dalam penyesuaian kehidupan. Menurut kaum konservatif, merangsang keinginan murid-murid untuk dapat belajar dengan memberikan kurikulum yang jelas-jelas berhubungan dengan kondisi-kondisi dimana mereka hidup. 2. Apakah program ini dapat memperkuat perbedaan antara standar pendidikan kelas bawah dan menengah. Dalam jangka panjang tidak, sebab dengan memberi mata pelajaran dasar, dapat dijadikan prasyarat mengetahui mata pelajaran yang lebih sukar.

1

3. Program ini adil untuk anak didik. Semua tertarik pada program-khusus guru, counselor extra, pelayanan alat-alat khusus. Proyek sekolah ini juga membantu sebagian anak didik. Namun program ini juga dikeluhkan karena membutuhkan biaya yang lebih besar per anak. 4. Apakah program ini dapat mengekalkan pemisahan realita, walaupun tidak dari nama, umumnya program khusus ini membantu anak-anak yang datang ari golongan minoritas. Program ini diakui sebagai matapelajaran akademis dan terhormat di sekolah lanjutan. 5. Program ini efektif, karena program ini membuat siswa merasa bahwa mereka menerima perhatian khusus. Disarankan program ini dapat disederhanakan dengan satu atau dua segi saja dan masih mencapai tujuan yang sama.

1

BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Kluckhorn dan Koentjaraningrat menjelaskan bahwa semua system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia semua mengenal lima masalah pokok dalam kehidupan masyarakat antara lain: 1.Masalah 2.Masalah waktu/MW) 4.Masalah hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (makna alam/MA) 5.Masalah hakekat dari hubungan manusia dengan manusia(makna manusia/MM) Pada point kelima Kluckhorn, yakni masalah kebudayaan mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan manusia terkait dengan peran antropologi dalam pengembangan kurikulum. Dan peran tersebut antara lain: Menstabilkan keadaan kebudayaan dinamis Mengajarkan kebudayaan yang dapat melestarikan khasanah dunia pendidikan Memberi kesempatan bagi orang-orang yang kurang beruntung secara budaya agar lebih berbudaya. Memudahkan tujuan pendidikan yang dibuat. hakekat hakekat dari dari karya hidup manusia manusia (makna (makna atau fungsi hidup/MH) kerja/MK)

3 Masalah hakekat dan kedudukan manusia dalam ruang dan waktu (makna ruang-

1

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi Jilid 1. 2005. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Manan, Imran. Antropologi Pendidikan Suatu Pengantar. 1989. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan http://seabass86.wordpress.com/2009/05/07/pengertian-pendidikan-dan-asal-usul-antropologi pendidikan/ http://harianob.com/?p=117227 http://id.wikipedia.org/wiki/artikel:Kurikulum http://rhcedwan.wordpress.com/2008/10/19/peranan antropologi/

1