antropologi kesehatan: optimalisasi penggunaan curcuma mangga val pada poti rsud. dr. soetomo,...
TRANSCRIPT
1
BAB IPendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita patut berbangga hati menjadi orang Indonesia. Kita
mempunyai lingkungan biotis1 yang patut untuk dibanggakan dan bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan. Salah satu yang penulis
kaji kali ini adalah khasanah tanaman obat (herbal) Indonesia. Seperti kita
tahu bahwa Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan intensitas
penyinaran matahari yang cukup, ditambah lagi dengan kondisi tanah
yang subur membuat biota yang hidup disini beragam.
Kedokteran medis ala Barat yang biasanya mengandalkan obat-
obatan kimia ternyata bukan satu-satunya jalan menuju sehat. Jauh
sebelum ilmu kedokteran ini masuk ke Tanah Air, nenek moyang kita
sudah memanfaatkan tanaman untuk pengobatan. Karena kombinasi
keduanya sering melahirkan terapi yang efektif, back to nature pun kini
dipercaya sebagai pola hidup sehat. Ironisnya, kepustakaan itu pun
ternyata banyak bersumber di dunia Barat. Contohnya buku karya orang
Belanda, Ny Klapenberg-Versteek (1904) yang menyusun informasi
tentang 750 jenis tanaman obat yang banyak digunakan masyarakat kita
saat itu. Sebenarnya, pada tahun 1960-an sudah ada pribumi yang
mencoba mmeperkenalkan keampuhan obat tradisional Indonesia, yakni
1 Lingkungan dimana terdapat berbagai macam makhluk hidup tinggal di dalamnya
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos.Antropologi Kesehatan: Optimalisasi Penggunaan Curcuma Mangga Val pada POTI RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya
2
dr Seno Sastroamidjoyo, melalui buku yang disusunnya. Sayang,
gemanya tidak begitu terdengar.
Baik terapi ala kedokteran modern (Barat) maupun tradisional
dengan herbal memiliki keunggulan dan kekurangan yang sebenarnya
bisa saling melengkapi. Obat tradisional, oleh Drs. Ketut Ritiasa dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) dikatakan sebagai
tanaman obat yang sudah digunakan secara turun temurun lebih dari tiga
generasi dan ada bukti tertulisnya.
Mulai banyak dokter dari dunia medis modern yang menggunakan
pengobatan herbal dalam menyambuhkan penyakit pasien-pasiennya,
bahkan sudah ada klinik tersendiri untuk penanganan penyakit
menggunakan obat herbal seperti misal klinik yang ada di RS. Dr.
Soetomo Surabaya. Poliklinik tersebut disebut dengan POTI (Poli Obat
Tradisional Indonesia) pimpinan Dr. Arijanto Jonosewojo. Disini para
pasien akan diberi terapi menggunakan obat herbal tradisional Indonesia.
Dari barbagai macam variant tanaman obat tradisional, penulis
akan mencoba menguak khasiat dari tanaman obat curcuma mangga val
(lihat lampiran gambar 1.3) atau bisa disebut dengan temu mangga, salah
satu dari jenis kunir putih yang beraroma mangga kweni. Curcuma
mangga val sering digunakan untuk pengobatan kanker, terutama kanker
payudara. Curcuma mangga val ini sering dikenal dengan nama kunir
putih, namun bila dilihat dari ilmu taksonomi2 sebenarnya curcuma
2 Ilmu tentang penamaan makhluk hidup, bisanya menggunakan bahasa latin
3
mangga val adalah nama latin dari jenis temu mangga seperti yang
diungkapkan Raharjo (2005), jadi penulis akan menggunakan istilah temu
mangga sebagai nama lokal dari curcuma mangga val di dalam makalah
penelitian ini.
Pada pengobatan ala Barat, obat apa pun harus melewati
serangkaian kajian ilmiah, dibuktikan dulu khasiat bahan yang
dikandungnya sekaligus keamanannya pada hewan percobaan, barulah
dilakukan uji klinik ke manusia, kemudian dievaluasi lagi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana optimalisasi curcuma mangga val untuk terapi
pengobatan kanker di POTI (Poli Obat Tradisional Indonesia) RSU.
Dr. Soetomo Surabaya?
2. Kandungan apa saja yang mempunyai efek kuratif3 bagi penderita
kanker di dalam curcuma mangga val?
1.3 Tujuan Penelitian
Selain untuk memenuhi tuntutan akademis dari dosen pengajar
mata kuliah antropologi kesehatan, penulis juga ingin mengetahui lebih
dalam mengenai :
3 Efek Penyembuhan.
4
1. Mengetahui optimalisasi penggunaan curcuma mangga val
untuk terapi pengobatan kanker di POTI (Poli Obat Tradisional
Indonesia) RSU. Dr. Soetomo Surabaya?
2. Mengetahui kandungan apa saja yang mempunyai efek kuratif4
bagi penderita kanker di dalam curcuma mangga val?
Era modernisasi adalah era empirisasi dan rasionalisasi, dimana
semuanya harus terbukti secara nyata. Tuntutan semacam ini membuat
tenaga medis yang menggukan metode pengobatan herbal berupaya
keras untuk menggunakan pembuktian ilmiah tentang kandungan yang
ada di dalam tanaman obat tradisional Indonesia, karena dikhawatirkan,
streotype negatif seseorang terhadap tanaman obat tradisional Indonesia
membuat orang tersebut antipati dan enggan mencoba. Pengetahuan
mengenai kandungan dan dosis tanaman tertentu sebagi obat umumnya
diperoleh dari pengalaman empiris di tempat praktik dan kepustakaan saja
seperti yang diungkap oleh Winarto (2002).
Pengobatan herbal tradisional Indonesia mengandalkan
pengalaman turun temurun nenek moyang kita. Di sisi lain, maraknya
berbagai jenis dan merek obat acap kali membingungkan masyarakat,
apalagi kalau timbul efek sampingan. Akibatnya, sekelompok masyarakat
yang kritis mencoba mencari pengobatan alternatif.
4 Efek Penyembuhan.
5
1.4Kerangka Teori
“Sumbangan-sumbangan dari ramuan tumbuh-tumbuhan dari obat-
obatan primitif terhadap farmakopea barat dan dukungan psiko-
sosial atas upacara-upacara pengobatan yang sering diberikan
kepada pasien dan para warga dalam masyarakat yang
merawatnya, merupakan bukti yang cukup bahwa pengobatan non-
barat dapat menyumbang banyak pada dunia barat, dan terus
memainkan perannya yang besar dalam memenuhi kebutuhan
perawatan kesehatan orang-orang yang mempercayai pengobatan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh Foster dan Anderson
(1986).
“Pemanfaatan dari obat-obatan yang demikian (herbal) telah
berlangsung melalui uji coba yang tak terbilang-singkatnya, melalui
pengalaman manusia. Metode-metode penelitian yang digunakan
oleh para ahli ramuan manusia. Metode-metode penelitian yang
digunakan oleh para ahli ramuan tradisional secara kulaitatif
tidaklah berbeda dari yang digunakan dalam penelitian-penelitian
terapi kimiawi dalam klinik-klinik modern. Perbedaan utama adalah
faktor waktu, para ahli ramuan primitif membutuhkan pengujian
yang berabad-abad” (lihat Dunn 1976 dalam Foster 1986).
“Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat
kedua setelah kanker mulut rahim” (Karyasari).
6
“Pada dasarnya pemanfaatan tanaman obat atau obat herbal
mempunyai tujuan untuk menjaga kondisi tubuh (promotif),
mencegah penyakit (preventif), maupun untuk menyembuhkan
(kuratif) suatu penyakit dan memulihka kondisi tubuh (rehabilitatif),
paliatif pada kanker” (Arijanto).
1.5 Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode kualitatif dalam menulis makalah dan
indepth interview dalam mengambil data primer dari informan, penulis juga
menggunakan beberapa literatur web site sekaligus buku yang membahas
tentang obat herbal Indonesia.
Adapun informan yang penulis interview adalah:
Nama : Rahma
Jenis Kelamin : Perempuan
Posisi di POTI : Asisten Apoteker
Penulis memilih ibu Rahma sebagai informan karena beliau adalah
salah satu dari dua asisten apoteker yang bekerja di POTI, dan
mengetahui betul seluk beluk obat-obatan tradisional yang tersedia disana
terutama curcuma mangga val yang dipakai untuk penyembuhan penyakit
kanker.
7
BAB IIDeskripsi
II.1 Poliklinik Obat Tradisional Indonesia
Poliklinik Obat Tradisional Indonesia atau lebih dikenal dengan
nama POTI adalah sebuah poliklinik yang khusus mengobati pasien
dengan menggunakan pengobatan herbal tradisional Indonesia di dalam
Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya. POTI ini didirikan pada 19
Oktober 1999 dan saat ini poli tersebut dipimpin oleh Dr. Arijanto
Jonosewojo, Sp.PD. Dengan tenaga medis sebanyak 5 orang yang terdiri
dari dua orang dokter, dua asisten apoteker, dan satu ahli tanaman obat
(herbalog).
Dalam memberikan obat, POTI bekerjasama dengan beberapa
perusahaan obat-obatan yang berbasis herbal medicine seperti
perusahaan jamu Iboe dll. Bentuk-bentuk obat yang disajikan sebagian
besar berbentuk ekstrak tanaman obat yang dimasukkan ke dalam kapsul
dan juga dalam bentuk simplisia5. Untuk ekstrak curcuma mangga val
sendiri POTI bekerjasama dengan perusahaan jamu Iboe untuk
menyediakan ekstraknya dalam bentuk kapsul. Karena POTI memiliki
kebun tanaman obat hanya untuk percontohan saja. Pasien-pasien yang
5 Bahan dasar obat dari tumbuhan atau hewan
8
datang ke POTI kebanyakan atas keinginan sendiri dan sisanya
merupakan hasil rujukan dari poliklinik lain.
Selama terapi untuk kanker sendiri hanya terbatas pada pemberian
obat-obatan oral6, bukan terapi luar dan pasien kanker payudara yang
datang tidak dibatasi oleh kriteria tertentu seperti tingkat stadium kanker
atau tingkat metastase penderita. Harga yang ditawarkanpun relatif cukup
murah bila dibandingkan dengan dengan terapi medis modern untuk
kanker seperti kemotherapy.
Mengapa POTI memilih curcuma mangga val sebagai obat bagi
penderita kanker payudara? Temuan data yang penulis dapat mengenai
kandungan dari curcuma mangga val yang berhubungan dengan efek
kuratif pada kanker antara lain:
Penelitian dari Fakultas Farmasi ataupun PAU Bioteknologi serta
PPOT UGM Yogyakarta menyatakan bahwa dalam curcuma mangga val
ini terkandung :
1. RIP ( Ribosome Inacting Protein ) berfungsi:
a. Mampu menonaktifkan perkembangan sel
kanker.
b. Mampu merontokkan sel kanker tanpa
merusak jaringan sekitarnya
c. Memblokir pertumbuhan sel kanker.
6 Pengobatan lewat mulut seperti pemberian pil, kapsul, sirup dll.
9
2. Zat Anti Oksidan, mencegah kerusakan gen.
3. Zat anti Curcumin, sebagai anti inflamasi (anti peradangan ).
Curcuma mangga val dapat menyembuhkan:
4. Kanker : leher rahim , payudara, hati , paru – paru,
leukimia, otak dan penyakit lain yang berhubungan dengan
kanker dan tumor.
5. Peradangan dalam: maag, ambeien, radang
tenggorokan, radang hati, bronkhitis, amandel, nyeri
haid, keputihan, jerawat atau bisul, diabetes, asma.
6. Manfaat yang lain, Anti lemak: darah tinggi, stroke,
jantung, asam urat, menurunkan kolesterol.
POTI merekomendasikan kapsul bermerk dagang KUNIR PUTIH (lihat
lampiran gambar 1.5) untuk pasien-pasien kanker payudara, Kapsul
KUNIR PUTIH produksi Jamu IBOE terbuat dari rimpang Kunir Putih
(Curcuma mangga val Rhizoma) yang diekstraksi dengan teknologi
modern, sehingga lebih higienis dan praktis penggunaannya.Kapsul
KUNIR PUTIH bebas bahan pengawet dan pewarna, sehingga aman
dikonsumsi setiap hari untuk pencegahan dan pengobatan kanker.
10
II.2 Fakta mengenai kanker payudara:
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal
terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak
beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan
perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana
sel-sel tubuh kita yang asli.
Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang
masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin,
radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri
secara alamiah.
Hal yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah
tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh
tubuh. Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan
racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita
seperti tulang, paru-paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita.
Tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara
ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya.
Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker
metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh atau
sesak napas yang berkepanjangan.
Ketika kita dinyatakan oleh dokter positif terkena kanker, reaksi
yang pertama kali muncul adalah rasa takut yang luar biasa dan putus
11
asa, apalagi jika kanker tersebut sudah masuk dalam stadium lanjut.
Sebaiknya rasa takut yang berlebihan ini harus dihindari, karena rasa
takut ini dapat melemahkan kita secara psikis yang akhirnya dapat
menurunkan kekebalan tubuh atau daya immunitas yang secara alamiah
ada dalam tubuh. Sikap pasrah dan mulai memahami kanker berikut cara
pengobatan yang ingin dilakukan, akan sangat membantu dalam
penanganan penyakit kanker ini.
Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara
yaitu:
1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara
2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat
mengalami menopause
3. Tidak pernah menyusui anak
4. Kegemukan
5. Tidak pernah melahirkan anak
6. Pernah mendapat terapi hormon
7. Pernah mendapat radiasi pada payudara
II.3 Stadium Kanker Payudara
Pada kanker payudara ada stadium dini (0, 1 dan 2) serta stadium
lanjut (3 dan 4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar
susu atau saluransusu tetapi belum menyebar ke jaringan lemak
12
sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2, kanker telah menyebar dari kelenjar
susu atau saluran susu ke jaringan terdekat disekitarnya. Pada stadium 2
kadang-kadang kanker telah mulai mengganggu kelenjar getah bening.
Stadium 3 boleh dibilang kanker payudara dalam stadium lanjut lokal,
dimana garis tengah tumor telah lebih dari dua inci dan seringkali telah
menyebar ke kelenjar getah bening dekat payudara. Pada stadium 4
kanker telah bermetastasis, artinya kanker telah menyebar dari payudara
dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak, ke bagian lain tubuh seperti
tulang, hati, paru dan otak.
Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau
sudah begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan
lain adalah sesak nafas karena kanker menekan paru-paru.
13
BAB IIIAnalisa Data
Manusia akan selalu mencari solusi-solusi yang tepat bagi masalah
yang dihadapinya, tak terkecuali solusi penyembuhan bagi penyakit yang
diderita. Penyakit kanker payudara adalah penyakit yang tergolong
penyakit berat, bahkan bisa beresiko kematian, maka bila seseorang
sudah ada dalam posisi penderita kanker payudara, maka tak pelak lagi
orang tersebut akan mencoba segala hal agar bisa sembuh dari
penyakitnya tak terkecuali mencoba obat tradisional. Tindakan ini adalah
salah satu dari dorongan naluri dari dalam diri manusia yaitu dorongan
untuk mempertahankan hidup.
“Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologis yang juga ada pada semua makhluk di dunia ini dan yang metebabkan bahwa semua jenis makhluk mampu mempertahankan hidupnya di muka bumi ini” (lihat MacDougall1908 dalam Koentjaraningrat 1979)
Bila dianalisis lebih dalam lagi, kanker merupakan buah dari
perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak
terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk
benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat
kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan
14
yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan
gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai
kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh
penderita. Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel
tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan
menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian
akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk
segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut
metastasis/metastase.
Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling
banyak diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir
dengan kematian.Curcuma mangga val sendiri mempunyai kandungan
Ribosom Inacting Protein (RIP) yang berfungsi sebagai penonaktif
perkembangan sel kanker, memblokir pertumbuhan sel kanker baru, serta
mampu merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
Khasiat inilah yang membuat POTI merekomendasikan tanaman ini
untuk dijadikan salah satu materi pengobatan kanker payudara di
berbagai stadium, lewat kerjasamanya dengan jamu Iboe, POTI
memberikan ekstrak curcuma mangga val yang dimasukkan dalam kapsul
ini untuk diberikan kepada pasien penderita kanker payudara. Namun
sampai saat ini belum pernah ada pengobatan luar kanker pada jaringan
nekrotik7 yang dilakukan di POTI, ini dilakukan karena kandungan dengan
7 Jaringan yang membusuk akibat sel-sel yang mati
15
efek kuratif dalam ekstrak tanaman curcuma mangga val ini hanya hanya
bisa beredar melalui pembuluh darah seperti obat-obatan kimia bekerja.
Dosis yang dianjurkan di POTI tidak dibedakan berdasar pada tingkat
stadium kanker atau tingkat metastase. Jadi, dosis minum tetap sama
walaupun stadiumnya berbeda. Masyarakat mungkin akan meragukan
obat-obatan tradisional terutama jika bahannya adalah tanaman obat
(herbal), maka dari itu produksi obat yang berbasis pada herbal medicine
sekarang sudah mulai dilakukan uji klinis dan preklinis melalui
laboratorium, apalagi seperti yang kita tahu bahwa kita sekarang hidup di
zaman yang serba rasional dan empiris dan obat tradisional dianggap
hanya warisan turun temurun yang kurang terbukti keampuhannya.
Penggambaran mengenai pendekatan sistem pengobatan modern tentang
hal-hal yang berbau medis.
“suatu ciri khusus dari kebudayaan barat adalah teknologi dan ilmu yang berorientasi eksternal dan berlandaskan empiris…apabila orientasi tersebut diterapkan pada penyakit dan pengobatan, maka orientasi ini khususnya bila dikombinasikan dengan teknologi yang bersangkutan, mau tidak mau akan menjurus pada perkembangan pengobatan yang rasional dan empiris” (lihat Alland 1970 dalam Foster 1986).
Maka dari itu para ilmuwan yang bergerak dalam bidang kesehatan
mencoba mencari kandungan zat yang ada di dalam tanaman obat yang
berhubungan dengan etiologi penyakit. Dalam dinamika suatu
masyarakat, perkembangan suatu trend cenderung untuk kembali ke trend
yang lama karena sudah mengalami titik kulminasi pada trend yang
terakhir. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia yang sudah jenuh
mendengarkan efek samping yang terjadi karena mengkonsumsi obat-
16
obatan modern karena kandungan kimiawinya. Di saat seperti itulah
masyarakat Indonesia mulai menengok lagi ke belakang kepada obat-
obatan tradisional, ini terbukti dengan banyaknya perusahaan obat yang
menggunakan bahan-bahan herbal. Seperti misal Tian Shi, UFO, jamu
Iboe dsb. secara logis, tentu saja perusahaan tersebut tidak serta merta
melempar produknya ke pasaran dengan mata yang buta, namun mereka
melakukan survey di pasaran terlebih dahulu dan menemukan fenomena
masyarakat yang kembali menggunakan obat-obatan herbal dalam
menyembuhkan penyakit mereka.
RSU. Dr. Soetomo Surabaya melihat fenomena yang sama dan
dengan local wisdom yang turun temurun dikombinasikan dengan
pengetahuan botany modern, maka lahirlah Poli Obat Tradisional
Indonesia.Kembali pada curcuma mangga val, bagi penderita kanker
payudara pada stadium rendah, kandungan RIP (Ribosom Inacting
Protein) dapat memblokir pertumbuhan sel kanker dan pada penderita
kanker stadium tinggi.
Perusahaan jamu yang ditunjuk untuk bekerjasama dengan POTI,
jamu Iboe adalah perusahaan jamu yang sudah lama berkecimpung di
dunia herbal medicine dan mulai mengemas produk-produknya dengan
kemasan yang lebih modern seperti kapsul nama merk dagang yang
kapsul curcuma mangga val adalah KUNIR PUTIH. Ekstrak yang
dihasilkan adalah murni dari curcuma mangga val tanpa bahan pengawet
karena kita tahu bahan-bahan pengawet yang dipakai biasanya
17
mengandung karsinogen8, Tanaman curcuma mangga val juga memiliki
khasiat antikanker lewat kerja imunomodulator9-nya. Ekstrak kedua
tanaman ini pada percobaan mencit ternyata memperbanyak jumlah
limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker (natural killer) dan
sintetis antibodi spesifik.
Sifat-sifat di atas akan menguatkan mekanisme pertahanan tubuh
terhadap virus maupun sel kanker Lihat Intisari On the Net: ‘Terapi Nutrisi
dan Herbal Untuk Kanker’(diakses dari www.intisari.com) Tentu saja
pihak RS. Dr. Soetomo sudah mengadakan penyaringan yang ketat pada
setiap perusahaan obat-obatan yang menjalin kerjasama dengan
polikliniknya dan menerapkan standart tinggi demi kesembuhan pasien-
pasiennya.
Ditambah lagi dengan harga obat-obatan kanker payudara yang
bisa dikatakan mahal dan tak terjangkau lagi oleh masyarakat biasa, lalu
bagaimana dengan obat-obatan modern generik? Menurut data yang
diperoleh oleh penulis dari Drg. Tjipto Supiarso dari RSUD Dr. Koesma
Tuban, obat generik memang murah, namun jenis bahan yang digunakan
tentu saja tidak sebaik bahan obat yang non-generik, jadi bisa dikatakan
bahwa khasiat obat generik masih kalah dengan khasiat obat non-generik
dengan jenis yang sama membuat masyarakat semakin jatuh cinta pada
tanaman obat yang dinilai lebih murah dan memiliki khasiat yang tak kalah
hebatnya dengan obat-obatan dunia medis modern.
8 Zat-zat yang merengsang tumbuhnya sel kanker9 Pengatur sistem imun (ketahanan) di dalam tubuh seseorang
18
BAB IVKesimpulan
IV.1 Kesimpulan
1. Pengobatan pada kanker sendiri di POTI sampai sekarang masih
terbatas pada pengobatan oral, namun pengobatan jaringan nekrotik
pada penderita kanker payudara stadium tinggi belum dilakukan.
Selain Curcuma mangga val yang selama ini menjadi materi utama
yang ditawarkan oleh POTI dalam usaha menyembuhkan penyakit.
POTI masih menawarkan material lainnya seperti benalu buah
(Daendhropto Petandra) dan Tapak Dara (Catharanhtus Roseus).
2. POTI cukup jeli melihat bahwa memang curcuma mangga val adalah
tanaman dengan kandungan zat-zat anti kanker yang cukup efektif bila
dibandingkan dengan tanaman-tanaman obat anti kanker lainnya.
Curcuma mangga val mengandung RIP ( Ribosome Inacting Protein )
berfungsi:
Mampu menonaktifkan perkembangan sel
kanker.
Mampu merontokkan sel kanker tanpa
merusak jaringan sekitarnya
Memblokir pertumbuhan sel kanker.
19
Curcuma Mangga val juga mngandung Zat Anti Oksidan, mencegah
kerusakan gen dan Zat anti Curcumin sebagai anti inflamasi (anti
peradangan ).
Temu mangga dari jenis kunir putih ini sudah sukup membumi di
masyarakat Indonesia sehingga tidak sulit dalam upaya persuasif minum
ekstrak curcuma mangga val dan ditambah lagi dengan aroma dari
tanaman ini yang harum hampir mirip buah mangga kweni.
IV.2 Saran
Rumah sakit Dr.Soetomo sudah melakukan langkah yang luar
biasa hebat dalam dunia medis. Mereka dangan “berani” mencoba
melakukan pengobatan menggunakan tanaman-tanaman obat yang biasa
dipakai oleh nenek moyang kita. Namun ada satu kelemahan yang penulis
lihat disini adalah ketergantungan POTI terhadap pabrik-pabrik jamu/obat
yang memroduksi obat-obatan berbasis herbal medicine. Mungkin dengan
bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur, POTI
diperkenankan untuk mengelola suatu lahan yang memungkinkan untuk
membuat kebun tanaman herbal dibawah pengawasan langsung dari tim
ahli Rumah Sakit Dr. Soetomo.
Penulis harapkan POTI memiliki sumber sendiri untuk memroduksi
obat-obatan yang berbasis herbal medicine dan tidak tergantung lagi oleh
perusahaan jamu/obat, karena dengan bergantung pada perusahaan
20
jamu/obat maka kita tidak bisa terus menerus mengawasi proses
pengembangbiakan tanaman herbal. Tanaman herbal yang baik adalah
diproduksi secara organic processing tanpa menggunakan bahan-bahan
kimia sebagai pendukung pengembangbiakan seperti contohnya pupuk
kimia (Za, Urea dsb.), pestisida. Karena bahan-bahan tersebut bila masuk
ke dalam tubuh dikhawatirkan malah membawa efek buruk bagi
kesehatan si pengguna.
Akhirnya dapat kita tarik benang merah dari keseluruhan fakta
yang ada tentang tanaman obat, bahwa kejenuhan masayarakat akan
efek samping obat-obat dunia medis modern dan harganya yang terus
melambung tinggi tak terjangkau oleh masyarakat membuat klinik-klinik
obat tradisional naik daun dan mendapatkan tempat di hati masyarakat
modern.
21