val. metode cemaran s. aureus

Upload: rizky-amilia-paramita

Post on 20-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    1/16

    VALIDASI METODE ANALISIS CEMARAN

    Staphylococcus aureusPADA PUPUK HAYATI

    LESTARI

    DEPARTEMEN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2011

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    2/16

    ABSTRAKLESTARI. Validasi Metode Analisis Cemaran Staphylococcus aureus pada Pupuk Hayati.Dibimbing oleh GAYUH RAHAYU dan NISARACHMANIA MUBARIK.

    Pupuk hayati komersial harus bebas kontaminan sebelum dipasarkan, sehingga pupukhayati harus diuji mikrobiologi cemarannya. Metode analisis cemaran mikrob pada pupuk hayati

    yang tervalidasi belum tersedia, oleh sebab itu metode uji yang terstandard harus dibuat. Penelitianini bertujuan untuk menyediakan metode standard pengujian cemaran S. aureuspada pupuk hayati

    melalui validasi metode berdasarkan presisi dan akurasi. Presisi ditetapkan berdasarkan nilaiHorwitz sedangkan akurasi ditetapkan berdasarkan persen perolehan kembali dan uji T. Metodeacuannya adalah SNI 2332.9:2011 untuk menguji keberadaan S. aureus. Dalam pengujian inimikrob rujukan yang digunakan ialah mikrob yang tersertifikasi (S. aureus IPBCC 5.11.666).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SNI 2332.9:2011 yang diterapkan untuk pupukhayati memiliki presisi cukup baik. Simpangan baku relatif (SBR) untuk sampel yang membawa

    cemaran S.aureus(berturut-turut sebesar 0,20 dan 0,19) kurang dari 2/3 nilai Horwitz (0,84 dan0,78). Persen perolehan kembali cemaran S. aureus ialah sebesar 172,34 %. Nilai perolehankembali masuk dalam kisaran (48-291%) yang ditetapkan oleh Environmental Protection Agency.Uji T pada akurasi dan presisi jumlah sel S. aureusmemperlihatkan hasil yang berbeda nyata pada = 0,05. Berdasarkan nilai presisi dan akurasi (persen perolehan kembali), metode SNI

    2332.9:2011 dapat diaplikasikan sebagai metode uji cemaran mikrob pupuk hayati.

    Kata kunci : validasi, metode analisis mikrobiologi, presisi, akurasi.

    ABSTRACTLESTARI. Validation Method of Staphylococcus aureus Contamination Analysis in BiologicalFertilizer. Supervised by GAYUH RAHAYU and NISA RACHMANIA MUBARIK.

    Commercial bio-fertilizers must be free from contaminants. Yet, microbial testing

    methodology which validated for bio-fertilizers is not available. Therefore, such a method shouldbe made available by validation procedure of certain reference method. This study aims to providea standard method of testing microbial contamination S. aureus on bio-fertilizer. This methodshould fulfill the validation parameters, such as precision and accuracy. Precision is estimated bythe Horwitzs value and that of accuracy from the percent recovery. Precision is estimated bycomparing the relative standard deviation (RSD) to the Horwitzs value and accuracy is estimated

    by percentage of recovery and T test. The reference methods used is SNI 2332.9:2011 for thepresence of S. aureus. In this research the contaminatS. aureus IPBCC 5.11.666)is used as a

    reference mataerial. he result indicated that SNI 2332.9:2011 have a high precision, since therelative standard deviation for sample and contaminant (0.20 and 0.19) of less than 2/3 valueHorwitz (0.84 and 0.78). Percent recovery of contaminant S. aureus is 172.34%. The value of S.aureuswere in the range limit (48-291%) of the Environmental Protection Agency. T-test of the

    accuracy and precision S. aureustest showed significantly different at = 0.05. Based on the valueof precision and accuracy (% recovery), SNI 2332.9:2011 can be applied as microbial

    contamination test method bio-fertilizer.

    Key word: validation, testing method for microbiology, precision, accuracy.

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    3/16

    VALIDASI METODE ANALISIS CEMARAN

    Staphylococcus aureusPADA PUPUK HAYATI

    LESTARI

    Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains pada

    Departemen Biologi

    DEPARTEMEN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2011

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    4/16

    Judul : Validasi Metode Analisis Cemaran Staphylococcus aureuspada Pupuk

    Hayati

    Nama : Lestari

    NIM : G34070090

    Disetujui :

    Pembimbing I

    Dr. Ir. Gayuh Rahayu

    NIP. 195801051983032002

    Pembimbing II

    Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si.

    NIP. 19671127 199302 2 001

    Diketahui,

    Ketua Departemen Biologi

    Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si.NIP 19641002 198903 1 002

    Tanggal Lulus :

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    5/16

    RAWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Wonogiri pada tanggal 10 Januari 1989 dari Bapak Timan dan IbuWarti. Penulis merupakan putri ketiga dari empat bersaudara.

    Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 025 Delik, Kabupaten Kampar, Riau. Tahun 2004

    penulis lulus dari SLTP Negeri 4 Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Tahun 2007penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kerinci Kanan, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau. Pada tahun

    yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Bibit Unggul Daerah (BUD).Pada tahun 2008 penulis diterima di Departemen Biologi Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (FMIPA).

    Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengajar TPA di desa Balumbang Jaya

    tahun 2009. Selain itu, penulis pernah aktif berorganisasi di Serambi Ruhiyah Mahasiswa FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (SERUM-G) pada tahun 2008-2009 serta menjadi panitia

    diberbagai kegiatan antara lain Ekspresi Muslimah (Eksmus), dan Masa Perkenalan MahasiswaBaru (MPKMB) IPB angkatan 45. Pada tahun 2010/2011 penulis pernah menjadi Senior Resident(SR) di Asrama TPB IPB.

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    6/16

    PRAKATA

    Segala puji bagi Tuhan Yang Mahaesa atas segala limpahan rizki dan rahmat-Nya sehinggakarya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah dengan judul Validasi Metode AnalisisCemaran Staphylococcus aureuspada Pupuk Hayati Ini disusun berdasarkan hasil penelitian dari

    bulan Maret sampai September 2011.Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    penyusunan karya ilmiah ini, terutama kepada Ibu Dr. Ir. Gayuh Rahayu dan Ibu Dr. NisaRachmania Mubarik, M.Si. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saranselama penelitian hingga penulisan karya ilmiah ini. Ucapan terimakasih juga disampaiakankepada

    Dr. Ir. Iman Rusmana, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan koreksi dansaran-saran dalam perbaikan skripsi ini.

    Terima kasih kepada Bapak, Ibu, Sugeng Widodo, Mulyani, Arief Nur Din Syah, YunusBudiawan serta Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak atas segala dukungan baik moril,

    materil, serta doa selama penulis menempuh pendidikan hingga karya ilmiah ini terselesaikan.Terima kasih kepada laboran Laboratorium Mikologi, IPBCC dan Laboratorium

    Mikrobiologi: Bu Emi, Bu Riana, Pak Kus, Bu Heni, Pak Jaka, Pak Aldian atas bantuannya, danteman-teman dari Sekolah Pascasarjana: Ibu Yuyun, Ibu Dini, Ibu Ade, Pak Yosi serta teman-

    teman seperjuangan di laboratorium mikologi (IPBCC): Rahmah, Sepri, dan teman-teman Biologi44, terima kasih atas kerjasamanya.

    Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

    Bogor, Desember 2011

    Lestari

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    7/16

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ............. viii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ........................ viii

    PENDAHULUANLatar Belakang ........................................................ ............................................................... 1Tujuan ......................................................... .................................................................... ....... 2

    BAHAN DAN METODEWaktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... ....................... 2

    Bahan dan Alat ....................................................................... ................................................ 2Metode ................................................................................................................... ................ 2

    Persiapan Kultur Kerja ............................................................................ ...................... 2Uji Mikrobiologi Sampel Pupuk Hayati ........................................................................ 2Pembuatan Cemaran (spike) dariCRM ......................................................................... 2

    Uji Cemaran pada Sampel Pupuk Hayati ............................... ....................................... 2Pengolahan Data ............................................................................................................ 3

    HASILKultur Kerja... .............................................................................................................. .......... 3Uji Mikrobiologi Sampel Pupuk Hayati ................... ............................................................. 3Cemaran (spike) dariCRM .................................................................................................... 4

    Uji Cemaran pada Sampel Pupuk Hayati .............................................................. ................. 4

    PEMBAHASAN ............................................................................... ................................................ 4

    SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................................. 5

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................... ................................................... 6

    LAMPIRAN ........................................................ ....................................................................... ....... 7

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    8/16

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1 Pertumbuhan Certified Reference Material(CRM) S. aureuspada media BPA... ........................ 3

    2 Pertumbuhan bakteri yang terdapat pada pupuk hayati di media BPA... ....................................... 3

    3 Hasil uji kontrol positif S. aureuspada pupuk hayati di media BPA ............................................ 4

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    9/16

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Di dalam sebuah pengujian diperlukanmetode dan peralatan yang absah. Hal inidilakukan agar metode dapat dijamin dansesuai untuk penggunaan yang dimaksuddengan hasil uji cukup handal (reliable).Evaluasi metode ini dikenal dengan istilah

    validasi. Validasi adalah konfirmasi denganpengujian dan penyediaan bukti objektifbahwa persyaratan tertentu untuk suatumaksud khusus dipenuhi (ISO 2008). Metodeyang harus divalidasi yaitu metode yang tidakbaku, metode yang dikembangkanlaboratorium, metode baku yang digunakan

    di luar lingkup dan metode baku yangdimodifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa

    metode itu sesuai untuk penggunaan yangdimaksud (ISO 2008).Validasi metode bermanfaat untuk

    mengevaluasi unjuk kerja suatu metodeanalisis, menjamin prosedur analisis yang

    akurat, menekan sekecil-kecilnya resikopenyimpangan yang timbul, dan menjaminkedapatulangan yang tepat. Suatu metodeanalisis dikatakan absah jika telah memenuhisyarat keberterimaan parameter validasi.Parameter yang dimaksud yaitu presisi dan

    akurasi.Metode yang telah divalidasi eksternal

    seperti Association Official of AnalyticalChemistry (AOAC) harus memenuhipersyaratan presisi dan akurasi. Presisi(keseksamaan) didefinisikan sebagai ukuranderajat kesesuaian antara hasil individual dari

    rata-rata jika prosedur diterapkan secaraberulang pada sampel-sampel yang diambildari campuran yang homogen (Harmita2004). Presisi dapat dilihat dari simpanganbaku (SB) dan simpangan baku relatif (SBR)yang diperoleh dari pengukuran. Presisi yangbaik akan memberikan nilai median dari

    ulangan di antara selang rata-rata SB

    (Saefuddin et al. 2009) dan SBR kurang dari2/3 nilai Horwitz (AOAC 2005). MenurutISO, akurasi (kecermatan) didefinisikansebagai kesesuaian antara hasil analisisdengan nilai benar atau nilai acuan yang

    dapat diterima. Kecermatan dinyatakansebagai persen perolehan kembali (recovery)dari mikrob cemaran yang ditambahkan.Persen perolehan kembali adalah angka yangmenunjukkan besarnya penambahan standaryang mampu diidentifikasi kembali dengansuatu metode. Nilai perolehan kembali

    bergantung pada matriks sampel, prosedur

    proses sampel, dan konsentrasi cemaran.

    Batas penerimaan perolehan kembali menurutEPA (2005) ialah 48-291%.

    Laboratorium IPB Culture Collection(IPBCC) saat ini sedang dalam proses

    persiapan diri untuk akreditasi ISO/IEC

    17025:2005. Salah satu persyaratan akreditasiialah implementasi metode uji yang sudahdivalidasi sesuai dengan ketentuan padaISO/IEC 17025:2005 butir 5.4 (BSN 2008a).

    Metode analisis yang akan divalidasi

    diadopsi dari metode standard yang valid.Untuk akreditasi IPBCC perlu melakukanvalidasi metode uji pada ruang lingkupparameter yang akan diakreditasi. Ruanglingkup IPBCC yang akan diakreditasi ialahpupuk hayati dengan parameter cemaranmikrob nonsimbiotik. Metode standard

    sebagai rujukannya ialah metode Standard

    Nasional Indonesia (SNI). Metode SNIbanyak merujuk pada buku AOAC. Metodeini akan digunakan untuk menguji mikrobpada pupuk hayati karena pupuk tersebutmengandung berbagai organisme hidup.

    Pupuk hayati didefinisikan sebagai

    inokulan berbahan aktif organisme hidupyang berfungsi untuk menambat hara tertentuatau memfasilitasi tersedianya hara dalamtanah bagi tanaman, misal pupuk hayatiRhiphosan mengandung bakteri Brady-rhizobium japonicum perangsang bintil akar

    dan Aeromonas punctata untuk pelarutan

    fosfat. Ketersediaan hara ini dapatberlangsung melalui peningkatan aksestanaman terhadap hara misalnya olehcendawan mikoriza arbuskuler, pelarutanoleh mikrob pelarut fosfat, maupunperombakan oleh aktinomiset (Simanungkalit

    et al.2006). Pupuk hayati semacam itu harusdiuji bebas cemaran yaitu mikrob lain selainmikrob komposisi pada pupuk. Mikrob lainyang tumbuh dapat mengganggupertumbuhan mikrob komposisi. Hal inidapat menurunkan efektivitas pupuk hayati.

    Dalam pengujian cemaran mikrob

    digunakan mikrob indikator, karena selainmudah dideteksi juga dapat memberikangambaran tentang kondisi higienis dariproduk yang diuji (BPOM RI 2008). Mikrobindikator adalah golongan atau spesiesbakteri yang kehadirannya dalam jumlah di

    atas batas (limit) tertentu, merupakanpertanda bahwa bahan telah terpapar dengankondisi-kondisi yang memungkinkan

    berkembangbiaknya mikrob patogen (BPOMRI 2008). Mikrob indikator digunakan untukmenilai keamanan dan mutu mikrobiologibahan (BPOM RI 2008).

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    10/16

    2

    Pada saat ini metode standard uji

    analisis cemaran mikrob pada pupuk hayati

    belum tersedia. Oleh sebab itu, metode

    standard untuk keperluan ini harus divalidasi.

    Metode yang divalidasi ialah metode yangtelah valid akan tetapi diterapkan pada

    sampel yang berbeda. Metode yang akan

    divalidasi pada penelitian ini termasuk ke

    dalam kategori metode baku yang digunakan

    di luar lingkup yang dimaksud. Metode

    analisis mikrobiologi dihitung secara

    kuantitatif dengan metode angka lempeng

    total (ALT). Angka lempeng total

    dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah

    mikrob yang terdapat dalam suatu produk

    dengan cara menghitung koloni bakteri yang

    ditumbuhkan pada media agar (BSN 2008b).

    Validasi metode uji cemaran mikrob

    sedikit berbeda dengan validasi metode ujikimia. Dalam cemaran mikrob sebagai CRM-nya digunakan makhluk hidup yang dikenalsebagai kultur murni bakteri. Metode rujukanyang digunakan dalam penelitian ini ialahmetode SNI 2332.9:2011 untuk mengujikeberadaan S. aureus (BSN 2011). Produk

    makanan diganti dengan sampel pupukhayati.

    Tujuan

    Penelitian ini bertujuan memvalidasimetode standard pengujian denganmengevaluasi kinerja metode, meliputi presisi

    dan akurasi sebagai pembuktian kinerjametode uji cemaran mikrob Staphylococcusaureuspada pupuk hayati.

    BAHAN DAN METODE

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulanMaret 2011 sampai bulan September 2011 di

    Laboratorium Analis Uji IPBCC, DepartemenBiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

    Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan dalam

    penelitian ini ialah pupuk hayati(Rhiphosant), dan mikrob rujukan

    Staphylococcus aureus IPBCC 5.11.666(ATCC 6538) yang merupakan CertifiedReference Material (CRM). Baird ParkerAgar (BPA) dan Butterields Phosphate

    Buffered (BPB) (Lampiran 1). Alat-alat

    laboratorium yang digunakan ialah laminar,

    autoklaf, inkubator, neraca analitik, pipetmikro, cawan petri, tabung reaksi,

    Erlenmeyer, serta peralatan umum yangdigunakan di laboratorium.

    Metode

    Persiapan Kultur Kerja. Kultur

    stok dari CRM dibiakkan kembali dandijadikan kultur kerja. Kultur kerja S. aureusdibuat dengan cara menggoreskan satu lupbiakan pada media NA cawan dan biakandiinkubasi pada kondisi ruang selama 48 jam.S. aureus yang telah tumbuh pada media NA

    digores ke media selektif BPA untukpembanding.

    Uji Mikrobiologi Sampel Pupuk

    Hayati. Sebanyak 10 gram pupuk hayatitanpa sterilisasi dicampur dalam 90 mL BPB

    dan dihomogenkan di atas mesinpenggoyang. Sebanyak 0,1 mL disebarkanpada media BPA.

    Pembuatan Cemaran (Spike) dari

    CRM. Suspensi cemaran S. aureus dibuat

    dengan cara sebanyak 2 lup biakandimasukkan ke dalam 100 mL BPB dalam

    Erlenmeyer ukuran 1L. Bakteri yang beradadalam media cair tersebut diinkubasi selama24 jam pada suhu 35 C. Setelah masa

    inkubasi berakhir, sebanyak 0,1 mL suspensibiakan disebar pada media BPA dandiinkubasi pada suhu 35 C. konsentrasi

    bakteri dihitung dengan metode ALT. Setelahdianalisis, spike tersebut disimpan di lemaripendingin 10 C untuk dipergunakan sebagaisumber cemaran.

    Uji Cemaran pada Sampel PupukHayati. Sampel yang dianalisis terbagi dalam2 kelompok perlakuan yaitu pupuk hayatiyang diberi cemaran (sampel positif) danpupuk hayati tanpa cemaran (sampel negatif).

    Sampel positif merupakan matriksyang membawa cemaran pada konsentrasi

    yang diketahui. Sebanyak 10 mL spike S.aureus (dengan konsentrasi terstandard)ditambahkan ke dalam masing-masing 10 gsampel pupuk hayati. Kemudian ke dalamcampuran tadi ditambahkan media BPBsehingga volume campuran mencapai 100mL. Kemudian campuran didiamkan selama2 menit dan dihomogenkan di atas mesin

    penggoyang. Konsentrasi cemaran yang adapada sampel dihitung secara kuantitatifdengan metode ALT cawan sebar pada media

    BPA. Sebelum dianalisis, suspensi sampel

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    11/16

    3

    dihomogenkan kemudian dicawankan.Sebanyak 0,1 mL disebarkan pada mediaBPA. BiakanS. aureusdiinkubasi pada suhu 35C selama 2-3 hari. Jumlah koloni yangtumbuh pada cawan dihitung dan dinyatakan

    dalam colony formy unit (cfu) mL-1

    .Pengenceran dengan kerapatan koloni 25-250

    koloni/cawan (BSN 2008b) digunakan dalamperhitungan presisi dan akurasi.

    Prosedur yang sama dilakukan untuksampel negatif yaitu sampel tanpa cemaran.Sampel tanpa cemaran adalah pupuk hayatiyang disterilisasi. Sterilisasi dilakukan untuk

    lebih meyakinkan bahwa pupuk tersebutbebas dari cemaran yang akan diujikan.Sterilisasi pupuk juga dilakukan agar tidakada mikrob lain yang tumbuh sehinggamenghambat pertumbuhan cemaran di dalam

    pupuk. Masing-masing perlakuan minimaldiulang sebanyak tujuh kali.

    Pengolahan Data. Data diolah untukmendapatkan nilai presisi dan akurasi. Presisiditetapkan berdasarkan simpangan baku (SB)dan simpangan baku relatif (SBR) (Saefuddin

    et al. 2009) dari ulangan. SB dan SBRdihitung dengan rumus berikut :

    SB =

    SBR = SB/

    SB : simpangan bakuSBR : simpangan baku relatif

    (koefisien keragaman)x : rata-rata dari ulangan

    n : ulanganx1,x2,....xn: nilai konsentrasi ke-1.... n

    Jika SBR kurang dari 2/3 nilai Horwitz(AOAC 2005) maka metode dapat diterima.Nilai Horwitz dihitung dengan persamaanberikut:

    Nilai Horwitz = 2(1-0,5log Y)

    Y: rata-rata konsentrasi cemaran

    (kontrol positif)Akurasi diukur dengan persentase

    perolehan kembali melalui uji komparatif.

    Persentase perolehan kembali adalahbanyaknya cemaran yang dapat diisolasi

    kembali dari sejumlah cemaran yangdimasukkan ke dalam sampel. Persenperolehan kembali (recovery) dihitungdengan rumus berikut:

    % recovery(R) = [(A-B)/C] 100

    A: sampel dengan cemaran (sampelpositif)

    B: sampel tanpa cemaran (sampelnegatif)

    C: cemaran tanpa sampel (kontrolpositif)

    Tingkat akurasi metode ditetapkanberdasarkan perbandingannya terhadap nilai

    perolehan kembali yang ditetapkan oleh EPA

    (2005).Uji komparatif dilakukan untuk

    membuktikan kekuatan dari metode ujimelalui uji beda nyata antara sampel positifdan kontrol positif. Uji komparatif dilakukan

    dengan uji T dengan menghitung nilai PmenggunakansoftwareMinitab 14.

    HASIL

    Kultur Kerja

    Kultur CRM S. aureus tumbuhpadamedia BPA dengan ciri koloni berwarna abu-

    abu hingga kehitaman dan sekeliling tepikoloni bening (terbentuk halo). Koloni

    berbentuk bundar, cembung, licin/halusdengan tepian rata, tumbuh setelah 48 jaminkubasi di media BPA (Gambar 1).

    Gambar 1 Pertumbuhan Certified ReferenceMaterial (CRM) S. aureus padamedia BPA (a) S. aureus dari mediaNA (b) koloni tunggal S. aureussetelah diencerkan.

    Uji Mikrobiologi Sampel Pupuk Hayati

    Hasil analisis awal pupuk hayatimengandung bakteri pada media selektif BPA(Gambar 2). Bakteri yang tumbuh berwarnahitam akan tetapi tidak memiliki zona bening

    setelah diinkubasi selama 2-3 hari. Analisis

    ini dibandingkan terhadap CRM-nya yangmenunjukkan bahwa pupuk hayati yangdigunakan dinyatakan bebas dariS. aureus.

    Gambar 2 Pertumbuhan bakteri yang terdapatpada pupuk hayati di media BPA.

    a b

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    12/16

    4

    Cemaran (Spike) dari CRM

    Konsentrasi sumber inokulum S.aureus sebagai spike kontrol positif yangtumbuh pada media BPA sebesar 315cfu.mL-1 (Gambar 3) (Tabel 1).

    ulangan ke-3 (385) dan ke-4 (400). Padasampel positif terdapat dua data yang berbedanyata dengan uji T yaitu pada ulangan ke-2dan ke-3 (650).

    Tabel 1 Presisi uji cemaran S. aureus

    UlanganJumlah sel S. aureus(cfu mL-1)

    KPa SP SNc

    1 260 600 02 355 650 0

    3 385 650 04 400 d 400 0

    5 265 450 06 285 600 07 255 450 0

    Rata-rata 315,00 542,86 0SB 62,92 105,79 -Median 285,00 600,00 -

    Batas atas 377,92 648,64 -Batas bawah 252,08 437,07 -

    SBR 0,20 0,19 -2/3 nilai Horwitz 0,84 0,78 -

    Keterangan: a: Jumlah sel yang tumbuh dari 2 ulangan dikalikan faktor pengenceran 10x ; b: Jumlah sel yang

    tumbuh dari 2 ulangan dikalikan faktor pengenceran 100x; c: Jumlah sel yang tumbuh daripupuk hayati yang disterilisasi;d: berbeda nyata dengan uji T pada taraf = 0,05.

    Gambar 3 Hasil uji kontrol positif S. aureuspada pupuk hayati di media BPA.

    Uji Cemaran pada Sampel Pupuk HayatiKonsentrasi S. aureus dari spikeyang

    ditambahkan ke dalam pupuk hayati sebagai

    sampel positifyang tumbuh pada media BPAsebesar 543 cfu.mL-1(Tabel 1). Nilai SB dan

    SBR metode uji berturut-turut sebesar 62,92dan 0,20 pada kontrol positif serta 105,79 dan0,19 pada sampel positif (Tabel 1).

    Data perolehan kembali cemaran S.aureus dan nilai P (software Minitab 14)berturut-turut yaitu sebesar 172,34 % dan P=

    0,002. Nilai persen perolehan kembalimenunjukkan bahwa metode S. aureus

    memiliki akurasi tinggi karena memenuhibatas penerimaan EPA (2005) yaitu 48-291%. Nilai P yang diperolehmenggambarkan penyimpangan kesalahandata (standard eror) yang fungsinya samadengan .

    Dari ketujuh data kontrol positif padaS. aureus yang diperoleh terdapat dua datayang berbeda nyata dengan uji T yaitu pada

    PEMBAHASAN

    Pupuk hayati yang beredar di pasaran

    sangat beragam diantaranya yaitu

    Rhiphosant. Pupuk Rhiphosant mengandung

    bakteri Bradyrhizobium japonicum

    perangsang pembentukan bintil akar dan

    Aeromonas punctata untuk pelarutan fosfat.

    Sebelum dipasarkan pupuk hayatiharus melewati uji efektivitas dan ujimikrobiologi cemaran. Bakteri adalah jenis-jenis kontaminan biologi. akteri S. aureusmerupakan salah satu jenis bakteri yangumum ditemukan di tanah. Pupuk hayatiyang dianalisis tidak mengandung S. aureus

    sehingga bakteri ini digunakan sebagaipencemar (spike). Menteri Pertanian RI

    (2009) menetapkan persyaratan tekniscemaran pupuk hayati untuk kontaminanEscherichia coli dan Salmonellasp. minimalnol pada pengenceran 10-3. Pada penelitianini cemaran S. aureus pada pupuk hayatisebesar kurang dari 10 pada pengenceran

    10-2

    . Dengan demikian pada pengenceran 10-3

    diduga tidak dijumpai lagi cemaran S. aureus.

    Spike adalah cemaran sebagai kontrolpositif yang telah diketahui dengan pastijumlah koloni/ml. Cemaran S. aureusdipilihmenjadi bakteri pencemar karena bakteri ini

    dapat diisolasi dari tanah rhizospher pada

    gandum. Bakteri ini dapat dimanfaatkan

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    13/16

    5

    sebagai mikrob pendegradasi anilin di tanah(Ahmed 2010).

    Dari kontrol positif diketahui bahwamikrob cemaran yang ditambahkan ke dalampupuk sebesar 315 cfu/mL. Konsentrasi ini

    tidak menunjukkan jumlah yang samadengan konsentrasi sumber cemaran yang

    ditambahkan pada sampel positif. Hal inimengindikasikan bahwa spike konsentrasicemaran pada saat diuji sukar dijaga untuktetap konstan jumlah selnya. Meskipun spike

    yang sudah ditetapkan konsentrasinyadisimpan dalam lemari pendingin 10C. Pada

    penelitian ini, dilakukan 7 kali ulangan danlebih besar dari jumlah ulangan yangdianjurkan oleh Harmita (2004) yaitu palingsedikit 6 kali. Keterulangan digunakan untukmeningkatkan ketelitian percobaan dan

    mengendalikan ragam galat. Untuk bahanyang sudah terdeskripsi secara jelas sepertipupuk buatan maka diperlukan ulangan yangkecil.

    Metode analisis cemaran S. aureuspada pupuk hayati memperlihatkan nilaisimpangan baku relatif yang telah memenuhi

    kriteria yang ditetapkan oleh AOAC (2005)untuk dapat disebut sebagai metode yang

    menghasilkan ketelitian cukup baik, yaitudengan nilai SBR (0,20 dan 0,19) < 2/3Horwitz (0,84 dan 0,78) (Tabel 1).

    Presisi merupakan kedekatan di antara

    beberapa individu hasil pengujian oleh analisyang sama pada kondisi sama dan dalam

    interval waktu yang pendek (intraday)(Harmita 2004). Presisi untuk uji cemaranmikrob diukur dengan melihat kandungancemaran yang ada dalam sampel, membuat

    cemaran dan memberi cemaran pada sampel.Setelah uji presisi maka dapat

    dilanjutkan dengan uji akurasi. Metodeanalisis S. aureus memberikan persenperolehan kembali sebesar 172,34 %.Artinya, metode ALT yang digunakan untukmenghitung jumlah sel S. aureus dalam

    kontrol positif dan sampel positif dapatmenunjukkan jumlah sel S. aureus denganketepatan rata-rata sebesar 172,34 % dari

    jumlah sel terhitung pada kultur awal.Berdasarkan nilai perolehan kembali

    ketetapan EPA (2005) yaitu 48-291% makametode analisis S. aureus telah memenuhi

    batas penerimaan EPA. Hal ini dapatdikatakan bahwa metode analisis cemaran S.

    aureuspada pupuk hayati dapat diterapkan dilaboratorium IPBCC berdasarkankeakuratannya. Menurut Harmita (2004)akurasi sangat tergantung pada sebaran galat

    sistematik di dalam keseluruhan tahap

    analisis. Oleh karena itu untuk mencapaikecermatan yang tinggi hanya dapatdilakukan dengan cara mengurangi galatsistematik tersebut seperti menggunakan

    peralatan yang telah dikalibrasi,

    menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik,pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yangcermat, taat asas sesuai prosedur. Padapenelitian ini metode pengambilanhomogenasi dengan pipet mikro terganggu

    oleh partikel pupuk yang menggunakanbahan pembawa gambut yang tidak larut,sehingga mengganggu kecermatan.

    Berdasarkan uji T diketahui bahwadari ketujuh data sampel positif S. aureusyang diperoleh, terdapat dua data yangberbeda nyata dengan uji T pada taraf =

    0,05, yaitu pada ulangan ke-2 dan ke-3 yaitu

    650 cfu mL-1. Hasil yang berbeda nyata inimenunjukkan bahwa metode ALT yang

    digunakan untuk menghitung sel S. aureuspada pupuk hayati memiliki keragaman data

    pada taraf = 0,05.Analisis beda nyata yang dilakukan

    menunjukkan bahwa nilai P pada data hasilanalisis S. aureussebesar 0,002. Nilai P yangdiperoleh menunjukkan bahwa ketujuh dataanalisis yang didapat berbeda nyata pada

    taraf sebesar 0,05. Keragaman data yangdimaksud adalah selisih jumlah sel padaulangan yang satu dengan ulangan yang

    lainnya. Nilai simpangan baku (SB) yangdiperoleh akan menunjukkan keragaman datayang diperoleh. Nilai SB juga akan

    membentuk selang data. Selang data yangterdiri atas batas bawah dan batas atas akan

    menentukan data-data yang berbeda nyatapada taraf = 0,05.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Validasi metode analisisStaphylococcus aureus pada pupuk hayati

    dengan menggunakan SNI 2332.9:2011 yaituCara Uji Mikrobiologi-Bagian 9: PenentuanStaphylococcus aureus pada produkperikanan dapat memenuhi kriteria presisi

    dan akurasi yang memenuhi kriteria sebagaimetode uji sampel pupuk hayati. Metode inidapat diterapkan sebagai metode standard ujidi laboratorium IPB Culture Collection.

    Saran

    Penyimpanan spike pada kondisilingkunngan yang baik perlu dicari agar

    jumlah mikrob dalam spike relatif konstan.

    Uji ketertiruan untuk parameter ketelitian

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    14/16

    6

    perlu dilakukan agar dapat diketahuipengaruh dari kerja analis, kondisi instrumendan waktu analisis yang berbeda dalamlaboratorium yang sama maupun berbedaterhadap hasil akhir. Perlu juga dilakukan

    pembuatan formulasi pupuk dengan cemaranterlebih dahulu sebelum dianalisis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmed S et al. 2010. Isolation andcharacterization of a bacteria strainfor aniline degradation. Afr J

    Biotechnol9:1173-1179.

    [AOAC] Association Official of AnalyticalChemistry. 2005. Official Method ofAnalysis. Washington DC: AOAC.

    [BPOM RI] Badan Pengawas Obat danMakanan Republik Indonesia. 2008.Pengujian mikrobiologi pangan.Jakarta: Badan POM RI.

    [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008a.Pelatihan Audit Internal Sistim

    Manajemen Mutu Laboratorium.Jakarta: BSN.

    [BSN] Badan Standar Nasional. 2008b.

    Metode pengujian cemaran mikrobdalam daging, telur dan susu, serta

    hasil olahannya. Jakarta: BSN;(Standard Nasional Indonesia2897:2008).

    [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2011.Cara uji mikrobiologi - bagian 9:

    penentuan Staphylococcus aureuspada produk perikanan. Jakarta:BSN; (Standard Nasional Indonesia2332.9:2011).

    [EPA] Environmental Protection Agency.2005. Manual for the Certificationof Laboratories Analyzing DrinkingWater: Criteria and Procedurer

    Quality Assurance. Edke-5. Ohio:

    US International Protection AgencyOffice of Water.

    Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan validasimetode dan cara perhitungannya.Majal Ilm Kefarm 1:117-135.

    [ISO] International Organization forStandardization. 2008. Persyaratanumum kompetensi laboratorium

    pengujian dan laboratoriumkalibrasi. Jakarta: ISO; (SNIISO/IEC 17025:2008 (klausul

    5.4.5.1 dan 5.4.5.2).

    Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2009.

    Peraturan Menteri Pertanian28/Permentan/SR.130/5:2009Tentang Pupuk Organik, PupukHayati dan Pembenah Tanah.Jakarta: Menteri Pertanian RI.

    Saefuddin A, Notodiputro KH, Alamudi A,

    Sadik K. 2009. Statistika Dasar.Jakarta: PT Grasindo.

    Simanungkalit RDM, Suriadikarta DA,

    Saraswati R, Setyorini D, Hartatik

    W. 2006.Pupuk Organik dan Pupuk

    Hayati. Bogor: Balai Besar

    Penelitian dan Pengembangan.

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    15/16

    LAMPIRAN

  • 7/24/2019 Val. Metode Cemaran s. Aureus

    16/16

    8

    Lampiran 1 Pembuatan Pereaksi Media BPA dan BPB

    1. Larutan media baird parker agar(BPA) menurut SNI 2332.9:2011BPA sintetik 60 gAquades 1 L

    Egg Yolk 50 mLLarutan BPA dan aquades tersebut dididihkan. Setelah itu disterilisasi pada suhu 121 C selama

    15 menit. Media didinginkan hingga suhu 45 C kemudian ditambahkan egg yolk.

    2. Larutan butterfields phosphate buffered (BPB)menurut SNI 2332.9:2011Larutan stok

    KH2PO4 34 gAquades 500 mL

    pH larutan diatur 7,2 dengan menggunakan 1 N NaOH. Volume larutan ditepatkan hingga1000 mL dengan penambahan aquades. Setelah itu disterilisasi pada suhu 121 C selama 15

    menit. Larutan stok disimpan dalam refrigerator. Cara membuat larutan kerja yaitu sebanyak10 mL larutan stok diambil dan ditepatkan hingga 1000 mL dengan penambahan aqudes.

    Kemudia larutan disterilisasi pada suhu 121 C selama 15 menit.