uji cemaran bakteri pada ikan

32
UJI CEMARAN BAKTERI PADA IKAN OLEH : KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 1. NI NYOMAN MELINDAWATI P07134013002 2. NI LUH PUTU YOGA ARSANI P07134013014 3. A.A. TRISNA PRADNYADARI

Upload: adhey-trisna-dewi

Post on 24-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

UJI CEMARAN BAKTERI PADA IKAN

OLEH :

NI NYOMAN MELINDAWATIP07134013002NI LUH PUTU YOGA ARSANIP07134013014A.A. TRISNA PRADNYADARIP07134013028AYU NUR FITRIYANIP07134013038NI MADE YUNI TRISNA DEWIP07134013043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATANTAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah, penulis memperoleh kekuatan lahir dan batin serta dengan keselamatan dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul Uji Cemaran Bakteri Pada Ikan., tepat pada waktunya.Mengingat keterbatasan kemampuan, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan paper ini, masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan.Dengan demikian, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan paper ini.Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 8 Maret 2015

Penulis

iiDAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii BAB I : PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan 31.4 Manfaat 3BAB II : PEMBAHASAN .. 4-13BAB III : PENUTUP 3.1Kesimpulan............................................................................................................ 143.2Saran ..................................................................................................................... 14DAFTAR PUSTAKA

iiBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar belakangIlmu pengetahuan merupakan suatu hal yang tidak dapat dikalahkan dari kehidupan kita.Hal ini dikarenakan kemanapun, kapanpun, dan dimanapun kita berada pengetahuan sangat penting.Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai makhluk hidup dan kehidupan adalah biologi.Dalam mempelajari biologi yang dibutuhkan tidak hanya pengetahuan secara teori, tetapi juga pengetahuan dalam bentuk praktikum.Mikroorganisme seperti makhluk hidup lainnya karena memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu dalam mengkultivasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda dalam persyaratan pertumbuhannya.Ada mikroorganisme yang dapat hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroorganisme inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroorganisme.Mikroba terdapat hampir disemua tempat. Di udara mulai dari permukaan tanah sampai pada lapisan atmosfer paling tinggi. Bahkan pada makanan yang kita konsumsi juga terdapat mikroorganisme sendiri ada bersifat infeksi.Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate, spiral plate), membrane filtration, MPN, menghitung langsung dengan Petroff Hausser ataupun cara lainnya (misalnya aktivitas metabolik, turbidimetri, berat kering dan lain-lain). Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya bakteri adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan digunakan satuan CFUs/volume atau berat. CFUs adalah singkatan dari Coloni Forming Units yang artinya unit-unit/satuan pembentuk koloni. Yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal. Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap sel dan ada pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya, seperti streptococcus, diplococcus, sarcina dan lain-lain, sehingga penyebarannya berkelompok. Jenis ini jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka pertumbuhan menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa sel.Dalam kehidupan ini terdapat jenis bakteri namun bakteri-bakteri tersebut ada yang menguntungkan, ada juga bakteri yang merugikan. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini biasa disebut dengan bakteri patogen. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan.Produk pangan seperti ikansangat direkomendasikan untuk dikonsumsi, selain murah dan mudah didapat ikan juga jenis makanan yang sehat dan rendah lemak jenuh, tinggi protein dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. Namun seiring perkembangan jaman lingkungan air yang menjadi habitat dari ikan-ikan tersebut semakin tercemar oleh limbah-limbah rumah tangga maupun industri sehingga mempengaruhi kualitas higiene ikan. Oleh karena itu ikan yang beredar dimasyarakaat harus melalui pengujian serta harus memiliki standar kualitas mikrobiologi. Pengujian kualitas mikrobiologi dalam produk pangan dilakukan agar produk yang dihasilkan bermanfaat serta aman untuk digunakan konsumen.Dengan demikian uji mikroorganisme pada makanan dan standart mikrobiologi pada ikan sangat diperlukan. Hal ini sangat erat hubungannya dengan keamanan suatu produk yang dihasilkan serta menghindari terdeteksinyan bakteri patogen pada makanan yang dapat menimbulkan suatu penyalut bagi konsumen.

1.2. Rumusan masalahan1. Apa yang dimaksud dengan cemaran padamakanan?2. Apa saja jenis bakteripencemar pada ikan?3. Apa pengertian/definisi uji cemaran bakteri pada makanan?4. Apa manfaat dari pengujian bakteri?5. Apa saja jenis-jenis pengujian bakteri pathogen pada makanan?6. Bagaimana prosedur pengujian bakteri patogen pada makanan?

1. 1.1. 1.2. 1.3. Tujuan1. Untuk mengetahui cemaran padamakanan.2. Untuk mengetahui jenis bakteripencemar pada ikan.3. Untuk mengetahui pengertian/definisi uji cemaran bakteri pada makanan.4. Untuk mengetahui manfaat pengujian bakteri.5. Untuk mengetahui jenis-jenis pengujian bakteri pathogen pada makanan.6. Untuk mengetahui prosedur pengujian bakteri patogen pada makanan.

1. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. MetodeMetode yang digunakan dalam pembuatan paper ini adalah metode kajian pustaka.

123BAB IIPEMBAHASAN

2. 2.1. Cemaran Bakteri pada MakananMakanan dikatakan tercemar jika mengandung sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya. Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteri. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan abdomen, demam, muntah dan akan berlaku dalam tempoh 3 hingga 24 jam. Jika makanan telah dicemari bakteri,bakteri akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai toksin. Toksin memberi kesan langsung pada lapikan usus dan menyebabkan peradangan. Ada berbagai jenis bakteri yang menyebabkan keracunan makanan tetapi yang biasa didapati ialah salmonella, shigella, staphylococcus dan E.coli yang merupakan puncak utama keracunan makanan di kalangan bayi, terutamanya bayi yang menyusui botol. Bagi keracunan makanan yang berpuncak daripada bahan bukan bakteri,tanda penyakit juga timbul jika anak termakan bahan kimia, racun serangga atau beberapa jenis tumbuh-tumbuhan (Imam dan Sukamto, 1999)

1. 2. 2.1. 2.2. Bakteri Pencemar pada Makanan (Ikan)Ikan adalah makhluk hidup/binatang bertulang belakang yang selama hidupnya di dalam air, bernafas dengan insang,berdarah dingin,bersisik atau tidak,dan bersirip berpasangan dan tunggal.Ikan merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia karena beberapa kelebihannya.Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat potensial dan biasanya kandungan protein sekitar 15-24% tergantung dari jenis ikannya.Protein ini mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu sekitar 95%.1 2 Kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan termasuk ikan adalah pembusukkan, dan ini dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur.Adapun bakteri penghasil racun adalah :

a. Salmonella Salmonella merupakan salah satu genus dari Entrobacteriaceae, berbentuk batang negative. Dan dapat tumbuh pada suhu antara 5-47Cb. Staphylococcus Bakteri ini koloni kokus yang membentuk untaian buah anggur.Bakteri ini adalah Abortus.c. Shigella Merupakan suatu bakteri femilia Enterobacteriaceae, bersifat gram negative bentuk batang.Dan shigella dapat tumbuh pada suhu 370Cd. Clostridium botulinum Bakteri Clostridium botulinum menghasilkan racun yang mencegah transmisi impuls saraf ke otot .Mual, muntah dan kram perut adalah gejala umum yang ditimbulkannya. Efek dimulai pada syaraf di kepala sehingga menyebabkan penglihatan kabur/ganda dan kesulitan menelan, kemudian menyebar ke punggung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot lengan, otot pernapasan, dan mungkin juga otot kaki. Gejala ini biasanya muncul 4-36 jam setelah menelan toksin, tetapi bisa memakan waktu hingga delapan hari.e. Escherichia coli E. coli adalah bakteri berbentuk batang, bersifat gram negatif, tidak berkapsul dan tidak bergerak aktif.Eschericia coli umumnya diketahui terdapat secara normal dalam alat pencernaan manusia dan hewan.Eschericia coli yang menyebabkan penyakit pada manusia disebut Entero Phatogenik Eschericia Coli (EPEC). Pangan yang sering terkontaminasi oleh bakteri ini adalah susu, air minum, daging, keju, dan lain lain (Nurwantoro, 1997).

2.1 2.2 2.3 Definisi Uji Cemaran Bakteri Pada Makanan dan MinumanPengawasan mutu dan keamanan produk makanan dan minuman sangat penting dilakukan guna memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa produk-produk yang menggunakan dan konsumsi memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Pengujian cemaran bakteri dilakukan pada sediaan obat, obat tradisional, makanan,minuman, kosmetika, dan alat kesehatan. pengujian cemaran bakteri mencakup berbagai cara, seperti:1. Angka lempeng total (ALT)2. Metode filtrasi3. Angka kapang-khamir (AKK)4. Pemeriksaan bakteri pathogen

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. Manfaat Pengujian BakteriTingkat konsumsi masyarakat terhadap obat, obat tradisional, makanan, dan minumanc enderung terus bertambah seiring dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.Namun demikian, masih banyak masyarakat yang belum menyadari risiko dan dampakmengonsumsi suatu produk yang tidak memenuhi kuaitas secara mikrobiologis terhadap kesehatan. Oleh karena itu tujuan pemeriksaan dan pengawasan terhadap mutu produksecara mikrobiologis adalah untuk mejamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam mengonsumsi atau menggunakan produk-produk tersebut.

2.5. Jenis-Jenis Pengujian Bakteri Patogen Pada Makanan1. Uji IndolUji Indol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam memecah asam amino triptofan.Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat.Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin)berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidakmembentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein (Sugianto,2012).2. Uji TSIA

Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri bersifatbasa ini menandakan bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa.Pada media daerah 456butt media berubah berwarna kuning ini menandakan bakterimemfermentasi glukosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2danCO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.Pembentukan H2S positifditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar mengadung laktosadan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai indikatoryang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalamsuasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untukpenghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untukmembedakan bakteri H2S dengan bakteri-bakteri lainnya (Sugianto, 2012).3. Uji ureaseUjiurease digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroba menghidrolisis urea menjadi amonia. Enzim urease akan menguraikan urea menjadi amonia. Ujiurease menunjukkan hasil positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan.Hasil uji urease negatif jika tidak terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan (Sugianto, 2012).4. Uji Dekarboksilasi LysinUji Dekarboksilasi Lysin menggunakan media Xylose-Lysine- Desoxycholate Agar medium digunakan untuk isolasi Salmonella dan memilah organisme lain dengan cara memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan produksi H2S.Fermentasi xylose sangat lazim bagi kebanyakan organisme enterik kecuali,Shigella, Providencia,Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella akan membentukkoloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia berwarna kuning. Mikroba lain yang dapat tumbuh padamedia ini antara lain Arizona, Proteus, Aerobacter, Klebsiella, Citrobacter. Begitubanyak mikroba yang dapat tumbuh, sehingga media ini kurang dapat memilah Salmonella pada tahap awal.Lebih baik digunakan untuk tahap konfirmasi kontaminan Salmonella (Sugianto, 2012).5. Uji -galaktosidaseUji -galaktosidase digunakan utuk identifikasi beberapa jenis bakteri seperti Salmonella. Enzim -galaktosidase merupakan enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Beberapa mikroorganisme seperti E. coli,dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon. Selain laktosa, substrat alamiah dari enzim, adalah bahan yang sangat penting, ONPG (o-nitro-phenyl--D-galactopyranoside), dapat digunakan pula.-galaktosidase dapat mengkatalisis ONPG menjadi galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG tidak berwarna tetapi setelah hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan timbul warna kuning pada larutan yang alkali.beberapa jenis bakteri yang mampu melakukan fermentasi terhadap karbohidrat Streptococcus, Lactobacillus, Zygomonas, Saccharomycetes, Escherichia, Enterobacter, Salmonella (Sugianto, 2012).6. Uji SerologiUji serologi tidak terjadi aglutinasi pada penambahan antisera polivalen O, H, dan Vi.7. Uji Voges ProskauerUji Voges Proskauer bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri Untukmembedakan bakteri Escherichia coli dengan Enterobacter aerogenes. Hasilnya uji ini negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan -napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin).Salmonellapositif jika pada uji biokimia yang dilakukan hasilnya sebagai berikut:

Glucose + O2 Acetic acid2,3-butanediolacetylmethylcarbinol CO2+ H2

Uji Voges-Proskauerpositif ditandai dengan warna biakan menjadi merah muda sampai merah menyala setelah ditetesi larutan alfa naftol dan KOH 40 % (3:1).Padauji ini terjadi pembentukan asetimetil karbinol dari dekstrosa.8. Uji SitratUji sitrat positif ditunjukkan oleh perubahan warna biakan dari hijau menjadi biru karena terbentuknya natrium karbonat hasil reaksi enzimatis yang mengubah indikatorbromtimol biru pada media.

2.6. Prosedur Pengujian Bakteri Patogen Pada Makanan E.coli1. Uji indol

78Dari biakan murni nutrient agarmiring, diinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media methyl red-voges proskauer (MR-VP), kemudian diinkubasi pada suhu 37Cselama 48 jam. Dengan menggunakan pipet, 5 mL biakan dipindahkan kedalamtabung reaksi, ditambahkan 5 tetes methyl red dan dikocok sampai homogen.Warna kuning menunjukkan reaksi negatif dan warna merah menunjukkan hasil positif.2. Uji voges proskauerDari biakan murni nutrient agar miring, diinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media methyl red-voges proskauer (MR-VP), kemudia diinkubasi pada suhu 370Cselama 48 jam. Dengan menggunakan 1 mL biakan dipindahakan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5 mL larutan@-naftol da 0,2 mL larutan kalium hidroksida, kemudian dikocok sampai homogen dan didiamkan selama 2-4 jam. Warna merah muda hingga merah tua menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna tidak berubah menunjukkan reaksi negatif.3. Uji sitratDari biakan murni nutrient agar miring, diinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media simmon citrat kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 48-96 jam.Warnabiru menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan hasil negatif.

Clostridium perfingers1. Uji Pada Urea AgarKoloni dugaan salmonella digoreskan pada permukaan media agar miring,kemudian diinkubasi pada suhu 370C selam 24 jam. Timbulnya warna merah muda mennjukkan reaksi positif, sedangkan tidak ada perubahan reaksi negatif.2. Uji Dekarboksilasi LisinKoloni dugaan salmonella diinokulasikan pada pembenihan cair lisyndekarboksilase broth kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 48 jam.Timbulnya warna ungu menunjukkan reaksi positif.3. Uji SerologiKoloni dugaan salmonella diambil sebanyak 1 sengkelit dan disuspensikan dengan 1 tetes larutan NaCl fisiologis pada kaca objek.Selanjutnya, suspense diteteskan dengan antiserum salmonella polivalen O dan dihomogenkan dengan menggoyangkan kaca objek atau menggunakan sengkelit.Pengamatan dilakukan selama 5 menit.Salmonella positif jika terjadi aglutinasi. 1Stapylococcus aureusSampel yang akan diperiksa dihomogenkan dan diencerkan dengan larutanpeptone dilution fluid (PDF) hingga didapatkan pengenceran 10-1. Sebanyak 2,0 ml larutan sampel hasil pengenceran 10-1 diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 18,0 ml media trypticase soy broth (TSB) lalu diikubasipada suhu 37oC selama 24-48 jam. Biakan dalam TSB kemudian diinokulkasikan dengan menggunakan ose pada lempeng media baird parker agar (BPA). Perlakuan yang sama diberlakukan juga pada kontrol positif dengan menggoreskanStaphylococcus aureus pada media yang sama. Semua biakan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dengan posisi cawan terbalik.Koloni yang diduga merupakan staphylococcus aureus adalah koloni spesifik yangberwarna hitam mengkilat dengan lingkaran cerah disekelilingnya.Selanjutnya koloni dugaan yang spesifik dipilih dari biakan BPA untuk dilakukanuji konirmasi, yaitu uji koagulase. Kurang lebih 10 koloni dugaan staphylococcusdipilih dari biakan BPA dan diinokulasikan ke dalam media brain heart infusionbroth (BHIB). Biakan diinkubasi pada suhu 37oC selama 20-24 jam.Sebanyak 0,1ml dari setiap biakan dalam BHIB dipipet dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi steril. Selanjutnya ditambahkan 0,3 ml plasma penguji pada masing-masingtabung. Tabung kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 4-6 jam.Diamatiadanya reaksi penggumpalan plasma.Penggumpalan menunjukkan koagulase Staphylococcus aureus positif.

Salmonella typhi1. Penanaman pada media triple sugar iron agar (TSIA)Koloni dugaan salmonella dipindahkan ke pembenihan miring TSIA dengan cara menggores pada bagian miring dan menusuk pada bagian tegakpembenihan, 91011kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.Perubahan yang terjadi diamati :Pada bagian tegak, salmonellaakan : Memfermentasi glukosa, warna media tetap ungu. Tidak memfermentasi sukrosa, warna media tetap ungu. Membentuk H2S, warna media berubah dari warna ungu menjadi hitam.Pada bagian miring,salmonella akan: Memfermentasi laktosa atau sakarosa, warna media menjadi kuning Tidak memfermentasi laktosa dan sakarosa, warna media tetap merah atautidak berubah.2. Uji pada urea agarKoloni dugaan salmonella digoreskan pada permukaan media urea agar miring. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.Timbulnya warna merah muda menunjukkan reaksi positif, sedangkan tidak adaperubahan warna menunjukkan reaksi negatif.3. Uji dekarboksilasi lisinKoloni dugaan salmonella diinokulasikan pada pembenihan cair lysinedecarboxylase broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Timbulnya warna ungu menunjukkan reaksi positif.4. Uji voges proskauerKoloni dugaa salmonella dimasukkan masing-masing 1 ose ke dalam 2 tabungreaksi yang msing-masing berisi 0,2 mL pembenihan voges proskauer (VP).Tabung ke-1 diinkubasi pada suhu kamar dan tabung ke-2 diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Selanjutnya, pada setiap tabung, diteteskan 2 tetes larutan kreatin, 3 tetes larutan -naftol, dan 2 tetes pereaksi KOH. Pengocokan dilakukan tiap kali pereaksi ditambahkan. Pengamatan dilakukan selama 15 menit, terbentuknya warna merah jambu sampai merah tua menunjukkan hasil positif, sedangkan jika tidak berubah, menunjukkan reaksi negatif.5. Uji indolKoloni dugaan salmonella diinokulasikan sebanyak 1 sengkelit ke dalam media indol dalam tabung, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24jam. Selanjutnya, 11ditambahkan 1 ml pereaksi indol.Terbentuknya gelang merah menunjukkan reaksi positif, sedangkan bila tidak berwarna atau kuning kecoklatan, menunjukkan reaksi negatif.6. Uji serologiKoloni dugaan salmonella diinokulasikan sebanyak 1 sengkelit dan disuspensikan dengan satu tetes larutan NaCL fisiologis pada kaca objek.Selanjutnya, suspensi ditetesi dengan antiserum Salmonella polivalein O dan dihomogenkan dengan menggoyangkan kaca objek atau menggunakan sengkelit. Pengamatan dilakukan selama 5 menit, Salmonella positif jika terjadi aglutinasi.

Vibrio cholera1. Penanaman pada media triple sugar iron agar (TSIA)Satu ose biakan diambil dari biakan nutrien agar miring dan diinokulasikanpada media TSI agar, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.Biakan vibrio cholera akan berwarna kuning dipermukaan dan di dasar tabung tanpa pembentukan gas H2S.2. Uji oksidaseKertas saring (6x6 cm) disiapkan di dalam cawan petri. Bagian tengah kertas diberi tiga tetes pereaksi tetra metil parap henilendiamin.Selanjutnya, satu osebiakan diambil dari biakan nutrien agar miring dan ditotolkan pada bagian kertas saring yang sudah jenuh dengan peraksi sepanjang 3-6 mm.Pembentukan warna ungu tua yang cepat menunjukkan reaksi positif. Vibriocholera memberikan reaksi oksidase positif.3. Uji fermentasi karbohidratSatu ose biakan diambil dari biakan nutrien agar miring dan diinokulasikanpada sejumlah media peptone sugar broth yang masing-masing ditambahkan glukosa, sukrosa, manosa, manitol.Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37oCselama 4-5 hari dan diamati setiap hari. Mumculnya warna kuning menunjukkan terbentuknya asam, yang berarti terjadi proses fermentasi.Vibrio cholera dapat memfermentasi glukosa, sukrosa , manosa, dan manitol.4. Uji motilitasSatu ose biakan diambil dari biakan nutrien agar miring dan diinokulasikan dengan cara ditusukkan kedalam media motilitas, kemudian diinkubasi pada suhu, 37oC selama 18-24 jam. Adanya pertumbuhan menyebar diamati disekitar tusukan.Vibrio cholera menunjukkan motilitas positif.5. Pewarnaan gramVibrio cholera merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batangbengkok.

BAB IIIPENUTUP3. 3.1. KesimpulanMakanan dikatakan tercemar jika mengandung sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya. Adapun jenis-jenis bakteri pencemar pada ikan yaitu Salmonella, Staphylococcus, Shigella, Clostridium botulinum, Escherichia coli..Pengujian cemaran bakteri mencakup berbagai cara, seperti:Angka lempeng total (ALT), Metode filtrasi, Angka kapang-khamir (AKK), Pemeriksaan bakteri pathogen. Manfaat pengujian bakteri adalah untuk mejamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam mengonsumsi atau menggunakan produk-produk tersebut.Jenis-jenis pengujian bakteri patogen pada makanan yaitu, uji indol, uji TSIA, uji urease,uji dekarboksilasi lysine, uji -galaktosidase, uji serologi, uji voges proskauer, uji sitrat.

3.2. SaranDemikianlah paper tentang Uji Cemaran Bakteri Pada Ikan yang dapat penulis sampaikan, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Semoga para pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan penyusunan paper ini.

121314Daftar Pustaka

Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.Jutono, J. S, Hartadi, S, Kabirun . S.S, Suhadi, D, Judoro dan Soesanto. 1973. Pedoman PraktikumMkrobiologi Umum. Departemen Mukrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.Thayib, S dan Abu Amar. 1989. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Teknologi Indonesia.Supardi, Imam dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni. Bandung.Suryani Ani, Erlina Hambali, dan Encep Hidayat.2007. Membuat Aneka Abon. Penebar Swadaya. Jakarta