analisis cemaran mikroorganisme

60
Analisis Cemaran Mikroorganisme

Upload: hediarta-widiana-putra

Post on 31-Dec-2014

368 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

askjaks

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Analisis Cemaran Mikroorganisme

Page 2: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Presented by...

Putu Hediarta Widiana Putra(1008505080)

Ni Kadek Santika Dewi(1008505049)

Ni Made Lis Dwi Marni(1008505085)

Kelompok V

Page 3: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Latar Belakang

Makanan

Salah satu kebutuhan pokok

manusia dengan fungsinya yang

kompleks

Perlu dilakukannya analisis cemaran mikroorganisme, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan

Terdapat berbagai mikroorganisme patogen yang

dapat mengkontaminasi

Page 4: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Rumusan Masalah

• Apa saja jenis mikroorganisme yang menyebabkan cemaran dalam makanan?

• Berapa batas persyaratan maksimum cemaran mikroorganisme yang diperbolehkan terdapat dalam makanan?

• Bagaimana metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan secara umum?

• Bagaimana contoh metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan, khususnya dalam daging dan makanan olahan seperti yoghurt?

Page 5: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tujuan

• Dapat mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan cemaran dalam makanan.

• Dapat mengetahui batas persyaratan maksimum cemaran mikroorganisme yang diperbolehkan terdapat dalam makanan.

• Dapat mengetahui metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan secara umum.

• Dapat mengetahui contoh metode analisis cemaran mikroorganisme dalam makanan, khususnya dalam daging dan makanan olahan seperti yoghurt.

Page 6: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis Cemaran Mikroorganisme pada

Makanan

Page 7: Analisis Cemaran Mikroorganisme

FooD =)

Terdapat berbagai

mikroorganisme patogen yang

dapat mengkontaminasi

Terutama pada makanan berbahan daging, susu dan

produk olahan keduanya

Page 8: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tabel 1. Jenis dan Sumber Mikroorganisme Patogen dalam Produk Makanan

Page 9: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tabel 2. Penggolongan Mikroba Patogen Berdasarkan Tingkat Bahayanya

Page 10: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tabel 3. Parasit yang sering ditemukan pada

makanan

Page 11: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Persyaratan Batas Cemaran Maksimum

Mikroorganisme

DAGINGDAN

PRODUK OLAHANNYA

SUSUDAN

PRODUK OLAHANNYA

TERUTAMA

Page 12: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tabel 4. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada daging dan produk olahannya

(dalam satuan CFU/gram)

Page 13: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tabel 5. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada susu dan produk olahannya (dalam satuan CFU/gram atau ml)

Page 14: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tabel 6. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran

mikroba pada telur (dalam satuan CFU/gram)

Page 15: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Buah

Page 16: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Buah

Page 17: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Serealia

dan produk olahan serealia

Page 18: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Ikan

Page 19: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Produk-Produk Susu dan

Analognya

Page 20: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Jenis dan Batasan Maksimum Cemaran Mikroba dalam Daging dan

Produk Daging

Page 21: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Metode yang paling umum digunakan dalam uji mikrobiologi pada makanan

adalah enumerasi mikroorganisme dengan metode APC (Aerobic Plate

Counts). Metode ini dapat digunakan sebagai indikator yang menyatakan jumlah total populasi bakteri aerob

dalam sampel makanan.

Metode Analisis Cemaran Mikroorganisme dalam Makanan

Page 22: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Beberapa mikroorganisme memiliki metode analisis yang spesifik, seperti:

Bacillus aureus.

Coliform dan E. Coli

Bakteri patogen (Salmonela)

Ragi dan Jamur

Page 23: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Bakteri aerob gram positif yang mampu membentuk spora dan menyebabkan gastroenteritis karena mampu membentuk komplek enterotoksin. Spora dapat bertahan pada kondisi merugikan, seperti pengeringan dan pasteurisasi.

Bacillus cereus . . .

IsolasiMenggunakan Plate Count Agar dengan metode tuang, diinkubasi pada suhu 35°C selama 20-24 jam. Seluruh koloni yang tumbuh dihitung (20-200) dan direpresentasikan dalam colony forming unit (CFU). Salah satu sampel dilakukan heat shock dalam penangas air (70°C, 15 menit) kemudian dibuat pengenceran seri. Setiap pengenceran seri sampel (0.1 ml) dipupuk di atas lempeng agar mannitol-egg yolk-polymyxin dengan bantuan hockey stick, diinkubasi pada suhu 30°C selama 20-24 jam. Koloni dengan zona presipitasi warna eosin merah jambu-lavender dihitung (15-150 koloni). Min 5 koloni diambil sebagai subyek konfirmasi, diuji terhadap motilitas, fermentasi glukosa, reaksi Voges-Proskauer, dan reduksi nitrat menjadi nitrit. Jumlah B. cereus dihitung berdasarkan rasio koloni yang menunjukkan uji positif terhadap koloni presumtif yang diuji.

Page 24: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Pengujian kemampuan isolat memproduksi enterotoksin dilakukan dengan cara isolat B.

cereus diinokulasi ke dalam brain heart infusion (BHI, Difco) dan diinkubasi pada suhu

32-35ºC selama 6-18 jam pada inkubator berputar (orbital shaking incubator, Firstek)

dengan kecepatan 250 putaran/menit.

Page 25: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Coliform dan E. Coli . . .Coliforms memiliki kemampuan dalam memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas pada suhu 35ºC dalam 48 jam

Dalam pengujian coliforms dan E. Coli terdapat beberapa medium pembiakan yang umumnya digunakan, antara lain:

Chromocult NPS ( 36 ± 2ºC , 20-

28 jam).

m FC NPS (36 ± 2ºC , 18-

24 jam).

Teepol NPS (36 ± 2ºC , 18-

24 jam).

MacConkey NPS

(30-35ºC,18-72 jam).

Page 26: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Koloni biru gelap-violet. Koloni gram negatif tidak berwarna, dengan penambahan sedikit β-glucuronidase memberikan aktivitas warna biru terang hingga biru hijau. Untuk pemastian adanya E. Coli berikan satu tetes Kovacs Indole Reagent pada setiap koloni biru gelap tersebut. Reaksi positif ditunjukkan oleh perubahan warna merah ceri setelah beberapa detik.

Chromocult NPS

m FC NPS

E. Coli dan bakteri coliform membentuk koloni biru dengan warna biru disekitarnya. Warna ini adalah biru gelap pada coliform fecal dengan fermentasi laktosa yang kuat dan biru yang lebih terang untuk coliform non fecal dengan fermentasi laktosa yang lebih rendah. Inkubasi dengan suhu yang terlalu tinggi dapat menekan fecal coliform.

Page 27: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Teepol NPS (Laury Sulphate Medium)

E. Coli dan bakteri coliform membentuk 1-2 mm diameter koloni berwarna kuning dengan dikelilingi oleh zona kuning. Bakteri yang tidak memfermentasi laktosa menghasilkan warna merah atau koloni tidak berwarna tanpa zona kuning.

MacConkey NPS

E. Coli membentuk koloni besar berwarna merah, coliform membentuk warna merah muda, kadang-

kadang koloni seperti lumpur, lactose negative enterobacteria membentuk koloni tanpa tidak

berwarna. Bakteri gram positif terinhibisi.

Page 28: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Penghitungan TPC

Penghitungan MPN

Identifikasi E.coli

Penentuan Strain E.coli O157:H7

Pemeriksaan bakteriologis E Coli

Page 29: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Metode TPC

• Metode TPC (Total Plate count/jumlah hitung kuman per ml air). TPC ditentukan dengan menanam dari tiap contoh air, yaitu 1 ml contoh air dan 1 ml contoh air dengan penipisan 1 : 101 , 102 dan 1 : 103 masing- masing pada lempeng nutrient secara pour plate. Hasil pertumbuhan koloni dihitung dengan quibec coloni counter dan dinyatakan dalam jumlah kuman per ml air.

Page 30: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Metode MPN (Most Probably Number)

Penentuan MPN presumptive coliform/100 ml air. Dipakai laktosa broth dengan kekuatan 2 (double strength), 1.5 dan 1 strength. Dihitung tabung Durham yang memberikan hasil reaksi positif (Tabung Durham yang mengandung gas 10%) setelah pengeraman 37ºC selama 24 jam. MPN ditentukan dengan mencocokkan dengan atho Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam MPN coliform/100 mL air.

Page 31: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Penentuan MPN faecal coliform/100 ml airDari setiap tabung Durham reaksi positif presumptive coliform diambil 1 mata ose dan ditanam ke dalam tabung Durham yang berisi Escherichia coli Broth (E.C.medium). Hasil yang positif yaitu tabung Durham yang mengandung 10% gas setelah pengeraman 37ºC selama 24 jam dicocokkan dengan atho Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam faecal coliform/100 ml air.

Page 32: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Penentuan MPN E.coli /100 ml airDari tiap Durham reaksi positif faecal coliform diambil satu mata ose dan ditanam pada lempeng medium EMB (Eosin Methylen Blue) secara streaking. Biakan-biakan ini dieramkan 24 jam 37ºC. Setelah pengeraman dihitung jumlah lempeng yang ada pertumbuhan E.coli (=koloni dengan warna metallic sheen) dan hasil biakan positif (=lempeng yang ada pertumbuhan E.coli) dicocokkan dengan Tabel Hoskin J.K untuk menentukan MPN dari E.coli/100 ml air.

Page 33: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Identifikasi E.coli

Dilakukan pemeriksaan biokimia, yaitu uji-uji I M Vi C (Indol, MR. VP dan Citrat) dan uji gula-gula: Laktosa, Sukrosa, galaktosa, sorbitol dan Glukosa. Hasil positif: akan terjadi perubahan warna pada gula-gula tersebut. Penanaman E.coli dilakukan pada media: McConkey Agar, BGA (Briliant Blue Green Agar) dan SMAC (Sorbitol McConkey Agar Escherichia coli).

Page 34: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Identifikasi Strain Escherichia coli O157:H7

• Setelah penanaman kuman Escherichia coli suspect pada Media SMAC akan terlihat koloni warna merah dengan zona jernih disekitarnya menunjukkan bahwa suspect positif Escherichia coli O157:H7, karena lambat dalam memfermentasikan sorbitol. Sedangkan yang bukan strain O157:H7 akan memberikan gambaran berwarna warna merah jambu tanpa zona.

• Terhadap koloni ini kemudian dilakukan pengujian serologis yaitu dengan Latex Aglutinasi buatan Oxoid. Positif akan menunjukkan aglutinasi dengan gambaran yang halus.

Page 35: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Bakeri ini cenderung bersifat patogen. Isolasi Salmonella bervariasi tergantung jenis makanan dan metode yang digunakan (FDA-BAM, FSIS).

Salmonella …

Page 36: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Pengujian dasar mikrobiologi ragi dan jamur, yaitu dengan metode FDA BAM Enumeration Counts menggunakan Potato Dextrosa Agar (PDA) selama 5 hari pada suhu 25ºC. Jika tidak terdeteksi jamur , diinkubasi selama 48 jam.Medium lain yang umum digunakan antara lain :• Malt Extract NPS • Sabouraud NPS • Schaufus Pottinger NPS

Ragi dan Jamur …

Page 37: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Metode Analisis Cemaran Mikroorganisme dalam Makanan

• Pada Sampel Daging:

Pengujian Total Plate Count (TPC) Menurut SNI 2897 : 2008

Pengujian Most Probable Number (MPN) Menurut SNI 2897 : 2008

Page 38: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Pengujian Total Plate Count (TPC) Menurut SNI 2897 : 2008

Pembuatan Media• Pembuatan Media Buffered Pepton Water (BPW)

BPW ditimbang sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan diatas hot plate sampai mendidih. Larutan didinginkan dan dipindahkan ke dalam tabung 9 mL sebanyak 1 ml, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada temperatur 121ºC selama 15 detik.

• Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA)

PCA ditimbang sebanyak 22,5 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih, disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121ºC selama 15 detik.

Page 39: Analisis Cemaran Mikroorganisme

• Pembuatan Media Lauryl Sulfate Tryptose Broth (LSTB)

LSTB ditimbang sebanyak 35,6 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih dan didinginkan pada suhu ruangan. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diisi dengan tabung durham dan diisi sebanyak 10 mL media LSTB. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121ºC selama 15 detik. 

• Pembuatan Media Escherchia Coli Broth (ECB)

ECB ditimbng sebanyak 37 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih dan didinginkan pada suhu ruangan. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diisi dengan tabung durham dan diisi sebanyak 10 mL media LSTB. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121ºC selama 15 detik.

• Pembuatan Media Levine Eosin Methylene Blue Agar (L-EMB)

L-EMB ditimbng sebanyak 37,5 gram, dimasukkan ke dalam tabung dan dilarutkan (dihomogenisasi) dengan aquadest sebanyak 1000 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih, kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada temperatur 121ºC selama 15 detik. L-EMB dituang ke dalam petridish dan didiamkan sampai membeku.

Page 40: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Penyiapan Contoh• Daging sapi ditimbang sebanyak 10 g secara aseptik, kemudian masukkan

dalam wadah steril. Tambahkan 90 mL larutan BPW 0,1% (Buffered Pepton Water 0,1%) steril ke dalam kantong steril yang berisi daging sapi, homogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai dengan 2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1 (Sa’idah dkk., 2011).

Cara Pengujian1 mL suspensi pengenceran 10-1 tersebut dipindahkan dengan pipet steril ke dalam larutan 9 mL BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2

Dibuat pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan seterusnya dengan cara yang sama sesuai kebutuhan

1 mL suspensi dari setiap pengenceran dimasukkan ke dalam cawan petri secara duplo

Page 41: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Ditambahkan 15 mL sampai dengan 20 mL PCA (Plate Count Agar) yang sudah di dinginkan hingga suhu 45oC pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat.

Diinkubasikan pada temperatur 34oC sampai dengan 36oC selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik. Jumlah koloni dihitung pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar. Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 sampai dengan 250.

Page 42: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Pengujian Most Probable Number (MPN) Menurut SNI 2897 : 2008

Penyiapan ContohDaging sapi ditimbang sebanyak 10 g, kemudian masukkan ke dalam kantong

steril. Tambahkan 90 ml larutan BPW 0,1% steril ke dalam kantong steril yang

berisi daging sapi, dihomogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai

dengan 2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1.

Cara Pengujian

a. Uji Pendugaan

1 mL larutan pengenceran 10-1 dipindahkan dengan pipet steril ke dalam larutan

9 ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2. Dengan cara yang sama, dibuat

pengenceran 10-3. Masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran dipipet ke dalam

3 seri tabung LST yang berisi tabung durham. Dinkubasi pada temperatur 37oC

selama 24 jam. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung

Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.

Page 43: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Cont...

b. Uji Konfirmasi (Peneguhan)

Biakan positif dipindahkan dengan pipet dari setiap tabung LST ke dalam ke dalam tabung EC (Escherichia Coli Broth) yang berisi tabung Durham. Diinkubasikan pada temperatur 37oC selama 24 jam. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung/durham. Hasil uji Dinyatakan positif apabila terbentuk gas. Digunakan tabel Most Probable Number (MPN) untuk menentukan nilai MPN berdasarkan jumlah tabung EC yang positif.

c. Isolasi-identifikasi

Hasil yang positif dari media EC digoreskan pada media L-EMB dan diinkubasi pada temperatur 37ºC selama 24 jam. Koloni yang diduga E. coli berdiameter 2 mm sampai 3 mm, warna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni dengan metalik kehijauan yang mengkilat pada media L-EMB.

Page 44: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Metode Analisis Cemaran Mikroorganisme dalam Makanan

• Pada Sampel Susu Cair:

Penentuan Angka Lempeng Total pada 35oC

Penghitungan Jumlah Presumtif Coliform Dengan Metode Hitungan Cawan

Page 45: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Penentuan Angka Lempeng Total pada 35oC

Pengenceran dan Penuangan Media pada CawanSiapkan contoh susu secara aseptis.

Lakukan pengenceran contoh susu secara desimal (menjadi pengenceran 1:10,

1:100, 1:1000, dan seterusnya).

Letakkan labu erlenmeyer secara berderet dan masing-masing diberi tanda 1:10,

1:100, 1:1.000, dan seterusnya serta 1 (satu) labu erlenmeyer lainnya dengan

tanda K (Kontrol).

Deretkan pula cawan petri di depan labu erlenmeyer disesuaikan dengan

pengencerannya. Dengan mengetahui sejarah contoh susu serta berdasarkan

pengalaman, maka cemaran mikroba dalam susu dapat diperkirakan jumlahnya

secara kasar, sehingga pemupukan pada cawan petri dapat diambil dari 3 atau 4

konsentrasi tertentu yang berurutan.

Page 46: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Bila diharapkan jumlah cemaran susu adalah 105, maka contoh susu dikocok

dengan shaker/pengocok mekanis dan dengan menggunakan pipet steril

pindahkan 0,1 mL ke dalam cawan petri bertanda 10-1 dan sebanyak 1 ml ke

dalam Buffered Peptone Water 0,1% dalam labu erlenmeyer I bertanda 1 : 10.

Kocok labu erlenmeyer (I) ini dengan shaker/pengocok mekanis, kemudian

dengan pipet steril dipindahkan 0,1 mL ke dalam cawan petri bertanda 10-2,

dan 1 mL ke dalam labu Erlenmeyer II bertanda 1:100.

Dengan pipet steril, pindahkan 1 ml Buffered Peptone Water dari labu

Erlenmeyer bertanda K ke dalam cawan petri bertanda K.

Sementara itu tabung reaksi yang berisi 12 - 15 mL PCA dipanaskan dalam

penangas air sampai mencair, kemudian didinginkan sampai suhunya

mencapai 40 - 50oC.

Page 47: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Tuangkan tiap 12 - 15 ml PCA tadi ke masing-masing cawan petri yang sudah berisi larutan contoh.

Supaya larutan contoh dan media PCA dapat tercampur dengan baik, maka lakukan gerakan searah gerakan jarum jam yang dilanjutkan dengan gerakan berlawanan dengan arah jarum jam, atau dengan gerakan seperti angka delapan, masing-masing sebanyak 5 kali. Selama pencampuran, jaga jangan sampai tutup 40 dari 82 cawan terkena campuran larutan contoh dan media tersebut. Biarkan cawan-cawan tersebut pada posisi horisontal sampai mengeras.

InkubasiSegera setelah media mengeras, cawan-cawan petri tersebut dibalik hingga posisi tutupnya berada di bawah, dan masukkan ke dalam inkubator 35 oC selama 48 jam.

Cawan-cawan harus diatur sedemikian rupa sehingga inkubator tidak terlalu penuh, dan tidak ada cawan yang menyentuh dinding inkubator. Cawan boleh diatur bersusun yang tingginya tidak lebih dari 6 cawan.

Page 48: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Penghitungan Jumlah Presumtif Coliform Dengan Metode Hitungan Cawan

Lakukan pengenceran contoh secara desimal. Untuk pengenceran pertama

dianjurkan mengambil 25 mL contoh yang dimasukkan ke dalam 225 mL

larutan PW 0,1% steril.

Masukkan 0,1 mL atau 1,0 mL contoh ke dalam cawan petri steril. Pengujian

sebaiknya dilakukan secara duplo. Kemudian tuangkan 10 - 15 ml media

VRBA (suhu antara 45 – 48oC). Selama pencampuran, jaga jangan sampai

tutup cawan terkena campuran larutan contoh dan media tersebut.

Setelah memadat tuangkan kembali 3-4 ml VRBA cair (overlay) di atas

permukaan agar.

Segera setelah media mengeras, cawan-cawan petri tersebut dibalik hingga posisi tutupnya berada di bawah, dan masukkan ke dalam inkubator 35oC selama 18-24 jam.

Page 49: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Dihitung semua koloni berwarna merah keunguan yang dikelilingi zona merah (diameter koloni pada umumnya 0,5 mm atau lebih). Pilihlah cawan yang ditumbuhi oleh koloni yang jumlahnya antara 25 - 250. Gunakanlah tally counter untuk menghitung koloni, dan berilah tanda koloni yang sudah dihitung untuk menghindari penghitungan ulang.

Hasil yang diperoleh adalah jumlah presumtif coliform per mL/gram contoh. Untuk mendapatkan jumlah coliform sebenarnya perlu dilanjutkan ke uji konfirmasi coliform.

Dipilih koloni-koloni yang mewakili semua jenis koloni yang tumbuh.

Diambil 10 koloni dengan ose steril, dan pindahkan masing-masing ke dalam 10 mL BGLBB steril dalam tabung-tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung durham.

Dihitunglah tabung yang berisi gas

Page 50: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Interpretasi hasil:• Tabung positif (%) = jumlah tabung positif x 100 %

10

• Jumlah coliform per ml/gram = % tabung positif x jumlah (seluruh) koloni dalam cawan petri x faktor pengenceran cawan petri tersebut.

Page 51: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Analisis Cemaran Mikroba Pada Yogurt Dalam Jurnal

“Bacteria Population of Some

Commercially Prepared Yoghurt

Sold in Enugu State, Eastern Nigeria”

Page 52: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Yoghurt adalah minuman yang terbuat dari fermentasi susu sapi.

Dalam Codex Standar, susu fermntasi diartikan sebagai produk susu yang dihasilkan dengan cara memfermentasi susu dengan ataupun tanpa modifikasi komposisi dan fermentasi dilakukan dengan menambahkan mikroorganisme yang sesuai dan proses reduksi pH terjadi dengan atau tanpa adanya proses koagulasi (presipitasi iso-elektrik). Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dan Streptococcus salivarus subsp. Thermophillus yang berfungsi untuk menguraikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat, CO2, asam asetat, diasetil, asetaldehid dan zat lainnya

YOGURT

Page 53: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Adapun komposisi yogurt dan susu fermentasi berdasarkan yang tertera pada Codex Standard 243-2003 adalah sebagai berikut:

Page 54: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Proses pembuatan yogurt dan proses fermentasi laktosa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 55: Analisis Cemaran Mikroorganisme

METHOD . . .Pada proses sampling dikumpulkan yakni sebanyak delapan buah sampel yogurt dari produsen yang berbeda. Sebanyak 10 ml dari masing-masing sampel diambil secara aseptik kemudian dicampurkan dengan 90 ml larutan yang mengandung 0,1% pepton steril. Selanjutnya larutan ini diencerkan hingga diperoleh pengenceran dengan berbagai konsentrasi pengenceran (10-2, 10-3, 10-4, 10-5). Hail pengenceran ini kemudian diletakan pada masing-masing cawan petri yang telah berisi medium agar nutrien, Mac Conkey agar, Simmon sitrat agar, Sim agar, Blood agar dan Cystin lactose elektrolit defisien agar (CLED). Selanjutnya masing-masing sampel diinkubasi dengan periode inkubasi yang bervariasi. Selanjutnya koloni yang tumbuh pada cawan dihitung menggunakan Digital Iluminated Colony Counter. Jumlah koloni dinyatakan dalam satuan CFU/gram sampel. Koloni bakteri yang tumbuh dikarakterisasi berdasarkan penampilan dan bentuk pada mikroskop, morfologi koloni dan test biokimia

Page 56: Analisis Cemaran Mikroorganisme

RESULT & DISCUSSION . . .Berdasarkan hasil kultur, reaksi biokimia dan pengamatan

morfologi ditemukan tujuh genus bakteri yang dihasilkan dari isolat sampel. Ketujuh genus bakteri tersebut adalah: Aeromona, Staphylococcuc, Klebsiella, Bacillus, Pseudomonas, Lactobacilus, dan Streptococcus.

Cemaran dari bakteri Staphyloccocus sp. pada yogurt paling sering terjadi Frekuensi kejadian cemaran mikroorganisme oleh bakteri ini mencapai 100%. Cemaran dari bakteri ini sering mengkontaminasi sampel yogurt karena prevalensi dari genus bakteri ini yang sering ditemukan pada bagian tubuh manusia seperti tangan, hidung, kulit serta pakaian yang digunakan.

Page 57: Analisis Cemaran Mikroorganisme

RESULT & DISCUSSION . . .Hasil yang menunjukkan reaksi koagulasi positif

terhadap S. aureus pada sampel dapat menimbulkan keracunan makanan akibat intoksikasi dari konsumsi makanan yang mengandung cemaran mikroba ini. Hal ini karena bakteri S. aureus dapat memproduksi enterotoksi dengan adanya kandungan pati dan protein.

Kontaminasi dari Kliebsiella sp. ditemukan pada 50% sampel yang diuji. Kontaminasi dari koliform ini dapat disebabkan oleh penggunaan air yang telah terkontaminasi ataupun dari bahan baku yang digunakan.

Page 58: Analisis Cemaran Mikroorganisme

RESULT & DISCUSSION . . .Kontaminasi dari pseudomonas sp. ditemukan dalam

presentasi yang sedikit dan bakteri ini merupakan flora normal dari organ intestinal serta kulit manusia, sehingga personil produksi yang dapat menyebabkan proses kontaminasi ini.

Populasi dari Aeromonas sp. sangat sedikit ditemukan. Beberapa strain dari bakteri ini diketahui bersifat patogen terhadap manusia.

Ditemukan isolat yang mengandung bakteri Lactobacillus sp. dan Streptococcus sp. tidak mengherankan mengingat bahwa bakteri ini digunakan sebagai biakan untuk proses fermentasi susu menjadi yogurt sehingga tidak termasuk kedalam kelompok bakteri kontaminan.

Page 59: Analisis Cemaran Mikroorganisme

Kesimpulan

• Berdasarkan Tim Penyusun Ambang Batas cemaran Mikroba dan Residu dari Badan standarisasi Nasional terdapat sembila jenis cemaran mikroba yang terdapat dalam sampel makanan yaitu jumlah total kuman (Total Plate Count), Coliform, Escherichia coli, Enterococci, Staphylococcus aureus, Clostridium sp., Salmonella sp, Camphylobacter sp. dan Listeria sp.

• Metode analisis cemaran mikroba pada makanan dibedakan berdasarkan sampel yang dianalisis. Analisis cemaran mikroba yang digunakan pada sampel daging adalah berdasarkan pengujian total plate Count (TPC) dan pengujian Most Probable Number (MPN) untuk Eschericia coli, sedangkan analisis cemaran mikroba pada sampel susu didasarkan pada penentuan angka lempeng total pada suhu 35oC dan perhitungan Coliform serta Escherichia coli.

• Untuk pemeriksaan terhadap Bacillus cereus digunakan Plate Count Agar dengan metode tuang. Untuk pemeriksaan ragi dan jamur digunakan metode FDA BAM Enumeration Counts menggunakan Potato Dextrosa Agar (PDA) .

Page 60: Analisis Cemaran Mikroorganisme