antropologi

13

Upload: inneke-putri

Post on 02-Feb-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antropologi

TRANSCRIPT

Page 1: antropologi
Page 2: antropologi

Definisi Etnis

• Menurut KBBI etnik berarti bertalian dng kelompok sosial dl sistem sosial atau kebudayaan yg mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dsb.

Page 3: antropologi

• Menurut sumber lain yaitu :a. Dalam Ensiklopedia Indonesia b. Menurut Frederich Barth (1988c. Menurut Anthony Smith

• Sehingga dapat disimpulkan bahwa etnis adalah sekumpulan manusia yang memiliki kesamaan ras, adat, agama, bahasa, keturunan dan memiliki sejarah yang sama sehingga mereka memiliki keterikatan sosial sehingga mampu menciptakan sebuah sistem budaya dan mereka terikat didalamnya.

Page 4: antropologi

Sejarah dan peran etnis dalam pemilihan makanan

Setiap bangsa mempunyai kebiasaan makan yang unik dan berbeda dengan kebiasaan bangsa lain. Hal ini lah yg membuat kebudayaan dunia semakin menarik dan beragam. Etnis tionghoa biasanya hanya mengkonsumsi sekitar 9-10% dari total kalori yang berasal dari protein dan hanya 10% protein yang berasal dari makanan hewani, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor agama yang dianutnya (budha,hindu).

Page 5: antropologi

Kebiasaan makan etnis tionghoa

• Etnis tionghoa senang mengkonsumsi sayuran • Etnis tionghoa suka makan buah-buahan• Etnis tionghoa suka mengkonsumsi kacang-kacangan• Etnis tionghoa senang mengkonsumsi bubur dengan

campuran sayuran dan ikan.• Etnis tionghoa juga suka konsumsi minyak ikan. • Etnis tionghoa senang mengkonsumsi daging rebus

(non budhis)• Etnis tionghoa memiliki kebiasan makan dalam porsi

kecil.

Page 6: antropologi

Sosial Budaya dengan Pola Makan

Pola konsumsi makan merupakan hasil budaya masyarakat yang bersangkutan, dan mengalami perubahan terus menerus sesuai dengan kondisi lingkungan dan tingkat kemajuan budaya masyarakat. Pola konsumsi ini diajarkan dan bukan diturunkan secara herediter dari nenek moyang sampai generasi mendatang (Sediaoetama, 2006). Keterangan ini juga didukung oleh pendapat Simatupang dan Ariani (1997) yang menjelaskan faktor yang berperan dalam pembentukan pola konsumsi adalah kebiasaan (sosio budaya) dan selera.

Page 7: antropologi

Salah satu kaitan pola makan dengan sosial budaya adalah tabu makanan yang ditentukan menurut adat istiadat tradisional. Kebiasaan demikian tentu sangat erat hubungannya dengan kepercayaan. Tabu makanan ini ada yang dapat merugikan terhadap pemeliharaan bahan makanan yang dikonsumsi

Page 8: antropologi

Terkait dengan permasalahan tabu makanan, segala jenis tabu atau pantangan yang ada selalu berdasarkan pada dua hal, yakni agama dan kepercayaan. Pantangan itu sendiri dapat diartikan sebagai larangan atau sesuatu yang tidak benar dilakukan (Suhardjo, 1989).

Page 9: antropologi

Pantangan atau tabu yang tidak berdasaragama/kepercayaan dapat dikategorikan sebagai:

• Tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan, sebaiknya diusahakan untuk mengurangi, bahkan kalau bisa dapat menghapusnya.

• Tabu yang memang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan, diusahakan untuk memperkuat dan melestarikannya.

• Tabu yang jelas pengaruhnya bagi kondisi gizi dan kesehatan dapat dibiarkan, diusahakan untuk memperkuatnya dan melestarikannya (Nurlinda, 2004).

Page 10: antropologi

Banyak sekali penemuan para peneliti yang menyatakan bahwa faktor budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah gizi di berbagai masyarakat dan negara. Hal ini dpat disebabkan karena bahan-bahan makanan tertentu (memiliki unsur gizi yang bagus/ buruk) oleh suatu budaya masyarakat dapat dianggap tabu untuk dikonsumsi dengan alasan-alasan tertentu.

Page 11: antropologi

Pengaruh Budaya Terhadap Status Gizi Masyarakat Pedesaan

Pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari untuk seluruh anggota keluarga sulit dijangkau, terutama pada keluarga yang hidupnya pas-pasan. Jika dibandingkan antara kelompok pendapatan rendah dan tinggi, hampir semua sumber gizi (kalori, protein dan lemak) berbeda secara signifikan di desa.

Page 12: antropologi

Keterbatasan penghasilan lebih ditujukan untuk mengisi perut agar dapat bertahan hidup. Konsekuensinya diperkirakan banyak anggota keluarga yang menderita kekurangan gizi, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Page 13: antropologi

Pemeriksaan status gizi masyarakat pada prinsipnya merupakan upaya untuk mencari kasus malnutrisi dalam masyarakat, terutama meraka yang golongan rentan. Mereka itu ialah: wanita hamil dan menyusui karena kebutuhan zat gizi mereka meningkatbayi dan anak balita karena mereka belum mampu mengonsumsi atau mencerna makanan yang tersedia dan mereka cenderung cepat mengalami malnutrisi karena kebutuhan akan zat gizi juga tinggi