antropologi

17
PROPOSAL PENELITIAN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERDA SLEMAN NO. 8 TAHUN 2007 TERHADAP PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI KALANGAN ANAK DI BAWAH UMUR Proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Hukum Dosen Pengampu : Sulastriono, S.H. Disusun oleh : Riza Ari Pradana 10340086 PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Upload: riza

Post on 26-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antro

TRANSCRIPT

Page 1: antropologi

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERDA SLEMAN NO. 8

TAHUN 2007 TERHADAP PEREDARAN MINUMAN

BERALKOHOL DI KALANGAN ANAK DI BAWAH UMUR

Proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Hukum

Dosen Pengampu : Sulastriono, S.H.

Disusun oleh :

Riza Ari Pradana

10340086

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: antropologi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Minuman beralkohol semakin marak beredar dikalangan masyarakat. Tidak

memandang umur, jenis kelamin, strata sosial, keadaan ekonomi , dampaknya kini

memasuki semua ruang dalam masyarakat. Tidak terkecuali pada anak di bawah umur

atau dalam Perda Sleman No. 8 tahun 2007 pasal 15 yaitu anak dibawah umur 21

tahun. Minuman beralkohol dapat kita ketahui semakin marak peredarannya dan

semakin mudah dibeli/didapatkan. Apalagi dengan adanya minuman beralkohol yang

bersifat illegal dan dengan harga yang terjangkau sehingga mudah dan sangat murah

untuk mendapatkannya. Contohnya minuman beralkohol jenis Ciu yang harganya

relatif murah dan mempunyai kadar alkohol yang sangat tinggi memicu masyarakat

untuk membelinya dikarenakan harga yang lebih murah dibandingkan dengan

minuman beralkohol ber-merk yang dijual secara legal di tempat yang sudah

ditentukan dan resmi. Selain itu penjualan yang relative terbuka dan minim

pengawasan semakin memudahkan konsumen untuk mendapatkannya.

Tidak dipungkiri kadang kala penjual mengabaikan umur pembelinya,

sehingga anak dibawah umur pun bisa dengan mudah untuk mendapatkannya tanpa

dihantui rasa takut akan pelarangan. Hal ini semakin menarik jika dilihat dengan

adanya suatu Perda yang sudah melarang anak dibawah umur 21 tahun untuk membeli

minuman beralkohol tersebut dan melarang penjualan di luar tempat yang sudah di

tentukan ( Pasal 5-8 Perda Sleman No. 8 tahun 2007 ). Kurangnya pengawasan dari

institusi yang melaksanakan Perda tersebut ( Kepolisian ) juga telah member dampak

yang sangat signifikan akan adanya suatu penyelewengan dari aturan yang termuat

dalam Perda tersebut. Jelas dalam Perda tersebut disebutkan bahwa penjual dilarang

menjual minuman beralkohol kepada anak yang usianya dibawah 21 Tahun dan hanya

diperbolehkan menjual ditempat yang sudah ditentukan.

Alasan yang sangat klasik mengenai hal tersebut adalah faktor ekonomi dari

penjual tersebut yang mengharuskannya melakukan tindakan yang sebenarnya tidak

dibenarkan dalam aturan yang sudah di buat dan diberlakukan. Karena mereka

mempunyai suatu pendapat bahwa “ada uang ada barang” yang sebagaimana jika

uang sudah ada dan memenuhi syarat maka sang pembeli pun berhak mendapatkan

2

Page 3: antropologi

barang tyang mereka inginkan. Pendapat itu yang sebenatnya harus dibenahi

maknanya sehingga tidak melenceng dari penafsiran yang sebenarnya. Jika sudah ada

uang barangpun juga harus sudah ada, tidak memandang syarat yang harus dipenuhi

sesuai dalam Perda . hal itulah yang semakin memudahkan para peminum dibawah

umur semakin mudah mendapatkan minuman beralkohol tersebut karena penjual kini

tidak melihat lagi dampak dan akibatnya dan sudah terbutakan oleh sejumlah uang.

Kemudahan dan pendapat itulah yang semakin melebarkan celah suatu

penyelewengan dan penyalahgunaan.

Dengan didasari dari alasan tersebut diatas tidak mengherankan lagi jika

minuman beralkohol sangat mudah kita dapatkan dan sangat mudah pula didapatkan

oleh siapapun tidak terkecuali anak di bawah umur. Seolah olah pihak berwenang

membiarkan akan adanya suatu penyelewengan tersebut yang itu akan membawa

dampak yang buruk bagi masyarakat. Selain itu, faktor pengawasan orang tua yang

semakin melemah sejalan dengan kehidupan yang semakin modern yang

mengharuskan orang tua bekerja seharian sehingga tidak acuh lagi akan pengawasan

pergaulan anak-anaknya yang semakin menambah pemicu anak akan mudah

mendapatkan barang yang seharusnya belum dapat mereka miliki dan konsumsi.

Hal itulah yang membuat peneliti menarik untuk meneliti dan menelaah

permasalah tentang peredaran minuman beralkohol dibawah umur. Sehingga dapat

mengetahui permasalahan yang sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat.

3

Page 4: antropologi

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dikemukakan diatas, maka untuk membangun

penelitian ini penulis hendak merumuskan permasalahan pokok, yaitu diantaranya :

1. Sejauh manakah efektifitas Perda Sleman No. 8 Tahun 2007 pada pengawasan

peredaran Minuman beralkohol di kalangan anak dibawah umur (21 tahun ) ?

2. Apa sajakah dampak yang disebabkan oleh minuman beralkohol terhadap anak

dibawah umur ( 21 tahun ) ?

3. Upaya apa sajakah yang harus dilakukan untuk menanggulangi peredaran minuman

beralkohol di kalangan anak di bawah umur ( 21 tahun ) ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan sebagaimana yang diungkapkan tersebut di atas,

maka tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar efektifitas Perda Sleman No. 8 Tahun 2007 terhadap

peredaran minuman keras di kalangan anak di bawah umur ( 21 tahun ).

2. Mengetahui secara mendalam tentang dampak yang disebabkan oleh minuman

beralkohol terhadap anak di bawah umur ( 21 tahun ).

3. Menemukan/mencari upaya penanggulangan peredaran minuman keras di kalangan

anak di bawah umur ( 21 tahun ) .

4

Page 5: antropologi

D. TINJAUAN PUSTAKA

Dapat kita ketahui bahwa minuman beralkohol atau minuman keras telah

menggerogoti di setiap generasi dalam masyarakat kita, menjadi masalah yang

agaknya sulit untuk dibasmi. Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk meneliti

peredaran minuman beralkohol terhadap anak di bawah umur ( 21 th ) tidak ada

salahnya kita mengetahui apa itu yang dimaksud dengan minuman beralkohol

tersebut.

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah

bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.1 Sedangkan

dalam Perda Sleman No. 8 tahun 2007 minuman beralkohol adalah minuman yang

mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat

dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara

memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak,

maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan ethanol atau dengan cara

pengenceran menuman dengan ethanol, selain obat.2

Jika dilihat dari pengertiannya, disebutkan bahwa jika seorang mengkonsumsi

minuman beralkohol tersebut maka kesadarannya akan menurun, tentu itu juga tergantung

dari dosis/jumlah yang dikonsumsinya. Jika sudah melampaui dari jumlah takaran yang

seharusnya biasanya menimbulkan reaksi kebingungan, melambatnya kemampuan

bereaksi, kaburnya penglihatan, hingga hilangnya konsentrasi dan koordinasi otot,

yang kesemuanya dapat membuat seseorang cedera atau mengalami kecelakaan fatal.

Menurut dr Ari Fahrial Syam, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, dampak buruk dari kebiasaan minum alkohol akan mengenai

berbagai organ di dalam tubuh, mulai dari otak, mulut, saluran cerna, sampai ke usus

besar.3

Maka telah kita ketahui bersama bahwa meminum minuman beralkohol yang

over dosis akan membawa akibat buruk bagi tubuh kita sendiri. Bahkan lebih daripada

itu, dengan menurunnya kesadaran peminum tidak dipungkiri akan menyebabkan

kerugian bagi orang lain, missal menyebabkan kecelakaan, memicu tindakan pidana

yang semua itu dilakukan dibawah efek minuman beralkohol. Ditambah dengan

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_beralkohol , akses 30 November 2012, 20:30 WIB2 Perda Sleman No 8 Tahun 20073 http://health.kompas.com/read/2012/01/16/11462744/Efek.Minuman.Keras.Bukan.Cuma.Mabuk , akses 30 November 2012 , 20:30 WIB

5

Page 6: antropologi

penjualan minuman beralkohol yang terkesan bebas dan mengabaikan peraturan yang

sudah ditetapkan.

Adapun dampak bahaya bagi tubuh stelah mengkonsumsi minuman beralkohol adalah sebagai berikut :

Pengaruh langsung setelah minum :

1. Kehilangan keseimbangan tubuh ;

2. Pusing ;

3. Perasaan ingat menjadi tumpul ;

4. Dalam dosis tinggi akan menyebabkan mabuk sehingga tindakan akan sulit

dikendalikan.

Pengaruh pada sistem pernafasan :

1. Denyut jantung dan nafas menjadi lemah.

Pengaruh pada sistem pencernaan :

1. Selera makan hilang ;

2. Peradangan hati ;

3. Kanker mulut, kerongkongan, dan lambung ;

Pengaruh pada sistem jantung dan pembuluh darah :

1. Pembengkakan jantung ;

2. Kegagalan fungsi jantung.

Pengaruh pada sistem reproduksi :

1. Menyebabkan impotensi pada pria ;

2. Pada ibu hamil akan menyebabkan cacat bayi yang dikandung.

Pengaruh pada sistem syaraf :

1. Menghambat fungsi otak yang mengontrol pernafasan dan denyut jantung

sehingga dapat menimbulkan kematian ;

2. Dapat menurunkan daya memori otak.4

4 http://www.kiosherbal.net/bahaya-minuman-keras/ akses 30 November 2012, 22.15 WIB

6

Page 7: antropologi

Meskipun sebagian besar masyarakat sudah mengetahui bahaya tersebut,

masih saja terdapat penyelewengan akan peredaran dan konsumsi miuman keras. Di

sekolahpun pastinya sudah dibimbing akan bahayanya minuman keras/beralkohl

diatas. Tentu saja hal itu tidak terlepas dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya

sehingga dapat sampai ke tangan anak di bawah umur, diantaranya faktor

kedersediaan minuman itu sendiri, mudahnya mendapatkan minuman tersebut, faktor

pengawasan orang tua yang lemah, faktor lingkungan dan sebagainya.

Kemudian kebiasaan yang mendasari hal tersebut, kebiasaan untuk

melampiaskan suatu masalah dengan cara yang instan tetapi tidak berfikir secara jauh

akan akibat yang dirasakan setelahnya. Kebiasaan ialah perbuatan manusia yang tetap

dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.5 Kegiatan yang berulang-ulang itulah

yang menyebabkan suatu kecenderungan ketagihan, sehingga mau tak mau harus

mengkonsumsinya lagi. Apalagi dengan faktor anak remaja yang masih di bawah

umur yang mereka senang untuk mencoba sesuatu hal, hal positif maupun negatif.

Jika ditinjau dari segi kaedah hukum yang berlaku di masyarakat, tentu saja

perbuatan tersebut akan melanggar beberapa norma yang berlaku di masyarakat,

apalagi pengkonsumsi juga masih tergolong anak dibawah umur yang belum cakap

hukum, yang pertama, perbuatan tersebut akan melanggar norma agama yang berlaku

di masyaraka. Norma agama ialahperaturan hidup yang diterima sebagai perintah-

perintah, larangan-larangan dan anjuran yang berasal dari Tuhan.6 Dan itu yang

diyakini dan berlaku di masyarakat, yang sebagai mana mengkonsumsi minuman

beralkohol itu adalah perbuatan yang melanggar aturan agama. Setelah itu, perbuatan

tersebut juga melanggar norma kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari

pergaulan segolongan manusia.7 Peraturan itu diikuti dan dipatuhi oleh masyarakat,

dan dalam masyarakat tidak sepatutnya anak dibawah umur mengkonsumsi minuman

beralkohol. Tentu saja dari hal itu tidak ada sanksi hukum yang berlaku, akan tetapi

sanksi sosial lah yang akan berbicara.

Kesemuanya itu akan dapat ditanggulani jika ada suatu kontrol

social/pengendalian soaial. Dapat dilihat dalam pengendalian social itu digunakan

berbagai cara atau “instrument”, dari cara yang terhalus sampai kepada cara yang

5 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Jilid I, Jakarta:Balai Pustaka, 2008 ( Hal 21 )6 Ibid, ( Hal 55 )7 Ibid, ( Hal 56 )

7

Page 8: antropologi

paling keras, dari cara yang menghimbau kepada kemampuan akal sampai kepada

paksaan yang tidak mengenal ampun.8

Suatu kontrol sosial jika dilihat dari kacamata antropologi hukum, bahwa

antropologi hukum pada pihak lain, karena dari mulanya antropologi erat kaitannya

dengan perhatian kepada masyarakat dimana sistem hukum masih sederhana sifatnya,

lebih mengkhususkan telaahnya pada hukum tidak tertulis, dan bagaimana hukum

tidak tertulis itu berfungsi sebagai salah satu pengendali masyarakat.9

8 I.Ihromi, T.O., Antropologi dan Hukum edisi2 cetakan 2, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,1993 (Hal 6 )9 Ibid, (Hal 28)

8

Page 9: antropologi

E. METODE PENELITIAN

Untuk memudahkan membahas setiap permasalahan dalam penulisan ini,

maka perlu dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode

sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian

Sesuai dengan judul yang telah dibuat maka penelitian ini adalah penelitian

survey atau disebut juga dengan penelitian sosiologis yuridis atau disebut juga dengan

penelitian sosiologikal research, dimana penelitian dapat dilaksanakan dengan

penelitian kepustakaan (library research) dan dengan penelitian lapangan (field

research) sehingga dapat menjawab setiap rumusan masalah.

2. Sumber data

Guna memudahkan penelitian, maka diambil data dari sumber data primer yaitu

sumber data yang didapat langsung dari penelitian dengan cara seperti berikut :

a. Observasi

b. Wawancara

c. Quesioner

Dan dari sumber data sekunder yaitu terdiri dari:

a. Bahan data primer, seperti peraturan perudang-undangan

b. Bahan data sekunder, seperti buku atau karangan ahli yang berkaitan dengan

penelitian

c. Bahan data tersier, yaitu bahan penunjang penelitian seperti : kamus hukum.

3. Teknik Pengumpulan Data

Didalam jenis penelitian secara studi survey, maka teknik pengumpulan data

guna memudahkan memecahkan rumusan masalah dipakai responden yaitu bagian

9

Page 10: antropologi

dari populasi, ialah orang-orang yang terlibat langsung dalam peristiwa atau kejadian

yang sedang diteliti, dia akan memberikan keterangan jawaban secara spontan dan

bersifat subjektif.

Dalam penelitian ini, karena populasi dari penelitian beragam dan banyak (populasi

bersifat heterogen/homogen) maka guna mendapatkan data dari responden, peneliti

menggunakan sampel, yaitu wakil dari responden yang pada umumnya 10 % dari

populasi, secara random sampling, yaitu :

a. Diambil dari siswa Sekolah yang umurnya masih dibawah 21 tahun yang

tersebar di wilayah Sleman. Selain itu anak dibawah umur yang tidak

mengenyam pendidikan. Yaitu dengan rincian 90 siswa dan 10 orang anak

dibawah umur yang tidak mengeyam pendidikan.yang semua itu adalah anak

laki-laki.

b. Untuk mengetahui efektifitas dari Perda Sleman No. 8 Tahun 2007 maka dari

jumlah sampel yang telah diteliti dan diberi Quesioner maka akan

dibandingkan antara anak dibawah umur yang mengkonsumsi minuman

beralkohol dan anak dibawah umur yang tidak mengkonsumsi.

Kepada sampel yang diambil lalu dilakukan wawancara secara bebas, yaitu

wawancara secara tidak terstruktur namun mengarah kepada pencapaian hasil

penelitian, disamping itu juga dilakukan observasi terhadap objek penelitian terutama

mengenai tingkah lakunya sehari-hari (behavior), dan dilakukan dengan penyebaran

Quesioner secara tertutup.

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan data

Didalam penelitian studi kasus, data diolah dengan beberapa tahapan yaitu:

1) Editing Data, atau pemeriksaan data yaitu proses mengkoreksi data yang

terumpul apakah sudah ckup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai

dengan masalah.

10

Page 11: antropologi

2) Coding, atau penandaan data yaitu proses member catatan atau tanda

sehingga dapat menyatakan jenis data, sumbernya atau sesuai dengan

kebutuhan peneliti.

3) Tabulasi/mengkualifikasikan, yaitu proses memindahkan data dari daftar

pertanyaan ke tabel yang telah dipersiapkan didalam tabulasi data ini juga

dilakukan konstruksi data atau menyusun ulang data secarateratur,

berurutan, logis sehingga mudah dipahamidan di interprestasikan.

Kemudian dlakukan secara sistematisasi data yaitu menempatkan data

menurut kerangka bahasan berdasarkan urutan masalah.

b. Analisa Data

Metode analisa data didalam studi survey dilakukan dengan cara analisis

kuantitatif, yaitu suatu teknik analisa data dengan menafsirkan data yang

diperoleh sesuai dengan yang direncanakan dalam penelitian, sehingga pada

akhirnyo akan memperoleh simpulanpenelitian secara deduktif yaitu menarik

kesimpulandari hal yang bersifat umum menjadihal yang bersifat khusus.

11

Page 12: antropologi

F. DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_beralkohol

Perda Sleman No 8 Tahun 2007

http://health.kompas.com/read/2012/01/16/11462744/Efek.Minuman.Keras.Bukan.Cuma.Mabuk

http://www.kiosherbal.net/bahaya-minuman-keras/

Kansil, C.S.T. Kansil.2008. Pengantar Ilmu Hukum Jilid I, Jakarta:Balai Pustaka

T.O., I.Ihromi.1993. Antropologi dan Hukum edisi2 cetakan 2, Jakarta:Yayasan

Obor Indonesia

12