antibiotik met. iodo deny.docx

35
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan senyawa kimia, baik alami maupun sintetik, yang dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi dari bakteri dan jamur. Berdasarkan toksisitasnya, antibiotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisida. Antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik bersifat menghambat pertumbuhan mikroba sedangkan antibiotik dengan aktivitas bakterisida bersifat mambinasakan mikroba lain. Antibiotik yang baik idealnya mempunyai aktivitas antimikroba yang efektif dan selektif serta mempunyai aktifitas bakterisida. Antibiotik yang sesuai untuk terapi penyakit infeksi pada manusia harus mempunyai sifat toksisitas selektif

Upload: denny-deny

Post on 22-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.  Latar Belakang

Antibiotik merupakan golongan senyawa kimia, baik alami

maupun sintetik, yang dapat menghambat pertumbuhan dan

reproduksi dari bakteri dan jamur. Berdasarkan toksisitasnya,

antibiotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antibiotik dengan

aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisida. Antibiotik dengan

aktivitas bakteriostatik bersifat menghambat pertumbuhan mikroba

sedangkan antibiotik dengan aktivitas bakterisida bersifat

mambinasakan mikroba lain.

Antibiotik yang baik idealnya mempunyai aktivitas antimikroba

yang efektif dan selektif serta mempunyai aktifitas bakterisida.

Antibiotik yang sesuai untuk terapi penyakit infeksi pada manusia

harus mempunyai sifat toksisitas selektif yaitu aktifitas gangguan pada

mikroba penginfeksi lebih besar daripada gangguan pada sel inang.

Adapun hubungan dengan kefarmasian adalah dimana kita

harus mengetahui dan menguasai berbagai metode dalam volumetri

yang termasuk kedalamnya adalah dalam titrasi iodometri. Senyawa

antibiotik yang termasuk adalah obat ampicilin dalam golongan

penicillin, dimana secara struktur sintetik merupakan yang dalam

kadar rendah mampu menghambat atau membunuh satu atau lebih

Page 2: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

spesies mikroorganisme. Melihat kegunaannya tersebut, maka

percobaan ini perlu dilakukan.

I.2.  Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara analisa farmasi secara

metode Iodometri untuk analisa senyawa antibiotik.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui cara analisis/ penetapan kadar zat/ obat

dalam sediaan farmasi Ampicilin dengan menggunakan metode

Iodometri.

I.3.  Prinsip Percobaan

Berdasarkan reaksi reduksi oksidasi Iodium dengan indikator

kanji yang berwarna biru dan yang setelah dititrasi dengan natrium

tiosulfat menghilangkan warn biru menjadi reaksi pembentukan

natrium iodide yang tidak berwarna.

Page 3: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Antibiotik merupakan senyawa khas yang dihasilkan atau diturunkan

oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat sintetik

yang dalam kadar rendah mampu menghambat atau membunuh satu atau

lebih spesies mikroorganisme.

Penetapan antibiotik secara kimia makin sering digunakan sebab

mempunyai ketelitian yang tinggi, waktu analisis yang lebih cepat, dan

lebih obyektif sehingga bisa menggantikan penetapan secara hayati.

Dengan mempelajari sifat kimia dan rumus bangun dari suatu antibiotik

maka dapat disusun penetapan secara kimiawi yang secara kuantitiatif

tanpa diganggu oleh hasil peruraiannya atau senyawa lain yang

mempunyai sifat kimia yang serupa. Penetapan secara kimia diharapkan

lebih spesifik daripada penetapan secara hayati.

Dengan dapat dibuatnya antibiotik murni, maka penetapan secara

kimia berkembang dengan menetapkan jumlah zat dalam berat dan tidak

lagi dalam unit, walaupun demikian beberapa antibiotik masih diukur

dalam aktivitas unit dan ini dapat diubah menjadi unit perberat jika

diperlukan. (1)

1.  Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas dan sesuai untuk

mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh

Page 4: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

mikroorganisme. Kloramfenikol mempunyai rasa sangat pahit karena itu

untuk sediaan sirup digunakan bentuk ester palmitat atau suksinat supaya

rasanya tidak pahit. Kloramfenikol juga dapat mengalami kerusakan akibat

cahaya (fotodegradasi) yang menghasilkan warna kuning sampai

kecoklatan karena terjadi proses oksidasi, reduksi, dan kondensasi yang

secara berurutan akan menghasilkan 4-nitrobenzaldehid, 4-

nitrosobenzoat, dan asam 4,4’-asam benzoate. (1)

Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein

kuman. Yang dihambat ialah enzim peptidil transferase yang berperan

sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses

sintesis protein kuman, kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik.

Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakteriosid

terhadap kuman-kuman tertentu. (2)

2.  β- Laktam

2.1   Penisilin

Penisilin mempunyai cincin tiazolidin dan cincin β-laktam. Atom H

pada –COOH dapat diganti dengan kation anorganik atau organik

membentuk suatu garam. Kation yang digunakan biasanya natrium,

kalium, aluminium, prokain, dan benzatin. Penggantian gugus R akan

berpengaruh terhadap kelarutannya dalam pelarut organik, penyerapan,

stabilitas terhadap asam dan resistensi terhadap penisilinase. Penisilin

mudah sekali terurai baik oleh asam atau basa. (1)

Page 5: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan

untuk sintesis dinding sel mikroba, terhadap mikroba yang sensitif,

penisilin akan menghasilkan efek bakteriosid pada mikroba yang sedang

aktif membelah. (2)

2.2 Sefalosporin

Sefalosporin merupakan antibiotik golongan β laktam. Sefadroksil

merupakan sefalosporin generasi pertama. Seperti halnya antibiotik

betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba sefalosporin ialah dengan

menghambat sintesis dinding sel mikroba. (2)

3.    Kuinolon

Ciprofloksasin termasuk antibiotik golongan flurokuinolon. Golongan

flurokuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan

bersifat bakterisidal. (2)

4.    Tetrasiklin

Doksisiklin termasuk antibiotik golongan tetrasiklin. Golongan

tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosom. Paling

sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom

bakteri gram negatif, pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal

hidrofilik, kedua iialah sistem transpor aktif. Setelah masuk maka,

antibiotik berikatan dengan ribosom 305 dan menghalangi masuknya

kompleks tRNA asam amino pada lokasi asam amino. (2)

Page 6: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

5.    Metronidazol

Metronidazol ialah (1β-hidroksi etil)-2 metil-5-nitromidazol yang

berbentuk Kristal kuning muda dan sedikit larut dalam air atau alkohol.

Metronidazol memperlihatkan daya amubisid langsung. Sampai saat ini

belum ditemukan amuba yang resisten terhadap metronidazol. (2)

Analisis kimia farmasi kuantitatif biasanya dibagi menjadi beberapa

analisis berdasarkan metode dan teknik kerjanya (3).

1.    Analisis gravimetri

2.    Analisis volumetri yang bisa disebut juga analisis titrimetri

3.    Analisis gasometri

4.    Analisis dengan metode fisika dan kimia.

Analisis titrimetri umumnya dapat dibagi dalam 4 bentuk, yaitu:

1.    Reaksi netralisasi atau disebut asidimetri/alkalimetri

2.    Reaksi pembentukan kompleks

3.    Reaksi pengendapan

4.    Reaksi oksidasi-reduksi. (3)

Istilah analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang

dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya

diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif

dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan (4).

Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air

sebagai pelarut, tetapi menggunakan pelarut organik. Bila asam/ basa

bersifat lemah seperti halnya asam-asam organik atau alkaloida-alkaloida,

Page 7: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

cara titrasi dalam lingkungan berair ini tidak dapat dilakukan karena

disamping sukar larut air, juga kurang reaktif dalam air. Titrasi dalam

lingkungan bebas air ini mempunyai keuntungan-keuntungan misalnya

zat-zat yang dapat larut dalam air, terutama basa-basa organik dapat

dititrasi dalam pelarut dimana zat itu dapat segera akan larut. Senyawa-

senyawa yang mempunyai sifat basa yang sangat lemah, yang tidak dapat

dititrasi dalam air, masih memberikan titik akhir yang cukup tajam dalam

berbagai pelarut organik dan dapat langsung ditentukan.

Banyak senyawa-senyawa yang tidak larut dalam air, bila dilarutkan

dalam pelarut organik akan menaikkan sifat asam atau basanya. Dengan

demikian perlu pemilihan pelarut yang sesuai untuk menentukan berbagai

macam senyawa dengan titrasi dalam lingkungan bebas air.

Garam-garam asam halida dapat dititrasi dalam asam cuka setelah

penambahan raksa (II) asetat yang dapat merubah ion halida menjadi

raksa (II) halide yang tidak terdisossiasi. (3).

Teori TBA sangat singkat, sebagai berikut air dapat bersifat asam

lemah dan basa lemah. Oleh karena itu, dalam lingkungan air, air dapat

berkompetisi dengan asam-asam atau basa-basa yang sangat lemah

dalam hal menerima atau memberi proton.

Asam perklorat dalam larutan asam asetat merupakan asam yang

paling kuat diantara asam-asam umum yang digunakan untuk titrasi basa

lemah dalam medium bebas air. Dalam TBA biasanya ditambah dengan

Page 8: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

asam asetat anhidrida dengan tujuan untuk menghilangkan air yang ada

dalam asam perklorat

Jika basa yang dianalisis dalam bentuk garam yang berasal dari

asam lemah, maka penghilangan anion yang berasal dari asam kurang,

begitu penting. Akan tetapi, jika basa dalam bentuk garam klorida atau

bromida, maka bromida atau klorida harus dihilangkan sebelum dititrasi.

Penghilangan bromida atau klorida dilakukan dengan penambahan

merkuri asetat. Adanya asam klorida atau bromida dan asam-asam kuat

lain harus dihindari karena bisa mengakibatkan penetapan kadar tidak

kuantitatif karena asam-asam kuat ini juga bisa bereaksi dengan senyawa

sampel yang bersifat basa. (5)

            Pada pelaksanaan titrasi dalam pelarut bebas air sebenarnya tidak

berbeda dengan titrasi dalam larutan air. Titik akhir dalam hal ini dapat

kembali ditentukan secara elektometri atau dengan bantuan indikator.

Harus diperhatikan bahwa larutan asam asetat menunjukkan pemuaian

termik yang besar. Berdasarkan ini maka harus bekerja dengan larutan

dengan suhu sama atau volume pentitrasi harus dikoreksi. Pada

penggantian indikator atau pelarut, faktor larutan pengukur harus

ditentukan kembali. Dapat dimengerti, bahwa juga larutan volumetrik dan

indikator serta larutan uji harus dibuat bebas air.

            Pada penentuan yang sering dalam lingkungan bebas air lebih

baik digunakan buret automatik. Untuk penentuan tunggal digunakan

Page 9: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

buret yang lazim. Untuk wadah persediaan larutan pengukur dan larutan

indikator digunakan wadah gelas yang tertutup. (6)

Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa

dikromat sebagai oksidator. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat,

tetapi lebih lemah dari permanganat. Kalium dikromat merupakan standar

baku primer. Penggunaan utama dikromatometri adalah untuk penentuan

besi (II) dalam asam klorida. (7)

Dikromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks, karena dalam

reaksinya terjadi perpindahan elektron atau perubahan bilangan oksidasi.

Seperti yang diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi redoks dapat

dilihat dari 2 hal berikut:

1.      Terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi).

2.      Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal ini, kalium

dikromat selain berfungsi sebagai bahan baku juga sebagai oksidator).

Kalium dikromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi

Cr3+. Reaksi:

Cr2O72- + 14 H+ + 6 e       ↔         2 Cr3+ + 7 H2O   E0=1,33 V

Karena daya oksidasinya lebih sedikit dibanding dengan KMnO4

dan Ce (IV). Maka hal ini menyebabkan reaksi sangat lambat. Akan tetapi,

dari sifat K2Cr2O7 larutannya sangat stabil, tidak bereaksi dengan (inert

terhadap) Cl-, dengan kemurnian tinggi, mudah diperoleh dan murah.

Metode dikromatometri digunakan terutama untuk penentuan Fe2+,

ion klorida dalam jumlah besar tidak mempengaruhi titer ini. Suatu cara

Page 10: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

tidak langsung untuk menentukan, oksidasi yang diberi larutan Fe2+

berlebihan kemudian kelebihan dititrasi dengan standar Dikromat. Maka

cara ini dipakai untuk penentuan NO3-, ClO3

-, H2O2, MnO4- dan Cr2O7

2-.

Kalium Dikromat (K2Cr2O7) bukanlah zat pengoksidasi yang begitu

kuat seperti Kalium Permanganat (KMnO4), tetapi ia mempunyai beberapa

keuntungan yaitu dapat diperoleh murni, stabil sampai titik leburnya dan

karenanya merupakan suatu standar primer yang sangat baik. Larutan

standar dengan kekuatan yang diketahui tepat dapat disiapkan dengan

menimbang garam keringnya yang murni dan kelarutannya dalam volume

air yang sesuai. Lebih jauh larutannya dalam air adalah stabil tanpa batas

waktu jika dilindungi dengan memadai terhadap penguapan. Kalium

Dikromat (K2Cr2O7) digunakan hanya dalam larutan asam, dan direduksi

dengan cepat pada temperatur biasa menjadi garam Kromium (III) yang

hijau. Ia tak direduksi oleh Asam Klorida (HCl) dingin, asalkan konsentrasi

asam itu tak melampaui 1 atau 2 Molar.

Larutan-larutan Dikromat juga kurang mudah direduksi oleh beban

organik dibanding larutan-larutan Permanganat dan juga stabil terhadap

cahaya. Karena itu, Kalium Dikromat berharga khusus dalam penetapan

besi dalam bijih besi: Bijih besi itu biasanya dilarutkan dalam Asam

Klorida, Besi (III) direduksi menjadi Besi (II), dan dititrasi dengan larutan

Dikromat standar.

Cr2072- + 6 Fe2+ + 14 H+ ↔     2 Cr3+ + 6 Fe3+ + 7 H2O

Page 11: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

Dalam larutan asam, reduksi Kalium Dikromat dapat dinyatakan

sebagai :

Cr2072- + 14 H+ + 6 e ↔        2 Cr3+ + 7 H2O

Jadi ekuivalennya adalah seperenam mol, yaitu 294,18/6 atau

49,030 g. Maka suatu larutan 0,1 N mengandung 4,9030 g dm-3.

Warna hijau yang ditimbulkan oleh ion-ion Cr3+ yang terbentuk oleh

reduksi Kalium Dikromat membuat tak mungkin titik akhir suatu titrasi

dengan Dikromat hanya dengan meneliti larutan secara visual sehingga

harus digunakan suatu indikator redoks yang memberi perubahan warna

yang kuat dan tak bisa disalahtafsirkan. Indikator yang sesuai untuk

digunakan dengan titrasi Dikromat meliputi asam 2 N-Fenilan Tranilat

(larutan 0,1 % dalam NaOH 0,005 M) dan Natrium Difenilaminasufonat

atau senyawa Na/Badifenilamina Sulfonat (larutan 0,2 % dalam air).

Indikator ini hanya digunakan dalam suasana Asam Sulfat-Asam Fosfat.

(8)

Page 12: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

II.2 Uraian Bahan

a. Ampicilin ( 9:90)

Nama resmi : AMPICILLINUM

Sinonim : Ampisilina

RM/BM : C16H19N3O4S / 349,41

Pemerian : Serbuk hablur renik; putih ; tidak berbau

atau hamper tidak berbau; rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 170 bagian air;

praktis tidak larut dalam etanol (95%)p,

dalam kloroform p, dalam eter p, dalam

aseton p dan dalam minyak lemak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel analisa

b. Natrium hidroksida (9:412)

Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM

Sinonim : Natrium hidroksida

RM/BM : NaOH / 40,00

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau

keping, kering, keras, rapuh dan

menunjukkan susunan hablur; putih, mudah

meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.

Segera menyerap karbondioksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunanaan : Sebagai pemberi suasana basa

Page 13: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

c. HCl ( 9: 53 )

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Sinonim : Asam klorida

RM/BM : HCl / 36,46

Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau

merangsang. Jika diencerkan dengan 2

bagian air, asap dan bau hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunanaan : Sebagai pemberi suasana asam dan

melarutkan sampel contoh

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

d. Iodium ( 9:316)

Nama resmi : IODUM

Sinonim : Iodum

RM/BM : I / 126,91

Pemerian : Keping atau butir, barat, mengkilat, seperti

logam ; hitam kelabu; bau khas

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air,

dalam 13 bagian etanol (95%)p, dalam lebih

kurang 80 bagian gliserol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pemberi iod

e. Natrium tiosulfat ( 9:428)

Page 14: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

Nama resmi : NATRII THIOSULFAS

Sinonim : Natrium tiosulfat Hipo

RM/BM : Na2S2O3 / 248,17

Pemerian : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk

hablur kasar. Dalam udara lembab meleleh

basah: dalam hampa udara pada suhu

diatas 330 merapuh

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air: praktis tidak

larut dalam etanol (95%)p.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai penitran

f. Air suling (3:96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Aquadest

RM/BM : H2O/ 18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak

berbau,tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

Page 15: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan adalah gelas kimia, Erlenmeyer,

statif dan klem, buret, corong, pengaduk, neraca analitik.

III.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tablet Ampisilin,

NaOH 0,1 N; HCl 1 N; Iodium 0,01 N; Natrium tiosulfat 0.1 N

III.2 Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang 50 mg ampisilin, dilarutkan dalam air sebanyak 25 ml.

3. Dipipet 5 ml larutan kedalam labu bersumbat, lalu ditambahkan 1

ml NaOH 1N, lalu dengan 5 ml larutan dapar.

4. Kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 1 N dan 10 ml I2 0,15 N

5. Ditambahkan indikator kanji dan dititrasi dengan natrium tiosulfat

0,1 N hingga berubah warna.

Page 16: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

No. Larutan baku Perubahan warna

1 Na2S2O3 biru tidak berwarna

IV.2 Perhitungan

1. Berat ampicilin yang ditimbang untuk mendapatkan berat setara

teofilin 50 mg

Dik : z (berat tablet keseluruhan) = 3106 mg

50mg5tab x500mg

x 3106=62,12mg

Dan berat berdasarkan yang ditimbang = 0,062 g

Jadi, 0,062 mg ampisilin yang ditimbang mengandung

sebanyak 50 mg.

2. Kadar = (N x VI2 – N x V Tio) x BE sampel

= (0,1 x 5 – 0,1 x 3,65) x 85,8

= 11,583 mg

3. % Kadar ampicilin

% = V x N x BEMgContoh

x 100 %

= 3,65x 0,1 x85,8

50x100 %

= 62,63 %

Page 17: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

O

n

OH

OH

CH2OH

O

H

H OH

OH

CH2OH

O

H

H

I

I

O

n

OH

OH

CH2OH

O

H

H OH

OH

CH2OH

O

H

H

IV.3 Reaksi

Penentuan Kadar Amoksisilin

Amylum

Biru

Amoksisilin

+ I2

+ Na2S2O3

2

Page 18: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

I

I

O

n

OH

OH

CH2OH

O

H

H OH

OH

CH2OH

O

H

H

O

n

OH

OH

CH2OH

O

H

H OH

OH

CH2OH

O

H

H

Na. Amoksisilin

Biru

Bening

2+ H2S2O3

+ Na2S2O3

+ 2 NaI + H2S2O3

Page 19: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

BAB V

PEMBAHASAN

Antibiotik adalah semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh

organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis yang memiliki indeks

kemoterapi tinggi, dan manifestasi aktivitasnya terjadi pada dosis yang

sangat rendah. Serta secara spesifik melalui inhibisi proses vital tertentu

pada virus, mikroorganisme, atau berbagai organisme bersel majemuk.

Dari segi daya kerjanya, antibiotik dapat dibedakan dalam kelompok

antibiotik bakteriostatik dan antibiotik bakterisidik. Kelompok yang pertama

menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Sedang kelompok

yang kedua bekerja mematikan bakteri tersebut.

Penisilin mempunyai cincin tiazolidin dan cincin β-laktam. Atom H

pada –COOH dapat diganti dengan kation anorganik atau organik

membentuk suatu garam. Kation yang digunakan biasanya natrium,

kalium, aluminium, prokain, dan benzatin. Penggantian gugus R akan

berpengaruh terhadap kelarutannya dalam pelarut organik, penyerapan,

stabilitas terhadap asam dan resistensi terhadap penisilinase. Penisilin

mudah sekali terurai baik oleh asam atau basa.

Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan

untuk sintesis dinding sel mikroba, terhadap mikroba yang sensitif,

penisilin akan menghasilkan efek bakteriosid pada mikroba yang sedang

aktif membelah.

Page 20: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

Metode titrasi iodometri mengacu kepada titrasi dengan suatu

larutan iod standar. Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan

proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk

sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi

dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi

dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu

yang lama Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes

titran. perubahan warna yang terjadi pada larutan akan semakin jelas

dengan penambahan indikator amilum/kanji

Pada percobaan ini akan ditentukan kadar amoksisilin. Metode

yang biasa digunakan metode iodometri. Metode ini menggunakan titrasi

secara tidak langsung, berbeda dengan iodimetri yang dengan titrasi

langsung menggunakan larutan baku iodium. Sebelum penentuan kadar,

dibakukan terlebih dahulu Na2S2O3 dengan menggunakan I2 dan indikator

kanji. Dicampurkan I2 0.15 N sebanyak 10 ml dan dititrasi dengan Na2S2O3

hingga warna biru hilang.

Dalam menentukan kadar, amoksilin dilarutkan dlam air dan

dimasukkan dalam labu Erlenmeyer kemudian ditambahkan 5 ml NaOH

dan dan 5 ml buffer asetat. Setelah itu ditambahkan 5 ml HCl P dan I2

0.15 N sebanyak 5 ml. Setelah itu dititrasi dengan Na2S2O3 0.1 N

menggunakan indikator kanji hingga warna biru hilang.

Dari hasil praktikum didapatkan bahwa kadar amoksilin yang

ditimbang sebanyak 50 mg adalah sebanyak 62,63 %. Hal ini tidak sesuai

Page 21: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

dengan literatur yang mengatakan bahwa amoksilin mengandung tidak

kurang 98,0 % dan tidak lebih dari 101,00 %. Kesalahan yang terjadi ini

disebabkan oleh karena adanya kesalahan dalam membaca skala dimana

titik akhir titrasi terlalu pekat sehingga hasil yang didapat terlalu tinggi

kadarnya.

Page 22: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan berdasarkan

hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Berat amoksilin yang ditimbang untuk mendapatkan amoksilin 50

mg adalah 0,062 g.

2. Kadar amoksilin adalah 62,63 %.

VI.2 Saran

Page 23: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

DAFTAR PUSTAKA

1.     Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta :  Gadjah Mada University Press. 108, 119, 121

2.     Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta : Universitas Indonesia. 622, 651

3.     Susanti, S., Jeanny Wunas. 1997. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar : UNHAS. 1, 29,30, 70, 71, 74. 75, 144, 151, 196-198

4.    Basset, J., dkk. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi 4. Jakarta : EGC. 259

5.    Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.142,143,144, 153, 154

6.    Roth, Hermann J.1981. Analisis Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 241, 270, 271

7.    Shofyan. 2010. Macam-macam Titrasi Redoks. Diakses dari http://forum.upi.edu/v3/index. Diakses tanggal 16 November 2011

8.    Budiman, Melisa. 2011. Oksidasi dengan Kalium Dikromat dan Metode Titrasi Dikromatometri. Diakses dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/dikromatometri/metode-titrasi-dikromatometri/ . Diakses tanggal 16 November 2011

9.    Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI. 42, 47, 48, 58, 94, 96, 151, 316, 598, 651, 698, 724

10.  The Department of Health. 2009. British Pharmacopeia. London : The Stationery Office on behalf of the Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA). 1381, 3954

11. Auterhoff & Kovar. 2002. Identifikasi Obat. Bandung : ITB. 90, 141

12.  Officers of the USP convention. 2007.US Pharmacopeia 30 – NF   25. United States : The United States Pharmacopeial Convention.

Page 24: Antibiotik Met. Iodo Deny.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

“ANALISIS SENYAWA ANTIBIOTIK

METODE IODOMETRI ”

Oleh:

Nama : D E N N Y

Nim : 11.01.034

Kelompok : IV (empat)

Asisten : Isela Kalambo

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2013