modul met lit

75
MODUL MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN Disusun Oleh: Lukmanulhakim Almamalik Politeknik PIKSI Ganesha Bandung 2011

Upload: lukmanulhakim-almamalik

Post on 23-Jun-2015

1.755 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul met lit

MODUL MATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh:

Lukmanulhakim Almamalik

Politeknik PIKSI Ganesha

Bandung

2011

Page 2: Modul met lit

2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya modul mata

kuliah Metodologi Penelitian ini dapat diselesaikan dan disajikan.

Modul mata kuliah Metodologi Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu media

belajar bagai mahasiswa Politeknik Piksi Ganesha dalam mata kuliah Metodologi

Penelitian, khususnya mahasiswa Manajemen Informatika dan Komputer, sehingga

diharapkan mahasiswa bisa lebih memahami materi Metodologi Penelitian yang diberikan

dosen di dalam kelas.

Modul ini terbagi menjadi 10 bab, dimana urutan per bab disesuaikan dengan sistematika

silabus Metodologi Penelitian yang diberikan kepada mahasiswa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan pengajar di Politeknik Piksi

Ganesha, yang telah memberikan dorongan sehingga modul Metodologi Penelitian ini

selesai dibuat. Penulis menyadari bahwa isi modul ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu saran dan kritik untuk perbaikan modul ini akan penulis terima dengan senang

hati.

Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi yang mempelajarinya.

Penulis

Page 3: Modul met lit

3

Daftar Isi

Halaman

1 Konsep Dasar Penelitian 5

2 Lingkup dan Klasifikasi Penelitian 14

3 Perumusan Masalah Penelitian 20

4 Landasan Teori dan Pustaka 24

5 Desain Penelitian 26

6 Variabel dan Data Penelitian 29

7 Teknik Analisis Data Penelitian 39

8 Penulisan Ilmiah 42

9 Presentasi Penelitian 56

Page 4: Modul met lit

4

A. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini bermaksud untuk memperkenalkan tentang pengetahuan dasar penelitian

ilmiah dan aplikasinya di informatika. Materi-materi pokok yang akan dibahas dalam mata

kuliah ini antara lain meliputi pemahaman dan keterampilaan dalam pelaksanaan penelitian

ilmiah mulai dari formulasi masalah, studi kepustakaan, pengumpulan dan pengolahan

data, analisis, hingga penyusunan hasil penelitian ke dalam suatu tulisan ilmiah serta etika

dalam penelitian.

B. Tujuan Kompetensi Umum

Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1) memahami

pengetahuan dasar tentang penelitian di bidang informatika, 2) memahami dan mempunyai

keterampilan untuk melakukan penelitian ilmiah di bidang informatika mulai dari

formulasi masalah, studi kepustakaan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis, hingga

penyusunan hasil penelitian ke dalam suatu tulisan ilmiah

C. Tujuan Kompetensi Khusus

Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan ini diharapkan mampu:

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep-konsep dasar penelitian

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lingkup dan klasifikasi penelitian

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pokok permasalahan penelitian

4. Mahasiswa mampu memahami dan mencari berbagai hal yang terkait dengan teori

dan sumber pustaka dalam penelitian ilmiah

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan desain penelitian

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemilihan data penelitian metode

dan instrumen pengumpulan data

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik analisis data

8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penulisan ilmiah

9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik presentasi penelitian

Page 5: Modul met lit

5

1. Konsep Dasar Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep-konsep dasar penelitian

B. Uraian Materi

1.1 Makna Penelitian

Penelitian, kata dasarnya adalah teliti, yang artinya cermat atau seksama. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1988), penelitian dapat merupakan pemeriksaan yang teliti atau

penyelidikan. Penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisasi

untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (Sekaran, 1994:4). Kata

sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya penelitian

menggunakan cara-cara atau prosedur tertentu yang diatur dengan baik.

• Mengapa Penelitian Dilakukan? atau Apa Tujuan Penelitian?

Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta

atau fenomena secara lebih mendalam. Perhatian dan pengamatan terhadap fakta atau

fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan

masalah. Penelitian pada dasarnya merupakan penyelidikan yang sistematis untuk:

a. memecahkan permasalahan atau menjawab pertanyaan penelitian (tujuan jangka

pendek/tujuan praktis).

b. mengembangkan pengetahuan (tujuan jangka panjang).

1.2 Sikap Ilmiah

• Bagaimana Memilih Pengetahuan yang Benar? Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendapat/mencapai kebenaran:

a. Pendekatan non ilmiah.

b. Pendekatan ilmiah.

a. Pendekatan non ilmiah

Pendekatan non ilmiah merupakan usaha pencarian kebenaran/pengetahuan tanpa

melewati tata tertib pendekatan ilmiah. Pada umumnya pendekatan non ilmiah ini

dilakukan dengan cara berikut:

1) Menggunakan akal sehat

Akal sehat merupakan serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan

untuk penggunaan praktis manusia.

Contoh 1.1

• Karena sinar matahari bisa membunuh kuman, maka orang yang sakit agar

sembuh di jemur di bawah sinar matahari. Alasannya adalah kuman

menyebabkan orang sakit.

• Menurut akal sehat, banyak pendidik meyakini bahwa hukuman adalah alat

utama dalam pendidikan. Namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

Page 6: Modul met lit

6

bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan,

melainkan ganjaran.

Kelemahan pencarian kebenaran/pengetahuan dengan cara menggunakan akal sehat

adalah kecenderungan untuk melakukan generalisasi.

2) Menggunakan prasangka

Penggunaan prasangka biasanya dilakukan apabila pencapaian tujuan secara akal

sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Dengan

menggunakan prasangka, orang cenderung mempersempit pengamatannya.

Contoh 1.2

• Ketika terjadi pemboman lagi di Aceh, orang-orang GAM ditangkapi. Alasannya

adalah karena GAM adalah organisasi pengacau keamanan di Aceh, maka setiap

ada pemboman pasti dilakukan GAM.

Kelemahan dengan cara ini adalah orang cenderung mempersempit pengamatan

dan cenderung mengkambinghitamkan orang lain

3) Pendekatan intuitif

Mengambil kesimpulan/menetukan pendapat melalui proses yang tidak

disadari/tidak dipikirkan langkah-langkahnya terlebih dahulu. Di sini tidak ada

langkah-langkah sistematis dan terkendali.

Contoh 1.3

• Pemilihan lokasi bisnis yang dilakukan seorang wirausahawan seringkali

menggunakan intuisi.

4) Penemuan secara kebetulan dan coba-coba.

Dalam sejarah manusia, banyak penemuan diperoleh secara kebetulan/tanpa

rencana.

Contoh 1.4

• Penemuan kina sebagai obat malaria, penemuan hukum Newton, dan penemuan

kue brownies.

Walaupun penemuan-penemuan yang diperoleh ini sangat berguna, akan tetapi

penemuan ini bukan didapatkan melalui pendekatan ilmiah.

5) Pendapat otoritas ilmiah

Otoritas ilmiah adalah orang yang biasanya menempuh pendidikan formal tinggi

dan/atau punya pengalaman cukup banyak. Pendapat mereka sering diterima tanpa

diuji lebih dahulu karena dipandang benar. Tetapi pendapat otoritas tidak

selamanya benar, karena tidak berdasarkan penelitian tetapi atas pemikiran logis.

Contoh 1.5

• Pergantian Presiden akan memberikan sentimen positif pada pasar saham dan

mata uang.

b. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah merupakan pencarian kebenaran atau pengetahuan didasarkan atas

ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris, dan sistematis, dan dibangun didasarkan

atas teori tertentu.

Page 7: Modul met lit

7

1) Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal,

sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.

2) Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh panca indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang

digunakan.

3) Sistematis berarti menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.

Setiap usaha yang dinyatakan sebagai usaha ilmiah harus didasarkan atas sistem dan

metode tertentu yang menjadi pedoman disebut metode ilmiah. Dengan demikian,

upaya mencari kebenaran dengan pendekatan ilmiah dilakukan dengan cara-cara atau

langkah-langkah yang teratur dan sistematis.

Proses pencarian kebenaran/pengetahuan menggunakan metode ilmiah berawal dari

penemuan masalah, merujuk teori, menggunakan hipotesis, mengumpulkan data,

menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Kriteria metoda ilmiah harus dilakukan: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,

menggunakan prinsip analisis, menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran

obyektif, dan menggunakan teknik kuantifikasi.

1.3 Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan. Penelitian

ilmiah merupakan penelitian yang mengandung unsur-unsur ilmiah atau keilmuan

dalam aktivitasnya. Unsur-unsur yang penting dalam penelitian ilmiah adalah observasi

dan nalar (reasoning).

Penelitian ilmiah juga berarti penyelidikan yang sistematik, terkontrol, empiris dan kritis

tentang fenomena-fenomena alami, dipandu oleh teori-teori dan hipotesis tentang

hubungan yang diduga terdapat diantara fenomena-fenomena tersebut.

Penelitian ilmiah dapat merupakan mesin yang memproses produk ilmu pengetahuan.

Penelitian ilmiah merupakan serangkaian kegiatan sistematis yang didasarkan pada metode

ilmiah dengan tujuan mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan atau

pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya.

a. Syarat Melakukan Penelitian Ilmiah

1) Memahami konsep dasar ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek

penelitian.

Contoh 1.6

• Jika seseorang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemasaran,

maka ia harus mempelajari dan memahami konsep dan teori pemasaran.

• Jika seseorang ingin melakukan penelitian/membuat tugas akhir yang berkaitan

dengan perancangan aplikasi sistem informasi inventori barang, maka ia harus

mempelajari dan memahami konsep perancangan sistem informasi, bahasa

program yang akan digunakan, serta teori dan konsep inventori barang.

Page 8: Modul met lit

8

2) Menguasai metodologi penelitian (pengetahuan tentang berbagai metoda yang

digunakan dalam penelitian ilmiah). Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan

harapan dan tujuan, seorang peneliti harus menguasai metodologi penelitian yang

dilakukan.

Contoh 1.7

• Metode penelitian yang digunakan dalam bidang rekayasa (engineering),

misalnya perancangan sistem informasi seringkali mempunyai perbedaan

dengan metode penelitian yang digunakan dalam bidang manajemen atau sosial.

1.4 Konsep Ilmu Pengetahuan

a. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan merupakan konsep yang sulit didefinisikan dengan batas-batas yang

jelas. Cakupannya luas serta batas-batasnya kabur. Fungsi ilmu pengetahuan juga sering

tidak terdefinisikan dengan pasti dan sering dinyatakan secara berbeda-beda.

Ilmu pengetahuan mencoba menjelaskan fenomena/fakta untuk memahami hakekat suatu

objek, atau mendapatkan pengetahuan tentang objek tersebut. Pemahamannya dilakukan

melalui observasi/pengamatan terhadap objek. Hasilnya merupakan sekumpulan

fakta/fenomena yang dapat dibuktikan secara empiris, yaitu dapat diamati langsung

oleh manusia dengan menggunakan panca inderanya.

Ilmu pengetahuan adalah kumpulan teori-teori. Masing-masing teori berguna untuk

menjelaskan hubungan antar fakta. Hubungan antar fakta diamati secara empiris dan apa

adanya tanpa memperhatikan apakah hubungan-hubungan tersebut indah, bagus, atau baik

secara etis. Dengan demikian ilmu pengetahuan harus jujur, bebas nilai, dan objektif.

Dalam prakteknya, penggunaan ilmu pengetahuan tidak bebas nilai. Dalam hal ini, seorang

ilmuwan dapat mempunyai rasa tanggung jawab kemanusiaan. Misalnya dengan mencegah

penemuannya disalahgunakan untuk maksud-maksud buruk. Karena objektif, ilmu

pengetahuan harus terbuka, agar bebas dari nilai-nilai pribadi dan juga harus terbuka untuk

semua orang. Karena terbuka, ilmu pengetahuan jadi bersifat jelas, mulai dari awal

penelitian sampai penarikan kesimpulan.

Kesimpulannya adalah bahwa Ilmu Pengetahuan harus mempunyai ciri-ciri berikut, yaitu

terstruktur secara sistematis, merupakan hasil observasi empiris, bersifat objektif, jelas

dan dapat diuji secara terbuka oleh semua orang.

b. Pola Dalam Kegiatan Berpikir

Ilmu Pengetahuan merupakan hasil kegiatan berpikir, baik dari hasil kegiatan berpikir

rasional dan kegiatan berpikir empiris.

1) Kegiatan Berpikir Rasional Kebenaran sebagai dasar ilmu pengetahuan yang didapat dari pemikiran manusia

secara rasional (menggunakan rasio atau akal), tanpa bukti nyata di lapangan.

Contoh 1.8

• Terdapat tiga bilangan real a, b, dan c. Jika a > b dan b > c, maka a > c. (misalkan

bilangan tersebut adalah 2,5, dan 10. Jika 10 > 5 dan 5 > 2, maka 10 > 2)

Page 9: Modul met lit

9

• Penentuan awal puasa 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang hanya didasarkan pada

metode hisab (perhitungan).

Kelemahan berpikir rasional adalah cenderung sulit untuk memperoleh kata sepakat

tentang kebenaran, karena setiap orang cenderung hanya percaya menurut kebenaran

yang pasti menurut diri sendiri.

Contoh 1.9

• Contoh kelemahan berpikir rasional adalah pendapat 6 orang yang buta tentang

gajah.

2) Kegiatan Berpikir Empiris

Karena kelemahan berpikir rasional, muncul pola berpikir lain yang berlawanan, yaitu

berpikir empiris yang menganjurkan agar kebenaran/pengetahuan dicari dari

kenyataan.

Contoh 1.10

• Penentuan awal puasa 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang hanya didasarkan pada

metode ru’yat (melihat hilal).

Kelemahan dalam empirisme diantaranya:

a) Fakta yang ada kadang-kadang tidak mempunya arti, sehingga tidak bisa

ditafsirkan.

b) Fakta yang sama bisa diartikan secara berbeda (dari persepsi individu).

c) Fakta yang diketahui kadang-kadang hanya sebagian, sehingga kumpulan fakta

tidak merupakan pengetahuan yang utuh tentang obyek.

Berangkat dari kelemahan masing-masing kegiatan berpikir tersebut akhirnya muncul

gagasan untuk menggabungkan rasionalisme dan empirisme, yang disebut Metode

Keilmuan. Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran logis, sedangkan

Empirisme memberikan kerangka pengujian untuk memastikan kebenaran.

c. Proses Kegiatan Keilmuan

Tujuan kegiatan keilmuan adalah mencari/menguji kerangka pemikiran logis (disebut juga

Teori, Hukum, Asas, Kaidah, dan sebagainya) yang bersifat umum. Sifat umum diperlukan

agar kerangka pemikiran logis itu dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai gejala

dengan macam-macam objek yang berbeda. Proses kegiatan keilmuan dapat digambarkan

pada gambar 1.1.

Page 10: Modul met lit

10

FENOMENA/FAKTA TEORI

HIPOTESIS

Induksi

Statistika

Observasi/

Pengamatan

Metode

Pengukuran

Metoda

Pengamatan

Deduksi

Aplikasi Teori

Logika/

Matematika

Dunia Rasional

Dunia Empiris

Perumusan Teori (Baru)

Perumusan Teori (Lama)

Gambar 1.1 Proses Kegiatan Keilmuan (Lubis, 1997)

Salah satu cara menarik kesimpulan bersifat umum adalah Proses Induksi, yaitu menarik

kesimpulan bersifat umum dari kasus-kasus individual.

Contoh 1.11

Agus adalah seorang sales eksekutif kartu kredit sebuah bank swasta. Hasil penjualan Agus

terendah diantara rekan-rekan kerjanya. Dari sini dapat ditarik kesimpulan (hipotesis)

bahwa permasalahannya adalah ia kurang aktif mengunjungi calon nasabahnya. Hal ini

menimbulkan pula hipotesis berbeda atas bukti-bukti lain, seperti:

a) Kemampuan menjual Agus rendah, sehingga efektivitas penjualan menurun.

b) Agus kurang berbakat bekerja di pemasaran bank.

c) dan sebagainya.

Penarikan kesimpulan harus memenuhi persyaratan tertentu. Kesimpulan harus bersifat

umum dan dapat memperhitungkan pengaruh dari faktor kebetulan. Oleh karena itu,

digunakan Statistika. Statistika dapat digunakan untuk menghitung besarnya peran faktor

kebetulan dalam penarikan kesimpulan, memberikan jalan untuk sampai pada kesimpulan

terhadap objek-objek yang jumlahnya terbatas, dan mengukur derajat hubungan antara

faktor-faktor yang melandasi suatu masalah.

Konsep lain dalam kegiatan keilmuan adalah Proses Deduksi, yaitu penarikan kesimpulan

bersifat individual dari pernyataan/kerangka berpikir logis yang bersifat umum.

Contoh 1.12

Premis 1: Semua pegawai Politeknik rajin bekerja.

Premis 2: Rizal seorang pegawai Politeknik.

Premis 3: Rizal rajin bekerja.

Page 11: Modul met lit

11

Dalam proses Deduksi digunakan logika untuk menerapkan pernyataan bersifat umum.

Logika akhirnya menjadi Matematika.

Dalam proses kegiatan keilmuan, Fenomena/Fakta digunakan untuk merumuskan teori

baru dan menguji teori yang sudah ada.

Fenomena/Fakta diperoleh dari Observasi/Pengamatan, yang harus dilakukan dengan

Metode Pengamatan tertentu. Intensitas suatu gejala/fakta yang diteliti diukur dengan

Metode Pengukuran, yang juga dapat digunakan untuk mengukur hubungan gejala tersebut

dengan gejala yang lain secara kuantitatif – agar ketelitian bisa lebih tinggi.

Dunia keilmuan terbagi menjadi Dunia Rasional dan Dunia Empiris. Dalam dunia

rasional, Teori dikembangkan menjadi Hipotesis ataupun diaplikasikan dengan bertumpu

pada Logika ataupun Matematika. Di dalam dunia empiris, Hipotesis digunakan sebagai

dasar untuk menetapkan Cara Pengamatan ataupun Cara Pengukuran yang akhirnya

memberikan Fenomena/Fakta.

Dengan Statistika, dilakukan penarikan kesimpulan tentang fenomena/fakta secara

induktif, baik untuk merumuskan teori yang baru ataupun menguji teori yang lama.

1.5 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian, terutama ilmu-ilmu sosial, merupakan kerangka berpikir yang

menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan

perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan

bagaimana peneliti memahami suatu masalah, kriteria pengujian sebagai landasan untuk

menjawab masalah penelitian. Paradigma penelitian secara ekstrim dipisahkan menjadi:

a. Paradigma Kuantitatif.

b. Paradigma Kualitatif.

a. Paradigma Kuantitatif

Paradigma kuantitatif (penelitian kuantitatif) disebut juga dengan paradigma

tradisional, positivis, eksperimental atau empiris. Penelitian kuantitatif menekankan

pengujian teori melalui pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik.

Contoh 1.13

Penelitian dengan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis

merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.

b. Paradigma Kualitatif

Paradigma kualitatif (penelitian kualitatif) disebut juga dengan pendekatan

konstruktifis, naturalis atau pendekatan interpretatif. Penelitian kualitatif menekankan

pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan

kondisi realitas yang holistik, kompleks dan rinci.

Contoh 1.14

Penelitian dengan pendekatan induktif yang bertujuan untuk menyusun konstruksi teori

atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan contoh tipe penelitian yang

menggunakan paradigma kualitatif.

Page 12: Modul met lit

12

Perbedaan antara paradigma kuantitatif dan paradigm kualitatif terletak pada asumsi-

asumsi yang digunakan dalam penelitian. Perbedaan selanjutnya akan mempengaruhi

strategi dan desain penelitian.

1.5.1 Kriteria Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah mempunyai kriteria tertentu, yaitu:

a. Menyatakan tujuan secara jelas.

b. Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan.

c. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan

pengungkapan data.

d. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).

e. Menarik kesimpulan secara objektif.

f. Melaporkan hasilnya secara parsimony (simple).

g. Temuan penelitian dapat digeneralisasi.

1.5.2 Tahapan Penelitian Ilmiah

Tahapan-tahapan dalam penelitian ilmiah merupakan pedoman peneliti untuk melakukan

penelitian dengan cara yang benar. Urutan dan jenis kegiatan penelitian ilmiah bisa

berbeda-beda tergantung jenis penelitiannya. Secara umum langkah-langkah penelitian

meliputi:

a. Merumuskan masalah dengan jelas.

b. Melakukan studi kepustakaan/literatur.

c. Menentukan desain/pendekatan/strategi penelitian yang sesuai.

d. Merumuskan hipotesis.

e. Melakukan Identifikasi, Klasifikasi, dan Definisi Operasional dari Variabel-

Variabel Penelitian.

f. Melakukan Pemilihan/Pengembangan Alat Pengumpul Data Penelitian.

g. Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian.

h. Mengumpulkan Data Penelitian.

i. Melakukan Pengolahan dan Analisis Data Penelitian.

j. Melakukan Penarikan Kesimpulan.

k. Menyusun Laporan Penelitian.

Catatan: urutan dan jenis kegiatan yang perlu dilakukan dapat berbeda-beda, sesuai

dengan jenis penelitian.

Page 13: Modul met lit

13

2. Lingkup dan Klasifikasi Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lingkup dan klasifikasi penelitian, serta

klasifikasi penelitian bisnis.

B. Uraian Materi

2.1 Klasifikasi Penelitian

Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang, diantaranya

berdasarkan:

Tabel 2.1 Beberapa Klasifikasi Penelitian

Bidang Ilmu Tujuan Metode Tingkat

Eksplanasi

Analisis dan

Jenis Data

• Penelitian

Eksak

• Penelitian

Sosial

• Penelitian

Dasar

(Murni)

• Penelitian

Terapan

• Survei

• Ex. Post Pacto

• Eksperimen

• Naturalistik

• Penelitian Kebijakan

• Penelitian

Tindakan

• Penelitian

Evaluasi

• Penelitian

Sejarah

• Deskriptif

• Komparatif

• Asosiatif

• Kuantitatif

• Kualitatif

• Gabungan

Tugas: Berikan penjelasan singkat mengenai masing-masing penelitian di atas!

2.2 Lingkup Penelitian Bisnis

Penelitian bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan objektif

untuk membantu pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perbedaan antara penelitian

bisnis dengan penelitian lain terletak pada jenis dan sifat fakta yang diuji. Fakta dalam

penelitian bisnis berkaitan dengan manusia dan usahanya untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup.

Adanya kemajuan teknologi komputer, komunikasi, transportasi dan manufaktur

merupakan faktor utama yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan

mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global. Para manajer, atau secara

kolektif disebut manajemen, memerlukan informasi yang valid dan andal untuk

mendukung pembuatan keputusan. Penguasaan informasi diperlukan untuk mengurangi

ketidakpastian dan memperoleh keunggulan bersaing.

Page 14: Modul met lit

14

Fungsi utama manajemen sebagai pembuat keputusan, dan fungsi penyediaan informasi

(keuangan) oleh akuntansi, merupakan fungsi-fungsi yang memegang peran penting dalam

organisasi bisnis untuk bersaing. Kebutuhan informasi yang valid dan andal sebagai dasar

untuk pembuatan keputusan manajemen, mendorong perkembangan dan kebutuhan

penelitian bisnis, termasuk diantaranya penelitian manajemen dan akuntansi.

• Lingkup Penelitian di Bidang Manajemen

Berikut beberapa contoh topik utama dalam lingkup penelitian manajemen

Bisnis Umum Peramalan jangka pendek dan jangka panjang trend bisnis, inflasi dan

penentuan harga, akuisisi, ekspor dan perdagangan internasional, dsb.

Pemasaran dan

Penjualan

Potensi pasar, bagian dan segmentasi pasar, karakteristik pasar, konsep

produk baru, penjualan, saluran distribusi, promosi penjualan, perilaku

konsumen, dsb.

Keuangan Anggaran, sumber-sumber pembiayaan, modal kerja, investasi, tingkat

bunga dan resiko kredit, biaya modal, penilaian saham dan obligasi,

portofolio, hasil-resiko, rasio-rasio keuangan, analisis biaya, lembaga

keuangan, merger dan akuisisi, dsb.

Manajemen dan

Perilaku

Organisasi

Manajemen mutu terpadu, motivasi dan kepuasan kerja, gaya

kepemimpinan, produktivitas tenaga kerja, efektivitas organisasional,

budaya dan komunikasi organisasi , studi gerak dan waktu, serikat kerja, dsb.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Eksekutif, Sistem komunikasi bisnis, sistem pendukung keputusan, aliansi fungsi sistem informasi, personil sistem informasi, dan

pengembangan sistem informasi, dsb.

• Lingkup Penelitian di Bidang Akuntansi

Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian akuntansi.

Akuntansi

Keuangan

Teori-teori akuntansi, standar akuntansi keuangan, kebijakan dan metode

akuntansi, pengukuran dan pengakuan akuntanasi, sistem pelaporan, rasio-

rasio keuangan, dsb.

Investasi dan

Pasar Modal

Efisiensi pasar, saham dan obligasi, penawaran efek perdana, pemecahan

saham, pengumuman deviden, resiko dan hasil, institusi bursa efek, reksa dana, pengaruh pajak, insider trading, dsb.

Akuntansi

Manajemen

Anggaran, insentif, pengukuran kinerja, alokasi biaya, penentuan harga

pokok, activity based cost, manajemen mutu, just in time, dsb.

Auditing Teori audit, opini akuntan, sample audit, resiko audit, EDP audit, dsb.

Sistem Informasi

Akuntansi

Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem, pengujian

pengendalian internal, sistem database, expert system, electronic data

interchange, berbagai aplikasi perangkat lunak tertentu pada bidang manajemen keuangan, audit, proses pengajaran dan konferensi, dsb.

Pajak Perencanaan pajak, sistem dan tata cara perpajakan, akuntansi pajak, dsb.

• Linkup Penelitian di Bidang Informatika dan Komputer Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian informatika.

Rekayasa

Perangkat

Lunak

Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem, sistem database,

expert system, berbagai aplikasi perangkat lunak, dsb.

CIM dan

Simulasi Komputer

Simulasi sistem, sistem pengendalian berbasis komputer, robotik,

CAD/CAM, CAE, CAPP, dsb.

Jaringan Komputer

Sistem operasi, perancangan arsitektur dan jaringan komputer (LAN,WAN), dsb.

Page 15: Modul met lit

15

• Istilah Informatika diturunkan dari bahasa Perancis informatique, yang dalam bahasa

Jerman disebut Informatik.

• Kata ini identik dengan istilah computer science di Amerika Serikat dan computing

science di Inggris.

• Di Indonesia istilah tersebut dikenal sebagai Ilmu Komputer atau Teknik Informatika.

Istilah ini kedua-duanya dipakai di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia untuk

menamai fakultas, jurusan, atau program studi dalam menjalankan misi akademisnya.

• Teknik Informatika/Ilmu Komputer merupakan ilmu yang mempelajari landasan

teoritis komputasi dan informasi serta penerapannya dalam sistem komputer termasuk

perangkat keras maupun perangkat lunak. • Ilmu Komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari

analisis abstrak algoritma sampai subjek yang lebih konkret seperti bahasa

pemrograman, perangkat lunak, dan perangkat keras. • Pengklasifikasian Ilmu Komputer biasanya mengacu pada Matriks Dennings, yaitu

salah satu matriks penggolongan Ilmu Komputer yang diciptakan oleh Peter J.

Dennings.

• Klasifikasi Ilmu Komputer menurut Dennnings terbagi dalam 12 sub bidang. Ke-12

subbidang Ilmu Komputer ini adalah:

1. Algoritma dan Struktur Data 2. Bahasa Pemrograman

3. Arsitektur Komputer 4. Sistem Operasi dan Jaringan Komputer

5. Software Engineering 6. Database dan Sistim Retrieval Informasi

7. Artificial Intelligence dan Robotik 8. Grafis

9. Interaksi Komputer dan Manusia 10. Ilmu Komputasi

11. Organizational Informatics 12. Bio Informatik

• Dennings memberi catatan khusus untuk bidang Bio Informatik sebagai bidang baru

yang merupakan gabungan antara Ilmu Komputer dan Biologi, dan saat ini mengalami

perkembangan yang cukup signifikan.

Teori Abstraksi Desain

Algoritma dan

Struktur Data

Teori Komputabilitas Algoritma Paralel dan

Terdistribusi

Program Aplikasi

Teori Komputasi

Kompleks

Komputasi Paralel Algoritma Efisien dan

Optimal Teori Graf

Kriptografi

Algoritma dan Teori

Probabilistik

Bahasa

Pemrograman

Bahasa Formal dan

Automata

BNF Bahasa Pemrograman

Turing Machines

Metode Parsing,

Compiling, Interpretation Formal Semantics Translator, Kompiler,

Interpreter

Arsitektur Aljabar Boolean Arsitektur Nueman Produk Hardware (PC,

Superkomputer, Mesin

Von Neumann) Teori Coding Hardware Reliability

Teori Switching Finite State Machine Sistem CAD dan

Simulasi Logika Teori Finite State Machine Model Sirkuit, Data Path,

Struktur Kontrol

Sistem Operasi

dan Jaringan

Teori Concurrency Manajemen Memori, Job

Scheduling

Produk OS (UNIX,

Windows, Mach, dsb)

Page 16: Modul met lit

16

Teori Scheduling Model Komputer

Terdistribusi

File dan File Sistem

Teori Manajemen Memori Networking (Protokol,

Naming, dsb)

Pustaka untuk Utilities

(Editor, Formatter,

Linker, dsb)

Software

Engineering

Teori Reliability Metode Spesifikasi Bahasa Spesifikasi

Program Verification and

Proof

Metode Otomatisasi

Pengembangan Program

Metodologi

Pengembangan Software

Temporal Logic Tool Pengembangan

Software

Tool untuk

Pengembangan Software

Database dan

Sistim Retrieval

Informasi

Relational Aljabar dan

Kalkulus

Data Model Teknik Pendesainan

Database (Relational,

Hierarchical, Network,

dsb) Teori Dependency

Teori Concurrency Skima Database Teknik Pendesainan

Database Sistem (Ingres,

Dbase, Oracle, dsb) Performance Analysis

Sorting dan Searching Representasi File untu

Retrieval

Hypertext System

Statistical Inference

Artificial

Intelligence dan

Robotik

Teori Logika Knowledge

Representation

Logic Programming

(Prolog)

Semantik dan Sintatik

Model untuk Natural

Language

Metode Pencarian

Heuristic

Neural Network

Conceptual Dependency Model Reasoning dan

Learning

Sistem Pakar

Kinematics and Dynamics

of Robot Motion

Model Memori Manusia,

Autonomous Learning

Teknik Pendesaian

Software untuk Logic

Programming

Grafik Teori Grafik dan Warna Algoritma Komputer

Grafik

Pustaka untuk Grafik

Geometri Dimensi Dua

atau Lebih

Model untuk Virtual

Reality

Grafik Standar

Teori Chaos Metode Komputer Grafik Image Enhacement

System

Human

Computer

Interaction

Risk Analysis Pattern Recognition Flight Simulation

Cognitive Psychology Sistem CAD Usability Engineering

Ilmu Komputasi Number Theory Discrete

Approximations, Fast

Fourier Transform and

Poisson Solvers

Pustaka dan Paket untuk

Tool Penelitian (Chem,

Macsyma, Mathematica,

Maple, Reduce, dsb)

Binary Representation Backward Error

Propagation

Teori Quantum Finite Element Models,

Organizational

Informatics

Organizational Science Model dan Simlasi

berhubungan dengan

organizational

informatics

Management Information

Systems

Decision Support

Systems Decision Sciences

Organizational Dynamics

Bioinformatik Teori Komputasi Model Komputasi DNA

Kimia

Organic Memory

Devices

Ilmu Biologi Protipe Retina dari

Silikon

Proyek Database Genom

Manusia

Medicine Model Database Genom

Manusia

Analisis Komputer

Terhadap Struktur Enzim

untuk Kesehatan

Page 17: Modul met lit

17

2.3 Karakteristik Penelitian Bisnis yang Baik

Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang kompleks dan beresiko tinggi. Oleh

karena itu, diperlukan informasi yang lengkap, akurat dan up to date untuk membuat setiap

keputusan. Untuk mendapatkan informasi diperlukan penelitian yang seksama. Menurut

Emory (dalam Sugiyono, 2005), penelitian yang baik dilakukan sebagai berikut.

1) Masalah penelitian dan tujuan harus dirumuskan dengan betul, jelas, dan spesifik,

sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.

2) Prosedur penelitian harus dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat

memahami, dapat melaksanakan penelitian tersebut dan dapat mengulanginya tanpa

konsultansi dengan penyusunnya.

3) Prosedur dalam rancangan penelitian harus dibuat dengan teliti dan hati-hati, sehingga

dapat menghasilkan data yang valid, reliable dan objektif.

4) Peneliti harus membuat laporan lengkap, sistematis mengikuti prosedur sesuai dengan

rancangan dan mampu memberikan saran-saran untuk pemecahan masalah

berdasarkan temuannya.

5) Analisis data yang digunakan harus tepat dan mampu membuat generalisasi yang

signifikan.

6) Setiap kesimpulan yang diberikan harus didukung oleh data yang diperoleh melalui

penelitian. Jangan membuat kesimpulan berdasarkan pendapat sendiri.

7) Hasil penelitian akan lebih dipercaya, bila penelitian dilakukan oleh peneliti yang

mempunyai integritas tinggi, berpengalaman, dan telah mempunyai reputasi.

Page 18: Modul met lit

18

3. Perumusan Masalah Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pokok permasalahan penelitian

B. Uraian Materi

3.1 Apakah Masalah Itu?

Masalah muncul karena adanya

a. KESENJANGAN, yaitu antara :

a. yang SEHARUSNYA dengan yang TERJADI

b. yang DIPERLUKAN dengan yang TERJADI

c. HARAPAN dengan KENYATAAN

b. Pengaduan Contoh 3.1 Pengaduan kualitas produk oleh konsumen

c. Kompetisi Contoh 3.2 Persaingan bisnis

3.2 Masalah Penelitian

Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang menjadi minat

dan perhatian peneliti. Terdapat empat kemungkinan tipe masalah dalam penelitian :

a. Masalah-masalah yang ada pada saat ini di lingkungan organisasi yang memerlukan

solusi.

Contoh 3.3.

Pimpinan suatu perusahaan berdasarkan laporan realisasi penjualan selama periode

tertentu mengidentifikasi adanya masalah dalam pencapaian target penjualan produk X,

yang selama beberapa periode mengalami penurunan dibandingkan dengan volume

yang dianggarkan. Pimpinan perusahaan kemudian memutuskan untuk melakukan

penelitian faktor-faktor yang menyebabkan penurunan produk X yang tidak

menguntungkan.

b. Area-area tertentu dalam suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau

perbaikan.

Contoh 3.4

Manajemen perusahaan menilai bahwa kinerja bagian pengiriman produk kurang

optimal dan perlu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen perusahaan.

Untuk itu, manajemen memutuskan untuk melakukan penelitian dalam rangka

meningkatkan optimalisasi kinerja bagian pengiriman produk.

c. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan fenomena.

Contoh 3.5

Anggaran sebagai alat perencanaan keuangan suatu perusahaan merupakan pedoman

untuk menilai kinerja manajer dan bawahannya dengan cara membandingkan target

anggaran dengan realisasinya. Selisih anggaran dapat bersifat menguntungkan maupun

merugikan. Secara teoritis, selisih anggaran dipengaruhi oleh dua aspek: target

anggaran yang ditetapkan dan kinerja manajer dan bawahan. Penelitian ini diarahkan

untuk menganalisis kedua aspek yang menyebabkan selisih anggaran tersebut.

Page 19: Modul met lit

19

d. Pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris.

Contoh 3.6

Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara proses penyusunan

anggaran yang melibatkan pimpinan dan bawahan terhadap kinerja individu yang

terlibat dalam proses penyusunan anggaran.

Contoh 3.7 Bidang Masalah dan Topik Penelitian

Bidang Masalah Topik

Pemasaran dan Penjualan Konsep produk baru, Promosi Penjualan, Perilaku Konsumen

Keuangan Penilaian saham dan obligasi, Analisis rasio keuangan

Merger dan akuisisi

Perilaku Organisasional Motivasi kerja, Gaya kepemimpinan

Budaya organisasi

Akuntansi Keuangan Standar akuntansi keuangan, Kebijakan dan metode akuntansi,

Kandungan informasi akuntansi

Akuntansi Manajemen Pengukuran prestasi manajer, Analisis biaya-volume-laba

Pembuatan keputusan investasi

Sistem Informasi Penerapan Sistem Informasi, Sikap manajemen pengguna

Aplikasi perangkat lunak komputer

3.3 Identifikasi Masalah

Sebenarnya banyak sekali masalah muncul, tidak ada individu maupun organisasi yang

tidak mempunyai masalah, tetapi perlu "mata yang terlatih" untuk menemukannya.

Masalah seringkali bisa ditemukan melalui:

a. BACAAN, terutama Laporan Penelitian. Biasanya ada rekomendasi untuk penelitian

lanjutan.

b. DISKUSI, SEMINAR, PERTEMUAN ILMIAH.

c. PERNYATAAN PEMEGANG OTORITAS. Para pemegang otoritas, baik dari

pemerintahan maupun dari bidang keilmuan.

d. PENGAMATAN SEPINTAS. Ilham yang muncul tiba-tiba karena melihat sesuatu,

tanpa ada rencana untuk menemukan masalah. Contoh penemuan konstruksi cakar

ayam.

e. INTUISI. Masalah yang muncul tiba-tiba, berupa ilham, karena terjadi semacam

"konsolidasi” berbagai informasi, yang berkaitan dengan suatu masalah, sehingga

masalah tersebut bisa terbentuk. Munculnya ilham tidak perlu karena seseorang

sebelumnya melihat sesuatu.

f. PENGALAMAN PRIBADI. Sejarah perkembangan pribadi atau professional

seseorang yang menyebabkannya mampu melihat masalah..

3.4 Pemilihan Masalah Penelitian

Usaha mengidentifikasi masalah biasanya tidak hanya menghasilkan sesuatu masalah.

Seringkali masalah yang ditemukan jumlahnya lebih dari satu. Masalah-masalah yang

ditemukan tersebut belum tentu seluruhnya cukup layak untuk diteliti, sehingga perlu

dipertimbangkan kelayakannya.

Pertimbangan kelayakan masalah untuk diteliti dilakukan melalui dua arah berikut:

a. Pertimbangan dari arah masalahnya.

Apakah masalah atau pemecahan masalah bisa memberikan sumbangan terhadap:

Page 20: Modul met lit

20

• Pengembangan teori, terutama pada bidang-bidang yang relevan dengan landasan

teori yang digunakan.

• Pemecahan masalah-masalah praktis, yang dihadapi dalam kehidupam manusia.

Karena itu kelayakan bersifat RELATIF, sesuai dengan konteksnya.

Bisa juga muncul pertimbangan lain dalam analisis kelayakan ini, misalnya:

• Apakah data tersedia ?

• Bagaimana masalah itu dinilai dari aspek nilai/norma?

2) Pertimbangan dari arah peneliti/calon peneliti.

Apakah penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik peneliti, contoh:

• Biayanya cukup ?, Waktu yang tersedia ?, Alat memadai ?, Apakah penggunaan

teori mencukupi ?, Apakah penguasaan metoda mencukupi ?

.

3.5 Perumusan Masalah

Tidak ada aturan umum yang berlaku mengenai perumusan masalah tetapi disarankan agar:

a. Rumusan masalah hendaknya PADAT DAN JELAS.

b. Rumusan masalah hendaknya bisa memberikan petunjuk tentang pengumpulan data

yang seharusnya dilakukan.

c. Rumusan masalah harus fisibel.

d. Rumusan masalah harus signifikan.

e. Rumusan masalah bersifat etis.

Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan tahap terakhir dari penemuan

setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti. Kriteria yang baik

menghendaki rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang jelas dan tidak ambiguitas.

Rumusan masalah dalam suatu penelitian dapat berupa lebih dari satu pertanyaan.

Contoh 3.8 Contoh rumusan masalah penelitian.

1) Bagaimanakah bentuk sistem informasi pengolahan data penjualan produk yang

berjalan di Bagian Internet Data Center Divisi JTP PT.INTI (PERSERO) Bandung?

2) Bagaimana rancangan suatu perangkat lunak berbasis multimedia untuk

mempresentasikan Universitas XYZ kepada masyarakat luar terutama kepada calon

mahasiswa dan apakah perangkat lunak tersebut cukup handal dan efektif untuk

presentasi dan promosi dalam artian informasi yang disampaikan mengena pada

sasarannya?

3) Bagaimana perancangan antarmuka yang mampu berinteraksi dengan pengguna,

sehingga mahasiswa mampu dengan cepat memahami apa yang divisualisasikan dalam

program komputer?

Rumusan masalah penelitian tidak harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Beberapa

peneliti merumuskan masalah penelitiannya ke dalam bentuk pernyataan tujuan penelitian.

Contoh 3.9 Contoh rumusan masalah penelitian dalam bentuk pernyataan.

1) Studi ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh antara partisipasi pengguna dengan

kepuasan pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi.

Page 21: Modul met lit

21

2) Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu perangkat lunak berbasis multimedia

yang mampu berinteraksi dengan pengguna, sehingga mahasiswa mampu dengan cepat

memahami apa yang divisualisasikan dalam program komputer.

3) Suatu analisis mengenai persepsi kepuasan kerja karyawan tetap terhadap kebijakan

manajemen serta persepsi pegawai tetap terhadap pegawai baru di PT. XYZ.

3.6 Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah

Setelah masalah dirumuskan, perlu dipikirkan langkah-langkah kegiatan yang perlu

dilakukan hingga masalah dapat diselesaikan. Penetapan langkah-langkah ini tidak

mempunyai aturan umum, juga tidak bisa ditemukan/dipelajari melalui buku-buku/literatur

Metodologi Penelitian, sehingga biasanya diselesaikan dengan menggunakan:

• logika

• common sense

Seringkali perumusan langkah-langkah kegiatan ini dilupakan dalam perencanaan suatu

penelitian, yang dirumuskan hanya masalahnya saja, sehingga bisa sangat membingungkan

pada saat penelitian akan dilakukan.

Tugas:

Buatkan Perumusan Masalah dari tulisan di bawah ini!

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, keberadaan pengolahan

data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat penting. Hal itu disebabkan

oleh pengolahan data secara terkomputerisasi dapat memberikan kontribusi yang besar

untuk kinerja suatu perusahaan. Jika dibandingkan pengolahan data secara manual,

pengolahan data secara terkomputerisasi memiliki kelebihan, seperti: pengolahan data yang

cepat dan akurat, mendukung pengolahan data dalam skala besar.

Perusahaan sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu

membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan

memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu perusahaan dalam

melakukan perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif. Tanpa

adanya sistem yang terkomputerisasi, perusahaan akan menghadapi kendala untuk

mendapatkan informasi yang actual dan akurat. Hal itu dapat disebabkan oleh proses

pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual. Dengan bantuan sistem

yang terkomputerisasi pula informasi dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat

menciptakan efisien biaya.

Perusahaan “PT. X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan barang.

Pada saat ini sistem informasi penjualan pada perusahaan “PT. X” masih dilakukan secara

manual sehingga kinerjanya belum efektif. Hal itu tercermin pada seringnya terjadi

keterlambatan penyusunan laporan penjualan dan piutang dagang, kesalahan pencatatan

dan perhitungan persediaan, serta pengulangan dalam pencatatan transaksi. Oleh karena

itu, perusahaan “PT. X” bermaksud mengkomputerisasikan sistem bagian penjualan untuk

memaksimalkan kinerjanya. Diharapkan setelah sistem informasi penjualan

dikomputerisasi, maka pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data transaksi dapat

dilakukan secara akurat dan cepat.

Tugas: Bacalah minimal 3 buah paper/jurnal penelitian tentang Informatika, pelajari

bagaimana rumusan masalahnya?

Page 22: Modul met lit

22

4. Landasan Teori dan Pustaka

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan mencari berbagai hal yang terkait dengan teori dan

sumber pustaka dalam penelitian ilmiah

B. Uraian Materi

4.1 Studi Pustaka

• Setelah Perumusan Masalah Penelitian dilakukan, selanjutnya dicari berbagai

Teori/Konsep/Generalisasi yang dapat dijadikan sebagai landasan/kerangka berpikir

(landasan teori) bagi penelitian yang akan dilakukan.

• Teori merupakan alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,

definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis.

• Secara umum, teori mempunyai fungsi untuk menjelaskan, meramalkan (prediksi), dan

mengendalikan suatu gejala.

• Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang

diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai

referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar

variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

• Dengan demikian, penelitian harus didasarkan pada suatu LOGIKA tertentu dan bukan

dengan cara coba-coba (trial and error).

• Teori/Konsep/Generalisasi itu diperoleh dari BACAAN.

4.2 Sumber Bacaan

a. Kepustakaan Umum.

Untuk menemukan teori atau konsep yang sifatnya umum, misalnya dari buku-buku

teks (Textbook), Ensiklopedi, dsb.

b. Kepustakaan Khusus.

Untuk menemukan hal-hal bersifat khusus, yang dirumuskan berdasarkan kepustakaan

umum. Misalnya: jurnal, buletin penelitian, tugas akhir, tesis, disertasi, dsb.

c. Internet.

Menggunakan search engine, seperti Google di www.google.com

• Pemilihan sumber bacaan dilakukan dengan memperhatikan tiga kriteria berikut :

a. Kemutakhiran

Sumber bacaan yang lama umumnya berisi teori atau konsep lama yang mungkin

sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh penelitan yang lebih

baru. Oleh karena itu, sebaiknya sumber-sumber bacaan yang digunakan sebagai

bahan referensi penelitian adalah sumber bacaan yang terbaru.

b. Relevansi

Bacaan yang digunakan dalam penelitian haruslah mempunyai relevansi

(kecocokan) dengan masalah yang dibahas.

c. Kelengkapan

Kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca.

• Bacaan perlu dicari sebanyak mungkin agar satu sama lain bisa dibandingkan. Dengan

demikian bisa diperoleh berbagai kesimpulan yang sifatnya teoritis.

Page 23: Modul met lit

23

• Kesimpulan teoritis ini bisa digunakan untuk menemukan:

a. Faktor-faktor utama yang mendasari penelitian.

b. Mengidentifikasikan berbagai hal yang biasa menjadi variabel-variabel penelitian.

Langkah-langkah untuk melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut.

1) Tetapkan variabel-variabel yang akan diteliti dan jumlah variabelnya.

2) Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan

setiap variabel yang diteliti.

3) Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel

yang akan diteliti.

4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,

bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yang

sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan

analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap

sumber data yang dibaca.

6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk

tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang

digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

Isi dalam Bab II Landasan Teori.

Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang menunjang dan digunakan dalam penulisan

LS/TA, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya, meliputi:

• Teori-teori tentang Konsep, Perangkat Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.

• Teori-teori tentang Aplikasi/Masalah yang dibahas.

• Perangkat Lunak Pembangun Sistem.

Contoh 5.1:

Contoh isi Bab II Landasan Teori

Judul: Aplikasi Sistem Informasi Inventori Perusahaan PT XYZ Menggunakan Php dan

Mysql.

2. Landasan Teori

2.1 Sistem Informasi

2.2 Sistem Aplikasi Komputer Berbasis Web

2.3 Perangkat Analisis Sistem

2.3.1 Data Flow Diagram (DFD)

2.3.2 Entity Relational Diagram (E-R Diagram)

2.4 Perangkat Lunak Pembangun Sistem

2.4.1 Hypertext Preprocessor (PHP)

2.4.2 MySQL

2.4.3 Asynchronous Javascript And XML (Ajax)

2.5 Inventori Perusahaan

Tugas:

Bacalah satu buah Buku Teks/Buku Acuan yang sesuai dengan Program Studi yang Anda

pelajari. Tuliskan bagian-bagian yang ada dalam buku tersebut!

1. Judul Buku (asli/terjemahan,edisi ke-, No ISSN/ISBN kalau ada):

2. Pengarang:

Page 24: Modul met lit

24

3. Penerbit:

4. Tahun Terbit:

5. Jumlah Bab dan Jumlah Halaman:

Tuliskan Isi Pokok setiap bab dengan ringkas dan jelas!

Tulisakan penulisan pustakanya menggunakan format berikut.

Nama pengarang,(tahun terbit), Judul buku, Penerbit, Tempat diterbitkannya buku.

Contoh : satu pengarang

Abdul kadir, (2004), Dasar Aplikasi Database MySQL-Delphi, Andi, Yogyakarta.

Contoh : dua pengarang

Arnold, Hugh J. and Daniel C. Feldman, (1986), Organizational Behavior, McGraw-Hill. New York.

Nama Pengarang

Tahun Terbit Judul Buku Penerbit Kota Tempat Penerbit

Page 25: Modul met lit

25

5. Desain Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan desain penelitian

B. Uraian Materi

5.1 Pendahuluan

• Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu tertentu

dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana.

• Penyusunan rancangan penelitian harus dilakukan sebaik-baiknya.

• Keseluruhan rancangan penelitian sangat tergantung pada desain yang dibuat peneliti.

Desain penelitian merupakan perencanaan, struktur, dan strategi penelitian dalam

rangka menjawab pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan yang mungkin

terjadi.

• Tujuan Desain Penelitian:

� Menyediakan jawaban-jawaban yang diperlukan dalam penelitian

� Mengendalikan penyimpangan yang mungkin.

5.2 Klasifikasi Desain Penelitian

• Tujuan penelitian, pada dasarnya adalah pengembangan teori dan pemecahan masalah.

Kedua tujuan ini sifatnya masih umum. Secara lebih spesifik, hasil penelitian dapat

dimaksudkan sebagai: studi eksplorasi, studi deskriptif, dan pengujian hipotesis.

a. Studi Eksploratif

• Studi eksploratif (studi penjajagan) dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan

informasi mengenai masalah penelitian tertentu, karena penelitian-penelitian

sebelumnya yang meneliti permasalahan tersebut masih terbatas.

• Studi penjajagan digunakan sebagai riset awal untuk menjelaskan dan

mendefinisikan suatu masalah.

• Studi eksplorasi dapat dikelompokkan ke dalam empat katagori:

a. Survey pengalaman

b. Analisis data skunder

c. Metode studi kasus

d. Uji coba (pilot study) untuk analisis kualitatif.

• Teknik pengumpulan data umumnya: observasi dan wawancara.

• Tipe data yang dikumpulkan umumnya: data kualitatif.

b. Studi Deskriptif

• Studi deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu

yang diperoleh peneliti dari subjek berupa: individu, organisasional, industri atau

perspektif lain.

• Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena

yang diamati.

Page 26: Modul met lit

26

• Tipe data yang digunakan: data kualitatif dan kuantitatif.

c. Pengujian Hipotesis

• Pengujian Hipotesis bertujuan untuk menguji hipotesis.

• Umumnya penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar

variabel.

• Tipe hubungan dapat berupa hubungan korelasional, komparatif, dan hubungan

sebab-akibat.

5.3 Lingkungan Studi

• Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang alami

dan lingkungan yang artificial (buatan).

• Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti,

penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu: studi lapangan,

eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium.

a. Studi lapangan: penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan korelasional

antar variabel dengan kondisi lingkungan yang alami dan tingkat keterlibatan

peneliti minimal.

b. Eksperimen lapangan: penelitian yang dilakukan pada lingkungan penelitian

alamiah. Peneliti dalam penelitian ini memanipulasi variabel tertentu untuk

mengetaui akibat yang ditimbulkannya. Tingkat keterlibatan peneliti lebih tinggi.

c. Eksperimen Laboratorium: penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan

sebab akibat pada lingkungan buatan (artificial).

5.4 Unit Analisis

• Tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian.

• Ditentukan berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.

• Merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses

pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.

• Unit analisis: tingkat individual, kelompok, dan organisasional atau tingkat

perusahaan, industri, dan negara.

5.5 Horison Waktu

• Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu)

atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih

lama, tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.

a. Penelitian Satu Tahap

• Penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Data yang dikumpulkan dapat berupa

data dari satu atau beberapa subjek penelitian yang mencakup satu atau beberapa

periode.

b. Studi Cross Sectional

• Studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti. Tipe studi

satu tahap yang datanya berupa beberapa subjek pada waktu tertentu.

Contoh 5.1

Studi perbandingan mengenai profitabilitas lima perusahaan pada tahun tertentu.

Page 27: Modul met lit

27

c. Studi Time Series

• Studi time series lebih menekankan pada penelitian berupa data rentetan waktu.

Contoh 5.2

Penelitian mengenai perkembangan penjualan suatu perusahaan selama periode tahun

1990-1998.

5.6 Desain Sistem Informasi

• Desain Sistem Informasi dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain sistem secara

umum dan desain sistem terinci. Desain sistem secara umum disebut juga dengan

desain secara makro. Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara

fisik atau desain internal..

• Arti Desain Sistem

Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

1) Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

2) Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.

3) Persiapan untuk rancang bangun implentasi.

4) Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

5) Sistem dibentuk dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa

atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang

utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-

komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

• Tujuan Desain Sistem

Tujuan utama desain sistem, yaitu:

1) Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.

2) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan

rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan

progam komputernya. Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai

sasaran-sasaran sebagai berikut:

1) Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan.

2) Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan

yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap

analisis sistem.

3) Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan

transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan

oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh

komputer.

• Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk

masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi,

Page 28: Modul met lit

28

simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras,

perangkat lunak dan pengendalian intern.

• Personil Yang Terlibat

Pekerjaan desain sistem dilakukan oleh analis sistem dan personil-personil teknik

lainnya, seperti misalnya spesialis pengendalian, personil penjamin kualitas,

spesialis komunikasi data dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan pemakai-pemakai sistem? apakah pemakai sistem juga harus

terlibat dalam tahap ini? banyak orang yang setuju bahwa keterlibatan pemakai

sistem sangat penting selama tahap analisis sistem. Akan tetapi bagaimana di tahap

desain sistem ini? banyak analis sistem yang mendesain sistem informasi tanpa

partisipasi yang berarti dari pemakai sistem. Hasil dari ketidak-terlibatan pemakai

sistem ini akan mengakibatkan kurang puasnya pemakai sistem terhadap cara

sistem bekerja (bahkan sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakai). Oleh

karena alasan ini, maka pemakai sistem seharusnya juga terlibat dalam tahap desain

sistem. Pemakai sistem paling tidak dapat mengkaji ulang komponen-komponen

sistem informasi yang didesain, seperti:

� pemakai sistem seharusnya mengkaji ulang tata letak dari semua laporan-

laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal.

� Pemakai sistem juga seharusnya menilai arus percakapan dari dialog layar

terminal.

� Pemakai sistem juga seharusnya menilai cara penangkapan data, pengolahan

dari data tersebut dan distribusi informasinya.

• Desain Sistem Secara Umum

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara

umum kepada user tentang sistem yang baru.

Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain terinci. Desain secara

umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain

secara rinci.

Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang

akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah

tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.

Seperti halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek

selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar

kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai

rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sispil yang akan

membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan

ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum ini disetujui

oleh calon pemakai rumah. Arsitek belum akan menggambar rinci bangunannya dengan

ukurannya terinci sebelum bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh calon

pemakai rumah.

Analisis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam

bentuk model sistem fisik dan logika. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan

Page 29: Modul met lit

29

alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan sistem fisik. Simbol-simbol bagan

allir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti simbol terminal, hard

disk, laporan-laporan. Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada

user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.

Logical model dapat digambar dengan menggunakan diagram arus data (data flow

diagram). Arus dari data di diagram arus data dapat dijelaskan dengan menggunakan

kamus data (data dictionary).

Sketsa dari sistem fisik dapat menunjukkan kepada user bagaimana nantinya sistem

secara fisik akan diterapkan. Pengolahan data dari sistem informasi berbasis komputer

membutuhkan metode-metode dan prosedur-prosedur. Metode-metode dan prosedur-

prosedur ini merupakan bagian dari model sistem informasi (model prosedur) yang akan

mendefinisikan urut-urutan kegiatan untuk menghasilkan output dari input yang ada.

Metode adalah suatu cara untuk melakukan suatu kegiatan. Suatu prosedur merupakan

rencana tahap demi tahap untuk menerapkan suatu metode. Bagan alir sistem

merupakan alat berbentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urut-urutan

kegiatan dari sistem informasi berbasis komputer ini. Seringkali gambar bagan alir

sistem untuk sistem informasi juga dapat digabung dengan bagan alir formulir dalam

perusahaan untuk menunjukkan hubungan dan prosedur antara sistem informasi dengn

sistem-sistem lainnya di perusahaan.

Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang

dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen

sistem informasi yang didesain adalah 1) Desain Output, Desain Input, Desain

Basisdata, Desain kendali, dan Desain Teknologi.

Page 30: Modul met lit

30

6. Variabel dan Data Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan variabel, data penelitian dan pemilihan

data penelitian metode serta instrumen pengumpulan data

B. Uraian Materi

6.1 Pengertian Variabel

a. Konsep

• Konsep adalah definisi yang digunakan untuk menggambarkan - secara abstrak - sifat

suatu objek/fenomena atau generalisasi sifat sekelompok objek/fenomena, sehingga

bisa digunakan untuk menggambarkan sifat objek/fenomena sejenis.

• Konsep bisa mempunyai tingkatan generalisasi berbeda, dan semakin dekat dengan

kenyataan akan semakin mudah diukur.

• Konsep Ilmu Alam dan Konsep Ilmu Sosial.

1) Konsep Ilmu Alam lebih kongkrit, karena menggambarkan fenomena alam yang

kongkrit.

Contoh 6.1

Panas, walaupun tanpa definisi, tetap bisa dimengerti karena bisa dirasakan.

2) Konsep Ilmu Sosial lebih abstrak, perlu didefinisikan dengan jelas agar bisa

dipahami oleh semua orang dengan pengertian yang sama.

Contoh 6.2

Agresif, perlu didefinisikan/dijelaskan untuk dapat dimengerti.

• Peneliti perlu merumuskan konsep penelitian dengan baik agar hasilnya dapat

dimengerti orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi peneliti

lain.

b. Variabel

• Variabel adalah KONSEP yang mempunyai VARIASI NILAI.

Contoh 6.3

Badan adalah bukan variabel, karena tidak mempunyai variasi nilai.

Tinggi badan merupakan variabel, karena bisa bervariasi nilainya.

b.1 Identifikasi Variabel

• Ditinjau dari kepentingan penelitian, variabel bisa diartikan melalui beberapa cara,

diantaranya:

a) Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan.

b) Variabel merupakan faktor-faktor yang mempunyai peranan dalam gejala/peristiwa

yang diamati.

• Pemilihan variabel penelitian tergantung pada:

a) Landasan teoritis penelitian.

b) Hipotesis penelitian.

Page 31: Modul met lit

31

• Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian menentukan KEDALAMAN

penelitian, makin sedikit variabel yang digunakan berarti penelitian makin rendah

ketelitiannya.

b.2 Klasifikasi Variabel

• Klasifikasi variabel menunjukkan jenis/sifat variabel, sehingga berpengaruh juga pada

cara pengumpulan data.

• Terdapat beberapa macam klasifikasi variabel, diantaranya:

1) Klasifikasi variabel berkaitan dengan PROSES KUANTIFIKASI

a) Variabel Nominal (KATAGORIK/DIKOTOMIK)

� Diukur berdasarkan golongannya, tanpa memberi nilai pada setiap

golongan.

� Sifat golongan tersebut diskrit dan mutually exclusive.

Contoh 6.4: Variabel jenis kelamin, yaitu: laki-laki dan perempuan. Untuk

varibel ini tidak ada nilai apapun yang bisa diberikan kepada kedua

golongan ini.

b) Variabel Ordinal

� Diukur menurut jenjang, mengikuti suatu atribut tertentu, sehingga

diperoleh rangking/tingkatan objek jika diukur dengan variabel tersebut.

� Tidak diketahui perbandingan nilai antar tingkatan, hanya lebih tinggi atau

rendah saja.

Contoh 6.5: Dua kegiatan objek akan diukur, yaitu belajar dan olah raga.

Jika atribut yang digunakan adalah prioritas bagi kecepatan studi, maka

belajar lebih tinggi jenjang prioritasnya dibandingkan olah raga.

c) Variabel Interval

� Dinyatakan dengan interval/rentang, bukan dengan nilai mutlak.

� Hasil pengukuran dengan asumsi terdapat satuan pengukuran yang sama

� Mengandung informasi tentang urutan dan urutan jenjang obyek dari yang

satu terhadap yang lainnya.

Contoh 6.6. Berat badan diukur dengan kelas, sebagai berikut:

0 – 20 kg

21 – 40 kg

41 – 60 kg, dst.

d) Variabel Rasio

� Informasi tentang interval dan nilai mutlak atribut yang ada pada suatu

objek

� Jarak (interval) tidak dinyatakan dengan perbedaan kelas tetapi terhadap

titik nol.

Contoh 6.7. Berat badan 60 kg, berarti ada jarak 60 x satuan kilogram dari

titik nol.

3) Klasifikasi variabel berkaitan dengan FUNGSI/PERAN

1) Variabel bebas (independen), variabel yang dipelajari pengaruhnya terhadap

variabel yang lain (variabel dependen).

2) Variabel terikat (dependen); variabel yang kondisinya dipengaruhi oleh

variabel yang lain (variabel bebas/independen).

Variabel Bebas

Variabel Tergantung

Page 32: Modul met lit

32

Variabel pengaruh Variabel terpengaruh

Contoh 6.8. Kemampuan kerja dan produktivitas.

Kemampuan kerja (variabel bebas) dan produktivitas (variabel tergantung).

b.3 Definisi Operasional Variabel

• Definisi yang didasarkan pada sifat/atribut yang diamati pada obyek penelitian, bisa

berbentuk kualitatif atau kuantitatif.

• Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

penelitian.

• Terdapat 3 pola penentuan definisi operasional variabel:

1) Berdasarkan kegiatan.

Kegiatan yang harus dilakukan/terjadi agar yang didefinisikan dianggap telah

terjadi.

Contoh 6.9. Orang pemalas adalah orang yang tidur minimal selama 60 jam

seminggu.

2) Berdasarkan operasi yang dilakukan obyek.

Menunjukkan bagaimana hal yang didefinisikan beroperasi.

Contoh 6.10. Tukang tik yang mahir adalah orang yang sanggup mengetik

tanpa melihat.

3) Berdasarkan tampaknya obyek.

Menunjukkan bagaimana objek itu tampak.

Contoh 6.11. Mangga yang mentah dagingnya berwarna putih dan kulitnya

berwarna hijau.

b.4 Hubungan Antar Variabel

• Kegiatan ilmiah banyak yang merupakan kegiatan untuk mencari/meneliti

hubungan antara 2 variabel atau lebih.

• Hubungan paling mendasar adalah hubungan antara 2 variabel, yaitu hubungan

antara Variabel Terikat (Dependent Variabel) dengan Variabel Bebas (Independent

Variabel).

• Jenis hubungan antar variabel dapat dinyatakan sebagai berikut.

a. Hubungan Simetris :

Hubungan dimana variabel yang satu tidak disebabkan/dipengaruhi variabel

lain.

1) Kedua variabel merupakan INDIKATOR konsep yang sama.

Contoh 6.12. Dingin dapat menyebabkan bulu berdiri dan rasa lapar. Di

sini bulu berdiri bukan karena rasa lapar, dan rasa lapar bukan karena

bulu berdiri.

2) Kedua variabel merupakan AKIBAT dari faktor yang sama.

Contoh 6.13. Industrialisasi mengakibatkan banyak diskotik dan banyak

tukang becak. Di sini, pertambahan jumlah diskotik bukan karena

pertambahan jumlah tukang becak, dan pertambahan jumlah tukang

becak bukan karena pertambahan jumlah diskotik.

3) Kedua variabel BERKAITAN SECARA FUNGSIONAL. Jika salah satu

ada, maka yang lainnya akan muncul.

Contoh 6.14. Jika ada majikan, mesti ada buruh. Jika ada guru mesti ada

murid.

4) Hubungan antara kedua variabel terjadi secara kebetulan, dan bukan

karena sebab akibat.

Page 33: Modul met lit

33

Contoh 6.15. Ujian diselenggarakan hari Selasa, si A tidak lulus.

b. Hubungan Timbal balik

Dalam hubungan antara 2 variabel, variabel yang satu dapat menjadi sebab

dan juga bisa merupakan akibat dari variabel lainnya.

Contoh 6.16. Penanaman modal dapat mendatangkan keuntungan.

Keuntungan memberikan kesempatan untuk menanam modal.

c. Hubungan Asimetris (2 variabel dan 3 atau lebih variabel)

Dalam hubungan antara 2 variabel atau lebih, variabel satu mempengaruhi

variabel lainnya. Hubungan asimetris dapat terdiri dari:

1). Hubungan Asimetris 2 variabel.

Hubungan antara 2 variabel (Bivariat), yaitu: variabel pengaruh (x) dan

variabel yang dipengaruhi (y).

Variabel pengaruh variabel terpengaruh

2). Hubungan asimetris 3 variabel atau lebih.

Dalam kenyataan jarang ada hubungan antara 2 variabel yang murni, selalu

ada variabel ketiga, keempat, dst., yang ikut “mengganggu” hubungan

antara dua variabel tersebut.

Hubungan Asimetris ini disebut HUBUNGAN MULTIVARIAT.

b.5 Beberapa Jenis Variabel Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hubungan Antar

Variabel

a. Variabel Moderator

Merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikatn.

Variabel ini disebut variabel bebas kedua.

b. Variabel Intervening

Merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan

dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

x y

X2 y

X1

Xn

Partisipasi

(var bebas)

Kinerja

(var terikat)

Struktur organisasi (var moderating)

Page 34: Modul met lit

34

c. Variabel kontrol

Variabel yang dikendalikan atau diusahakan bernilai tetap, sehingga pengaruhnya tidak

terasa. Variabel kontrol sering digunakan peneliti jika akan melakukan penelitian yang

sifatnya membandingkan.

6.2 Tipe Data Penelitan

• Tipe data penelitian secara ekstrim dapat dikelompokkan ke dalam data kuantitatif dan

data kualitatif.

• Data kuantitatif menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu.

Contoh : Pendapatan deviden, nilai persediaan produk, gaji karyawan, utang bank.

• Data kualitatif merupakan data yang dapat dikatagorikan.

Contoh 6.17.

Data yang menunjukkan jenis pekerjaan responden dapat dinyatakan dengan jumlah

responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta atau pengusaha dan

proporsi masing-masing katagori terhadap total responden.

• Permasalahan yang ada dalam pemilihan data kuantitatif umumnya berkaitan dengan

populasi data yang diteliti.

a. Populasi

• Populasi menyatakan seluruh objek yang akan diteliti.

• Populasi menyatakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu.

• Populasi dapat berupa orang, mahkluk hidup lain, benda tak hidup, perilaku,

fenomena alam, dan sebagainya.

Contoh 6.18.

Misalkan akan melakukan penelitian di perusahaan ABC, maka perusahaan ABC ini

merupakan populasi. Perusahaan ABC mempunyai sejumlah orang/subjek dan objek

yang lain. Disamping itu, perusahaan ABC juga mempunyai karakteristik orang-

orangnya, misalkan motivasi kerja, kepemimpinan, disiplin kerja, dsb.

� Populasi mahasiswa Politeknik, populasi penduduk Kota Bandung, dsb.

• Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan Sensus) atau meneliti

sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan penelitian Sampel).

b. Sampel

• Peneliti secara teknis umumnya mengalami kesulitan (karena keterbatasan waktu,

fasilitas, tenaga, dsb.) untuk melakukan sensus (mengambil seluruh populasi), jika

jumlah elemen populasi relatif banyak atau bahkan sulit dihitung.

• Peneliti, karena alasan praktis dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi

sebagai sampel.

• Kesimpulan yang ditarik dari pengamatan/penelitian terhadap sampel kemudian

digeneralisasikan, sehingga dianggap dapat berlaku juga bagi keseluruhan populasi

yang diwakili oleh sampel.

Partisipasi (var bebas)

Motivasi (var intervening)

Kinerja (var terikat)

Page 35: Modul met lit

35

• Generalisasi mengandung resiko, ada kemungkinan tidak tepat karena sampel tidak

secara tepat mencerminkan/mewakili populasi.

• Karena itu teknik/cara penentuan sampel sangat penting dan perlu mendapat perhatian

khusus dalam suatu penelitian.

• Yang diperlukan adalah sampel yang representatif, yaitu sampel yang betul-betul

mewakili populasi.

• Terdapat 4 parameter yang dianggap menentukan apakah sampel cukup representatif,

yaitu:

1) Variabilitas populasi (tingkat keragaman individu yang merupakan anggota

populasi).

2) Ukuran/besar sampel (makin besar ukuran sampel, maka makin representatif

sampel itu sebagai wakil populasi).

3) Teknik penentuan sampel (teknik penentuan sampel perlu dipilih sedemikian rupa

sehingga dapat memperoleh sampel dengan tingkat keacakan tinggi).

4) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi (semakin lengkap ciri-ciri populasi yang

dimasukkan dalam sampel, maka semakin representatif sampel tersebut.

c. Sampling

• Prosedur/cara untuk memilih sebagian unit yang ada dalam populasi.

Syarat Sampling yang Ideal:

• Memberikan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.

• Dapat menentukan presisi hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari

taksiran yang diperoleh.

• Sederhana.

• Dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan biaya serendah-

rendahnya.

Tipe Sampling

a. Dilihat dari prosesnya

• Sampling dengan pengembalian

• Sampling tanpa pengembalian

b. Dilihat dari peluang (probability) pemilihannya

• Sampling non peluang

Sederhana tetapi tidak bisa dilakukan tes significant (test keberartian) karena test

tersebut melibatkan peluang (α)

Yang termasuk kategori sampling non peluang :

1) Haphazard sampling/Accidental sampling – siapa yang ditemui.

2) Voluntary sampling --- siapa yang mau.

3) Judgment sampling/Purposive sampling/Expert Choice, dimana

karakteristiknya ditentukan pakar.

4) Snowball sampling --- survei dengan topik yang luas (partai yang menang)

• Sampling peluang --- memperhatikan peluang

1) Sampling Acak Sederhana

• Untuk survey yang ruang lingkupnya luas.

• Populasi relatif homogen.

• Kerangka sampling jelas.

• Peluang unit analisis terpilih menjadi sampel sama besar (1/N).

Page 36: Modul met lit

36

• Pemilihan dengan cara undian atau tabel random.

2) Sampling Sistematik

• Biasanya untuk marketing research

• Boleh tanpa kerangka sampling.

• Pengambilan sampel berdasarkan random start (s) dan interval sampel (k).

dimana :

k = N/n

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel yang mau diambil

Nilai s antara 1 sampai dengan k (ditentukan dengan cara diundi)

Pola pengambilan sampel:

Sampel yang diambil adalah sampel ke : s, s+k, s+2k, S+3k, dst.

• Kelemahan :

Ada periodicity (terambilnya sampel yang mempunyai karakteristik yang

sama karena letak satuan sampling yang mempunyai interval tetap)

3) Sampling Acak Distratifikasi

• Jika populasi heterogen ---- populasi dibagi ke dalam sub populasi (strata)

agar homogen (agar sampel representatif)

• Pengambilan setiap strata dilakukan menurut sampling acak sederhana

• Peneliti harus tahu variabel stratifikasinya apa (sebaiknya variabel yang

sedang diteliti atau yang erat hubungannya dengan variabel yang sedang

diteliti)

• Banyaknya strata berkaitan dengan kenaikan presisi --- sebaiknya 6 buah

• Jumlah sampel tiap strata dihitung berdasarkan proporsi

Contoh :

Industri jasa : perbankan, pendidikan, kesehatan, dsb.

4) Sampling Klaster (sederhana dan bertahap)

• Jika populasi sangat besar

• Untuk memperoleh keadaan seheterogen mungkin di dalam klaster dan

sehomogen mungkin di antar klaster

• Jika hal ini diperoleh maka cukup dua sampel saja

Contoh :

daerah administratif : kelurahan, kecamatan, kabupaten, dst.

Jumlah Sampel

• Tidak ada satupun aturan yang dapat menyatakan secara umum berapa ukuran sampel

minimal yang harus diambil, sebab dipandang dari aspek statistik begitu banyak faktor

yang berperan dalam menentukan ukuran sampel.

• Faktor-faktor yang ikut berperan dan harus diperhatikan saat menentukan ukuran

sampel minimal adalah :

� Tipe sampling yang digunakan.

� Parameter yang akan dianalisis.

� Tujuan penelitian: estimasi parameter atau menguji hipotesis.

� Sifat penelitian : komparatif atau non komparatif.

� Besarnya koefisien kepercayaan (α) dan bound of error (δ) yang akan digunakan --

-- jika masalah yang dihadapi adalah masalah estimasi.

Page 37: Modul met lit

37

� Besarnya koefisien kepercayaan (α) dan besarnya kuasa uji (1-β) -----jika masalah

yang dihadapi adalah pengujian hipotesis.

� Variasi variabel yang sedang diteliti.

� Kedalaman analisis.

� Ketersediaan satuan pengamatan (unit analisis).

� Tenaga, waktu dan biaya yang tersedia.

• Semakin besar sampel, biaya penelitian semakin mahal tetapi diperoleh tingkat

ketelitian yang lebih tinggi. Beberapa pendapat tentang ukutan sampel agar

representatif:

a. Ukuran sampel ≤ 10 % ukuran Populasi

b. Ukuran sampel ≤ 5 % ukuran Populasi

c. Ukuran sampel tergantung tingkat heterogenitas individu dalam populasi.

• Menurut Harun Al-Rasyid (1993:44), jumlah ukuran sampel suatu penelitian dapat

ditentukan dengan persamaan berikut :

N

n1

nn

o

o

+=

dimana 2

)2/α1(

od

s.zn

= −

n = ukuran sampel

Z = tingkat keyakinan (derajat kepercayaan).

s = simpangan baku rata-rata sampel.

6.3 Pengumpulan Data Penelitian

• Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh

data yang diperlukan.

• Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah yang

ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan

data.

• Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data harus dipilih secara tepat agar

tidak terjadi kesalahan dalam penelitian.

• Kesalahan bisa terjadi karena:

a. Jenis alat pengumpul data tidak tepat

b. Skala pengukuran tidak sesuai dengan karakteristik data yang dikumpulkan.

6.4. Jenis Data

• Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam:

penelitian opini, penelitian empiris, dan penelitian arsip.

• Jenis data berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode yang digunakan

oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian.

• Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: data

subjek, data fisik dan data dokumenter.

• Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau

karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian.

• Data subjek dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan yang diberikan,

yaitu lisan (verbal), tertulis, dan ekspresi.

Page 38: Modul met lit

38

• Data fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa objek atau benda-benda

fisik, antara lain bentuk: bangunan, atau bagian dari bangunan, dsb.

• Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau

kejadian pada masa lalu.

• Data fisik dalam penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.

• Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang berupa antara lain: faktur,

jurnal, surat-surat, jurnal, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan

program.

• Data dokumenter dalam penelitian dapat menjadi bahan atau dasar analisis data

yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen

yang dikenal dengan analisis isi (content analisys).

6.5. Sumber Data

• Informasi atau data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya:

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau data yang dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang memerlukannya.

Contoh: data kuesioner (data yang diperoleh melalui kuesioner), data survei,

data observasi, dsb.

b. Data sekunder

Data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama, telah disusun dalam

bentuk dokumen-dokumen tertulis. Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini

biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian

terdahulu.

Contoh: Data yang diperoleh di tempat-tempat tertentu, seperti perpustakaan,

BPS, kantor-kantor, dsb.

6.6 Pengumpulan Data

• Pengumpulan Data Primer dapat dilakukan dengan menggunakan metode Survei

dan Observasi.

Metode Survei

• Metode pengumpulan data primer menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.

• Memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan responden

penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.

• Teknik pengumpulan data menggunakan metode survei: Wawancara dan

Kuesioner.

Wawancara

• Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.

• Teknik wawancara dapat dilakukan melalui : tatap muka atau melalui telepon.

Kuesioner

• Alat komunikasi antara peneliti (P) dengan orang yang akan diteliti/responden (R),

berupa daftar pertanyaan yang dibagikan oleh P untuk diisi oleh R.

• Kuesioner dibedakan menjadi:

Page 39: Modul met lit

39

- kuesioner TERTULIS, yang diisi oleh R secara tertulis.

- kuesioner WAWANCARA, yang digunakan oleh P sebagai pegangan dalam

melakukan wawancara.

• Penyebaran Kuesioner:

- lewat pos/tertulis

- dibagikan langsung oleh Peneliti.

• Jenis kuesioner

1). Kuesioner tertutup

Daftar pertanyaan yang untuk setiap pertanyaannya telah disediakan sejumlah

pilihan jawaban.

2). Kuesioner terbuka

Untuk setiap pertanyaan tidak disediakan pilihan jawaban.

3). Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup.

Untuk tiap pertanyaan, selain disediakan pilihan jawaban juga diberikan

kesempatan menjawab secara bebas.

Metode Observasi

• Teknik pengumpulan data penelitian melalui proses pencatatan pola perilaku subjek

(orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

• Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode survei bahwa data yang

dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias.

• Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku

(subjek), benda atau kejadian (objek) dibandingkan dengan metode survei.

• Objek atau kejadian yang dapat diobservasi antara lain berupa perilaku fisik,

perilaku verbal, perilaku ekspresif, benda fisik, atau kejadian-kejadian yang rutin

dan temporal.

• Observasi dapat dilakukan langsung oleh peneliti atau dengan bantuan alat

(observasi mekanik), misalnya kamera foto, video, mesin penghitung.

• Observasi dapat dilakukan dengan sepengetahuan subjek yang diteliti atau tanpa

sepengetahuan responden.

• Tujuan observasi dalam banyak hal adalah untuk memahami perilaku dan kejadian-

kejadian dalam lingkungan sosial.

• Ada dua teknik observasi yang dapat digunakan pada penelitian terhadap

lingkungan sosial, yaitu: participant observation dan nonparticipation observation.

• Participation observation, peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri

atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati.

• Nonparticipation observation, peneliti dapat melakukan observasi sebagai

pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial

atau organisasi yang diamati.

• Analisis konten, merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik

observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan dari

analisis konten ini adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau

informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi

yang objektif dan sistematik.

Page 40: Modul met lit

40

7. Teknik Analisis Data Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pengolahan dan analisis data

menggunakan tool statistik.

B. Uraian Materi

7.1 Pendahuluan

• Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap

pemilihan dan pengumpulan data penelitian.

• Proses analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa tahap, yaitu: tahap

persiapan, analisis deskriptif, pengujian kualitas data dan pengujian hipotesis.

7.2 Tahap Persiapan

• Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan

dalam penelitian.

• Untuk memudahkan proses analisis data dan interpretasi hasilnya, dilakukan tahap

persiapan data berupa: pengeditan, pemberian kode, dan pemrosesan data.

Pengeditan

• Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap

data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data

dengan teknik statistik.

• Data penelitian yang dikumpulkan melalui metode survei atau metode observasi perlu

diedit dari kemungkinan kekeliruan dalam proses pencatatan yang dilakukan oleh

pengumpul data, pengisian kuesioner yang tidak lengkap atau tidak konsisten.

• Tujuan pengeditan adalah untuk menjamin kelengkapan, konsistensi, dan kesiapan data

penelitian dalam proses analisis.

Pemberian Kode

• Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam

skor numerik atau karakter simbol.

• Proses ini diperlukan terutama untuk data penelitian yang dapat diklasifikasi, misalkan

jawaban dari tipe pertanyaan tertutup yang tidak memberikan alternatif kepada

responden selain pilihan jawaban yang tersedia.

• Pengkodean data berarti menerjemahkan data kedalam kode, biasanya kode

angka, yang bertujuan untuk memindahkan data tersebut ke dalam media

penyimpanan data dan analisis komputer lebih lanjut. Pemindahan variabel

dalam kode akan mempermudah analisis statistik. Oleh karena itu dalam

pembuatan kuesioner perlu dipikirkan bagaimana teknik pengkodeannya.

Pemrosesan Data

• Pada saat ini, banyak peneliti melakukan analisis data dengan bantuan komputer.

Beberapa paket aplikasi statistik yang dapat digunakan antara lain: SPSS, SAS, dan

Minitab.

Page 41: Modul met lit

41

7.3 Statistik Deskriptif

• Statistik Deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi

data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

• Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel

numerik dan grafik.

• Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi

mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden.

• Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa: frekuensi, tendensi sentral

(rata-rata, median, modus), dispersi (deviasi standar dan varian) dan koefisien korelasi

penelitian.

7.4 Pengujian Hipotesis

• Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan

estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya.

• Pengujian hipotesis memerlukan elemen-elemen:

a. pernyataan hipotesis yang dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol atau

hipotesis alternatif.

b. penentuan daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis berdasarkan kriteria

keputusan dan teknik pengujian satu sisi atau dua sis

c. penghitungan statistik terhadap data yang dikumpulkan pembuatan kesimpulan

menolak atau mendukung hipotesis.

Page 42: Modul met lit

42

8. Memahami Sistem Informasi A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem informasi dan perancangan system

informasi.

B. Uraian Materi

8.1 Pendahuluan

Analisis sistem didefinisikan sebagai cara untuk memahami dan menspesifikasi dengan

rinci apa yang harus dilakukan oleh sistem. Sementara sistem desain diartikan sebagai cara

untuk menjelaskan dengan rinci bagaimana bagian-bagian sistem informasi

diimplementasikan.

Analisis: mendefinisikan masalah, desain: memecahkan masalah.

8.2 Metoda E-I-A-I-J untuk mengenali Sistem Informasi

Elemen Entitas dari sistem informasi adalah Data, Informasi, Pengetahuan, dan

Kebijaksanaan.

Pengenalan Sistem Informasi dapat dilakukan dengan beberapa metode (Witarto,2004)

yaitu:

a. Mengenali kehadiran sebagian Elemen sistem pengolah data

b. Melihat Interaksi antar orang dalam organisasi

c. Melihat Aliran Dokumen

d. Melihat Interaksi antar orang dengan media pelaksana pengolahan data

e. Menganalisis dokumen Job deskripsi

Tugas:

Observasi sistem informasi perpustakaan di Politeknik Piksi Ganesha. Gunakan tabel di

bawah ini untuk mengenali sistem informasi pendaftaran tersebut.

Entitas: D-I-P Hasil Survei

1 Data

2 Informasi

3 Pengetahuan

Aktivitas E-I-A-I-J Hasil Survei

1 Elemen SPD

2 Interaksi Antar Orang

3 Aliran Dokumen

4 Interaksi orang – SPD

5 Job deskripsi/struktur

organisasi

Page 43: Modul met lit

43

8.3 Menganalisis Proses Bisnis Organisasi

Analisis proses bisnis dikelompokkan menjadi dua, yaitu: analisis kompleksitas organisasi

dan analisis kompleksitas sistem informasi.

Analisis kompleksitas organisasi digunakan untuk memetakan proses-proses dari elemen

organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Metodanya meliputi: pemahaman

tentang manfaat, dekomposisi aktivitas, serta alokasi sumber daya organisasi [M-D-A].

Analisis sistem informasi digunakan untuk memetakan proses pengolahan data dan

komunikasinya pada peta proses atau aktivitas elemen organisasi. Metodanya meliputi

konsep-konsep dasar merujuk pada lima pendekatan E-I-A-I-J dan analisis C-O-R-L

(Pencatatan, Pengolahan, Perekaman, dan Pelaporan).

Tugas:

1. Analisis M-D-A

a. Apa manfaat Sistem Perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha

b. Bagaimana pembagian kerja di Perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha (proses dan

prosedur kerja)

c. Alokasi Sumber Daya sistem perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha.

2. Analisis Kompleksitas Sistem Informasi Perpustakaan

a. Apa yang perlu dicatat?

b. Bagaimana proses pengolahan datanya?

c. Bagaimana menyimpan datanya?

d. Bagaimana ekstrasi informasinya?

e. Buat dekomposisi fungsi aktivitas perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha.

8.4 Menganalisis Kompleksitas Sistem Organisasi

Konsep dasar yang digunakan untuk menganalisis komplesitas organisasi adalah konsep

fungsi manajemen dan analisis manfaat sistem organisasi. Konsep fungsi manajemen

membahas fungsi dasar manajemen dan fungsi pendukungnya. Analisis manfaat membahas

tujuan organisasi, analisis SWOT dan analisis CSF.

Tugas:

4) Identifikasi segmen siklus hidup manfaat perpustakaan Politeknik Piksi.

5) Identifikasi berdasarkan analisis SWOT

8.5 Proses Pengembangan Sistem Informasi

• Sistem dapat diaplikasikan untuk pemecahan berbagai macam masalah. Ketika hal ini

dilibatkan dalam perkembangan pemecahan sistem informasi dalam masalah

pekerjaan, ini disebut perkembangan sistem informasi atau pengembangan aplikasi.

Sistem informasi selalu menggambarkan, merancang, dan mengimplementasikan

dengan menggunakan proses perkembangan sistematis oleh pengguna terakhir dan

informasi tertentu merancang sistem informasi berdasarkan pada analisa kebutuhan

Page 44: Modul met lit

44

informasi dalam organisasi. Jadi, bagian utama dari proses ini adalah mengetahui

rancangan dan analisis sistem.

• Ketika pendekatan sistem diaplikasikan untuk perkembangan dari pemecahan sistem

informasi, banyak proses dan siklus yang timbul, salah satunya Siklus Perkembangan

Sistem, atau siklus hidup perkembangan sistem (SDLC). Gambar di bawah ini

merupakan tahap yang terdapat dalam siklus perkembangan sistem informasi

tradisional.

PENGERTIAN MASALAH

BISNIS ATAU KESEMPATAN

PENGEMBANGAN

PEMECAHAN

SISTEM

INFORMASI

IMPLEMENTASI

PEMECAHAN

SISTEM

INFORMASI

Pemeriksaan

sistem

Produk:

Studi

kelayakan

Analisa sistem

Produk:

Kebutuhan

sistem

Perancangan

sistem

Produk :

Spesifikasi

sistem

Implementasi

sistem

Produk :

Sistem operasional

Pemeliharaan

sistem

Produk :

Sistem

pengembangan

�Mengukur apakah masalah pekerjaaan itu

nyata

�Pemimpin studi kelayakan mengukur

apakah sistem informasi baru atau sistem

informasi berkembang yang dibutuhkan.

�Rencana proyek pengembangan

manajemen dan perolehan persetujuan

manajemen.

�Pengguna membutuhkan informasi yang

rinci untuk dianalisa, lingkungan

organisasi, dan berbagai macam sistem

yang digunakan.

�Pengguna membutuhkan input logik,

proses, output, penyimpanan dan

kebutuhan pengawasan untuk

pengembangan sistem

�Spesifikasi pengembangan dalam

perangkat keras (mesin dan media),

perangkat lunak (program dan prosedur),

manusia (ahli dan pengguna), sumber

data, dan produk informasi yang

merupakan kebutuhan yang dapat

memuaskan pengguna akhir.

�Mendapatkan (mengembangkan) dan

pemasangan peangkat keras dan

perangkat lunak.

�Sistem pemeriksaan dan sistem

penyimpanan.

�Melatih manusia untuk mengoperasikan

dan menggunakan sistem.

�Mengganti sistem baru.

�Menggunakan implementasi terdahulu

untuk diproses ulang dalam monitor,

evaluasi dan modifikasi sistem jika

dibutuhkan.

Page 45: Modul met lit

45

• Perkembangan sistem informasi direalisasikan dalam Fourth-generetion languages

(4GL), Computer Aided System Engineering (CASE), dan Pembuatan Prototype

secara otomatis dan digantikan oleh beberapa aktivitas dalam perkembangan sistem

informasi. Langkah - langkah dalam proses perkembangan ini.

1) Pemeriksaan Sistem

• Tahap pemeriksaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses perkembangan

sistem. Tahap ini termasuk menampilkan, memilih, dan studi awal dalam usulan

pemecahan sistem informasi untuk masalah pekerjaan. Pemeriksaan sistem tertentu

meliputi langkah - langkah yang dapat dilihat dalam gambar di bawah ini dimana

sistem informasi besar diusulkan untuk perkembangan.

a) Perencanaan Sistem Informasi

• Proses perencanaan sistem informasi yang sesungguhnya merupakan bagian kecil

dari proses perencanaan pekerjaan yang diinginkan dalam organisasi. Ada banyak

kesempatan untuk penggunaan sistem informasi untuk mendukung organisasi

pengguna terakhir dan operasi bisnisnya, manajemen pembuat keputusan dan

sasaran strategis. Bagaimanapun, dalam dunia nyata, pengguna akhir, departemen

dan organisasi itu sendiri mempunyai batasan pada manusia dan sumber keuangan

yang akan dialokasikan untuk perkembangan sistem informasi yang baru, tidak

perduli dengan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, pekerjaan dan perencanaan

sistem informasi membantu untuk menghasilkan, menampilkan, dan memilih

sistem informasi yang potensial untuk dikembangkan.

b) Studi Kelayakan

• Studi kelayakan adalah studi awal untuk memeriksa kebutuhan informasi calon

pengguna akhir dan tujuannya, batasan, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat,

dan kelayakan dari proyek yang diusulkan. Metode yang sama dalam pengumpulan

informasi merekomendasikan yang mudah dalam pendekatan sistem (wawancara,

observasi, dan sebagainya) yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk studi

kelayakan.

c) Kelayakan Suatu Sistem

• Kelayakan dari sistem yang diusulkan dapat dievaluasi berkaitan dengan empat

kategori utama, yang telah diringkas dan yang digambarkan dalam gambar 4.4.

Pemilihan dan

Perencanaan

Sistem

� Peninjauan organisasi untuk menggambarkan dan memilih proyek pengembangan sistem yang potensional, termasuk pembangkit tersebut oleh proses perencanaan sistem informasi yang sesungguhnya.

Studi Kelayakan

� Membuat laporan pengukuran kebutuhan informasi pengguna akhir. Mengukur kelayakan dari pengembangan baru atau sistem informasi berkembang untuk pemuasan kebutuhan. Rencana proyek berkembang.

Laporan Kelayakan

� Penyimpanan dan penghubungan akibat dari studi kelayakan pada pengguna akhir dan pengatur (manajemen)

Page 46: Modul met lit

46

2) Analisis Sistem

• Analisa sistem bukan merupakan studi awal. Ini merupakan studi yang digunakan

oleh pengguna akhir sebelum perancangan sistem informasi baru dapat

diselesaikan.

• Produk akhir dari analisa sistem adalah seluruh kebutuhan sistem untuk usulan

sistem informasi (ini juga disebut spesifikasi fungsional atau kebutuhan

fungsional). Untuk proyek perkembangan yang besar, produk ini mengambil

bentuk dari laporan kebutuhan sistem, dengan menetapkan kemampuan yang

diperlukan untuk kebutuhan informasi pengguna akhir. Perancangan suatu sistem

dibutuhkan sebelum penyelesaian tahap perancangan sistem. Lihat gambar 4.5

a) Analisis Lingkungan Organisasi

• Analisa lingkungan organisasi merupakan langkah utama yang penting dalam

analisa sistem. Itulah sebabnya harus mengetahui tentang organisasi, struktur

manajemen, orang - orangnya, aktivitas pekerjaan, sistem lingkungan harus

berhubungan dengan itu, dan itu adalah sistem informasi yang berlaku. Memahami

spesifikasi operasi kerja kelompok pengguna akhir yang akan dipengaruhi oleh

sistem informasi baru atau sistem informasi berkembang yang diusulkan.

b) Analisa Sistem Yang Ada

Kelayakan Organisasi

Bagaimana sistem itu mendukung

rencana strategis organisasi.

Kelayakan Teknis

Kemampuan, keandalan, dan

kesediaan perangkat keras dan

perangkat lunak.

Kelayakan Ekonomi

• Ongkos penyimpanan.

• Peningkatan pendapatan.

• Penurunan investasi

• Peningkatan profit.

Kelayakan Operasi

• Penerimaan pengguna.

• Dukungan manajemen.

• Kebutuhan pembeli, pemasok

dan pemerintah

Analisis Lingkungan Organisasi

Analisis Sistem Yang Ada

Analisis Kebutuhan Sistem

Kebutuhan Sistem

W Menganalisa secara rinci kebutuhan informasi oleh

organisasi pengguna akhir dan subsistem dan sistem

liingkungan.

W Analisa sumber, produk dan aktivitas dari sistem

informasi yang sekarang digunakan.

W Mengukur kempuan sistem informasi yang akan

memenuhi kebutuhan informasi pengguna akhir

W Penyimpanan dan penghubungan input logik, proses,

output, penyimpanan dan pengawasan kebutuhan

informasi baru atau sistem informasi berkembang yang

diusulkan.

Page 47: Modul met lit

47

Spesifikasi Sistem

� Mengembangkan spesifikasi yang lebih umum tentang bagaimana aktivitas input, pengolah, output, penyimpanan, pengendalian memenuhi persyaratan sistem yang dikembangkan pada tahap analisis sistem

� Menghasilkan dokumen dan komunikasi yang lebig detil dari sistem yang diajukan kepada pengguna akhir

• Sebelum merancang sistem baru, adalah penting untuk belajar sistem yang akan

dikembangkan atau digantikan (jika itu adalah satu). Harus menganalisa bagaimana

sistem ini menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya

manusia untuk mengkonversi sumber data organisasi kedalam produk informasi

untuk pengguna terakhir. Perlu menganalisa apakah sumberdaya sistem ini

digunakan untuk memenuhi sistem informasi aktivitas masukan, proses, keluaran,

penyimpanan, dan kendali. Kemudian, dalam tahap perancangan sistem ini, kamu

dapat menetapkan apa sumberdaya ini, produk, dan aktivitas dalam sistem yang

harus kamu rancang.

c) Analisis Sistem Kebutuhan

• Langkah ini adalah salah satu langkah sulit dalam analisa sistem. Disini harus

mencoba, pertama, untuk menentukan kamu (atau pengguna akhir) memerlukan

informasi tertentu (ini kadang - kadang disebut analisa kebutuhan atau analisa

kebutuhan pengguna). Kedua, harus mencoba menentukan kebutuhan kemampuan

proses informasi untuk masing - masing aktivitas sistem (masukan, proses,

keluaran, penyimpanan, kendali) untuk mengetahui kebutuhan informasi (ini

kadang - kadang disebut analisa kebutuhan fungsional). Akhirnya, harus mencoba

untuk mengembangkan syarat sistem logika. Kesulitan dari tahap pertama

persyaratan analisa merupakan alasan utama pengembangan dari metode alternatif

pengembangan sistem, seperti sistem-sistem paket dan rancangan kerja.

3) Rancangan Sistem

• Analisis sistem menjelaskan sebuah sistem apa yang harus memenuhi informasi

yang dibutuhkan oleh para pengguna. Rancangan sistem terdiri dari aktivitas

rancangan logika dan rancangan fisik, dimana keduanya menghasilkan spesifikasi

sistem yang memenuhi persyaratan sistem yang dikembangkan dalam tahap analisa

sistem. Gambar di bawah ini menjelaskan gambaran dari rancangan sistem. Para

pengguna akhir dan analis sistem dapat menggunakan berbagai macam peralatan

dan metode untuk membuat rancangan sistem.

Rancangan Sistem Logika

Rancangan Sistem Fisik

� Mengembangkan spesifikasi yang lebih detil

Page 48: Modul met lit

48

� Tampilan, formulir, laporan, rancangan dialog

� Rancangan Struktur Elemen data

� Rancangan Prosedur dan Program

Pengguna Antar Muka, Data, dan Rancangan Proses

• Cara lain untuk mendapatkan rancangan sistem dapat dijelaskan pada gambar 4.8.

Konsep ini difokuskan pada tiga hasil utama dari tahap perancangan rancangan kerja.

Rancangan sistem terdiri dari tiga aktivitas: pengguna antar muka, data, rancangan

proses. Menghasilakan spesifikasi untukmetode pengguna antar muka dan hasil yang

didapatkan, struktur data base, dan pengolahan dan prosedur-prosedur pengendalian.

Rancangan Pengguna Antar Muka

• Aktivitas rangcangan pengguna antar muka difokuskan pada perancangan interaksi

antara pengguna akhir dan sistem-sistem komputer. Hal tersebut ditekankan pada

metode input/output dan konversi data dan informasi dalam bentuk yang dibaca oleh

manusia dan mesin.

Rancangan Data

• Aktivitas rancangan data difokuskan pada rancangan struktur logika dari data base dan

file-file yang akan digunakan oleh sistem informasi. Rancangan data tersebut

menghasilkan spesifikasi yang lebih rinci dari:

1) Keterkaitan (orang, tempat, benda, kejadian) mengenai dimana sistem informasi

yang diajukan harus memelihara informasi.

2) Hubungan yang harus dimiliki oleh setiap masukan masukan.

3) Elemen-elemen data yang spesifik (data base, file, rekaman-rekaman,dll) perlu

dipelihara untuk setiap masukan-masukan oleh sistem informasi.

4) Aturan-aturan yang mengatur bagaimana setiap elemen data dispesifikasikan dan

digunakan dalam sistem informasi.

Rancangan Proses

• Aktivitas rancangan proses difokuskan pada perancangan sumber-sumber perangkat

lunak. Oleh karena itu program-program dan prosedur dibutuhkan oleh sistem

informasi yang diajukan. Hal ini ditekankan pada pengembangan spesifikasi yang

lebih terperinci dari modul-modul program yang harus diubah sebagai paket-paket

perangkat lunak atau yang dikembangkan oleh pemrograman tertentu.

Rancangan Pengguna Antar Muka

Rancangan Data

Rancangan Proses

Page 49: Modul met lit

49

Rancangan Sistem Logika

• Rancangan sistem logika melibatkan pengembangan spesifikasi yang lebih umum

pada bagaimana aktivitas sistem informasi dasar dari input, pengolahan, output,

penyimpanan, dan pengendalian dapat memenuhi keinginan pengguna.

Perancangan Sistem Fisik

• Perancangan melibatkan sistem yang detail dari pengguna metode interface dan

produk, struktur data base, proses dan pengendalian proses, perangkat keras, perangkat

lunak, dan personil pengembangan spesifikasi untuk sistem yang diajukan.

Perancangan sistem menggunakan pengetahuan operasi bisnis, pengolahan informasi,

dan perangkat keras serta spesifikasi perangkat lunak dari perancang fisik sistem

informasi. Sebenarnya, ini harus sama dengan masukan, pengolahan, keluaran,

penyimpanan dan pengembang. Perancangan tersebut harus dispesifikasikan dengan

seberapa baik sumber akan mengubah data-datanya (disimpan dalam files atau data

base yang telah dirancang) ke dalam informasi yang dihasilkan (display, respon-

respon, laporan, dan dokumen-dokumen). Spesifikasi tersebut adalah produk akhir dari

tahap perancangan sistem, dan dihubungkan dengan spesifikasi sistem.

Page 50: Modul met lit

50

9. Analisis Sistem Informasi A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses analisis sistem informasi.

B. Uraian Materi

1. Uraian prosedur

Penjelasan singkat tentang tatalaksana proses yang terjadi di perusahaan yang dapat

membantu memperjelas ruang lingkup sistem yang akan dirancang.

2. Dekomposisi Fungsi (Khusus Metodologi Terstruktur)

Gambar tersusun tentang pemisahan fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi.

3. Analisis Proses (Metodologi Terstruktur)

a. Proses Bisnis, yang menjelaskan kegiatan bisnis yang berjalan pada sistem saat

ini.

b. DAD sistem yang berjalan, dalam bentuk Logical DFD.

c. Spesifikasi Proses (untuk semua primitif).

d. Uraian dari spesifikasi proses yang merupakan proses menjelaskan hal-hal yang

tidak terceritakan pada Model Proses (DAD & Kamus Data).

Spesifikasi proses

Nomor : Nomor proses yang sesuai dengan nomor pada DAD

Nama : Nama proses yang sesuai dengan nomor pada DAD

Masukan : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD

Keluaran : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD

Uraian : Menjelaskan berbagai macam uraian yang berkaitan dengan

komputasi yang terjadi dalam proses

Contoh:

Spesifikasi Proses

Nomor : 1.P

Nama : Pencetakan Kwitansi

Masukan : Faktur, Pembayaran

Keluaran : Kwitansi

Uraian :

• Jumlah pembayaran yang tertera pada kwitansi adalah jumlah

sisa tafihan seperti yang tertera pada faktur dikurangi

ditambah dengan PPN sebesar 10% dari total transaksi

• Tanggal kwitansi disesuaikan dengan tanggal pembayaran

• Informasi pelanggan didapat dari arsip faktur yang telah

dibuat terlebih dahulu sebagai dasar penagihan pembayaran

atas transaksi penjualan

Page 51: Modul met lit

51

Analisis Proses (Metodologi Berorientasi Object)

Activity Diagram

Gambarkan Activity Diagram yang menunjukkan penggunaan Masukan dan

Keluaran yang dipakai pada sistem berjalan.

Contoh:

4. Analisis Keluaran

Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis. Tiap

keluaran sebaiknya dirinci.

Nama Keluaran : nama keluaran

Fungsi : dipakai untuk apa

Media : dalam bentuk apa

Distribusi : kepada siapa saja sesuai dengan jumlah rangkap

Rangkap : satu, … sesuai dengan distribusi

Frekuensi : kapan dihasilkan

Volume : rata-rata persatuan waktu

Format : seperti apa bentuk keluarannya

(petunjuk ke Lampiran – sebutkan lampiran berapa

beserta halamannya

Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan

Hasil Analisis : kesimpulan apa yang diperoleh dari analisis yang

dilakukan

Contoh:

Nama Keluaran : Kwitansi

Fungsi : Bukti atas terjadinya transaksi pembayaran

Media : kertas

Distribusi : Pelanggan, Keuangan, Arsip

Rangkap : Tiga (3)

Frekuensi : Setiap terjadi transaksi pembayaran

Volume : Lima kali per hari

Format : Lampiran A.1 halaman 123

Keterangan :

Hasil Analisis :

Page 52: Modul met lit

52

• Tidak terteranya informasi nota tagihan yang

menyebabkan sulitnya mencati kaitan pembayaran

terhadap tagihan tertentu

• Tidak jelasnya identitas pembeli

5. Analisis Masukan

Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis. Tiap

masukan sebaiknya dirinci.

Nama masukan : nama masukan

Sumber : berasal dari mana

Fungsi : dipakai untuk apa

Media : dalam bentuk apa

Rangkap : satu atau berapa

Frekuensi : kapan dihasilkan

Volume : rata-rata persatuan waktu

Format : seperti apa bentuk masukannya

(petunjuk ke Lmapiran – sebutkan lampiran berapa

beserta halamannya)

Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan

Hasil Analisis : kesimpulan apa yang diperoleh dari analisis

Contoh

Nama masukan : Pesanan

Sumber : Pelanggan

Fungsi :

Media : kertas

Rangkap : satu

Frekuensi : Setiap awal terjadi transaksi penjualan

Volume : Lima kali per hari

Format : Lampiran A.1 halaman 123

Keterangan : Pesanan disampaikan pelanggan melalui Faximile

Hasil Analisis :

• Bentuk yang tidak terstruktur

• Informasi yang kadang kala dirasa tidak jelas

6. Analisis Data

Berisi penjelasan tentang semua simpanan data pada DAD dan hubungan diantaranya.

Uraian dituangkan dalam uraian dengan format sebagai berikut.

Nama Data Store : Merujuk pada nama Data Store (Simpanan Data)

yang ada pada DAD

Deskripsi : Penjelasan singkat yang menjelaskan Data Store

(Simpanan Data)

Media : Menjelaskan bentuk fisik dari Data Store yang ada

pada sistem saat ini

Kaitan dengan data

masukan

: Uraian singkat yang menjelaskan kaitan antara

Data Store dengan data masukan yang ada

Page 53: Modul met lit

53

Kaitan dengan data

keluaran

: Uraian singkat yang menjelaskan kaitan antara

Data Store dengan data keluaran yang ada

Deskripsi data : Menjelaskan detil item data-data yang tersimpan

dalam Data Store

Contoh:

Nama Data Store : Invoice

Deskripsi : Kumpulan data yang berkaitan dengan data

tagihan yang harus dibayarkan oleh pelanggan

Media : Pengarsipan dalam folder

Kaitan dengan data

masukan

: • Dibuat berdasarkan data pesanan yang

dilakukan

• Memperhatikan barang telah diterima dengan

melihat data surat jalan, hal ini dilakukan

karena nilai tagihan hanya dikenakan terhadap

barang yang telah diterima pembeli

Kaitan dengan data

keluaran

: Digunakan sebagai dasar dalam pembuatan

kwitansi sebagai bukti pembayaran

Deskripsi data : 1. No Invoice

2. Tanggal Tagihan

3. Tanggal Jatuh Tempo

4. Nama Pelanggan

5. Jumlah Tagihan

6. Beberapa barang yang terdiri dari Barang,

Harga Satuan, Jumlah

7. Identifikasi Kebutuhan

Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan dengan

pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang diinginkan, dan

segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat diberikan sistem ke

pengguna. Kebutuhan-kebutuhan yang diurai adalah kebutuhan yang ingin dicapai.

Bentuk yag diuraikan dituangkan dalam format sebagai berikut.

Kebutuhan : Menyebutkan nama proses yang dibutuhkan.

Masalah : Menguraikan dasar pemikiran yang mendasari mengapa

kebutuhan yang diuraikan tersebut diperlukan.

Usulan : Menguraikan bentuk dari usulan yang akan dimasukkan

sebagai salah satu hal yang harus ada dalam rancagan proses.

Contoh:

Kebutuhan : Menyebutkan nama proses yang dibutuhkan.

Masalah : Menguraikan dasar pemikiran yang mendasari mengapa

kebutuhan yang diuraikan tersebut diperlukan.

Usulan : Menguraikan bentuk dari usulan yang akan dimasukkan

sebagai salah satu hal yang harus ada dalam rancagan proses.

Page 54: Modul met lit

54

8. Package Diagram (Metodologi Berorientasi Object)

Dibuat jika dalam satu halaman dapat terdiri lebih dari 9 Use Case.

9. Use Case Sistem Usulan (Metodologi Berorientasi Object)

10. Deskripsi Use Case (Metodologi Berorientasi Object)

Menjelaskan setiap Use Case yang digunakan dalam sistem yang diusulkan. Format

yang diinginkan adalah sebagai berikut.

Use Case : Nama Use Case.

Actor : Nama Aktor yang terlibat.

Deskripsi : Cerita mengenai skenarion dari Use Case secara detail.

Contoh:

Use Case : Cetak Kwitansi.

Actor : Staf Penjualan.

Deskripsi : • Kwitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan

bayar yang berisi no_kwit, tgl_kwit, no_nota, nm_plg,

dan jumlah.

• no_kwit didapat dari no_kwit terakhir (pada file

Kwitansi) ditambah dengan satu.

• tgl_kwit didapat dari tanggal sistem saat pencetakan

kwitansi.

• no_nota dientri oleh user sedangakan DP diambil dari file

Nota.

• Pada akhir kwitansi dilakukan penghitungan total yang

diproses dengan cara mentotal seluruh jumlah, sedangkan

jumlah diproses dengan mengkalikan hrg_jual dengan qty

(hrg_jual dan qty berasal dari file Isi).

• Pada akhir kwitansi juga dilakukan penghitungan sisa

yang diproses dengan cara:

Page 55: Modul met lit

55

• Jika DP>=total maka sisa=DP-total

• Jika DP<total maka sisa=total-DP

• Pada akhir kwitansi dicetak jumlah yang diisi dengan

variabel sisa.

• no_kwit, tgl_kwit, dan no_nota disimpan ke file Kwitansi

sebelum dicetak.

Perancangan Sistem

1. Rancangan Basis Data

a. Model data yang dituangkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram.

b. Transformasi ERD ke Logical Record Structure dengan memperlihatkan

langkah-langkah bagaimana ERD diubah ke bentuk LRS.

c. Gambar LRS.

d. Transformasi LRS ke Relasi/tabel (Metodologi Terstruktur), memperlihatkan

langkah-langkah bagaimana LRS diubah menjadi relasi-relasi atau tabel-tabel.

e. Normalisasi, memperlihatkan langkah-langkah normalisasi yang dilakukan.

Diuraikan Ketergantungan Fungsional maupun Nilai Majemuk yang ada, dan

tahap normalisasi yang dilakukan.

f. Spesifikasi Basis Data, dalam bentuk uraian terinci tentang tiap-tiap relasi

(tabel/file) yang disesuaikan dengan software yang akan dipakai pada saat

implementasi yang berisi:

Nama File :

Media :

Isi :

Organisasi :

Primary Key :

Panjang Record :

Jumlah Record :

Struktur :

No. Nama Field Jenis Lebar Desimal Keterangan

Numeric

Character

Date

Logical

Dll.

g. Rancangan Kode (Metodolodi Terstruktur), berisi penjelasan struktur/format

yang terkandung di dalam sebuah field.

Contoh:

NIM terdiri dari 10 digit:

2 digit pertama = tahun angkatan

2 digit berikutnya = program studi

2 digit berikutnya = jenjang

4 digit berikutnya = urutan nomer

Page 56: Modul met lit

56

2. Rancangan Keluaran

Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang dan tiap

keluaran dirinci, dengan format sebagai berikut.

Nama Keluaran :

Fungsi : dipakai untuk apa.

Media : dalam bentuk apa.

Distribusi : kepada siapa.

Rangkap : satu atau beberapa.

Frekuensi : kapan dihasilkan.

Volume : rata-rata persatuan waktu.

Format : seperti apa bentuk keluarannya (petunjuk ke lampiran).

Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan.

3. Rancangan Masukan

Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang dan tiap

masukan dirinci, dengan format sebagai berikut.

Nama Masukan :

Sumber : berasal dari mana.

Fungsi : dipakai untuk apa.

Media : dalam bentuk apa.

Rangkap : satu atau beberapa.

Frekuensi : kapan dihasilkan.

Volume : rata-rata persatuan waktu.

Format : seperti apa bentuk masukanya (petunjuk ke lampiran).

Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan.

4. Rancangan Proses (Metodologi Terstruktur)

1. Berisi gambar rancangan proses yang dimodelkan dengan DAD.

2. Spesifikasi Proses untuk semua proses primitif.

3. Uraian dari SP yang merupakan proses menjelaskan hal-hal yang tidak

terceritakan pada model proses (DAD dan Kamus Data).

4. Format tulisan.

Spesifikasi proses

Nomor : Nomor proses yang sesuai dengan nomor pada DAD.

Nama : Nama proses yang sesuai dengan nomor pada DAD.

Masukan : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD.

Keluaran : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD.

Uraian : Menjelaskan berbagai macam uraian yang berkaitan dengan

komputasi yang terjadi dalam proses.

Contoh

Spesifikasi Proses

Nomor : 3.2.P

Nama : Cetak Kwitansi

Masukan : File nota, File Kwitansi, File SMB, File PLG, File Isi

Keluaran : Kwitansi, File Kwitansi

Uraian :

Page 57: Modul met lit

57

• Kwitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan bayar

yang berisi no_kwit, tgl_kwit, no_nota, nm_plg, dan jumlah.

• no_kwit didapat dari no_kwit terakhir (pada file Kwitansi)

ditambah dengan satu.

• tgl_kwit didapat dari tanggal sistem saat pencetakan

kwitansi.

• no_nota dientri oleh user sedangakan DP diambil dari file

Nota.

• Pada akhir kwitansi dilakukan penghitungan total yang

diproses dengan cara mentotal seluruh jumlah, sedangkan

jumlah diproses dengan mengkalikan hrg_jual dengan qty

(hrg_jual dan qty berasal dari file Isi).

• Pada akhir kwitansi juga dilakukan penghitungan sisa yang

diproses dengan cara:

o Jika DP>=total maka sisa=DP-total

o Jika DP<total maka sisa=total-DP

• Pada akhir kwitansi dicetak jumlah yang diisi dengan

variabel sisa. Selanjutnya no_kwit, tgl_kwit, dan no_nota

disimpan ke file Kwitansi sebelum dicetak.

5. Rancangan Layout Tampilan

Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi

menjadi:

a. Struktur Tampilan

Berisi struktur hierarki dari semua tampilan yang dirancang.

b. Rancangan Layar

Berisi semua rancangan layar yang dibuat.

c. Rancangan layar harus memperlihatkan posisi dari setiap hal yang ada pada

layar.

d. Rancangan tampilan untuk yang menggunakan program berbasis visual atau

yang menggunakan metodologi berorientasi object, rancangan layar tidak boleh

di-printscreen dari hasil running program tetapi harus dibuat menggunakan

software yang memiliki fasilitas pembuatan windows user interface seperti

Visio.

Contoh yang diinginkan adalah seperti berikut ini.

Page 58: Modul met lit

58

6. Penelusuran Akses (Metolodogi Terstruktur)

Gambaran akses setiap file dari keseluruhan proses yang ada.

7. Arsitektur Sistem (Metodologi Terstruktur)

a. Menggambarkan bentukan sistem komputerisasi dengan menggunakan model

Bagan Terstruktur yang dihasilkan dari transformasi rancangan proses (DAD)

lengkap dengan kopel data maupun kopel kontrol.

b. Spesifikasi modul yang menjelaskan algoritma yang ada setiap modul dalam

Bagan Terstruktur dalam bentuk pseudocode dengan bahasa Indonesia

terstruktur (kecuali predefined module).

8. Sequence Diagram (Metodologi Berorientasi Object)

Page 59: Modul met lit

59

9. Rancangan Class Diagram - Entity, Boundary & Control Class (Metodologi

Berorientasi Object)

10. Activity Diagram per Metode (Metodologi Berorientasi Object)

Contoh:

Page 60: Modul met lit

60

10. Penulisan Ilmiah

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penulisan ilmiah

B. Uraian Materi

a. Kode Etik Penulisan Laporan

a. Tindakan Plagiat

Dalam pengerjaan sebuah laporan penelitian seperti, jurnal, skripsi, dan tugas akhir,

tindakan plagiat dapat terjadi dan hal ini harus dihindari sejak awal.

Beberapa kriteria di bawah ini merupakan penilaian mengenai sebuah karya dapat

dianggap sebagai hasil plagiarisme. Kriteria ini disusun berdasarkan tindakan plagiat

yang paling berat sampai dengan yang paling tidak kentara.

1) Meng-copy atau menjiplak ide dan karangan dari penulis lain dan menyatakannya

sebagai hasil karya sendiri.

2) Meng-copy atau menjiplak ide dari sebuah artikel dalam jurnal atau bagian/sub bab

dari buku dan menyatakannya sebagai hasil karya sendiri.

3) Menggunakan ide dari penulis lain tanpa melakukan acknowledgement (menuliskan

nama si penulis ide dengan cara yang tepat). Cara penulisan acknowledgement ini

akan dijelaskan dalam bab tersendiri (Bagaimana membuat kutipan dan penulisan

referensi).

4) Mengandalkan secara berlebihan cara mengekspresikan ide dari penulis lain tanpa

menyebutkannya sebagai referensi kita. Jika kita mengadopsi ide dari penulis lain

dengan menggunakan kata-kata kita sendiri, maka ide tersebut tidak perlu ditandai

dengan tanda kutip, namun penulis wajib memberikan sumber referensinya dengan

cara yang tepat. Lihat juga: “Bagaimana membuat kutipan dan penulisan referensi”.

5) Mengandalkan secara berlebihan materi yang diberikan oleh penulis lain.

Penggunaan kutipan-kutipan panjang yang berkali-kali, meskipun dilakukan dengan

cara acknowledgement yang tepat dan sistem referensi yang benar, mengandung

resiko untuk dituduh sebagai plagiat. Ini disebabkan karena ide kita (sebagai penulis)

menjadi minimal dan orisinalitas ide kita dapat dipertanyakan. Usahakan sebisanya

untuk melakukan pengubahan kalimat denga cara kita untuk mengekspresikan ide-

ide tersebut. Gunakan sebanyak-banyaknya kalimat kita sendiri dalam penulisan

skripsi.

b. Laporan Ilmiah

a. Konsumen Laporan

Yang perlu digarisbawahi dalam menulis laporan penelitian adalah fungsi komunikatif

yang diemban oleh peneliti. Laporan yang dibuat, bukan diperuntukkan bagi peneliti

sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, jenis pembaca

yang dituju menentukan corak laporan yang dibuat. Laporan yang ditujukan kepada sesama

kolega ilmuan, akan berbeda dengan laporan yang ingin disampaikan kepada pembuat

keputusan, karena bagi pembuat keputusan, laporan tersebut perlu segera dituangkan dalam

suatu kegiatan yang nyata. Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara

pengungkapannya jika laporan tersebut ditujukan kepada masyarakat awam. Dengan kata

Page 61: Modul met lit

61

lain, tiap penulisan laporan haruslah sesuai dengan kelompok konsumen, dan tidak

mungkin suatu laporan ditulis untuk memuaskan lebih dari satu kelompok konsumen

sekaligus.

Mengingat bahwa bentuk laporan sangat tergantung dari jenis pembaca yang ditargetkan,

maka bahasa yang digunakan, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipilih

harus sesuai dengan pembaca agar pembaca dapat mencerna isi laporan tersebut dan dapat

memahami penemuan-penemuan baru yang disampaikan.

Seorang peneliti perlu mempertimbangkan tiga hal dalam menulis laporan, yaitu:

1) Sampai di mana tingkat pengetahuan dari pembaca.

2) Apakah yang perlu diketahui oleh pembaca tersebut.

3) Bagaimana cara menyampaikan hasil penelitian sehingga keterangan yang diberikan

dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca.

Secara umum, hasil penelitian dapat ditujukan kepada tiga jenis konsumen:

1) Masyarakat umum

Laporan yang ditujukan kepada masyarakat umum, harus dapat memberi gambaran

praktis kepada pembaca. Laporan ini berupa brosur, artikel ataupun summary report

(laporan ringkasan) yang berisi hal-hal praktis yang dapat dipergunakan secara

langsung oleh masyarakat. Dalam laporan ini, peneliti tidak perlu menyampaikan

teknik-teknik yang sukar untuk dicerna oleh masyarakat umum.

2) Sponsor penelitian

Banyak penelitian yang dilakukan baik oleh institusi ilmiah atau universitas, disponsori

oleh suatu badan tertentu. Karena itu, hasil penelitian tersebut perlu dilaporkan kepada

sponsor yang telah membiayai penelitian tersebut. Jenis laporan yang disampaikan

harus sesuai dengan keinginan dan tujuan sponsor, lebih-lebih dalam hubungannya

dengan penerapan penemuan penelitian tersebut.

3) Masyarakat ilmiah

Penelitian-penelitian, baik yang berupa skripsi, tesis, maupun disertasi, pertama-tama

ditujukan kepada Pembimbing. Karena itu, bentuk, gaya bahasa, dan isi laporan harus

sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu universitas.

Untuk konsumen masyarakat ilmiah, laporan penelitian harus dibuat seutuh mungkin,

tanpa meninggalkan penulisan tentang komponen-komponen teknik, alat-alat, dan

desain yang dipergunakan dalam penelitian. Semua kegiatan yang berhubungan dengan

daya nalar dan proses penelitian yang telah dikerjakan harus dilaporkan secara

mendalam dan terperinci. Hasil laporan penelitian demikian bisa berbentuk monograf

ataupun artikel ilmiah.

9.3 Bentuk Laporan Ilmiah

Terdapat empat jenis laporan ilmiah, yaitu:

1) Laporan lengkap atau monograf

Beberapa hal perlu diperhatikan jika laporan penelitian dibuat dalam bentuk monograf,

yaitu:

a. Laporan harus berisi proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan

semua teknik dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian

tersebut.

Page 62: Modul met lit

62

b. Materi serta keterangan yang diberikan harus disampaikan secara integratif, dimana

kesinambungan antara satu materi dengan materi yang lain tidak terputus-putus.

c. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tingkatan analisis. Penjelasan

tentang penggantian-penggantian ataupun penukaran-penukaran yang dibuat baik

dalam teknik atau model yang digunakan, serta pilihan pemecahan yang dilakukan

perlu disampaikan dengan jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis

ataupun khayalan-khayalan penulis tentang apa yang akan terjadi, kecuali ramalan-

ramalan tersebut didasarkan pada fakta-fakta. Dengan perkataan lain, laporan harus

berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara logis, bukti-bukti yang ditemukan,

dan pelaksanaan rencana penelitian yang telah dilakukan selama masa penelitian

tersebut.

d. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada

hubungan langsung dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan janganlah

penemuan tersebut dibusng dengan serta merta. Ada kemungkinan hasil penemuan

tersebut atau pengalaman tersebut dapat merupakan kuini bagi penulis lain dalam

memberi makna pada penelitian lain di belakang hari.

e. Peneliti juga harus menyampaikan kegagalan-kegagalan yang dialaminya, serta

limitasi-limitasi yang dihadapi, di samping sukses yang diperoleh. Dalam

melaporkan kegagalan, peneliti memberikan alasan-alasan yangkuat mengapa

kegagalan-kegagalan tersebut terjadi. Kegagalan tersebut amat berguna bagi

peneliti-penelti lain, baik dalam hal mewaspadakan mereka terhadap kegegagalan

tersebut ataupun untuk memberikan perangsang kepada penulis lain utnuk

menanggulangi kegagalan tersebut dalam penelitian mereka.

f. Perlu diperingatkan bahwa, peneliti lebih mudah mengubah sistematika laporan

daripada mengubah keseluruhan draft laporan, karena itu siapkan sistematika

penulisan lebih dahjulu dan baru kemudian sistematika tersebut dikembangkan

menjadi laporan yang terperinci.

g. Laporan ilmiah harus dibagi dalam bab-bab, bagian-bagian, sub-sub bagian dengan

judul-judul yang padat sehingga pembaca dapat memilih materi-materi yang

relevan baginya dengan lebih mudah.

2) Artikel penelitian

a. Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah perasan dari laporan lengkap

(monograf). Penulisan laporan tersebut harus bersifat lebih padat dan disesuaikan

dengan jumlah halaman yang disediakan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Laporan dalam

bentuk artikel ilmiah adalah laporan tentang saalah satu dari aspek-aspek yang

terdapat dalam laporan lengkap. Laporan dalam bentuk artikel harus difokuskan

kepada masalah penelitian tunggal yang objektif, sehingga lampiran, kata

pengantar, dan daftar isi tidak dimasukkan dalam laporan.

b. Yang penting dalam membuat laporan untuk dijadikan sebuah artikel ilmiah adalah

memampatkan informasi tentang materi-materi menjadi terpadu dan relevan.

Laporan harus berisi argumentasi-argumentasi pokok dalam memecehakna masalh

dan mencapai sasaran penelitian. Kesimpulan-kesimpulan dan implikasi-implikasi

yang ditarik harus pula sesuai dengan aspek-aspek yang dipilih dalam pelaporan.

c. Pola penulisan, pembuatan catatan kaki ataupun cara penulisan referenasi dari

jurnal-jurnal ilmiah masih berlum mempuyai suatu bentuk kesepakatan. Karena iru,

format penulisan artikel harus disesuaikan dengan format yang dipakai oleh jurnal

yang bersangkutan. Laporan dalam bentuk artikel ilmiah jua memerlukan abstrak

yang berisi 200-300 kata.

Page 63: Modul met lit

63

d. Sebagai panduan dalam membuat format artikel ilmiah, patuhi petunjuk yang

diberikan oleh jurnal yang bersangkutan. Aturan-aturan untuk ini biasanya

dicantumkan pada kulit jurnal.

3) Summary report

a. Artikel yang sudah diterbitkan ataupun studi-studi yang berkenaan dengan

kepentingan masyarakat sering juga ditulis kembali dalam bentuk yang mudah

dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis. Laporan demikian dinamakan

laporan ringkas atau summary report. Laporan tersebut diarahkan pada penemuan-

penemuan utama saja, tanpa memasukkan desaindan metode yang dipakai dalam

melakukan penelitian. Keterangan yang disampaikan, implikasi-implikasi, dan

kesimpulan-kesimpulan ditulis dalam bahasa sehari-hari dengan menghindarkan

penggunaan istilah-istilah teknis. Laporan ringkas lebih banyak ditujukan kepada

konsumen masyarakat umum.

4) Laporan untuk administratior dan pembuat kebijakan

Kadangkala, laporan yang dibuat ingin disampaikan kepada administrator atau pembuat

kebijakan karena :

a. Penelitian yang dilakukan berkenaan dengan implikasi yang diperlukan dalam

pengambilan kebijakan.

b. Penelitian yang dilakukan disponsori oleh badan-bdana tertentu yang berkehendak

untuk mengdakan diagnosa terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan

evaluasi terhadap suatu program kegiatan (Action research).

9.4 Teknik Penulisan

A. UMUM

1. SAMPUL dan KERTAS

Sampul:

� Sampul hard cover, warna disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan.

� Naskah diketik pada kertas yang memenuhi persyaratan standar baku:

a) Kertas A4 80 gram, warna putih dan diketik 1 muka (tidak bolak-balik)

b) Pengecualian untuk menggunakan kertas yang baku, dilakukan apabila

diperlukan kertas khusus untuk gambar, seperti grafik dan diagram, atau

dokumen tertentu dari lembaga/perusahaan/institusi.

B. PENGETIKAN

• Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman, normal, dengan ukuran

12 Pt jika menggunakan pengolah kata Microsoft Word.

• Judul BAB, ABSTRAKSI, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR

SIMBOL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR PUSTAKA, dan COVER

menggunakan huruf kapital dengan ukuran 14 Pt dan cetak tebal. Untuk tulisan

dalam bahasa asing atau yang mempunyai tujuan tertentu dituliskan dalam

bentuk miring (Italic) atau bergaris bawah atau diapit oleh ”tanda kutip”.

• Pengolah kata lainnya menyesuaikan.

• Jarak baris (spasi) antar ketikan adalah 2 spasi, kecuali untuk:

1. kutipan dengan panjang lebih dari 3 baris;

2. daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, jika digunakan

dicetak dengan spasi tunggal;

Page 64: Modul met lit

64

3. daftar pustaka yang mempunyai panjang lebih dari 2 baris menggunakan 1

spasi.

• Batas tepi kiri kertas 4 cm, tepi kanan kertas 3 cm, tepi atas kertas 4 cm, dan

tepi bawah kertas 3 cm (lihat gambar).

• Nomor halaman

1). Bagian awal

Dimulai dari lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,

daftar tabel diberi nomor halaman dengan format huruf romawi i, ii, iii, iv

(huruf kecil i) dan seterusnya yang diletakkan di tengah halaman bagian

bawah.

2). Bagian teks dan bagian akhir

Penomoran halaman dilakukan kontinyu. Halaman selanjutnya sama

penulisannya, ditempatkan pada tepi kanan atas diberi header judul bab.

(disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku).

28 cm

RUANG KETIKAN

4 cm

4 cm

3 cm

3 cm

999

no. hal

999

no. hal pertama

pada bab

Page 65: Modul met lit

65

3) Penomoran tabel ditempatkan di atas sesuai dengan bab yang dibahas, misalkan

tabel 3.7, berarti tabel terletak di bab 3 nomor 7. Jika tabel diambil dari sumber

yang jelas, sumber tersebut diletakkan di bawah tabel tersebut.

Tabel 3.7 .....

No. Keterangan

Sumber:

4) Penomoran gambar diletakkan di tengah bawah gambar (gambar tidak boleh

ditempel, harus dicetak/digambar manual dengan tangan menggunakan tinta hitam)

tersebut sesuai dengan bab yang dibahas. Contoh, Gambar 2.5 diagram, artinya

gambar di bab 2 nomor 5.

5) Jika digunakan formula atau rumus matematika, format penomoran mirip dengan

format penomoran untuk gambar.

22 ++= xxy (2.1)

C. KUTIPAN

1) Model yang dipakai adalah Penulis – Tahun – Halaman (PTH) atau disebut dengan

Author – Date – Page (ADP) style dengan cara mencantumkan nama penulis –

tahun terbitan – nomor halaman yang dikutip.

2) Nama penulis yang dicantumkan hanya nama keluarga (family name) tanpa

mencantumkan gelar akademik dari penulis.

3) Bila penulis 2 (dua) orang, kedua nama keluarga penulis tersebut dicantumkan.

4) Bila penulis lebih dari dua orang, maka yang dicantumkan hanya nama penulis

pertama dengan menambahkan singkatan dkk (dan kawan-kawan) atau et al (et alii)

5) Seluruh sumber dan bahan bacaan atau acuan yang digunakan dikumpulkan dalam

satu daftar yang disebut Daftar Pustaka.

6) Pencantuman sumber kutipan dapat diletakkan sebelum atau sesudah kutipan.

7) Kutipan yang melebihi 3 baris, dipisahkan dari tulisan penulis sehingga membentuk

alinea tersendiri dengan jarak baris satu spasi dan batas kiri 5 ketukan.

Gambar 2.5 Ini Gambar

Page 66: Modul met lit

66

Sebelum kutipan:

Emory dan Cooper (1995:37) mengungkapkan: “The philosophy of science or, more

specifically, epistemology is the body of knowledge that provides the classification that

help us dicriminate among the styles of thinking”

Sesudah kutipan:

Demikian pula didefinisikan oleh penulis lain “The philosophy of science or, more

specifically, epistemology is the body of knowledge that provides the classification that

help us dicriminate among the styles of thinking” (Emory dan Cooper, 1995 : 37).

Lebih dari tiga baris:

Batini et al. (1992:4) mendefinisikan sebuah basis data dan kaitannya dengan sebuah

perusahaan sebagai sebuah komponen dari sistem informasi sebagai berikut:

“Databases are just one of the components of information systems, which also

include application program, user interfaces, and other types of software packages.

However databases are essential resources of all organizations, including not only

large enterprises but also small companies and individual users”.

Contoh Kutipan:

1) Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“….”) jika kutipan itu

merupakan kutipan pertama atau langsung dari penulisnya.

2) Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan ditulis diantara satu tanda petik

(‘….’).

3) Jika bagian yang dikutip terdiri dari tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan

menggunakan tanda petik seperti pada ketentuan pertama dan penulisnya digabung ke

dalam paragraf yang ditulis oleh penguntip dan diketik dengan jarak dua spasi .

Contoh:

Yang dimaksud dengan sosialisasi sebagaimana dikemukakan oleh

Newstrom(2001:61) adalah: “the Continuous Process of transmitting key elements of

an organization’s culture to its employees”.

4). Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa

petik dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama dimulai pada ketukan ketujuh

dan baris kedua dan selanjutnya diketik mulai pada ketukan keempat.

Contoh:

If we assume that the culture of a certain organizatioan invites its employess ,to

question ,and experiment ,while also not being too disruptive, then the ‘creative

individualist’can infuse new life and ideas for the organization ‘s benefit. The two

extremes -rebellion and total conformity – may prove disfunctional for the organization

… in the long run. (Newstrom, 2001: 63).

Penulisan sumber kutipan ditulis dengan cara :

a. Jika nama pengarang buku tulis mendahului kutipan, maka cara penulisannya ialah

nama penulis diikuti tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip diletakkan

dalam kurung.

Contoh:

Newstrom (2001:34) mengemukakan bahwa … (diikuti dengan kutipan yang

dimaksud).

Page 67: Modul met lit

67

b. Jika nama pengarang buku ditulis satelah selesai kutipan maka penulisan nama,

tahun dan halaman, semuanya diletakkan dalam kurung. Lihat contoh pada butir

ketiga dalam ujung kutipan … in the long run.

Sumber kutipan ditulis lengkap di antara dua tanda kurung, yaitu: (Newstrom,

1989:63)

c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber

kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh penulis tetapi

dengan menyebutkan siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.

Contoh:

Adam J. Stacy (Newstrom, 2001:136) mengemukakan Equity Theory yang berarti

bahwa…(lanjutan dengan kutipan yang dimaksud).

Adam ialah orang yang mengemukakan teori ekuiti tetapi kutipan tentang penjelasan

teori itu diambil dari buku Newstrom dan bukan dari buku yang ditulis oleh Adam.

d. Jika penulis terdiri dari dua orang maka nama kedua penulis harus disebutkan.

Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka disebutkan hanya nama keluarga dari

penulis pertama dan diikuti oleh et. al, dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Contoh:

Sumber kutipan dengan dua orang penulis ditulis:

Keith dan Newstrom (2000 : 104) mengemukakan …(lanjukan dengan kutipan yang

dimaksud).

Sumber kutipan dengan penulis lebih dari dua orang:

Mc Clelland, et.al. (2002 : 84) menjelaskan bahwa…(lanjutkan dengan kutipan yang

dimaksud)

e. Jika masalah yang dilutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda,

maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti tampak pada contoh berikut.

Contoh:

Drucker (1985), Schucter (1987), dan Rowland (1987) mengemukakan bahwa pada

esensinya proses pengambilan keputusan itu…(lanjutkan dengan kutipan yang

dimaksud).

f. Jika sumber kutipan itu tanpa nama dan atau tanpa tahun, maka nama diganti

dengan (tn) dan tahun diganti dengan (tt).

g. Jika sumber kutipan itu berupa koran, majalah, jurnal, dan sejenisnya tetap

mencantumkan nama media massa, tanggal, bulan dan tahun serta penulis naskah

(jika ada).

D. DAFTAR PUSTAKA

Aturan umum :

1) Nama pengarang pada Daftar Pustaka dimulai dengan nama marga atau nama

belakang, kemudian nama depan dan nama tengahnya.

2) Gelar (title) penulis seperti Drs., Ir., Dr., dan sebagainya ditulis atau diletakkan di

belakang nama diri.

3) Disusun dan diurutkan berdasarkan abjad.

Page 68: Modul met lit

68

4) Diberi nomor urut dengan angka latin (1, 2, 3, …..dst.).

5) Harus diberi nomor halaman jika lebih dari satu halaman. Nomor halaman pertama

ditulis di bagian bawah halaman dengan posisi di tengah. Nomor halaman berikutnya

ditulis di bagian atas halaman dengan posisi di kanan.

6) Bahan-bahan yang tidak diterbitkan atau tidak diperoleh dari perpustakaan seperti

pernyataan lisan (keterangan pribadi, hasil wawancara melalui telepon dan

sebagainya) tidak perlu dicantumkan dalam Daftar Pustaka, karena tidak ada bukti

tulisannya.

7) Sumber-sumber referensi yang dipakai dan dicantumkan dalam bentuk kutipan harus

dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber referensi yang hanya dibaca tetapi tidak

ada yang dikutip dan disajikan dalam bentuk kutipan tidak perlu dicantumkan dalam

daftar pustaka.

BUKU

Ketentuan umum :

1. Judul buku harus digaris bawah atau dicetak miring.

2. Judul buku seluruhnya berhuruf awal kapital, kecuali kata sambung (dari, di, ke, yang ,

pada, untuk).

3. Urutan penulisan adalah sebagai berikut :

Nama pengarang, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, dan kota penerbit.

• Buku yang ditulis oleh satu orang

Urutan penulisan adalah sebagai berikut :

Nama pengarang, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, dan kota penerbit.

Misalkan buku A History of God yang ditulis oleh Karen Armstrong, diterbitkan oleh

Ballantine Books di New York pada tahun 1994.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Armstrong, Karen, (1994), A History of God, Ballantine Books, New York.

• Buku berbeda yang ditulis oleh satu orang yang sama dalam tahun yang sama O. Setiawan Juharie menulis dua buah buku, yaitu Panduan Membuat Karya Tulis dan

Panduan Penulisan Sripsi Tesis. Keduanya diterbitkan oleh Yrama Widya di Bandung

pada tahun 2001.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Juharie, O. Setiawan., (2001a), Panduan Membuat Karya Tulis, Yrama Widya,

Bandung.

Juharie, O. Setiawan., (2001b), Panduan Penulisan Sripsi Tesis Disertasi, Yrama

Widya, Bandung.

• Buku yang ditulis oleh lebih dari satu orang

Aturan umum :

1) Semua nama pengarang harus dituliskan dalam Daftar Pustaka.

2) Daftar Pustaka tidak boleh menggunakan kata “et al”.

3) Jika penulis lebih dari satu orang, maka nama penulis pertama dibalik (ditulis mulai

dengan nama marga atau nama belakang, kemudian nama depan dan nama

tengahnya). Lakukan hal yang sama untuk nama-nama penulis lainnya.

Page 69: Modul met lit

69

Misalnya buku Beyond Total Quality Management yang ditulis oleh Greh Bounds,

Lyle Yorks, Mel Adams, dan Gipsie Ranney, diterbitkan oleh McGraw-Hill pada tahun

1994 di Tokyo.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Bounds, Greh, Yorks, L., Adams, M., Ranney, G., (1994), Beyond Total Quality

Management, McGraw-Hill, Tokyo.

atau

Bounds, Greh, Yorks, L., Adams, M. dan Ranney, G., (1994), Beyond Total Quality

Management, McGraw-Hill, Tokyo.

Misalnya buku Integrated Production Control System Edisi kedua yang ditulis D.D.

Bedworth dan J. E. Bailey, diterbitkan oleh John Wiley & Sons tahun 1987 di New

York.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Bedworth, D.D. dan Bailey, J. E., (1987), Integrated Production Control System, 2nd

ed., John Wiley & Sons, New York.

atau

Bedworth, D.D., Bailey, J. E., (1987), Integrated Production Control System, 2nd

ed.,

John Wiley & Sons, New York.

• Buku terjemahan

Buku Management Control Systems karangan Robert N. Anthony dan Vijay

Govindrajan yang diterjemahkan oleh Hestining Pupus Pengastuti dan diterbitkan oleh

U.P. Panca Mitra tahun 1992 di Magelang.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Anthony, Robert N. dan Govindrajan, Vijay, (1992), Management Control Systems,

Terjemahan Hestining Pupus Pengastuti, U.P. Panca Mitra, Magelang.

ARTIKEL

Ketentuan Umum

1. Untuk artikel dari jurnal atau buku kumpulan jurnal, yang dicetak miring adalah nama

jurnal atau judul buku kumpulan jurnalnya, bukan judul artikelnya.

2. Urutan penulisan adalah sebagai berikut :

Nama pengarang, tahun terbit, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor, halaman.

3. Judul artikel dalam jurnal atau buku (koleksi artikel) harus dikutip dalam tanda kutip

tunggal. Huruf kapital pada setiap awal kata.

• Artikel dari jurnal Misalkan artikel berjudul The Giving of Hostages, pengarang J. Kenneth Small, dimuat

di jurnal Politics and The Life Sciences, volume 16, nomor 1, halaman 77-85, terbit

tahun 1997.

Page 70: Modul met lit

70

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Small, J. Kenneth, (1997), ‘The Giving of Hostages’, Politics and The Life Sciences,

Vol. 16, No. 1, Page 77-85.

• Artikel dari kumpulan artikel yang berbentuk buku Artikel berjudul Design for Manufacture : an Overview yang ditulis oleh H. W. Stoll,

di dalam buku berjudul Design for Manufacture yang diedit oleh J. Corbett, M.

Dooner, J. Meleka, dan C. Pym, diterbitkan oleh Addison Wesley tahun 1991 di kota

Reading.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Stoll, H.W., (1991), ‘Design for Manufacture : an Overview’, in Corbett, J., Dooner,

M., Meleka, J., Pym, C. (eds), Design for Manufacture, Addison Wesley, Reading.

Ket : eds adalah singkatan dari editors (jika lebih dari 2 orang penyuntingnya)

INTERNET

Garret, R., Design for Assembly, [Online]. Available : http://engineer.gvsu.edu/vac/ [2001,

May 5].

SKRIPSI, TESIS, ATAU DISERTASI

Peranginangin, Ezra, 2004, Implementasi P3JJ (Profesi dengan 3 Jalur ber-Jenjang)

dengan Menggunakan Pemodelan Aktivitas IDEP0, Unpublished Tesis, Program Pasca

Sarjana Institut Teknologi Bandung, Bandung.

PUBLIKASI DEPARTEMEN

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1993), Kurikulum dan GBPP SMU 1993,

Depdikbud Republik Indonesia, Jakarta.

DOKUMEN

Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, (1983), Laporan Penilaian Proyek

Pengembangan Pendidikan Guru, Depdikbud, Jakarta.

SURAT KABAR

• Apabila tidak ada penulisnya

Sebaiknya Presiden Megawati Pergi ke Dilli, Kompas, 22 April 2002.

• Apabila ada penulisnya Djuharie, Otong Setiawan, (2000), ‘Building Professional Teachers’, The Jakrta Post,

15 Januari 2000.

Djuharie, O. Setiawan, (1996), “Wajah Baru Bahasa Inggris di UMPTN’, Pikiran

Rakyat : Lembar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 24 Desember 1996.

Page 71: Modul met lit

71

MAJALAH

• Ada penulis Soesastro, Hadi, (2002), ‘Sebuah Tetangga Mini’, Tempo, April, Minggu ke III.

• Tanpa penulis

Sebaiknya Presiden Megawati Pergi ke Dilli, (2002), Tempo, Edisi 22-28 April.

MAKALAH

Makalah yang ditulis Etty Indriati berjudul Molar Patterns on Javanese People,

dipresentasikan pada The International Conference on Paleoanthropology, 14-16 Oktober

di Beijing.

Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :

Indriati, E., (1999), ‘Molar Patterns on Javanese People’, Makalah dipresentasikan pada

The International Conference on Paleoanthropology, 14-16 Oktober, Beijing.

Djuharie, Otong Setiawan, (2000), ‘Upaya Peningkatan Mutu Pengajaran Guru Bahasa

Sekolah Dasar’, Makalah dipresentasikan pada Lokakarya Bulan Bahasa 2000, Universitas

Galuh Ciamis.

SIARAN TELEVISI

TVRI, Warta Berita, 20 April 2002, jam 21.30 WIB.

Page 72: Modul met lit

72

11. Presentasi Penelitian

A. Tujuan Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik presentasi penelitian

B. Uraian Materi

a. Pentingnya Presentasi Penelitian

Mengapa kemampuan presentasi itu penting?

• Peneliti: mengkomunikasikan ide/gagasan/hasil penelitian, sehingga peneliti

mendapatkan pengikut dalam bidang pengetahuannya.

• Pemimpin: menguasai massa/dekat dengan masyarakat.

Apa yang perlu dikuasai agar kita bisa mempresentasikan sesuatu dengan baik?

1) Penguasaan bahasa yang baik dan lancar.

2) Keberanian.

3) Ketenangan sikap di depan massa.

4) Sanggup mengadakan reaksi dengan cepat dan tepat.

5) Sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur.

6) Memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung

Empat macam metoda presentasi:

1) Metoda impromptu (serta merta)

• Berdasarkan kebutuhan sesaat/tak ada persiapan sama sekali.

• Pembicara serta merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya.

2) Metode menghafal

• Naskah dipersiapkan kemudian dihafal kata demi kata

• Menjemukan dan tidak menarik � pembicara cenderung berbicara cepat dan tidak

menghayati maknanya.

• Pembicara sulit menyesuaikan diri dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar

selagi presentasi.

3) Metode naskah

• Seringkali dipakai dalam pidato resmi atau pidato radio.

• Bersifat masih agak kaku kecuali banyak latihan karena mata pembicara selalu

ditujukan ke naskah dan intonasi monoton.

4) Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah)

• Naskah dipersiapkan tetapi pembicara tidak menghafal isinya (kata-kata sendiri),

hanya menggunakan catatan untuk mengingat urutan-urutan idenya.

Kunci presentasi yang baik adalah persiapan yang baik

Page 73: Modul met lit

73

Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan

a. Meneliti masalah

1) Menentukan maksud dan topik

2) Menganalisis pendengar dan situasi

3) Memilih dan menyempitkan topik

b. Menyusun uraian

1) Mengumpulkan bahan

2) Membuat kerangka uraian

3) Menguraikan secara mendetail

c. Mengadakan latihan

Menentukan Maksud Dan Topik

Suatu presentasi mengandung maksud umum dan khusus. Maksud umum dapat

menimbulkan reaksi umum, dibedakan atas:

Tujuan umum Reaksi yang diinginkan Sifat dan jenis uraian

Mendorong Ilham atau inspirasi;

membangkitkan emosi

Persuasif

Meyakinkan Penyesuaian pendapat,

penyesuaian intelektual;

percaya dan yakin

Persuasif

Bertindak/berbuat Tindakan atau perbuatan

tertentu dari para pendengar

Persuasif

Memberitahukan Pengertian yang tepat Instruktif

Menyenangkan Minat dan kegembiraan rekreatif

Tujuan khusus dapat berupa tanggapan khusus dari pendengar

Topik mengandung materi pembicaraan atau masalah yang diuraikan serta obyek atau

aktivitas yang perlu diketahui pendengar.

Judul adalah semacam slogan yang menampilkan topik dalam bentuk yang menarik: harus

relevan, provokatif, dan singkat.

Aspek yang harus diperhatikan dalam memilih topik

1) Sudah diketahui serba sedikit serta ada kemungkinan untuk memperoleh lebih

banyak keterangan atau informasi.

2) Menarik untuk pembicara.

3) Menarik perhatian pendengar.

Terjadi jika:

� merupakan persoalan pendengar,

� merupakan suatu jalan keluar dari suatu persoalan,

� merupakan persoalan yang tengah ramai dibicarakan dalam masyarakat atau

yang jarang terjadi,

� persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat.

4) Persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar atau

sebaliknya.

Page 74: Modul met lit

74

5) Persoalan yang dibawakan dalam penyajian harus dapat diselesaikan dalam waktu

yang disediakan.

Contoh 10.1

Topik : Terjun bebas

Tujuan Umum : Memberitahukan

Tujuan Khusus : Agar pendengar mengerti perbedaan antara Terjun Biasa dan

Terjun Bebas.

Contoh 10.2

Topik : Terjun bebas

Tujuan Umum : Mendorong

Tujuan Khusus : Untuk menarik sebanyak mungkin peminat agar mereka tertarik untuk

ikut serta dalam latihan Terjun Bebas.

Menganalisis Situasi Dan Pendengar

Dalam menganalisis situasi akan muncul persoalan-persoalan berikut:

1) Apa maksud hadirin berkumpul untuk mendengarkan presentasi?

2) Adat kebiasaan atau tata cara mana yang mengikat mereka?

3) Kapan acara itu dimulai? Apakah ada acara-acara yang mendahului atau mengikuti

pembicaraan itu?

4) Di mana pembicaraan itu akan dilangsungkan?

Ada dua hal yang perlu diketahui dalam menganalisis pendengar, yaitu:

1) Data-data umum: jumlah, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan

keanggotaan polik atau sosial.

2) Data-data khusus:

• pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan,

• minat dan keinginan pendengar,

• sikap pendengar: menaruh perhatian atau apatis, bersahabat, bermusuhan atau

angkuh.

Penyesuaian diri

Page 75: Modul met lit

75

Pustaka

1. Indriantoro,N.,Supomo,B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi

dan Manajemen. Edisi pertama, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

2. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

3. Marzuki. (1997). Metodologi Riset, Jogjakarta: BPFE-UII.

4. Wahiono, R.S. (2003). Klasifikasi Ilmu Komputer. Situs:http://ilmukomputer.org

(diunduh, 20 Juli 2009)

5. Al Fatta, H. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan

Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi.