proposal met lit

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin mudahnya informasi dREPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Ketua Umum Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Bogor dr Djoko Setionegoro menyebutkan, tren peningkatan penyakit thalasemia dikalangan masyarakat terus meningkat setiap tahunnya. "Peningatakan tiap tahunya mencapai 5 hingga 10 persen di Indonesia, sedangkan di Jawa Barat, setiap 3.000 kelahiran bayi, kemungkinan 300 bayi diantaranya menderita penyakit thalasemia tersebut," kata dr Djoko Setionegoro, di Bogor, Senin. 1. PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG THALASEMIA MASIH KURANG 2. MENINGKATNYA KASUS THALASEMIA 5s/d 10 % PERTAHUN 3. THALASEMIA MERUPAKAN SALAH SATU PENYAKIT YANG BISA DICEGAH TETAPI TIDAK BISA DIOBATI 4. RENDAHNYA HARAPAN HIDUP PENDERITA TANPA PENANGANAN YANG BENAR KIMIA BAHAN ALAM 1

Upload: erti-yustia

Post on 08-Aug-2015

114 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Met Lit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin mudahnya informasi

dREPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Ketua Umum Perhimpunan Orangtua Penderita

Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Bogor dr Djoko Setionegoro menyebutkan, tren

peningkatan penyakit thalasemia dikalangan masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.

"Peningatakan tiap tahunya mencapai 5 hingga 10 persen di Indonesia, sedangkan di Jawa

Barat, setiap 3.000 kelahiran bayi, kemungkinan 300 bayi diantaranya menderita penyakit

thalasemia tersebut," kata dr Djoko Setionegoro, di Bogor, Senin.

1. PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG THALASEMIA MASIH

KURANG

2. MENINGKATNYA KASUS THALASEMIA 5s/d 10 % PERTAHUN

3. THALASEMIA MERUPAKAN SALAH SATU PENYAKIT YANG BISA

DICEGAH TETAPI TIDAK BISA DIOBATI

4. RENDAHNYA HARAPAN HIDUP PENDERITA TANPA PENANGANAN

YANG BENAR

5. BANYAKNYA ANAK PENDERITA THALASEMIA YANG PUTUS SEKOLAH

SEKITAR 50 %

KIMIA BAHAN ALAM 1

Page 2: Proposal Met Lit

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu tanaman rosella ?

2. Bagaimana ciri – ciri tanaman rosella ?

3. Apa saja kandungan dari rosella ?

4. Apa saja khasiat rosella secara empiris ?

5. Apa saja khasiat rosella secara ilmiah?

6. Bagaimana cara pengolahan rosella ?

7. Apa itu flavaonoid ?

8. Bagaimana cara mengenali flavonoid dalam suatu bahan?

9. Bagaimana cara mengisolasi flavonoid dari rosella ?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan secara terperinci klasifikasi tanaman rosella.

2. Menjelaskan morfologi tanaman rosella.

3. Menjelaskan apa saja senyawa – senyawa yang terkandung dalam rosella.

4. Menjelaskan penggunaan rosella secara empiris.

5. Menjelaskan rosella secara ilmiah.

6. Menjelaskan cara pengolahan rosella untuk bisa digunakan.

7. Menjelaskan tentang apa itu flavonoid.

8. Menjelaskan cara mengidentifikasi senyawa flavonoid.

9. Menjelaskan cara untuk mengisolasi flavonoid dari rosella.

KIMIA BAHAN ALAM 2

Page 3: Proposal Met Lit

BAB II

ISI

2.1 TANAMAN ROSELLA

2.1.1 KLASIFIKASI TANAMAN

Berdasarkan taksonomi tumbuhan rosella adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )

Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae ( suku kapas-kapasan )

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

Kerabat Dekat :

Waru Gunung , Mrambos Merah , Kembang Sepatu , Wora-wari Gantung , Waru

Gombong, Bunga Sepatu Mawar , Waru Lengis , Waru Landak , Hibiscus, Yute Jawa

( www.plantamor.com/index )

2.1.2 NAMA DAERAH

Indonesia : Rosella,

Sunda : Perambos, gamet walanda ,

Jawa Tengah : Merambas hijau

KIMIA BAHAN ALAM 3

Page 4: Proposal Met Lit

Padang : Asam jarot

Muara Enim : Asam rejang

2.1.3 NAMA ASING

Inggris : Roselle, red sorrel

Cina : luo shen kui,  luo shen hua

India Barat : Jamaican sorel

Perancis : Oseille rouge

Spanyol : Quimbombo chino

Afrika Utara : Karkade

Senegal : Bisap

Malaysia : Asam susur

( Mardiah – Sawarni – Reki – Arifah -2009 )

2.1.4 MORFOLOGI TANAMAN

Merupakan tumbuhan semak, tegak, tinggi bisa mencapai 0.5 m – 3 m. Memiliki

akar tunggang, putih. Dengan bagian batang berbentuk bulat, tegak, dengan

percabangan simpodial, berkayu, berwarna merah.

KIMIA BAHAN ALAM 4

Page 5: Proposal Met Lit

Daun tunggal,berbentuk bulat telur dengan pertulangan menjari, ujung daun

tumpul, tepi beringgit, pangkal berlekuk, memiliki panjang 6-15cm, lebar 5-8 cm,

tangkai panjang 4 - 7 cm, penampang bulat, berwarna hijau.

Bunga tunggal, di ketiak daun, kelopak terdiri dari delapan sampai sebelas

daun kelopak, berbulu, panjang 1 cm. pangkal berlekatan, berwarna merah. Mahkota

bunga berbentuk corong, terdiri dari lima daun mahkota, dengan panjang 3-5 cm.

Tangkai benang sari panjang ± 5 mm, putik berbentuk tabung, berwarna kuning,

merah.

KIMIA BAHAN ALAM 5

Page 6: Proposal Met Lit

Buah berbentuk kotak kerucut, berambut, dan terbagi menjadi lima ruang,

merah. Dengan biji berbentuk ginjal, berbulu, panjang ± 5 mm, lebar ± 4mm, masih

muda berwarna putih, setelah tua menjadi abu-abu.

( K heyne , 1987 )

KIMIA BAHAN ALAM 6

Page 7: Proposal Met Lit

2.1.5 KANDUNGAN ROSELLA

Banyak sekali pendapat tentang kandungan Rosella tersebut diantaranya :

• Kandungan flavonoid anthocyanin, delphinidin

• Kandungan asam lemak

Asam formiat ( HCOOH )

Asam Acetat ( CH3COOH )

Asam propionate ( CH3CH2COOH )

Asam butirat ( CH3(CH2)2COOH )

Asam kaproat ( CH3(CH2)2)6COOH )

Asam pelargoat ( CH3(CH2)7COOH

Asam palmitat ( CH3(CH2)14COOH )

Asam Oleat ( CH3(CH2)7 – CH – CH – (CH2)7 )

Asam stearat ( CH3(CH2)16COOH )

•  Kandungan lainnya

Methyl alkohol ( CH3OH )

Ethyl alkohol ( CH3CH2OH )

Isopropyl alkohol ( (CH3)2CHOH )

Isopentyl alkohol ( (CH3)2CHCH2CH2OH )

2 Terpinyl acetat ( C10H18O )

2 Sitosteryl benzoate ( C6H5COOC29H49 )  

( Hong, Yuh, Ming 1982 )

KIMIA BAHAN ALAM 7

Page 8: Proposal Met Lit

Litelatur lain menyebutkan :

• Antosianin yang berada dalam bentuk glukosida yang terdiri dari cyanidin – 3-

sambubioside, delphinidin -3-glucose, delphinidin-3-sambubioside.

• Flavonols yang terdiri dari gossypetin, hibiscetine, quercetia

• Zat gizi lain diantaranya kalsium, niasin, riboflavin, besi yang cukup tinggi

• Protein, serat kasar, sodium, vitamin c, dan vitamin A,

• Komponen asam yang dominan, yaitu asam sitrat , asam malat.

• Asam lemak dominan yaitu asam palmitat , asam oleat dan asam linolenat.

• Sterol yang paling utamanya yaitu b- sitosterol

( Mardiah – Sawarni – Reki –Arifah, 2009

)

2.1.6 Khasiat Tradisional Rosella

Secara empiris rosela berkhasiat diantaranya sebagai :

• Rosela berkhasiat sebagai bahan antiseptic, penambah syahwat, astringent.

• Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu,

demam, gusi berdarah dan mencegah penyakit hati.

• Khasiat lain dari rosela adalah dapat mengurangi kepekatan/kekentalan darah,

membantu proses pencernaan, mencegah peradangan pada saluran kencing dan ginjal,

penyaringan racun pada tubuh, mencegah kekurangan vitamin C, melancarkan

peredaran darah, melancarkan buang air besar, menurunkan kadar penyerapan alcohol

dan penahan kekejangan.

• Bunga rosella banyak digunakan untuk pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai

bahan pewarna pada makanan.

KIMIA BAHAN ALAM 8

Page 9: Proposal Met Lit

• Ekstrak dari kuncup bunganya ternyata mampu berfungsi sebagai antipasmodik

(Penahan kekejangan), anthelmintik dan anti bakteri.

• Daun rosela bias digunakan untuk merawat luka, penyakit kulit dari gigitan serangga.

• Biji rosela digunakan untuk mengobati penyakit kulit, kekurangan darah dan lesu.

( Maryani, 2005 )

2.1.7 KAJIAN ILMIAH ROSELLA

Respon masyarakat umum sangat bagus sekali terhadap tanaman rosella ini,

sehingga banyak sekali peneliti baik individu maupun lembaga yang melakukan penelitian,

diantaranya:

NO PENGGUNAAN

TRADISIONAL

PEMBUKTIAN ILMIAH

1 ANTIKANKER De-Xing Hou peneliti dari Faculty of Agriculture,

Kagoshima University Jepang , menemukan senyawa

antosianin delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-

sambubioside yang bekerja menghambat terjadinya

kehilangan membran mitokondria dan pelepasan sitokrom

dari mitokondria ke sitosol sehingga ampuh untuk

mengatasi kanker darah atau leukemia.

( Mardiah – Sawarni – Reki –Arifah,

2009 )

John Mclntosh, peneliti dari Massey University Selandia

Baru, mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak

bunganya dan terbukti mengandung 24% antioksidan dan

KIMIA BAHAN ALAM 9

Page 10: Proposal Met Lit

51% antosianin. Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal

bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan sehingga

memiliki efek anti kanker. 1l dari sinar ultraviolet berlebih

yang diserap tubuh.

(http://creasoft.wordpress.com/2008/05/04/rosella)

2 ANTIHIPERTENSI Abdul Al-Aziz Sharafdari Institute of African and Asian

Studies (1962), A.H. Tarkhani dan M Haji Faraji dari

Shaheed Beheshti University of Medical Scines and Health

service , Teheran Iran.

Maureen Willian ND seorang dokter naturopati dari Bastyr

University di Seatle Amerika Serikat. Mereka semua

mengemukakan sifat hipotensif ( antihipertensi ) dari

rosella .

Kemudian Onyenekwe ( 1999) dan Herera (2004) Meneliti

LD50 dari ekstrak kelopak rosella hasilnya kandungan 9,6

mg total antosianin memiliki kemampuan menurunkan

tekanan darah sama dengan 50 mg/hari captopril.

( Mardiah – Sawarni – Reki –

Arifah, 2009 )

3 ANTIDIABETES Adegunlove et al (1996) menemukan rosela dapat

memberikan pengaruh terhadap kadar serum kreatinin ,

kolesterol dan glukosa, sehingga memiliki kemampuan

sebagai antidiabetes.

Mardiah et al (2207) melakukan percobaan penurunan

kadar glukosa darah tikus pengidap diabetes dan

membuktikan bahwa rosella dapat memperbiki sen b- pada

pulau langerhans sel pankreas sehingga dapat memproduksi

KIMIA BAHAN ALAM 10

Page 11: Proposal Met Lit

insulin dengan baik.

( Mardiah – Sawarni – Reki –

Arifah, 2009 )

4 ANTIKOLESTEROL Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition,

Universidad Complutense de Madrid, Spanyol melakukan

penelitian pe nurunan kadar trigliserida dan LDL-

kolesterol dalam darah. Menurut Sayago rosela

mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan

lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH) seduhan

rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi

lambung untuk pengidap maag, karena kemungkinan

memiliki efek merugikan

( Anonim, 2010 )

5 MENURUNKAN

BERAT BADAN

Francisco J-Alarcon – Aguilar dari Universitas Autanoma

Metropolitana Iztapalapa, Meksiko Melakukan percobaan

terhadap tikus gemuk dengan bobot 45 gram, diberikan 120

mg ekstrak rosela yang mengandung 33,64 mg total

antosianin dan diberikan selama 60 hari dan hasilnya bobot

tikus menjadi normal . Dengan efek lain penurunan tg dan

kolesterol serta meningkatnya cairan ion.

( Mardiah – Sawarni – Reki –Arifah, 2009 )

KIMIA BAHAN ALAM 11

Page 12: Proposal Met Lit

2.2 FLAVONOID

2.2.1 STRUKTUR UMUM FLAVONOID

Flavonoid merupakan senyawa karboaromatik yang terdapat pada semua bagian

tanaman : buah, pollen, akar, daun, dan lain-lain

( Fong , 1973 )

Berfungsi sebagai pigmen (pemberi warna) biasanya kuning, merah, orange, bisa juga

untuk proteksi terhadap serangan mikroba, sinar ultraviolet dan insekta . Struktur senyawa

plavonoid mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam dua

cincin aromatic ( benzene ) yang dipisahkan oleh unit propane ( karbon yang linier ) : C6-

C3-C6

KIMIA BAHAN ALAM 12

Page 13: Proposal Met Lit

5 6

7 8

A8

1 0

O

C

4 3

2 C

2’

1’

3’

6’ 5’

4’

2.2.2 PENGGOLONGAN FLAVONOID

Penggolongan plavonoid ini dibagi ke dalam 2 kategori, Yaitu :

A. Penggolongan berdasarkan struktur aglikon

Menurut strukturnya senyawa flavonoiddapat dibagi menjadi beberapa

golongan diantaranya

- Antosianidin

OH

OH

OH

OH

OH

O

- Flavon

- Flanonon

A8

HO

OH O

O

- Flavonol

- Isoflavon

OH

HO

O

O

KIMIA BAHAN ALAM 13

Page 14: Proposal Met Lit

- Kalkon

HO OH

C CH CH OH

OH

O

- Auron

HO

OH

CH

OH

OH

O

O

- Dihidroflavonol

- Leukoantosianin

( Fong , 1973 )

B. Penggolongan Berdasarkan Jenis Ikatan

Berdasarkan jenis ikatannya maka plavonoid digolongkan sebagai :

- Flavonoid O- glikosida

Adalah flavonoid yang satu atau lebih gugus hidroksiflavonoidnya terikat

pada satu atau lebih gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak tahan asam

- Flavonoid C – glikosida

Adalah flavonoid yang gugus gulanya terikat pada atom karbon flavonoid

dan terikat pada inti benzene dengan ikatan karbon yang tahan asam.

- Flavonoid Sulfat

KIMIA BAHAN ALAM 14

Page 15: Proposal Met Lit

Adalah flavonoid yang mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat

pada OH fenol atau gula.

- Biflavonoid

Adalah flavonoid dimer dari flavon dan flavonon, penyebarannya terbatas

pada paku – pakuan.

( Markham , 1988 )

2.2.3 SIFAT FISIKA KIMIA SENYAWA FLAVONOID

Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar

seperti methanol, buthanol,dimetilsulfoksida ( DMSO ), dimetilformamida

( DMF ). Disamping itu dengan adanya gugus gula yang terikat pada flavonoid

lebih mudah larut dalam air.

Pemisahan senyawa berdasarkan sifat kelarutan dalam berbagai macam pelarut

dengan kepolaran meningkat sebagai berikut :

- Dalam fase eter terdapat flavonoid bebas atau aglikon

- Dalam fase etil asetat terdapat flavonoid O- glikosida

- Dalam n-butanol ditemukan flavonoid C- glikosida

( Markham , 1988 )

2.3 ISOLASI FLAVONOID DARI ROSELLA

2.3.1 PENYIAPAN SIMPLISIA

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain adalah bahan yang

telah dikeringkan. Untuk tanaman rosella yang dipergunakan sebagai simplisia

adalah bagian kelopak bunganya.

KIMIA BAHAN ALAM 15

Page 16: Proposal Met Lit

Bahan yang akan digunakan sebagai simplisia harus memenuhi syarat

kemurnian simplisi yaitu harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran

hewan, tidak boleh menyimpang baud an warnanya, tidak boleh mengandung lender

dan cendawan, atau menunjukkan tanda- tanda pengotor lain. Tidak boleh mengan

dung bahan lain yang beracun atau berbahaya.

( J B Harborne 1987 )

SKEMA PENYIAPAN BAHAN

Identifikasi tanaman bahwa tanaman yang akan

dipanen adalah tanaman hibiscus sabdarifa L

Memanen bunga dengan umur kurang lebih 60 hari

Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk hasil

yang maksimal

Pemanenan menggunakan alat yang tajam untuk

mencegah agar simplisia tidak rusak

KIMIA BAHAN ALAM 16

PENGUMPULAN BAHAN ATAU PEMANENAN

SORTASI BASAH

Page 17: Proposal Met Lit

Pemisahan tanaman dari bahan asing untuk rosella

ini termasuk pemisahan biji dari kelopak bunga

Kelopak bunga dicuci dengan air bersih yang

mengalir agar jumlah mikroba berkurang

Dengan cara alami dijemur, dihamparkan pada nyiru

atau tikar bambu pada sekitar pukul 9 – 11 dan pukul

14 - 16

Atau bisa dengan cara dioven pada suhu 60 – 70 0 C

selama 4 – 5 jam

Dalam wadah tertutup, gelap, bersuhu ruangan,

berventilasi baik, kelembaban cukup.

2.3.2 PENAPISAN FITOKIMIA

Penapisan fitokimia dari suatu simplisia tumbuhan obat dikelompokan ke dala

beberapa kelompok yaitu :

- Alkaloid

- Triterpenoid dan steroid

- Saponin

- Tannin

- Kuinon

- Flavonoid

KIMIA BAHAN ALAM 17

PENYIMPANAN

SORTASI KERING

PENGERINGAN

PENCUCIAN

Page 18: Proposal Met Lit

Untuk rosella ini sendiri dilakukan penapisan fitokimia flavonoid dengan

cara sebagai berikut

SKEMA PENAFISAN FITOKIMIA FLAVONOID

Ditambahkan air panas sebanyak 100 ml

Didihkan selama 15 menit

Saring

- Ditambahkan serbuk Mg

- Ditambah 2 ml larutan alcohol – Hcl dikocok

kuat - biarkan memisah

2.3.3 ISOLASI FLAVONOID

Isolasi flavonoid dari sutau simplisia dapat dilakukan dengan 2 cara , yaitu

A. Isolasi flavonoid dengan pelarut air

Isolasi ini merupakan cara umum untuk mengisolasi flavonoid dari buah,

daun dan bunga. Isolasi dilakukan dengan cara serbuk diekstraksi dengan air dan

dipanaskan diatas penangas air. Ekstrak air yang diperoleh diekstraksi dengan

pelarut etil asetat atau n- butanol.

( Stahl 1969 )

B. Isolasi flavonoid dengan metoda Charaux Paris

KIMIA BAHAN ALAM 18

1 gr bubuk rosella

LAPISAN ATASLAPISAN BAWAH

5 ml FILTRATAMPAS

Pengamatan terkandung flavonoid

dalam zat tersebut apabila timbul

warna merah, kuning, jingga.

Page 19: Proposal Met Lit

Metoda ini sangat baik untuk memisahkan flavonoid dari tanaman, sebab

pemisahannya dilakukan berdasarkan sifat kepolaran. Ekstraksi dilakukan

dengan methanol, kemudian ekstrak yang didapat diuapkan hingga bebas

methanol lalu dilarutkan dalam air panas. Fase air yang didapat diekstraksi

berturut – turut dengan eter, etil asetat, dan n- butanol.

( J B Harborne 1987 )

SKEMA ISOLASI FLAVONOID DARI ROSELLA

Diremaserasi dengan methanol yang

mengandung hcl pekat 1%

Diuapkan dengan penguap vakum putar

Ditambah air panas, disaring, kemudian didinginkan

KIMIA BAHAN ALAM 19

EKSTRAK METANOL

EKSTRAK KENTAL METANOL

AMPAS

BUNGA ROSELA KERING

Page 20: Proposal Met Lit

FRAKSI N - HEKSAN

FRAKSI ETIL ASAETAT

Diekstrak cair – cair dengan n- heksan menggunakan

corong pisah

o Diuapkan dengan

penguap vakum

Di ECC dengan etil asetat menggunakan corong pisah

Diuapkan

dengan

penguap vakum

- Dipantau dengan KKT dan KLT analitik

METODE ECC

Ekstraksi cair – cair merupakan salah satu proses ekstraksi ( penarikan

komponen kimia yang berada dalam simplisia ) berdasarkan bentuk. Dalam proses

ekstraksi ini , solute dipindahkan dari ciran satu ke cairan yang lain dan tidak

bercampur dengan cara pengocokan ( bersentuhan ) yang berulang. Biasanya

dilakukan dalam corong pemisah.

.Atau bisa juga menggunakan prosedur klasik dengan mengekstraksi –

sinambung serbuk bahan dengan alat soxhlet menggunakan pelarut secara berganti –

ganti. Ekstrak yang diperoleh dijernihkan dengan penyaringan menggunakan

KIMIA BAHAN ALAM 20

FRAKSI AIR

FRAKSI N – HEKSAN KENTAL

FRAKSI AIR

FRAKSI ETIL ASETAT KENTAL

Page 21: Proposal Met Lit

“Celite” dan pompa air, lalu dipekatkan dengan hampa.. Sekarang hal tersebut

biasanya dilakukan dalam penguap putar yang akan memekatkan larutan menjadi

volume kecil tanpa terjadi percikan pada suhu antara 30 dan 40 o C.

( J B Harborne 1987 )

2.3.4 METODE KROMATOGRAFI

Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan dimana komponen dari

suatu sampel akan terdistribusi dalam 2 fase, fase diam dan fase lainnya gerak.

Kromatografi yang digunakan dalam isolasi Flavonoid dari rosella ini adalah :

Kromatografi Kertas (KKT)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kedua kromatografi ini termasuk kromatografi planar dimana fase geraknya ( naik /

turun ) karena adanya gaya yang bekerja ( bisa gaya kapiler / gaya gravitasi ).

Kromatografi Kertas (KKT)

Pada KKT pelaksanaanya relative mudah hanya memakai lembaran kertas

saring sebagai medium pemisahan sekaligus sebagai penyangga. digunakan

pengembang BAA ( n-butanol – asam asetat – air ; 4: 1 : 5 lapisan atas ) dengan

penampak bercak alumunium klorida 10%.

Pada kromatogram BAA ini akan terlihat pemisahan yang lebih jelas antara o –

glikosida serta c – glikosida flavon yang tak terhidrolisis ( Rf pertengahan sampai

rendah ) dam aglikon ( Rf tinggi ).

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

KIMIA BAHAN ALAM 21

Page 22: Proposal Met Lit

Kromatografi ini merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan,

karena keserbagunaan , kecepatan, dan kepekaanya. serta merupakan teknik yang

paling mudah dan paling murah dalam memisahkan senyawa bahan alam. Pada KLT

silikia gel, alumina, selulosa ( partisi ) digunakan sebagai adsorben. Sedangkan

penyangganya menggunakan plat kaca, alumunium atau plastic ( meskipun jarang

digunakan ) Pengembang pada KLT bisa menggunakan pengembangan tunggal,

pemgembangan berganda atau pengembangan 2 dimensi, atau bisa juga memekai

pengembang yang digunakan pada kromatografi kertas. Sedang umtuk penampak

bercak menggunakan asam sulfat 10%.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Flavonoid merupakan senyawa karboaromatik yang terdapat pada semua bagian

tanaman : buah, pollen, akar, daun, dan lain-lain. Sedangkan untuk tanaman rosella

( Hibiscus sandarifa L ) yang akan diisolasi adalah flavonoid dari bagian kelopak bunga

yang telah dijadikan sutau simplisia.

KIMIA BAHAN ALAM 22

Page 23: Proposal Met Lit

Rosella ini mempunyai berbagai macam kegunaan baik secara empiris berdasarkan

pengalaman di masyarakat yang katanya dapat menyembuhkan segala macam penyakit,

maupun berdasarkan kajian ilmiah yang membuktikan rosella mempunyai efek sebagai

antikanker, antihipertensi, antidiabetes, antikolesterol, bahkan menurunkan berat badan

juga.

Isolasi flavonoid dari tanaman rosella ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan baik dari

segi bahan yang sudah banyak dibudidayakan, maupun dari segi tekhnik yang sederhana

dan tidak terlalu rumit. Hanya pekerjaanya saja yang perlu berhati – hati karena ketika

proses isolasi banyak menggunakan zat – zat yang bersifat toksik.

3.2 Saran

Perlu adanya panduan dan acuan yang jelas sekali mengenai proses isolasi flvonoid

dari rosella ini untuk menghindari kesalahan – kesalahan yang bisa mengakibatkan hal – hal

yang tidak diinginkan. Sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan akurat serta

tepat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. Mardiah, M.Si. Ir. Sawarni H.MT. Dr. Reki Wiraksono A Shadi. Ir.

Arifah Rahaya, M.Si. “Budi Daya Dan Pengolahan Rosela”. Agromedia

Pustaka 2009.

2. Skripsi Dian Ari “Skrining Dan Isolasi Flavanoid Dari Daun Kenikir

(Cosmos Caudatus H.B.K)”. Farmasi Uniga 2004.

KIMIA BAHAN ALAM 23

Page 24: Proposal Met Lit

3. Skripsi Imas Noerani SR. “Formulasi Sediaan Lipstik Cair Dengan

Menggunakan Pewrana Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn). Farmasi Uniga

2010.

4. DEPKES RI “ Materia Medika Indonesia Jilid 2”. Tahun 1978.

5. Backer Bakhuizen Nup Noordhoff - Gro nidgen “Flora Of Java” The

Nethec Lands 1963

6. Lily M. Perry “Medicinal Plant Of Cast And Southeast Asia”. The MT

Press 1980.

7. Trease And Evans “Pharmacognosy” Toronto 2000.

8. Tyler Brady Robbers Lead And Febiger “Pharmacognosy” Philadelphia

1988.

9. Hong Yen Hsu, Yuh Pan Chen, Mina Hong. “The Chemical Constituents

Of Oriental HERBS”. Taiwan 1982.

10.K Heyne “Tumbuhan Berguna Indonesia III”. Litbang Kehutanan 1987.

KIMIA BAHAN ALAM 24