proposal met lit
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin mudahnya informasi
dREPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Ketua Umum Perhimpunan Orangtua Penderita
Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Bogor dr Djoko Setionegoro menyebutkan, tren
peningkatan penyakit thalasemia dikalangan masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.
"Peningatakan tiap tahunya mencapai 5 hingga 10 persen di Indonesia, sedangkan di Jawa
Barat, setiap 3.000 kelahiran bayi, kemungkinan 300 bayi diantaranya menderita penyakit
thalasemia tersebut," kata dr Djoko Setionegoro, di Bogor, Senin.
1. PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG THALASEMIA MASIH
KURANG
2. MENINGKATNYA KASUS THALASEMIA 5s/d 10 % PERTAHUN
3. THALASEMIA MERUPAKAN SALAH SATU PENYAKIT YANG BISA
DICEGAH TETAPI TIDAK BISA DIOBATI
4. RENDAHNYA HARAPAN HIDUP PENDERITA TANPA PENANGANAN
YANG BENAR
5. BANYAKNYA ANAK PENDERITA THALASEMIA YANG PUTUS SEKOLAH
SEKITAR 50 %
KIMIA BAHAN ALAM 1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu tanaman rosella ?
2. Bagaimana ciri – ciri tanaman rosella ?
3. Apa saja kandungan dari rosella ?
4. Apa saja khasiat rosella secara empiris ?
5. Apa saja khasiat rosella secara ilmiah?
6. Bagaimana cara pengolahan rosella ?
7. Apa itu flavaonoid ?
8. Bagaimana cara mengenali flavonoid dalam suatu bahan?
9. Bagaimana cara mengisolasi flavonoid dari rosella ?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan secara terperinci klasifikasi tanaman rosella.
2. Menjelaskan morfologi tanaman rosella.
3. Menjelaskan apa saja senyawa – senyawa yang terkandung dalam rosella.
4. Menjelaskan penggunaan rosella secara empiris.
5. Menjelaskan rosella secara ilmiah.
6. Menjelaskan cara pengolahan rosella untuk bisa digunakan.
7. Menjelaskan tentang apa itu flavonoid.
8. Menjelaskan cara mengidentifikasi senyawa flavonoid.
9. Menjelaskan cara untuk mengisolasi flavonoid dari rosella.
KIMIA BAHAN ALAM 2
BAB II
ISI
2.1 TANAMAN ROSELLA
2.1.1 KLASIFIKASI TANAMAN
Berdasarkan taksonomi tumbuhan rosella adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae ( suku kapas-kapasan )
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.
Kerabat Dekat :
Waru Gunung , Mrambos Merah , Kembang Sepatu , Wora-wari Gantung , Waru
Gombong, Bunga Sepatu Mawar , Waru Lengis , Waru Landak , Hibiscus, Yute Jawa
( www.plantamor.com/index )
2.1.2 NAMA DAERAH
Indonesia : Rosella,
Sunda : Perambos, gamet walanda ,
Jawa Tengah : Merambas hijau
KIMIA BAHAN ALAM 3
Padang : Asam jarot
Muara Enim : Asam rejang
2.1.3 NAMA ASING
Inggris : Roselle, red sorrel
Cina : luo shen kui, luo shen hua
India Barat : Jamaican sorel
Perancis : Oseille rouge
Spanyol : Quimbombo chino
Afrika Utara : Karkade
Senegal : Bisap
Malaysia : Asam susur
( Mardiah – Sawarni – Reki – Arifah -2009 )
2.1.4 MORFOLOGI TANAMAN
Merupakan tumbuhan semak, tegak, tinggi bisa mencapai 0.5 m – 3 m. Memiliki
akar tunggang, putih. Dengan bagian batang berbentuk bulat, tegak, dengan
percabangan simpodial, berkayu, berwarna merah.
KIMIA BAHAN ALAM 4
Daun tunggal,berbentuk bulat telur dengan pertulangan menjari, ujung daun
tumpul, tepi beringgit, pangkal berlekuk, memiliki panjang 6-15cm, lebar 5-8 cm,
tangkai panjang 4 - 7 cm, penampang bulat, berwarna hijau.
Bunga tunggal, di ketiak daun, kelopak terdiri dari delapan sampai sebelas
daun kelopak, berbulu, panjang 1 cm. pangkal berlekatan, berwarna merah. Mahkota
bunga berbentuk corong, terdiri dari lima daun mahkota, dengan panjang 3-5 cm.
Tangkai benang sari panjang ± 5 mm, putik berbentuk tabung, berwarna kuning,
merah.
KIMIA BAHAN ALAM 5
Buah berbentuk kotak kerucut, berambut, dan terbagi menjadi lima ruang,
merah. Dengan biji berbentuk ginjal, berbulu, panjang ± 5 mm, lebar ± 4mm, masih
muda berwarna putih, setelah tua menjadi abu-abu.
( K heyne , 1987 )
KIMIA BAHAN ALAM 6
2.1.5 KANDUNGAN ROSELLA
Banyak sekali pendapat tentang kandungan Rosella tersebut diantaranya :
• Kandungan flavonoid anthocyanin, delphinidin
• Kandungan asam lemak
Asam formiat ( HCOOH )
Asam Acetat ( CH3COOH )
Asam propionate ( CH3CH2COOH )
Asam butirat ( CH3(CH2)2COOH )
Asam kaproat ( CH3(CH2)2)6COOH )
Asam pelargoat ( CH3(CH2)7COOH
Asam palmitat ( CH3(CH2)14COOH )
Asam Oleat ( CH3(CH2)7 – CH – CH – (CH2)7 )
Asam stearat ( CH3(CH2)16COOH )
• Kandungan lainnya
Methyl alkohol ( CH3OH )
Ethyl alkohol ( CH3CH2OH )
Isopropyl alkohol ( (CH3)2CHOH )
Isopentyl alkohol ( (CH3)2CHCH2CH2OH )
2 Terpinyl acetat ( C10H18O )
2 Sitosteryl benzoate ( C6H5COOC29H49 )
( Hong, Yuh, Ming 1982 )
KIMIA BAHAN ALAM 7
Litelatur lain menyebutkan :
• Antosianin yang berada dalam bentuk glukosida yang terdiri dari cyanidin – 3-
sambubioside, delphinidin -3-glucose, delphinidin-3-sambubioside.
• Flavonols yang terdiri dari gossypetin, hibiscetine, quercetia
• Zat gizi lain diantaranya kalsium, niasin, riboflavin, besi yang cukup tinggi
• Protein, serat kasar, sodium, vitamin c, dan vitamin A,
• Komponen asam yang dominan, yaitu asam sitrat , asam malat.
• Asam lemak dominan yaitu asam palmitat , asam oleat dan asam linolenat.
• Sterol yang paling utamanya yaitu b- sitosterol
( Mardiah – Sawarni – Reki –Arifah, 2009
)
2.1.6 Khasiat Tradisional Rosella
Secara empiris rosela berkhasiat diantaranya sebagai :
• Rosela berkhasiat sebagai bahan antiseptic, penambah syahwat, astringent.
• Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu,
demam, gusi berdarah dan mencegah penyakit hati.
• Khasiat lain dari rosela adalah dapat mengurangi kepekatan/kekentalan darah,
membantu proses pencernaan, mencegah peradangan pada saluran kencing dan ginjal,
penyaringan racun pada tubuh, mencegah kekurangan vitamin C, melancarkan
peredaran darah, melancarkan buang air besar, menurunkan kadar penyerapan alcohol
dan penahan kekejangan.
• Bunga rosella banyak digunakan untuk pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai
bahan pewarna pada makanan.
KIMIA BAHAN ALAM 8
• Ekstrak dari kuncup bunganya ternyata mampu berfungsi sebagai antipasmodik
(Penahan kekejangan), anthelmintik dan anti bakteri.
• Daun rosela bias digunakan untuk merawat luka, penyakit kulit dari gigitan serangga.
• Biji rosela digunakan untuk mengobati penyakit kulit, kekurangan darah dan lesu.
( Maryani, 2005 )
2.1.7 KAJIAN ILMIAH ROSELLA
Respon masyarakat umum sangat bagus sekali terhadap tanaman rosella ini,
sehingga banyak sekali peneliti baik individu maupun lembaga yang melakukan penelitian,
diantaranya:
NO PENGGUNAAN
TRADISIONAL
PEMBUKTIAN ILMIAH
1 ANTIKANKER De-Xing Hou peneliti dari Faculty of Agriculture,
Kagoshima University Jepang , menemukan senyawa
antosianin delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-
sambubioside yang bekerja menghambat terjadinya
kehilangan membran mitokondria dan pelepasan sitokrom
dari mitokondria ke sitosol sehingga ampuh untuk
mengatasi kanker darah atau leukemia.
( Mardiah – Sawarni – Reki –Arifah,
2009 )
John Mclntosh, peneliti dari Massey University Selandia
Baru, mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak
bunganya dan terbukti mengandung 24% antioksidan dan
KIMIA BAHAN ALAM 9
51% antosianin. Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal
bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan sehingga
memiliki efek anti kanker. 1l dari sinar ultraviolet berlebih
yang diserap tubuh.
(http://creasoft.wordpress.com/2008/05/04/rosella)
2 ANTIHIPERTENSI Abdul Al-Aziz Sharafdari Institute of African and Asian
Studies (1962), A.H. Tarkhani dan M Haji Faraji dari
Shaheed Beheshti University of Medical Scines and Health
service , Teheran Iran.
Maureen Willian ND seorang dokter naturopati dari Bastyr
University di Seatle Amerika Serikat. Mereka semua
mengemukakan sifat hipotensif ( antihipertensi ) dari
rosella .
Kemudian Onyenekwe ( 1999) dan Herera (2004) Meneliti
LD50 dari ekstrak kelopak rosella hasilnya kandungan 9,6
mg total antosianin memiliki kemampuan menurunkan
tekanan darah sama dengan 50 mg/hari captopril.
( Mardiah – Sawarni – Reki –
Arifah, 2009 )
3 ANTIDIABETES Adegunlove et al (1996) menemukan rosela dapat
memberikan pengaruh terhadap kadar serum kreatinin ,
kolesterol dan glukosa, sehingga memiliki kemampuan
sebagai antidiabetes.
Mardiah et al (2207) melakukan percobaan penurunan
kadar glukosa darah tikus pengidap diabetes dan
membuktikan bahwa rosella dapat memperbiki sen b- pada
pulau langerhans sel pankreas sehingga dapat memproduksi
KIMIA BAHAN ALAM 10
insulin dengan baik.
( Mardiah – Sawarni – Reki –
Arifah, 2009 )
4 ANTIKOLESTEROL Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition,
Universidad Complutense de Madrid, Spanyol melakukan
penelitian pe nurunan kadar trigliserida dan LDL-
kolesterol dalam darah. Menurut Sayago rosela
mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan
lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH) seduhan
rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi
lambung untuk pengidap maag, karena kemungkinan
memiliki efek merugikan
( Anonim, 2010 )
5 MENURUNKAN
BERAT BADAN
Francisco J-Alarcon – Aguilar dari Universitas Autanoma
Metropolitana Iztapalapa, Meksiko Melakukan percobaan
terhadap tikus gemuk dengan bobot 45 gram, diberikan 120
mg ekstrak rosela yang mengandung 33,64 mg total
antosianin dan diberikan selama 60 hari dan hasilnya bobot
tikus menjadi normal . Dengan efek lain penurunan tg dan
kolesterol serta meningkatnya cairan ion.
( Mardiah – Sawarni – Reki –Arifah, 2009 )
KIMIA BAHAN ALAM 11
2.2 FLAVONOID
2.2.1 STRUKTUR UMUM FLAVONOID
Flavonoid merupakan senyawa karboaromatik yang terdapat pada semua bagian
tanaman : buah, pollen, akar, daun, dan lain-lain
( Fong , 1973 )
Berfungsi sebagai pigmen (pemberi warna) biasanya kuning, merah, orange, bisa juga
untuk proteksi terhadap serangan mikroba, sinar ultraviolet dan insekta . Struktur senyawa
plavonoid mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam dua
cincin aromatic ( benzene ) yang dipisahkan oleh unit propane ( karbon yang linier ) : C6-
C3-C6
KIMIA BAHAN ALAM 12
5 6
7 8
A8
1 0
O
C
4 3
2 C
2’
1’
3’
6’ 5’
4’
2.2.2 PENGGOLONGAN FLAVONOID
Penggolongan plavonoid ini dibagi ke dalam 2 kategori, Yaitu :
A. Penggolongan berdasarkan struktur aglikon
Menurut strukturnya senyawa flavonoiddapat dibagi menjadi beberapa
golongan diantaranya
- Antosianidin
OH
OH
OH
OH
OH
O
- Flavon
- Flanonon
A8
HO
OH O
O
- Flavonol
- Isoflavon
OH
HO
O
O
KIMIA BAHAN ALAM 13
- Kalkon
HO OH
C CH CH OH
OH
O
- Auron
HO
OH
CH
OH
OH
O
O
- Dihidroflavonol
- Leukoantosianin
( Fong , 1973 )
B. Penggolongan Berdasarkan Jenis Ikatan
Berdasarkan jenis ikatannya maka plavonoid digolongkan sebagai :
- Flavonoid O- glikosida
Adalah flavonoid yang satu atau lebih gugus hidroksiflavonoidnya terikat
pada satu atau lebih gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak tahan asam
- Flavonoid C – glikosida
Adalah flavonoid yang gugus gulanya terikat pada atom karbon flavonoid
dan terikat pada inti benzene dengan ikatan karbon yang tahan asam.
- Flavonoid Sulfat
KIMIA BAHAN ALAM 14
Adalah flavonoid yang mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat
pada OH fenol atau gula.
- Biflavonoid
Adalah flavonoid dimer dari flavon dan flavonon, penyebarannya terbatas
pada paku – pakuan.
( Markham , 1988 )
2.2.3 SIFAT FISIKA KIMIA SENYAWA FLAVONOID
Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar
seperti methanol, buthanol,dimetilsulfoksida ( DMSO ), dimetilformamida
( DMF ). Disamping itu dengan adanya gugus gula yang terikat pada flavonoid
lebih mudah larut dalam air.
Pemisahan senyawa berdasarkan sifat kelarutan dalam berbagai macam pelarut
dengan kepolaran meningkat sebagai berikut :
- Dalam fase eter terdapat flavonoid bebas atau aglikon
- Dalam fase etil asetat terdapat flavonoid O- glikosida
- Dalam n-butanol ditemukan flavonoid C- glikosida
( Markham , 1988 )
2.3 ISOLASI FLAVONOID DARI ROSELLA
2.3.1 PENYIAPAN SIMPLISIA
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain adalah bahan yang
telah dikeringkan. Untuk tanaman rosella yang dipergunakan sebagai simplisia
adalah bagian kelopak bunganya.
KIMIA BAHAN ALAM 15
Bahan yang akan digunakan sebagai simplisia harus memenuhi syarat
kemurnian simplisi yaitu harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran
hewan, tidak boleh menyimpang baud an warnanya, tidak boleh mengandung lender
dan cendawan, atau menunjukkan tanda- tanda pengotor lain. Tidak boleh mengan
dung bahan lain yang beracun atau berbahaya.
( J B Harborne 1987 )
SKEMA PENYIAPAN BAHAN
Identifikasi tanaman bahwa tanaman yang akan
dipanen adalah tanaman hibiscus sabdarifa L
Memanen bunga dengan umur kurang lebih 60 hari
Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk hasil
yang maksimal
Pemanenan menggunakan alat yang tajam untuk
mencegah agar simplisia tidak rusak
KIMIA BAHAN ALAM 16
PENGUMPULAN BAHAN ATAU PEMANENAN
SORTASI BASAH
Pemisahan tanaman dari bahan asing untuk rosella
ini termasuk pemisahan biji dari kelopak bunga
Kelopak bunga dicuci dengan air bersih yang
mengalir agar jumlah mikroba berkurang
Dengan cara alami dijemur, dihamparkan pada nyiru
atau tikar bambu pada sekitar pukul 9 – 11 dan pukul
14 - 16
Atau bisa dengan cara dioven pada suhu 60 – 70 0 C
selama 4 – 5 jam
Dalam wadah tertutup, gelap, bersuhu ruangan,
berventilasi baik, kelembaban cukup.
2.3.2 PENAPISAN FITOKIMIA
Penapisan fitokimia dari suatu simplisia tumbuhan obat dikelompokan ke dala
beberapa kelompok yaitu :
- Alkaloid
- Triterpenoid dan steroid
- Saponin
- Tannin
- Kuinon
- Flavonoid
KIMIA BAHAN ALAM 17
PENYIMPANAN
SORTASI KERING
PENGERINGAN
PENCUCIAN
Untuk rosella ini sendiri dilakukan penapisan fitokimia flavonoid dengan
cara sebagai berikut
SKEMA PENAFISAN FITOKIMIA FLAVONOID
Ditambahkan air panas sebanyak 100 ml
Didihkan selama 15 menit
Saring
- Ditambahkan serbuk Mg
- Ditambah 2 ml larutan alcohol – Hcl dikocok
kuat - biarkan memisah
2.3.3 ISOLASI FLAVONOID
Isolasi flavonoid dari sutau simplisia dapat dilakukan dengan 2 cara , yaitu
A. Isolasi flavonoid dengan pelarut air
Isolasi ini merupakan cara umum untuk mengisolasi flavonoid dari buah,
daun dan bunga. Isolasi dilakukan dengan cara serbuk diekstraksi dengan air dan
dipanaskan diatas penangas air. Ekstrak air yang diperoleh diekstraksi dengan
pelarut etil asetat atau n- butanol.
( Stahl 1969 )
B. Isolasi flavonoid dengan metoda Charaux Paris
KIMIA BAHAN ALAM 18
1 gr bubuk rosella
LAPISAN ATASLAPISAN BAWAH
5 ml FILTRATAMPAS
Pengamatan terkandung flavonoid
dalam zat tersebut apabila timbul
warna merah, kuning, jingga.
Metoda ini sangat baik untuk memisahkan flavonoid dari tanaman, sebab
pemisahannya dilakukan berdasarkan sifat kepolaran. Ekstraksi dilakukan
dengan methanol, kemudian ekstrak yang didapat diuapkan hingga bebas
methanol lalu dilarutkan dalam air panas. Fase air yang didapat diekstraksi
berturut – turut dengan eter, etil asetat, dan n- butanol.
( J B Harborne 1987 )
SKEMA ISOLASI FLAVONOID DARI ROSELLA
Diremaserasi dengan methanol yang
mengandung hcl pekat 1%
Diuapkan dengan penguap vakum putar
Ditambah air panas, disaring, kemudian didinginkan
KIMIA BAHAN ALAM 19
EKSTRAK METANOL
EKSTRAK KENTAL METANOL
AMPAS
BUNGA ROSELA KERING
FRAKSI N - HEKSAN
FRAKSI ETIL ASAETAT
Diekstrak cair – cair dengan n- heksan menggunakan
corong pisah
o Diuapkan dengan
penguap vakum
Di ECC dengan etil asetat menggunakan corong pisah
Diuapkan
dengan
penguap vakum
- Dipantau dengan KKT dan KLT analitik
METODE ECC
Ekstraksi cair – cair merupakan salah satu proses ekstraksi ( penarikan
komponen kimia yang berada dalam simplisia ) berdasarkan bentuk. Dalam proses
ekstraksi ini , solute dipindahkan dari ciran satu ke cairan yang lain dan tidak
bercampur dengan cara pengocokan ( bersentuhan ) yang berulang. Biasanya
dilakukan dalam corong pemisah.
.Atau bisa juga menggunakan prosedur klasik dengan mengekstraksi –
sinambung serbuk bahan dengan alat soxhlet menggunakan pelarut secara berganti –
ganti. Ekstrak yang diperoleh dijernihkan dengan penyaringan menggunakan
KIMIA BAHAN ALAM 20
FRAKSI AIR
FRAKSI N – HEKSAN KENTAL
FRAKSI AIR
FRAKSI ETIL ASETAT KENTAL
“Celite” dan pompa air, lalu dipekatkan dengan hampa.. Sekarang hal tersebut
biasanya dilakukan dalam penguap putar yang akan memekatkan larutan menjadi
volume kecil tanpa terjadi percikan pada suhu antara 30 dan 40 o C.
( J B Harborne 1987 )
2.3.4 METODE KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan dimana komponen dari
suatu sampel akan terdistribusi dalam 2 fase, fase diam dan fase lainnya gerak.
Kromatografi yang digunakan dalam isolasi Flavonoid dari rosella ini adalah :
Kromatografi Kertas (KKT)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kedua kromatografi ini termasuk kromatografi planar dimana fase geraknya ( naik /
turun ) karena adanya gaya yang bekerja ( bisa gaya kapiler / gaya gravitasi ).
Kromatografi Kertas (KKT)
Pada KKT pelaksanaanya relative mudah hanya memakai lembaran kertas
saring sebagai medium pemisahan sekaligus sebagai penyangga. digunakan
pengembang BAA ( n-butanol – asam asetat – air ; 4: 1 : 5 lapisan atas ) dengan
penampak bercak alumunium klorida 10%.
Pada kromatogram BAA ini akan terlihat pemisahan yang lebih jelas antara o –
glikosida serta c – glikosida flavon yang tak terhidrolisis ( Rf pertengahan sampai
rendah ) dam aglikon ( Rf tinggi ).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
KIMIA BAHAN ALAM 21
Kromatografi ini merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan,
karena keserbagunaan , kecepatan, dan kepekaanya. serta merupakan teknik yang
paling mudah dan paling murah dalam memisahkan senyawa bahan alam. Pada KLT
silikia gel, alumina, selulosa ( partisi ) digunakan sebagai adsorben. Sedangkan
penyangganya menggunakan plat kaca, alumunium atau plastic ( meskipun jarang
digunakan ) Pengembang pada KLT bisa menggunakan pengembangan tunggal,
pemgembangan berganda atau pengembangan 2 dimensi, atau bisa juga memekai
pengembang yang digunakan pada kromatografi kertas. Sedang umtuk penampak
bercak menggunakan asam sulfat 10%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Flavonoid merupakan senyawa karboaromatik yang terdapat pada semua bagian
tanaman : buah, pollen, akar, daun, dan lain-lain. Sedangkan untuk tanaman rosella
( Hibiscus sandarifa L ) yang akan diisolasi adalah flavonoid dari bagian kelopak bunga
yang telah dijadikan sutau simplisia.
KIMIA BAHAN ALAM 22
Rosella ini mempunyai berbagai macam kegunaan baik secara empiris berdasarkan
pengalaman di masyarakat yang katanya dapat menyembuhkan segala macam penyakit,
maupun berdasarkan kajian ilmiah yang membuktikan rosella mempunyai efek sebagai
antikanker, antihipertensi, antidiabetes, antikolesterol, bahkan menurunkan berat badan
juga.
Isolasi flavonoid dari tanaman rosella ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan baik dari
segi bahan yang sudah banyak dibudidayakan, maupun dari segi tekhnik yang sederhana
dan tidak terlalu rumit. Hanya pekerjaanya saja yang perlu berhati – hati karena ketika
proses isolasi banyak menggunakan zat – zat yang bersifat toksik.
3.2 Saran
Perlu adanya panduan dan acuan yang jelas sekali mengenai proses isolasi flvonoid
dari rosella ini untuk menghindari kesalahan – kesalahan yang bisa mengakibatkan hal – hal
yang tidak diinginkan. Sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan akurat serta
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ir. Mardiah, M.Si. Ir. Sawarni H.MT. Dr. Reki Wiraksono A Shadi. Ir.
Arifah Rahaya, M.Si. “Budi Daya Dan Pengolahan Rosela”. Agromedia
Pustaka 2009.
2. Skripsi Dian Ari “Skrining Dan Isolasi Flavanoid Dari Daun Kenikir
(Cosmos Caudatus H.B.K)”. Farmasi Uniga 2004.
KIMIA BAHAN ALAM 23
3. Skripsi Imas Noerani SR. “Formulasi Sediaan Lipstik Cair Dengan
Menggunakan Pewrana Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn). Farmasi Uniga
2010.
4. DEPKES RI “ Materia Medika Indonesia Jilid 2”. Tahun 1978.
5. Backer Bakhuizen Nup Noordhoff - Gro nidgen “Flora Of Java” The
Nethec Lands 1963
6. Lily M. Perry “Medicinal Plant Of Cast And Southeast Asia”. The MT
Press 1980.
7. Trease And Evans “Pharmacognosy” Toronto 2000.
8. Tyler Brady Robbers Lead And Febiger “Pharmacognosy” Philadelphia
1988.
9. Hong Yen Hsu, Yuh Pan Chen, Mina Hong. “The Chemical Constituents
Of Oriental HERBS”. Taiwan 1982.
10.K Heyne “Tumbuhan Berguna Indonesia III”. Litbang Kehutanan 1987.
KIMIA BAHAN ALAM 24