anisomet

5
D. Gejala Anisometropia Gejala anisometropia sangat bervariasi. Menurut Friedenwald gejala anisometropia muncul apabila terdapat perbedaan bayangan yang diterima pada kedua retina (aniseikonia). Gejala anisometropia pada umumnya sakit kepala, pada kedua mata merasa tidak enak, panas, tegang. Gejala yang spesifik pada anisometropia yaitu pusing, mual-mual, kadang-kadang melihat ganda, kesulitan memperkirakan jarak suatu benda, melihat lantai yang bergelombang. Kelainan klinis akibat Anisometropia14 1) akibat perbedaan visus adanya perbedaan visus kedua mata berakibat gangguan fusi, sehingga orang tersebut akan menggunakan mata yang lebih baik, 13 sedangkan mata yang kurang visusnya akan disupresi. Apabila keadaan ini dibiarkan maka akan dapat terjadi strabismus, dan apabila terjadi pada anak-anak yang masih mengalami perkembangan visus binokular, dapat mengakibatkan ambliopia. 2) akibat perbedaan bayangan perbedaan bayangan meliputi perbedaan ukuran dan bentuk. Adanya perbedaan bayangan disebut aniseikonia. Pada aniseikonia selalu terjadi gangguan penglihatan binokular. Gangguan penglihatan binokular ini diakibatkan oleh ketidaksamaan rangsangan untuk penglihatan stereoskopik. Secara klinik praktis aniseikonia yang terjadi akibat anisometropia dapat

Upload: aidil-rahman-novesar

Post on 08-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anisomer

TRANSCRIPT

Page 1: anisomet

D. Gejala Anisometropia

Gejala anisometropia sangat bervariasi. Menurut Friedenwald gejalaanisometropia muncul apabila terdapat perbedaan bayangan yang diterimapada kedua retina (aniseikonia). Gejala anisometropia pada umumnya sakitkepala, pada kedua mata merasa tidak enak, panas, tegang. Gejala yangspesifik pada anisometropia yaitu pusing, mual-mual, kadang-kadang melihatganda, kesulitan memperkirakan jarak suatu benda, melihat lantai yangbergelombang.

Kelainan klinis akibat Anisometropia14

1) akibat perbedaan visusadanya perbedaan visus kedua mata berakibat gangguan fusi,sehingga orang tersebut akan menggunakan mata yang lebih baik,13sedangkan mata yang kurang visusnya akan disupresi. Apabilakeadaan ini dibiarkan maka akan dapat terjadi strabismus, dan apabilaterjadi pada anak-anak yang masih mengalami perkembangan visusbinokular, dapat mengakibatkan ambliopia.

2) akibat perbedaan bayanganperbedaan bayangan meliputi perbedaan ukuran dan bentuk.Adanya perbedaan bayangan disebut aniseikonia. Pada aniseikoniaselalu terjadi gangguan penglihatan binokular. Gangguan penglihatanbinokular ini diakibatkan oleh ketidaksamaan rangsangan untukpenglihatan stereoskopik.Secara klinik praktis aniseikonia yang terjadi akibat anisometropia dapatdiketahui dari kelainan distorsi dan kelainan stereoskopik yang muncul.14,15

Aniseikonia

Aniseikonia adalah suatu kelainan penglihatan binokuler dimanabayangan yang terbentuk tidak sama ukuran, bentuk atau keduanya.15

Aniseikonia fisiologis adalah aniseikonia dengan perbedaan besarnyabayangan antara mata yang satu dengan yang lain, masih jatuh pada Panumfusional area. Pada aniseikonia fisiologis belum muncul gejala dan tanda darigangguan penglihatan binokular.14,15

Aniseikonia abnormal (aniseikonia klinik) yang pada akhirnya disebutsebagai aniseikonia. Pada aniseikonia klinik ini terdapat perbedaan bayangan14yang diterima oleh kedua mata, sehingga timbul gejala aniseikonia.14,15 Gejalaaniseikonia pada umumnya diakibatkan oleh karena terganggunyapenglihatan binokular yang berupa gangguan steroskopik, distorsi, prosesselanjutnya dapat terjadi gangguan fusi yang berupa diplopia yang dapatberlanjut terjadi supresi pada mata yang visusnya kurang baik bahkan akanmengakibatkan ambliopia. Disamping terjadinya ambliopia, supresi dapatmengakibatkan deviasi bola mata atau strabismus.10,15 Sebagian besarpenyebab aniseikonia adalah anisometropia. Penyebab lainnya yaitutersebarnya sel-sel fotoreseptor yang tidak merata pada retina (misal pada

Page 2: anisomet

miopia degenerative), gangguan fungsi pusat penerimaan pada akhir daribayangan pada korteks serebri (misal pada epilepsi parsial somatosensori).14,15

Beberapa pemeriksaan aniseikonia antara lain:1. Pemeriksaan tes aniseikonia (menurut sidarta ilyas)16

Untuk menilai perbedaan bayangan pada mata kanan dan matakiri. Penderita dengan penglihatan binokular normal akan dapatmembedakan ukuran benda bila bayangan berbeda 0,25% sampai0,50%Metode pemeriksaan:15- Pemeriksa berdiri 2 meter di depan penderita- Pemeriksa membentangkan tangannya ke samping- Penderita menentukan perbandingan panjang tanganpemeriksaan- Pemeriksa memajukan tangannya kedepan dengan jariterbuka- Penderita kembali menentukan perbandingan panjangtangan pemeriksaBila ada aniseikonia horizontal maka tangan pada kedudukanpertama terlihat lebih pendek dan tangan pada kedudukan kedualebih panjang

2. Pemeriksaan stereopsis dengan menggunakan tes lang twopencil10

Merupakan suatu uji untuk stereopsis. Pemeriksa memegangpensil vertikal di depan pasien, pasien diminta untuk memegangpensil lain menyentuhkan ujungnya ke ujung pensil pemeriksa,menyentuhkannya dari atas dan dilakukannya dengan cepat,pengujian dikerjakan beberapa kali. Pada pengujian dengan keduamata terbuka, pasien dapat melakukan tugasnya dengan baik,tetapi apabila salah satu mata ditutup, maka pasien tidak dapatmelakukan pengujian tersebut dengan baik. Hal ini menunjukkanadanya steropsis dalam keadaan binokular secara kasar.

3. Pemeriksaan Distorsi17

Penderita disuruh berjalan dan melihat kebawah denganmenggunakan penglihatan binokular dengan kacamata yang sudahdilakukan koreksi refraksi subjektif monokuler.Apabila penderita merasakan tidak enak menggunakan ukurankacamatanya atau merasakan pusing maka berarti distorsi (+),apabila setelah dilakukan pengurangan kekuatanlensa secarabertahap dan kacamatanya dirasakan nyaman (tidak pusing) makadistorsi (-).4. Pemeriksaan Eikonometer Standar15

Eikonometer standar adalah alat khusus yang dirancang untukmengukur aniseikonia. Penderita memakai filter floroid didepanmatanya untuk melihat proyektor dengan target yang memilikielemen-elemen tertentu yang terpolarisasi sehingga antara mata

Page 3: anisomet

yang satu dengan mata yang lain dapat melihat target yangberbeda secara bersamaan. Dengan alat ini dapat diukuraniseikonia vertikal maupun horizontal.

Diagnosis

Diagnosis anisometropia dapat dibuat setelah pemeriksaan retinoskopipada pasien yang penglihatannya berkurang.12 Pada pemeriksaan retinoskopidinilai refleks fundus dan dengan ini bisa diketahui apakah seseorangmenderita hipermetropia, miopia atau astigmatisma. Kemudian baruditentukan berapakah perbedaan kekuatan refraksi antara kedua bola matadan ditentukan besar kecilnya derajat anisometropia(12)

10.Mein JHB. Diagnosis and Management of ocular mobility disorder,London. Black Well Scientrific Publications, 1986: 93-52, 124-3012.Comprehensive Opthalmology14.Rubin MI. Refractive disorders. In: Frauntelder FT, Roy FH eds.Current Occular Therapy 3. Philadelphia: WB Saunders Company,1975:343-6115.Micheal DD. Anisometropia, Anisophoria, and Aniseikonia In: VisualOptics and Refraction, Saint Louis, the CV. Mosby Company, 1975:343-612316.Ilyas Sidarta. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata.Jakarta:FKUI, 200917.Hecht KA. Et al. Basic and Clinical Science Course, Section 3: Optics,Refractions and Contact Lens. San Fransisco: American Academy ofOphthalmology,1995:144,145,153-156,205.