anggia dzahra_ pengurang penghasilan bruto

6

Click here to load reader

Upload: lita-antika

Post on 07-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bruto

TRANSCRIPT

Page 1: Anggia Dzahra_ Pengurang Penghasilan Bruto

3/28/2016 Anggia Dzahra: Pengurang Penghasilan Bruto

http://adzahrapangestikatax12.blogspot.co.id/2012/12/pengurangpenghasilanbruto.html 1/6

Dunia Perpajakan

Anggia Dzahra

Jumat, 14 Desember 2012

Pengurang Penghasilan BrutoBeban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagidalam 2 (dua) golongan, yaitu:a) beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1

(satu) tahun dan;b) beban yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahunmerupakan biaya pada tahun yang bersangkutan, misalnya gaji, biayaadministrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan limbah dan sebagainya. 

Sedangkan pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)tahun, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau melaluiamortisasi. Disamping itu apabila dalam suatu tahun pajak didapatkerugian karena penjualan harta atau karena selisih kurs, maka kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaanatau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dantunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biayaperjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi,dan pajak kecuali Pajak Penghasilan.

Biaya-biaya yang dimaksud adalah biaya sehari-hari yang bolehdibebankan pada tahun pengeluaran. Untuk dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluarantersebut harus mempunyai hubungan langsung dengan usaha ataukegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilanyang merupakan Objek Pajak.

Dengan demikian pengeluaran-pengeluaran untuk mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan ObjekPajak, tidak boleh dibebankan sebagai biaya.

Contoh: Dana Pensiun A yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dariMenteri Keuangan memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari: a. penghasilan yang bukan merupakan Objek

Pajak sesuai dengan Pasal 4 ayat (3) huruf hsebesar

Rp 100.000.000,00

b. penghasilan bruto lainnya sebesar Rp 300.000.000,00Jumlah penghasilan bruto Rp 400.000.000,00

Apabila seluruh biaya adalah sebesar Rp 200.000.000,00, maka biayayang boleh dikurangkan untuk mendapatkan, menagih dan memeliharapenghasilan adalah sebesar 3/4 x Rp200.000.000,00 = Rp150.000.000,00.

Demikian pula bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli

▼  2012 (27)

▼  Desember (27)

PPN dan PPN BM

Barang Jasa Kena Pajak

Peraturan Mengenai PPNatas Barang Mewah

Peraturan Mengenai BarangJasa Kena Pajak

Peraturan Mengenai PPN

Peratura Mengenai PPHFinal

Peraturan Mengenai PPH 29

Peraturan Mengenai PPH 26

Peraturan Mengenai PPH 25

Peraturan Mengenai PPH 23

Peraturan Mengenai PPH 22

Peraturan Mengenai PPH 21

Peraturan MengenaiPengurang PenghasilanBruto

Peraturan Mengenai ObjekPajak Penghasilan

Peraturan Mengenai Fiskal

Peraturan MengenaiDeviden

Peraturan Mengenai BentukUsaha Tetap

Pengurang PenghasilanBruto

PPH FINAL

PPH 29

PPH 26

PPH 25

PPH

PPH 23

PPH 22

PPH 21

Bentuk Usaha Tetap

Arsip Blog

anggia dzahra pangestika Ikuti 12

Lihat profil

Mengenai Saya

0   Lainnya    Blog Berikut» [email protected]   Dasbor   Keluar

Page 2: Anggia Dzahra_ Pengurang Penghasilan Bruto

3/28/2016 Anggia Dzahra: Pengurang Penghasilan Bruto

http://adzahrapangestikatax12.blogspot.co.id/2012/12/pengurangpenghasilanbruto.html 2/6

saham tidak dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang dividen yangditerimanya tidak merupakan Objek Pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (3) huruf f. Bunga pinjaman yang tidak bolehdibiayakan tersebut dapat dikapitalisasi sebagai penambah hargaperolehan saham.

Pengeluaran-pengeluaran yang tidak ada hubungannya dengan upayauntuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, misalnyapengeluaran-pengeluaran untuk keperluan pribadi pemegang saham,pembayaran bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk keperluanpribadi peminjam serta pembayaran premi asuransi untuk kepentinganpribadi, tidak boleh dibebankan sebagai biaya. Pembayaran premiasuransi oleh pemberi kerja untuk kepentingan pegawainya bolehdibebankan sebagai biaya perusahaan, namun bagi pegawai yangbersangkutan premi tersebut merupakan penghasilan. Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan pekerjaan yang bolehdikurangkan dari penghasilan bruto harus dilakukan dalam bentuk uang.Pengeluaran yang dilakukan dalam bentuk natura atau kenikmatan,misalnya fasilitas menempati rumah dengan cuma-cuma, tidak bolehdibebankan sebagai biaya, dan bagi pihak yang menerima ataumenikmati bukan merupakan penghasilan. Namun demikian, pengeluarandalam bentuk natura atau kenikmatan tertentu sebagaimana diaturdalam Pasal 9 ayat (1) huruf e, boleh dibebankan sebagai biaya danbagi pihak yang menerima atau menikmati bukan merupakanpenghasilan.

Pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikurangkan dari penghasilanbruto harus dilakukan dalam batas-batas yang wajar sesuai denganadat kebiasaan pedagang yang baik. Dengan demikian apabilapengeluaran yang melampaui batas kewajaran tersebut dipengaruhioleh hubungan istimewa, maka jumlah yang melampaui batas kewajarantersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Pajak-pajak yang menjadi beban perusahaan dalam rangka usahanyaselain Pajak Penghasilan, misalnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), BeaMeterai (BM), Pajak Hotel dan Restoran, dapat dibebankan sebagaibiaya.

Mengenai pengeluaran untuk promosi, perlu dibedakan antara biayayang benar-benar dikeluarkan untuk promosi dengan biaya yang padahakekatnya merupakan sumbangan. Biaya yang benar-benardikeluarkan untuk promosi boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud danamortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lainyang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A penyusutan atas pengeluaranuntuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaranuntuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masamanfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11dan Pasal 11A.

Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan hartatak berwujud serta pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaatlebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan melalui penyusutanatau amortisasi.

Selanjutnya lihat ketentuan Pasal 9 ayat (2), Pasal 11, dan Pasal 11Abeserta penjelasannya.

Pengeluaran yang menurut sifatnya merupakan pembayaran di muka,misalnya sewa untuk beberapa tahun yang dibayar sekaligus,pembebanannya dapat dilakukan melalui alokasi.

c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan olehMenteri Keuangan Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Lihat profillengkapku

Page 3: Anggia Dzahra_ Pengurang Penghasilan Bruto

3/28/2016 Anggia Dzahra: Pengurang Penghasilan Bruto

http://adzahrapangestikatax12.blogspot.co.id/2012/12/pengurangpenghasilanbruto.html 3/6

Menteri Keuangan boleh dibebankan sebagai biaya, sedangkan iuranyang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya tidak ataubelum disahkan oleh Menteri Keuangan tidak boleh dibebankan sebagaibiaya.

d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dandigunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan.

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang menurut tujuansemula tidak dimaksudkan untuk dijual atau dialihkan yang dimiliki dandipergunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,menagih dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan daripenghasilan bruto.

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki tetapitidak digunakan dalam perusahaan, atau yang dimiliki tetapi tidakdigunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan,tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing. Kerugian karena selisih kurs mata uang asing dapat disebabkan olehadanya fluktuasi kurs yang terjadi sehari-hari, atau oleh adanyakebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter. Kerugian selisih kurs matauang asing yang disebabkan oleh fluktuasi kurs, pembebanannyadilakukan berdasarkan sistem pembukuan yang dianut, dan harusdilakukan secara taat asas.a) Apabila wajib pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan

kurs tetap (kurs historis), pembebanan kerugian selisih kursnyadilakukan pada saat terjadinya realisasi mata uang asing tersebut.

b) Apabila wajib pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkankurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlakupada akhir tahun (per tanggal neraca), maka pembebanan sellisihkursnya dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tengahBank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhirtahun.

c) Rugi selisih kurs karena kebijakan Pemerintah dibidang moneterdapat dibukukan dalam perkiraan sementara di neraca danpembebanannya dilakukan secara bertahap berdasarkan realisasimata uang tersebut.

d) Rugi selisih kurs yang terjadi tahun 1997 baik yang sudah direalisasimaupun belum dapat dibebankan sekaligus atau diamortisasi selama5 tahun.

f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan diIndonesia. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan diIndonesia dalam jumlah yang wajar untuk menemukan teknologi atausistem baru bagi pengembangan perusahaan boleh dibebankan sebagaibiaya perusahaan.

g. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan beasiswa, magang danpelatihan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusiadapat dibebankan sebagai biaya perusahaan, dengan memperhatikankewajaran dan kepentingan perusahaan. Syarat :a) Berhubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk

mendapatkan, menagih dan memelihara (3M) penghasilan.b) Dilakukan dalam batas dan jumlah yang wajar serta tidak

dipengaruhi hubungan istimewa.c) Pendidikan dan pelatihan tersebut ditentukan oleh pemberi kerja

(KEP-545/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan PeraturanDirektur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2006).

h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankansebagai biaya sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biayadalam laporan laba-rugi komersial dan telah melakukan upaya-upaya

Page 4: Anggia Dzahra_ Pengurang Penghasilan Bruto

3/28/2016 Anggia Dzahra: Pengurang Penghasilan Bruto

http://adzahrapangestikatax12.blogspot.co.id/2012/12/pengurangpenghasilanbruto.html 4/6

penagihan yang maksimal atau terakhir.

Yang dimaksud dengan penerbitan tidak hanya berarti penerbitanberskala nasional, namun dapat juga penerbitan internal asosiasi dansejenisnya.

Berdasarkan KEP-238/PJ./2001, piutang yang nyata-nyata tidak dapatditagih dengan syarat :a) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan rugi laba komersial.b) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri

atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atauadanya perjanjian tertulis mengenai penghapusanpiutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yangbersangkutan.

c) Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus (dapatberupa penerbitan internal asosiasi atau sejenisnya), dan

d) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapatditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak (dilampirkan dalamSPTnya).

Selain tersebut diatas biaya-biaya lain yang dapat dijadikan sebagaipengurang penghasilan bruto adalah :

1. Pengeluaran untuk pajak daerah dan retribusi daerah Syarat (SE-02/PJ.42/2002):a) Memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun2000;

b) Berkaitan dengan biaya 3M atas objek pajak yang tidak dikenakanPPh Final / tidak dihitung berdasarkan norma penghitunganpenghasilan neto/khusus;

c) Bukan untuk sanksi berupa bunga, denda atau kenaikan. 2. Bea atas perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) dapat dibebankan sebagai pengurangpenghasilan Bruto. Menurur SE-01/PJ.42/2002 perlakuannya adalah sebagai berikut:a) BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam

Perusahaan dibiayakan dengan mekanisme amortisasi sesuai Pasal11A

b) BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakandalam Perusahaan dibiayakan melalui penyusutan sesuai denganPasal 11

c) PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalamPerusahaan dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya.

3. Kompensasi kerugian tahun-tahun yang lalu (maksimum 5 tahun) Jika pengeluaran-pengeluaran yang diperkenankan berdasarkanketentuan dalam Pasal 6 ayat (1) UU PPh setelah dikurangkan daripenghasilan bruto didapat kerugian, maka kerugian tersebutdikompensasikan dengan penghasilan neto atau laba fiskal selama 5(lima) tahun berturut-turut dimulai sejak tahun berikutnya sesudahtahun didapatnya kerugian tersebut.

Contoh: PT A dalam tahun 1995 menderita kerugian fiskal sebesar Rp1.200.000.000,00. Dalam 5 (lima) tahun berikutnya laba rugi fiskal PT Asebagai berikut : 1996 :labafiskal

Rp 200.000.000,00

1997 :rugifiskal

(Rp 300.000.000,00)

1998 : Rp N I H I L

Page 5: Anggia Dzahra_ Pengurang Penghasilan Bruto

3/28/2016 Anggia Dzahra: Pengurang Penghasilan Bruto

http://adzahrapangestikatax12.blogspot.co.id/2012/12/pengurangpenghasilanbruto.html 5/6

Diposkan oleh anggia dzahra pangestika di 06.38

labafiskal1999 :labafiskal

Rp 100.000.000,00

2000 :labafiskal

Rp 800.000.000,00

Kompensasi kerugian dilakukan sebagai berikut : Rugi fiskaltahun 1995

(Rp1.200.000.000,00)

Laba fiskaltahun 1996

Rp 200.000.000,00 (+)

Sisa rugi fiskaltahun 1995

(Rp1.000.000.000,00)

Rugi fiskaltahun 1997

(Rp 300.000.000,00)

Sisa rugi fiskaltahun 1995

(Rp1.000.000.000,00)

Laba fiskaltahun 1998

Rp N I H I L (+)

Sisa rugi fiskaltahun 1995

(Rp1.000.000.000,00)

Laba fiskaltahun 1999

Rp 100.000.000,00 (+)

Sisa rugi fiskaltahun 1995

(Rp 900.000.000,00)

Laba fiskaltahun 2000

Rp 800.000.000,00 (+)

Sisa rugi fiskaltahun 1995

(Rp 100.000.000,00)

Rugi fiskal tahun 1995 sebesar Rp 100.000.000,00 yang masih tersisa padaakhir tahun 2000 tidak boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskaltahun 2001, sedangkan rugi fiskal tahun 1997 sebesar Rp 300.000.000,00hanya boleh dikompensasikan dengan laba fiskal tahun 2001 dan tahun2002, karena jangka waktu lima tahun yang dimulai sejak tahun 1998berakhir pada akhir tahun 2002.

Rekomendasikan ini di Google

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Page 6: Anggia Dzahra_ Pengurang Penghasilan Bruto

3/28/2016 Anggia Dzahra: Pengurang Penghasilan Bruto

http://adzahrapangestikatax12.blogspot.co.id/2012/12/pengurangpenghasilanbruto.html 6/6

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Keluar

  Beri tahu saya

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:  Unknown (Google)

Publikasikan   Pratinjau

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.