analisis pengaruh produk domestik regional bruto …

50
ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP PENGANGGURAN SEBELUM DAN SESUDAH TSUNAMI DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH ROMA FIADI NIM : 07C20101135 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP

PENGANGGURAN SEBELUM DAN SESUDAH

TSUNAMI DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

ROMA FIADI

NIM : 07C20101135

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

iii

ABSTRAK

Roma Fiadi. Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap

Pengangguran Sebelum dan Sesudah Tsunami di Kabupaten Aceh Barat. Di bawah

bimbingan Yayuk EW dan Yenny Ertika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh PDRB Terhadap

Pengangguran Sebelum dan Sesudah Tsunami di Kabupaten Aceh Barat. Data yang

diperoleh yaitu dari kantor Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh

Barat. Untuk mengetahui hal tersebut, penulis menggunakan analisis regresi

sederhana, koefisien korelasi, koefisien diterminasi, uji t yang diolah dengan

menggunakan Software Statistical Programe and Service Solution (SPSS) versi 18.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh nilai kontanta sebesar 11,561,

koefisien Determinasi sebesar 0,665 Artinya pengaruh yang ditimbulkan oleh PDRB

terhadap Pengangguran sebelum dan sesudah Tsunami sebesar 66,5 persen sedangkan

sisanya 33,5 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Pembuktian yang dilakukan dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi berpengaruh nyata terhadap pengangguran sebelum dan

sesudah tsunami.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

dan Pengangguran

Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi yang sedang berjalan di Negara-nagara sedang

berkembang, masalah pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan

masalah yang lebih rumit dan lebih serius dari pada masalah perubahan dalam

distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan

terendah. Keadaan di Negara-negara sedang berkembang dalam beberapa dasawarsa

ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang talah tercipta tidak sanggup

menyediakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk

yang berlaku. Pertambahan tenaga kerja ternyata tidak dapat diimbangi oleh

pertambahan kesempatan kerja yang diciptakan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang

baru, terutama oleh pertumbuhan kegiatan disektor industri. Tenega kerja baru yang

tidak dapat memperoleh pekerjaan telah memperbesar jumlah pengangguran yang

telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Oleh kaerena itu, masalah pengangguran

yang dihadapi dari tahun ke tahun semakin lama semakin bertambah serius.

Fungsi kapital yang menaikkan produktifitas dalam pertumbuhan ekonomi

jangka panjang selain berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapan lainnya, juga dapat

berupa himan kapital. kapital sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi, yang

dapat dipergunakan langsung naupun tidak langsung dalam produksi untuk

menambah output, meliputi investasi dalam pengtahuan teknik/perbaikan dalam

pendidikan, kesehatan dan keahlian . Keadaan kapital di Negara seadang berkembang

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

2

pada umumnya relatif jarang, karena tingkat akumulasi kapital yang rendah hal ini

dapat terjadi karena adanya suatu lingkaran satan. Di Negara sedang berkembang

pendapatan rendah, apabila ada tabungan jumlahnya sedikit. Konsumsi rendah dan

pada tingkat yang subsisten, sihingga tidak dapat dikurangi untuk tabungan. Tabun

gan yang tidak ada atau sedikit menyebabkan keinginan untuk melakukan investasi

juga sedikit. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat produktifitas dan rendahnya

tingkat pendapatan.

Di Negara sedang berkembang seperti Indonesia peranan pemerintah masih

tergolong besar. Anggaran pemerintah sangat mempengaruhi kondisi perekonomian.

Anggaran pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output. Pengaruhnya tergantung

kepada pengaruh anggran terhadap kegiatan sektor swasta. Pengaruh anggaran

pemerintah terhadap sektor swasta dapat bersifat subsitusi atau komplementer.

Anggaran pemerintah bersifat subsitusi dengan sektor swasta apabila investasi

pemerintah digunakan dalam pembangunan insfrasruktur fisik maupun non fisik. Hal

ini akan meningkatkan ekonomis of scale melalui perluasan pasar yang selanjutnya

akan meningkatkan keuntungan sektor swasta.

Masalah utama mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah

upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan

karena pertambahan tenaga kerja yang harus bekerja lebih besar dibandingkan dengan

pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan

tenaga kerja yang lebih besar dibandingakan dengan ketersediaan lapangan kerja

menimbulkan pengangguran yang tingg merupakan salah satu masalah utama dalam

jangka pendek yang selalu dihadapi setiap Negara. Karena itu, setiap perekonomian

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

3

dan negar pasti menghadapi masalh penggangguran, yaitu penggangguran alamiah

(natural rate of unemployment).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis

tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu Negara atau suatu

daerah. Ekonomi dikataka mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa

meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktifitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan

pendapatan atau kejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi

suatu Negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu

mrnggambarkan bahwa perekonomiaan Negara atau wilayah tersebut berkembang

dengan baik. (http:id.wikipedia.org.pertumbuhan. Diakses 5 Oktober 2012).

Perencanaan pembangunan ekonomi merupakan sarana utama kearah

tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan perencanaan pembangunan

ekonomi suatu Negara dapat menentukan serangkaian sasaran ekonomi secara

kuantitatif dalam periode tertentu. Melalui perencanaan pembangunan suatu Negara

dapat memobilisasi sumber daya yang terbatas untuk memperoleh hasil yang optimal

dengan lancar, progesif dan seimbang. Hal ini tidak akan dicapai dengan

menyerahkan begitu saja pada mekanisme pasar seperti yang dipercayai kaum klasik.

(http:id.wikipedia.org.pertumbuhan. Diakses 5 Oktober 2012).

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar

bearti akan menambah jumlah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

4

penduduk yang lebih besar akan meningkat luasnya pasar domestik. Namun

demikian, patut dipertanyakan apakah cepatnya pertumbuhan penawaran tenaga karja

akan memberikan afek positif atau negatif terhadap perkembangan ekonomi.

Sebenarnya, hal tersebut regantung pada kemampuan sistem perekonomian untuk

menyerap dan secara positif memperkerjakan tambahan tenaga kerja tersebut.

Angkatam kerja yang tumbuh sangat cepat tentu saja akan menimbulkan

masalah bagi perekonomian, terutama tidak tersedianya lapangan kerja. Jika lapangan

kerja baru tidak mampu menampung semua angkatan kerja baru(dengan kata lain,

tambahan permintaan akan tenaga kerja lebih sedikit dari pada tambahan penawaran

angkatan kerja), maka sebagian angkatan kerja baru itu akan memperpanjang barisan

penganggur yang suadah ada. Lapangan kerja salah satu masalah dalam

pembangunan ekonomi di Indonesia.

Hal ini bukan terlihat terhadap masal jumlah tetapi bagaimana meningkatkan

jumlah yang ditawarkan. Permasalahan lain yang terletak pada kualitas tenaga kerja,

sebagaimana terlihat dari produktifitas pekerja yang ada masih relatif rendah.

Aceh pratsunami boleh dikatakan sering mendapat perhatian kata lain dari

sebaelumnya”terabaikan” dari pembangunan karena berbagai alasan. Konflik menjadi

alasan terdepan yang menyebabkan provinsi Aceh lamban maju dibidang

pembangunan, kini setelah komflik Aceh beakhir ditandai kesepakatan damai antara

pemerintah RI dengan pemerintah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tealah

menandatangani kesepahama (MoU) di Helsinki 15 Agustus 2005, sekitar delapan

bulan pasca tsunami. Kondisi daerah jauh lebih baik dan aman mayarakat

bersemangat berusaha di perkotaan. (kantor Berita Biro Provinsi Aceh 2012, h. 1)

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

5

Aceh pasca tsunami disusul penandatanganan kesepakatan damai itu

sebetulnya cukup kondusif bagi penanaman modal usaha, apalagi dilihat keterbukaan

dan kemajuan berbagai aspek atas dukungan kemanusiaan bangsa-bangsa dunia

membantu korban bencana alam yang merusak ratusan ribu bangunan tersebut.

Masyarakat merasakan adanya kemajuan pembangunan ekonomi dan kehadiran

investasi yang sedikit bearti bala dilihat secara menyeluruh belum menyentuh

sasarannya memeng investasi diharapkan seperti sektor riil sebelum mendekati

rakyat. Ekonomi rakyat maju atas dukungan pemerintah memang harus diakui sudah

ada kemajuan meski belum dirasakan mayoritas rakyat, terutama dilihat pembngunan

fisik. Sementara dari sudut pandang ekonomi hanya masyarakat yang bias menilai

sendiri sebagai gambaran bias dilihat kemajuan sarana transportasi yang sering

dirasakan macet pasca tsunami.

Kondisi laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat yang merupakan

bagian dari propinsi aceh dijelaskan oleh kondisi PDRB di Kabupaten Aceh Barat

seperti dtunjukkan pada tabel berikut ini :

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

6

Tabel I

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2004-2011

No Tahun PDRB (Jutaan Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi

(persen)

1 2004 783,578.45 3,38

2 2005 797,661.31 1,79

3 2006 966,250.45 10,59

4 2007 1,081,722.63 11,95

5 2008 1,140,817.36 5,46

6 2009 1,202,769.24 5,43

7 2010 1,265,376.75 5,21

8 2011 1,324,894.54 5,24 Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (oktober 2012)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2004-2011 yaitu sebagai berikut, pada tahun 2004

laju pertumbuhan ekonomi sebesar 3,38 persen. Tetapi pada tahun 2005 laju

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat kembali memgalami penurunan

menjadi 1,79 persen dikarenakan pada saat itu masih dalam masa rehabilitasi pasca

tsunami. Kemudian pada tahun 2006 dan tahun 2007 laju pertumbuhan ekonomi

sebesar 10,59 persen, pada tahun 2007 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 11,95

persen. Pada kurun waktu tahun 2008 sampai 2010 laju pertumbuhan kembali

menurun yaitu pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,46 persen, pada

tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,43 persen, dan pada tahun 2010 laju

pertumbuhan ekonomi sebesar 5,21 persen. Tetapi pada tahun 2011 laju pertumbuhan

ekonomi kembali terjadi peningkatan sebesar 5,24 persen. Data tersebut

mendeskripsikan bahwa laju pertumbuhan akonomi di Kabupaten Aceh Barat selama

tahun terakhir tingkat laju pertumbuhan ekonominya cenderung naik turun.

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

7

Kondisi ketenagakerjaan di Aceh setelah terjadi bencana gempa dan tsunami

bagaikan booming lapangan pekerjaan, karena kebutuhan yang luar biasa terhadap

tenaga kerja untuk pembangunan kembali kondisi masyarakat Aceh terutama disektor

insfrasrtuktur dan perumahan. Melimpahnya dana yang berasal dari luar negeri,

alokasi APBN maupun bantuan langsung lainnya menyebabkan datangnya Non

Government Organization (NGO), Negara-negara donor dan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) lokal lainnya sebagai pelaku utama rehabilitasi dan rekontruksi

Aceh. Apa yang kita lihat adalah banyaknya tukang-tukang yang membangun rumah-

rumah korban bencana yang sebagiannya berasal dari luar Aceh, maupun tenaga-

tenaga lokal yang bekerja di NGO-NGO, yayasan-yayasan internasional maupun

nasional serta perekrutan yang begitu besar dari Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi

(BRR) dan badan-badan dibawah perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lainnya.

Kehadiran NGO ke Aceh membuat pertumbuhan ekonomi Aceh begitu cepat ditandai

dengan peredaran uang yang begitu besar. Namun lambat laun hal ini akan menyurut,

dan kondisi masyarakat dan sebagian telah pulih. Namun tidak bisa dipungkiri

banyak yang tidak ada perubahan bearti sebagaimana diharapkan.

(Http://wordpress.com.menangani-pengangguran-pasca-ngo-di-aceh. Diakses 14

Desember 2012).

Tingkat pengangguran akan menjadi masalah terhadap sosial ekonomi

masyarakt, hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat yang

belum memiliki pekerjaan, untuk mengetahui tingkat pengannguran di Kabupaten

Aceh Barat dapat pada table berikut ini :

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

8

Tabel 2

Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2004-2011

No Tahun Jumlah Pengangguran (Jiwa)

1 2004 13.088

2 2005 13.266

3 2006 7.818

4 2007 7.810

5 2008 8.061

6 2009 7.868

7 2011 7.651

8 2012 4.775 Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (oktober 2012)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat dari tahun 2004-2011 sebagai berikut, pada tahun 2004 jumlah

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat sebanyak 13.088 jiwa, dan pada tahun 2005

jumlah pengangguran adalah sebesar 13.266 jiwa, pada tahun 2006 jumlah

pengangguran mengalami penurunan sebesar 7.810 jiwa dari tahun sebelumnya dan

pada tahun 2008 pengangguran di Kabupaten Aceh Barat mengalami peningkatan

yaitu sebesar 8.061 jiwa dan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 7.868

jiwa. Dan pada tahun 2010 tingkat pengangguran mengalami penurunan 7.651 jiwa.

Dan pada tahun 2011 tingkat pengangguran sebesar 4.775 jiwa. Permasalahan

kependudukan di Kabupaten Aceh Barat saat ini relatif mulai berkurang . hal ini

disebabakan meningkatnya lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja.

Terhitung dari tahun 2004-2011, jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat mengalami fluktuasi artinya pengangguran tertinggi adalah tahun 2005 sebesar

13.266 jiwa, sedangkan pengangguran terendah pada tahun 2010 dengan jumlah

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

9

pengangguran sebesar 7.651 jiwa. Hal ini disebabkan meningkatnya lapangan

pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya

ilmiah yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Pengangguran Sebelum dan

Sesudah Tsunami di Kabupaten Aceh Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah seberapa

besar pengaruh PDRB terhadap pengangguran sebelum dan sesudah tsunami di

Kabupaten Aceh Barat.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh PDRB

terhadap pengangguran sebelun dan sesudah tsunami di Kabupaten Aceh Barat.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Penulis

Menanbah wawasan penulisan sebagai bahan perbandingan antara teori yang

telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan hasil data BPS dan hasil

observasi secara langsung.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

10

b. Lingkungan Akademik

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan bacaan

bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar pada umumnya dan Fakultas Ekonomi pada

Khususnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Untuk memberikan informasi kepada pemerintah daerah Aceh Barat pihak-

pihak yang ada keterkaitannya dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan langkah-langkah

kebijaksanaan

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai bertikut :

Bagian pertama dalam pendahuluan terdapat sub yang meliputi Latar belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian yakni Manfaat

Teoritis dan Manfaat Praktis.

Bagian Kedua yaitu Tinjauan Pustaka yang berisi tentang pengertian PDRB,

pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Fakto-Faktor yang

Menentukan Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian Pengangguran, Sebab-Sebab

Terjadinya Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, dan Perumusan Hipotesis.

Bagian Ketiga Metode Penelitiaan yang terdiri dari Ruang Lingkup Penelitian,

Data Penelitian, diantaranya Jenis dan Sumber data, Teknis Pengumpulan Data, dan

Model Analisis Data, Definisi Operasional Variabel Serta Pengujian Hipotesis.

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

11

Bagian Keempat Hasil dan Pembahasan yang terdiri dari Statistik Deskriptif

Variabel Penelitian, Perkembangan PDRB Sebelum Tsunami di Kabupaten Aceh

Barat, Perkembangan PDRB Sesudah Tsunami di Kabupaten Aceh Barat,

Perkembangan Pengangguran Sebelum Tsunami di Kabupaten Aceh Barat,

Perkembangan Pengangguran Sesudah Tsunami di Kabupaten Aceh Barat, dan hasil

Pembahasan.

Bagian Kelima Simpulan yang terdiri dari Simpulan dan Saran.

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh produk dan jasa

yang diproduksi di wilayah tersebut tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya

berasal dari wilayah tersebut atau tidak. Pendapatan yang timbul oleh adanya

kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Sedangkan yang

dimaksud dengan wilayah domestik atau regional adalah meliputi wilayah yang

berada di dalam wilayah geografis regional terrsebut. Fakta yang terjadi menunjukkan

bahwa bagian faktor produksi dari kegiatan produksi di suatu wilayah lain. Demikian

juga sebaliknya, faktor produksi yang dimilki wilayah tersebut ikut pula dalam proses

produksi yang dimilki wilayah tersebut ikut pula dalam proses produksi wilayah lain

(PDRB Kabupaten Aceh Barat 2007, h. 2).

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh

berbagai unit produksi disuatu daerah di dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu

tahun, unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi

sembilan sektor yaitu (PDRB Kabupaten Aceh Barat 2007, h. 3):

1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

2. Pertambangan dan penggalian

3. Industri penggalian

4. Listrik dan air minum

5. Bangunan

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

13

6. Perdagangan, hotel dan restoran

7. Pengangkutan dan komonikasi

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9. Jasa-jasa

2.2. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Setiap Negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling

penting dalam keberhasilan perekonomian suatu Negara untuk jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan

standar hidup (standar of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat. “

Economic Development is Growth plus change” yang bearti pembangunan ekonomi

adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur

dan corak. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu

peningkatan bagi suatu Negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi

penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi,

kelembagaan, serta penyesuian ideologi yang dibutuhkan. Masalah pertumbuhan

ekonomi dapat dipandang sebgai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang

(Sukirno 2004, h. 423)

Kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan

meningkat dari satu periode ke perode lainnya. Kemampuan yang meningkat ini

disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu meningkat baik jumlah maupun

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

14

kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang teknologi yang digunakan

berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan

penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka,

secar khusus menjelaskan pengertian pertumbuhanekonomi wialayah (daerah)

sebagai pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu

kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi di wilayah(daerah) tersebut.

Pertambahan pendapatan ini diukur dalam nilai riil (dinyatakan dalam harga konstan)

(Tarigan 2005, h.46).

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi

mengandung tiga aspek yaitu : pertama pertumbuhan ekonomi merupakan suatu

proses maksudnya bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari

waktu ke waktu, apakah terjadi kenaikan atau penurunan pertumbuhan ekonomi.

Kedua pertumbuhan ekonomi merupakan usaha dalam menaikan output total

menigkat, tetapi apabila disertai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup besar

dari pertambahan output total, maka perekonomian dikatakan dalam keadaan tetap

atau tidak terjadi pertumbuhan ekonomi. Ketiga pertumbuhan ekonomi dilihat dalam

jangka waktu yang panjang maksudnya adalah dalam menganalisa naik turunnya

keadaan perekonomian suatu Negara harus dilihat dalam jangka waktu yang panjang,

karena pertumbuhan ekonomi sangat peka terhadap perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhi suatu pertumbuhan ekonomi.

Jadi suatu prekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan apabila

tingkat kegiatan atau aktifitas ekonomi lebih tinggi dari pada yang dicapai pada masa

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

15

sebelumnya. Dengan perkataan lain perkembangan baru tercipta apabila jumlah fisik

barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut menjadi bertambah

besar pada tahun-tahun berikutnya.

2.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut pendapat Schumpeter, pertambahan pendapatan Negara dari masa

kemasa perkembangan sangat tidak stabil kemungkinan untuk menjalankan

pembentukan modal yang menguntungkan yang dilakukan oleh para pengusaha.

Ketidakstabilan ini bearti bahwa dalam proses pembangunan ekonomi, kemakmuran

dan depresi akan timbul secara silih berganti. Pada suatu masa tertentu perekonomian

akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi pada masa lainnya

pengangguran yang serius mungkin terjadi. Schumpeter berkeyakinan bahwa

pembangunan ekonomi terutama diciptakan oleh inisiatif dari golongan masyarakat

yang mengorganisasikan dan menggabungkan faktor-faktor produksi lainnya untuk

menciptakan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat (Sukirno 2004, h. 432)

Beberapa para ahli mengemukakan teori yang mengenai pertumbuhan

ekonomi yaitu (Sukirno 2004, h. 434-437):

1. Teori Harrod- Domar

Menurut harodd- Domar pertumbuhan ekonomi merupakan perluasan analisis

Keynes yang mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan

tenaga kerja. Teori tersebut pada intinya menganalisis persoalan pada hakekatnya

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

16

berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang

mantap yang dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu

menciptakan penggunaan sepenuhnya barang-barang modal akan selalu berlaku

didalam suatu perekonomian pada suatu daerah.

2. Teori Pertumbuhan ekonomi neo- klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik merupakan analisis yang didasarkan pada teori

klasik, sedangkan teori Harodd- Domar merupakan teori yang didasarkan pada

analisis Keynes, maka tidak mengherankan kalau diantara kedua teori tersebut

permisalannya maupun analisanya sangat bertentang antara satu denagan lainnya.

Salah satu perbedaan natara teori Harodd- Domar dalam teori pertumbuhan

Neoklasik adalah permisalannya mencapai rasio modal produksi.

Dari analisis faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dapat

disimpulkan bahwa tingkat laju pertumbuhan suatu perekonomian ditentukan oleh 4

(empat) faktor yaitu ( Sukirno 2004, h. 429-432) :

1. Luas tanah (dimana luas tanah termasuk kekayaan alam yang terkandung

didalamnya).

2. Jumlah dan perkembangan penduduk

3. Jumlah stok modal dan perkembangan dari tahun ketahun

4. Tingkat teknologi dan perbaikan dari tahun ketahun

Analisis teori-teori pertumbuhan ekonomi mengenai corak proses

menekankan kepada peramalnya akhir dari proses perkembangan ekonomi. Teori-

teori pertumbuhan sebelumya teori Neo- Klasik memberikan pandangan yang sangat

pesimis mengenai keadaan proses pembangunan didalam jangka panjang.

Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

17

Todaro dan Smith (2003, h. 92) mengindentifikasikan bahwa terdapat tiga

faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu :

1. Akumulasi modal

Modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung

dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan

dkemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin dan peralatan dan bahan

baku meningkatkan stok modal (capital stock) fisik suatu Negara yakni total nilai

riil netto atas seluruh barang modal produktif secara fisik dan hal itu jelas

memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa- masa yang akan datang.

2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional

dianggap sebagai salah satu faktor positif yang dapat memacu pertumbuhan

ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar bearti akan meningkatkan tenaga

kerja produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar bearti

meningkatkan ukuran pasar domestiknya.

3. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan

ekonomi yang terpenting. Dalam pengertian yang paling sederhana, kemajuan

teknologi terjadi karena ditemukan cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama

dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional.

Kemajuan teknologi tersebut dapat beragam sifatnya, yaitu ; pertama ,

teknologi yang bersifat netral. Kemajuan teknologi yang netral terjadi apabila

teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

18

dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Kedua,

kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja, dan ketiga , kemajuan teknologi hemat

modal. di Negara-negara Dunia Ketiga yang melimpah tenaga kerja tetapi langka

modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang amat diperlukan.

Kemajuan teknologi ini akan menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih

efisien, kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja. Ketiga faktor diatas juga

menjadi diterminan penting dalam teori pertumbuhan ekonomi yang dikenal sebagai

model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model). Model ini dirancang untuk

menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan

kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana

pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu Negara secara keseluruhan

(Makiw 2003, h, 80).

2.2. Faktor-faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

Kestabilan politik, kebijakan ekonomi pemerintah, kekayaan alam yang

dimiliki, jumlah dan kemampuan tenaga kerja,, tersedianya usahawan yang gigih dan

kemampuan mengembangkan dan menggunakan teknologi moderen adalah beberapa

faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Uaraian didalam bagian

ini menerangkan beberapa faktor yang telah lama dipandang oleh ahli-ahli ekonomi

sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Ada 4 (empat) faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi yaitu (Sukirno,

h. 429-432) :

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

19

1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya

Kekayan alam sesuatu Negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim

dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan hasil laut yang dapat diperoleh,

jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayaan alam akan

dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu Negara,

terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Didalam

setiap Negara dimana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak

hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor

utama (pertanian dan pertambangan) yaitu sektor di mana kekayaan alam

terdapat. Kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan

pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi moderen

disatu pihak, dan terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi

(sebagai akibat dari pendapatan masyarakat yang sangat rendah) dilain pihak,

membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan

ekonomi. Apabila Negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat

diusahakan dengan menguntungkan, hambatan yang baru saja dijelaskan akan

dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi dipercepat. Kemungkinan untuk

mendapatkan keuntungan tersebut akan menarik pengusaha-pengusaha dari

Negara yang lebih maju untuk mengusahakan kekayaan alam tersebut. Modal

yang cukuo, teknologi dan teknik produksi yang moderen dan tenaga-tenaga ahli

yang dibawah oleh pengusaha-pengusaha tersebut dari luar memungkinkan

kekayaan alam itu diusahakan secara efisien dan menguntungkan. Peranan

penanaman barang-barang pertanian untuk ekspor dan industri pertambangan

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

20

minyak di dalam menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi di

berapa Negara Asia adalah suatu bukti yang nyata mengenai besarnya peranan

kekayaan alam pada tingkat permulaan pertumbuhan ekonomi. Peranan

perkembangan industri pertambangan minyak di dalam pertumbuhan ekonomi

Negara-negara Timur Tengah dan Brunai adalah suatu bukti dari besarnya

peranan pengembangan kekayaan alam didalam permulaan proses pembangunan.

2. Jumlah dan Mutu Dari Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu kewaktu dapat menjadi pendorong maupun

penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan

memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkin Negara

itu menambah produksi. Di samping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan

pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini

akan menyebabkan produktifitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan

pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja.

Selanjunya perlu diingat pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk.

Maka luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan suatu Negara juga juga

bergantung pada jumlah pengusaha dalam ekonomi. Apabila tersedianya

pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah lebih banyak, lebih banyak

kegiatan ekonomi yang dijalankan. Dorongan lain yang timbul dari

perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat

pertambahan itu kepada luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor

perusahaan akan bertambah pula. Karena peranannya ini maka perkembangan

penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

21

nasional dan tingkat kegiatan ekonomi. Akibat buruk dari pertambahan penduduk

kepada pertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan

ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk.

Sesuatu Negara dipandang menghadapi masalah kelebihan penduduk apabila

jumlah penduduk adalah tidak seimbang dengan faktor-faktor produksi lain yang

teredia, yaitu jumlah penduduk adalah jauh berlebihan. Sebagai akibat dari

ketidak seimbanagan ini produtifitas marjinal penduduk adalah rendah. Ini bearti

pertambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan

dalam produksi nasional, ataupun kalau ia bertambah, pertambahan tersebut

adalah terlalu lambat dan tidak dapat mengimbangi pertambahan penduduk.

Apabila dalam perekonomian sudah berlaku keadaan di mana pertambahan

tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi nasional yang tingkatnya dalah

lebih cepat dari tingkat pertambahan penduduk, pendapatan perkapita akan

menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menyebabkan

kemakmuran masyarakat merosot.

3. Barang-barang Modal dan Tingkat Teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan

pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun

barang-barang modal sangat besar peranannya dalam keiatan ekonomi. Tampa

adanya alat-alat untuk menangkap ikan itu berburu, alat-alat untuk bercocok

tanam dan mengambil hasil hutan, masyarakat yang kurang maju akan

menghadapi kesusahan yang lebih banyak lagi dalam mencari makanannya

sehari-hari. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

22

yang tinggi, yaitu jauh lebih moderen dari pada kemajuan yang dicapai oleh

suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang modal sangat

bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah menjadi bertambah jumlahnya

dan teknologi yang talah menjadi bertambah moderen memegang peranan

penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu. Apabila

barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak

mengalami perkembangan, kemajuan yang akan tercapai adalah jauh lebih

rendah dari pada yang dicapai pada masa kini. Tanpa adanya perkembangan

teknologi, produktifitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan

dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Oleh karena itu pendapatan

perkapita hanya mengalami perkembangan yang sangat kecil. Kemajuan

teknologi yang berlaku diberbagai Negara terutama ditimbulkan oleh kemajuan

teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif dalam

pertumbuhan ekonomi, dan oleh kerenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih

pesat.

4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

System sosisl dan sikap masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan

pertumbuhan ekonomi. Di dalam menganalisis mengenai masalah-masalah

pembabgunan di Negara-nrgar berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan

bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius

kepada pembangunan. Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat

masyarakat untuk menggunakan cara produksi yang moderen dan produktifitas

yang tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat juga di

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

23

dalam sistem sosial di mana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah,

atau di mana luas tanah yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidaak ekonomis,

pembangunan ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan.

2.4. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi oleh segolongan

tenaga kerja, yang telah berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak memperolehnya.

Individu yang menghadapi masaalah tersebut dinamakan penganggur. Apabila para

penganggur tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, keadaan itu dinamakan

pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka disebabkan kepada pengangguran

struktural, pengangguran siklikal, pengangguran normal/friksional dan pengangguran

teknologi (Sukirno 2010, h. 355).

2.3.1. Sebab-sebab Terjadinya Pengangguran

Fakto-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai

berikut (Ahmad et. al. 2009, h. 10) :

a. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja ketidak

seimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar dari pada

kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

b. Struktu Lapangan Kerja Yang Seimbang

c. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak

seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada

angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu

terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

24

Ketidak seimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak

dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

d. Meningkatkan peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur

Angkatan kerja Indonesia;

e. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang .

2.3.2. Jenis-jenis Pengangguran

Jenis-jenis pengangguran dapat dibedakan antara lain adalah sebagai berikut

(Ahmad et. al. 2009, h. 11) :

a. Pengangguran Friksional/Frictional Unemployment

pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya semantara yang

disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar

kerja denngan pembuka lamaran pekerjaan

.b. Pengangguran Struktural/Structural Unemployment

Pengangguran struktural adalah keadaan dimana penganggur yang mencari

lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka

lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan

kebutuhan akan sumber daya manusia yang dimiliki kualitas yang lebih baik dari

sebelumnya.

c. Pengangguran Musiman/seasonal Unemployment

pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi

kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur.

Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan durian yang

menanti musim durian.

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

25

d. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas

naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada

penawaran kerja.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.

Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan

adanya pengangguran, produktifitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang

sehingga dapat menyebkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkata kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

pendapatan menyebkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya

yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan (Ahmad. et.

al. 2009, h. 13).

Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis

yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang

terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial

sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka

panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan perkapita suatu Negara. Di Negara-

negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di

mana pekerjaan yang semestinya bias dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,

dilakukan oleh lebih banyak orang (Ahmad. et. al. 2009, h. 13).

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

26

2.3.3. Dampak Pengangguran bagi Perekonomian

A. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Suatu Nagara

Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara pada dasarnya adalah

meningkatnya kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan

dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu Negara relatif tinggi,

hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah

dicita-citakan. Hal ini terjadi kerena pengangguran berdampak negatif terhadap

kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan dibawah ini

(Http://wikipedia.org/wiki/pengganguran. diakses 5 Oktober 2012) :

1. pengangguran bias menyebabkan masyarakt tidak dapat memaksimalkan tingkat

kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa

menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih

rendah dari pada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena

itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.

2. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang bersal dari sektor

pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan

menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat

pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi

pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus

menurun.

3. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran

akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan

terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

27

merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau

pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga

pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.

B. Dampak Pengangguran terhadap Individu yang mengalaminya dan

Masyarakat

Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang

merngalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya :

a) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencarian

b) Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan

c) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik

2.3.4. Upaya untuk Mengatasi Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara

mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu

sebagai berikut (Http://mimodjo.blogspot.com.mengantisipasi-persoalan-

pengangguran.html. Diakses 5 Oktober 2012) :

a. Cara mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja

2. segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan

ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan

3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)

kerja yang kosong.

4. segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

28

b. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain digunakan cara-cara

sebagai berikut :

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,

terutama yang bersifat padat karya

2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang

timbulnya investasi baru

3. mengalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industries

4. menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris

dan sektor formal lainnya

5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan

jembatan, jalan raya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA), dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara

langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

c. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman :

Jenis pengangguran ini bias diatasi dengan cara :

1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan

2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu

ketika menunggu musim tertentu.

d. Cara mengatasi Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :

1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

2. Meningkatkan daya beli Masyarakat

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

29

2.4. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian penelitian ini, diduga pertumbuhan ekonomi berpengaruh

secara signifikan terhadap pengangguran sebelum dan sesudah tsunami di Kabupaten

Aceh Barat.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

30

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

30

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah data PDRB dan pengangguran

yang ada setiap tahunnya. Data yang diambil adalah data sebelum tsunami yaitu data

dari tahun 1997-2004 dan sesudah tsunami yaitu data dari tahun 2005-2012.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan bersumber dari

berbagai instansi-instansi pemerintah yaitu : Badan Pusat Statistik, Perpustakaan

Daerah dan Perpustakaan Universitas Teuku Umar Kabupaten Aceh Barat.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis mrnggunakan teknik kuantitatif dengan

mendatangi instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), dan instansi lainnya.

3.3. Model Analisis Data

Metode yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi sederhana dan uji t

yang akan diolah dengan menggunakan program komputer statistik SPSS dengan

penjelasan sebagai berikut :

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

31

:a. Analisa Regresi Sederhana

Analisa ini digunaka sebagai alat analisis peramalan nilai pengaruh suatu

variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) dengan rumus sebagai berikut

(Gujarati 2006, h.135) :

Y = α + βX......…………………………………………………………….(1)

Ln Y = α + Ln βX + D..………………………………........................…..(2)

Dimana :

Y = Jumlah Pengangguran

a = Nialai Konstanta (intercept)

β = slop (Koefisien Regresi)

X = Jumlah PDRB

D = Dummy

D = 0 (sebelum tsunami)

D = 1 (sesudah tsunami)

b. Analisa Korelasi (r)

Analisa koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk memgetahui seberapa

besar hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Analisa korelasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisa koefisien korelasi sederhana

Dalam regresi sederhana, jika angka koefisien determinasi tersebut diakarkan,

maka akan didapat koefisien korelasi (r) yang merupakan ukuran hubungan linier

antara dua variabel y dan x. adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut

(Nacrowi 2006, h.133) :

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

32

𝒏∑ X 1 Y 1 – (∑X 1) (∑Y1)

𝐧∑𝐗 1 – (∑X 1) 2 ] [nY 1 – (∑Y 1)

2………………………………(3)

Dimana :

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah tahun

X = Jumlah PDRB

Y = Jumlah Pengangguran

2. Koefisien Diterminasi ( r2 )

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi (r2) merupakan kuadrat

dari nilai koefisien korelasi. Rumus Koefisien Determinasi adalah sebagai berikut

(Hasan 2002, h. 236) :

Kp = r2 x 100%..............................................................................................(4)

Dimana :

Kp = besarnya koefisien penentu (derterminasi)

r = Koefisien korelasi

3. Uji t

Uji signifikan parameter invidual (uji t) dilakukan untuk melihat signifikan

dari pengaruh variabel bebas (pertumbuhan ekonomi) terhadap variabel terikat

(pengangguran) secara invudual dengan rumus sebagai berikut (Hasan 2002, h. 241) :

r=

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

33

t = 𝑟 𝑛−𝑟2

1−𝑟2 ......................................................................................................................... (4)

Dimana :

n = Jumlah tahun

r = Koefisien korelasi

3.4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian operasioanl variabel yang digunakan dalam analisis ini

adalah sebagai berikut :

a. PDRB (X) adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ketahun di

Kabupaten Aceh Barat pada kurun waktu 1997-2012 yang diukur dalam miliyar

rupiah.

b. Pengangguran (Y) adalah jumlah penduduk yang tidak bekerja atau sedang

mencari pekerjaan di Kabupaten Aceh Barat pada kurun waktu 1997-2012 yang

diukur dalam jiwa.

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. H0 ; β = 0, Variabel PDRB yang diteliti tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Pemgangguran di Kabupaten Aceh Barat.

b. H1 ; β ≠ 0, Variabel PDRB yang diteliti berpangaruh secara signifikan terhadap

Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

34

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th > tt, maka H0 ditolak H1 diterima, artinya Variabel PDRB yang diteliti

berpangaruh secara signifikan terhadap Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

b. Apabila th < tt, maka H0 diterima H1 ditolak, artinya Variabel PDRB yang diteliti

tidak berpangaruh secara signifikan terhadap Pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis statistik deskriptif variabel penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran sebelum dan

sesudah tsunami di Kabupaten Aceh Barat sehingga akan dapat memberikan

gambaran yang jelas dalam mengatasi pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

4.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebelum

Tsunami

PDRB merupakan salah satu bagian yang dapat mengatasi masalah

perekonomian seperti pengangguran, akan tetapi jika PDRB dari tahun ketahun

mengalami penurunan maka pengangguran akan bertambah dan apabila PDRB

mengalami peningkatan maka pengangguran dapat teratasi.

Dan penduduk yang bertambah dari waktu kewaktu dapat menjadi pendorong

maupun penghambat pada pertumbuhan ekonomi. penduduk yang bertambah akan

memperbesar jumlah tenaga kerja sedangkan lapangan kerja yang tersedia terbatas.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebelum tsunami di Kabupaten

Aceh Barat yaitu dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

36

Tebel 3

PDRB Sebelum Tsunami di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 1997-2004

No Tahun PDRB ( Milyar)

1

2

3

4

5

6

7

8

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

459.393,80

521.862,55

588.236,00

524.088,01

246.570.19

1.373.199,97

662.909,96

661.243.91 Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (data diolah September 2013)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laju PDRB di Kabupaten Aceh

Barat sebelum tsunami yaitu, dan pada tahun 1997 laju PDRB di Kabupaten Aceh

Barat sebesar 459.393,80 milyar rupiah pada tahun 1998 PDRB mengalami

peningkatan sebesar 521.862,55 milyar rupiah ini disebabkan pemerintah pada saat

itu mampu meningkatkan laju pertumbuhan PDRB di Kabupaten Aceh Barat, dan

pada tahun 1999 PDRB kembali meningkat sebesar 588.236,00 milyar rupiah dan

pada tahun 2000 PDRB mengalami penurunan sebesar 524.088,01 milyar rupiah

diakibatkan adanya terjadi pemekaran wilayah di Kabupaten Aceh Barat. Dan pada

tahun 2001 PDRB mengalami penurunan yang signifikan sebesar 246.570,19 milyar

rupiah dan pada tahun 2002 kembali meningkat 1.373.199,97 milyar rupiah

diakibatkan adanya peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan daerah. dan

pada tahun 2003 PDRB sebesar 662.909,96 milyar rupiah dan pada tahun 2004

PDRB mengalami penurunan sebesar 661.243,91 milyar rupiah ini terbukti semakin

tidak tersedianya lapangan kerja di Kabupaten Aceh Barat.

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

37

4.1.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sesudah

Tsunami

PDRB sesudah tsunami dapat kita lihat lebih mengalami peningkatan

dibandingkan dengan PDRB sebelum tsunami. Ini di sebabkan banyaknya tersedia

lowongan kerja bagi masyarakat Kabupaten Aceh Barat dan mengakibatkan

meningkatnya pendapatan masyarakat, PDRB sesudah tsunami dapat dilihat pada

tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4

PDRB Sesudah Tsunami dikabupaten Aceh Barat

Tahun 2005-2012

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Data diolah September 2013)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa PDRB sesudah tsunami di Kabupaten

Aceh Barat sangat bervariasi pada tahun 2005 PDRB sebesar 797.611,31 milyar

rupiah, dikarenakan pada saat itu masih dalam masa rehabilitasi pasca tsunami,

kemudian pada tahun 2006 PDRB sebesar 966.250,12 milyar rupiah, dan pada tahun

2007 PDRB sebesar 1.081.722,63 milyar rupiah, dikarenakan pada tahun 2006-2007

masuk dalam tahap rekontruksi NGO dan LSM masuk kedaerah Aceh Barat dalam

misi kemanusian dan pada tahun 2008 PDRB sebesar 1.140.817,36 milyar rupiah dan

pada tahun 2009 PDRB sebesar 1.202.769,24 ini dikarenakan adanya tersedia

No Tahun PDRB (Milyar)

1

2

3

4

5

6

7

8

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

797.611,31

966.250.12

1.081.722,63

1.140.817,36

1.202.769.24

1.265.376,75

1.324.894,54

1.356.573,02

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

38

lapangan kerja untuk masyarakat dan seterusnnya pada tahun 2010 PDRB sebesar

1.265.376,75 milyar rupiah, dan pada tahun 2011 PDRB sebesar 1.324.894,540

milyar rupiah dan pada tahun 2012 1.356.573,02 ini di sebabkan semakin mudanya

masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.

4.4. Perkembangan Pengangguran Sebelum Tsunami

Pengangguran yang terjadi sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

masyarakat terutama di Kabupaten Aceh Barat. Upaya yang harus dilakukan didalam

mengurangi pengangguran yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

tercermin melalui pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menciptakan lapangan kerja

dan mengurangi jumlah pengangguran.

Jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 1997 sampai 2004

berdasarkan data badan pusat statistik ( BPS ) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5

Jumlah Pengangguran Sebelum Tsunami di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 1997-2004

No Tahun

Pengangguran ( jiwa )

1

2

3

4

5

6

7

8

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2.459

5.019

5.045

5.075

4.894

4.722

4.989

5.231

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Data diolah September 2013)

Bedasarkan tabel diatas menggambarkan jumlah pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat dari tahun 1997-2004 berdasarkan Badan pusat Statistik (BPS) pada

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

39

tahun 1997 jumlah pengangguran sebesar 5.019 jiwa, dan pada tahun 1999 kemudian

pegangguran meningkat sebesar 5.045 jiwa ini disebabkan tidak ada kesempatan

kerja bagi masyarakat, dan kemudian pada tahun 2000 pengangguran semakin

meningkat sebesar 5.075 jiwa sebabkan karena kurangnya upaya dari pemerintah

untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, dan pada tahun 2001

pengangguran mengalami penurunan sebesar 4.894 jiwa pada tahun 2002

pengangguran sebesar 4.722 jiwa, dan pada tahun 2003 pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat sebesar 4.989 jiwa dan pada 2004 pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat kembali meningkat sebesar 5.231 jiwa. Berdasarkan tabel di atas dapat di

simpulkan bahwa tidak besar terjadi perubahan dari tahun ketahun, hal ini di

buktikan semakin banyaknya jumlah penduduk miskin, tetapi jumlah lapangan kerja

yang tersedia semakin terbatas.

4.5. Perkembangan Tingkat Pengangguran Sesudah Tsunami

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja di anggap sebagai faktor positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar

berarti akan menambah jumlah tenaga produktif. Sedangkan pertumbuhan penduduk

yang lebih besar akan meningkatkan luasnya pasar-pasar domestik . Angkatan kerja

yang tumbuh sangat cepat tentu saja akan menimbulkan masalah bagi perekonomian,

terutama tidak tersediannya lapangan kerja jika lapangan kerja baru tidak mampu

menampung semua angkatan kerja baru dengan kata lain, tambahan permintaan akan

tenaga kerja lebih sedikit dari pada tambahan penawaran angkatan kerja, maka

sebagian angkatan kerja baru itu akan memperpanjang barisan penganggur yang

sudah ada.

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

40

Tingkat pengangguran akan menjadi masalah terhadap sosial ekonomi

masyarakat, hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat yang

belum memiliki pekerjaan.

Untuk mengatahui tingkat pengangguran di kabupaten Aceh Barat dapat dilihat

pada tebel di bawah ini :

Tabel 6

Jumlah Pengangguran Sesudah Tsunamidi kabupaten Aceh Barat

Tahun 2005-2011

No Tahun Jumlah pengangguran (jiwa)

1

2

3

4

5

6

7

8

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

13.266

7.818

7.810

8.061

7.868

7.651

4.775

7.862 Sumber :Kantor BadanPusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Data diolah September 2013)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat dari tahun 2005-2011 sebagai berikut, pada tahun 2005 jumlah

penganguran di Kabupaten Aceh Barat sebesar 13.266 jiwa, pada tahun 2006 jumlah

penganguran di Kabupaten Aceh Barat sebanyak 7.818 jiwa dan pada tahun 2007

mengalami penurunan sebesar 7.810 jiwa dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2008

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat mengalami peningkatan yaitu sebesar 8.061

jiwa dan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 7.868 jiwa, dan pada tahun

2010 tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 7.651 jiwa, dan pada tahun

2011 pengangguran kembali menurun sebesar 4.775 jiwa. Dan pada tahun 2012

pengangguran kembali meningkat sebesar 7.862 jiwa. Permasalahan kependudukan

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

41

di Kabupaten Aceh Barat adalah dilihat dari tingginya jumlah pengangguran, namun

demikian jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat saat ini relatif mulai

berkurang, hal ini di sebabkan meningkatnya lapangan pekerjaan yang mampu

menyerap tenaga kerja.

Terhitung dari tahun 1997-2012, jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat mengalami fluktuasi artinya pengangguran tertinggi adalah tahun 2005 sebesar

13.266 jiwa, sedangkan pengangguran terendah pada tahun 2011 dengan jumlah

pengangguran sebesar 4.775 jiwa. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari

pemerintah didalam menyediakan lapangan pekerjaan.

4.6. Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran

sebelum dan sesudah tsunami di Kabupaten Aceh Barat akan dianalisis dengan

menggunakan model regresi linear sederhana.

Tabel 7

Rata-rata, standar Deviasi dan Observasi

No Variabel Mean Standart Deviation N

1 Pengangguran 8,69387 3,68136 16

2 PDRB 18,33350 8,39321 16

Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah September 2013)

Pada tabel diatas terlihat rata-rata pengangguran selama kurun waktu 1997-

2012 adalah 8,69387 jiwa dengan standar deviasi 3,68136 jiwa ini di akibatkan

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

42

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat terus mengalami penurunan karena ada

upaya dari pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja.

Sedangkan rata-rata PDRB dengan kurun waktu 1997-2012 adalah sebesar

18,33350 milyar rupiah, dengan standar deviasi 8,39321 milyar rupiah disebabkan

karena PDRB di Kabupaten Aceh Barat terus mengalami perkembangan tiap

tahunnya,dan N yang digunakan selama 16 tahun.

4.7. Hasil Pembahasan

4.7.1. Analisis Koefesien Korelasi Dan Determinasi

Hal ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ke eratan serta

arah hubungan antara PDRB terhadap pengangguran sebelum dan sesudah tsunami

di Kabupaten Aceh Barat

Tabel 8

Hasil Koefesien Korelasi Dan Koefesien Determinasi

No Variabel PDRB (X)

Pengangguran

(Y)

Dummy

1 Person correlation

a. PDRB

b. Pengangguran

c. Dummy

1.000

182

591

182

1.000

749

1.000

749

1.000

2 Model

a.Koefesien korelasi (R)

b.Koefesien Deteminasi (R2)

0,816

0,665

Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah September 2013)

Pada tebel 8 memperlihatkan koefesien korelasi (R) antara PDRB (X) dan

pengangguran (Y) sebelum dan sesudah tsunami sebesar 0,816 Menggambarkan

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

43

bahwa variabel PDRB memiliki hubungan yang kuat dengan variabel pengangguran

di Kabupaten Aceh Barat, sebesar 81,6 persen.

Koefesien determinasi (R2) bernilai 0,665 yang berarti bahwa PDRB 66,5

persen dipengaruhi oleh variabel pengangguran, sedangkan sisanya sebesar 33,5

persen dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model ini. Menurut peneliti faktor lain

yang mempengaruhi PDRB dan pengangguran yaitu pendapatan masyarakat karena

pendapatan yang didapatkan lebih kecil dari pada pendapatan yang dibutuhkan untuk

hidup secara layak.

4.7.2. Uji Regresi Berganda dan Uji Signifikan parsial (Uji t)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil regresi sederhana adalah sebagai

berikut :

Tabel 9

Regresi Linear Sederhana dan Uji Parsial (uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standar

dized Coeffici

ents

T Sig.

90.0% Confidence

Interval for B Correlations

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part 1.Constant

PDRB

DUMMY

(Consta 11. 561

.156

0

7413 .000 8.192 14.930

-.176

.087 -.400 -.2.012 .065 -.364 .013 .182 -.487 -.323

.703 .142 .986 4.132 .000 .396 1.009 .749 .809 5.79

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah September 2013)

Y = 11,561 – 0,176 x + 0,703 D……………………………....................................(5)

Page 47: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

44

Persamaan tersebut mengandung pengertian bahwa

1.Konstanta

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 11,561

nilai konstanta ini menyatakan bahwa apabila variabel PDRB sama dengan nol maka

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat naik sebesar 11,561 persen.

2.Koefesien Regresi

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) sebesar -.176 berarti jika PDRB meningkat 1 persen, maka pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat turun sebesar 0,176 atau 17,6 persen

Pembuktian bahwa variabel PDRB berpengaruh terhadap pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat dilakukan tersendiri secara parsial dengan uji t pada jumlah kepercayaan

( level of confidence 95 persen ) yaitu:

Variabel PDRB di peroleh thitung sebesar -2,012 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,761

artinya secara parsial variabel PDRB tidak berpengaruh nyata terhadap

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

3. Koefisien Dummy

Berdasarkan persamaan diatas PDRB sebelum dan sesudah tsunami 0,703 persen

bearti jika PDRB meningkat 1 persen maka pengangguran sebelum dan sesudah

tsunami akan meningkat sebesar 70,3 persen

Page 48: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

45

V.SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisa yang dilakukan dalam penelitian ini di

Kabupaten Aceh Barat dapat disimpulkan bahwa :

a. Jumlah PDRB di Kabupaten Aceh Barat tahun 1997-2012 rata-rata sebesar 18,33350

milyar rupiah dan rata-rata pengangguran 8,69387 jiwa dan Rata-rata Dummy 50

persen.

b. Koefesien korelasi PDRB R= 0,816 Secara positif terdapat hubungan yang signifikan

antara PDRB terhadap pengangguran dengan keeratan hubungan 81,6 persen

sedangkan determinasi (R2) menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh terhadap

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat sebesar 66,5 persen sedangkan 33,5 persen di

pengaruhi oleh variabel lain luar model penelitian ini.

c. Hasil yang diperoleh dari nilai thitung sebesar -2.012 < ttabel 1.761 berarti H0 diterima dan

H1 ditolak maka PDRB tidak berpengaruh secara nyata terhadap pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat.

5.2 saran-saran

Adapun saran kepada Pemerintah Daerah adalah :

a. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penyedian lapangan kerja yang baik,

meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan perekonomian rakyat dan

menumbuh kembangkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh

Barat.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

46

b. Mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan dalam jangka panjang serta

meningkatkan ketrampilan, produktivitas dan pendapatan masyarakat di Kabupaten

Aceh Barat.

c. Untuk mengurangi pengangguran di Kabupaten Aceh Barat pemerintah perlu kiranya

melakukan pengamatan melalui intansi terkait sehingga mengetahui lebih lanjut tentang

kondisi masyarakat.

Page 50: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muliana. 2009. Makalah Pengangguran. SMAN 1 Bontoa. Maros.

BPS. 2012. Aceh Dalam Angka. Kabupaten Aceh Barat. Meulaboh.

____________2007. PDRB. Kabupaten Aceh Barat. Meulaboh.

Gujarati, N Danodar. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. The McGraw-Hill

Companies.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Meteologi Penelitian dan Aplikasinya. PT.

Ghalia Indonesia. Bogor.

Kantor Berita Biro Provinsi Aceh. 2012. Melihat Aceh Pra dan Pasca Tsunami.

Antara. Banda Aceh

Mankiew, N Gregory.2003. Pengantar Ekonomi. Erlangga Jakarta.

Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nurba, Diswandi. et. al. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.

Universitas Teuku Umar. Meulaboh.

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

. 2010. Pengantar Teori Makroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Tarigan, Robison. 2005. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Bumi

Aksara. Jakarta.

Todaro, Mechael & Stephen Smith 2003. Pembangunan Ekonomi, Edisi Kedelapan.

Erlangga. Jakarta.

Http://id.wikipedia.org/wiki/pengangguran. Diakses 5 oktober 2012

Http://khazanaharkam.wordpres.com.menangani-pengangguran-pasca-ngo-di-aceh.

Diakses 14 Desember 2012.

Http://id.wikipedia.org.pertumbuhan. Diakses Oktober 2012.