data produk domestik regional bruto (pdrb) biasanya digunakan

15
6 Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti maupun perencana pembangunan. Akan tetapi, menurut Tarigan (2005: 79) khusus untuk perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis potensi ekonomi wilayahnya. Salah satu teori yang digunakan untuk menganalisis potensi ekonomi wilayah adalah teori ekonomi basis. Teori ekonomi basis berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam penelitian ini akan menggunakan salah satu metode ekonomi basis yaitu metode Location Quotient (LQ). Kelebihan model LQ adalah dapat menggambarkan sektor basis atau sektor unggulan pada suatu kurun waktu tertentu. Jika nilai LQ > 1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut adalah sektor basis, sedangkan LQ < 1 berarti sektor tersebut adalah sektor nonbasis (Tarigan, 2005: 35). 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita di Kabupaten Sijunjung setahu penulis belum pernah dilakukan, namun demikian beberapa penelitian sejenis telah pernah dilakukan. Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh pemekaran wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007. Dengan menggunakan alat analisis uji beda rata-rata, analisis konvergensi, Indeks Williamsons, Indeks Entropi Theil, Hipothesis Kuznets, dan regresi berganda/

Upload: trinhkien

Post on 20-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk

menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti

maupun perencana pembangunan. Akan tetapi, menurut Tarigan (2005: 79)

khusus untuk perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis

potensi ekonomi wilayahnya. Salah satu teori yang digunakan untuk menganalisis

potensi ekonomi wilayah adalah teori ekonomi basis. Teori ekonomi basis

berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh

peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam penelitian ini akan

menggunakan salah satu metode ekonomi basis yaitu metode Location Quotient

(LQ).

Kelebihan model LQ adalah dapat menggambarkan sektor basis atau sektor

unggulan pada suatu kurun waktu tertentu. Jika nilai LQ > 1 memberikan indikasi

bahwa sektor tersebut adalah sektor basis, sedangkan LQ < 1 berarti sektor

tersebut adalah sektor nonbasis (Tarigan, 2005: 35).

1.2 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per

kapita di Kabupaten Sijunjung setahu penulis belum pernah dilakukan, namun

demikian beberapa penelitian sejenis telah pernah dilakukan. Riadi (2009) dalam

penelitiannya tentang pengaruh pemekaran wilayah terhadap perekonomian dan

disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007. Dengan

menggunakan alat analisis uji beda rata-rata, analisis konvergensi, Indeks

Williamsons, Indeks Entropi Theil, Hipothesis Kuznets, dan regresi berganda/

7

Provinsi NTB menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi perekonomian

dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.

Pada penelitian yang lain oleh Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam

penelitiannya tentang analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan

per kapita, kemiskinan dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua. Dengan

menggunakan alat analisis t-test equal mean menyimpulkan bahwa kebijakan

pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi

berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Papua.

Penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan cakupan wilayah

lebih luas dilakukan oleh Muchlis (2013) juga melakukan penelitian dengan

menggunakan analisis Analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata,

analisis regresi, penelitian ini lebih menitikberatkan untuk mengetahui apakah

terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi akibat pengaruh

desentralisasi fiskal yang menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi.

Di level internasional analisis perubahan pertumbuhan ekonomi akibat

pengaruh desentralisasi fiskal di lakukan oleh Ezcurra dan Rodriguez (2009)

dengan menggunakan alat analisis ordinary least squares (OLS) dengan panel-

corrected standard errors (PCSE) menyimpulkan adanya hubungan positif antara

pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan ekonomi

di Organization for Economic Co-operation and Development countries (OECD).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, keaslian penelitian ini adalah

penggunaan metode analisis pengaruh pemekaran wilayah dengan uji beda rata (t

8

test equal mean) dan indeks Location Quotient (LQ) untuk wilayah Kabupaten

Sijunjung dengan periode data yang lebih terbaru yang digunakan dalam analisa.

Dari penjelasan di atas penelitian-penelitian sebelumnya mengenai perubahan

struktur ekonomi dapat diringkas pada tabel berikut.

9

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Muhamad Riadi (2009)

“Pengaruh Pemekaran

Wilayah Terhadap

Perekonomian dan

Disparitas PDRB per kapita

di Provinsi NTB Tahun

1987-2007”

Independent:

Pemekaran

Wilayah

Dependent:

Pertumbuhan

Ekonomi dan

Disparitas PDRB

per kapita

Uji beda rata-rata,

analisis

konvergensi, Indeks

Williamsons,

Indeks Entropi

Theil, Hipothesis

Kuznets, dan

regresi berganda/

Provinsi NTB

Peningkatan kondisi

perekonomian dan

Disparitas PDRB di

Provinsi NTB setelah

pemekaran wilayah.

.

Roberto Ezcurra dan

Andreas Rodriguez-Pose

(2009) “Desentralisasi dari

Pengeluaran Perlindungan

Sosial dan Pertumbuhan

Ekonomi di Organization

for Economic

Co-operation and

Development countries

(OECD)”

Independent:

Desentralisasi

Dependent:

Pengeluaran

Perlindungan

Sosial dan

Pertumbuhan

Ekonomi

Ordinary Least

Squares (OLS)

dengan Panel-

Corrected

Standard Errors

(PCSE)

Adanya hubungan

positif antara

pengeluaran

pemerintah pada

perlindungan sosial

dengan pertumbuhan

ekonomi di OECD

Roberto Ezcurra dan

Andreas Rodriguez-Pose

(2010) “Bagaimana

Keadaan Desentralisasi di

perbedaan regional?

Analisis lintas negara”

Independent:

Desentralisasi

Fiskal dan

perbedaan spasial

Dependent:

Pertumbuhan

Ekonomi

Ordinary Least

Squares (OLS)

dengan Panel-

Corrected

Standard Errors

(PCSE)

Desentralisasi fiskal

mengganggu

kesatuan ekonomi

nasional

Roberto Ezcurra dan

Andreas Rodriguez-Pose

(2010) “Apakah

Desentralisasi Fiskal

Berbahaya Untuk

Pertumbuhan Ekonomi?

Fakta dari Organization for

Economic

Co-operation and

Development countries

(OECD)”

Independent:

Desentralisasi

Fiskal

Dependent:

Pertumbuhan

Ekonomi

Ordinary Least

Squares (OLS)

dengan Panel-

Corrected

Standard Errors

(PCSE)

Adanya hubungan

negatif antara

desentralisasi fiskal

dengan pertumbuhan

ekonomi di OECD

10

Tabel 1.2 Lanjutan

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Arius Jonaidi (2012)

“Analisis pertumbuhan

ekonomi dan Kemiskinan

Di indonesia”

Independent:

Pengangguran,inv

estasi,

Kemiskinan .

Dependent:

Pertumbuhan

Ekonomi

Analisis Regresi

Berganda metode

Two Stage Least

Square/ Indonesia

Meneliti Faktor -

faktor yang

mempengaruhi

pertumbuhan

ekonomi . Hasil

Penelitian

Menunjukkan

Pertumbuhan

ekonomi berpengaruh

signifikan terhadap

pengurangan angka

kemiskinan,

kemiskinan juga

berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan

ekonomi. Tingkat

pengangguran

berpengaruh

signifikan dan negatif

terhadap

pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

Investasi dalam

bentuk PMDN dan

PMA berpengaruh

signifikan dan positif

terhadap

pertumbuhan

ekonomi.

11

Tabel 1.2 Lanjutan

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Prasetiya dan Pangestuty

(2012) “Pengaruh

pengeluaran sektor publik

terhadap pertumbuhan

ekonomi dan kemiskinan di

Indonesia tahun 2006-2008”

Independent:

Pengeluaran

pemerintah sektor

pendidikan, sektor

kesehatan dan

sektor

infrastruktur.

Dependent:

Pertumbuhan

ekonomi dan

kemiskinan

Model persamaan

simultan dengan

pendekatan Full

Information

Maximum

Likelihood (FLML)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

Pengeluaran

pemerintah sektor

pendidikan dan

kesehatan memiliki

dampak yang

signifikan dalam

mendorong

pertumbuhan

ekonomi.

Pengeluaran

pemerintah sektor

pendidikan dan

kesehatan memiliki

pengaruh yang

signifikan dalam

mengurangi jumlah

penduduk miskin

pedesaan.

pengeluaran untuk

infrastruktur tidak

berpengaruh

signifikan baik dalam

mempercepat

pertumbuhan

ekonomi maupun

mengurangi

kemiskinan.

Pengaruh

pertumbuhan

ekonomi tidak

signifikan dalam

menurunkan jumlah

penduduk miskin di

daerah perdesaan.

John O. Aiyedogbon

dan Bright O. Ohwofasa

(2012) “Poverty and youth

Unemployment in Nigeria ,

1987-2011”

Independent :

PDB riil sektor

pertanian, dan

jasa,dan populasi,

Dependent:

Tingkat

kemiskinan

Analisis Regresi

Linear

(OLS)/Nigeria

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengangguran , PDB

riil sektor pertanian

dan

jasa dan populasi

memiliki pengaruh

dalam mengurangi

tingkat kemiskinan di

Nigeria

12

Tabel 1.2 Lanjutan

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Ida Ayu Purbariani dan M.

Pudjiharjo (2012) “Analisis

Dampak Pemekaran

Wilayah Terhadap

Pendapatan Per kapita,

Kemiskinan dan

Ketimpangan Antar

Wilayah di Provinsi Papua”

Independent:

Pengaruh

Pemekaran

Wilayah

Dependent:

pendapatan per

kapita, tingkat

kemiskinan

penduduk, dan

indeks

ketimpangan antar

wilayah

Analisis t-test equal

mean

Kebijakan pemekaran

daerah tidak

berpengaruh terhadap

pendapatan per

kapita, tetapi

berpengaruh

signifikan terhadap

penurunan

kemiskinan di Papua

Ahmad Rayyan Muchlis

(2013) “Dampak

Desentralisasi Fiskal

Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Sulawesi”

Independent:

Desentralisasi

Fiskal,

Dependent:

Pertumbuhan

Ekonomi

Analisis koefisien

variasi, analisis uji

beda rata-

rata,analisis regresi

Desentralisasi fiskal

memberikan

pengaruh positif

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

1.3 Rumusan Masalah

Menurut Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh pemekaran

wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB

Tahun 1987-2007 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi

perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.

Akan tetapi Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang analisis

dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan dan

ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua menyimpulkan bahwa kebijakan

pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi

berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Papua.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis melihat ada dua perbedaan antara

penelitian pengaruh pemekaran wilayah di Provinsi NTB yang terjadi peningkatan

13

perekonomian sementara untuk pengaruh pemekaran daerah di Provinsi Papua

tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita. Penulis tertarik untuk meneliti

“Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Pertumbuhan PDRB Per Kapita (Studi

Kabupaten Sijunjung)”.

1.4 Pertanyaan penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut.

1 Apakah ada perbedaan signifikan laju pertumbuhan PDRB setelah pemekaran

Kabupaten Sijunjung?

2 Apakah ada perbedaan signifikan PDRB per kapita setelah pemekaran

Kabupaten Sijunjung?

3 Apakah ada perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Menganalisis Pengaruh pemekaran wilayah terhadap laju pertumbuhan PDRB

setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.

2. Menganalisis Pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita setelah

pemekaran Kabupaten Sijunjung.

3. Menganalisis perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten

Sijunjung.

14

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan bahan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat maupun Daerah

dalam hal membuat kebijakan pemekaran wilayah.

2. Menjadi bahan referensi bagi akademisi untuk penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh pemekaran wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah

lainnya.

3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh

pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita serta mengetahui perubahan

sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I

yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, keaslian penelitian, rumusan

masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan. Bab II yaitu landasan teori/ kajian pustaka yang terdiri dari

teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu. Bab III yaitu metoda penelitian

yang terdiri dari desain penelitian, metoda pengumpulan data, metode

penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian dan metode analisis data.

Bab IV yaitu analisis yang terdiri dari deskripsi data, uji akurasi instrumen dan

pembahasan. Bab V yaitu simpulan dan saran yang terdiri dari simpulan,

implikasi, keterbatasan dan saran.

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah dengan melihat laju

pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) merupakan Nilai Tambah Bruto (NTB) satu nilai barang

dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu wilayah atau

region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Nilai Tambah Bruto

(NTB) adalah nilai produksi bruto dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh

biaya antara yang dikeluarkan. Menurut Arsyad (1993: 6) pertumbuhan ekonomi

berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa yang diukur dengan

Produk Domestik Bruto (PDB) untuk nasional dan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) untuk daerah, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar

atau lebih kecil dari tingkat pertambahan penduduk atau perubahan struktur

ekonomi terjadi atau tidak.

Selain itu juga menurut Schaffner (2013: 34) laju pertumbuhan ekonomi

adalah tingkat kenaikan rata-rata pendapatan suatu perekonomian. Pada

prinsipnya, pendapatan rata-rata adalah total nilai pendapatan yang diperoleh

dalam bentuk apapun, dari sumber manapun, oleh siapapun di negeri ini, dibagi

dengan jumlah orang. Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika total pendapatan

tumbuh lebih cepat dari populasi.

16

PDRB per kapita adalah total PDRB di bagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun pada periode tertentu. Pendapatan per kapita adalah total

PDRB dikurangi dengan penyusutan dan pajak tidak langsung di bagi dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode tertentu.

Keadaan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB nya,

laju pertumbuhan PDRB menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu

waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya, dengan rumus perhitungan sebagai

berikut.

di mana :

PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t

PDRB (t -1) = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t-1

PDRB per kapita dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

2.1.2 Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi adalah teori yang menyatakan bahwa inti dari model

ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa nilai ekspor suatu wilayah

menentukan arah pertumbuhan wilayah tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu

sektor merupakan sektor basis atau non basis dapat digunakan beberapa metode,

yaitu metode pengukuran langsung, metode pengukuran tidak langsung dan

17

metode campuran (Tarigan, 2005: 33). Metode pengukuran langsung dapat

dilakukan dengan survey langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang

merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat.

Akan tetapi model ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak.

Menimbang hal tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah

menggunakan model pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran

tidak langsung yaitu metode melalui pendekatan asumsi, metode Location

Quotient, metode kombinasi pendekatan asumsi dan Location Quotient, dan

metode kebutuhan minimum. Metode melalui pendekatan asumsi, yaitu bahwa

semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis, sedangkan

sektor jasa adalah sektor non basis. Metode campuran adalah gabungan antara

metode asumsi dengan metode langsung. Metode Location Quotient (LQ)

membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu di

wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor

yang sama secara nasional (Tarigan, 2005: 35).

di mana: LQn = LQ untuk sektor i di Kabupaten Sijunjung

ei = PDRB sektor i di Kabupaten Sijunjung

e = PDRB seluruh sektor di Kabupaten Sijunjung

Ei = PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Barat

E =PDRB seluruh sektor di Provinsi Sumatera Barat

Keterangan:

LQ > 1, artinya sektor i merupakan sektor basis di Kabupaten Sijunjung.

LQ ≤ 1, artinya sektor i bukan merupakan sektor basis di Kabupaten Sijunjung

LQn /

E /E

18

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per

kapita di Indonesia telah ada tetapi belum banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya. Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pemekaran

wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB

Tahun 1987-2007 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi

perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.

Akan tetapi Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang

analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan

dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua menyimpulkan bahwa kebijakan

pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi

berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Papua.

Selain itu juga ada penelitian lain yang penulis masukkan berkaitan dengan

pertumbuhan ekonomi seperti penelitian oleh Aiyedogbon dan Ohwofasa (2013)

dengan menggunakan analisis regresi linier yang melakukan penelitian tentang

kemiskinan di Nigeria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran, PDB

riil sektor pertanian dan jasa serta populasi memiliki pengaruh dalam mengurangi

tingkat kemiskinan. Prasetiya dan Pangestuty (2012) yang meneliti pengaruh

pengeluaran sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di

Indonesia tahun 2006-2008 menemukan hal-hal sebagi berikut. Pertama

pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki dampak yang

signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua pengeluaran

pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan

19

dalam mengurangi jumlah penduduk miskin pedesaan. Ketiga pengeluaran untuk

infrastruktur tidak berpengaruh signifikan baik dalam mempercepat pertumbuhan

ekonomi maupun mengurangi kemiskinan. Keempat pengaruh pertumbuhan

ekonomi tidak signifikan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah

perdesaan.

Jonaidi (2012) yang meneliti tentang analisis pertumbuhan ekonomi dan

kemiskinan di indonesia. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pertumbuhan

ekonomi terhadap angka pengaguran dan kemiskinan di Indonesia. Hasil

penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap

pengurangan angka kemiskinan, kemiskinan juga berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi dalam bentuk PMDN dan

PMA berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan cakupan wilayah

lebih luas dilakukan oleh Muchlis (2013) juga melakukan penelitian dengan

menggunakan analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata, analisis regresi,

penelitian ini lebih menitikberatkan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan

pertumbuhan ekonomi di Sulawesi akibat pengaruh desentralisasi fiskal yang

menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal memberikan pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Sulawesi.

Di level Internasional analisis perubahan pertumbuhan ekonomi akibat

pengaruh desentralisasi fiskal di lakukan oleh Ezcurra dan Rodriguez-Pose (2009)

dengan menggunakan alat analisis Ordinary Least Squares (OLS) dengan Panel-

20

Corrected Standard Errors (PCSE) menyimpulkan adanya hubungan positif

antara pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan

ekonomi di OECD.

2.3 Kerangka Penelitian

Perekonomian Kabupaten

Sijunjung

PDRB Per kapita Kab

Sijunjung

paired sample t test (Uji t untuk

dua sampel yang berpasangan)

Rerata pertumbuhan

PDRB dan PDRB Per

kapita Kab Sijunjung

sama atau tidak ada

perbedaan signifikan

setelah pemekaran

Rerata pertumbuhan

PDRB dan PDRB Per

kapita Kab Sijunjung

ada perbedaan

signifikan setelah

pemekaran

Laju Pertumbuhan

PDRB Kab Sijunjung

PDRB Menurut

Lapangan Usaha Kab

Sijunjung dan Kab

Dharmasraya

Menghitung Indeks LQ

Sektor basis

Kab Sijunjung

dan Kab

Dharmasraya

sama atau

kurang setelah

pemekaran

Sektor basis

Kab Sijunjung

& Kab

Dharmasraya

ada

pertambahan

setelah

pemekaran