analisis pengaruh produk domestik regional bruto (p drb

74
1 ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH SULAIMAN NIM : 07C20101140 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

1

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIKREGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP KEMISKINAN

DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

SULAIMANNIM : 07C20101140

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

2

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIKREGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP KEMISKINAN

DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

SULAIMANNIM : 07C20101140

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

3

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul:

ANALISIS PENGARUH INVESTASI TERHADAP TINGKATPENGANGGURAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh :

Nama : SULAIMAN

NIM : 07C20101140

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Ekonomi Pembangunan (EKP)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 Juni 2013 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Abd.Jamal, SE. M. Si( Ketua Penguji) …………………….

2. Zulbaidi ,MM( Penguji Anggota I) …………………….

3. Jufri, SE(Penguji Anggota II) …………………….

4. Lilis Marlina, SE( Penguji Anggota III) …………………….

Alue Peunyareng,20 Juni 2013

Ketua Program Studi

Ekonomi dan Pembangunan

Yayuk EW, SE. M.Si

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

4

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi/tugas akhir : ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIKREGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAPKEMISKINAN DI KABUPATEN NAGANRAYA

Nama Mahasiswa : SULAIMAN

NIM : 07C20101140

Program Studi : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

Jufri, SE Lilis Marlina, SE

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Zulbaidi, MM Yayuk EW,SE,M.Si

Tanggal Lulus: 20 Juni 2012

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

5

ABSTRAK

Sulaiman. Analisis pengaruh produk domestik bruto (PDRB) terhadapkemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Dibawah bimbingan Jufri dan LilisMarlina.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh produk domestic regional bruto (PDRB) terhadapkemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Data yang dikumpulkan dalam penelitianini adalah data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait seperti Badan PusatStatistik (BPS), dan instansi – instansi Pemerintah, serta dari berbagai sumber danliterature lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2002 – 2011 rata – ratamengalami penurunan sebesar 10.5180 %. Dan rata – rata perkembangan PDRBKabupaten Nagan Raya dari tahun 2002 – 2011 sebesar 15.6420 %. Persamaanregresi diperoleh Ln Y = 40.298 – 1.904 Ln X + e. Konstanta sebesar 40.298yaitu menyatakan apabila variabel PDRB sama dengan nol maka jumlahkemiskinan sebesar 40.298 jiwa. Koefisien determinasi (R2) 0.578 menunjukkanbahwa variabel PDRB berpengaruh terhadap jumlah kemiskinan di KabupatenNagan Raya sebesar 57.8 %, sedangkan sisanya 42.2 % dipengaruhi oleh variabellainnya diluar model penelitian ini. Koefisien korelasi (R) sebesar 0.760memberikan pengertian bahwa 76 % jumlah kemiskinan di Kabupaten NaganRaya berhubungan dengan PDRB.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankankepada Pemerintah Kabupaten Nagan Raya supaya dapat meningkatkan PDRB,peningkatan PDRB dapat mengurangi kemiskinan. Salah satu upaya yang dapatdilakukan untuk meningkatkan PDRB adalah dengan cara menciptakan danmenggunakan sumber – sumber PDRB dengan baik, misalnya di sektor pertaniandapat dilakukan upaya perluasan area usaha tani, meningkatkan sarana danprasarana produksi pertanian, dan memberikan motivasi kepada para petani. Halini ditemukan sektor unggulan di Kabupaten Nagan Raya masih didominasi olehsektor pertanian. Bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenaipengaruh PDRB terhadap kemiskinan dapat menggunakan objek yang lain,tidak hanya di Kabupaten Nagan Raya tetapi juga di Kabupaten yanglainnya di Provinsi Aceh.

Kata Kunci : Kemiskinan dan Produk Domestik Regional Bruto

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

6

Sesungguhnya keberanian terbesar adalah kesabaran, Sumbangan terbesar adalah berpartisipasi,Modal terbesar adalah kemandirian, Misteri terbesar adalah kematian, Guru terbaik dalam

kehidupan adalah pengalaman, Karunia terbesar adalah anak yang soleha

(Ali Bin Abi Thalib)

“ Allah meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat dan AllahMaha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(QS Al-Mujadilah : 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu maka akan datangkemudahanApabila kamu telah selesai dengan suatu urusan maka kerjakanlahDengan sungguh-sungguh suatu urusan yang lain,Dan hanya kepadanya kamu berharap”.

(QS Alam Nasrah : 6-8)

Ya Allah…..

Bagaimana aku memulai untuk mengungkapkan betapa syukur pada Mu telah kudapatkansetetes ilmu di antara maha luasnya samudera ilmu, dan dengan hidayahMulah serta orang-orang yang ku sayangi telah membuat aku terus maju dan berjuang demi hari depanku.

Ayahanda dan Ibunda…..Hari ini ananda muliakan untuk mu, bermuka dari belaian kasih dan pengorbanan mu ananda lahirmenjadi besar dan dewasa.

Ya Allah…..

Tiada kebahagiaan yang dapat melebihi selain menatap senyum yang terpancardari wajah kedua orang tua, Tak kan ku sia-siakan setitik keluh dan pengorbananmereka yang menyertai langkah ku dengan do’a dan air mata. Terima kasihAyahanda terima kasih ibunda yang dengan kelembutan memberiku arti kekuatan,kesabaran dan ketabahan menghadapi kenyataan hidup.

Alhamdulillah….

Dengan mengharapkan Ridha Allah SWT dan ketulusan hati ku persembahkan karya inikehadapan yang mulia Almahum Ayahanda M. Shaleh dan Ibunda Nursiah serta kakakdan adik – adik tercinta terima kasih atas segala do’a dan restunya.

Thank’s teman-temanku yang tidak bisa ku sebut satu persatu. Terima kasih atas segala do’a danbantuannya.

SULAIMAN

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

7

RIWAYAT HIDUP

Nama : SULAIMAN

Jenis Kelamin : laki-laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Blang Puuk Nigan/ 01 November 1989

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Alamat : Blang Puuk Nigan Kec Seunagan Kab Nagan

Raya

Pendidikan Formal :

Sekolah Dasar (1995-2001) :SDN Blang Puuk Nigan Kec Seunagan

SLTP (2001-2004) : MTsN 1 Jeuram Kec Seunagan Kab Nagan Raya

SLTA (2004-2007) : SMU Darul Falah Jeuram, Kab Nagan Raya

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran ALLAH swt atas

limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya ”. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana S1

Universitas Teuku Umar.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan proposal skipsi ini banyak

mengalami hambatan, namun berkat doa, bimbingan serta arahan, dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak serta informasi, baik moral maupun materi yang

ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal

skripsi ini. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Jufri, SE selaku dosen pembimbing I dan ibu Lilis Marlina, SE.

AK selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, motivasi, masukan-masukan dan saran yang

sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Yayuk, EW. SE. Msi selaku Ketua Program Studi Ekonomi

pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

9

3. Bapak Zulbaidi MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar.

4. Ibu tersayang dan ayah tercinta, atas curahan kasih sayang, untaian doa

dan motivasi yang tiada henti dan sangat besar yang tak ternilai harganya

bagiku, terima kasih yang telah engkau berikan, anakmu ini tidak akan

mengecewakanmu.

5. Bapak Muzakir,MM selaku dosen wali yang banyak memberi bimbingan,

pengarahan dan motivasi selama penulis menjalani study di Fakultas

Ekonomi.

6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Ekonomi yang telah memberi

ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang tak pernah jenuh dan bosan-bosannya

mengarahkan, mengajari dan menemani di bangku kuliah.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan banyak kelemahan, Oleh karena itu, penulis tak lupa

mengharapkan saran dan kritikan atas skipsi ini.

Meulaboh, 03 April 2012

Penulis

SULAIMAN

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN TUJUAN......................................................................................... ii

ABSTRAK........................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. v

MOTTO/PERUNTUKAN.................................................................................... vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………............. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………............................ vii

DAFTAR TABEL................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xi

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………...................................... 11.2. Rumusan Masalah…………….......................................................... 71.3. Tujuan Penelitian…………………………………………...........…. 71.4. Manfaat Peneliti................................................................................. 7

1.4.1. Manfaat Teoritis…………………………………..................... 71.4.2. Manfaat Praktis……………………………………….............. 8

1.5. Sistematika Pembahasan………………………................................ 8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kemiskinan ……………………………………......... 102.1.1. Ukuran Kemiskinan……………………………………........ 162.1.2. Sebab-sebab Kemiskinan………………………………........ 182.1.3. Pertumbuhan Ekonomi………………………....................... 212.1.4. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi…………………………....... 242.1.5. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kemiskinan......... 26

2.2. Pengertian PDRB Dan Ruang Lingkup Dari 9 Sektor …………... 262.2.1. Metode Penghitungan Regional…………………………….. 32

2.3. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 362.4. Perumusan Hipotesis……………………………………………... 37

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

11

III METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel……………………………………………... 383.2. Data Penelitian…………………………………………………… 38

3.2.1 Jenis dan Sumber Data……………………………………… 383.2.2. Teknik Pengumpulan Data……………………………….... 38

3.3. Model Analisis Data…………………………………………….. 393.4 Definisi Operasional Variabel…………………………………… 423.5 Pengujian Hipotesis……………………………………………… 43

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.... 434.2 Perkembangan PDRB di Kabupaten Nagan Raya........................... 444.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian........................................... 454.4Hasil Penelitian................................................................................. 45

4.4.1 Analisis Koefesien Korelasi dan Koefesiensi Determinasi....... 454.4.2 Uji Regresi Linear Sederhana dan Uji Signifikan Parsial.......... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan dan Saran......................................................................... 495.2 Saran-saran...................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...... 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 54

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

12

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) KabupatenNagan Raya tahun 2002-2011………………………………………… 2

2. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya tahun 2002-2011…. 5

3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya tahun 2002-2011….. 44

4. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) KabupatenNagan Raya tahun 2002-2011………………………………………… 45

5. Statistic Deskriptif Variabel Penelitian………………………………... 46

6. Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi……………………………. 47

7. Uji Signifikan Parsial atau Uji t……………………………………….. 48

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

13

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan merupakan suatu upaya dalam mengantisipasi ketidak

seimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya, perubahan yang

terjadi berimbas pada perubahan pada sistem sosial yang kemudian akan

membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan semula. Perencanaan

memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembangunan.

Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat

nasional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah.

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk menjadi

masyarakat adil dan makmur. Sejalan dengan tujuan tersebut, berbagai

kegiatan pembangunan telah diarahkan kepada pembangunan daerah

khususnya daerah yang masih tertinggal. Pembangunan daerah dilakukan secara

terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing

daerah yang diselaraskan dengan pembangunan nasional yang telah

ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang dan jangka pendek.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan

pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi

pengurangan tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupan ialah bahwa

pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat

kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar disetiap

golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

14

langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-

sektor dimana penduduk miskin berkerja yaitu sektor pertanian atau sektor

yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah

yang cukup efektif mendistribusikan memanfaatkan pertumbuhan yang

mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa padat modal.

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi daerah dilihat dari Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PBRB)

Kabupaten Nagan Raya memberikan gambaran kinerja pembangunan

ekonami dari waktu kewaktu, Sehingga arah perekonomian daerah akan

lebih jelas. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan dari tahun ketahun.

Tabel 1Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2002-2011NO Tahun PDRB ADHK

Perkapita(Jutaan Rupiah)Pertumbuhan (%)

12345678910

2002200320042005200620072008200920102011

4.934.0905.052.8535.652.3366.358.6876.468.9866.659.2636.735.6086.803.2286.929.9727.012.027

1,972,4111,8612,501,732,941,151,001,8611.84

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya (2012)

Disisi lain tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja

perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan

yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujutkan

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

15

kesejahtraan penduduk indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional

adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu

penyakit dalam ekonami, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak di

kurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan

kemiskinan harus dilakukan secara konprehensif, mencakup berbagai aspek

kehidupan masyarakat, dan dilakukan secara terpadu (M. Nasir, 2008).

Usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan

sangatlah serius, bahkan merupakan salah satu program prioritas, termasuk

bagi pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Upaya penanggulangan kemiskinan

bisanya dilaksanakan melalui lima pilar yang disebut “Grand Strategy”.

Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditunjukkan untuk menciptakan kondisi

dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat

miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan

peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. kedua, pemberdayaan

masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik,

ekonomi, dan budaya masyarakat dan memperluas partisipasi masyarakat

miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin

kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga, peningkatan

kapasitas, dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan

dan berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan

lingkungan. Keempat, perlindungan sosial, dilakukan untuk memberi

perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan dan masyarakat miskin

baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

16

alam, dampak negatif krisis ekonomi dan konflik sosial. Kelima, kemitraan

regional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang hubungan dan

kerja sama lokal, regional, nasional, dan internasional guna mendukung

pelaksanaan keempat strategi diatas (Adit Agus Prastyo, 2010).

Pemerintah baik pusat maupun daerah telah berupaya dalam

melaksanakan berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan

kemiskinan namun masih jauh dari induk permasalahan. Kebijakan dan

program yang dilaksanakan belum menampakkan hasil yang obtimal. Masih

terjadi kesenjangan antara rencana dengan pencapaian tujuan karena

kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang terpadu,

terintegrasi dan sinergis sehingga dapat menyelesaikan masalah secara

tuntas.

Proses pembangunan memerlukan pendapatan nasional yang tinggi dan

pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dibanyak negara syarat utama bagi

terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tapi

biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan suatu yang dibutuhkan, walaupun

begitu pertumbuhan ekonomi yang baguspun menjadi tidak akan berarti bagi

penurunan masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan.

Permasalahan stategis di Pemerintah Kabupaten Nagan Raya tidak

jauh berbeda dengan di pemerintah pusat (Poblem Nasional). Oleh karena

itu, kemiskinan menjadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintah

sebagai penyangga proses perbaikan kehidupan masyarakat dalam sebuah

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

17

pemerintahan, untuk segera mencari jalan keluar dengan merumuskan

langkah-langkah yang sistematis dan stategis sebagai upaya pengentasan

kemiskinan.

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya menunjukkan adanya

penurunan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya Tahun 2002-2011

( Hasil Susenas )Tahun Jumlah penduduk miskin

(ribuan jiwa)Persentase

(%)

2002200320042005200620072008200920102011

52,21049,06047,50045,80043,70040,02033,21030’86024,07020,200

--6.03-3.17-3.57-4.58-8.42-6.81-7.07-22.00-16.07

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya (2012)

Penyebab terjadinya penurunan tingkat kemiskinan adalah disebabnya

sudah meratanya hasil dari usaha pemerintah dalam mengatasi masalah

kemiskinan seperti lapangan kerja, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.

Dengan banyak nya lapangan kerja yang menerima masyarakat baik dipihak

pemerintah maupun swasta dan banyak nya masyarakat yang mau bekerja

minimal akan mengurangi tingkat kemiskinan. Hasil dari upaya penanggulangan

kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya memperlihat pengaruh yang positif, hal ini

terlihat dari tingkat kemiskinan yang mengalami pola yang menurun. Tabel 2

menunjukkan kecendrungan penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Nagan

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

18

Raya dari tahun ketahun. Demikian juga pertumbuhan ekonomi dari tahun

ketahun mengalami peningkatan serta dapat mengurangi tingkat kemiskinan,

artinya pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar disetiap golongan pendapatan

termasuk digolongan penduduk miskin, hal ini pertumbuhan ekonomi terjadi

disektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang

padat karya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis sangat tertarik

melakukan penelitian yang dituangkan dalam karya ilmiah ini yang judul :

“Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap

Kemiskinan Di Kabupaten Nagan Raya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan

yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan

Raya.

1.4 Manfaat penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, manfaat yang akan diperoleh

dengan diadakannya penelitian ini yaitu:

Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

19

1.4.1 Manfaat Tioritis

Adapun manfaat tioritis yaitu sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat menerabkan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan ekonomi pembangunan baik

yang di peroleh di bangku kuliah, di lapangan dan menambah wawasan

bagi penulis serta dapat mengetahui hasil dari penelitian. Manfaat khusus

bagi ilmu pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian mengenai Analisis

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan dengan

mengungkap secara empiris yang mempengaruhinya.

b. Lingkungan Akademik

Bagi lingkungan Akademik, penelitian ini diharapkan mampu

memberi informasi yang berguna didalam memahami Analisis Produk

domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan sehingga dapat

diketahui faktor-faktor yang perlu dipacu untuk mengatasi masalah

kemiskinan dan Dapat menjadi masukan bagi pengembang ilmu

pengetahuan dan dapat dijadikan bahan pembanding bagi pembaca yang

tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini khususnya bagi pemerintah daerah

atau bagi pihak lain yaitu sebagai informasi dan arahan yang baik,

sehingga akan mendapat gambaran yang secara global dari pemerintah

daerah dan pihak lain yang berkaitan. Dengan ada nya penelitian ini, maka

kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh yang di timbulkan oleh

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

20

tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan di

Kabupaten Nagan Raya.

1.5 Sistematika Pembahasan

Ada pun sistematika pembahasan dalam penelitian ini disusun sebagai

berikut :

Bagian Pertama merupakan Pendahuluan yang menguraikan tentang

sub yang meliputi dan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

penelitian, Manfaat Penelitian,Manfaat tioritis dan Manfaat praktis, serta

sisematika penulis.

Bagian Kedua yaitu tinjauan pustaka yang berisi tentang

Menguraikan landasan Pengertian kemiskinan, Ukuran Kemiskinan, Sebab-

sebab Kemiskinan ,Pertumbuhan ekonomi, Ukuran Pertumbuhan Ekonomi,

Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kemiskinan, pengertian Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), Metode Penghitungan Regional, Penelitian

terdahulu, Kerangka Pemikiran Teoritis, dan Perumusan Hipotesis Penelitian.

Bagian Ketiga Metodelogi Penelitian terdiri populasi dan sampel,

Data penelitian yang terdiri dan sumber data. serta pengumpulan data,

Model Analisis Data, Definisi operosional Variabel dan Pengujian Hipotesis.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari statistic deskriptif

variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

Bagian kelima Simpulan dan Saran menguraikan kesimpulan dan

keterbatasan dari penelitian dan saran – saran.

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

21

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang

biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air

minum, hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga

kadang berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang

mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapat kehormatan yang layak

sebagai warga nagara. Kemiskinan merupakan masalah global, sebagian

orang memahami istilah ini secara subjektif dan komperatif, sementara yang

lain melihatnya dari segi moral dan evaluatif dan yang lainnya lagi

memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah “Negara

Berkembang” biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang

miskin.(http://Wikipedia. Com)

Kemiskinan merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang

di hadapi wilayah-wilayah baik yang sudah maju maupun yang kurang maju,

yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan dan keterburukan. Masyarakat

miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan keterbatasan aksesnya

kepada prasajana, modal dan kegiatan sosial ekonomi lainnya, sehingga tertinggal

jauh dari masyarakat lain yang mempunyai potensi lebih tinggi. (Adisasmita

2005, h.191).

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

22

Kemiskinan Kronis disebabkan oleh:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan

pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

Kemskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-

barang dan pelayanan dasar

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan

sosial,ketergantungan dan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat.hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan

sosial biasanya di bedakan dari kemiskinan. Karena hal ini mencakup

masalah-masalah politik dan moral dan tidak dibatasi bidang-bidang

ekonomi.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai,

maknanya “memadai” disini sangat berbeda-beda melintasi bagian-

bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Menurut Adisasmita (2005, h.196) Bank dunia menggunakan tiga

strategi dalam mengetaskan kemiskinan yaitu:

1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan mengintroduksikan sistem

insentif yang dapat mendorong penggunaan sumber daya alam yang ada,

termasuk tenaga kerja dari penduduk miskin.

2. Upaya yang lebih intensif untuk menyediakan pelayanan sosial, seperti

pendidikan, kesehatan, nutrisi keluarga berencana.

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

23

3. Bantuan khusus bagi mereka yang tidak dapat meningkatkan dirinya sendiri

seperti penyandang cacat miskin, golongan lansia, atau lanjut usia

(kemiskinan struktural).

Berbagai tindakan di perlakukan di beberapa bidang untuk menangani

empat butir penting dalam pengentasan kemiskinan yaitu :

a. Mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan melalui pertumbuhan.

b. Memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM).

c. Mengurangi tingkat kerentanan dan resiko diantara rumah tangga

miskin.

d. Memperkuat kerangka kelembagaan untuk melakukannya dan membuat

kebijakan publik lebih memihak kepada mayarakat miskin.

Mengingat keempat butir tersebut diatas ,maka ada delapan tindakan

yang merupakan prioritas untuk dilakukan yaitu :

1. Lakukan investasi di bidang pendidikan dengan fokus kepada perbaikan

akses dan keterjangkauan sekolah menengah serta pelatihan ketranpilan

bagi masyarakat miskin, sambil terus meningkat kan mutu dan eviisien

sekolah dasar.

2. Lakukan investasi di bidang kesehatan dengan fokus kepada perbaikan

mutu layanan kesehatan dasar (oleh pemerintah dan swasta ) dan ekses

yang lebih baik kelayanan kesehatan.

3. Suatu upaya khusus diperlukan untuk menangani angka kematian ibu

yang tinggi .

4. Perbaikan mutu air bagi masyarakat miskin dengan menggunakan

strategi perbedaan antara daerah perdesaan dengan perkotaan.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

24

5. Penyuluhan terhadap pertanian melalui infestasi dibidang infrastruktur

dan membangun kembali riset dan penyuluhan.

6. Menggunakan kembali tanah gundul dan tanah tidak subur untuk

penggunaan yang produktif.

7. Membuat peraturan ketenaga kerjaan yang lebih fleksibel.

8. Memberi pinjaman modal bagi masyarakat miskin dan tingkat akses

usaha mikro dan kecil (UKM).

Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang

dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal yang lain, seperti

tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah, perlakuan tidak adil dalam

hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan

dalam menentukan jalan hidupnya sendiri. Menurut dalam Prastyo ( 2010,

h.35).

Ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu: Adisamita (2005,

h.192)

a) Kemiskinan absolut, kondisi dimana seseorang memilikai pendapatan

dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang

dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja.

b) Kemiskinan relatif, kondisi miskin karena pengaruh kebijakan

pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga

menyababkan ketimpangan pada pandapatan.

c) Kemiskinan kultural, mengacu pada persoalan sikap seseorang atau

masyarakat yang disebabkan olaeh faktor budaya,seperti tidak mau

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

25

berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif

meskipun ada bantuan dari pihak luar.

d) Kemiskinan struktural, situasi miskin yang disebabkan oleh rendahnya

akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial

budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan

kemiskinan, tetapi sering kali menyebabkan suburnya kemiskinan.

Menurut Nasikum dalam Prastyo (2010 h;36), beberapa sumber dan

proses penyebab terjadi kemiskinan, yaitu:

a) Policy induces processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan,

kebijakan anti kemiskinan, tetapi relitanya justru melestarikan.

b) Socio-economic dualis, negara bekas koloni mengalami kemiskinan karena

pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang

paling subur dikuasai petani skala besar dan berorien tasi ekspor.

c) Population growth, prespektif yang didasari oleh tiori Malthus, bahwa

pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan pangan

seperti deret hitung.

d) Resaurces managemen and the environmen, adalah unsur managemen

sumberdaya alam dan lingkungan ,seperti manajemen pertanian yang asal

terbang akan menurunkan produktivitas.

e) Natural cycle and processes, kemiskinan terjadi karena silkus alam. Misanya

tinggal dilahan kritis, dimana lahan itu jika turun hujan akan terjadi banjir,

akan tetapi jika musim kemarau kekurangan air, sehingga tidak

memungkinkan produktivitas yang maksimal dan terus-menerus.

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

26

f) The marginalization of woman, peminggiran kaum perempuan karena masih

dianggap sebagai golongan kelas dua, sehingga akses dan penghargaan hasil

kerja yang lebih rendah dari laki-laki.

g) Cultural and ethnic factor, bekerjanya faktor budaya dan etnik yang

memelihara kemiskinan. Misalnya pada pola konsumtif pada petani dan

nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsuntif saat upacara

adat atau keagamaan.

h) Exploatif inetrmediation, keberadaan penolong yang menjadi penodong,

seperti rentinir.

i) Inetrnal political fragmentation and civil stratfe, suatu kebijakan yang di

terapkan pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi

penyebab kemiskinan.

j) Interbational processe, bekerjanya sistem internasional (kolonialisme dan

kapitalisme) membuat banyak negara menjadi miskin.

Untuk pengentasan kemiskinan secara kronis, strategi kebijakan yang

ditempuh adalah : Adisasmita (2005, h.195)

1. Strategi kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan adalah menciptakan

ketentraman dan pemantapan kestabilan ekonomi, sosial, dan politik untuk

menjamin kelangsungan pelaksanaan upaya pengentasan kemiskinan.

2. Strategi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan

mayoritas penduduk miskin (pro-poor growth) terutama melalui kegiatan

yang dapat membuka kesempatan kerja dan keselamatan usaha bagi

kelompok masyarakat miskin.

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

27

3. Strategi kebijakan keluarga berencana atau berkualitas (KB) diarahkan secara

efektif kepada penduduk yang berpenghasilan rendah dan keluarga miskin.

4. Strategi kebijakan pengentasan kemiskinan dilaksanakan secara bertahap,

terus menerus dan terpadu yang didasarkan pada kemandirian, yaitu

kemampuan penduduk miskin untuk menulong diri mereka sendiri melalui

perbaikan akses penduduk miskin kepada pelayanan kesehatan, pendidikan

dan pelatihan dasar.

5. Strategi kebijakan peningkatan kemampuan ekonomi penduduk miskin

diarahkan pada perbaikan akses kepada sumber daya, pembiayaan, teknologi,

pasar dan pelayanan dasar, serta pengembangan kelembagaan sosial ekonomi

masyarakat sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal.

2.1.1 Ukuran Kemiskinan

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), tingkat kemiskinan didasarkan

pada jumlah rupiah konsumsi berupa makanan yaitu 2100 kalori perorang perhari

(dari 52 jenis komoniti yang di anggap mewakili pola konsumsi penduduk yang

berada di lapisan bawah), dan konsumsi non makanan (dari 45 jenis komoditi

makanan sesuai kesepakatan nasional dan tidak dibedakan antara wilayah

perdesaan dan perkotaan). Patokan kecukupan 2100 kalori ini berlaku untuk

semua umur, jenis kelamin, dan perkiraan tingkat kegiatan fisik, berat badan,

serta perkiraan status fisiologis penduduk, ukuran ini sering disebut dengan garis

kemiskinan. Penduduk yang memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan

dikatakan dalam kondisi miskin.

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

28

Menurut Sayogyo, tingkat kemiskinan didasarkan tingkat rupiah

pengeluaran rumah tangga yang disetara dengan jumlah kilogram konsumsi beras

perorang pertahun dan di bagi wilayah pedesaan dan perkotaan. dalam Adit Agus

Prastyo ( 2010, h.38).

Daerah perdesaan:

a) Miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 320 kg nilai tukar

beras per orang pertahun.

b) Miskin sekali, bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 240 kg nilai

tukar beras perorang pertahun.

c) Paling miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 180 kg nilai

tukar beras per orang per tahun.

Daerah perkotaan:

a) Miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 480 kg nilai tukar

beras per orang per tahun.

b) Miskin sekali, bila pengeluaran keluarga lebih keci dari pada 380 kg nilai

tukar beras per orang per tahun.

c) Paling miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 270 kg nilai

tukar beras per orang per tahun.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengukur

kemiskinan berdasarkan dua kriteria yaitu :

a) Kriteria keluarga pra sarjana (Pra KS) yaitu keluarga yang tidak mempunyai

kemampuan untuk menjalankan perintah agama dengan baik, miniaml makan

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

29

dua hari sekali, membeli lebih dari satu stel pakaian per orang per tahun,

lantai rumah bersemen lebih dari 80% dan berobat kepuskesmas bila sakit.

b) Kriteria Keluarga Sejahtra 1 (KS 1) yaitu keluarga yang tidak

berkemampuan untuk melaksanakan perintah agama dengan baik, minimal

satu kali perminggu makan daging/telor/ikan, membeli pakaian satu stel

pertahun, rata-rata luas lantai rumah 8 meter persegi per orang keluarga,

tidak angota keluarga 10 sampai 60 tahun yang buta huruf, semua anak

berumur antara 5 sampai 15 tahun bersekolah, satu dari anggota keluarga

mempunyai penghasilan rutin atau tetap, dan tidak ada yang sakit selama tiga

bulan. Ukuran kemiskinan menurut Foster-Greer-Thorbecke dalam Todaro

(2004, h.24 ) :

=Dimana :

= 0,1,2

= aris kemiskinan

= rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang berada

dibawah garis kemiskinan ( = 1,2,3,,,, ), < . = jumlah penduduk

Jika :

=0, maka diperoleh Head Ccount Indek ( ₀), yaitu persentase

penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

30

= 1, maka diperoleh Poverty Gap Ιndex (p₁), yaitu index

kedalaman kemiskinan, merupakan ukuran rata-rata kesenjangan

pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis

kemiskinan. Semakin tinggi nilai indexs, semakin jauh rata-rata

pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

=2, maka diperoleh poverty Severity (p₂), yaitu indexs keparahan

kemiskinan, yang memberi gambaran mengenai penyebaran

pengeluaran antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks,

semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

2.1.2 Sebab-Sebab Kemiskinan

Sen dalam Ismawan (2003, h.102) mengatakan bahwa kemiskinan dan

keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan

ketertinggalan akses maka manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada)

pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat

ini yang dapat dilakukan ( bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan

demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibat

potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.

Menurut Kuncoro (2000, h.107) penyebab kemiskinan adalah:

1. Secara mikro kemiskinan minimal karena adanya ketidaksamaan pola

kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribisi pendapatan yang

timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah

terbatas dan kualitasnya rendah.

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

31

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah,

yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya ini

karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya

diskriminasi, atau karena keturunan.

3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Ketiga kemiskinan ini bermuara pada tiori lingkaran setan kemiskinan

(vicious circle poverti). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan

kurangnya modal menyebabkan rendahnya pendapatan yang mereka terima.

Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi

yang berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya. Logika berpikir ini di

kemukakan oleh Kuncoro (2000, h:107), yang mengatakan: “ a poor countri is

poor because it is poor” (negara miskin itu miskin karena dia miskin).

Lingkaran Setan Kemiskinan ( The Vicious Circle Of Poverty)

Kekeyaan alam kurang dikembangkan

manyarakat masih terbelakang

Investasi RendahProduktivitas Rendah

Pendapatan Riil RendahTabungan Rendah

Sumber :sadono Sukirno (2006)

Keterangan :

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

32

Pada umumnya negara sedang berkembang merupakan negatra yang kaya

akan sumber daya alam. Namun, kekayaan ini belum sepenuhnya diusakan atau

dikembangkan, karena berbagai kendala, seperti kekurangan modal, kekurangan

tenaga-tenaga ahli, tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan

terbatasnya mobilitas dari sumber-sumber daya, karena kekayaan alam yang

dimiliki belum sepenuhnya dikembangkan, mengakibatkan tingkat pembangunan

dinegara sedang berkembang terhambat. Oleh karena itu masyarakat dinegara

sedang berkembang harus berusaha lebih keras untuk mengatasi hambatan

tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah meningkatkan

kemampuannya untuk mempertinggi tingkat pengetahuan dan keahlian penduduk.

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonami adalah suatu dimana kegiatan atau aktifitas

ekonomi mengalami perubahan atau perkembangan dari setiap waktu yang

panjang. Pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dengan mengukur tingkat

angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ketahun. Sadono

Sukirno (2006, h:423)

Kuznets dalam Tadoro (2003, hal: 99) mengemukakan pertumbuhan

ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang

bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada

penduduknya, kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkn

oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesiaian teknologi, institusional

(kelembagaan) dan ideologi terhadap berbagai tututan keadaan yang ada.

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

33

Masing-masing dari ketiga komponem pokok definisi itu sangat penting untuk

diketahui terlebih dahulu yaitu sebagai berikut :

1. Kenaikan ouput secara berkesinambungan adalah manifestasi atau

perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedang kan

kemampuan menyediakan berbagai jenis barang merupakan tanda

kematangan ekonomi dari suatu negara.

2. Perkempangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi

berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ini

adalah suatu kundisi yang sangat diperlukan, tetapi tidak cukup itu saja (jadi,

disamping perkembangan atau kemajuan teknologi, masih dibutuhkan faktor-

faktor lain).

3. Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung didalam teknologi

baru, maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap, dan

ideologi.

Menurut Taringan (2004,h:46) Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah

pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah

tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi.

Penghitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku.

Namun agar dapat melihat dari satu kurun waktu kekurun waktu berikutnya,

harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan.

Dari analisnya Propesor kuznets dalam Tadoro (2003 hal:99) mengemukakan

enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi :

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

34

1. Tingkat pertumbuhan output perkapita dan pertumbuhan penduduk yang

tinggi.

2. Tingkat kenaikan produktifitas faktor total yang tinggi.

3. Tingkat transportasi struktural ekonomi yang tinggi.

4. Tingkat transpormasi sosial dan ideologi yang tinggi.

5. Adanya kecendrungan negara-nagara yang sudah maju perekonomiannya

untuk berusaha menambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah

pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.

6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai

sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di

produksi dalam masyarakat bertambah, masalah pertumbuhan ekonomi dapat

dipandang sebagai masalah ekonomi makro ekonomi dalam jangka panjang

dari satu periode keperiode lainnya, kemampuan suatu negara untuk

menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan karena aktor-faktor produksi akan selalu

mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitas. (sikirno 2004,h.9).

2.1.4 Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Pengukuran akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat ukur

yang tepat, beberapa alat ukur pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu : Sukirno

(2006, h:424)

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

35

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) ,atau ditingkat regional disebut Produk

Domestik Ragional Bruto (PDRB), merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang

dihasil kan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam

harga pasar. Baik PDB atau PDRB merupakan ukuran yang global sifatnya, dan

bukan merupakan alat ukur pertumbuhan ekonomi yang tetap, karena belum

dapat mencerminkan kesejahtraan penduduk yang sesungguhnya, padahal

sesungguhnya kesejahtraan harus dinikmati oleh setiap penduduk dinegara atau

daerah yang bersangkutan.

b. Produk Domestik Bruto Per kapita/Pendapatan Perkapita

Produk domestik bruto per kapita atau produk domestik regional bruto

perkapita pada skala daerah dapat digunakan sebagai pengukuran pertumbuhan

ekonomi yang lebih baik karena lebih cepat mencerminkan kesejahtraan

penduduk suatu negara dari pada nilai PDB atau PDRB saja. Produk domestik

bruto perkapita baik di tingkat nasional maupun didaerah adalah jumlah PDB

nasional atau PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk dinegara

maupun didaerah yang bersangkutan, atau dapat disebut juga sebagai PDB atau

PDRB rata-rata.

2.1.5 Hubungan Tingkat Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan

pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan tingkat kemiskinan.

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

36

Syaratnya adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar disetiap

golongan masyarakat, termasuk digolonagan penduduk miskin. Adit Agus

Prastyo (2010, h:46).

Penelitian yang dilakukan Adit agus Prastyo (2010, h:46), menemukakan

bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat

kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat

kemiskinan.hubungan ini menunjukkan pentingnya mempercepat pertumbuhan

ekonomi untuk menurunkan tingkat kemiskinan.

2.2 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan nilai barang-barang dan jasa-

jasa yang diproduksikan didalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.

Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

infrastuktur ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah

nilai tambah bruto yang di hasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah

tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi. Sukirno (2004, h.34)

Produk Domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh barang-barang

dan jasa-jasa yang diproduksi diwilayah tersebut dalam satu periode tertentu.

Pendapatan yang timbul oleh adanya kegiatan produksi tersebut merupakan

pendapatan domestik, Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah domestik atau

regional adalah meliputi wilayah yang berada didalam wilayah giografis region

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

37

tersebut. Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa sebagian faktor produksi dari

kegiatan produksi disuatu wilayah berasal dari wilayah lain. Demikian juga

sebaliknya, faktor produksi yang dimiliki wilayah tersebut ikut pula dalam proses

produksi diwilayah lain.dengan kata lain, Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) menunjukkan gambar “ production originatea”. Hal ini menyebabkan

nilai produksi domestik yang timbul disuatu wilayah tidak sama dengan

pendapatan yang diterima penduduk wilayah tersebut. Dengan adanya arus

pendapatan nilai tambah bruto (pada umumnya berupa gaji/upah,sewa tanah,

bunga uang, laba, penyusutan dan pajak tidak langsung neto) yang mengalir

antara wilayah (termasuk dari/keluar negeri), maka timbul perbedaan antara

produk Domestik dengan Regional. Produk Regional adalah produk domestik

tambahan pendapatan dari luar wilayah dikurangi dengan pendapatan yang

dibayarkan keluar wilayah tersebut. Dengan kata lain, Produk Regional

merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh

penduduk wilayah tersebut. Sadono Sukirno (2006, h:34)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan

harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya dan

dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun

(Taringan 2007,h.25).

Produk Domestik Regional Rruto (PDRB) untuk mengetahui total

produksi barang dan jasa suatu daerah pada satu periode tertentu. Yang

dimaksud dengan produksi adalah aktifitas suatu usaha menggunakan input

dan memproduksi autput. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

38

neraca makro ekonomi yang dihitung secara konsisten dan terintegrasi

dengan berdasarkan pada konsep, definisi, klasifikasi dan cara perhitungan

yang telah disepakati secara internasional.

Menurut taringan (2005,h: 18) konsep dan definisi yang biasa dipakai

dalam pendapatan regional/nilai tambah yang terdapat dalam PDRB adalah

sebagai berikut :

1. Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan.

Angka pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan

kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut.

Kenaikan/penurunan dapat dibedakan menjadi dua faktor berikut :

a) Kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan atau penurunan tingkat pendapatan

yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan

riil pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk didaerah tersebut

meningkat, misalnya mampu membeli barang yang sama kualitasnya dalam

jumlah yang lebih banyak.

b) Kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan oleh adanya faktor

perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya

disebabkan inflasi (menurunnya nilai beli uang) maka walaupun pendapatan

meningkat tetapi jumlah barang yang mampu dibeli belum tentu meningkat.

Untuk mengetahui kenaikan pendapatan yang sebenarnya (riil), faktor

inflasi harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatan yang didalamnya masih ada

unsur inflasi di namakan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan

pendapatan regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

39

pendapatan regional atas dasar harga konstan. Harga konstan artinya harga

produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan

harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga konstan.kenaikan pendapatan

hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik produksi, karena harga

dianggap tetap (konstan).

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar.

Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah

nilai tambahan bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di wilayah itu. Yang di maksud dengan nilai tambah bruto adalah

nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost). Nilai

tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji,

bunga, sewa, tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung.

Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan

menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestik regional bruto atas dasar

harga pasar.

3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar.

Produk domestik regional netto atas dasar harga pasar adalah produk

domestik regional bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan. Penyusutan

yang dimaksud adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang

modal (mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain) karena barang modal tersebut

terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu. Jika nilai susut barang

modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, hasilnya merupakan penyusutan

keseluruhan. perbedaan konsep netto disini dan konsep bruto diatas adalah

komponem penyusutan yang terdapat pada konsep bruto. Pada konsep netto,

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

40

penyusutan tersebut telah dikeluarkan. Jadi PDRB atas dasar harga pasar

dikurangi penyusutan akan diperoleh PDRN atas dasar harga pasar. Penyusutan

yang dimaksud adalah nilai susutnya barang-barang modal yang terjadi selama

barang modal tersebut ikut proses produksi. Jadi jumlah dari nilai susutnya

barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi merupakan nilai penyusutan

yang dimaksud diatas.

4. Pendapatan Regional Neto

Pendapatan regional neto adalah produk domestik regional neto atas

dasar biaya faktor dikurangi aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran

dana yang mengalir masuk. Produk domestik regional neto atas dasar biaya

faktor, merupakan jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa

tanah dan keuntungan yang ditimbul atau merupakan pendapatan yang berasal

dari kegiatan di wilayah tersebut. Tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak

seluruhnya menjadi pendapatan penduduk wilayah itu, sebab ada sebagian

pendapatan yang diterima oleh penduduk wilayah lain. Misalnya suatu

perusahaan yang beroperasi disuatu wilayah, tetapi pemilik modalnya dari

wilayah lain, maka keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi pemilik

wilayah lain, yaitu milik orang yang mempunyai modal tadi. sebaliknya, kalau

ada penduduk wilayah tersebut menanam modal diwilayah lain, maka sebagian

keuntungan perusahaan akan mengalir kedalam wilayah tersebut dan menjadi

pendapatan dari pemilik modal. Jika Produk Domestik Regional Netto atas dasar

biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar ,maka hasilnya

merupakan Produk Domestik Regional Netto, yaitu merupakan pendapatan yang

benar-benar diterima (income receipt) oleh penduduk yang tinggal diwilayah

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

41

tersebut. Maka dari itu, kita masih menganggap bahwa Pendapatan Domestik

Regional Netto itu diasumsikan sebagai pendapatan regional. Penyebab dari

kanalikan itu ada dua faktor : 1) kenaikan pendapatan yang betul-betul dapat

menaikkan daya beli penduduk atau bisa disebut dengan kenaikan riil. 2)

kenaikan yang di sebabkan karena adanya inflasi (merosot nilai uang).

5. Pendapatan Perkapita

Pendapatan per kapita adalah total pendapatan suatu daerah dibagi

dengan jumlah penduduk yang tinggal diwilayah tersebut untuk tahun yang sama.

Angka yang digunakan semestinya adalah total pendapatan regional dibagi

jumlah pendapatan regional dibagi jumlah penduduk. Angka ini sering tidak

diperoleh sehingga diganti dengan total PDRB atas dasar harga pasar dibagi

dengan jumlah penduduk. Angka pendapatan perkapita dapat dinyatakan dalam

harga berlaku maupun dalam harga konstan tergantung pada kebutuhan. maka

akan diperoleh pendapatan perkapita, yaitu total pendapatan suatu daerah dibagi

jumlah penduduk didaerah tersebut untuk tahun yang sama.angka yang digunakan

semestinya adalah total pendapatan regional dibagi jumlah penduduk.

6. Pendapatan Perorangan (Personal Income) dan Perkapita Siap Dibelanjakan

(Disposable Income)

Apabila pendapatan regional (regional income) di kurangi pajak

pendapatan perusahaan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak

dibagikan (undistributed profil), iuran kesejahtraan sosial (social security

contribution), ditambah tranfer yang diterima oleh rumah tangga pemerintah,

bunga neto atas atas utang pemerintah, sama dengan pendapatan perorangan

(personal incomen). Apabila pendapatan perorangan dikurangi pajak pendapatan

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

42

perorangan, pajak rumah tangga/PBB, dan transfer yang dibayar oleh rumah

tangga akan sama dengan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable

income). Pendapatan perorangan merupakan pendapatan yang diterima oleh

rumah tangga, ternyata tidak seluruh pendapatan regional diterima oleh rumah

tangga. Pajak pendapatan perusahaan diterima pemerintah, keuntungan yang

tidak dibagikan di tahan di perusahaan-perusahaan, dan dana jaminan sosial

dibayar kepada instansi yang berwenang.

Adapun sektor-sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB )

biasanya dikelompokkan kedalam sembilan sektor yaitu :

1. Pertanian, Pertenakan, Kehutanan, dan Perkebunan.

2. Pertambangan dan Penggalian.

3. Industri pengolahan.

4. Listrik, Gas, dan Air bersih

5. Bangunan.

6. Pardagangan, Hotel, dan Restoran.

7. Pengangkutan dan Komunikasi.

8. Keuangan, Perseroan, dan Jasa perusahaan.

9. Jasa-jasa.

2.2.1 Metode Penghitungan Pendapatan Regional

Metode penghitungan pendapatan regional pada tahap pertama dibagi

dua, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah

penghitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang

menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada didaerah itu

sendiri. Hal itu berbeda dengan metode tidak langsung yang menggunakan data

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

43

dari sumber nasional yang dialokasikan kemasing-masing daerah. Sedangkan

metode tidak langsung adalah penghitungan dengan mengalokasikan pendapatan

nasional menjadi pendapatan regional. Taringan (2006, h:23)

Menurut Taringan (2006, h.24) metode penghitungan pendapatan

regional dapat dilakukan dengan mempergunakan dua cara metode yaitu :

1. Metode Langsung

Metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan tiga macam

cara yaitu :

1. Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang dan jasa yang

di produksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan

biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut.

Pendekatan itu banyak digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari

sektor/kegiatan yang diproduksi berbentuk fisik/barang, seperti pertanian,

pertambangan dan industri sebagainya. Nilai tambah merupakan selisih

antara nilai produksi (ouput) dan nilai biaya antara (intermediate cost), yaitu

bahan baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi.sektor

jasa yang menerima pembayaran atas jasa yang diberikan, masih bisa

dihitung dengan pendekatan produksi. Akan lebih mudah apabila di hitung

dengan pendekatan pendapatan, jika penghitungan akurat maka kedua

pendekatan itu semestinya memberi hasil yang sama. Nilai tambah itu sama

dengan balas jasa atas ikut serta berbagai faktor produksi dalam proses

produksi.

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

44

2. Pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi

diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor

produksi, yaitu upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak

langsung neto. Pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak

mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Surplus usaha meliputi

bunga yang dibayar neto, sewa tanah dan keuntungan. Metode pendekatan

pendapatan banyak dipakai pada sektor jasa tetapi tidak dibayar setara harga

pasar, misalnya sektor pemerintahan. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya

data dan tidak adanya metode yang akurat yang dapat dipakai dalam

mungukur nilai produksi dan biaya dari berbagai kegiatan jasa, terutama

kagiatan yang mengutip biaya.

3. Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai pengunaan akhir dari

barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. Dari segi penggunaan maka

total penyediaan/produksi barang dan jasa itu digunakan untuk :

a. konsumsi rumah tangga

b. konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung

c. konsumsi pemerintah

d. pembentukan modal tetap bruto (investasi)

e. perubahan stok dan

f. ekspor neto

2. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto

dari wilayah yang lebih luas kemasing-masing bagian wilayah, misalnya

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

45

mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap propinsi dengan menggunakan alokator

tertentu, alokator yang dapat digunakan yaitu :

1. Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang

dialokasikan.

2. Jumlah produksi fisik.

3. Tenaga kerja.

4. Penduduk, dan

5. Alokator tidak langsung lainnya.

Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah atas dasar

harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Revaluasi, dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-

masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan pada

output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah

atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaaya

antara atas dasar harga konstan. Dalam praktek sangat sulit melakukan

revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup

komponem input yang sangat banyak disamping itu data harga yang tersedia

tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara

atas dasar harga konstan biasanya diproleh dari perkalian antara ouput atas

dasar harga konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara

terhadap output pada tahun dasar.

2. Ekstrapolasi, nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan

diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan

indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

46

indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan atau pun indeks dari

berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan

lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan subsektor, dan sektor

yang dihitung. Ekstrapolasi juga dapat dilakukan terhadap output atas dasar

harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah

terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga

konstan.

3. Deflasi, nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara

membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan

indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya

merupakan indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar

(IHPB) dan sebagainya tergantung mana yang lebih cocok. Indeks harga

tersebut juga dapat dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai

tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah

atas dasar harga konstan dengan dengan indeks harga tersebut.

4. Deflasi berganda, dalam deflasi berganda yang dideflasi adalah output dan

biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output

dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai

deflator untuk penghitung output atau dasar harga konstan adalah IHK atau

IHPB sesuai cukupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya

antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Dalam

kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara,

disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harga

Page 47: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

47

belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga

konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang kemiskinan diberbagai nagara telah

dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain :

a) Penelitian yang di lakukan oleh Dian Oktaviani (2001) dengan judul

“Inflasi, Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia: Analisis Indeks

Forrester Greer dan Horbecke”. Tulisan menganalisis tentang

pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di indonesia.

Model yang digunakan adalah modifikasi model ekonometri yang di

kemukakan oleh Cutler dan Katz (1991), hasil penelitian nya

menyimpulkan bahwa kenaikan angka pengangguran mengakibatkan

peningkatan atas angka kemiskinan, sebaliknya semakin kecil angka

pengangguran akan menyebab kan semakin rendah tingkat

kemiskinan di indonesia.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto Siregar dan Dwi

Wahyuniarti (2006) dengan judul “Dampak Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”. Tulisannya

menganalisis tetang pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

kemiskinan di indonesia. Analisis yang dilakukan adalah analisis

deskriptif dan ekonomatrika dengan menggunakan metode panel data.

Model yang digunakan adalah modifikasi model ekonometrika. Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa kenaikan PDRB mengakibat kan

Page 48: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

48

penurunan atas angka kemiskinan, Kenaikan jumlah penduduk

mengakibat kan peningkatan atas angka kemikinan, kenaikan share

pertanian dan industri mengakibatkan penurunan atas angka

kemiskinan, kenaikan tingkat pendidikan mengakibatkan atas angka

kemiskinan. Dimana pengaruh tingkat pendidikan SMP lebih besar

dari pada pengaruh share pertanian, sedangkan kenaikan dummy

krisis mengakibatkan peningkatan atas angka kemiskinan.

c) Penelitian yang dilakukan oleh Deny Tisna Amijaya (2008) dengan

judul “pengaruh ketidak merataan distribisi pendapatan, pertumbuhan

ekonomi, dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di indonesia

tahun 2003-2004”. Tulisan nya meneliti tetang pengaruh ketidak

merataan distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di indonesia, dalam hal ini

untuk seluruh propinsi di indonasia dari tahun 2003-2004. Analisis

yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan ekonometrika dengan

menggunakan metode panel data. Model yang digunakan adalah

modifikasi model ekonometrika. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel ketidakmerataan distribusi pendapatan

berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan variabel

pengangguran berpengaruh positif tehadap tingkat kemiskinan.

2.4 Perumusan Hipotesis

Page 49: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

49

Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan

berdasarkan studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan

penelitian dibidang ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut :

“Diduga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif

terhadap tingkat Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya”.

Page 50: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

50

II. METODE PENELΙTIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian penetapan daerah penelitian

merupakan suatu hal yang penting karena suatu daerah akan memberikan

kemudahan didalam melakukan penelitian.

Sesuai dengan judul proposal skripsi ini, maka penelitian akan

dilaksanakan di Kabupaten Nagan Raya, Adapun ruang lingkup penelitian ini

adalah seluruh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Kemiskinan

di Kabupaten Nagan Raya. Untuk memudahkan penulis data yang di gunakan

Data Produk Domestik Regional Bruto dan kemiskinan di Kabupaten Nagan

Raya selama kurun waktu 2002-2011.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan penulis yaitu data skunder, data

skunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun yang telah

dioah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data

skunder yang di ambil dari literature yang relavan dengan judul penelitian

seperti buku-buku, artikel, makalah, jurnal, petunjuk, teknis, Pustaka Daerah dan

Universitas Teuku Umar serta Badan Pusat Statistik (BPS), dan BABPEDA

Page 51: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

51

Kabupaten Nagan Raya dan lain-lain yang memiliki relevasi dengan masalah

yang diteliti.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di gunakan penulis dalam penelitian ini

antara lain :

a. Studi Pustaka (Library Research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data skunder yang

dibutuhkan guna penelitian melalui penelitian keputakaan dengan mempelajari

buku literatur, brosur, dokumen, catatan kuliah, surat kabar, dan referensi lain

yang berhubungan dengan masalah yang di teliti.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode yang digunakan dengan cara pengumpulan data primer secara

langsung pada objek penelitian yang dilakukan dengan cara mengutip dan

mendatangi instansi yang relavan seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Bappeda untuk memperoleh data yang diolah dalam penelitian ini.

3.3 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi

linear Sederhana, Analisis Korelasi, Koefisien Korelasi, Koefisien

Page 52: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

52

Determinasi dan Uji t yang akan diolah dengan menggunakan program

statistik SPSS dengan penjelasan berikut :

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis ini digunakan sebagai alat peramal nilai pengaruh suatu

variabel bebas (x) terhadap satu variabel terikat (y), dengan rumus sebagai

berikut (Supranto 2000, h.174) :

= +Dimana :

Y = Kemiskinan (yang di ukur dalam ribuan jiwa)

a = Intercept

b = Koefisien Regresi yang mengukur besarnya pengaruh variabel x

terhadap variabel y.

X = Produk Domestik Regional Bruto dengan harga konstan (Milyar

rupiah).

2. Analisis Korelasi (r)

a. Koefisien Korelasi (r)

Koefesien Korelasi merupakan indeks atau bilangan yang di

gunakan untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan

Page 53: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

53

antar variabel yang datanya berbentuk data interval atau rasio. Disimbulkan

dengan r dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Hasan 2002, h.233) :

r= ( ( ) ( ( ) )Dimana :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

X = Produk Domestik Regional Bruto

Y = Kemiskinan

b. Koefisien Determinasi ( )Koefisien determinasi atau koefisien penentu yang menjelaskan

besarnya pengaruh nilai suatu variabel bebas (X) terdapat naik atau turunnya

(variasi) nilai variabel terikat (Y) yang dapat dirumuskan sebagai barikut

(Hasan,2002, h.236) :

= %Dimana :

Kp = Besar Koefisien Penentu (determinasi).

r = Koefisien Korelasi

Page 54: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

54

3. Uji t

Uji signifikasi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikasi dari pengaruh variabel bebas (Produk Domestik Regional Bruto)

terhadap variabel terikat (kemiskinan) secara individual dengan rumus

sebagai berikut (Hasan 2002,h.241).

= √ −√ −Dimana :

n = Jumlah Tahun.

r = Koefisien Korelasi.

Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara

individu dapat dibuat hipotesis statistik sebagai berikut :

a. H₀ ; = , artinya tidak terdapat berpengaruh yang signifikan

antara variabel X (Produk Domestik Regional Bruto) terhadap

variabel Y (Kemiskinan) di Kabupaten Nagan Raya.

b. H₁ ; ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel X

(Produk Domestik Regional Bruto) terhadap variabel Y

(Kemiskinan) Di Kabupaten Nagan Raya.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Page 55: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

55

Dalam devinisi operasional variabel ini menjelaskan tentang

devinisi dari variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian

ini.

a. Produk Domestik Regional Bruto (X)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nagan Raya atas dasar harga

konstan yang di ukur dalam Milyar rupiah.

b. Kemiskinan (Y)

Kemiskinan adalah banyaknya jumlah penduduk miskin di

Kabupaten Nagan Raya yang di ukur dalam ribuan jiwa.

3.5 Pengujian Hipotesis

Kriteria uji hipotesis yang di tetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila > maka H₀ ditolak H₁ di terima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara Produk Domestik Regional Bruto

terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila < maka H₀ diterima dan H₁ ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Produk Domestik

Regional Bruto terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Page 56: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

56

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor

positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang

lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan

pertumbuhan penduduk yang lebih besar akan meningkatkan luasnya pasar

domestik. Namun demikian, patut dipertanyakan apakah cepatnya

pertumbuhan penawaran tenaga kerja akan memberikan efek positif atau

negative terhadap perkembangan ekonomi. Sebenarnya, hal tersebut

tergantung pada kemampuan sistem perekonomian untuk menyerap dan

secara produktif mempekerjakan tambahan tenaga kerja tersebut.

Tingkat kemiskinan akan menjadi masalah terhadap sosial ekonomi

masyarakat, hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat

yang memiliki pendapatan rendah dengan masyarakat yang memiliki pendapatan

tinggi, pendidikan dan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kemiskinan di

Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 3.

Page 57: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

57

Tabel 3

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2002 - 2011

Tahun Jumlah penduduk miskin( Jiwa )

Persentase(%)

2002200320042005200620072008200920102011

52,21049,06047,50045,80043,70040,02033,21030’86024,07020,200

--6.03-3.17-3.57-4.58-8.42-6.81-7.07-22.00-16.07

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya (2012)

Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Nagan Raya dari tahun 2002 – 2011 sebagai berikut, pada tahun 2002 jumlah

penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 52.210 jiwa dan

tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 49.060 jiwa dari tahun

sebelumnya atau sebesar -6.03 %. Dan selama tahun 2002 -2011 tingkat

kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya terus mengalami penurunan. Hal ini

diakibatkan sudah meratanya hasil dari usaha pemerintah dalam mengatasi

masalah kemiskinan seperti lapangan kerja, kesehatan, pendidikan dan lain

sebagainya. Dengan banyaknya lapangan kerja yang menerima masyarakat

baik dipihak pemerintah maupun swasta dan banyaknya masyarakat yang

mau bekerja akan mengurangi tingkat kemiskinan. Hasil dari upaya

penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya memperlihat

pengaruh yang positif, hal ini terlihat dari tingkat kemiskinan yang mengalami

pola yang menurun.

Page 58: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

58

4.2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung untuk mengetahui

total produksi barang dan jasa suatu daerah pada satu periode tertentu, yang

dimaksud dengan produksi adalah aktifitas suatu usaha menggunakan “ input

“ untuk memproduksi “ output “. PDRB merupakan neraca makro ekonomi

yang dihitung secara konsisten dan terintegrasi dengan berdasar pada

konsep, definisi, klasifikasi dan cara perhitungan yang telah disepakati secara

internasional.

Untuk melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

( PDRB ) di Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2002 – 2011 dapat dilihat

pada tabel 4.

Tabel 4Perkembangan PDRB di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2002 – 2011

NO Tahun PDRB Pertumbuhan (%)

12345678910

2002200320042005200620072008200920102011

4.934.0905.052.8535.652.3366.358.6876.468.9866.659.2636.735.6086.803.2286.929.9727.012.027

1,972,4111,8612,501,732,941,151,001,8611.84

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya (2012)

Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah PDRB di Kabupaten Nagan Raya

dari tahun 2002 – 2011 jenis peningkatan pada tahun 2002 jumlah PDRB di

Kabupaten Nagan Raya sebesar Rp.4.934.090 dan tahun 2003 mengalami

peningkatan menjadi sebesar Rp.5.502.853 atau 2.41 %. Pada tahun 2011

Page 59: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

59

PDRB Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan sebesar 11.84 persen dari

tahun 2010 yang nilainya mencapai 6.929.272 juta rupiah. Selama tahun 2002 –

2011 perekonomian Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh sektor pertanian.

Kontribusi sektor ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

4.3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel penelitian disajikan padatabel berikut ini.

tabel Tabel 5Statistik Deskriptif

Variabel Rata - rata Std.Deviasi NKemiskinan

PDRB

10,5180

15,6420

0.32365

0.1295

10

10

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2013)

Pada Tabel diatas terlihat bahwa rata – rata penduduk miskin selama

kurun waktu 2002 – 2011 adalah 10,5180 dengan standar deviasi 0.32365.

Sementara rata – rata PDRB pada tahun yang sama sebesar 15,6420 dengan

standar deviasi 0.1295. Sedangkan N menyatakan jumlah observasi yang

masing – masing berjumlah 10 tahun.

4.4. Hasil Penelitian

4.4.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Hal ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keeratan serta arah hubungan antara PDRB terhadap kemiskisnan di

Kabupaten Nagan Raya.

Page 60: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

60

Tabel 6Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

No Variabel Kemiskinan PDRB

1 Pearson Correlation

a. Kemiskinan

b.PDRB

1.000

0.760

0.760

1.000

2 Model

a. Koefisien Korelasi (R )

b. Koefisien Determinasi (R2)

c. Koefisien Determinasi Adjusted

0.760

0.578

0.525

Sumber : Hasil Pengolahan Data ( 2013)

Pada tabel 6 terlihat koefisien korelasi (R) antara PDRB (X) dengan

kemiskinan (Y) sebesar 0.760 menggambarkan bahwa variabel PDRB sangat

erat hubungannya terhadap variabel kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Persentase pengaruh variabel terikat terhadap variabel bebas

ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi

(R2) ini menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat yang dinyatakan dalam persen (%). Koefisien determinasi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 61: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

61

KP = r2 x 100 %

= ( 0.760 )2 x 100 %

= 0.578

Dari rumus diatas nilai R square (R2) sebesar 0.578 yang berarti

bahwa kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya diperoleh sebesar 57.8 % di

sebabkan oleh variabel PDRB, sedangkan sisanya sebesar 42.2 %

dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

4.4.2. Uji Regresi Linear Sederhana dan Uji Signifikan Parsial ( Uji t )

Untuk mengetahui pengaruh PDRB terhadap kemiskinan di

Kabupaten Nagan Raya akan dianalisis dengan menggunakan model regresi

linear sederhana. Dari hasil penelitian diperoleh hasil akhirnya sebagai

berikut :

Tabel 7

Uji Signifikan Parsial ( Uji t )

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1(Constant) 40.298 8.995 4.480 0.002

PDRB -1.904 0.575 0.785 -3.311 0.011

Sumber : Hasil Pengolahan Data ( 2013)

Page 62: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

62

Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana maka persamaannya adalah :

Ln Y = 40.298 – 1.904 Ln X + e

Dari persamaan tersebut mengandung pengertian bahwa :

1. Konstanta

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 40.298.

Nilai konstanta ini menyatakan bahwa apabila variabel PDRB sama

dengan nol maka jumlah kemiskinan di Nagan Raya meningkat

sebesar 40.298 jiwa.

2. Koefisien Regresi X (PDRB)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai X sebesar -1.904.

Hal ini menyatakan bahwa apabila PDRB mengalami perubahan

sebesar 1 persen maka akan terjadi penurunan kemiskinan sebesar

1.887 persen.

Koefisien regresi PDRB memperlihatkan hubungan yang negative

terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Hal ini memberikan

pengertian bahwa kenaikan PDRB akan mengakibatkan penurunan tingkat

kemiskinan, sebaliknya apabila terjadi penurunan PDRB akan mengakibatkan

terjadinya peningkatan tingkat kemiskinan.

Pembuktian bahwa variabel PDRB berpengaruh terhadap kemiskinan

di Kabupaten Nagan Raya dilakukan pengujian tersendiri secara partial

dengan uji t pada jumlah kepercayaan ( level of confidence 95 %) yaitu :

Page 63: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

63

Variabel PDRB diperoleh t hitung sebesar 3.581 lebih besar dari t tabel

sebesar 1.860, artinya secara partial PDRB berpengaruh signifikan terhadap

kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Page 64: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

64

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Nagan Raya

maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

a. Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2002 – 2011 rata – rata

mengalami penurunan sebesar 10.51 %. Dan rata – rata perkembangan

PDRB Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2002 – 2011 sebesar 15.64 %.

b. Persamaan regresi diperoleh Ln Y = 40.298 – 1.904 X. Konstanta sebesar

40.298 yaitu menyatakan apabila variabel PDRB sama dengan nol maka

jumlah kemiskinan sebesar 40.298 jiwa.

c. Apabila PDRB mengalami perubahan sebesar 1 Juta rupiah maka akan

terjadi perubahan jumlah kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya sebesar

1.904 jiwa.

d. Koefisien determinasi (R2) 0.578 menunjukkan bahwa variabel PDRB

berpengaruh terhadap jumlah kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

sebesar 57.8 % sedangkan sisanya 42.2 % dipengaruhi oleh variabel

lainnya diluar model penelitian ini.

e. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,760 memberikan pengertian bahwa 76

% jumlah kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya berhubungan dengan

PDRB.

f. Pembuktian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa

PDRB berpengaruh secara partial terhadap jumlah kemiskinan di

Kabupaten Nagan Raya.

Page 65: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

65

5.2. Saran – saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan

kepada :

a. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya supaya dapat meningkatkan PDRB,

peningkatan PDRB dapat mengurangi kemiskinan.

b. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan PDRB adalah

dengan cara menciptakan dan menggunakan sumber – sumber PDRB dengan

baik, misalnya di sektor pertanian dapat dilakukan upaya perluasan area

usaha tani, meningkatkan sarana dan prasarana produksi pertanian, dan

memberikan motivasi kepada para petani. Hal ini ditemukan sektor unggulan

di Kabupaten Nagan Raya masih didominasi oleh sektor pertanian.

c. Bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

PDRB terhadap kemiskinan dapat menggunakan objek yang lain, tidak

hanya di Kabupaten Nagan Raya tetapi juga di Kabupaten yang

lainnya di Provinsi Aceh.

Page 66: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

66

DAFTAR PUSTAKA

Adit Agus Prasttyo (2010) Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatKemiskinan di Jawa tengah.

Budiono, (2002), Ekonomi Mikro; Seri Sinopsi Pengantar Ekonomi, No 1, Edisi2, BPFE, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2000. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk.Buku1.Jakarta.

______2010.Indikator Ekonomi Aceh. Jakarta, Badan Pusat Statistik.

______2011. Nagan Raya Dalam Angka dan PDRB. Katalog Badan PusatStatistik.

Faizal Noor, Henry. 2007, Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo PersadaJakarta.

Gregory, Mankiw N.2000, Teori Makro Ekonomi. Erlangga Jakarta.

Hasan, Iqbal.2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelotian dan Aplikasinya.Aksara Pratama. Jakarta.

H. Raharjo Adisasmita (2005) Dasar-dasar Ekonomi Wilayah, Edisi Pertama,penerbit Grahar Ilmu, Yogyakarta.

Hermanto S, Dwi W (2006), Dampak Pertumbuhan Ekonomi TerhadapPenurunan Penduduk Miskin di Indonesia, Proses Pemerataan.

Nanga, Muana (2005), Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Ruslan, Rosady, 2006. Metodelogi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi.PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Robinson Taringa (2004), Ekonomi Regional; Teori dan Aplikasi bumi Aksara,Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004, Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga, PenerbitPT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

______2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

67

______2007. Teori Makro Ekonomi Modern” Perkembangan Pemikiran DariKlasik hingga Keynesian baru. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tadoro, Michel P dan Sephan C, Smith (2004) Pembangunan Ekonomi di DuniaKetiga, Edisi Ketiga, Edisi 8. Erlangga Jakarta.

http//www.Google com 2012, Teori dan Faktor-faktor yang mempengaruhiKemiskinan, Situs Internet, Indonesia Diakses tanggal 8/2/2012.

http//www.Google com. 2012, Pertumbuhan Ekonomi dan Produk DomestikRegional Bruto, Situs Internet, Indonesia Diakses tanggal 8/2/2012.

Page 68: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

68

Lampiran : Data input Analisis produk Domestik Regional Bruto Terhadap

Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.

Tahun PDRB( Jutaan Rupiah)

Jumlah Penduduk Miskin(Jiwa)

2002 15.41 10.862003 15.44 10.802004 15.55 10.772005 15.66 10.732006 15.68 10.682007 15.72 10.602008 15.72 10.412009 15.73 10.342010 15.75 10.082011 15.76 9.91

Page 69: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

69

Lampiran : Data input Analisis produk Domestik Regional Bruto Terhadap

kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

P.Miskin 10.5180 .32365 10

PDRB 15.6420 .12925 10

Correlations

P.Miskin PDRB

Pearson Correlation P.Miskin 1.000 -.760

PDRB -.760 1.000

Sig. (1-tailed) P.Miskin . .005

PDRB .005 .

N P.Miskin 10 10

PDRB 10 10

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 PDRBa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: P.Miskin

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .760a .578 .525 .22298 .578 10.961 1 8 .011

a. Predictors: (Constant), PDRB

b. Dependent Variable: P.Miskin

Page 70: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

70

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .545 1 .545 10.961 .011a

Residual .398 8 .050

Total .943 9

a. Predictors: (Constant), PDRB

b. Dependent Variable: P.Miskin

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffici

ents

t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Low

er

Bou

nd

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 40.298 8.995 4.480 .002 19.555 61.041

PDRB -1.904 .575 -.760 -3.311 .011 -3.230 -.578 -.760 -.760 -.760 1.000 1.000

a. Dependent Variable:

P.Miskin

Coefficient Correlationsa

Model PDRB

1 Correlations PDRB 1.000

Covariances PDRB .331

a. Dependent Variable: P.Miskin

Page 71: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

71

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) PDRB

1 1 2.000 1.000 .00 .00

2 3.073E-5 255.131 1.00 1.00

a. Dependent Variable: P.Miskin

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual P.Miskin Predicted Value Residual

1 -.447 10.86 10.9597 -.09969

2 -.460 10.80 10.9026 -.10257

3 .345 10.77 10.6932 .07685

4 1.104 10.73 10.4837 .24627

5 1.051 10.68 10.4457 .23435

6 1.034 10.60 10.3695 .23050

7 .182 10.41 10.3695 .04050

8 -.047 10.34 10.3505 -.01046

9 -1.042 10.08 10.3124 -.23239

10 -1.719 9.91 10.2933 -.38335

a. Dependent Variable: P.Miskin

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 10.2933 10.9597 10.5180 .24608 10

Residual -.38335 .24627 .00000 .21023 10

Std. Predicted Value -.913 1.795 .000 1.000 10

Std. Residual -1.719 1.104 .000 .943 10

a. Dependent Variable: P.Miskin

Page 72: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

72

Page 73: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

73

Page 74: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P DRB

74