bappedabappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain produk...
TRANSCRIPT
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 i
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biarodapat menyelesaikan “Buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan SiauTagulandang Biaro Tahun 2016”.
Adapun buku ini merupakan data publikasi yang diterbitkan oleh BadanPerencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaromelalui kompilasi data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan SiauTagulandang Biaro secara menyeluruh, dimana publikasi data ini memberikan gambarantentang indikator penting keadaan ekonomi dan sosial masyarakat yang ada di NegeriEmpat Puluh Tujuh Pulau ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada BapakBupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atas apresiasi yang diberikan gunapenerbitan dan publikasi indikator ekonomi daerah ini. Demikian pula halnya,disampaikan kepada pihak Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Utara dan BadanPusat Statistik Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang telah memberikansumbangsih demi terwujudnya publikasi data ini, diharapkan hubungan kerjasama yangsudah ada selama ini, dapat terus terjalin dengan baik.
Kami menyadari bahwa di dalam penerbitan buku ini, masih terdapat beberapakekurangan, sehingga berbagai saran untuk perbaikan dari buku ini sangat kamiharapkan. Semoga penyajian data indikator ini bermanfaat bagi para pemakai.
Ondong Siau, Juli 2016
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Kepulauan Sitaro
dr. Semuel E. Raule, M.Kes.NIP. 196704021998031003
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 ii
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ….…………………................... 1
1.2 Tujuan …………….………………………………….. 3
1.3 Ruang Lingkup ………………………………….. 3
BAB II KONSEP DAN DEFINISI …………………………………… 4
2.1 Pembangunan Ekonomi Daerah …………………… 4
2.2 Pertumbuhan Ekonomi ….…………………………. 6
2.2.1 Faktor-Faktor Penentu PertumbuhanEkonomi ……………………………………. 6
2.3 Produk Domestik Regional Bruto ………………… 7
2.3.1 PDRB ADHB ………………………………. 8
2.3.2 PDRB ADHK ………………………………... 8
2.4 Investasi ………………………….………………… 8
2.5 Angkatan Kerja dan Pengangguran .................... 9
2.5.1 Struktur Angkatan Kerja ……………………. 10
2.6 Kemiskinan …………………………………………. 11
2.7 Inflasi ……………………………………………….. 11
2.8 Pendapatan Per Kapita ..………………………….. 12
2.9 Kependudukan ……..………………………………. 13
2.10 Financial Capital ……………………………………. 13
2.11 Indeks Pembangunan Manusia .…………………… 14
BAB III METODE KAJIAN …….……………………...................... 15
3.1 Data dan Sumber Data …………………………… 15
3.2 Metode Pengumpulan Data ………………………… 15
3.3 Metode dan Analisa Data ………………………….. 15
3.5 Teknik Analisis ……..…………………………………. 24
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 iii
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
BAB IV GAMBARAN UMUM ………………………....................... 18
4.1 Letak Wilayah ……………………………………..… 18
4.2 Luas Wilayah ………………………………………… 18
4.3 Cakupan Wilayah …………………………………….. 19
4.4 Topografi ……………………………………………… 19
BAB V PEREKONOMIAN SEKTORAL …………………………….. 21
5.1 PDRB Kabupaten Kepulaun Sitaro ………………… 21
5.1.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan……… 23
5.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian lainnya…..… 27
5.1.3 Sektor Industri Pengolahan ……………................... 28
5.1.4 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas ….…………...... 30
5.1.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur …………………………………………………… 32
5.1.6 Sektor Konstruksi …………………………………….. 33
5.1.7 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ……………. 34
5.1.8 Sektor Transportasi dan Pergudangan ……………… 36
5.1.9 Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Miunum 37
5.1.10 Sektor Informasi dan Komunikasi …………………. 34
5.1.11 Sektor Jasa Keuangan dan Jasa Asuransi ……….. 35
5.1.12 Sektor Real Estate …….…………………………….. 41
5.1.13 Sektor Jasa Perusahaan ……………………………… 42
5.1.14 Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan ………………………………………………… 44
5.1.15 Sektor Jasa Pendidikan ……………………………… 45
5.1.16 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ……… 46
5.1.17 Sektor Jasa Lainnya ………………………………… 47
BAB VI INDIKATOR EKONOMI ……………………………………… 49
6.1 Pertumbuhan Ekonomi ………………………………. 49
6.2 Struktur Ekonomi ……………………………………... 51
6.3 Pendapatan Per Kapita ……………………………… 54
6.4 Kemiskinan …………………………………………… 55
6.5 Pengangguran ……………………………………….. 58
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 iv
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
6.6 Inflasi ………………………………………………….. 59
6.7 Keuangan Daerah …………………………………… 61
4.10 Pembahasan Terhadap Kinerja MakroEkonomi Kabupaten Sitaro …………………………. 49
BAB VII SEKTOR UNGGULAN ……….……………………………. 62
7.1 Analisis Shif-Share ………..………………………… 62
7.2 Sektor Basis dan Non Basis ………………….……… 64
7.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan ……………….. 66
7.4 Analisis Rasio Penduduk Pengerjaan …………… 69
BAB VIII PENUTUP …………………….……………………………… 71
8.1 Kesimpulan …………………………………………. 71
8.2 Saran dan Rekomendasi …………………………. 72
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 74
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 1
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
1.1 Latar BelakangPembangunan Ekonomi seringkali didefinisikan sebagai serangkaian
usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riil dan
taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan distribusi
pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan
mengusahakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke
sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain hakikat pembangunan
ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat
pemerataan yang semaksimal mungkin.
Di era desentralisasi kebijakan dan otonomi daerah seperti sekarang ini,
pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan
pemerintahan di beberapa bidang tertentu. Salah satu diantaranya pemerintah
daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi daerah
dan mengelola sumber kekayaan alamnya serta menentukan prioritas dan arah
program pembangunan ekonomi daerah.
Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah sangat memerlukan
berbagai macam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan
kebijaksanaan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi
dan kebijakan yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu juga dimonitor
dan dievaluasi hasil-hasilnya. Data statistik yang merupakan indikator ekonomi
makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Struktur Ekonomi,
Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) mutlak
diperlukan untuk memberikan gambaran keadaan perekonomian pada masa lalu
dan masa kini serta sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Mengingat urgensi data PDRB dan agregatnya, maka penghitungan dan
penerbitannya dilakukan secara berkala setiap tahun. Sehingga dengan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 2
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
demikian para perumus kebijakan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang dan Biaro mampu menentukan sasaran dan evaluasi yang tepat
terhadap hasil-hasil pembangunan yang dicapai pada kurun waktu tertentu.
Indikator ekonomi daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro, setiap waktu perlu
dievaluasi mengingat : pertama, menggambarkan perkembangan perekonomian
Kabupaten Sitaro yang akan memperlihatkan kemajuan yang dapat dicapai
kedua: kemajuan yang dicapai dapat saja mengalami peningkatan, namun
peningkatan tersebut akan dinilai maknanya, namun dapat saja terjadi
penurunan yang juga bermanfaat untuk menilai dampak selanjutnya dari
penurunan tersebut; ketiga, bahwa perkembangan indikator pembangunan
wilayah juga berkaitan dengan target yang ditetapkan melalui berbagai dokumen
perencanaan seperti: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Sitaro, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan
Sitaro yang akan direncanakan untuk tahun 2017. Disamping itu banyak
keterkaitan dengan rencana kerja dari SKPD pemerintah daerah Kabupaten
Kepulauan Sitaro termasuk juga kalangan dunia usaha dan institusi lainnya yang
berkaitan.
Perkembangan pada indikator ekonomi daerah juga akan memberikan
informasi strategis terhadap pola alokasi dari anggaran pemerintah daerah.
Indikator ekonomi daerah seperti : Produk Domestik Daerah Regional Bruto
(PDRB) mencerminkan kapasitas ekonomi suatu daerah, karena mencakup
agregasi dari seluruh pendapatan bruto masyarakat. Oleh sebab itu PDRB
tersebut dapat dipandang sebagai salah satu indikator pembangunan ekonomi
daerah yang dapat menggambarkan tingkat kemajuan serta kapasitas ekonomi
suatu daerah. Demikian juga indikator ekonomi makro dan sosial lainnya memiliki
makna penting dan strategis terhadap perencanaan dan pengambilan keputusan
dari pemerintah maupun kalangan dunia usaha serta masyarakat.
Perkembangan perekonomian secara makro dan sosial yang dirangkum
pada indikator ekonomi daerah, perlu terus dievaluasi dan dipandang penting
dalam rangka menilai secara agregat dari visi dan misi Kabupaten Sitaro
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 3
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD).
Untuk itu tersedianya Buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di tahun 2016 ini sangat diperlukan agar bisa
dijadikan landasan dalam perencanaan program selanjutnya dan dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan.
1.2 TujuanBerdasarkan latar belakang, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Untuk mendapatkan gambaran mengenai perekonomian secara sektoral
dan menyeluruh dalam perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro
Untuk mendapatkan gambaran mengenai struktur ekonomi Kabupaten
Kepulauan Sitaro
Untuk mendapatkan gambaran mengenai pendapatan per kapita
masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kemiskinan di Kabupaten
Kepulauan Sitaro
Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengangguran di Kabupaten
Kepulauan Sitaro
Untuk mendapatkan gambaran mengenai inflasi di Kabupaten
Kepulauan Sitaro
Untuk mendapatkan gambaran mengenai sektor-sektor unggulan yang
ada Kabupaten Kepulauan Sitaro
1.3 Ruang LingkupRuang lingkup analisis adalah penilaian produksi barang dan jasa yang
dihasilkan di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro yang
dinilai dengan uang dalam periode 1 tahun takwim, yaitu Januari sampai
Desember.
Penyusunan angka-angka PDRB dihitung menurut sektor-sektor ekonomi
yang mengikuti standar klasifikasi nasional.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 4
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
2.1 Pembangunan Ekonomi DaerahPenyusunan kebijakan pembangunan dan perencanaan pembangunan
mempunyai tujuan utama yakni untuk memaksimumkan tingkat perkembangan
pendapatan nasional dan pendapatan perkapita. Selain itu ada tujuan lain yaitu
menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh
seluruh lapisan masyarakat, menciptakan pembangunan yang seimbang di
berbagai daerah, menciptakan kesempatan kerja semaksimal mungkin dan
melindungi perkembangan perusahaan-perusahaan nasional. Didalam banyak
kebijaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang maka tujuan
memksimumkan pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
telah banyak dikorbankan untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Disamping itu
perlu disadari bahwa dalam menciptakan pembangunan ekonomi maka
masyarakat harus bersedia berkorban baik secara materiil maupun dalam bentuk
lain. Pengorbanan-pengorbanan tersebut berupa perombakan terhadap struktur
sosial yang lama, mengembangkan teknologi dan cara berpikir modern, dan
perombakan tata kerja yang tradisionil yang kurang berdisiplin dengan tata kerja
yang mengikuti aturan-aturan tertentu.Pembangunan ekonomi bukan saja
memerlukan perombakan dalam struktur ekonomi, pembentukan modal yang
lebih banyak, peningkatan dalam jumlah tabungan, dan perubahan lain dalam
aspek kehidupan ekonomi masyarakat.
Selain perubahan-perubahan tersebut ia juga perlu mengadakan
perombakan dalam berbagai aspek sosial, politik, dan kebudayaan dari
kehidupan dan kebiasaan masayarakat. Berbagai usaha untuk merombak hal-
hal tersebut akan menimbulkan tensi dan disrupsi dalam tata hidup masyarakat
yang tradisional.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 5
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Pembangunan ekonomi (economic development) biasanya dikaitkan
dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang yang
didefinisikan sebagai growth plus change atau suatu proses atau perubahan
yang terjadi secara terus menerus yang menyebabkan pendapatan per kapita
penduduk dari suatu kelompok masyarakat mengalami peningkatan dalam
jangka panjang dan disertai dengan perubahan dan moderenisasi dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi (Sukirno : 2006).
Pembangunan ekonomi merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan kemampuan untuk menyediakan
sarana produksi dan distribusi yang berlangsung terus menerus dan
berkesinambungan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu kegiatan yang
utama dan mutlak dilakukan terutama di negara-negara yang sedang
berkembang dalam rangka memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat
(Suroto : 1992).
Arsyad (2004) mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi daerah
ialah suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat mengelola sumberdaya-
sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerjabaru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi
dalam wilayah tersebut.
Blakely (2002), mengungkapkan bahwa program pembangunan ekonomi
lokal (Local Eonomic Development) dari Internasional Labour Organization (ILO)
menggunakan definisi yang mencakup empat karakteristik yang dapat dilihat
sebagai suatu proses pembangunan partisipatif yang mendorong pengaturan
kemitraan terutama antara swasta dan para pemangku kepentingan publik dari
suatu wilayah yang ditetapkan, sehingga memungkinkan dirancang dan
diimplementasikan bersama dari strategi pembangunan yang umum, dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal dan keunggulan kompetitif dalam konteks
global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan kerja yang layak, serta
merangsang kegiatan ekonomi.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 6
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
2.2 Pertumbuhan EkonomiBoediono (1999:9) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.
Menurut Jhingan.M.L (2004:72), pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan jenis-jenis
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukan.
2.2.1 Faktor-Faktor Penentu Pertumbuhan EkonomiMenurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2006:125), ada 7
faktor ekonomi yang menentukan pertumbuhan ekonomi yaitu :
a. Barang Modal
Agar ekonomi bertumbuh maka stok barang modal harus ditambah.
Penambahan barang modal dilakukan lewat investasi. Salah satu upaya
untuk meningkatkan investasi adalah menangani faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat investasi.
b. Tenaga Kerja
Sampai saat ini khususnya di negara sedang berkembang, tenaga masih
merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga
kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output.
c. Teknologi
Hampir dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang makin tinggi
sangat memacu pertumbuhan ekonomi jika hanya dilihat dari peningkatan
output.
d. Uang
Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi
sentral. Tidak mengherankan jika makin banyak uang yang digunakan
dalam proses produksi makin besar pula output yang dihasilkan. Uang akan
sangat member kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi selama
penggunaannya sangat efisien. Tingkat efisiensi penggunaan uang juga
sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem perbankan.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 7
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
e. Manajemen
Manajemen adalah peranan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola
perekonomian modern terutama bagi perekonomian yang sangat
mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen yang terbaik
terkadang jauh lebih berguna jika dibanding barang modal yang banyak,
uang yang berlimpah dan teknologi tinggi.
f. Kewirausahaan
Lebih luas daripada cakupan manajemen adalah kewirausahaan.
Kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan dan keberanian
mengambil resiko guna memperoleh keuntungan.
g. Informasi
Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi
yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang sebab
makin banyak, makin besar, dan makin seimbang arus informasi maka para
pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih
baik.
2.3 Produk Domestik Regional BrutoProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai tambah bruto
(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu
wilayah. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (output)
dikurangi biaya antara nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen
pendapatan faktor (upah, bunga, sewa, dan keuntungan), penyusutan dan pajak
tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-
masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi,
akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto. Sedangkan struktur ekonomi,
maksudnya yaitu gambaran perekonomian yang disajikan menurut sektor. Dalam
mendapatkannya yaitu nilai tambah dari masing-masing sektor dibandingkan
dengan jumlah Produk Domestik Regional Bruto dan dinyatakan dalam
persentase. Dengan melihat angka persentase setiap sektor tersebut, selain
dapat diketahui sumbangan/kontribusi masing-masing sektor, sekaligus juga
dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang bersangkutan.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 8
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar(Harga Berlaku)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar (Harga
Yang Berlaku) merupakan penjumlahan nilai tambah bruto (gross value added)
dari seluruh sektor perekonomian di dalam suatu wilayah/daerah dalam periode
tertentu, biasanya satu tahun. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah selisih
nilai produksi (output) dengan biaya antara (intermediate input). Nilai tambah
bruto mencakup komponen faktor produksi ; upah dan gaji, bunga modal, sewa
tanah, keuntungan penyusutan, serta pajak tak langsung netto. Faktor
pendapatan adalah merupakan balas jasa faktor produksi yang terdiri dari tenaga
kerja (labour),modal (capital),tanah(land), managerial (entrepreneur).
2.3.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga KonstanProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan
adalah jumlah nilai produk atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai
dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.
PDRB atas Harga Konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut yang dihitung dengan menggunakan harga pada satu waktu tertentu
sebagai dasar. Harga Konstan digunakan untuk mengetahui atau menilai sampai
seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu
tertentu yang dilihat dari pertumbuhan PDRB atas dasar Harga Konstan.
Data PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang
menunjukkan kondisi perekonomian suatu wilayah atau daerah setiap kurun
waktu tertentu.PDRB atas dasar Harga Konstan dapat digunakan untuk
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor
dari tahun ke tahun.
2.4 InvestasiInvestasi dapat diartikan sebagai pengeluaran para investor untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-peelngkapan produksi untuk
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 9
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
menambah kemampuan emproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam suatu perekonomian ( Sukirno, 2006 :121)
Jenis investasi secara garis besar dapat dibagi atas dua kategori, yaitu (1)
investasi sektor riil dan (2) investasi sektor finansial. Investasi sektor riil adalah
investasi terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal),
sedangkan investasi sektor financial adalah investasi terhadap surat- surat
berharga di pasar modal seperti saham, obligasi, dan lain-lain.
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan
tingkat pengeluaran agregat. Kegiatan investasi dalam suatu
perekonomian dapat mendorong naik turunnya tingkat perekonomian negara
yang bersangkutan karena mampu meningkatkan produksi dan kesempatan
kerja. Investasi merupakan pengeluaran perusahaan dan pemerintah secara
keseluruhan untuk membeli barang-barang modal riil baik untuk mendirikan
perusahaan baru maupun untuk memperluas usaha yang telah ada dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada biaya modal
yang dikeluarkan untuk melakukan investasi. Dengan demikian istilah
investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-
penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2006).
Menurut Suparmoko (2002 :10) memberikan arti investasi sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal dan perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang- barang dan jasa-
jasa yang tersedia dalam perekonomian.
2.5 Angkatan Kerja dan PengangguranPengertian ekonomi tentang pengangguran (unemployment) tidak identik
dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila ia ingin
bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.
Konsep demografi orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk
yang disebut angkatan kerja.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 10
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-64 tahun; tetapi
tidak semua orang yang berusia 15-64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja.
Angkatan kerja yang dihitung adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan sedang
mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus
mengurus keluarga atau sekolah, tidak masuk angkatan kerja. Tingkat
pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak/belum
mendapatkan pekerjaan.
Besarnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi atau
pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama
klasifikasi pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labor force
approach) dan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labor utilization
approach). Labor force approach mendefinisikan penganggur sebagai angkatan
kerja yang tidak bekerja. Labor utilization approach membedakan angkatan kerja
menjadi tiga kelompok, yakni: pertama, menganggur (unemployed), yaitu mereka
yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan; di mana
kelompok ini sering disebut juga pengangguran terbuka (open unemployment).
Kedua, setengah menganggur (underemployment), yaitu mereka yang bekerja,
tetapi belum dimanfaatkan secara penuh; artinya jam kerja mereka dalam
seminggu kurang dari 35 jam. Ketiga, bekerja penuh (employed) yaitu orang-
orang yang bekerja penuh atau waktu bekerjanya mencapai 35 jam per minggu.
2.5.1 Struktur Angkatan Kerja
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas
sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan pendapatan
per kapita, kontribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan
nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan
tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang
akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan penyerapan angkatan
kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional
akan semakin menurun. Angkatan kerja sektoral juga akan mengalami
transformasi sesuai dengan perkembangan industrialisasi. Pada tahap awal
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 11
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
pembangunan, proporsi terbesar angkatan kerja adalah di sektor pertanian,
kemudian diikuti oleh sektor-sektor industri/manufaktur dan jasa. Pada tahap
berikutnya, angakatan kerja akan terkonsentrasi di sektor industri. Terjadinya
proses industrialisasi dapat dilihat dari perubahan yang dialami oleh tiga sektor
utama ekonomi, yaitu sektor primer (pertanian), sekunder (industri) dan tersier
(jasa). Sebuah negara bisa dikatakan negara industri apabila proporsi sektor
primer di dalam pendapatan nasional kurang dari 15 persen dan proporsi
angkatan kerja di sektor ini tidak lebih dari 20 persen. Sedangkan proporsi
penduduk perkotaan (urban) diatas 60 persen.
2.6 KemiskinanKemiskinan absolut (absolute poverty) adalah sejumlah penduduk yang
tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar (Todaro dan Smith; 2004). Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan riil
minimum tertentu atau dibawah garis kemiskinan.
Ada tiga indikator mengukur kemiskinan yang diperkenalkan oleh Foster
dkk 1984 (dalam Tambunan 2009) yang sering digunakan dalam banyak studi
empiris. Pertama, the incidence of poverty; persentase dari populasi yang hidup
dengan pengeluaran konsumsi perkapita dibawah garis kemiskinan. Kedua the
depth of poverty yang menggambarkan dalamnya kemiskinan di suatu wilayah
yang diukur dengan Indeks Jarak Kemiskinan (IJK), atau dikenal dengan sebutan
Poverty Gap Index. Ketiga, the severity of poverty yang diukur dengan Indeks
Keparahan Kemiskinan.
2.7 InflasiSalah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai di
hampir semua Negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus
(Boediono; 2001). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut
inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan
kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya
kecenderungan menaik yang terus-menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 12
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
harga karena, misalnya musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi
sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi.
Apabila terjadi kenaikan harga satu barang yang tidak mempengaruhi
harga barang lain sehingga harga tidak naik secara umum kejadian seperti ini
bukanlah inflasi. Kecuali yang naik itu seperti harga BBM, hal ini pasti
berpengaruh terhadap harga-harga lain sehingga secara umum semua produk
hampir mengalami kenaikan harga. Bila kenaikan harga itu sesaat kemudian
turun lagi, itu pun belum bisa dikatakan inflasi karena kenaikan harga yang
diperhitungkan dalam konteks inflasi mempunyai rentang waktu minimal sebulan.
(Murni : 2006)
2.8 Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP merupakan
salah satu indikator makroekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini dapat
menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan merupakan
bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur. Pendapatan juga dapat
digunakan sebagai data kegiatan ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan
produksi barang dan jasa oleh masyarakat dalam suatu periode tertentu. Selama
ini, peningkatan dalam pendapatan nasional telah menjadi fokus dari pengukuran
pembangunan. Badan-badan internasional, seperti Bank Dunia dan Dana
Moneter Internasional telah menggunakannya untuk melihat dan
membandingkan kinerja perekonomian negara-negara di seluruh dunia.
Tampaknya, pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang
tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan.
Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan
pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh
adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi).
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 13
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
2.9 Kependudukan
Kependudukan dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk
yang bermukim di suatu wilayah. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi, apabila
pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan
pengalaman industrialisasi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara,
maka proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengan proses
industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai
dengan cepatnya proses industrialisasi. Di negara-negara industri, sebagian
besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan; sedangkan di negara-negara yang
sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan
kepada fenomena ini, maka urbanisasi telah digunakan sebagai salah satu
indikator pembangunan.
2.10 Financial Capital
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Financial capital merupakan faktor utama
dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi
di Inggris dan Eropa pada umumnya pada awal pertumbuhan kapitalisme yang
disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktifitas yang
tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun
pemerintah. Sejarah perkembangan ekonomi di Eropa menunjukkan bahwa
sektor primer telah berhasil menciptakan surplus yang merupakann awal dari
proses pembentukan modal (capital formation). Investasi, baik untuk
industrialisasi maupun perdaganagan bisa didukung oleh ketersediaan modal
yang dibentuk oleh surplus dan tabungan masyarakat. Dengan demikian, jumlah
tabungan masyarakat (domestic saving) dapat dijadikan salah satu indikator
pembangunan. Misalnya, angka tabungan di Indonesia selama periode 1989-
1993 adalah 23,9 persen dari PDB.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 14
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
2.11 Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat
indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator
yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya index ini adalah
pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP,
pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumber daya
manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah
proses yang bertujuan untuk mengembangkan piliha-pilihan yang dapat
dilakukan oleh manusia. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa peningkatan
kualitas sumber daya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan
peluang untuk menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai faktor penting di dalam
kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi
peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga
komponen yang dianggap sangat menentukan dalam pembangunan yaitu umur
panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan
peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Index ini dibuat
dengan mengkombinasikan tiga komponen, yaitu (1) rata-rata harapan hidup
pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU,
dan (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power
Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas
manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan Knowledge, Attitude dan
Skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan
lingkungannya.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 15
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
3.1 Data dan Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time
series atau runtun waktu yang bersumber dari berbagai instansi di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Badan Pusat Statistik Propinsi
Sulawesi Utara,
3.2 Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalama penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode pengumpulan data secara langsung ke sumber data yakni
ke instansi yang memiliki kaitan dengan penelitian ini.
Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, peneliti melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan yaitu dengan membaca litelatur-litelatur bidang
ekonomi dan pembangunan yang digunakan sebagai landasan kerangka
berfikir dan teori yang sesuai dengan topik penelititan.
b. Penelitian dokumenter yaitu dengan menelaah dan menganalisa laporan-
laporan mengenai ekonomi dan pembangunan yang diterbitkan
diantaranya oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda, dan dokumen
lainnya.
3.3 Metode dan Analisa DataMetode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 16
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
a. Metode Deskriptif : digunakan untuk penggambaran atau penguraian
dari perkembangan variabel indikato pembangunan wilayah, dengan
melihat dari sudut perbandingan dan dari sudut perkembangannya.
b. Metode Trend : digunakan formula pertumbuhan untuk memprediksi nilai
indikator makro.
Analisa yang digunakan dalam penyusunan buku ini adalah Analisa
Deskriptif, dimana menurut Suharsimi Arikunto (1990), Analisa deskriptif
adalah pengumpulan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
menurut apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Menurut Nazir, M. (1999:63) pendekatan analisis deskriptif kuantitatif
yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang, mempunyai tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Artinya, bahwa penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah
Kabupaten Kepulauan Sitaro. Sementara itu, permasalahan penelitian
sebagaimana dikemukakan di atas, dijawab melalui teknik dan prosedur
mendeskripsikan berbagai data kuantitatif empirik pada Kabupaten Kepulauan
Sitaro.
Analisa data dilakukan pada kelompok data maupun informasi yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan
ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro , yaitu meliputi:
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
2. Pendapatan per Kapita
3. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
4. Kependudukan
5. Kesehatan
6. Pendidikan
7. Ketenagakerjaan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 17
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
8. Kesejahteraan Rakyat
9. Kualitas Hidup (Indeks Pembangunan Manusia/IPM)
10.Pengeluaran Riil per Kapita
3.4 Teknik Analisis
a. Teknik komparatif
Teknik komparatif dimaksudkan untuk membandingkan kinerja
pembangunan indikator makro ekonomi di wilayah Kabupaten Kepulauan
Sitaro dengan tahun-tahun sebelumnya.
b. Teknik Pertumbuhan
Teknik pertumbuhan dilakukan untuk melihat pertumbuhan dari beberapa
indikator kinerja pembangunan selama periode pengamatan. Formulasi
pertumbuhan yang digunakan sebagai berikut:
X(t) – X(t-1)
G = X(t-1)
Keterangan:
G = growth (pertumbuhan)
X (t) = variable perhitungan pada waktu t
X (t-1) = variable perhitungan pada waktu (t-1)
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 18
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
4.1 Letak WilayahKabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, biasa disingkat dengan
Kabupaten Kepulauan Sitaro. Kabupaten ini merupakan salah satu daerah yang
ada di Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di sebelah utara Pulau Sulawesi.
Secara astronomis Kabupaten Kepulauan Sitaro terletak pada koordinat 2007’48’’
– 2048’36”” Lintang Utara dan 125009’36’’ – 125029’24” Bujur Timur.
Adapun batas-batas wilayah Kapulaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
adalah sebagai berikut:
Utara : Kecamatan Tatoareng Kab. Kepl. Sangihe
Timur : Laut Maluku
Selatan : Kabupaten Minahasa Utara
Barat : Laut Sulawesi
4.2 Luas WilayahLuas Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah 275,96 km²
atau 27,24 % dari luas Kabupaten Kepulauan Sangihe, dengan topografi
berbukit-bukit dan terdapat 2 (dua) buah Gunung Api yang Aktif yaitu Gunung
Karangetang di Pulau Siau dan Gunung Ruang di Pulau Ruang.
Dari wilayah ini, dibagi menjadi 10 kecamatan yang meliputi 10 kelurahan
dan 83 desa. Tiga kecamatan terbesar yaitu Siau Timur, Tagulandang dan Siau
Barat, merupakan wilayah mayoritas di daerah ini. Ketiga kecamatan ini masing-
masing memiliki wilayah sekitar 20,27 persen, 20,12 persen dan 12,65 persen.
Sedangkan ketujuh kecamatan lainnya masing-masing tidak lebih dari 9 persen.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 19
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Grafik 1 Luas Wilayah Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, 2015
4.3 Cakupan WilayahKabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdiri dari 3 (tiga) gugusan
pulau yakni :
- Pulau Siau dan Pulau-pulau sekitarnya
- Pulau Tagulandang dan Pulau-pulau sekitarnya
- Pulau Biaro dan Pulau-pulau sekitarnya
Secara keselurahan, jumlah Pulau sebanyak 47 buah Pulau yang terdiri dari
12 buah pulau berpenghuni dan 35 buah pulau tidak/belum berpenghuni. Pulau
Makalehi adalah Pulau terluar di daerah ini sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau
Kecil Terluar.
4.4 TopografiKondisi topografi Kabupaten Kepulauan Sitaro pada umumnya memiliki
bentuk wilayah yang berbukit dan bergunung, dan memiliki kemiringan lereng
yang curam. Terdapat 5 buah gunung, salah satunya gunung Karangetang yang
dikenal sebagai gunung berapi dan statusnya yang masih sangat aktif.
20.858% 21.63
8%
55.5320%
17.926%15.1
5%24.06
9%
34.9213%
11.84%
55.9420%
18.27%
1. Biaro
2. Tagulandang Selatan
3. Tagulandang
4. Tagulandang Utara
5. Siau Barat Selatan
6. Siau Timur Selatan
7. Siau Barat
8. Siau Tengah
9. Siau Timur
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201621
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan SITARO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang disajikan secara seris dari
waktu ke waktu dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pencapaian kinerja
ekonomi makro dari waktu ke waktu, sehingga arah kebijakan perekonomian
yang nantinya akan diambil biar lebih jelas, tepat dan terarah.
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2015 mencapai
1.223,19 milyar rupiah, sedangkan pada tahun sebelumnya 2014 sebesar
1.1442,99 milyar rupiah. Hal ini tentunya menunjukan adanya kenaikkan dari
tahun 2014 ke tahun 2015. Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
pada tahun 2015 mencapai 1.572,38 milyar rupiah dan pada tahun sebelumnya
tahun 2014 sebesar 1.375,91 milyar rupiah.
Jika dilihat menurut sektor pada tahun 2015 sektor pertanian masih
menjadi penyumbang terbesar dari PDRB, dimana sub sektor perkebunan dan
perikanan masih sebagai sub sektor utama. Selanjutnya diikuti oleh sektor
Administrasi Pemeriintah, Pertanhanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan dan
Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar.
Berikut dibawa ini ada table mengenai PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan
SItaro.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201622
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Tabel 1 PDRB SERI 2010 ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA(JUTA RUPIAH)
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10)A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 343,023.1 369,755.0 396,388.5 418,988.3 434,742.8
1 Pertanian, Peternakan,Perburuan dan Jasa Pertanian 240,468.0 260,361.1 276,524.5 292,128.2 313,181.4
a. Tanaman Pangan 15,662.1 15,824.2 16,231.2 16,441.3 16,417.8b. Tanaman HortikulturaSemusim 88.6 94.2 97.9 103.6 109,8
c. Perkebunan Semusim 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0d. Tanaman Hortikultura Tahunandan Lainnya 10,295.1 11,653.2 12,806.8 13,210.9 13,643.5
e. Perkebunan Tahunan 201,970.0 219,089.0 233,147.4 247,124.5 266,707.3f. Peternakan 8,910.1 9,939.7 10,332.2 11,285.1 12,047.9g. Jasa Pertanian dan Perburuan 3,542.2 3,760.8 3,909.0 3,962.8 4,255.2
2 Kehutanan dan PenebanganKayu 1,485.5 1,500.6 1,535.8 1,532.9 1,469.1
3 Perikanan 101,069.6 107,893.3 118,328.2 125,327.3 120,092.4B Pertambangan dan Penggalian 29,909.6 31,980.7 34,008.9 35,626.6 38,197.1
1 Pertambangan Minyak, Gas danPanas Bumi 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0
2 Pertambangan Batubara danLignit 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0
3 Pertambangan Bijih Logam 0.0 0.0 0.0 0.0 0,04 Pertambangan dan Penggalian
Lainnya 29,909.6 31,980.7 34,008.9 35,626.6 38,197.1
C Industri Pengolahan 8,643.6 9,143.2 9,693.4 10,405.0 10,791.02 Industri Makanan dan Minuman 6,938.5 7,336.3 7,744.6 8,385.5 8,785.14 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 72.8 77.4 84.2 89.3 1,427.16 Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang Anyamandari Bambu, Rotan danSejenisnya
1,179.8 1,244.7 1,354.6 1,425.4 235,3
7 Industri Kertas dan Barang dariKertas, Percetakan danReproduksi Media Rekaman
203.0 216.6 227.6 232.3 91.9
14 Industri Alat Angkutan 249.4 268.3 282.3 272.4 251,6D Pengadaan Listrik dan Gas 544.5 605.5 717.9 785.8 848.1
1 Ketenagalistrikan 541.8 602.6 714.9 782.6 844.82 Pengadaan Gas dan Produksi
Es 2.7 2.9 3.0 3.1 3,3
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang 821.5 880.2 937.9 992.2 1,060.7
F Konstruksi 88,084.8 100,232.5 107,892.3 113,987.3 123,927.6
G Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 128,565.8 136,445.9 150,573.2 167,612.1 179,967.5
1 Perdagangan Mobil, SepedaMotor dan Reparasinya 36,925.5 37,161.1 40,570.6 43,955.3 45,445.4
2 Perdagangan Besar dan Eceran,Bukan Mobil dan Sepeda Motor 91,640.3 99,284.9 110,002.7 123,656.8 134,522.2
H Transportasi dan Pergudangan 75,794.3 81,549.3 91,006.0 100,430.9 107,742.41 Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0 0,02 Angkutan Darat 18,964.8 20,630.4 22,629.1 24,844.1 26,801.53 Angkutan Laut 51,733.4 55,497.3 62,526.0 69,182.7 74,059.34 Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan 1,178.7 1,248.8 1,341.0 1,469.0 1,584.3
5 Angkutan Udara 0.0 0.0 0.0 0.0 0,06 Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan, Pos danKurir
3,917.4 4,172.7 4,510.0 4,935.1 5,297.3
I Penyediaan Akomodasi dan MakanMinum 6,521.6 6,971.0 7,416.6 8,059.9 8,740.5
1 Penyediaan Akomodasi 1,650.9 1,812.9 1,982.5 2,175.7 2,372.92 Penyediaan Makan Minum 4,870.7 5,158.2 5,434.1 5,884.2 6,367.6
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201623
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
J Informasi dan Komunikasi 5,686.6 6,115.2 6,588.8 7,127.2 7,693.3K Jasa Keuangan dan Asuransi 12,687.0 13,458.7 14,262.6 14,790.1 15,058.6
1 Jasa Perantara Keuangan 11,749.1 12,453.4 13,189.4 13,621.9 13,790.42 Asuransi dan Dana Pensiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0,03 Jasa Keuangan Lainnya 937.9 1,005.3 1,073.2 1,168.2 1,268.34 Jasa Penunjang Keuangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
L Real Estate 37,266.1 40,073.1 43,778.4 48,424.1 52,665.0M,N Jasa Perusahaan 241.9 259.4 281.1 306.6 333,0
OAdministrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan SosialWajib
108,916.0 119,486.4 128,289.8 140,111.7 159,651.3
P Jasa Pendidikan 8,348.2 8,844.8 9,260.5 9,625.1 10,333.3Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 53,224.5 56,861.2 60,345.5 64,409.6 70,018.4
R,S,T,U Jasa lainnya 1,075.1 1,152.1 1,241.4 1,314.8 1,416.5PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 909,354.3 983,814.4 1,062,683.0 1,142,997.3 1,223,187.3
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPAMIGAS 909,354.3 983,814.4 1,062,683.0 1,142,997.3 1,223,187.3
Sumber : BPS Kepulauan Sitaro, 2015
5.1.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan5.1.1.1 Sub Sektor Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Jasa Pertanian
Dibawah ini menunjukkan adanya grafik dari sub sektor Pertanian,
Peternakan, perburuan dan Jasa Pertanian. Untuk Sub Sektor ini terbagi juga
menjadi Sub sektor bagian masing-masing.
Grafik 2 Sub Sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
a. TanamanPangan
b. TanamanHortikultura
Semusim
c.Perkebunan
Semusim
d. TanamanHortikultura
Tahunandan Lainnya
e.Perkebunan
Tahunan
f.Peternakan
g. JasaPertanian
danPerburuan
2011 15,662.1 88.6 0 10,295.1 201,970.0 8,910.1 3,542.22012 15,824.2 94.2 0 11,653.2 219,089.0 9,939.7 3,760.82013 16,231.2 97.9 0 12,806.8 233,147.4 10,332.2 3,909.02014 16,441.3 103.6 0 13,210.9 247,124.5 11,285.1 3,962.82015 16,417.8 109.8 0 13,643.5 266,707.3 12,047.9 4,255.2
0.0
50,000.0
100,000.0
150,000.0
200,000.0
250,000.0
300,000.0
Axis
Title
Pertanian, Perternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201624
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Untuk sub sektor bagian pertanian, peternakan, perburuan dan jasa
pertanian dibawah ini menunjukkan adanya kenaikkan tiap tahunnya. Untuk
Tanaman pangan menunjukkan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 terjadi
kenaikkan yang baik tiap tahunnya. Untuk sub sektor bagian tanaman hortikultura
semusim sampai dengan jasa pertanian dan perburuan juga terjadi kenaikkan
yang baik. Kenaikkan tiap tahunnya yang baik ini tentunya memberikan kontribusi
yang baik untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Grafik diatas terlihat sub sektor bagian perkebunan tahunan merupakan
sub sektor bagian yang terbesar dibanding dengan sub sektor bagian lainnya
dengan memberikan kontribusi sebesar 266,707.3 milyar rupiah pada tahun
2015. Sedangkan yang kedua yaitu tanaman pangan yang memberikan
kontribusi sebesar 16.417,8 milyar rupiah pada tahun 2015. Sedangkan sub
sektor bagian yang terkecil merupakan Tanaman Hortikultura semusin yang
hanya memberikan kontribusi sebesar 109,8 juta rupiah pada tahun 2015. Dari
semua sub sektor bagian di atas hanya sub sektor bagian perkebunan semusim
yang belum dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.
5.1.1.2 Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu
Dibawah ini terdapat juga Sub Sektor Bagian Kehutanan dan Penebangan Kayu.
Untuk sub sektor bagian Kehutanan dan Penebangan Kayu ini pada tahun 2011
sebesar 1.485.5 milyar rupiah, hal ini menunjukkan adanya tren kenaikkan
sampai dengan tahun 2013 sebesar 1.535,8 milyar rupiah. Dengan adanya
peningkataan kehutanan dan penebangan kayu ini maka, terjadi juga
perkembangan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201625
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Grafik 3 Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu
Namun, jika terjadi banyak penebangan kayu dapat juga merugikan suatu
ekosistem yang dapat menyebabkan terjadinya bencana alam dan dapat
merugikan masyarakat. Pada tahun 2015 terjadi penurunan pada sub sektor
bagian kehutanan dan penebangan kayu ini sebesar 1.469,1 milyar rupiah.
Dengan terjadinya penurunan ini maka kontribusi sub sektor bagian ini pun
berkurang.
Untuk setiap daerah perlu adanya peningkatan kehutanan dalam arti ada
daerah tertentu yang harus atau perlu di jadikan daerah hutan lindung untuk
menjaga ekosistem daerah tersebut dan untuk menjaga terjaga terjadinya
bencanan alam yang diakibatkan adanya kerusakkan alam dari penebangan
kayu. Untuk sub sektor ini tentunya perlu adanya keseimbangan untuk
penebangan kayu dan melestarikan kembali hutan yang ada. Dengan adanya
aturan yang jelas untuk penebangan kayu dapat banyak membantu masyarakat
tentunya dan sub sektor ini pun dapat memberikan kontribusi yang besar untuk
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.
2011 2012 2013 2014 2015Kehutanan dan Penebangan
Kayu 1,485.5 1,500.6 1,535.8 1,532.9 1,469.1
1,420.01,440.01,460.01,480.01,500.01,520.01,540.01,560.0
Kehutanan dan Penebangan Kayu
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201626
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1.1.3 Sub Sektor Perikanan
Berikut ini ada sub sektor bagian Perikanan yang menunjukkan adanya
perkembangan atau adanya tren yang positif yang baik tiap tahunnya, namun di
ahun 2015 mengalami pelemahan. Tentunya sub sektor ini sangat baik terlebih
dilihat dari struktur geografis daerah menunjukkan adanya perikanan yang besar
dan dapat meningkatkan kesejahteraan dari setiap masyarakat. Dengan adanya
letak geografis yang berada di kepulauan, Kabupaten Kepulauan Sitaro ini
menunjukkan banyaknya potensi laut yang dapat mensejahterakan masyarakat
lewat hasil laut yang melimpah, bahkan hasil laut yang melimpah ini dapat
didistribusikan di daerah sekitar bahkan dapat sampai ekspor ke luar negeri atau
pun di daerah provinsi lainnya.
Grafik 4 Sub Sektor Perikanan
Sub sektor perikanan ini pada tahun 2011 sebesar 101,069.6 milyar rupiah
dan naik pada tahun 2012 sebesar 107,893.3 milyar rupiah, hingga pada tahun
2011 2012 2013 2014 2015Perikanan 101,069.6 107,893.3 118,328.2 125,327.3 120,092.4
101,069.6107,893.3
118,328.2 125,327.3 120,092.4
0.0
20,000.0
40,000.0
60,000.0
80,000.0
100,000.0
120,000.0
140,000.0Perikanan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201627
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
2014 mencapai 125.327,3 milyar rupiah. Pada tahun 2015 mengalami penurunan
sebesar 120,092.4 milyar rupiah. Untuk sub sektor perikanan ini juga dapat
ditingkatkan lagi dikarenankan banyaknya potensi alam lewat perikanan yang
dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Sitaro ini. Dengan adanya peningkatan sub
sektor ini dapat juga memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan
adanya kontribusi yang besar lewat sub sektor ini. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi yang baik maka akan banyak pula masyarakat yang menjadi sejahtera.
5.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya
Grafik di bawah ini juga merupakan sektor pertambangan dan penggalian
lainnya. Untuk sektor pertambagan dan penggalian lainnya ini telah menunjukkan
tren yang baik tiap tahunnya. Terlihat dibawah ini terjadi kenaikkan secara terus
menerus tiap tahunnya.
Grafik 5 Sub Sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya
Pada tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian lainnya ini
menunjukkan sebesar 29,909.6 milyar rupiah, naik pada tahun 2012 sebesar
31,980.7 milyar rupiah, pada tahun 2013 naik menjadi 34,008.9 milyar rupiah
2011 2012 2013 2014 2015Pertambangan dan Penggalian
Lainnya 29,909.6 31,980.7 34,008.9 35,626.6 38,197.1
0.0
5,000.0
10,000.0
15,000.0
20,000.0
25,000.0
30,000.0
35,000.0
40,000.0
45,000.0Pertambangan dan Penggalian Lainnya
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201628
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
pada tahun 2014 mencapai 35.626,6 milyar rupiah, begitu juga pada tahun 2015
naik sebesar 38,197.1 milyar rupiah. Hal ini jelas terjadi kenaikkan yang baik dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dengan adanya kenaikkan ini maka
pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro ini juga pasti
meningkat dengan baik. Untuk lebih baik berjalannya pertambangan dan
penggalian ini dibutuhkan adanya regulasi atau aturan yang dapat membuat
adanya pembagian yang rata untuk masyarakat dan peraturan untuk
diadakannya atau dibukanya suatu tambang dan galian yang baru. Untuk itu
perlu adanya kerja sama dari pihak pemerintah dan pihak masyarakat. Dengan
adanya aturan yang baik dan terarah dapat mengarahkan dan dapat mencapai
suatu tujuan sasaran dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Kepulauan Sitaro ini.
5.1.3 Sektor Industri Pengolahan
Untuk sektor industri pengolahan di bawah ini terbagi atas berbagai sub
sektor lainnya yaitu, Industri makanan dan minuman, industry tekstil dan pakaian
jadi, industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari
bamboo, rotan dan sejenisnya, industry kertas dan barang dari kertas,
percetakan dan reproduksi media rekaman, dan sub sektor terakhir adalah
industri alat angkutan.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201629
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Grafik 6 Sub Sektor Industri Pengolahan
Untuk sub sektor industry makanan dan minuman merupakan sub sektor
yang paling tinggi di sektor industry pengolahan, dan sub sektor industri ini
menunjukkan adanya kenaikkan tiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015. Pada tahun 2011 sub sektor industry makanan dan minuman ini
hanya berkontribusi sebesar 6,938.5 milyar rupiah. Pada tahun 2012 naik
menjadi 7,336.3 milyar rupiah dan hingga tahun 2015 memberikan kontribusi
sebesar 8,785.1 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor industry
makanan dan minuman ini cukup memberikan kontribusi yang baik untuk
pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan sub sektor industry pengolahan yang kedua terbesar yaitu
industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu,
rotan dan sejenisnya. Dari tahun 2011 sub sektor industri ini telah memberikan
Industri Makanan danMinuman
Industri Tekstil danPakaian Jadi
Industri Kayu, Barangdari Kayu dan Gabusdan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotandan Sejenisnya
Industri Kertas danBarang dari Kertas,
Percetakan danReproduksi Media
Rekaman
Industri Alat Angkutan
2011 6,938.5 72.8 1,179.8 203.0 249.42012 7,336.3 77.4 1,244.7 216.6 268.32013 7,744.6 84.2 1,354.6 227.6 282.32014 8,385.5 89.3 1,425.4 232.3 272.42015 8,785.1 91.9 1,427.1 235.3 251.6
0.01,000.02,000.03,000.04,000.05,000.06,000.07,000.08,000.09,000.0
10,000.0
Industri Pengolahan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201630
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
kontribusi yang baik untuk pertumbuhan ekonomi sampai dengan tahun 2015
lewat sektor industry pengolahan. Sub sektor industry alat angkutan pada
mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 akan tetapi
pada tahun 2015 mengalami penurunan. Sub sektor industri kertas dari kertas,
percetakan dan reproduksi media rekaman dan industry tekstil dan pakaian jadi,
telah menunjukkan tren yang baik dan telah membantu sektor industry
pengolahan ini untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
5.1.4 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
Berikut dibawah ini merupakan sektor pengadaan listrik dan gas. Dapat
dilihat tiap tahunnya bahwa di daerah manapun membutuhkan banyak pasokan
listrik ataupun gas untuk kelangsungan setiap kegiatan dari masyarakat dan
tentunya untuk kemajuan suatu daerah.
Untuk sektor listrik dan gas ini telah menunjukkan kenaikkan yang baik
untuk tiap tahunnya, dapat terlihat dari gambar disamping ini. Sektor pengadaan
listrik dan gas ini terdiri dari dua sub sektor yaitu ketenagalistrikan dan
pengadaan gas dan produksi es. Untuk sub sektor ketenagalistrikan ini
menunjukkan adanya kenaikkan secara terus menerus dari tahun 2011 sebesar
541,8 juta rupiah, pada tahun 2012 meningkat menjadi 602,6 juta rupiah, pada
tahun 2013 meningkat lagi menjadi 714,9 juta rupiah, pada tahun 2014 meningkat
kembali sebesar 782,6 hingga tahun 2015 mencapai 844.8 juta rupiah. Hal ini
walaupun kecil, berbeda dengan sektor lainnya, namun sub sektor ini pun sangat
memiliki peran untuk berjalannya setiap kegiatan perekonomian di suatu daerah.
Terjadinya kenaikkan secara terus menerus ini juga akan memacu pertumbuhan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201631
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
ekonomi akan naik dan tentunya akan berdampak baik untuk kelangsungan dari
roda perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.
Grafik 7 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
Begitu juga dengan sub sektro pengadaan gas dan produksi es ini
menunjukkan tren yang baik untuk sektor pengadaan listrik dan gas ini. Sub
sektor ini menunjukkan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 terjadi peningkatan
yang baik tiap tahunnya. Kenaikkan ini menunjukkan adanya perubahan dari pola
hidup masyarakat. Setiap dari sub sektor ini pun telah memberikan kontribusi
yang baik untuk sektor pengadaan listrik dan gas, serta memberikan dampak
yang baik untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.
0.0100.0200.0300.0400.0500.0600.0700.0800.0900.0
2011 2012 2013 2014 2015
541.8602.6
714.9782.6
844.8
2.7 2.9 3 3.1 3.3
2011 2012 2013 2014 2015Ketenagalistrikan 541.8 602.6 714.9 782.6 844.8Pengadaan Gas dan Produksi Es 2.7 2.9 3 3.1 3.3
Pengadaan Listrik dan Gas
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201632
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Sektor Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur dibawah ini
merupakan bagian yang penting juga di dalam pertumbuhan ekonomi dan
keberlangsungan hidup dari setiap masyarakat. Dari data dibawah ini
menunjukkan adanya tren kenaikkan yang baik, terlihat dari tiap tahunnya terjadi
peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Grafik 8 Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Dengan adanya kenaikkan ini dapat memberikan kontribusi yang baik
untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Grafik di samping
memperlihatkan dimana pada tahun 2011 sebesar 821,5 juta rupiah, pada tahun
2012 terjadi kenaikkan hingga menjadi 880.2 juta rupiah, pada tahun 2013 juga
terjadi peningkatan hingga mencapai 937.9 juta rupiah, pada tahun 2014 terjadi
kenaikan hingga mencapai 992,2 juta rupiah dan pada tahun 2015 meningkat
hingga mencapai 1,060.7. Hal ini menunjukkan kenaikkan yang baik untuk sektor
pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur. Dengan demikian terlihat
2011 2012 2013 2014 2015Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang
821.5 880.2 937.9 992.2 1,060.7
0
200
400
600
800
1000
1200
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201633
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
sektor ini pun membantu adanya pertumbuhan ekonomi yang baik untuk
Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.
5.1.6 Konstruksi
Untuk sektor konstruksi dibawah ini juga menunjukkan tren yang bagus
untuk tiap tahunnya. Sektor ini merupakan sektor yang penting juga dalam
kemajuan, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Setiap
daerah pun yang dikatakan maju dan berkembang dapat terlihat dari
pembangunan-pembangunan yang dilakukan disuatu daerah.
Grafik 9 Sektor Konstruksi
Terlihat dari grafik menunjukkan pola kenaikkan yang baik untuk tiap
tahunnya. Pola kenaikkan ini terlihat dari tahun 2011 sebesar 88.084,8 milyar
rupiah, naik pada tahun 2012 sebesar 100.232,5 milyar rupiah, pada tahun 2013
mencapai 107.892,3 milyar rupiah, pada tahun 2014 mencapai 113.987,3 milyar
rupiah dan pada tahun 2015 mencapai 123,927.6 milyar rupiah. Kenaikkan ini
2011 2012 2013 2014 2015Konstruksi 88,084.8 100,232.5 107,892.3 113,987.3 123,927.6
0.0
20,000.0
40,000.0
60,000.0
80,000.0
100,000.0
120,000.0
140,000.0
Konstruksi
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201634
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
sangatlah besar, dan sektor konstruksi ini juga merupakan salah satu sektor yang
memberikan kontribusi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi di kabupaten
kepulauan Sitaro ini. Adanya kenaikkan di sektor konstruksi ini menunjukkan pula
telah adanya perkembangan pembangunan yang besar di kabupaten kepulauan
Sitaro ini.
5.1.7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Berikut ini menunjukkan sektor perdangan besar dan eceran dibawah ini.
Sektor ini juga terdiri dari dua sub sektor yaitu sub sektor perdagangan mobil,
sepeda motor dan reparasinya dan sub sektor perdangan besar dan eceran,
bukan mobil dan sepeda motor.
Grafik 10 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Repasari Mobil danSepeda Motor
36,925.5 37,161.1 40,570.6 43,955.3 45,445.4
91,640.399,284.9
110,002.7 123,656.8134,522.2
0.020,000.040,000.060,000.080,000.0
100,000.0120,000.0140,000.0160,000.0
2011 2012 2013 2014 2015
Perdagangan Besar dan Eceran; ReparasiMobil dan Sepeda Motor
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya
Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201635
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Dari data grafik ini menunjukkan adanya tren kenaikkan tiap tahunnya dari
tahun 2011 sampai tahun 2015. Sub sektor perdangan besar dan eceran, bukan
mobil dan sepeda motor lebih menonjol atau menunjukkan kenaikkan yang lebih
besar dibanding dengan sub sektor perdangan mobil, sepeda motor dan
reparasinya. Sedangkan untuk sub sektor perdangan mobil, sepeda motor dan
reparasinya tidak terlalu menunjukkan tren yang naik, namun terjadi kenaikkan
tapi tidak sebesar perdangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor.
Dapat dilihat di grafik pada tahun 2011 perdangan besar dan eceran, bukan mobil
dan sepeda motor mencapai 91.640,3 milyar rupiah, pada tahun 2012 naik
menjadi 99.284,9 milyar rupiah, pada tahun 2013 juga terjadi kenaikkan menjadi
110.002,7 milyar rupiah, pada tahun 2014 naik menjadi 123.656,8 milyar rupiah
dan pada tahun 2015 naik mencapai 134.522.2 milyar rupiah. Kenaikkan ini
menunjukkan pola komsumsi masyarakat pun tinggi. Dengan adanya kenaikkan
ini maka dapat memacu juga terjadinya pertumbuhan ekonomi yang baik untuk
Kabupaten Kepulauan Sitaro. Begitu juga dengan perdangan mobil, sepeda
motor dan reparasinya terjadi kenaikkan tiap tahunnya dari tahun 2011 sebesar
36,925,5 milyar rupiah hingga tahun 2015 mencapai 45,445.4 milyar rupiah. Hal
ini juga menunjukkan adanya perkembangan dari masyarakat untuk
menggunakan alat transportasi yang ada.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201636
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1.8 Sektor Transportasi dan Pergudangan
Dibawah ini menunjukkan sektor transportasi dan pergudangan terdiri dari
beberapa bagian dari sub sektor, yaitu sub sektor bagian angkutan rel, angkutan
darat, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, angkutan
udara dan pergudangan dan jasa penunjang angkutan, Pos dan kurir.
Grafik 11 Sektor Transportasi dan Pergudangan
Setiap tahunnya sektor ini semakin meningkat, dan memiliki peran yang
besar untuk pertumbuhan ekonomi dan berjalannya roda pemerintahan. Namun,
di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini belum memiliki angkutan rel dan sementara
proses pembangunan bandara untuk angkutan udara. Belum adanya sarana dan
prasaran tersebut membuat angkutan rel dan angkutan udara belum dapat
memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan
Sitaro. Sedangkan untuk sub sektor lainnya yang memberikan kontribusi yang
besar yaitu angkutan laut, yang menunjukkan kenaikkan dari tahun 2011 sebesar
0 18,964.851,733.4 1,178.7
03,917.4
020,630.4
55,497.3
1,248.8
0
4,172.7
0
22,629.1
62,526.0
1,341.0
0
4,510.0
0
24,844.1
69,182.7
1,469.0
0
4,935.1
0
26,801.5
74,059.3
1,584.3
0
5,297.3
Angkutan Rel Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan SungaiDanau dan
Penyeberangan
Angkutan Udara Pergudangan danJasa PenunjangAngkutan, Pos
dan Kurir
Transportasi dan Pergudangan
2011 2012 2013 2014 2015
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201637
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
51.733,4 milyar rupiah, pada tahun 2012 naik hingga mencapai 55.497,3 milyar
rupiah, pada tahun 2013 pun terjadi kenaikkan sebesar 62,526.0 milyar rupiah,
dan sampai dengan tahun 2015 mencapai 74,059.3 milyar rupiah. Kenaikkan tiap
tahunnya ini menunjukkan pergerakkan roda perekonomian lewat laut sangatlah
penting untuk memacu terjadinya perputaran roda perekonomian di Kabupaten
Kepulauan Sitaro ini, terlebih Kabupaten ini terdiri dari berbagai pulau-pulau.
Begitu juga dengan angkutan darat memberikan kontribusi tiap tahunnya yang
baik. Hal ini terlihat dari grafik diatas menunjukkan adanya kenaikkan secara
terus menerus. Begitu juga dengan sub sektor lainnya tiap tahunnya mengalami
peningkatan yang baik untuk menunjang sektor transportasi dan pergudangan
ini.
5.1.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Berikut ini merupakan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.
Sektor ini terdiri dari dua sub sektor yaitu sub sektor penyediaan akomodasi dan
sub sektor penyediaan makan dan minum.Terlihat dari grafik menunjukkan
adanya peningkatan tiap tahunnya untuk sektor penyediaan akomodasi dan
makan minum ini.
Grafik 12 Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
2011 2012 2013 2014 2015
1,650.9 1,812.9 1,982.5 2,175.7 2,372.9
4,870.7 5,158.2 5,434.1 5,884.2 6,367.6
Penyediaan Akomodasi dan Makan MinumPenyediaan Akomodasi Penyediaan Makan Minum
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201638
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Untuk sub sektor penyediaan akomodasi menunjukkan perkembangan
yang baik dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sub sektor penyediaan
akomodasi ini pada tahun 2011 mencapai 1.650,9 milyar rupiah, pada tahun 2012
terjadi kenaikkan hingga mencapai 1.812,9 milyar rupiah, pada tahun 2013
menjadi 1.982,5 milyar rupiah, pada tahun 2014 naik mencapai 2.175,7 milyar
rupiah dan pada tahun 2014 mengalami kenaikkan juga hingga mencapai
2,372.9 milyar rupiah.
Kenaikkan ini memperlihatkan untuk sub sektor penyediaan akomodasi ini
memiliki peran yang baik untuk menunjang sektor ini dalam kontribusikan untuk
pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan sub sektor penyediaan makan
minum, tiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015.
5.1.10 Sektor Informasi dan Komunikasi
Untuk sektor informasi dan komunikasi ini merupakan salah satu sektor
yang mendukung berjalannya roda pemerintahan dan untuk pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah khususnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro ini. Karena tanpa informasi dan komunikasi yang jelas maka, suatu sasaran
untuk pembangunan ataupun perkembangan akan tidak berjalan sebagaimana
mestinya jika tidak adanya informasi yang jelas dan komunikasi yang baik.
Berikut di bawah ini memperlihatkan tren kenaikkan yang terjadi dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2015
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201639
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Grafik 13 Sektor Informasi dan Komunikasi
Kenaikkan ini tentunya karenakan sudah banyaknya masyarakat yang
membutuhkan berbagai macam informasi dan penggunakan komunikasi untuk
melaksanakan setiap kegiatan seharian ataupun suatu bisnis.
Pada tahun 2011 sektor informasi dan komunikasi ini mencapai 5.686,6
milyar rupiah, dengan adanya kemajuan teknologi maka pa tahun 2012 terjadi
kenaikkan hingga mencapai 5.686,6 milyar rupiah, dan pada tahun 2013 juga
terjadi suatu kenaikkan sampai mencapai 6,588.8 milyar rupiah dan sampai
dengan tahun 2015 terjadi kenaikkan lagi sebesar 7,693.3 milyar rupiah. Setiap
tahunnya jika dilihat pada tren grafik di atas menunjukkan kebutuhan akan suatu
informasi dan komunikasi ini sangat berkembang pesat dan dapat menjadi suatu
kebutuhan bagi setiap masyarakat. Untuk itu sektor ini juga sangat berperan
untuk kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro ini.
2011 2012 2013 2014 2015Informasi dan Komunikasi 5,686.6 6,115.2 6,588.8 7,127.2 7,693.3
0.0
1,000.0
2,000.0
3,000.0
4,000.0
5,000.0
6,000.0
7,000.0
8,000.0
9,000.0
Informasi dan Komunikasi
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201640
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1.11 Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Untuk Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi ini terdiri dari beberapa sub
sektor yaitu: Sub Sektor Jasa Perantara Keuangan, Sub Sektor Asuransi dan
Dana Pensiun, Sub Sektor Jasa Keuangan Lainnya, dan Sub Sektor Jasa
Penunjang Keuangan. Dari ke empat sub sektor ini hanya dua sub sektor yang
ada dan terlaksana dengan baik di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro ini. Seperti terlihat pada Grafik di bawah ini.
Grafik 14 Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Untuk sub sektor Jasa Perantara Keuangan ini tiap tahunnya mengalami
peningkatan yang baik dan cukup tinggi dalam memberikan kontribusi untuk
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.
Pada tahun 2011 sub sektor Perantara Keuangan ini mencapai 11.749,1 milyar
rupiah, pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 12.453,4 milyar rupiah dan
pada tahun 2013 juga terjadi kenaikkan hingga mencapai 13.189,4 milyar rupiah,
0.02,000.04,000.06,000.08,000.0
10,000.012,000.014,000.0
2011 2012 2013 2014 2015
2011 2012 2013 2014 2015Jasa Perantara Keuangan 11,749.1 12,453.4 13,189.4 13,621.9 13,790.4Asuransi dan Dana Pensiun 0 0 0 0 0Jasa Keuangan Lainnya 938 1005 1073 1168 1268Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0
Jasa Keuangan dan Asuransi
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201641
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
pada tahun 2014 juga sub sektor ini mencapai 13.621,9 milyar rupiah dan terjadi
peningkatan kembali pada tahun 2015 sebesar 13.790,4 milyar rupiah.
Kenaikkan ini terjadi secara terus menerus dan belum pernah terlihat terjadinya
penurunan secara signifikan. Begitu juga dengan sub sektor jasa keuangan
lainnya yang mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 hanya dalam
jutaan dan saat tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai milyaran
rupiah. Dalam hal ini kontribusi dari sub sektor ini untuk sektor Jasa Keuangan
dan Asuransi ini sangatlah berperan penting dan berdampak hingga
meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro ini.
5.1.12 Sektor Real Estate
Sektor ini merupakan sektor yang cukup tinggi juga dalam berperan
membantu dan menyukseskan pertumbuhan ekonomi di setiap daerah
khususnya di Kabupaten Kepulaian Siau Tagulandang Biaro ini. Grafik
mengenaik sektor real estate dibawah ini menunjukkan tren yang baik tiap
tahunnya. Setiap tahunnya sektor ini mengalami peningkatan yang signifikan dan
sangat berperan penting juga dalam membantu peningkatan pertumbuhan
ekonomi.
Grafik yang memperlihat tren yang baik ini pada tahun 2011 telah
mencapai 37.266,1 milyar rupiah, pada tahun 2012 terjadi peningkatan hingga
mencapai 40.073,1 milyar rupiah, begitu juga pada tahun 2013 terjadi lagi
peningkatan yang baik sehingga mencapai 43.778,4 milyar rupiah, pada tahun
2014 pun mengalami kenaikkan, sehingga pada tahun 2014 ini mencapai
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201642
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
48.424,1 milyar rupiah dan pada tahun 2015 terjadi kenaikkan kembali, dan
menjadi 52,665.0 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan adanya pembangunan yang
baik menunjukkan pula pertumbuhan ekonomi yang baik khususnya di
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang ini.
Grafik 15 Sektor Real Estate
5.1.13 Sektor Jasa Perusahaan
Untuk sektor jasa perusahaan ini memperlihatkan peran yang baik untuk
pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
ini. Terlihat grafik menunjukkan tren yang baik setiap tahunnya.
0.0
10,000.0
20,000.0
30,000.0
40,000.0
50,000.0
60,000.0
2011 2012 2013 2014 2015
37,266.140,073.1
43,778.448,424.1
52,665.0
2011 2012 2013 2014 2015Real Estate 37,266.1 40,073.1 43,778.4 48,424.1 52,665.0
Real Estate
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201643
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Grafik 16 Sektor Jasa Perusahaan
Tren yang baik ini terjadi peningkatan secara terus menerus dan tentunya
akan berdampak yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan
pembangunan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.
Mulai dari tahun 2011 ini memperlihatkan kontribusi sektor ini untuk pertumbuhan
ekonomi sebesar 241,9 juta rupiah, namun pada tahun 2012 juga terjadi
kenaikkan sehingga mencapai 259,4 juta rupiah. Kenaikkan untuk sektor Jasa
Perusahaan ini bukan hanya sampai tahun 2011, namun kenaikkan ini sampai
dengan tahun 2015 terjadi peningkatan yang baik hingga mencapai 333,0 juta
rupiah. Perkembangan suatu pembangunan daerah ini juga tidak terlepas dari
jasa perusahaan yang ada di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.
0
50
100
150
200
250
300
350
2011 2012 2013 2014 2015
241.9259.4 281.1
306.6333JASA PERUSAHAN
Jasa Perusahan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201644
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1.14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan ini juga tidak
terlepas dari peran untuk membantu pembangunan di Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro ini
Grafik 17 Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan
Untuk grafik di atas menunjukkan kenaikkan yang baik tiap tahunnya dan
memiliki kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini. Data di atas menunjukkan pada tahun
2011 sebesar 108.916,0 milyar rupiah, pada tahun 2012 sebesar 119.486,4
mengalami peningkatan dan mencapai 128,289.8 milyar rupiah pada tahun 2013,
pada tahun 2014 juga mengalami kenaikkan 140,111.7 milyar rupiah, dan pada
tahun 2015 mengalami peningkatan yang baik dan mencapai 159,651.3 milyar
rupiah.
108,916.0119,486.4 128,289.8
140,111.7159,651.3
2011 2012 2013 2014 2015
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201645
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
5.1.15 Sektor Jasa Pendidikan
Untuk sektor Jasa Pendidikan ini juga tentunya sangat berperan aktif
dalam pembangunan suatu daerah. Setiap tahunnya pendidikan semakin maju
dengan mengikuti perkembangan teknologi yang ada, sehingga sektor jasa
pendidikan ini pun masuk dalam bagian terpenting juga untuk pertumbuhan
ekonomi.
Grafik 18 Sektor Jasa Pendidikan
Dari data grafik menunjukkan sektor jasa pendidikan ini memiliki tren
kenaikkan yang baik setiap tahunnya. Dari tahun 2011 sebesar 8.348,2 milyar
rupiah meningkat pada tahun 2012 menjadi 8.844,8 milyar rupiah, serta tahun
2013 juga sebesar 9.260,5 milyar rupiah, hal ini menunjukkan pada tahun 2013
terjadi kenaikkan yang baik sehingga dapat memberikan kontribusi untuk
pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2014 sebesar 9.625,1 milyar rupiah dan
8,348.28,844.8 9,260.5 9,625.1
10,333.3
2011 2012 2013 2014 2015
Jasa Pendidikan
Jasa Pendidikan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201646
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
tahun 2015 sebesar 10,333.3 milyar rupiah. Kenaikkan pun pada tahun 2014
hingga tahun 2015 terjadi sehingga membuat pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini tetap baik.
5.1.16 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial ini berperan penting juga
dalam pembangunan suatu daerah untuk dapat lebih maju dan berkembang lagi.
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam keseaharian hidup
setiap masyarakat, begitu juga dengan kegiatan – kegiatan sosial yang
diselenggarakan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.
Grafik 19 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Dari grafik Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ini menunjukkan
adanya kenaikkan tren yang baik setiap tahunnya. Data yang menunjukkan dari
53,224.556,861.2
60,345.564,409.6 70,018.4
2011 2012 2013 2014 2015
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201647
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 ini sangatlah berperan penting juga untuk
memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro ini. Pada tahun 2011 sebesar 53.224,5 milyar rupiah,
pada tahun 2012 sebesar 56.861,2 milyar rupiah, pada tahun 2013 sebesar
60.345,5 2 milyar rupiah, tahun 2014 sebesar 64.409,6 milyar rupiah dan pada
tahun 2014 sebesar 70,018.4 milyar rupiah. Dari tahun 2011 sampai dengan
2015 tidak pernah mengalami penurunan, tapi mengalami peningkatan walaupun
memiliki kenaikkan persentase yang berbeda. Namun, dengan adanya
kenaikkan terus menerus ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini sangatlah baik.
5.1.17 Sektor Jasa Lainnya
Dari semua sektor yang telah dijelaskan di atas, semuanya mengalami
peningkatan yang baik dan tentunya telah memberikan kontribusi yang baik pula
untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah di Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro ini. Selain dari semua sektor yang telah dibahas di atas,
Grafik 20 Sektor Jasa Lainnya
1,075.1 1,152.11,241.4 1,314.8
1,416.5
2011 2012 2013 2014 2015
Jasa lainnya
Jasa lainnya
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201648
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
ada juga sektor jasa lainnya yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup setiap masyarakat
sehingga dapat mencapai kesejahteraan yang baik. Dari data grafik di bawah ini
memiliki tren yang bagus terlebih dalam memberikan kontribusi yang cukup baik
untuk pertumbuhan ekonomi ini.
Pada tahun 2011 sebesar 1.075,1 juta rupiah, pada tahun 2012 menjadi
1.152,1 milyar rupiah, pada tahun 2013 sebesar 1.241,4 milyar rupiah, pada
tahun 2014 sebesar 1.314,8 milyar rupiah dan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan lagi sebesar 1.416.5 milyar rupiah. Sektor Jasa Lainnya ini telah
menunjukkan adanya kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi.
Hal ini terlihat jelas pada data grafik sektor jasa lainnya ini.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201649
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
6.1 Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi merupakan persentase pertumbuhan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (riil) yang menunjukkan kinerja perekonomian di suatu
wilayah selama kurun waktu atau periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang
positif dan meningkat pada setiap periode mengindikasikan bahwa
perekonomian di daerah atau wilayah tersebut berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengandung arti :
a. Produksi barang dan jasa meningkat
b. Lapangan kerja yang tersedia mampu untuk menampung penawaran
tenaga kerja
c. Adanya penurunan angka pengangguran
d. Adanya penurunan jumlah penduduk miskin.
Berikut ini disajikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro.
Sumber : BPS Sulut (diolah)Gambar 4.12 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro
Tahun 2011-2015 (%)
6
6.5
7
7.5
8
8.5
2011 2012 20132014
2015
7.04
8.198.02
7.56
7.01
Pertumbuhan Ekonomi
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201650
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun 2011 adalah
sebesar 7,04 persen. Tahun 2012 meningkat menjadi 8,19 persen. Tahun 2013
menurun menjadi 8,02 persen, terus mengalami penurunan pada tahun 2014
menjadi 7,56 persen dan tahun 2015 menjadi 7,01 persen. Dapat dikatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
dalam beberapa tahun terakhir memiliki trend yang menurun. Hal ini
menggambarkan bahwa kinerja perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sitaro
perlu di tingkat kan berjalan dengan baik dan mengalami kemajuan.
Berikut ini disajikan perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kepulauan Sitaro dengan kabupaten-kota lain yang ada di Sulawesi Utara.
Sumber : BPS Sulut (diolah)
Gambar 4.13 Pertumbuhan Ekonomi Rata-RataKabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten-Kota yang lain di Sulut
Tahun 2011-2015 (%)
Berdasarkan gambar 4.13 maka dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan
ekonomi per tahun Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih tinggi dibandingkan
dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Talaud, Kabupaten Sangihe,
Kabupaten Minahasa serta Kabupaten Bolaang Mongondow.
0.001.002.003.004.005.006.007.008.00 7,01
4.735.30
6.315.15
7.02
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201651
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Berikut ini disajikan perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kepulauan Sitaro dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara.
Sumber : BPS Sulut (diolah)
Gambar 4.14 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Propinsi SulutTahun 2008-2012 (%)
Hasil olahan data yang tersaji dalam Gambar 4.14 menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara. Tahun
2011 hingga 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa performa dan kinerja perekonomian Kabupaten
Kepulauan Sitaro periode 2011 hingga 2015 lebih baik dari pada kinerja
perekonomian Sulut.
6.2 Struktur EkonomiStruktur ekonomi di dalam suatu wilayah dapat dilihat dari besaran
kontribusi sektor–sektor ekonomi terhadap pembentukan Produk Domestik
Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB Nominal) yang ada di wilayah
tersebut. Sektor yang paling besar menyumbang pembentukan nilai
perekonomian (PDRB) merupakan wujud struktur ekonomi di wilayah tersebut.
0123456789
2011 2012 2013 2014 2015
7.048.19 8.02 7.56
7.016.17
6.86 6.38 6.31 6.12
2011 2012 2013 2014 2015Pertumbuhan Ekonomi Kab
Sitaro 7.04 8.19 8.02 7.56 7.01
Pertumbuhan Ekonomi ProvinsiSulut 6.17 6.86 6.38 6.31 6.12
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201652
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Sumber : BPS Sulut (diolah)
Gambar 4.15 Kontribusi Sektoral dalam Pembentukan Struktur EkonomiKabupaten Kepulauan Sitaro
Ditinjau dari kontribusi sektoral lapangan usaha terhadap nilai perekonomian
Kabupaten Kepulauan Sitaro secara nominal maka dapat lihat bahwa sektor
pertanian memberikan kontribusi sebesar 33 persen dari total nilai
perekonomian. Sektor jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi sebesar 21,03
persen. Sektor perdagangan,hotel, dan restoran memberikan kontribusi sebesar
13,79 persen. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki kontribusi sebesar
12,05 dan Sektor Konstruksi atau Bangunan memiliki kontribusi sebesar 12,09
persen. Sektor yang paling kecil kontribusinya adalah Sektor Listrik,Gas, dan Air
Bersih yang hanya menyumbang sebesar 0,58 persen. Sektor Industri
Pengolahan memberi kontribusi sebesar 1,02 persen.
Selain di analisis per sektor ekonomi maka struktur ekonomi sering juga
ditinjau dari aspek kelompok sektor yang terdiri atas tiga kelompok sektor yakni
sektor primer,sektor sekunder, dan sektor tersier.
Sektor Primer terdiri atas sektor pertanian dan sektor pertambangan dan
penggalian.
33%
2%
1%1%
12%14%
12%
4%
21%
1. PERTANIAN (33 %)
2. PERTAMBANGAN &PENGGALIAN (2,51 %)
3. INDUSTRI PENGOLAHAN(1,02 %)
4. LISTRIK, GAS & AIRBERSIH ( 0,58 %)
5. KONSTRUKSI (12,09 %)
6. PERDAG., HOTEL &RESTORAN (13,79 %)
7. PENGANGKUTAN &KOMUNIKASI (12,05 %)
8. KEU. REAL ESTAT, & JASAPERUSAHAAN (4,32)
9. JASA-JASA (21,03)
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201653
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Sektor Sekunder terdiri atas sektor industri pengolahan, sektor listrik,
gas, dan air bersih dan sektor konstruksi atau bangunan
Sektor Tersier terdiri atas sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor
angkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa perusahaan, dan
sektor jasa-jasa.
Berdasarkan pengelompokan ini maka struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro adalah sebagai berikut :
Sumber : BPS Sulut (diolah)
Gambar 4.16 Stuktur Ekonomi Kabupaten Kepulauan SitaroBerdasarkan Kelompok Sektor
Struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro berdasarkan kelompok
sektor adalah berstruktur ekonomi tersier sebab kontribusi dari kelompok sektor
tersier adalah paling besar terhadap nilai perekonomian Kabupaten Kepulauan
Sitaro tahun 2011 hingga 2015. Sumbangan sektor ini adalah sebesar 52 persen
terhadap nilai perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa perkembangan sektor ekonomi yang termasuk dalam kelompok
sektor tersier sangat pesat sebab kemajuan perekonomian Kabupaten
Kepulauan Sitaro sebagian besar disumbangkan oleh kelompok ekonomi sektor
tersier. Kelompok sektor primer menyumbangkan 34 persen terhadap nilai
perekonomian. Dan kelompok sektor sekunder memberi sumbangan sebesar 14
persen bagi perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Sektor Primer34%
SektorSekunder
14%
Sektor Tersier52%
Sektor Primer
Sektor Sekunder
Sektor Tersier
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201654
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
6.3 Pendapatan Per KapitaPendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro dapat
dianalisis melalui pendekatan PDRB dan Jumlah penduduk. Hasil kajiannya
adalah sebagai berikut :
Sumber : BPS Kab.Sitaro
Gambar 4.17 Trend Pendapatan Per Kapita Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro
Berdasarkan hasil yang didapat dalam Gambar 4.17 maka pendapatan
per kapita masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro dari tahun 2011 hingga
2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2011 pendapatan per
kapita rata-rata masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah sebesar Rp.
14,095.02. Tahun 2012 meningkat menjadi Rp.15,235.22 Tahun 2013 juga
meningkat menjadi Rp.16,413.37. Tahun 2014 meningkat menjadi
Rp.17,508.86 dan Tahun 2015 telah berada pada kisaran Rp. 18,651.27
Pendapatan per kapita yang terus meningkat setiap tahunnya menggambarkan
adanya kemajuan dalam kegiatan perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Kemajuan dalam berbagai bidang memberikan dampak positif terhadap
meningkatnya berbagai kegiatan ekonomi masyarakat sehingga pada akhirnya
mampu meningkatkan pendapatan.
2011 2012 2013 2014 2015Pendapatan Per Kapita 14,095.02 15,235.22 16,413.37 17,508.86 18,651.27
14,095.0215,235.22 16,413.37 17,508.86 18,651.27
Rupi
ah
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201655
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
6.4 Kemiskinan6.4.1 Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan adalah tingkat kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang
tidak mampu memnuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengmbangkan
kehidupan yang bermartabat (Bappenas, 2001). Hak-hak dasar antara lain:
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air
bersih, pertanhan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan
atau ancaman tindak kekerasan, hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik.
Masalah kemiskinan dianggap sebagai salah satu hal yang menghambat proses
pembanguna. Angka kemiskinan di tingkat masyarakat, masih cukup tinggi. Kemiskinan
merupakan persoalan yang kompleks karena banyak faktor yang mempengaruhi
terciptanya kemiskinansebagai masalah yang bersifat multidimensi, kemiskinan
berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga upaya untuk
memcahkan masalah kemiskinan tidaklah mudah. Banyak faktor yang di tengarai
berpengaruh besar terhadap kondisi kemiskinan.
Meskipun demikian, karena pendataan kemiskinan dilakukan setiap tahun, maka
secara konsisten (apple to apple) dapat digunakan untuk mengevaluasi
penambahan/pengurangan jumlah penduduk miskin untuk perencanaan makro
mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic need approach) yaitu kebutuhan dasar makanan setara 2100 kalori per hari
dan kebutuhan dasar non makanan.
Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi yang memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur
dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini , dapat dihitung head count index (HCI)
yaitu presentase penduduk yang berada di garis kemiskinan.
Untuk dapat menghasilkan data mikro, metode penghitungan penduduk miskin
pada PSE05 menggunakan 14 variabel kemiskinan yang secara umum mengarah pada
kondisi fisik rumah tangga miskin seperti: luas lantai per kapita, jenis lantai, jenis dinding,
fasilitas tempat buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, bahan bakar,
membeli daging/ayam/susu, frekuensi makan, membeli pakaian baru, kemampuan
berobat, lapangan usaha utama, pendidikan kepala rumah tangga, aset yang dimiliki
rumah tangga.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201656
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Untuk memperbaharui data rumah tangga miskin hasil PSE05 pada tahun 2008,
BPS melakukan pendataan program perlindungan sosial (PPLS08). Kegiatan PPLS08
mencakup pemuktahiran/updating data rumah tangga sasaran (RTS-BLT) yang
termasuk dalam program perlindungan sosial dan menambahkan keterangan pokok
individu dari setiap anggota RTS.
Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Sitaro, 2014.
Gambar 7.1 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang BiaroTahun 2011-2014
Selama periode tahun 2011-2014, presentase penduduk miskin di Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya.
Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin mencapai 10.38% , yang kemudian pada
tahun 2012 persentase penduduk miskin juga turun menjadi 9.48%. Pada tahun 2013
presentase penduduk miskin meningkat menjadi 11,36% kemudian pada tahun 2014
presentase penduduk miskin menjadi 11,03%.
6.4.2 Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada Gambar 7.2
dibawah ini, menunjukkan adanya trend menurun dari tahun 2011 sebsar 1,41 menjadi
1,2 pada tahun 2012. Kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 1,35 sampai pada
tahun 2014 sebsar 1,5.
10.38 9.4811.36 11.03
6.7 6.17.4 7.21
0
2
4
6
8
10
12
2011 2012 2013 2014
Presentase & Jumlah Penduduk Miskin
Presentase (%) Penduduk Miskin (ribu orang)
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201657
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Sitaro
Gambar 7.2 Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten KepulauanSiau Tagulandang Biaro Tahun 2008-2013
Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada Gambar 7.2
menunjukkan adanya trend yang hampir sama dengan indeks kedalaman kemiskinan.
Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, indeks kedalaman kemiskinan mengalami
trend penurunan pada tahun 2011 sebsar 0,27 menjadi 0,22 pada tahun 2012. Namun
demikian, di tahun 2013 indeks mengalami kenaikan menjadi 0,24 dan pada tahun 2014
menjadi 0,26.
Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Sitaro, 2014.
Gambar 7.3 Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Kepulauan Siau TagulandangBiaro Tahun 2012-2013
Pra Sejahtera KS Tahap I KS Tahap II KS Tahap III KS Tahap III+
13612218
8306 7665
5181408
2420
7894 7282
539
Pentahapan Kelompok Keluarga Sejahtera
2012 2013
1.411.2
1.35
1.5
0.27 0.22 0.240.26
2011 2012 2013 2014
Indeks Kedalaman (P1) & Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
P1 P2
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201658
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Selain data kemiskinan dari Badan Pusat Statistik, informasi kemiskinan juga
bisa diperoleh dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Berbeda
dengan BPS, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) lebih melihat
dari sisi kesejahteraan dibandingkan darisisi kemiskinan. Unit survey pada BPS
digunakan rumah tinggal sedangkan BKKBN menggunakan keluarga. Hal ini tentunya
sejalan dengan visi program Keluarga Berencana (KB) yaitu “ Keluarga yang
Berkualitas”.
Untuk menghitung tingkat kesejahteraan, BKKBN melakukan program yang
disebut sebagai Pendekatan Keluarga. Pendataan Keluarga dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh data dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. terdapat empat kelompok data yang
dihasilkan oleh Pendataan Keluarga, yaitu: Data Demografi, misalnya jumlah jiwa dalam
keluarga menurut jenis kelamin, dll;.
Data Keluarga Berencana, misalnya Pasangan Usia Subur (PUS), peserta KB,
Data Tahapan Keluarga Sejahtera, yaitu jumlah keluarga yang masuk dalam katagori
keluarga pra-sejahtera, sejahtera I, II dan III. Data kemiskian dilakukan melalui
pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu Keluarga Pra
Sejahtera (sangat miskin), Keluarga Sejahtera I (miskin), Keluarga Sejahtera II, Keluarga
Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III plus.
Data dalam gambar 7.3 diatas menunjukkan bahwa untuk keluarga Pra Sejahtera
sebagai keluarga miskin di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada tahun 2012 ada sebanyak
1.361 keluarga dan pada tahun 2013, keluarga Pra Sejahtera mengalami peningkatan
menjadi 1.408 keluarga. Untuk tahap keluarga lainnya mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya, namun untuk tahapan Keluarga Sejahtera Tahap II dan Keluarga
Tahap II mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
6.5 PengangguranTingkat pengangguran jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi
seharusnya memiliki korelasi yang negatif. Artinya jika pertumbuhan ekonomi
mengalami perkembangan yang positif atau semakin meningkat setiap tahunnya
maka jumlah penduduk yang menganggur seharusnya menurun. Berikut ini
adalah grafik trend pengangguran di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro :
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201659
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Sumber : BPS Sulut-Sitaro Dalam Angka, 2016 (diolah)
Gambar 4.19 Trend Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Sitaro
Berdasarkan trend yang ada dalam Gambar 4.19 maka dapat dilihat
bahwa selama tiga tahun yakni 2013 hingga 2015 jumlah pengangguran terbuka
di Kabupaten Kepulauan Sitaro terus mengalami kenaikkan. Tahun 2013 jumlah
pengangguran adalah sebanyak 489 jiwa dari total angkatan kerja 28,645 jiwa
atau tingkat pengangguran adalah 1,71 %. Tahun 2014 jumlah pengangguran
meningkat sebanyak 1,129 jiwa dari total angkatan kerja 26.805 jiwa atau tingkat
pengangguran adalah 4,21 %. Tahun 2015 jumlah pengangguran meningkat
sebanyak 1,774 jiwa dari total angkatan kerja 28,572 jiwa atau tingkat
pengangguran adalah 6,21 %.
6.6 InflasiKinerja perekonomian wilayah dapat dilihat melalui indikator inflasi.
Kenaikan harga dalam kurun waktu tertentu dengan kecenderungan yang terus
menaik sudah barang tentu akan memberikan dampak yang kurang baik bagi
pereonomian wilayah. Kinerja perekonomian wilayah diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif salah satunya adalah mampu mengendalikan
kestabilan harga-harga barang terutama harga barang kebutuhan pokok. Inflasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor.
2013 2014 2015P1 489 1,129 1,774
0200400600800
1,0001,2001,4001,6001,8002,000
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201660
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Daerah kepulauan seperti wilayah kabupaten Siau Tagulandang Biaro
cenderung memiliki tingkat kehidupan perekonomian dengan biaya hidup yang
tinggi (high cost economy). Inflasi dihitung dari tingkat perbandingan antara
PDRB (ADHB) dan PDRB (ADHK) atau deflator PDRB. Hasil kajian terhadap
inflasi adalah sebagai berikut :
Sumber : diolah
Gambar 4.20 Trend Inflasi di Kabupaten Kepulauan Sitaro
Berdasarkan grafik trend inflasi pada Gambar 4.20 terlihat bahwa pada
tahun 2011 inflasi sebesar 5,16 persen turun pada tahun 2013 sebesar 3,30
persen. Penurunan inflasi ini menunjukkan bahwa kinerja perekonomian wilayah
di Kabupaten Kepulauan Sitaro semakin baik. Pada selang waktu tiga tahun
2013-2015 inflasi di Kabupaten Kepulauan Sitaro terus meningkat. Pada tahun
2013 inflasi sebesar 5,39 persen kemudian meningkat pada tahun 2014 sebesar
5,50 persen dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 6.42 persen. Kenaikan
inflasi ini menunjukan bahwa daya beli masyarakat di kabupaten kepulauan
Sitaro meningkat.
2011 2012 2013 2014 2015Inflasi 5.16 3.30 5.39 5.50 6.42
5.16
3.30
5.39 5.50
6.42
Pres
enta
se
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201661
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
6.7 Keuangan DaerahRealisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro sepanjang tahun pengamatan 2011-2015 yag tersaji dalam
Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Ringkasan realisasi PAD Kab. Kepl. Siau TagulandangBiaro dalam 5 tahun terakhir
No Anggaran 2011 2012 2013 2014 2015
A Pendapatan1 Pendapatan
Asli Daerah(PAD)
13.703.246.309 13.363.021.576 13.630.838.956 10.459.241.278 20.818.151.553
2 DanaPerimbangan
(Transfer)
318.511.765.297 350.753.863.117 385.481.090.462 324.822.580.691 449.360.837.633
3 Lain-lainPendapatan
yang Sah
103.033.704.102 20.736.832.201 26.812.463.394 38.190.623.136 75.177.287.413
JumlahPendapatan
435.248.715.708 384.853.716.894 425.924.392.812 373.472.455.108 545.356.276.599
Sumber : Bappeda Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro, 2016
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro jumlah pendapatan pada tahun 2011 sebesar
435.248.715.708 milyar rupiah pada tahun 2012 menurun menjadi
384.853.716.894 milyar rupiah, meningkat pada tahun 2013 sebesar
425.924.392.812 milyar rupiah dan mengalami penurunan untuk realisasi PAD
pada tahun 2015 sebesar 373.472.455.108 milyar rupiah dan meningkat pada
tahun 2015 menjadi 545.356.276.599 milyar rupiah.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201662
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
7.1 Analisis Shift-Share Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Analisis Shift Share dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan
kinerja atau produktivitas kerja perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro dan membandingkannya dengan kinerja perekonomian
Provinsi Sulawesi Utara. Sehingga dengan analisis Shift Share dapat diketahui
adanya perubahan struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu
Provinsi Sulawesi Utara sebagai referensi atau acuan.
Analisis Shift Share mempunyai tiga komponen untuk mengetahui
perubahan atau pergeseran struktur di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi referensi Provinsi atau nasional (national
growth effect) yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan
ekonomi nasional (Sulawesi Utara) terhadap perekonomian daerah
(Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro).
2. Pergeseran proporsional (proportional shift), menunjukkan perubahan
relatif kinerja atau sektor di daerah dalam penelitian ini yaitu
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tertentu terhadap
sektor yang sama di referensi Provinsi atau nasional, dalam penelitian
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201663
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
ini yaitu Provinsi Sulawesi Utara. Pergeseran proporsional ini disebut
juga pengaruh bauran industri (industry mix). Pengukuran ini
memungkinkan kita untuk dapat mengetahui apakah perekonomian
yang terkonsentrasi pada industri tumbuh lebih cepat ketimbang
perekonomian yang di jadikan referensi.
3. Pergeseran diferensial (differential shift), yang menunjukkan tingkat
kekompetitifan suatu sektor tertentu di suatu daerah (Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) di banding tingkat Provinsi
(Sulawesi Utara). Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh
keunggulan konpetitif. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari
satu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya
saingnya dibanding industri yang sama pada perekonomian yang
dijadikan ajuan.
Table 7.1 Kinerja Perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang BiaroTahun 2014-2015
Sektor Ekonomi NationalShare
ProportionalShift
DifferentialShift
TotalKinerja
Pertanian 2.651.677.13 (1.263.666.42) 631.396.44 2.019.407.15Pertambangan 229.295.36 50398.59 (58.742.83) 220.951.13Industri Pengolahan 65.834.69 (33.880.66) 266.06.98 58.561.02Pengadaan Listrik dan Gas 5.074.72 2.381.14 (354.52) 7.101.34Pengadaan Air 6.376.21 (3.460.71) 3.600.98 6.516.48Konstruksi 738.960.46 172.220.76 (56.490.11) 854.691.11Perdagangan 1.079.577.59 238.448.05 305.818.50 1.623.844.14Transportasi 646.583.49 271.600.42 (323.35) 917.860.56Penyediaan Akomodasi 52.181.96 29.231.88 (9.516.94) 71.896.90Informasi dan Komunikasi 46.032.30 21.498.46 (7.824.70) 59.706.05Jasa Keuangan danAsuransi 92.709.84 (45.653.66) (5.908.95) 41.147.23
Real Estate 313.981.34 96.373.10 79.162.56 489.517.00Jasa Perusahaan 1.986.71 552.58 289.26 2.828.56Administrasi Pemerintahan 931.059.56 412.570.78 392.050.17 1.735.680.51Jasa Pendidikan 61.990.36 (6.590.07) 955.31 56.355.60Jasa Kesehatan 4.17.531.53 585.38.84 42.909.04 518.979.41Jasa lainnya 8.483.14 (208.94) 1.043.91 9.318.12Total 7349336.40 0.00 1.344.671.76 8.694.008.16
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan Metode Shift Share
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201664
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Nilai total kinerja perekonomian kabupaten kepulauan Siau Tagulandang
Biaro sebesar 8.694.008.16 menunjukan bahwa selama kurun waktu tahun 2014-
2015 perekonomian kabupaten kepulauan Siau Tagulandang (PDRB)
mengalami penambahan nilai absolute atau mengalami kenaikan kinerja
perekonomian daerah sebesar 8.694.008.160.000 peningkatan ini
disumbangkan oleh semua sektor ekonomi. Ada tiga sektor ekonomi yang
menjadi penyumbang terbesar yakni: sektor pertanian, sektor perdagangan dan
sektor administrasi pemerintahan.
7.2 Sektor Basis dan Non Basis di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro
Untuk menganalisis potensi sektor-sektor ekonomi yang ada dalam
perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro maka dilakukan
analisis dengan menggunakan metode Location Quetient.
Table 7.2 Sektor Basis dan Non Basis di Kabupaten KepulauanSiau Tagulandang Biaro Tahun 2014-2015
SektorLQ Rata-Rata
Potensi Sektoral2014-2015
Pertanian 1.71 BasisPertambangan 0.63 Non BasisIndustri Pengolahan 0.08 Non BasisPengadaan Listrik dan Gas 0.66 Non BasisPengadaan Air 0.62 Non BasisKonstruksi 0.78 Non BasisPerdagangan 1.14 BasisTransportasi 1.04 Non BasisPenyediaan Akomodasi 0.33 Non BasisInformasi dan Komunikasi 0.14 Non BasisJasa Keuangan danAsuransi
0.35 Non Basis
Real Estate 1.16 BasisJasa Perusahaan 0.33 Non BasisAdministrasi Pemerintahan 1.79 BasisJasa Pendidikan 0.34 Non BasisJasa Kesehatan 1.50 BasisJasa lainnya 0.07 Non BasisSumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201665
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Location Quotient (LQ) juga merupakan suatu perbandingan antara
peranan besarnya setiap sektor di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat Provinsi Sulawesi
Utara. Bila LQ > 1 berarti bahwa tingkat spesialisasi/basis sektor i didaerah
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro lebih besar dibandingkan sektor
yang sama di Provinsi Sulawesi Utara. Maka dapat disimpulkan bahwa, sektor
tersebut merupakan sektor unggulan dan potensial untuk dikembangkan sebagai
penggerak perekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Apabila LQ < 1 berarti bahwa tingkat spesialisasi/basis sektor i di daerah
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro lebih kecil dibandingkan sektor
yang sama di Provinsi Sulawesi Utara. Maka dapat disimpulkan bahwa, sektor
tersebut bukan merupakan sektor unggulan dan kurang potensial untuk
dikembangkan sebagai penggerak perekonomian di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro. Bila LQ = 1, berarti bahwa tingkat spesialisasi/basis sektor i
di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah sama dengan
sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Utara.
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi potensi
internal yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yaitu sektor-
sektor mana yang merupakan sektor basis ekonomi dan sektor non basis. Sektor
basis ekonomi adalah semua sektor yang mengekspor barang-barang dan jasa
ke luar batas daerah atau yang mendatangkan uang dari luar wilayah.Sedangkan
pada sektor non basis adalah sektor-sektor yang hanya menjadikan barang-
barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.Sektor-sektor tersebut tidak mengekspor
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201666
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
barang-barang. Ruang lingkup mereka dan daerah pasar terutama adalah
bersifat local (memenuhi kebutuhan konsumsi lokal).
Berdasarkan penghitungan analisis LQ dari Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 di Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro tahun 2011-2014, diperoleh hasil analisis Location
Quetient perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
menunjukan sektor basis atau sektor unggulan yakni Pertanian, Perdagangan,
Real Estate, Administrasi Pemerintahan dan Jasa Kesehatan. Secara sektoral
dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor ini yang memiliki kekuatan dan prospek
yang baik dimasa datang, sedangkan sektor-sektor lain masih perlu pembenahan
dan pengembangan di masa yang akan datang.
7.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro
Model Rasio Pertumbuhan (MRP) adalah membandingkan pertumbuhan
suatu kegiatan baik skala yang lebih luas maupun dalam skala yang lebih kecil.
Terdapat dua rasio pertumbuhan dalam analisis tersebut, yaitu: rasio
pertumbuhan wilayah studi (RPs) dan rasio wilaya referensi (RPr). Di bawah ini
akan ditampilkan hasil perhitungan dan analisis MRP Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi terutama struktur
ekonomi wilayah ini.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201667
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Tabel 7.4 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP)Sektor RPr RPs
R N R NPertanian 0.21 - 0.36 -Pertambangan 0.05 - 0.03 -Industri Pengolahan 0.11 - 0.01 -Pengadaan Listrik dan Gas 0.00 - 0.00 -Pengadaan Air 0.00 - 0.00 -Konstruksi 0.13 - 0.10 -Perdagangan 0.13 - 0.15 -Transportasi 0.08 - 0.09 -Penyediaan Akomodasi 0.02 - 0.01 -Informasi dan Komunikasi 0.05 - 0.01 -Jasa Keuangan dan Asuransi 0.04 - 0.01 -Real Estate 0.04 - 0.04 -Jasa Perusahaan 0.00 - 0.00 -Administrasi Pemerintahan 0.07 - 0.13 -Jasa Pendidikan 0.02 - 0.01 -Jasa Kesehatan 0.04 - 0.06 -Jasa lainnya 0.02 - 0.00 -
Sumber data: Hasil analisis
Dari tabel diatas terlihat bahwa seluruh sektor yang ada Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro termasuk alam klasifikasi 4, yaitu RPr (-) RPs
(-). Berarti seluruh sektor tersebut baik pada tingkat wilayah referensi Provinsi
Sulawesi Utara maupun wilayah studi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro mempunyai pertumbuhan yang rendah. Dari hasil analisis MRP dalam
konteks Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro menunjukan Bahwa
tidak ada sektor dari ke tujuh belas kegiatan sektor tersebut yang merupakan
dominan pertumbuhan.
Sedangkan analis overlay dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan
ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi.
Dibawah ini merupakan tabel hasil perhitungan RPs dan LQ yang merupakan
dua variable yang menetukan analisis overlay.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201668
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Tabel 7.5 Perhitungan OverlaySektor RPs LQ
R N R NPertanian 0.36 - 1.71 +Pertambangan 0.03 - 0.63 -Industri Pengolahan 0.01 - 0.08 -Pengadaan Listrik dan Gas 0.00 - 0.66 -Pengadaan Air 0.00 - 0.62 -Konstruksi 0.10 - 0.78 -Perdagangan 0.15 - 1.14 +Transportasi 0.09 - 1.04 +Penyediaan Akomodasi 0.01 - 0.33 -Informasi dan Komunikasi 0.01 - 0.14 -Jasa Keuangan dan Asuransi 0.01 - 0.35 -Real Estate 0.04 - 1.16 +Jasa Perusahaan 0.00 - 0.33 -Administrasi Pemerintahan 0.13 - 1.79 +Jasa Pendidikan 0.01 - 0.34 -Jasa Kesehatan 0.06 - 1.50 +Jasa lainnya 0.00 - 0.07 -
Dari tabel 7.5 diatas, dapat dilihat klasifikasi setiap sektor yaitu:
1. Tidak ada sektor yang termasuk pada klasifikasi pertumbuhan +,
kontribusi +, ini berarti di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
tidak ada sektor unggulan baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.
2. Tidak ada sektor yang termasuk dalam klasifikasi pertumbuhan +,
kontribusi -,dimana menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada
tingkat provinsi Sulawesi Utara mempunyai pertumbuhan yang menonjol
namun pada wilayah studi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro belum menonjol.
3. Yang termasuk dalam klasifikasi ini, yaitu pertumbuhan -, kontribusi +,
adalah sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor real estate, sektor
administrasi pemerintahan dan jasa kesehatan Ini menunjukkan bahwa
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201669
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
sektor tersebut pertumbuhannya kurang tetapi kontribusinya dominan.
Sektor ini merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan di
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
4. Yang termasuk dalam klasifikasi ini, yaitu pertumbuhan -, kontribusi -,
adalah sektro pertambangan, sektor industry, pengadaan listrik dan gas,
pengadaan air, konstruksi, penyedian akomodasi, informasi dan
komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahan, jasa pendidikan
dan jasa lainnya yang menunjukkan bahwa sektor ini tidak potensial dari
kedua kriteria.
7.4 Analisis Rasio Penduduk Pengerjaan (RPP)
Tabel 7. 6 Hasil Analisis Rasio Penduduk Pengerjaan (RPP) di Wilayah Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2014-2015
No Lapangan Usaha RPP Rata-rata2014 2015
1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 0.16% 0.23% 0.19%2 Pertambangan, dan Penggalian 0.00% 0.00% 0.00%3 Industri 0.00% 0.01% 0.01%4 Listrik,gas dan Air 0.00% 0.00% 0.00%5 Konstruksi 0.06% 0.04% 0.05%6 Perdagangan, Rumah Makan, dan Akomodasi 0.05% 0.06% 0.06%7 Transportasi, pergudangan dan Komunikasi 0.02% 0.03% 0.03%
8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan Jasaperusahan 0.00% 0.01% 0.01%
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 0.00% 0.05% 0.03%Sumber data: Diolah
Berdasarkan hasil analisis tabel 7.6 diatas menunjuka bahwa dari jumlah
penduduk yang bekerja pada sektro pertanian dihasilkan nilai RPP rata-rata
selamat tahun 2014-2015 sebesar 0.19%, sektor listrik dan gas sebesar 0.01%,
sektro konstruksi 0.05%, sektor perdagangan 0.06% sektro transportasi 0.03%,
sektor lembanga keuangan sebesar 0.01% dan sektor jasa sebesar 0.03%.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201670
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
Nilai yang semakin kecil menunjuak bahwa semakin sedikit penduduk
yang bekerja pada sektor tersebut. Dan di kabupaten kepulauan Siau
Tagulandang Biaro sektor pertanian memiliki nilai rasio tertinggi dalam RPP rata-
rata selama 2014-2015 sebesar 0.19%, hal ini disebabkan karena masih belum
dioptimalkannya area pertanian, perkebunan dan perikanan di kabupaten
kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan juga mayoritas penduduknya bekerja
sebagai petani dan nelayan.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 71
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
8.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
Secara umum pertumbuhan sektoral perekonomian wilayah Kabupaten
Kepulauan Sitaro memiliki trend pertumbuhan yang positif setiap tahunnya.
Meskipun ada sektor-sektor yang mengalami pelemahan terutama pada
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dimana Sektor Kehutanan dan
Perikanan yang mengalami pertumbuhan negatif.
Pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro pada tahun
2015 masih dikatakan cukup baik walaupun menurun dibandingkan pada
tahun 2014. Hal ini senada dengan pertumbuhan Propinsi Sulawesi Utara
tahun 2015 yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Trend pelemahan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro
merupakan imbas dari perekonomian global yang masih mengalami krisis
ekonomi baik di Amerika dan Eropa serta kecenderungan perekonomian
Tiongkok yang mulai melemah.
Struktur ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro telah terjadi
pergeseran dari struktur ekonomi primer ke struktur ekonomi tersier. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi kemajuan dalam perilaku perekonomian
masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Di satu sisi Pertumbuhan ekonomi juga telah mampu meningkatkan
pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro sehingga
semakin meningkat setiap tahunnya.
Secara agregat perekonomian wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro memiliki
daya saing yang lemah terhadap perekonomian Sulawesi Utara. Namun
demikian sektor ekonomi yang potensial dan memiliki pertumbuhan dan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 72
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
kontribusi yang besar terhadap pereknomian masih memiliki daya saing yang
kuat.
Hasil Kajian secara agregat memberikan kesimpulan bahwa kinerja
perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro dalam lima tahun terakhir sudah
berjalan dengan baik yang didukung oleh potensi perekonomian baik secara
komparatif maupun kompetitif, walaupun ada beberapa sektor yang
mengalami pelemahan, disebabkan adanya pengaruh Krisis Global.
8.2 Saran dan Rekomendasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro perlu melakukan pendekatan
pembangunan dengan konsep pembangunan tidak berimbang dengan
memprioritaskan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi dan daya saing
yang tinggi. Diharapkan konsep pembangunan seperti ini akan mampu
menciptakan multiplier ekonomi jangka panjang
Pembangunan infrastruktur angkutan udara yang sementara proses
pembangunan yakni Bandar udara Tanganga akan mampu membuka akses
transportasi yang semakin cepat. Namun sehubungan dengan waktu
pembangunan bandara yang masih agak lama, perlu dikaji mengenai
pembangunan helipad guna penggunaan Helipkopter Udara dalam
menunjang percepatan perekonomian dengan daerah lain sehingga
diharapkan akan mampu merangsang wisatawan maupun investor untuk
hadir ke wilayah Sitaro untuk melakukan kunjungan maupun investasi.
Pemerintah juga harus mampu mengembangkan potensi kelautan dan
perikanan yang bercirikan prinsip “Blue Economy”. Pembangunan
infrastruktur kelautan dan perikanan sudah saatnya harus dilakukan. Selain
itu konsep pengembangan “Blue Economy” tidak semata-mata hanya
memperbesar kuantitas penangkapan ikan, namun jauh lebih penting adalah
bagaimana pemerintah menciptakan value added perekonomian melalui
penciptaan produk-produk turunan dari potensi kelautan tersebut.
Peran “green economy” tak bisa diabaikan. Sub sektor perkebunan melalui
komoditi unggulan pala harus diperhatikan untuk ditingkatkan peranannya.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro harus mampu mendatangkan
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 73
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
investor sebagai komptitor bagi pengusah yang sudah ada selama ini yang
cenderung melakukan praktek monopoli perdagangan pala. Selain itu perlu
juga dilakukan terobosan untuk invetasi produk turunan pala yang selama ini
belum dikelola dengan baik.
Potensi pariwisata perlu juga dikembangkan dengan membuka akses
informasi ke mancanegara tentang keungulan wisata yang ada di wilayah
kepulauan Siau Tagulandang Biaro melalui koneksi internet di dunia maya.
Untuk menunjang hal ini pemerintah perlu membangun infrastruktur yang
memadai dan menunjang akses ke lokasi wisata. Selain itu pembangunan
sarana penunjang seperti penginapan dan hotel serta ketersediaan pasokan
listrik dan akses teknologi informasi yang baik pada tempat wisata yang telah
ada dan dikunjungi oleh turis.
Semua perencanaan pembangunan akan terselengggara dengan baik jika
didukung oleh seluruh elemen kemasyarakatan yang ada. Oleh karena itu
perlu adanya program-program pemberdayaan masyarakat dengan melihat
kearifan lokal dan budaya sehingga dapat dikembangkan agar tercipta
keseimbangan dan keharmonisan sehingga derap pembangunan tidak
mematikan kearifan lokal justru semakin memberikan peluang untuk
berkembang.
Di dalam penyusunan buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Siau
Tagulandang Biaro diharapkan hasilnya dapat memberikan nilai tambah
pengetahuan mengenai aspek-aspek ekonomi . Keberhasilan pelaksanaan
kebijakan publik akan berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat di suatu
wilayah atau daerah.
Kiranya dengan adanya buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tahun 2016 ini , dapat menjadi referensi yang
berguna bagi kemajuan pembangunan di daerah Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro.
BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 74
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,P,2002, Daya Saing Derah Konsep dan Pengukurannya di Indonesia,BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Adisasmita,R, 2005, Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Adisasmita,R, 2008, Pengembangan Wilayah, Konsep dan Teori, Penerbit GrahaIlmu, Yogyakarta
Amien,M, 1996, Penataan Ruang Untuk Pembangunan Wilayah, Lembaga PenelitianUniversitas Hassanudin, Ujung Pandang
Arsyad,L, 2004, Ekonomi Pembangunan Edisi ke-4, Penerbit STIE Yayasan KeluargaPahlawan, Yogyakarta
Arsyad,L, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Azis, I.J, 1994, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sitaro, 2016, Siau Tagulandang BiaroDalam Angka.
Badan Pusat Staitik Sulawesi Utara, Sitaro dalam Angka 2011-2016
Deliarnov, 1995, Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit Universitas Indonesia Press,Jakarta
Jhingan, M L (1996), Ekonomi Pembangunan Dan Prencanaan, Penerbit PTRajaGrafindo Persada, Jakarta
Kuncoro,M, 2006, Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan, PenerbitSTIM YKPN, Yogyakarta
Sukirno,S, 1985, Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Suparmoko, I, 2002, Ekonomika Pembangunan, Lembaga Penerbit FE UGMYogyakarta.
Sukirno,S, 2006, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Penerbit RajawaliPers, Jakarta
Tarigan,R, 2005, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi , Penerbit BumiAksara Jakarta