bappedabappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain produk...

78

Upload: lythuy

Post on 31-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan
Page 2: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 i

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biarodapat menyelesaikan “Buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan SiauTagulandang Biaro Tahun 2016”.

Adapun buku ini merupakan data publikasi yang diterbitkan oleh BadanPerencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaromelalui kompilasi data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan SiauTagulandang Biaro secara menyeluruh, dimana publikasi data ini memberikan gambarantentang indikator penting keadaan ekonomi dan sosial masyarakat yang ada di NegeriEmpat Puluh Tujuh Pulau ini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada BapakBupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atas apresiasi yang diberikan gunapenerbitan dan publikasi indikator ekonomi daerah ini. Demikian pula halnya,disampaikan kepada pihak Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Utara dan BadanPusat Statistik Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang telah memberikansumbangsih demi terwujudnya publikasi data ini, diharapkan hubungan kerjasama yangsudah ada selama ini, dapat terus terjalin dengan baik.

Kami menyadari bahwa di dalam penerbitan buku ini, masih terdapat beberapakekurangan, sehingga berbagai saran untuk perbaikan dari buku ini sangat kamiharapkan. Semoga penyajian data indikator ini bermanfaat bagi para pemakai.

Ondong Siau, Juli 2016

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Kepulauan Sitaro

dr. Semuel E. Raule, M.Kes.NIP. 196704021998031003

Page 3: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 ii

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

KATA PENGANTAR …………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ….…………………................... 1

1.2 Tujuan …………….………………………………….. 3

1.3 Ruang Lingkup ………………………………….. 3

BAB II KONSEP DAN DEFINISI …………………………………… 4

2.1 Pembangunan Ekonomi Daerah …………………… 4

2.2 Pertumbuhan Ekonomi ….…………………………. 6

2.2.1 Faktor-Faktor Penentu PertumbuhanEkonomi ……………………………………. 6

2.3 Produk Domestik Regional Bruto ………………… 7

2.3.1 PDRB ADHB ………………………………. 8

2.3.2 PDRB ADHK ………………………………... 8

2.4 Investasi ………………………….………………… 8

2.5 Angkatan Kerja dan Pengangguran .................... 9

2.5.1 Struktur Angkatan Kerja ……………………. 10

2.6 Kemiskinan …………………………………………. 11

2.7 Inflasi ……………………………………………….. 11

2.8 Pendapatan Per Kapita ..………………………….. 12

2.9 Kependudukan ……..………………………………. 13

2.10 Financial Capital ……………………………………. 13

2.11 Indeks Pembangunan Manusia .…………………… 14

BAB III METODE KAJIAN …….……………………...................... 15

3.1 Data dan Sumber Data …………………………… 15

3.2 Metode Pengumpulan Data ………………………… 15

3.3 Metode dan Analisa Data ………………………….. 15

3.5 Teknik Analisis ……..…………………………………. 24

Page 4: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 iii

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM ………………………....................... 18

4.1 Letak Wilayah ……………………………………..… 18

4.2 Luas Wilayah ………………………………………… 18

4.3 Cakupan Wilayah …………………………………….. 19

4.4 Topografi ……………………………………………… 19

BAB V PEREKONOMIAN SEKTORAL …………………………….. 21

5.1 PDRB Kabupaten Kepulaun Sitaro ………………… 21

5.1.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan……… 23

5.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian lainnya…..… 27

5.1.3 Sektor Industri Pengolahan ……………................... 28

5.1.4 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas ….…………...... 30

5.1.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur …………………………………………………… 32

5.1.6 Sektor Konstruksi …………………………………….. 33

5.1.7 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ……………. 34

5.1.8 Sektor Transportasi dan Pergudangan ……………… 36

5.1.9 Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Miunum 37

5.1.10 Sektor Informasi dan Komunikasi …………………. 34

5.1.11 Sektor Jasa Keuangan dan Jasa Asuransi ……….. 35

5.1.12 Sektor Real Estate …….…………………………….. 41

5.1.13 Sektor Jasa Perusahaan ……………………………… 42

5.1.14 Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan ………………………………………………… 44

5.1.15 Sektor Jasa Pendidikan ……………………………… 45

5.1.16 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ……… 46

5.1.17 Sektor Jasa Lainnya ………………………………… 47

BAB VI INDIKATOR EKONOMI ……………………………………… 49

6.1 Pertumbuhan Ekonomi ………………………………. 49

6.2 Struktur Ekonomi ……………………………………... 51

6.3 Pendapatan Per Kapita ……………………………… 54

6.4 Kemiskinan …………………………………………… 55

6.5 Pengangguran ……………………………………….. 58

Page 5: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 iv

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

6.6 Inflasi ………………………………………………….. 59

6.7 Keuangan Daerah …………………………………… 61

4.10 Pembahasan Terhadap Kinerja MakroEkonomi Kabupaten Sitaro …………………………. 49

BAB VII SEKTOR UNGGULAN ……….……………………………. 62

7.1 Analisis Shif-Share ………..………………………… 62

7.2 Sektor Basis dan Non Basis ………………….……… 64

7.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan ……………….. 66

7.4 Analisis Rasio Penduduk Pengerjaan …………… 69

BAB VIII PENUTUP …………………….……………………………… 71

8.1 Kesimpulan …………………………………………. 71

8.2 Saran dan Rekomendasi …………………………. 72

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 74

Page 6: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 1

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

1.1 Latar BelakangPembangunan Ekonomi seringkali didefinisikan sebagai serangkaian

usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riil dan

taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan distribusi

pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan

mengusahakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke

sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain hakikat pembangunan

ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat

pemerataan yang semaksimal mungkin.

Di era desentralisasi kebijakan dan otonomi daerah seperti sekarang ini,

pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan

pemerintahan di beberapa bidang tertentu. Salah satu diantaranya pemerintah

daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi daerah

dan mengelola sumber kekayaan alamnya serta menentukan prioritas dan arah

program pembangunan ekonomi daerah.

Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah sangat memerlukan

berbagai macam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan

kebijaksanaan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi

dan kebijakan yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu juga dimonitor

dan dievaluasi hasil-hasilnya. Data statistik yang merupakan indikator ekonomi

makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Struktur Ekonomi,

Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) mutlak

diperlukan untuk memberikan gambaran keadaan perekonomian pada masa lalu

dan masa kini serta sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.

Mengingat urgensi data PDRB dan agregatnya, maka penghitungan dan

penerbitannya dilakukan secara berkala setiap tahun. Sehingga dengan

Page 7: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 2

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

demikian para perumus kebijakan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang dan Biaro mampu menentukan sasaran dan evaluasi yang tepat

terhadap hasil-hasil pembangunan yang dicapai pada kurun waktu tertentu.

Indikator ekonomi daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro, setiap waktu perlu

dievaluasi mengingat : pertama, menggambarkan perkembangan perekonomian

Kabupaten Sitaro yang akan memperlihatkan kemajuan yang dapat dicapai

kedua: kemajuan yang dicapai dapat saja mengalami peningkatan, namun

peningkatan tersebut akan dinilai maknanya, namun dapat saja terjadi

penurunan yang juga bermanfaat untuk menilai dampak selanjutnya dari

penurunan tersebut; ketiga, bahwa perkembangan indikator pembangunan

wilayah juga berkaitan dengan target yang ditetapkan melalui berbagai dokumen

perencanaan seperti: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Sitaro, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan

Sitaro yang akan direncanakan untuk tahun 2017. Disamping itu banyak

keterkaitan dengan rencana kerja dari SKPD pemerintah daerah Kabupaten

Kepulauan Sitaro termasuk juga kalangan dunia usaha dan institusi lainnya yang

berkaitan.

Perkembangan pada indikator ekonomi daerah juga akan memberikan

informasi strategis terhadap pola alokasi dari anggaran pemerintah daerah.

Indikator ekonomi daerah seperti : Produk Domestik Daerah Regional Bruto

(PDRB) mencerminkan kapasitas ekonomi suatu daerah, karena mencakup

agregasi dari seluruh pendapatan bruto masyarakat. Oleh sebab itu PDRB

tersebut dapat dipandang sebagai salah satu indikator pembangunan ekonomi

daerah yang dapat menggambarkan tingkat kemajuan serta kapasitas ekonomi

suatu daerah. Demikian juga indikator ekonomi makro dan sosial lainnya memiliki

makna penting dan strategis terhadap perencanaan dan pengambilan keputusan

dari pemerintah maupun kalangan dunia usaha serta masyarakat.

Perkembangan perekonomian secara makro dan sosial yang dirangkum

pada indikator ekonomi daerah, perlu terus dievaluasi dan dipandang penting

dalam rangka menilai secara agregat dari visi dan misi Kabupaten Sitaro

Page 8: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 3

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD).

Untuk itu tersedianya Buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di tahun 2016 ini sangat diperlukan agar bisa

dijadikan landasan dalam perencanaan program selanjutnya dan dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan.

1.2 TujuanBerdasarkan latar belakang, maka yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Untuk mendapatkan gambaran mengenai perekonomian secara sektoral

dan menyeluruh dalam perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro

Untuk mendapatkan gambaran mengenai struktur ekonomi Kabupaten

Kepulauan Sitaro

Untuk mendapatkan gambaran mengenai pendapatan per kapita

masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro

Untuk mendapatkan gambaran mengenai kemiskinan di Kabupaten

Kepulauan Sitaro

Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengangguran di Kabupaten

Kepulauan Sitaro

Untuk mendapatkan gambaran mengenai inflasi di Kabupaten

Kepulauan Sitaro

Untuk mendapatkan gambaran mengenai sektor-sektor unggulan yang

ada Kabupaten Kepulauan Sitaro

1.3 Ruang LingkupRuang lingkup analisis adalah penilaian produksi barang dan jasa yang

dihasilkan di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro yang

dinilai dengan uang dalam periode 1 tahun takwim, yaitu Januari sampai

Desember.

Penyusunan angka-angka PDRB dihitung menurut sektor-sektor ekonomi

yang mengikuti standar klasifikasi nasional.

Page 9: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 4

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

2.1 Pembangunan Ekonomi DaerahPenyusunan kebijakan pembangunan dan perencanaan pembangunan

mempunyai tujuan utama yakni untuk memaksimumkan tingkat perkembangan

pendapatan nasional dan pendapatan perkapita. Selain itu ada tujuan lain yaitu

menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh

seluruh lapisan masyarakat, menciptakan pembangunan yang seimbang di

berbagai daerah, menciptakan kesempatan kerja semaksimal mungkin dan

melindungi perkembangan perusahaan-perusahaan nasional. Didalam banyak

kebijaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang maka tujuan

memksimumkan pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita

telah banyak dikorbankan untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Disamping itu

perlu disadari bahwa dalam menciptakan pembangunan ekonomi maka

masyarakat harus bersedia berkorban baik secara materiil maupun dalam bentuk

lain. Pengorbanan-pengorbanan tersebut berupa perombakan terhadap struktur

sosial yang lama, mengembangkan teknologi dan cara berpikir modern, dan

perombakan tata kerja yang tradisionil yang kurang berdisiplin dengan tata kerja

yang mengikuti aturan-aturan tertentu.Pembangunan ekonomi bukan saja

memerlukan perombakan dalam struktur ekonomi, pembentukan modal yang

lebih banyak, peningkatan dalam jumlah tabungan, dan perubahan lain dalam

aspek kehidupan ekonomi masyarakat.

Selain perubahan-perubahan tersebut ia juga perlu mengadakan

perombakan dalam berbagai aspek sosial, politik, dan kebudayaan dari

kehidupan dan kebiasaan masayarakat. Berbagai usaha untuk merombak hal-

hal tersebut akan menimbulkan tensi dan disrupsi dalam tata hidup masyarakat

yang tradisional.

Page 10: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 5

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Pembangunan ekonomi (economic development) biasanya dikaitkan

dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang yang

didefinisikan sebagai growth plus change atau suatu proses atau perubahan

yang terjadi secara terus menerus yang menyebabkan pendapatan per kapita

penduduk dari suatu kelompok masyarakat mengalami peningkatan dalam

jangka panjang dan disertai dengan perubahan dan moderenisasi dalam

struktur dan corak kegiatan ekonomi (Sukirno : 2006).

Pembangunan ekonomi merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia dan kemampuan untuk menyediakan

sarana produksi dan distribusi yang berlangsung terus menerus dan

berkesinambungan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu kegiatan yang

utama dan mutlak dilakukan terutama di negara-negara yang sedang

berkembang dalam rangka memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat

(Suroto : 1992).

Arsyad (2004) mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi daerah

ialah suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat mengelola sumberdaya-

sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah

daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerjabaru dan

merangsang perkembangan kegiatan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi

dalam wilayah tersebut.

Blakely (2002), mengungkapkan bahwa program pembangunan ekonomi

lokal (Local Eonomic Development) dari Internasional Labour Organization (ILO)

menggunakan definisi yang mencakup empat karakteristik yang dapat dilihat

sebagai suatu proses pembangunan partisipatif yang mendorong pengaturan

kemitraan terutama antara swasta dan para pemangku kepentingan publik dari

suatu wilayah yang ditetapkan, sehingga memungkinkan dirancang dan

diimplementasikan bersama dari strategi pembangunan yang umum, dengan

memanfaatkan sumberdaya lokal dan keunggulan kompetitif dalam konteks

global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan kerja yang layak, serta

merangsang kegiatan ekonomi.

Page 11: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 6

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

2.2 Pertumbuhan EkonomiBoediono (1999:9) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah

proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.

Menurut Jhingan.M.L (2004:72), pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan

jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan jenis-jenis

barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan

kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang

diperlukan.

2.2.1 Faktor-Faktor Penentu Pertumbuhan EkonomiMenurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2006:125), ada 7

faktor ekonomi yang menentukan pertumbuhan ekonomi yaitu :

a. Barang Modal

Agar ekonomi bertumbuh maka stok barang modal harus ditambah.

Penambahan barang modal dilakukan lewat investasi. Salah satu upaya

untuk meningkatkan investasi adalah menangani faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat investasi.

b. Tenaga Kerja

Sampai saat ini khususnya di negara sedang berkembang, tenaga masih

merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga

kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output.

c. Teknologi

Hampir dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang makin tinggi

sangat memacu pertumbuhan ekonomi jika hanya dilihat dari peningkatan

output.

d. Uang

Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi

sentral. Tidak mengherankan jika makin banyak uang yang digunakan

dalam proses produksi makin besar pula output yang dihasilkan. Uang akan

sangat member kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi selama

penggunaannya sangat efisien. Tingkat efisiensi penggunaan uang juga

sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem perbankan.

Page 12: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 7

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

e. Manajemen

Manajemen adalah peranan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola

perekonomian modern terutama bagi perekonomian yang sangat

mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen yang terbaik

terkadang jauh lebih berguna jika dibanding barang modal yang banyak,

uang yang berlimpah dan teknologi tinggi.

f. Kewirausahaan

Lebih luas daripada cakupan manajemen adalah kewirausahaan.

Kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan dan keberanian

mengambil resiko guna memperoleh keuntungan.

g. Informasi

Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi

yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang sebab

makin banyak, makin besar, dan makin seimbang arus informasi maka para

pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih

baik.

2.3 Produk Domestik Regional BrutoProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai tambah bruto

(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu

wilayah. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (output)

dikurangi biaya antara nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen

pendapatan faktor (upah, bunga, sewa, dan keuntungan), penyusutan dan pajak

tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-

masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi,

akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto. Sedangkan struktur ekonomi,

maksudnya yaitu gambaran perekonomian yang disajikan menurut sektor. Dalam

mendapatkannya yaitu nilai tambah dari masing-masing sektor dibandingkan

dengan jumlah Produk Domestik Regional Bruto dan dinyatakan dalam

persentase. Dengan melihat angka persentase setiap sektor tersebut, selain

dapat diketahui sumbangan/kontribusi masing-masing sektor, sekaligus juga

dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang bersangkutan.

Page 13: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 8

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar(Harga Berlaku)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar (Harga

Yang Berlaku) merupakan penjumlahan nilai tambah bruto (gross value added)

dari seluruh sektor perekonomian di dalam suatu wilayah/daerah dalam periode

tertentu, biasanya satu tahun. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah selisih

nilai produksi (output) dengan biaya antara (intermediate input). Nilai tambah

bruto mencakup komponen faktor produksi ; upah dan gaji, bunga modal, sewa

tanah, keuntungan penyusutan, serta pajak tak langsung netto. Faktor

pendapatan adalah merupakan balas jasa faktor produksi yang terdiri dari tenaga

kerja (labour),modal (capital),tanah(land), managerial (entrepreneur).

2.3.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga KonstanProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan

adalah jumlah nilai produk atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai

dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.

PDRB atas Harga Konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa

tersebut yang dihitung dengan menggunakan harga pada satu waktu tertentu

sebagai dasar. Harga Konstan digunakan untuk mengetahui atau menilai sampai

seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu

tertentu yang dilihat dari pertumbuhan PDRB atas dasar Harga Konstan.

Data PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang

menunjukkan kondisi perekonomian suatu wilayah atau daerah setiap kurun

waktu tertentu.PDRB atas dasar Harga Konstan dapat digunakan untuk

menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor

dari tahun ke tahun.

2.4 InvestasiInvestasi dapat diartikan sebagai pengeluaran para investor untuk

membeli barang-barang modal dan perlengkapan-peelngkapan produksi untuk

Page 14: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 9

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

menambah kemampuan emproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam suatu perekonomian ( Sukirno, 2006 :121)

Jenis investasi secara garis besar dapat dibagi atas dua kategori, yaitu (1)

investasi sektor riil dan (2) investasi sektor finansial. Investasi sektor riil adalah

investasi terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal),

sedangkan investasi sektor financial adalah investasi terhadap surat- surat

berharga di pasar modal seperti saham, obligasi, dan lain-lain.

Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau

pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan

tingkat pengeluaran agregat. Kegiatan investasi dalam suatu

perekonomian dapat mendorong naik turunnya tingkat perekonomian negara

yang bersangkutan karena mampu meningkatkan produksi dan kesempatan

kerja. Investasi merupakan pengeluaran perusahaan dan pemerintah secara

keseluruhan untuk membeli barang-barang modal riil baik untuk mendirikan

perusahaan baru maupun untuk memperluas usaha yang telah ada dengan

tujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada biaya modal

yang dikeluarkan untuk melakukan investasi. Dengan demikian istilah

investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-

penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-

barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2006).

Menurut Suparmoko (2002 :10) memberikan arti investasi sebagai

pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal dan perlengkapan

produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang- barang dan jasa-

jasa yang tersedia dalam perekonomian.

2.5 Angkatan Kerja dan PengangguranPengertian ekonomi tentang pengangguran (unemployment) tidak identik

dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila ia ingin

bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.

Konsep demografi orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk

yang disebut angkatan kerja.

Page 15: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 10

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-64 tahun; tetapi

tidak semua orang yang berusia 15-64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja.

Angkatan kerja yang dihitung adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan sedang

mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus

mengurus keluarga atau sekolah, tidak masuk angkatan kerja. Tingkat

pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak/belum

mendapatkan pekerjaan.

Besarnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi atau

pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama

klasifikasi pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labor force

approach) dan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labor utilization

approach). Labor force approach mendefinisikan penganggur sebagai angkatan

kerja yang tidak bekerja. Labor utilization approach membedakan angkatan kerja

menjadi tiga kelompok, yakni: pertama, menganggur (unemployed), yaitu mereka

yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan; di mana

kelompok ini sering disebut juga pengangguran terbuka (open unemployment).

Kedua, setengah menganggur (underemployment), yaitu mereka yang bekerja,

tetapi belum dimanfaatkan secara penuh; artinya jam kerja mereka dalam

seminggu kurang dari 35 jam. Ketiga, bekerja penuh (employed) yaitu orang-

orang yang bekerja penuh atau waktu bekerjanya mencapai 35 jam per minggu.

2.5.1 Struktur Angkatan Kerja

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan

mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas

sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan pendapatan

per kapita, kontribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan

nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan

tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang

akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan penyerapan angkatan

kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional

akan semakin menurun. Angkatan kerja sektoral juga akan mengalami

transformasi sesuai dengan perkembangan industrialisasi. Pada tahap awal

Page 16: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 11

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

pembangunan, proporsi terbesar angkatan kerja adalah di sektor pertanian,

kemudian diikuti oleh sektor-sektor industri/manufaktur dan jasa. Pada tahap

berikutnya, angakatan kerja akan terkonsentrasi di sektor industri. Terjadinya

proses industrialisasi dapat dilihat dari perubahan yang dialami oleh tiga sektor

utama ekonomi, yaitu sektor primer (pertanian), sekunder (industri) dan tersier

(jasa). Sebuah negara bisa dikatakan negara industri apabila proporsi sektor

primer di dalam pendapatan nasional kurang dari 15 persen dan proporsi

angkatan kerja di sektor ini tidak lebih dari 20 persen. Sedangkan proporsi

penduduk perkotaan (urban) diatas 60 persen.

2.6 KemiskinanKemiskinan absolut (absolute poverty) adalah sejumlah penduduk yang

tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

dasar (Todaro dan Smith; 2004). Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan riil

minimum tertentu atau dibawah garis kemiskinan.

Ada tiga indikator mengukur kemiskinan yang diperkenalkan oleh Foster

dkk 1984 (dalam Tambunan 2009) yang sering digunakan dalam banyak studi

empiris. Pertama, the incidence of poverty; persentase dari populasi yang hidup

dengan pengeluaran konsumsi perkapita dibawah garis kemiskinan. Kedua the

depth of poverty yang menggambarkan dalamnya kemiskinan di suatu wilayah

yang diukur dengan Indeks Jarak Kemiskinan (IJK), atau dikenal dengan sebutan

Poverty Gap Index. Ketiga, the severity of poverty yang diukur dengan Indeks

Keparahan Kemiskinan.

2.7 InflasiSalah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai di

hampir semua Negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah

kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus

(Boediono; 2001). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan

kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya

kecenderungan menaik yang terus-menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-

Page 17: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 12

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

harga karena, misalnya musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi

sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi.

Apabila terjadi kenaikan harga satu barang yang tidak mempengaruhi

harga barang lain sehingga harga tidak naik secara umum kejadian seperti ini

bukanlah inflasi. Kecuali yang naik itu seperti harga BBM, hal ini pasti

berpengaruh terhadap harga-harga lain sehingga secara umum semua produk

hampir mengalami kenaikan harga. Bila kenaikan harga itu sesaat kemudian

turun lagi, itu pun belum bisa dikatakan inflasi karena kenaikan harga yang

diperhitungkan dalam konteks inflasi mempunyai rentang waktu minimal sebulan.

(Murni : 2006)

2.8 Pendapatan per kapita

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP merupakan

salah satu indikator makroekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini dapat

menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan merupakan

bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur. Pendapatan juga dapat

digunakan sebagai data kegiatan ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan

produksi barang dan jasa oleh masyarakat dalam suatu periode tertentu. Selama

ini, peningkatan dalam pendapatan nasional telah menjadi fokus dari pengukuran

pembangunan. Badan-badan internasional, seperti Bank Dunia dan Dana

Moneter Internasional telah menggunakannya untuk melihat dan

membandingkan kinerja perekonomian negara-negara di seluruh dunia.

Tampaknya, pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang

tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan.

Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan

pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh

adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi).

Page 18: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 13

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

2.9 Kependudukan

Kependudukan dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk

yang bermukim di suatu wilayah. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi, apabila

pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan

pengalaman industrialisasi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara,

maka proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengan proses

industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai

dengan cepatnya proses industrialisasi. Di negara-negara industri, sebagian

besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan; sedangkan di negara-negara yang

sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan

kepada fenomena ini, maka urbanisasi telah digunakan sebagai salah satu

indikator pembangunan.

2.10 Financial Capital

Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi

memerlukan investasi dan modal. Financial capital merupakan faktor utama

dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi

di Inggris dan Eropa pada umumnya pada awal pertumbuhan kapitalisme yang

disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktifitas yang

tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun

pemerintah. Sejarah perkembangan ekonomi di Eropa menunjukkan bahwa

sektor primer telah berhasil menciptakan surplus yang merupakann awal dari

proses pembentukan modal (capital formation). Investasi, baik untuk

industrialisasi maupun perdaganagan bisa didukung oleh ketersediaan modal

yang dibentuk oleh surplus dan tabungan masyarakat. Dengan demikian, jumlah

tabungan masyarakat (domestic saving) dapat dijadikan salah satu indikator

pembangunan. Misalnya, angka tabungan di Indonesia selama periode 1989-

1993 adalah 23,9 persen dari PDB.

Page 19: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 14

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

2.11 Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat

indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator

yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya index ini adalah

pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP,

pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumber daya

manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah

proses yang bertujuan untuk mengembangkan piliha-pilihan yang dapat

dilakukan oleh manusia. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa peningkatan

kualitas sumber daya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan

peluang untuk menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai faktor penting di dalam

kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi

peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga

komponen yang dianggap sangat menentukan dalam pembangunan yaitu umur

panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan

peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Index ini dibuat

dengan mengkombinasikan tiga komponen, yaitu (1) rata-rata harapan hidup

pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU,

dan (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power

Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas

manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan Knowledge, Attitude dan

Skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan

lingkungannya.

Page 20: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 15

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

3.1 Data dan Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time

series atau runtun waktu yang bersumber dari berbagai instansi di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro, Badan Pusat

Statistik Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Badan Pusat Statistik Propinsi

Sulawesi Utara,

3.2 Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalama penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan metode pengumpulan data secara langsung ke sumber data yakni

ke instansi yang memiliki kaitan dengan penelitian ini.

Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, peneliti melakukan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan yaitu dengan membaca litelatur-litelatur bidang

ekonomi dan pembangunan yang digunakan sebagai landasan kerangka

berfikir dan teori yang sesuai dengan topik penelititan.

b. Penelitian dokumenter yaitu dengan menelaah dan menganalisa laporan-

laporan mengenai ekonomi dan pembangunan yang diterbitkan

diantaranya oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda, dan dokumen

lainnya.

3.3 Metode dan Analisa DataMetode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 21: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 16

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

a. Metode Deskriptif : digunakan untuk penggambaran atau penguraian

dari perkembangan variabel indikato pembangunan wilayah, dengan

melihat dari sudut perbandingan dan dari sudut perkembangannya.

b. Metode Trend : digunakan formula pertumbuhan untuk memprediksi nilai

indikator makro.

Analisa yang digunakan dalam penyusunan buku ini adalah Analisa

Deskriptif, dimana menurut Suharsimi Arikunto (1990), Analisa deskriptif

adalah pengumpulan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

menurut apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Menurut Nazir, M. (1999:63) pendekatan analisis deskriptif kuantitatif

yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang, mempunyai tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Artinya, bahwa penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah

Kabupaten Kepulauan Sitaro. Sementara itu, permasalahan penelitian

sebagaimana dikemukakan di atas, dijawab melalui teknik dan prosedur

mendeskripsikan berbagai data kuantitatif empirik pada Kabupaten Kepulauan

Sitaro.

Analisa data dilakukan pada kelompok data maupun informasi yang

berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan

ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro , yaitu meliputi:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2. Pendapatan per Kapita

3. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

4. Kependudukan

5. Kesehatan

6. Pendidikan

7. Ketenagakerjaan

Page 22: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 17

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

8. Kesejahteraan Rakyat

9. Kualitas Hidup (Indeks Pembangunan Manusia/IPM)

10.Pengeluaran Riil per Kapita

3.4 Teknik Analisis

a. Teknik komparatif

Teknik komparatif dimaksudkan untuk membandingkan kinerja

pembangunan indikator makro ekonomi di wilayah Kabupaten Kepulauan

Sitaro dengan tahun-tahun sebelumnya.

b. Teknik Pertumbuhan

Teknik pertumbuhan dilakukan untuk melihat pertumbuhan dari beberapa

indikator kinerja pembangunan selama periode pengamatan. Formulasi

pertumbuhan yang digunakan sebagai berikut:

X(t) – X(t-1)

G = X(t-1)

Keterangan:

G = growth (pertumbuhan)

X (t) = variable perhitungan pada waktu t

X (t-1) = variable perhitungan pada waktu (t-1)

Page 23: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 18

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

4.1 Letak WilayahKabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, biasa disingkat dengan

Kabupaten Kepulauan Sitaro. Kabupaten ini merupakan salah satu daerah yang

ada di Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di sebelah utara Pulau Sulawesi.

Secara astronomis Kabupaten Kepulauan Sitaro terletak pada koordinat 2007’48’’

– 2048’36”” Lintang Utara dan 125009’36’’ – 125029’24” Bujur Timur.

Adapun batas-batas wilayah Kapulaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

adalah sebagai berikut:

Utara : Kecamatan Tatoareng Kab. Kepl. Sangihe

Timur : Laut Maluku

Selatan : Kabupaten Minahasa Utara

Barat : Laut Sulawesi

4.2 Luas WilayahLuas Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah 275,96 km²

atau 27,24 % dari luas Kabupaten Kepulauan Sangihe, dengan topografi

berbukit-bukit dan terdapat 2 (dua) buah Gunung Api yang Aktif yaitu Gunung

Karangetang di Pulau Siau dan Gunung Ruang di Pulau Ruang.

Dari wilayah ini, dibagi menjadi 10 kecamatan yang meliputi 10 kelurahan

dan 83 desa. Tiga kecamatan terbesar yaitu Siau Timur, Tagulandang dan Siau

Barat, merupakan wilayah mayoritas di daerah ini. Ketiga kecamatan ini masing-

masing memiliki wilayah sekitar 20,27 persen, 20,12 persen dan 12,65 persen.

Sedangkan ketujuh kecamatan lainnya masing-masing tidak lebih dari 9 persen.

Page 24: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 19

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Grafik 1 Luas Wilayah Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, 2015

4.3 Cakupan WilayahKabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdiri dari 3 (tiga) gugusan

pulau yakni :

- Pulau Siau dan Pulau-pulau sekitarnya

- Pulau Tagulandang dan Pulau-pulau sekitarnya

- Pulau Biaro dan Pulau-pulau sekitarnya

Secara keselurahan, jumlah Pulau sebanyak 47 buah Pulau yang terdiri dari

12 buah pulau berpenghuni dan 35 buah pulau tidak/belum berpenghuni. Pulau

Makalehi adalah Pulau terluar di daerah ini sebagaimana ditetapkan dalam

Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau

Kecil Terluar.

4.4 TopografiKondisi topografi Kabupaten Kepulauan Sitaro pada umumnya memiliki

bentuk wilayah yang berbukit dan bergunung, dan memiliki kemiringan lereng

yang curam. Terdapat 5 buah gunung, salah satunya gunung Karangetang yang

dikenal sebagai gunung berapi dan statusnya yang masih sangat aktif.

20.858% 21.63

8%

55.5320%

17.926%15.1

5%24.06

9%

34.9213%

11.84%

55.9420%

18.27%

1.      Biaro

2.      Tagulandang Selatan

3.      Tagulandang

4.      Tagulandang Utara

5.      Siau Barat Selatan

6.      Siau Timur Selatan

7.      Siau Barat

8.      Siau Tengah

9.      Siau Timur

Page 25: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201621

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan SITARO

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang disajikan secara seris dari

waktu ke waktu dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pencapaian kinerja

ekonomi makro dari waktu ke waktu, sehingga arah kebijakan perekonomian

yang nantinya akan diambil biar lebih jelas, tepat dan terarah.

Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2015 mencapai

1.223,19 milyar rupiah, sedangkan pada tahun sebelumnya 2014 sebesar

1.1442,99 milyar rupiah. Hal ini tentunya menunjukan adanya kenaikkan dari

tahun 2014 ke tahun 2015. Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

pada tahun 2015 mencapai 1.572,38 milyar rupiah dan pada tahun sebelumnya

tahun 2014 sebesar 1.375,91 milyar rupiah.

Jika dilihat menurut sektor pada tahun 2015 sektor pertanian masih

menjadi penyumbang terbesar dari PDRB, dimana sub sektor perkebunan dan

perikanan masih sebagai sub sektor utama. Selanjutnya diikuti oleh sektor

Administrasi Pemeriintah, Pertanhanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan dan

Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar.

Berikut dibawa ini ada table mengenai PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan

SItaro.

Page 26: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201622

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Tabel 1 PDRB SERI 2010 ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA(JUTA RUPIAH)

Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10)A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 343,023.1 369,755.0 396,388.5 418,988.3 434,742.8

1 Pertanian, Peternakan,Perburuan dan Jasa Pertanian 240,468.0 260,361.1 276,524.5 292,128.2 313,181.4

a. Tanaman Pangan 15,662.1 15,824.2 16,231.2 16,441.3 16,417.8b. Tanaman HortikulturaSemusim 88.6 94.2 97.9 103.6 109,8

c. Perkebunan Semusim 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0d. Tanaman Hortikultura Tahunandan Lainnya 10,295.1 11,653.2 12,806.8 13,210.9 13,643.5

e. Perkebunan Tahunan 201,970.0 219,089.0 233,147.4 247,124.5 266,707.3f. Peternakan 8,910.1 9,939.7 10,332.2 11,285.1 12,047.9g. Jasa Pertanian dan Perburuan 3,542.2 3,760.8 3,909.0 3,962.8 4,255.2

2 Kehutanan dan PenebanganKayu 1,485.5 1,500.6 1,535.8 1,532.9 1,469.1

3 Perikanan 101,069.6 107,893.3 118,328.2 125,327.3 120,092.4B Pertambangan dan Penggalian 29,909.6 31,980.7 34,008.9 35,626.6 38,197.1

1 Pertambangan Minyak, Gas danPanas Bumi 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0

2 Pertambangan Batubara danLignit 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0

3 Pertambangan Bijih Logam 0.0 0.0 0.0 0.0 0,04 Pertambangan dan Penggalian

Lainnya 29,909.6 31,980.7 34,008.9 35,626.6 38,197.1

C Industri Pengolahan 8,643.6 9,143.2 9,693.4 10,405.0 10,791.02 Industri Makanan dan Minuman 6,938.5 7,336.3 7,744.6 8,385.5 8,785.14 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 72.8 77.4 84.2 89.3 1,427.16 Industri Kayu, Barang dari Kayu

dan Gabus dan Barang Anyamandari Bambu, Rotan danSejenisnya

1,179.8 1,244.7 1,354.6 1,425.4 235,3

7 Industri Kertas dan Barang dariKertas, Percetakan danReproduksi Media Rekaman

203.0 216.6 227.6 232.3 91.9

14 Industri Alat Angkutan 249.4 268.3 282.3 272.4 251,6D Pengadaan Listrik dan Gas 544.5 605.5 717.9 785.8 848.1

1 Ketenagalistrikan 541.8 602.6 714.9 782.6 844.82 Pengadaan Gas dan Produksi

Es 2.7 2.9 3.0 3.1 3,3

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang 821.5 880.2 937.9 992.2 1,060.7

F Konstruksi 88,084.8 100,232.5 107,892.3 113,987.3 123,927.6

G Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 128,565.8 136,445.9 150,573.2 167,612.1 179,967.5

1 Perdagangan Mobil, SepedaMotor dan Reparasinya 36,925.5 37,161.1 40,570.6 43,955.3 45,445.4

2 Perdagangan Besar dan Eceran,Bukan Mobil dan Sepeda Motor 91,640.3 99,284.9 110,002.7 123,656.8 134,522.2

H Transportasi dan Pergudangan 75,794.3 81,549.3 91,006.0 100,430.9 107,742.41 Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0 0,02 Angkutan Darat 18,964.8 20,630.4 22,629.1 24,844.1 26,801.53 Angkutan Laut 51,733.4 55,497.3 62,526.0 69,182.7 74,059.34 Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan 1,178.7 1,248.8 1,341.0 1,469.0 1,584.3

5 Angkutan Udara 0.0 0.0 0.0 0.0 0,06 Pergudangan dan Jasa

Penunjang Angkutan, Pos danKurir

3,917.4 4,172.7 4,510.0 4,935.1 5,297.3

I Penyediaan Akomodasi dan MakanMinum 6,521.6 6,971.0 7,416.6 8,059.9 8,740.5

1 Penyediaan Akomodasi 1,650.9 1,812.9 1,982.5 2,175.7 2,372.92 Penyediaan Makan Minum 4,870.7 5,158.2 5,434.1 5,884.2 6,367.6

Page 27: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201623

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

J Informasi dan Komunikasi 5,686.6 6,115.2 6,588.8 7,127.2 7,693.3K Jasa Keuangan dan Asuransi 12,687.0 13,458.7 14,262.6 14,790.1 15,058.6

1 Jasa Perantara Keuangan 11,749.1 12,453.4 13,189.4 13,621.9 13,790.42 Asuransi dan Dana Pensiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0,03 Jasa Keuangan Lainnya 937.9 1,005.3 1,073.2 1,168.2 1,268.34 Jasa Penunjang Keuangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

L Real Estate 37,266.1 40,073.1 43,778.4 48,424.1 52,665.0M,N Jasa Perusahaan 241.9 259.4 281.1 306.6 333,0

OAdministrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan SosialWajib

108,916.0 119,486.4 128,289.8 140,111.7 159,651.3

P Jasa Pendidikan 8,348.2 8,844.8 9,260.5 9,625.1 10,333.3Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 53,224.5 56,861.2 60,345.5 64,409.6 70,018.4

R,S,T,U Jasa lainnya 1,075.1 1,152.1 1,241.4 1,314.8 1,416.5PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 909,354.3 983,814.4 1,062,683.0 1,142,997.3 1,223,187.3

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPAMIGAS 909,354.3 983,814.4 1,062,683.0 1,142,997.3 1,223,187.3

Sumber : BPS Kepulauan Sitaro, 2015

5.1.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan5.1.1.1 Sub Sektor Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Jasa Pertanian

Dibawah ini menunjukkan adanya grafik dari sub sektor Pertanian,

Peternakan, perburuan dan Jasa Pertanian. Untuk Sub Sektor ini terbagi juga

menjadi Sub sektor bagian masing-masing.

Grafik 2 Sub Sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian

a. TanamanPangan

b. TanamanHortikultura

Semusim

c.Perkebunan

Semusim

d. TanamanHortikultura

Tahunandan Lainnya

e.Perkebunan

Tahunan

f.Peternakan

g. JasaPertanian

danPerburuan

2011 15,662.1 88.6 0 10,295.1 201,970.0 8,910.1 3,542.22012 15,824.2 94.2 0 11,653.2 219,089.0 9,939.7 3,760.82013 16,231.2 97.9 0 12,806.8 233,147.4 10,332.2 3,909.02014 16,441.3 103.6 0 13,210.9 247,124.5 11,285.1 3,962.82015 16,417.8 109.8 0 13,643.5 266,707.3 12,047.9 4,255.2

0.0

50,000.0

100,000.0

150,000.0

200,000.0

250,000.0

300,000.0

Axis

Title

Pertanian, Perternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian

Page 28: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201624

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Untuk sub sektor bagian pertanian, peternakan, perburuan dan jasa

pertanian dibawah ini menunjukkan adanya kenaikkan tiap tahunnya. Untuk

Tanaman pangan menunjukkan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 terjadi

kenaikkan yang baik tiap tahunnya. Untuk sub sektor bagian tanaman hortikultura

semusim sampai dengan jasa pertanian dan perburuan juga terjadi kenaikkan

yang baik. Kenaikkan tiap tahunnya yang baik ini tentunya memberikan kontribusi

yang baik untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Grafik diatas terlihat sub sektor bagian perkebunan tahunan merupakan

sub sektor bagian yang terbesar dibanding dengan sub sektor bagian lainnya

dengan memberikan kontribusi sebesar 266,707.3 milyar rupiah pada tahun

2015. Sedangkan yang kedua yaitu tanaman pangan yang memberikan

kontribusi sebesar 16.417,8 milyar rupiah pada tahun 2015. Sedangkan sub

sektor bagian yang terkecil merupakan Tanaman Hortikultura semusin yang

hanya memberikan kontribusi sebesar 109,8 juta rupiah pada tahun 2015. Dari

semua sub sektor bagian di atas hanya sub sektor bagian perkebunan semusim

yang belum dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.

5.1.1.2 Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu

Dibawah ini terdapat juga Sub Sektor Bagian Kehutanan dan Penebangan Kayu.

Untuk sub sektor bagian Kehutanan dan Penebangan Kayu ini pada tahun 2011

sebesar 1.485.5 milyar rupiah, hal ini menunjukkan adanya tren kenaikkan

sampai dengan tahun 2013 sebesar 1.535,8 milyar rupiah. Dengan adanya

peningkataan kehutanan dan penebangan kayu ini maka, terjadi juga

perkembangan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.

Page 29: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201625

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Grafik 3 Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu

Namun, jika terjadi banyak penebangan kayu dapat juga merugikan suatu

ekosistem yang dapat menyebabkan terjadinya bencana alam dan dapat

merugikan masyarakat. Pada tahun 2015 terjadi penurunan pada sub sektor

bagian kehutanan dan penebangan kayu ini sebesar 1.469,1 milyar rupiah.

Dengan terjadinya penurunan ini maka kontribusi sub sektor bagian ini pun

berkurang.

Untuk setiap daerah perlu adanya peningkatan kehutanan dalam arti ada

daerah tertentu yang harus atau perlu di jadikan daerah hutan lindung untuk

menjaga ekosistem daerah tersebut dan untuk menjaga terjaga terjadinya

bencanan alam yang diakibatkan adanya kerusakkan alam dari penebangan

kayu. Untuk sub sektor ini tentunya perlu adanya keseimbangan untuk

penebangan kayu dan melestarikan kembali hutan yang ada. Dengan adanya

aturan yang jelas untuk penebangan kayu dapat banyak membantu masyarakat

tentunya dan sub sektor ini pun dapat memberikan kontribusi yang besar untuk

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.

2011 2012 2013 2014 2015Kehutanan dan Penebangan

Kayu 1,485.5 1,500.6 1,535.8 1,532.9 1,469.1

1,420.01,440.01,460.01,480.01,500.01,520.01,540.01,560.0

Kehutanan dan Penebangan Kayu

Page 30: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201626

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1.1.3 Sub Sektor Perikanan

Berikut ini ada sub sektor bagian Perikanan yang menunjukkan adanya

perkembangan atau adanya tren yang positif yang baik tiap tahunnya, namun di

ahun 2015 mengalami pelemahan. Tentunya sub sektor ini sangat baik terlebih

dilihat dari struktur geografis daerah menunjukkan adanya perikanan yang besar

dan dapat meningkatkan kesejahteraan dari setiap masyarakat. Dengan adanya

letak geografis yang berada di kepulauan, Kabupaten Kepulauan Sitaro ini

menunjukkan banyaknya potensi laut yang dapat mensejahterakan masyarakat

lewat hasil laut yang melimpah, bahkan hasil laut yang melimpah ini dapat

didistribusikan di daerah sekitar bahkan dapat sampai ekspor ke luar negeri atau

pun di daerah provinsi lainnya.

Grafik 4 Sub Sektor Perikanan

Sub sektor perikanan ini pada tahun 2011 sebesar 101,069.6 milyar rupiah

dan naik pada tahun 2012 sebesar 107,893.3 milyar rupiah, hingga pada tahun

2011 2012 2013 2014 2015Perikanan 101,069.6 107,893.3 118,328.2 125,327.3 120,092.4

101,069.6107,893.3

118,328.2 125,327.3 120,092.4

0.0

20,000.0

40,000.0

60,000.0

80,000.0

100,000.0

120,000.0

140,000.0Perikanan

Page 31: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201627

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

2014 mencapai 125.327,3 milyar rupiah. Pada tahun 2015 mengalami penurunan

sebesar 120,092.4 milyar rupiah. Untuk sub sektor perikanan ini juga dapat

ditingkatkan lagi dikarenankan banyaknya potensi alam lewat perikanan yang

dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Sitaro ini. Dengan adanya peningkatan sub

sektor ini dapat juga memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan

adanya kontribusi yang besar lewat sub sektor ini. Dengan adanya pertumbuhan

ekonomi yang baik maka akan banyak pula masyarakat yang menjadi sejahtera.

5.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya

Grafik di bawah ini juga merupakan sektor pertambangan dan penggalian

lainnya. Untuk sektor pertambagan dan penggalian lainnya ini telah menunjukkan

tren yang baik tiap tahunnya. Terlihat dibawah ini terjadi kenaikkan secara terus

menerus tiap tahunnya.

Grafik 5 Sub Sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya

Pada tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian lainnya ini

menunjukkan sebesar 29,909.6 milyar rupiah, naik pada tahun 2012 sebesar

31,980.7 milyar rupiah, pada tahun 2013 naik menjadi 34,008.9 milyar rupiah

2011 2012 2013 2014 2015Pertambangan dan Penggalian

Lainnya 29,909.6 31,980.7 34,008.9 35,626.6 38,197.1

0.0

5,000.0

10,000.0

15,000.0

20,000.0

25,000.0

30,000.0

35,000.0

40,000.0

45,000.0Pertambangan dan Penggalian Lainnya

Page 32: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201628

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

pada tahun 2014 mencapai 35.626,6 milyar rupiah, begitu juga pada tahun 2015

naik sebesar 38,197.1 milyar rupiah. Hal ini jelas terjadi kenaikkan yang baik dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dengan adanya kenaikkan ini maka

pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro ini juga pasti

meningkat dengan baik. Untuk lebih baik berjalannya pertambangan dan

penggalian ini dibutuhkan adanya regulasi atau aturan yang dapat membuat

adanya pembagian yang rata untuk masyarakat dan peraturan untuk

diadakannya atau dibukanya suatu tambang dan galian yang baru. Untuk itu

perlu adanya kerja sama dari pihak pemerintah dan pihak masyarakat. Dengan

adanya aturan yang baik dan terarah dapat mengarahkan dan dapat mencapai

suatu tujuan sasaran dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Kepulauan Sitaro ini.

5.1.3 Sektor Industri Pengolahan

Untuk sektor industri pengolahan di bawah ini terbagi atas berbagai sub

sektor lainnya yaitu, Industri makanan dan minuman, industry tekstil dan pakaian

jadi, industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari

bamboo, rotan dan sejenisnya, industry kertas dan barang dari kertas,

percetakan dan reproduksi media rekaman, dan sub sektor terakhir adalah

industri alat angkutan.

Page 33: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201629

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Grafik 6 Sub Sektor Industri Pengolahan

Untuk sub sektor industry makanan dan minuman merupakan sub sektor

yang paling tinggi di sektor industry pengolahan, dan sub sektor industri ini

menunjukkan adanya kenaikkan tiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015. Pada tahun 2011 sub sektor industry makanan dan minuman ini

hanya berkontribusi sebesar 6,938.5 milyar rupiah. Pada tahun 2012 naik

menjadi 7,336.3 milyar rupiah dan hingga tahun 2015 memberikan kontribusi

sebesar 8,785.1 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor industry

makanan dan minuman ini cukup memberikan kontribusi yang baik untuk

pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan sub sektor industry pengolahan yang kedua terbesar yaitu

industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu,

rotan dan sejenisnya. Dari tahun 2011 sub sektor industri ini telah memberikan

Industri Makanan danMinuman

Industri Tekstil danPakaian Jadi

Industri Kayu, Barangdari Kayu dan Gabusdan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotandan Sejenisnya

Industri Kertas danBarang dari Kertas,

Percetakan danReproduksi Media

Rekaman

Industri Alat Angkutan

2011 6,938.5 72.8 1,179.8 203.0 249.42012 7,336.3 77.4 1,244.7 216.6 268.32013 7,744.6 84.2 1,354.6 227.6 282.32014 8,385.5 89.3 1,425.4 232.3 272.42015 8,785.1 91.9 1,427.1 235.3 251.6

0.01,000.02,000.03,000.04,000.05,000.06,000.07,000.08,000.09,000.0

10,000.0

Industri Pengolahan

Page 34: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201630

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

kontribusi yang baik untuk pertumbuhan ekonomi sampai dengan tahun 2015

lewat sektor industry pengolahan. Sub sektor industry alat angkutan pada

mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 akan tetapi

pada tahun 2015 mengalami penurunan. Sub sektor industri kertas dari kertas,

percetakan dan reproduksi media rekaman dan industry tekstil dan pakaian jadi,

telah menunjukkan tren yang baik dan telah membantu sektor industry

pengolahan ini untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

5.1.4 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Berikut dibawah ini merupakan sektor pengadaan listrik dan gas. Dapat

dilihat tiap tahunnya bahwa di daerah manapun membutuhkan banyak pasokan

listrik ataupun gas untuk kelangsungan setiap kegiatan dari masyarakat dan

tentunya untuk kemajuan suatu daerah.

Untuk sektor listrik dan gas ini telah menunjukkan kenaikkan yang baik

untuk tiap tahunnya, dapat terlihat dari gambar disamping ini. Sektor pengadaan

listrik dan gas ini terdiri dari dua sub sektor yaitu ketenagalistrikan dan

pengadaan gas dan produksi es. Untuk sub sektor ketenagalistrikan ini

menunjukkan adanya kenaikkan secara terus menerus dari tahun 2011 sebesar

541,8 juta rupiah, pada tahun 2012 meningkat menjadi 602,6 juta rupiah, pada

tahun 2013 meningkat lagi menjadi 714,9 juta rupiah, pada tahun 2014 meningkat

kembali sebesar 782,6 hingga tahun 2015 mencapai 844.8 juta rupiah. Hal ini

walaupun kecil, berbeda dengan sektor lainnya, namun sub sektor ini pun sangat

memiliki peran untuk berjalannya setiap kegiatan perekonomian di suatu daerah.

Terjadinya kenaikkan secara terus menerus ini juga akan memacu pertumbuhan

Page 35: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201631

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

ekonomi akan naik dan tentunya akan berdampak baik untuk kelangsungan dari

roda perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.

Grafik 7 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Begitu juga dengan sub sektro pengadaan gas dan produksi es ini

menunjukkan tren yang baik untuk sektor pengadaan listrik dan gas ini. Sub

sektor ini menunjukkan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 terjadi peningkatan

yang baik tiap tahunnya. Kenaikkan ini menunjukkan adanya perubahan dari pola

hidup masyarakat. Setiap dari sub sektor ini pun telah memberikan kontribusi

yang baik untuk sektor pengadaan listrik dan gas, serta memberikan dampak

yang baik untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.

0.0100.0200.0300.0400.0500.0600.0700.0800.0900.0

2011 2012 2013 2014 2015

541.8602.6

714.9782.6

844.8

2.7 2.9 3 3.1 3.3

2011 2012 2013 2014 2015Ketenagalistrikan 541.8 602.6 714.9 782.6 844.8Pengadaan Gas dan Produksi Es 2.7 2.9 3 3.1 3.3

Pengadaan Listrik dan Gas

Page 36: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201632

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Sektor Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur dibawah ini

merupakan bagian yang penting juga di dalam pertumbuhan ekonomi dan

keberlangsungan hidup dari setiap masyarakat. Dari data dibawah ini

menunjukkan adanya tren kenaikkan yang baik, terlihat dari tiap tahunnya terjadi

peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Grafik 8 Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Dengan adanya kenaikkan ini dapat memberikan kontribusi yang baik

untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Grafik di samping

memperlihatkan dimana pada tahun 2011 sebesar 821,5 juta rupiah, pada tahun

2012 terjadi kenaikkan hingga menjadi 880.2 juta rupiah, pada tahun 2013 juga

terjadi peningkatan hingga mencapai 937.9 juta rupiah, pada tahun 2014 terjadi

kenaikan hingga mencapai 992,2 juta rupiah dan pada tahun 2015 meningkat

hingga mencapai 1,060.7. Hal ini menunjukkan kenaikkan yang baik untuk sektor

pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur. Dengan demikian terlihat

2011 2012 2013 2014 2015Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang

821.5 880.2 937.9 992.2 1,060.7

0

200

400

600

800

1000

1200

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Page 37: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201633

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

sektor ini pun membantu adanya pertumbuhan ekonomi yang baik untuk

Kabupaten Kepulauan Sitaro ini.

5.1.6 Konstruksi

Untuk sektor konstruksi dibawah ini juga menunjukkan tren yang bagus

untuk tiap tahunnya. Sektor ini merupakan sektor yang penting juga dalam

kemajuan, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Setiap

daerah pun yang dikatakan maju dan berkembang dapat terlihat dari

pembangunan-pembangunan yang dilakukan disuatu daerah.

Grafik 9 Sektor Konstruksi

Terlihat dari grafik menunjukkan pola kenaikkan yang baik untuk tiap

tahunnya. Pola kenaikkan ini terlihat dari tahun 2011 sebesar 88.084,8 milyar

rupiah, naik pada tahun 2012 sebesar 100.232,5 milyar rupiah, pada tahun 2013

mencapai 107.892,3 milyar rupiah, pada tahun 2014 mencapai 113.987,3 milyar

rupiah dan pada tahun 2015 mencapai 123,927.6 milyar rupiah. Kenaikkan ini

2011 2012 2013 2014 2015Konstruksi 88,084.8 100,232.5 107,892.3 113,987.3 123,927.6

0.0

20,000.0

40,000.0

60,000.0

80,000.0

100,000.0

120,000.0

140,000.0

Konstruksi

Page 38: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201634

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

sangatlah besar, dan sektor konstruksi ini juga merupakan salah satu sektor yang

memberikan kontribusi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi di kabupaten

kepulauan Sitaro ini. Adanya kenaikkan di sektor konstruksi ini menunjukkan pula

telah adanya perkembangan pembangunan yang besar di kabupaten kepulauan

Sitaro ini.

5.1.7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

Berikut ini menunjukkan sektor perdangan besar dan eceran dibawah ini.

Sektor ini juga terdiri dari dua sub sektor yaitu sub sektor perdagangan mobil,

sepeda motor dan reparasinya dan sub sektor perdangan besar dan eceran,

bukan mobil dan sepeda motor.

Grafik 10 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Repasari Mobil danSepeda Motor

36,925.5 37,161.1 40,570.6 43,955.3 45,445.4

91,640.399,284.9

110,002.7 123,656.8134,522.2

0.020,000.040,000.060,000.080,000.0

100,000.0120,000.0140,000.0160,000.0

2011 2012 2013 2014 2015

Perdagangan Besar dan Eceran; ReparasiMobil dan Sepeda Motor

Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya

Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

Page 39: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201635

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Dari data grafik ini menunjukkan adanya tren kenaikkan tiap tahunnya dari

tahun 2011 sampai tahun 2015. Sub sektor perdangan besar dan eceran, bukan

mobil dan sepeda motor lebih menonjol atau menunjukkan kenaikkan yang lebih

besar dibanding dengan sub sektor perdangan mobil, sepeda motor dan

reparasinya. Sedangkan untuk sub sektor perdangan mobil, sepeda motor dan

reparasinya tidak terlalu menunjukkan tren yang naik, namun terjadi kenaikkan

tapi tidak sebesar perdangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor.

Dapat dilihat di grafik pada tahun 2011 perdangan besar dan eceran, bukan mobil

dan sepeda motor mencapai 91.640,3 milyar rupiah, pada tahun 2012 naik

menjadi 99.284,9 milyar rupiah, pada tahun 2013 juga terjadi kenaikkan menjadi

110.002,7 milyar rupiah, pada tahun 2014 naik menjadi 123.656,8 milyar rupiah

dan pada tahun 2015 naik mencapai 134.522.2 milyar rupiah. Kenaikkan ini

menunjukkan pola komsumsi masyarakat pun tinggi. Dengan adanya kenaikkan

ini maka dapat memacu juga terjadinya pertumbuhan ekonomi yang baik untuk

Kabupaten Kepulauan Sitaro. Begitu juga dengan perdangan mobil, sepeda

motor dan reparasinya terjadi kenaikkan tiap tahunnya dari tahun 2011 sebesar

36,925,5 milyar rupiah hingga tahun 2015 mencapai 45,445.4 milyar rupiah. Hal

ini juga menunjukkan adanya perkembangan dari masyarakat untuk

menggunakan alat transportasi yang ada.

Page 40: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201636

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1.8 Sektor Transportasi dan Pergudangan

Dibawah ini menunjukkan sektor transportasi dan pergudangan terdiri dari

beberapa bagian dari sub sektor, yaitu sub sektor bagian angkutan rel, angkutan

darat, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, angkutan

udara dan pergudangan dan jasa penunjang angkutan, Pos dan kurir.

Grafik 11 Sektor Transportasi dan Pergudangan

Setiap tahunnya sektor ini semakin meningkat, dan memiliki peran yang

besar untuk pertumbuhan ekonomi dan berjalannya roda pemerintahan. Namun,

di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini belum memiliki angkutan rel dan sementara

proses pembangunan bandara untuk angkutan udara. Belum adanya sarana dan

prasaran tersebut membuat angkutan rel dan angkutan udara belum dapat

memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan

Sitaro. Sedangkan untuk sub sektor lainnya yang memberikan kontribusi yang

besar yaitu angkutan laut, yang menunjukkan kenaikkan dari tahun 2011 sebesar

0 18,964.851,733.4 1,178.7

03,917.4

020,630.4

55,497.3

1,248.8

0

4,172.7

0

22,629.1

62,526.0

1,341.0

0

4,510.0

0

24,844.1

69,182.7

1,469.0

0

4,935.1

0

26,801.5

74,059.3

1,584.3

0

5,297.3

Angkutan Rel Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan SungaiDanau dan

Penyeberangan

Angkutan Udara Pergudangan danJasa PenunjangAngkutan, Pos

dan Kurir

Transportasi dan Pergudangan

2011 2012 2013 2014 2015

Page 41: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201637

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

51.733,4 milyar rupiah, pada tahun 2012 naik hingga mencapai 55.497,3 milyar

rupiah, pada tahun 2013 pun terjadi kenaikkan sebesar 62,526.0 milyar rupiah,

dan sampai dengan tahun 2015 mencapai 74,059.3 milyar rupiah. Kenaikkan tiap

tahunnya ini menunjukkan pergerakkan roda perekonomian lewat laut sangatlah

penting untuk memacu terjadinya perputaran roda perekonomian di Kabupaten

Kepulauan Sitaro ini, terlebih Kabupaten ini terdiri dari berbagai pulau-pulau.

Begitu juga dengan angkutan darat memberikan kontribusi tiap tahunnya yang

baik. Hal ini terlihat dari grafik diatas menunjukkan adanya kenaikkan secara

terus menerus. Begitu juga dengan sub sektor lainnya tiap tahunnya mengalami

peningkatan yang baik untuk menunjang sektor transportasi dan pergudangan

ini.

5.1.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Berikut ini merupakan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.

Sektor ini terdiri dari dua sub sektor yaitu sub sektor penyediaan akomodasi dan

sub sektor penyediaan makan dan minum.Terlihat dari grafik menunjukkan

adanya peningkatan tiap tahunnya untuk sektor penyediaan akomodasi dan

makan minum ini.

Grafik 12 Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

2011 2012 2013 2014 2015

1,650.9 1,812.9 1,982.5 2,175.7 2,372.9

4,870.7 5,158.2 5,434.1 5,884.2 6,367.6

Penyediaan Akomodasi dan Makan MinumPenyediaan Akomodasi Penyediaan Makan Minum

Page 42: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201638

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Untuk sub sektor penyediaan akomodasi menunjukkan perkembangan

yang baik dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sub sektor penyediaan

akomodasi ini pada tahun 2011 mencapai 1.650,9 milyar rupiah, pada tahun 2012

terjadi kenaikkan hingga mencapai 1.812,9 milyar rupiah, pada tahun 2013

menjadi 1.982,5 milyar rupiah, pada tahun 2014 naik mencapai 2.175,7 milyar

rupiah dan pada tahun 2014 mengalami kenaikkan juga hingga mencapai

2,372.9 milyar rupiah.

Kenaikkan ini memperlihatkan untuk sub sektor penyediaan akomodasi ini

memiliki peran yang baik untuk menunjang sektor ini dalam kontribusikan untuk

pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan sub sektor penyediaan makan

minum, tiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015.

5.1.10 Sektor Informasi dan Komunikasi

Untuk sektor informasi dan komunikasi ini merupakan salah satu sektor

yang mendukung berjalannya roda pemerintahan dan untuk pertumbuhan

ekonomi di suatu daerah khususnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro ini. Karena tanpa informasi dan komunikasi yang jelas maka, suatu sasaran

untuk pembangunan ataupun perkembangan akan tidak berjalan sebagaimana

mestinya jika tidak adanya informasi yang jelas dan komunikasi yang baik.

Berikut di bawah ini memperlihatkan tren kenaikkan yang terjadi dari tahun 2011

sampai dengan tahun 2015

Page 43: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201639

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Grafik 13 Sektor Informasi dan Komunikasi

Kenaikkan ini tentunya karenakan sudah banyaknya masyarakat yang

membutuhkan berbagai macam informasi dan penggunakan komunikasi untuk

melaksanakan setiap kegiatan seharian ataupun suatu bisnis.

Pada tahun 2011 sektor informasi dan komunikasi ini mencapai 5.686,6

milyar rupiah, dengan adanya kemajuan teknologi maka pa tahun 2012 terjadi

kenaikkan hingga mencapai 5.686,6 milyar rupiah, dan pada tahun 2013 juga

terjadi suatu kenaikkan sampai mencapai 6,588.8 milyar rupiah dan sampai

dengan tahun 2015 terjadi kenaikkan lagi sebesar 7,693.3 milyar rupiah. Setiap

tahunnya jika dilihat pada tren grafik di atas menunjukkan kebutuhan akan suatu

informasi dan komunikasi ini sangat berkembang pesat dan dapat menjadi suatu

kebutuhan bagi setiap masyarakat. Untuk itu sektor ini juga sangat berperan

untuk kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro ini.

2011 2012 2013 2014 2015Informasi dan Komunikasi 5,686.6 6,115.2 6,588.8 7,127.2 7,693.3

0.0

1,000.0

2,000.0

3,000.0

4,000.0

5,000.0

6,000.0

7,000.0

8,000.0

9,000.0

Informasi dan Komunikasi

Page 44: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201640

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1.11 Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Untuk Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi ini terdiri dari beberapa sub

sektor yaitu: Sub Sektor Jasa Perantara Keuangan, Sub Sektor Asuransi dan

Dana Pensiun, Sub Sektor Jasa Keuangan Lainnya, dan Sub Sektor Jasa

Penunjang Keuangan. Dari ke empat sub sektor ini hanya dua sub sektor yang

ada dan terlaksana dengan baik di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro ini. Seperti terlihat pada Grafik di bawah ini.

Grafik 14 Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Untuk sub sektor Jasa Perantara Keuangan ini tiap tahunnya mengalami

peningkatan yang baik dan cukup tinggi dalam memberikan kontribusi untuk

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.

Pada tahun 2011 sub sektor Perantara Keuangan ini mencapai 11.749,1 milyar

rupiah, pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 12.453,4 milyar rupiah dan

pada tahun 2013 juga terjadi kenaikkan hingga mencapai 13.189,4 milyar rupiah,

0.02,000.04,000.06,000.08,000.0

10,000.012,000.014,000.0

2011 2012 2013 2014 2015

2011 2012 2013 2014 2015Jasa Perantara Keuangan 11,749.1 12,453.4 13,189.4 13,621.9 13,790.4Asuransi dan Dana Pensiun 0 0 0 0 0Jasa Keuangan Lainnya 938 1005 1073 1168 1268Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0

Jasa Keuangan dan Asuransi

Page 45: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201641

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

pada tahun 2014 juga sub sektor ini mencapai 13.621,9 milyar rupiah dan terjadi

peningkatan kembali pada tahun 2015 sebesar 13.790,4 milyar rupiah.

Kenaikkan ini terjadi secara terus menerus dan belum pernah terlihat terjadinya

penurunan secara signifikan. Begitu juga dengan sub sektor jasa keuangan

lainnya yang mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 hanya dalam

jutaan dan saat tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai milyaran

rupiah. Dalam hal ini kontribusi dari sub sektor ini untuk sektor Jasa Keuangan

dan Asuransi ini sangatlah berperan penting dan berdampak hingga

meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro ini.

5.1.12 Sektor Real Estate

Sektor ini merupakan sektor yang cukup tinggi juga dalam berperan

membantu dan menyukseskan pertumbuhan ekonomi di setiap daerah

khususnya di Kabupaten Kepulaian Siau Tagulandang Biaro ini. Grafik

mengenaik sektor real estate dibawah ini menunjukkan tren yang baik tiap

tahunnya. Setiap tahunnya sektor ini mengalami peningkatan yang signifikan dan

sangat berperan penting juga dalam membantu peningkatan pertumbuhan

ekonomi.

Grafik yang memperlihat tren yang baik ini pada tahun 2011 telah

mencapai 37.266,1 milyar rupiah, pada tahun 2012 terjadi peningkatan hingga

mencapai 40.073,1 milyar rupiah, begitu juga pada tahun 2013 terjadi lagi

peningkatan yang baik sehingga mencapai 43.778,4 milyar rupiah, pada tahun

2014 pun mengalami kenaikkan, sehingga pada tahun 2014 ini mencapai

Page 46: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201642

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

48.424,1 milyar rupiah dan pada tahun 2015 terjadi kenaikkan kembali, dan

menjadi 52,665.0 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan adanya pembangunan yang

baik menunjukkan pula pertumbuhan ekonomi yang baik khususnya di

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang ini.

Grafik 15 Sektor Real Estate

5.1.13 Sektor Jasa Perusahaan

Untuk sektor jasa perusahaan ini memperlihatkan peran yang baik untuk

pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

ini. Terlihat grafik menunjukkan tren yang baik setiap tahunnya.

0.0

10,000.0

20,000.0

30,000.0

40,000.0

50,000.0

60,000.0

2011 2012 2013 2014 2015

37,266.140,073.1

43,778.448,424.1

52,665.0

2011 2012 2013 2014 2015Real Estate 37,266.1 40,073.1 43,778.4 48,424.1 52,665.0

Real Estate

Page 47: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201643

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Grafik 16 Sektor Jasa Perusahaan

Tren yang baik ini terjadi peningkatan secara terus menerus dan tentunya

akan berdampak yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan

pembangunan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.

Mulai dari tahun 2011 ini memperlihatkan kontribusi sektor ini untuk pertumbuhan

ekonomi sebesar 241,9 juta rupiah, namun pada tahun 2012 juga terjadi

kenaikkan sehingga mencapai 259,4 juta rupiah. Kenaikkan untuk sektor Jasa

Perusahaan ini bukan hanya sampai tahun 2011, namun kenaikkan ini sampai

dengan tahun 2015 terjadi peningkatan yang baik hingga mencapai 333,0 juta

rupiah. Perkembangan suatu pembangunan daerah ini juga tidak terlepas dari

jasa perusahaan yang ada di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.

0

50

100

150

200

250

300

350

2011 2012 2013 2014 2015

241.9259.4 281.1

306.6333JASA PERUSAHAN

Jasa Perusahan

Page 48: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201644

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1.14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan ini juga tidak

terlepas dari peran untuk membantu pembangunan di Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro ini

Grafik 17 Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan

Untuk grafik di atas menunjukkan kenaikkan yang baik tiap tahunnya dan

memiliki kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini. Data di atas menunjukkan pada tahun

2011 sebesar 108.916,0 milyar rupiah, pada tahun 2012 sebesar 119.486,4

mengalami peningkatan dan mencapai 128,289.8 milyar rupiah pada tahun 2013,

pada tahun 2014 juga mengalami kenaikkan 140,111.7 milyar rupiah, dan pada

tahun 2015 mengalami peningkatan yang baik dan mencapai 159,651.3 milyar

rupiah.

108,916.0119,486.4 128,289.8

140,111.7159,651.3

2011 2012 2013 2014 2015

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Page 49: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201645

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

5.1.15 Sektor Jasa Pendidikan

Untuk sektor Jasa Pendidikan ini juga tentunya sangat berperan aktif

dalam pembangunan suatu daerah. Setiap tahunnya pendidikan semakin maju

dengan mengikuti perkembangan teknologi yang ada, sehingga sektor jasa

pendidikan ini pun masuk dalam bagian terpenting juga untuk pertumbuhan

ekonomi.

Grafik 18 Sektor Jasa Pendidikan

Dari data grafik menunjukkan sektor jasa pendidikan ini memiliki tren

kenaikkan yang baik setiap tahunnya. Dari tahun 2011 sebesar 8.348,2 milyar

rupiah meningkat pada tahun 2012 menjadi 8.844,8 milyar rupiah, serta tahun

2013 juga sebesar 9.260,5 milyar rupiah, hal ini menunjukkan pada tahun 2013

terjadi kenaikkan yang baik sehingga dapat memberikan kontribusi untuk

pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2014 sebesar 9.625,1 milyar rupiah dan

8,348.28,844.8 9,260.5 9,625.1

10,333.3

2011 2012 2013 2014 2015

Jasa Pendidikan

Jasa Pendidikan

Page 50: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201646

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

tahun 2015 sebesar 10,333.3 milyar rupiah. Kenaikkan pun pada tahun 2014

hingga tahun 2015 terjadi sehingga membuat pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini tetap baik.

5.1.16 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial ini berperan penting juga

dalam pembangunan suatu daerah untuk dapat lebih maju dan berkembang lagi.

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam keseaharian hidup

setiap masyarakat, begitu juga dengan kegiatan – kegiatan sosial yang

diselenggarakan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini.

Grafik 19 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Dari grafik Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ini menunjukkan

adanya kenaikkan tren yang baik setiap tahunnya. Data yang menunjukkan dari

53,224.556,861.2

60,345.564,409.6 70,018.4

2011 2012 2013 2014 2015

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Page 51: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201647

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 ini sangatlah berperan penting juga untuk

memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro ini. Pada tahun 2011 sebesar 53.224,5 milyar rupiah,

pada tahun 2012 sebesar 56.861,2 milyar rupiah, pada tahun 2013 sebesar

60.345,5 2 milyar rupiah, tahun 2014 sebesar 64.409,6 milyar rupiah dan pada

tahun 2014 sebesar 70,018.4 milyar rupiah. Dari tahun 2011 sampai dengan

2015 tidak pernah mengalami penurunan, tapi mengalami peningkatan walaupun

memiliki kenaikkan persentase yang berbeda. Namun, dengan adanya

kenaikkan terus menerus ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini sangatlah baik.

5.1.17 Sektor Jasa Lainnya

Dari semua sektor yang telah dijelaskan di atas, semuanya mengalami

peningkatan yang baik dan tentunya telah memberikan kontribusi yang baik pula

untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah di Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro ini. Selain dari semua sektor yang telah dibahas di atas,

Grafik 20 Sektor Jasa Lainnya

1,075.1 1,152.11,241.4 1,314.8

1,416.5

2011 2012 2013 2014 2015

Jasa lainnya

Jasa lainnya

Page 52: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201648

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

ada juga sektor jasa lainnya yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup setiap masyarakat

sehingga dapat mencapai kesejahteraan yang baik. Dari data grafik di bawah ini

memiliki tren yang bagus terlebih dalam memberikan kontribusi yang cukup baik

untuk pertumbuhan ekonomi ini.

Pada tahun 2011 sebesar 1.075,1 juta rupiah, pada tahun 2012 menjadi

1.152,1 milyar rupiah, pada tahun 2013 sebesar 1.241,4 milyar rupiah, pada

tahun 2014 sebesar 1.314,8 milyar rupiah dan pada tahun 2015 terjadi

peningkatan lagi sebesar 1.416.5 milyar rupiah. Sektor Jasa Lainnya ini telah

menunjukkan adanya kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi.

Hal ini terlihat jelas pada data grafik sektor jasa lainnya ini.

Page 53: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201649

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

6.1 Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi merupakan persentase pertumbuhan PDRB Atas

Dasar Harga Konstan (riil) yang menunjukkan kinerja perekonomian di suatu

wilayah selama kurun waktu atau periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang

positif dan meningkat pada setiap periode mengindikasikan bahwa

perekonomian di daerah atau wilayah tersebut berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengandung arti :

a. Produksi barang dan jasa meningkat

b. Lapangan kerja yang tersedia mampu untuk menampung penawaran

tenaga kerja

c. Adanya penurunan angka pengangguran

d. Adanya penurunan jumlah penduduk miskin.

Berikut ini disajikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro.

Sumber : BPS Sulut (diolah)Gambar 4.12 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro

Tahun 2011-2015 (%)

6

6.5

7

7.5

8

8.5

2011 2012 20132014

2015

7.04

8.198.02

7.56

7.01

Pertumbuhan Ekonomi

Page 54: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201650

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun 2011 adalah

sebesar 7,04 persen. Tahun 2012 meningkat menjadi 8,19 persen. Tahun 2013

menurun menjadi 8,02 persen, terus mengalami penurunan pada tahun 2014

menjadi 7,56 persen dan tahun 2015 menjadi 7,01 persen. Dapat dikatakan

bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

dalam beberapa tahun terakhir memiliki trend yang menurun. Hal ini

menggambarkan bahwa kinerja perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sitaro

perlu di tingkat kan berjalan dengan baik dan mengalami kemajuan.

Berikut ini disajikan perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Kepulauan Sitaro dengan kabupaten-kota lain yang ada di Sulawesi Utara.

Sumber : BPS Sulut (diolah)

Gambar 4.13 Pertumbuhan Ekonomi Rata-RataKabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten-Kota yang lain di Sulut

Tahun 2011-2015 (%)

Berdasarkan gambar 4.13 maka dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan

ekonomi per tahun Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih tinggi dibandingkan

dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Talaud, Kabupaten Sangihe,

Kabupaten Minahasa serta Kabupaten Bolaang Mongondow.

0.001.002.003.004.005.006.007.008.00 7,01

4.735.30

6.315.15

7.02

Page 55: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201651

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Berikut ini disajikan perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Kepulauan Sitaro dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara.

Sumber : BPS Sulut (diolah)

Gambar 4.14 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Propinsi SulutTahun 2008-2012 (%)

Hasil olahan data yang tersaji dalam Gambar 4.14 menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara. Tahun

2011 hingga 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara. Oleh karena

itu dapat dikatakan bahwa performa dan kinerja perekonomian Kabupaten

Kepulauan Sitaro periode 2011 hingga 2015 lebih baik dari pada kinerja

perekonomian Sulut.

6.2 Struktur EkonomiStruktur ekonomi di dalam suatu wilayah dapat dilihat dari besaran

kontribusi sektor–sektor ekonomi terhadap pembentukan Produk Domestik

Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB Nominal) yang ada di wilayah

tersebut. Sektor yang paling besar menyumbang pembentukan nilai

perekonomian (PDRB) merupakan wujud struktur ekonomi di wilayah tersebut.

0123456789

2011 2012 2013 2014 2015

7.048.19 8.02 7.56

7.016.17

6.86 6.38 6.31 6.12

2011 2012 2013 2014 2015Pertumbuhan Ekonomi Kab

Sitaro 7.04 8.19 8.02 7.56 7.01

Pertumbuhan Ekonomi ProvinsiSulut 6.17 6.86 6.38 6.31 6.12

Page 56: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201652

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Sumber : BPS Sulut (diolah)

Gambar 4.15 Kontribusi Sektoral dalam Pembentukan Struktur EkonomiKabupaten Kepulauan Sitaro

Ditinjau dari kontribusi sektoral lapangan usaha terhadap nilai perekonomian

Kabupaten Kepulauan Sitaro secara nominal maka dapat lihat bahwa sektor

pertanian memberikan kontribusi sebesar 33 persen dari total nilai

perekonomian. Sektor jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi sebesar 21,03

persen. Sektor perdagangan,hotel, dan restoran memberikan kontribusi sebesar

13,79 persen. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki kontribusi sebesar

12,05 dan Sektor Konstruksi atau Bangunan memiliki kontribusi sebesar 12,09

persen. Sektor yang paling kecil kontribusinya adalah Sektor Listrik,Gas, dan Air

Bersih yang hanya menyumbang sebesar 0,58 persen. Sektor Industri

Pengolahan memberi kontribusi sebesar 1,02 persen.

Selain di analisis per sektor ekonomi maka struktur ekonomi sering juga

ditinjau dari aspek kelompok sektor yang terdiri atas tiga kelompok sektor yakni

sektor primer,sektor sekunder, dan sektor tersier.

Sektor Primer terdiri atas sektor pertanian dan sektor pertambangan dan

penggalian.

33%

2%

1%1%

12%14%

12%

4%

21%

1. PERTANIAN (33 %)

2. PERTAMBANGAN &PENGGALIAN (2,51 %)

3. INDUSTRI PENGOLAHAN(1,02 %)

4. LISTRIK, GAS & AIRBERSIH ( 0,58 %)

5. KONSTRUKSI (12,09 %)

6. PERDAG., HOTEL &RESTORAN (13,79 %)

7. PENGANGKUTAN &KOMUNIKASI (12,05 %)

8. KEU. REAL ESTAT, & JASAPERUSAHAAN (4,32)

9. JASA-JASA (21,03)

Page 57: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201653

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Sektor Sekunder terdiri atas sektor industri pengolahan, sektor listrik,

gas, dan air bersih dan sektor konstruksi atau bangunan

Sektor Tersier terdiri atas sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor

angkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa perusahaan, dan

sektor jasa-jasa.

Berdasarkan pengelompokan ini maka struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro adalah sebagai berikut :

Sumber : BPS Sulut (diolah)

Gambar 4.16 Stuktur Ekonomi Kabupaten Kepulauan SitaroBerdasarkan Kelompok Sektor

Struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro berdasarkan kelompok

sektor adalah berstruktur ekonomi tersier sebab kontribusi dari kelompok sektor

tersier adalah paling besar terhadap nilai perekonomian Kabupaten Kepulauan

Sitaro tahun 2011 hingga 2015. Sumbangan sektor ini adalah sebesar 52 persen

terhadap nilai perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa perkembangan sektor ekonomi yang termasuk dalam kelompok

sektor tersier sangat pesat sebab kemajuan perekonomian Kabupaten

Kepulauan Sitaro sebagian besar disumbangkan oleh kelompok ekonomi sektor

tersier. Kelompok sektor primer menyumbangkan 34 persen terhadap nilai

perekonomian. Dan kelompok sektor sekunder memberi sumbangan sebesar 14

persen bagi perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Sektor Primer34%

SektorSekunder

14%

Sektor Tersier52%

Sektor Primer

Sektor Sekunder

Sektor Tersier

Page 58: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201654

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

6.3 Pendapatan Per KapitaPendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro dapat

dianalisis melalui pendekatan PDRB dan Jumlah penduduk. Hasil kajiannya

adalah sebagai berikut :

Sumber : BPS Kab.Sitaro

Gambar 4.17 Trend Pendapatan Per Kapita Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro

Berdasarkan hasil yang didapat dalam Gambar 4.17 maka pendapatan

per kapita masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro dari tahun 2011 hingga

2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2011 pendapatan per

kapita rata-rata masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah sebesar Rp.

14,095.02. Tahun 2012 meningkat menjadi Rp.15,235.22 Tahun 2013 juga

meningkat menjadi Rp.16,413.37. Tahun 2014 meningkat menjadi

Rp.17,508.86 dan Tahun 2015 telah berada pada kisaran Rp. 18,651.27

Pendapatan per kapita yang terus meningkat setiap tahunnya menggambarkan

adanya kemajuan dalam kegiatan perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Kemajuan dalam berbagai bidang memberikan dampak positif terhadap

meningkatnya berbagai kegiatan ekonomi masyarakat sehingga pada akhirnya

mampu meningkatkan pendapatan.

2011 2012 2013 2014 2015Pendapatan Per Kapita 14,095.02 15,235.22 16,413.37 17,508.86 18,651.27

14,095.0215,235.22 16,413.37 17,508.86 18,651.27

Rupi

ah

Page 59: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201655

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

6.4 Kemiskinan6.4.1 Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin

Kemiskinan adalah tingkat kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang

tidak mampu memnuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengmbangkan

kehidupan yang bermartabat (Bappenas, 2001). Hak-hak dasar antara lain:

terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air

bersih, pertanhan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan

atau ancaman tindak kekerasan, hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik.

Masalah kemiskinan dianggap sebagai salah satu hal yang menghambat proses

pembanguna. Angka kemiskinan di tingkat masyarakat, masih cukup tinggi. Kemiskinan

merupakan persoalan yang kompleks karena banyak faktor yang mempengaruhi

terciptanya kemiskinansebagai masalah yang bersifat multidimensi, kemiskinan

berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga upaya untuk

memcahkan masalah kemiskinan tidaklah mudah. Banyak faktor yang di tengarai

berpengaruh besar terhadap kondisi kemiskinan.

Meskipun demikian, karena pendataan kemiskinan dilakukan setiap tahun, maka

secara konsisten (apple to apple) dapat digunakan untuk mengevaluasi

penambahan/pengurangan jumlah penduduk miskin untuk perencanaan makro

mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan

dasar (basic need approach) yaitu kebutuhan dasar makanan setara 2100 kalori per hari

dan kebutuhan dasar non makanan.

Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi

ekonomi yang memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur

dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini , dapat dihitung head count index (HCI)

yaitu presentase penduduk yang berada di garis kemiskinan.

Untuk dapat menghasilkan data mikro, metode penghitungan penduduk miskin

pada PSE05 menggunakan 14 variabel kemiskinan yang secara umum mengarah pada

kondisi fisik rumah tangga miskin seperti: luas lantai per kapita, jenis lantai, jenis dinding,

fasilitas tempat buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, bahan bakar,

membeli daging/ayam/susu, frekuensi makan, membeli pakaian baru, kemampuan

berobat, lapangan usaha utama, pendidikan kepala rumah tangga, aset yang dimiliki

rumah tangga.

Page 60: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201656

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Untuk memperbaharui data rumah tangga miskin hasil PSE05 pada tahun 2008,

BPS melakukan pendataan program perlindungan sosial (PPLS08). Kegiatan PPLS08

mencakup pemuktahiran/updating data rumah tangga sasaran (RTS-BLT) yang

termasuk dalam program perlindungan sosial dan menambahkan keterangan pokok

individu dari setiap anggota RTS.

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Sitaro, 2014.

Gambar 7.1 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang BiaroTahun 2011-2014

Selama periode tahun 2011-2014, presentase penduduk miskin di Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya.

Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin mencapai 10.38% , yang kemudian pada

tahun 2012 persentase penduduk miskin juga turun menjadi 9.48%. Pada tahun 2013

presentase penduduk miskin meningkat menjadi 11,36% kemudian pada tahun 2014

presentase penduduk miskin menjadi 11,03%.

6.4.2 Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada Gambar 7.2

dibawah ini, menunjukkan adanya trend menurun dari tahun 2011 sebsar 1,41 menjadi

1,2 pada tahun 2012. Kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 1,35 sampai pada

tahun 2014 sebsar 1,5.

10.38 9.4811.36 11.03

6.7 6.17.4 7.21

0

2

4

6

8

10

12

2011 2012 2013 2014

Presentase & Jumlah Penduduk Miskin

Presentase (%) Penduduk Miskin (ribu orang)

Page 61: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201657

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Sitaro

Gambar 7.2 Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten KepulauanSiau Tagulandang Biaro Tahun 2008-2013

Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada Gambar 7.2

menunjukkan adanya trend yang hampir sama dengan indeks kedalaman kemiskinan.

Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, indeks kedalaman kemiskinan mengalami

trend penurunan pada tahun 2011 sebsar 0,27 menjadi 0,22 pada tahun 2012. Namun

demikian, di tahun 2013 indeks mengalami kenaikan menjadi 0,24 dan pada tahun 2014

menjadi 0,26.

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Sitaro, 2014.

Gambar 7.3 Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Kepulauan Siau TagulandangBiaro Tahun 2012-2013

Pra Sejahtera KS Tahap I KS Tahap II KS Tahap III KS Tahap III+

13612218

8306 7665

5181408

2420

7894 7282

539

Pentahapan Kelompok Keluarga Sejahtera

2012 2013

1.411.2

1.35

1.5

0.27 0.22 0.240.26

2011 2012 2013 2014

Indeks Kedalaman (P1) & Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

P1 P2

Page 62: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201658

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Selain data kemiskinan dari Badan Pusat Statistik, informasi kemiskinan juga

bisa diperoleh dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Berbeda

dengan BPS, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) lebih melihat

dari sisi kesejahteraan dibandingkan darisisi kemiskinan. Unit survey pada BPS

digunakan rumah tinggal sedangkan BKKBN menggunakan keluarga. Hal ini tentunya

sejalan dengan visi program Keluarga Berencana (KB) yaitu “ Keluarga yang

Berkualitas”.

Untuk menghitung tingkat kesejahteraan, BKKBN melakukan program yang

disebut sebagai Pendekatan Keluarga. Pendataan Keluarga dilakukan dengan tujuan

untuk memperoleh data dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program

pembangunan dan pengentasan kemiskinan. terdapat empat kelompok data yang

dihasilkan oleh Pendataan Keluarga, yaitu: Data Demografi, misalnya jumlah jiwa dalam

keluarga menurut jenis kelamin, dll;.

Data Keluarga Berencana, misalnya Pasangan Usia Subur (PUS), peserta KB,

Data Tahapan Keluarga Sejahtera, yaitu jumlah keluarga yang masuk dalam katagori

keluarga pra-sejahtera, sejahtera I, II dan III. Data kemiskian dilakukan melalui

pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu Keluarga Pra

Sejahtera (sangat miskin), Keluarga Sejahtera I (miskin), Keluarga Sejahtera II, Keluarga

Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III plus.

Data dalam gambar 7.3 diatas menunjukkan bahwa untuk keluarga Pra Sejahtera

sebagai keluarga miskin di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada tahun 2012 ada sebanyak

1.361 keluarga dan pada tahun 2013, keluarga Pra Sejahtera mengalami peningkatan

menjadi 1.408 keluarga. Untuk tahap keluarga lainnya mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya, namun untuk tahapan Keluarga Sejahtera Tahap II dan Keluarga

Tahap II mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

6.5 PengangguranTingkat pengangguran jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi

seharusnya memiliki korelasi yang negatif. Artinya jika pertumbuhan ekonomi

mengalami perkembangan yang positif atau semakin meningkat setiap tahunnya

maka jumlah penduduk yang menganggur seharusnya menurun. Berikut ini

adalah grafik trend pengangguran di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro :

Page 63: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201659

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Sumber : BPS Sulut-Sitaro Dalam Angka, 2016 (diolah)

Gambar 4.19 Trend Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Sitaro

Berdasarkan trend yang ada dalam Gambar 4.19 maka dapat dilihat

bahwa selama tiga tahun yakni 2013 hingga 2015 jumlah pengangguran terbuka

di Kabupaten Kepulauan Sitaro terus mengalami kenaikkan. Tahun 2013 jumlah

pengangguran adalah sebanyak 489 jiwa dari total angkatan kerja 28,645 jiwa

atau tingkat pengangguran adalah 1,71 %. Tahun 2014 jumlah pengangguran

meningkat sebanyak 1,129 jiwa dari total angkatan kerja 26.805 jiwa atau tingkat

pengangguran adalah 4,21 %. Tahun 2015 jumlah pengangguran meningkat

sebanyak 1,774 jiwa dari total angkatan kerja 28,572 jiwa atau tingkat

pengangguran adalah 6,21 %.

6.6 InflasiKinerja perekonomian wilayah dapat dilihat melalui indikator inflasi.

Kenaikan harga dalam kurun waktu tertentu dengan kecenderungan yang terus

menaik sudah barang tentu akan memberikan dampak yang kurang baik bagi

pereonomian wilayah. Kinerja perekonomian wilayah diharapkan dapat

memberikan dampak yang positif salah satunya adalah mampu mengendalikan

kestabilan harga-harga barang terutama harga barang kebutuhan pokok. Inflasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor.

2013 2014 2015P1 489 1,129 1,774

0200400600800

1,0001,2001,4001,6001,8002,000

Page 64: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201660

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Daerah kepulauan seperti wilayah kabupaten Siau Tagulandang Biaro

cenderung memiliki tingkat kehidupan perekonomian dengan biaya hidup yang

tinggi (high cost economy). Inflasi dihitung dari tingkat perbandingan antara

PDRB (ADHB) dan PDRB (ADHK) atau deflator PDRB. Hasil kajian terhadap

inflasi adalah sebagai berikut :

Sumber : diolah

Gambar 4.20 Trend Inflasi di Kabupaten Kepulauan Sitaro

Berdasarkan grafik trend inflasi pada Gambar 4.20 terlihat bahwa pada

tahun 2011 inflasi sebesar 5,16 persen turun pada tahun 2013 sebesar 3,30

persen. Penurunan inflasi ini menunjukkan bahwa kinerja perekonomian wilayah

di Kabupaten Kepulauan Sitaro semakin baik. Pada selang waktu tiga tahun

2013-2015 inflasi di Kabupaten Kepulauan Sitaro terus meningkat. Pada tahun

2013 inflasi sebesar 5,39 persen kemudian meningkat pada tahun 2014 sebesar

5,50 persen dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 6.42 persen. Kenaikan

inflasi ini menunjukan bahwa daya beli masyarakat di kabupaten kepulauan

Sitaro meningkat.

2011 2012 2013 2014 2015Inflasi 5.16 3.30 5.39 5.50 6.42

5.16

3.30

5.39 5.50

6.42

Pres

enta

se

Page 65: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201661

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

6.7 Keuangan DaerahRealisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro sepanjang tahun pengamatan 2011-2015 yag tersaji dalam

Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Ringkasan realisasi PAD Kab. Kepl. Siau TagulandangBiaro dalam 5 tahun terakhir

No Anggaran 2011 2012 2013 2014 2015

A Pendapatan1 Pendapatan

Asli Daerah(PAD)

13.703.246.309 13.363.021.576 13.630.838.956 10.459.241.278 20.818.151.553

2 DanaPerimbangan

(Transfer)

318.511.765.297 350.753.863.117 385.481.090.462 324.822.580.691 449.360.837.633

3 Lain-lainPendapatan

yang Sah

103.033.704.102 20.736.832.201 26.812.463.394 38.190.623.136 75.177.287.413

JumlahPendapatan

435.248.715.708 384.853.716.894 425.924.392.812 373.472.455.108 545.356.276.599

Sumber : Bappeda Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro, 2016

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro jumlah pendapatan pada tahun 2011 sebesar

435.248.715.708 milyar rupiah pada tahun 2012 menurun menjadi

384.853.716.894 milyar rupiah, meningkat pada tahun 2013 sebesar

425.924.392.812 milyar rupiah dan mengalami penurunan untuk realisasi PAD

pada tahun 2015 sebesar 373.472.455.108 milyar rupiah dan meningkat pada

tahun 2015 menjadi 545.356.276.599 milyar rupiah.

Page 66: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201662

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

7.1 Analisis Shift-Share Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

Analisis Shift Share dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan

kinerja atau produktivitas kerja perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro dan membandingkannya dengan kinerja perekonomian

Provinsi Sulawesi Utara. Sehingga dengan analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu

Provinsi Sulawesi Utara sebagai referensi atau acuan.

Analisis Shift Share mempunyai tiga komponen untuk mengetahui

perubahan atau pergeseran struktur di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro, yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi referensi Provinsi atau nasional (national

growth effect) yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan

ekonomi nasional (Sulawesi Utara) terhadap perekonomian daerah

(Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro).

2. Pergeseran proporsional (proportional shift), menunjukkan perubahan

relatif kinerja atau sektor di daerah dalam penelitian ini yaitu

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tertentu terhadap

sektor yang sama di referensi Provinsi atau nasional, dalam penelitian

Page 67: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201663

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

ini yaitu Provinsi Sulawesi Utara. Pergeseran proporsional ini disebut

juga pengaruh bauran industri (industry mix). Pengukuran ini

memungkinkan kita untuk dapat mengetahui apakah perekonomian

yang terkonsentrasi pada industri tumbuh lebih cepat ketimbang

perekonomian yang di jadikan referensi.

3. Pergeseran diferensial (differential shift), yang menunjukkan tingkat

kekompetitifan suatu sektor tertentu di suatu daerah (Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) di banding tingkat Provinsi

(Sulawesi Utara). Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh

keunggulan konpetitif. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari

satu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya

saingnya dibanding industri yang sama pada perekonomian yang

dijadikan ajuan.

Table 7.1 Kinerja Perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang BiaroTahun 2014-2015

Sektor Ekonomi NationalShare

ProportionalShift

DifferentialShift

TotalKinerja

Pertanian 2.651.677.13 (1.263.666.42) 631.396.44 2.019.407.15Pertambangan 229.295.36 50398.59 (58.742.83) 220.951.13Industri Pengolahan 65.834.69 (33.880.66) 266.06.98 58.561.02Pengadaan Listrik dan Gas 5.074.72 2.381.14 (354.52) 7.101.34Pengadaan Air 6.376.21 (3.460.71) 3.600.98 6.516.48Konstruksi 738.960.46 172.220.76 (56.490.11) 854.691.11Perdagangan 1.079.577.59 238.448.05 305.818.50 1.623.844.14Transportasi 646.583.49 271.600.42 (323.35) 917.860.56Penyediaan Akomodasi 52.181.96 29.231.88 (9.516.94) 71.896.90Informasi dan Komunikasi 46.032.30 21.498.46 (7.824.70) 59.706.05Jasa Keuangan danAsuransi 92.709.84 (45.653.66) (5.908.95) 41.147.23

Real Estate 313.981.34 96.373.10 79.162.56 489.517.00Jasa Perusahaan 1.986.71 552.58 289.26 2.828.56Administrasi Pemerintahan 931.059.56 412.570.78 392.050.17 1.735.680.51Jasa Pendidikan 61.990.36 (6.590.07) 955.31 56.355.60Jasa Kesehatan 4.17.531.53 585.38.84 42.909.04 518.979.41Jasa lainnya 8.483.14 (208.94) 1.043.91 9.318.12Total 7349336.40 0.00 1.344.671.76 8.694.008.16

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan Metode Shift Share

Page 68: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201664

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Nilai total kinerja perekonomian kabupaten kepulauan Siau Tagulandang

Biaro sebesar 8.694.008.16 menunjukan bahwa selama kurun waktu tahun 2014-

2015 perekonomian kabupaten kepulauan Siau Tagulandang (PDRB)

mengalami penambahan nilai absolute atau mengalami kenaikan kinerja

perekonomian daerah sebesar 8.694.008.160.000 peningkatan ini

disumbangkan oleh semua sektor ekonomi. Ada tiga sektor ekonomi yang

menjadi penyumbang terbesar yakni: sektor pertanian, sektor perdagangan dan

sektor administrasi pemerintahan.

7.2 Sektor Basis dan Non Basis di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro

Untuk menganalisis potensi sektor-sektor ekonomi yang ada dalam

perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro maka dilakukan

analisis dengan menggunakan metode Location Quetient.

Table 7.2 Sektor Basis dan Non Basis di Kabupaten KepulauanSiau Tagulandang Biaro Tahun 2014-2015

SektorLQ Rata-Rata

Potensi Sektoral2014-2015

Pertanian 1.71 BasisPertambangan 0.63 Non BasisIndustri Pengolahan 0.08 Non BasisPengadaan Listrik dan Gas 0.66 Non BasisPengadaan Air 0.62 Non BasisKonstruksi 0.78 Non BasisPerdagangan 1.14 BasisTransportasi 1.04 Non BasisPenyediaan Akomodasi 0.33 Non BasisInformasi dan Komunikasi 0.14 Non BasisJasa Keuangan danAsuransi

0.35 Non Basis

Real Estate 1.16 BasisJasa Perusahaan 0.33 Non BasisAdministrasi Pemerintahan 1.79 BasisJasa Pendidikan 0.34 Non BasisJasa Kesehatan 1.50 BasisJasa lainnya 0.07 Non BasisSumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian

Page 69: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201665

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Location Quotient (LQ) juga merupakan suatu perbandingan antara

peranan besarnya setiap sektor di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat Provinsi Sulawesi

Utara. Bila LQ > 1 berarti bahwa tingkat spesialisasi/basis sektor i didaerah

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro lebih besar dibandingkan sektor

yang sama di Provinsi Sulawesi Utara. Maka dapat disimpulkan bahwa, sektor

tersebut merupakan sektor unggulan dan potensial untuk dikembangkan sebagai

penggerak perekonomi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

Apabila LQ < 1 berarti bahwa tingkat spesialisasi/basis sektor i di daerah

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro lebih kecil dibandingkan sektor

yang sama di Provinsi Sulawesi Utara. Maka dapat disimpulkan bahwa, sektor

tersebut bukan merupakan sektor unggulan dan kurang potensial untuk

dikembangkan sebagai penggerak perekonomian di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro. Bila LQ = 1, berarti bahwa tingkat spesialisasi/basis sektor i

di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah sama dengan

sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Utara.

Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi potensi

internal yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yaitu sektor-

sektor mana yang merupakan sektor basis ekonomi dan sektor non basis. Sektor

basis ekonomi adalah semua sektor yang mengekspor barang-barang dan jasa

ke luar batas daerah atau yang mendatangkan uang dari luar wilayah.Sedangkan

pada sektor non basis adalah sektor-sektor yang hanya menjadikan barang-

barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.Sektor-sektor tersebut tidak mengekspor

Page 70: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201666

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

barang-barang. Ruang lingkup mereka dan daerah pasar terutama adalah

bersifat local (memenuhi kebutuhan konsumsi lokal).

Berdasarkan penghitungan analisis LQ dari Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 di Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro tahun 2011-2014, diperoleh hasil analisis Location

Quetient perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

menunjukan sektor basis atau sektor unggulan yakni Pertanian, Perdagangan,

Real Estate, Administrasi Pemerintahan dan Jasa Kesehatan. Secara sektoral

dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor ini yang memiliki kekuatan dan prospek

yang baik dimasa datang, sedangkan sektor-sektor lain masih perlu pembenahan

dan pengembangan di masa yang akan datang.

7.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) adalah membandingkan pertumbuhan

suatu kegiatan baik skala yang lebih luas maupun dalam skala yang lebih kecil.

Terdapat dua rasio pertumbuhan dalam analisis tersebut, yaitu: rasio

pertumbuhan wilayah studi (RPs) dan rasio wilaya referensi (RPr). Di bawah ini

akan ditampilkan hasil perhitungan dan analisis MRP Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi terutama struktur

ekonomi wilayah ini.

Page 71: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201667

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Tabel 7.4 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP)Sektor RPr RPs

R N R NPertanian 0.21 - 0.36 -Pertambangan 0.05 - 0.03 -Industri Pengolahan 0.11 - 0.01 -Pengadaan Listrik dan Gas 0.00 - 0.00 -Pengadaan Air 0.00 - 0.00 -Konstruksi 0.13 - 0.10 -Perdagangan 0.13 - 0.15 -Transportasi 0.08 - 0.09 -Penyediaan Akomodasi 0.02 - 0.01 -Informasi dan Komunikasi 0.05 - 0.01 -Jasa Keuangan dan Asuransi 0.04 - 0.01 -Real Estate 0.04 - 0.04 -Jasa Perusahaan 0.00 - 0.00 -Administrasi Pemerintahan 0.07 - 0.13 -Jasa Pendidikan 0.02 - 0.01 -Jasa Kesehatan 0.04 - 0.06 -Jasa lainnya 0.02 - 0.00 -

Sumber data: Hasil analisis

Dari tabel diatas terlihat bahwa seluruh sektor yang ada Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro termasuk alam klasifikasi 4, yaitu RPr (-) RPs

(-). Berarti seluruh sektor tersebut baik pada tingkat wilayah referensi Provinsi

Sulawesi Utara maupun wilayah studi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro mempunyai pertumbuhan yang rendah. Dari hasil analisis MRP dalam

konteks Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro menunjukan Bahwa

tidak ada sektor dari ke tujuh belas kegiatan sektor tersebut yang merupakan

dominan pertumbuhan.

Sedangkan analis overlay dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan

ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi.

Dibawah ini merupakan tabel hasil perhitungan RPs dan LQ yang merupakan

dua variable yang menetukan analisis overlay.

Page 72: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201668

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Tabel 7.5 Perhitungan OverlaySektor RPs LQ

R N R NPertanian 0.36 - 1.71 +Pertambangan 0.03 - 0.63 -Industri Pengolahan 0.01 - 0.08 -Pengadaan Listrik dan Gas 0.00 - 0.66 -Pengadaan Air 0.00 - 0.62 -Konstruksi 0.10 - 0.78 -Perdagangan 0.15 - 1.14 +Transportasi 0.09 - 1.04 +Penyediaan Akomodasi 0.01 - 0.33 -Informasi dan Komunikasi 0.01 - 0.14 -Jasa Keuangan dan Asuransi 0.01 - 0.35 -Real Estate 0.04 - 1.16 +Jasa Perusahaan 0.00 - 0.33 -Administrasi Pemerintahan 0.13 - 1.79 +Jasa Pendidikan 0.01 - 0.34 -Jasa Kesehatan 0.06 - 1.50 +Jasa lainnya 0.00 - 0.07 -

Dari tabel 7.5 diatas, dapat dilihat klasifikasi setiap sektor yaitu:

1. Tidak ada sektor yang termasuk pada klasifikasi pertumbuhan +,

kontribusi +, ini berarti di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

tidak ada sektor unggulan baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.

2. Tidak ada sektor yang termasuk dalam klasifikasi pertumbuhan +,

kontribusi -,dimana menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada

tingkat provinsi Sulawesi Utara mempunyai pertumbuhan yang menonjol

namun pada wilayah studi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro belum menonjol.

3. Yang termasuk dalam klasifikasi ini, yaitu pertumbuhan -, kontribusi +,

adalah sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor real estate, sektor

administrasi pemerintahan dan jasa kesehatan Ini menunjukkan bahwa

Page 73: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201669

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

sektor tersebut pertumbuhannya kurang tetapi kontribusinya dominan.

Sektor ini merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan di

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

4. Yang termasuk dalam klasifikasi ini, yaitu pertumbuhan -, kontribusi -,

adalah sektro pertambangan, sektor industry, pengadaan listrik dan gas,

pengadaan air, konstruksi, penyedian akomodasi, informasi dan

komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahan, jasa pendidikan

dan jasa lainnya yang menunjukkan bahwa sektor ini tidak potensial dari

kedua kriteria.

7.4 Analisis Rasio Penduduk Pengerjaan (RPP)

Tabel 7. 6 Hasil Analisis Rasio Penduduk Pengerjaan (RPP) di Wilayah Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2014-2015

No Lapangan Usaha RPP Rata-rata2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 0.16% 0.23% 0.19%2 Pertambangan, dan Penggalian 0.00% 0.00% 0.00%3 Industri 0.00% 0.01% 0.01%4 Listrik,gas dan Air 0.00% 0.00% 0.00%5 Konstruksi 0.06% 0.04% 0.05%6 Perdagangan, Rumah Makan, dan Akomodasi 0.05% 0.06% 0.06%7 Transportasi, pergudangan dan Komunikasi 0.02% 0.03% 0.03%

8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan Jasaperusahan 0.00% 0.01% 0.01%

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 0.00% 0.05% 0.03%Sumber data: Diolah

Berdasarkan hasil analisis tabel 7.6 diatas menunjuka bahwa dari jumlah

penduduk yang bekerja pada sektro pertanian dihasilkan nilai RPP rata-rata

selamat tahun 2014-2015 sebesar 0.19%, sektor listrik dan gas sebesar 0.01%,

sektro konstruksi 0.05%, sektor perdagangan 0.06% sektro transportasi 0.03%,

sektor lembanga keuangan sebesar 0.01% dan sektor jasa sebesar 0.03%.

Page 74: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 201670

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

Nilai yang semakin kecil menunjuak bahwa semakin sedikit penduduk

yang bekerja pada sektor tersebut. Dan di kabupaten kepulauan Siau

Tagulandang Biaro sektor pertanian memiliki nilai rasio tertinggi dalam RPP rata-

rata selama 2014-2015 sebesar 0.19%, hal ini disebabkan karena masih belum

dioptimalkannya area pertanian, perkebunan dan perikanan di kabupaten

kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan juga mayoritas penduduknya bekerja

sebagai petani dan nelayan.

Page 75: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 71

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

8.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

Secara umum pertumbuhan sektoral perekonomian wilayah Kabupaten

Kepulauan Sitaro memiliki trend pertumbuhan yang positif setiap tahunnya.

Meskipun ada sektor-sektor yang mengalami pelemahan terutama pada

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dimana Sektor Kehutanan dan

Perikanan yang mengalami pertumbuhan negatif.

Pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro pada tahun

2015 masih dikatakan cukup baik walaupun menurun dibandingkan pada

tahun 2014. Hal ini senada dengan pertumbuhan Propinsi Sulawesi Utara

tahun 2015 yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Trend pelemahan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sitaro

merupakan imbas dari perekonomian global yang masih mengalami krisis

ekonomi baik di Amerika dan Eropa serta kecenderungan perekonomian

Tiongkok yang mulai melemah.

Struktur ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro telah terjadi

pergeseran dari struktur ekonomi primer ke struktur ekonomi tersier. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi kemajuan dalam perilaku perekonomian

masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Di satu sisi Pertumbuhan ekonomi juga telah mampu meningkatkan

pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro sehingga

semakin meningkat setiap tahunnya.

Secara agregat perekonomian wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro memiliki

daya saing yang lemah terhadap perekonomian Sulawesi Utara. Namun

demikian sektor ekonomi yang potensial dan memiliki pertumbuhan dan

Page 76: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 72

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

kontribusi yang besar terhadap pereknomian masih memiliki daya saing yang

kuat.

Hasil Kajian secara agregat memberikan kesimpulan bahwa kinerja

perekonomian Kabupaten Kepulauan Sitaro dalam lima tahun terakhir sudah

berjalan dengan baik yang didukung oleh potensi perekonomian baik secara

komparatif maupun kompetitif, walaupun ada beberapa sektor yang

mengalami pelemahan, disebabkan adanya pengaruh Krisis Global.

8.2 Saran dan Rekomendasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro perlu melakukan pendekatan

pembangunan dengan konsep pembangunan tidak berimbang dengan

memprioritaskan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi dan daya saing

yang tinggi. Diharapkan konsep pembangunan seperti ini akan mampu

menciptakan multiplier ekonomi jangka panjang

Pembangunan infrastruktur angkutan udara yang sementara proses

pembangunan yakni Bandar udara Tanganga akan mampu membuka akses

transportasi yang semakin cepat. Namun sehubungan dengan waktu

pembangunan bandara yang masih agak lama, perlu dikaji mengenai

pembangunan helipad guna penggunaan Helipkopter Udara dalam

menunjang percepatan perekonomian dengan daerah lain sehingga

diharapkan akan mampu merangsang wisatawan maupun investor untuk

hadir ke wilayah Sitaro untuk melakukan kunjungan maupun investasi.

Pemerintah juga harus mampu mengembangkan potensi kelautan dan

perikanan yang bercirikan prinsip “Blue Economy”. Pembangunan

infrastruktur kelautan dan perikanan sudah saatnya harus dilakukan. Selain

itu konsep pengembangan “Blue Economy” tidak semata-mata hanya

memperbesar kuantitas penangkapan ikan, namun jauh lebih penting adalah

bagaimana pemerintah menciptakan value added perekonomian melalui

penciptaan produk-produk turunan dari potensi kelautan tersebut.

Peran “green economy” tak bisa diabaikan. Sub sektor perkebunan melalui

komoditi unggulan pala harus diperhatikan untuk ditingkatkan peranannya.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro harus mampu mendatangkan

Page 77: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 73

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

investor sebagai komptitor bagi pengusah yang sudah ada selama ini yang

cenderung melakukan praktek monopoli perdagangan pala. Selain itu perlu

juga dilakukan terobosan untuk invetasi produk turunan pala yang selama ini

belum dikelola dengan baik.

Potensi pariwisata perlu juga dikembangkan dengan membuka akses

informasi ke mancanegara tentang keungulan wisata yang ada di wilayah

kepulauan Siau Tagulandang Biaro melalui koneksi internet di dunia maya.

Untuk menunjang hal ini pemerintah perlu membangun infrastruktur yang

memadai dan menunjang akses ke lokasi wisata. Selain itu pembangunan

sarana penunjang seperti penginapan dan hotel serta ketersediaan pasokan

listrik dan akses teknologi informasi yang baik pada tempat wisata yang telah

ada dan dikunjungi oleh turis.

Semua perencanaan pembangunan akan terselengggara dengan baik jika

didukung oleh seluruh elemen kemasyarakatan yang ada. Oleh karena itu

perlu adanya program-program pemberdayaan masyarakat dengan melihat

kearifan lokal dan budaya sehingga dapat dikembangkan agar tercipta

keseimbangan dan keharmonisan sehingga derap pembangunan tidak

mematikan kearifan lokal justru semakin memberikan peluang untuk

berkembang.

Di dalam penyusunan buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Siau

Tagulandang Biaro diharapkan hasilnya dapat memberikan nilai tambah

pengetahuan mengenai aspek-aspek ekonomi . Keberhasilan pelaksanaan

kebijakan publik akan berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat di suatu

wilayah atau daerah.

Kiranya dengan adanya buku Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tahun 2016 ini , dapat menjadi referensi yang

berguna bagi kemajuan pembangunan di daerah Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro.

Page 78: BAPPEDAbappeda.sitarokab.go.id/wp-content/uploads/2016/12/1.pdf · makro antara lain Produk Domestik Regional Bruto (P DRB), Struktur Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat perubahan

BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016 74

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2016

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,P,2002, Daya Saing Derah Konsep dan Pengukurannya di Indonesia,BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Adisasmita,R, 2005, Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Adisasmita,R, 2008, Pengembangan Wilayah, Konsep dan Teori, Penerbit GrahaIlmu, Yogyakarta

Amien,M, 1996, Penataan Ruang Untuk Pembangunan Wilayah, Lembaga PenelitianUniversitas Hassanudin, Ujung Pandang

Arsyad,L, 2004, Ekonomi Pembangunan Edisi ke-4, Penerbit STIE Yayasan KeluargaPahlawan, Yogyakarta

Arsyad,L, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Azis, I.J, 1994, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sitaro, 2016, Siau Tagulandang BiaroDalam Angka.

Badan Pusat Staitik Sulawesi Utara, Sitaro dalam Angka 2011-2016

Deliarnov, 1995, Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit Universitas Indonesia Press,Jakarta

Jhingan, M L (1996), Ekonomi Pembangunan Dan Prencanaan, Penerbit PTRajaGrafindo Persada, Jakarta

Kuncoro,M, 2006, Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan, PenerbitSTIM YKPN, Yogyakarta

Sukirno,S, 1985, Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Suparmoko, I, 2002, Ekonomika Pembangunan, Lembaga Penerbit FE UGMYogyakarta.

Sukirno,S, 2006, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Penerbit RajawaliPers, Jakarta

Tarigan,R, 2005, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi , Penerbit BumiAksara Jakarta