makalah blok 26 anggia lestari

40
Penanggulangan Penyakit Menular dan Gizi Buruk pada Masyarakat Kezia Ariesta Beno 102010167 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No 6, Jakarta Telp. (021) 5605140 E-mail : [email protected] Pendahuluan Ilmu kesehatan masyarakat menurut profesor Winslow dari universitas Yale ( Leavel and Clark) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisisk dan mental, dan efisien melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrok infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, perorganisasi pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setip orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud kesehatan yang optimal 1

Upload: kezia-ariesta-beno

Post on 02-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah PBL blok 26

TRANSCRIPT

Penanggulangan Penyakit Menular dan Gizi Buruk pada Masyarakat Kezia Ariesta Beno102010167Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No 6, JakartaTelp. (021) 5605140 E-mail : [email protected] Ilmu kesehatan masyarakat menurut profesor Winslow dari universitas Yale ( Leavel and Clark) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisisk dan mental, dan efisien melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrok infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, perorganisasi pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setip orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai dari perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter puskesmas yang selain dapat menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga dapat menjadi seorang manager ataupun pendamping ahli dari kepala desa/camat.1

Pengertian PuskesmasSuatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.2Fungsi puskesmas:21. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanyaProses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:2a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.c) Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.e) Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas a. Pelayanan kesehatan menyeluruh Pelyanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: Kuratif ( pengobatan) Preventif ( upaya kesehatan) Promoif ( peningkatan kesehatan) Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan) Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur. b. Pelayanan kesehatan integratif Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor keada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama dibawah kordinasi dan satu pemimpin. Manajemen dan Administrasi Puskesmas2,3Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. 1. Masukan (input)Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen (method).3

2. ProsesProses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan, serta pengawasan. PerencanaanPerencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina oleh DKK, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.2

PengorganisasianDinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.2Struktur organisasi puskesmas :2 Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

PelaksanaanPelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer.2 Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.2,3Tujuan fungsi pelaksanaan:2 Menciptakan kerjasama yang lebih efisien. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

PengawasanPengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.2Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:2 Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk mengatasinya. 3. KeluaranKeluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.2 4. SasaranSasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.25. DampakHasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk dinilai.26. Umpan balik Umpan balik merupakan hasil dari keluaran yang menjadi masukan dari suatu sistem.27. LingkunganLingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain).2

1. Upaya kesehatan puskesmasUntuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:4a) Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: 51. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.5b) Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:5 Upaya Kesehatan Sekolah. Upaya Kesehatan Olah Raga. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat . Upaya Kesehatan Kerja. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Upaya Kesehatan Jiwa. Upaya Kesehatan Mata. Upaya Kesehatan Usia Lanjut . Upaya Pembinaan Pengobatan TradisionalPemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.5Pemberdayaan masyarakat Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.4 Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.4 Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi, penanggulangan diare. dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan.4Tujuan penyelenggaraan Posyandu Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk: 41. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran. 2. Mempercepat penerimaan NKKBS.3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Penyelenggaraan Posyandu Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus dibangun masyarakat. Karena Posyandu ini diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, maka diharapkan masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan, memanfaatkan, mengembangkan dan membina Posyandu tersebut sebaik-baiknya.4Kegiatan Posyandu diselenggarakan/ dibuka sebulan sekali dengan memakai Sistem Lima Meja. Uraian kegiatan pada hari buka Posyandu adalah sebagai berikut :4 a. Pendaftaran dilakukan oleh Kader (di meja 1).b. Penimbangan bayi dan anak balita dilakukan oleh Kader (di meja 2).c. Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) dilakukan oleh Kader (di meja 3).d. Penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur dilakukan oleh Kader (di meja 4). Isi penyuluhan disesuaikan dengan permasalahan ibu-ibu yang disuluh.e. Pelayanan imunisasi, Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil dan gizi dilakukan oleh petugas kesehatan atau petugas Keluarga Berencana (di meja 5). Sistem Evaluasi program Pemberantasan dan Pencegahan penyakit menular dan gizi buruk di Puskesmas Kecamatan T menggunakan pendekatan sistem, yaitu merupakan suatu penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi. Dalam hal ini program atau organisasi dipandang menjadi suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sistem. 3Pengertian SistemSistem dapat memiliki beberapa makna.31. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Ryans)2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien (John McManama)3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanJika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa pengertian sistem secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sebagai suatu wujud dan sebagai suatu metoda.31.Sistem sebagai suatu wujudSuatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-cirinya dapat dideskripsikan dengan jelas.

2.Sistem sebagai suatu metodaSuatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi.Unsur Sistem Unsur-unsur sistem terdiri dari:31. Masukan (input) Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.Dalam sistem pelayanan kesehatan, masukan terdiri dari tenaga (man), dana (money), metode (method), sarana/material (material).Proses (process) Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.Dalam sistem pelayanan kesehatan terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan penilaian (evaluating).3. Keluaran (output) Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.Keluaran dari suatu sistem kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan.4. Umpan Balik (feed back) Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Dampak (impact)Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.Dampak yang diinginkan dari suatu sistem kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dengan memenuhi need dan demand. 6. Lingkungan (environment) Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

MasukanDampakUmpan BalikKeluaranProsesLingkunganKeenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi.

Gambar.1.1 Enam unsur sistem yang saling mempengaruhi Pendekatan sistemDibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).3Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan keluarnya yang sesuai.3

Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain 3 1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas, akan dapat dihindari.2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan objektif.4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.3 Evaluasi ProgramDefinisi evaluasi menurut The American Public Association adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan menurut The Internacional Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Options, evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.3 Berdasarkan tujuannya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:3a. Evaluasi formatif Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada tahap awal program. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, sehingga nantinya dapat menyelesaikan masalah tersebut.

b. Evaluasi promotifIni merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi promotif adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak dan apakah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan tujuan program.c. Evaluasi sumatifIni merupakan jenis evaluasi yang dilaksanakan pada saat program telah selesai. Tujuannya adalah untuk mengukur keluaran (output) atau dampak (impact) bila memungkinkan. Secara umum, langkah-langkah membuat evaluasi program meliputi (1) penetapan indikator dari unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur dari tiap indikator keluaran, (3) perbandingan pencapaian masing-masing indikator keluaran program dengan tolak ukurnya, (4) penetapan prioritas masalah, (5) pembuatan kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan, (6) pengidentifikasian penyebab masalah, (7) pembuatan alternatif pemecahan masalah, (8) penentuan prioritas cara pemecahan masalah yang dirangkum dalam kesimpulan dan saran.3 Surveillance Adapun yang dimaksud dengan surveilance ialah suatu pengamatan terhadap suatau masalah kesehatan yang dilakukan secara terus-menerus. Sama halnya dengan pencarian kasus (case finding), maka pekerjaan surveilance ini banyk dilakukan pada keadaan wabah. Tujuan utama surveillance ialah untuk menganalisis keadaan wabah yang dihadapi. Jika dalam pengamatan tersebut masih ditemukan kasus baru berarti keadaan wabah belum berhasil diatasi. Pekerjaan surveillance biasanya dihentikan bila dalam waktu dua kali masa tunas tidak ditemukan lagi kasus-kasus baru.6 Sama halnya dengan pencarian kasus, maka surveillance ini juga dibedakan atas dua macam yaitu:a. Surveillance aktif Disini pengamatan kasus dilakukan secara langsung kelapangan. Hasil yang diperoleh jauh lebih baik. Hanya saja untuk melakukan surveillance aktif dibutuhkan tersediannya dan tenaga pelaksana khusus yang dalam banyak hal tidak mudah untuk dipenuhi.

b. Surveillance pasif Disini pengamatan kasus dilakukan secara tidak langsung yakni hana melalui laporan yang diterima saja. Dibandingkan dengan surveillanca aktif, maka hasil yang diporoleh pada surveillanca pasif kurang begit lengkap. Pengamatan penyakit meular dan penyakit tidak menular tertentu yang terpilih sebagai upaya sistem kewaspadaan dini KLB antara lain: 1. Lumpuh layu mendadak, untuk mengantisipasi adanya KLB polio 2. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misanya tetanus pada bayi usia < 1 bulan, campak, hepatitis B, diptheri, pertusis3. Kanker, jantung koroner, diabetes melitus4. Diare, TBC, DBD, flu burung, dan penyakit lain yang berpotensi KLB. 6Epidemiologi Penyakit menular Penyakit menular pada manusia merupakan masalah penting yang dapat terjadi setiap saat, terutama di negara berkembang khususnya Indonesia. Lingkungan hidup I ndonesia menjadi jelek akibat urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota, tumpukan sampah dimana-mana dan meningkatnya polusi udara. Penyakit menular seperti demam berdarah dengue sudah merebak hampir di setiap daerah. Penyakit poliomielitis dab flu burung yang ditualrakn melalu unggas dan dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) juga sempat merenggut jiwa manusia.7Penyakit menular dapat berjangkit dengan cepat dan meyerang sejumlah besar orang pada daerah yang luas. Keadaan ini disebut wabah, selain kata wabah ada istilah lain yang sering dipakai untuk menggambarkan adanya peningkatan kejadian penyakit menular disuat daerah, yaitu suatu letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa atau kejadian tidak biasa di masyarakat (KLB = unusual event).7Klasifikasi penyakit menular Secara umum penyakit menular dapat dibagi berdasarkan etiologi, cara penularan dan epidemiologi seperti terlihat pada gambar dibawah ini.8

Gambar 1.2 penyakit menular berdasarkan etiologi, cara penularan dan epidemiologi

Epidemiologi penyakit menular Ditinjau dari sudut epidemiologi, perlu diketahui dan dipelajari batasan, definisi, periodisitas dan dinamika penularan suatu penyakit agar tindakan dan penanganan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan baik.8 Batasan dan definisi a. Infeksi Masuk dan berkembangnya agen penyakit di dalam tbuh manusia atau binatang serta timbul reaksi tubuh terhadap agen penyakit b. Inokulasi (inculation) Masuknya agen penyakt atau bibit yang berasal dari artopoda ke dalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membaran mukosa. Contoh: gigitan nyamuk aedes menyebabkan demam berdarah dengue. c. Infestasi ( infestation) Masuknya artopoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, contohnya: penyakit skabies.d. Kontaminasi Agen penyakit terdapat di dalam makanan dan air yang digunakan oleh manusia.e. Penyakit infeksius Jenis penyakit yang berasal dari orang atau binatang yang menderita sakit atau mengalami infeksi.f. Penyakit contagius Jenis penyakit yang ditualarkan melalui kontak dari orang sakit kepada orang sehat.g. Penyakit menular Jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang spesifik atau racun yang dihasilkan dan ditularkan melalui reservoar atau kontak tidak langsung melalui vektor kepada orang.h. Penyakit tidak menular Ditujukan kepada jenis-jenis penyakit seperti tumor, jantung koroner, diabetes melitus dan lain-lain.8 Periodisitas berjangkitnya penyakit8 a. Epidemik Berjangkitnya suatu penyakit pada sekelompok orang di masyrakat dengan jenis panyakit, waktu dan sumber yang sama diluar keadaan yang biasa (KLB) , contoh : wabah penyakit kolera.b. Endemik Suatu keadaan berjangkitnya prevalensi suatu jenis penyakit yang terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang rendah di suatu tempat. Contohnya: penyakit malaria dan kaki gajah. c. Sporadik Jenis penyakit yang tidak tersebar merata pada tempat dan waktu yang tidak sama, pada suatu saat dapat terjadi epidemik. Contohnya: penyakit poliomielitis. d. Pandemik Jenis penyakit yang berjangkit dalam waktu cepat dan terjadi bersamaan di berbagai tempat seluruh dunia. Contohnya : penyakit influenza (1957) dan cholera el tor (1962).e. Klaster Jenis penyakit menular yang diderita oleh satu atau lebih orang, ditularkan dengan cepat ke orang yang sehat melalui hubungan darah ( keluarga) atau kontak intim. Contohnya: Avian influenza ( Flu burung).f. Eksotik Jenis penyakit yang berasal dari negara lain dan berjangkit di suatu negara, contonya: demam kuning. g. Zoonosis Penyakit atau infeksi yang ditularkan oleh hewan bertulang belakang ke manusia, contohnya: rabies, antranks, bovine tbc.

h. Epizoonosis Penyakit zoonosis yang berjangkit secara epidemik pada hewan, contohnya penyakit pes pada tikus.i. Enzoonosis Penyakit zoonosis yang berjangkit secara endemik pada hewan, contohnya penyakit bovine tbc pada sapi. Reservoar infeksiMerupakan tempat persinggahan agen penyakit untuk hidup dan berkembang serta bertahan hidup, dikenal ada 2 tipe reservoar yaitu manusia dan hewan. a. Reservoar pada manusia Pada penyakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang sedang mengalami infeksi dapat berupa kasus atau karier. Kasus dapat berbentuk subklinis dan klinis. Pada kasus subklinis, tidak diketemukan gejala penyakit atau bersifat asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain. Karier terjadi karena proses penyembuhan tidak sempurna dan secara bakteriologis agen penyakit masih ada dalam tubuh, contohnya pada penyakit demam tifoid b. Reservoar hewan Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung dan berupa kasus atau karier seperti pada manusia.8 Penyakit tidak menular Definisi penyakit tidak menularPenyakit tidak menular adalah penyakit kronik atau bersifat kronik menahun) atau berlangsung lama, tapi ada juga yang berlangsung mendadak misalnya saja keracunan, misalnya penyakit kanker tubuh terpapar unsur kimia dan lain-lain. Penyakit tidak menular adalah penyakit noninfeksi karena penyebab bukan mikroorganisme, namun tidak berarti tidak ada peranan mikroorganisme dalam terjadinya penyakit tidak menular misalny luka karena tidak diperhatikan bisa terjadi infeksi. Penyakit tidak menular adalah melalui life style dapat menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global.8 Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent ( Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia ( faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar.

1. Agent Agent dapat berupa :Kimiawi, fisik, mekanik, dan psikisAgent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks (mulai moleku sampai zat-zat kompleks ikatannya), suatu penjelasan tentang penyakit tidak menulartidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparhan yang berbeda-beda dinyatakan dalam skala patogenitas yaitu kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain: a. Kemampuan menginvasi / memasuki jaringanb. Kemampuan merusak jaringan : reversible dan irreversiblec. Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif2. Reservoir dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati ( tanah, udara, air, batu dll) dimana agen dapat hidup berkembang biak dan tumbuh dengan baik. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular reservoir dari agen adalah benda mati. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos / terpapar dengan agen tidak berpotensi sebagai sumber / reservoir tidak ditularkan.8 Relasi agent-host a. Fase kontak Adanya kontak antara agen dan host, tergantung lamanya kontak, dosis, patogenitas.b. Fase akumulasi pada jaringan Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus.c. Fase subklinis Pada fase subklinis gejala/ symptom dan tanda belum muncul. Telah terjadi kerusakan pada jaringan tergantung : - jaringan yang terkena - kerusakan yang diakibatkan ( ringan, sedang dan berat) - sifat kerusakan ( reversible dan irreversible)

d. Fase klinis agen penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan manifestasi (gejala atau tanda) . karakteristik penyakit tidak menular a. Tidak ditularkan b. Etiologi sering tidak jelas c. Agen penyebab: non living agend. Durasi penyakit panjang (kronis) e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis. Pengertian dan jenis faktor resiko Faktor penyebab dalam PTM dipakai istilah faktor resiko ( risk factor) untuk membedakan dengan istilah etiologi pada penyakit menular atau diagnosis klinis. Macam-macam faktor resiko 1. Menurut dapat tidaknya resiko itu diubah:a. Unchangeable risk factor Fakor resiko yang tidak dapat diubah, misalnya : umur, genetik.b. Changeable risk factor Faktor resiko yang dapat diubah, misalnya: kebiasaan merokok, olah raga.2. Menurut kestabilan peranan faktor resiko: a. Suspect risk factor : faktor resiko yang dicurigai yaitu fakor resiko yang belum mendapat dukungan ilmiah / penelitian dalam perannanya sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit, conthnya: merokok menyebabkan terjadi kanker leher rahim. b. Established risk factors : faktor resiko yang telah ditegakkan yaitu faktor resiko yang telah mendapat dukungan ilmiah/ penelitian dalam peranannya sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit, misalnya: rokok sebagai faktor resiko terjadi kanker paru. Perlunya dikembangkan konsep faktor resiko ini dalam epidemiologi PTM berkaitan denganbeberapa alasan,antara lain:1. Tidak jelasnya kausa penyakit tidak menular (PTM) terutama dalam hal ada tidaknya mikroorganisme dalam penyakit tidak menular (PTM).2. Menonjolnya penerapan konsep multikausal pada penyakit tidak menular,3. Kemungkinan adanyan penambahan atau interaksi pada penyakit tidak menular. 4. Perkembangan metodologik telah memberi kemampuan untuk mengukur besarnya faktor resiko.8 Problem Solving Cycle Problem solving cycle (siklus pemecahan masalah) adalah proses mental yang melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.1Problem Solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses. Disebut alat karena dapat membantu dalam memecahkan masalah mendesak atau untuk mencapai tujuan, disebut skills karena sekali mempelajarinya maka dapat menggunakannya berulang kali, disebut proses karena melibatkan sejumlah langkah.Problem solving cycle merupakan proses yang terdiri dari langkah langkah berkesinambungan yang terdiri dari analisa situasi, perumusan masalah secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan1

Gambar 1.3 Problem Solving Cycle

a. Analisis situasiTujuan analisis situasi Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik Mempermudah penentuan prioritas Mempermudah penentuan alternative pemecahan masalah Analisis situasi meliputi analisis masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut . HL Blum telah mengembangkan suatu kerangka konsep tentang hubungan antar faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.

Gambar 1.4 konsep HL BlumAnalisis situasi terdiri dari analisis derajat kesehatan, analisis aspek kependudukan, analisis pelayanan/upaya kesehatan, analisis perilaku kesehatan, dan analisis lingkungan.Analisa Derajat Kesehatan. Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang dihadapi . Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat dan waktu . Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan epidemologis . Ukuran yang digunakan adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).1 Angka kematian bayi Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi. Tingginya IMR menunjukkan bobot masalah mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan kehamilan, komplikasi persalinan dan perawatan bayi Angka kematian balitaKematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan gizi anak Angka kematian menurut penyebab (CSDR)berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang menjadi penyebab utama angka kematian Incidence ratejumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, dalam masa waktu tertentu pula. Prevalence ratejumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau menderita penyakit tertentu dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu. Case Fatality RateAnalisis kependudukanManfaat analisis kependudukan adalah sebagai denominator ukuran masalah kesehatan, prediksi beban upaya/program kesehatan, dan prediksi masalah kesehatan yang dihadapi.1Ukuran demografis yang digunakan dalam analisis kependudukan : Jumlah penduduk Kesuburan : angka kelahiran kasar, angka kesuburan Kesehatan : angka kematian kasar, angka kematian menurut kelompok umur Laju petumbuhan penduduk Struktur umur Angka ketergantungan Distribusi penduduk Mobilitas penduduk Analisis pelayanan kesehatanPelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, out put dan dampak dari pelayanan kesehatan .Input meliputi aspek ketenagaan kesehatan, biaya, sarana dan prasarana kesehatan .Proses meliputi pengorganisasian, koordinasi, dan supervisi. Sementara Output meliputi cakupan pelayanan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Analisis perilaku kesehatanAnalisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan . Dapat menggunakan teori pengetahuan, sikap praktek, atau health belief model atau teori lainnya. Analisis perilaku kesehatan meliputi pemberian pelayanan kesehatan, pola pencarian pelayanan kesehatan, penanganan penyakit, peran serta masyarakat atau ukbm, dan tentang kesehatan ibu dan anak Analisis lingkunganAnalisis lingkungan meliputi analisis lingkungan fisik, biologis, dan social. Analisis lingkungan fisik dapat berupa penyediaan air bersih, keadaan rumah dan pekarangan (ventilasi, lantai, pencahayaan maupun kebisingan), penanganan limbah rumah tangga dan limbah industry. Analisis lingkungan biologis mengambarkan vektor penyakit, ternak dan sebagainya. Analisis sosial budaya menggambarkan gotong royong dalam penanganan masalah kesehatan.1b. Identifikasi masalahMasalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatifPenentuan masalah dapat dengan cara membandingkan dengan yang lain, memonitor tanda-tanda kelemahan, membandingkan capaian saat ini dengan tujuan atau dengan capaian sebelumnya, Checklist, brainstorming dan dengan membuat daftar keluhan.Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan diagram sebab akibat ataudiagram tulang ikan. Diagram tulang ikan(diagram Ishikawa) adalah alat untuk menggambarkan penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci.Diagram ini memberikan gambaran umum suatu masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab masalah sebagai langkah awal untuk menentukan focus perbaikan, mengembangkan ide pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi1c. Penentuan prioritas masalahPenentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah dapat menggunakan metode delbeg, metode hanlon, metode delphi, metode USG , metode pembobotan dan metode dengan rumus Langkah penentuan prioritas masalah terdiri dari : Menetapkan kriteria Memberikan bobot masalah Menentukan skoring setiap masalah d. Alternatif SolusiAlternatif solusi dapat diketahui dengan metode brainstorming. Brainstorming merupakan teknik mengembangkan ide dalam waktu yang singkat yang digunakan untuk mengenali adanya masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial terjadi, menyusun daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan masalah, menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan kreativitas, dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu pokok bahasanTingkat pencegahan penyakitTingkatan pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark ada 5 tingkatan yaitua. Peningkatan kesehatan ( health promotion) 1. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas2. Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja yang hamil diluar nikah, yang terkena penyakit infeksi akibat seks bebas dan pelayanan keluarga berencana. b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit tertentu ( spesifik protection) 1. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu.2. Isolasi terhadap penyakit menular.3. Perlindungan terhadap keamanan kecelakaan di tempat-tempat umum dan ditempat kerja.4. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi. c. Menggunakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early Diagnosa and Promotion) 1. Mencari kasus sedini mungkin 2. Melakukan pemeriksaan umum secara rutin3. Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu misalnya kusta, TBC, kanker serviks.4. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita5. Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit menular6. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.d. Pembatasan kecacatan ( Dissability Limitation) 1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjut agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi.2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.3. Perbaikan fasilitas kesehatan bagi pengunjung untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.e. Pemulihan kesehatan ( Rehabilitation) 1. Mengenmbangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberi dukungan moral, setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderitaan yang telah cacat mampu mempertahankan diri.4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutannya harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.1 Kesimpulan Ilmu kesehatan masyarakat menurut profesor Winslow dari universitas Yale ( Leavel and Clark) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisisk dan mental, dan efisien melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrok infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, perorganisasi pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setip orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.

Daftar pustaka1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.2. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.3. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;1991.h.B1-6, C2-4.5. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat: keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada;2004.h.5-31.6. Azwar A. Pengantar Epidemiologi. Edisi ke-1. Jakarta: Binrupa Aksara; 1988.h. 52-53. 7. Fauziah M, Apriningsih, Widyastuti P, Sugiarti M, Ratnawati. Epidemiologi suatu pengantar. Jakarta : EGC; 2001.h.366.8. Chandra B. Ilmu kedokteran dan komuitas. Jakarta : EGC;2006.h.20-23.

27