anestesi refrat

Upload: ochabianconeri

Post on 03-Jun-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    1/39

    1

    I. MACAM MACAM MUSCLE RELAXANT

    1. Atracurium

    Struktur Fisik

    Atracurium adalah kelompok kuartener, struktur benzylisoquinoline membuat cara degradasi senyawa ini menjadi unik. Obat

    ini merupakan gabungan dari 10 stereoisomer.

    Metabolisme dan Ekskresi

    Atracurium dimetabolisme secara ekstensif sehingga faramkokinetiknya tidak bergantung pada fungsi ginjal dan hati. Sekitar

    10% dari obat ini diekskresi tanpa dimetabolisme melalui ginjal dan empedu. Dua proses terpisah berperan dalam metabolisme.

    Pertama, hidrolisis ester yang dikatalisis oleh esterase nonspesifik, bukan oleh asetilkolinesterase atau pseudokolinesterase.

    Kedua, melalui eliminasi Hoffmann di mana penghancuran kimia nonenzimatik spontan terjadi pada pH dan suhu fisiologis.

    Dosis

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    2/39

    2

    Dosis 0,5 mg/kgBB diberikan melalui intravena dalam 30 60 detik untuk intubasi. Relaksasi intraoperatif dicapai dengan

    dosis awal 0,25 mg/kgBB, kemudian dosis inkremental 0,1 mg/kgBB setiap 10 20 menit. Infus 5 10 g/kg/menit dapat

    menggantikan bolus intermiten secara efektif.

    Kebutuhan dosis tidak bervariasi sesuai usia, namun atracurium dapat bekerja lebih singkat pada anak-anak dan bayi dari pada

    orang dewasa.

    Atracurium tersedia dalam solutio 10 mg/mL, yag sebaiknya disimpan pada suhu 2 8C karena potensinya akan berkurang 5

    10% tiap bulan bila terekspos suhu ruangan. Pada suhu ruangan obat ini harus digunakan dalam waktu 14 hari untuk menjaga

    potensi.

    Efek Samping dan Pertimbangan Klinis

    Atracurium dapat mencetuskan pelepasan histamin yang bergantung pada dosis terutama pada dosis di atas 0,5 mg/kgBB.

    Hipotensi dan Takikardia

    Efek samping kardiovaskuler jarang terjadi kecuali dosis melebihi 0,5 mg/kg diberikan. Atracurium juga dapat menimbulkan

    penurunan transien resistensi vaskuler sistemik dan peningkatan indeks kardiak yang tidak terpengaruh oleh pelepasan histamin.Injeksi lambat meminimalkan efek ini.

    Bronkospasme

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    3/39

    3

    Atracurium harus dihindari pada pasien dengan asma karena bronkospasme berat dapat terjadi bahkan pada pasien dengan

    riwayat asma.

    Toksisitas Laudanosine

    Laudanosine, amin tersier, adalah produk penghancuran atracurium melalui eliminasi Hoffmann dan telah dihubungkan

    dengan eksitasi sistem saraf pusat, menyebabkan elevasi konsentrasi alveolar minimum dan bahkan mencetuskan kejang. Semua

    hal di atas adalah irelevan kecuali pasien mendapat dosis total yang sangat tinggi atau mengalami kegagalan hati. Laudanosine

    dimetabolisme oleh hati dan diekskresi dalam urin dan empedu.

    Temperatur dan Sensitivitas pH

    Atracurium memiliki metabolisme yang unik sehingga durasi kerja dapat memanjang akibat hipotermia dan pada cakupan

    yang lebih sempit oleh asidosis.

    Inkompatibilitas Kimia

    Atracurium akan berubah menjadi asam bebas bila dimasukkan melalui saluran intravena yang mengandung cairan alkali

    seperti tiopental.

    Reaksi Alergi

    Reaksi anafilaktoid terhadap atracurium telah dilaporkan meskipun jarang terjadi. Mekanisme yang diduga berperan adalah

    imunogenisitas langsung dan aktivasi imun yang dimediasi acrylate. Reaksi antibodi yang dimediasi IgE yang melawan senyawa

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    4/39

    4

    amonium substitusi termasuk pelumpuh otot juga telah dilaporkan. Reaksi terhadap acrylate, metabolit atracurium dan komponen

    struktural dari beberapa membran dialisis juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis.

    2.

    Cisatracurium

    Struktur Fisik

    Cisatracurium adalah stereoisomer atracurium yang empat kali lebih poten. Atracurium mengandung sekitar 15%

    cisatracurium.

    Metabolisme dan Ekskresi

    Seperti atracurium, cisatracurium mengalami degradasi dalam plasma pada pH dan suhu fisiologis melalui eliminasi Hoffman

    yang tidak tergantung organ. Metabolitnya (acrylate monokuartener dan laudanosine) tidak memiliki efek blokade saraf-otot

    intrinsik. Karena potensinya yang besar, jumlah laudanosine yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan atracurium. Esterase

    nonspesifik tidak berperan dalam metabolisme cisatracurium. Metabolisme dan eliminasi tidak terpengaruh oleh keadaan ginjal

    maupun hati. Variasi minor dalam pola farmakokinetik yang berkaitan dengan umur tidak menyebabkan perubahan signifikan

    pada durasi kerja.

    Dosis

    Dosis intubasi adalah 0,1 0,15 mg/kgBB dalam 2 menit dan menghasilkan blokade otot dengan durasi kerja sedang. Rata

    kecepatan infus adalah antara 1,0 2,0 g/kg/menit. Potensi cisatracurium sama dengan vecuronium dan lebih poten dibanding

    atracurium.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    5/39

    5

    Cisatracurium harus disimpan dalam pendingin (2 8C) dan harus digunakan dalam waktu 21 hari bila disimpan pada suhu

    ruangan.

    Efek Samping dan Pertimbangan Klinis

    Tidak seperti atracurium, cisatracurium tidak menyebabkan peningkatan kadar histamin plasma. Cisatracurium tidak

    mempengaruhi denyut jantung atau tekanan darah, juga tidak menimbulkan efek otonom, bahkan pada dosis setinggi 8 kali ED 95 .

    Efek samping cisatracurium yang berkaitan dengan toksisitas laudanosine (dengan tingkat yang lebih rendah karena potensinya

    yang lebih besar), sensitivitas pH dan suhu, dan inkompatibilitas kimia.

    3. Mivacurium

    Struktur Fisik

    Mivacurium adalah derivat benzylisoquinoline.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    6/39

    6

    Metabolisme dan Ekskresi

    Mivacurium, seperti suksinilkolin, dimetabolisme oleh pseudokolinesterase dan hanya dimetabolisme secara minimal oleh

    kolinesterase asli. Hal ini memungkinkan durasi kerja yang diperpanjang pada pasien dengan kadar pseudokolinesterase rendahatau varian dari gen pseudokolinesterase. Kenyataannya, pasien yang heterozigot untuk gen atipikal akan mengalami blok 2 kali

    lebih lama dari durasi normal, di mana homozigot atipikal akan tetap terparalisis selama berjam-jam. Homozigot atipikal tidak

    dapat memetabolisme mivacurium sehingga blokade saraf-otot dapat berlangsung selama 3 4 jam. Antagonisme farmakologis

    dengan inhibitor kolinesterase akan mempercepat pembalikan blokade mivacurium tepat saat respons terhadap stimulasi saraf

    menjadi nyata. Edrophonium membalikkan blokade mivacurium lebih efektif dibanding neostigmine karena neostigmine

    menghambat aktivitas kolinesterase plasma. Meskipun metabolisme dan ekskresi mivacurium tidak bergantung pada ginjal atau

    hati, durasi kerja akan memanjang pada pasien dengan gagal ginjal atau hati atau pada pasien yang hamil atau postpartum sebagaiakibat dari kadar kolinesterase plasma yang menurun.

    Dosis

    Dosis intubasi mivacurium adalah 0,15 0,2 mg/kg. Infus menetap untuk relaksasi intraoperatif bervariasi sesuai kadar

    pseudokolinesterase tapi dapat diinisiasi 4 10 g/kg/min. Anak -anak membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari pada orang

    dewasa jika dosis dihitung berdasarkan berat badan, namun tidak demikian bila berdasarkan luas permukaan tubuh. Mivacurium

    dapat bertahan selama 18 bulan bila disimpan pada suhu ruangan.

    Efek Samping dan Pertimbangan Klinis

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    7/39

    7

    Mivacurium melepas histamin dalam jumlah yang sama banyak dengan atracurium. Efek samping kardiovaskuler dapat

    diminimalkan dengan injeksi lambat selama 1 menit. Namun, pasien dengan penyakit jantung dapat mengalami penurunan

    tekanan darah signifikan yang meskipun jarang dapat terjadi setelah pemberian dosis lebih besar dari 0,15 mg/kg dengan suntikan

    lambat. Waktu onset mivacurium sama dengan atracurium (2-3 menit). Keuntungan utamanya adalah durasi kerjanya yangsingkat (20 30 menit), yang masih 2 hingga 3 kali lebih lama dibanding blok fase I suksinilkolin, namun setengah dari durasi

    atracurium, vecuronium, atau rocuronium. Pada anak-anak onset lebih cepat dan durasi kerja lebih singkat. Meskipun

    pemulihannya cepat, dalam pemberian mivacurium semua pasien harus dimonitor untuk menentukan apakah pembalikan

    farmakologis diperlukan. Durasi kerja mivacurium yang pendek cukup nyata memanjang dengan pemberian pancuronium.

    4. Doxacurium

    Struktur Fisik

    Doxacurium adalah senyawa benzylisoquinoline yang erat berhubungan dengan mivacurium dan atracurium.

    Metabolisme dan Ekskresi

    Relaksans kerja lama dan poten ini mengalami tingkat hidrolisis yang rendah oleh kolinesterase plasma. Seperti obat pelumpuh

    otot kerja lama yang lain, rute utama eliminasinya adalah melalui ekskresi ginjal. Ekskresi hepatobiliaris hanya sedikit berperan

    dalam klirens doxacurium.

    Dosis

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    8/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    9/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    10/39

    10

    Peningkatan konduksi atrioventrikuler dan pelepasan katekolamin meningkatkan disritmia ventrikuler pada individu yang

    rentan. Kombinasi pancuronium, antidepresan trisiklik, dan halotan bersifat aritmogenik.

    Reaksi Alergi

    Pasien yang hipersensitif pada bromida mungkin mengalami reaksi alergi pancuronium (pancuronium bromida).

    6. Pipecuronium

    Struktur Fisik

    Pipecuronium memiliki struktur steroid yang sangat mirip dengan pancuronium.

    Metabolisme dan Ekskresi

    Metabolisme hanya sedikit berperan pada pipecuronium. Eliminasi bergantung pada ekskresi yang paling utama ginjal (70%)

    dan biliaris (20%). Durasi kerja meningkat pada pasien gagal ginjal, tapi tidak pada insufisiensi hepatik.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    11/39

    11

    Dosis

    Pipecuronium sedikit lebih poten dibanding pancuronium dan dosis intubasi adalah antara 0,06 0,1 mg/kg. Dosis relaksasi

    rumatan dapat dikurangi sekitar 20% bila dibandingkan dengan pancuronium. Bayi butuh lebih sedikit pipecuronium pada dasardosis per kilogram dari pada anak-anak atau dewasa. Profile farmakologi pipecuronium tidak berubah secara relatif pada pasien

    usia lanjut.

    Efek Samping dan Pertimbangan Klinis

    Keuntungan utama pipecuronium dibanding pancuronium adalah efek samping kardiovaskulernya yang kurang karena

    penurunan ikatan pada reseptor muskarinik jantung. Seperti relaksans steroid yang lain, pipecuronium tidak menyebabkan

    pelepasan histamin. Onset dan durasi kerja mirip dengan pancuronium.

    7. Vecuronium

    Struktur Fisik

    Vecuronium adalah pancuronium yang kurang satu grup metil kuartener (pelumpuh otot monokuartener). Sedikit perubahan

    struktur memberi efek samping menguntungkan tanpa mempengaruhi potensi.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    12/39

    12

    Metabolisme dan Ekskresi

    Vecuronium dimetabolisme dalam jumlah sedikit oleh hati. Hal ini sangat bergantung pada ekskresi empedu dan sekitar 25%

    oleh ekskresi ginjal. Vecuronium adalah obat yang cukup aman pada pasien dengan gagal ginjal, durasi kerjanya akan memanjang

    dengan sebab yang tidak jelas. Durasi kerja vecuronium yang singkat disebabkan oleh waktu paruh eliminasinya yang lebih pendek dan klirens yang lebih cepat dibandingkan pancuronium. Pemberian vecuronium jangka panjang pada pasien yang dirawat

    dalam perawatan intensif menyebabkan perpanjangan blokade (sampai beberapa hari), yang mungkin disebabkan oleh akumulasi

    metabolit aktif 3-hidroksi, perubahan klirens obat, atau perkembangan dari polineuropati. Faktor risikonya antara lain jenis

    kelamin wanita, gagal ginjal, terapi kortikosteroid jangka panjang atau dosis tinggi, dan sepsis. Oleh karena itu, pasien-pasien ini

    harus dimonitor dengan ketat dan dosis vecuronium harus dititrasi dengan hati-hati. Pemberian pelumpuh otot jangka panjang dan

    diikuti dengan pengurangan ikatan asetilkolin pada reseptor nikotinik postsinaptik yang lama, dapat menimbulkan keadaan yang

    mirip denervasi kronik dan disfungsi reseptor dan paralisis. Efek saraf-otot vecuronium memanjang pada pasien dengan AIDS.Toleransi terhadap obat pelumpuh otot nondepolarisasi juga dapat terjadi setelah pemakaian lama.

    Dosis

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    13/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    14/39

    14

    Meskipun bergantung pada ekskresi bilier, durasi kerja vecuronium biasanya tidak memanjang dengan signifikan pada pasien

    dengan sirosis, kecuali diberikan dengan dosis yang lebih tinggi 0,15 mg/kg.

    8. Rocuronium

    Struktur Fisik

    Rocuronium adalah steroid monokuartener analog vecuronium, namun dirancang untuk memberikan onset kerja yang cepat.

    Metabolisme dan Ekskresi

    Rocuronium tidak mengalami metabolisme dan dieliminasi terutama oleh hati dan sedikit oleh ginjal. Durasi kerjanya tidak

    terlalu dipengaruhi oleh penyakit ginjal, tapi cukup memanjang oleh gagal hati berat dan kehamilan. Rocuronium tidak memiliki

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    15/39

    15

    metabolit aktif, dan mungkin merupakan pilihan yang lebih baik dari pada vecuronium untuk infus yang lama (misal pada unit

    perawatan intensif). Pasien usia lanjut dapat mengalami durasi kerja yang memanjang karena massa hati yang menurun.

    Dosis

    Rocuronium kurang potent dibanding pelumpuh otot steroid lain. Dosis untuk intubasi 0,45 0,9 mg/kg i.v dan 0,15 mg/kg

    bolus untuk rumatan. Dosis yang lebih rendah dari 0,4 mg/kg dapat memungkinkan pembalikan 25 menit setelah intubasi.

    Rocuronium intramuskuler (1 mg/kg untuk bayi, 2 mg/kg untuk anak-anak) menyebabkan paralisis pita suara dan diafragma

    untuk intubasi, namun belum akan terjadi 3 6 menit kemudian (injeksi deltoideus onsetnya lebih cepat dari pada quadricep) dan

    dapat dibalikkan setelah 1 jam.

    Infus rocuronium membutuhkan dosis 5 12 g/kg/menit. Rocuronium durasi kerjanya a kan memanjang pada pasien usia lanjut.

    Dosis inisial akan meningkat pada penyakit hati lanjut, kemungkinan akibat volume distribusi yang lebih besar.

    Efek Samping dan Pertimbangan Klinis

    Rocuronium pada dosis 0,9 1,2 mg/kg memiliki onset kerja yang mendekati suksinilkolin (60 90 detik) sehingga cocok

    sebagai alternatif untuk induksi urutan cepat, tapi dengan durasi kerja yang jauh lebih panjang. Durasi kerja sedangnya sebanding

    dengan vecuronium atau atracurium.

    Rocuronium (0,1 mg/kg) adalah obat yang cepat (90 detik) dan efektif (menurun fasikulasi dan myalgia postoperative) untuk precurarisasi terutama pada pemberian suksinilkolin. Rocuronium juga memiliki kecenderungan vagolitik.

    Pelumpuh Otot Lain

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    16/39

    16

    Pelumpuh otot yang sudah lama seperti tubocurarine, metocurine, gallamine, alcuronium, rapacuronium, dan decamethonium

    tidak lagi diproduksi atau digunakan. Tubocurarine adalah agen pelumpuh otot pertama, yang sering menyebabkan hipotensi dan

    takikardia karena melepaskan histamin, memblok ganglia otonom, dan dapat menimbulkan bronkospasme karena pelepasan histamin.

    Metocurine adalah agen yang berhubungan dekat dengan tubocurarine sehingga memiliki banyak efek samping yang sama. Orangyang alergi iodine dapat mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap metocurine karena sediaan ini juga mengandung iodide.

    Gallamine memiliki sifat vagolitik. Alcuronium adalah obat nondepolarisasi kerja lama dengan sedikit sifat vagolitik. Rapacuronium

    memiliki onset kerja cepat, efek kardiovaskuler minimal, dan durasi kerja yang pendek. Namun, produk ini ditarik dari peredaran

    karena terjadi sejumlah kasus bronkospasme serius yang tidak dapat dijelaskan yang diduga akibat pelepasan histamin.

    Decamethonium adalah agen depolarisasi lama.

    Pembalikan Blokade Saraf Otot

    Pelumpuh otot depolarisasi tidak dimetabolisme oleh asetilkolinesterase, obat-obat ini akan terdifusi dari N MJ dan dihidrolisis

    dalam plasma dan hati oleh enzim yang lain yaitu pseudokolinesterase. Untungnya, proses sangat cepat, karena tidak ada agen khusus

    untuk membalikkan blokade agen depolarisasi yang tersedia.

    Agen nondepolarisasi yang hanya sedikit dimetabolisme adalah mivacurium. Pembalikan blokade pelumpuh otot ini tergantung

    pada redistribusi, metabolisme gradual, dan ekskresi pelumpuh otot dari tubuh, atau pemberian agen khusus untuk membalikkan

    pasien, misal inhibitor kolinesterase yang menghambat aktivitas enzim asetilkolinesterase. Inhibisi ini meningkatkan jumlah

    asetilkolin pada N MJ dan dapat bersaing dengan agen nondepolarisasi.

    Pemilihan Obat

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    17/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    18/39

    18

    AGEN KelompokSenyawa

    Sifat Farmakologis Waktu Onset(Menit)

    Durasi Kerja(Menit)

    Cara Eliminasi

    Suksinilkolin Dikolin ester Durasi sangat singkat;depolarisasi 1-1.5 5-8 Hidrolisis oleh plasmakolinesterase

    D-Tubocurarine Alkaloid alami(cyclic

    benzylisoquinoline)

    Durasi lama; kompetitif 4-6 80-120 Eliminasi ginjal; klirenshati

    Atracurium(TRACRIUM)

    Benzylisoquinoline Durasi sedang; kompetitif 2-4 30-60 Degradasi Hoffman;Hidrolisis oleh plasmakolinesterase, eliminasiginjal

    Doxacurium(NUROMAX)

    Benzylisoquinoline Durasi lama; kompetitif 4-6 90-120 Eliminasi ginjal

    Mivacurium(MIVACRON)

    Benzylisoquinoline Durasi singkat; kompetitif 2-4 12-18 Hidrolisis oleh plasmakolinesterase

    Pancuronium(PAVULON)

    Ammonio steroid Durasi lama; kompetitif 4-6 120-180 Eliminasi ginjal

    Pipecuronium(ARDUAN)

    Ammonio steroid Durasi lama; kompetitif 2-4 80-100 Eliminasi ginjal;metabolisme hati danklirens

    Rocuronium(ZEMURON) Ammonio steroid Durasi sedang; kompetitif 1-2 30-60 Metabolisme hati

    Vecuronium(NORCURON)

    Ammonio steroid Durasi sedang; kompetitif 2-4 60-90 Metabolisme hati danklirens; Eliminasi ginjal

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    19/39

    19

    II. FARMAKOLOGI OBAT-OBATAN HIPNOTIK-SEDATIF

    2.1 DEFINISI HIPNOTIK-SEDATIV

    Obat-obatan hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif

    adalah substansi yang memiliki aktifitas moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotik adalah

    substansi yang dapat memberikan efek mengantuk dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan tidur.

    Secara klinis obat-obatan sedatif-hipnotik digunakan sebagai obat-obatan yang berhubungan dengan sistem saraf pusat

    seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia.

    Obat-obatan sedatif hipnotik diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yakni:

    1. Benzodiazepin

    2. Barbiturat

    3. Golongan obat nonbarbiturat nonbenzodiazepin

    2.2 KLASIFIKASI HIPNOTIK-SEDATIV

    1. BE N Z O D I A Z E PI N

    Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek farmakologi sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi,

    relaksasi otot melalui medulaspinalis, dan amnesia retrograde. Benzodiazepine banyak digunakan dalam praktik klinik.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    20/39

    20

    Keunggulan benzodiazepine dari barbiturate yaitu rendahnya ti ngk at t ole ransi o bat , pot ens i pen yal ahg una an ya ng

    rendah, margin dosis aman yang lebar, rendahnya toleransi obat dan tidak menginduksi enzim mikrosom dihati.

    Benzodiazepin telah banyak digunakan sebagai pengganti barbiturate

    sebagai premedikasi dan menimbulkan sedasi pada pasien dalam monitornganestesi. Dalam masa perioperative,

    midazolam telah menggantikan penggunaan diazepam. Selain itu, benzodiazepine memiliki antagonis khusus yaitu flumazenil.

    1. Mekanisme Kerja

    Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter

    penghambat diotak. Benzodia zepine ti dak mengakti fkan rese pt or GA BA mela inkan meningkatk an kepekaan reseptor

    GABA terhadap neurotransmitter penghambat sehingga kanalklorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi post sinaptik membran sel

    dan mendorong post sinaptik membran sel tidak dapat dieksitasi. Hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia

    retrograde , pot ensiasi alkohol, antikonvul si dan relaksasi otot skeletal.Efek sedat if t imbul dari a ktivasi reseptor GABA.

    Sub unit alpha-1 yang merupakan 60% dari resptor GABA di otak (korteks serebral, korteks serebelum,thalamus).

    Sementara efek ansiolotik timbul dari aktifasi GABA sub unit aplha-2 (Hipokampus dan amigdala).

    Perbedaan onset dan durasi kerja diantara benzodiazepine menunjukkan

    perbedaan pote ns i (a ff in it as te rhadap re sept or ), kela ru ta n lemak (kemampuan menembus sawar darah otak dan redistribusi

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    21/39

    21

    jaringan perifer) dan farmakokinetik (pen yerapan, di st ri busi , meta bo li sme dan eksk re si ). Hamp ir semua

    benzodia ze pine la ru t le mak dan te ri ka t kuat dengan prot ei n pl asma. Se hi ngga k e a d a a h i po a l b um i n p a d a

    ci r rh os is he pa t is da n ch ro ni c r en al di s ea se a ka n meningkatkan efek obat ini. Benzodiazepin menurunkan degradasi

    adenosin dengan menghambat tranportasi nuklesida. Adonosin penting dalam regulasi fungsi jantung (penurunan kebu tu han

    oksigen jantung melalui penurunan detak jantung dan meningkatkan oksigenasi melalui vasodilatasi arteri korener) dan

    semua fungsi fisiologi proteksi jantung.

    2. Efek Samping

    Kelelahan dan mengantuk adalah efek samping yang biasa pada penggunaan lama benzodiazepine. Sedasi akan

    menggangu aktivitas setidaknya selama 2 minggu. Penggunaan yang lama benzodiazepine tidak akan mengganggu tekanan darah,

    den yut jantung , ri tme jan tung dan ven ti lasi . Nam un penggunaannya sebaiknya hati-hati pada pasien dengan penyakit paru

    kronis. Penggunaan benzodiazepine akan mengurangi kebutuhan akan obatanestesi inhalasi ataupun injeksi. Walaupun

    penggunaan midazolam akan m e n i n gk a t k an e f e k d e p r e s i n ap a s o p i o i d da n m en gu r a ng i e f ek

    ana lg es ik nya .Selain itu, efek antagonis benzodiazepine, juga flumazenil .

    3. Contoh Preparat Benzodiazepin

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    22/39

    22

    a . Midazolam

    Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut air dengan strukturcincin imidazole yang stabil dalam

    larutan dan metabolisme yang cepat. Obat ini telah menggantikan diazepam selama operasi dan memiliki potensi 2-3 kali lebih k u a t .

    Selain itu affinitas terhadap reseptor GABA 2 kali lebih kuat disbanding diazepam. Efek amnesia pada obat ini

    lebih kuat dibanding efek sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak akan ingat kejadian dan pembicaraan yang

    terjadi selama beberapa jam.Larutan midazolam dibuat asam dengan pH < 4 agar cincin tidak terbuka dan tetap larut

    dalam air. Ketika masuk ke dalam tubuh, akan terjadi perubahanpH sehingga cincin akan menutup dan obat

    akan menjadi larut dalam lemak.Larutan midazolam dapat dicampur dengan ringer laktat atau garam asam dari

    obat lain.

    1) Farmakokinetik

    Mi daz ol am dis er ap cep at dar i salu ra n cern a dan de nga n cep at me la ui sawar darah otak. Namun waktu

    equilibriumnya lebih lambat dibanding propofoldan thi opent al. Hanya 50% dar i obat yang dis erap yang akan masu k

    ke si rkul as i sistemik karena metabolisme porta hepatik yang tinggi. Sebagian besar midazolam yang masuk plasma akan

    berikatan dengan protein. Waktu durasi yang pendek dikarenakan kelarutan lemak yang tinggi mempercepat distribusi dari otak ke

    jaringan yang tidak aktif begitu juga dengan klirens hepar yang cepat. W ak t u p a r u h m i d a z o l a m a d a l ah a n t a r a 1 - 4 j am ,

    lebih pendek dari pada waktu paruh diazepam. Waktu paruh ini dapat meningkat pada pasien tua dan gangguan

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    23/39

    23

    fungsi hati. Pada pasien dengan obesitas, klirens midazolam akan lebih lambat karena obat banyak berikatan dengan sel

    l ema k. A ki bat e li mi nas i ya ng c e p a t d a r i m i d a z o l a m , m a k a e f e k p a d a C N S a k a n l e b i h p e n d e k

    dibanding diazepam.

    2) Metabolisme

    Midazolam dimetabolisme dengan cepat oleh hepar dan enzim cytochrome P-450 usus halus menjadi metabolit yang

    akt if dan ti dak akt if . Met abo li t ut ama yaitu 1-hidroksimidazolam yang memiliki separuh efek obat induk. Metabolit ini dengan

    cepat dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi 1-hidroksimida- zolamglukoronat yang dieskresikan melalui ginjal. Metabolit

    lainnya yaitu 4-hidroksimidazolam tidak terdapat dalam plasma pada pemberian IV.Met abo li sme m ida zol am aka n d iper lam bat

    oleh obat-obatan penghambat enzim sitokrom P-450 seperti simetidin, eritromisin, calsium channel blocker, ob at

    ant i ja mur . Ke cep at an kl ir ens hep at ic mi daz ol am li ma kal i le bi h bes ar daripada lorazepam dan sepuluh kali lebih

    besar daripada diazepam.

    3) Efek pada Sistem Organ

    Midazo lam menurunk an k ebu tuha n m etabo l i k o ks igen o tak dan a l i ran darah ke o tak seper ti barbi turat

    dan propofol. Namun terdapat batasan besarnya penurunan kebutuhan metabolik oksigen otak dengan penambahan dosis

    mid azol am. Mid azol am jug a memi l ik i efe k yang kuat seb agai ant ikon vul san untuk menangani status

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    24/39

    24

    epilepticus.a) Pe rn ap as an Penurunan pernapasan dengan midazolam sebesar 0,15 mg/kg IV setara dengan diazepam

    0,3 mg/kg IV. Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis memiliki resiko lebih besar terjadinya depresi

    pernapas an wala upun pada or ang n or m al d e p r es i p e r na p as a n t i d a k t e r j ad i s am a s e k a l i .

    Pe mbe ri an dosi s bes ar (>0,15 mg/kg) dalam waktu cepat akan menyebabkan apneu sementara terutama bila

    diberikan bersamaan dengan opioid. Benzodiazepine juga menekan reflex menelan dan penuruna aktivitas saluran napas

    bagian atas.

    4) Penggunaan Klinik

    Midazolam sering digunakan sebagai premedikasi pada pasien pediatrik sebagai sedasi dan induksi

    ane st esi a. Midaz ol am juga mem il iki efe k antikonvulsan sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kejang grand

    mal.a) P r e m e d i k a s i sebagai premedikasi midazolam 0,25 mg/kg diberikan secara oral berupasirup (2 mg/ml) kepada anak-anak

    untuk memberiksan efek sedasi dan anxiolisis dengan efek pernapasan yang sangat minimal. Pemberian 0,5 mg/kg IV 10 menits

    ebelum operasi dipercaya akan memberikan keadaan amnesia retrograd yang cukup.

    b. Diazepam

    Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut lemak dan memiliki

    d u r a s i k e r j a y a n g l e b i h p a n j a n g d i s b a n d i n g m i d a z o l a m . D i a z e p a m d i l a r u t k a n

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    25/39

    25

    dengan pe l a ru t o rg an ik (p r op i l en g l iko l , sod ium be nzoa te ) karena t i dak l a ru t dalam a ir. Laru tannya pekat

    dengan pH 6,6-6,9.Injeksi secara IV atau IM akan menyebabkan nyeri.

    1) Farmakokinetik

    Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan mencapai puncaknya da la m 1 ja m (1 5-

    30 menit pada anak-anak). Kelarutan lemaknya yang tinggi menyebabkan Vd diazepam besar dan cepat mencapai

    otak dan jaringan terutama lemak. Diazepam juga dapat melewati plasenta dan terdapat dalam sirkulasi fetus.

    Ikatan protein benzodiazepine berhubungan dengan tingginya kelarutanlemak. Diazepam dengan kelarutan lemak

    yang t inggi memil iki ikatan denganpro tei n plas ma yang kuat . S ehi ngga pad a p asi en den gan kons ent ras i

    p r o t e i n p l a s m a ya n g r e n d ah , s ep e r t i pa d a c i r r h os i s h ep a t i s , ak a n m e n i n g k a t k a n e f ek samping dari diazepam.

    2) Metabolisme

    Diazepam mengalami oksidasi N-demethylation oleh enzim mikrosom hati me n j a di d es m et h yl di a z ep a m d a n

    o x a z e p a m s e r t a s e b a g i a n k e c i l t e m a z e p a m . D e s m e t h y l d i a z e p a m m e m i l i k i p o t e n s i y a n g l e b i h r e n d a h

    se rt a di me ta bol is me lebih lambat dibanding oxazepam sehingga menimbulkan keadaan mengantuk pa da pas ie n

    6-8 jam setelah pemberian. Metabolit ini mengalami resirkulasi enterohepatik sehingga memperpanjang sedasi.

    Desmethyldiazepam diekskresikan melalui urin setelah dioksidasi dan dikonjugasikan dengan asam glukoronat.

    3) Waktu Paruh

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    26/39

    26

    Waktu paruh diazepam orang sehat antara 21-37 jam dan akan semakin panjang pada

    pa s i en t u a , o b es e da n ga n g gu a n f un g s i h ep a r s e r t a d i gu n ak a n b e r s a m a o b a t pe n gh a m b at enz i m s i t o k r om

    P -4 5 0 . D i ba n di n gk a n l o r az e p am , diazepam memiliki waktu paruh yang lebih panjang namun durasi kerjanya lebih pendek

    karena ikatan dengan reseptor GABA

    lebih cepat terpisah. Wa kt u p ar uh des me th yld ia zep am ada la h 4 8- 96 ja m. Pa da pen ggu na an lama diazepam dapat

    terjadi akumulasi metabolit di dalam jaringan dan dibut uhkan wakt u lebi h dari semi nggu untu k meng eli mina si

    metabolit dariplasma.

    4) Efek pada Sistem Organ

    Diazepam hampir tidak menimbulkan efek depresi napas. Namun, pada penggunaan bersama dengan obat

    penekan CNS la in at au pada pasi en dengan penyakit paru obstruktif akan meningkatkan resiko terjadinya depresi napas.

    Diazepa m pada dos i s 0 ,5 -1 mg/kg IV yang d iber ikan sebaga i induks i anest es i t i dak

    menyebabkan mas alah pada te kanan darah, cardiac output dan resist ensi peri fer. Begi tu juga den gan pemberian a nestesi

    volat il e Ns se te lah induks i dengan d iazep am t idak menyebabk an perubah an pada ker j a j an tun g .Namun

    pe m b e r i a n d i az e pa m 0 , 1 25 - 0 , 5 m g/ k g IV ya n g d i i ku t i d en g a n i n j e ks i f e n t an yl 5 0 g / kg I V a k an

    men yeb ab ka n pen ur un an res is te ns i vas kul er dan penurunan tekanan darah sistemik. Pa da ot ot sk el et al ,

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    27/39

    27

    d i a z e p a m m e n u r u n k a n t o n u s o t o t . E f e k i n i d i d a p a t d e n g a n m e n u r u n k a n i m p u l s d a r i

    saraf gamma di spinal. Keracunan diazepam didapatkan bila konsentrasi plasmanya > 1000ng/ml.

    5) Penggunaan Klinis

    Penggunaan diazepam sebagai sedasi pada anestesi telah digantikan oleh midazolam. Sehingga diazepam lebih

    banyak digunakan untuk mengatasi kejang.Efek anti kejang didapatkan dengan menghambat neuritransmitter GABA.Dibandi ng

    barb it urat yan g me ncegah ke ja ng dengan depr es i non se lekt if CNS, d i az ep a m s e c a r a s e l e k t i f

    menghambat akt iv i tas d i sys tem l imbik, terutama dihippokampus.

    c. Lorazepam

    Lorazepam memiliki struktur yang sama dengan oxazepam, hanya berbeda pada adanya klorida ekstra pada posisi orto

    5-phenyl moiety. Lorazepam lebih kuat dalam sedasi dan amnesia dibanding midazolam dan diazepam sedangkan

    efek sampingnya sama.

    1 ) F a r m a k o k i n e t i k

    Lorazepam dikonjugasikan dengan asam glukoronat di hati menjadi bentuk inaktif yang diekskresikan di ginjal. Waktu

    paruhnya lebih lama yaitu 10-20 jam dengan eksk re si ur in > 80% dari dosi s yang diberi kan. Karena meta boli smen ya

    t idak d ipengar uh i o l eh enz im mikros om d i h a t i , maka metabo l i smenya t idak d ipengaruhi o leh umur, fungs i

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    28/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    29/39

    29

    sanga t l ambat seh ingg a t idak bermanfa a t pada pengobat an insomni a dengan kesul it an t idur. Namun

    bermanfa at pada inso mnia memi li ki peri od e ti du r yan g pendek atau sering terbangun di malam hari.

    e. Alprazolam

    Alpr azol am memi lik i efek meng uran gi kece masa n pada pasi en deng an kecemasan atau serangan panik.

    Alprazolam merupakan alternatif untuk premedikasi pengganti midazolam.

    2. BA RBI T U RAT

    Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik dan sedatif. Namun sekarang

    kecuali untuk beberapa penggunaan yang spesifik, barbiturat telah banyak digantikan dengan benzodiazepine yang

    lebih aman, pengecualian fenobarbital, yang memiliki anti konvulsi yang masih banyak digunakan.

    Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asambarbiturat (2,4,4-trioksoheksahidropirimidin)

    merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan asam malonat.

    Susunan Sa raf Pusa t e fek u tam a barb i tu r a t i a l ah depre s i SSP. Semua t ingkat depresi dapat d i capai ,

    mulai dari sedasi, hipnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antianseitas barbiturat berhubungan dengan tingkat

    sedasi yang dih asi lka n. Efe k hip not i k bar bi t urat e dapa t d ic apai dal am wakt u 20- 60 men i tdengan dosis

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    30/39

    30

    hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Efek anastesi umumnya diperlihatkan oleh

    golongan tiobarbital dan beberapa oksibarbital untuk anastesi umum. Untuk efek antikonvulsi umumnya diberikan oleh

    berbiturat yang mengandung substitusi 5-fenil misalnya fenobarbital.

    1. Farmakokinetik

    Barbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus halus kedalam darah. Secara IV

    barbiturat digunakan untuk mengatasi status epilepsi dan menginduksi serta mempertahankan anastesi umum. Barbiturat

    didistribusi secara luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan kelarutan dalam lemak; tiopental

    yang terbesar.Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya tiopental dan met ohe ks it al , set el ah pem ber ian sec ara IV ,

    akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun

    dengancepat. Barbitur at yang k urang lipofi lik, misaln ya a probarbit al dan fenobarbit al, dimetabolisme hampir sempurna

    didalam hati sebelum diekskresi di ginjal. Pada kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak mempengaruhi

    eliminasi obat. Fenobarbital diekskresi ke dalam urine dalam bentuk tidak berubah sampaijumlah tertentu (20-30 %) pada

    manusia.Faktor yang mempengaruhi biodisposisi hipnotik dan sedatif dapat dipengaruhi oleh berbagai hal terutama perubahan

    pada fungsi hati sebagai akibat d ar i penyak it , us ia tu a yan g mengak ib atkan penuru nan kecepa tan pember si han obat yang

    dimetabolisme yang terjadi hampir pada semua obat golongan barbiturat.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    31/39

    31

    2. Indikasi

    Penggunaan barbiturat sebagai hipnotik sedatif telah menurun secara nyata k a r en a ef ek t er h ad a p S S P ku r a ng

    spesifik yang telah banyak digantikan oleh golongan benzodiazepine. Penggunaan pada anastesi masih banyak obat

    golongan barbiturat yang digunakan, umumnya tiopental dan fenobarbital.

    1. Tiopental

    Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum.

    Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).

    Sedasi pada analgesik regional

    Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus

    2 . F e n o b a r b i t a l

    Untuk menghilangkan ansietas

    Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi)

    Untuk sedatif dan hipnotik

    3. Kontra Indikasi

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    32/39

    32

    Barbiturat tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturat, penyakit hati atau ginjal, hipoksia, penyakit Parkinson.

    Barbiturat juga tidak boleh diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena dapat menambah kebingungan di malam

    hari yang terjadi pada penderita usia lanjut.

    4. Efek Samping

    1) Hango ver, Geja la i ni me rupa kan r esid u depr esi S SP se tel ah ef ek hi pnot ik berakhir. Dapat terjadi beberapa hari

    setelah pemberian obat dihentikan. Efek re si du mu ngk in be rup a ver ti go, mua l, at au dia re . Ka dan g ka dan g ti mbu l

    kelainan emosional dan fobia dapat bertambah berat.

    2) Eksitasi paradoksal,

    Pa da b eb er ap a in di vi du , pe ma ka ia n ul an g ba rb it ur at (terutama fenoberbital dan N-desmetil barbiturat) lebih

    menimbulkan eksitasidari pada depresi. idiosinkrasi ini relative umum terjadi diantara penderita usia lanjut dan lemah.

    3) Rasa n yeri,

    Barbi tur at ses ekal i menimb ulka n mialgi a, neur algi a, art algi a, terutama pada penderita psikoneurotik yang

    menderita insomnia. Bila dibe rik an dal am kea daan n yeri , dapa t men yebab kan ge lis ah, e ksi tasi , dan bahkan delirium.

    4) Alergi,

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    33/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    34/39

    34

    1 . M e k a n i s m e K e r j a

    Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gammaami- nobutyric acid (GABA) dan tampaknya

    t i d ak m e n gat u r li gand-gat e ion channel lainnya. Propofol dianggap memiliki efek sedatif hipnotik melaluiinte rak sinya

    dengan reseptor GABA. GABA adalah salah satu neurotransmiter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktivasi,

    penghantar kloridatra ns membra ne meni ngkat dan menimbul kan hi perpol aris as i di membra n se l post si naps dan

    menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol (termasuk barbiturat dan etomidate) dengan reseptor

    komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA meningkatkan durasi

    pe m b uk a an GA B A ya n g t e r a k t i f as i m el a u i chloride channel sehi ngga te rj ad i hiperpolarisasi dari membran sel.

    2 . F a r m a k o k i n e t i k

    Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme oksidatif hepatik oleh cytochrome P-450. Namun, metabolisme

    tidak ha nya di pen gar uhi hepa ti c tet api juga ekstrahepatik. Metabolisme hepatik lebih cepat dan lebih banyak menimbulkan

    inaktivasi obat dan terlarut air sementara metabolisme asamglukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol membentuk 4-

    hydroxypropofololeh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan sulfat dan glukoronide

    m e n j a d i t i d a k a k t i f d a n b e n t u k 4 h y d r o x y p r o p o f o l y a n g m e m i l i k i 1 / 3 e f e k h ipnotik. Kurang dari

    0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruhpropofol adalah 0,5 1,5 jam tapi yang lebih penting

    sensitive half time dari propofol yang digunakan melalui infus selama 8 jam adalah kurang dari 40 menit.Maksud dari

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    35/39

    35

    sensitive half time adalah pengaruh minimal dari durasi infus karena metabolisme propofol yang cepat ketika infus dihentikan

    seh in gga oba t k emb ali dari tempat simpanan jaringan ke sirkulasi.

    3. Penggunaan Klinis

    Propof o l men jad i p i l ih an o ba t i nduks i t e ru t ama karena cepa t dan e fek mengembal ikan kesadaran

    yang komplit. Infus intravena propofol dengan atautanpa obat anestesia lain menjadi metode yang sering digunakan

    sebagai sedasiatau sebagai bagian penyeimbang atau anestesi total iv. Penggunaan propofolmelalui infus secara terus

    menerus sering digunakan di ruang ICU.

    B. Ketamin

    Ketamin adalah derivat phencyclidine yang menyebabkan disosiativeanesthesia yang ditandai dengan

    disosiasi EEG pada talamokortikal dan sistemlimbik. Disosiative anesthesia ini menyerupai kedaan kataleptik

    dimana mata pasien terbuka dan diikuti nistagmus yang lambat. Berbagai derajat hnipertonus dan perpindahan otot

    yang tanpa tujuan sering terjadi pada proses pembedahan

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    36/39

    36

    C. Dextromethorphan

    Dext rome thor phan (d- isom er dari levo phan ol) adal ah NMDA anta goni s dengan afinitas ringan yang sering

    digunakan sebagai penghambat respon batuk disentra l. Obat ini memi liki efek yang sei mban g d enga n ko dein seba gai

    ant itusi f tetapi tidak memiliki efek analgesik Tidak seperti kodein, obat ini tidak men imb ulkan e fek sedasi a tau

    gangguan s istem gast rointest inal . DMP memil iki efe k euf ori a seh ingg a ser ing dis alah

    gu n a k an . Tan d a d an ge n j al a p e n g gu n aa n berlebihan DMP adalah hipertensi sistemik, takikardia, somnolen, agitasi,

    ataxia,diaporesis, kaku otot, kejang, koma, penurunan suhu tubuh. Hepatotoksisitas meningkat pada pasien yang mendapat

    DMP dan asetamenofen.

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    37/39

  • 8/12/2019 anestesi refrat

    38/39

    38

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ, eds. Neuromuscular blocking agents. In: Clinical Anesthesiology. 4 th ed. McGraw Hills

    Company. 2006.

    2. White PF, Katzung BG. Skeletal muscle relaxants. In: Basic and clinical pharmacology. 10 th ed. McGraw Hills Company.

    2007.

    3. Francois D, Bevan DR. Pharmacology of muscle relaxants and their antagonists. In: Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, eds.

    Clinical anesthesia. 6 th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2006.

    4. Stoelting RK. Neuromuscular blocking drugs. In: Pharmacology and physiology in anaesthetic practice. 4 th ed. Philadephia:

    Lippincott Williams & Wilkins. 2006.5. Taylor P. Agents acting at the neuromuscular junction and autonomic ganglia. In: Brunton LL, ed. Goodman & Gilmans the

    pharmacological basis of therapeutics. 11 th ed. New York: McGraw Hills Company. 200

    6. Stoelting RK, Hillier SC. Opioid Agonists and Antagonists. In : Pharmacology & Physiology in Anestetic Practice 4 th

    Edition. Philadelphia :Lipincott William & Wilkins; 2006, 87-126

    7. Nelson., M.H, 2006. Sedative Hipnotic Drugs. (Dikutip dari

    :http://pharmacy.wingate.edu/faculty/mnelson/PDF/Sedative_Hypnotics.pdf tanggal 16 Agustus 2010)

    8. Stoelting RK, Hillier SC. Benzodiazepines. In : Pharmacology &Physiology in Anestetic Practice 4 th Edition. Philadelphia :

    Lipincott William& Wilkins; 2006, 140-1534. Tj ay TH , Ra ha rdj a K. Se da ti va dan Hip no ti ka. In : Ob at -o bat

    P e n t i n g Edisi Ke-5. Jakarta : Gramedia; 2002, 364-372

    http://pharmacy.wingate.edu/faculty/mnelson/PDF/Sedative_Hypnotics.pdf%C2%A0http://pharmacy.wingate.edu/faculty/mnelson/PDF/Sedative_Hypnotics.pdf%C2%A0http://pharmacy.wingate.edu/faculty/mnelson/PDF/Sedative_Hypnotics.pdf%C2%A0
  • 8/12/2019 anestesi refrat

    39/39

    39

    9. Stoelting RK, Hillier SC. Nonbarbiturate Intravenous Anesthetic Drugs. In: Pharmacology & Physiology in Anestetic Practice 4 th

    Edition. Philadelphia :Lipincott William & Wilkins; 2006, 153-178

    10. http://nursidiqkr3nyahoocom.blogspot.com/2010/05/sedativa-dan-hipnotika-penenang.html

    http://nursidiqkr3nyahoocom.blogspot.com/2010/05/sedativa-dan-hipnotika-penenang.htmlhttp://nursidiqkr3nyahoocom.blogspot.com/2010/05/sedativa-dan-hipnotika-penenang.htmlhttp://nursidiqkr3nyahoocom.blogspot.com/2010/05/sedativa-dan-hipnotika-penenang.html