anemia defisiensi besi

22
BAB I PENDAHULUAN Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di neg maju maupun negara yang sedang berkembang. Padahal besi merupakan unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupa penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia memp kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan. Besi merupakan bagian dari molekul Hemoglobin, dengan berkurangnya besimaka sintesis hemoglobin akan berkurang dan mengakibatkan kadar hemoglobin akan turun. Hemoglobin merupakan unsur yang sangat vital bagi tubuh manusia, karena kadar hemoglobin yang rendah mempengaruhi kemampuan mengantarkan O 2 yang sangat dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh. Anemia defisiensi besi dapat diderita oleh bayi, anak-anak, bahkan oran deasa baik pria maupun anita, dimana banyak hal yang dapat mend terjadinya anemia defisiensi besi. !ampak dari anemia defisiensi besi ini sangat luas, antara lai perubahan epitel, gangguan pertumbuhan jika terjadipada anak-a nak, kurangnya konsentrasi pada anak yang mengakibatkan prestasi disekola menurun, penurunan kemampuan kerja bagi para pekerja s eh ing ga produktivitasnya menurun. "ebutuhan besi yang dibutuhkan setiap harinya untuk menggantikan #at besi yang hilang dari tubuh dan untuk pertumbuhan ini bervariasi, dari umur, jenis kelamin. "ebutuhan meningkat pada bayi, remaja, anita hamil, menyusui serta anita menstruasi. Oleh karena itu kelompok sangat mungkin menderita anemia defisiensi besi. $

Upload: kir4yamat0

Post on 05-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ajiakakakkakaka

TRANSCRIPT

RESPONSI KASUS

BAB I

PENDAHULUANAnemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan.

Besi merupakan bagian dari molekul Hemoglobin, dengan berkurangnya besi maka sintesis hemoglobin akan berkurang dan mengakibatkan kadar hemoglobin akan turun. Hemoglobin merupakan unsur yang sangat vital bagi tubuh manusia, karena kadar hemoglobin yang rendah mempengaruhi kemampuan mengantarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh.

Anemia defisiensi besi dapat diderita oleh bayi, anak-anak, bahkan orang dewasa baik pria maupun wanita, dimana banyak hal yang dapat mendasari terjadinya anemia defisiensi besi.Dampak dari anemia defisiensi besi ini sangat luas, antara lain terjadi perubahan epitel, gangguan pertumbuhan jika terjadi pada anak-anak, kurangnya konsentrasi pada anak yang mengakibatkan prestasi disekolahnya menurun, penurunan kemampuan kerja bagi para pekerja sehingga produktivitasnya menurun.

Kebutuhan besi yang dibutuhkan setiap harinya untuk menggantikan zat besi yang hilang dari tubuh dan untuk pertumbuhan ini bervariasi, tergantung dari umur, jenis kelamin. Kebutuhan meningkat pada bayi, remaja, wanita hamil, menyusui serta wanita menstruasi. Oleh karena itu kelompok tersebut sangat mungkin menderita anemia defisiensi besi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1DEFINISI

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.1

Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.2

2.2ETIOLOGI

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya asupan besi, gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun1:

1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:

a. Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.

b. Saluran genitalia (perempuan): menorrhagia.

c. Saluran kemih: hematuria.

d. Saluran nafas: hemoptisis.

2. Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan (asupan yang kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang rendah.

3. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan.

4. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).2.3EPIDEMIOLOGIAnemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mengenai negara-negara kaya maupun miskin. Meskipun penyebab terbanyak adalah defisiensi besi, tetapi jarang timbul sebagai penyebab tunggal. Wanita hamil merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan mengalami anemia defisiensi besi.Afrikaamerika latinindonesia

laki-laki dewasa6%3%16-50%

wanita tak hamil20%17-21%25-48%

wanita hamil60%39-46%46-92%

Tabel 1. Prevalensi Anemia Defisiensi Besi di Dunia1,3,42.4PATOGENESIS

Perdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kebutuhan besi yang meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi semakin menurun.1 Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi yang negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar free protophorphyrin atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan kapasitas ikat besi total (total iron binding capacity = TIBC) meningkat, serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun. Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositer sebagai akibat dari anemia defisiensi besi (iron deficiency anemia).5,6

2.5MANIFESTASI KLINIS2.5.1Gejala Umum Anemia

Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku (Bakta, 2006). Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

2.5.2Gejala Khas Anemia Defisiensi Besi

Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah:1a. Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.

b. Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.

c. Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.d. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.2.6PEMERIKSAAN PENUNJANGKelainan laboratorium pada anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai adalah:7a. Kadar Hemoglobin < 10gr/dL

b. Indeks eritrosit: MCV, MCH, MCHC menurun dan adanya peningkatan RDW

c. Kadar besi serum < 50mg/dL, TIBC (total iron binding capacity) > 350mg/dL, dan saturasi transferin < 15%d. Kadar serum ferritin < 20g/dL

e. Protoporfirin eritrosit meningkat (> 100g/dL)

f. Sumsum tulang: menunjukkan hyperplasia normoblastik dengan normoblast kecil-kecil yang dominan.

g. Pada laboratorium yang maju dapat diperiksa reseptor transferin; kadar reseptor transferin meningkat pada anemia defisiensi besi, normal pada anemia akibat penyakit kronis dan thalassemia.

h. Pengecatan besi sumsum tulang dengan biru prusia (Perls Stain) menunjukkan cadangan besi yang negatif (butir hemosiderin negatif).i. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab anemia defisiensi besi seperti pemeriksaan feses untuk mencari adanya telur cacing (Ankilostoma duodenale / Necator americanus).2.7DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi haruslah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat. Secara laboratorik, untuk menegakkan diagnosis dari anemia defisiensi besi dapat dipakai kriteria berikut ini:1,8Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi, atau MCV