72241830 anemia defisiensi besi

Upload: dewi-wulan

Post on 15-Jul-2015

107 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

ANEMIA DEFISIENSI BESI Jawahir Bin Madeaming Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat, 11510 Ukrida.ac.id

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah medik yang sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, disamping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat terutama di negara berkembang. kelaianan ini merupakan penyebab debilitas kronik (chronic debility) yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik. Oleh karena frekuensinya demikian sering, anemia terutama anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati para dokter di praktek klinik. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer yang disebut penurunan oxygen carrying capacity. Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Oleh karena itu, dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai label anemia tapi harus ditetapkan penyakit dasar penyebab anemia tersebut. Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoeisis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan haemoglobin berkurang.ADB ditandai oleh anemia hipokromik mikrositer dan hasil laboratorium menunjukkan cadangan besi kosong. BAB IIJawahir Bin Madeaming / 102008258 / A5 / [email protected] 1

Isi/Pembahasan 2.1. Anamnesis Anamnesis dapat dilakukan autoanamnesis pada pasien dewasa jika keadaan memungkinkan. Sekiranya keadaan tidak memungkinkan, anamnesis dilakukan secara allo anamnesis. Anamnesis yang perlu dilakukan meliputi: Identitas Pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa Keluhan utama Bertanya tentang awitan dan gejala awal. Pasien mengeluh

mudah lelah, nafas menjadi lebih berat, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya.1 1,2

Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:

Pika: suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan seperti es batu, kotoran atau kanji Glositis : iritasi lidah Keilosis : bibir pecah-pecah Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring Ditanyakan anak/remaja. Riwayat penyakit sekarang1,2 Ditanya tentang faktor resiko yang mungkin ada pada pasien. Misalnya, kebiasaan makannya atau status diet, ambilan obat dan jangka waktunya, status sosioekonomi (malnutrisi), status menstruasi (pada wanita, sering pada premenopause).Jawahir Bin Madeaming / 102008258 / A5 / [email protected] 2

juga

pola

pertumbuhan

sekiranya

pasien

Penyakit yang dialami sekarang seperti perdarahan saluran makanan, perdarahan genitourinarius, hemosiderosis paru, dan hemolisis tersebut. Riwayat penyakit dahulu2 Ditanya jika pasien mempunyai riwayat gastrektomi parsial atau total, by pass usus halus proksimal. Ditanya adakah pasien ada mengambil apa-apa obat terutamanya aspirin 2.2 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Status generalis: a. Keadaan umum: Tampak sakit ringan, pucat. b. Kesadaran: Kompos mentis c. Tanda-tanda vital: dalam batas normal. Pemeriksaan fisik lain1,2,3,4 a. Kepala ditemukan konjungtiva anemis. Dapat juga ditemukan stomatitis angularis, atrofi papil lidah Gambar 1 intravascular serta tempuh lamanya penyakit

Angular cheilosis / stomatitis angularis3 Gambar 2

Jawahir Bin Madeaming / 102008258 / A5 / [email protected]

3

glossitis karena atrofi papil lidah3 b. Thoraks - murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung c. Abdomen - Bisa ditemukan splenomegali pada pasien ADB yang berat, persisten dan ADB yang tidak diterapi. d. Ekstremitas Khas ditemukan koilonikia yaitu kelainan pada kuku, tidak ditemukan edema pada tungkai. Gambar 3

Koilonychia (kuku sendok)3 2.2 Pemeriksaan penunjang2.2.2 Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit1-5

Didapatkan anemia hipokromik mikrositer dengan penurunan kadar hemogglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV dan MCH menurun. MCV