diagnosis anemia defisiensi besi

23
Diagnosis Anemia Defisiensi Besi Wahyu Purnama 1206207294 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dipresentasikan pada hari Kamis, 7 Mei 2015 di Ruangan diskusi

Upload: wahyu-purnama

Post on 15-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

siap

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Wahyu Purnama1206207294

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Dipresentasikan pada hari Kamis, 7 Mei 2015 di Ruangan diskusi

Page 2: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Sasaran Pembelajaran

• Pendahuluan• Isi– Pemeriksaan Lab– Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik– Alur diagnosis Anemia defisiensi besi– Diagnosis– Interpretasi

• Kesimpulan• Daftar Pustaka

Page 3: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Pendahuluan

• Anemia defisiensi besi sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia

• Penyebabnya bisa bermacam-macam: Pada perempuan (haid) pada laki-laki infeksi cacing tambang.

• Adapun pemeriksaan khusus untuk anemia defisiensi besi meliputi serum iron, TIBC (Total Iron Binding Capacity), saturasi transferrin, protoporfirin eritrosit, ferritin serum, reseptor transferin dan pengecatan besi pada sumsum tulang (Perl’s stain).

Page 4: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 5: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Pemeriksaan Lab• Hemoglobin (Hb)• Penentuan Indeks Eritrosit

– MCV ( N: Nilai normal 92±9 fl)

– MCH (N: 29,5±2,5pg.2(1 pg :10-12L)

– MCHC (N: normal 33±1,5g/dL)

•Pemeriksaan hapusan darah tepi•Memperhatikan ukuran bentuk inti dan sitoplasma sel darah merah

•Luas Distribusi Sel Darah Merah (RDW)N: <15%

– Kenaikan nilai RDW merupakan manifestasi hematologi paling awal dari kekurangan zat besi

– Lebih peka dari besi serum, transferin jenuh, serum feritin.

– Meningkatnya RDW dan menurunnya MCV pertanda meyakinkan dari ADB

– Apabila disertai eritrosit proporfirin maka dianggap menjadi diagnostik.

Page 6: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

• Eritrosit Protoporfirin (N: <30mg/dL)– Bahan antara pembentukan

heme– Jika sintesis heme

terganggumenumpuk dalam eritrosit.

• Besi Serum• Peka terhadap kekurangan zat

besi ringan• Dipengaruhi oleh variasi diurnal

dengan kadar puncak jam 8-10 pagi

• Menurun pada ADB dan TIBC meningkat

• TIBC : tingkat kejenuhan apotransferin pada besi

• Saturasin transfeerin : Besi serum/TIBC x 100%

• Kriteria diagnosis : kadar besi serum < 50µg/dL, TIBC > 350µg/dL, dan saturasi transferrin < 16% atau < 18%.

Page 7: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

• Transferrin saturation– Indikator paling akurat

membawa besi ke sumsum tulang

– Penurunan dibawah 10% kurangnya suplai zat besi yang di bawa ke sirkulasi.

– Saturasi transferin dan serum feritin sering dipakai untuk mengetahui ADB

• Pengecatan besi pada sumsum tulang (Perl’s Stain)• Dalam keadaan nomral 40-60%

normoblas mengandung granula ferritin dalam sitoplasma (sideroblas)

• Pada ADB tidak ditemukan sideroblas

• Diklinik, pengecatan besi pada sumsum tulang dianggap sebagai baku emas untuk diagnosis ADB Ferritin serum(ptaktis)

Page 8: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

• Serum feritin– Untuk daerah tropik nilai

ferritin serum <20 mg/L sebagai kriteria diagnosis ADB

– Jika terdapat inflamasi seperti AR ferritin serum bisa mencapai 50-60 µg/L

– Pemeriksaan lab untuk diagnosis ADB paling kuat karena reliabe dan praktis walaupun tidak terlalu sensitif

– Tidak selalu dapat menyingkirkan ADB namun di atas 100 mg/dL dipastikan bukan ADB.

– Serum ferritin pria>wanita– Serum feririn diukur dengan

mudah memakai RIA, ELISA

• Reseptor Transferrin• Protein transpor besi• Diukur bersama besi serum• Serum transferin meningkat

pada ADB dan menurun pada infeksi kronis

• Kadar Reseptor tranferrin meningkat pada defisiensi besi.

• Goal : membedakan ADB dengan anemia akibat penyakit kronik

• Akan lebih baik jika dipakai rasio reseptor transferrin dengan log ferritin serum

• Rasio : <1,5(ADB), > 1,5 (anemia penyakit kronik)

Page 9: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 10: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 11: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 12: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 13: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 14: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Profil hematologi ADB

Page 15: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Terdapat tiga tahap diagnosis ADB

• Tahap pertama adalah menentukan adanya anemia dengan mengukur hemoglobin atau hematocrit.

• Cutt off point anemia tergantung kriteria yang dipilih, apakah kriteria WHO atau kriteria klinik.

Tahap dua adalah memastikan adanya defisiensi besi1

Tahap ketiga adalah Menentukan penyebab defisiensi besi yang terjadi1

Secara laboratoris untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi (tahap satu dan tahap dua) dapat dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi (modifikasi dari kriteria Kerlin et al)

Kriteria Kerlin:• Anemia hipokromik mikrositer

pada hapusan darah tepi, atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31% dengan salah satu dari 1,2,3,atau 4.Dua dari tiga parameter di bawah ini:

1. Besi serum <50 mg/dlTIBC >350 mg/dlSaturasi transferrin <15%, atau

2. Feritin serum <20 mg/I, atau3. Pewarnaan sumsum tulang

dengan biru prusia (Perl’s stain) menunjukkan cadangan besi(butir-butir hemosiderin) negative, atau

4. Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lain yang setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 g/dl.

Page 16: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 17: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 18: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 19: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 20: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

• Leukosit dan trombosit pada umumnya normal. • Tetapi granulositopenia ringan dapat dijumpai pada ADB yang

berlangsung lama. • Pada ADB karena cacing tambang dijumpai eosinophilia.

Trombositosis dapat dijumpai pada ADB dengan episode perdarahan akut. 3

Page 21: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
Page 22: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Kesimpulan

• Pasien pada pemicu menderita anemia defisiensi besi karena terbukti dari hasil pemeriksaan lab. Untuk menegakkan diagnosis pada pasien dibutuhkan data tambahan lebih lanjut seperti RDW, Serum besi dan TIBC.

Page 23: Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Referensi

1. AV Hoofbrand. Essential Hematology. 6th ed. British: Wiley-Blackwell; 2011.

2. Porwit A, McCullough J, Erber WN [ed.]. Blood and Bone Marrow Pathology. 2nd ed. Toronto: Elsevier; 2011.

3. Kaushansky K, Lichtman MA, Beutler E. Kipps TJ, Seligsohn U. Prchal JT. Williams Hematology. 8th ed. USA: Mc Graw Hill; 2010.