anemia defisiensi besi
TRANSCRIPT
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Oleh :Avelina Irene Djedoma (0802005149)
Pooneethawathi Santran (0802005169)
PEMBIMBING :Dr. I Wayan Losen Adnyana, SpPD
Oleh :Avelina Irene Djedoma (0802005149)
Pooneethawathi Santran (0802005169)
PEMBIMBING :Dr. I Wayan Losen Adnyana, SpPD
DEFINISI
1.) Keadaan di mana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
2.) Secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.
Anemia
anemia defisiensi besi anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron state)
penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang
pembentukan hemoglobin berkurang
Definisi
Di IndonesiaHb < 10 g/dlHb < 10 g/dl
hematokrit < 30%hematokrit < 30%
eritrosit < 2,8 juta/mmeritrosit < 2,8 juta/mm
EPIDEMIOLOGI
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 :balita 40,5%,
ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%,
remaja putri usia (10-18 tahun) 57,1% usia 19-45 tahun 39,5%.
ADB 2-5% pada pria dewasa dan wanita post-menopause pada negara
berkembang dan merupakan penyebab
utama rujukan ke bagian gastroenterologi (4-13%
rujukan).
ETIOLOGI
• kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun saluran cerna, saluran genitalia (perempuan): menorrhagiasaluran kemih: hematuriasaluran nafas: hemoptisis
• faktor nutrisi kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi besi yang rendah
• kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan
• gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik• dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat,
teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).
• kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun saluran cerna, saluran genitalia (perempuan): menorrhagiasaluran kemih: hematuriasaluran nafas: hemoptisis
• faktor nutrisi kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi besi yang rendah
• kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan
• gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik• dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat,
teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).
Marshall dan Warren
hubungan yang kuat antara adanya H pylori dan temuan inflamasi pada biopsi lambung
postulat Koch peran H pylori dengan kejadian gastritis antral dengan pemberian H pylori Gastritis tersebut dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik dan garam Bismuth.
postulat Koch peran H pylori dengan kejadian gastritis antral dengan pemberian H pylori Gastritis tersebut dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik dan garam Bismuth. Tes serologi infeksi H pylori
( antibodi IgG dan IgA sirkulasi)
meningkat secara dramatis pada dekade kelima, dan lebih dari separuh populasi di atas 50 tahun terinfeksi H pylori
Department of Hematology, Renmin Hospital of Wuhan University
endoskopi dan ureabreath testKoeksistensi gastritis H pylori pada 86 pasien ADB dewasa
Koeksistensi gastritis H pylori pada 86 pasien ADB dewasa
serum feritrin yang menurun signifikan pada kelompok yang terinfeksi H pylori dan eradikasi H pylori menyebabkan resolusi defisiensi besi.
serum feritrin yang menurun signifikan pada kelompok dewasa dengan IgG H pylori positif daripada kelompok kontrol yang tidak terinfeksi
persentase yang tinggi pada perluasan gastritis hingga mukosa korporal pada pasien dengan H pylori dan ADB dibandingkan dengan kelompok kontrol pasien yang terinfeksi H
pylori non anemik.
angka kejadian ADB lebih sering terjadi pada pasien dengan H pylori positif.
Transmisi H pylori dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui saliva dan kontaminasi fekal.
pemukiman yang padat, kondisi sanitasi yang buruk, dan kurangnya air bersih
Higienitas personal merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hal penyajian makanan yaitu rendahnya kebiasaan mencuci tangan
H pylori melekat pada mukosa lambung melalui mekanisme yang spesifik.
Sekresi sejumlah besar urease (0.4 mM) menyebabkan lingkungan yang kaya urea berubah menjadi amonia,
sehingga terjadi ameliorasi keasaman lambung.
Sekresi sejumlah besar urease (0.4 mM) menyebabkan lingkungan yang kaya urea berubah menjadi amonia,
sehingga terjadi ameliorasi keasaman lambung.
Sitotoksin ini menyebabkan inflamasi lokal, bersama dengan protease dan fosfolipase, dapat menyerang dan merusak membran sel mukosa. Lemahnya barier mukosa lambung
menyebabkan difusi balik ion hidrogen yang memperberat cedera jaringan.
Infeksi H pylori berdampak negatif pada komposisi cairan lambung, yaitu penurunan keasaman dan kandungan askorbat, di mana keduanya merupakan hal penting dalam absorpsi besi.
Infeksi H pylori berdampak negatif pada komposisi cairan lambung, yaitu penurunan keasaman dan kandungan askorbat, di mana keduanya merupakan hal penting dalam absorpsi besi.
PATOFIFIOLOGI
Gastritis H.pylori
ANEMIA DEFISISENSI BESI
ANEMIA DEFISISENSI BESI
MANIFESTASI KLINISGejala umum
anemia• Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi
penurunan kadar hemoglobin hingga 7-8 gr/dl
• Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging
• Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga 7-8 gr/dl
• Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging
Gejala khas defisiensi besi
• Koilonichya (spoon nail) Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap
• Stomatitis angularis (cheilosis) • Disfagia• Atrofi mukosa gaster• Pica
• Koilonichya (spoon nail) Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap
• Stomatitis angularis (cheilosis) • Disfagia• Atrofi mukosa gaster• Pica
Gejala penyakit dasar
• Gejala tergantung penyebab dasar yang menimbulkan anemia
• Pada infeksi cacing tambang terdapat gejala dispepsia, parotis yang membengkak dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami
• Anemia akibat pendarahan kronis saluran cerna atau kanker kolon dapat disertai oleh BAB yang berwarna hitam ataun gangguan BAB
• Gejala tergantung penyebab dasar yang menimbulkan anemia
• Pada infeksi cacing tambang terdapat gejala dispepsia, parotis yang membengkak dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami
• Anemia akibat pendarahan kronis saluran cerna atau kanker kolon dapat disertai oleh BAB yang berwarna hitam ataun gangguan BAB
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Penentuan adanya anemiaPenentuan adanya anemia
• sindroma anemia yakni badan lemah, letih, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, telinga sering berdenging.
• pucat pada konjungtiva dan jaringan di bawah kulit
• sindroma anemia yakni badan lemah, letih, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, telinga sering berdenging.
• pucat pada konjungtiva dan jaringan di bawah kulit
Penentuan defisiensi besi sebagai penyebab anemia
Penentuan defisiensi besi sebagai penyebab anemia
• Atrofi papil lidah • Stomatitis angularis • Disfagia • Koilonichya • Atrofi mukosa gaster• Pica • Gejala-gejala penyakit dasar yang
mendasari terjadinya anemia
• Atrofi papil lidah • Stomatitis angularis • Disfagia • Koilonichya • Atrofi mukosa gaster• Pica • Gejala-gejala penyakit dasar yang
mendasari terjadinya anemia
PENEGAKAN DIAGNOSIS
pemeriksaan laboratorium
Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31 % dengan salah satu kriteria yang memenuhi :
Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31 % dengan salah satu kriteria yang memenuhi :
Dua dari tiga parameter yaitu :•Besi serum < 50 mg/dl•TIBC > 350 mg/dl•Saturasi transferin < 15 µg/dl
Ferritin serum < 20 µg/dl
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia ( Perl’s stain ) menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif.
Pemberian Sulfas ferous 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu disertai dengan kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 gr/dl.
1
2
3
4
PENGOBATAN
Eradikasi H pylori dengan menggunakan triple therapy berupa deutero-bismuth citrate 240mgx 2/hari, amoxicillin 500 mgx 2/hari, dan metrodinazole
400 mg x2/hari
Terapi kausaTerapi kausa
Pemberian preparat besiPemberian preparat besi
• Preparat besi oral• Preparat Besi ParenteralPengobatan lainPengobatan lain
• Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani
• Vitamin C: vitamin C diberikan 3x100 mg per hari untuk meningkatkan absorpsi besi
• Transfusi darah
PENCEGAHAN
• Pendidikan kesehatan• Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, dan
perbaikan lingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki,• Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang
membantu absorpsi besi• Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber pendarahan
kronik yang terjadi di daerah tropik• Suplementasi besi terutama pada penduduk rentan seperti ibu
hamil dan balita.• Fortifikasi bahan makanan dengan menggunakan besi.
IDENTITAS PASIEN Nama : IWWJenis Kelamin : PerempuanUmur : 58 tahunKewarganegaraan : IndonesiaAgama : HinduPendidikan : Tidak tamat SDPekerjaan : Tidak BekerjaStatus Perkawinan : Sudah menikahAlamat : Dusun Tegehsari
Padangsambian DenpasarTanggal MRS : 21 Juni 2012Tanggal pemeriksaan : 30 Juni 2012
Keluhan Utama:Lemas BadanKeluhan Utama:Lemas Badan
Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasakan dari 1 bulan yang lalu, semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tersebut dikatakan mucul hilang timbul sejak setahun yang lalu. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi terus menerus sepanjang hari. Lemas dirasakan seperti tidak bertenaga. Lemas dirasakan paling berat saat pasien berubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk atau dari posisi duduk ke posisi berdiri. Lemas membaik dengan istirahat. Karena keluhan lemas, pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasa di rumah, pasien hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja sepanjang hari.
Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasakan dari 1 bulan yang lalu, semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tersebut dikatakan mucul hilang timbul sejak setahun yang lalu. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi terus menerus sepanjang hari. Lemas dirasakan seperti tidak bertenaga. Lemas dirasakan paling berat saat pasien berubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk atau dari posisi duduk ke posisi berdiri. Lemas membaik dengan istirahat. Karena keluhan lemas, pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasa di rumah, pasien hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja sepanjang hari.
Pasien juga mengeluh mengalami pusing sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pusing dirasakan terus-menerus sepanjang hari dan tidak hilang dengan istirahat. Pusing dirasakan paling berat saat pasien mengubah posisi dari duduk atau jongkok ke posisi berdiri
Pasien juga mengeluh mengalami pusing sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pusing dirasakan terus-menerus sepanjang hari dan tidak hilang dengan istirahat. Pusing dirasakan paling berat saat pasien mengubah posisi dari duduk atau jongkok ke posisi berdiri
Pasien juga mengeluhkan sering berkunang-kunang dan dirasakan setiap saat ketika pasien melakukan aktivitas dan keluhan ini timbul bersamaan dengan keluhan lemas, dan memberat apabila melakukan aktivitas fisik. Keluhan ini biasanya berkurang setelah pasien beristirahat.
Pasien juga mengeluhkan telinga mendenging bersamaan dengan keluhan lemas tersebut. Telinga mendenging ini dikatakan muncul secara hilang timbul, diperberat ketika pasien beraktivitas dan tidak berkurang ketika pasien istirahat.
Pasien juga mengeluhkan sering berkunang-kunang dan dirasakan setiap saat ketika pasien melakukan aktivitas dan keluhan ini timbul bersamaan dengan keluhan lemas, dan memberat apabila melakukan aktivitas fisik. Keluhan ini biasanya berkurang setelah pasien beristirahat.
Pasien juga mengeluhkan telinga mendenging bersamaan dengan keluhan lemas tersebut. Telinga mendenging ini dikatakan muncul secara hilang timbul, diperberat ketika pasien beraktivitas dan tidak berkurang ketika pasien istirahat.
Pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati sudah dirasakan oleh pasien hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu dan perut pasien terasa penuh, dan tidak membaik setelah pasien makan. Keluhan mual ini tidak disertai dengan muntah. Riwayat minum jamu dan obat- obat penghilang nyeri dan obat rematik disangkal oleh pasien. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi saat pagi dan sore hari. BAB berwarna hitam (+). Pasien mengatakan nafsu makannya biasa saja tetapi jarang sarapan pagi. Minum pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat minum 1,5 liter air per hari. Penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Riwayat mimisan dan pendarahan luar lainnya yang berat disangkal oleh pasien. Riwayat batuk dan sesak napas disangkal oleh pasien.
Pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati sudah dirasakan oleh pasien hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu dan perut pasien terasa penuh, dan tidak membaik setelah pasien makan. Keluhan mual ini tidak disertai dengan muntah. Riwayat minum jamu dan obat- obat penghilang nyeri dan obat rematik disangkal oleh pasien. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi saat pagi dan sore hari. BAB berwarna hitam (+). Pasien mengatakan nafsu makannya biasa saja tetapi jarang sarapan pagi. Minum pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat minum 1,5 liter air per hari. Penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Riwayat mimisan dan pendarahan luar lainnya yang berat disangkal oleh pasien. Riwayat batuk dan sesak napas disangkal oleh pasien.
BAK pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat berkemih sebanyak 4-5 kali per hari, dengan volume ± ½-1 gelas, berwarna kuning, tanpa buih, dan tidak nyeri. BAB pasien juga dikatakan biasa, tidak cair, tidak berlendir, tetapi berwarna kehitaman dan baru disadari pasien 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
BAK pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat berkemih sebanyak 4-5 kali per hari, dengan volume ± ½-1 gelas, berwarna kuning, tanpa buih, dan tidak nyeri. BAB pasien juga dikatakan biasa, tidak cair, tidak berlendir, tetapi berwarna kehitaman dan baru disadari pasien 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit terdahulu :Pasien sudah merasakan keluhan lemas ini selama setahun lebih yang dirasakan hilang timbul tetapi pasien tidak pernah minum obat untuk mengurangi gejala tersebut. Kejadian lemas sebelumnya disangkal oleh pasien. Pasien memiliki riwayat operasi pada paha kirinya setahun yang lalu. Dan setelah operasi pasien selalu mengikuti kegiatan Ceragem. Tetapi selama terapi Ceragem, keluhan lemas tidak membaik, pasien lalu kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Riwayat penyakit lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi dan asma tidak pasien ketahui secara jelas, karena pasien jarang sakit, sehingga jarang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.Pasien mulai dirawat di RS Sanglah tanggal 21 Juni 2012 dengan diagnosis kerja suspek ulkus peptikum, Anemia berat Hipokromik Mikrositer ec. Anemia Defisiensi Besi, dan observasi Cardiomegali ec. Susp. Anemia Heart Disease. Saat ini pasien mengatakan keadaannya lebih baik dibandingkan saat awal masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit terdahulu :Pasien sudah merasakan keluhan lemas ini selama setahun lebih yang dirasakan hilang timbul tetapi pasien tidak pernah minum obat untuk mengurangi gejala tersebut. Kejadian lemas sebelumnya disangkal oleh pasien. Pasien memiliki riwayat operasi pada paha kirinya setahun yang lalu. Dan setelah operasi pasien selalu mengikuti kegiatan Ceragem. Tetapi selama terapi Ceragem, keluhan lemas tidak membaik, pasien lalu kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Riwayat penyakit lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi dan asma tidak pasien ketahui secara jelas, karena pasien jarang sakit, sehingga jarang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.Pasien mulai dirawat di RS Sanglah tanggal 21 Juni 2012 dengan diagnosis kerja suspek ulkus peptikum, Anemia berat Hipokromik Mikrositer ec. Anemia Defisiensi Besi, dan observasi Cardiomegali ec. Susp. Anemia Heart Disease. Saat ini pasien mengatakan keadaannya lebih baik dibandingkan saat awal masuk rumah sakit.
Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Riwayat kencing manis, penyakit jantung dan hipertensi pada keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat SosialPasien adalah seorang ibu rumah tangga yang menghabiskan hari- harinya di rumah dan di pura. Setahun lalau sebelum pasien sakit, pasien adalah pedagang daun pandan di pasar. Setiap hari pasien berdagang di pasar dari sore hari hingga dini hari. Aktivitas pasien saat ini adalah mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan karena sebagian besar pekerjaan rumah dilakukan oleh menantunya. Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol disangkal pasien. Pasien selalu memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap pagi dan sesekali pada sore hari.
Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Riwayat kencing manis, penyakit jantung dan hipertensi pada keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat SosialPasien adalah seorang ibu rumah tangga yang menghabiskan hari- harinya di rumah dan di pura. Setahun lalau sebelum pasien sakit, pasien adalah pedagang daun pandan di pasar. Setiap hari pasien berdagang di pasar dari sore hari hingga dini hari. Aktivitas pasien saat ini adalah mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan karena sebagian besar pekerjaan rumah dilakukan oleh menantunya. Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol disangkal pasien. Pasien selalu memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap pagi dan sesekali pada sore hari.
Pemeriksaan FisikStatus PresentKesan sakit : lemahKesadaran : Compos mentis (GCS: E4V5M6)Tinggi badan : 150 cmBerat badan : 45 kgBMI : 20 kg/m2
Gizi : cukupTekanan darah :130/80 mmHgNadi : 80 kali/menit, reguler, isi cukupRespirasi : 18 kali/menit, teratur, tipe : torakoabdominalTemperatur aksila : 36,5 °C
Pemeriksaan FisikStatus PresentKesan sakit : lemahKesadaran : Compos mentis (GCS: E4V5M6)Tinggi badan : 150 cmBerat badan : 45 kgBMI : 20 kg/m2
Gizi : cukupTekanan darah :130/80 mmHgNadi : 80 kali/menit, reguler, isi cukupRespirasi : 18 kali/menit, teratur, tipe : torakoabdominalTemperatur aksila : 36,5 °C
Status GeneralMata : anemis +/+, ikterus -/-, blue sclerae +/+THT : atropi papil lidah (+)Leher : JVP :PR + 0 cmH2OKelenjar getah bening
: tidak ada pembesaranKelenjar parotis & tiroid
: tidak ditemukan pembesaran
Status GeneralMata : anemis +/+, ikterus -/-, blue sclerae +/+THT : atropi papil lidah (+)Leher : JVP :PR + 0 cmH2OKelenjar getah bening
: tidak ada pembesaranKelenjar parotis & tiroid
: tidak ditemukan pembesaran
Thoraks
Cor: Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi : batas atas jantung ICS II MCL sinistra, batas kanan jantung
PSL dekstra, batas kiri jantung MCL sinistra ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Po Inspeksi : gerak pernafasan simetris statis dan dinamis, retraksi (-),
Palpasi : VF N/N
N/N
N/N
Perkusi : sonor +/+
+/+
+/+
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
+/+ -/- -/-
+/+ -/- -/-
Abdomen Inspeksi : distensi (-),denyut epigastrial (-) Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba, Balotement : -/-
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-), Undulasi (-) Ekstremitas :Edema : -/ - Hangat : +/+ -/- +/+Koilonychia (+)Genitalia Eksterna : Tidak dievaluasiKulit : Ikterus (-)
Parameter Hasil Unit Remarks Normal
WBC 6,09 103/μL 4,1-11,0
#Ne 2,88 103/μL 2-7.5
#Lym 1,17 103/μL 1,0-4,0
#Mo 0,46 103/μL 0,1 – 1,2
#Eo 1,50 103/μL 0 ,0 – 0,5
#Ba 0,10 103/μL 0,0 – 0,1
RBC 2,29 103/μL Rendah 4,5 – 5,9
HGB 3,00 g/dl Rendah 12,00 – 16,00
HCT 13,2 % Rendah 36,0-46,0
MCV 57,6 Fl Rendah 80,0 – 100,00
MCH 13,3 Pg Rendah 26,0 – 34,0
MCHC 23,0 g/dl Rendah 31,00 – 36,00
RDW 17,2 % Tinggi 11,6-14,8
PLT 396,80 103/μL 140,00-440,00
Pemeriksaan penunjang (21 Juni 2012)Pemeriksaan penunjang (21 Juni 2012)
Parameter Hasil Unit Remarks Normal
SGOT 11,40 u/l 11-33
SGPT 5,80 u/lRendah
11-50
BUN 6,00 mg/dlRendah
8-23
Creatinin 0,67 mg/dl 0,5- 0,9
Glukosa Sewaktu 98,00 mg/dl 70-140
Natrium 143,00 mmol/L
136-145
Kalium 3,43 mmol/LRendah
3,5-5,1
Fe 11,10 ug/dLRendah
50,00- 170,00
TIBC 494,10 ug/dLTinggi
261,00-478,00
Parameter Hasil Unit Remarks Normal
WBC 4,83 103/μL 4,1-11,0
#Ne 2,74 103/μL 2-7.5
#Lym 0,61 103/μL 1,0-4,0
#Mo 0,18 103/μL 0,1 – 1,2
#Eo 1,20 103/μL 0 ,0 – 0,5
#Ba 0,05 103/μL 0,0 – 0,1
RBC 2,71 103/μL Rendah 4,5 – 5,9
HGB 4,90 g/dl Rendah 12,00 – 16,00
HCT 18,60 % Rendah 36,0-46,0
MCV 68,50 Fl Rendah 80,0 – 100,00
MCH 18,10 Pg Rendah 26,0 – 34,0
MCHC 26,40 g/dl Rendah 31,00 – 36,00
RDW 23,80 % Tinggi 11,6-14,8
PLT 402,00 103/μL 140,00-440,00
Pemeriksaan Tanggal 22 Juni 2012 Pemeriksaan Tanggal 22 Juni 2012
Parameter Hasil Unit Remarks NormalFeritrin 10,33 ng/mL 13,00-150,00 Rendah
Pemeriksaan tanggal 26 Juni 2012Pemeriksaan tanggal 26 Juni 2012
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Faeces Rutin - --
Makroskopis --
Warna Coklat --
Bau - --
Konsistensi Lembek --
Lendir Negatif --
Darah Negatif --
Mikroskopis --
Leukosit Negatif /lp --
Eritrosit Negatif /lp --
Telor cacing Negatif --
Lain-lain Gist cell + --
Pemeriksaan Feses 26 Juni 2012Pemeriksaan Feses 26 Juni 2012
Pemeriksaan Esofago gastro duodenoskopi : GastritisErosiva AntrumHasil Urea Breath Test : H pylori (+)
Pemeriksaan Esofago gastro duodenoskopi : GastritisErosiva AntrumHasil Urea Breath Test : H pylori (+)
DIAGNOSISAnemia berat hipokromik mikrositer ec. ADB ec. Gastritis erosiva antrum Gastritis erosiva antrum ec. H pylori
DIAGNOSISAnemia berat hipokromik mikrositer ec. ADB ec. Gastritis erosiva antrum Gastritis erosiva antrum ec. H pylori
PENATALAKSANAAN•MRS•Diet Lunak•Transfusi PRC 1 kolf/ hari s/d Hb ≥10 g/dL•Infus NS 8 tpm•Antasida 3 x CI•Sucralfat syr 3 x CI•Pantoprazole 1x40 mg•Clarythromycin 1 x 500 mg p.o•Amoxycillin 2 x 100 mg p.o•Omeprazole 2 x 20 mg p.o
PENATALAKSANAAN•MRS•Diet Lunak•Transfusi PRC 1 kolf/ hari s/d Hb ≥10 g/dL•Infus NS 8 tpm•Antasida 3 x CI•Sucralfat syr 3 x CI•Pantoprazole 1x40 mg•Clarythromycin 1 x 500 mg p.o•Amoxycillin 2 x 100 mg p.o•Omeprazole 2 x 20 mg p.o
MONITORING : Keluhan, vital signDL @ 1 hari
PROGNOSIS:Ad vitam : dubius ad bonamAd functionum : dubius ad bonam
MONITORING : Keluhan, vital signDL @ 1 hari
PROGNOSIS:Ad vitam : dubius ad bonamAd functionum : dubius ad bonam
PERMASALAHAN HASIL
KUNJUNGAN PASIEN
Tujuan : •mengenal lebih dekat kehidupan pasien serta mengidentifikasi
masalah yang ada pada pasien. •memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami pasien serta
memberikan dorongan semangat kepada pasien.
Kunjungan dilakukan pada tanggal 8 Juni 2012
Kunjungan dilakukan pada tanggal 8 Juni 2012
pasien anemia defisiensi besi yang telah mendapat perawatan di RS Sanglah dan saat ini kondisi pasien membaik dan dapat melakukan aktivitas rumah seperti biasa.
Identifikasi MasalahHOST
AGENT LINGKUNGAN
Host (penjamu)Host (penjamu)
Pasien dalam kasus PBL ini berusia tua (58 tahun) yang sangat rentan
terkena penyakit karena sistem imun yang mulai menurun.
Pasien dan keluarganya tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan. Pasien juga jarang mencuci tangan dengan sabun saat
penyajian makanan.
Pasien dan keluarga setiap hari mengkonsumsi air mineral yang
berasal dari air isi ulang yang tidak jelas standar sterilisasi dan
higienitasnya.
Pasien memiliki kebiasaan jarang sarapan pagi setiap hari terutama
sewaktu bekerja dahulu..
Pasien memilki kebiasaan mengkonsumsi kopi pada pagi dan sore hari.
Konsumsi daging dapat dikatakan cukup jarang
Penderita jarang melakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit atau
Puskesmas terdekat.
Lingkungan
• Penderita tinggal di daerah Padang Sambian. Secara umum, lingkungan tempat tinggal pasien cukup padat dengan rumah yang saling berhimpitan.
• Halaman rumah penderita dapat dikatakan tidak terlalu bersih. • Letak sumur dan jamban pasien <10m, hal ini tentu beresiko tinggi dalam
terjadinya penyebaran penyakit
AgenAgen
Kuman penyebab penyakit yang diduga dan telah terbukti menyebabkan gastritis erosiva
pada pasien ini adalah infeksi H. pylori
Analisa Kebutuhan Pasien
Jenis Jumlah Jadwal per hari
Jadwal per minggu
Karbohidrat - Nasi 5-6 sendok
nasi2-3 kali 16 kali
- Lainnya - - -
Protein - Tahu 1-2 potong 2 kali 14 kali- Tempe 1-2 potong 2 kali 14 kali- Ikan 1 potong 0-1 kali 7-8 kali- Telor 1 butir 1-2 kali 7-8kali - Daging
ayam1 potong Tidak tentu 0-3 kali
- Daging Babi
1 potong Tidak tentu 1. 2 kali
Sayur 1-2 mangkok 3 kali 21 kali
Buah apel/pepaya
1 biji/potong Tidak tentu 4 kali
Lainnya
- Kopi 1 gelas aqua 2 kali 14 kali
Kecukupan GiziKecukupan Gizi
• Sebelum penderita sakit, setiap harinya penderita adalah pedagang daun pandan di pasar
• Saat penderita jatuh sakit, aktivitas penderita menurun drastis
• Saat ini, penderita sudah dapat melakukan aktivitas kesehariannya
Kegiatan FisikKegiatan Fisik
Akses ke tempat pelayanan kesehatan
Akses ke tempat pelayanan kesehatan
• Jarak dari rumah penderita ke Rumah Sakit Sanglah cukup jauh jauh sehingga untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan
• penderita bergantung dengan anaknya untuk mengantarkannya ke rumah sakit atau puskesmas.
• Penderita berobat ke rumah sakit atau puskesmas hanya bila sakitnya sudah cukup berat dan mengganggu aktivitas.
LingkunganLingkungan
• Pasien tinggal di rumah bersama suami, anak laki-laki dan menantunya, serta 2 orang cucunya.
• Pasien tinggal dalam 1 rumah dengan semua keluarganya tersebut yang berukuran 12 m x 3,5 m
• Rumah pasien dengan luas 1,5 are memiliki 2 kamar dilengkapi dengan ruang tamu dan pasien menempati sebuah kamar berukuran 2,5 x 2 m bersama suaminya
• lingkungan rumah pasien tidak terlalu bersih
• jarak antara sumur dan jamban pasien <10 m
Kebutuhan bio-psikososial
Kebutuhan bio-psikososial
Lingkungan biologis :Kualitas kehidupan sehari-hari
pasien dikatakan baik, karena pasien bisa melakukan semua aktivitas
dasar seperti makan, minum, berjalan, membersihkan diri,
mengontrol BAB dan BAK tanpa ada masalah dan tidak perlu bantuan
Lingkungan Psikologis :Keluarga pasien tampaknya termasuk
keluarga yang harmonis dan cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dan
keluarga sehingga pasien tidak memiliki masalah dalam hal emosi serta pemenuhan gizi setiap hari. pasien memperoleh cukup
kasih sayang dan perhatian, dimana interaksi pasien dengan anggota keluarga
yang lain cukup baik.
Lingkungan Sosiokultural:•Hubungan pasien dan lingkungan sekitar terlihat cukup harmonis. Penderita juga terlibat dalam kegiatan PKK dan arisan di desanya. •Saat ini, pasien sudah bisa berktivitas kembali, tetapi pasien sudah memutuskan untuk berhenti berdagang di pasar dengan pertimbangan faktor usia dan kesehatannya. Saat ini pasien sudah dapat aktif kembali dengan kegiatan di banjarnya sebagai ibu PKK.
EDUKASI DAN SARAN
Pasien belum memahami mengenai penyakit anemia itu sendiri (etiologi, faktor resiko, hubungan gastritis
akibat H. pylori dengan terjadinya anemia)
• Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi besi, serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun.
• Kehilangan besi akibat akibat pendarahan menahun gastritis kronis erosiva
• H pylori mengganggu metabolisme besi melalui pengikatan besi pada protein membran luarnya
• penurunan keasaman dan kandungan askorbat, penurunan absorpsi besi.
• Higienitas personal merupakan hal yang sangat penting
• Rendahnya kandungan besi dalam makanan dan adanya peningkatan konsumsi faktor penghambat menyebabkan penurunan jumlah besi yang diabsorpsi oleh mukosa usus
• Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi besi, serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun.
• Kehilangan besi akibat akibat pendarahan menahun gastritis kronis erosiva
• H pylori mengganggu metabolisme besi melalui pengikatan besi pada protein membran luarnya
• penurunan keasaman dan kandungan askorbat, penurunan absorpsi besi.
• Higienitas personal merupakan hal yang sangat penting
• Rendahnya kandungan besi dalam makanan dan adanya peningkatan konsumsi faktor penghambat menyebabkan penurunan jumlah besi yang diabsorpsi oleh mukosa usus
saransaran
• Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan kandungan besi dan bersifat “meat factor” serta vitamin C
• mempertahankan konsumsi makanan 3x sehari dengan gizi cukup
• Membiasakan diri untuk selalu mengkonsumsi vitamin C sebagai suplemen yang meningkatkan absorpsi besi
• menerapkan pola hidup sehat dan pola makan yang teratur
• Meningkatkan kualitas sanitasi diri dan rumah tangga pasien.
• Menganjurkan pasien dan keluarga untuk memasak air sebelum dikonsumsi dan sebaiknya mengganti konsumsi air minum isi ulang
FAKTOR RESIKO :dari segi makanan dan infeksi H. pylori yang bertanggung jawab
dalam terjadinya gastritis kronis yang
beresiko pendarahan kronis pada pasien.
• pasien diberikan penjelasan mengenai peran faktor resiko dan pentingnya menjalankan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari pasien
• Edukasi juga diberikan kepada anggota keluarga pasien terutam anak pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang baik
• dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anggota keluarga terhadap proses terjadinya anemia dan penyakit yang berperan penting dalam perburukan anemia
• pasien diberikan penjelasan mengenai peran faktor resiko dan pentingnya menjalankan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari pasien
• Edukasi juga diberikan kepada anggota keluarga pasien terutam anak pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang baik
• dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anggota keluarga terhadap proses terjadinya anemia dan penyakit yang berperan penting dalam perburukan anemia
Hubungan antara H. pylori, gastritis, dan terjadinya anemia.
• Hal terpenting dalam memutuskan rantai penyebaran dan mencegah penyakit yang sama terulang adalah menjalankan pola hidup bersih dan sehat.
• Kontaminasi air juga berperan penting dalam hal ini.
• Hal terpenting dalam memutuskan rantai penyebaran dan mencegah penyakit yang sama terulang adalah menjalankan pola hidup bersih dan sehat.
• Kontaminasi air juga berperan penting dalam hal ini.
• Tingkat pendidikan pasien dalam kasus PBL ini dimasukkan dalam kategori pendidikan rendah
• Pemahaman tentang penyakitnya sangat membutuhkan peran serta dari keluarga
• Pemberian edukasi juga diberikan kepada suami dan anak pasien.
• Edukasi yang kami berikan bersifat melibatkan peran serta keluarga dalam menghadapi penyakit pasien
• edukasi tentang faktor resiko dan pencegahan sekunder dan tersier juga merupakan hala yang penting
Pasien jarang melakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit
atau Puskesmas terdekat • agar pasien memiliki jadwal rutin untuk mengontrol kesehatan di rumah sakit atau puskesmas terdekat
• pasien dianjurkan untuk menepati jadwal kontrol rutin ke rumah sakit Sanglah.
• deteksi dini penyakit lain
• Jarak sumur dan toilet pasien <10 m, sehingga memungkinkan transmisi penyakit menular lainnya di samping infeksi H. pylori.
• air sumur hanya digunakan untuk mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.
• konsumsi sehari-hari dan untuk keperluan memasak air PDAM atau air mineral saja yang harus dimasak.
• air sumur hanya digunakan untuk mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.
• konsumsi sehari-hari dan untuk keperluan memasak air PDAM atau air mineral saja yang harus dimasak.