anemia defisiensi besi

50
ANEMIA DEFISIENSI BESI Oleh : Avelina Irene Djedoma (0802005149) Pooneethawathi Santran (0802005169) PEMBIMBING : Dr. I Wayan Losen Adnyana, SpPD

Upload: irene-djedoma

Post on 30-Jul-2015

426 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Defisiensi Besi

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Oleh :Avelina Irene Djedoma (0802005149)

Pooneethawathi Santran (0802005169)

PEMBIMBING :Dr. I Wayan Losen Adnyana, SpPD

Oleh :Avelina Irene Djedoma (0802005149)

Pooneethawathi Santran (0802005169)

PEMBIMBING :Dr. I Wayan Losen Adnyana, SpPD

Page 2: Anemia Defisiensi Besi

DEFINISI

1.) Keadaan di mana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.

2.) Secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.

Anemia

anemia defisiensi besi anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron state)

penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang

pembentukan hemoglobin berkurang

Page 3: Anemia Defisiensi Besi

Definisi

Di IndonesiaHb < 10 g/dlHb < 10 g/dl

hematokrit < 30%hematokrit < 30%

eritrosit < 2,8 juta/mmeritrosit < 2,8 juta/mm

Page 4: Anemia Defisiensi Besi

EPIDEMIOLOGI

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 :balita 40,5%,

ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%,

remaja putri usia (10-18 tahun) 57,1% usia 19-45 tahun 39,5%.

ADB 2-5% pada pria dewasa dan wanita post-menopause pada negara

berkembang dan merupakan penyebab

utama rujukan ke bagian gastroenterologi (4-13%

rujukan).

Page 5: Anemia Defisiensi Besi

ETIOLOGI

• kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun saluran cerna, saluran genitalia (perempuan): menorrhagiasaluran kemih: hematuriasaluran nafas: hemoptisis

• faktor nutrisi kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi besi yang rendah

• kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan

• gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik• dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat,

teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).

• kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun saluran cerna, saluran genitalia (perempuan): menorrhagiasaluran kemih: hematuriasaluran nafas: hemoptisis

• faktor nutrisi kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi besi yang rendah

• kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan

• gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik• dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat,

teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).

Page 6: Anemia Defisiensi Besi
Page 7: Anemia Defisiensi Besi

Marshall dan Warren

hubungan yang kuat antara adanya H pylori dan temuan inflamasi pada biopsi lambung

postulat Koch peran H pylori dengan kejadian gastritis antral dengan pemberian H pylori Gastritis tersebut dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik dan garam Bismuth.

postulat Koch peran H pylori dengan kejadian gastritis antral dengan pemberian H pylori Gastritis tersebut dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik dan garam Bismuth. Tes serologi infeksi H pylori

( antibodi IgG dan IgA sirkulasi)

meningkat secara dramatis pada dekade kelima, dan lebih dari separuh populasi di atas 50 tahun terinfeksi H pylori

Page 8: Anemia Defisiensi Besi

Department of Hematology, Renmin Hospital of Wuhan University

endoskopi dan ureabreath testKoeksistensi gastritis H pylori pada 86 pasien ADB dewasa

Koeksistensi gastritis H pylori pada 86 pasien ADB dewasa

serum feritrin yang menurun signifikan pada kelompok yang terinfeksi H pylori dan eradikasi H pylori menyebabkan resolusi defisiensi besi.

serum feritrin yang menurun signifikan pada kelompok dewasa dengan IgG H pylori positif daripada kelompok kontrol yang tidak terinfeksi

persentase yang tinggi pada perluasan gastritis hingga mukosa korporal pada pasien dengan H pylori dan ADB dibandingkan dengan kelompok kontrol pasien yang terinfeksi H

pylori non anemik.

angka kejadian ADB lebih sering terjadi pada pasien dengan H pylori positif.

Page 9: Anemia Defisiensi Besi

Transmisi H pylori dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui saliva dan kontaminasi fekal.

pemukiman yang padat, kondisi sanitasi yang buruk, dan kurangnya air bersih

Higienitas personal merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hal penyajian makanan yaitu rendahnya kebiasaan mencuci tangan

Page 10: Anemia Defisiensi Besi

H pylori melekat pada mukosa lambung melalui mekanisme yang spesifik.

Sekresi sejumlah besar urease (0.4 mM) menyebabkan lingkungan yang kaya urea berubah menjadi amonia,

sehingga terjadi ameliorasi keasaman lambung.

Sekresi sejumlah besar urease (0.4 mM) menyebabkan lingkungan yang kaya urea berubah menjadi amonia,

sehingga terjadi ameliorasi keasaman lambung.

Sitotoksin ini menyebabkan inflamasi lokal, bersama dengan protease dan fosfolipase, dapat menyerang dan merusak membran sel mukosa. Lemahnya barier mukosa lambung

menyebabkan difusi balik ion hidrogen yang memperberat cedera jaringan.

Infeksi H pylori berdampak negatif pada komposisi cairan lambung, yaitu penurunan keasaman dan kandungan askorbat, di mana keduanya merupakan hal penting dalam absorpsi besi.

Infeksi H pylori berdampak negatif pada komposisi cairan lambung, yaitu penurunan keasaman dan kandungan askorbat, di mana keduanya merupakan hal penting dalam absorpsi besi.

PATOFIFIOLOGI

Gastritis H.pylori

ANEMIA DEFISISENSI BESI

ANEMIA DEFISISENSI BESI

Page 11: Anemia Defisiensi Besi
Page 12: Anemia Defisiensi Besi
Page 13: Anemia Defisiensi Besi

MANIFESTASI KLINISGejala umum

anemia• Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi

penurunan kadar hemoglobin hingga 7-8 gr/dl

• Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging

• Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga 7-8 gr/dl

• Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging

Gejala khas defisiensi besi

• Koilonichya (spoon nail) Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap

• Stomatitis angularis (cheilosis) • Disfagia• Atrofi mukosa gaster• Pica

• Koilonichya (spoon nail) Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap

• Stomatitis angularis (cheilosis) • Disfagia• Atrofi mukosa gaster• Pica

Page 14: Anemia Defisiensi Besi

Gejala penyakit dasar

• Gejala tergantung penyebab dasar yang menimbulkan anemia

• Pada infeksi cacing tambang terdapat gejala dispepsia, parotis yang membengkak dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami

• Anemia akibat pendarahan kronis saluran cerna atau kanker kolon dapat disertai oleh BAB yang berwarna hitam ataun gangguan BAB

• Gejala tergantung penyebab dasar yang menimbulkan anemia

• Pada infeksi cacing tambang terdapat gejala dispepsia, parotis yang membengkak dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami

• Anemia akibat pendarahan kronis saluran cerna atau kanker kolon dapat disertai oleh BAB yang berwarna hitam ataun gangguan BAB

Page 15: Anemia Defisiensi Besi

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Penentuan adanya anemiaPenentuan adanya anemia

• sindroma anemia yakni badan lemah, letih, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, telinga sering berdenging.

• pucat pada konjungtiva dan jaringan di bawah kulit

• sindroma anemia yakni badan lemah, letih, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, telinga sering berdenging.

• pucat pada konjungtiva dan jaringan di bawah kulit

Penentuan defisiensi besi sebagai penyebab anemia

Penentuan defisiensi besi sebagai penyebab anemia

• Atrofi papil lidah • Stomatitis angularis • Disfagia • Koilonichya • Atrofi mukosa gaster• Pica • Gejala-gejala penyakit dasar yang

mendasari terjadinya anemia

• Atrofi papil lidah • Stomatitis angularis • Disfagia • Koilonichya • Atrofi mukosa gaster• Pica • Gejala-gejala penyakit dasar yang

mendasari terjadinya anemia

Page 16: Anemia Defisiensi Besi

PENEGAKAN DIAGNOSIS

pemeriksaan laboratorium

Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31 % dengan salah satu kriteria yang memenuhi :

Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31 % dengan salah satu kriteria yang memenuhi :

Dua dari tiga parameter yaitu :•Besi serum < 50 mg/dl•TIBC > 350 mg/dl•Saturasi transferin < 15 µg/dl

Ferritin serum < 20 µg/dl

Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia ( Perl’s stain ) menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif.

Pemberian Sulfas ferous 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu disertai dengan kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 gr/dl.

1

2

3

4

Page 17: Anemia Defisiensi Besi

PENGOBATAN

Eradikasi H pylori dengan menggunakan triple therapy berupa deutero-bismuth citrate 240mgx 2/hari, amoxicillin 500 mgx 2/hari, dan metrodinazole

400 mg x2/hari

Terapi kausaTerapi kausa

Pemberian preparat besiPemberian preparat besi

• Preparat besi oral• Preparat Besi ParenteralPengobatan lainPengobatan lain

• Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani

• Vitamin C: vitamin C diberikan 3x100 mg per hari untuk meningkatkan absorpsi besi

• Transfusi darah

Page 18: Anemia Defisiensi Besi

PENCEGAHAN

• Pendidikan kesehatan• Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, dan

perbaikan lingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki,• Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang

membantu absorpsi besi• Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber pendarahan

kronik yang terjadi di daerah tropik• Suplementasi besi terutama pada penduduk rentan seperti ibu

hamil dan balita.• Fortifikasi bahan makanan dengan menggunakan besi.

Page 19: Anemia Defisiensi Besi

IDENTITAS PASIEN Nama : IWWJenis Kelamin : PerempuanUmur : 58 tahunKewarganegaraan : IndonesiaAgama : HinduPendidikan : Tidak tamat SDPekerjaan : Tidak BekerjaStatus Perkawinan : Sudah menikahAlamat : Dusun Tegehsari

Padangsambian DenpasarTanggal MRS : 21 Juni 2012Tanggal pemeriksaan : 30 Juni 2012

Keluhan Utama:Lemas BadanKeluhan Utama:Lemas Badan

Page 20: Anemia Defisiensi Besi

Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasakan dari 1 bulan yang lalu, semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tersebut dikatakan mucul hilang timbul sejak setahun yang lalu. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi terus menerus sepanjang hari. Lemas dirasakan seperti tidak bertenaga. Lemas dirasakan paling berat saat pasien berubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk atau dari posisi duduk ke posisi berdiri. Lemas membaik dengan istirahat. Karena keluhan lemas, pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasa di rumah, pasien hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja sepanjang hari.

Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasakan dari 1 bulan yang lalu, semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tersebut dikatakan mucul hilang timbul sejak setahun yang lalu. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi terus menerus sepanjang hari. Lemas dirasakan seperti tidak bertenaga. Lemas dirasakan paling berat saat pasien berubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk atau dari posisi duduk ke posisi berdiri. Lemas membaik dengan istirahat. Karena keluhan lemas, pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasa di rumah, pasien hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja sepanjang hari.

Pasien juga mengeluh mengalami pusing sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pusing dirasakan terus-menerus sepanjang hari dan tidak hilang dengan istirahat. Pusing dirasakan paling berat saat pasien mengubah posisi dari duduk atau jongkok ke posisi berdiri

Pasien juga mengeluh mengalami pusing sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pusing dirasakan terus-menerus sepanjang hari dan tidak hilang dengan istirahat. Pusing dirasakan paling berat saat pasien mengubah posisi dari duduk atau jongkok ke posisi berdiri

Page 21: Anemia Defisiensi Besi

Pasien juga mengeluhkan sering berkunang-kunang dan dirasakan setiap saat ketika pasien melakukan aktivitas dan keluhan ini timbul bersamaan dengan keluhan lemas, dan memberat apabila melakukan aktivitas fisik. Keluhan ini biasanya berkurang setelah pasien beristirahat.

Pasien juga mengeluhkan telinga mendenging bersamaan dengan keluhan lemas tersebut. Telinga mendenging ini dikatakan muncul secara hilang timbul, diperberat ketika pasien beraktivitas dan tidak berkurang ketika pasien istirahat.

Pasien juga mengeluhkan sering berkunang-kunang dan dirasakan setiap saat ketika pasien melakukan aktivitas dan keluhan ini timbul bersamaan dengan keluhan lemas, dan memberat apabila melakukan aktivitas fisik. Keluhan ini biasanya berkurang setelah pasien beristirahat.

Pasien juga mengeluhkan telinga mendenging bersamaan dengan keluhan lemas tersebut. Telinga mendenging ini dikatakan muncul secara hilang timbul, diperberat ketika pasien beraktivitas dan tidak berkurang ketika pasien istirahat.

Pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati sudah dirasakan oleh pasien hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu dan perut pasien terasa penuh, dan tidak membaik setelah pasien makan. Keluhan mual ini tidak disertai dengan muntah. Riwayat minum jamu dan obat- obat penghilang nyeri dan obat rematik disangkal oleh pasien. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi saat pagi dan sore hari. BAB berwarna hitam (+). Pasien mengatakan nafsu makannya biasa saja tetapi jarang sarapan pagi. Minum pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat minum 1,5 liter air per hari. Penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Riwayat mimisan dan pendarahan luar lainnya yang berat disangkal oleh pasien. Riwayat batuk dan sesak napas disangkal oleh pasien.

Pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati sudah dirasakan oleh pasien hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu dan perut pasien terasa penuh, dan tidak membaik setelah pasien makan. Keluhan mual ini tidak disertai dengan muntah. Riwayat minum jamu dan obat- obat penghilang nyeri dan obat rematik disangkal oleh pasien. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi saat pagi dan sore hari. BAB berwarna hitam (+). Pasien mengatakan nafsu makannya biasa saja tetapi jarang sarapan pagi. Minum pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat minum 1,5 liter air per hari. Penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Riwayat mimisan dan pendarahan luar lainnya yang berat disangkal oleh pasien. Riwayat batuk dan sesak napas disangkal oleh pasien.

Page 22: Anemia Defisiensi Besi

BAK pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat berkemih sebanyak 4-5 kali per hari, dengan volume ± ½-1 gelas, berwarna kuning, tanpa buih, dan tidak nyeri. BAB pasien juga dikatakan biasa, tidak cair, tidak berlendir, tetapi berwarna kehitaman dan baru disadari pasien 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

BAK pasien dikatakan biasa, dimana pasien dapat berkemih sebanyak 4-5 kali per hari, dengan volume ± ½-1 gelas, berwarna kuning, tanpa buih, dan tidak nyeri. BAB pasien juga dikatakan biasa, tidak cair, tidak berlendir, tetapi berwarna kehitaman dan baru disadari pasien 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Page 23: Anemia Defisiensi Besi

Riwayat Penyakit terdahulu :Pasien sudah merasakan keluhan lemas ini selama setahun lebih yang dirasakan hilang timbul tetapi pasien tidak pernah minum obat untuk mengurangi gejala tersebut. Kejadian lemas sebelumnya disangkal oleh pasien. Pasien memiliki riwayat operasi pada paha kirinya setahun yang lalu. Dan setelah operasi pasien selalu mengikuti kegiatan Ceragem. Tetapi selama terapi Ceragem, keluhan lemas tidak membaik, pasien lalu kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Riwayat penyakit lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi dan asma tidak pasien ketahui secara jelas, karena pasien jarang sakit, sehingga jarang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.Pasien mulai dirawat di RS Sanglah tanggal 21 Juni 2012 dengan diagnosis kerja suspek ulkus peptikum, Anemia berat Hipokromik Mikrositer ec. Anemia Defisiensi Besi, dan observasi Cardiomegali ec. Susp. Anemia Heart Disease. Saat ini pasien mengatakan keadaannya lebih baik dibandingkan saat awal masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit terdahulu :Pasien sudah merasakan keluhan lemas ini selama setahun lebih yang dirasakan hilang timbul tetapi pasien tidak pernah minum obat untuk mengurangi gejala tersebut. Kejadian lemas sebelumnya disangkal oleh pasien. Pasien memiliki riwayat operasi pada paha kirinya setahun yang lalu. Dan setelah operasi pasien selalu mengikuti kegiatan Ceragem. Tetapi selama terapi Ceragem, keluhan lemas tidak membaik, pasien lalu kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Riwayat penyakit lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi dan asma tidak pasien ketahui secara jelas, karena pasien jarang sakit, sehingga jarang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.Pasien mulai dirawat di RS Sanglah tanggal 21 Juni 2012 dengan diagnosis kerja suspek ulkus peptikum, Anemia berat Hipokromik Mikrositer ec. Anemia Defisiensi Besi, dan observasi Cardiomegali ec. Susp. Anemia Heart Disease. Saat ini pasien mengatakan keadaannya lebih baik dibandingkan saat awal masuk rumah sakit.

Page 24: Anemia Defisiensi Besi

Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Riwayat kencing manis, penyakit jantung dan hipertensi pada keluarga disangkal oleh pasien.

Riwayat SosialPasien adalah seorang ibu rumah tangga yang menghabiskan hari- harinya di rumah dan di pura. Setahun lalau sebelum pasien sakit, pasien adalah pedagang daun pandan di pasar. Setiap hari pasien berdagang di pasar dari sore hari hingga dini hari. Aktivitas pasien saat ini adalah mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan karena sebagian besar pekerjaan rumah dilakukan oleh menantunya. Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol disangkal pasien. Pasien selalu memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap pagi dan sesekali pada sore hari.

Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Riwayat kencing manis, penyakit jantung dan hipertensi pada keluarga disangkal oleh pasien.

Riwayat SosialPasien adalah seorang ibu rumah tangga yang menghabiskan hari- harinya di rumah dan di pura. Setahun lalau sebelum pasien sakit, pasien adalah pedagang daun pandan di pasar. Setiap hari pasien berdagang di pasar dari sore hari hingga dini hari. Aktivitas pasien saat ini adalah mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan karena sebagian besar pekerjaan rumah dilakukan oleh menantunya. Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol disangkal pasien. Pasien selalu memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap pagi dan sesekali pada sore hari.

Page 25: Anemia Defisiensi Besi

Pemeriksaan FisikStatus PresentKesan sakit : lemahKesadaran : Compos mentis (GCS: E4V5M6)Tinggi badan : 150 cmBerat badan : 45 kgBMI : 20 kg/m2

Gizi : cukupTekanan darah :130/80 mmHgNadi : 80 kali/menit, reguler, isi cukupRespirasi : 18 kali/menit, teratur, tipe : torakoabdominalTemperatur aksila : 36,5 °C

Pemeriksaan FisikStatus PresentKesan sakit : lemahKesadaran : Compos mentis (GCS: E4V5M6)Tinggi badan : 150 cmBerat badan : 45 kgBMI : 20 kg/m2

Gizi : cukupTekanan darah :130/80 mmHgNadi : 80 kali/menit, reguler, isi cukupRespirasi : 18 kali/menit, teratur, tipe : torakoabdominalTemperatur aksila : 36,5 °C

Status GeneralMata : anemis +/+, ikterus -/-, blue sclerae +/+THT : atropi papil lidah (+)Leher : JVP :PR + 0 cmH2OKelenjar getah bening

: tidak ada pembesaranKelenjar parotis & tiroid

: tidak ditemukan pembesaran

Status GeneralMata : anemis +/+, ikterus -/-, blue sclerae +/+THT : atropi papil lidah (+)Leher : JVP :PR + 0 cmH2OKelenjar getah bening

: tidak ada pembesaranKelenjar parotis & tiroid

: tidak ditemukan pembesaran

Page 26: Anemia Defisiensi Besi

Thoraks

Cor: Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi : batas atas jantung ICS II MCL sinistra, batas kanan jantung

PSL dekstra, batas kiri jantung MCL sinistra ICS V

Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Po Inspeksi : gerak pernafasan simetris statis dan dinamis, retraksi (-),

Palpasi : VF N/N

N/N

N/N

Perkusi : sonor +/+

+/+

+/+

Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

+/+ -/- -/-

+/+ -/- -/-

Page 27: Anemia Defisiensi Besi

Abdomen Inspeksi : distensi (-),denyut epigastrial (-) Auskultasi : Bising Usus (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan (-) Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba, Balotement : -/-

Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-), Undulasi (-) Ekstremitas :Edema : -/ - Hangat : +/+ -/- +/+Koilonychia (+)Genitalia Eksterna : Tidak dievaluasiKulit : Ikterus (-)

Page 28: Anemia Defisiensi Besi

Parameter Hasil Unit Remarks Normal

WBC 6,09 103/μL 4,1-11,0

#Ne 2,88 103/μL 2-7.5

#Lym 1,17 103/μL 1,0-4,0

#Mo 0,46 103/μL 0,1 – 1,2

#Eo 1,50 103/μL 0 ,0 – 0,5

#Ba 0,10 103/μL 0,0 – 0,1

RBC 2,29 103/μL Rendah 4,5 – 5,9

HGB 3,00 g/dl Rendah 12,00 – 16,00

HCT 13,2 % Rendah 36,0-46,0

MCV 57,6 Fl Rendah 80,0 – 100,00

MCH 13,3 Pg Rendah 26,0 – 34,0

MCHC 23,0 g/dl Rendah 31,00 – 36,00

RDW 17,2 % Tinggi 11,6-14,8

PLT 396,80 103/μL 140,00-440,00

Pemeriksaan penunjang (21 Juni 2012)Pemeriksaan penunjang (21 Juni 2012)

Page 29: Anemia Defisiensi Besi

Parameter Hasil Unit Remarks Normal

SGOT 11,40 u/l 11-33

SGPT 5,80 u/lRendah

11-50

BUN 6,00 mg/dlRendah

8-23

Creatinin 0,67 mg/dl 0,5- 0,9

Glukosa Sewaktu 98,00 mg/dl 70-140

Natrium 143,00 mmol/L

136-145

Kalium 3,43 mmol/LRendah

3,5-5,1

Fe 11,10 ug/dLRendah

50,00- 170,00

TIBC 494,10 ug/dLTinggi

261,00-478,00

Page 30: Anemia Defisiensi Besi

Parameter Hasil Unit Remarks Normal

WBC 4,83 103/μL 4,1-11,0

#Ne 2,74 103/μL 2-7.5

#Lym 0,61 103/μL 1,0-4,0

#Mo 0,18 103/μL 0,1 – 1,2

#Eo 1,20 103/μL 0 ,0 – 0,5

#Ba 0,05 103/μL 0,0 – 0,1

RBC 2,71 103/μL Rendah 4,5 – 5,9

HGB 4,90 g/dl Rendah 12,00 – 16,00

HCT 18,60 % Rendah 36,0-46,0

MCV 68,50 Fl Rendah 80,0 – 100,00

MCH 18,10 Pg Rendah 26,0 – 34,0

MCHC 26,40 g/dl Rendah 31,00 – 36,00

RDW 23,80 % Tinggi 11,6-14,8

PLT 402,00 103/μL 140,00-440,00

Pemeriksaan Tanggal 22 Juni 2012 Pemeriksaan Tanggal 22 Juni 2012

Parameter Hasil Unit Remarks NormalFeritrin 10,33 ng/mL 13,00-150,00 Rendah

Pemeriksaan tanggal 26 Juni 2012Pemeriksaan tanggal 26 Juni 2012

Page 31: Anemia Defisiensi Besi

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Faeces Rutin - --

Makroskopis --

Warna Coklat --

Bau - --

Konsistensi Lembek --

Lendir Negatif --

Darah Negatif --

Mikroskopis --

Leukosit Negatif /lp --

Eritrosit Negatif /lp --

Telor cacing Negatif --

Lain-lain Gist cell + --

Pemeriksaan Feses 26 Juni 2012Pemeriksaan Feses 26 Juni 2012

Pemeriksaan Esofago gastro duodenoskopi : GastritisErosiva AntrumHasil Urea Breath Test : H pylori (+)

Pemeriksaan Esofago gastro duodenoskopi : GastritisErosiva AntrumHasil Urea Breath Test : H pylori (+)

Page 32: Anemia Defisiensi Besi

DIAGNOSISAnemia berat hipokromik mikrositer ec. ADB ec. Gastritis erosiva antrum Gastritis erosiva antrum ec. H pylori

DIAGNOSISAnemia berat hipokromik mikrositer ec. ADB ec. Gastritis erosiva antrum Gastritis erosiva antrum ec. H pylori

PENATALAKSANAAN•MRS•Diet Lunak•Transfusi PRC 1 kolf/ hari s/d Hb ≥10 g/dL•Infus NS 8 tpm•Antasida 3 x CI•Sucralfat syr 3 x CI•Pantoprazole 1x40 mg•Clarythromycin 1 x 500 mg p.o•Amoxycillin 2 x 100 mg p.o•Omeprazole 2 x 20 mg p.o

PENATALAKSANAAN•MRS•Diet Lunak•Transfusi PRC 1 kolf/ hari s/d Hb ≥10 g/dL•Infus NS 8 tpm•Antasida 3 x CI•Sucralfat syr 3 x CI•Pantoprazole 1x40 mg•Clarythromycin 1 x 500 mg p.o•Amoxycillin 2 x 100 mg p.o•Omeprazole 2 x 20 mg p.o

MONITORING : Keluhan, vital signDL @ 1 hari

PROGNOSIS:Ad vitam : dubius ad bonamAd functionum : dubius ad bonam

MONITORING : Keluhan, vital signDL @ 1 hari

PROGNOSIS:Ad vitam : dubius ad bonamAd functionum : dubius ad bonam

Page 33: Anemia Defisiensi Besi

PERMASALAHAN HASIL

KUNJUNGAN PASIEN

Page 34: Anemia Defisiensi Besi

Tujuan : •mengenal lebih dekat kehidupan pasien serta mengidentifikasi

masalah yang ada pada pasien. •memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami pasien serta

memberikan dorongan semangat kepada pasien.

Kunjungan dilakukan pada tanggal 8 Juni 2012

Kunjungan dilakukan pada tanggal 8 Juni 2012

pasien anemia defisiensi besi yang telah mendapat perawatan di RS Sanglah dan saat ini kondisi pasien membaik dan dapat melakukan aktivitas rumah seperti biasa.

Page 35: Anemia Defisiensi Besi

Identifikasi MasalahHOST

AGENT LINGKUNGAN

Page 36: Anemia Defisiensi Besi

Host (penjamu)Host (penjamu)

Pasien dalam kasus PBL ini berusia tua (58 tahun) yang sangat rentan

terkena penyakit karena sistem imun yang mulai menurun.

Pasien dan keluarganya tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan

sebelum makan. Pasien juga jarang mencuci tangan dengan sabun saat

penyajian makanan.

Pasien dan keluarga setiap hari mengkonsumsi air mineral yang

berasal dari air isi ulang yang tidak jelas standar sterilisasi dan

higienitasnya.

Pasien memiliki kebiasaan jarang sarapan pagi setiap hari terutama

sewaktu bekerja dahulu..

Pasien memilki kebiasaan mengkonsumsi kopi pada pagi dan sore hari.

Konsumsi daging dapat dikatakan cukup jarang

Penderita jarang melakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit atau

Puskesmas terdekat.

Page 37: Anemia Defisiensi Besi

Lingkungan

• Penderita tinggal di daerah Padang Sambian. Secara umum, lingkungan tempat tinggal pasien cukup padat dengan rumah yang saling berhimpitan.

• Halaman rumah penderita dapat dikatakan tidak terlalu bersih. • Letak sumur dan jamban pasien <10m, hal ini tentu beresiko tinggi dalam

terjadinya penyebaran penyakit

AgenAgen

Kuman penyebab penyakit yang diduga dan telah terbukti menyebabkan gastritis erosiva

pada pasien ini adalah infeksi H. pylori

Page 38: Anemia Defisiensi Besi

Analisa Kebutuhan Pasien

Jenis Jumlah Jadwal per hari

Jadwal per minggu

Karbohidrat - Nasi 5-6 sendok

nasi2-3 kali 16 kali

- Lainnya - - -

Protein - Tahu 1-2 potong 2 kali 14 kali- Tempe 1-2 potong 2 kali 14 kali- Ikan 1 potong 0-1 kali 7-8 kali- Telor 1 butir 1-2 kali 7-8kali - Daging

ayam1 potong Tidak tentu 0-3 kali

- Daging Babi

1 potong Tidak tentu 1. 2 kali

Sayur 1-2 mangkok 3 kali 21 kali

Buah apel/pepaya

1 biji/potong Tidak tentu 4 kali

Lainnya

- Kopi 1 gelas aqua 2 kali 14 kali

Kecukupan GiziKecukupan Gizi

• Sebelum penderita sakit, setiap harinya penderita adalah pedagang daun pandan di pasar

• Saat penderita jatuh sakit, aktivitas penderita menurun drastis

• Saat ini, penderita sudah dapat melakukan aktivitas kesehariannya

Kegiatan FisikKegiatan Fisik

Page 39: Anemia Defisiensi Besi

Akses ke tempat pelayanan kesehatan

Akses ke tempat pelayanan kesehatan

• Jarak dari rumah penderita ke Rumah Sakit Sanglah cukup jauh jauh sehingga untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan

• penderita bergantung dengan anaknya untuk mengantarkannya ke rumah sakit atau puskesmas.

• Penderita berobat ke rumah sakit atau puskesmas hanya bila sakitnya sudah cukup berat dan mengganggu aktivitas.

LingkunganLingkungan

• Pasien tinggal di rumah bersama suami, anak laki-laki dan menantunya, serta 2 orang cucunya.

• Pasien tinggal dalam 1 rumah dengan semua keluarganya tersebut yang berukuran 12 m x 3,5 m

• Rumah pasien dengan luas 1,5 are memiliki 2 kamar dilengkapi dengan ruang tamu dan pasien menempati sebuah kamar berukuran 2,5 x 2 m bersama suaminya

• lingkungan rumah pasien tidak terlalu bersih

• jarak antara sumur dan jamban pasien <10 m

Page 40: Anemia Defisiensi Besi

Kebutuhan bio-psikososial

Kebutuhan bio-psikososial

Lingkungan biologis :Kualitas kehidupan sehari-hari

pasien dikatakan baik, karena pasien bisa melakukan semua aktivitas

dasar seperti makan, minum, berjalan, membersihkan diri,

mengontrol BAB dan BAK tanpa ada masalah dan tidak perlu bantuan

Lingkungan Psikologis :Keluarga pasien tampaknya termasuk

keluarga yang harmonis dan cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dan

keluarga sehingga pasien tidak memiliki masalah dalam hal emosi serta pemenuhan gizi setiap hari. pasien memperoleh cukup

kasih sayang dan perhatian, dimana interaksi pasien dengan anggota keluarga

yang lain cukup baik.

Lingkungan Sosiokultural:•Hubungan pasien dan lingkungan sekitar terlihat cukup harmonis. Penderita juga terlibat dalam kegiatan PKK dan arisan di desanya. •Saat ini, pasien sudah bisa berktivitas kembali, tetapi pasien sudah memutuskan untuk berhenti berdagang di pasar dengan pertimbangan faktor usia dan kesehatannya. Saat ini pasien sudah dapat aktif kembali dengan kegiatan di banjarnya sebagai ibu PKK.

Page 41: Anemia Defisiensi Besi

EDUKASI DAN SARAN

Pasien belum memahami mengenai penyakit anemia itu sendiri (etiologi, faktor resiko, hubungan gastritis

akibat H. pylori dengan terjadinya anemia)

• Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi besi, serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun.

• Kehilangan besi akibat akibat pendarahan menahun gastritis kronis erosiva

• H pylori mengganggu metabolisme besi melalui pengikatan besi pada protein membran luarnya

• penurunan keasaman dan kandungan askorbat, penurunan absorpsi besi.

• Higienitas personal merupakan hal yang sangat penting

• Rendahnya kandungan besi dalam makanan dan adanya peningkatan konsumsi faktor penghambat menyebabkan penurunan jumlah besi yang diabsorpsi oleh mukosa usus

• Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi besi, serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun.

• Kehilangan besi akibat akibat pendarahan menahun gastritis kronis erosiva

• H pylori mengganggu metabolisme besi melalui pengikatan besi pada protein membran luarnya

• penurunan keasaman dan kandungan askorbat, penurunan absorpsi besi.

• Higienitas personal merupakan hal yang sangat penting

• Rendahnya kandungan besi dalam makanan dan adanya peningkatan konsumsi faktor penghambat menyebabkan penurunan jumlah besi yang diabsorpsi oleh mukosa usus

Page 42: Anemia Defisiensi Besi

saransaran

• Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan kandungan besi dan bersifat “meat factor” serta vitamin C

• mempertahankan konsumsi makanan 3x sehari dengan gizi cukup

• Membiasakan diri untuk selalu mengkonsumsi vitamin C sebagai suplemen yang meningkatkan absorpsi besi

• menerapkan pola hidup sehat dan pola makan yang teratur

• Meningkatkan kualitas sanitasi diri dan rumah tangga pasien.

• Menganjurkan pasien dan keluarga untuk memasak air sebelum dikonsumsi dan sebaiknya mengganti konsumsi air minum isi ulang

Page 43: Anemia Defisiensi Besi

FAKTOR RESIKO :dari segi makanan dan infeksi H. pylori yang bertanggung jawab

dalam terjadinya gastritis kronis yang

beresiko pendarahan kronis pada pasien.

• pasien diberikan penjelasan mengenai peran faktor resiko dan pentingnya menjalankan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari pasien

• Edukasi juga diberikan kepada anggota keluarga pasien terutam anak pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang baik

• dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anggota keluarga terhadap proses terjadinya anemia dan penyakit yang berperan penting dalam perburukan anemia

• pasien diberikan penjelasan mengenai peran faktor resiko dan pentingnya menjalankan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari pasien

• Edukasi juga diberikan kepada anggota keluarga pasien terutam anak pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang baik

• dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anggota keluarga terhadap proses terjadinya anemia dan penyakit yang berperan penting dalam perburukan anemia

Page 44: Anemia Defisiensi Besi

Hubungan antara H. pylori, gastritis, dan terjadinya anemia.

• Hal terpenting dalam memutuskan rantai penyebaran dan mencegah penyakit yang sama terulang adalah menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

• Kontaminasi air juga berperan penting dalam hal ini.

• Hal terpenting dalam memutuskan rantai penyebaran dan mencegah penyakit yang sama terulang adalah menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

• Kontaminasi air juga berperan penting dalam hal ini.

Page 45: Anemia Defisiensi Besi

• Tingkat pendidikan pasien dalam kasus PBL ini dimasukkan dalam kategori pendidikan rendah

• Pemahaman tentang penyakitnya sangat membutuhkan peran serta dari keluarga

• Pemberian edukasi juga diberikan kepada suami dan anak pasien.

• Edukasi yang kami berikan bersifat melibatkan peran serta keluarga dalam menghadapi penyakit pasien

• edukasi tentang faktor resiko dan pencegahan sekunder dan tersier juga merupakan hala yang penting

Page 46: Anemia Defisiensi Besi

Pasien jarang melakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit

atau Puskesmas terdekat • agar pasien memiliki jadwal rutin untuk mengontrol kesehatan di rumah sakit atau puskesmas terdekat

• pasien dianjurkan untuk menepati jadwal kontrol rutin ke rumah sakit Sanglah.

• deteksi dini penyakit lain

Page 47: Anemia Defisiensi Besi

• Jarak sumur dan toilet pasien <10 m, sehingga memungkinkan transmisi penyakit menular lainnya di samping infeksi H. pylori.

• air sumur hanya digunakan untuk mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.

• konsumsi sehari-hari dan untuk keperluan memasak air PDAM atau air mineral saja yang harus dimasak.

• air sumur hanya digunakan untuk mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.

• konsumsi sehari-hari dan untuk keperluan memasak air PDAM atau air mineral saja yang harus dimasak.

Page 48: Anemia Defisiensi Besi
Page 49: Anemia Defisiensi Besi
Page 50: Anemia Defisiensi Besi