anemia defisiensi besi
TRANSCRIPT
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 1/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
1
1. Memahami dan menjelaskan fisiologi Darah
1.1. Darah dan komponennya
Volume darah dalam tubuh : Dewasa : 7% KgBB
Anak-anak : 8 % KgBB
Bayi : 9% KgBB
Darah terdiri dari plasma darah (volume pria 55% dan wanita 58%) dan sel-sel darah
(volume pria 45% dan wanita 42%).
Plasma darah
Terdiri dari 90% air, konstituen inorganik (1%) elektrolit terbanyak adalah Na+
dan Cl-
terdapat juga HCO3- , K+, Ca2+. Konstituen organik (6-8%) terdapat nutrien (glukosa, asam
amino, lemak, vitamin), produk sisa (kreatinin, bilirubin, dan bahan nitrogen seperti urea),
gas larut (O2 dan CO2), dan hormon. Protein plasma terdiri dari :
AlbuminProtein plasma yang paling banyak.
Globulin
o Alfa (α)
o Beta (β)
o Gamma (γ)
Fibrinogen
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 2/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
2
Protein plasma disintesis oleh hati, kecuali globulin gamma, yang dihasilkan oleh limfosit.
Sel-sel darah
Eritrosit
Setiap ml darah mengandung sekitar 5 miliyar eritrosit, hitung sel darah merah sebagai 5 juta
sel per mm3, total sekitar 25-30 triliyun eritrosit yang mengalir melalui pembuluh darahsetiap saat dengan laju rata-rata 2-3 juta sel/detik. Morfologi : bikonkaf dengan diameter 8µm, ketebalan 2µm ditepi luar dan 1µm bagian tengah. Bentuk ini berfungsi untuk
memudahkan berdifusi dan menembus membran. Tidak terdapat nukleus, organel, atau
ribosom, yang menyebabkan eritrosit hanya mampu bertahan selama 120 hari. Satu eritrositterdapat lebih dari 250 juta molekul Hb.
Keberadaan Hb
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 3/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
3
Memiliki dua bagian, yaitu :
GlobinTerbentuk dari empat rantai polipeptida berlipat-lipat.
HemeMasing-masing terikat ke salah satu polipeptida globin, dan atom besi mengikatmasing-masing satu molekul O2 secara reversible.
Hb merupakan pigmen merah, karena kandungan besi maka Hb terlihat kemerahan (daraharteri) jika berikatan dengan O2 dan keunguan (darah vena) jika mengalami deoksigenasi. Hb
juga dapat berikatan dengan :
CO2
H+
dari HCO3 terionisasi, yang dihasilkab di jaringan.
CO, normalnya tidak terdapat dalam tubuh
NO, bersama Hb menjadi vasodilator di paruDibebaskan dijaringan, melemahkan dan melebarkan arteriol lokal sehingga darah kaya O2
dapat mengalir dengan lancar dan membantu menstabilkan tekanan darah.
Enzim dalam eritrosit
Terdapat dua enzim penting yang tidak dapat diperbarui oleh eritrosit, yaitu : Enzim glikolitik
Untuk menghasilkan energi demi menjalankan mekanisme transpor aktif dalam
mempertahankan konsentrasi ion. Sel ini tidak dapat menggunakan O2 yang dibawanyauntuk menghasilkan energi karena tidak memiliki mitokondria, maka eritrosit hanya
mengandalkan glikolisis untuk membentuk ATP.
Enzim karbonat anhidrase
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 4/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
4
Mengkatalisis perubahab CO2 menjadi HCO3-(ion bikarbonat, bentuk utama pengankutan
CO2 dalam darah)
Retikulosit
Merupakan sel eritrosit immatur, sel ini dapat dikenali dengan teknik pewarnaan yangmenyebabkan sisa organel yang terlihat. Keberadaan retikulosit diatas kadar normal (0.5-1.5
% dari total jumlah eritrosit darah) menunjukkan peningkatan kecepatan aktivitas
eritropoietik seperti setelah pendarahan.
Leukosit
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 5/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
5
Merupakan sel darah putih yang bekerja dalam mempertahankan sistem imun tubuh, tidak
memiliki Hb, leukosit bervariasi dalam struktur, fungsi, dan jumlah. Dalam keadaan normal
leukosit berkisar 5 hingga 10 juta/ ml darah dengan rata-rata 7 juta / ml darah. Leukositmerupakan sel darah yang paling sedikit jumlahnya (sekitar 1 sel darah putih untuk setiap
700 sel darah merah) bukan karena produksinya yang sedikit melainkan karena sel-sel ini
hanya transit di darah. Pada keadaan normal sekitar dua pertiga leukosit adalah neutrofil dansepertiga sisanya adalah limfosit. Leukosit terdiri dari 5 jenis leukosit yaitu :
Agranuler dan mononukleusKeduanya memiliki satu nukleus besar yang tidak terbagi-bagi dab sedikit granula.
o Limfosit
Leukosit yang paling kecil dan memiliki nukleus bulat besar yang menempati sebagian
besar sel.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 6/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
6
o Monosit
Berukuran paling besar dan memiliki nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal.
Granuler dan polimorfonukleus
o Basofil
Memiliki afinitas granulnya terhadap pewarna biru basa
o Eosinofil
Memiliki afinitas granulnya terhadap pewarna eosin
o Neutrofil
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 7/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
7
Bersifat netral, tidak menunjukkan preferensi warna.
Trombosit
Atau yang biasa disebut keping darah, merupakan fragmen kecil sel (berdiameter 2-4 µm)yang dilepaskan dari tepi luar sel sumsum tulang yang sangat besar (berdiameter hingga 60
µm) yang dikenal sebagai megakariosit dan dapat memproduksi sekitar 1000 trombosit,
vesikel yang terlepas yang mengandung sebagian sitoplasma terbungkus dalam membran
plasma.
1.2. Memahami dan menjelaskan fungsi darah
Plasma darah
Air Berguna sebagai medium transport, dan pembawa panas yang dihasilkan oleh proses
metabolisme di dalam jaringan, pada saat darah mengalir melewati permukaan kulit,
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 8/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
8
energi panas yang tidak dibutuhkan akan dikeluarkan ke lingkungan sementara suhu
darah hanya mengalami sedikit perubahan.
Elektrolit
Sebagai penyangga perubahan pH
Nutrien, zat sisa, gas, dan hormonBahan-bahan yang diangkut dalam plasma, gas CO2 berperan dalam keseimbangan asam-
basa.
Protein plasmaSecara umum menghasilkan efek osmotik dalam distribusi CES antara kompartemen
vaskular dan interstisium, dan menyangga perubahan pH.
o AlbuminBerperan besar dalam menentukan tekanan onkotik berkat jumlahnya, protein ini
secara nonspesifik berikatan dengan banyak bahan yang kurang larut dalam plasma(bilirubin, garam empedu, dan penisilin) untuk transportasi
o Globulin
Alfa (α) dan beta (β)
Sebagian dari globulin ini mengikat bahan-bahan yang kurang larut dalam plasma
untuk transportasi dalam plasma (hormon tiroid, kolesterol, dan besi), dan
berperan dalam pembentukan darah. Globulin alfa (α) juga berfungsimengaktifkan protein-protein darah inaktif, sebagai contoh globulin alfa
angiotensinogen diaktifkan menjadi angiotensin.
Gamma (γ)
Ig atau antibodi untuk mekanisme pertahanan tubuh.
o Fibrinogen
Faktor kunci dalam pembekuan darah.
EritrositMengangkut O2 dan CO2 (terutama O2)
Leukosit
Mempertahankan tubuh dari patogen penginvasi, mengidentifikasi dan menghancurkan selkanker yang timbul di tubuh, berfungsi membersihkan sel-sel tua dan sisa jaringan.
Agranuler dan mononukleus
o LimfositBerperan secara spesifik, limfosit dapat hidup sekitar 100-300 hari dan hanya
menghabiskan beberapa jam untuk beredar dalam darah (normal)
Limfosit T
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 9/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
9
Tidak memproduksi antibodi, langsung dengan merusak sel sasarannya secara
spersifik dengan mengeluarkan berbagai zat kimia yang melubangi sel korban.Sasaran sel mencakup sel tubuh yang dimasuki virus dan sel kanker.
Limfosit BMenghasilkan antibodi yang beredar dalam darah dan bertanggung jawab dalam
imunitas humoral walaupun limfosit B merupakan imunitas spesifik. Antibodi
akan melekat dengan benda asing dan menandainya untuk dihancurkan.
o Monosit
Sel ini berasal dari sumsum tulang, selagi belum matang dan beredar hanya satu
hingga dua hari dan menetap di jaringan diseluruh tubuh. Di jaringan melaluipematangan menjadi besar dan berubah menjadi fagosit jaringan besar yang disebut
sebagai makrofag. Usia berkisar bulanan hingga tahunan
Granuler dan polimorfonukleus
o Basofil
Paling sedikit dalam tubuh, dikarenakan struktur dan fungsi mirip sel mast, parailmuan percaya bahwa basofil merupakan sel mast yang bermigrasi ke sistem sirkulasi
tetapi ilmuan membuktikan bahwa sel mast terbentuk dari sel prekursor di jaringan
ikat sedangkan basofil berasal dari sumsum tulang. Baik basofil maupun sel mast
mensintesis dan menyimpan heparin (mempercepat pembersihan partikel lemak daridarah setekah kita makan makanan berlemak, obat sebagai antikoagulasi tetapi masih
diperdebatkan apakah heparin berfungsi fisiologis sebagai antikoagulan) dan histamin
(untuk reaksi alergik).
o EosinofilEosinofilia berkaitan dengan keadaan alergik (asma dan hay fever) dan infestasi
parasit internal. Sel ini tidak menelan parasit cacing tapi melekat ke cacing danmengeluarkan bahan-bahan yang mematikan (granulanya).
o NeutrofilMerupakan spesifik fagositik, respon primer terhadap invasi bakteri dan debris. Para
ilmuan menemukan neutrofil mengeluarkan suatu jaringan serat ekstrasel neutrophil
extracellular traps yang mengandung bahan kimia pemusnah bakteri dengan menjerat
bakteri dan menghancurkannya diluar sel neutrofil. Sehingga neutrofil dapat
menfagositosis baik di dalam maupun diluar sel.Setelah membebaskan granulositnya biasanya tetap berada dalam pembuluh darah selama
kurang dari sehari.
Trombosit
Berfungsi rata-rata selama 10 hari, setelah itu dibersihkan oleh makrofag jaringan terutamapada hati dan limpa. Trombosit disimpan di rongga-rongga berisi darah di limpa dan akan
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 10/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
10
dibebaskan oleh kontraksi limpa yang dipicu oleh saraf simpatik. Tidak memiliki nukleus,
namun memiliki organel dan enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk produk sekretorik yang disimpan di banyak granula yang tersebar di seluruh sitosol.
Trombosit juga mengandung aktin dan myosin yang menyebabkan trombosit dapat
berkontraksi.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 11/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
11
1.3. Pembentukan hingga destruksi sel-sel darah
HematopoeisisMerupakan pembentukan darah :
Pada yolk sac : umur 0 – 3 bulan intrauterin
Hati dan lien : umur 3 – 6 bulan interuterin Sumsum tulang : umur 4 bulan interuterin – dewasa
Untuk kelangsungan hematopoeisis diperlukan :
Sel induk hematopoetik (stem cell) o Self renewal
o Proliferatif
o Diferensiatif
Lingkungan mikro sumsum tulangMerupakan susbtansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif,
komponennya :o Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
o Sel-sel stroma
Endotil Lemak Fibroblast
Makrofag
Sel retikulum
o Matriks ekstrasel
o Fibronektim
o Haemonektin
o Laminan
o Kolagen
o Proteoglikan
Diperlukan untuk :
o Penyediaan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah
mikro dalam sumsum tulang
o Komunikasi antarsel terutama ditentukan oleh adhesion molecule
o Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis (hematopoietic growth factor)
Bahan-bahan pembentuk darah
o Asam folat dan vit B 12Pembentuk inti sel
o Besi
Pembentuk Hb
o Cobalat, Mg, Cu, Zn
o Asam amino
o Vit C, B kompleks
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 12/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
12
Mekanisme regulasiPenting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan dan pelepasan sel darah dari
sumsum tulang ke darah tepi.o GM-CSF
o G-CSF
o M-CSF
o Trombopoetin
o Burst promoting activity
o Stem cell factor
SitokinAda yang merangsang juga menghambat pertumbuhan sel induk.
o IL-3
o IL-4o IL-5
o IL-7
o IL-9
o IL-10
o IL-11
Hormon hemopoetik spesifik Erythropoietin
Hormon yang dibuat di ginjal untuk merangsang prekursor eritroid
Hormon non spesifik o Androgen (menstimulasi eritropoesis)
o Estrogen (menghambat eritropoesis)
o Glukokortikoid
o Growth hormon
o Hormon tiroid
Pembentukan sel-sel darah
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 13/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
13
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 14/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
14
Eritrosit
Eritroid terdiri dari sel darah merah dan prekursor eritroid. Unit fungsional ini dikenalsebagai eritron pembawa oksigen. Prekursor eritroid dalam sumsum tulang berasal dari stem
cell. Sel ini intinya hilang yang tertinggal hanya RNA dengan pengecatan terlihat seperti jala
sehingga disebut retikulosit. Retikulosit dilepas ke darah tepi dan kehilangan RNA berubah
menjadi eritrosit.
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
Sel induk
Besi
Vit B12
Asam folat
Protein
Faktor pertumbuhan hemopoetik
Hormon eritropoetin
Destruksi eritrosit
Destruksi yang terjadi akibat proses penuaan disebut proses senescence, sedangkan destruksi
akibat patologis disebut hemolisis, dapat terjadi di intra/ekstravaskuler terutama di sistem
RES, yaitu di lien dan hati.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 15/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
15
Komponen protein
Globin kembali ke pool protein dan dapat dipakai kembali
Komponen heme
Besi dikembalikan ke pool besi dan dapat dipakai ulang
Bilirubin dieksresikan melalui hati dan empedu.
Metabolisme zat besi
Terdapat dua cara penyerapan besi dalam usus, yaitu :
1. Penyerapan dalam bentuk non heme (90% berasal dari makanan)Besi diubah menjadi bentuk yang diserap, di lumen usus akan berikatan dengan
apotransferin membentuk kompleks transferin besi dan masuk kedalam sel mukosa. Didalam sel mukosa besi terlepas dari apotransferin yang akan kembali ke lumen usus.Sebagian dari besi akan bergabung dengan apoferitin membentuk feritin. Besi yang tidak
terikat dengan apoferitin akan masuk ke peredaran darah dan berikatan dengan
apotransferin membentuk transferin serum (yang berfungsi sebagai pengangkutan besi ke
jaringan untuk disimpan sebagai cadangan besi tubuh).
2. Penyerapan dalam bentuk heme (10% berasal dari makanan)
Besi langsung diserap melalui mukosa usus halus (duodenum-pertengahan jejenum)tanpa memperhatikan cadangan besi dalam tubuh, asam lambung, zat makanan yang
dikonsumsi.
Cadangan besi terdapat dua bentuk, yaitu :1. Feritin
Bersifat larut dan tersebar di sel parenkim, makrofag, dan terbanyak di hati.
2. Hemosiderin
Tidak mudah larut, lebih stabil tetapi lebih sedikit dibandingkan feritin. Ditemukan
terutama di sel Kupfer (sel makrofag di hati), makrofag di limpa, dan sumsum tulang.
Cadangan besi ini berfungsi untuk mempertahankan hemostasis besi dalam tubuh
(mempertahankan kadar Hb).Di dalam sumsum tulang sebagian besi dilepaskan ke dalameritrosit (retikulosit) yang selanjutnya bersenyawa dengan porfirin membentuk heme dan
persenyawaan globulin dengan heme membentuk hemoglobin.
Degenerasi Hemoglobin
Hemoglobin mengalami degenerasi menjadi biliverdin dan besi. Biliverin direduksi menjadibilirubin, sedangkan besi masuk kedalam plasma dan mengikuti siklus atau disimpan sebagai
cadangan tergantung aktivitas eritropoisis.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 16/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
16
2. Memahami dan menjelaskan anemia
2.1. DefinisiKeadaan dimana massa eritrosit dan atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat
menyalurkan O2 ke berbagai jaringan tubuh, atau penurunan kadar Hb, Ht, dan hitung
eritrosit. Kehilangan darah mendadak (>30%) mengakibatkan hipovolemia, hipoksemia,kegelisahan, diarforesis (keringat dingin), takikardi, napas pendek, yang berkembang cepat
menjadi kolaps sirkulasi atau syok. Jika kehilangan darah dalam beberapa bulan, tubuh dapat
menkompensasi dengan :
Meningkatkan curah jantung dan pernapasan
Meningkatkan pelepasan O2 oleh Hb
Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan
Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital
Kriteria anemia
Batasan Hb atau Ht disebut cut off point yang dipengaruhi :
Umur Jenis kelamin
Ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
Dinyatakan anemia jika :
Laki-laki dewasa Hb < 13 g/dl
Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 g/dl
Perempuan hamil Hb < 11 g/dl
Anak (6-14 tahun) Hb < 12 g/dl
Anak (6 bulan – 6 tahun) Hb < 11 g/dl
Kriteria klinik
Hb < 10 g/dl
Ht < 30%
Eritrosit < 2.8 juta/mm3
Derajat anemia
Ditentukan oleh kadar Hb
Sangat ringan Hb 10 – cut off point
Ringan Hb 8 – 9.9 g/dl
Sedang Hb 6 – 7.9 g/dl
Berat Hb < 6 g/dl
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 17/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
17
Prevalensi anemia di Indonesia
Salah satu faktor determinan utama adalah taraf ekonomi masyarakat
No. Kelompok Populasi Angka prevalensi
1 Anak prasekolah / balita 30 – 40 %
2 Anak usia sekolah 25 – 35 %
3 Dewasa tidak hamil 30 – 40
4 Hamil 50 – 70 %
5 Laki-laki dewasa 20 – 30 %
6 Pekerja berpenghasilan rendah 30 – 40 %
2.2. Etiologi
1. Kegagalan produksi eritrosit2. Proses destruksi eritrosit yang sangat cepat
3. Perdarahan
2.3. Klasifikasi
Morfologik
Berdasarkan morfologi eritrosit pada pemeriksaan apusan darah tepi atau dengan melihatindeks eritrosit.
KadarMikrositer
hipokromNormositer normokrom Makrositer
MCV < 80 fl 80 – 95 fl > 95 fl
MCH < 27 pg 27 – 34 pg -
Jenis
penyakit
1. Anemiadefisiensi besi
2. Thalasemia
3. Anemia
penyakit kronik 4. Anemia
sideroblastik
1. Anemia pasca
perdarahan2. Anemia aplastik –
hipoplastik
3. Anemia hemolitik 4. Anemia penyakit kronik
5. Anemia mieloptisik
6. Anemia gagal ginjal
7. Anemia mielofibrosis8. Anemia sindrom
mielodisplastik
9. Anemia leukimia akut
Megaloblastik
1. Anemia defisiensi folat2. Anemia defisiensi vit
B12
Nonmegaloblastik
1. Anemia penyakit hati
kronik
2. Anemia hipotiroid3. Anemia sindroma
mielodisplastik
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 18/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
18
Penyebab
Defisiensibesi
Keadaan
sideroblastik
Pendarahankronis
Gangguansintesis
globin
Kehilangan darahakut
Hemolisis
Penyakit kronis
(infeksi, gangguanginjal, endokrin,
kegagalan sumsum
tulang dan penyakit
infiltratif metastatik pada sumsum
tulang)
Terganggunya sintesis
DNA Pada pasien menjalani
kemoterapi kanker
Etiopatogenesis
Produksi eritrosit menurun
Kehilangan
eritrosit
dari tubuh
Peningkatan
destruksi
(hemolisis)
Bentuk
campuranIdiopati
Kekurangan bahan untuk eritrosit:
BesiAnemia defisiensi besi
Vit B12 dan asam folatPada anemia megaloblastik
1. Anemiapascaper
darahan
akut
2. Anemia
pascaperdarahan
kronik
Faktorekstrakorpuskuler :
Antiboditerhadap eritrosit
Hipersplenisme
Pemaparan
bahan kimia Infeksi
bakteri/parasit
Kerusakanmekanik
Gangguan utilisasi besi :
Anemia penyakit kronik
Anemia sideroblastik
Kerusakan jaringan sumsum
tulang :
Atrofi dengan penggantianlemak pada anemia
aplastik/hipoplastik
Penggantian oleh jaringanfibrotik/tumor pada anemia
leukoeritroblastik/mielodispl
astik
Faktor
intrakorpuskuler :
Gangguanmembran
(hereditery
spherocytosisdanelliptocytosis)
Ganggauanenzim (pyruvate
kinase danG6PD
Gangguan
Fungsi sumsum tulang kurangbaik dengan penyebab idiopatik :
Anemia diseritropoetik
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 19/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
19
Anemia sindrommielodisplastik
hemoglobin
(hemoglobinopat
i struktural danthalasemia)
3. Memahami dan menjelaskan anemia hipokromik mikrositer
3.1. Definisi
Anemia dengan kelainan morfologi berupa sel eritrosit kecil, dengan daerah pucar >sepertiga luas eritrosit sehingga terjadi penurunan sintesis Hb dibawah normal, MCV dan
MCHC menurun. Keadaan ini mencerminkan insufisiensi sintesis heme atau kekurangan zatbesi.
3.2. Etiologi
Kurangnya penyediaan besi
Gangguan utilisasi besi oleh progenitor eritroid dalam sumsum tulang
Dimana kecepatan sintesis alfa dan beta pada globin menurun
3.3. Klasifikasia. anemia defisiensi besi b. anemia akibat penyakit kronik
c. anemia sideroblastik
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 20/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
20
4. Memahami dan menjelaskan anemia defisiensi besi
4.1. DefinisiMerupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk mensintesis
hemoglobin. Anemia jenis ini yang paling banyak ditemukan di dunia terutama negara
berkembang, seperti Indonesia akibat kekurangan kalori-protein, vitamin A, dan Iodium.Selain dibutuhkan untuk pembentukan Hb, besi juga dibutuhkan untuk :
Terdapat dibeberapa enzim metabolisme oksidatif
Sintesis DNA
Neurotransmiter
Proses katabolisme
Defisiensi besi pada anak berdampak merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,
menurunkan daya tahan tubuh, konsentrasi belajar, dan mengurangi aktivitas bekerja. Dalamkeadaan normal pada dewasa rata-rata mengandung 4 – 5 g besi, bergantung pada jenis
kelamin dan ukuran tubuh. Absorbsi besi hanya 5 – 10 % dari makanan yang kita makan.
Ditandai dengan :
Menurunnya besi serum
Menurunnya saturasi transferin
Menurunnya feritin serum
Meningkatnya TIBC (total iron binding capacity)
Pewarnaan besi sumsum tulang negatif
Adanya respon terhadap pengobatan dengan preparat besi
Kandungan besi (mg)
Laki Perempuan
Hemoglobin 3050 1700
Myoglobin 430 30
Enzim 10 8
Transport (transferin) 8 6
Simpanan (ferritin &Hemosiderin) 750 300
Total 4248 2314
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 21/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
21
4.1. KlasifikasiKlasifikasi yang terbagi dalam anemia mikrositik hipokrom ini adalah :
a. Anemia defisiensi besi ( heme – besi )b. Thallasemia (globin)
c. Anemia akibat penyakit kronik
d. Anemia sideroblastik ( heme – protoforfirin )
Penyebab anemia yang paling sering di semua negara di dunia adalah anemia defisiensibesi. Untuk diagnosis banding penyakit anemia mikrositik hipokrom ini adalah
thallasemia.
4.2. Etiologi
1. Kebutuhan meningkat secara fisiologis a. Pertumbuhan
b. Periode pertumbuhan cepat pada umur 1 tahun hingga masa remaja.
c. Menstruasi
d. Peningkatan kebutuhan besi selama masa kehamilan (meningkatnya volume
darah, pembentukan plasenta, tali pusat, janin dan mengimbangi darah yanghilang selama persalinan)
e. Asupan besi tidak memadai (bayi diet susu selama 12-24 bulan)
f. Vegetarian ketat g. Gangguan absorpsi setelah gastrektomi
h. Kehilangan darah menetap (perdarahan saluran cerna)
2. Kurangnya besi yang diserap
a. Masukan besi dari makanan yang tidak adekuat.
b. Malabsopsi besi (perubahan histologi dan fungsional pada mukosa usus)
3. Perdarahan
Kehilangan 1 ml darah akan mengakibatkan kehilangan besi 0.5 mg, sehingga
kehilangan darah 3-4 ml / hari (1.5-2 mg besi) dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan besi. Pendarahan dapat beruapa pendarahan saluran cerna, milk induced enteropathy, ulkus peptikum, obat-obatan (asam asetil salisilat,
kortikosteroid, indometasin, OANIS) dan infeksi cacing (Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus).
4. Transfusi feto-maternal Kebocoran darah kronis kedalam sirkulasi ibu akan menyebabkan ADB pada akhir
masa fetus dan awal neonatus.
5. Hemoglobinuria
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 22/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
22
Biasanya dijumpai pada anak yang memakai katup jantung buatan, kehilangan besi
melalui urin rata-rata 1.8 – 7.8 mg/hari
6. Latrogenic blood loss Pada anak yang banyak diambil darah vena untuk pemeriksaan laboratorium
beresiko ADB
7. Idiopathic pulmonary hemosiderosis
Jarang terjadi, ditandai dengan perdarahan paru hebat dan berulang serta adanya
infiltrat pada paru yang hilang timbul sehingga menyebabkan kadar Hb menurun
drastis hingga 1.5 – 3 g/dL dalam 24 jam.
8. Latihan berlebihan
Pada atlet olahraga berat (lintas alam), 40% remaja perempuan dan 17% remajalaki-laki kadar feritin serumnya < 10 ug/dL. Perdarahan saluran cerna yang tidak
tampak akibat ishcemia yang hilang timbul pada usus selama latihan berat terjadi
pada 50% pelari.
4.3. PatogenesisPerdarahan menahun yang menyebabkan cadangan besi menurun. Bila cadangan habis
keadaan ini disebut iron depleted state. Kekurangan besi sehingga eritropoiesis terganggu
keadaan ini disebut iron deficient erythropoiesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik
mikrositer sehingga disebut iron deficiency anemia terjadi kekurangan besi pada epitel serta
pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala kuku, epitel mulut, dan faring.
4.4. PatofisiologiAnemia defisiensi besi terjadi setelah defisiensi besi yang menahun. Terdapat tiga tahap
defisiensi besi, yaitu :
a. Tahap pertama (iron depletion atau storage iron deficiency)Ditandai dengan berkurangnya atau tidak adanya cadanagn besi, hemoglobin dan
fungsi protein besi normal. Terjadi peningkatan absorpsi besi non heme. Feritin serum
menurun sedangkan pemeriksaan terlihat normal.
b. Tahap kedua (iron deficient erythropoietin atau iron limited erythropoiesis)
Supply besi yang tidak memadai untuk eritropoiesis, dari hasil laboratorium diperoleh
nilai serum dab saturasi transferin turun sedangkan total iron binding capacity (TIBC)dan free erythrocyte porphyrin (FEP) meningkat.
c. Tahap ketiga (iron deficiency anemia)
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 23/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
23
Terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga
menyebabkan penurunan kadar Hb. Dari gambaran darah tepi didapatkan mikrositosisdan hipokromik yang progresif. Pada tahap ini terjadi perubahan epitel terutama pada
ADB lanjut.
4.5. Manifestasi
Terjadi perlahan dan tidak begitu diperhatikan oleh penderita. Pada ADB ringan hanya dapat
dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Gejala umum yang terjadi adalah pucat. KadarHb :
6 – 10 g/dLTerjadi kompensasi efektif, gejala ringan
< 5 g/dLGejala iritabel dan anoreksia, takikardi, dilatasi jantung, murmur sistolik
< 3-4 g/dLTidak menunjukkan gejala, akibat kompensasi tubuh.
Gejala lainnya :
Bentuk kuku spoon shaped nail(koilonikia)
Atropi papila lidah
Stomatitis angularis
Postcricoid oesophangeeal webs
Perubahan mukosa lambung dan usus halus
Penurunan aktivitas kerja dan daya tahan tubuh
Termogenesis tidak normal (ketidakmampuan mempertahankan suhu tubuh saat udaradingin)
Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun (fungsi leukosit tidak normal)
Besi plasma < 40 mg/dl
Rambut rapuh
Sindrom Plummer Vinson atau disebut Sindrom Paterson Kelly ; adalah kumpulan gejala
yang terdiri dari anemia hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah dan disfagia.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 24/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
24
5. Penatalaksanaan
5.1. Pemeriksaan fisikDitemukannya :
Pucat
Bentuk kuku spoon shaped nail (koilonikia)
Atropi papila lidah
Stomatitis angularis
Penurunan aktivitas kerja dan daya tahan tubuh
Termogenesis tidak normal (ketidakmampuan mempertahankan suhu tubuh saat udaradingin)
Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun (fungsi leukosit tidak normal)
Rambut rapuh
5.2. Pemeriksaan penunjanga. Darah tepi lengkap
(hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, hitung jenis,danretikulosit)
b. Mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscularhemoglobin
(MCH),meancorpuscular hemoglobin (MCHC),dan red cells distribution width
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 25/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
25
(RDW)
c. d. e. f. g.
c.
Gambaran apus darah tepiMenunjukan anemia hipokromik mikrositer, anisositosis, dan polikilositosis. Semakin
berat derajat anemia semakin berat derajat hipokromia. Jika terjadi hipokromia dan
mikrositosis ekstrim, maka sel tampak sebagai sebuah cincin sehingga disebut selcincin (ring cell) atau memnjang seperti elips yang disebut sebagai sel pensil.
Kadang-kadang dijumpai sel target.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 26/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
26
Pemeriksaan laboratorium
Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit : didapatkan anemia hipokromik mikrositer
dengan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV, MCH,MCHC menurun.
Kadar besi serum menurun < 50 mg/dl , total iron binding capacity (TIBC)
meningkat >350 mg/dl dan saturasi transferin < 15%.
Kadar serum feritin <20 μg/dl. Jika terdapat inflamasi maka feritin serum sampaidengan 60 μg/dl masih dapat menunjukan adanya defisiensi besi
Protoporfirin eritrosit meningkat (>100 μg/dl) Sumsum tulang: menunjukan hiperplasia normoblastik dengan normoblast kecil-
kecil dominan. Reseptor transferin : meningkat pada defisiensi besi Pengecatan besi sumsum dengan biru prusia, menunjukan cadangan besi yang
negatif. Pemeriksaan feses untuk cacing tambang
Metoda menentukan kadar HBMenurut WHO, nilai batas hemoglobin (Hb) yang dikatakan anemia gizi besi untuk
wanita remaja adalah < 12 gr/dl dengan nilai besi serum < 50 mg/ml dan nilai feritin <
12 mg/ml. Nilai feritin merupakan refleksi dari cadangan besi tubuh sehingga dapat
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 27/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
27
memberikan gambaran status besi seseorang. Untuk menentukan kadar Hb darah, salah
satu cara yang digunakan adalah metoda Cyanmethemoglobin.
Cara ini cukup teliti dan dianjurkan oleh International Committee for Standardization in
Hemathology (ICSH). Menurut cara ini darah dicampurkan dengan larutan drapkinuntuk memecah hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian
diukur pada 540 nm dalam kalorimeter fotoelekrit atau spektrofotometer.
Cara penentuan Hb yang banyak dipakai di Indonesia ialah Sahli. Cara ini untuk di
lapangan cukup sederhana tapi ketelitiannya perlu dibandingkan dengan cara standaryang dianjurkan WHO. Ada tiga uji laboratorium yang dipadukan dengan pemeriksaan
kadar Hb agar hasil lebih tepat untuk menentukan anemia gizi besi. Untuk menentukan
anemia gizi besi yaitu : a. Serum Ferritin (SF) : Ferritin diukur untuk mengetahui status besi di dalam hati.
Bila kadar SF < 12 mg/dl maka orang tersebut menderita anemia gizi besi.
b. Transferin Saturation (ST) : Kadar besi dan Total Iron Binding Capacity (TIBC)dalam serum merupakan salah satu menentukan status besi. Pada saat kekurangan zat
besi, kadar besi menurun dan TIBC meningkat, rasionya yang disebut dengan TS.
TS < dari 16 % maka orang tersebut defisiensi zat besi.c. Free Erythocyte Protophorph : Bila kadat zat besi dalam darah kurang maka
sirkulasi FEB dalam darah meningkat. Kadar normal FEB 35-50 mg/dl RBC. Secara
ringkas untuk menentukan keadaan anemia seseorang
5.3. Diagnosis dan diagnosis bandingKriteria diagnosis :
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 28/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
28
Anemia hipokrom mikrositer pada apusan darah tepi
MCV < 80 fl
MCHC < 31%
Feratin serum < 20 µg
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (perl’s stain) menunjukkan cadanganbesi (butir-butir hemosiderin) negatif
Pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lainnya yang setara)
selama 4 minggu disertai kenaikan kadar Hb > 2 g/dl
Dan dengan dua dari tiga parameter di bawah ini :
a. Besi serum < 50 mg/dl
b. TIBC > 350 mg/dl
c. Saturasi transferin < 15%
Menurut WHO :a. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usiab. MCHC < 31% (N : 32-35%)
c. Kadar Fe serum < 50 µg (N : 80-180 µg)
d. Saturasi transferin < 15% (N :20-50%)
Diagnosis banding
Pemeriksaan lab ADB Thalasemia minorAnemia penyakit
kronik
MCV ↓ ↓ N/↓ Fe serum ↓ N ↓
TIBC ↑ N ↓
Saturasi transferin ↓ N ↓
FEP ↑ N N/↑
Feritin serum ↓ N ↓
*FEP : Free Erithrocyte Protophoyrin
Diagnosis banding yang lainnya adalah dengan anemia sideroblastik dan keracunan timbal.
Cara membedakan ADB dengan thalasemia salah satunya dengan
⅀
Jika hasilnya : < 13 menunjukkan thalasemia minor
> 15 menunjukkan ADB
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 29/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
29
5.4 Terapi
Terapi kausal Pengobatan cacing tambang, hemoroif, menoragia
Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh
Preparat Fe
Farmakokinetik Absorpsi : duodenum & jejunum proximal (0,5-1mg/hr)
Abs sebagai respon terhadap ↓ simpanan Fe atau kebutuhan Fe
TerapiOral (ferrous sulfat, ferrous gluconat, ferrous fumarat, ferrous lactat, danferrous sucinat)
Karena besi ferro paling efisien diabsorpsi, sehingga hanya garam ferrous
yangdipakai. Pada individu dengan defisiensi besi: 200-400mg. Fe elemental harus
diberikan, selama 3-6 bln untuk mengkoreksi anemia & mengisi simpanan Fe dalam2-4 minggu. Kegagalan terjadi karena salah mendiagnosa, kehilangan darah terus
menerus, supresi fisik sumsum tulang, kegagalan mengabsorbsi Fe oral.
Distribusi
Fe ditransport dalam plasma, terikat pd transferin (β globulin yg spesifik mengikat
Ferri/Fe3+
), Fe ditransport dari mukosa intestin or liver or spleen menuju sel erithroiddi sumsum tulang
Penyimpanan
Disimpan dalam 2 bentuk: feritin & hemosiderin yang terdapat dalam makrofag liver,
spleen & sumsum tulang; feritin juag terdapat dalam sel mukosa intestin & plasma.Feritin plasma berada dalam keseimbangan dengan simpanan feritin dalam jaringan
retikuloendotelial, [feritin] plasma dpt dipakai utk memperkirakan simpananFe tubuh total
Eliminasi
Tidak ada mekanisme ekskresi Fe, sejumlah kecil hilang dengan eksfoliasi selmukosa intestin ke dalam feses & sedikit sekali diekskresi dlm empedu, urin &
keringat (tidak lebih dari 1 mg/hr). Kemampuan tubuh untuk me ekskresi Fe sangat
terbatas, regulasi keseimbangan harus tercapai dengan mengubah absorbsi intestinal
tergantung kebutuhan tubuh.
Regulasi farmakokinetik Fe, melalui jumlah simpanan Fe, khususnya jumlah feritin
dalam sel mukosa usus dan kecepatan erythropoiesis.
Indikasi:
Terapi atau prevensi anemia defisiensi Fe
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 30/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
30
ES: nausea, konstipasi, diare, epigastric discomfort, kram abdomen. Dose-related, dapat
dikurangi dengan ↓ dosis, meminum setelah atau bersama makanan, mengganti sediaan
(ferrous sulfat, glukonat, fumarat)
Fe oral→ feses hitam → tidak bermakna secara klinis, tetapi dapat mengaburkandiagnosis perdarahan GIT
Terapi Parenteral
Untuk pasien yang tidak toleran terhadap atau tidak dapat mengabsorbsi besi per oral &
pasien dengan kehilangan darah yg ekstensif yang tidak cukup dengan besi oral saja.
ES & Toksisitas
• Overdosis besi dapat terjadi pada anak yang memakan produk berisi besi, berawal
dari vomitus & hemoragik gastritis, diikuti hipotensi & letargi. Tanda & gejala yangmengencam jiwa termasuk koma, kejang, kolaps CV, edem pulmonar, hipoglikemia,& asidosis metabolik dominan setelah 12-24 jam setelah overdosis.
• Gastric scaring& stenosis pilorus dapat terjadi pada fase lambat (1 bln)
• Tx overdosis: bilas lambung dengan Na2CO3 untuk terapi asidosis & terapi khelasidengan deferoksamin
• Pemberian besi IV → anafilaksi & reaksi hipersensitifitas, yang terjadi pada ± 10%
pasien
Besi parenteral memiliki insiden terjadinya reaksi merugikan relatif tinggi, pasien
diberikan dosisi uji dan dipantau selama satu jam. Jika pasien tidak tidak mengalami efek
samping, sisa dosis dapat diberikan 2 jam kemudian.
Kebutuhan besi (mg) = (15 – Hb sekarang) x BB x 3
Pengobatan lain
o Vitamin C (3 x 100 mg/hari) untuk meningkatkan absorbsi Fe
o Transfusi darah, dengan indikasi :
Adanya penyakit jantung anermik dengan ancaman payah jantung
Anemia sangat simptomatik (pusing berat yang mencolok)
Memerlukan peningkatan kadar Hb cepat (kehamilan trisemester akhir / preoperasi)
Respon terhadap terapi
Berespon baik bila :
Retikulosit meningkat pada minggu pertama, menjadi normal setelah hari 10-14
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 31/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
31
Kenaikan Hb 0.15 g/hari atau 2 g/dl setelah 3-4 minggu, dan menjadi normal dalamwaktu 4-10 minggu
5.5 PencegahanDiprioritaskan pada kelompok rawan yaitu, balita, anak sekolah, ibu hamil, wanita menyusui,
wanita usia subur, remaja putri dan wanita pekerja.
Diet :
Makanan yang mengandung Fe sebanyak 8 – 10 mg Fe perhari dan hanya sebesar 5 – 10%
yang diabsrobsi.
Pada anak Fe berasal dari ASI dan penyerapannya lebih efisien daripada Fe yangberasal dari susu sapi (ditunda hingga umur 1 tahun dikarenakan perdarahan saluran
cerna yang tersamarkan)
Pemberian makanan kaya vitamin C dan memperkenalkan makanan padat mulai padausia 4-6 bulan
Pemberiam suplemen Fe pada bayi prematur
Pemakaian susu formula yang mengandung besi (PASI)
Makanan yang dapat mempengaruhi penyerapan zat besi, yaitu :
Meningkatkan penyerapanAsam askorbat, daging, ikan, dan unggas, dan HCl
Menurunkan penyerapan
Asam tanat (teh dan kopi), kalsium, fitat, beras, kunung telur, polifenol, oksalat, danobat-obatan (antasid, tetrasiklin, dan kolestiramin)
Penyuluhan kesehatan
Kesehatan lingkungan (penggunaan jamban, pemakaian alas kaki)
Gizi (mengkonsumsi makanan bergizi)
Konsneling pada ibu atau orang sekitar untuk memilih bahan makanan dengan
kadar besi cukup sejak bayi sampai remaja
Pemberantasan infeksi cacing tambang
Suplementasi besi pada populasi rentan (ibu hamil dan anak balita)
Fortifikasi bahan makanan dengan besi
Skirining anemia pemeriaksaan hb, ht pada bayi baru lahir dan pada bayi kurang bulan ( prematur )
Sebaiknya dilakukan pada usia 12 bulan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb)dan penilaian risiko defisiensi besi atau anemia defisiensi besi.
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 32/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
32
5.6 Prognosis
Umumnya baik bila ditangani dengan cepat dan adekuat.
Prognosis baik apabila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dandiketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinansebagai berikut :
o Diagnosis salah
o Dosis obat tidak adekuat
o Preparat Fe tidak tepat atau kadaluarsa
o Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak berlangsung
menetapo Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaian besi (infeksi,
keganasan, penyakit hati, penyakit ginjal,penyakit tiroid,penyakit defisiensi
vitamin B12, asam folat).
o Gangguan absorpsi saluran cerna
5/11/2018 Anemia Defisiensi Besi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-defisiensi-besi-55a236a220f34 33/33
Gwendry Ramadhany
1102010115
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
33
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, idrus dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta : Interna Publishing.
Bakta, I Made. (2007). Anemia Hipokromik Mikrositer dengan Gangguan Metabolisme Besi.
Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. (2006). Gangguan Sistem Hematologi. Edisi VI, vol. 1. HuriawatiHartanto.Jakarta : EGC.
Raspati H, Reniarti L, Susanah S. (2005). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
Sacher, Ronald a. 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta : EGC.
Sheerwood L (2011). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC
Sutaryo. 2010. Buku ajar hemato-onkologi anak. Ikatan dokter anak indonesia.
Tambajong dr, jan dkk. 1996. Buku ajar histologi. Jakarta : EGC.