analisis proses penyusunan anggaran pendapatan … · tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan...

70
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka Lokki 7099/PS/MM/00 Kepada PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2002

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan oleh :

Hamka Lokki 7099/PS/MM/00

Kepada PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2002

Page 2: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

ii

INTISARI

Anggaran merupakan alat yang penting untuk perencanaan jangka pendek dan juga berfungsi sebagai pengendali/pengawasan, pedoman pelaksanaan serta sebagai alat evaluasi. Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen yang diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efisien. Dalam konteks otonomi daerah proses penyusunan anggaran dilakukan dengan pendekatan kinerja yang mengoptimalkan kepada pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya input yang ditetapkan dengan mengacu pada standar analisa biaya (SAB), tolok ukur kinerja dan standar biaya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan rencana tahunan Pemerintah Daerah yang disusun berdasarkan visi, misi dan strategis. Proses penyusunan anggaran dilakukan secara partisipatif yaitu bottom up approach dan top down approach dengan melibatkan pusat pertanggungjawaban (instansi/unit kerja) yang dikombinasikan dengan kebijakan top manager atau Kepala Daerah, dikomunikasikan dan dikoordinasikan untuk mencapai goal congruence. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai akuntabilitas publik olehnya itu dalam proses penyusunannya dilakukan dengan pendekatan kelembagaan yaitu stakeholders (masyarakat), lembaga eksekutif (Pemerintah Daerah) dan legislatif (DPRD). Fokus pembahasan pada penelitian ini yaitu melihat sejauh mana syarat-syarat penganggaran yang baik dalam Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang serta kaitannya dengan strategic management system. Hasil penelitian menunjukkan beberapa permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan anggaran APBD yang terjadi selama ini, baik ditinjau dari aspek perilaku, sistem anggaran dan stagnasi dalam siklus anggaran. Dari evaluasi pelaksanaan dan pengukuran dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa permasalahan yang timbul dapat dieliminir dan diminimalisasi sepanjang anggaran itu dipandang sebagai alat pengendalian manajemen yang disusun dan dilaksanakan dengan prinsip value for money. Kata-kata kunci : Anggaran, Standar Analisa Biaya, Perencanaan Partisipasi,

Manajemen Strategik

Page 3: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

iii

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 13 Agustus 2002

Hamka Lokki

Page 4: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

iv

PRAKATA

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua rahmat dan karuniaNya,

sehingga di dalam keterbatasan, Penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana S2 di Program

Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah

menambah wawasan dan pengetahuan Penulis dalam menganalisis suatu penerapan sistem

pengendalian manajemen pada Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang. Atas selesainya tesis

ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Indra Wijaya Kusuma, MBA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

petunjuk dan bimbingan kepada Penulis hingga selesainya tesis ini.

2. Bapak Dr. Marwan Asri Sw, MBA, selaku Direktur Program Studi MM UGM yang

senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada Penulis hingga selesainya studi di

MM UGM

3. Para Bapak Dosen /Pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis hingga

selesainya studi di MM UGM

4. Bapak H.S. Parawansa, SH, selaku Bupati Sidenreng Rappang yang telah memberikan

kesempatan kepada Penulis untuk mengikuti pendidikan di MM UGM

5. Warsini, istriku, dan anakku Widya Kusuma, Hardi Nugraha yang selalu mendoakan dan

memberikan dorongan semangat hingga selesainya studi di MM UGM.

6. Ananda Drs. Kadjatmiko, MS. Soc. Sc dan Ananda Rusmi Kantiari yang telah memberikan

dorongan semangat, bantuan materi dan non materi hingga selesainya studi di MM UGM,

tak lupa pula kepada Irfan dan Annisa

7. Kakanda Hajja Nurhaeda, Ananda Megawati dan Kartika yang senantiasa memberikan

dorongan semangat

8. Bapak Dr. (HC) Andi Walahuddin, M.Si, yang senantiasa memberikan dorongan semangat,

bantuan materi dan non materi.

9. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 5: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

v

Penulis hanya bisa mendoakan semoga amal baik yang telah mereka berikan mendapat

limpahan dan nikmat dari Allah SWT.Amin

Penulis menyadari bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna, meskipun demikian,

Penulis berharap bahwa tesis ini daapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan dalam

memperdalam sistem pengendalian manajemen.

Yogyakarta, 13 Agustus 2002

Hamka Lokki

Page 6: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

vi

Tesis

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Diajukan oleh :

Hamka Lokki 7099/PS/MM/00

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing:

Dr. INDRA WIJAYA KUSUMA, MBA Tanggal 26 April 2002

ii

Page 7: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

vii

ANALISIS PROSES PENNYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Oleh :

Hamka Lokki 7099/PS/MM/00

PROGRAM

Page 8: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii PRAKATA .................................................................................................... iv DAFTAR ISI.................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix INTISARI ...................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................. xi BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 I.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 2 I.2. Lingkup Permasalahan ............................................................ 4 I.2.1. Perumusan Masalah........................................................ 4 I.2.2. Batasan Masalah ............................................................ 5 I.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 I.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 6 I.4.1. Pihak Penulis ................................................................... 6 I.4.2. Pihak Pemerintah Daerah ............................................... 7 I.4.3. DPRD .............................................................................. 7 I.5. Metode Penelitian .................................................................... 7 I.5.1. Studi Pustaka .................................................................. 7 I.5.2. Studi Lapangan ............................................................... 8 I.6. Keaslian Penelitian .................................................................. 8 I.7. Pendekatan dan Kerangka Analisis ......................................... 8 I.8. Sistematika Pembahasan .......................................................... 11 BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 13 II.1. Sistem Pengendalian Manajemen............................................. 13 II.2. Definisi Anggaran dan Manfaat Anggaran ............................. 15 II.3. Proses Penyusunan Anggaran ................................................. 16 II.3.1. Aspek Partisipatif dalam Proses Penganggaran ............ 16 II.3.2. Organisasi...................................................................... 17 II.3.3. Penerbitan Anggaran .................................................... 17 II.3.4. Proposal Anggaran ....................................................... 17 II.3.5. Negosiasi ...................................................................... 17 II.3.6. Kaji Ulang dan Persetujuan .......................................... 18 II.4. Jenis-jenis Anggaran ............................................................... 19 II.4.1. Anggaran Operasi ......................................................... 19 II.4.2. Anggaran Kas ............................................................... 19 II.4.3. Anggaran Pengeluaran Modal ...................................... 19 II.5. Syarat-syarat Anggaran yang Baik .......................................... 20 II.5.1. Anggaran disusun berdasarkan perencanaan strategis (Program) ...................................................................... 20 II.5.2. Ada Organisasi Penyusun Anggaran ............................ 20

vi

Page 9: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

II.6. Keterbatasan Anggaran ............................................................ 21 II.7. Anggaran Biaya........................................................................ 23 II.7.1. Prasyarat dan Asumsi Penggunaan SAB ...................... 24 II.7.2. Model SAB ................................................................... 24 II.7.3. Tolok Ukur Kinerja ...................................................... 25 II.7.4. Plafon Anggaran ........................................................... 26 II.7.5. Pernyataan Anggaran ................................................... 27 II.7.6. Sistem Anggaran .......................................................... 28 II.7.7. Siklus Anggaran ........................................................... 29 II.8. Aspek Perilaku ........................................................................ 30

BAB III. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG .............................................................. 33 III.1. Keadaan Wilayah ................................................................... 33 III.2. Struktur Organisasi ................................................................ 33 III.3. Struktur Panitia Anggaran ...................................................... 36 III.4. Rencana Pembangunan Daerah Jangka Panjang .................... 38 BAB IV ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN .................................. 45 IV.1. Penyusunan Program ............................................................. 45 IV.2. Penyusunan Anggaran ........................................................... 50 IV.2.1. Prosedur Penyusunan Anggaran ................................ 50 IV.2.2. Jenis-jenis Anggaran .................................................. 57 IV.3. Pendekatan Kelembagaan dalam Perencanaan Anggaran Daerah .................................................................................... 61 IV.4. Analisis terhadap Proses Penyusunan Anggaran (APBD)...... 63 IV.4.1. Analisis terhadap Proses Penyusunan Anggaran ....... 63 IV.4.2. Analisis terhadap Sistem Anggaran ........................... 64 IV.4.3. Analisis terhadap Siklus Anggaran ............................ 66 IV.4.4. Analisis terhadap Organisasi Penyusunan Anggaran .................................................................... 71 IV.4.5. Analisis terhadap Aspek Perilaku Anggaran ............. 71 IV.5. Pelaksana dan Pengukuran Anggaran .................................... 72 IV.5.1. Evaluasi Pelaksanaan APBD ..................................... 76 IV.5.2. Evaluasi Pelaksanaan Pengukuran Kinerja ................ 80 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 82 V.1. Kesimpulan .............................................................................. 82 V.2. Saran ........................................................................................ 83 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 85 LAMPIRAN

vii

Page 10: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Analisis Penelitian .......................................................... 10

Gambar 2. Proses Pengendalian Manajemen Formal ....................................... 14

Gambar 3. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang..... 35

Gambar 4. Kerangka Analisis Proses Penyusunan Anggaran ........................... 45

Gambar 5. Tiga Komponen yang Terkiat dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah ............................................................................ 62

viii

Page 11: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ringkasan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun Anggaran 2001

Lampiran 2. Skema Isi PA

Lampiran 3. Detail Penyusunan Anggaran Belanja Lampiran 4. Pola Perencanaan Anggaran Lampiran 5. Bagan Alir Proses Penyusunan APBD di Kabupaten

Sidenreng Rappang

Lampiran 6. Landasan/Acuan Penyusunan Anggaran APBD Kabupaten Sidenreng Rappang

ix

Page 12: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

ii

INTISARI

Anggaran merupakan alat yang penting untuk perencanaan jangka pendek dan juga berfungsi sebagai pengendali/pengawasan, pedoman pelaksanaan serta sebagai alat evaluasi. Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen yang diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efisien. Dalam konteks otonomi daerah proses penyusunan anggaran dilakukan dengan pendekatan kinerja yang mengoptimalkan kepada pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya input yang ditetapkan dengan mengacu pada standar analisa biaya (SAB), tolok ukur kinerja dan standar biaya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan rencana tahunan Pemerintah Daerah yang disusun berdasarkan visi, misi dan strategis. Proses penyusunan anggaran dilakukan secara partisipatif yaitu bottom up approach dan top down approach dengan melibatkan pusat pertanggungjawaban (instansi/unit kerja) yang dikombinasikan dengan kebijakan top manager atau Kepala Daerah, dikomunikasikan dan dikoordinasikan untuk mencapai goal congruence. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai akuntabilitas publik olehnya itu dalam proses penyusunannya dilakukan dengan pendekatan kelembagaan yaitu stakeholders (masyarakat), lembaga eksekutif (Pemerintah Daerah) dan legislatif (DPRD). Fokus pembahasan pada penelitian ini yaitu melihat sejauh mana syarat-syarat penganggaran yang baik dalam Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang serta kaitannya dengan strategic management system. Hasil penelitian menunjukkan beberapa permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan anggaran APBD yang terjadi selama ini, baik ditinjau dari aspek perilaku, sistem anggaran dan stagnasi dalam siklus anggaran. Dari evaluasi pelaksanaan dan pengukuran dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa permasalahan yang timbul dapat dieliminir dan diminimalisasi sepanjang anggaran itu dipandang sebagai alat pengendalian manajemen yang disusun dan dilaksanakan dengan prinsip value for money. Kata-kata kunci : Anggaran, Standar Analisa Biaya, Perencanaan Partisipasi,

Manajemen Strategik

Page 13: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Lahirnya Undang-Undang No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah merupakan

peluang dan tantangan bagi daerah dalam menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber

pendapatan dan pembiayaan agar pemberlakuan otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya. Pemberlakuan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal membawa konsekuensi

pada perubahan pola pertanggungjawaban lebih bersifat pertanggungjawaban horisontal

(horizontal accountability) kepada masyarakat, bukan lagi pertanggungjawaban vertikal (vertical

accountability) kepada pemerintah atasan. Dalam rangka pertanggungjawaban publik, Pemerintah

Daerah dituntut untuk melakukan optimalisasi belanja secara efisien dan efektif dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa pengalokasian anggaran

harus disesuaikan dengan kebutuhan dan skala prioritas masyarakat (Mardiasmo, 2001 ).

Oleh karena itu, anggaran daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi menduduki

posisi yang sangat penting, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP Nomor 105 Tahun 2000,

tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah terutama Pasal 8 dan Pasal 20

yang menyatakan bahwa anggaran (APBD) disusun dengan pendekatan kinerja.

Anggaran dengan pendekatan kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan

kepada pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang

ditetapkan. Dengan demikian, anggaran yang disusun memuat keterangan antara lain:

a. Sasaran yang diharapkan memuat fungsi belanja

b. Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen kegiatan yang

bersangkutan.

c. Persentase dari jumlah pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi umum,

belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja investasi.

Untuk mengukur kinerja keuangan Pemerintah Daerah perlu dikembangkan standar

analisis belanja (SAB), tolok ukur kinerja dan standar biaya.

Page 14: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

2

Dalam penyusunan anggaran (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang fungsi manajemen

merupakan fokus perhatian disamping perencanaan dan koordinasi. Namun demikian

pengendalian sangatlah penting dalam menilai tercapai tidaknya suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Pengendalian manajemen itu sendiri memerlukan adanya sistem pelaporan yang berisi

informasi tentang program-program yang telah ditetapkan (Renstra) dan hasil yang telah dicapai

(Lakip). Hasil tersebut merupakan dasar penilaian pimpinan instansi yang bersangkutan atau dasar

penilaian DPRD terhadap kinerja Kepala Daerah selama satu tahun (laporan pertanggungjawaban).

Anggaran merupakan alat yang penting untuk efektifitas perencanaan jangka pendek dan

juga berfungsi sebagai pengendali/pengawasan suatu organisasi (Anthony & Govindarajan, 1998).

Manfaat anggaran bagi Pemerintah Daerah, adalah adanya perencanaan yang terpadu, pedoman

pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah, alat pengawasan yang baik, serta sebagai alat evaluasi

(Ahyari, 1998).

Fungsi-fungsi anggaran tersebut di atas tidak selalu berjalan dengan baik sehingga

berpengaruh pula terhadap kinerja pimpinan instansi/Unit organisasi. Anggaran bisa

menampakkan fungsi yang bertentangan dengan tujuan yang diharapkan jika tidak dikelola dengan

baik. Beberapa efek buruk dari suatu anggaran yang bisa muncul adalah ketidakpercayaan,

resistensi konflik internal, menggesernya tanggungjawab suatu instansi ke instansi lain, serta

tekanan pada pencapaian suatu instansi yang merugikan kinerja Pemerintah Daerah secara

keseluruhan. Untuk mengeliminasi berbagai efek buruk tersebut, berbagai model penelitian telah

dilakukan dan banyak penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi yang memadai, akan bisa

mengeliminir atau meminimalisasi efek buruk anggaran dan membuat anggaran mampu menjadi

alat perencana dan pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi serta penumbuh motivasi,

(Brownell, 1986).

Dalam paradigma baru pemerintahan, bahwa anggaran disusun bersifat fleksibel (budget

surplus/defisit) bukan lagi berdasarkan pada anggaran berimbang (budget balance) demikian pula

pada Pemerintahan Kabupaten Sidenreng Rappang seyogyanya memilih suatu sistem

penganggaran yang baik dalam arti menghasilkan anggaran yang mampu menjalankan fungsi-

fungsinya dengan melibatkan DPRD sebagai lembaga pengawasan yang mengawasi jalannya roda

Page 15: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

3

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Peranan DPRD sangat penting dan

menentukan berbeda dengan masa Orde Baru gerak langkah DPRD sebatas delegate atau hanya

sekedar utusan dari para konstituantenya, apalagi sekedar sebagai utusan partai atau organisasi

dimana ia bernaung, setiap anggota legislatif pada hakekatnya dipilih yang bertanggung jawab

atas semua tindakannya sebagai wakil rakyat (Rasyid, 1997). Ini yang dalam terminologi politik

disebut trustee. Oleh karena itu peranan DPRD seyogyanya lebih ditingkatkan dalam proses

penyusunan anggaran (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang pada masa yang akan datang. Jika

hal ini dilakukan, maka Pemerintah Daerah telah memiliki suatu keunggulan salah satu sub sistem

pengendalian manajemennya.

I.2. Lingkup Permasalahan

I.2.1. Perumusan Masalah

Keberhasilan anggaran dalam mendukung tercapainya rencana strategis,

ditentukan dari seberapa jauh anggaran tersebut mampu memenuhi fungsi-

fungsinya. Oleh karena itu, sistem anggaran harus dapat dirancang dengan baik.

Anggaran dapat dibuat dengan baik apabila dalam proses penyusunan anggaran

memperhatikan beberapa kondisi atau syarat sebagai berikut:

a. Anggaran disusun berdasarkan perencanaan strategis (program)

b. Ada organisasi penyusunan anggaran

c. Keterlibatan akuntansi pertanggungjawaban (Akip) sebagai unsur pengendali aktifitas

Pemerintah Daerah

d. Anggaran yang mampu menumbuhkan komitmen manajemen

e. Anggaran yang dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen

f. Effectiveness yaitu senantiasa mengacu pada benefit cost dan analysis cost

Masalah utama yang akan ditelaah dalam studi ini “Sejauh mana syarat-syarat proses

penganggaran yang baik dalam Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang dapat terpenuhi

Page 16: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

4

sehingga anggaran yang ditampilkan mampu menjadi pengendalian manajemen yang efektif dan

efisien serta dapat dipergunakan untuk mewujudkan strategic management system”?

I.2.2. Batasan Masalah

Masalah penelitian akan dibatasi dalam proses penganggaran yaitu pada tingkat

menemukan formulasi penyusunan anggaran (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang. Dengan

demikian batasan masalah terbatas pada tahap proses penyusunan anggaran sampai dengan tahap

penetapan anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

I.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pokok masalah penelitian yang akan dilakukan pada Pemerintah Daerah

Sidenreng Rappang untuk penulisan tesis ini mempunyai tujuan yaitu memformulasikan strategi

untuk mengembangkan proses penyusunan APBD dalam mengimplementasikan otonomi daerah,

selain itu untuk menghadapi tantangan dan krisis globalisasi serta pencapaian kinerja yang lebih

baik di masa yang akan datang.

Adapun lingkup tujuan ini adalah:

a. Melihat kembali kebijakan yang pernah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

dan Pemerintah Pusat

b. Melakukan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja

dan usaha Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang terhadap penyusunan anggaran

(APBD)

c. Memprediksikan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal

yang mempengaruhi strategi waktu yang akan datang

d. Melakukan dan menyediakan formulasi strategi yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah

dalam mencari alternatif strategi dan bentuk strategi yang dapat ditempuh sebagai upaya

memperbaiki kelemahan dan mencari peluang yang bisa dikembangkan di masa yang akan

datang.

Page 17: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

5

I.4. Manfaat Penelitian

I.4.1. Pihak Penulis

a. Dapat memberikan gambaran yang jelas kepada penulis dan pembaca

mengenai proses penyusunan anggaran (APBD) Kabupaten Sidenreng

Rappang.

b. Memberikan nuansa, pemahaman dan aplikasi pengendalian manajemen bagi penulis.

I.4.2. Pihak Pemerintah Daerah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Pemerintah

Daerah dalam menyusun anggaran (APBD) serta memberikan alternatif yang

dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang dalam

menyelenggarakan kegiatan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan

masyarakat khususnya dalam mengelola anggaran agar dapat melaksanakan

Pemerintahan Daerah sebaik-baiknya pada masa yang akan datang.

I.4.3. DPRD

a. Memberikan gambaran tentang, mekanisme, indikator, dan variabel-variabel

yang mempengaruhi tersusunnya anggaran (APBD) sebagaimana yang

diamanatkan dalam peraturan pemerintah (PP 105 tahun 2000, tentang

Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah)

b. Agar DPRD sebagai lembaga pengawasan lebih meningkatkan peran sertanya dalam proses

penyusunan sampai pada penetapan anggaran (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang.

I.5. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 18: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

6

I.5.1. Studi Pustaka

Studi pustaka memuat landasan teori yang digunakan dalam analisis kasus maupun setiap

informasi yang berkaitan dengan proses penyusunan anggaran yang ditempuh oleh Pemerintah

Daerah melalui pengumpulan literatur yang terkait dan artikel-artikel yang relevan.

I.5.2. Studi Lapangan

Pengumpulan informasi dimaksudkan untuk menjawab permasalahan di atas diperlukan

tinjauan lapangan yang dibutuhkan sebagai dasar melakukan analisis informasi yang

dikumpulkan berupa data kuantitatif, kualitatif yang merupakan hasil wawancara pihak-pihak

yang terkait.

I.6. Keaslian Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan di Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang

menyangkut proses penyusunan anggaran (APBD) yang subjek dan objeknya belum pernah ada

yang mengkaji. Dengan demikian, penulis berasumsi bahwa penulisan ini dilakukan untuk yang

pertama kalinya pada Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang.

I.7. Pendekatan dan Kerangka Analisis

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan proses yaitu dengan melihat tahap demi

tahap perumusan atau formulasi strategi dengan lebih mengarah pada pola yang dikemukakan

oleh Mardiasmo (2001). Model analisis situasi yang dikemukakan bertujuan memberikan

gambaran mengenai lingkungan internal dan eksternal organisasi yang secara langsung

menentukan pemilihan strategi organisasi. Model ini memberikan persyaratan bagi strategi yang

sukses, yaitu apabila dapat menghasilkan kesesuaian antara studi lingkungan internal dan

eksternal, mampu memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan dapat

meningkatkan kinerja.

Page 19: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

7

Mengacu pada konsep dan model dari proses penyusunan anggaran (APBD) maka dibuat

framework berupa skema yang akan dipakai sebagai pedoman dalam melakukan penelitian

seperti dalam gambar berikut.

Page 20: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

8

Arahan, mandat dan pembinaan dari Pusat dan pemerintah atasan • Data historis • Dokumen terkait

MASYARAKAT

Tokoh Masyarakat, LSM, Ormas, Asosiasi Profesi, Perguruan

Tinggi dan lain-lain

Penjaringan aspirasi masyarakat melalui dengar pendapat, turun lapangan, kuesioner, kotak pos, media

massa dan lain-lain.

Penjaringan aspirasi masyarakat melalui jalur-jalur jenjang

birokrasi/pemerintah seperti RT, RW, Desa dan Kecamatan

PEMERINTAH DAERAH DPRD

Dokumen aspirasi masyarakat serta evaluasi kinerja Pemda

Dokumen aspirasi masyarakat

Kesepakatan

LEMBAGA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Panitia Anggaran Legislatif

Arah dan Kebijakan Umum APBD

Strategi dan Prioritas APBD • Juklak & Juknis • Plafon Anggaran • Indikator Kinerja Unit Kerja • Formulir DUKDA/DUPDA

Unit Kerja

UNIT KERJA DUKDA & /DUPDA

DUKDA&/DUPDA yg telah dianalisis dan diseleksi

Pembahasan RAPBD Sidang Paripurna

Penetapan dan Pengesahan APBD

Pengajuan RAPBD Klarifikasi & Ratifikasi RPABD

SUR

AT

EDA

RA

N

(SE)

SK P

ENG

AN

GK

ATA

N

(PEN

DEL

GA

SIA

N

WEW

ENA

NG

Gambar 1 Kerangka Analisis Penelitian

Page 21: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

9

I.8. Sistematika Pembahasan

Penulisan ini dibagi menjadi 5 pokok pembahasan, terdiri dari pendahuluan, landasan

teori, gambaran umum Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, analisis proses pengendalian

manajemen, kesimpulan dan saran.

Bab I. Terdiri dari latar belakang, lingkup permasalahan, tujuan penelitian, keaslian

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, pendekatan dan kerangka analisis

yang akan dilakukan, serta sistematika pembahasan.

Bab II. Dalam bab ini ditulis tentang landasan teori yang digunakan mulai dari teori sistem

pengendalian manajemen, definisi anggaran dan manfaat anggaran, proses

penyusunan anggaran, jenis-jenis anggaran, syarat-syarat anggaran yang baik,

keterbatasan anggaran, dan anggaran kinerja, sistem anggaran, siklus anggaran, serta

aspek perilaku

Bab III. Berisi tentang keadaan wilayah, struktur Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang,

struktur panitia anggaran, rencana pembangunan daerah jangka panjang Kabupaten

Sidenreng Rappang.

Bab IV. Berisi tentang analisis terhadap proses penyusunan anggaran (APBD) yang dikaitkan

dengan proses pengendalian manajemen lainnya, yaitu prosedur penyusunan

anggaran, jenis-jenis anggaran, pendekatan kelembagaan dalam perencanaan

anggaran, analisi terhadap proses penyusunan anggaran (APBD), analisis terhadap

sistem anggaran, analisis terhadap siklus anggaran, analiss terhadap organisasi

penyusunan anggaran, analisis perilaku dalam anggaran, evaluasi pelaksanaan

anggran serta evaluasi pengukuran kinerja..

Bab V. Berisi kesimpulan-kesimpulan yang dirangkum dari hasil analisa masalah. Setelah itu

akan dipaparkan pula kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Pemerintah Daerah

sehubungan dengan proses penyusunan anggaran. Saran-saran akan diberikan

sebagai suatu alternatif pemecahannya terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

Page 22: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang berkaitan dengan penganggaran.

Pembahasan diawali dengan gambaran umum tentang sistem pengendalian manajemen. Setelah itu

akan dibahas salah satu proses pengendalian manajemen yaitu penyusunan anggaran yang antara

lain membahas fungsi-fungsi dan tujuan-tujuan mendasar dari penyusunan anggaran, proses

penyusunan anggaran dan jenis-jenis anggaran. Pada bagian akhir akan diuraikan syarat-syarat

anggaran sebagai alat pengendalian, keterbatasan-keterbatasan anggaran serta tolok ukur kinerja

anggaran, sistem anggaran, siklus anggaran dan aspek perilaku dalam anggaran.

II.1. Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan manajer untuk

mempengaruhi anggota organisasi yang lain agar melaksanakan strategi organisasi secara efektif

dan efisien (Mulyadi & Supriyono, 1998). Sebagai suatu sistem, pengendalian manajemen terdiri

dari struktur dan proses. Struktur sistem terdiri atas elemen-elemen yang membentuk sistem

tersebut yaitu pusat-pusat pertanggungjawaban dan ukuran prestasi. Sementara itu, proses dalam

sistem akan menjelaskan cara kerja tiap elemen untuk mencapai tujuan suatu sistem. Proses dalam

sistem pengendalian manajemen terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu, (1) penyusunan

program, (2) penyusunan anggaran, (3) pelaksanaan dan pengukuran, dan (4) pelaporan

dan analisis. Keempat proses dalam sistem pengendalian manajemen tersebut merupakan

serangkaian kegiatan yang berurutan. Proses pengendalian manajemen formal tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 23: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

14

Gambar 2. Proses Pengendalian Manajemen Formal

Penyusunan program merupakan kegiatan awal dalam proses pengendalian manajemen.

Program memuat kegiatan pokok yang akan dilaksanakan organisasi untuk melaksanakan strategi

yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategi. Pada umumnya program memuat rencana

kegiatan untuk beberapa tahun mendatang. Berdasarkan program yang ada, disusun rencana

kegiatan yang lebih operasional untuk jangka waktu satu tahun mendatang yang disebut dengan

anggaran. Dengan demikian, dalam sistem pengendalian manajemen, perencanaan strategis,

penyusunan program, dan penyusunan anggaran merupakan tiga mata rantai yang mempunyai

hubungan yang erat.

Tujuan dan Strategi

Perencanaan strategis

Penganggaran Performance Pusat

Pertanggungjawaban Laporan aktual dan rencana

Apakah hasil memuaskan

Peraturan Informasi lainnya

Reward (feedback) Ya

Revisi Revisi Langkah Koreksi Pengukuran Tidak

Feedback Komunikasi

Page 24: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

15

II.2 Definisi Anggaran dan Manfaat Anggaran

Anthony dan Govindarajan (1998) mendefinisikan anggaran sebagai suatu alat penting

untuk memuat rencana jangka pendek yang efektif dan pengendalian dalam organisasi. Anggaran

operasi biasanya meliputi jangka waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan biaya yang

direncanakan pada tahun tersebut.

Jakhotiya (1989), menyatakan bahwa anggaran berarti mengestimasi terlebih dahulu

jalannya kegiatan untuk mencapai target atau tujuan tertentu dalam suatu kurun waktu dengan

menyatakan input yang diperlukan dan output yang diharapkan. Sementara itu Welch et. al

(1983) menyatakan bahwa anggaran adalah suatu pendapatan formal – sistematis dan tersusun

untuk melaksanakan tanggung jawab manajer dalam hal perencanaan, koordinasi dan

pengawasan.

Definisi-definisi di atas memperlihatkan karakteristik umum anggaran yang sama, yaitu :

1. Suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di waktu yang akan datang.

2. Jangka waktu tertentu untuk membatasi kegiatan.

3. Ada satuan moneter untuk mengukur besarnya kegiatan.

Anggaran disusun berdasarkan program-program yang dibuat oleh organisasi dalam

rangka menjalankan strategi-strateginya. Penyusunan anggaran merupakan proses akuntansi dan

juga proses manajemen (Anthony & Govindarajan, 1998). Dari segi proses akuntansi, penyusunan

anggaran merupakan studi terhadap mekanisme, prosedur untuk merakit data, dan format

anggaran, sedangkan dari segi proses manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses

penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.

II.3. Proses Penyusunan Anggaran

Perancangan sistem perencanaan akan berbeda antara satu organisasi profit dan organisasi

non profit. Hal ini berlaku pula terhadap proses penyusunan anggaran. Secara umum proses

penyusunan anggaran mencakup faktor-faktor dan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

Page 25: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

16

II.3.1. Aspek partisipasi dalam proses penganggaran

Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan secara top down atau bottom up. Proses

penyusunan anggaran dengan top down biasanya terjadi pada struktur organisasi dengan tingkat

sentralisasi tinggi. Anggaran top down jarang berhasil karena terdapat kesenjangan komitmen di

antara para pelaksana anggaran yang akan mengarah pada kegagalan pencapaian target.

Sementara itu anggaran top down lebih membutuhkan dan memperkuat komitmen untuk dapat

mencapai tujuan anggaran. Namun demikian, masalah yang sering muncul dalam pendekatan ini

adalah manajer pembuat anggaran cenderung membuat rencana anggaran yang mudah untuk

dicapai. Proses penyusunan anggaran yang efektif adalah melalui penggabungan kedua

pendekatan di atas atau dikenal dengan proses penganggaran partisipatif.

II.3.2. Organisasi

Organisasi anggaran dapat berupa Departemen Anggaran dan atau Komite Anggaran.

Departemen anggaran bertugas mengadministrasikan arus informasi dalam sistem pengendalian

anggaran (menerbitkan prosedur dan format anggaran, melakukan proses revisi anggaran,

mengkoordinasikan pekerja departemen pada tingkat rendah). Komite anggaran bertugas

(memeriksa, menyetujui, atau menyesuaikan tiap anggaran).

II.3.3. Penerbitan Pedoman

Pedoman secara implisit dapat ditemukan pada rencana strategis, dan biasanya

dimodifikasi sesuai perubahan keadaan khususnya kinerja organisasi pada tahun itu. Pedoman dan

penjadwalan aktifitas penyusunan anggaran ini dibuat oleh staf anggaran dan disetujui oleh

manajer tingkat atas.

II.3.4. Proposal Anggaran

Manajer pusat pertanggungjawaban bersama staf menyusun proposal anggaran

berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan. Proposal ini mempertimbangkan (a). perubahan

kekuatan eksternal, seperti perubahan tingkat ekonomi dan perubahan harga. (b). perubahan dalam

kebijakan dan praktek internal.

Page 26: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

17

II.3.5. Negosiasi

Penyusunan anggaran menegosiasikan usulan anggarannya kepada atasan yang kemudian

akan membuat beberapa penyesuaian. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat

penyesuaian kinerja anggaran tahun yang bersangkutan harus lebih baik daripada kinerja aktual

tahun sebelumnya.

II.3.6. Kaji Ulang dan Persetujuan

Proses kaji ulang adalah membandingkan berbagai elemen dari anggaran untuk

meyakinkan bahwa semua telah terpadu dan terkoordinasi. Perbandingan ini harus dilakukan

berdasarkan tingkat pusat pertanggungjawaban dan pada tingkat program. Setiap ketidaksesuaian

yang tidak besar berarti harus diperhatikan, dengan mengembalikan anggaran ke masing-masing

bagian dengan garis pedoman yang tepat untuk diadakan perubahan yang bersifat memperbaiki.

Selain aktivitas-aktivitas di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah masalah yang

menyangkut revisi anggaran. Anggaran disusun berdasarkan kondisi-kondisi yang diperkirakan

akan terjadi selama tahun anggaran. Perkiraan kondisi tersebut dimaksudkan sebagai asumsi dalam

pelaksanaan suatu anggaran. Kondisi aktual yang terjadi tidak akan pernah sama dengan kondisi

yang diasumsikan dan perbedaan antara keduanya akan menjadi penting. Hal ini menimbulkan

pro kontra terhadap revisi anggaran.

Pihak yang tidak menyetujui revisi anggaran mempunyai argumen bahwa: (1) revisi

anggaran memerlukan tambahan waktu, pemikiran dan biaya, (2) revisi anggaran tidak

mencerminkan perubahan kondisi yang diasumsikan mendasari, tetapi lebih mencerminkan

kemampuan penyusun anggaran dalam melakukan negosiasi, (3) jika memang terjadi perubahan

asumsi kondisi yang mendasari cukup ditunjukkan dalam laporan analisis penyimpangan antara

anggaran dan realisasi.

Pihak yang menyetujui anggaran memiliki argumen bahwa jika anggaran tidak direvisi

sesuai dengan perubahan kondisi, maka anggaran menjadi tidak realistis dan kehilangan

kemampuan sebagai alat untuk memotivasi pelaksanaan anggaran.

Pada dasarnya ada dua prosedur untuk melakukan revisi anggaran, yaitu :

Page 27: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

18

1. Prosedur yang secara sistematis (misalnya kuartalan atau triwulanan) memperbaharui

anggaran.

2. Prosedur yang memperbolehkan revisi pada kondisi khusus.

II.4. Jenis-Jenis Anggaran

Suatu paket anggaran yang lengkap disebut dengan anggaran induk. Anggaran induk

terdiri dari 3 bagian penting yaitu:

II.4.1. Anggaran Operasi

Anggaran yang menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang akan datang.

Elemen anggaran operasi yang utama meliputi antara lain anggaran pendapatan dan biaya.

II.4.2. Anggaran Kas

Anggaran ini menunjukkan antisipasi sumber penggunaan kas dalam tahun anggaran.

II.4.3. Anggaran Pengeluaran Modal

Anggaran ini menunjukkan rencana perubahan aktiva tetap dalam tahun anggaran.

II.5. Syarat-Syarat Anggaran yang Baik

Anggaran dapat dibuat dengan baik apabila memperhatikan beberapa kondisi atau syarat

tertentu. Syarat-syarat tersebut adalah :

II.5.1. Anggaran disusun berdasarkan perencanaan strategis (program)

Program dan anggaran merupakan hasil dari tahapan proses pengendalian manajemen.

Proses pengendalian manajemen sendiri meliputi tahap-tahap yang saling berkaitan, yaitu:

a. Perencanaan strategis (programming)

b. Penyusunan anggaran (budgeting)

c. Pelaksanaan dan pengukuran (operating and measurement)

Pelaksanaan anggaran akan berhasil baik bila penyusunannya didasarkan program yang

telah dirumuskan dan telah disahkan terlebih dahulu. Anggaran yang merupakan rencana jangka

pendek disusun berdasarkan program yang telah dirumuskan dan telah disahkan terlebih dahulu.

Page 28: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

19

Anggaran yang merupakan rencana jangka pendek disusun berdasarkan program yang merupakan

rencana strategis jangka panjang serta menurut pusat pertanggungjawaban.

II.5.2. Ada organisasi penyusun anggaran

Keberadaan suatu organisasi dalam proses penyusunan anggaran sangat diperlukan.

Organisasi ini akan melakukan fungsi penyusunan, fungsi penelaahan dan pengesahan, serta fungsi

administrasi anggaran. Adapun nama dan anggotanya, pada dasarnya organisasi yang

bertanggungjawab atas proses penyusunan sampai dengan administrasi anggaran dapat disebut

sebagai Departemen Anggaran dan Komite Anggaran. Kedua organisasi ini bertanggungjawab atas

koordinasi penyusunan anggaran dan menjamin adanya keselarasan antara masing-masing unit

untuk menentukan anggarannya.

Menurut Mulyadi (1993), ada lima persyaratan berkaitan dengan keterlibatan akuntansi

pertanggungjawaban dalam proses penganggaran, yaitu:

1. Anggaran biaya disusun untuk tiap tingkatan manajemen.

2. Struktur organisasi yang menetapkan wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan

manajemen.

3. Sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi.

4. Sistem pelaporan biaya kepada manajemen yang bertanggung jawab (responsibility

reporting).

5. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan atau tidak (controlability) biaya oleh

manajer tertentu dalam organisasi.

II.6. Keterbatasan Anggaran

Walaupun anggaran dapat dipergunakan sebagai alat pengendalian, anggaran juga

mempunyai keterbatasan-keterbatasan (Welch & Hilton, 1982). Keterbatasan-keterbatasan tersebut

adalah:

Page 29: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

20

a. Perencanaan dan anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang ketepatannya

tergantung pada kemampuan pengestimasian atau pemroyeksi. Ketidaktepatan estimasi

mengakibatkan manfaat perencanaan tidak dapat tercapai.

b. Perencanaan dan anggaran didasarkan pada kondisi dan asumsi tertentu. Jika asumsi yang

mendasarinya berubah maka perencanaan dan anggaran harus dikoreksi.

c. Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen hanya jika semua pihak terutama para manajer

terus bekerja sama secara terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan.

d. Anggaran hanya sebagai alat bantu dan tidak dapat menggantikan fungsi manajemen dan

pertimbangan manajemen.

Selain itu, kegagalan anggaran dapat juga disebabkan oleh (1) kegagalan manajemen

untuk memahami sistem sehingga mengarahkan usaha pengendalian pada faktor yang salah, (2)

sedikitnya dukungan atas sistem anggaran, (3) kegagalan memahami peranan penting anggaran

dalam proses manajemen, (4) rasa percaya diri yang berlebihan pada anggaran sehingga dipakai

sebagai pengganti pertimbangan manajemen, dan (5) karena kesalahan memperkirakan pendapatan

(Sweeney & Rochlin, 1981).

Proses pengendalian manajemen berperan pada suatu organisasi. Tapi dalam prosesnya

dipengaruhi faktor manusia. Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses

tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi

mempunyai tujuan dan fungsi pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi

membantu pencapaian tujuan tersebut yang dilandasi adanya keselarasan tujuan (goal

congruence).

Keselarasan tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang biasa disebut dengan faktor

informal dan formal. Faktor informal bisa berbentuk aspek eksternal dan bisa berbentuk aspek

internal.

Aspek eksternal adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang pada kehidupan

masyarakat dan tetap terpelihara. Hal ini biasa disebut etos kerja yang termanifestasikan dalam

bentuk loyalitas, semangat kerja dan kemampuan individu. Sikap ini tentu berbeda sesuai dengan

kondisi lokal. Aspek-aspek internal yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian manajemen

Page 30: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

21

adalah (a) budaya, (b) gaya manajemen, (c) organisasi informal, (d) persepsi dan komunikasi, (e)

kerjasama dan konflik (Halim dkk, 2000).

II.7. Anggaran Biaya

Mardiasmo (2001) mengemukakan bahwa anggaran pada organisasi non profit

(Pemerintah Daerah) dilakukan dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem anggaran

mengutamakan kepada upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya

atau input yang ditetapkan. Dengan demikian, anggaran yang disusun memuat keterangan antara

lain:

1. Sasaran yang diharapkan memuat fungsi belanja

2. Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan satuan komponen kegiatan yang

bersangkutan

3. Persentase dari jumlah pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi umum,

belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja investasi.

Untuk mengukur kinerja keuangan Pemerintah Daerah perlu dikembangkan standar

analisis biaya (SAB), tolok ukur kinerja, dan standar biaya. Yang dimaksud dengan SAB adalah

penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya terhadap suatu kegiatan.

II.7.1. Prasyarat dan Asumsi Penggunaan SAB

Prasyarat dan asumsi agar SAB dapat disusun adalah:

1. Peranan DPRD yang lebih besar dalam menyusun dan menetapkan anggaran policy yaitu:

a. Arah dan kebijakan umum APBD yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.

b. Penentuan target kinerja keseluruhan Pemda.

2. Desentralisasi penyusunan anggaran pada Unit-Unit Kerja (Unit Pemerintahan Umum, Unit

Pelaksana Teknis Daerah, dan Unit Pelayanan Publik), termasuk pula dalam hal penentuan

target kinerja untuk masing-masing Unit Kerja, Penentuan Belanja Rutin dan Belanja

Investasi untuk setiap Unit Kerja.

Page 31: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

22

II.7.2. Model SAB

Model yang perlu dikembangkan dalam perumusan SAB adalah:

1. Model Mekanisme Perencanaan Anggaran Daerah yang berorientasi pada kepentingan

publik. (Model Penyusunan Arah dan Kebijakan Umum APBD serta Strategi dan Prioritas

APBD).

2. Model Standar Analisis Belanja Non-Investasi dan Investasi (Modal)

A. SAB Non Investasi

SAB Non Investasi dapat diformulasikan sebagai berikut:

Dimana :

SABNI = SAB Non Investasi

Target Kinerja = Satuan Ukur untuk anggaran tahun tertentu.

B. SAB Investasi

Untuk menentukan besarnya kebutuhan Belanja Investasi, maka digunakan rumus sebagai

berikut:

Dimana :

SABI = SAB Investasi

Jumlah kebutuhan barang investasi dikaitkan dengan target kinerja (layanan) pada SAB Non

Investasi, mencakup:

a. Mempertahankan jumlah dan kualitas layanan; dan/atau

b. Antisipasi kenaikan jumlah dan kualitas cakupan layanan.

SABNI = Target Kinerja x Biaya Rata-Rata

SABI = Jumlah Kebutuhan Barang Investasi x Harga Pasar/Unit

Page 32: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

23

II.7.3. Tolok Ukur Kinerja

Yang dimaksud dengan tolok ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada

setiap unit organisasi perangkat daerah. Satuan ukur merupakan tolok ukur yang dapat digunakan

untuk melihat sampai seberapa jauh Unit Kerja mampu melaksanakan Tupoksinya.

Satuan ukur terkait dengan efisiensi biaya (pengeluaran) dan kualitas pelayanan. Alokasi

biaya (pengeluaran daerah) harus dikaitkan dengan prinsip ekonomi, efisiensi dan efektivitas

(value for money). Satuan ukur Unit Kerja harus: 1) berupa angka numerik, 2) dapat

diperbandingkan dan 3) cukup spesifik. Hal tersebut dimaksudkan agar kinerja Unit Kerja dapat

diperbandingkan dengan indikator kinerja atau kinerja Unit Kerja lain, dan sekaligus dapat

digunakan untuk melihat indikasi masalah Unit Kerja yang mungkin muncul terkait dengan

pengeluaran daerah yang dilakukan.

Satuan ukur harus dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan eksternal untuk

mengontrol efisiensi dan efektivitas pengeluaran yang dilakukan. Penggunaan satuan ukur ini bagi

pihak internal adalah dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan serta efisiensi

biaya. Sementara pihak eksternal menggunakannya sebagai kontrol dan sekaligus sebagai

informasi untuk pertanggungjawaban kepada publik.

II.7.4. Plafon Anggaran

Plafon anggaran adalah batasan anggaran tertinggi/maksimum yang dapat diberikan atas

suatu kegiatan atau unit fungsional. Perkiraan plafon anggaran ditujukan untuk menghasilkan

alokasi dana yang akurat, adil, dan mampu memberi insentif bagi setiap unit kerja untuk

melaksanakan prinsip value for money dalam melakukan pengeluaran daerah.

Langkah-langkah penentuan Plafon Anggaran daerah adalah:

a. Proses penentuan Plafon Anggaran dilakukan oleh perangkat pengelola keuangan daerah.

b. Alokasi anggaran didasarkan pada fungsi yang menjadi prioritas melalui pembobotan.

c. Unit kerja yang memberikan dukungan lebih besar terhadap fungsi yang menjadi prioritas

akan mendapat Plafon Anggaran yang lebih besar.

II.7.5. Pernyataan Anggaran (PA)

Page 33: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

24

Pernyataan anggaran merupakan formulir atau dokumen perencanaan formal yang

digunakan oleh Tim Anggaran Eksekutif (TAE) dan Unit Kerja untuk mempersiapkan penyusunan

rancangan APBD. Formulir PA digunakan oleh TAE untuk mengevaluasi dan menganalisis: (1)

kesesuaian antara perencanaan strategik dengan perencanaan operasional di setiap Unit Kerja dan

dalam kaitannya dengan organisasi Pemerintah Daerah secara keseluruhan; (2)

kewajaran kegiatan dan anggaran yang diusulkan oleh setiap Unit Kerja; (3) target dan

pencapaian kinerja Unit Kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bagi Unit Kerja, formulir

PA merupakan dokumen teknis yang menjadi pedoman penyusunan rancangan anggaran,

pelaksanaan aktivitas dan pencapaian kinerjanya.

PA sebagai formulir perencanaan anggaran Unit Kerja berisi informasi yang pada

dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Identitas

2. Visi dan Misi

3. Tugas Pokok dan Fungsi

4. Tujuan dan Sasaran

5. Fungsi, Program, dan Kegiatan

6. Rencana Anggaran

II.7.6. Sistem Anggaran

Sistem anggaran adalah suatu tatanan yang logis, sistematis dan baku yang terdiri dari

tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja untuk menyusun anggaran dan saling berkaitan. Ada

beberapa sistem anggaran yang dikemukakan oleh Baswir (1999) yaitu:

a. Sistem Anggaran Tradisional

Sistem anggaran tradisional (line item budgeting) dikenal sebagai sistem anggaran yang

berorientasi pengeluaran. Titik berat perhatian pada sistem anggaran ini terletak pada segi

pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan anggarannya.

b. Sistem Anggaran Kinerja

Page 34: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

25

Titik perhatian pada sistem anggaran kinerja ini diletakkan pada segi manajemen anggaran,

yaitu dengan memperhatikan baik segi ekonomi dan keuangan pelaksanaan anggaran maupun

hasil fisik yang dicapainya.

c. Sistem Anggaran Program

Sistem anggaran program dikenal dengan PPBS (planning, programming, budgeting system).

Titik berat perhatian pada sistem anggaran program terletak pada segi persiapan anggaran,

semua implikasi positif dan negatif dari setiap keputusan yang telah dan atau akan diambil

dipertimbangkan secara matang, sehingga diharapkan rencana serta program yang disusun

benar-benar merupakan rencana dan program yang paling baik.

II.7.7. Siklus Anggaran

Siklus anggaran menurut Rowen dan Jones (1996) dimulai dari saat penyusunan anggaran

sampai dengan perhitungan anggaran disahkan dengan Undang-Undang/Peraturan Daerah.

Beberapa tahap siklus penyusunan anggaran adalah:

a. Tahap Penyusunan Anggaran

Tahap penyusunan anggaran dimulai dengan penyusunan anggaran dari masing-masing

bagian/departemen.

b. Tahap Pengesahan Anggaran

Tahap ini dimulai pengolahan rancangan anggaran dan nota keuangan di legislatif dan diakhiri

dengan pengesahan anggaran dengan undang-undang.

c. Tahap Pelaksanaan Anggaran

Setelah ditetapkan sebagai undang-undang, anggaran (APBN/APBD) tersebut harus

dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku oleh semua bagian/departemen.

d. Tahap Pengawasan

Anggaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang, perlu

diadakan pengawasan terhadap pelaksanaannya. Pengawasan dilaksanakan agar pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Page 35: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

26

e. Tahap Pengesahan Perhitungan Anggaran

Pembuatan perhitungan anggaran merupakan pertanggungjawaban keuangan pemerintah,

yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber data

penyusunan diperoleh dari instansi pemerintah yang melaksanakan penerimaan dan

pengeluaran negara.

II.8. Aspek Perilaku

Pelaksanaan anggaran oleh para manajer pelaksana memerlukan suatu komitmen dan

motivasi yang kuat sebagai pendorong. Komitmen ini selanjutnya akan mendorong manajemen

untuk mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya. Menurut Supriyono (1991), dalam

pelaksanaan kegiatan pencapaian target dalam anggaran, motivasi untuk mencapai target anggaran

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Tingkat kesulitan

Anggaran yang terlalu ideal akan sulit dicapai sehingga dapat mengakibatkan

manajer pelaksana tidak termotivasi untuk melaksanakan anggaran dan mungkin dapat

menjadi frustasi. Di sisi lain, anggaran yang terlalu mudah menyebabkan pelaksana tidak

merasa ditantang karena tanpa bekerja keras pun akan timbul penyimpangan yang

menguntungkan dalam jumlah yang besar. Anggaran yang baik adalah anggaran dengan

tingkat kesulitan yang masih memungkinkan untuk dicapai sehingga para pelaksana

termotivasi untuk mencapai prestasi tersebut.

b. Partisipasi Manajemen Puncak

Dalam proses penganggaran partisipatif, manajemen puncak diperlukan dalam proses

penyusunan anggaran antara lain sebagai suatu pedoman sekaligus menjaga agar usulan

anggaran yang dibuat oleh manajer tingkat bawah tidak terlalu jauh dari kebijakan organisasi.

Manajemen puncak kemudian memotivasi pelaksana anggaran untuk melaksanakan rencana

anggaran yang telah ditetapkan sendiri secara efektif. Manajemen puncak harus mengikuti

Page 36: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

27

hasil-hasil aktual pelaksanaan anggaran agar memperoleh umpan balik yang efektif sebagai

salah satu sumber untuk memotivasi para pelaksana anggaran.

c. Kewajaran

Anggaran sebaiknya disusun pada tingkat kesulitan tertinggi yang masih mungkin

dicapai. Kewajaran anggaran juga menyangkut kepercayaan bahwa anggarannya tidak lebih

sulit untuk dicapai.

d. Laporan Akurat dan Tepat Waktu

Laporan realisasi dan anggaran harus disusun dan disajikan secara akurat dan tepat

waktu. Laporan yang tidak akurat menyebabkan penyimpangan yang terjadi tidak secara

tepat ditunjukkan dan laporan yang terlambat berakibat penyimpangan yang besar akan

terlambat diketahui, sehingga antisipasi perbaikan sulit dilakukan.

e. Anggaran yang Dapat Digunakan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Manajemen

Anggaran mencerminkan kesanggupan dari manajer pusat pertanggungjawaban

kepada atasannya. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai kinerjanya berdasarkan realisasi

anggaran dibandingkan dengan rencana anggarannya. Kinerja manajemen dapat dinilai dalam

hubungannya dengan: (1) amannya aset organisasi dari penyimpangan dan pemborosan, (2)

tercapainya efisiensi kerja organisasi yang lebih baik, (3) dipatuhinya kebijaksanaan yang

telah ditetapkan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain melalui (Mulyono, 1991).

a) Pengukuran kinerja secara terus menerus dan kemudian membandingkan kinerja riil

dengan rencana dan standar kinerja yang ada.

b) Kegiatan pengawasan yang dilakukan secara terus menerus dan segera memberikan

umpan balik untuk perbaikan melalui suatu tindakan yang serius.

Page 37: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

33

BAB III

GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN

SIDENRENG RAPPANG

Bab ini akan diuraikan keadaan wilayah, struktur organisasi, dan struktur panitia

anggaran. Pada bagian akhir diulas mengenai rencana jangka panjang Pemerintah Daerah

Sidenreng Rappang (Propeda).

III.1. Keadaan Wilayah

Kabupaten Sidenreng Rappang yang beribukota di Pangkajene Sidenreng terletak antara

30 43 – 40 0,9 Lintang Selatan dan 1090 – 10 Bujur Timur, masing-masing berbatasan dengan

Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Enrekang di sebelah utara, Kabupaten Luwu dan Kabupaten

Wajo di sebelah timur, Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng di sebelah selatan serta sebelah

barat adalah masing-masing Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare.

Wilayah administratif Kabupaten Sidenreng Rappang dengan luas 1883,25 km2 terbagi 11

Kecamatan dan 103 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 242,207 jiwa.

III.2. Struktur Organisasi

Pemberlakuan otonomi daerah membawa konsekuensi perubahan pada pola struktur

organisasi Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang. Perubahan struktur tersebut ada yang

bersifat build, harvest, hold, divest serta diversifkasi. Hal ini dimaksudkan untuk lebih

mengintensifkan pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan pembiayaan serta peningkatan

pelayanan masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun

1999.

Dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 14

sub (b) dikatakan bahwa Pemerintah Daerah terdiri atas Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah

lainnya. Kemudian pasal 60 menyatakan bahwa Perangkat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah,

Dinas Daerah, dan lembaga teknis lainnya, sesuai dengan kebutuhan daerah. Secara deskripsi

Page 38: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

34

bahwa dalam struktur organisasi terdiri dari unsur staf dan lini. Unsur staf terdiri dari Sekda,

Asisten, Bagian, dan Sub Bagian sedangkan unsur lini terdiri dari Dinas, Kepala Kantor, Badan

dan lainnya (Pusat Pendapatan, Pusat Laba, Pusat Investasi, dan Pusat Biaya). Struktur organisasi

Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda)

No. 7 tahun 2000, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 39: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

36

III.3. Struktur Panitia Anggaran

Proses penyusunan anggaran merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang disusun oleh

suatu kepanitiaan yang terdiri berbagai instansi. Tugas kepanitiaan tersebut bertanggungjawab

terhadap pembahasan/penyusunan, penetapan anggaran dan penyusunan sisa perhitungan anggaran

(APBD) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Adapun susunan kepanitiaan anggaran

(APBD) 2001 sebagaimana tersebut di bawah ini.

1. Penanggung Jawab : Bupati Sidenreng Rappang

2. Wakil Penanggung Jawab : Wakil Bupati Sidenreng Rappang

3. Pembina : Kepala Biro Keuangan Sulawesi Selatan

4. Pengarah : 1. Kepala Bagian Anggaran Daerah

Bawahan Biro Keuangan Sulawesi

Selatan.

2. Kepala Bagian Anggaran Biro Keuangan

Sulawesi Selatan

3. Kepala Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan

Sulawesi Selatan.

4. Kepala Bagian Verifikasi Biro Keuangan

Sulawesi Selatan

5. Kepala Sub Bagian pada Bagian Anggaran

Daerah Bawahan Biro Keuangan Sul-Sel

6. Kepala Sub Bagian pada Bag. Perhitungan

Anggaran Daerah Bawahan Biro Keuangan Sul-

Sel.

5. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Sidenreng

Rappang

6. Wakil Ketua I : Ketua Bappeda Kab. Sidenreng Rappang

Page 40: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

37

7. Wakil Ketua II : Asisten Administrasi (Asisten III)

8. Sekretaris : Kepala Bagian Keuangan Setda

9. Anggota : 1. Asisten Administrasi Pembangunan

2. Asisten Tata Praja

3. Kepala Dinas Pendapatan Daerah

4. Kepala Bagian Penyusunan Program Setda

5. Kepala Bagian Perlengkapan Setda

6. Kepala Bagian Hukum Setda

10. Staf Teknis : 1. Kepala Bidang Ekonomi Bappeda

2. Kepala Bidang Sosbud Bappeda

3. Kepala Bidang Fispra Bappeda

4. Kepala Bidang Pendataan Pelaporan Bappeda

5. Kepala Sub. Bagian Anggaran pada Bagian

Keuangan Setda

6. Kepala Sub. Bagian Perbendaharaan pada Bagian

Keuangan Setda

7. Kepala Sub. Bagian Pembukuan pada Bagian

Keuangan Setda

8. Dua Orang Staf Bagian Keuangan Setda

9. Satu Orang Staf Dinas Pendapatan Daerah

11. Pembantu Staf Teknis : 1. Staf Bagian Keuangan

2. Operator Komputer

III.4. Rencana Pembangunan Daerah Jangka Panjang

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Sidenreng Rappang pada Rapat

Paripurna, tanggal 13 Januari 2001, menetapkan persetujuan DPRD mengenai Peraturan Daerah

(Perda) Nomor 5 tahun 2001 tentang Garis-Garis Besar Haluan Pembangunan Daerah (GBHPD)

Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2001-2005. GBHPD tersebut memuat arah kebijakan

Page 41: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

38

penyelenggaraan pembangunan daerah untuk menjadi pedoman bagi aparat pemerintahan di

daerah dan seluruh masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang dalam melaksanakan seluruh aspek

pembangunan di segala bidang kehidupan dalam kurun waktu tersebut.

Penetapan Perda tersebut di atas, sekaligus sebagai pengakuan tentang adanya dinamika

lingkungan strategis yang senantiasa berubah dengan laju yang semakin cepat. Namun demikian,

tidak berarti bahwa pola perencanaan dan pendekatan pembangunan yang dilaksanakan selama ini

tidak realistis. Pengalaman yang terjadi sejak adanya krisis ekonomi memaksa kita untuk segera

melakukan justifikasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Di sisi lain, arus

desentralisasi yang melanda kehidupan Pemerintahan Daerah setelah berlakunya Undang-Undang

Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 beserta berbagai peraturan

pelaksanannya, mengharuskan adanya perubahan pola perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

pembangunan di daerah. Justifikasi yang dimaksud adalah adopsi pola Rencana Strategis (Renstra)

dalam penyusunan rencana pembangunan daerah sebagai bagian dari pergeseran pendekatan

pembangunan yang berciri desentralisasi.

Sesuai dengan amanat GBHPD Kabupaten Sidenreng Rappang 2001-2005, arah

kebijakan pelaksanaan pembangunan daerah dituangkan dalam Rencana Program Pembangunan

Daerah (Propeda) yang ditetapkan oleh Bupati atas persetujuan DPRD. Selanjutnya Propeda,

dirinci ke dalam Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) yang memuat Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan oleh Bupati bersama DPRD.

Propeda Kabupaten Sidenreng Rappang, adalah rencana pembangunan yang merupakan

konsensus dan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat mengenai pencapaian visi

dan misi Kabupaten Sidenreng Rappang. Dengan demikian, Propeda berfungsi sebagai alat untuk

menyatukan pandangan dan derap langkah seluruh lapisan masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan selama lima tahun ke depan. Di samping itu, Propeda merupakan perwujudan dari

penerapan pola perencanaan strategis, sehingga hanya memuat program-program pembangunan

yang pokok, mendasar serta mendesak untuk dilaksanakan, sebagai upaya untuk memecahkan

masalah pembangunan yang dihadapi.

Page 42: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

39

Perumusan Propeda dilakukan secara transparan dengan mengikutsertakan berbagai

pihak, baik kalangan pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan maupun para pakar yang telah

melaksanakan musyawarah tudang sipulung dalam rangka penyusunan pola dasar pembangunan

Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 1999. Berbagai upaya untuk mencari masukan dilakukan

dengan maksud agar semua pihak merasa ikut memiliki dan berpartisipasi dalam pelaksanaannya.

Dengan demikian, Propeda merupakan program pembangunan seluruh komponen masyarakat

Kabupaten Sidenreng Rappang.

Propeda Kabupaten Sidenreng Rappang disusun dengan memperhatikan arahan yang

termuat dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004, Program

Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2001-2005 dan Garis-Garis

Besar Haluan Pembangunan Daerah (GBHPD) Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2001-2005.

Oleh karena itu, substansi Propeda Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan kombinasi dari

upaya pemecahan masalah pembangunan nasional dan pembangunan propinsi yang dapat

dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang dan yang lebih penting lagi adalah upaya

pembangunan yang diperlukan untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten yang diamanahkan

dalam GBHPD Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2001-2005. Semua upaya pembangunan

yang dimaksud baik yang dijabarkan dari Propenas dan Propeda Sulawesi Selatan maupun refleksi

dari kebutuhan spesifik Kabupaten Sidenreng Rappang, dirumuskan dengan tetap merujuk kepada

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2001, tentang GBHPD Kabupaten Sidenreng Rappang

tahun 2001-2005.

Bertolak dari posisi Perda yang cukup strategis, maka Properda akan menjadi acuan

utama dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bagi semua unit kerja lingkup Pemerintah

Kabupaten dan sekaligus menjadi dasar dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan

Daerah (Repetada) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) setiap tahun.

Page 43: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

40

A. Kebijakan Pembangunan

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah didasarkan pada visi dan misi yang

diamanatkan oleh Garis-Garis Besar Haluan Pembangunan Daerah (GBPHD) Kabupaten

Sidenreng Rappang 2001-2005 sebagai berikut:

1. Visi

Visi Kabupaten Sidenreng Rappang, berdasarkan GPHPD tahun 2001-2005

adalah, mewujudkan Sidenreng Rappang sebagai pusat pengembangan agribisnis,

berbudaya dan religius. Dengan mewujudkan visi tersebut, maka diharapkan masyarakat

Sidenreng Rappang mencapai taraf kehidupan sosial ekonomi yang berkecukupan dan

merata, sehingga dapat menjadi daerah yang maju dan terpandang sejajar dengan

Kabupaten terkemuka lainnya di Indonesia.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka disusun misi Kabupaten sebagai

berikut:

a. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pembangunan, berdasarkan prinsip ekonomi

kerakyatan melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi.

b. Mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan agribisnis baru dan jaringan mata

niaga agribisnis yang berwawasan lingkungan.

c. Membangun kemandirian masyarakat melalui pendekatan kelembagaan dengan

mengembangkan kemitraan usaha.

d. Mewujudkan Aparatur Daerah yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam

rangka peningkatan fungsi pelayanan dan pengelolaan administrasi Daerah yang baik

dan bersih.

B. Strategis dan Arah Kebijakan

Berdasarkan visi dan misi kabupaten serta strategis dasar yang dikembangkan untuk

mencapai visi dan misi tersebut, maka dirumuskan arah kebijakan pembangunan Kabupaten

Sidenreng Rappang, sebagai berikut:

Page 44: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

41

a. Bidang Hukum

Pembangunan di bidang hukum diarahkan kepada berfungsinya sistem hukum

responsif yang mendukung dan mendorong berkembangnya kehidupan masyarakat,

berbangsa dan bernegara.

b. Bidang Ekonomi

Kebijakan pembangunan ekonomi diarahkan pada ekonomi kerakyatan dengan

mengupayakan keseimbangan antara sektor pertanian, industri dan jasa.

c. Politik dan Pemerintahtan

Pembangunan di bidang politik dan pemerintahan diarahkan pada pembangunan

kestabilan politik dan keamanan melalui peningkatan peranserta semua lapisan

masyarakat serta peningkatan kinerja aparatur Pemerintah Daerah.

d. Agama

Pembangunan kehidupan beragama, diarahkan pada terbinanya kehidupan dan

kerukunan beragama serta peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai ajaran agama, untuk meningkatkan derajat keimanan dan

ketaqwaan secara individu dengan suasana yang kondusif bagi kehidupan umat

beragama.

e. Sosial Budaya

Kelembagaan masyarakat sebagai sistem sosial budaya, dikembangkan dengan

senantiasa mengacu kepada nilai-nilai lokal dengan tidak menutup kemungkinan adanya

pembaharuan yang berbasis pada upaya reinterpretasi, reaktualisasi dan revitalisasi nilai

dan budaya lokal.

f. Sumberdaya Manusia

Pembangunan sumberdaya manusia terletak pada tersedianya pelayanan

kesehatan yang memadai serta reformasi sistem pendidikan agar dapat menghasilkan

sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap

pembangunan daerah.

Page 45: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

42

C. Prioritas Pembangunan Daerah

Berdasarkan pertimbangan dari berbagai aspek yang telah diuraikan maka dapat

dirumuskan Prioritas Pembangunan Daerah dalam PROPEDA Kabupaten Sidenreng Rappang

tahun 2001-2005 sebagai berikut:

a. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Rekayasa Teknologi

Pencermatan terhadap kinerja pemanfaatan sumberdaya alam di Kabupaten

Sidenreng Rappang mengantar kita kepada dua simpulan. Pertama, pemanfaatan

sumberdaya alam, memberikan tingkat produktivitas yang masih rendah sebagai akibat

kurangnya kemampuan dan ketrampilan dalam penguasaan teknologi. Kedua, terbatasnya

sarana dan prasarana yang tersedia untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan sumberdaya

alam tersebut.

b. Memperkuat Struktur Ekonomi Daerah

Pada dasarnya prioritas pembangunan untuk memperkuat struktur ekonomi

daerah yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan mempunyai kaitan yang langsung

dengan prioritas optimalisasi pemanfatan sumberdaya alam dan rekayasa teknologi. Arah

kebijakan pembangunan perekonomian daerah berdasarkan GBHPD Kabupaten

Sidenreng Rappang tahun 2001-2005, adalah mengembangkan sistem ekonomi

kerakyatan dengan mengupayakan keseimbangan antara sektor pertanian dengan sektor

industri dan sektor jasa.

Page 46: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

45

BAB IV

ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN

Bab ini berisi proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Sidenreng Rappang. Penyusunan anggaran merupakan salah satu tahap dalam proses

pengendalian manajemen. Tahap-tahap yang lain adalah penyusunan program (rencana

strategis), pelaksanaan dan pengukuran, serta pelaporan dan analisis sebagai suatu proses, tahap-

tahap tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan. Untuk pembahasan lebih

lanjut akan diuraikan pada gambar berikut ini yaitu kerangka pembahasan yang akan dilakukan

dalam proses penyusunan anggaran.

Proses Penyusunan Program

Proses Penyusunan Anggaran • Prosedur Penyusunan • Jenis-jenis Anggaran

Pelaksanaan dan Pengukuran

Pelaporan dan Analisis

Gambar 4. Kerangka Analisis Proses Penyusunan Anggaran

Page 47: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

46

IV.1. Penyusunan Program

Tahap awal dalam proses pengendalian manajemen adalah penyusunan program

(rencana strategis). Sebagaimana halnya penyusunan anggaran, penyusunan program juga

merupakan proses perencanaan. Bedanya adalah anggaran disusun untuk jangka waktu satu

tahun sedangkan program disusun untuk beberapa tahun dan menjadi dasar bagi penyusunan

anggaran. Program disusun berdasarkan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga

penyusunan program hanya terbatas pada penentuan program-program yang disusun untuk

melaksanakan strategi dan mencapai tujuan secara efektif.

Berdasarkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, maka disusunlah

program pembangunan sebagai penjabaran dari strategis dan arah kebijakan serta prioritas

pembangunan daerah antara lain :

1. Optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Rekayasa Teknologi yang terdiri dari :

a. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air.

b. Program Penanggulangan Danau Sidenreng (Sumber daya; air, ikan, dan lain-lain).

c. Program Pelestarian dan Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

d. Program Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pertanian.

e. Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Konservasi dan Rehabilitasi Sumber

Daya Alam.

2. Peningkatan Struktur Ekonomi Daerah yang terdiri dari :

a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Perdagangan.

b. Program Pembinaan dan Pengembangan Kemitraan Usaha.

c. Program Peningkatan Investasi dan Pembinaan Koperasi dan PKM.

d. Program Pengentasan Kemiskinan.

e. Program Pengembangan Kerjasama Ekonomi antar Daerah

f. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Ekonomi.

g. Program Pengembangan Wilayah Ekonomi Terpadu.

Page 48: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

47

h. Program Peningkatan Pendapatan Daerah.

3. Pemberdayaan Kelembagaan Pemerintah yang terdiri dari:

a. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur.

b. Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan.

c. Program Peningkatan Mutu dan Jangkauan Pengawasan.

d. Program Pengembangan Perencanaan Daerah.

4. Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat yang terdiri dari :

a. Program Revitalisasi Kelembagaan Ekonomi Pedesaan.

b. Program Pemberdayaan Kelembagaan Lokal.

c. Program Peningkatan Keswadayaan Masyarakat.

5. Pengembangan Ketahanan Pangan dan Agribisnis yang terdiri dari:

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

b. Program Pengembangan Agribisnis.

6. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kehidupan Masyarakat yang terdiri dari:

a. Program Penataan dan Pemberdayaan Hukum.

b. Program Peningkatan Stabilitas Ketertiban dan Keamanan.

c. Program Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan.

d. Program Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

e. Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan.

f. Program Pemberdayaan Pemuda, Olah Raga, Seni dan Budaya.

g. Program Kependudukan,Transmigrasi dan Keluarga Berencana.

h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

i. Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial.

j. Program Pengembangan dan Pembinaan Keagamaan.

k. Program Peningkatan dan Penyebaran Informasi.

l. Program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga.

m. Program Pembangunan Desa dan Kota.

Page 49: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

48

Prosedur Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang dilakukan

melalui dua pendekatan yaitu top down approach dan bottom up approach. Top down approach

lebih banyak digunakan dalam penyusunan anggaran sektoral yang pengelolaannya dilakukan

langsung oleh Departemen dan lembaga Non Departemen dari Pemerintah Pusat. Bottom up

approach merupakan perencanaan yang dimulai dari Pemerintah terendah sampai kepada

Pemerintah yang tertinggi dengan melalui tahapan-tahapan:

a. Kegiatan perencanaan mulai dari identifikasi dan inventarisasi dan kebutuhan masyarakat

yang disalurkan melalui Pemerintah terendah kemudian dibahas selanjutnya oleh tingkatan

Pemerintah yang lebih tinggi.

b. Usulan rencana pembangunan pada tingkat Desa/Kelurahan dibahas melalui musyawarah

pembangunan desa (Musbangdes).

c. Hasil pembahasan pada tingkat Desa/Kelurahan diusulkan pada pemerintahan tingkat

Kecamatan dan dibahas dalam Temu Karya Kecamatan.

d. Hasil Temu Karya tingkat Kecamatan diusulkan pada pemerintah tingkat Kabupaten dan

dibahas dalam Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) di tingkat Kabupaten. Pada

Rakorbang pada tingkat Kabupaten ini muncul proyek-proyek yang akan dibiayai dari

Pendapatan Asli Daerah. Proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Propinsi dan proyek yang

dibiayai oleh Pemerintah Pusat. Selanjutnya proyek-proyek yang akan dibiayai oleh

Pemerintah Propinsi dan proyek-proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat diusulkan ke

Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Propinsi. Usulan tersebut dibahas dalam rapat

konsultasi regional tingkat Propinsi, dan terakhir rapat koordinasi di tingkat Nasional.

Proyek yang disetujui oleh Pemerintah Pusat dan proyek yang disetujui oleh Pemerintah

Propinsi serta proyek-proyek yang diprioritaskan pembiayaannya dari PAD dijadikan

bahan, pedoman dan acuan dalam penyusunan APBD.

Dalam penyusunan rencana strategis/program formal, tahap-tahap yang dilalui

adalah: (1) penyusunan asumsi-asumsi dan pedoman-pedoman, (2) penyusunan rencana

jangka panjang, (3) proyeksi keuangan dan (4) penelaahan dan pengesahan rencana

Page 50: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

49

(Mulyadi & Setyawan, 1999). Tahap-tahap tersebut telah dilakukan dalam proses

penyusunan program pembangunan daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. Pendekatan

penyusunan program yang digunakan adalah pendekatan partisipatif dengan melibatkan

unsur tokoh masyarakat, LSM, Ormas, Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi dan lain-lain

(Mardiasmo, 2001). Dengan pendekatan ini, maka akan terjadi komunikasi antar

suprastruktur dan infrastruktur. Komunikasi inilah yang menjadi inti proses penyusunan

program secara formal. Melalui komunikasi ini maka dimungkinkan terjadinya keselarasan

tujuan (goal congruence).

IV.2. Penyusunan Anggaran

IV.2.1. Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sidenreng

Rappang 2001 dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:

1. Penyusunan anggaran (APBD) Kabupaten Sidenreng Rappang diawali dengan pembentukan

panitia penyusunan anggaran yang anggotanya terdiri dari pimpinan dan staf dari instansi

yang berkaitan dengan rencana anggaran. Anggota tersebut terdiri dari Bupati Sidenreng

Rappang sebagai Penanggung Jawab, Kepala Biro Keuangan Propinsi Sulawesi Selatan

sebagai Pembina, para Kabag Biro Keuangan, Wakil Bupati sebagai Wakil Penanggung

Jawab, Sekretaris Daerah Kabupaten, para Asisten, Ketua Bappeda, para Kabid Bappeda,

Kepala Dipenda, Kabag. Keuangan, para Kasubag. Keuangan, Kabag. Penyusunan

Program, Kabag. Perlengkapan dan Kabag. Hukum serta unsur Staf lainnya.

2. Selanjutnya Tim Anggaran melalui Bagian Keuangan mengeluarkan surat edaran kepada

masing-masing unit kerja untuk segera mengirimkan usulan anggaran yang dibutuhkan

untuk satu tahun anggaran mendatang. Usulan anggaran tersebut dituangkan dalam daftar

usulan kegiatan Daerah (DUKDA) untuk belanja rutin dan daftar usulan proyek (DUPDA)

untuk belanja pembangunan.

3. DUKDA dikirimkan kepada Bagian Keuangan dan DUPDA dikirimkan ke Bappeda.

Rencana penerimaan dikirimkan ke Dinas Pendapatan Daerah, Bagian Keuangan. Dinas

Page 51: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

50

Pendapatan Daerah dan Bappeda memproses usulan-usulan tersebut dengan berdasarkan

data dan dokumen yang tersedia, sekaligus melakukan konsultasi dengan unit kerja

pengusul. Pembahasan rencana penerimaan Daerah dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Daerah dengan membentuk tim kecil yang terdiri dari beberapa pejabat dan staf di

lingkungan Dinas Pendapatan Daerah. Pembahasan lebih dikonsentrasikan pada pendapatan

asli Daerah dengan mengkonsultasikannya dengan unit organisasia penghasil. Untuk

pengeluaran rutin dibahas oleh Bagian Keuangan dengan membentuk tim kecil yang terdiri

dari pejabat dan staf di lingkungan Bagian Keuangan. Masing-masing usulan belanja rutin

dibahas dan dikonsultasikan dengan unit kerja pengusul. Di sini terjadi diskusi dan tawar

menawar besarnya anggaran yang ditetapkan. Selanjutnya untuk belanja pembangunan

dibahas oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dengan membentuk tim

kecil yang terdiri dari pejabat dan staf di lingkungan Bappeda, pejabat di lingkungan bagian

penyusunan program serta pejabat di lingkungan Bagian Keuangan. Pembahasan didasarkan

pada hasil rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) dan beberapa usulan yang tidak

melalui Rakorbang.

4. Hasil pembahasan masing-masing disatukan menjadi draft yang akan dibahas oleh tim

gabungan. Dalam draft tersebut sudah terlihat neraca sementara anggaran. Di sini anggaran

dibahas lebih lanjut oleh tim yang terdiri dari Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, para

Asisten, Dinas Pendapatan Daerah, Bappeda, Bagian Keuangan dan beberapa unit kerja

yang dianggap perlu untuk diundang. Pada pembahasan tahap ini juga akan terjadi

penambahan atau pengurangan terhadap penerimaan maupun pengeluaran. Penambahan dan

pengurangan rencana pengeluaran tersebut disesuaikan dengan besarnya penerimaan yang

akan ditetapkan.

5. Selanjutnya anggaran disusun menjadi draft I (rencana anggaran eksekutif) kemudian

dikirim ke DPRD untuk dibahas oleh Panitia Anggaran DPRD.

6. Panitia Anggaran DPRD membahas usulan eksekutif. Panitia Anggaran DPRD membentuk

tiga kelompok pembahasan yaitu kelompok A membahas rencana penerimaan, kelompok B

membahas rencana pengeluaran rutin, kelompok C membahas rencana pengeluaran

Page 52: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

51

pembangunan. Pembahasan ini oleh panitia anggaran Dewan dilakukan melalui konsultasi

dengan masing-masing instansi terkait. Dalam kesempatan ini panitia anggaran Dewan

berpeluang untuk menambah/mengurangi rencana penerimaan dan rencana belanja yang

telah diusulkan oleh eksekutif.

7. Hasil bahasan panitia anggaran Dewan dikirim kepada panitia anggaran eksekutif kembali

untuk disusun dan disempurnakan kembali sesuai dengan hasil pembahasan panitia

anggaran Dewan.

8. __________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

___________________________________________________________________p

rencana proyek yang dilaksanakan; (5) pembahasan dalam rapat gabungan komisi dengan

eksekutif; (6) penyampaian pendapat akhir oleh fraksi-fraksi apakah rencana anggaran

tersebut disetujui atau ditolak; (7) apabila rencana anggaran tersebut disetujui oleh

masing-masing fraksi maka anggaran tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Page 53: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab terdahulu, maka kesimpulan yang dapat diambil

dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan pembangunan dan proses penyusunan anggaran dilakukan secara partisipatif

yaitu bottom up approach dan top down approach. Perencanaan dilakukan mulai

Musbangdes sampai pada tingkat Rakorbang dengan melibatkan unsur masyarakat.

Untuk proses perencanaan anggaran setiap tahapan pembahasan mengikutsertakan

pimpinan instansi/unit kerja beserta manajemen puncak. Namun demikian masih terdapat

program yang dianggarkan tidak melalui Musbangdes/Rakorbang serta beberapa

instansi/unit kerja mengusulkan anggaran belum mengacu kepada rencana strategis

(program).

2. Dalam penyusunan APBD peranan eksekutif masih dominan. Peranan anggota DRRD

dalam penyusunan anggaran tidak dimulai dari awal tetapi diawali dari hasil draft yang

disusun oleh eksekutif sehingga permasalahan anggaran yang dihadapi tidak terkaji lebih

mendalam, penyusunan anggaran yang dilaksanakan belum berstandar analisa biaya,

perhitungan potensi PAD yang sistimatis dan rasional, intervensi dari stakeholders.

3. Siklus anggaran telah dilaksanakan, mulai tahap penyusunan anggaran, tahap pengesahan

anggaran, tahap pelaksanaan anggaran, tahap pengawasan anggaran dan tahap

pengesahan perhitungan anggaran telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

namun terkadang masih terjadi penyimpangan dan tertib administrasi.

4. Organisasi penyusunan anggaran tim penyusun APBD dan Tim teknis penyusun APBD

telah bekerja sesuai dengan uraian tugas wewenang dan tanggung jawabnya, belum

bekerja secara terpadu mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam penyusunan dan

pengusulan anggaran tidak dapat diadakan korektif dalam waktu singkat. Aspek perilaku

82

Page 54: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

83

dalam penyusunan anggaran merupakan salah satu penentu berhasil tidaknya suatu

anggaran

5. Sistem anggaran yang digunakan masih mengacu pada sistem tradisional, belum

memperhatikan potensi riil yang wajar, intervensi dari stakeholders (anggaran titipan),

Repetada 2001 tidak disusun, namun penyusunan anggaran mengacu pada Propeda 2001-

2005, standar analisa biaya yang tidak baku, akuntabilitas, sehingga tolok ukur kinerja

belum dilakukan secara efektif.

V.2. SARAN

Selanjutnya beberapa saran yang dapat diberikan kepada pemerintah Kabupaten

Sidenreng Rappang adalah sebagai berikut :

1. Pola penyusunan program dan proses penyusunan anggaran top down approach dan

bottom up approach agar tetap dipertahankan dan dikembangkan serta senantiasa

mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah

Nomor 105 tahun 2000.

2. Pada setiap tahapan-tahapan siklus anggaran agar memperhatikan akuntabilitas, disiplin

anggaran, pengetatan anggaran, serta menempatkan prioritas dan rasionalitas belanja.

3. Peranan DPRD dalam penyusunan anggaran perlu ditingkatkan agar seimbangnya

wawasan antara eksekutif maupun legislatif dalam mencermati permasalahan anggaran

maka pihak legislatif (DPRD) perlu berperan aktif dalam penyusunan anggaran mulai

dari awal sampai pada akhir penyusunan. Dalam menyusun anggaran APBD perlu

melibatkan akuntansi, mengurangi intervensi dari stakeholders, mendorong terciptanya

keselarasan tujuan (goal congruence) antara eksekutif, legislatif dan unsur terkait. Perlu

menerapkan standar analisa biaya (SAB).

4. Organisasi penyusunan anggaran agar lebih dikembangkan dengan pembentukan Komite

Anggaran yang bertugas memeriksa, menyetujui dan menyesuaikan tiap anggaran.

Komite Anggaran ini terpisah dari Panitia Anggaran Daerah. Reward dan Punishment

perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksana anggaran.

Page 55: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

84

5. Sistem penyusunan anggaran tradisional agar lebih disempurnakan dengan penerapan

prinsip value for money (ekonomi efisien dan efektif) yang alat instrumennya pada

Standar Analisa Biaya (SAB) serta berupaya meminimalisasi intervensi dari stakeholders

terhadap anggaran yang telah disusun dan ditetintapkan. Penyusunan APBD yang akan

datang, sebaiknya mengacu pada Repetada/Renstra.

Page 56: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N. and Govindarajan, V., Management Control System, Ninth Edition, McGraw Hill, 1998.

Baswir, Revrisond, Akuntansi Pemerintahan Indonesia, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta, 1999.

Brownell, P and Innes, M., Budgetary Participation, Motivation, and Management Performance, The Accounting Review, 1986.

Departemen Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 900-099 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah, Jakarta, 1981.

____________, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Jakarta, 1994.

Halim, A., Tjahjono, A., Fakhri, M.H., Sistem Pengendalian Manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000.

Jakhotiya, G.P., Budgeting and Budgetary Control, Tata Mc Graw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi, 1989.

Jones, Rowan and Pendlebury, M., Public Sector Accouting, Pitman Publishing, Fourth Edition, London, 1996.

Mardiasmo, A. Makhfatih, Bambang Supomo, Hengky Purwoto, Laporan Akhir Pengembangan Model Standar Analisa Belanja (SAB) Anggaran Daerah (APBD), Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2000.

Mardiasmo, Hand-out Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik, MM-UGM, 2001.

Mardiasmo, Paradigma Baru Perencanaan APBD, Bahan Diklat Manajemen Keuangan Daerah, Dirjen Pemerintahan Umum Daerah Departemen Dalam Negeri kerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Bali, 2000.

Mardiasmo, Pengawasan, Pengendalian dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 3, No.2, Agustus 2001, Yogyakarta, 2001.

Muljono, Pudjo, T., Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek Perbankan, edisi 1, BPFE, Yogyakarta, 1992.

Page 57: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Mulyadi and Supriyono, R.A., Akuntansi Manajemen, edisi 1, BPFE, Yogyakarta, 1991.

Mulyadi, Setyawan, J., Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen, Aditya Media, Yogyakarta, 1999.

Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, Program Pembangunan Daerah (Propeda) 2001-2005, Bappeda, Pangkajene, 2001.

_________, Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2000, tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, Pangkajene, 2000.

Rasyid, M.R, Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan Orde Baru, edisi 1, Yarsif Watampone, Jakarta, 1997.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001, tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

___________, Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000, Tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah.

___________, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

___________, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Departemen Dalam Negeri, Jakarta, 1999.

___________, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Departemen Dalam Negeri, Jakarta, 1999.

Sweeney, H.W., Allen and Rochlin, R., Handbook of Budgeting, New York: John Wiley & Sons, 1981.

Welch, G.A., Hilton, R.W. and Gordon, P.N., Budgeting: Profit Planning and Control, 5th Edition, New Jersey, Prentice Hall, Inc, 1988.

Page 58: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Total Anggaran Daerah

Total Anggaran Untuk Unit Kerja A

Total Anggaran Untuk Unit Kerja B

... Total Anggaran Untuk Unit Kerja N

Belanja Non Investasi Belanja Investasi

Belanja Aparatur

Belanja Publik

Selisih antara total anggaran untuk unit kerja dengan plafon belanja non investasi

Gersang
LAMPIRAN
Page 59: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Formulir PA 1:

Unit Kerja Nama Unit Kerja

Visi-Misi Sesuai dengan Vis-Misi yang ditetapkan dalam Rencana Strategik

(Renstra) Unit Kerja.

Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Tupoksi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah

tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja.

Formulir PA 2:

Tujuan • Disesuaikan dengan Visi-Misi dan Tupoksi Unit Kerja

• Dikaitkan dengan keluaran, hasil, manfaat, dan dampak yang

diinginkan.

• Konsisten dengan hirarki tujuan pada tingkat yang lebih

tinggi.

• Dirumuskan secara logis dan mudah dijabarkan ke dalam

aktivitas.

Sasaran • Teridentifikasi dan terumuskan dengan jelas

• Memberi makna

• Spesifik dan mengarah pada suatu arah

• Sedapat mungkin dapat diukur dan dievaluasi.

Formulir PA 3:

Struktur Organisasi Sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Formulir PA 4:

Fungsi • Uraian diisi dengan fungsi-fungsi pelayanan yang menjadi

dasar penentuan program dan kegiatan

Page 60: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

• Indikator kinerja diisi dengan deskripsi yang memberikan

gambaran mengenai manfaat (benefit) atau dampak (impact)

yang diinginkan dalam pencaian kinerja.

Program • Uraian diisi dengan rencana kerja dalam rangka melaksanakan

fungsi-fungsi pelayanan yang direncanakan

• Indikator kinerja diisi dengan deskripsi yang memberikan

gambaran mengenai hasil (outcome) yang diinginkan dalam

pencapaian kinerja.

Page 61: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Formulir PA 4:

Kegiatan • Uraian diisi dengan usulan-usulan kegiatan yang mendukung

program kerja pada setiap fungsi pelayanan

• Tolok ukur diisi dengan satuan, unit, atau volume yang

menjadi pengukur target dan pencapaian kinerja pada setiap

kegiatan

• Target kinerja diisi dengan besaran berupa angka numerik yang

secara spesifik menjadi target kinerja yang diinginkan pada

setiap kegiatan.

Formulir PA 5:

Ringkasan APBD Merupakan rekapitulasi rancangan APBD Unit Kerja yang

dihasilkan dari penjumlahan rincian anggaran pada formulir PA 5A.

Formulir PA 5A:

Rincian Anggaran • Dirancang untuk setiap kegiatan

• Anggaran belanja secara garis besar dibagi menjadi 2

kelompok:

- Belanja Langsung: belanja yang dipengaruhi langsung

oleh kegiatan yang direncanakan. Eksistensi belanja ini

Page 62: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

disebabkan oleh adanya kegiatan yang bersangkutan.

Belanja langsung dirinci ke dalam Belanja Barang/Jasa,

Pemeliharaan, dan Lain-lain. Belanja ini dibebankan

langsung sesuai dengan kegiatannya.

- Belanja Tidak Langsung: belanja yang tidak dipengaruhi

oleh kegiatan yang direncanakan. Eksistensi ini bukan

disebabkan oleh adanya kegiatan yang bersangkutan.

Belanja tidak langsung dirinci ke dalam Belanja

Pegawai, Barang/Jasa, Pemeliharaan, Perjalanan

Dinas, dan lain-lain.

Belanja tidak langsung dapat dianggarkan langsung dari

rencana kegiatan, melainkan dibebankan secara alokatif

dengan metode tertentu pada setiap kegiatan non-investasi

Formulir PA 5A1:

Deskripsi Rincian Anggaran Merupakan penjabaran dari formulir PA 5A yang berisi deskripsi

detil mengenai rincian anggaran per kegiatan yang dirancang

dalam formulir PA 5A.

Page 63: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Visi

Misi

Tugas Pokok

Fungsi

Tujuan

Sasaran

Fungsi

Program

Kegiatan

Anggaran

Unit Kerja

PA 1

PA 2

Struktur Organisasi PA 3

PA 4A

PA 4

PA 5A1

PA 5A PA 5A2

PA 5

Skema Isi PA

Page 64: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

TARGET-TARGET KINERJA

Belanja Langsung: • Belanja Barang/Jasa • Belanja Pemeliharaan • Belanja Lain-lain

Belanja Tidak Langsung: • Belanja Pegawai • Belanja Barang/Jasa • Belanja Perjalanan Dinas • Belanja Lain-lain

BELANJA ADMINISTRASI UMUM Belanja Pegawai

Belanja Barang/Jasa Belanja Pemeliharaan

Belanja Perjalanan Dinas Belanja Lain-lain

BELANJA OPERASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PUBLIK

Belanja Pegawai Belanja Barang/Jasa

Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dinas

Belanja Lain-lain

BELANJA MODAL/INVESTASI

BELANJA TRANSFER

BELANJA TAK TERSANGKA

• Belanja Pegawai • Belanja Barang/Jasa • Belanja Perjalanan Dinas • Belanja Lain-lain

Detail Penyusunan Anggaran Belanja

Page 65: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

- Arahan, Pembinaan dari Pemerintah atasan

- Data

EKSEKUTIF Walikota beserta

perangkatnya

MASYARAKAT

Tokoh Masyarakat, LSM, Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi, dll.

LEGISLATIF DPRD

REKONSILIASI DAN

KESEPAKATAN

- Pola Dasar - Arah dan kebijaksanaan umum

pembangunan daerah - Anggaran multi tahunan - Arah dan kebijakan umum APBD

Start

Edaran Edaran

Unit Kerja Bag. Keuangan Dipenda Bappeda DPRD

Pola Perencanaan Anggaran

Bagan Alir Proses Penyusunan APBD di Kabupaten Sidenreng Rappang

Page 66: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Dukda, Dupda

Dukda Usulan Pend.

Dupda

DRAFT

Proses

Rutin

Proses

RAPBD EKS

RAPBD EKS

1

Proses

Rutin

Proses

Rutin

1

Proses

RAPBD P.Ang

Proses

RAPBD

RAPBD P.Ang

NOTA

RAPBD

Unit Kerja Bag. Keuangan Dipenda Bappeda DPRD

Page 67: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

Proses

PERDA

APBD

PERDA

APBD

PERDA

APBD

2

Page 68: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

BUPATI

–––––––––––––

SEKRETARIS DAERAH

ASISTEN EKONOMI PEMBANGUNAN

ASISTEN TATA PRAJA

ASISTEN ADMINISTRASI

Bagian Hukum

Bagian Pemerintahan

Bagian Ketertiban dan Perizinan

Bagian Perekonomian

Bagian Bina Pembangunan

Bagian Sosial

Bagian Pertambangan & Lingk. Hidup

Bagian Perlengkapan

Bagian Umum

Bagian Keuangan

Bagian Organisasi

Bagian Kepegawaian

Instansi Vertikal

Dinas Pengairan

Dinas Bina

Marga

Dinas Cipta Karya

dan Pemukiman

Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan

Dinas Kesehatan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Dinas Peternakan

dan Perikanan

Dinas Perindag, Koperasi PKM dan Investasi

Dinas Perhubungan

dan Pariwisata

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Dinas Kehutanan

dan Perkebunan

Dinas Kependuduk-

an dan Catatan Sipil

Dinas Pendapatan

Daerah

Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

Kantor Kesatuan

Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

Badan Pengawasan

Daerah

Kantor Informasi

dan Komunikasi

Kantor Kesejahteraan

Sosial

Kantor Pemberdayaan

Masyarakat

CAMAT

Gambar 3. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Sidendreng Rappang

35

Page 69: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

ANGGARAN REALISASI

A. PENDAPATAN DAERAH 104,103,726,350.31 101,356,664,506.51

1. BAGIAN SISA LEBIH PERHITUNGAN 1,627,878,563.31 542,245,063.31

ANGGARAN TAHUN YANG LALU

2. BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 5,508,555,287.00 4,525,568,305.20

a. Pajak Daerah 952,480,000.00 1,017,714,746.00

b. Retribusi Daerah 3,246,866,250.00 2,776,620,443.00

c. Bagi Laba Perusahaan Milik Daerah 267,000,000.00 249,449,697.85

d. Pos Lain-lain Pendapatan 1,042,209,037.00 481,783,418.35

3. BAGIAN DANA PERIMBANGAN 96,967,292,500.00 96,288,851,138.00

a. Bagi Hasil Pajak 8,196,405,900.00 10,431,456,470.00

b. Bagi Hasil Bukan Pajak 116,971,000.00 50,914,371.00

c. Pos Dana Alokasi Umum 86,844,042,000.00 83,994,417,000.00

d. Pos Dana Alokasi Khusus 1,809,873,600.00 1,812,063,297.00

4. BAGIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH 961,543,000.00 191,724,000.00

Pos Pinjaman dari Pemerintah Pusat 961,543,000.00 191,724,000.00

5. BAGIAN LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH 2,161,499,807.00 2,151,215,258.44

Pos Penerimaan dari Provinsi 2,161,499,807.00 2,151,215,258.44

JUMLAH 107,226,769,157.31 103,699,603,764.95

Urusan Kas dan Perhitungan 4,784,915,707.00 7,288,066,881.00

JUMLAH NO URAIAN

RINGKASAN PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN ANGGARAN 2001

Page 70: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN … · TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh : Hamka

ANGGARAN REALISASI %A. PENGELUARAN RUTIN 85,995,752,247.31 81,297,180,457.15 94.54

1. Belanja Pegawai 68,369,492,000.00 65,779,122,267.00 96.212. Belanja Barang 7145285250 6294069106 88.093. Belanja Pemeliharaan 1,261,176,000.00 1,088,187,440.00 86.284. Belanja Perjalanan Dinas 661,070,000.00 638,905,929.00 96.655. Belanja Lain-lain 6,026,682,000.00 5,825,696,048.15 96.676. Angsuran Pinjaman/Hutang dan Bunga 658,000,000.00 108,415,900.00 16.487. Belanja Pensiun dan Onderstand 27,000,000.00 26,530,500.00 98.268. Ganjaran/Subsidi/Sumbangan kepada

Daerah Bawahan 215,203,000.00 116,627,063.00 54.199. Pengeluaran tidak termasuk Bagian lain 901,750,000.00 827,837,705.00 91.80

10. Pengeluaran tidak tersangka 730,093,997.31 591,788,499.00 81.06

B. PENGELUARAN PEMBANGUNAN 21,231,016,910.00 18,450,625,691.00 86.901. Sektor Industri 35,500,000.00 35,335,800.00 99.542. Sektor Pertanian dan kehutanan 493,000,000.00 488,399,000.00 99.073. Sektor Sumber Daya Air dan Irigasi 411,760,000.00 408,955,931.00 99.324. Sektor Tenaga Kerja 0.00 0.00 ERR5. Sektor Perdagangan Usaha Daerah

Keuangan dan Koperasi 706,764,800.00 680,704,761.00 96.316. Sektor Transportasi 8,365,360,500.00 7,404,760,921.00 88.527. Sektor Pertambangan dan Energi 10,000,000.00 10,000,000.00 100.008. Sektor Pariwisata dan Telekomunikasi 92,000,000.00 91,477,000.00 99.439. Sektor Pembangunan Daerah Pemukiman 2,232,946,010.00 2,221,857,399.00 99.50

10. Sektor Lingkungan Hidup dan Tata Ruang 1,369,808,500.00 110,433,500.00 8.0611. Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional,

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Pemuda dan Olah Raga 1,122,436,500.00 1,090,183,500.00 97.13

12. Sektor Kependudukan dan Keluarga Sejahtera 50,000,000.00 49,996,100.00 99.9913. Sektor Kesehatan, Kesejahteraan Sosial,

Peranan Wanita, Anak dan Remaja 1,546,369,000.00 1,381,108,920.00 89.3114. Sektor Perumahan dan Pemukiman 1,501,968,950.00 1,337,424,587.00 89.0415. Sektor Agama 520,000,000.00 517,330,000.00 99.4916. Sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 210,000,000.00 210,000,000.00 100.0017. Sektor Hukum 50,000,000.00 30,750,000.00 61.5018. Sektor Aparatur Pemerintah & Pengawasan 2,448,102,650.00 2,316,909,072.00 94.6419. Sektor Politik, Penerangan, Komunikasi, dan

Media Massa 47,500,000.00 47,500,000.00 100.0020. Sektor Keamanan dan Ketertiban Umum 17,500,000.00 17,499,200.00 100.00

JUMLAH 1,072,267,691,257.31 99,747,806,148.15 93.03Urusan Kas dan Perhitungan 4,787,915,707.00 7,288,066,881.00 152.22

NO URAIAN JUMLAH