perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh jenis ... · jahe emprit (zingiber officinale...

89
PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS VESICULAR ARBUSCULAR MYCORRHIZAL TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN KANDUNGAN BAHAN AKTIF JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian Pada Program Studi Agronomi Oleh Rika Despita S611208008 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: lamthuy

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS

VESICULAR ARBUSCULAR MYCORRHIZAL TERHADAP

PERTUMBUHAN, HASIL DAN KANDUNGAN BAHAN AKTIF

JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.)

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Magister Pertanian

Pada Program Studi Agronomi

Oleh

Rika Despita

S611208008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

i

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan

hidayah dan taufik-Nya sehingga hasil penelitian untuk tesis dengan judul

“Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Vesicular Arbuscular Mycorrhizal

Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kandungan Bahan Aktif Jahe Emprit

(Zingiber officinale Rosc.)” telah tersusun.

Tersusunnya hasil penelitian untuk tesis ini tidak terlepas dari dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan ucapan terima kasih

terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberi kesempatan penulis untuk

studi di program pascasarjana pada program studi Agronomi.

2. Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS, selaku Ketua Program Studi Agronomi,

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang selalu memberikan

kemudahan dalam pelaksanaan studi.

3. Prof. Dr. Samanhudi, SP, MSi, selaku pembimbing utama yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan penelitian dan

penyusunan naskah tesis.

4. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku pembimbing pendamping

yang telah membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan

penelitian dan penyusunan naskah tesis.

5. Para Dosen di Program Studi Agronomi Pascasarjana, Universitas Sebelas

Maret yang telah memberikan ilmu dan teknologi bermanfaat bagi penulis.

6. Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi selaku ketua STPP Malang yang telah

mengizinkan penulis untuk melaksanakan studi di Program Studi

Agronomi Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

7. Kepala Pusat Pendidikan Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian

BPPSDMP Kementerian Pertanian yang telah memfasilitasi penulis dalam

memperoleh Beasiswa selama melaksanakan studi di Program Studi

Agronomi Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

ii

8. Suryaman Sule, SST, MSi (suami tercinta) dan M. Noor Fahmy

Ramandhan; Mila Noor Ayusita (anak-anakqu) yang dengan ketulusannya

memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan pascasarjana dan tesis ini. Mohon maaf selama

studi mengurangi waktu kebersamaan kita.

9. Sofyan Datuk Rajo Hitam (ayah), Rafni (ibu), Haris (ayah mertua), Emah

(ibu mertua) dan keluarga besar penulis yang selalu mendoakan setiap

langkah yang penulis lakukan.

10. Teman-teman di Program Studi Agronomi Pascasarjana yang selalu

bekerjasama dalam penyelesaian studi.

11. Dosen-dosen dan teman-teman karyawan STPP Malang yang memberi

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi

Agronomi Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Penulis telah berusaha untuk mencari yang terbaik dalam penyusunan hasil

penelitian untuk tesis ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Agronomi. Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang

dalam menyusun tulisan-tulisan ilmiah dan aktivitas ilmiah lainnya. Semoga hasil

penelitian untuk tesis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis umumnya bagi

pihak yang berkepentingan dalam mendukung pembangunan pertanian.

Surakarta, Agustus 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

iii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................ ix

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Pelelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5

1. Deskripsi Tanaman Jahe ............................................................ 5

2. Kandungan Bahan Aktif Rimpang Jahe dan Khasiatnya .......... 7

3. Syarat Tumbuh Tanaman Jahe .................................................. 10

4. Pupuk Kandang ......................................................................... 11

5. Vesicular Arbuscular Mycorrhizal ............................................ 15

B. Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................... 19

C. Hipotesis ......................................................................................... 19

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 20

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 20

B. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................. 20

C. Tatalaksana Penelitian ................................................................... 20

D. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 21

E. Pengamatan ................................................................................... 23

F. Analisis Data ................................................................................. 25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

iv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 26

A. Pertumbuhan Tanaman .................................................................. 26

1. Tinggi Tanaman ........................................................................ 26

2. Jumlah Daun ............................................................................. 31

3. Luas Daun ................................................................................. 33

4. Jumlah Anakan ......................................................................... 35

5. Diameter Batang ....................................................................... 37

6. Berat Segar Brangkasan Tanaman ............................................ 39

7. Berat Kering Brangkasan Tanaman .......................................... 41

B. Hasil Jahe Emprit .......................................................................... 42

1. Berat Segar Rimpang Jahe Emprit ............................................ 42

2. Berat Kering Rimpang Jahe Emprit ......................................... 44

C. Kandungan Bahan Aktif Rimpang Jahe Emprit ............................ 46

1. Oleoresin ................................................................................... 46

2. Gingerol .................................................................................... 48

3. Minyak Atsiri ............................................................................ 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 51

A. Kesimpulan ..................................................................................... 51

B. Saran ............................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53

LAMPIRAN ............................................................................................... 57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Karakteristik tanaman jahe emprit menurut Mulyono

(2002).....................................................................................

6

Tabel 2. Karakteristik tanaman jahe emprit menurut Setyaningrum

dan Saparinto (2013).............................................................

7

Tabel 3. Persyaratan mutu oleoresin jahe menurut standar

EOA.......................................................................................

9

Tabel 4.

Kandungan unsur hara N, P dan K pada media sebelum

tanam ....................................................................................

28

Tabel 5. Kandungan unsur hara N, P dan K pada media setelah

panen......................................................................................

28

Tabel 6. Nilai C/N rasio pada tanah, pupuk kandang dan media

sebelum tanam ......................................................................

29

Tabel 7. Serapan unsur hara N, P, dan K pada tanaman jahe emprit... 30

Tabel 8. Rerata luas daun akibat interakasi perlakuan jenis pupuk

kandang dan dosis VAM ......................................................

34

Tabel 9. Unsur hara N, P, dan K pada tanah dan pupuk kandang....... 35

Tabel 10. Hasil analisa bahan organik pada tanah, pupuk kandang

dan media sebelum tanam ....................................................

39

Tabel 11.

Rerata berat segar rimpang akibat interakasi perlakuan

jenis pupuk kandang dan dosis VAM ..................................

43

Tabel 12. Rerata berat kering rimpang akibat interakasi perlakuan

jenis pupuk kandang dan dosis VAM ..................................

45

Tabel 13. Kandungan oleoresin rimpang jahe akibat interakasi

perlakuan jenis pupuk kandang dan dosis VAM ................

46

Tabel 14. Hasil analisa pH media sebelum tanam ................................ 47

Tabel 15. Kandungan gingerol dari oleoresin jahe akibat interakasi

perlakuan jenis pupuk kandang dan dosis VAM .................

49

Tabel 16. Hasil analisis kandungan minyak atsiri simplisia jahe

emprit akibat perlakuan dosis VAM......................................

50

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian ............................................ 19

Gambar 2. Tinggi tanaman jahe emprit umur satu minggu sampai

panen akibat pengaruh jenis pupuk kandang dan

dosis VAM ......................................................................

26

Gambar 3. Tinggi tanaman jahe emprit umur satu minggu sampai

panen akibat pengaruh jenis pupuk kandang ...................

27

Gambar 4. Rerata tinggi tanaman akibat perlakuan jenis pupuk

kandang ...........................................................................

28

Gambar 5. Rerata jumlah daun akibat perlakuan jenis pupuk

kandang ...........................................................................

31

Gambar 6. Rerata jumlah daun akibat perlakuan dosis VAM ........... 33

Gambar 7. Rerata jumlah anakan akibat perlakuan jenis pupuk

kandang ...........................................................................

36

Gambar 8. Rerata diameter batang akibat perlakuan jenis pupuk

kandang ...........................................................................

38

Gambar 9. Rerata berat segar brangkasan akibat perlakuan jenis

pupuk kandang ................................................................

40

Gambar 10. Rerata berat kering brangkasan akibat perlakuan

jenis pupuk kandang ........................................................

41

Gambar 11. Rerata berat kering brangkasan akibat perlakuan dosis

VAM ...............................................................................

42

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Ukuran rumah paranet dan tata letak perlakuan ............ 57

Lampiran 2. Hasil analisis kelas tanah berdasarkan tekstur dan

jumlah spora pada media sebelum tanam ......................

58

Lampiran 3. Hasil analisis infeksi VAM pada akar tanaman jahe

emprit .............................................................................

59

Lampiran 4. Metode meserasi untuk analisis oleoresin rimpang jahe

emprit ............................................................................

60

Lampiran 5. Langkah-langkah analisis infeksi VAM pada akar

tanaman..........................................................................

61

Lampiran 6. Metode pengayakan basah untuk analisis jumlah spora

pada media tanam .........................................................

62

Lampiran 7. Rekapitulasi rerata pertumbuhan dan hasil jahe

emprit..............................................................................

63

Lampiran 8. Analisa usaha budidaya jahe emprit dengan pupuk

kandang dan VAM .......................................................

65

Lampiran 9. Analisa usaha budidaya jahe emprit dengan pupuk

kimia sintetis ..................................................................

66

Lampiran 10. Tabel ANOVA pertumbuhan dan hasil jahe emprit ..... 67

Lampiran 11. Dokumentasi penelitian ................................................. 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

viii

ABSTRAK

Rika Despita, S611208008, 2014. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan

Dosis Vesicular Arbuscular Mycorrhizal terhadap Pertumbuhan, Hasil dan

Kandungan Bahan Aktif Jahe Emprit (Zingiber officinale Rosc.) Pembimbing I:

Prof. Dr. Samanhudi, SP, MSi., Pembimbing II: Prof. Dr. Ir. Bambang

Pujiasmanto, MS., Program Studi Agronomi, Program Pascasarjana, Universitas

Sebelas Maret, Surakarta.

Budidaya dengan penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan hasil

jahe emprit. Penambahan Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM) dapat

meningkatkan kandungan bahan aktif rimpang jahe emprit. Tujuan penelitian

adalah mengetahui pengaruh jenis pupuk kandang dan dosis VAM terhadap

pertumbuhan, hasil dan bahan aktif jahe emprit. Percobaan dilakukan di

Sindukarto, Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah mulai Juni 2013 sampai Maret

2014. Metode yang digunakan adalah RAL faktorial dengan 6 ulangan. Faktor I

jenis pupuk kandang, meliputi: tanpa pupuk kandang, pupuk kandang puyuh,

pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang sapi. Faktor II dosis VAM,

meliputi: tanpa VAM, 5 g/tanaman VAM, 10 g/tanaman VAM, 15 g/tanaman

VAM. Rimpang jahe ditanam pada polibag, diletakkan di atas para-para di dalam

rumah paranet (55%). Jarak antara polibag 20 cm. Hasil menunjukkan interaksi

perlakuan berbeda nyata terhadap luas daun, berat segar rimpang dan berat kering

rimpang. Kombinasi perlakuan yang terbaik adalah pupuk kandang sapi dan 5

g/tanaman VAM. Perlakuan pupuk kandang berbeda nyata terhadap tinggi

tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter batang, berat segar brangkasan

dan berat kering brangkasan. Perlakuan pupuk kandang yang terbaik adalah pupuk

kandang sapi. Perlakuan mikoriza berbeda nyata terhadap jumlah daun dan berat

kering brangkasan tanaman. Dosis VAM terbaik adalah 5 g/tanaman. Total

oleoresin dan gingerol tertinggi pada kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi

dan 5 g/tanaman VAM. Total minyak atsiri tertinggi pada perlakuan 15 g/tanaman

VAM.

Kata kunci: pupuk organik, pupuk hayati, oleoresin, gingerol, minyak atsiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

ix

ABSTRACT

Rika Despita, S611208008, 2014. Effects of Manure Types and Doses of

Vesicular Arbuscular Mycorrhizal on The Growth, Yield and Active Ingredients

of Ginger (Zingiber officinale Rosc.). Supervisor: Prof. Dr. Samanhudi, SP, MSi.,

Cosupervisor: Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS., Agronomy Studies

Program, Graduate school, Sebelas Maret University, Surakarta.

Ginger cultivation using manure can be increase yield of ginger. The

addition Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM) can be increase active

ingredients of ginger. This research aims to determine effect of manure type and

doses of VAM on the growth, yield and active ingredients of ginger. The

experimental was conducted in the village of Sindukarto, Eromoko, Wonogiri,

Central Java from June 2013 to March 2014. Methods used are factorial

Completely Randomized Design (CRD) with six replications. Factor I was manure

types which includes: without manure, quail manure, goat manure, and cow

manure. Factor II was doses of VAM, which includes: without VAM, 5 g/plant

VAM, 10 g/plant VAM, 15 g/plants VAM. Ginger rhizomes was planted in

polybags, placed on a rack in the 55% paranet house. The distance between

polybags are 20 cm. The results showed significantly effect to increase of manure

treatment and doses VAM interaction on leaf area, fresh and dry weight of

rhizomes. The best combination treatment were cow manure and 5 g/plant VAM.

Manure treatment significantly affected to increase on plant height, number of

leaf, number of tiller, stem diameter, fresh weight of biomass, dry weight of

biomass. The best manure is cow manure. VAM treatment significantly affected

to increase on number of leaf and dry weight of biomass. The best doses of VAM

was 5 g/plant VAM. The highest total oleoresin and gingerol resulted on cow

manure and 5 g/plant VAM treatment. The highest total essential oils resulted on

15 g/plant VAM treatment.

Keywords: organic fertilizer, bio-fertilizer, oleoresin, gingerol, essential oil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jahe termasuk jenis tanaman obat dari golongan temu-temuan

(Zingiberaceae). Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah berupa rimpang.

Berdasarkan ukuran dan warna rimpang jahe dapat dibedakan menjadi tiga yaitu

jahe putih besar (jahe gajah), jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah. Jahe

emprit kandungan kimianya lebih tinggi daripada jahe gajah tetapi lebih rendah

dari pada jahe merah. Jahe emprit lebih tahan terhadap penyakit busuk rimpang

(Setyaningrum dan Saparinto, 2013). Kandungan kimia yang tidak rendah dan

ketahanan jahe emprit terhadap penyakit yang lebih tinggi, maka pada penelitian

ini yang akan digunakan adalah jahe emprit.

Jahe banyak dibudidayakan di Indonesia. Iklim tropis sesuai dengan syarat

tumbuh tanaman jahe emprit. Pada tahun 2011 propinsi penghasil jahe terbanyak

di Indonesia adalah Jawa Tengah yaitu 21,78% (Kementan, 2013). Produksi jahe

Jawa Tengah pada tahun 2009-2013 berpruktuasi, pada tahun 2009 produksi jahe

adalah 26.601.257 kg, 2010 30.860.553 kg, 2011 20.639.107 kg, 2012

26.174.641 kg, 2013 (angka sementara) 33.760.329 kg (Dinpertan TPH Jawa

Tengah, 2013).

Rimpang jahe yang dihasilkan dipasarkan di pasar domestik maupun

diekspor ke beberapa negara. Kebutuhan pasar domestik yaitu perusahaan/industri

jamu belum terpenuhi. PT Deltomed Laboratories Selogiri Wonogiri

membutuhkan 1.500 ton/tahun bahan baku yang terdiri dari jahe emprit, kencur,

kunyit, temu lawak, dan lainnya. Kebutuhan tersebut belum terpenuhi dari hasil

panen di Jawa Tengah dan harus mengimpor dari NTB (Bagus, 2012). PT Sido

Muncul Semarang membutuhkan 600 ton/tahun bahan baku rimpang dan pada

tahun 2014 meningkatkan permintaan dua sampai tiga kali lipat dari bahan baku

tahun sebelumnya (Nastiti, 2014).

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan produksi jahe yaitu dengan

penggunaan pupuk kimia sintetis terutama NPK. Jahe termasuk tanaman yang

respon terhadap pemupukan. Oleh karena itu cendrung dilakukan peningkatan

dosis pemupukan. Penggunaan pupuk kimia sintetis yang terus menerus dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

2

waktu yang lama tidak lagi meningkatkan hasil, tetapi menimbulkan masalah

baru. Peningkatan gas rumah kaca (Thakral, 2011), penurunan kesuburan tanah

(kekurangan hara lain), dan berkurangnya kandungan bahan organik tanah. Lahan

yang dapat berproduksi optimal membutuhkan C organik lebih besar dari 2%

(Sihotang, 2009; Handayanto dan Hairiah, 2009).

Penambahan bahan organik (pupuk kandang) dapat meningkatkan hasil

jahe. Jahe yang dibudidayakan secara organik menghasilkan tinggi tanaman,

jumlah daun dan luas daun yang lebih baik daripada jahe yang dibudidayakan

menggunakan pupuk anorganik (Nmor, 2013). Bahan organik tinggi, tanah subur,

gembur merupakan tempat yang di kehendaki oleh jahe (Setyaningrum dan

Saparinto, 2013). Selain sumber bahan organik pupuk kandang juga sebagai

sumber unsur hara makro dan mikro, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Hasil percobaan Egbuchua dan Enujeke (2013) di Nigeria bahwa

pernambahan pupuk kandang 20 ton/ha pada budidaya jahe dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman.

Kelemahan dari pupuk kandang adalah kualitasnya (kandungan unsur

hara) yang sulit untuk ditentukan. Unsur haranya dipengaruhi oleh jenis ternak,

umur ternak, makanan ternak, jumlah makanan yang tercampur dengan kotoran

dan penyimpanannya (Hartatik dan Widowati, 2010). Perbedaan unsur hara dari

berbagai jenis ternak akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tanaman

jahe. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang jenis pupuk kandang pada

tanaman jahe.

Selain pupuk kandang, pupuk hayati Vesicular Arbuscular Mycorrizal

(VAM) juga mampu meningkatkan hasil, baik rimpang maupun bahan aktif pada

rimpang jahe. Peningkatan hasil disebabkan oleh fungsi VAM yang mampu

membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara (Njira, 2013), terutama P

(Nuortila et a.,l 2004; Grant et al., 2005) dan juga N, K, Ca serta unsur mikro

lainnya. Selain itu VAM juga mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap

kekeringan, mencegah infeksi patogen akar (Sastrahidayat 2011) dan

memperbaiki struktur tanah (Al-Karaki, 2013: Sirousmehr dan aminifar, 2014).

VAM yang merupakan pupuk hayati mengandung spora. Penambahan

VAM membutuhkan kondisi khusus, diantaranya penempatan, waktu penempatan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

3

potensi inokulan, kondisi tanah dan iklim. Kesekuaian kondisi tersebut dengan

VAM akan menentukan keefektifan inokulasi. Agar spora tidak rusak selama

penyimpanan maka VAM disimpan dalam beberapa bentuk, salah satunya adalah

granular. VAM dalam bentuk granular pernah digunakan Sastrahidayat dalam

penelitiannya dengan dosis 3 g/pot, 5 g/pot dan 10 g/pot.

Penambahan VAM pada media tanam dapat meningkatkan hasil jahe

emprit baik berat rimpang maupun kandungan bahan aktif rimpang. Pemberian

VAM 500 spora dapat meningkatkan bobot segar dan kering rimpang jahe emprit

sebesar 137,56% (Trisilawati et al., 2003 cit Ruhnayat 2013). Menurut Silva et al

(2008) inokulasi VAM pada tanaman jahe dapat meningkatkan kandungan bahan

akitif rimpang jahe yaitu oleoresin 2-4 kali dari kontrol pada umur panen 7 bulan.

Oleoresin adalah salah satu olahan jahe yang mengandung minyak menguap

(minyak atsiri) dan minyak tidak menguap (Prasetyo dan Cantawinata, 2010).

Oleoresin terdiri dari resin (gingerol, shogaol, dan zingerone) dan minyak atsiri.

(Sembiring dan Yuliani, 2011).

Jahe berkhasiat obat karena kandungan bahan aktifnya (Banerjee et al.,

2011). Jahe berkhasiat mengobati beberapa penyakit degeneratif seperti kanker,

jantung, darah tinggi, kolesterol dan diabetes (Hernani dan Winarti, 2011),

sebagai antioksidan (Rosyidah, 2014). Jeler (2009) menambahkan jahe juga

berkhasiat mengobati selesma, mengobati diare, dan menurunkan tekanan darah.

Oleoresin dan minyak atsiri merupakan antimikroba (Bellik, 2014; Nguanpuag,

2011). Menurut Ahui et al., (2013) gingerol berkhasiat untuk mengobati asma,

diare dan mual sekunder. Jahe juga dapat menjadi pengental pada pembuatan keju

(Hailu et al., 2014).

Penambahan pupuk kandang pada media tanam dan pemberian VAM

diharapkan dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan, berat rimpang dan

kandungan bahan aktif rimpang jahe. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang

penambahan berbagai jenis pupuk kandang pada media tanaman jahe dan

pemberian VAM dengan dosis yang berbeda. Pupuk kandang yang digunakan

adalah pupuk kandang puyuh, pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi.

Dosis VAM yang diberikan 5 g/tanaman, 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman. Dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

4

kedua faktor ini ditambahkan kontrol yaitu tanpa pupuk kandang dan tanpa

mikoriza.

B. Perumusan Masalah

Pada penelitian pengaruh jenis pupuk kandang dan dosis VAM, dirumuskan

permasalahan yang akan dikaji adalah:

1. Bagaimana pertumbuhan jahe emprit akibat perlakuan jenis pupuk kandang

dan dosis VAM?

2. Bagaimana hasil (berat rimpang) jahe emprit akibat perlakuan jenis pupuk

kandang dan dosis VAM?

3. Bagaimana kandungan bahan aktif rimpang jahe emprit akibat perlakuan jenis

pupuk kandang dan dosis VAM?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pengaruh jenis pupuk kandang dan dosis VAM adalah:

1. Mempelajari pertumbuhan jahe emprit akibat perlakuan jenis pupuk kandang

dan dosis VAM.

2. Mendapatkan hasil (berat rimpang) jahe emprit tertinggi akibat perlakuan

jenis pupuk kandang dan dosis VAM.

3. Mendapatkan kandungan bahan akrif rimpang jahe emprit tertinggi akibat

perlakuan jenis pupuk kandang dan dosis VAM.

D. Manfaat Penelitian

Teknologi budidaya jahe emprit menggunakan pupuk kandang dan VAM

dengan hasil tertinggi dapat diterapkan pada masyarakat khususnya petani.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Deskripsi Tanaman Jahe

Jahe termasuk suku temu-temuan (Zingiberaceae). Beberapa literatur

menyatakan bahwa jahe berasal dari India dan Cina. Jahe sudah banyak

dibudidayakan di Indonesia. Jahe dikenal dengan nama yang berbeda-beda,

diantaranya: Aceh: halia, Minangkabau: sipodeh, Lampung: jahi, Madura: jhai,

Jawa: jae, Bima: reja, Dayak: lai, Gorontalo: melito, Ambon: pusu, Irian

(Kalamapat): tali (Bermawie dan Purwiyanti, ). Klasifikasi jahe menurut Pitojo

dan Zumiati (2006) adalah:

Tanaman jahe memiliki struktur yang terdiri dari batang, daun, akar,

rimpang, bunga dan buah. Batang jahe merupakan batang semu yang berbentuk

bulat, tegak, tidak bercabang, dan diselubungi pelepah daun. Pangkal batang

berwarna putih hingga kemerahan. Tinggi batang jahe mencapai 0,7 m ( Bernawie

dan Purwiyanti, 2011) bahwa tinggi tanaman jahe 0,75 m. Daun jahe tersusun

berselang seling secara teratur pada batang (Setyaningrum dan Saparinto, 2013).

Daun jahe tunggal berbentuk lanset, tepinya rata, ujung runcing pangkal tumpul

dan warna hijau tua (Pitojo dan Zumiati, 2006). Akar jahe keluar dari garis

lingkaran sisik rimpang. Akar berwarna putih sampai cokelat, berbentuk bulat tapi

ramping, serta berserat. Akar jahe tumbuh mendatar dekat permukaan tanah dan

bercabang. Rimpang merupakan akar tongkat dari tanaman jahe. Bagian rimpang

inilah yang mempunyai nilai ekomoni tinggi. Bunga jahe tersusun dalam

rangkaian malai yang berbentuk tongkat atau bulat telur. Bunga tumbuh dari

rimpang dan terpisah dari daun atau batang semunya. Buah jahe berbentuk bulat

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinale Rosc.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

6

panjang seperti kapsul, berkulit tipis dan berisi biji-biji. Biji jahe berwarna hitam,

kecil dan memiliki selaput biji (Setyaningrum dan Saparinto, 2013).

Pertumbuhan tanaman jahe dapat diketahui dengan mengukur bagian

tanaman. Tinggi tanaman dapat diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung

tanaman. Luas daun dapat diukur dengan metode grafimetri atau dengan leaf area

meter. Hasil fotosintesis tanpa dipengaruhi oleh kadar air dapat diketahui dengan

mengukur berat kering brangkasan tanaman. Brangkasan kering tanaman dapat

diperoleh dengan cara mengeringkan brangkasan segar sampai berat konstan pada

suhu 80oC (Sitompul dan Guritno, 1995).

Berdasarkan warna, bentuk, besar rimpang dan aroma jahe dapat

dibedakan menajadi tiga jenis yaitu: 1) jahe putih besar (jahe gajah); 2) jahe putih

kecil (jahe emprit); 3) jahe merah. Rimpang jahe digunakan untuk rempah, bumbu

masak, bahan baku obat tradisional, makanan dan minuman. Jahe emprit

kandungan kimianya lebih tinggi daripada jahe gajah tetapi lebih rendah dari pada

jahe merah. Jahe emprit adalah jenis jahe yang tahan terhadap penyakit busuk

rimpang. Jahe emprit digunakan pada penelitian ini karena kegunaanya sebagai

obat dan ketahanannya terhadap penyakit busuk rimpang. Karakteristik jahe

emprit diuraikan secara rinci oleh Mulyono (2002) pada Tabel 1 dan dilengkapi

oleh Setyaningrum dan Saparinto (2013) pada Tabel 2.

Tabel 1. Karakteristik tanaman jahe emprit menurut Mulyono (2002)

No Karakteristik Jahe emprit

1 Warna batang Hijau muda

2 Tinggi tanaman 41,87-56,45 cm

3 Luas daun 14,36-20,50 cm

4 Panjang daun 17,45-19,79 cm

5 Lebar daun 2,24-3,26 cm

6 Lebar tajuk 34,93-44,87 cm

7 Jumlah daun satu batang 20-29 lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

7

Tabel 2. Karakteristik tanaman jahe emprit menurut Setyaningrum dan Saparinto

(2013)

No Karakteristik Jahe emprit

1 Panjang akar 20,5-21,1 cm

2 Diameter akar 4,8-5,9 mm

3 Panjang daun 17,4-19,8 cm

4 Daun pelindung bunga Tersusun rapat

5 Panjang bunga 4-4,2 cm

6 Ruas rimpang Kecil

7 Warna rimpang Putih

8 Ukuran rimpang Sedang, ruas agak rata dan sedikit

menggembung

9 Panjang rimpang 6,13-31,7 cm

10 Lebar rimpang 6,38-11,1 cm

11 Rasa rimpang Pedas

12 Aroma rimpang Tajam

13 Kandungan minyak atsiri 1,5-3,5% dari berat kering

14 Produktifitas 10-20 ton/ha

15 Waktu panen Muda (6 bulan), tua (8-12 bulan)

2. Kandungan Bahan Aktif Rimpang Jahe dan Khasiatnya

Kandungan bahan aktif pada rimpang jahe terdiri dari minyak menguap

(volatil oil) yaitu minyak atsiri dan minyak tidak menguap (non volatil oil) yaitu

resin. Salah satu olahan jahe yang merupakan campuran minyak menguap dan

tidak menguap adalah oleoresin (Prasetyo dan Cantawinata, 2010). Komponen

utama minyak atsiri adalah zingiberene dan zingiberol (Ketaren, 1987 cit

Fakhrudin (2008). Komponen resin adalah senyawa gingerol, shogaol, dan

zingerone (Uhl, 2000 cit Fakhrudin 2008).

Faktor yang dapat mempengaruhi komposisi kimiawi rimpang jahe ialah

jenis tanah dan media tanam jahe, cara budidaya, umur panen rimpang jahe, serta

perlakuan terhadap hasil rimpang pasca panen (Guenther 1952 cit Fakhrudin

2008). Menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013) kandungan oleoresin

dipengaruhi oleh agroklimat tempat tumbuh jahe. Kandungan minyak atsiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

8

dipengaruhi juga oleh umur tanaman. Semakin tua umur jahe semakin tinggi

kandungan minyak atsirinya. Namun selama dan sesudah pembungaan kandungan

minyak atsiri sudah berkurang. Kandungan oleoresin jahe emprit 2,39 sampai

8,87%.

Oleoresin diperoleh dari ekstraksi serbuk jahe dengan menggunakan

pelarut organik (Sembiring dan Yuliani, 2011). Pelarut organik yang digunakan

harus yang aman dan tidak toksik seperti etil asetat, alkohol, aseton, heksan,

metanol (Yuliani dan Kailaku 2009). Etanol adalah pelarut yang dapat digunakan

juga dalam ekstraksi oleoresin. Penggunaan pelarut etanol setelah 5,5 jam

pengadukan pada suhu 40oC dapat menghasilkan rendemen oleoresin dengan

konsentrasi 12,2%, berat jenis 0,955 g/ml, indeks bias 1,370 (Amir dan Lestari,

2013). Pada penelitian ini pelarut organik yang digunakan adalah etanol.

Ekstraksi oleoresin dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Yuliani dan

Kailaku (2009) faktor-faktor tersebut yaitu: 1) penyiapan bahan sebelum

ekstraksi. Rimpang jahe (dikuliti/tanpa dikuliti) dipotong, dikeringkan dan

dihaluskan; 2) jenis pelarut; 3) metode; 4) proses pemisahan atau penguapan

pelarut dari hasil ekstraksi. Setelah diekstraksi, campuran oleoresin dan pelarut

harus disuling atau dipanaskan untuk memisahkan pelarut dengan oleoresin.

Penyulingan dilakukan pada kondisi vakum untuk mencegah terjadinya kerusakan

oleoresin. Hasil ekstraksi (oleoresin) mengandung minyak atsiri 15-35% (Prasetyo

dan Cantawinata, 2010). Karakteristik mutu oleoresin jahe menurut standar EOA

(Yuliani dan Kailaku 2009) dapat dilihat pada Tabel 3.

Menurut Prasetyo dan Cantawinata (2010) pengolahan rimpang jahe

menjadi oleoresin mempunyai banyak keuntungan. Beberapa keuntungannya

antara lain : 1) memiliki komposisi yang lebih seragam; 2) lebih mudah

distandardisasi; 3) flavour yang sama dengan rimpang jahe; 4) aroma lebih tajam;

5) lebih bersih, bebas mikroba, serangga dan kontaminan lain; 6) kadar air rendah;

7) masa penyimpanan yang lebih lama dibandingkan dengan rimpang aslinya; 8)

mengalami kehilangan kandungan minyak esensial yang lebih kecil pada waktu

penyimpanan; 9) memerlukan gudang penyimpanan yang jauh lebih kecil

dibandingkan menyimpan rimpang segar. Setiap 1 kg oleoresin sebanding dengan

28 kg bubuk jahe (Mulyono, 2002).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

9

Tabel 3. Persyaratan mutu oleoresin jahe menurut standar EOA

Karakteristik Standard

Penampakan dan bau Coklat tua, kental sekali dengan aroma khas jahe

Kadar minyak atsiri 18-35 ml/100 g

Indeks bias minyak 1,4880-1,4970

Putaran optik (-30)-(-60)

Kelarutan Alkohol-larut dengan ada endapan, benzyl benzoa-

larut dalam semua perbandingan, fixed oil-agak larut,

gliserin-tidak larut, minyak mineral-tidak larut,

propilen glikol-tidak larut

Sisa pelarut dalam

oleoresin

Isopropil alkohol maksimum 50 ppm. Kandungan

pelarut: khlor maksimum 30 ppm, aseton maksimum

30 ppm, heksan maksimum 25 ppm, metanol

maksimum 50 ppm

Gingerol merupakan bahan aktif jahe yang merupakan senyawa utama di

dalam oleoresin. Gingerol merupakan senyawa yang tidak stabil. Pada proses

pemanasan gingerol akan terkonversi menjadi shogaol dan zingiron. Pada

simplisia jahe (jahe kering) gingerol akan menurun konsentrasinya dan shogaol

meningkat. Gingerol adalah sumber rasa pedas pada jahe, namun shogaol lebih

pedas. Zingiron adalah senyawa yang tidak terlalu pedas dan juga menambahkan

rasa manis. Pengeringan rimpang jahe pada suhu 55 ± 2°C selama 11 jam

menghasilkan kadar air 11,54 ± 0,29% dengan kadar {6}-gingerol 18,81 mg/g

atau 1,881% (Hernani dan Winarti, 2011).

Minyak atsiri diperoleh dari penyulingan rimpang jahe. Rimpang jahe

yang digunakan sebaiknya rimpang yang telah berumur 9-10 bulan. Langkah-

langkah dalam penyulingan rimpang jahe adalah pemotongan rimpang ketebalan

3-4 mm, pengeringan sampai kadar air ± 10-12 %, digiling kasar dengan hummer

mill dan segera dimasukkan ke dalam ketel penyulingan agar minyak atsirinya

tidak menguap. Pengulingan dapat dilakukan dengan metode uap langsung

(steam distillation), metode kukus (water and steam distillation), atau metode

perebusan (water distillation). Penyulingan dengan bahan jahe kering lebih cocok

dilakukan secara dikukus (Yuliani dan Kailaku, 2009). Jahe emprit dapat

menghasilkan rendemen 3-3,3% setelah penyulingan selama 6 jam

(Setyaningrum dan Saparinto, 2013).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

10

Sembiring dan Yuliani (2011) menyatakan kadar minyak atsiri

dipengaruhi oleh teknik penyulingan dan kadar air rimpang yang disuling. Bahan

baku (rimpang jahe) basah atau simplisia akan menghasilkan kadar minyak atsiri

yang berbeda. Rimpang basah akan menghasilkan minyak atsiri lebih tinggi

dibandingkan simplisia jahe. Rimpang jahe basah setelah didistilasi selama 6 jam

menghasilkan minyak atsiri 3,71% (v/w) dan simplisia jahe menghasilkan minyak

atsiri 0,94% (v/w) (Supriyanto dan Cahyono, 2012). Karakteristik mutu minyak

atsiri jahe berdasarkan EOA sebagai berikut: warna kuning; berat jenis (25/25oC)

adalah 0,871-0,882; putaran optik adalah (-28oC)-(-45

oC); indeks bias 25

oC

adalah 1,486-1,492; bilangan penyabunan maksimum mencapai 20.

Jahe berkhasiat obat karena kandungan bahan aktifnya (Banerjee et al.,

2011). Jahe berkhasiat mengobati beberapa penyakit degeneratif seperti kanker,

jantung, darah tinggi, kolesterol, diabetes (Hernani dan Winarti, 2011) dan

antioksidan (Rosyidah, 2014). Bellik et al., (2014) pada penelitiannya

mengetahui oleoresin sebagai antioksidan dan antimikroba. Jeler (2009)

menambahkan jahe juga berkhasiat mengobati selesma, mengobati diare, dan

menurunkan tekanan darah. Gingerol berkhasiat mengobati asma, diare dan mual

sekunder (Ahui et al., 2013), mual pada ibu hamil (Rahingtyas, 2008) dan

memperlancar sirkulasi darah (Shih et al., 2014). Oleh karena khasiatnya itulah

maka jahe digunakan pada bermacam-macam olahan. Jahe diolah menjadi jamu

kering maupun jamu basah. Jahe juga digunakan untuk bahan masakan (kare),

bahan kue (kue jahe), bahan minuman (instan jahe), permen (permen jahe) dan

sumber minyak atsiri serta oleoresin (Setyaningrum dan Saparinto, 2013). Jahe

juga dapat menjadi pengental pada pembuatan keju (Hailu et al., 2014).

3. Syarat Tumbuh Tanaman Jahe

Jahe dapat berproduksi secara optimal apabila ditanam pada tempat yang

memenuhi syarat tumbuhnya. Jahe dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 m

(Mulyono, 2002), dan berproduksi optimal pada ketinggian 300-900 m, curah

hujan 2500-4000 mm per tahun, jumlah bulan basah (lebih besar dari 100

mm/bulan) 7-9 bulan per tahun, temperatur rata-rata tahunan 25-30ºC, intensitas

cahaya matahari 70-100% atau agak ternaungi sampai terbuka (Rostiana et al.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

11

2013). Mulyono (2002) mengatakan pendapat yang berbeda bahwa suhu udara

yang optimal untuk pertumbuhan jahe adalah 25–35oC. Suhu diatas 35

oC dapat

mengakibatkan daun hangus dan mengering. Sebaliknya suhu udara semakin

rendah dapat mengakibatkan umur jahe semakin panjang.

Tanah yang cocok dan dikehendaki untuk pertumbuhan jahe adalah tanah

yang subur, gembur, banyak mengandung humus atau bahan organik. Tekstur

tanah yang dikehendaki jahe adalah lempung, lempung liat berpasir, lempung

berdebu, berdebu serta lempung berliat. Jenis tanah yang cocok untuk

pertumbuhan jahe adalah latosol merah coklat atau andosol dengan derajat

keasaman (pH) antara 6,8-7,4 (Setyaningrum dan Saparinto, 2013). Pertumbuhan

tanaman juga menghendaki drainase tanah yang baik. Drainase tanah yang tidak

baik pada lahan terbuka sangat rentan menjadi endemik penyakit tular tanah (soil

borne diseases) terutama bakteri layu dan nematoda. Selain itu tanaman jahe

mempunyai sifat alelopati, maka perlu dilakukan pengaturan pola tanam yaitu

penanaman jahe tidak pada lahan yang sama secara terus menerus (Rostiana et

al., 2013).

4. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak, atau

campuran kotoran hewan ternak dengan pakan ternak yang telah mengalami

proses pengomposan, baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia.

Jenis pupuk kandang diantanya adalah pupuk kandang puyuh, pupuk kandang

kambing dan pupuk kandang sapi. Ternak kambing dan sapi dapat menghasilkan

pupuk kandang padat (feses) dan cair (urine). Sedangkan puyuh dapat

menghasilkan pupuk kandang padat yang merupakan campuran antara pupuk

kandang padat dan cair (Setiawan, 2010).

Kualitas pupuk kandang bervariasi, tergantung pada jenis, umur hewan,

jenis pakan, bahan yang tercampur pada kotoran hewan (pakan), teknik

pengolahan dan penyimpanannya. Ternak puyuh mengandung unsur hara yang

lebih tinggi dibandingkan ternak sapi dan kambing karena kotoran padat dan cair

tercampur menjadi satu. Ternak yang masih muda menghasilkan feses dengan

kandungan unsur hara yang lebih rendah karena membutuhkan unsur hara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

12

nitrogen dan mineral lainnya untuk pembentukan jaringan tubuhnya. Ternak yang

pakannya konsentrat akan menghasilkan kotoran yang unsur haranya lebih tinggi

dengan ternak yang hanya makan rumput saja. Banyak atau sedikitnya pakan

ternak yang tercampur dengan kotoran akan menentukan kandungan unsur hara

pupuk kandang. Begitu juga dengan air yang dikonsumsi oleh hewan, ikut

menentukan unsur hara pupuk kandang. Penyimpanan pupuk kandang yang

kurang tepat akan menurunkan kandungan unsur hara pupuk kandang. Contohnya

penyimpanan kotoran ternak secara terbuka mengakibatkan kehilangan beberapa

unsur hara, seperti terjadinya penguapan nitrogen (Hartatik dan Widowati (2010).

Pupuk kandang puyuh mengandung unsur hara yang lebih tinggi

dibandingkan jenis pupuk kandang yang lainnya. Karakteristik pupuk kandang

puyuh berdasarkan hasil analisis Laboratorium Kimia Balai Penelitian Tanah

Bogor sebagai berikut: pH 7,1-netral, C-Organik 17,61%, N 1,32 %, P2O5 3,10

%, K2O 1,24%, dan C/N 13. Tingginya kandungan fosfor dipengaruhi oleh Jenis

konsentrat ternak, pakan yang tercecer dan tercampur dengan kotorannya.

(Setiawan, 2010).

Pupuk kandang kambing dikenal dengan pupuk kandang yang khas karena

berbentuk butiran-butiran yang sulit dipecah dan termasuk pupuk panas. Pupuk

kandang kambing mengalami fermentasi dan menjadi panas lebih cepat

dibandingkan pupuk kandang sapi dan pupuk kandang puyuh. Butiran kotoran

kambing mempengaruhi proses dekomposisi dan proses penyediaan unsur hara.

Nilai rasio C/N pupuk kandang kambing lebih dari 30 sehingga diperlukan

pengomposan. Komposisi unsur hara pupuk kandang dari kotoran kambing

adalah: N 0,9%, P2O5 0,5%, K2O 0,8%, bahan organik 30,7 dan kadar air 64,8%

(Hartatik dan Widowati 2010).

Pupuk kandang sapi mempunyai serat kasar yang tinggi, terbukti dengan

C/N lebih besar dari 40. Penggunaan pupuk kandang sapi secara langsung dapat

merugikan bagi tanaman karena akan terjadi persaingan terhadap nitrogen dengan

mikroorganisme pengurai. Oleh karena itu harus dilakukan pengomposan sampai

C/N lebih rendah dari 20. Komposisi unsur hara pupuk kandang dari kotoran sapi

adalah: N 0,5%, P2O5 0,3%, K2O 0,5%, bahan organik 16,7 dan kadar air 81,35%.

(Hartatik dan Widowati 2010).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

13

Pupuk kandang dapat digunakan apabila proses penguraian oleh mikroba

sudah selesai. Proses penguraian pupuk kandang salah satunya dipengaruhi oleh

C/N rasio. Rasio C/N tinggi akan terjadi proses pengasaman yang menghambat

pertumbuhan bakteri pengurai. Selain itu terjadi perebutan nitrogen antara

tanaman dengan mikroorganisme pengurai (Arifiantari et al., 2012) Menurut

Setyorini et al., (2010) semakin tinggi C/N rasio bahan organik maka proses

pengomposan atau perombakan membutuhkan waktu yang lebih lama. Ciri-ciri

proses penguraian telah selesai adalah panas yang dihasilkan pada saat proses

pengomposan sudah tidak ada. Bau amoniak pada pupuk kandang sudah hilang.

Pupuk sudah berbentuk tanah, gembur apabila diremas, tampak kering dan

berwarna coklat tua (Lingga dan Marsono, 2013).

Penambahan pupuk kandang pada media tanam akan memberikan manfaat

bagi tanaman maupun memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Yuliarti,

2009). Keuntungan penambahan pupuk kandang adalah: 1) sumber unsur hara

makro maupun mikro bagi tanaman; 2) menambah kemampuan media tanam

menahan air kerena mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air; 3) menambah

mikro organisme tanah; 4) sebagai energi bagi mikro organisme tanah;

5) memperbaiki struktur tanah. Organisme tanah ketika mengurai bahan organik

bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang

lebih besar. Struktur tanah akan lebih stabil dan tidak mudah tererosi (Setiawan,

2010). Souri (2001) menyatakan bahwa penambahan pupuk kandang:

1) mempunyai pengaruh susulan karena unsur hara tersedia secara bertahap; 2)

meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga unsur hara banyak tersedia bagi

tanaman; 3) pada proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme

menghasilkan hormon yang dapat memacu pertumbuhan tanaman.

Unsur hara N, P dan K merupakan unsur makro atau dibutuhkan oleh

tanaman dalam jumlah yang banyak (Munawar, 2011). Unsur hara N, P, K

merupakan unsur hara yang esensial bagi tanaman. Unsur esensial adalah unsur

hara penyusun bagian tanaman yang esensial seperti klorofil (Lakitan, 2011).

Unsur hara N merupakan unsur hara penyusun asam amino, protein, asam nukleat,

penyusun klorofil, membantu pertumbuhan tanaman, peningkatan produksi biji,

buah dan meningkatkan kualitas daun (Munawar, 2011). Unsur hara N membantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

14

pertumbuhan tanaman karena terdapat hormon sitokinin dan auxin. Unsur hara P

berfungsi dalam menyusun RNA dan DNA yang merupakan bagian dari

nukleotida dan fosfolipida penyusun membran, menyimpan dan memindahkan

energi (ATP dan ADP), berperan dalam pengisian dan pengembangan umbi dan

biji, mempercepat pematangan hasil panen, mendorong pertumbuhan akar,

memperkuat batang tanaman agar tidak roboh, meningkatkan ketahanan terhadap

penyakit. Unsur hara K akan mempengaruhi enzim esensial pada fotosinstesis

mempengaruhi proses metabolisme dalam sel, mengatur proses buka tutup

stomata, meningkatkan penyerapan unsur hara lainnya dan berperan juga dalam

proses translokasi hasil fotosintesis (Lakitan, 2011).

Menurut Sudiarto dan Gusmaini (2004) pemambahan pupuk kandang pada

media tanah dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan produksi dan

memperbaiki kualitas rimpang jahe walaupun tanpa pemupukan pupuk kimia

sintetis. Pemambahan pupuk kandang akan mengakibatkan tanah gembur dan

subur sehingga cocok untuk pertumbuhan jahe. Hasil perbobaan Barus et al., 1989

cit Sudiarto dan Gusmaini (2004), dengan penambahan pupuk kandang 20 ton/ha

menghasilkan rimpang 21,57 ton/ha. Apabila pupuk ditambah menjadi 25 ton/ha,

hasil yang diperoleh adalah 25 ton/ha. Tanpa pupuk kandang hasil rimpang yang

diperoleh adalah 14,67 ton/ha.

Hasil penelitian Rahardjo (2012) pada jahe putih besar menggunakan

pupuk kandang 20 ton/ha, dan perlakuan dosis KCl menghasilkan tinggi tanaman

68,88-86,88 cm, jumlah anakan 6-8, berat segar rimpang 158,49-271,51

g/tanaman, berat kering rimpang 10,72-17,92 g/tanaman, berat kering batang dan

daun 14,65-27,46 g/tanaman. Jahe dipanen setelah berumur empat bulan.

Hasil percobaan Egbuchua dan Enujeke (2013) di Nigeria bahwa

pernambahan pupuk kandang 20 ton/ha pada budidaya jahe dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman. Rerata tinggi tanaman terbaik diperoleh akibat

penambahan pupuk kandang unggas. Rerata jumlah daun tertinggi juga akibat

penambahan pupuk kandang unggas yaitu 14,87, diikuti oleh pupuk kandang babi

(14,25) dan pupuk kandang sapi (13,22). Rerata luas daun tidak berbeda secara

nyata, namun data tertinggi akibat penambahan pupuk kandang adalah perlakuan

dari pupuk kandang unggas (231,8). Rerata jumlah anakan tertinggi adalah akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

15

penambahan pupuk kandang unggas (2,8). Begitu juga dengan berat segar

tertinggi setelah 16 minggu akibat penambahan pupuk kandang unggas (114,7

kg/ha). Pupuk kandang unggas memberikan hasil terbaik karena kandungnan

unsur haranya lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya.

Penelitian yang dilakukan Sudiarto dan Gusmaini (2004) dan Rahardjo

(2012) menggunakan pupuk kandang berdampak positif terhadap pertumbuhan

dan hasil jahe. Namun belum diketahui pupuk kandang dari jenis ternak apa yang

dapat memberikan hasil terbaik. Sementara itu, penelitian Egbuchua dan Enujeke

(2013) yang dilaksanakan di Nigeria memiliki iklim dan tanahnya berbeda dengan

Indonesia. Oleh karena itu maka dilakukan penelitian penggunaan berbagai jenis

pupuk kandang di daerah penghasil jahe yaitu Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa

Tengah.

5. Vesicular Arbuscular Mycorrhizal

Istilah mikoriza digunakan untuk menjelaskan hubungan simbiosis antara

tanaman dan cendawan. Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM) termasuk pada

cendawan endomikoriza. Struktur yang terbentuk karena infeksi mikoriza berupa

arbuscular dan vesicular. Vesicular berbentuk bulat dan mengandung lipida,

biasanya terbentuk di ujung hifa dan diperkirakan sebagai organ penyimpanan

sementara. Arbuscular terbentuk secara intraseluler dan merupakan tempat

terjadinya pertukaran hara antara inang dan VAM (Sastrahidayat, 2011).

Simanungkalit (2010) menambahkan bahwa vesicular merupakan struktur

berdinding tipis berbentuk bulat, lonjong atau tidak teratur. Arbuscular merupakan

struktur dalam akar berbentuk seperti pohon berasal dari cabang-cabang hifa intra

radikal setelah hifa bercabang menembus dinding sel korteks dan terbentuk antara

dinding sel dan membran plasma. VAM juga membentuk hifa di luar jaringan

akar berbentuk lonjong sampai bulat. Hifa tersebut menjalar di tanah dan menjadi

perpanjangan rambut akar dalam penyerapan unsur hara dan air. Menurut

Wahyuno (2011) peningkatan kontak akar tanaman dengan media tumbuhnya bisa

mencapai 12 sampai 15 kali per cm3 akar yang terinfeksi VAM. VAM umumnya

berumur pendek lebih kurang 15 hari. Hifa lebih banyak menginfeksi akar yang

masih muda (Lakitan, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

16

Perkembangan pemanfaatan VAM lebih lambat karena perbanyakannya

(pertumbuhan dan reproduksinya) tidak bisa dilakukan diluar tanaman inang.

Walaupun demikian dengan adanya kesadaran manusia untuk memanfaatkan

pupuk hayati sebagai alternatif pupuk kimia buatan VAM mulai di perhatikan.

Penggunaan pupuk kimia buatan selain harganya mahal juga mencemari tanah dan

lingkungan.

Dalam memudahkan penyimpanan dan pengaplikasian VAM sudah

diproduksi dalam bentuk suspensi spora, tablet, kapsul, campuran dan granular.

VAM dalam bentuk granular pernah digunakan Sastrahidayat dalam penelitiannya

dengan dosis 3 g/pot, 5 g/pot dan 10 g/pot. Ada beberapa cara pengaplikasian

mikoriza pada tanaman yaitu: 1) VAM langsung dicampur ke dalam pot (5-10%

volume); 2) VAM di sebar sekitar perakaran pada kedalaman 0,5-1 cm; 3) VAM

dilarutkan ke dalam air (1 kg/20 liter air) dan disiramkan pada tanaman

(Sastrahidayat, 2011).

Tanaman jahe adalah salah satu tanaman yang dapat bersimbiosis dengan

VAM (Muthukumar dan Tamilselvi, 2010). Beberapa jenis VAM yang

bersimbiosis secara efektif dengan tanaman jahe adalah Glomus sp., Glomus

geosporum, Gigaspora sp., Acaulospora sp., Scutellospora sp. Pemanfaatan VAM

pada budidaya jahe putih besar, jahe merah dan jahe putih kecil, cukup potensial

dalam meningkatkan berat segar dan kering rimpang (Wahyuno, 2011).

Keuntungan yang akan diperoleh dengan pemberian VAM menurut

Sastrahidayat (2011) adalah: 1) menambah daya absorsi unsur hara (Njira, 2013)

terutama P (Nuortila et al., 2004; Grant et al., 2005), N, P, K, Ca dan berbagai

unsur mikro. Hifa yang ada di dalam tanah akan menyerap unsur hara, kemudian

masuk ke tanaman juga melalui hifa. Perpindahan unsur hara di dalam hifa terjadi

berdasarkan aliran sitoplasma, dan perpindahan ke tanaman melalui arbuskuler.

Menurut Haryanto dan Hairiah (2009) pada mulanya hifa tumbuh diantara sel

kortek, tetapi akan segera menembus dinding sel inang dan tumbuh di dalam sel

inang. Jamur tidak bisa menembus membran sel inang dan jamur juga akan

diselimuti oleh sel inang sehingga tidak bisa kontak dengan sitoplasma tanaman

dan perpindahan unsur hara terjadi secara simbion. Penggunaan mikoriza dapat

mengurangi penggunaan pupuk P samapi 20-30% (Sutanto, 2002); 2) dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

17

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan; 3) mencegah infeksi

patogen akar. Tanaman yang diinfeksi oleh VAM korteksnya akan dipenuhi oleh

hifa VAM. Daya tahan tanaman yang terinfeksi VAM meningkat dengan adanya

perbaikan dalam penyerapan unsur hara; 4) memperbaiki struktur dan agregat

tanah (Al-Karaki, 2013). Peningkatan dosis VAM dapat meningkatkan glomalin

pada tanah dan memperbaiki agregat tanah sehingga struktur tanah lebih stabil

(Sirousmehr dan aminifar, 2014). Hifa mikoriza yang berlendir pada

permukaannya mengakibatkan partikel-partikel tanah menempel satu sama

lainnya sehingga ukurannya lebih besar.

Hal yang penting diperhatikan dalam pemanfaatan VAM sebagai pupuk

hayati adalah keefektifan inokulasi yang dilakukan. Pemberian VAM, lebih

banyak membutuhkan kondisi khusus yang sesuai bagi pertumbuhan spora yang

diinokulasikan. Faktor penentu efektifitas inokulasi VAM menurut Sastrahidayat

(2011) meliputi: a) penempatan, dapat diartikan dengan pemberian mikoriza pada

tanaman yang respon atau tidak dengan VAM. Selain itu penempatan atau jarak

VAM dengan akar pada saat inokulasi. Semakin dekat dengan akar semakin cepat

terjadi infeksi pada akar tanaman inang. Tingkat efektifitas VAM tidak ditentukan

secara langsung oleh jumlah spora yang diberikan; b) waktu inokulasi, berkaitan

erat dengan kondisi lingkungan. Hal ini meliputi tanaman inang, inokulan, iklim

makro dan mikro di dalam tanah. Tanaman yang terlalu tua atau tidak sehat

menyebabkan sedikit gangguan dengan adanya infeksi VAM terutama pada tahap

awal infeksi. Gangguan ini disebabkan oleh pengambilan karbohidrat oleh spora

yang berkecambah dan hifanya masuk ke dalam lapisan korteks akar tanaman

inang. Kondisi inokulan adalah kesiapan untuk diinokulasikan. Kesiapan tersebut

termasuk fisik (tidak terkontaminasi) maupun umur (tidak muda dan tidak tua).

Iklim mikro tanah dan iklim makro (di atas tanah) menentukan keefektifan

inokulasi VAM; c) potensi inokulan, berkaitan dengan kualitas atau kemampuan

spora untuk tumbuh dan berkembang biak pada kondisi yang dialami oleh

tanaman inang. Masing-masing jenis spora memiliki kemampuan untuk

beradaptasi pada perubahan suhu, pH, kadar air dan kondisi lainnya. Glomus

mosseae berkembang lebih baik pada tanah bertekstur halus, subur dan pH 5,5-

6,5. Suhu yang dikehendaki 30-35oC. Pada kadar air yang tinggi akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

18

berpengaruh negatif terhadap perkembangan mikoriza; d) keadaan tanah dan

iklim, perubahan iklim makro juga mengakibatkan perubahan pada iklim mikro di

dalam tanah. Iklim mikro di dalam tanah sangat menentukan baik langsung

maupun tidak langsug kehidupan VAM. Menurut Lakitan (2011) bahwa tanaman

yang ternaungi (fotosintesis rendah) mikoriza yang terbentuk akan lebih sedikit.

Penggunaan VAM dapat meningkatkan produksi jahe. Hasil penelitian

Trisilawati et al. 2003 cit Ruhnayat (2013) menunjukkan bahwa pemberian 500

spora VAM dapat meningkatkan bobot segar rimpang jahe putih besar 32,6%,

jahe merah sebesar 41,9% dan jahe putih kecil sebesar 137,56%. Pemberian VAM

tersebut dapat meningkatkan serapan hara P rimpang sebesar 68,7%. Inokulasi

VAM pada tanaman jahe dapat meningkatkan kandungan oleoresin 2-4 kali dari

kontrol. Jahe dipanen setelah berumur 7 bulan (Silva et al, 2008).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

19

B. Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian.

C. Hipotesis

Budidaya jahe emprit menggunakan pupuk kandang puyuh akan memberikan

pertumbuhan, hasil dan kandungan bahan aktif yang tertinggi. Penambahan 10

g/tanaman VAM pada budidaya jahe emprit akan memberikan pertumbuhan,

hasil dan kandungan bahan aktif yang tertinggi. Interaksi perlakuan pupuk

kandang puyuh dan VAM 10 g/tanaman memberikan pertumbuhan, hasil dan

kandungan bahan aktif rimpang jahe emprit.

Jahe (Zingiber

officinale Roxb)

Kondisi sekarang:

Budidaya jahe menggunakan

pupuk kimia buatan. Pupuk

kimia buatan berdampak

negatif terhadap tanah dan

lingkungan.

Kondisi yang diharapkan:

Budidaya jahe menggunakan

pupuk kandang dan VAM

dengan produktivitas yang

lebih tinggi dari pupuk kimia

sintetis.

Masalah:

Bagaimana teknologi budidaya jahe menggunakan pupuk kandang dan VAM?

Pupuk kandang jenis apa yang digunakan dan berapa dosis VAM yang harus

digunakan agar diperoleh berat rimpang yang tinggi dan kandungan bahan aktif

rimpang jahe terbaik?

Mengatasi masalah:

Penelitian teknologi budidaya jahe menggunakan berbagai jenis pupuk kandang

dan dosis VAM.

Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang puyuh, pupuk kandang

kambing dan pupuk kandang sapi dan dosis VAM 5 gram, 10 gram dan 15 gram

per polibag

Teknologi budidaya jahe emprit menggunakan pupuk kandang dan VAM

dengan hasil dan kandungan bahan aktif yang tertinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

20

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pengaruh jenis pupuk kandang dan dosis VAM terhadap

pertumbuhan, hasil (berat rimpang) dan kandungan bahan aktif rimpang tanaman

jahe emprit dilakukan di Desa Sindukarto, Kecamatan Eramoko Kabupaten

Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat 211 m diatas permukaan laut

dan pada koordinat 7o 59’ LS dan 110

o 50’ BT. Analisis laboratorium

dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Laboratorium Biologi

Tanah, Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Kimia Tanah,

Laboratorium Biologi Tanah Universitas Brawijaya serta Laboratorium Uji

Balittro Bogor. Penelitian talah dilaksanakan pada Juni 2013 sampai Maret 2014.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian pupuk kandang sapi, pupuk kandang

kambing, pupuk kandang puyuh, tanah, sekam, polibag, rimpang jahe emprit,

Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM), paranet 55%, sampel media tanam,

sampel bagian tanaman, bahan kimia untuk analisa di laboratorium. Alat yang

digunakan dalam penelitian adalah timbangan, ember, penggaris, jangka sorong,

alat untuk analisis di laboratorium.

C. Tatalaksana Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) terdiri atas dua faktor perlakuan. Faktor pertama : Jenis pupuk kandang,

terdiri atas 4 macam : 1) P0 = tanpa pupuk kandang; 2) P1 = pupuk kandang

puyuh; 3) P2 = pupuk kandang kambing; 4) P3 = pupuk kandang sapi. Faktor

kedua : dosis VAM, terdiri atas 4 taraf : 1) M0 = tanpa VAM; 2) M1 = VAM 5

g/tanaman; 3) M2 = VAM 10 g/tanaman; 4) M3 = VAM 15 g/tanaman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

21

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 satuan percobaan:

1. P0M0: tanah + sekam + tanpa VAM

2. P0M1: tanah + sekam + VAM 5 g/tanaman

3. P0M2: tanah + sekam + VAM 10 g/tanaman

4. P0M3: tanah + sekam + VAM 15 g/tanaman

5. P1M0: tanah + sekam + pupuk kandang puyuh + tanpa VAM

6. P1M1: tanah + sekam + pupuk kandang puyuh + VAM 5 g/tanaman

7. P1M2: tanah + sekam + pupuk kandang puyuh + VAM 10 g/tanaman

8. P1M3: tanah + sekam + pupuk kandang puyuh + VAM 15 g/tanaman

9. P2M0: tanah + sekam + pupuk kandang kambing + tanpa CMA

10. P2M1: tanah + sekam + pupuk kandang kambing + VAM 5 g/tanaman

11. P2M2: tanah + sekam + pupuk kandang kambing + VAM 10 g/tanaman

12. P2M3: tanah + sekam + pupuk kandang kambing + VAM 15 g/tanaman

13. P3M0: tanah + sekam + pupuk kandang sapi + tanpa VAM

14. P3M1: tanah + sekam + pupuk kandang sapi + VAM 5 g/tanaman

15. P3M2: tanah + sekam + pupuk kandang sapi + VAM 10 g/tanaman

16. P3M3: tanah + sekam + pupuk kandang sapi + VAM 15 g/tanaman

Setiap kombinasi perlakuan diulang 6 kali, sehingga diperoleh 96 satuan

percobaan. Setiap ulangan satu bibit tanaman dan satu polybag. Denah perlakuan

dapat dilihat pada Lampiran 1.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Pemilihan Benih

Benih berasal dari tanaman induk jahe emprit yang berumur 8-10 bulan.

Rimpang sehat, mempunyai berat 20-40 gram. Rimpang mempunyai minimal 2-3

mata tunas dan tidak cacat fisik seperti luka atau memar (Rostiana et al., 2013).

2. Penyiapan Tempat Penanaman dan Media Tanam

Tanaman jahe emprit ditaman menggunakan polibag. Polibag ditata di dalam

rumah paranet 55% di atas rak bambu. Ukuran rak bambu adalah tinggi 50 cm,

lebar 2 meter dan panjang 13 m. Ukuran rumah paranet adalah tinggi 3 m, lebar 6

m dan panjang 14 m.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

22

Media tanam terdiri dari tanah, sekam dan pupuk kandang. Tanah dan pupuk

kandang sebelum digunakan diayak terlebih dahulu. Pengayakan media dilakukan

agar media homogen. Tanah, pupuk kandang (sesuai perlakuan) dan sekam

dicampur sampai rata dengan perbandingan 2:2:1. Media tanam dimasukkan ke

dalam setiap polibag sebanyak 15 kg. Polibag yang digunakan berdiameter 30 cm.

3. Penanaman

Rimpang yang telah dipilih ditanam pada lobang tanam yang telah

dipersiapkan. Rimpang ditanam dengan kedalaman 3-5 cm. Kelebihan penanaman

dengan rimpang adalah pengadaan dan pengangkutan bahan tanam lebih mudah,

penanaman lebih praktis dan bibit tidak mengalami stres pada saat pindah tanam.

(Setyaningrum dan Saparinto, 2013).

4. Inokulasi Vesicular Arbuscular Mycorriza

VAM yang digunakan dalam bentuk granular. Pada saat tanaman sudah

tumbuh, VAM diinokulasikan sesuai perlakuan. Inokulasi dilakukan dengan cara

membuat lobang melingkari tanaman kedalaman ± 5 cm kemudian granular

ditaburkan secara merata.

5. Pemeliharaan

a. Penyiraman dilakukan dua hari sekali atau sesuai dengan keadaan cuaca.

b. Penyulaman dilakukan apabila setelah 1-1,5 bulan dengan tanaman yang

berumur sama (Rostiana et al., 2013).

c. Penyiangan dilakukan jika media disekitar tanaman jahe ditumbuhi gulma.

d. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan gejala serangan

hama dan penyakit.

6. Panen dan Pasca Penen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 8-12 bulan. Cara panen adalah

dengan membongkar polibag sehingga seluruh rimpang dapat dibersikan. Ciri-ciri

tanaman siap dipanen menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013) adalah:

a. Warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang mulai mengering.

b. Kulit rimpang kencang dan tidak mudah terkelupas atau tidak mudah lecet.

c. Apabila dipatahkan berserat dan aroma rimpang menyengat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

23

d. Warna rimpang lebih mengkilat dan terlihat bernas.

Rimpang yang telah dipanen dibersihkan dari tanah, akar dan batangnya.

7. Pengolahan Bahan Aktif Rimpang Jahe

Rimpang sebagai bahan baku untuk analisis kandungan bahan aktif jahe

terlebih dahulu di potong dan dikeringkan sampai kadar air 10-12%. Pengeringan

dilakukan menggunakan cahaya matahari. Bahan aktif rimpang jahe yang diamati

adalah kandungan oleorein, gingerol dan minyak atsiri.

E. Pengamatan

1. Pengamatan Terhadap Tanaman

a. Petumbuhan Jahe Emprit

Pertumbuhan tanaman yang diamati adalah:

1) Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris. Tinggi tanaman diukur

mulai dari leher akar sampai ujung tanaman. Pengamatan dilakukan sekali

seminggu.

2) Jumlah daun

Jumlah daun diamati dengan menghitung seluruh daun pada satu polybag.

Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan

dilakukan setiap minggu, namun data yang diolah adalah jumlah daun

tertinggi.

3) Luas daun

Luas daun diukur dengan metode grafimetri. Pengamatan dilakukan setelah

tanaman di panen.

4) Jumlah anakan

Jumlah anakan diamati dengan menghitung jumlah batang jahe. Batang jahe

emprit mulai dihitung apabila telah bertunas 1 cm dari leher akar.

Pengamatan dilakukan setiap minggu, namun data yang diolah adalah jumlah

anakan tertinggi.

5) Diameter batang

Diameter batang diukur menggunakan jangka sorong. Diameter diukur pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

24

batang 5 cm dari leher akar. Pengamatan dilakukan setiap minggu, namun

data yang diolah adalah diameter tertinggi.

6) Berat segar brangkasan tanaman

Berat segar brangkasan tanaman adalah gabungan dari berat batang, daun dan

akar tanaman. Berat segar brangkasa tanaman diukur setelah panen.

7) Berat kering brangkasan tanaman

Berat kering brangkasan diamati setelah seluruh bagian tanaman (kecuali

rimpang) dikeringkan sampai berat konstan. Pengeringan dilakukan pada

suhu 80oC.

b. Hasil Jahe Emprit

Hasil jahe emprit yang diamati adalah:

1) Berat segar rimpang

Berat segar rimpang adalah berat rimpang setelah panen, dibersihkan dari

tanah, akar atau kotoran lainnya. Air sisa pencucian rimpang ditiriskan

terlebih dahulu, sebelum ditimbang.

2) Berat kering rimpang

Berrat kering rimpang diperoleh dengan mengeringkan rimpang dengan

cahaya matahari sampai kadar air 10-12%. Ciri-ciri rimpang sudah kering

adalah mudah dipatahkan.

c. Bahan Aktif Rimpang Jahe Emprit

1) Oleoresin

Oleoresin jahe berasal dari rimpang jahe kering (simplisia) yang diektrak

dengan pelarut etanol. Metode yang digunakan adalah Meserasi. Langkah-

langkah metode meserasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

2) Gingerol

Gingerol adalah salah satu senyawa yang banyak terkandung di dalam

oleoresin dan menghasilkan rasa pedas. Gingerol di analisis dari oleoresin

jahe dengan metode Thin Layer Chromatography (TLC) Scanner.

3) Minyak Atsiri

Minyak atsiri diambil dari rimpang jahe yang telah dikeringkan (simplisia).

Metode yang digunakan adalah destilasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

25

2. Analisis Tanah dan Pupuk

Analisis dilakukan terhadap tanah dan pupuk kandang yang digunakan yaitu

pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing dan pupuk kandang puyuh.

Pengamatan dilakukan terhadap N totol, P total, K total, bahan organik, pH dan

C/N ratio.

3. Analisis Media Tanam

Analisis media tanam dilakukan sebelum tanam dan sesudah panen.

Analisa sebelum tanam dilakukan terhadap N totol, P total, K total, bahan

organik, pH dan C/N ratio. Analisa setelah panen dilakukan terhadap kandungan

N total, P total dan K total.

4. Analisis Serapan Unsur Hara Pada Tanaman

Analisis serapan unsur hara pada tanaman dilakukan setelah tanaman

dipanen. Bagian tanaman yang dianalisakan terdiri dari batang, daun, akar dan

rimpang. Pengamatan dilakukan terhadap serapan unsur hara N, P dan K.

5. Pengamatan Infeksi VAM

Pengamatan infeksi mikoriza dilakukan setelah panen. Akar tanam yang

diamati adalah akar serabut yang masih muda. Langkah-langkah analisis infeksi

mikoriza dapat dilihat pada Lampiran 5.

6. Pengamatan Jumlah Spora Pada Media Tanam

Pengamatan jumlah spora pada media tanam dilakukan pada media sebelum

tanam. Metode yang digunakan adalah metode pengayakan basah (Lampiran 6).

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan diuji dengan menggunakan

analisis ragam (anova) dengan uji F taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan yang

nyata diantara perlakuan yang diteliti maka dilakukan dengan uji jarak berganda

Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Data hasil kadar oleoresin, gingerol dan minyak

atsiri di analisis secara destruktif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Tanaman

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman adalah salah satu pertumbuhan tanaman yang mudah

dilihat akibat pengaruh perlakuan maupun lingkungan. Penggunaan berbagai jenis

pupuk dan dosis Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM) memberikan tinggi

tanaman yang berbeda-beda pada setiap kombinasi perlakuan mulai dari awal

tumbuh sampai panen. Gambar 2 menunjukkan bahwa rerata tinggi tanaman yang

tertinggi adalah akibat perlakuan pupuk kandang sapi dan VAM 5 g/tanaman,

kemudian diikuti oleh perlakuan pupuk kandang sapi dan VAM 15 g/tanaman,

pupuk kandang sapi tanpa VAM. Rerata tinggi tanaman yang terendah adalah

akibat perlakuan tanpa pupuk kandang dan VAM 10 g/tanaman.

P0M0 = Tanpa Pupuk kandang, tanpa VAM

P0M1= Tanpa Pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman

P0M2 = Tanpa Pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman

P0M3 = Tanpa Pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman

P1M0 = Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM

P1M1 = Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman

P1M2 = Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman

P1M3 = Pupuk kandang puyuh, VAM 15

g/tanaman

P2M0 = Pupuk kandang kambing tanpa VAM

P2M1 = Pupuk kandang kambing VAM 5 g/tanaman

P2M2 = Pupuk kandang kambing, VAM 10

g/tanaman

P2M3 = Pupuk kandang kambing, VAM 15

g/tanaman

P3M0 = Pupuk kandang sapi tanpa VAM

P3M1 = Pupuk kandang sapi VAM 5 g/tanaman

P3M2 = Pupuk kandang sapi VAM 10 g/tanaman

P3M3 = Pupuk kandang sapi VAM 15 g/tanaman

Gambar 2. Tinggi tanaman jahe emprit umur satu minggu sampai panen akibat

perlakuan jenis pupuk kandang dan dosis VAM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

27

Interaksi antara jenis pupuk kandang dan dosis VAM berbeda tidak nyata

terhadap tinggi tanaman. Perlakuan jenis pupuk kandang berbeda nyata terhadap

tinggi tanaman. Perlakuan dosis VAM berbeda tidak nyata terhadap tinggi

tanaman. Perbedaan tidak nyata pada interaksi perlakuan dan perlakuan VAM

karena pengaruh pupuk kandang lebih dominan dari pada pengaruh lainnya.

Gambar 3. Tinggi tanaman jahe emprit umur satu minggu sampai panen akibat

perlakuan jenis pupuk kandang.

Gambar 3 menunjukkan bahwa tinggi tanaman berbeda pada penggunaan

jenis pupuk kandang yang berbeda. Tinggi tanaman tertinggi adalah akibat

penggunaan pupuk kandang sapi, diikuti oleh perlakuan pupuk kandang puyuh,

pupuk kandang kambing dan tanpa penggunaan pupuk kandang.

Tinggi tanaman akibat penggunaan pupuk kandang relatif terus meningkat

sampai umur 39 minggu atau panen. Tinggi tanaman pada perlakuan tanpa pupuk

kandang setelah umur 13 minggu relatif stabil atau tidak terjadi peningkatan yang

cepat. Pertambahan tinggi yang lambat disebabkan oleh kandungan unsur hara

pada media tanpa perlakuan pupuk kandang lebih rendah dari pada media

perlakuan pupuk kandang. Unsur hara N, P dan K pada media tanam dapat dilihat

pada Tabel 4. Unsur hara pada media tanam tanpa penambahan pupuk kandang

(kontrol) hanya mencukupi untuk peningkatan tinggi tanaman sampai 13 minggu.

Pertambahan tinggi setelah 13 minggu mengalami keterbatasan karena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

28

kekurangan unsur hara. Hasil analisis media tanam setelah panen (Tabel 5)

menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol masih tersisa N 0,42%, P 0,13% dan

K 0,04% (Tabel 5) dengan tidak memperhitungkan penambahan ketersediaan

unsur hara akibat proses dekomposisi.

Tabel 4. Kandungan usur hara N, P dan K pada media sebelum tanam

No Media N (%) P (%) K (%)

1 Tanah, Sekam 0,14 0,22 0,23

2 Tanah, Sekam, Pupuk kandang puyuh 0,48 3,40 2,19

3 Tanah, Sekam, Pupuk kandang kambing 0,81 0,71 2,65

4 Tanah, Sekam, Pupuk Kandang Sapi 0,43 1,47 2,57

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, UNS.

Tabel 5. Kandungan usur hara N, P dan K pada media setelah panen

No Media N (%) P (%) K (%)

1 Tanah, Sekam 0,42 0,13 0,05

2 Tanah, Sekam, Pupuk kandang puyuh 0,39 0,11 0,13

3 Tanah, Sekam, Pupuk kandang kambing 0,45 0,15 0,08

4 Tanah, Sekam, Pupuk Kandang Sapi 0,09 0,02 0,03

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Gambar 4. Rerata tinggi tanaman akibat perlakuan jenis pupuk kandang.

Gambar 4 menunjukkan bahwa tinggi tanaman tertinggi akibat perlakuan

pupuk kandang sapi dan pupuk kandang puyuh. Tinggi tanaman terendah adalah

; a

; bc ; b

; c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

29

akibat perlakuan tanpa pupuk kandang. Pupuk kandang sapi menghasilkan rerata

tinggi tanaman 131,96 cm, pupuk kandang puyuh 123,29 cm, pupuk kandang

kambing 116,44 cm dan tanpa pupuk kandang 62,96 cm. Perlakuan pupuk

kandang sapi tidak berbeda dengan pupuk kandang puyuh. Tetapi perlakuan

pupuk kandang puyuh juga tidak berbeda dengan pupuk kandang kambing. Tinggi

tanaman pada perlakuan pupuk kandang sapi 2 kali tinggi tanaman perlakuan

tanpa pupuk kandang (kontrol). Tinggi tanaman pada perlakuan pupuk kandang

lebih tinggi dibandingkan pendapat Bernawie dan Purwiyanti (2011) bahwa tinggi

tanaman jahe 0,75 m.

Tabel 6. Nilai C/N rasio pada tanah, pupuk kandang dan media sebelum tanam

No Sampel Nilai C/N rasio

1 Tanah 10,07

2 Pupuk kandang puyuh 28,44

3 Pupuk kandang kambing 19,23

4 Pupuk kandang sapi 35,21

5 Tanah, sekam 27,30

6 Tanah, sekam, pupuk kandang puyuh 22,44

7 Tanah, sekam, pupuk kandang kambing 14,36

8 Tanah, sekam, pupuk kandang sapi 20,43

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, UNS.

Perlakuan pupuk kandang sapi dapat menghasilkan tinggi tanaman yang

tertinggi diduga karena rasio C/N media tanam pada perlakuan pupuk kandang

sapi adalah 20,43 (Tabel 6). Pada nilai rasio C/N tersebut adalah nilai yang

optimum dan tidak menghambat pertumbuhan tanaman. Rasio C/N media tanam

perlakuan pupuk kandang puyuh adalah 22,44, sedangkan media tanam perlakuan

tanpa pupuk kandang adalah 27,30. Menurut Arifiantari et al., (2012) semakin

tinggi nilai rasio C/N akan terjadi proses pengasaman yang menghambat

pertumbuhan bakteri pengurai. Selain itu terjadi perebutan nitrogen antara

tanaman dengan mikroorganisme pengurai.

Rasio C/N pupuk kandang sapi tidak sesuai dengan pendapat Hartatik dan

Widowati (2010) yang menyatakan bahwa rasio C/N pupuk kandang sapi lebih

besar dari 40. Rasio pupuk kandang sapi yang digunakan lebih rendah yaitu 35,21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

30

karena sebelum penggunaan semua jenis pupuk kandang dan tanah dilakukan

pengayakan. Proses pengayakan mengakibatkan sebagian sisa makanan ternak

terpisahkan seperti potongan rumput. Rasio C/N pupuk kandang puyuh adalah

28,44, pupuk kandang kambing 19,23 dan perlakuan tanpa pupuk kandang 10,07.

Penambahan sekam pada media tanam sangat mempengaruhi rasio C/N

media tanam. Pada perlakuan pupuk kandang sapi sangat menguntungkan karena

dapat memberikan nilai rasio C/N 20,43. Berbeda dengan perlakuan pupuk

kandang kambing mengakibatkan rasio C/N jauh lebih rendah yaitu 14,36%.

Proses pemgayakan media menghasilkan ukuran media tanam yang homogen,

tetapi juga sangat mempengaruhi rasio C/N tanah maupun pupuk kandang.

Selain C/N rasio, kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara N juga

mempengaruhi tinggi tanaman. Pada perlakuan pupuk kandang sapi serapan

unsur hara N pada tanaman adalah yang tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Serapan unsur hara N pada tanaman dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Serapan unsur hara N, P dan K pada tanaman jehe emprit

No Tanaman N (%) P (%) K (%)

1 Tanpa pupuk kandang 1,24 1,03 2,06

2 Pupuk kandang puyuh 1,50 1,03 3,66

3 Pupuk kandang kambing 0,90 1,02 2,35

4 Pupuk kandang sapi 1,83 1,03 2,93

5 Pupuk kandang sapi dan

5 g/tanaman VAM

1,43 1,03 4,31

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Pertambahan tinggi tanaman disebabkan oleh perkembangan pada jaringan

meristem interkalar (Salisburi dan Ross, 1991). Pada serapan unsur hara N yang

tinggi, hasil fotosintesis sebagian besar akan ditranslokasikan ke meristem ujung

tanaman (Gardner, 2008). Kemampuan tanaman jahe emprit menyerap unsur hara

N tertinggi mendukung pembelahan sel yang lebih banyak pada meristem

interkalar sehingga menghasilkan tanaman tertinggi daripada perlakuan lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

31

2. Jumlah Daun

Daun merupakan bagian tanaman tempat berlangsungnya proses

fotosintesis. Interaksi antara perlakuan berbagai jenis pupuk dan dosis VAM

berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun. Kuatnya pengaruh masing-masing

perlakuan mengalahkan kemampuan kombinasi perlakuan. Perlakuan jenis pupuk

kandang berbeda nyata terhadap jumlah daun. Perlakuan dosis VAM berbeda

nyata terhadap jumlah daun.

Gambar 5 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang yang terbaik

adalah pupuk kandang sapi, diikuti oleh pupuk kandang puyuh dan pupuk

kandang kambing kemudian yang terendah adalah tanpa pupuk kandang. Rerata

jumlah daun akibat perlakuan pupuk kandang sapi adalah 712,25, pupuk kandang

puyuh 491,54, pupuk kandang kambing 412,13 dan tanpa pupuk kandang 46,17.

Pupuk kandang puyuh tidak berbeda dengan pupuk kandang kambing. Perlakuan

pupuk kandang sapi memberikan hasil 15 kali lebih banyak dibandingkan

perlakuan tanpa pupuk kandang atau kontrol.

Gambar 5. Rerata jumlah daun akibat perlakuan jenis pupuk kandang.

Jumlah daun terbaik akibat perlakuan pupuk kandang sapi. Serapan unsur

hara nitrogen perlakuan pupuk kandang sapi paling tinggi dibandingkan perlakuan

lainnya (Tabel 7). Serapan unsur hara nitrogen dari perlakuan pupuk kandang sapi

adalah 1,83%, pupuk kandang puyuh 1,50%, pupuk kandang kambing 0,90% dan

tanpa pupuk kandang 1,24%. Unsur hara nitrogen merupakan unsur hara

; a

; b

; b

; c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

32

penyusun asam amino, protein, asam nukleat, penyusun klorofil, membantu

pertumbuhan tanaman, peningkatan produksi biji dan buah serta meningkatkan

kualitas daun (Munawar, 2011). Klorofil adalah faktor penting dalam fotosintesis,

klorofil daun yang lebih banyak diharapkan dapat meningkatkan hasil fotosintesis.

Sesuai dengan pendapat Gardner (2008) bahwa tingginya unsur hara N akan

meningkatkan pertumbuhan di ujung tanaman.

Selain itu media tanam pada perlakuan pupuk kandang sapi mengandung

unsur kalium (K) paling tinggi dari pada perlakuan lainnya (Tabel 4). Unsur hara

K pupuk kandang sapi adalah 1.06%, pupuk kandang kambing 0,90%, pupuk

kandang puyuh 0,78% dan perlakuan tanpa pupuk kandang adalah 0,63%.

Unsur hara K bukanlah unsur hara penyusun jaringan tanaman, namun

pengaruh unsur hara K sangat berarti terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur hara

K dapat mengaktifkan enzim, mempengaruhi proses metabolik dalam sel,

mengatur proses buka tutup stomata, meningkatkan efisiensi pemupukan N,

mengatur translokasi hasil fotosintesis (Munawar, 2011). Lakitan (2011) lebih

menjelaskan bahwa kalium dapat mengaktifkan enzim yang esensial dalam proses

fotosintesis dan respirasi serta enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati.

Unsur hara K penting bagi tanaman. Proses buka tutup stomata yang

konsisten, penyerapan usur hara yang meningkat, lebih aktifnya enzim-emzim

pada proses fotosintesis diduga dapat meningkatkan hasil fotosintesis. Lancarnya

proses translokasi hasil fotosintesis ke bagian ujung tanaman akan merangsang

pertumbuhan atau pembelahan sel.

Fotosintat yang sampai ke ujung tanaman akan merangsang pembelahan

sel. Pembelahan sel di dekat permukaan apeks tajuk di ketiga lapisan terluar

merupakan tahap awal munculnya daun. Primordia daun yang berupa tonjolan

terbentuk setelah pertumbuhan sel anak karena pembelahan pada periklinal.

Selanjutnya terjadi pembelahan pada antiklinal yang akan memperluas primordia

(Salisbury dan Ross, 1991). Pembelahan sel akan terus terjadi sampai terbentuk

helain daun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

33

Gambar 6. Rerata jumlah daun akibat perlakuan berbagai dosis VAM.

Gambar 6 menunjukkan perlakuan dosis VAM yang tertinggi terhadap

rerata jumlah daun adalah VAM 5 g/tanaman yaitu 477,79, dan VAM 15

g/tanaman 464,58, diikuti oleh perlakuan tanpa VAM 397,67 dan VAM 10

g/tanaman 322,04. Perlakuan VAM 5 g/tanaman tidak berbeda nyata dengan

VAM 15 g/tanaman. Perlakuan tanpa VAM tidak berbeda nyata dengan VAM 10

g/tanaman. Penambahan VAM 5 g/tanaman saja sudah memberikan hasil yang

baik dari pada dosis yang lebih tinggi sehingga dapat menghemat penggunaan

VAM. Pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk kandang dan tanpa mikoriza) juga

terjadi infeksi pada akar sebanyak 13,6% (Lampiran 3).

3. Luas Daun

Luas daun merupakan salah satu faktor penting dalam penangkapan cahaya

untuk mendukung proses fotosintesis. Luas daun terbentuk karena terjadinya

proses pertumbuhan meristem lateral yang ada pada tepi daun yang masih muda

(Gardner, 2008). Interaksi perlakuan berbagai jenis pupuk kandang dan dosis

VAM berbeda nyata terharap luas daun.

Tabel 8 menunjukkan bahwa luas daun kombinasi perlakuan pupuk

kandang sapi dengan dosis 5 g/tanaman VAM adalah yang tertinggi. Nilai luas

daun tertinggi ke dua adalah kombinasi pupuk kandang sapi dan 15 g/tanaman

397,6; a

477,79; b

322,04; a

464,58; b

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

34

VAM berbeda tidak nyata dengan pupuk kandang sapi dan tanpa VAM pupuk

kandang kambing dan dosis 15 g/tanaman VAM serta pupuk kandang puyuh dan

5 g/tanaman VAM. Rerata luas daun terendah adalah pada kombinasi perlakuan

tanpa pupuk kandang dan 10 g/tanaman VAM.

Pengaruh VAM terhadap pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh banyak

faktor. Salah satunya adalah kandungan unsur hara di dalam tanah. Pada tanah

yang kandungan unsur haranya tinggi infeksi VAM akan berkurang dibandingkan

tanah yang unsur haranya lebih rendah (Handayanto and Hairiah 2009). Pendapat

ini di dukung oleh Sastrahidayat (2011) bahwa tanah yang kandungan N-nya

tinggi berdampak negatif terhadap perkembangan VAM. Begitu juga dengan

kandungan P yang tinggi akan menghambat kolonisasi VAM.

Tabel 8. Rerata luas daun akibat interakasi perlakuan jenis pupuk kandang dan

dosis VAM

Perlakuan Luas daun (cm)

Tanpa Pupuk kandang, tanpa VAM 882,60 ab

Tanpa Pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman 799,13 ab

Tanpa Pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman 396,36 a

Tanpa Pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman 699,54 ab

Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM 14.855,26 cde

Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman 20.427,94 efg

Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman 17.033,81 def

Pupuk kandang puyuh, VAM 15 g/tanaman 17.471,24 def

Pupuk kandang kambing, tanpa VAM 12.448,39 cd

Pupuk kandang kambing, VAM 5 g/tanaman 9.180,78 bc

Pupuk kandang kambing, VAM 10 g/tanaman 12.178,77 cd

Pupuk kandang kambing, VAM 15 g/tanaman 23.046,35 fg

Pupuk kandang sapi, tanpa VAM 22.878,76 fg

Pupuk kandang sapi, VAM 5 g/tanaman 30.892,76 h

Pupuk kandang sapi, VAM 10 g/tanaman 13.490,85 cde

Pupuk kandang sapi, VAM 15 g/tanaman 25.924,22 g Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang nyata pada DMRT 5%.

Perbedaan jumlah unsur hara N, P, K pada tanah, dan pupuk kandang

menjadi penyebab kombinasi perlakuan terbaik adalah perlakuan pupuk kandang

sapi dan 5 g/tanaman VAM. Hasil analisis unsur hara pada tanah dan pupuk

kandang dapat dilihat pada Tabel 9. Tingginya unsur hara N pada pupuk kandang

kambing mengakibatkan pengaruhnya lebih kecil dari pada perlakuan pupuk

kandang sapi dan VAM 5 g/tanaman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

35

Perbedaan kandungan unsur hara P pada media tanam juga menjadi

penyebab lebih tingginya pengaruh mikoriza pada pupuk kandang sapi. Tingginya

unsur hara P pada pupuk kandang puyuh menjadi penghalang pengaruh positif

mikoriza terhadap tanaman.

Tabel 9. Unsur hara N, P dan K pada tanah dan pupuk kandang

No Sampel N (%) P (%) K (%)

1 Tanah 0,56 0,46 0,63

2 Pupuk kandang puyuh 0,57 1,77 0,78

3 Pupuk kandang kambing 0,70 0,45 0,90

4 Pupuk kandang sapi 0,60 0,74 1,06

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, UNS.

Unsur hara K mempengaruhi pertumbuhan tanaman jahe emprit. Unsur

hara K media tanam pupuk kandang sapi (1.06%) lebih tinggi dari pada perlakuan

lainnya. Kandungan unsur hara K pada media tanam dapat dilihat pada Tabel 4.

Serapan unsur hara K pada tanaman kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan

5 g/tanaman VAM tinggi (4,31%). Unsur hara K akan mempengaruhi enzim

esensial pada fotosinstesis (Lakitan, 2011), mempengaruhi proses metabolik

dalam sel, mengatur proses buka tutup stomata, meningkatkan efisiensi

pemupukan N (Munawar, 2011). Fungsi unsur hara K yang penting diduga dapat

meningkatkan hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis akan dimanfaatkan oleh daun

dan sebagian yang lain akan ditranslokasikan ke organ tanaman lainnya. Semakin

tinggi hasil fotosintesis akan mendukung petumbuhan daun sehingga menjadi

lebih luas. Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan bahwa luas daun ditentukan

oleh pembagian fotosintat ke bagian daun dan efisiensi pembentukan luas daun

per satuan karbohidrat yang tersedia. Pada awal pertumbuhan luas daun lebih

kecil karena keterbatasan pembesaran dan pembelahan sel dan meningkat pada

masa pertumbuhan, namun akan menurun pada akhir pertmbuhan.

4. Jumlah Anakan

Interaksi antara perlakuan berbagai jenis pupuk kandang dan dosis VAM

berbeda tidak nyata terhadap jumlah anakan. Perlakuan jenis pupuk kandang

berbeda nyata terhadap jumlah anakan. Perlakuan berbagai dosis VAM berbeda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

36

tidak nyata terhadap jumlah anakan. Tidak terjadinya interaksi antara kombinasi

perlakuan dan perlakuan VAM menunjukkan tingginya pengaruh dominan dari

perlakuan pupuk kandang.

Gambar 7 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang terbaik adalah

pupuk kandang sapi (62 anakan). Perlakuan pupuk kandang puyuh (43 anakan)

berbeda tidak nyata dengan pupuk kandang kambing (38 anakan). Perlakuan tanpa

pupuk kandang memberikan jumlah anakan terendah yaitu 7 anakan. Perlakuan

pupuk kandang sapi meningkatkan jumlah anakan 9 kali lebih banyak

dibandingkan tanpa pupuk kandang/kontrol.

Anakan merupakan percabangan yang horizontal pada tanaman rizom.

Anakan pada jahe tumbuh dari pangkal batang (pelepah daun). Apabila terdapat

air dalam jumlah yang cukup maka akan terbentuk tunas baru (Bermawie dan

Purwiyanti, 2011). Selama budidaya air bukanlah faktor pembatas pertumbuhan

tanaman. Apabila tidak ada hujan maka tanaman disiram dengan sumber air dari

sumur.

Gambar 7. Rerata jumlah anakan akibat perlakuan jenis pupuk kandang.

Jumlah anakan pada perlakuan pupuk kandang sapi lebih banyak

dibandingkan perlakuan lainnya. Serapan unsur hara N pada tanaman (Tabel 7)

perlakuan pupuk kandang sapi lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Serapan

unsur hara N pada perlakuan pupuk kandang sapi adalah 1,83%, pupuk kandang

puyuh 1,50%, pupuk kandang kambing 0,90% dan perlakuan tanpa pupuk

7; a

43; b

38; b

62; c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

37

kandang adalah 1,24%. Unsur hara N berfungsi sebagai pembentuk asam amino,

enzim, protein, klorofil (Munawar, 2011), hormon sitokinin dan auxin (Lakitan,

2011). Tingginya unsur hara N diduga klorofil yang terbentuk lebih banyak,

sehingga hasil fotosintesis juga lebih tinggi.

Unsur hara N dan K saling mendukung dalam pembentukan anakan jahe

emprit. Serapan unsur hara K pada perlakuan pupuk kandang sapi ke dua tertinggi

setelah perlakuan pupuk kandang puyuh. Serapan unsur hara K pada perlakuan

pupuk kandang puyuh adalah 3,66%, pupuk kandang sapi adalah 2,93%, pupuk

kandang kambing 2,35% dan tanpa pupuk kandang adalah 2,06%.

Tingginya hasil fotosintesis akibat tingginya serapan unsur hara N dan K

pada tanaman. Serapan unsur hara K pada perlakuan pupuk kandang sapi,

walaupun yang ke dua tertinggi, tetapi masih mampu menghasilkan jumlah

anakan tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Pada penelitian Borthakur et al., (2011) menyatakan bahwa penggunaan

mulsa dan pupuk hayati Azospirillum meningkatkan kandungan unsur hara kalium

pada tanah dan serapannya pada tanaman. Tingginya kalium memberikan

pertumbuhan tanaman dan hasil yang lebih baik daripada perlakuan kontrol.

Jumlah anakan jahe emprit yang terbaik adalah akibat perlakuan mulsa jerami,

yaitu pada umur 150 hari menghasilkan 13 anakan.

5. Diameter Batang

Interaksi berbagai jenis pupuk kandang dan dosis VAM berbeda tidak

nyata terhadap diameter batang jahe emprit. Perlakuan berbagai jenis pupuk

kandang berbeda nyata terhadap diameter batang jahe emprit. Perlakuan berbagai

dosis VAM berbeda tidak nyata terhadap diameter batang jahe emprit. Perlakuan

pupuk kandang memberikan pengaruh yang lebih dominan daripada interaksi

perlakuan dan perlakuan VAM.

Gambar 8 menunjukkan bahwa diameter batang tanaman jahe akibat

perlakuan antara pupuk kandang puyuh (9,17 mm), pupuk kandang kambing (9,48

mm) dan pupuk kandang sapi (9,81 mm) tidak berbeda secara nyata, namun

berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk kandang (7,21 mm).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

38

Perkembangan diameter tanaman pada perlakuan tanpa pupuk kandang

(kontrol) lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Unsur hara

perlakuan tanpa pupuk kandang pada media sebelum tanam rendah dibandingkan

perlakuan yang lain. Unsur hara media sebelum tanam dapat dilihat pada Tabel 4.

Gambar 8. Rerata diameter batang akibat perlakuan jenis pupuk kandang.

Ketersediaan unsur hara sebelum tanam, bahan organik dan C/N ratio akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bahan organik pada tanah sangat kecil

dibandingkan pupuk kandang. Bahan organik pada tanah, pupuk kandang dan

media sebelum tanam dapat dilihat pada Tabel 10. Pada media tanam penambahan

sekam mengakibatkan bahan organik pada tanah menjadi paling tinggi. Proses

dekomposisi bahan organik sangat ditentukan oleh C/N rasio. C/N rasio (Tabel 6)

perlakuan tanpa pupuk kandang adalah 27,30%, perlakuan pupuk kandang puyuh

22,44%, perlakuan pupuk kandang kambing 14,36% dan perlakuan pupuk

kandang sapi adalah 20,43%. Pada perlakuan tanpa pupuk kandang (kontrol)

bahan organik tertinggi dan C/N rasio juga tinggi. Menurut Setyorini, et al. (2010)

semakin tinggi C/N rasio bahan organik maka proses pengomposan membutuhkan

waktu yang lebih lama. Proses dekomposisi yang lambat, mempengaruhi

ketersediaan unsur hara tanaman. Unsur hara yang terbatas menghasilkan

pertumbuhan tanaman yang lambat, diantaranya jumlah daun yang sedikit dan

daun yang lebih kecil.

7,21; a

9,17; b

9,48; b 9,81; b

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

39

Jumlah dan luas daun yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis

memperngaruhi pertumbuhan tanaman. Hasil fotosintesis yang tinggi dan

kelancaran proses translokasinya ke organ tanaman yang lainnya, menjadi penentu

pertumbuhan tanaman. Diameter batang merupakan pertumbuhan sekunder juga

ditentukan oleh hasil fotosintesis. Menurut Gardner (2008) pertambahan diameter

batang disebabkan oleh meristem lateral yang menghasilkan sel-sel baru.

Kambium vascular adalah meristem lateral yang khusus memberntuk pembuluh

xilem dan floem. Pertambahan ukuran pembuluh xilem dan floem akan

menghasilkan diameter batang yang lebih besar.

Tabel 10. Hasil analisa bahan organik pada tanah, pupuk kandang dan media

sebelum tanam

No Sampel Bahan organik (%)

1 Tanah 26,36

2 Pupuk kandang puyuh 22,05

3 Pupuk kandang kambing 17,32

4 Pupuk kandang sapi 21,14

5 Tanah, sekam 2,44

6 Tanah, sekam, pupuk kandang puyuh 23,54

7 Tanah, sekam, pupuk kandang kambing 26,86

8 Tanah, sekam, pupuk kandang sapi 26,11

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, UNS.

6. Berat Segar Brangkasan Tanaman

Berat segar brangkasan tanaman merupakan gabungan dari berat batang,

akar dan daun tanaman setelah panen. Interaksi berbagai jenis pupuk kandang dan

dosis VAM berbeda tidak nyata terhadap berat segar brangkasan tanaman.

Perlakuan berbagai jenis pupuk kandang berbeda nyata terhadap berat segar

brangkasan tanaman. Perlakuan berbagai dosis VAM berbeda tidak nyata terhadap

berat segar brangkasan tanaman. Perlakuan pupuk kandang memberikan pengaruh

yang terlalu dominan terhadap tanaman sehingga tidak terjadi interaksi antara

kombinasi perlakuan dan perlakuan VAM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

40

Berat segar brangkasan tanaman dipengaruhi oleh jenis pupuk kandang

yang digunakan (Gambar 9). Pupuk kandang yang memberikan berat segar

brangkasan tertinggi adalah perlakuan pupuk kandang sapi (853,54 g), dan

perlakun pupuk kandang puyuh (746,67 g), diikuti oleh pupuk kandang kambing

(461,67 g) dan tanpa penggunaan pupuk kandang (36,04 g). Perlakuan pupuk

kandang sapi dan pupuk kandang puyuh berbeda tidak nyata terhadap berat segar

brangkasan tanaman. Perlakuan pupuk kandang sapi menghasilkan berat

brangkasan 24 kali lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanpa pupuk kandang atau

kontrol.

Gambar 9. Rerata berat segar brangkasan akibat perlakuan jenis pupuk kandang.

Perbedaan berat segar brangkasan disebabkan oleh kemampuan organ

daun dalam menghasilkan fotosintat. Kemampuan daun tersebut ditentukan oleh

produktifitas satuan luas daun dan total luas daun (Sitompul dan Guritno, 1995).

Luas daun yang dihasilkan oleh perlakuan pupuk kandang sapi paling tinggi,

diikuti oleh perlakuan pupuk kandang puyuh, perlakuan pupuk kandang kambing

dan tanpa perlakuan pupuk kandang. Hasil fotosintesis perlakuan pupuk kandang

sapi diduga tinggi dan proses translokasi hasil fotosintesis lancar karena

kandungan unsur hara K tinggi dan akan memacu proses fotosintesis selanjutnya.

Hasil fotosintesis yang tinggi akan mendukung pertumbuhan tanaman dan berat

segar tanaman.

; 36,04; a

746,67; c

461,67; b

853,54; c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

41

Perlakuan VAM tidak berbeda nyata terhadap berat segar brangkasan

tanaman. Hal ini karena VAM tidak mampu memberikan tinggi tanaman, jumlah

anakan dan diameter batang yang lebih tinggi. Padahal ketiga variabel tersebut

merupakan penentu terhadap berat segar tanaman.

7. Berat Kering Brangkasan Tanaman

Berat kering brangkasan tanaman diperoleh dengan mengeringkan

brangkasan segar pada suhu 80oC sampai beratnya konstan. Interaksi berbagai

jenis pupuk kandang dan dosis VAM berbeda tidak nyata terhadap berat kering

brangkasan tanaman. Perlakuan jenis pupuk kandang berbeda nyata terhadap berat

kering brangkasan tanaman. Perlakuan berbagai dosis VAM berbeda nyata

terhadap berat kering brangkasan tanaman.

Gambar 10. Rerata berat kering brangkasan akibat perlakuan

jenis pupuk kandang.

Berat kering brangkasan tanaman dipengaruhi oleh perlakuan jenis pupuk

kandang. Gambar 10 menunjukkan pupuk kandang terbaik terhadap berat kering

brangkasan tanaman adalah pupuk kandang sapi (115,89 g), diikuti oleh pupuk

kandang puyuh (92,39 g), pupuk kandang kambing (64,49 g) dan terendah adalah

tanpa penggunaan pupuk kandang (5,40 g). Berat kering brangkasan yang terbaik

berbeda dengan berat segar brangkasan. Pada berat segar brangasan perlakuan

pupuk kandang sapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk kandang puyuh.

5,40; a

92,39; c

64,49; b

115,89; d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

42

Pada berat brangkasan kering yang terbaik adalah hanya perlakuan pupuk

kandang sapi. Kandungan air pada brangkasan segar tidak sama antara kedua

perlakuan. Brangkasan pada perlakuan pupuk kandang puyuh mengandung air

lebih banyak dibandingkan perlakuan pupuk kandang sapi.

Gambar 11. Rerata berat kering brangkasan akibat perlakuan dosis VAM.

Gambar 11 menunjukkan bahwa berat kering berangkasan tanaman

dipengaruhi oleh perlakuan berbagai dosis VAM. Perlakuan dosis VAM

5 g/tanaman (84,56 g) berbeda tidak nyata dengan dosis VAM 15 g/tanaman

(76,29 g). Perlakuan tanpa VAM (63,28 g) berbeda tidak nyata dengan dosis

VAM 10 g/tanaman (54,04). Penggunaan VAM 5 g/tanaman saja sudah

memberikan hasil yang baik, sehingga tidak diperlukan penambahan VAM pada

dosis yang lebih tinggi.

B. Hasil Jahe Emprit

1. Berat Segar Rimpang

Hasil jahe emprit yang bernilai ekonomi tinggi adalah bagian rimpang.

Pembentukan rimpang tidak terlepas dari proses pertumbuhan tanaman. Berat

segar rimpang dihitung setelah rimpang dibersihkan dari tanah, akar dan korotan

lainnya. Interkasi antara perlakuan berbagai jenis pupuk kandang dan dosis VAM

berbeda nyata terhadap berat segar rimpang.

63,28; a

84,56; b

54,04; a

76,29; b

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

43

Tabel 11. Rerata berat segar rimpang akibat interakasi perlakuan berbagai jenis

pupuk kandang dan dosis VAM

Perlakuan Berat segar rimpang

(g)

Tanpa pupuk kandang, tanpa VAM 61,67 a

Tanpa pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman 43,33 a

Tanpa pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman 58,33 a

Tanpa pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman 62,50 a

Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM 358,33 bcde

Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman 369,17 bcde

Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman 327,50 bcd

Pupuk kandang puyuh, VAM 15 g/tanaman 277,50 abc

Pupuk kandang kambing, tanpa VAM 226,67 abc

Pupuk kandang kambing, VAM 5 g/tanaman 198,33 ab

Pupuk kandang kambing, VAM 10 g/tanaman 180,83 ab

Pupuk kandang kambing, VAM 15 g/tanaman 446,67 de

Pupuk kandang sapi, tanpa VAM 590,00 e

Pupuk kandang sapi, VAM 5 g/tanaman 852,50 f

Pupuk kandang sapi, VAM 10 g/tanaman 440,83 cde

Pupuk kandang sapi, VAM 15 g/tanaman 560,83 e Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang nyata pada DMRT 5%.

Tabel 11 menunjukkan berat segar rimpang tertinggi diperoleh dari

kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan dosis VAM 5 g/tanaman (852,50 g).

Kombinasi perlakuan kedua tertinggi adalah pupuk kandang sapi dan tanpa VAM

(590,00 g), berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi

dan VAM 15 g/tanaman (560,83 g), kombinasi perlakuan pupuk kandang

kambing dan VAM 15 g/tanaman (446,67 g), kombinasi perlakuan pupuk

kandang sapi dan VAM 10 g/tanaman (440,83 g), kombinasi pupuk kandang

puyuh dan VAM 5 g/tanaman (369,17 g) serta kombinasi pupuk kandang puyuh

dan tanpa VAM (358,33 g). Rerata berat segar rimpang yang terendah adalah pada

kombinasi perlakuan tanpa pupuk kandang dan 5 g/tanaman VAM (43,33 g).

Kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan VAM 5 g/tanaman

menghasilkan berat segar rimpang yang terbaik. Berat segar rimpang sangat

didukung oleh daun sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Semakin banyak daun,

semakin luas daun diharapkan dapat menghasilkan fotosintat yang semakin tinggi.

Pada kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan VAM 5 g/tanaman

menghasilkan luas daun tertinggi dari pada perlakuan lainnya. Fotosintat yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

44

dihasilkan diduga lebih tinggi dan menghasilkan berat segar rimpang yang

tertinggi. Kelancaran translokasi hasil fotosintesis dari fungsi unsur hara K juga

akan memacu proses fotosintesis selanjutnya. Raharjo (2012) telah membuktikan

bahwa budidaya jahe dengan penemuhan unsur hara K dapat meningkatkan tinggi

tanaman, berat kering batang dan daun serta berat segar rimpang. Terjadinya

interaksi antara perlakuan membuktikan bahwa VAM adalah mikroorganisme

yang potensial dalam meningkatkan berat segar rimpang. Hasil penelitian ini

sesuai dengan pendapat Wahyuno (2011) bahwa VAM adalah mikroorganisme

yang potensial dalam meningkatkan berat segar dan berat kering rimpang jahe

emprit.

Analisa usaha pada kombinasi perlakuan tertinggi terhadap berat segar

rimpang yaitu pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM. Hasil analisa usaha

diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp. 1.087.500,-. Analisa usaha juga

dilakukan terhadap budidaya menggunakan pupuk kimia sintetis sesuai SOP dari

Balittro, 2013. Hasil analisa usaha diperoleh pendapatan bersih sebesar

Rp. 660.800,-. Berdasarkan kedua analisa usaha tersebut, budidaya jahe emprit

dengan menggunakan pupuk kandang dan VAM lebih menguntungkan daripada

budidaya menggunakan pupuk kimia sintetis. Input pada budidaya jahe emprit

menggunakan pupuk organik lebih besar dan mampu menghasilkan berat segar

rimpang 2 kali lebih besar dibandingkan budidaya menggunakan pupuk kimia

sintetis.

2. Berat Kering Rimpang

Berat kering rimpang diperoleh dari rimpang segar yang dikeringkan

dengan menggunakan cahaya matahari sampai kadar air ± 10-12%. Interkasi

berbagai jenis pupuk kandang dan dosis VAM berbeda nyata terhadap berat

kering rimpang.

Tabel 12 menunjukkan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan

VAM 5 g/tanaman memberikan berat kering rimpang tertinggi (105,58 g).

Kombinasi perlakuan tertinggi kedua adalah pupuk kandang sapi dan tanpa VAM

(74,83 g) berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

45

dan VAM 15 g/tanaman (69,72 g). Rerata berat kering rimpang terendah adalah

pada kombinasi perlakuan tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM (8,57 g).

Kombinasi perlakuan berat kering rimpang jahe yang terbaik sama dengan

berat segar rimpang, namun berbeda dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan

oleh faktor kadar air yang berbeda pada rimpang. Semakin banyak kadar air yang

dikandung oleh rimpang maka berat kering rimpang akan semakin menurun.

Tabel 12. Rerata berat kering rimpang akibat interakasi perlakuan berbagai jenis

pupuk kandang dan dosis VAM

Perlakuan Berat kering rimpang (g)

Tanpa pupuk kandang, tanpa VAM 8,57 a

Tanpa pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman 8,80 a

Tanpa pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman 10,23 a

Tanpa pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman 10,13 a

Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM 43,92 de

Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman 50,07 e

Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman 37,33 cde

Pupuk kandang puyuh, VAM 15 g/tanaman 23,11 abc

Pupuk kandang kambing, tanpa VAM 27,77 bcd

Pupuk kandang kambing, VAM 5 g/tanaman 25,68 abc

Pupuk kandang kambing, VAM 10 g/tanaman 21,43 abc

Pupuk kandang kambing, VAM 15 g/tanaman 52,85 e

Pupuk kandang sapi, tanpa VAM 74,83 f

Pupuk kandang sapi, VAM 5 g/tanaman 105,58 g

Pupuk kandang sapi, VAM 10 g/tanaman 53,65 e

Pupuk kandang sapi, VAM 15 g/tanaman 69,72 f Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang nyata pada DMRT 5%.

Hipotesis hasil adalah pupuk kandang puyuh menghasilkan rimpang yang

tertinggi dan dosis 10 g/tanaman VAM memberikan hasil yang tertinggi.

Hipotesis ditolak karena unsur hara pupuk kandang sapi yang digunakan lebih

tinggi daripada pupuk kandang puyuh. Unsur hara pupuk kandang sapi yang lebih

tinggi yaitu unsur hara N (0,60%) dan unsur hara K (1,06%). Hipotesis dosis

VAM ditolak karena perlakuan 5 g/tanaman VAM menghasilkan pertumbuhan

dan hasil yang lebih baik.

Pengeringan rimpang jahe emprit menghasilkan simplisia jahe emprit. Ini

merupakan salah satu pengolahan rimpang menjadi bahan baku untuk pengolahan

selanjutnya. Simplisia jahe dapat diolah lebih lanjut untuk diambil kandungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

46

bahan aktifnya. Simplisia jahe emprit dapat diektrak menghasilkan oleoresin dan

gingerol jahe emprit. Simplisia juga dapat disuling sehingga menghasilkan

minyak atsiri jahe emprit.

C. Kandungan Bahan Aktif Rimpang Jahe Emprit

1. Oleoresin

Oleoresin adalah bahan aktif dari rimpang jahe yang terdiri dari minyak

menguap (minyak atsiri) dan minyak tidak menguap (resin). Oleoresin diperoleh

dengan mengekstrak rimpang jahe kering (simplisia) dengan pelarut etanol. Tabel

13 menunjukkan kandungan oleoresin rimpang jahe akibat perlakuan berbagai

jenis pupuk kandang dan dosis VAM. Persentase oleoresin tertinggi yaitu pada

perlakuan tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM (kontrol) yaitu 10,49%, diikuti

oleh kombinasi perlakuan tanpa pupuk kandang dan VAM 5 g/tanaman (9,31%),

selanjutnya kombinasi perlakuan pupuk kandang kambing dan 15 g/tanaman

VAM. Kadar Oleoresin terendah adalah pada kombinasi perlakuan pupuk

kandang kambing dan 5 g/tanaman VAM (1,74%).

Tabel 13. Hasil oleoresin rimpang jahe akibat interakasi perlakuan berbagai jenis

pupuk kandang dan dosis VAM

Perlakuan Oleore

sin (%)

Berat

kering rim

pang (g)

Total

oleore

sin (g)

Tanpa Pupuk kandang, tanpa VAM 10,49 8,57 0,89

Tanpa Pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman 9,31 8,80 0,81

Tanpa Pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman 8,03 10,23 0,82

Tanpa Pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman 8,65 10,13 0,87

Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM 6,21 43,92 2,72

Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman 7,6 50,07 3,80

Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman 5,67 37,33 2,11

Pupuk kandang puyuh, VAM 15 g/tanaman 6,65 23,11 1,53

Pupuk kandang kambing, tanpa VAM 2,34 27,77 0,64

Pupuk kandang kambing, VAM 5 g/tanaman 1,74 25,68 0,44

Pupuk kandang kambing, VAM 10 g/tanaman 3,3 21,43 0,70

Pupuk kandang kambing, VAM 15 g/tanaman 8,9 52,85 4,70

Pupuk kandang sapi, tanpa VAM 7,53 74,83 5,63

Pupuk kandang sapi, VAM 5 g/tanaman 5,69 105,58 6,00

Pupuk kandang sapi, VAM 10 g/tanaman 6,63 53,65 3,55

Pupuk kandang sapi, VAM 15 g/tanaman 6,35 69,72 4,42 Ket: hasil analisis Laboratorium Uji Balittro.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

47

Kadar oleoresin yang dihasilkan pada penelitian ini antara 2,34-10,89.

Kadar oleoresin jahe emprit menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013) adalah

2,39-8,87%. Apabila dibandingkan maka kadar oleoresin yang diperoleh sesuai

dengan pendapat Setyaningrum dan Saparinto, bahkan ada yang lebih tinggi.

Derajat keasaman (pH) media tanam mempengaruhi penyerapan unsur hara

dan kadar oleoresin bagi jahe emprit. Nilai pH media yang cocok untuk

pertumbuhan jahe emprit adalah 6,8-7,4. Nilai pH pada media sebelum tanam

dapat dilihat pada Tabel 14. Pada perlakuan tanpa pupuk kandang pH media jauh

dibawah pH yang dikehendaki oleh jahe emprit (5,76). Semakin rendah nilai pH

menunjukkan bahwa tingkat keasaman tanah lebih tinggi. Pada kondisi asam

akan terjadi keterbatasan ketersediaan hara bagi tanaman, terutama unsur hara P

akan terikat oleh Fe dan Al (Munawar, 2011). Pada keterbatasan tersebut maka

tanaman jahe emprit berusaha memenuhi unsur hara P dengan cara menghasilkan

senyawa tertentu yang disebut dengan metabolik sekunder. Peningkatan

kandungan metabolik sekunder, meningkatkan kandungan bahan aktif jahe

khususnya pada oleoresin.

Tabel 14. Hasil analisa pH media sebelum tanam

No Perlakuan pH

1 Tanah, Sekam 5,76

2 Tanah, Sekam, Pupuk kandang puyuh 6,66

3 Tanah, Sekam, Pupuk kandang kambing 6,69

4 Tanah, Sekam, Pupuk Kandang Sapi 6,76

Ket: Hasil analisa Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, UNS.

Persentase oleoresin tertinggi pada perlakuan tanpa pupuk kandang dan

tanpa VAM karena perkembangan tanaman terbatas. Tanaman hanya mampu

mengahasilkan rimpang dalam jumlah sedikit. Pada umur sembilan bulan (panen)

batang dan daun tanaman pada perlakuan tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM

sudah banyak yang mengering atau sudah tua dan tidak ada lagi munculnya

anakan baru. Pada perlakuan pupuk kandang pertumbuhan vegetatif tanaman

masih terus meningkat. Batang yang kering diikuti dengan munculnya anakan

baru dan daun yang baru. Dapat disimpulkan bahwa tanaman pada perlakuan

tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM sudah tua dan waktunya panen, sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

48

tanaman pada perlakuan pupuk kandang masih muda dan jika terus dibiarkan

sampai tua diduga kandungan bahan aktif akan terus meningkat.

Total oleoresin yang tertinggi adalah pada perlakuan pupuk kandang sapi

dan 5 g/tanaman VAM. Total oleoresin terendah adalah pada perlakuan pupuk

kandang kambing dan 5 g/tanaman VAM. Total oleoresin yang dihasilkan pada

perlakuan pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM mampu meningkatkan

oleoresin 6,7 kali dibandingkan perlakuan kontrol. Hasil yang diperoleh sesuai

dengan pendapat Silva et al, (2008) inokulasi VAM pada tanaman jahe dapat

meningkatkan kandungan oleoresin 2-4 kali dari control.

Kadar oleoresin dipengaruhi oleh agroklimat tempat tumbuhnya jahe emprit.

Selama budidaya suhu berkisar antara 30-36oC, kelembaban (RH) 40-71% dan

6 bulan basah dan 3 bulan kering. Naungan yang digunakan adalah 55%. Kelas

tanah berdasarkan tekstur adalah liat. Suhu selama budidaya melebihi dari suhu

optimum untuk budidaya jahe, padahal sudah didalam rumah paranet. Jika suhu

36oC daun tanaman jahe ada yang mengering. Sesuai dengan pendapat Mulyono

(2002) Suhu optimum adalah 30-35oC dan pada suhu 36

oC daun tanaman akan

mengaring.

2. Gingerol

Gingerol merupakan senyawa utama yang ada di dalam oleoresin.

Gingerol dianalisis setelah analisis oleoresin. Pada Tabel 15 kadar gingerol dari

oleoresin yang tertinggi adalah pada kombinasi perlakuan pupuk kandang puyuh

dan 5 g/tanaman VAM (8,71%). Diikuti oleh kombinasi perlakuan pupuk kandang

sapi tanpa VAM (7,97%) dan kombinasi perlakuan pupuk kandang puyuh dan

tanpa VAM (7,38%). Kadar gingerol terendah adalah pada kombinasi perlakuan

pupuk kandang sapi dan VAM 15 g/tanaman (5,33%).

Menurut Hernani dan Winarti (2011) gingerol merupakan senyawa yang

tidak stabil. Konsentrasi gingerol akan menurun setelah pemanasan. Pada proses

pemanasan gingerol akan terkonversi menjadi shogaol dan zingiron. Pada

simplisia jahe (jahe kering) gingerol akan menurun konsentrasinya dan shogaol

akan meningkat. Gingerol adalah sumber rasa pedas pada jahe, namun shogaol

lebih pedas. Zingiron adalah senyawa yang tidak terlalu pedas dan juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

49

menambahkan rasa manis. Apabila bahan baku analisis gingerol dari rimpang

segar, besar kemungkinan akan memperoleh gingerol lebih tinggi.

Pengeringan sangat besar pengaruhnya terhadap kandungan gingerol jahe

emprit. Pengeringan rimpang jahe pada suhu 55oC selama 11 jam akan

menghasilkan kadar air ± 11% dengan kadar gingerol 18,18 mg/g atau 1,881%

(Hernani dan Wianrti, 2011). Kadar gingerol yang dihasilkan ada yang lebih

tinggi daripada hasil penelitian Hernani dan Winarti. Bahan baku untuk analisis

gingerol dikeringkan menggunakan cahaya matahari pada suhu yang tidak

mencapai 55oC. Semakin tinggi suhu pengeringan maka kandungan gingerol

semakin menurun.

Tabel 15. Hasil analisis kandungan gingerol dari oleoresin jahe akibat interakasi

perlakuan berbagai jenis pupuk kandang dan dosis VAM

Perlakuan Gingerol

(%)

Berat

kering

rimpang

(g)

Total

gingerol

(g)

Tanpa Pupuk kandang, tanpa VAM 5,81 8,57 0,49

Tanpa Pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman 5,9 8,80 0,51

Tanpa Pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman 7,16 10,23 0,73

Tanpa Pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman 6,13 10,13 0,62

Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM 7,38 43,92 3,24

Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman 8,71 50,07 4,36

Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman 6,35 37,33 2,37

Pupuk kandang puyuh, VAM 15 g/tanaman 5,76 23,11 1,33

Pupuk kandang kambing, tanpa VAM 5,81 27,77 1,61

Pupuk kandang kambing, VAM 5 g/tanaman 5,9 25,68 1,51

Pupuk kandang kambing, VAM 10 g/tanaman 7,16 21,43 1,53

Pupuk kandang kambing, VAM 15 g/tanaman 6,13 52,85 3,23

Pupuk kandang sapi, tanpa VAM 7,97 74,83 5,96

Pupuk kandang sapi, VAM 5 g/tanaman 7,33 105,58 7,73

Pupuk kandang sapi, VAM 10 g/tanaman 6,57 53,65 3,52

Pupuk kandang sapi, VAM 15 g/tanaman 5,33 69,72 3,71 Ket: hasil analisis Laboratorium Uji Balittro.

Kadar gingerol tertinggi adalah pada perlakuan pupuk kandang puyuh dan

5 g/tanaman VAM. Apabila dikalikan antara kadar gingerol dengan berat kering

rimpang maka akan diperoleh total gingerol. Total gingerol tertinggi adalah pada

perlakuan pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM. Total gingerol tertinggi

kedua adalah pada perlakuan pupuk kandang sapi dan tanpa VAM. Total gingerol

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

50

terendah adalah pada perlakuan tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM. Perlakuan

pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM mampu meningkatkan total oleoresin

15,5 kali dari perlakuan tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM.

Kandungan gingerol akan menjadi penentu terhadap khasiat jahe. Semakin

tinggi kandungan gingerol khasiat jahenya akan lebih baik. Gingerol berkhasiat

mengobati asma, diare dan mual sekunder (Ahui et al.2013), mual pada ibu hamil

(Rahingtyas, 2008), dan memperlancar sirkulasi darah (Shih et al. 2014).

3. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah bagian dari bahan aktif jahe yang menghasilkan

aroma khas pada jahe. Perlakuan dosis mikoriza mempengaruhi kadar minyak

atsiri yang dihasilkan oleh tanaman jahe emprit. Kadar minyak atsiri tertinggi

adalah perlakuan VAM 10 g/tanaman, diikuti oleh VAM 15 g/tanaman, VAM 5

g/tanaman, dan terendah adalah tanpa perlakuan VAM. Perlakuan mikoriza 10

g/tanaman dapat meningkatkan kandungan minyak atsiri 1,5 kali dari perlakuan

kontrol. Penambahan VAM 10 g/tanaman dapat meningkatkan kandungan bahan

aktif rimpang jahe emprit yaitu kadar minyak atsiri. Apabila kadar minyak atsiri

dikalikan dengan berat kering rimpang maka diperoleh total minyak atsiri. Total

minyak atsiri tertinggi adalah perlakuan VAM 15 g/tanaman, diikuti oleh VAM 5

g/tanaman, VAM 10 g/tanaman dan tanpa VAM. Semakin tinggi dosis VAM

maka semakin tinggi minyak atsiri yang dihasilkan.

Tabel 16. Hasil analisis kandungan minyak atsiri simplisia jahe emprit akibat

perlakuan dosis VAM

Perlakuan Minyak atsiri

(%)

Berat kering

rimpang (g)

Total minyak

atsiri (g)

Tanpa VAM 0,86 38,77 33,34

VAM 5 g/tanaman 0,91 47,53 43,25

VAM 10 g/tanaman 1,25 30,66 38,32

VAM 15 g/tanaman 1,17 38,95 45,57 Ket: hasil analisis Laboratorium Uji Balittro.

Kadar minyak atsiri rendah karena berasal dari rimpang kering. Menurut

Supriyanto dan Cahyono (2012) bahwa kadar minyak atsiri dari rimpang

kering/simplisia jahe lebih rendah dibandingkan rimpang segar. Kadar minyak

atsiri jahe segar adalah 3,71% dan simplisia jahe menghasilkan minyak atsiri

0,94%. Kadar minyak atsiri pada perlakuan VAM 10 g/tanaman dan VAM 15

g/tanaman lebih tinggi dari pada pendapat Supriyanto dan Cahyono (2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian pemanfaatan berbagai jenis pupuk kandang dan

berbagai dosis VAM adalah:

1. Pertumbuhan tanaman yang tertinggi adalah pada pupuk kandang sapi dan

dosis VAM 5 g/tanaman, baik interaksi maupun masing-masing perlakuan.

Kombinasi perlakuan yang tertinggi terhadap luas daun adalah pupuk

kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM (30.892,76 cm2). Perlakuan pupuk

kandang sapi tertinggi terhadap tinggi tanaman (131,96 cm); jumlah daun

(712,25); jumlah anakan (62); diameter batang (9,81); berat segar brangkasan

(853,54 g); berat kering brangkasan (115,89 g). Perlakuan dosis VAM

5 g/tanaman VAM tertinggi terhadap jumlah daun (477,79) dan berat kering

brangkasan (84,56).

2. Berat segar dan kering rimpang tertinggi pada kombinasi perlakuan pupuk

kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM. Rerata berat segar rimpang tertinggi

adalah 852,50 g. Rerata berat kering rimpang jahe emprit tertinggi adalah

105,58 g.

3. Persentase oleoresin tertinggi yaitu pada perlakuan tanpa pupuk kandang dan

tanpa VAM yaitu 10,49%, namun total oleoresin tertinggi dihasilkan pada

kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM (6,00 g).

Persentase gingerol tertinggi adalah pada kombinasi perlakuan pupuk

kandang puyuh dan 5 g/tanaman VAM, namun total gingerol tertinggi pada

kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman VAM (7,73 g).

Persentase minyak atsiri tertinggi pada perlakuan 10 g/tanaman VAM yaitu

1,25%. Total minyak atsiri tertinggi adalah pada perlakuan VAM 15

g/tanaman (45,57 g).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

52

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini saran untuk penelitian selanjutnya

adalah:

1. Pada media sebelum tanam sudah terdapat spora. Hasil infeksi VAM pada

akar tanaman dari perlakuan tanpa pupuk kandang dan tanpa VAM

ditemukan ada spora VAM. Penelitian selanjutnya adalah identifikasi VAM

yang ada di lokasi dan memanfaatkan pada tanaman khususnya pada tanaman

jahe.

2. Umur tanaman menentukan kandungan bahan aktif jahe emprit. pada

penelitian ini, tanaman dipanen pada umur 9 bulan, tetapi pertumbuhan

vegetatif tanaman masih tinggi. oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

tentang umur panen yang dapat menghasilkan kandungan bahan aktif yang

lebih tertinggi. Bahan aktif rimpang jahe lebih banyak terdapat pada rimpang

segar, sehingga untuk analisis bahan aktif rimpang lebih baik menggunakan

rimpang segar.

3. Pelepasan unsur hara pupuk kandang secara bertahap, oleh karena itu

penelitian pada media yang sama dua atau tiga kali tanam perlu dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

53

DAFTAR PUSTAKA

Ahui, M.L.B. Konan, A.B. Zannou, Tehoko, U.J. Amonkan, A.K., Kati-coulihaly,

S. Offoumou, M.A. 2013. Identification of Gingerols In Ginger (Zingiber

officinale Roscoe) by High Ferformance Liquid Chromatography-tenden Mass

Spectromentry and Pharmacologic Studies of Its Aqueous Extract on The

Rabbit Isolated Doudenum Contractility. Journal Physiology and

Pharmacology Advences.

Al-Karaki, G.N. 2013. Application of Mycorrhizae in Sustainable Date Palm

Cultivation. Emir. J. Food Agric. 2013. 25 (11): 854-862.

Amir, A.N. dan Lestari, P.F. 2013. Pengambilan Oleoresin dari Limbah Ampas

Jahe Industri Jamu (PT.Sido Muncul) dengan Metode Ekstraksi. Jurnal

Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 3, Tahun 2013.

Arifiantari, P.N. Handajani, M. Sembiring, T. 2012. Pengaruh Rasio C/N

Terhadap Degradasi Material Organik Dalam Sampah Pasar Secara Anaerob.

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung.

Bagus. 2012. Pabrik Jamu Mebutuhkan Ribuan Ton Empon Pertahun http://www.

infowonogiri.com/wonogiri-hari-ini/pabrik-jamu-mebutuhkan-ribuan-ton-

empon-pertahun/. Diakses 28 Juli 2014.

Banerjee, S. Mullick, H.I. and Banerjee, J. 2011. Zingiber officinale: A Natural

Gold. International Journal of Pharma and Bio Sciences Vol 2/issue 1/ Jan-Mar

2011.

Bellik, Y. 2014. Total Antioxidant Activity and Antimicrobial Potency of The

Essential Oil and Oleoresin of Zingiber officinale Roscoe. Asian Fasifik

Journal of Tropical Disease.

Bermawie, N. Dan Purwiyanti, S. 2011. Botani, Sistematika dan Keragaman

Kultivar Jahe dalam Miftahudin dan Efiana. Jahe (Zingiber offisinale Rosc.)

Bogor: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Borthakur, Sarma, & Sarma (2011). Effect of Biofertilizer and Organic Mulching

on Growth and Yield of Ginger (Zingiber Officinale). dalam Proceedings of

Conference of the 17th

IFOAM OWC, Organis is Life. Korea.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Horikultura Propinsi Jawa Tengah. 2013.

Rencana Strategis tahun 2013-2018.

Egbuchua dan Enujeke. 2013. Growth and Yield Responses of Ginger (Zingiber

officinale) to Three Sources of Organic Manures in a Typical Rainforest

Zone, Nigeria. Journal of Horticulture and Forestry Vol. 5(7), pp. 109–114,

August 2013

Fakhrudin, M.I. 2008. Kajian Karakteristik Oleoresin Jahe Berdasarkan Ukuran

dan Lama Perendaman Serbuk Jahe dalam Etanol. Skripsi. Fakultas Pertanian

Universitas sebelas maret. Surakarta.

Gardener, F.P. Pearce, R.B. Mitchell, R.L. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya.

Terjemahan. Jakarta: UI Press.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

54

Grant, C. Bittman, S. Montreal, M. Plenchette, C. and Morel, C. 2005. Soil and

Fertilizer Phosphorus: Effects On Plant P Supply and Mycorrhizal

Development. Canadian journal of plant science.

Hailu, y. Seifu, E. Yilma, Z. 2014. Physicochemical Properties and Consumer

Acceptability of Soft Unripened Cheese Made from Camel Milk Using Crude

Extract of Ginger (Zingiber officinale) as Coagulant. African Journal of Food

Science. Vol.8(2) pp.87-91,February 2014.

Handayanto, E. Dan Hairiah, K. 2009. Biologi Tanah Landasan Pengolahan

Tanah Sehat. Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Hartatik, W. dan Widowati, L.R. 2010. Pupupk Organik dan Pupuk Hayati.

Jakarta: Balai Pustaka.

Hernani dan Winarti, 2011. Penanganan dan Pengolahan Rimpang Jahe dalam

Miftahudin dan Efiana. Jahe (Zingiber offisinale Rosc.) Bogor: Balai

Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Jeler. 2009. Jahe, Rimpang dengan Banyak Khasiat. http://jaller.wordpress.com/

2009/05/31/jahe-rimpang-dengan-banyak-khasiat. Diakses 25 Oktober 2013.

Kementan. 2013. Informasi Komoditas Hortikultura Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian Jahe. No. 04/02/I, 25 Februari 2013.

Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Lingga, P. dan Marsono. 2013. Pentunjuk Penggunaan Pupuk Edisi Revisi.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Mulyono, 2002. Khasiat dan Mamfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib. Jakarta:

AgroMedia Pustaka.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor: IPB Press.

Muthukumar, T. dan Tamilselvi, V. 2010. Occurrence and Morphology of

Endorhizal Fungi In Crop Species. Tropical and Subtropical Agroecosystems,

12 (2010): 593 -604.

Nastiti, P.T. 2014. Sido Muncul Naikkan Pengadaan Bahan Baku Hingga 2 Kali

Lipat. http://semarang.bisnis.com/read/20140401/12/72471/-sido-muncul-

naikkan-pengadaan-bahan-baku-hingga-2-kali-lipat. Diakses 28 Juli 2014.

Nguanpuag, K. Kanlayanarat, S. Srilaong, V. Tanprasert, K. and Techavuthiporn,

C. 2011. Ginger (Zingiber officinale) Oil as an Antimicrobial Agent for

Minimally Processed Produce: A Case Study in Shredded Green Papaya.

International Journal of Agriculture & Biology 13: 895‒901.

Njira, K. O. W. 2013. Microbial Contributions in Alleviating Decline in Soil

Fertility. British Microbiology Research Journal, 3(4): 724-742, 2013.

Nmor, E.I. 2013. Response of Ginger (Zingiber officinale) to Organic and

Inorganic Fertilizer in Rain Forest Zone. Journal of Agriculture and Veterinary

Sciences. Volume 5, Number 2, 2013.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

55

Nuortila, C. Kytoviita, M. and Tuomi, J. 2004.Mycorrhizal Symbiosis has

Contrasting Effects on Fitness Components in Campanula Rotundifolia. New

Phatologist Research.

Pitojo, S. dan Zumiati. 2006. Tanaman Bumbu dan Pewarna Nabati. Semarang:

Aneka Ilmu.

Prasetyo, S dan Cantawinata,A.S. 2010. Pengaruh Temperatur, Rasio Bubuk Jahe

Kering dengan Etanol, dan Ukuran Bubuk Jahe Kering terhadap Ekstraksi

Oleoresin Jahe (Zingiber officinale, Roscoe). Seminar Rekayasa Kimia dan

Proses, 4-5 Agustus 2010 ISSN : 1411-4216.

Rahardjo, M. 2012. Pengaruh Pupuk K terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Mutu

Rimpang Jahe Muda (Zingiber officinale Rocs.) Jurnal Littri 18(1), Maret

2012.

Rahingtyas, D.K.2008. Pemanfaatan Jahe (Zingiber officinale) sebagai Tablet Isap

untuk Ibu Hamil dengan Gejala Mual dan Muntah. Skripsi. IPB

Rasyidah, I. Suhana, S. Nur-hidayah, H., Kaswandi, M.A. Noah, R.M. 2014.

Evaluantion of Antioxidant Activity of Zingiber offisinale (Gingerol) on

Formalin Induced Testicular Toxicity in Rats. Journal of Medical and

Bioenginering Vol.3, No 3. September 2004.

Rostiana, O. Bermawie, N. dan Rahardjo, M. 2013. Standar Prosedur Operasional

Budidaya Jahe. Balitro. Kementerian Pertanian.

Ruhnayat, A. 2013. Kebutuhan Unsur Hara Beberapa Tanaman Obat Berimpang

dan Responnya terhadap Pemberian Pupuk Organik, Pupuk Bio dan Pupuk

Alam. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. http://balittro.

litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2013

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1991. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan.

Bandung. Penerbit ITB.

Sastrahidayat, I.R. 2011. Rekayasa Pupuk Hayati Mikoriza dalam Meningkatkan

Produksi Pertanian. Malang: UB Press.

Sembiring, B. S. Dan Yuliani, S. 2011. Penanganan dan Pengolahan Rimpang

Jahe dalam Miftahudin dan Efiana. Jahe (Zingiber offisinale Rosc.) Bogor:

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Setiawan, B.S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Cara Cepat. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Setyaningrum, H.D. dan Saparinto, C. 2013. Jahe. Jakarta: Penebar Swadaya.

Setyorini, D. Saraswati, R. dan Anwar, E.K. (2010) dalam Simanungkalit, R.

D.M. Suriadikarta, D.A. Saraswati, R. Setyorini, D. Hartatik,W. Pupuk

organik dan Pemupukan Hayati Organic fertilizer and Biofertilizer. Jakarta:

PT Balai Pustaka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

56

Shih, H. Chern, C. Kuo, P. Wu, Y. Chan, Y. Liao, Y. Teng, C. Wu, T. 2014.

Synthesis of Analogues of Gingerol and Shogaol, the Active Pungent

Principles from the Rhizomes of Zingiber officinale and Evaluation of Their

Anti-Platelet Aggregation Effects. Int. J. Mol. Sci. 2014, 15, 3926-3951;

doi:10.3390/ijms15033926

Sihotang, B. 2009. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Dengan Pertanian

Organik. http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/

detailberita/110/2040. Diakses tanggal 10 Oktober 2013.

Silva, M.F. Pescador, R. Rebelo, R.A. dan Stürmer S.L. 2008. The Effect of

Arbuscular Mycorrhizal Fungal Isolates on The Development And Oleoresin

Production of Micropropagated Zingiber officinale. Braz. J. Plant Physiol.,

20(2):119-130, 2008.

Simanungkalit, R.D.M. 2010. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jakarta: Balai

Pustaka.

Sirousmehr, A. and Aminifar, J. 2014. Arbuscular Mycorrhizal Fungi

Community, Nutrient Availability and Soil Glomalin in Organic Farming.

International Journal of Farming and Allied Sciences.

Sitompul dan Guritno. 1995. Analisis Petumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Souri, S. 2001. Penggunaan Pupuk Kandang Meningkatkan Produksi Padi.

Instalasi Penelitian dan Pangkajian Teknologi Pertanian Mataram.

Sudiarto dan Gusmaini. 2004. Pemanfaatan Bahan Organik In Situ untuk Efisiensi

Budidaya Jahe yang Berkelanjutan. Jurnal Litbang Pertanian 23 (2).

Supriyanto, Cahyono, B. 2012. Perbandingan Kandungan Minyak Atsiri Antara

Jahe Segar Dan Jahe Kering. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan

Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.

Thakral, S.K. 2011. Organic Farming has the Potential to Mitigate Climate

Change? In: Leu, A. Lee, H Zhoo, Z. Villagas, P. and Zuck, L. Organic is Life

Volume 1 Proceedings of Conference of International Federation of Organic

Agricultural Movements (IFOAM) and the Korean Organizing committee

(KOA).

Wahyuno, D. 2011. Budidaya Ramah Lingkungan pada Jahe. Sinartani. Edisi 23

Pebruari - 1 Maret 2011 No.3394 Tahun XLI.

Yuliani, S. dan Kailaku, S.I. 2009. Pengembangan Produk Jahe Kering dalam

Berbagai Jenis Industri. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian: Vol.5 2009.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta: Andi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

57

Lampiran 1. Ukuran rumah paranet dan tata letak perlakuan

14 m

U

6 m 1m

2 m Tanaman Jahe Emprit

Tanaman Temulawak

13 m

Gambar 1. Ukuran rumah paranet dan tataletak perlakuan

57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

58

Lampiran 2. Hasil analisis kelas tanah berdasarkan tekstur dan jumlah spora pada

media sebelum tanam

Tabel 1.Hasil Analisa Kelas Tanah Berdasarkan Tekstur

No Kode Pasir (%) Debu (%) Liat ((%) Tekstur

1 Tanah 19 37 44 Liat

Ket: Analisa dilakukan di Lab. Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Tabel 2. Jumlah spora pada media sebelum tanam

No Jenis media Jumlah spora/50 g media

1 Tanah, Sekam 187

2 Tanah, sekam, pupuk kandang puyuh 298

3 Tanah, sekam, pupuk kandang kambing 325

4 Tanah, sekam, pupuk kandang sapi 194

Ket: Analisa dilakukan di Lab. Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

59

Lampiran 3. Hasil analisis infeksi VAM pada akar tanaman jahe emprit

Tabel 3. Hasil analisis infeksi VAM pada akar tanaman jahe emprit

No Kode ∑ akar

diamati

∑ akar

terinfeksi

Hasil

(%)

1 Tanpa Pupuk kandang, tanpa

VAM

22 3 13,6

2 Tanpa Pupuk kandang, VAM 5

g/tanaman

26 7 26,9

3 Tanpa Pupuk kandang, VAM

10 g/tanaman

17 8 47,1

4 Tanpa Pupuk kandang, VAM

15 g/tanaman

12 9 75

5 Pupuk kandang puyuh, tanpa

VAM

22 6 27,27

6 Pupuk kandang puyuh, VAM 5

g/tanaman

17 7 41,17

7 Pupuk kandang puyuh, VAM

10 g/tanaman

15 7 46,6

8 Pupuk kandang puyuh, VAM

15 g/tanaman

19 11 57,9

9 Pupuk kandang kambing, tanpa

VAM

13 2 15,4

10 Pupuk kandang kambing, VAM

5 g/tanaman

16 6 37,5

11 Pupuk kandang kambing, VAM

10 g/tanaman

19 11 57,9

12 Pupuk kandang kambing, VAM

15 g/tanaman

18 13 72,2

13 Pupuk kandang sapi, tanpa

VAM

17 1 5,9

14 Pupuk kandang sapi, VAM 5

g/tanaman

16 4 25

15 Pupuk kandang sapi, VAM 10

g/tanaman

11 7 63,6

16 Pupuk kandang sapi, VAM 15

g/tanaman

16 11 68,75

Ket: Analisa dilakukan di Lab. Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Metode yang digunakan pengecatan akar dengan indikator pewarna Triplan Blue.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

60

Lampiran 4. Metode meserasi untuk anlisis oleoresin rimpang jahe emprit

Langkah-langkah analisis oleoresin dengan metode meserasi:

1. Rimpang jahe emprit di cuci sampai bersih.

2. Rimpang jahe emprit dipotong untuk memperkecil ukuran.

3. Rimpang jahe emprit di keringkan sampai kadar air ± 10-12%.

4. Rimpang jahe emprit giling sehingga menjadi serbuk.

5. Serbuk jahe emprit dilarutkan dengan etanol.

6. Larutan tersebut diaduk dengan stirer selama 3 jam.

7. Larutan yang telah diaduk disimpan selama 12-24 jam.

8. Larutan disaring yang akan menghasilkan ampas dan filtrat I.

9. Ampas dilarutkan kembali dengan etanol.

10. Larutan tersebut diaduk lagi dengan stirer selama 3 jam.

11. Larutan yang telah diaduk disimpan selama 12-24 jam.

12. Larutan disaring yang akan menghasilkan ampas dan filtrat II.

13. Filtrat I dan filtrat II disampurkan.

14. Filtrat dievavorasi pada suhu 40-50oC sehingga menghasilkan oleoresin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

61

Lampiran 5. Langkah-langkah analisis infeksi VAM pada akar tanaman

Langkah-langkah analisis infeksi VAM pada akar tanaman:

1. Akar serabut dicuci bersih.

2. Akar dipotong ± 1 cm.

3. Akar disimpan dalam alkohol.

4. Akar dicuci dengan aquades.

5. Akar direbus dalam larutan KOH 10% selama 5-10 menit

6. Akar dicuci dengan aquades.

7. Akar dimasukkan dalam larutan HCL konsentrasi 1 normalitas ± 5-7 menit

(sampai akar pucat).

8. Akar dimasukkan ke dalam tripan blue 0,05% pada suhu ± 35-40oC selama

3-5 menit.

9. Akar dipindahkan ke tripan blue 0,05% yang baru.

10. Akar dapat disimpan dan diamati pada mikroskop pembesaran 400 X.

11. Persentase infeksi diperoleh dengan menghitung akar yang terinfeksi

dengan menggunakan rumus:

Infeksi VAM = %100xamatiakaryangdi

ksiakarternfe

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

62

Lampiran 6. Metode pengayakan basah untuk analisis jumlah spora pada media

tanam

Langkah-langkah analisis jumlah spora pada media sebelum tanam, zeolit dengan

metode pengayakan basah:

1. Sampel tanah atau zeolit ditimbang 50 gram.

2. Sampel dimixer sampai halus.

3. Sampel di larutkan dalam 250 ml aquades.

4. Larutan dituangkan ke saringan susun, saringan paling atas berukuran

2 mm mes 10, kedua 500 μm mes 35 dan yang ketiga 45 μm mes 325.

5. Sisa saringan dibuat suspensi kembali dalam aquades dan saring kembali.

Pengulangan dilakukan 4 sampai 5 kali, sehingga yang tersisa hanya

kerikil, pasir atau partikel organik besar.

6. Hasil saringan dimasukkan ke tabung selinder dan ditambahkan gula 60%.

7. Larutan disentrifius kemudian dimasukkan lagi ke dalam tabung selinder.

8. Larutan ditabung selinder diendapkan.

9. Larutan yang bening disaring dengan saringan 45 μm mes 325.

10. Hasil saringan disimpan di cawan petri.

11. Sprora diamati dibawah mikroskop pembesaran 400x. Jumlah spora dapat

dihitung dengan bantuan kertas mm yang ditempelkan dibawah cawan

petri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

63

Lampiran 7. Rekapitulasi rerata pertumbuhan dan hasil jahe emprit

Perlakuan

Tinggi

Tanaman

(cm)

Jumlah

daun

Luas daun

(cm2)

Jumlah

anakan

Diameter

batang

(mm)

Berat segar

brangkasan

(g)

Berat

kering

brangkasan

(g)

Berat segar

rimpang (g)

Berat kering

rimpang (g)

P0M0 71,67 56,17 882,60 ab 8,67 6,83 37,50 5,88 61,67 a 8,57 a

P0M1 61,67 55,17 799,13 ab 5,50 7,33 30,33 6,34 43,33 a 8,80 a

P0M2 55,83 26,83 396,36 a 7,00 7,00 37,00 3,48 58,33 a 10,23 a

P0M3 62,67 46,50 699,54 ab 7,67 7,67 39,33 5,89 62,50 a 10,13 a

P1M0 127,00 470,00 14855,26 cde 42,83 9,00 775,00 79,94 358,33 bcde 43,92 de

P1M1 119,33 522,83 20427,94 efg 42,00 9,33 930,00 114,36 369,17 bcde 50,07 e

P1M2 120,00 460,33 17033,81 def 43,83 9,33 706,67 87,67 327,50 bcd 37,33 cde

P1M3 126,83 513,00 17471,24 def 44,67 9,00 575,00 87,60 277,50 abc 23,11 abc

P2M0 106,83 379,17 12448,39 cd 39,67 8,75 405,83 57,00 226,67 abc 27,77 bcd

P2M1 116,42 403,00 9180,78 bc 34,33 9,83 339,17 62,38 198,33 ab 25,68 abc

P2M2 119,33 316,67 12178,77 cd 35,00 9,50 345,83 47,73 180,83 ab 21,43 abc

P2M3 123,17 549,67 23046,35 fg 43,33 9,83 755,83 90,87 446,67 de 52,85 e

P3M0 135,83 685,33 22878,76 fg 60,67 9,83 970,00 110,29 590,00 e 74,83 f

P3M1 141,00 930,17 30892,76 h 62,17 9,83 967,50 155,16 852,50 f 105,58 g

P3M2 114,50 484,33 13490,85 cde 62,33 9,58 507,50 77,29 440,83 cde 53,65 e

P3M3 136,50 749,17 25924,22 g 64,50 10,00 969,17 120,82 560,83 e 69,72 f P0M0 = Tanpa Pupuk kandang, tanpa VAM

P0M1= Tanpa Pupuk kandang, VAM 5 g/tanaman

P0M2 = Tanpa Pupuk kandang, VAM 10 g/tanaman

P0M3 = Tanpa Pupuk kandang, VAM 15 g/tanaman

P1M0 = Pupuk kandang puyuh, tanpa VAM

P1M1 = Pupuk kandang puyuh, VAM 5 g/tanaman

P1M2 = Pupuk kandang puyuh, VAM 10 g/tanaman

P1M3 = Pupuk kandang puyuh, VAM 15 g/tanaman P2M0 = Pupuk kandang kambing tanpa VAM

P2M1 = Pupuk kandang kambing VAM 5 g/tanaman

P2M2 = Pupuk kandang kambing, VAM 10 g/tanaman

P2M3 = Pupuk kandang kambing, VAM 15 g/tanaman

P3M0 = Pupuk kandang sapi tanpa VAM

P3M1 = Pupuk kandang sapi VAM 5 g/tanaman

P3M2 = Pupuk kandang sapi VAM 10 g/tanaman

P3M3 = Pupuk kandang sapi VAM 15 g/tanaman

63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

64

Perlakuan

Tinggi

Tanaman

(cm)

Jumlah

daun

Luas daun

(cm2)

Jumlah

anakan

Diameter

batang

(mm)

Berat segar

brangkasan

(g)

Berat kering

brangkasan

(g)

Berat

segar

rimpang

(g)

Berat

kering

rimpang

(g)

P0 62,96 a 46,17 a 694,41 a 7,21 a 7,21 a 36,04 a 5,40 a 56,46 a 9,43 a

P1 123,29 bc 491,54 b 17447,06 b 43,33 b 9,17 b 746,67 c 92,39 c 333,13 b 38,61 b

P2 116,44 b 412,13 b 14213,57 b 38,08 b 9,48 b 461,67 b 64,49 b 263,13 b 31,93 b

P3 131,96 c 712,25 c 23296,65 c 62,42 c 9,81 b 853,54 c 115,89 d 611,04 c 75,95 c

M0 110,33 397,67 a 12766,25 a 37,96 8,60 547,08 63,28 a 309,17 38,77 b

M1 109,60 477,79 b 15325,15 b 36,00 9,08 566,75 84,56 b 365,83 47,53 c

M2 102,42 322,04 a 10774,95 a 37,04 8,85 399,25 54,04 a 251,88 30,66 a

M3 112,29 464,58 b 16785,34 b 40,04 9,13 584,83 76,29 b 336,88 38,95 b

Keterangan:

P0 = tanpa pupuk kandang M0 = tanpa mikoriza

P1 = pupuk kandang puyuh M1 = mikoriza 5 g/tanaman

P2 = pupuk kandang kambing M2 = mikoriza 10g/tanaman

P3 = pupuk kandang sapi M3 = mikoriza 15 g/tanaman

64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

65

Lampiran 8. Analisa usaha budidaya jahe emprit dengan pupuk kandang dan

VAM

Asumsi:

- Luas rumah paranet 100 m2

- Jarak tanam 50 x 50 cm

- Populasi 400 tanaman

- Analisa usaha kombinasi yang terbaik (pupuk kandang sapi dan 5 g/tanaman

VAM

No Faktor produksi Volume

Harga

satuan (Rp)

Total harga

(Rp)

A. Biaya tetap

sewa rumah paranet 1 bangunan 300.000 300.000

B. Biaya variabel

benih 13,5 kg 10.000 135.000

pupuk kandang sapi 1.600 kg 500 800.000

tanah 1 truk 130.000 130.000

sekam 26 karung 5.000 130.000

polibag 27 kg 17.500 472.500

mikoriza 2 kg 60.000 120.000

Total biaya variabel 1.787.500

C. Biaya tenaga kerja

pengisian media 2 HOK 25.000 50.000

penanaman 1 HOK 25.000 25.000

pemeliharaan

- penyulaman 1 HOK 25.000 25.000

- pemberantasan HPT 1 HOK 25.000 25.000

- pengairan 2 HOK 25.000 50.000

panen pasca panen 2 HOK 25.000 50.000

Total biaya tenaga

kerja 225.000

Total biaya produksi A+B+C 2.312.500

D. Pendapatan

Hasil/tanaman 0,85 kg 340 kg 10.000 3.400.000

E. Keuntungan (total biaya produksi - pendapatan) 1.087.500

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

66

Lampiran 9. Analisa usaha budidaya jahe emprit dengan pupuk kimia sintetis

Asumsi:

- Luas lahan 100 m2

- Jarak tanam 50 x 50 cm

- Populasi 400 tanaman

No Faktor produksi Volume

Harga

satuan (Rp)

Total harga

(Rp)

A. Biaya tetap

sewa lahan 1 are 300.000 300.000

B. Biaya variabel

benih 13,5 kg 10.000 135.000

pupuk kandang 400 kg 500 200.000

Urea 6 kg 2.000 12.000

SP 36 4 kg 2.300 9.200

KCl 4 kg 2.000 8.000

pestisida 1 paket 100.000 100.000

Total biaya variabel 464.200

C. Biaya tenaga kerja

pembuatan bedengan 4 HOK 25.000 100.000

penanaman 2 HOK 25.000 50.000

pemeliharaan

- penyulaman 1 HOK 25.000 25.000

- penyiangan 4 HOK 25.000 100.000

- pemberantasan HPT 2 HOK 25.000 50.000

- pengairan 2 HOK 25.000 50.000

- pembumbunan 4 HOK 25.000 100.000

Panen pasca panen 4 HOK 25.000 100.000

Total biaya tenaga kerja 575.000

Total biaya produksi A + B + C 1.339.200

D. Pendapatan

Hasil 16 ton/ha atau

0,5 kg/ tanaman 200 kg 10.000 2.000.000

E Keuntungan (total biaya produksi - pendapatan) 660.800

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

67

Lampiran 10. Tabel ANOVA pertumbuhan dan hasil jahe emprit

1. Tinggi tanaman

Sumber

keragaman

Deraj

at

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%)

Perlakuan 15 1135926,77 75728,45 Pupuk (A) 3 69744,72 23248,24 64,27 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 1340,63 446,88 1,24 2,72 4,04 A x B 9 3154,86 350,54 0,97 2 2,66 Galat 80 28940,04 361,75

Total 95 103180,25

2. Jumlah daun

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hi

tung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 16841564,38 1122770,96 Pupuk (A) 3 5526273,54 1842091,18 59,54 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 368205,88 122735,29 3,97 2,72 4,04 *

A x B 9 436712,54 48523,62 1,57 2,00 2,66 Galat 80 2475292,00 30941,15

Total 95 8806483,96

3. Luas daun

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hi

tung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 18955157771 1263677184 Pupuk (A) 3 6608735995 2202911998 59,24 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 513765659 171255219 4,61 2,72 4,04 **

A x B 9 1210912086 134545787 3,62 2,00 2,66 **

Galat 80 2975003710 37187546

Total 95 11308417451

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

68

4. Jumlah anakan

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 137796,44 9186,43 Pupuk (A) 3 37740,53 12580,18 72,87 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 212,61 70,87 0,41 2,72 4,04 A x B 9 210,18 23,35 0,14 2 2,655 Galat 80 13810,17 172,63

Total 95 51973,49

5. Diameter batang

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 7641,59 509,44 Pupuk (A) 3 98,40 32,80 22,80 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 4,15 1,38 0,96 2,72 4,04 A x B 9 4,21 0,47 0,33 2,00 2,66 Galat 80 115,08 1,44

Total 95 221,83

6. Berat segar brangkasan tanaman

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 27372499,25 1824833,28 Pupuk (A) 3 9603984,38 3201328,13 32,69 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 518945,79 172981,93 1,77 2,72 4,04 A x B 9 1540661,13 171184,57 1,75 2,00 2,66 Galat 80 7833616,67 97920,21

Total 95 19497207,96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

69

7. Berat kering brangkasan tanaman

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 473569,20 31571,28 Pupuk (A) 3 163437,81 54479,27 58,45 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 13215,82 4405,27 4,73 2,72 4,04 *

A x B 9 15662,73 1740,30 1,87 2,00 2,66 Galat 80 74563,24 932,04

Total 95 266879,59

8. Berat segar rimpang jahe emprit

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hi

tung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%) Perlakuan 15 10184084,38 678938,96 Pupuk (A) 3 3780011,46 1260003,82 39,40 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 169867,71 56622,57 1,77 2,72 4,04

A x B 9 679269,79 75474,42 2,36 2,00 2,66 **

Galat 80 2558666,67 31983,33

Total 95 7187815,63

9. Berat kering rimpang jahe emprit

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F

tabel

(5%)

F

tabel

(1%)

Perlakuan 15 146303,46 9753,56

Pupuk (A) 3 54943,27 18314,42 100,324 2,72 4,04 **

Mikoriza (B) 3 3418,07 1139,36 6,241 2,72 4,04 **

A x B 9 11123,00 1235,89 6,770 2,00 2,66 **

Galat 80 14604,27 182,55

Total 95 84088,61

Keterangan:

*= berbeda nyata

**=berbeda sangat nyata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

70

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Persiapan media tanam

Persiapan bahan tanam

Penanaman bahan tanam jahe

tanggal 30 Juni 2013

Tanaman jahe pada pengamatan ke 3

tanggal 21 Juli 2013

Tanaman jahe pada pengamatan ke 8

tanggal 25 Agustus 2013

Aplikasi Vesicular Arbuscuar Mikoriza

(VAM) tanggal 25 Agustus 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

71

Tanaman jahe pada pengamatan ke12

tanggal 21 September 2013

Tanaman jahe pada pengamatan ke 17

tanggal 26 Oktober 2013

Tanaman jahe pada pengamatan ke21

tanggal 23 Nopember 2013

Jumlah anakan salah satu perlakuan pada

pengamatan ke 21 (23 Nopember 2013)

Tanaman jahe pada pengamatan ke 25

tanggal 21 Desember 2013

Tanaman jahe pada pengamatan ke 29

tanggal 18 Januari 2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

72

Tanaman jahe pada pengamatan ke 32

tanggal 8 Pebruari 2014

Salah satu perlakuan berbunga pada

pengamatan ke 32 (8 Pebruari 2014)

Keadaan tanaman setelah hujan debu Gunung

Kelud tanggal (20 Pebruari 2014)

UpUpaya yang dilakukan untuk

pemeliharaan tanaman setelah hujan debu

Tanaman jahe pada pengamatan ke 36

tanggal 6 Maret 2014

Pengamatan tinggi tanaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

73

Kunjungan pembibing

tanggal 14 februari 2014

Kunjungan pembibing

tanggal 22 Februari 2014

Tanaman sebelum dipanen

tanggal 31 Maret 2014

Kunjungan pembimbing waktu panen

tanggal 31 Maret 2014

Tanaman sebelum dipanen

tanggal 31 Maret 2014

Proses panen tanggal 31 Maret 2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

74

Tanaman setelah di bersihkan dari media

tanam

Tanaman setelah dibersihkan dari akar

Rimpang tanaman sebelum dibersihkan dari

batang

Tanaman tanpa pupuk kandang

Rimpang perlakuan tanpa pupuk kandang

Rimpang perlakuan pupuk kandang puyuh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

75

Rimpang perlakuan pupuk kandang kambing

Rimpang perlakuan pupuk kandang sapi

Penimbangan rimpang

Spora pada zeolit

Spora pada media kontrol

Spora pada media pupuk kandang puyuh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH JENIS ... · JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc.) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

76

Spora pada media pupuk kandang kambing

Spora pada media pupuk kandang sapi

Infeksi VAM pada perlakuan M0

Infeksi VAM pada perlakuan M1

Infeksi VAM pada perlakuan M2

Infeksi VAM pada perlakuan M3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user